ISSN: 2460-1144
Volume 1
Nomor 1
Juli 2015
Hesti Sadtyadi
Refleksi Evaluatif Pemahaman dan Pemotivasian Siswa Dalam Mencapai Pendidikan Bermutu
Hariyanto
Pengaruh Perhatian Peserta Didik Dalam Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Buddha Di Kabupaten Wonogiri Tahun 2014
Mujiyanto
Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran Humanisme di Lembaga Pendidikan Dhamma Sekha terhadap Kemantapan Anak Dalam Meyakini Agama Buddha
Lany Susanti, Hesti Sadtyadi
Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Buddha terhadap Prestasi Belajar Siswa Beragama Buddha (Penelitian Dilakukan pada Guru Agama Buddha di Kabupaten Wonogiri)
Santi Paramita
Telaah Kontrasepsi dalam Keluarga Berencana menurut Sila Agama Buddha
Sukodoyo, dkk
Hubungan Self Efficacy dan Solidaritas Kelompok terhadap Minat Pemuda Buddhis dalam Mengikuti Kegiatan Keagamaan di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
Sujiono, dkk
Pengaruh Penerapan Metode Bercerita Berdasarkan Gambar terhadap Keterampilan Berbicara (Penelitian Eksperimen di TK Wira Putra, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang) Penggunaan Media Gambar dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Buddha di SD Negeri 01 Kertosari
Ragil Erna Susanti, Hariyanto
Marjianto
Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Jatiroto Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah
M. Chairul Basrun Umanailo
Agama Sebagai Komoditas Bernegara
Diterbitkan Oleh: Asosiasi Dosen Raden Wijaya Bekerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah
102
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 JATIROTO KABUPATEN WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH MARJIANTO, S.Pd., M.Si. (
[email protected]) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Penelitian ini adalah penelitian Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri 2 Jatiroto sejumlah 42 orang guru dengan asumsi bahwa seluruh guru sudah dikenai supervisi oleh kepala sekolahnya. Data dikumpulkan melalui angket langsung yang dijawab oleh para guru, selanjutnya dianalisis secara statistik dengan teknik analisis regresi ganda menggunakan komputer program SPSS Versi 15.0. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa: (1) pengaruh supervisi kepala sekolah (X1) dengan kinerja guru (Y) menghasilkan angka t observasi sebesar 2,731 > 1.978 (t tabel) artinya nilai supervisi kepala sekolah (X1) berpengaruh terhadap kinerja guru (Y), besar pengaruhnya yaitu sebesar 0,238 artinya besarnya varian kinerja guru yang dipengaruhi supervisi kepala sekolah sebesar 23,8 %, (2) Pengaruh kompetensi profesional guru (X2) menghasilkan angka t observasi sebesar 3,135 > 1.980 (t tabel) artinya nilai kompetensi profesional guru (X2) berpengaruh terhadap kinerja guru (Y) besar pengaruhnya yaitu sebesar 0,275 artinya besarnya varian kinerja guru yang dipengaruhi kompetensi profesional guru sebesar 27,5%, dan (3) uji pengaruh supervisi kepala sekolah (X1) dan kompetensi profesional guru (X2) terhadap kinerga guru (Y) dari uji Anova diperoleh F hitung sebesar 29,222 dengan tingkat signifikansi < 0,001, sementara F tabel sesuai dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 3,07 sehingga F hitung > F tabel (29,222 > 3,07) artinya secara statistik data yang digunakan untuk membuktikan bahwa semua variabel bebas (supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional) berpengaruh terhadap nilai kinerja guru. Atau dengan kata lain supervisi kepala sekolah (X1), kompetensi profesional (X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru (Y). Kata Kunci: Supervisi Kepala Sekolah, Kompetensi Profesional Guru, Kinerja Guru. ABSTRACT Marjianto. 2013. The Effect of Headmaster’s Supervision and Teachers Professional Competence toward Teachers’ Performance in SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri. Research. State Buddhist College of Raden Wijaya Wonogiri Central Java. This research aims to investigate the effect of headmaster’s supervision and teachers professional competence toward teachers’ performance in SMP Negeri 2 Jatiroto district Wonogiri Regency. The method of this research uses quantitative approach, this research is population research. The population of this research is all of the teachers in SMP Negeri 2 Jatiroto that are amount 42 teachers with the assumption that all of the teachers are supervised by the headmaster. Data is collected through direct questionnaire which is answered by the teachers, then it is analyzed statistically by multiple regression analysis that is helped with SPSS Version 15.0 program. The result of regression analysis shows that: (1) The effect of headmaster’s supervision (X1) toward teachers’ performance (Y) results the score of t numeric is 2,731> 1.978 (t table), it means the score of headmaster’s supervision (X1) affects toward teachers’ performance (Y), the affect score is amount 0,238 means the varian score of teachers’ performance is affected by headmaster’s supervision amounts 23,8%, (2) The effect of teachers professional competence results the score of t numeric is 3,315> 1.980 (t table) means the score of teachers’ professional (X2) competence affects toward teachers’ performance the affect score is amount 0,275 means the varian score of teachers’ performance is affected by teachers professional competence amounts 27,5%, (3) test of the effect of headmaster’s supervision (X1) and teachers professional competence (X2) toward teachers’ performance (Y) from anova test is gained F score is amount 29,222 by the level of significance < 0,001, meanwhile F table is relevant with the significance level 0,05 is amount 3,07 so
103
F score > F table (29,222> 3,07) means statistically data that is used to prove that all dependent variables (headmaster’ supervision and professional competence) affects toward the score of teachers’ performance. The other words the headmaster’s supervision (X1), professional competence (X2) togetherly affect toward teachers’ performance (Y). Answer Key: Headmaster’s Supervision, Teachers Performance, Teachers Professional Competence.
Pendahuluan Dalam sistem pendidikan nasional, eksistensi guru sangat penting. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini di jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Pasal 1 ayat 1 UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Berdasarkan prinsip ini, maka agar guru mampu menyandang predikat sebagai seorang professional guru harus selalu mengembangkan diri agar profesionalismenya mampu menjawab permasalahan-permasalahan pendidikan yang setiap saat terus berubah karena tuntutan masyarakat dan perubahan global. Kunci keberhasilan pendidikan salah satunya terletak pada kualitas guru, mengingat peran guru yang besar dalam proses pendidikan, kepala sekolah sebagai atasan langsung dituntut memiliki kapasitas utama sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. Kepala sekolah menduduki posisi yang strategis di dalam pencapaian keberhasilan suatu sekolah dan berperan sebagai pemimpin pendidikan, administrator dan supervisor (Udik Budi Wibowo, 1994 : p. 11). Kepala Sekolah sebagai pemimpin mempunyai tugas untuk memimpin staf (guru-guru, pegawai dan pesuruh) untuk membina kerjasama yang harmonis antara anggota staf sehingga dapat membangkitkan semangat, serta motivasi kerja sebagai staf yang dipimpin serta meningkatkan suasana yang kondusif. Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan mempunyai kewajiban membimbing dan membina guru atau staf lainnya. Pembinaan dan bimbingan guru akan
berpengaruh besar terhadap kelangsungan dan kelancaran proses belajar mengajar. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor tersebut adalah memberi bimbingan, bantuan dan pengawasan dan penilaian pada masalah-maslah yang berhubungan dengan teknis penyelenggara dan pengembangan pendidikan, pengajaran yang berupa perbaikan program pengajaran dan kegiatan-kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik (Hartati Sukirman, 1999 : p. 45). Sebagai supervisor, kepala sekolah diharapkan mampu bertindak sebagai konsultan, sebagai fasilitator yang memahami kebutuhan dari guru dan juga mampu memberi alternatif pemecahannya. Disamping itu, kepala sekolah juga diharap dapat memotivasi guruguru agar lebih kreatif dan inovatif. Dalam kerangka pembinaan kompetensi guru melalui supervisi perlu dicermati bahwa kegiatan tersebut bukan hanya memfokuskan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mengelola pembelajaran, tetapi juga mendorong pengembangan motivasi untuk melakukan peningkatan kualitas kinerjanya. Berdasarkan pemaparan permasalahanpermasalahan di atas, maka peneliti berusaha untuk meneliti pengaruh antara supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru, di mana penelitian ini difokuskan di SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Jawa Tengah. Berdasarkan masalah sebagaimana diuraikan di atas, permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Jatiroto? 2. Bagaimana pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Jatiroto? 3. Bagaimana pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional guru
103
104
terhadap kinerja guru SMP Negeri 2 Jatiroto? Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru 2. Pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru 3. Pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru. Pengertian Supervisi Menurut Purwanto (1998: p. 76) bahwa supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Supervisi merupakan salah satu bagian dari manajemen personal pendidikan. Supervisi di sekolah sering juga disebut pembinaan guru (Soewono: p. 1991). Secara lebih gamblang disebutkan dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah yang salah satunya memiliki fungsi supervisi yang kompetensinya adalah sebagai berikut: 1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. 2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat 3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Tujuan Supervisi Kegiatan supervisi yang dilakukan secara umum bertujuan untuk menjaga kualitas belajar siswa melalui guru dengan cara memberi bimbingan, bantuan dan binaan kepada guru dalam pertumbuhan dan perkembangan karirnya. Menurut Lia Yuliana (2010: p. 5) terdapat 5 tujuan dari supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu: 1. Menginternalisasikan tujuan pendidikan yang diselenggarakan; 2. Mengintroduksi permasalah-permasalahan yang berkaitan dengan siswa; 3. Peningkatan etos, produktivitas, efektivitas dan efisiensi kerja; 4. Peningkatan profesionalisme; dan demokratisasi
Supervisi Kunjungan Kelas 1. Kunjungan Dengan Tanpa Memberitahu Kunjungan dengan tanpa memberitahu adalah supervisi tiba-tiba datang ke kelas tempat guru mengajar tanpa memberi tahu terlebih dahulu. 2. Kunjungan dengan Cara Memberitahu Terlebih Dahulu (Announced) Supervisi terlebih dahulu memberikan jadwal kunjungan yang telah direncanakan dan diberikan kepada tiap kelas yang akan dikunjungi. 3. Kunjungan Atas Undangan Guru (Visit UponInvitation) Pada jenis supervisi ini guru dengan sengaja mengundang kepala sekolah untuk mengunjungi kelasnya. Jarang sekali terjadi ada seorang guru yang menginginkan kepala sekolahnya melihat/memperhatikan suasana pada waktu guru tersebut mengajar. Kinerja Guru Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990: p. 503) kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Lembaga Administrsi Negara (1992: p. 12) merumuskan kinerja merupakan terjemahan bebas dari istilah performance yang artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja. Kompetensi Profesional Guru 1. Pengertian Kompetensi Charles E. Johnson dalam Wina Sanjaya (2007) menyatakan: ”Competency as rationalperformance which satisfactirily meets the objective for a desired condition”. Selanjutnya dikatakan, kompetensi merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian , suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan WJS Purwadarminto (1999: p. 405), pengertian kompetensi adalah kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Bisa dikatakan bahwa seorang yang memiliki profesionalitas
105
hendaknya memiliki kecakapan dalam memutuskan suatu hal, termasuk seorang guru.
sekolah (x1) dan kompetensi profesional guru (x2) dengan kinerja guru (y).
2. Kompetensi Profesional Guru Kata “profesional” erat kaitannya dengan kata “profesi”. Menurut Wirawan (2002: p. 9), profesi adalah pekerjaan yang untuk melaksanakannya memerlukan persyaratan tertentu. Kata profesional dapat diartikan sebagai orang yang melaksanakan sebuah profesi dan berpendidikan minimal S1 yang mengikuti pendidikan profesi atau lulus ujian profesi.
Hipotesis Penelitian 1. Ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. 2. Ada pengaruh signifikan antara kompetensi profesional guru dengan kinerja guru. 3. Secara bersama-sama ada pengaruh signifikan antara supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional guru dengan kinerja guru.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional Guru Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu, meliputi; latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, etos kerja, penataran, dan pelatihan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kompetensi guru, misalnya iklim kerja, kebijakan organisasi, lingkungan sosial kerja, sarana dan prasarana.
Metode Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu menguji pengaruh antara supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional guru dengan kinerja guru, maka penelitian ini menggunakan pendekatan ex post facto (non eksperimen). Jadi dalam penelitian ini tidak mengadakan perlakuan terhadap variabel penelitian melainkan mengkaji fakta-fakta yang telah terjadi dan pernah dilakukan oleh subjek penelitian.
Penelitian yang Relevan Penelitian tentang supervisi telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Mardiyono (2001) melakukan penelitian di SMU Negeri Demak dan menyimpulkan terdapat hubungan supervisi kunjungan kelas dan etos kerja guru dengan kualitas pengajaran.
Populasi dan Sampel Penelitian ini adalah penelitian Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri 2 Jatiroto sejumlah 42 orang guru dengan asumsi bahwa seluruh guru sudah dikenai supervisi oleh kepala sekolahnya.
Kerangka Berpikir
Definisi Operasional 1. Kinerja Guru Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pada kompetensi profesional dalam proses belajar mengajar, kompetensi pribadi dalam proses belajar mengajar, dan kompetensi sosial dalam proses belajar mengajar. 2. Supervisi Kepala Sekolah Supervisi kepala sekolah adalah suatu keterampilan yang diperlukan kepala sekolah dalam memgelola sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Supervisi kepala sekolah dapat diketahui dari indikator meliputi: (1) merencanakan supervisi, (2) merumuskan tujuan supervisi, (3) merumuskan prosedur supervisi, (4) menyusun format observasi, (5) berunding dan bekerjasama dengan guru, (6) mengamati guru mengajar, (7)
X1 Y X2 Gambar 1. Kerangka Berpikir Keterangan: 1. Terdapat Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah (x1) dengan kinerja guru (y). 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional guru (x2) dengan kinerja guru (y). 3. Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara supervisi kepala
105
106
menyimpulkan hasil supervisi, (8) mengkonfirmasikan supervisi untuk keperluan mengambil langkah tindak lanjut. Indikator tersebut diukur berdasarkan persepsi guru dan akan diungkap dengan teknik angket. 3. Kompetensi Profesional Guru Kompetensi profesional guru adalah kemampuan guru dalam kaitannya dengan tugas utama proses belajar mengajar. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang di perlukan sesuai dengan tujuan penelitian diperlukan suatu alat pengumpul data yang disebut instrumen penelitian.Instrumen penelitian yang diperlukan adalah angket/kuesioner yang di susun secara sistematik dengan lebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Pertimbangan menggunakan angket karena keuntungan antara lain: 1. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden yang banyak. 2. Dapat dibuat anonim sehingga responden bisa menjawab dengan bebas. 3. Dapat standar, artinya semua responden dapat diberi pertanyaan yang sama. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Validitas isi terhadap angket dalam penelitian evaluasi ini telah ditempuh dengan cara mengembangkan instrumen melalui kisikisi yang disusun berdasarkan kajian teoretis. 2. Reliabilitas Estimasi reliabilitas dalam penelitian evaluasi ini dilakukan per bagian. Hasil penghitungan estimasi reliabilitas instrumen yang telah dilakukan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Uji Persyaratan Analisis Uji persyaratan analisis dilakukan dengan maksud memberikan gambaran tentang sejauhmana persyaratan telah dipenuhi sesuai dengan teknik analisis yang telah direncanakan. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data masing-masing variabel penelitian yaitu variabel supervisi kepala sekolah (X1), variabel kompetensi profesional guru (X2), dan variabel kinerja guru (Y). 2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dengan menggunakan uji Lavene untuk mengetahui homogenitas (kesamaan) varians X1 atas X2, Y atas X1 dan Y atas X2. Pengujian homogenitas menggunakan komputer SPSS 10.0. 3. Uji Linieritas Uji Linieritas digunakan untuk menguji apakah hubungan antara variabel bebas: supervisi kepala sekolah (X1), kompetensi profesional guru (X2), dengan variabel terikatnya: kinerja guru (Y) bersifat linier. Pengujian dilakukan dengan uji Ramsey Test dan diuji dengan bantuan sub program komputer SPSS (Statistical Package for the Sosial Science) for Windows release 10.0 4. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah hubungan antarvariabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasi tinggi > 0,90). Uji Hipotesis a. Uji regresi Sederhana: X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y Uji regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui pengaruh masingmasing variabel prediktor (X1 dan X2) terhadap variabel kriterium Y. Untuk menguji pengaruh masingmasing prediktor (X1 dan X2) dengan kriterium (Y) menggunakan uji t yang dianalisis dengan komputer program SPSS 10,0 b. Uji Regresi Ganda Analisis regresi ganda adalah analisis tentang hubungan antara dua atau lebih variabel bebas (independent variable) dengan satu variabel terikat (dependent variable). Analisis regresi ganda bertujuan untuk memprediksi nilai pengaruh dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat dengan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut: Y = α + β2X2 + β2X1 + E Pembahasan Kecamatan Jatiroto merupakan wilayah kecamatan yang terletak diantara kaki Gunung Lawu dan Pegunungan Sewu. Wilayah Kecamatan Jatiroto dialiri sungai Keduang yang mengalir dan kebanyakan bermuara di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Kecamatan Jatiroto terletak di bagian timur Kabupaten Wonogiri mempunyai batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Kecamatan Jatisrono
107
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Tirtomoyo c. Sebelah Timur : Kecamatan Slogohimo d. Sebelah Barat : Kecamatan Sidoharjo
kompetensi profesional (X2) secara bersamasama berpengaruh terhadap kinerja guru (Y). Keputusannya adalah menolak Hipotesis nol dan menerima Hipopenelitian alternatif. Artinya nilai koefisien regresi ganda supervisi kepala sekolah (X1), kompetensi profesional (X2), secara bersama-sama berbeda dengan nol. Sehingga supervisi kepala sekolah (X1), kompetensi profesional (X2), secara bersamasama berpengaruh terhadap kinerja guru (Y). Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan bahwa supervisi kepala sekolah (X1) dan kompetensi profesional (X2), berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru (Y). Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut: Dari hasil analisis data dapat dibuktikan bahwa supervisi kepala sekolah (X1) berpengaruh besar terhadap kinerja guru (produktivitas kerja). Besarnya pengaruh tersebut dapat dinyatakan oleh besarnya koefisien determinasi sebesar 23,8 %. Dibandingkan dengan variabel-variabel bebas lainnya dalam penelitian ini, maka variabel supervisi kepala sekolah adalah memiliki pengaruh besar terhadap kinerja guru. Hal ini dapat dipahami karena supervisi kepala sekolah atau dalam organisasi sosial memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda organisasi. Hasil penelitian ini mendukung hipopenelitian yang dikemukakan pada Bab II bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Berdasarkan hasil analisis regresi ditemukannya besarnya pengaruh yang diberikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dapat dilihat dari persamaan regresi. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru adalah signifikan, dengan persamaan regresi Y = 24,120 + 1,127 X1 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu unit skor supervisi kepala sekolah akan menyebabkan kenaikan skor kinerja guru sebesar 1.127 unit pada konstanta 24,120. Berkaitan dengan hasil penelitian ini, maka pelaksanaan supervisi kepala sekolah perlu ditingkatkan agar memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap kinerja guru. Hasil ini selaras dengan penelitian Sri Mulyani (2004) bahwa ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri Kabupaten Kendal. Telah diketahui bahwa besarnya pengaruh variabel kompetensi profesional guru
Analisis dan Hasil Penelitian Hipotesis penelitian adalah “ada pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Model hubungan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Y= 24.120 + 1.127 X1. Berdasarkan uji signifikansi variabel supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru diperoleh nilai t hitung 2.731 dengan signifikansi 0.000. Setelah dikonsultasikan dengan harga t tabel sebesar 1.975 dimana harga t hitung lebih besar dari t tabel maka H0 ditolak sehingga variabel supervisi kepala sekolah secara signifikan mempengaruhi kinerja guru. Hipotesis penelitian adalah “ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru. Model hubungan kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Y= 26,284 + 1.355 X2. Berdasarkan uji signifikansi variabel kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru diperoleh nilai t hitung 3,135 dengan signifikansi 0.000. Setelah dikonsultasikan dengan harga t tabel sebesar 1.975 dimana harga t hitung lebih besar dari t tabel maka H0 ditolak sehingga variabel kompetensi profesional guru secara signifikan mempengaruhi kinerja guru. Pengaruh secara Bersama-sama antara Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru. Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 29.373 + 0.358 X2 + 1.149 X1, dan Nilai R sebesar 0,553 yang merupakan hasil penghitungan koefisien korelasi ganda yang menunjukkan bahwa persentase pengaruh 2 prediktor/variabel independen terhadap kinerja guru (Y). Angkar R2 (R square) Dari uji Anova diperoleh Fhitung sebesar 29,222 dengan tingkat signifikansi <0,001, sementara Ftabel sesuai dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 3,07 sehinga Fhitung > Ftabel (29,222 > 3,07) artinya secara statistik data yang digunakan untuk membuktikan bahwa semua variabel bebas (supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional) berpengaruh terhadap kinerja guru. Atau dengan kata lain supervisi kepala sekolah (X1),
107
108
(X2) terhadap kinerja guru (Y) yang dihitung berdasarkan koefisien regresi (ry2) adalah sebesar 0, 486 atau koefisien determinasi (r2) sebesar 23,6%. Hal ini berarti bahwa kompetensi profesional merupakan variabel yang memiliki pengaruh besar terhadap kinerja guru. Hal ini dapat dipahami bahwa ketika seseorang memiliki kompetensi profesional yang mumpuni maka wawasannya akan semakin bertambah. Disi lain pola pikirnya juga akan berubah kearah yang positif. Dengan demikian kinerja mereka juga akan semakin menigkat seiring dengan meningkatnya kinerja mereka sebagai guru. Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional secara bersama dengan kinerja guru. Berdasarkan hasil penghitungan analisis regresi ganda (multiple regression) diperoleh dari analisis tabel tersebut R square adalah 0,305 yang merupakan kuadrat dari 0,553 atau 0,5532. Sekor inilah merupakan koefisien diterminasi, yang artinya 30.5% kontribusi ditentukan oleh variabel supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional sedangkan sisanya 69.5% dijelaskan oleh sebab-sebab lainnya (selain variabel dalam penelitian ini). Jadi, supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional guru secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap kinerja guru sebesar 30.5%. Pengaruh yang besar supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru (produktivitas kerja), mengisyaratkan bahwa supervisi kepala sekolah berperanan sangat penting dalam menentukan kualitas kinerja guru di sekolah. Sehingga pelaksanaan kegiatan supervisi yang sistematis dan mendidik sangat perlu dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas kinerja guru. Disisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam bekerja. Bertambahnya wawasan kependidikan dan perubahan pola pikir sebagai hasil belajar akan sangat berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas kinerja guru. Oleh sebab itu guru harus selalu berusaha meningkatkan kompetensi profesionalnya melalui peningkatan jenjang pendidikan. Karena dengan dengan ditunjang supervisi kepala sekolah yang baik dan semakin meningkatnya kompetensi profesional akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru. Penutup
Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipopenelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Supervisi kepala sekolah yang dilakukan dengan baik maka kinerja guru akan meningkat demikian pula sebaliknya. Supervisi kepala sekolah tidak dilakukan dengan baik, mengakibatkan kinerja guru rendah. 2. Kompetensi profesional guru dilakukan dengan baik maka kinerja guru akan meningkat, demikian pula sebaliknya kompetensi profesional guru tidak dilakukan dengan baik, kinerja guru rendah. 3. Supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional secara bersamasama dilakukan dengan baik maka kinerja guru akan baik demikian pula sebaliknya.Supervisi kepala sekolah dan kompetensi profesional guru tidak dilakukan dengan baik, kinerja guru akan buruk. Saran Berbagai fenomena telah ditemukan dalam penelitian, beberapa saran yang dapat dikemukakaan adalah sebagai berikut: 4. Supervisi kepala sekolah yang sudah baik selama ini perlu dipertahankan dan perlu ditingkatkan/dikembangkan upaya-upaya yang memungkinkan untuk semakin meningkatkan kualitas kinerja guru. 5. Perlu penerapan gaya-gaya kepemimpinan yang lebih partisipatif dan transformasional. 6. Perlu ada penelitian yang sejenis dengan tema yang berbeda untuk menguji berbagai teori-teori manajemen sumber daya manusia, serta dengan memilih variabel lain yang berpengaruh besar terhadap kinerja guru. DAFTAR PUSTAKA Hartati Sukirman, 1999, Administrasi dan Superfisi Pendidikan, Yogyakarta, FIP. IKIP. Lia Yuliana, 2010, Manajemen Pendidikan, Aditya Media dan F I P. U N Y Yogyakarta. Lembaga Administrasi Negara. 1992. Kinerja Aparat Pemerintah. Jakarta. LAN.
109
Mardiyono. 2001. Hubungan Supervisi Kunjungan Kelas dan Etos Kerja Guru Dengan Kualitas Pengajaran di SMU Negeri Demak. Penelitian. Semarang: Pascasarjana UNNES. Mulyani, Sri. 2004. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah dan Mutu Profesional Guru dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kabupaten Kendal. Penelitian. Semarang: Pascasarjana UNNES. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005.. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika. Purwanto, Ngalim. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pusat Bahasa dan Balai Pustaka, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia,. Jakarta. Santoso, Singgih, 1999. SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Soewono. 1991. Pedoman Pembinaan Profesional Guru. Jakarta: Dikdasmen. Depdikbud. Sugiyono. 2000. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Udik Budi Wibowo, 1994, Profesionalisme Kepala Sekolah, F I P IKIP Yogyakarta. Undang-Undang Guru dan Dosen Tahun 2005. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Fajar interpratama Offset. Wirawan, 2002. Proses dan standar Evaluasi, Jakarta, Yayasan dan Uhamka Pres.
109
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL UNTUK JURNAL PENDIDIKAN, SAINS SOSIAL DAN AGAMA
1. Jurnal Pendidikan, Sains Sosial dan Agama memuat hasil hasil penelitian, maupun kajian
yang terkait dengan hasil penelitian pengembangan, maupun penelitian penerapan dalam bidang pendidikan, ilmu sosial dan agama. Artikel yang dikirim ke redaksi belum pernah dipublikasikan dan dikemas kembali sesuai dengan format artikel jurnal. 2. Panjang naskah + 20 halaman A4, minimal 7000 kata, satu setengah spasi, Times New Roman, font 11, dan ditulis menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3. Artikel ditulis dengan ketentuan sebagai berikut: a. Judul maksimal 15 kata, dengan font 14. Peringkat judul disusun sebagai berikut: PERINGKAT SATU (HURUF BESAR SEMUA, TEBAL, font 14, di tengah-tengah halaman) PERINGKAT DUA (HURUF BESAR, TEBAL, di tengah-tengah) PERINGKAT TIGA (HURUF BESAR, TEBAL, di tengah-tengah) b. Nama penulis tanpa gelar ditulis di bawah judul: untuk Tim semua nama penulis dicantumkan c. Nama instansi ditulis di bawah nama: email ditulis di bawah nama instansi d. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris, satu spasi, 100-200 kata, satu paragraf dan font 11. e. Kata kunci merupakan inti permasalahan, bisa satu kata atau lebih, ditulis miring di bawah abstrak dengan jarak satu spasi. f.
Batang tubuh artikel: artikel kajian terdiri dari Pendahuluan (permasalahan, kerangka pikir, dan atau kerangka analisis), sub-sub judul pembahasan, dan kesimpulan; sedangkan artikel hasil penelitian terdiri dari pendahuluan ( latar belakang permasalahan, dan landasan teori), metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan, dan saran.
4. Kutipan harus disebutkan nama pengarang, tahun ,dan p. nomor halaman. Contoh: (Triyatno, 2014, p.89). kutipan langsung (persis aslinya) lebih dari tiga baris ditulis satu spasi, rata kiri dan menjorok ke kanan 7 ketukan. 5. Artikel rangkap dua disertai soft copynya dikirim ke sekretariat redaksi Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan, penulis dari luar kota bisa mengirimkan artikel secara elektronik melalui email:
[email protected] 6. Daftar pustaka disusun dengan tata cara seperti beberapa contoh berikut dan diurutkan secara alfabetis nama pengarang. Tata cara yang tidak ada pada contoh merujuk pada APA style.