Chem Info Vol 1, No 1, Hal 294 - 304
ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN UJI ANTIOKSIDAN ASAM FENOLAT DALAM DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) DENGAN METODE 1,1DIFENIL-2-PIKRILHIDRASIL (DPPH) Wulan Yuliarti, Dra. Dewi Kusrini, M.Si, Dra. Enny Fachriyah, M.Si Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, FSM, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, SH, Semarang 50275, Telp. (024)76480824
Abstrak Tempuyung (Sonchus arvensis L.) banyak digunakan untuk pengobatan asma, batuk, menenangkan saraf dan sebagai peluruh batu ginjal. Daun tempuyung mengandung asam fenolat yang menunjukkan aktivitas antioksidan. Penelitian dimulai dengan persiapan sampel, pembuatan ekstrak etanol, isolasi (melalui tahap tanpa hidrolisis (HA), hidrolisis asam (HA) dan hidrolisis basa (HB)) dan identifikasi asam fenolat serta uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Hasil isolasi yaitu fraksi HA, HB dan HT diidentifikasi menggunakan KLT secara ko-kromatografi dan analisis kuantitatif menggunakan TLC Scanner, sedangkan isolat asam fenolat yang lain diidentifikasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan LC-MS. Hasil identifikasi menggunakan KLT secara ko-kromatografi dan analisis kuantitatif menggunakan TLC Scanner menunjukkan bahwa di dalam fraksi HA, HB dan HT merupakan asam ferulat dengan kadar sebesar 4,855 %; 4,267 % dan 8,376 %. Berdasarkan identifikasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan LC-MS dideteksi bahwa isolat B (dari fraksi HB) adalah asam p-kumarat. Uji aktivitas antioksidan yang dilakukan terhadap ekstrak etanol dan isolat B mempunyai nilai aktivitas antioksidan (IC50) berturut-turut sebesar 150,860 ppm dan 428,718 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak etanol lebih besar daripada isolat B. Walaupun demikian, isolat B berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber senyawa antioksidan.
Kata kunci : Tempuyung (Sonchus arvensis L.), asam fenolat, antioksidan, DPPH Abstract Tempuyung (Sonchus arvensis L.) is widely used for a treatment of asthma, cough and soothe the nerves. Tempuyung leaf contains phenolic acids which exhibit antioxidant activity. This research begins with the preparation of the sample, were making the ethanol extract, isolation (through the stage without hydrolysis (HA), acid hydrolysis (HA) and alkaline hydrolysis (HB)) and identification of phenolic acids and test the antioxidant activity using DPPH method.The results from the isolation of fraction HA, HB and HT were identified using a TLC cochromatography and quantitative analysis using TLC Scanner, whereas another isolates phenolic acids were identified using UV-Vis, FTIR, and LC –MS spectrophotometer. The result of dentification using a TLC co-chromatography and quantitative analysis using TLC Scanner showed that in fractions of HA, HB and HT is ferulic acid at levels of 4.855%, 4.267% and 8.376%. Based on the identification with UV-Vis, FTIR, and LC-MS spectrophotometer detected that isolate B (from a fraction of HB) is acid p-kumarat. Antioxidant activity assays were performed on extracts of ethanol and isolate B have a value of antioxidant activity (IC50), respectively for 150.860 ppm and 428.718 ppm. this result shows that the antioxidant activity of ethanol extract more greater than isolate B. However, isolates B have a potential to be developed as a source of antioxidant compounds.
Keywords : Tempuyung (Sonchus arvensis L.), phenolic acid, antioxidant, DPPH
294
Chem Info Vol 1, No 1, Hal 294 - 304 Sedangkan menurut Winarto dkk., (1999)
PENDAHULUAN
asam fenolat dalam daun tempuyung
Tempuyung (Sonchus arvensis L.)
terikat sebagai glikosida dan ester. Khan
merupakan tanaman obat tradisional
(2012) meneliti tentang aktivitas
yang berasal dari Eurasia. Tanaman ini
antioksidan senyawa flavanoid di dalam
digunakan untuk pengobatan asma,
daun tempuyung pada beberapa fraksi,
batuk, dan dapat menenangkan saraf
yaitu ektrak metanol, fraksi kloroform dan
(Xu dkk., 2008) dan dapat meluruhkan
fraksi etil asetat. Aktivitas senyawa asam
atau
fenolat sebagai antioksidan di dalam
menghancurkan
batu
ginjal
(Winarto dkk, 1999). Sriningsih bahwa
dkk.,
tempuyung
daun tempuyung belum pernah ada yang (2012)
menyebutkan
mengandung
mempublikasikannya, sedangkan asam fenolat juga bisa dimanfaatkan sebagai
banyak
senyawa kimia, seperti golongan flavonoid
antioksidan. Hal ini menarik untuk
(kaemferol,
dilakukan identifikasi jenis asam fenolat
luteolin-7-O-glukosida
apigenin-7-O-glukosida),
dan
taraksasterol.
Kandungan
flavonoid
total
dalam
tempuyung
0,1044%,
akar
daun
dan aktivitas antioksidannya yang
kumarin,
terkandung dalam daun tempuyung.
METODE PENELITIAN
tanaman 0,5% dengan jenis yang terbesar adalah
apigenin-7-O-glikosida
Sementara
Pramono
Bahan
(3,4,5).
dkk.,
Bahan
(1993)
yang
digunakan
adalah
sampel penelitian berupa daun tempuyung, menyebutkan
bahwa
daun
mengandung
senyawa
kimia
tempuyung
n-heksana antara
p.a,
etanol
p.a,
akuades,
lain
amonia, amil alkohol, serbuk magnesium, luteolin, flavon, flavonol dan auron. Di dalam
anhidrida asam asetat, pereaksi Meyer, tumbuhan,
flavonoid
ada
dalam
bentuk
pereaksi Dragendorff, pereaksi Steasny, glikosida dan aglikon flavonoid.
asam sulfat p.a, natrium hidroksida p.a,
Xu dkk., (2008) melaporkan bahwa daun
tempuyung
mengandung
natrium bikarbonat p.a, eter, asam klorida
ester
p.a, metanol p.a, kloroform p.a, natrium
asam kuinat yang merupakan salah satu
asetat p.a, natrium sulfat anhidrat, plat silika
turunan asam fenolat. Asam fenolat
gel GF254, asam asetat p.a, benzena p.a,
merupakan salah satu jenis metabolit
diazo p-nitroanilin (natrium asetat p.a 20%,
sekunder yang banyak ditemukan dalam
p-nitroanilin p.a 0,5% dalam asam klorida
berbagai jenis tumbuhan. Sriningsih dkk.,
p.a 2 N, natrium nitrit p.a 5%), natrium
(2012) menyebutkan bahwa tempuyung mengandung
asam
fenolat
karbonat p.a, toluen p.a, aseton p.a, asam
bebas.
format p.a, etil asetat p.a, asam galat, asam
295
Chem Info Vol 1, No 1, Hal 294 - 304
kafeat, asam ferulat, pirogalol, dan
Pembuatan Ekstrak Etanol Serbuk simplisia kemudian dimaserasi
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Alat
dengan pelarut n-heksan selama 24 jam
Peralatan
yang
digunakan
dalam
sekali
dilakukan
penggantian
pelarut
n-
penelitian ini meliputi corong kaca, gelas ukur,
heksan.
gelas beaker, erlenmeyer, tabung reaksi, plat
dimaserasi kembali menggunakan pelarut
tetes, pipa kapiler, pengaduk gelas, kompor
etanol
listrik, kertas saring, pipet tetes, pipet ukur,
penggantian pelarut etanol. Ekstrak etanol
pipet mikro, labu takar, corong penambah,
yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan
kondensor, magnetic stirrer, hot plate, labu
rotary vacuum evaporator, sehingga diperoleh
alas bulat, indikator universal, neraca analitik
ekstrak etanol.
Ampasnya
selama
24
yang
jam
sudah
sekali
kering
dilakukan
(Kern-870), rotary vaccum evaporator (Buchi-
Penapisan Fitokimia
B480), pinset, chamber, botol semprot, botol
Simplisia,
vial, lampu detektor UV (Spectroline ENF-
ekstrak
n-heksan
dan
ekstrak etanol selanjutnya diuji dengan
24/F), spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu
penapisan fitokimia untuk mengetahui
UV-1601),
spektrofotometer
FTIR
kandungan golongan senyawa kimianya.
(Shimadzu Prestige-21), TLC Scanner
Uji
(Camag 3), dan LC-MS (Hitachi L 6200).
alkaloid,
penapisan uji
fitokimia
flavonoid,
meliputi uji
tanin,
uji uji
saponin, uji steroid dan triterpenoid.
Cara kerja Penyiapan Sampel
Isolasi Asam Fenolat
Sampel penelitian berupa daun
Ekstrak
etanol
diidentifikasi
tempuyung yang berasal dari Balai
kandungan asam fenolatnya dalam
Penelitian Tanaman dan Obat (BPTO)
tiga macam yaitu hidrolisis asam,
Tawangmangu
hidrolisis basa dan tanpa hidrolisis.
Laboratorium
dideterminasi Ekologi
di dan
Bagan
Biosistematika Jurusan Biologi FSM
isolasi
dapat
dilihat
pada
Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3.
UNDIP. Daun tempuyung selanjutnya dibersihkan, dikeringkan dan dihaluskan sehingga diperoleh serbuk simplisia.
296
Chem Info Vol 1, No 1, Hal 294 - 304
Gambar 1. Isolasi asam fenolat dengan hidrolisis asam
Gambar 2. Isolasi asam fenolat dengan hidrolisis basa
297
Chem Info Vol 1, No 1, Hal 294 - 304
Gambar 3. Isolasi asam fenolat dengan tanpa hidrolisis
Noda yang RF-nya sejajar dengan senyawa
Pemisahan Asam Fenolat
pembanding diidentifikasi dengan KLT
Fraksi HA, HB dan HT dilakukan
secara
pemisahan menggunakan kromatografi
ko-kromatografi
asam fenolat yang Rf-nya tidak sejajar
pengembang kloroform, etil asetat, dan metanol serta campuran pelarut dengan
dengan
perbandingan tertentu menggunakan
pembanding
selanjutnya
fenolat
dipisahkan
dilakukan uji kemurnian dengan metode KLT menggunakan 3 macam eluen dan
dibasakan dengan Na2CO3 15% (Wijono,
KLT 2 dimensi hingga diperoleh isolat
2004), sehingga memberikan warna yang
asam fenolat. Identifikasi struktur asam
berlainan untuk bebagai asam fenolat. digunakan
asam
HB dan isolat T dari fraksi HT. Kemudian
penampak
bercak diazo p-nitoanilin yang kemudian
pembanding
noda
isolat A dari fraksi HA, isolat B dari fraksi
Noda yang nampak pada plat KLT
Sebagai
Rf
dengan KLT preparatif sehingga diperoleh
fase diam plat silika gel 60GF254.
menggunakan
analisis
kuantitatif dengan TLC scanner. Noda
lapis tipis (KLT) dengan fase gerak
diidentifikasi
dan
fenolat
asam
dilakukan
menggunakan
spektrofotometri UV-Vis, FTIR dan LC-
fenolat berupa asam galat, asam salisilat,
MS.
asam kafeat, asam ferulat dan pirogalol.
298
Chem Info Vol 1, No 1, Hal 294 - 304
Uji
hingga
Aktivitas Antioksidan dengan
didapatkan
fraksi
n-heksan
berwarna hijau kecoklatan. Tujuannya
metode DPPH Pengujian antioksidan dilakukan secara
untuk mengikat senyawa-senyawa non
kualitatif dan kuantitatif terhadap ekstrak
polar yang dapat mengganggu proses
etanol dan isolat B dengan metode DPPH.
selanjutnya.
DPPH merupakan radikal sintetik yang stabil,
diangin-anginkan dan dimaserasi kembali
larut dalam pelarut polar.
dengan etanol selama 3x24 jam. Setelah
Kemampuan radikal
DPPH
untuk
daun
tempuyung
meredam
maserasi, dilakukan pemekatan dengan
dihitung
cara evaporasi diperoleh ekstrak etanol
(inhibisi)
menggunakan persamaan :
% Inhibisi =
Ampas
berwarna hijau kecoklatan. x 100 %
Penapisan Fitokimia Selanjutnya dilakukan perhitungan IC50
yang
merupakan
Uji pendahuluan menggunakan
konsentrasi
penapisan fitokimia dilakukan sebagai
sampel untuk dapat meredam 50 % aktivitas
radikal
DPPH.
Nilai
langkah
IC50
awal
untuk
memperoleh
gambaran mengenai golongan yang
diperoleh dari perpotongan garis antara
terkandung dalam sampel. Penapisan
50% daya inhibisi dengan konsentrasi
fitokimia dilakukan terhadap serbuk
sampel (Rahayu dkk., 2005).
daun tempuyung, ekstrak n-heksana, dan ekstrak etanol. Hasil penapisan
HASIL DAN PEMBAHASAN
fitokimia dapat dilihat pada tabel 1.
Penelitian isolasi, identifikasi dan uji antioksidan asam fenolat dalam daun
Tabel 1. Hasil penapisan fitokimia
tempuyung (Sonchus arvensis L.) dengan
Serbuk
metode 1,1-difenil-2-pikrihidrasil (DPPH) dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu persiapan sampel, pembuatan ekstrak etanol,
isolasi
dan
identifikasi
asam
Golongan
tempuyung
Ekstrak
Ekstrak
n-heksana
Etanol
Alkaloid
+
-
+
Flavonoid
+
-
+
Tanin
+
-
+
Saponin
+
+
+
Steroid
+
+
-
Triterpenoid
+
+
-
fenolat, serta uji aktivitas antioksidan.
Preparasi Sampel dan Pembuatan
Ekstrak Etanol
daun
Serbuk daun tempuyung dimaserasi dengan pelarut n-heksana selama 3x24 jam
299
Chem Info Vol 1, No 1, Hal 294 - 304 menunjukkan adanya dua noda yang
Isolasi Asam Fenolat
tertpisah dari fraksi HA, HB dan HT
Isolasi asam fenolat dalam ekstrak
yaitu noda 1 (Rf = 0,816) dan noda 2
etanol dilakukan dalam tiga macam yaitu
(Rf = 0,683). Noda 2 mempunyai Rf
hidrolisis asam (HA) untuk membebaskan
yang sejajar dengan noda asam ferulat
asam fenolat dalam bentuk glikosida,
pembanding yaitu 0,666. Sehingga
hidrolisis basa (HB) untuk membebaskan
noda 2 kemungkinan adalah asam
asam fenolat dalam bentuk ester, dan tanpa
hidrolisis
(HT)
untuk
ferulat. Sedangkan noda 1 tidak sejajar
menarik
dengan dengan asam fenolat
golongan asam fenolat bebas (Wijono,
pembanding apapun, sehingga noda 1
2004; Harbone, 1987).
yang akan dianalisis lebih lanjut.
Fraksi HA, HB dan HT hasil hidrolisis
dilakukan
Untuk memastikan noda 2 adalah
pemisahan
asam ferulat, maka dilakukan dengan
menggunakan metode KLT dengan
KLT secara ko-kromatografi dan analisis
eluen kloroform : etil asetat : metanol (7:3:1)
dan
dengan
asam
nodanya
dibandingkan
fenolat
pembanding.
kuantitatif dengan TLC Scanner. Hasil konsentrasi dan kadar asam ferulat dalam fraksi HA, HB dan HT dari analisis
Hasil KLT dapat dilihat pada gambar 4.
kuantitatif menggunakan TLC Scanner ditunjukkan pada tabel 2.
1 Tabel 2. Hasil konsentrasi dan kadar asam
ferulat dalam fraksi HA, HB dan HT dari analisis kuantitatif TLC Scanner 2
Luas Fraksi
area
Konsentrasi Kadar (ppm)
(%)
2062,5
61,66
4,855
453,5
52,48
4,267
(mm) Hidrolisis Asam (HA)
Gambar 4. Hasil KLT fraksi HA, HB dan
Hidrolisis
HT, serta asam fenolat pembanding dengan
Basa (HB)
eluen campuran kloroform : etil asetat :
Tanpa
metanol (7:3:1)
Hidrolisis
6129,6
104,7
8,376
(HT)
Hasil KLT setelah disemprot dengan
penampak bercak diazo p-nitroanilin
Untuk menentukan asam fenolat 300
Chem Info Vol 1, No 1, Hal 294 - 304 senyawa
pada noda 1, dilakukan pemisahan
fenol.
Pita
pada
bilangan
-1
menggunakan KLT preparatif dengan
gelombang
plat silika gel GF254 dan eluen
karboksilat); 1103,28 cm
klorofom : etil asetat : metanol (7:3:1).
maupun asam karboksilat)dan 1647,94 cm
KLT preparatif menghasilkan isolat A
1
untuk fraksi HA, isolat B untuk fraksi
rantai karbon, serta bilangan gelombang
HB dan isolat T untuk fraksi HT.
802,39 dan 671,25 cm
Terhadap isolat A, B dan T dilakukan
adanya dua substitusi aromatik posisi para.
1620,21
cm -1
(C=O
(C-O alkohol -
(C=C alkena) yang menunjukkan adanya -1
yang menunjukkan
Sedangkan analisis spektrofotometri
uji kemurnian melalui KLT dengan 3 macam eluen dan KLT dua dimensi
LC-MS menunjukkan bahwa isolat B
yang masing-masing menghasilkan
mempunyai berat molekul 164 gram/mol.
satu noda, hal ini menunjukkan bahwa
Berat molekul senyawa ini ditunjukkan dengan adanya m/z 165 pada intensitas
isolat tersebut telah murni.
+
100 % yang merupakan m/z ion [M+H] . Selain itu juga adanya harga m/z 187
Identifikasi Asam Fenolat
+
yang merupakan m/z ion [M+Na] .
Isolat A, B dan T dianalisis dengan
Berdasarkan
spektrofotometer UV-Vis yang dilarutkan
hasil
identifikasi
terlebih dahulu menggunakan pelarut
menunjukkan bahwa isolat B adalah
metanol. Isolat A, B dan T mempunyai
asam p-kumarat.
maks
berturut-turut sebesar 289,5
O
nm; 291,0 nm dan 280,5 nm. Panjang
HO
C H
gelombang isolat B hampir mirip
C H
C OH
dengan panjang gelombang asam pGambar 5. Struktur asam p-kumarat
kumarat menurut Soetarno (1996), yaitu 292 nm. Sehingga kemungkinan
Uji Aktivitas Antioksidan
isolat B adalah asam p-kumarat.
Uji
Kemudian isolat B dianalisis lebih
aktivitas
antioksidan
dilakukan
lanjut menggunakan FTIR. Hasil spektra
dengan cara kualitatif dan kuantitatif terhadap
menunjukkan bahwa isolat B mempunyai
ekstrak etanol, isolat B (asam p-kumarat), dan
pita khas pada bilangan gelombang
asam galat sebagai pembanding. Asam galat
3425,58 cm
-1
(O-H ulur); 3049,81 cm
(=C-H aromatik) dan 1566,20 cm aromatik)
yang
menunjukkana
-1
-1
digunakan sebagai pembanding karena telah diketahui mempunyai aktivitas antioksidan
(C=C
yang
danya
301
tinggi
(Kumar
dkk.,
2011)
dan
Chem Info Vol 1, No 1, Hal 294 - 304 merupakan salah satu senyawa asam fenolat.
homogen.
Pengukuran
dilakukan
pada
panjang gelombang 515,5 nm. Pada
Uji Aktivitas Antioksidan Secara
panjang
Kualitatif
gelombang
tersebut,
hasil
Uji aktivitas antioksidan secara
absorbansi untuk ekstrak etanol dan
kualitatif digunakan untuk mengetahui
isolat B adalah 0,864, sedangkan untuk
kemampuan suatu senyawa atau ekstrak dalam
meredam
radikal
bebas.
asam
galat
adalah
0,342.
Tahap
Uji
selanjutnya penentuan operating time,
kualitatif dilakukan menggunakan KLT dengan asam galat sebagai pembanding
yaitu menentukan waktu reaksi yang
dengan menggunakan eluen metanol :
tepat untuk ekstrak etanol dan isolat B
asam
dalam DPPH 0,075 mM yaitu 20 menit.
asetat
(8:2),
ekstrak
etanol
menggunakan eluen kloroform : metanol
Penentuan
aktivitas
(2:1), serta isolat asam fenolat (A, B dan
antioksidan ekstrak etanol dan isolat
T) menggunakan eluen kloroform : etil
B
asetat : asam asetat (3:3:1). Sampel yang
melalui nilai IC50, yaitu konsentrasi
telah dielusi, kemudian dikeringkan dan
aktivitas
mM. Noda yang dihasilkan pada plat
besar
berwarna violet.
radikal
bebas.
aktivitas
antioksidannya
aktivitas untuk
antioksidan menentukan
secara aktivitas
Inhi bisi
antioksidan menggunakan DPPH. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan uji (1,1-difenil-2-pikrilhidrasil)
Aktivitas Antioksidan
100 80 (%)6 0
Kuantitatif
DPPH
suatu
(Molyneux, 2004).
Aktivitas Antioksidan Secara
kuantitatif
ditentukan
Semakin kecil nilai IC50 semakin
berwarna kuning dan di sekitar noda
Uji
kuantitatif
suatu senyawa untuk meredam 50%
disemprot dengan larutan DPPH 0,075
Uji
secara
ekstrak etanol
40 20 0
isolat B asam galat 0
terhadap
500
1000
Konsentrasi (ppm)
ekstrak etanol dan isolat B serta asam galat
Gambar 6. Grafik hubungan konsentrasi
sebagai pembanding. Uji DPPH dilakukan dengan mengukur absorbansi dan panjang
terhadap % inhibisi ekstrak etanol, isolat B
gelombang larutan DPPH 0,075 mM dalam metanol
yang
telah
didiamkan
dan asam galat
sampai
302
Chem Info Vol 1, No 1, Hal 294 - 304 Berdasarkan
grafik
aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
antioksidan, nilai IC50 ekstrak etanol
Harborne, J.B., 1987, Phytochemical Methods, A Guide to Modern Technique of Plant Analysis 3th, Chapman & Hall, 13-14
sebesar 150,860 ppm, isolat B sebesar 428,718 ppm sedangkan asam galat sebesar
86,761
ppm.
Harga
IC50
ekstrak etanol yang lebih kecil dari
Khan, R. A., 2012, Evaluation of Flavonoids and Diverse Antioxidant Activities of Sonchus arvensis, Chemistry Central Journal, 6:126, 1-7 Kumar, S., Kumar, V., dan Chandrashekhar, M.S., 2011, In-vitro anti-oxidant and alpha-amylase inhibitory activity of isolated fractions from methanolic extract of Asystasia dalzelliana Leaves, Int.J. PharmTech Res., 3 (2), 889-894 Molyneux, P., 2004, The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity, J. Sci. Technol., 26, 211-219.
isolat B menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak etanol lebih besar daripada isolat B. Hal ini dikarenakan adanya donor hidrogen dari senyawa hidroksil baik di dalam ekstrak etanol maupun di dalam isolat B. Oleh karena itu terjadi pengurangan jumlah hidrogen yang dapat didonorkan dari isolat B pada DPPH. Dengan
demikian
aktivitas
peredaman radikal bebas DPPH ekstrak
Pramono S., Sumarno, Wahyono S., 1993, Flavonoid Daun Sonchus arvensis L. Senyawa Aktif Pembentuk Komplek dengan Batu Ginjal Berkalsium. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Vol 2. Jakarta: Puslitbangfar, h. 5-7. Soetarno, S., Ruslan, K., Soediro, I. S., 1996, Verbaskosida dan Asam Fenolat dari Daun Jeruju (Acanthus illcifolius
etanol dan isolat B dari daun tempuyung masih di bawah aktivitas antioksidan asam galat. Hal ini karena ekstrak etanol dari daun tempuyung bukan merupakan senyawa murni sehingga kemungkinan mengandung senyawa-senyawa lain yang tidak
memiliki
aktivitas
Linn., Acanthaceae) suatu Tumbuhan Mangrove, 21, 23-35 Sriningsih, Adji, H.W., Sumaryono, W., Wibowo, A.E., Caidir, Firdayani, Kusumaningrum, S., Kartakusuma, P., 2012, Analisa Senyawa Golongan Flavonoid Herba Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Wijono, S.S.H., 2004, Isolasi dan Identifikasi Asam Fenolat pada Daun Katu (Sauropus androgynus (L.) Merr.), Makara, Kesehatan., 8 (1), 32-36 Winarto, W. P, 1999, Sehat dengan Ramuan Tradisional : Tempuyung Tanaman Penghancur Batu Ginjal, Agromedia Pustaka,
antioksidan.
Aktivitas antioksidan isolat B (asam pkumarat) lebih rendah dari asam galat. Hal ini disebabkan karena dalam asam pkumarat hidroksil
hanya
memiliki
bebas
dua
yang
gugus dapat
menyumbangkan hidrogen, sedangkan asam galat mempunyai empat gugus hidroksil sehingga kemampuan asam pkumarat
untuk
mendonorkan
radikal
protonnya juga lebih kecil.
303
Chem Info Vol 1, No 1, Hal 294 - 304 Xu, Y. J., Sun, S. B., Sun, L. M., Qiu, D. F., Liu, X. J., Jiang, Z. B., dan Yuan, C. S., 2008, Quinic Acid Esters and Sesquiterpenes from Sonchus arvensis, Food Chemistry, 111: 92–97
304