61 Jurnal Pharmascience, Vol 1, No. 2, Oktober 2014, hal: 61 - 66 ISSN : 2355 – 5386 Research Article
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Kimia Daun Kajajahi (Leucosyke capitellata Wedd) *Dokmauli Nainggolan1; Maria Dewi2; Fadlilaturrahmah1 1 Prodi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat 2 Prodi Kimia FMIPA Universitas Lambung Mangkurat *Email:
[email protected] Abstrak Daun kajajahi digunakan oleh masyarakat Loksado Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk memperoleh data fitokimia dari senyawa kimia dari daun kajajahi asal Loksado Hulu Sungai Selatan berupa data kromotografi lapis tipis, spektra ultraviolet sinar tampak, spektra inframerah, spektra resonansi magnetik inti 1H dan 13 C. Isolasi senyawa dilakukan melalui ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol dilanjutkan fraksinasi dengan pelarut kloroform dan etil asetat secara bertahap. Isolasi fraksi etil asetat dengan kromatografi kolom menghasilkan fraksi A-D. Fraksi A dipilih untuk isolasi selanjutnya karena memiliki bobot yang lebih besar dan pemisahan noda terlihat lebih jelas. Fraksi A diisolasi dengan kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif menghasilkan isolat A 1, A2 dan A3. Isolat A3 mempunyai nilai Rf 0,5 dengan eluen n-heksana : etil asetat (1:1) dan positif dengan FeCl3 1%. Identifikasi isolat A3 dilakukan dengan spektrofotometri UV, IR, 1 H-RMI, dan 13C-RMI. Spektra UV menunjukkan panjang gelombang maksimum 213 nm. Spektra IR menunjukkan adanya gugus C=O, -OH, C-O, C-H streching, spektra 1H-NMR menunjukkan pergeseran kimia δH (ppm) 1 unit -CH3 yang tidak memiliki tetangga proton, 2 unit -CH2- yang berada pada lingkungan simetris dan unit -CH3-CH2- yang terikat pada oksigen. Hasil analisis 13C-NMR menunjukkan pergeseran kimia khas δC (ppm) 173;09 (C=O), 61;64, 64;48 (C-OH) dan 14;56, 20;96, 30;85, 33;17 (C-C). Berdasarkan data spektra UV, IR, 1HRMI, dan 13C-RMI maka isolat A3 disarankan sebagai senyawa 3-Etoksi-4-Hidroksi-3,3 Hidroksimetilen-Butana-2-on. Kata kunci: Leucosyke capitellata Wedd, fraksi etil asetat, 3-Etoksi-4-Hidroksi-3,3Hidroksimetilen-Butana-2-on, isolasi. Abstract The leaves of kajajahi is used by loksado society as herbal medicine for diarrhea on South Hulu Sungai in South Kalimantan. This research aimed to get the phytochemical data from chemical compounds of kajajahi leaves derived on loksado in South Hulu Sungai. The data was in the form of thin layer chromatographic data, ultraviolet spectra of visible light, infrared spectra, and nuclear magnetic resonance of 1H & 13C. Isolation of compounds conducted through maceration extraction with ethanol, fractination by chloroform and ethyl acetate gradually. Isolation of ethyl acetate fraction by column chromatographic produced the A-D fraction. The fraction A selected for futher isolation because it had greater weight and clearer separation stains. The fraction A was isolated by preparative thin-layer chromatographic (TLC) and produced the isolate A1, A2, and A3. The isolate A3 has a Rf value of 0,5 with n-heksane : ethyl acetate eluent (50%:50%) and positive with FeCl3 1%. Identification of isolate A3 was done Volume 1, Nomor 2 (2014)
Jurnal Pharmascience
62 with spectrophotometry UV, IR, 1H-NMR & 13C-NMR. The UV spectra showed the maximum wavelength at 213 nm. IR spectra indicated the presence of clusters C=O, -OH, C-O, and C-H stretching. 1H-NMR spectra showed the chemical δH (ppm) 1-unit –CH3 doesn’t have neighboring protons 2 units -CH2- which are symmetrical environment and –CH3-CH2- unit bound to oxygen. The result of analysis 13C-NMR showed the typical chemical shift δC (ppm) 173;09 (C=O), 61;64, 64;48 (C-OH) dan 14;56, 20;96, 30;85, 33;17 (C-C). Based on spectra of data UV, IR, 1H-NMR & 13C-NMR then the isolate A3 is recommended as a compound named 3-etoxy-4-hydroxy-3,3Hydroxymetilen-butane-2-one. Keywords: Leucosyke capitellata Wedd, Ethyl acetat, Isolation, and 3-etoxy-4-hydroxy-3,3Hydroxymetilen-butane-2-one.
I.
keberadaan
PENDAHULUAN
Kandungan
senyawa
kimia
yang
senyawa
kimia
seperti
yang
dilaporkan Rahmi et al (2013), namun belum
berkhasiat pada tumbuhan dapat berupa alkaloid, ada isolasi senyawa kimia pada daun kajajahi (L. saponin,
tanin,
terpenoid.
capitellata). Penelitian ini bertujuan untuk
Ketersediaan informasi kandungan senyawa
mengisolasi senyawa kimia yang diisolasi dari
kimia suatu tanaman dapat memudahkan untuk
tumbuhan kajajahi (L. capitellata Wedd).
membuktikan
Berdasarkan
tradisional
steroid,
khasiat serta
dan
dari
tanaman
memprediksi
obat
latar
belakang
diatas,
maka
tingkat
perumusan masalah pada penelitian ini adalah
keamanannya. Penelitian dibidang fitokimia
bagaimana isolasi dan identifikasi senyawa
diperlukan untuk mengetahui kandungan kimia
kimia daun kajajahi (L. capitellata) asal
dalam suatu tanaman obat (Rizki, 2011). Salah
Loksado kabupaten Hulu Sungai Selatan di
satu tumbuhan yang berkhasiat obat yaitu
Kalimantan
tumbuhan kajajahi.
kromatografi lapis tipis , spektra ultraviolet sinar
Selatan
berdasarkan
data
Kajajahi (Leucosyke capitellata Wedd) tampak, spektra inframerah, spektra resonansi merupakan tumbuhan perdu, berbatang basah,
magnetik (RMI) inti 1H dan
berkulit kayu berserat-serat, memiliki daun
secara umum bertujuan untuk memperoleh data
berbentuk bulat berwarna hijau tua dengan
fitokimia dari senyawa kimia dari daun kajajahi
tulang daun menyirip (LIPI, 2013). Daun
asal Loksado Hulu Sungai Selatan berupa data
kajajahi
spektra
telah
digunakan
oleh
masyarakat
ultraviolet
sinar
13
C. Penelitian ini
tampak,
spektra
sebagai obat diare. Uji identifikasi sampel daun
inframerah, spektra resonansi magnetik inti
kajajahi
(RMI) 1H dan 13C
dan
kajian
farmakognostik
menunjukkan reaksi positif yaitu lignin, katekol, karbohidrat, polifenol, tanin, saponin, flavonoid (Rahmi et al., 2013). Penelitian
II. METODE PENELITIAN 1. Bahan
yang
sudah
dilakukan
terhadap daun kajajahi baru uji kualitatif yaitu Volume 1, Nomor 2 (2014)
Bahan-bahan
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah daun kajajahi (Leucosyke Jurnal Pharmascience
63 capitellata Wedd.) yang diambil dari Desa Hulu
corong pisah. Campuran kembali di gojok
Banyu Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu
selama beberapa menit dan didiamkan sampai
Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, air suling,
terbentuk 2 lapisan. Setelah terbentuk dua
etil asetat pa, etanol teknis, FeCl3 1%, kertas
lapisan, lapisan etil asetat dan lapisan etanol sisa,
saring, kloroform pa, natrium sulfat anhidrat, n- dipisahkan dan disemprot menggunakan FeCl3 heksana teknis, serbuk logam Mg, silika gel 60
untuk mengetahui positif dalam fraksi etil asetat.
for coloum (70-230 mesh), silika gel Merck
Fraksi etil asetat yang di dapat selanjutnya
Kieselgel 60 GF254 setebal 0,25 mm dan tisu dilakukan uji pendahuluan, identifikasi dengan gulung.
KLT dan isolasi dengan kromatografi kolom vakum cair.
2. Prosedur Penelitian a. Pembuatan ekstrak etanol daun kajajahi Serbuk kasar daun kajajahi sebanyak 2 kg
c. Isolasi
dengan
Kromatografi
Kolom
Vakum Cair
dimasukkan dalam bejana maserasi. Cairan
Pembuatan kolom KVC menggunakan silika
penyari yaitu etanol kemudian dituangkan secara
gel 60 GF254 sebagai fase diam. Sebanyak 65
perlahan-lahan hingga sampel terendam setinggi
gram silica gel 60 GF254 dipanaskan dengan
2 cm diatas permukaan sampel dan dibiarkan
oven selama 1 jam dengan temperatur 105°C.
cairan penyari merendam sampel selama 3x24
Kolom kaca (diameter kolom = 7 cm) diisi
jam, dimana tiap 24 jam dengan interval waktu
dengan silica gel (tinggi silica = 5,5 cm) yang
yang sama dilakukan pengadukan. Campuran
telah
disaring sehingga didapatkan ekstrak etanol cair.
dihubungkan dengan pompa vakum bertekanan
dipanaskan
dalam
oven.
Kolomnya
Ekstrak etanol cair diuapkan dengan rotary rendah. Silika gel yang ada di dalam kolom evaporator pada suhu 40oC. Ekstrak tersebut
dipadatkan dengan cara divakum. Setelah padat
kemudian dikentalkan di atas penangas air dilihat terdapat keretakan atau tidak. sampai diperoleh ekstrak kental yang disebut dengan ekstrak etanol.
Sebanyak dilarutkan
15
gram
dengan
fraksi
sedikit
etil
pelarut
asetat aseton,
kemudian secara perlahan ke dalam 50 gram silika gel 60 (70-270 mesh), diaduk sampai
b. Fraksinasi Ekstrak
etanol
dipartisi
menggunakan
kloroform dan dipisahkan dengan corong pisah
homogen. Fraksi etil asetat diisolasi dengan metode
selama beberapa menit dan didiamkan sampai
KVC
terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan etanol sisa dan
kepolarannya sehingga dihasilkan beberapa
lapisan kloroform. Lapisan etanol sisa yang
fraksi gabungan (dipantau dengan KLT). Proses
terbentuk dipisahkan selanjutnya difraksinasi
elusi diawali dengan eluen non polar sebanyak
dengan penambahan pelarut etil asetat didalam
100 mL dimasukkan ke dalam kolom secara
Volume 1, Nomor 2 (2014)
dengan
eluen
yang
ditingkatkan
Jurnal Pharmascience
64 perlahan-lahan,
kemudian
dihisap
dengan
800 nm untuk mengetahui panjang gelombang
pompa vakum dan ditampung dalam botol. Elusi
maksimumnya serta diamati data spektrum UV-
dilanjutkan dengan polaritas meningkat mulai
Vis yang ditampilkan.
dari campuran eluen yang menunjukkan noda tunggal kemudian dilanjutkan dengan eluen
g. Identifikasi
senyawa
kimia
dengan
yang akhirnya dapat memisahkan noda dengan
Spektroskopi Inframerah
maksimal.
Perlakuan untuk cuplikan yang berbentuk cairan adalah dengan menempatkan cuplikan tersebut sebagai lapisan yang tipis diantara dua
d. KLT Preparatif Fraksi yang sudah diambil diletakkan dalam vial dan ditambahkan dengan etanol p.a. Fraksi yang sudah diencerkan tersebut kemudian dipindahkan dalam tabung sentrifuge lalu disentrifuge selama 5 menit. Setelah terjadi
lapis KBr yang transparan terhadap IR. Pelet yang digunakan KBr maka setelah selesai harus segera dibersihkan dengan menggunakan pelarut
pemisahan pada cuplikan, filtrat kemudian diambil dan
seperti toluen atau CHCl3. Cuplikan dapat
dimasukkan dalam vial dan dikelompokkan sebagai isolat
dilarutkan
– isolat. Proses diulangi sampai semua fraksi habis
tetraklorida,
dipisahkan dan diambil isolatnya. Vial berisi isolat – isolat tersebut kemudian diuapkan di atas waterbath hingga menjadi pekat.
dalam
pelarut
kalium
seperti
disulfida,
karbon
CHCl3
dan
spektrum larutan ini dicatat. Ukuran cuplikan untuk
pengukuran
IR
agak
besar
memerlukan waktu beberapa menit
dan untuk
membuat spektrum.
e. Uji Kemurnian KLT Uji kemurnian komponen hasil pemisahan kromatografi
kolom
dilakukan
dengan
kromatografi lapis tipis sampai tampak noda tunggal pada minimal 3 sistem campuran pelarut. Jika noda tetap tunggal, maka isolat dinyatakan
h. Identifikasi senyawa kimia dengan Spektroskopi RMI Sampel senyawa murni sebanyak 3 mg dimasukkan ke dalam tabung sampel, kemudian ditambahkan pelarut CD3OD sebanyak 0,3-0,5
murni.
mL. Berikan TMS sebanyak 0,5-1,0 tetes f. Identifikasi
senyawa
kimia
dengan
Spektroskopi UV-Sinar Tampak Vial yang berisi isolat yang telah habis diuapkan pelarutnya ditambahkan dengan etanol 10 ml. Larutan dimasukkan ke dalam kuvet pada spektrofotometer UV-sinar tampak. Sebagai larutan blanko digunakan
etanol. Serapan
diamati pada panjang gelombang 200 sampai
kemudian tabung sampel ditutup. Tabung sampel dimasukkan kedalam storage pada magnet
console
selama
5
menit
untuk
pemanasan. Tabung sampel diambil dari storage, kemudian
dimasukkan
ke
dalam
gange.
Keluarkan campuran sampel dari tempat sampel dengan cara menutup lubang sampel eject, kemudian masukkan tabung sampel yang telah dipasang pada spinner rator ke dalam tempat
Volume 1, Nomor 2 (2014)
Jurnal Pharmascience
65 sampel
secara
perlahan.
Radiasi
sampel,
menunjukkan adanya -CH2- terikat pada C. δ
diperoleh spektrum pada kertas grafik kemudian
Pergeseran
dilakukan analisis spektra.
menunjukkan adanya -CH3 yang terikat pada
kimia
2,01
H(ppm)
(3H,
s)
gugus karbonil C=O sehingga didapatkan unit 3. Analisis Data
B C=O dan -CH3.
Data yang dikumpulkan berupa nilai Rf, profil KLT, dan eluen yang baik dalam pemisahan noda pada KLT memperhatikan pola pemisahan pada kromatogram dari berbagai eluen yang digunakan. Eluen terpilih dalam KLT memberikan pemisahan yang baik (dilihat dari jumlah spot dan pola pemisahan) digunakan
Gambar 1. Spektra IR isolat A3
Data Spektra
13
C-RMI menunjukkan jumlah
sebagai eluen pada KLT preparatif untuk
C didapat dari pergeseran kimianya ada 7
pemisahan senyawa kimia. Identifikasi senyawa
karbon. Berdasarkan data
kimia
gugus karbonil (C=O). Pergeseran kimia δC
didapatkan
dari
ultraviolet
sinar
gelombang
maksimum,
data
tampak
spektroskopi
yaitu
identifikasi
13
C-RMI terdapat
panjang (ppm) 14,56; 20,96; 30,85; 33,17 menunjukkan gugus
adanya alkana (C-C). Pergeseran kimia δC
fungsional dari data spektroskopi inframerah
(ppm)
dan data dari spektrofotometri RMI-1H berupa
ditunjukkan oleh δC (ppm) 61, 64 dan 64,48
jumlah atom H dari senyawa hasil isolasi dan
dimana gugus –OH berikatan dengan -CH2- atau
data yang didapatkan dari spektrofotometri
–CH2-OH. Hasil yang didapat dari data 1H-RMI
menunjukkan
adanya
gugus
(-OH)
RMI-13C berupa jumlah atom C dari senyawa menunjukkan adanya . hasil isolasi daun kajajahi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Data spektra UV (MeOH) menunjukkan bahwa isolat A3 memiliki panjang gelombang maksimum
213
nm.
Data
spektra
IR -1
menunjukkan adanya gugus –OH (3410,15 cm ),
Gambar 2. Spektra 1H-NMR isolat A3
CH streching (2862,36 cm-1), C=O (1622,13 cm1
), C-O (1101,35 cm-1). Data spektra 1H-NMR
isolat A3 yaitu 1 unit -CH3 yang tidak memiliki tetangga proton, 2 unit -CH2- yang berada pada lingkungan simetris dan unit A H3C-CH2-O-. Pergeseran kimia pada sinyal 1,28 (4H, s) Volume 1, Nomor 2 (2014)
Gambar 3. Spektra 13C-NMR isolat A3
Jurnal Pharmascience
66 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. yang sesuai dengan spektra 1H-RMI pada angka Rahmi, K. I., Y. B. Paradina., H. Izma., & A. Auliannisa. 2013. Identifikasi Senyawa pergeseran 2,01 (3H, s) CH3- yang terikat pada Fitokimia Dan Kajian Farmakognostik gugus karbonil yang ditunjukkan oleh karbonil Tanaman Kajajahi Asal Loksado. Laporan PKM-P Universitas Lambung Mangkurat, pada jangka pergeseran C δC (ppm) 173,09. Unit b Banjarbaru. menunjukkan adanya gugus eter R-O-R spektra Sa’adah, L. 2010. Isolasi Dan Identifikasi 1 Senyawa Tanin Dari Daun Belimbing Wuluh H-RMI pada angka pergeseran 4,10 (2H, q) (Averrhoa bilimbi L.). Skripsi. Universitas CH3-CH2-O- yang berikatan pada C-3. Unit c Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang. sesuai dengan spektra 1H-RMI pada angka Sastrohamidjojo, H. 2001. Spektroskopi. pergeseran 1,28 (4H, s) 2 unit –CH2- yang Penerbit Liberty, Yogyakarta. mengikat pada gugus hidroksil yang diperkuat Sastrohamidjojo, H. 2007. Kromatografi. UGM Press, Yogyakarta. dengan data spektra IR pada bilangan Unit a menunjukkan adanya gugus keton
gelombang 3410,15 cm-1. Dari data yang diperoleh senyawa isolat A3 dimungkinkan 3Etoksi-4-Hidroksi-3,3-Hidroksilmetilen-Butan2-on. OH
CH3
CH2
O
CH2
O
C
C
CH3
CH2 OH
Gambar 4. Struktur disarankan
IV. KESIMPULAN Kesimpulan
dari
penelitian
ini
yaitu
berdasarkan data spektra UV, IR, 1H-RMI, dan 13
C-RMI
yaitu
3-Etoksi-4-Hidroksi-3,3-
Hidroksimetilen-Butan-2-on.
DAFTAR PUSTAKA Harborne, J.B. 2006. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB, Bandung. LIPI. 2013. Hasil Identifikasi/determinasi Tumbuhan. Pusat Penelitian Biologi. Volume 1, Nomor 2 (2014)
Jurnal Pharmascience