PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, SET KESEMPATAN INVESTASI, DAN ARUS KAS BEBAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013 ISMAWATI 110462201105 Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, 2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus kas Bebas Terhadap kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling yang berjumlah 16 dari 136 perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda sebagai teknik analisis datanya dengan tingkat signifikan 5%. Hasil
yang diperoleh
dalam penelitian ini
adalah
Kepemilikan
Institusional, Set Kesempatan Investasi dan Arus Kas Bebas tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Sedangkan Kepemilkan Manjaerial berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Dan secara simultan Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus kas Bebas berpengaruh terhadap kebijakan Hutang. Kata Kunci : Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus kas Bebas.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Latar Belakang Masalah Di masa kini perusahaan mengahadapi persaingan yang semakin ketat. Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemilik modal menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada manajer. Namun, seringkali pihak manajer perusahaan atau insider mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan utama tersebut, sehingga timbul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Teori keagenan menyatakan sering terjadi konflik yang melibatkan beberapa pihak, konflik dapat terjadi antara manajemen dan pemilik perusahaan, antara manajer bersama-sama pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas, antara pemegang saham dengan para kreditur, juga antara manajer dengan stakeholders lainnya (Fitriyah & Hidayat, 2011). Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana perusahaan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Hutang mempunyai pengaruh penting bagi perusahaan. Keputusan yang diambil oleh manajemen dan prisipil bergantung pada porsi kepemilikan investor dan manajerial yang dimiliki masing-masing pihak. Porsi yang dimiliki oleh investor dan manajemen diukur dengan kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial. Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer sekaligus pemegang
saham
tentunya
akan
menselaraskan
kepentingannya
dan
kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara dalam perusahaan tanpa kepemilikan manajerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan hanya mementingkan dirinya sendiri. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini di beri judul “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2013’’
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Kajian Pustaka Teori Agensi Menurut Atmaja (2008:258), Agency Costs atau biaya kegenan adalah biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan (pemegam saham) dan kreditor. Hubungan keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan memiliki tujuan yang berbeda. Menurut Brigham & Houston (2006:28), manajer memiliki tujuan pribadi yang bersaing dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Manajer diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk membuat keputusan, dan hal ini menciptakan konflik potensial atas kepentingan yang disebut teori keagenan (agency theory). Masalah keagenan muncul dalam dua bentuk, yaitu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent) dan hubungan antara pemegang saham dengan pemilik obligasi (pemberi kredit).
Kebijakan Hutang Perusahaan Kebijakan hutang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dana oprasionalnya. Menurut Brigham & Houston (2006:101) dengan memperoleh dana melalui hutang para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.
Kepemilikan Instutisional Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk institusi seperti bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan institusi lainnya Wahidahwati (2001). Institusi biasanya dapat menguasai mayoritas saham karena mereka memiliki sumber dana yang paling besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh karena menguasai saham mayoritas, maka pihak institusional dapat melakukan pengawasan terhadap
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
kebijakan manajemen secara lebih kuat dibandingkan dengan pemegang saham lainnya.
Kepemilikan Manajerial Pihak manajerial dalam suatu perusahaan adalah pihak yang secara aktif berperan dalam mengambil keputusan untuk menjalani perusahaan. Pihak-pihak tersebut adalah yang duduk di dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan Diana & Irianto (2008). Keputusan yang akan diambil manajemen akan berbeda jika dalam suatu perusahaan manajer bertindak sebagai manajemen juga sebagai pemegang
saham.
Manajemen
akan
bertindak
untuk
menselaraskan
kepentingannya juga kepentingannya sebagai pemegang saham.
Set Kesempatan Investasi Perusahaan akan memiliki peluang untuk bertumbuh apabila dipilih pada saat ini dapat memberikan keuntungan di masa depan. Pilihan investasi diharapkan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal dan dapat menghasilkan keuntungan. Apabila perusahaan tidak mampu merealisasikan investasi seperti yang diharapkan maka perusahaan harus mencari tambahan dana untuk melanjutkan proyek atau memilih untuk meninggalkan proyek tersebut.
Arus Kas Bebas Menurut Brigham & Houston (2006:65), bahwa arus kas bebas merupakan kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan pemilik hutang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk – produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan. Nilai dari operasi sebuah perusahaan akan bergantung pada seluruh arus kas bebas yang diharapkan di masa mendatang, yang di definisikan sebagai laba operasi setelah pajak minus jumlah investasi pada modal kerja dan aktiva tetap yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan bisnis. Arus kas bebas akan mencerminkan kas yang benar – benar tersedia untuk didistribusikan kepada para
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
investor, karena salah satu cara bagi para manajer untuk membuat perusahaan menjadi lebih bernilai dengan meningkatkan arus kas bebas.
Kerangka Pemikiran Kepemilikan Institusional (X1)
H1
Kepemilikan Manajerial (X2)
H2
Set Kesempatan Investasi (X3) kkkk Arus Kas Bebas (X4)
H3
Kebijakan Hutang (Y)
H4
H5
Hipotesis Berdasarkan asumsi yang telah di jelaskan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang. H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang. H3: Set kesempatan invetasi berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. H4: Arus kas bebas berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. H5: Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set kesempatan Investasi dan Arus Kas Bebas terhadap Kebijakan Hutang.
METODOLOGI PENELITIAN Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang didukung oleh data dari laporan keuangan dari setiap perusahaan manufaktur yang dipublikasikan dari tahun 2010-2013. Data tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan tahunan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana metode kuantitatif yang digunakan karena hubungan perbandingan dapat dianalisis dengan menguji angka-angka dari hasil perhitungan. Penelitian ini berusaha untuk menganalisis pengaruh dari keempat variabel bebas
yaitu kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, set kesempatan investasi, dan arus kas bebas terhadap kebijakan hutang yang merupakan variabel terikat.
POPULASI DAN SAMPEL Populasi Populasi dapat dijelaskan sebagai objek ayau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009,72). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 – 2013. Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009,73). Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purpose sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengankriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampelyaitu sebagai berikut: 1.
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2013.
2.
Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk periode yang berakhir 31 Desember tahun 2010 – 2013.
3.
Perusahaan membukukan laba selama tahun 2010-2013.
4.
Data – data mengenai variabel penelitian yang akan diteliti tersedia lengkap dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang diterbitkan pada periode 2010 – 2013.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
5.
Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah selama tahun 2010-2013.
6.
Perusahaan yang mempunyai data managerial ownership (kepemilikan manajerial).
METODE ANALISIS DATA Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif ini meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata (mean), dan deviasi standar. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan untuk mengetahui rata – rata data yang bersangkutan. Deviasi standar digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata –rata. UJI ASUMSI KLASIK Uji Normalitas Data Menurut (Ghozali, 2013,160) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. a. Analisis Grafik Untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
i. Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. ii. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Analisis Statistik Menurut (Ghozali, 2013,163) uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual ataupun dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal apabila kurtosis dan skewness mendekati nol. Dalam uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal.
Uji Autokorelasi Menurut (Ghozali, 2013,163) uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW test). Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali, 2013, p. 139) uji heteroskedasisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
heterosdesitisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, seang dan besar).
Uji Multikolinearitas Menurut (Ghozali, 2013, p. 105) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak otoginal. Variabel otoginal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonietas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
PENGUJIAN HIPOTESIS Koefisien Determinasi Koefisien determinasi ( R2 ) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013, p. 97). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel – variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang ( crossection) relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing – masing pengamatan, sedangkan untuk data rurutan waktu ( time series ) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat (Ghozali, 2013, p. 98). Hipotesis nol (Ho) yang hendak di uji apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : H0 :b1 = b2 = ………= bk 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : HA : b1 ≠ b2 ≠ ………≠ bk ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013, 98). Hipotesis nol ( H0 ) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter ( bi ) sama dengan nol, atau : H0 : b1 = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( HA ) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau : HA : bi ≠ 0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah suatu metode yang menjelaskan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar devisiasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Namun setelah dilakukan pengolahan data perlu ditelusuri karena data di uji F dan uji T variabel tidak signifikan secara statistik pada a=5%. Untuk itu dilakukan mentransformasi data kedalam bentuk logaritma, bahwa transformasi dalam bentuk logaritma akan membuat perbedaan nilai akan lebih kecil (Nachrowi, 2008:151). Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
LNder
64
-3.25
1.16
-.3274
.98589
LNkepinst
64
-.99
-.11
-.4568
.25292
LNkepmnjr
64
-6.57
-1.41
-3.6302
1.71813
LNmbva
64
-.60
1.59
.2184
.50726
LNfcf
64
4.25
14.79
10.2895
2.04422
Valid N (listwise)
64
Berdasarkan data dari Tabel 4.2 dapat dijelasan bahwa : a.
Variabel Kebijakan Hutang memiliki nilai minimum (terkecil) -3.25, nilai maksimum (terbesar) 1.16 dengan mean (nilai rata-rata) -0.3274 dengan standar deviasi variabel ini adalah 0.98589
b.
Variabel Kepemilikan Institusional memiliki nilai minimum (terkecil) -0.99 dan nilai maksimum (terbesar) -0.11 dengan mean (nilai rata-rata) adalah 0.4568 dengan standar deviasi variabel ini adalah 0.25292.
c.
Variable Kepemilikan Manajerial memiliki nilai minimum (terkecil) -6.57 dan nilai maksimum (terbesar) -1.41 dengan mean (nilai rata-rata) adalah 3.6302 dengan standar deviasi variable ini adalah 1.71813.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
d.
Variabel Set Kesempatan Investasi memiliki nilai minimum (terkecil) 0.60dan nilai maksimum (terbesar) 1.59 dengan mean (nilai rata-rata) adalah 0.2184 dengan standar deviasi variabel ini adalah 0.50726.
e.
Variabel Arus Kas Bebas memiliki nilai minimum (terkecil) 4.25 dan nilai maksimum (terbesar) 14.79 dengan mean (nilai rata-rata) adalah 10.2945 dengan standar deviasi variabel ini adalah 2.04422.
HASIL UJI ASUMSI KLASIK Analisis asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah data terbebas dari masalah normalitas, multikolonieritas, heteroskedasitas, dan autokorelasi. Dari empat asumsi klasik diatas maka hasilnya sebagai berikut : Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali: 2013:160). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. a. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal.
Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Ghozali (2013:162) menyatakan data normal dan tidak normal dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau graik histogramnya, tidak menunjukkan pola terdistribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Pada grafik PP Plots (gambar 4.1) terlihat titik-titik data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
Gambar 4.2 Grafik Normal Histogram Grafik histogram pada gambar 4.2 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
b. Analisis Statistik Uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Menurut Ghozali (2013:32) Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan adalah: H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
64
Normal Parameters
a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .88664005
Absolute
.048
Positive
.042
Negative
-.048
Kolmogorov-Smirnov Z
.386
Asymp. Sig. (2-tailed)
.998
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai KolmogorovSmirnov adalah 0.386 dan signifikan pada 0.998. Nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas (Independent) Menurut
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Ghozali (2013:105). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Deteksi Multikolonieritas dapat di lihat pada hasil Collinearity Statistics. Pada Collinearity Statistics tersebut terdapat niali VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Menurut Ghozali (2013:106) Jika nilai Tolerance > 0,10 dan VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terjadi multikolonieritas. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients
a
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Lnkepinst
.587
1.703
Lnkepmnjr
.579
1.727
Lnmbva
.797
1.255
LNfcf
.796
1.256
a. Dependent Variable: Lnder
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa nilai VIF untuk Kepemilikan Instutisional 1.703, nilai VIF untuk Kepemilikan Manajerial 1.727,nilai VIF untuk Set Kesempatan Investasi 1.255, dan nilai VIF untuk Arus Kas Bebas 1.256. Nilai tolerance untuk Kepemilikan Instutisional 0.587, nilai tolerance untuk Kepemilikan Manajerial 0.579, nilai tolerance untuk Set Kesempatan Investasi 0.797, nilai tolerance untuk Arus Kas Bebas 0.796. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi linear berganda.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2013:139) pengujian heterokedastisitas dalam model regresi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar analisis heteroskedastisitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013:139): a.
Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b.
Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) Dari garfik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Pada penelitian ini pengujian juga dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Dalam uji Glejser jika nilai t tidak signifikan pada 5% atau sig. >5%, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Glejser) Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Coefficients
Std. Error
(Constant)
1.452
.462
LNkepinst
.529
.343
LNkepmnjr
.020
LNmbva LNfcf
Beta
t
Sig.
3.140
.003
.251
1.542
.128
.051
.063
.387
.700
-.063
.147
-.059
-.426
.672
-.041
.036
-.157
-1.127
.264
a. Dependent Variable: ABSut
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah modelregresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengankesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya (Ghozali, 2013:163). Jika terjadikorelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi apabila nilai du < dw < 4 – du. Tabel 4.6 Hasil Uji Autokerlasi (Durbin Watson) b
Model Summary
Model 1
R .437
R Square a
.191
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .136
Durbin-Watson
.91620
a. Predictors: (Constant), LNfcf, LNkepinst, LNmbva, Lnkepmnjr b. Dependent Variable: LNder
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
1.744
Berdasarkan table diatas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1.744. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel sebanyak 64 (n = 64) dan jumlah variabel independen sebanyak 4 (k = 4), maka dari tabel statistik Durbin-Watson di dapatkan nilai batas bawah (DL) sebesar 1.4659 dan nilai batas atas (DU) sebesar 1.7303 Oleh karena itu, nilai (DW) lebih besar dari 1.4659 dan lebih kecil dari 4 – 1.7303 atau dapat dinyatakan bahwa 1.4659 < 1.744 < 2.2697 (dl < dw < 4 – du). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.
Hasil Uji Regresi Berganda Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression) Untuk menguji hipotesis yang memperlihatkan pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, set kesempatan investasi, arus kas bebas terhadap kebujakan hutang maka digunakan analisis regresi berganda (multiple regression) dengan menggunakan alat bantu SPSS 21 (Statistical Program for Social Science 21). Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variable atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variable dependen dengan variable independen. Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-.815
.803
LNkepinst
-.116
.595
LNkepmnjr
.222
Lnmbva LNfcf
Coefficients Beta
t
Sig.
-1.015
.314
-.030
-.195
.846
.088
.387
2.512
.015
-.235
.255
-.121
-.923
.360
.125
.063
.260
1.982
.052
a. Dependent Variable: Lnder
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Berdasarkan tabel 4.7, maka didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
Y = –0.815 –0.116X1 + 0.222X2 –0.235X3 + 0.125X4 + ε Keterangan : 1.
Nilai konstanta (a) sebesar -0.815 menunjukkan bahwa apabila variabel independen bernilai 0 atau ditiadakan, maka nilai Kebijakan Hutang adalah sebesar -0.815.
2.
b1 sebesar -0.116 menunjukkan bahwa setiap penurunan Kepemilikan Institusional sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penurunan nilai Kebijakan Hutang sebesar -0.116 dengan asumsi variabel lain tetap,
3.
b3 sebesar 0.222 menunjukkan bahwa setiap penambahan Kepemilikan Manajerial sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penambahan Kebijakan Hutang sebesar 0.222 dengan asumsi variabel lain tetap,
4.
b2 sebesar -0.235 menunjukkan bahwa setiap penurunan Set Kesempatan Investasi sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penurunan nilai Kebijakan Hutang sebesar -0.235 dengan asumsi variabel lain tetap,
5.
b4 sebesar 0.125 menunjukkan bahwa setiap penambahan Arus Kas Bebas sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penambahan Kebijakan Hutang sebesar 0.125dengan asumsi variabel lain tetap.
Pengujian Hipotesis Uji F (Uji Secara Simultan) Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2013: 98) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat. Hipotesis :
H0 : b1,b2,b3 = 0 (artinya bahwa tidak ada pengaruh secara bersama sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen).
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Ha : b1,b2,b3 ≠ 0 (artinya bahwa terdapat pengaruh secara bersamasama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen).
Dasar pengambilan keputusan : Bila nilai F hitung < dari pada nilai F tabel maka H0 diterima Bila nilai F hitung > dari pada nilai F table, maka Ho ditolak Selain dengan melihat nilai F hitungnya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari signifikansinya. Jika nilai signifikansinya > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
11.708
4
2.927
Residual
49.526
59
.839
Total
61.234
63
F
Sig.
3.487
.013
a
a. Predictors: (Constant), LNfcf, LNkepinst, LNmbva, Lnkepmnjr b. Dependent Variable: Lnder
Dari uji ANOVA atau F testpada tabel 4.8, diperoleh F hitung sebesar 3.487 dengan tingkat signifikansi 0.013, sedangkan F tabel sebesar 2,53 dengan signifikansi 0,05. Hal ini menujukan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, set kesempatan investasi, arus kas bebas berpengaruh secara simultan terhadap kebujakan hutang karena F hitung > F tabel (3.487 >2.53) dan nilai signifikansinya > 0.05 (0.013< 0.05).
Uji t (Uji Secara Partial) Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2013:98) uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis :
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
H0 : b1 = 0 (artinya variabel dependen tersebut bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen).
Ha : b1 ≠ 0 (artinya variabel dependen tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen).
Dasar pengambilan keputusan : Bila nilai t hitung < dari pada nilai t tabel maka H0 diterima Bila nilai t hitung > dari pada nilai t table, maka Ho ditolak Selain dengan melihat nilai t hitungnya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari signifikansinya. Jika nilai signifikansinya > 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tabel 4.9 Hasil Uji Partial (Uji t) Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-.815
.803
Lnkepinst
-.116
.595
Lnkepmnjr
.222
Lnmbva
Coefficients Beta
t
Sig.
-1.015
.314
-.030
-.195
.846
.088
.387
2.512
.015
-.235
.255
-.121
-.923
.360
.125
.063
.260
1.982
.052
LNfcf a. Dependent Variable: Lnder
Hasil pengujiian statistik uji t pada tabel 4.9 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Nilai t hitung untuk variabel Kepemilikan Institusional sebesar -0.195 sedangkan t tabel adalah 2.001 sehingga t hitung < t tabel (-0.195< 2.001), maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya Kepemilikan Institusional secara individual tidak mempengaruhi Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.846 menyimpulkan bahwa signifikansinya > 0,05 (0.846 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2) Nilai t hitung untuk variabel Kepemilikan Manajerial sebesar 2.521 sedangkan t tabel adalah 2.001 sehingga t hitung > t tabel (2.521 > 2.001), maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya Kepemilikan Manajerial secara individual berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.015 menyimpulkan bahwa signifikansinya < 0,05 (0.015 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya Kepemilikan Manajerial
berpengaruh terhadap
Kebijakan Hutang. 3) Nilai t hitung untuk variable Set Kesempatan Investasi sebesar -0.923 sedangkan t tabel adalah 2.001 sehingga t hitung < t tabel (-0.923< 2.001), maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya Set Kesempatan Investasi secara individual tidak mempengaruhi Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.360 menyimpulkan bahwa signifikansinya >0,05 (0.360> 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya Set Kesempatan Investasi tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. 4) Nilai t hitung untuk variabel Arus Kas Bebas sebesar 1.982 sedangkan t tabel adalah 2.001. sehingga t hitung < t tabel (1.982 < 2.001), maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya Arus Kas Bebas secara individual tidak mempengaruhi Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.052 menyimpulkan bahwa signifikansinya > 0,05 (0.052 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya Arus Kas Bebas tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Koofisien Determinasi (R2) Menurut Ghozali (2013:97) Koofisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koofisien determinasi adalah 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.10 Hasil Koofisien Determinasi (R2) b
Model Summary
Model
R
1
.437
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.191
.136
Durbin-Watson
.91620
1.744
a. Predictors: (Constant), LNfcf, LNkepinst, LNmbva, LNkepmnjr b. Dependent Variable: Lnder
Dari hasil tabel 4.10, besarnya nilai R2 adalah sebesar 0.136. Ini berarti bahwa variasi dari variabel independen (Kepemilikan Institusioanl, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas) hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen (Kebijakan Hutang) sebesar 13.6%. Sisanya, sebesar 86.4% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dari hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F tingkat signifikansi α = 5% menunjukkan hasil uji F test pada tabel 4.8 bahwa nilai F hitung sebesar 3.487 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.013. dicari dengan jumlah sampel (n) = 64; jumlah variabel (k) = 4; tingkat signifikansiα = 5%; degree of freedom df1 = k = 4 dan df2 = n-k-1 = 64-4-1 = 59. Dari data tersebut diperoleh nilai F tabel sebesar 2.53 (taraf signifikansi α =5%). Berdasarkan hasil tersebut F hitung > F tabel (3.434>2.53) maka H0 ditolak, artinya secara simultan diketahui bahwa variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Kepemilikan Institusional tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan bahwa t hitung sebesar 0.195 dan t tabel untuk df = n-k-1 (64-4-1)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
dan α = 5 % diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (0.195 < 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.846 (lebih besar dari 0,05) artinya Ho dierima, bahwa secara parsial Kepemilikan Institusional tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nasir (2006) yang menunjukan Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang, dikarnakan besarnya persentase saham yang dimiliki oleh pihak institusional tidak akan menyebabkan usaha pengawasan menjadi lebih efektif. Sebagian investor tidak terlalu peduli dengan penggunaan hutang sebagai sumber dana perusahaan. Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Kepemilikan Manajerial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan bahwa t hitung sebesar 2.512 dan t tabel untuk df = n-k-1 (64-4-1) dan α = 5 % diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (2.512 > 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.015 (lebih kecil dari 0,05) artinya Ho ditolak, bahwa secara parsial Kepemilikan Manajerial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulius (2011) yang menunjukan Kepemilikan Manajerial berpengaruh Kebijakan Hutang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh pihak managerial membuat manager menerima kosekuensi secara langsung dari setiap keputusan yang di buat. Semangkin besar kepemilikan managerial maka manger cendrung berusaha untuk meningkatkan kinerjanya demi kepentingan pemegang saham termasuk dirinya sendiri. Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Set Kesempatan Investasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan bahwa t hitung sebesar -0.923dan t tabel untuk df = n-k-1 (64-4-1) dan α = 5 % diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (-0.923 < 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.360
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
(lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Set Kesempatan Investasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitria dan Hidayat (2011) yang menunjukan bahwa Set Kesempatan Investasi secara parsial berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Hal ini berarti bahwa perusahaan tidak mempunyai kesempatan untuk bertumbuh sehingga manajer sudah tidak mempunyai kesempatan untuk berinvestasi. Manajer cenderung akan berperilaku opportunistik dengan tujuan untuk memuaskan kepentingan pribadinya. Dengan meningkatkan hutang maka manajer harus menyisihkan dana yang lebih besar untuk membayar bunga dan pinjaman pokoknya. Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Arus Kas Bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Halini dapat dilihat pada tabel 4.9. Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan bahwa t hitung sebesar 1.982 dan t tabel untuk df = n-k-1 (64-4-1) dan α = 5 % diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (1.982 < 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.052 (lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Arus Kas Bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitria dan Hidayat (2011) yang menunjukkan bahwa Arus Kas Bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Ini berarti bahwa meskipun perusahaan memiliki FCF yang tinggi, tinggi rendahnya nilai asset yang dimiliki oleh perusahaan tidak mendorong perusahaan tersebut untuk menambah hutangnya. Sehingga pihak manajemen tidak perlu melakukan penambahan dana (hutang)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan
hasil
pengujian
H1
menunjukan
bahwa
Kepemilikan
Institusional tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 - 2013 . 2.
Berdasarkan hasil pengujian H2 menunjukan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 - 2013 .
3.
Berdasarkan hasil pengujian H3 menunjukan bahwa Set Kesempatan Investasi tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 – 2013.
4.
Berdasarkan hasil pengujian H4 menunjukan bahwa Arus kas Bebas tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 - 2013 .
5.
Berdasarkan
hasil
pengujian
H5
menunjukan
bahwa
Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus Kas Bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 – 2013.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti. 1.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya menganalisis perusahaan Manufaktur dengan jumlah seluruh perusahaan sebanyak 64 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 16 perusahaan.
2.
Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2010 s/d 2013.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
3.
Penulis melakukan pengamatan terhadap Kebijakan Hutang hanya dengan menggunakan Set Kesempatan Investasi, Arus Kas Bebas, Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial dengan mengabaikan faktorfaktor lain yang dapat mempengaruhi Kebijakan Hutang.
Saran Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini bagi perusahaan, investor dan calon investor dan bagi penelitian selanjutnya. 1.
Bagi Perusahaan Perusahaan
disarankan
untuk
menggunakan
rasio
keuangan
yang
berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang sebagai bahan pertimbangan dalam memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan dalam mengukur kinerja perusahaan. 2.
Bagi Investor dan Calon Investor Investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis terhadap rasio keuangan terutama rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan profitabilitas karena besarnya Kebijakan Hutang yang diperoleh perusahaan akan menentukan besarnya pengembalian atas asset yang dilakukan.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
a.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan memperpanjang periode penelitian.
b.
Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel independen yang masih berbasis pada laporan keuangan selain yang digunakan dalam penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitian-penelitian sebelumnya.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Daftar Pustaka Abdullah, W. D. 2009. Kebijakan Deviden dan Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Utang Sebuah Perspektif Agency Theory. Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 13, No.2 , 249 - 259. Atmaja, L. S. 2008. Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi. Brigham, E. F., & Houston, F. J. 2006. Fundamentals of Financial Management ( Dasar-Dasar Manajemen Keuangan ) Buku 1 & 2 Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat. Diana, D. N., & Irianto, G. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Sebaran Kepemilikan terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan di Tinjau dari Teori Keagenan. Emisi Vol. 1, No. 1 , 1-16. Faisal, M. 2004. Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Tesis Pascasarjana Universitas Diponegoro. Fitriyah, F. K., & Hidayat, D. 2011. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Set Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas terhadap Utang. Media Riset Akuntansi, Vol. 1, No. 1 . Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21 Edisi Ketujuh. Semarang: Universitas Diponegoro. Indahningrum, R. P., & Handayani, R. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Deviden, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 11, No 3 , 189-207.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Larasati, E. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol 16, NO. 2 . Nachrowi Djalal Nachrowi. 2008. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nuraina, E. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yangTerdaftar di BEI). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 19, No. 2 , Hal. 110 – 125. Pakpahan, A. T. 2012. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011). Putri, I. F., & Nasir, M. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Deviden dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang . Sitanggang, J. P. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Steven, & Lina. 2011. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 13, No. 3 , 163 181. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suharyadi, & Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 2 . Jakarta: Salemba Empat.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Sujoko, & Soebiantoro, U. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern Dan Faktor. Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra , 41 - 48. Susanto, Y. K. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Deviden, Karaktristik Perusahaan, Risiko Sistematik, Set Peluang Investasi dan Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13, No. 3 , 195 - 210. Syahrial, D., & Purba, D. 2013. Analisis Laporan Keuangan (Cara Mudah dan Praktis Memahami Laporan Keuangan) Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media. Yeniatie dan Destriana, N. 2010. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12, No 1 , 1 - 16. www.idx.co.id
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI