1
PENGARUH PERPUTARAN TOTAL ASET, PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE TAHUN 2011 – 2014 RATNA DEWI 110462201048 Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, 2016
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Perputaran total aset, Perputaran modal kerja, Perputaran piutang dan Perputaran persediaan terhadap Likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014. Purposive sampling, berdasarkan kriteria yang ada maka didapat 13 perusahaan 2011-2014. Metode analisis data menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda, uji f dan uji t. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Secara parsial hanya perputaran piutang dan perputaran persediaan saja yang berpengaruh terhadap likuiditas sedangkan perputaran total aset dan perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Kata Kunci : Likuiditas, Perputaran Total Aset, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
2
LATAR BELAKANG MASALAH Dunia bisnis pada saat ini sedang memasuki era globalisasi yang mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara efektif dan efisien bila ingin tetap bertahan dan memiliki keunggulan daya saing yang tinggi. Perusahaan merupakan suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, yang tidak hanya berfokus dan berorientasi pada pencapaian laba yang maksimal, tetapi juga berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan agar tetap bertahan dalam jangka waktu yang panjang dan juga untuk memberikan kemakmuran kepada pemiliknya, dalam hal ini perusahaan harus menyusun rencana - rencana strategis dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan (silfia, 2015). Khususnya pada perusahaan makanan dan minuman dituntut untuk meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Perputaran piutang yang tinggi maka kondisi modal yang ada akan semakin tinggi dan perusahaan dikatakan liquid. Apabila perputaran piutang rendah, maka kondisi modal yang ada juga akan rendah sehingga dikatakan illiquid atau tidak liquid. Jadwal jatuh tempo akan mengarahkan perusahaan pada kondisi likuiditas perusahaan yang baik. Perusahaan harus benar-benar teliti didalam menginvestasikan dana perusahaan dengan tujuan untuk menjaga kualitas perusahaan (Rahmat, 2008 dalam Astuti & Maelona, 2013). Sejauh ini banyak dilakukan penelitian mengenai likuiditas seperti penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2014) dengan hasil penelitian menunjukan bahwa Arus kas operasional perusahaan setiap tahunnya bernilai positif yang berarti penerimaan dari kegiatan operasional perusahaan masih mampu untuk membiayai pengeluaran operasional perusahaan. Hal ini mempengaruhi likuiditas perusahaan yang pada tahun 2009 karena jumlah aset lancar yang terlalu sedikit jika dibandingkan dengan kewajiban lancar perusahaan. Untuk arus kas dari aktivitas investasi setiap tahunnya bernilai negatif karena pengeluaran perusahaan untuk perolehan aset tetap lebih besar setiap tahunnya dan Arus kas dari aktivitas pendanaan cukup baik kecuali pada tahun 2009 dan 2011 yang mengalami penurunan yang cukup besar dari tahun sebelumnya.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
3
Penilitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ezwita (2014) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan perputaran piutang, perputaran persediaan, return on assets dan rasio utang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Secara parsial perputaran persediaan dan rasio hutang berpengaruh terhadap likuiditas sedangkan perputaran piutang dan return on asset tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini terdapat tiga variabel tambahan yaitu variabel perputaran total aktiva, perputaran modal kerja dan arus kas operasi. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Perputaran Total Aset, Perputaran Modal Kerja, Perputaran
Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bei Periode Tahun 2011 – 2014. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Likuiditas Menurut Fahmi (2012) likuiditas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara lancar dan tepat waktu sehingga likuiditas sering disebut short term liquity. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera di penuhi secara tepat waktu atau dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Menurut Martono & Harjito (2008) suatu perusahaan yang ingin mempertahankan kelansungan kegiatan usahanya harus memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban – kewajiban finansial yang segera dilunasi, dengan demikian likuiditas merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajiban – kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aset lancar yang tersedia. Menurut Martono & Harjito (2008) rasio likuiditas terbagi dua yaitu current ratio dan quick ratio. Current ratio merupakan perbandingan antara aset lancar (current asset) dengan hutang lancar (current liabilities). Sedangkan quick ratio atau sering juga disebut acid test ratio merupakan alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
4
perusahaan, rasio ini merupakan perimbangan antara jumlah aset lancar dikurangi persediaan dengan jumlah hutang lancar. Pengertian Perputaran Total Aset Perputaran total aset merupakan alat ukur dengan istilah perputaran unsur – unsur aset yang dihubungkan dengan penjualan. Yang mana rasio aktivitas ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efesiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dan rasio ini juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melaksanakan aktivitas sehari – hari (Hery, 2015). Berdasarkan hasil pengukuran rasio tersebut dapat diambil kesimpulan apakah suatu perusahaan telah mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya secara efesien dan efektif. Menurut Hery (2015) perputaran total aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Perputaran total aset disebut juga dengan total assets turnover rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset (Hery, 2015).
TATO =
Penjualan Bersih Total aset
Sumber : (Martono & Harjito, 2008) Pengertian Perputaran Modal Kerja Perputaran modal kerja merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk mencari rasio aktivitas, Menurut Manullang & Sinaga (2005) pengertian modal kerja dan modal berbeda dalam pandangan pedagang, ahli ekonomi, dan ahli hukum. RD Kennedy dan SY Mc Mullen memberi pengertian modal kerja sebagai berikut : 1. Working capital is the current asset over current liabilities, the amount of current asset that has been supplied by long term creditors and the stockholdess. In other words, working capital represents the amount of current asset that have not been supplied by
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
5
current, short term creditors. This definition is qualitative of current, short term creditors. This definition is qualitative of current asset in excess of the current liabilities. 2. Working capital is the amount of the current asset. This interpretation is qualitative in characters, since it represents the total amount of funds used for current operating purposes. Menurut Hery (2015) perputaran modal kerja (Working capital turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja (aset lancar) yang dimiliki perusahaan dan menghasilkan penjualan. Berdasarkan metode perputaran modal kerja ini maka besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran dari komponen – komponen (elemen – elemen) model kerjanya yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan.
WCT
=
Sales (current asset – current liabilitis)
Sumber : (Sugiono & Christiawan, 2013) Pengertian Perputaran Piutang Pengertian piutang antara lain adalah semua tuntutan terhadap pelanggan, baik berbentuk perkiraan uang, barang maupun jasa, serta segala hal yang berbentuk perkiraan seperti transaksi (Manullang & Sinaga, 2005). Selanjutnya piutang bisa diartikan sebagai kewajiban pelanggan yang disepakati dan mereka mengharapkan pembayaran itu dapat diselesaikan dengan tanda terima yang sah. Menurut Hery (2015) istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang dan jasa secara kredit (untuk piutang pelanggan yang terjadi atas piutang usaha, memunginkan piutang wesel), memberikan pinjaman (untuk piutang karyawan, piutang debitor yang biasanya lansung dalam bentuk piutang wesel, dan piutang bunga), maupun sebagai akibat kelebihan pembayaran kas kepada pihak lain (untuk piutang pajak). Sebagian besar piutang timbul dari penyerahan barang dan jasa secara kredit kepada pelanggan. Tidak dapat dipungkari bahwa pada umumnya pelanggan akan menjadi lebih
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
6
tertarik untuk membeli sebuah produk yang ditawarkan secara kredit oleh perusahaan (penjual) dan hal ini rupanya juga menjadi salah satu trik bagi perusahaan untuk meningkatkan besarnya omset penjualan yang akan tampak dalam laporan laba ruginya. Piutang yang timbul dari penjualan atau penyerahan barang dan jasa secara kredit ini diklafikasikan sebagai piutang usaha, yang kemudian tidak tertutup kemungkinan akan berganti menjadi piutang wesel (Hery, 2015). Dalam pengendalian piutang secara efektif dapat dilaksanakan dengan mengatur kebijaan mengenai pemberian kredit, syarat – syarat penjualan, ditetapkannya kredit maksimum bagi para pembeli dan cara penagihan dan pengurusan kredit secara efisien dapat menghasilkan perputaran piutang yang tinggi (Tunggal, 2000). Suatu perputaran yang tinggi harus disertai dengan penagihan piutang yang relatif cepat juga, karena perputaran piutang dapat ditingkatkan dengan jalan menjual piutang (Assignment) dan perputaran piutang merupakan salah satu alat ukur untuk melihat rasio aktivitas pada suatu perusahaan.
Perputaran piutang =
penjualan kredit rata – rata piutang
Sumber : kasmir (2013) Pengertian Perputaran Persediaan Persediaan dalam proses atau persediaan dalam perpindahan, yaitu persediaan antara berbagai tahap produksi atau penyimpanan dan pengelolaan persediaan ini secara baik memungkinkan penggunaan sumber daya dan penjadwalan produksi secara efisien (Martono & Harjito, 2008). Perusahaan harus memelihara persediaan barang dalam proses untuk dalam jumlah tertentu selama proses produksi. persediaan bahan mentah dan persediaan barang jadi tidak harus ditentukan secara tepat apabila perusahaan dapat bertindak fleksibel, sehingga semua level manajer akan terlibat dalam pengelolaan persediaan untuk menjaga besarnya persediaan guna mencapai tujuan perushaan secara efektif dan efesien. Menurut Martono & Harjito (2008) kebijakan persediaan perlu dilakukan oleh manajer agar :
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
7
1 Dapat menjamin kelancaran proses produksi 2 Dapat dijangkau oleh dana yang tersedia 3 Dapat mencapai jumlah pembeliaan optimal Makin banyak kali suatu persediaan dijual dan diganti kembali (perputaran persediaan) maka makin kecil modal kerja yang diperlukan, pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang yang sesuai dan untuk mengatur investasi dalam persediaan (Tunggal, 2000). Tunggal (2000) juga menjelaskan suatu program persediaan dan pembelian yang efisien akan menyebabkan suatu perputaran persediaan yag lebih cepat, lebih cepat persediaan berputar maka lebih sedikit resiko kerugian dan perputaran persediaan juga merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur rasio aktivitas dalam suatu perusahaan.
Perputaran persediaan =
Harga pokok penjualan rata – rata persediaan
Sumber : (Martono & Harjito, 2008) Kerangka Pemikiran
Perputaran total aset (X1) H1
Perputaran modal (X2)
H2
Likuiditas (Y)
Perputaran piutang (X3)
H3 H4
Perputaran persediaan (X4)
H5
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
8
Pengembangan Hipotesis Perputaran Total Aset Terhadap Likuiditas Menurut Santoso (2011) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa aspek likuiditas merupakan suatu tingkat kemampuan yang bersifat relatif. Karena itu apabila perusahaan berada dalam keadaan kurang likuid, ada kemungkinan perusahaan tidak bisa memanfaatkan kesempatan potongan (pembelian, tunai) yang ditawarkan oleh para leveransiernya. Sebagai akibatnya perusahaan terpaksa beroperasi pada tingkat biaya yang tinggi, sehingga mengurangi kesempatan untuk meraih laba yang lebih besar. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ezwita (2014) menyimpulkan bahwa variabel perputaran total aset berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat diambil hipotesis pertama penelitian ini sebagai berikut: H1 : Perputaran total aset berpengaruh terhadap likuiditas Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Menurut Djarwanto (2004) dalam Sugiono & Christiawan (2013) perusahaan dikatakan mempunyai posisi likuiditas yang kuat apabila mampu memelihara modal kerja yang cukup untuk mendanai operasi perusahaan yang normal. Dari teori di atas dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan. Semakin cepat perputaran modal kerja, semakin baik tingkat likuiditas perusahaan karena tersedia aset lancar untuk membayar hutang lancar tepat pada waktunya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Sugiono dan Christiawan (2013) menyimpulkan bahwa variabel perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat diambil hipotesis kedua penelitian ini sebagai berikut: H2 : Perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Menurut Astuti & Maelona (2013) perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas perusahaan menginginkan agar piutang yang dikelola itu baik sehingga akan bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ezwita (2014) menyimpulkan
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
9
bahwa variabel perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat diambil hipotesis ketiga penelitian ini sebagai berikut: H3 : Perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Menurut Kasmir (2011) yang menyatakan bahwa apabila perputaran persediaan yang diperoleh tinggi, maka menunjukkan bahwa perusahaan bekerja secara efisien dan likuid perusahaan semakin baik. Menurut Ezwita (2014) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode. Berdasarkan argumentasi tersebut maka hipotesis keempat variabel dirumuskan sebagai berikut : H4 : Perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas Perputaran Total Aset, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Berdasarkan penelitian sebelumnya menurut Ezwita (2014) dalam penelitiannya menjelaskan Secara simultan perputaran piutang, perputaran persediaan, berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sugiono & Christiawan (2013) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa perputaran modal kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. H5 : Perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas.
METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian Dan Ruang Lingkup Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada subsektor perusahaan makanan dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011– 2014. Metode Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Paradigma kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Data tersebut adalah laporan keuangan perusahaan makanan dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesa periode 2011 – 2014. Sumber data dalam penelitian ini adalah skunder. Data skunder merupakan sumber yang tidak lansung
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
10
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2006). Teknik Pengumpulan Populasi Dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan mulai tahun 2011 sampai tahun 2014, yaitu sebanyak 15 perusahaan makanan dan minuman. Sampel adalah bagian dari jumlah karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang ditentukan dengan kriteria – kriteria atau pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006). Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu : 1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011 – 2014. 2. Perusahaan makanan dan minumanyang melaporkan laporan keuangannya secara berturut – turut di BEI pada periode tahun 2011– 2014. 3. Perusahaan makanan dan minumanyang menggunakan satuan rupiah dalam melaporkan laporan keuangan periode tahun 2011 – 2014. Metode Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan agar dapat memberikan gambaran tentang suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata – rata (mean), standar deviasi, Dan memberikan gambaran terhadap variabel – variabel yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik meliputi uji
normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
11
Uji Normalitas Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. seperti diketahui bahwa uji F dan t mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik histogram dan probability plot atau p-plot dan uji statistikkolmogrov – smirnov(Ghozali, 2013). Hipotesis pengujiannya yaitu Hipotesis nol (Ho) = > 0,05 data terdistribusi secara normal dan Hipotesis alternatif (Ha) = < 0,05 data tidak berdistribusi secara normal. Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen), model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen, namun jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut : 1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel – variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar varibel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
12
independen lainnya. Nilai cutoffyang umum dipakai untuk menunjukkan tidak terjadi multikolonieritas adalah nilai Tolerance >0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2013). Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaa variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokesdatisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas,
kebanyakan
data
crossection
mengandung
situasi
heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan Melihat grafit plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPERED dengan residualnya (independen) yaitu SRESID. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah tejadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan menggunakan uji statistik yaitu uji park dengan asumsi apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang estimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik maka data dalam model empiris yang estimasi tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problem autokolerasi.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
13
Autokolerasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokolerasi. Untuk mendeteksi masalah autokolerasi diantaranya dengan uji Durbin – Watson (DW) hipotesis yang akan diuji adalah jika H0 diterima = tidak ada autokorelasi dan jika HA diterima = adanya autokorelasi (Ghozali, 2013). Adapun kriteria pengambilan keputusan ada atau tidak adanya autokorelasi adalah sebagai berikut : Hipotesis Nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Keputusan Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak
Jika 0 < d < dl dl < d < du 4 – dl < d < 4 4 – du < d < 4 - dl Du << 4 – du
Sumber : (Ghozali, 2013) Persamaan Regresi Linear Berganda Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Menurut Sugiyono(2006) analisis regresi linear berganda dapat digunakan peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor atau teknik statistik yang digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan atau pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara parsial maupun secara simultan. Bentuk rumusan persamaan matematis dari analisi regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Keterangan : Y
= Likuiditas
a
= konstanta atau intercept
X1
= perputaran total aktiva
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
14
X2
= perputaran modal kerja
X3
= perputaran piutang
X4
= perputaran persediaan
b1–b5 = koefisien regeresi masing – masing variabel bebas e
= faktor gangguan pada observasi
sumber : (Sugiyono, 2006) Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial (uji t) dan penyajian secara simultan (uji F). Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau : Ho : bi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau HA : bi 0Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Pengambilan keputusan jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak dan jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila thitung< ttabel, Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila thitung > ttabel, Artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
15
terhadap variabel dependen / terikat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji dua arah dengan hipotesis sebagai berikut: 1) Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama. 2) HA : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya ada pengaruh secara signifikan dari variabel bebas secara bersama-sama. Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung < F tabel, Artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung > F tabel, Artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Koefisien Determinasi Menurut Ghozali (2013) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing – masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada subsektor perusahaan makanan dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2014. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Analisis Deskriptif Analisis deskriptif statistik digunakan untuk mengetahui nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), standar deviasi, dan memberikan gambaran terhadap variabel-variabel
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
16
yang digunakan. Dalam penelitian ini varebel independennya yaitu perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan dan satu variabel dependen yaitu likuiditas. Deskrtiptif variabel atas data penelitian yang dilakukan selama empat tahun, sehingga jumah data keselurhan yang diamati adalah 13 sampel untuk seluruh perushaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan program spss versi 20.0 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Pengujian Deskrtiptif Statistik Descriptive Statistics N Minimum Maximum 51 1,00 6,01
Cr
Mean Std. Deviation 2,0701 1,06554
x1
51
,128
2,958
1,19437
,550621
x2
51
-881,409
97,394
-6,21290
126,276356
x3
51
2,710
20,374
8,58453
3,752509
x4
51
1,434
33,498
7,05067
7,010997
Valid N (listwise)
51
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0 Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis grafik histogram dan p-p plot dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini :
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
17
Sumber : data skunder diolah versi SPSS 20.0 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Histogram dan P-Plot Namun untuk memperkuat pengujian normalitas, maka dapat dilakukan dengan menggunakan uji analisis statistik yaitu uji one- sampel kolmogorov-smirnov. Dasar pengambilan keputusan untuk penguji one-sampel kolmogorov-smirnov adalah jika nilai perputran total aset untuk residual lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian one-sampel kolmogorov-smirnov pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 51 Mean 0E-7 a,b Normal Parameters Std. Deviation ,92581217 Absolute ,133 Most Extreme Differences Positive ,133 Negative -,079 Kolmogorov-Smirnov Z ,947 Asymp. Sig. (2-tailed) ,331 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : data sekunder yang diolah versi SPSS 20.0 Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji one-sampel kolmogorov-smirnov, terlihat bahwa nilai kolmogorov–smirnov untuk variabel residual sebesar 0,947 dan signifikan pada 0,331>0,05. Hal ini menunjukan bahwa data residual berdistribusi normal dan memperkuat hasil pengujian dengan menggunakan grafik histogram dan p-p plot.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
18
Hasil Uji Multikolinieritas Untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas atau tidak dapat dilihat dari nilai VIF dan Tolerance, apabila nilai VIF < 10 maka antara variabel independen yaitu perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputran piutang, perputaran persediaan tidak terjadi multikolinieritas dan apabila nilai Tolerance >0,10 maka diantra variabel independen tidak terjadi multikolinieritas. Berikut ini adalah hasil uji multikolinieritas : Tabel 4.3 uji multikolinieritas Coefficients Model
a
Collinearity Statistics
x1
Tolerance ,745
VIF 1,342
x2
,990
1,010
x3
,729
1,372
x4
,959
1,043
1
a. Dependent Variable: cr
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0 Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai variance inflation factor (VIF) dari perputaran total aset sebesar 1,342, perputaran modal kerja sebesar 1,010, perputaran piutang sebesar 1,372, dan perputaran persediaan sebesar 1,043. Nilai VIF untuk semua variabel independen lebih kecil dari 10 (VIF<10), maka dapat dismpulkan bahwa kelima variabel independen pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas. Dan dapat dilihat juga bahwa nilai Tolerance dari perputaran total aset sebesar 0,745, perputaran modal kerja sebesar 0,990, dan perputaran piutang sebesar 0,729, dan perputaran persediaan sebesar 0,959. NilaiTolernce untuk semua variabel independen lebih besar dari 0,10 (tolerance > 0,10), maka dapat disimpulkan bahwa keempat variabel independen pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Park. Model
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
19
regresi tidak mendukung heteroskedastisitas apabila nilai signifikan koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut tidak signifikansecara statistik yaitu 0,05. Berikut hasil pengujiannya : Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients Unstandardized Coefficients
Model
B (Constant)
1
Std. Error
,389
1,098
x1
-,804
,801
x2
,001
,003
x3
-,080
,119
x4
-,105
,055
a
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta ,355
,724
-,160
-1,004
,321
,058
,421
,675
-,108
-,672
,505
-,266
-1,897
,064
a. Dependent Variable: ui
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai perputaran total aset variabel perputaran total aset (TATO) sebesar 0,321, perputaran modal kerja sebesar 0,675, perputaran piutang sebesar 0,505, dan perputaran persediaan sebesar 0,064. Sehingga nilai perputaran total aset untuk semua variabel lebih besar dari 0,05. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan heteroskedasisitas pada model regresi. Dan pada uji scatterplot dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
20
Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa pada hasil pengujian grafik scatterplot menunjukan bahwa data tersebut terlihat tidak terdapat pola yang jelas serta titik – titik menyebar diatas dan dibahwa angka nol pada sumbu Y, hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi heteroskedasitisitas pada model regresi. Hasil Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi adanya data autokoreasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Durbin – Watson (DW). Hasil pengujian sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
1
R
R Square
,495
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,245
,179
,96523
Durbin-Watson
1,971
a. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3 b. Dependent Variable: cr
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0 Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa dari hasil uji autokolelasi tersebut dapat diketahui DW sebesar 1,971dari jumlah sampel sebanyak 51 dengan jumlah variabel berjumlah 5 (n=51k=5), maka batas dl= 1,3855 du=1,7218. Dapat disimpulkan bahwa DW sebesar 1,971 lebih besar dari batas atas (du) 1,7218 dan kurang dari 2,2782 (4-du adalah 4-1,72718). Nilai tersebut memenuhi syarat Durbin-Watson yaitu du
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
21
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients Unstandardized Coefficients
Model
B
1
Std. Error
(Constant)
3,327
,393
x1
-,122
,287
x2
,001
x3 x4
Standardized Coefficients
T
Sig.
Beta 8,457
,000
-,063
-,425
,673
,001
,120
,930
,357
-,094
,043
-,332
-2,212
,032
-,042
,020
-,276
-2,113
,040
a. Dependent Variable: cr
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0 Berdasarkan tabel 4.6 diatas uji regresi berganda dapat diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = a + b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e CR = 3,327 – 0,122 TATO + 0,001WCT – 0,094 PIU – 0,042 PERS Berdasarkan persamaan regresi, nilai konstanta sebesar 3,327 artinya jika TATO bernilai nol, perputaran modal kerja bernilai nol, perputaran piutang bernilai nol, dan perputaran persediaan bernilai nol, maka likuiditas pada suatu perusahaan adalah sebesar 3,327. Koefisien regresi variabel perputaran total aset (TAT0) adalah sebesar 0,122 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 kali pengembalian investasi (TAT0) dengan asumsi bahwa nilai variabel lainnya tetap atau konstanta maka akan mengakibatkan penurunan likuiditas (CR) sebesar 0,122. Namun sebaiknya jika pengembalian investasi (TATO) turun 1 kali dengan asumsi bahwa variabel lainnya tetap maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar 0,122. Perputaran modal kerja memiliki nilai regresi sebesar 0,001 yang menyatakanbahwa setiap kenaikan sebesar 1 kali perputaran modal kerjadengan asumsi bahwa nilai variabel lainnya tetap atau kontanta maka akan mengakibatkan penurunan likuiditas (CR) sebesar
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
22
0,001. Namun sebaliknya jika perputaran modal kerja turun 1 kali dengan asumsi bahwa nilai variabel lainnya tetap maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar 0,001. Perputaran piutang memilki nilai regresi sebesar 0,094 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan sebesar 1 kali perputaran piutang dengan asumsi bahwa nilai variabel lainya tetap atau konstanta maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar 0,094. Namun sebaiknya jika perputaran piutang turun 1 kali dengan asumsi bahwa nilai variabel lainnya tetap maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar 0,094. Perputaran persediaan memiliki niali regresi sebesar 0,042 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan sebesar 1 kali perputaran persediaan dengan asumsi bahwa nilai variabel lainnya tetap atau konstanta maka akan mengakibatkan peningkatan likuiditas (CR) sebesar 0,042. Namun sebaiknya jika perputaran persediaan turun 1 kali dengan asumsi bahwa nilai variabel lainya tetap maka akan mengakibatkan penurunan likuiditas (CR) sebesar 0,042. Pengujian Hipoteisis Pengujian Hipotesis Secara Parsial (t) Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan signifikan dari masing-masing variabel independen yaitu perputaran total aset (TATO), perputaran modal kerja (WCT), perputaran piutang (PIU), dan perputaran persediaan (PERS) terhadap variabel dependen yaitu likuiditas. Pengujian ini dilakuakan dengan menggunakan besarnya nilai perputaran total aset ( p-value ) masing-masing koefisen regresi variabel independen dibandingkan dengan tingkat signifikan 0,05. Dengan nilai df (n-k-1), dimana n merupakan jumlah observasi dan nilai k adalah jumlah variabel independen. Dasar kriteria yang digunakan adalah apabila perputaran > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak sedangkan apabila pserputaran total aset< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berikut ini adalah hasil pengujian secara parsial :
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
23
Tabel 4.7 Hasil Uji statistik Parsial Coefficients Unstandrdized Coefficients
Model
B
1
Std. Error
(Constant)
3,327
,393
x1
-,122
,287
x2
,001
,001
x3
-,094
x4
-,042
a
Standardized Coefficients
T
Sig.
Beta 8,457
,000
-,063
-,425
,673
,120
,930
,357
,043
-,332
-2,212
,032
,020
-,276
,032
,040
a. Dependent Variable: cr
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0 Berdasarkan hasil uji stastistik t pada tabel 4.7, terlihat bahwa variabel TATO memiliki nilai t hitung sebesar -0,425 dengan nilai t tabel 1,67943sebesar dengan nilai df =(51-4-1=46) sehingga nilai thitung< ttabel dengan nilai signifikan untuk variabel TATO sebesar 0,673 dimana nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa perputaran total aset tidak berpengaruh terhadap likuiditas, maka Ho diterma dan Ha ditolak. Artinya secara parsal perputaran total aset tidak mempengaruhi nilai likuiditas perusahaan. Hal ini dapat mungkin disebabkan karena proporsi aset tetap yang dimiliki perusahan jauh lebih besar dibandingkan aset lancar sehingga perputarn total aset secara keseluruhan yang lebih banyak disebabkan oleh perubahan aset tidak lancarsehingga nilai perputaran total aset tidak mempengaruhi likuiditas yang dipenelitian ini diwakli oleh CR. Hasil uji stastistik t menunjukan bahwa variabel perputaran modal kerja memiliki nilai t hitung sebesar 0,930 dan nilai t tabel sebesar 1,67303 dengan nilai df = (51-4-1=46) sehingga nilai thitung< ttabel dengan nilai signifikan variabel perputaran modal kerja sebesar 0,357 dimana nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa perputaran modal kerja secara persal tidak berpengaruh terhadap likuiditas, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya secara parsal perputaran modal kerja tidak mempengaruhi nilai likuiditas perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena korelasi perputaran modal kerja CR yang sangat rendah yaitu 0,084 dan terbukti tidak signifikan.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
24
Hal ini dapat disebabkan ukuran sampel yang relatif kecil sehingga tidak dapat mewakili populasi. Hasil uji stastistik t menunjukan bahwa variabel perputaran piutang memiliki nilai t hitung sebesar -2,212 dan nilai signifikan variabel perputaran piutang sebesar 0,032 dimana nilai ini lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Berdasarkan nilai tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsal perputaran piutang mempengaruhi nilai likuiditas perusahaan secara negatif. Hal ini dapat disebabkan perputaran piutang memang mempengaruhi CR tetapi pengaruh dengan arah negatif disebabkan walupun perputaran piutang cepat tetapi nilai piutang yang terjadi kecil sehingga nilai CR semakin besar walupun nilai perputaran piutang cepat. Hasil uji statistik t menunjukan bahwa variabel perputaran persediaan memiliki nilai t hitung sebesar 0,032 dengan nilai t tabel 1,67866sebesar dengan nilai df = (51-41=46) sehingga nilai thitung< ttabel dengan signifikan untuk variabel perputaran persediaan sebesar 0,040 dimana nilai lebih besar dari pada tingkat signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas. Berdasarkan nilai tersebut maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Artinya secara parsial perputaran persediaan
mempengaruhi nilai likuiditas perusahaan secara negatif. Hal ini dapat disebabkan perputaran persediaan memang mempengaruhi CR tetapi pengaruh dengan arah negatif disebabkan walupun perputaran persediaan cepat tetapi perusahaan banyak menungak nilai pembelian yang menjadi hutang sehingga semakin cepat perputaran maka hutang yang ditimbulkan semakin besar. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yaitu perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruhi secara simultan terhadap variabel terikat atau dependen yaitu likuiditas. Dengan kriteria yang digunakan adalah apabila perputaran total aset > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berikut ini adalah hasil pengujian secara simultan :
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
25
Tabel 4.8 Hasil Uji Secara Simultan a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
13,912
4
3,478
Residual
42,856
46
,932
Total
56,769
50
F
Sig.
3,733
,010
b
a. Dependent Variable: cr b. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0 Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji ANOVA atau F test diatas nilai Fhitung sebesar 3,733 dan nilai Ftabel sebesar 2,42pada tingkat signifikan 0,05. Dengan nilai df = (n-k) : (k-1), jumlah sampel (n) sebanyak 51, k =5 yaitu seluruh variabel penelitian, maka df = ( 51-5 = 46) : (5-1=5), sehingga nilai fhitung>ftabel dengan niali signifikan 0,010 nilai ini lebih kecil dengan tingkat signifikan 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi berguna untuk mengetahui seberapa besar peran variabel perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan bersama-sama menjelaskan perubahan yang terjadi terhadap variabel dependen yaitu likuiditas. Berikut hasil pengujiannya : Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Model 1
R ,495
R Square a
Adjusted R Square
,245
Std. Error of the Estimate
,179
a. Predictors: (Constant), x4, x1, x2, x3 b. Dependent Variable: cr
Sumber : data skunder yang diolah versi SPSS 20.0
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
,96523
26
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,179 atau sebesar 17,9% Hal ini menunjukan bahwa persentase pengaruh variabel independen perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap likuiditas sebagai variabel dependen sebesar 17,9%. Variasi variabel independen (likuiditas). Sedangkan sisanya 82% di pengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian ini. Pembahasan Penelitian Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa variabel perputaran total aset (TATO) secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap likuiditas, TATO yang memiliki nilai t hitung sebesar-0,425 dengan nilai t tabel 1,67866sehingga nilai thitung
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
27
memiliki nilai thitung sebesar -2,212 dan nilai ttabel sebesar 1,67866sehingga nilai thitung> ttabel dengan signifikan variabel perputaran piutang sebesar 0,032 dimana nilai ini lebih kecil dari pada tingkat signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dapat disebabkan perputaran piutang memang mempengaruhi CR tetapi pengaruh dengan arah negatif disebabkan walaupun perputaran piutang cepat tetapi nilai piutang yang terjadi kecil sehingga nilai CR semakin besar walaupun nilai perputaran piutang cepat. Perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas yang dapat dilihat perputaran persediaan memilki nilai thitung>t
tabel
dengan nilai signifikan
variabel perputaran persediaan sebesar 0,032 dan nilai t tabel sebesar 1,67866 sehingga nilai thitung>ttabel dengan nilai signifikan variabel variabel perputaran sebesar 0.040 dimana nilai ini lebih kecil dari pada tingkat signifikan 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.Hal ini dapat disebabkan perputaran persediaan memang mempengaruhi CR tetapi pengaruh dengan arah negatif disebabkan walaupun perputaran persediaan cepat tetapi perusahaan banyak menunggak nilai pembelian yang menjadi hutang sehingga semakin cepat perputaran maka hutang yang ditimbulkan semkain besar. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ezwita (2014) yang menyatakan perputaran persedian berpengaruh terhadap CR. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah dikemukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perputaran total aset (TATO) tidak berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
28
5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen (perputaran total aset, perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan) terhadap variabel dependen (likuiditas) secara simultan atau secara bersama-sama pada perusahaan makanan dan minuman. Kerterbatasan Penelitian Terdapat beberpa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian yaitu: 1 Dalam penelitian ini sampel perusahaan yang diambil hanya terbatas pada perusahaan – perusahaan makanan dan minuman saja yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011 -2014, sehingga sangat besar kemungkinan tidak mampu mempersentasikan populasi dengan baik.Kecilnya ukuran sampel merupakan salah satunya kelemahan dalam penelitian ini. 2 Penelitian ini menjelaskan bahwa pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 17,9% atau variabel independen dalam penelitian ini hanya menjelaskan sebesar 17,9% artinya 82% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel– variabel lainnya,yang berada diluar model penelitian ini. Saran Dengan melihat keterbatasan yang dikemukakan diatas, penulis menyadari bahwa penelitian ini sangat jauh dari sempurna baik dari segi faktor – faktor yang diteliti maupun jumlah data yang digunakan. Untuk itu beberapa saran dapat dikemukam sebagai berikut : 1 Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan menambah tahun dan juga memperbanyak jumlah sampel. 2 Beberapa variabel yang tidak terbukti pada penelitian ini sebanyak pada penelitian selanjutnya digunakan proxy yang lain dari variabel tersebut, sehingga diharapkan dapat mencerminkan variabel yang digunakan. 3 Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah jumlah variabel atau mengunakan variabel independen lain yang mempengaruhi likuiditas seperti ukuran perusahaan, kesempatan bertumbuh, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan dari niali determinasi (R2) hanya mampu dijelaskan sebesar 17,9% atau dengan kata lain 82% likuiditas dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)
29
DAFTAR PUSTAKA Agustina, D. (2014). Analisis Arus kas terhadap likuiditas Pada Pt. Hotel Mandarine regency Tbk tahun 2008 - 2012. Jurnal akuntansi, 1-20. Astuti, W. A., & Maelona, R. (2013). Pengaruh modal kerja dan perputaran piutang terhadap likuiditas. Jurnal akuntansi, 1 - 18. Ezwita, Y. (2014). Pengaruh Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Assets dan Rasio Utang terhadap Likuiditas pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Jurnal akuntansi, 1-22. Fahmi, I. (2012). Analisis laporan keuangan. Lampulo: ALFABETA. Gozali, I. (2013). Analisis muktivariate dengan program spss. Semarang: UNDIP. Hery. (2015). Analisis laporan keuangan pendekatan rasio keuangan . Yogyakarta: CAPS. Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Manullang, M., & Sinaga, D. (2005). Pengantar manajemen keuangan. Yogyakarta: ANDI. Martono, & Harjito, A. (2008). Manajemen keuangan. Yogyakarta: Ekonisia. Ritonga, R. A. (2012). Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Akuntansi, 1 - 11. Santoso, Y. A. (2011). Analisis faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan manufaktur yang listed di BEI periode 2007 - 2009. Skripsi, 1 - 49. Silfia, S. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Pajak dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Keputusan Pendanaan Pada Perusahaan Real Estate And Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011 – 2013. Jurnal akuntansi, 1-28. Sugiono, L. P., & Christiawan, Y. (2013). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas pada perusahaan ritel yang terdaftar di BEI tahun 2007 - 2012. Jurnal akuntansi vol 1 no.2, 298 - 305. Tunggal, A. W. (2000). Dasar - dasar analisis laporan keuangan. Jakarta: PT Rineka Cipta. www.idx.co.id
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)