PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PORSI SAHAM PUBLIK DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014.
NUR YULLI YANI 120462201164 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, 2017
ABSTRAK Nur Yulli Yani, 2017 : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Data yang digunakan adalah data skunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2011-2014 yang telah di audit dan dipublikasikan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2014 sebanyak 38 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling sehingga di peroleh sampel sebanyak 23 perusahaan sektor barang konsumsi yg memenihi kriteria dan menghasilkan 92 sampel penelitian dengan 4 tahun pengamatan (2011-2014). Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS versi 21.0.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan. Sedangkan Porsi Saham Publik dan Struktur Modal secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan. Penelitian ini juga menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan. Besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen adalah 11,0%. Sedangkan sisanya sebesar 89 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Luas Pengungkapan, Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal.
PENDAHULUAN Pertumbuhan perekonomian di negara indonesia telah berkembang dengan pesat, Sehingga persaingan global dalam dunia usaha yang berlangsung saat ini menuntut suatu perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Inilah yang menyebabkan banyaknya investor baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang ingin menanamkan modalnya di perusahaanperusahaan di indonesia. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan masyarakat sehingga perusahaan harus dapat memberikan layanan yang memuaskan kepentingan stakeholders dengan cara memenuhi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan aktivitas bisnis perusahaan. Laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan pengguna mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Sejauh mana informasi yang dapat diperoleh akan sangat tergantung pada seberapa besar tingkat pengungkapan
(disclosure) laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Sejumlah penelitian mengenai hal-hal di seputar tingkat kecukupan pengungkapan, khususnya untuk perusahaan-perusahaan yang mencatatkan diri di pasar modal telah dilakukan, baik di luar negeri maupun di Indonesia. Fitriany (2001). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengangkat hal ini dalam karya tulis ilmiah dalam bentuk proposal dengan judul โPengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014โ.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Apakah
Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
luas
pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdafar di BEI periode 2011-2014? 2.
Apakah Porsi Saham Publik berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdafar di BEI periode 2011-2014?
3.
Apakah Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdafar di BEI periode 2011-2014?
4.
Apaakah Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdafar di BEI periode 2011-2014?
TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.
2.
Untuk mengetahui pengaruh Porsi Saham Publik terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.
3.
Untuk mengetahui pengaruh Struktur Modal terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.
4.
Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Landasan Teori Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pengungkapan (disclosure) adalah mengkomunikasikan mengenai posisi dari keuangan dengan tidak menyembunyikan informasi, apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, disclosure mengandung makna bahwa laporan keuangan harus memberikan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha kondisi keuangan perusahaan kepada para pengguna laporan keuangan (Riny, 2010 dalam Daniel, 2013). Menurut Marwata (2001) dalam Daniel (2013), luas pengungkapan didefinisikan sebagai sejumlah informasi untuk membantu investor dalam membuat prediksi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Luas pengungkapan laporan keuangan mengukur berapa banyak butir laporan keuangan yang secara material akan diungkapkan oleh suatu perusahaan. Ada 2 jenis pengungkapan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar dan regulasi, yaitu : 1. Pengungkapan Wajib (Mondatary Disclosure) 2. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) Menurut Widati dan Wiganti (2011) dalam Istikomah (2014), Terdapat tiga konsep pengungkapan dalam laporan tahunan yaitu : 1. Pengungkapan Memadai (Adequate Disclosure) 2. Pengungkapan Wajar (Fair Disclosure)
3. Pengungkapan Penuh (Full Disclosure) Menurut Daniel (2013:7), perhitungan indeks luas pengungkapan laporan keuangan dilakukan sebagai berikut: 1. Memberikan skor untuk setiap item pengungkapan, dimana jika suatu item diungkapakan diberi nilai satu dan jika tidak diungkapakan akan diberi nilai nol. 2. Skor yang diperoleh dari setiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan skor total. 3. Menghitung indeks luas pengungkapan laporan keuangan Adapun rumus index wallace menurut Soewardjono dalam Daniel (2013:7) adalah : n
Disclosure index = k x 100 %
Keterangan : n : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan k : jumlah item yang dianjurkan untuk diungkapkan. Ukuran Perusahaan (X1) Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva (Yuniarsyah, 2014). Secara umum biasa size diproksi dengan total aset. Asnawi dan Wijaya dalam Istikomah (2014:9).
Adapun Rumus ukuran perusahaan adalah :
Size = Total Aktiva
Porsi Saham Publik (X2) Porsi saham publik yang diukur dari seberapa besar proporsi saham yang dimiliki oleh publik dalam sebuah perusahaan. Simanjuntak dan Widiastuti dalam Budianto (2009). Adapun Rumus porsi saham publik adalah : Porsi Saham Publik =
Jumlah Saham Publik Jumlah Saham Yang Beredar
Struktur Modal (X3) Struktur modal (financial leverage) merupakan komposisi pendanaan didalam suatu perusahaan. Menurut Naโim dan Rachman (2000) leverage didefinisikan sebagai nilai buku total utang jangka panjang dibagi dengan total ekuitas. Dalam hal ini diukur menggunakan Debt to Equity Ratio sebagai proksi dari leverage keuangan perusahaan. Adapun Rumus struktur modal (DER) adalah :
Debt to equity ratio =
๐๐๐ก๐๐ ๐พ๐๐ค๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ก๐๐ ๐ธ๐๐ข๐๐ก๐๐
KERANGKA PEMIKIRAN
Ukuran Perusahaan (X1 ) H1 Porsi Saham Publik (X2 )
H2 H3
Luas Pengungkapan Laporan Keuangan (Y)
Struktur Modal (X3 )
H4
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya sebuah perusahaan yang dapat diukur dengan mengetahui total aktiva yang dimiliki perusahaan. Menurut Amran et al. (2009) dalam Suta dan Laksito (2012:2), semakin besar ukuran perusahaan, maka akan semakin meningkat pula jumlah stakeholder yang terlibat didalamnya. Mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi lebih luas. Penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2013) menunjukan
hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesisnya adalah : H1:
Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
Luas
Pengungkapan Laporan Keuangan. Pengaruh Porsi Saham Publik Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Menurut Naโim dan Rachman (2000), mengemukakan adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian pengungkapan perusahaan semakin luas. Informasi tingkat kepemilikan saham akan digunakan oleh investor pertanda prospek suatu perusahaan, dengan kata lain semakin banyak saham yang dimiliki oleh publik berarti semakin tinggi perusahaan dalam memberikan deviden dan layak beroperasi terus menerus untuk itu perusahaan dituntut untuk memberikan informasi yang komprehensif. Penelitian yang dilakukan oleh Safarin (2013) menunjukkan hasil bahwa porsi saham publik tidak terdapat pengaruh secara signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan. H2: Porsi Saham Publik tidak berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan.
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Struktur modal adalah merupakan pembelanjaan jangka panjang yang dinyatakan dengan hutang jangka panjang, saham preferen dan modal sendiri (Naโim dan Rachman, 2000). Perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang lebih besar. Dalam penelitian ini, struktur modal dapat diukur dengan rasio total hutang terhadap total ekuitas (total debt to equity ratio). Debt to equity ratio merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Hasil penelitian Zulaikha (2012) menunjukan bahwa Struktur Modal (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan. H3: Struktur Modal tidak berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Penelitian ini tidak hanya menguji pengaruh ukuran perusahaan, porsi saham publik dan struktur modal secara parsial (individual), tetapi juga menguji pengaruh
secara
simultan
(bersama-sama)
dalam
mempengaruhi
luas
pengungkapan laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu, diharapkan penelitian ini juga memberikan pengaruh secara simultan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan seperti penelitian terdahulu.
Penelitian Istikomah (2014), menyatakan bahwa secara bersama-sama variabel ukuran perusahaan, current ratio, return on asset dan debt to asset ratio mampu mempengaruhi index disclosure. H4:
Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal berpengaruh signifikan Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan
METODE PENELITIAN Objek penelitian dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014. Dimana populasi dalam kurun waktu tahun 2011-2014 adalah berjumlah 38 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh sampel penelitian sebanyak 23 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria dan mengahsilkan 92 sampel penelitian dengan pengamtan selama 4 tahun (20112014). Laporan keuangan dan data-data yang berkaitan dengan penelitian diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan www.bapepam.co.id dan situs-situs lain yang memberikan informasi yang berkaitan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif Uji statistik deskriptif adalah memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari minimum, maksimum, mean dan standar deviasi. Tabel 4.1
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
LPLK
92
,37
,69
,4990
,07040
UP
92
87,42
85938,89
9597,8107
17133,74881
PSP
92
,01
,67
,2201
,15499
SM
92
,11
9,47
,9442
1,30320
Valid N (listwise)
92
Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2013:106).
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan grafik P-P Plot
t Dari gambar 4.1 grafik normal P-P Plot diatas, dapat diketahui bahwa data ditunjukan berupa titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian berdasarkan gambar P-P Plot diatas, dapat disimpulakan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
92 a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 ,06532205
Absolute
,074
Positive
,062
Negative
-,074
Kolmogorov-Smirnov Z
,705
Asymp. Sig. (2-tailed)
,703
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal dengan nilai signifikansi 0,703 yakni 0,703 > 0,05. Sehingga membuktikan bahwa analisis data dapat dilanjutkan karena residual telah terdistribusi secara normal. Hasil Uji Multikolinearitas Menurut Priyatno (2011:288), uji ini digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik tidak seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Metode pengujian biasa digunakan yaitu untuk melihat nilai inflation faktor (VIF) dan tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih 0.1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Nilai tersebut disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas.
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
1
UP
a
,474
Std. Error
T
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
,014
34,25
VIF
,000
8 1,361E-
,000
,331 3,188
,002
,906
1,104
006
PSP
,043
,048
,094
,895
,373
,884
1,131
SM
,003
,005
,047
,461
,646
,962
1,039
a. Dependent Variable: LPLK
Sumber:output SPSS 21.0 Tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel UP dengan tolerance 0,906 dan nilai VIF 1,104, variabel PSP dengan dengan nilai tolerance 0,884 dan nilai VIF 1,131, variabel SM nilai tolerance 0,962 dan nilai VIF 1,039. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keseluruhan variabel tidak terjadi multikolinearitas karena masing-masing variabel nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Hasil Uji Autokorelasi Menurut Santoso (2014:192), uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson (Uji DW).
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
1
R
,373
R Square
a
,139
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,110
Durbin-Watson
,06643
1,211
a. Predictors: (Constant), SM, UP, PSP b. Dependent Variable: LPLK
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai uji Durbin-Watson adalah 1,211 atau berada diantara angka -2 sampai dengan +2 (-2 < 1,211 < +2). Hal ini menunjukan bahwa pada model regresi tidak terdapat autokorelasi.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menurut Priyatno (2011:296), uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations Unstandardized Residual
Correlation Unstandar dized Residual
UP
PSP
SM
1,000
,176
,016
,115
.
,094
,883
,276
92
92
92
92
,176
1,000
,171
,094
.
,102
,010
92
92
92
92
,016
,171
1,000
-,150
,883
,102
.
,155
92
92
92
92
**
-,150
1,000
,276
,010
,155
.
92
92
92
92
Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation
,267
**
Coefficient UP
Sig. (2-tailed)
Spearm
N
an's rho
Correlation Coefficient PSP
Sig. (2-tailed) N Correlation
,115
,267
Coefficient SM
Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber:output SPSS V.21.0 Dari tabel 4.5 menunjukan bahwa nilai signifikansi pada variabel independen ukuran perusahaan adalah 0,094, porsi saham publik 0,883 dan struktur modal 0,276. Maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi dikarenakan masing-masing variabel independen nilai signifikansinya > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data bebas dari masalah heteroskedastisitas.
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Sumber:output SPSS 21.0 Metode scatter plot dengan melihat pola titik-titik pada scatter plot regresi dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat titik menyebar, menyebar dengan pola yang tidak jelas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Priyatno (2011), analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi.
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error ,474
,014
1,361E-006
,000
PSP
,043
SM
,003
UP
Beta 34,258
,000
,331
3,188
,002
,048
,094
,895
,373
,005
,047
,461
,646
1
Berdasarkan
analisis
hasil
penelitian
didapatkan
semua
variabel
independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen luas pengungkapan laporan keuangan. Maka persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0,474 + 1,361E-006 X1 + 0,043 X2 + 0,003 X3 + e Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji Statistik t (Uji Parsial) Menurut Priyatno (2011:235), uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, porsi saham publik dan struktur modal terhadap luas pengungkapan laporan keuangan dengan tingkat signifikan 5%.
Tabel 4.7 Hasil Uji T Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
Beta
,474
,014
1,361E-006
,000
PSP
,043
SM
,003
UP
34,258
,000
,331
3,188
,002
,048
,094
,895
,373
,005
,047
,461
,646
1
Dari data tabel 4.7 diatas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap luas pengungkapan Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi yakni 0,002 < 0,05 dan nilai
3,188 > 1,987, Jadi hipotesis diterima. Maka dapat
disimpulkan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap
luas
pengungkapan laporan keuangan. 2. Pengaruh Porsi Saham Publik terhadap luas pengungkapan Variabel porsi saham publik memiliki tingkat signifikansi yakni 0,373 > 0,05 dan nilai disimpulkan
porsi
0,895 < 1,987, Jadi hipotesis ditolak. Maka saham
publik
tidak
berpengaruh
secara
dapat signifikan
terhadap luas pengungkapan laporan keuangan. 3. Pengaruh Struktur Modal terhadap luas pengungkapan Variabel struktur modal memiliki tingkat signifikansi yakni 0,646 > 0,05 dan nilai
0,461 < 1,987, Jadi hipotesis ditolak. Maka dapat
disimpulkan struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan.
Hasil Uji Statistik F (Uji Simultan) Menurut Priyatno (2011:258), uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji F bertujuan untuk mengukur pengaruh ukuran perusahaan, porsi saham publik dan struktur modal secara bersama-sama atau simultan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan. Tabel 4.8 Hasil Uji F a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
,063
3
,021
Residual
,388
88
,004
Total
,451
91
F
Sig.
4,735
,004
b
a. Dependent Variable: LPLK b. Predictors: (Constant), SM, UP, PSP
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara simultan variabel independen memiliki signifikansi sebesar 0,004, yakni 0,004 < nilai signifikansi 0,05 dan nilai
4,735 nilai
dfl (jumlah variabel-1) = 3 dan df2 (n-k-
1) 92-3-1= 88 yaitu 2,71. Jadi dapat disimpulkan yakni nilai
4,735 > 2,71.
Maka H0 diterima, jadi secara simultan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted
)
Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,373
a
,139
,110
,06643
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat dilihat angka koefisien determinasi yakni 0,110 atau 11,0 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel independen berupa ukuran perusahaan, porsi saham publik dan struktur modal dapat menjelaskan bahwa luas pengungkapan laporan keuangan sebesar 11,0 % dan sisanya sebesar 89 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. b. Variabel Porsi Saham Publik tidak berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
c. Variabel Struktur Modal tidak berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. d. Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
Saran Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan diatas maka dapat diberikan saran sebagai berikut : a. Dapat menggunakan variabel indepnden lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan. b. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan jenis perusahaan lain sebagai objek penelitian. c. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel dan diharapakan memperpanjang periode penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Ardiana Renukti. 2008. Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal, Profitabilitas, Rasio Saham Publik, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan. Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret. Arif, Abubakar. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Porsi Saham Publik dan Umur Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Trisakti. BAPEPAM. 2012. Penyajian Dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten Atau Perusahaan Publik. http ://www.bapepam.co.id, Nomor : SE02/BL/2008 dan Nomor : Kep-347/BL/2012 Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol 7, No. 3, September 2004 Hal 351-366. Budianto, Arief Satrya. 2009. Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Kualitas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Kontemporer Vol 1, No. 2. Hal: 123-142. Daniel, Niko Ulfandari. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Likuiditas Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang. Devi, Ida Ayu Sintia dan Suardana, Ketut Alit. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, dan Status Perusahaan Pada Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Fahmi, Irham. 2012.โAnalisis Laporan Keuanganโ. Penerbit Alfabeta Bandung. Fitriany, 2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Proceedings Simposium Nasional Akuntansi IV. Agustus: 133-154. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haryanto dan Ira. 2008. Analisis Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estat). Jurnal Wahana Akuntansi, Vol. 3, Hal 19-39. Jakarta. Heizer, et.al. 2009. Operation Management. Buku 1. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat. Herdiani, Rini. 2015. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Ukuran Perusahaan dan Porsi Saham Publik Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013. Istikomah. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Current Ratio, Return On Asset dan Debt To Asset Ratio Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Jurnal Fakultas Ekonomi. UMRAH. Indriani Erna Wati. Dkk. 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela Dan Implikasinya Terhadap Asimetri Informasi. Jurnal Akuntansi Universitas Mataram. Karuniasari, Putri. 2013. Pengaruh Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang telah Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Naโim, Ainun dan Fuad Rachman. 2000. โAnalisis Hubungan antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal dan Tipe Kepemilikan Perusahaanโ. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 15 No 1 pp 70-82. Priyatno, Dwi. 2011. SPSS Analisis Statistik Data. Yogyakarta: Mediakom Safarin, Sonya Nurinda. 2013. Pengaruh Leverage, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Profitabiltas dan Porsi Saham Publik Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi. UMRAH. Sarwoko. 2007. Statistik Inferensi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametik. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo.
Simanjuntak, Edi dan Ika Widyastuti. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol II. No.1. Maret: 38-50. Susanto, Djoko dan Inge Gunawan. 2004. Pengaruh Kelompok Industri, Basis Perusahaan, dan Tingkat Return Terhadap Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Manajemen: 75-85. Suta, Anita Yolanda dan Laksito, Herry. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Informasi Sukarela Laporan Tahunan. Jurnal Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemiliskan Saham, Leverage, Faktor Interen dan Faktor Eksteren terhadap Nilai Perusahan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9, No.1. Hal: 41-48. Sugiyono. 2008. Metode Pengumpulan Kuantitatif, Kualitatif dan D & D, Penerbit Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Tristanti, Leony Lovancy dan Zulaikha. 2012. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Sukarela (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010). Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Wirartha I Made Ir., M.Si. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi, dan Tesis. Yogyakarta: Andi Yuniarsyah, Dwi Harista. 2014. Pengaruh Likuditas, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan. Jurnal Fakultas Ekonomi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. www.idx.co.id