Investments In Noncurrent Operating Assets - Acquisition What Costs are Included In Acquisition Cost ? Noncurrent operating assets di bagi dalam 2 kategori: 1. Aktiva tetap berwujud (Tangible noncurrent operating assets) 2. Aktiva tak berwujud (Intangible noncurrent operating assets) Tangible Noncurrent Operating Assets yaitu assets yang mempunyai wujud, dapat diamati oleh panca indera. Ciri umumnya yaitu memberi manfaat ekonomi pada masa mendatang bagi perusahaan. Contoh: Land, building, dan berbagai equipment seperti automobilies, trucks, machinery, patterns dan dies, furniture and fixtures. Intangible Noncurrent Operating Assets yaitu assets yang tidak dapat di amati secara langsung. Bukti adanya aktiva ini terdapat di dalam bentuk perjanjian, kontrak atau paten, dan aktiva ini tidak mempunyai wujud nyata. Contoh: patents, copyrights, hak monopoli (franchise), cap dan merek dagang (trademarks and trade names), biaya pendirian (organizations costs), biaya pengembangan software (software developments) dan goodwill.
Valuation of Noncurrent Operating Assets At Acquisition Tangible noncurrent operating assets dan Intangible noncurrent operating assets di catat pada awalnya sebesar cost, yaitu initial bargained atau cash sales price. Cost of property meliputi: 1. Harga pembelian semula (originil purchases price), 2. Pajak dan bea (Tax), 3. Ongkos angkut (Freight), 4. Biaya pemasangan (installation), dan 5. Pengeluaran lainnya yang berkaitan dengan perolehannya Aktiva bekas (asset acquired) harus dicatat sebesar cost tanpa memperhatikan nilai bukunya pada catatan si penjual. Pengeluaran untuk reparasi, rekondisi, atau perbaikan mutu asset sebelum digunakan, harus dikapitalisasi sebagai bagian dari cost. Beberapa pertimbangan dalam rangka menentukan harga perolehan aktiva tetap berwujud dan aktiva tak berwujud adalah sebagai berikut: 1. Purchases discount diperlakukan sebagai pengurang cost. 2. Earnings timbul dari sales bukan dari purchases 3. Discount untuk perolehan property, harus diperlakukan sebagai pengurang asset cost, dan bukan dilaporkan sebagai revenue. 4. Jika discount tidak dimanfaatkan maka dilaporkan sebagai Discounts Lost atau Interest Expense.
Aktiva tak bergerak (Real Property) Harta benda di bagi dalam 2 kategori: 1. Aktiva tak bergerak (Real Property) 2. Aktiva bergerak (Personal Property)
Real Property yang juga disebut realty atau real estate meliputi Land, dan hampir semua yang dilekatkan padanya seperti pipa ledeng yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak struktur hampir semua perbaikan terhadap tanah seperti pepohonan, semak dan trotoar. Sedangkan other property disebut personal property Tanah (Land) Harga perolehan tanah meliputi: • Purchases price yang disetujui • Biaya notaris • Administrasi
• • •
Komisi perantara Hak milik Biaya penelitian
Jika terdapat tax, interest atau kewajiban lainnya (other liens) atas property tersebut yang ditanggung buyer, maka hal itu harus ditambahkan ke dalam cost. Biaya pembersihan, perataan, pemetakan tanah atau aktivitas lainnya yang meningkatkan secara permanen nilai tanah, setelah perolehan juga harus diperlakukan sebagai kenaikan cost of land. Jika suatu lokasi yang diperuntukkan bagi new plant di mana sebelumnya sudah berdiri building lama yang harus dibongkar, maka biaya pembongkaran dikurangi nilai bahan bangunan yang masih dapat dipakai kembali ditambahkan ke land cost. Jika nilai bahan bongkaran melampaui biaya pembongkaran bangunan maka kelebihannya diperhitungkan sebagai pengurang land cost. Pembebanan oleh pemerintah daerah atas prasarana setempat (jalan raya, trotoar, penerangan) dapat diperhitungkan sebagai penyempurnaan tanah secara permanen dan dapat dibebankan kepada asset. Tapi jika pengeluaran yang diperlukan untuk penyempurnaan tanah (land improvement) memiliki usia terbatas dan memerlukan penggantian, maka costs tersebut harus diikhtisarkan secara terpisah pada perkiraan Land Improvement.
Bangunan (Building) Suatu pembelian yang melibatkan perolehan baik land maupun building memerlukan pengalokasian cost di antara kedua assets tersebut yang meliputi purchase price di tambah semua beban (charge) yang menyertai purchase tersebut. Cost yang dialokasikan pada building ditambah dengan pengeluaran untuk merekondisi dan memperbaiki agar asset dapat digunakan dan juga ditambah dengan pengeluaran untuk penyempurnaan serta penambahan. Jika building didirikan, cost-nya meliputi: • Biaya penggalian, perataan dan pengurukan (bukan untuk tanah) • Bangunan sementara yang dipakai untuk aktivitas konstruksi • Asuransi kebakaran selama periode konstruksi • Kompensasi pekerja dan asuransi kecelakaan
• Bahan baku • Overhead • Upah (tenaga kerja) • Beban honorarium arsitek
• Biaya izin mendirikan bangunan Tax atas property improvement dan interest cost pada suatu periode konstruksi umumnya dikapitalisasi sebagai cost of buildings.
Peralatan (Equipment) Mencakup berbagai pos seperti mesin-mesin bentuk perusahaan dan aktivitasnya. Mesin-mesin (Machinery) Untuk usaha manufaktur meliputi mesin bubut, tungku Cost daripada Machinery meliputi: • Purchase price • Pajak • Tax & duties on purchase • Freight Charges • Insurance charges (saat • Installation charge perjalanan) • Biaya rekondisi (barang bekas) • untuk pengujian pemakaian
&
penyiapan
akhir
untuk
Mesin pola (Pattern) dan tempa (Dies) diperoleh untuk perancangan, penstempelan, pemotongan, atau penempaan. Cost of pattern dan dies meliputi: Purchases cost untuk membuatnya yang terdiri dari: • Bahan baku • Upah (tenaga kerja) • Overhead Furniture and fixture Perolehannya harus diidentifikasi dengan fungsi produksi, penjualan atau fungsi umum dan administrasi. Meliputi meja, kursi, karpet, lemari etalase, dan perlengkapan pameran. Perolehannya meliputi: • Purchase price • Freight • Tax • Installation charges
Automobile and truck Automotive equipment dicatat sebesar: • Purchase price • Pajak pertambahan nilai (Excise Tax) • Delivery charges paid Sering kali barang-barang yang diserahkan di dalam peti kemas yang kemudian dikembalikan atau digunakan kembali. Peti kemas yang dapat dikembalikan (tangki, drum, galon) merupakan asset yang dapat disusutkan yang digunakan dalam perusahaan dan dimasukkan dalam kelompok equipment. Untuk menurunkan asset accunt dan accumulated depreciation yang berkaitan atas peti kemas yang diperkirakan tidak dikembalikan harus dibuat penyesuaian-penyesuaian secara periodik dan pengurangan tersebut dilaporkan sebagai loss periode berjalan.
AKTIVA TAK BERWUJUD (Intangible Assets) Beberapa pertimbangan yang menyangkut penentuan cost untuk intangible assets yaitu sebagai berikut: Patents suatu hak eksklusif yang dijamin oleh pemerintah bagi seorang penemu yang memungkinkan tersebut mengendalikan pengolahan, sale, atau penggunaan lain dari penemuan tersebut untuk suatu periode tertentu. Patents hanya berlaku selama 17 tahun, dari tanggal diterbitkannya. Jika suatu patents dibeli, maka patents dicatat sebesar acquisition cost. Jika suatu patents dihasilkan melalui penelitian, maka cost-nya meliputi lisensi paten dan ongkos pengesahannya. Hak Cipta, (Copyright) suatu hak eksklusif yang dijamin oleh pemerintah yang mengizinkan seorang pengarang, komposer, atau seniman untuk mempublikasikan, menjual, memberi izin atau sebaliknya mengendalikan suatu kegiatan sastra, musik atau artistik. Masa manfaat hak cipta maksimum selama 50 tahun.
Cost yang dibebankan pada copyright terdiri dari charge yang diperlukan untuk menetapkan hak tersebut. Bila copyright dibeli, maka dicatat dengan purchase price. Cap Dagang dan Merek Dagang (Trademark and Trade Name) Hak atas Trademark berlaku selama dipakai terus menerus. Cost of trademark terdiri dari pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkannya, termasuk ongkos administrasi dan pendaftaran, serta pengeluaran-2 untuk perkara pengadilan yang dimenangkan dalam mempertahankan trademark. Saat Trademark itu diperoleh dengan cara membeli, maka dicatat sebesar purchase price. Biaya pendirian organisasi (Organization Cost) Meliputi ongkos administrasi biaya sertifikat saham, biaya pertanggungan, biaya penggabungan, dimana manfaatnya dapat dipetik setelah melampaui periode fiskal yang pertama dan biasanya membuat perusahaan mengalami defisit sebelum perusahaan tersebut menjalankan operasi perusahaannya. Hak monopoli (franchises) Hak khusus yang diterima oleh suatu badan usaha atau perorangan sebagai agen tunggal guna melaksanakan fungsi bisnis tertentu atau menggunakan produk atau jasa tertentu. Cost of franchises meliputi jumlah uang yang dibayarkan untuk franchises tersebut dan honorarium notaris serta biaya lainnya yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Goodwill Goodwill ini meliputi semua keuntungan khusus yang dinikmati suatu perusahaan, tidak penting apakah dapat diidentifikasikan atau tidak, seperti nama baik, staf atau karyawan yang cakap, status kredit yang tinggi, reputasi bagi produk dan jasa yang unggul, dan lokasi yang menguntungkan. Menurut prinsip akuntansi yang lazim, goodwill dicatat dalam pembukuan hanya jika diperolehan melalui purchases.
Acquisition Other Than Simple Cash Transactions Assets dapat dibeli dengan berbagai cara yaitu: 1. Basket Purchase 2. Pembelian berdasarkan kontrak pembayaran ditangguhkan (Deferred payment) 3. Perolehan melalui lease modal (Leasing) 4. Perolehan melalui penukaran aktiva non moneter (Exchange of nonmonetary assets) 5. Perolehan melalui penerbitan sekuritas (acquisition by issuing securities) 6. Perolehan dengan membangun sendiri (self-construction) 7. Perolehan dari pemberian atau penemuan (acquisition by donation or discovery) 8. Perolehan seluruh perusahaan (Acquisition of an entire company) Basket Purchase Sejumlah Asset mungkin diperoleh in a basket purchases secara serempak (one lump sum) yang mungkin dapat disusutkan, sementara yang lainnya tidak. Asset yang dapat disusutkan mungkin mempunyai masa manfaat (useful lives) yang berbeda. Jika assets tersebut dibukukan satu per satu, maka total purchases price harus dialokasikan di antara jenis-jenis assets. Jika sebagian dari purchase price dapat dikaitkan secara jelas terhadap suatu asset, maka pembebanan cost ini harus dilakukan dan sisa purchases price dialokasikan di antara asset lainnya.
Jika tidak sebagian dari purchase price dapat dikaitkan dengan asset tertentu maka keseluruhan jumlah tersebut harus dialokasikan di antara berbagai asset yang dibeli. Nilai taksir (appraisal value) atau bukti serupa dapat diberikan oleh pihak independen yang kompeten harus dicari guna mendukung alokasi tersebut. Contoh Alokasi harga perolehan gabungan aktiva (Allocation of the Joint Asset Cost) Diasumsikan bahwa land, building dan equipment di beli seharga Rp 320.000.000, dan bahwa nilai taksiran (assessed value) untuk setiap jenis asset dilaporkan pada surat pemberitahuan pajak kekayaan dianggap dapat sebagai dasar yang adil untuk cost allocation. Alokasi dibuat seperti yang ditunjukkan dibawah ini: Assessed Values Land Building Equipment
56.000.000 120.000.000 24.000.000
Cost Allocation According to relative Assessed Value (56.000.000/200.000.000) * 320.000.000 (120.000.000/200.000.000) * 320.000.000 (24.000.000/200.000.000) * 320.000.000
Cost Assigned to Individual Assets 89.600.000 192.000.000 38.400.000
Entry untuk mencatat perolehan ini (diasumsikan cash purchase): Land Building Equipment Cash
89.600.000 192.000.000 38.400.000 320.000.000
Pembelian berdasaran kontrak pembayaran ditangguhkan (Purchase on deferred payment contract) Perolehan suatu real estate sering melibatkan penangguhan pembayaran dari seluruh atau sebagain purchases price. pembeli biasanya diperkuat oleh note, surat hutang (debenture), hipotek (mortgage), atau kontrak lainnya yang merumuskan syarat penyelesaian kewajiban (obligation) bersangkutan. Contoh: Pada tanggal 2 januari 1994 PT Suka Makmur memperoleh land dengan cost Rp 1.000.000, sejumlah Rp 350.000 dibayarkan pada saat purchase, dan sisanya dibayar dalam cicilan setengah tahunan dengan jumlah 50.000, ditambah interest atas hutang pokok yang belum dibayar (unpaid principles) berdasarkan annual rate sebesar 10%. 2 jan
30 Jun
Land Cash Notes Payable
Interest Payable (650.000 * 10% * (6/12) ) Notes Payable Cash Pembayaran bunga setengah tahunan
1.000.000 350.000 650.000 32.500 50.000 82.500
Kadang kala suatu kontrak hanya menetapkan satu pembayaran atau serangkaian pembayaran tanpa menyatakan interest atau mungkin saja menetapkan interest rate tertentu yang tidak sesuai dengan pasar.
Contoh: Equipment yang dimiliki pada tanggal 2 januari dengan cash price sebesar Rp 50.000.000, diperoleh melalui suatu kontrak pembayaran yang ditangguhkan (deferred payment contract). Kontrak menetapkan down payment sebesar Rp 15.000.000 ditambah dengan 7 kali angsuran pembayaran tahunan masing-2 sebesar Rp 7.189.220 atau harga total termasuk interest sebesar Rp 65.325.540. Meskipun tidak ditetapkan suku bunga implisit (effective interest rate implicit) dalam kontrak ini adalah 10%, yaitu rate yang mendiskontokan pembayaran tahunan sebesar Rp 7.189.220 menjadi present value sebesar Rp 35.000.000 yakni cash price dikurangi down payment. 2 jan
Equipment Discount on Notes Payable Notes Payable Cash
50.000.000 15.324.540 50.324.540 15.000.000
Harga Equipment Down Payment Ditangguhkan
50.000.000 15.000.000 35.000.000
Perhitungan angsuran : Angsuran (1) ke Nilai
Bunga (2) (4) * 10%
1 2 3 4 5 6 7 31 des
31 des
7,189,220 7,189,220 7,189,220 7,189,220 7,189,220 7,189,220 7,189,220
Cicilan/periode Jumlah cicilan Total seluruh (Note Payable) Jumlah yang ditangguhkan Discount on Notes Payable
3,500,000 3,131,078 2,725,264 2,278,868 1,787,833 1,247,694 653,542
Pokok Hutang (3) (1) – (2) 3,689,220 4,058,142 4,463,956 4,910,352 5,401,387 5,941,526 6,535,417
7.189.220 7 50.325.540 35.000.000 15.325.540
Saldo hutang (4) (4) – (3) 35,000,000 31,310,780 27,252,638 22,788,682 17,878,330 12,476,943 6,535,417 0
Notes Payable Cash Interest Expense Discount on Notes Payable
7.189.220
Notes Payable Cash Interest Payable Discount on Notes Payable
7.189.220
7.189.220 3.500.000 3.500.000
7.189.220 3.131.078 3.131.078
Perolehan dengan lease Modal (Acquistion under capital lease) Lease yaitu perjanjian kontraktual yang memberi hak bagi lesse untuk menggunakan property yang dimiliki lessor selama suatu periode waktu tertentu dengan periodic cost tertentu.
Perolehan dengan menukarkan Aktiva Nonmoneter (Acquisition by exchange of nonmonetary assets) Jika suatu perusahaan membeli asset baru dengan menukarkan atau menjual aktiva nonmoneternya yang ada. Pada umumnya asset baru tersebut harus dinilai sebesar fair market value atau fair market value dari asset yang dikorbankan. Jika asset nonmoneter itu berupa equipment bekas, maka fair market value dari equipment baru tersebut umumnya lebih dapat dipastikan, dan karena itu dipakai untuk mencatat transaksi tersebut.
Perolehan melalui Penerbitan Sekuritas (Acquisition by issuance of securities) Suatu perusahaan dapat memperoleh property dengan menerbitkan bonds atau stocks. Jika market value untuk securities dapat ditentukan, maka nilai tersebut dilekatkan pada assets. Dalam hal nilai pasar saham tidak tersedia, nilai pasar wajar aktiva yagn diperoleh harus dicari. Jika bonds atau stock dijual dengan harga lebih rendah dari pada par value, maka Bonds Payable atau Capital Stock harus dikredit sebesar par value dan selisihnya dicatat sebagai discount. Jika market value saat dijual lebih tinggi atau rendah dari par value, maka selisihnya dicatat sebagai premium. Contoh: PT Surya menerbitkan 1.000 lembar stock, par value Rp 500 untuk memperoleh (acquiring) land. Stock tersebut dijual dengan market value Rp 900 Land 900.000 Common Stock 500.000 Paid-in Capital in Excess of Par 400.000 Jika securities tidak memiliki market value yang ditetapkan, diperlukan penilaian asset oleh pihak ketiga secara independen untuk mendapatkan suatu penetapan nilai wajar yang obyektif.
Perolehan dengan membuat sendiri (Acquisition by self construction) Kadang kala bangunan atau peralatan dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan sendiri. Ini dilakukan untuk menghemat biaya konstruksi, menggunakan fasilitas yang menganggur atau untuk mencapai kualitas konstruksi yang lebih tinggi. Masalah tertentu yang timbul dalam penghitungan biaya aktiva yang dibuat sendiri yaitu: •
Overhead yang dapat dibebankan pada aktiva buatan sendiri. Ada beberapa perbedaan pendapat mengenai jumlah overhead (biaya tak langsung) yang layak dibebankan pada aktivitas kontruksi.
•
Penghematan atau kerugian atas aktiva buatan sendiri Jika biaya suatu aktiva buatan sendiri lebih rendah daripada harga perolehan untuk memperolehnya dengan jalan membeli atau memesannya dari pihak luar, maka selisihnya dalam akuntansi tidak dianggap sebagai laba tapi dianggap sebagai penghematan.
•
Bunga selama periode kontruksi Biaya bunga akn dibebankan dalam bentuk beban penyusutan dalam periode-periode di mana aktiva tak bergerak menghasilkan laba. Tarif atas jasa yang ditetapkan oleh badan yang berwenang didasarkan pada beban periode berjlaan, termasuk penyusutan, sehingga biaya bunga pada periode lalu akan dapat ditutupi. Dalam beberapa hal, prinsip akuntansi yang lazim memperbolehkan kapitalisasi bunga dalam periode konstruksi oleh perusahaan yang membangun aktiva sendiri dan bunga yang boleh dikapitalisasi adalah biaya bunga yang benar-benar terjadi dan dibayar, sementara bunga implisit atas dana sendiri tidak boleh diakui.
Prinsip-prinsip dasar yang berlaku untuk penghitungan bunga yang dikapitalisasi adalah: 1. Hanya beban bunga yang benar-benar terjadi yang boleh dikapitalisasi 2. Bunga maksimum yang dapat dikapitalisasi adalah total beban bunga yang dibayar atau terjadi pada tahun bersangkutan 3. Beban bunga mulai dihitung ketika pembayaran selama dilakukan untuk proyek tersebut dan berlanjut selama kegiatan dilakukan guna menyiapkan aktiva tersebut selesai dan siap digunakan untuk tujuan yang telah disepakati 4. Jumlah rata-rata akumulasi pengeluaran digunakan sebagai pokok penghitungan beban bunga. Jumlah ini dapat dihitung untuk setiap pengeluaran atau dapat ditaksir dengan memakai asumsi bahwa biaya timbul secara merata selama periode kontruksi. Pengeluaran di sini berarti pembayaran tunai bukan akrual 5. Jika kontruksi berlangsung lebih dari satu periode fiskal, maka akumulasi pengeluaran mencakup bunga yang dikapitalisasi tahun-tahun sebelumnya 6. Suku bunga yang dikenakan terhadap akumulasi pengeluaran digunakan menurut prioritas sebagai berikut: 7. Suku bunga hutang yang khusus terjadi sebagai sumber dana bagi proyek tersebut 8. Suku bunga rata-rata tertimbang dari seluruh pinjaman lain perusahaan tanpa memperhatikan penggunaan dananya
Perolehan melalui hibah atau Penemuaan (acquisition by donation or discovery) Jika aktiva tak bergerak diterima sebagai pemberian atau hibah dari pemerintah atau sumber lainnya, maka tidak ada harga perolehan yang dapat digunakan sebagai dasar penilaiannya. Hal ini diklasifikasikan sebagai suatu transfer tak terbalas dalam bentuk aktiva nonmoneter. Aktiva yang diperoleh melalui hibah harus dinilai dan di catat sebesar nilai pasar wajarnya.
Contoh: PT A memberikan tanah dan bangunan yang ditaksir masing-masing bernilai Rp 400.000 dan Rp 1.500.000, maka ayat jurnal yang diperlukan: Building Land Donated Capital
1.500.000 400.000 1.900.000
Penyusutan aktiva yang diperoleh melalui hibah harus dicatat dengan cara yang lazim, di mana nilai yang diberikan pada aktiva tersebut merupakan basis beban penyusutan.
Capitalize or Expense ? Jika pengeluaran diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap upaya mendatangkan pendapatan lebih dari satu tahun fiskal, maka pengeluaran tersebut disebut pengeluaran modal dan harga perolehannya dicatat sebagai aktiva. Jika manfaat mendatang yang diharapkan dari pengeluaran itu sangat tidak pasti, maka pengeluaran tersebut disebut pengeluaran pendapatan dan langsung dicatat sebagai beban. Rugi laba tidak dapat di ukur dengan wajar kecuali jika pengeluaran tersebut dapat diidentifikasikan secara tepat.
Post Acquisition Expenditures Pengeluaran tertentu mungkin saja diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki aktiva. Pengeluaran lainnya mungkin juga timbul untuk meningkatkan kapasitas atau efisiensi atau untuk memperpanjang masa manfaatnya. Masalahnya apakah pengeluaran itu harus dibebankan ke mana ? Pemeliharaan dan Reparasi (Maintenance and Repair) Pengeluaran untuk memelihara aktiva tetap agar berada dalam kondisi operasi yang baik disebut pemeliharaan (maintenance). Contoh: pengecatan, pelumasan, dan penyetelan alat. Pengeluaran ini bersifat biasa dan biasanya berulang, dan tidak memperbaiki aktiva atau menambah umur. Maka pengeluaran itu dicatat sebagai beban pada saat terjadi. Pengeluaran untuk mengembalikan aktiva ke kondisi operasi yang baik pada saat turun mesin atau memulihkan serta mengganti suku cadang yang rusak disebut reparasi. Pengeluaran ini bersifat biasa dan berulang yang memberi masa manfaat kepada operasi berjalan, dan langsung di catat sebagai beban Pembaharuan dan Penggantian (Renewals and replacements) Pengeluaran untuk perbaikan menyeluruh aktiva tetap sering disebut pembaharuan (renewals) Penggantian suku cadang atau keseluruhan unit disebut penggantian (replacements) Jika pengeluaran ini diperlukan untuk mencapai rencana semula dan tidak mengubah taksiran masa manfaat maka pengeluaran ini dapat diperlakukan sebagai beban. Jika pengeluaran ini memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan arus kas yang dihasilkan aktiva itu, maka pengeluaran itu harus dikapitalisasi ke nilai aktiva bersangkutan atau mengurangkan dari akumulasi penyusutan.
Contoh untuk penggantian: PT A mengganti atap pabriknya dengan biaya Rp 40.000.000 dan memperpanjang estimasi umur bangunan selama 5 tahun. Misalkan bahwa harga perolehan awal bangunan pabrik adalah Rp 1.600.000.000 dan telah disusutkan ¾. Jika biaya awal atap Rp 20.000.000, maka jurnalnya: Building (new roof) Accumulated Depreciation (old roof) Loss from replacement of roof Building (old roof) Cash Perhitungan Tabel Penyusutan (Khusus atap lama) Tahun Depr. Expense
40.000.000 15.000.000 5.000.000 20.000.000 40.000.000
Accm. Depr.
Book Value 20.000.000
15.000.000
5.000.000 5.000.000
Dihapus (rugi penghapusan)
Jika PT A tidak dapat mengidentifikasikan biaya atap lama, jurnalnya: Accumulated depreciaiton Cash
40.000 40.000
Penambahan dan perbaikan (Additions and Betterments) Pelebaran dan perluasan fasilitas yang ada disebut penambah (additions) Perubahan dalam aktiva yang dirancang untuk meningkatkan dan menyempurnakan jasa/manfaat disebut perbaikan (betterment) Jika penambahan dan perbaikan ini tidak melibatkan penggantian komponen aktiva yang ada, maka pengeluaran tersebut harus dikapitalisasi dengan menambahkannya ke harga perolehan aktiva. Jika terdapat penggantian, maka penggantian tersebut dipertanggungjawabkan seperti di atas.
Research and Development Expenditure Menurut FASB mendefinisikan bahwa Aktivitas penelitian (research activities) sebagai aktivitas yang dilaksanakan untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat digunakan untuk mengembangkan produk, jasa atau proses baru atau yang akan menghasilkan penyempurnaan yang berarti bagi produk atau proses yang ada. Sedangkan Aktivitas Pengembangan (development activities) mencakup penerapan temuantemuan penelitian untuk membentuk suatu rencana atau rancangan produk dan proses yang baru atau penyempurnaan produk dan proses yang ada. Contoh : formulasi, desain, dan pengujian produk, konstruksi prototipe dan operasi pabrik percontohan. FASB menyimpulkan bahwa pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan harus ditetapkan sebagai pengeluaran pendapatan dan diakui sebagai beban periode terjadinya. Menurut FASB statement no 2 dinyatakan bahwa biaya penelitian dan pengembangan meliputi biaya bahan baku, peralatan, fasilitas, personalia, pos-pos tak berwujud yang dibeli, jasa-jasa
kontrak, dan alokasi yang wajar atas biaya tak langsung yang khususnya berkaitan dengan aktivitas penelitian dan pengembangan serta yang tidak memiliki penggunaan-penggunaan alternatif di masa depan. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi: 1. Penelitian laboratorium yang bertujuan untuk mengungkapkan pengetahuan baru. 2. Penyelidikan untuk menerapkan temuan-temuan penelitian baru atau pengetahuan lainnya 3. Formulasi dan desain konseptual produk untuk proses alternatif yang mungkin 4. Pengujian untuk menyelidiki atau mengevaluasi produk atau proses alternatif 5. Modifikasi atas formulasi atau desain untuk suatu produk atau proses 6. Desain, konstruksi dan pengujian prototipe dan model-model pra produksi 7. Desain, perkakas, peralatan, bentukan dan cetakan yang melibatkan teknologi baru 8. Desain, kontruksi dan operasi suatu pabrik percontohan yang bukan merupakan skala yang secara ekonomis dapat dilaksanakan perusahaan untuk produksi komersial 9. Aktivitas rekayasa yang diperlukan untuk memperluas desain suatu produk pada suatu titik yang memenuhi persyaratan fungsionall dan ekonomi tertentu dan siap untuk diproduksi
Evaluasi atas Posisi FASB Biaya-biaya pengembangan dari suatu proyek dapat ditangguhkan ke periode-periode mendatang jika kriteria berikut terpenuhi: 1. Produk atau proses didefinisikan dengan jelas, dan biaya-biaya yang dapat dibebankan pada produk atau proses dapat diidentifikasikan secara terpisah 2. Kelayakan teknik produk atau proses telah diperagakan 3. Manajeen perusahaan telah menunjukkan minatnya untuk memproduksi, memasarkan atau menggunakan produk atau proses tersebut. 4. Ada suatu indikasi yang jelas mengenai pasar di masa depan atas produk atau proses atau jika digunakan secara internal dan bukannya untuk dijual, manfaatnya bagi perusahaan dapat diperlihatkan 5. Terdapat sumber daya yang cukup atau diperkirakan secara layak dapat tersedia, untuk menyelesaikan proyek dan pemasaran produk atau proses tersebut.
Computer Software Development Expenditure Semua biaya yang timbul sampai kelaikan teknologi ditetapkan diakui sebagai beban litbang. Biaya ini mencakup biaya untuk kegiatan perencanaan, perancangan, dan pengujian. Biaya yang timbul setelah titik ini sampai produk tersebut siap dilempar kepada pelanggan, seperti pengkodean lebih lanjut, pengujian, dan pembuatan master, dikapitalisasi sebagai aktiva tak berwujud. Biaya tambahan untuk benar-benar memproduksi software dari master dan mengepak software untuk didistribusikan adalah biaya yang termasuk di dalam nilai persediaan dan akan dibebankan ke pendapatan pada saat produk tersebut dijual
Valuation of Assets At Current Values Sepanjang bab ini, penilaian asset dilakukan berdasarkan historical cost. Historical cost merupakan reliable number, tetapi current value dari noncurrent assets dapat lebih relevan. Pengurangan dari jumlah noncurrent operating asset yang di catat yang telah mengalami penurunan nilai telah lama menjadi bagian dari GAAP. Penurunan nilai asset untuk mengakui penurunan market value adalah cerminan dari bias konservatif yang merupakan hal yang mendasar dalam praktik akuntansi. Revaluasi yang yang meningkatkan noncurrent operating asset pada financial statement, merupakan suatu alternatif yang diperkenankan untuk melaporkan historical cost atas assets tersebut. Karena fair values sering didasarkan pada penilaian yang subjektif dan bukannya pada historical cost yang obyektif. Para akuntan dan auditor secara tradisional menyadari bahwa perusahaan mungkin menggunakan revaluasi yang meningkatkan nilai aktiva tersebut untuk menggelembungkan nilai balance sheet dan income statement. Perhatian ini dicerminkan dalam aturan yang dicantumkan dalam IAS 16, yang di ringkas sebagai berikut: 1. Jika perusahan merevaluasi noncurrent operating assets ke fair value, maka harus dilakukan secara regular (bukan sebagai suatu kejadian yang terjadi hanya sekali saja) dan harus merevaluasi semua kelompok assetnya, dan bukan hanya memilih asset tertentu saja yang mempengaruhi pelaporan fair values saja yaitu asset yang telah meningkat nilainya. 2. Revaluasi yang menurunkan nilai asset di catat sebagai loss 3. Revaluasi yang meningkatkan nilai asset di catat sebagai debit ke asset dan kredit ke perkiraan ekuitas khusus “revaluasi”. Praktek ini berarti bahwa revaluasi tidak dapat digunakan sebagai peningkatan income.
Measuring, Property, Plant, and Equipment Efficiency Hasil dari analisis capital budgeting yang tepat seharusnya berupa tingkat property, plant, dan equipment yagn sesuai dengan jumlah penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Sebagaimana halnya dengan other asset, dana yang terikat dalam bentuk property, plant dan equipment mengurangi efisiensi dari suatu perusahaan, meningkatkan financing cost, dan menurunkan return on equity. Evaluating the level of Property, Plant and Equipment Fixed asset turnover ratio dihitung dengan membagi sales dengan rata-rata property, plant and equipment (fixed asset) dan diinterprestasikan sebagai jumlah dolar penjualan yang dihasilkan oleh tiap dolar dari fixed asset. Contoh : Sales Property, plant, and equipment Beginning of year End of year Average fixed assets (beginning balance + ending balance) / 2 Fixed asset turnover ratio
2001 125.913
2000 129.853
40.015 42.140 41.078
41.022 40.015 40.519 3.20
3.07
Rasio ini menyatakan bahwa pada tahun 2001, tiap dolar fixed asset menghasilkan 3.07 sales, dan menurun dibandingkan tahun 2000 yang menghasilkan sales sebesar 3.20.
Dangers in Using Fixed Asset Turnover Ratio 1. Nilai fixed asset turnover ratio untuk 2 perusahaan dalam industri yang berbeda tidak dapat dibandingkan secara berarti. 2. Jumlah property, plant and equipment yang dilaporkan bisa menjadi indikator buruk dari nilai wajar aktual aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan.