INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR
I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kelurahan Nunhila memiliki 4 wilayah RW dan 17 wilayah RT, dengan jumlah penduduk periode 28 Pebruari 2014 tercatat sebanyak 2.457 jiwa. Total kepala keluarga (KK) sebanyak 580 orang terdiri dari 494 KK laki-laki dan 90 KK perempuan. Keadaan ekonomi masyarakat di kelurahan ini tergolong kurang mampu ke atas. Hal ini terlihat dari masyarakat penerima Raskin sebanyak 93 KK, kemudian masyarakat penerima Jamkesmas sebanyak 308 KK dan baru direalisasikan oleh pemerintah sebanyak 115 KK. Mayoritas penduduk yang bermukim di Kelurahan Nunhila beragama Kristen Protestan dan Khatolik. 1.2. Keadaan Geografis Berdasarkan data profil kelurahan, luas wilayah Kelurahan Nunhila adalah ± 23,6 Ha. Secara administratif kelurahan ini berada di wilayah Kecamatan Alak, Kota Kupang dan berbatasan langsung dengan Teluk Kupang di sebelah Utara; Kelurahan Fatufeto di sebelah Selatan; Kelurahan Nunbaun Delha di sebelah Barat; dan Kelurahan Fatufeto di sebelah Timur. Kelurahan Nunhila merupakan salah satu wilayah pesisir di Kota Kupang, karena secara langsung berhadapan langsung dengan perairan Teluk Kupang dan beberapa pulau kecil yaitu Pulau Semau dan Pulau Kera. Sedangkan daratan merupakan wilayah yang berbukit-bukit. 1.3. Kondisi Sosial Ekonomi Berdasarkan laporan bulanan Kelurahan Nunhila bulan Perbuari 2014 bahwa masyarakat memiliki pekerjaan atau mata pencaharian didominasi oleh swasta sebenyak 317 orang dengan jenis usaha yang bervariasi. Bahkan ada pula masyarakat yang belum atau tidak bekerja sebanyak 381 orang. Sedangkan masyarakat sebagai petani/nelayan sebanyak 168 orang. Nelayan di Kelurahan Nunhila tergolong nelayan tangkap dan pemasaran. Sebagai nelayan tangkap didominasi oleh kaum laki-laki, sementara dibidang pemasaran terdiri dari laki-laki dan perempuan. Penghasilan sebagai nelayan tangkap tergantung dari hasil tangkapan yang diperoleh dan juga musim penangkapan, sedangkan bidang pemasaran biasanya tergantung dari modal usaha dalam membeli ikan mentah/segar yang akan mereka jual.
Gambar 1. Aktifitas menjual ikan segar
Kondisi sosial masyarakat di Kelurahan Nunhila kurang berpartisipasi dan kesadaran terutama dalam bidang pembangunan, sehingga pembangunan seperti jalan setapak/aspal pada sebagian wilayah di kelurahan tersebut belum ada dan menyulitkan mereka saat musin hujan tiba. Dalam bidang kemasyarakatan kegiatankegiatan di kelurahan kurang lancar dengan alasan sibuk dengan pekerjaan masingmasing. Masih ada sebagian wilayah kelurahan yang belum mendapatkan sarana penerangan jalan sehingga menyulitkan mobilitas warga pada saat malam hari. 1.4. Kondisi Lingkungan Pesisir Lingkungan pesisir Kelurahan Nunhila masih berhubungan dengan kelurahan pesisir tetangga lainnya, dan masih berhubungan dengan perairan Teluk Kupang. Lingkungan pesisir pantai masih didimoinasi oleh tebing batu karang yang curam dan sebagian kecil pesisir yang landai berupa pantai berpasir yang digunakan untuk penambatan dan labuh perahu. Perairan disekitar pesisir kelurahan masih cukup bersih, hanya sedikit sampah-sampah plastik dan kayu yang hanyut terbawa arus ke tepi pantai. Karakteristik perairan memiliki curam dengan dasar substrat pantai berbatu karang. Keadaan arus tidak stabil karena kelurahan ini langsung berhadapan dengan perairan Teluk Kupang. Menjelang terjadinya musim barat, lingkungan pesisir langsung mendapat gelombang dan arus yang cukup kuat. Hal ini menyebabkan nelayan setempat sulit untuk melabuhkan perahunya. Jadi isu pentingnya adalah sulitnya melabuhkan perahu dan alat tangkap saat terjadinya musim barat.
Gambar 2. Karakteristik perairan lingkungan pesisir
II. ISU-ISU SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR 2.1. Kerusakan Wilayah dan Ekosistem Pesisir Kerusakan pesisir di Kelurahan Nunhila tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan di wilayah pesisir lainnya. 2.2. Pemanfaatan Ruang Pesisir Wilayah pesisir Kelurahan Nunhila dihuni oleh pemukiman masyarakat. Tidak terdapat pemanfaatan atau peruntukan ruang lain di wilayah pesisir kelurahan ini, karena wilayah pesisirnya sempit dan curam. 2.3. Erosi Pantai Erosi pantai tidak terlihat, karena daerah pantai
Kelurahan Nunhila di
dominasi tebing batu karang yang curam, hanya sebagian kecil landai. 2.4. Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Masyarakat yang bermukim dekat pesisir membuang sampah domestik secara langsung ke perairan dekat pantai. Terlihat sampah-sampah plastik yang berserahkan di pesisir pantai. Kadang-kadang sampah-sampah serupa juga berasal dari tempat lain yang terbawa oleh arus laut. Penanganan sampah masih kurang diperhatikan oleh sebagian masyarakat di Kelurahan Nunhila, sampah masih dijumpai disekitar tempat tinggal penduduk. Ketersedian air bersih untuk kebutuhan masyarakat berasal dari PDAM dan sumur pribadi milik masyarakat. Kualitas dan kuantitas ketersediaan air bersih di kelurahan ini terutama musim kemarau semakin berkurang.
2.5. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan di Keluarahan Nunhila masih rendah, dengan rata-rata tingkat pendidikan terakhir SLTA (271 orang), SLTP (91 orang) dan SD (114 orang) sehingga kualitas sumberdaya manusia masih tergolong rendah menurut tingkat pendidikan tersebut. Lulusan Perguruan Tinggi 54 orang dan Diploma 17 orang. Sedangkan yang BUTA HURUF sebanyak 87 orang dan yang tidak berijasah/ tidak lulus sebanyak 31 orang. Faktor-faktor penyebab rendahnya tingkat pendidikan Kelurahan Nunhila karena ekonomi keluarga yang kurang mampu menyekolahkan anaknya sampai jenjang yang lebih tinggi. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan memegang peranan penting juga bagi pendidikan anak, tetapi umunya masyarakat lebih mementingkan kebutuhan ekonomi sehingga ditemukan anak usia sekolah yang bekerja membantu orang tua untuk mencari nafkah atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga antara lain buruh bangunan, bertani, kerja di tokoh, tukang, tukang ojek, sopir dan lain-lain. Berbagai faktor di atas mengakibatkan banyak anakanak yang sering bolos sekolah pada saat jam belajar dan akhirnya berhenti sekolah sehingga muncul berbagai kenakalan remaja seprti berjudi dan mabuk-mabukkan. 2.6. Konflik Daerah Penangkapan Berdasarkan kepada alat tangkap yang dimiliki oleh nelayan di kelurahan ini yaitu hanya rawai dan pukat ketinting sehingga konflik daerah penangkapan tidak ada. Alat-alat tangkap ini beroperasi mengikuti pola musim. Daerah penangkapan masih di Perairan Teluk Kupang, Barate dan Tablolong. Menjelang musim barat nelayan tidak melakukan penangkapan.