INTISARI HUBUNGAN UMUR DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENGGUNAAN OBAT BATUK AMBROKSOL PADA ANAK DI APOTEK QIETA FARMA RANTAU Rahmatullah1;Dita Ayuliav D.S2 ; Iriani Yamuningsih3 Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah anak usia dibawah lima tahun mencapai 22.678.702 jiwa. Saat ini persentase penduduk Indonesia usia sekolah dan balita mencapai 28,87 persen. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, keluhan gejala penyakit yang diderita anak dalam dua minggu sebelum survei menyebutkan bahwa dari 13.680 anak yang disurvei, 5 persen dilaporkan menunjukkan gejala ISPA. Gejala ISPA berupa batuk juga merupakan gejala simptomatis untuk penyakit-penyakit dengan tingkat kematian tinggi serta beresiko komplikasi. Dalam penanganannya, obat batuk ambroksol merupakan salah satu obat yang paling banyak digunakan. Penelitian deskriptif yang dilakukan mencoba menggali tingkat pengetahuan orang tua tentang penggunaan obat batuk ambroksol, beserta hubungannya dalam hal karakteristik umur dan tingkat pendidikan responden yang dilakukan di Apotek Qieta Farma Rantau pada tanggal 1 Nopember 2013 sampai 31 Desember 2013. Hasil Penelitian dapat disimpulkan dari 221 responden yang diteliti terdapat responden dengan interpretasi tingkat pengetahuan baik berjumlah 111 orang (50,23%), responden dengan interpretasi tingkat pengetahuan cukup berjumlah 64 orang (28,96%), dan responden dengan interpretasi tingkat pengetahuan kurang berjumlah 46 orang (20,81%). Hasil analisis juga menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang searah (Correlation Coefficient > 0,00) dan signifikan (Sig.(2- tailed) : 0,00 < 0,05) antara umur dan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam penggunaan obat batuk ambroksol pada anak. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Ambroksol, Anak
ABSTRACK RELATIONSHIP OF AGE AND LEVEL OEF KNOWLEDGE EDUCATION PARENT OF THE USE OF COUGH AMBROXOL CHILDREN IN QIETA FARMA PHARMACY RANTAU
Rahmatullah1; Dita Ayuliav D.S2 ; Iriani Yamuningsih3 Based on the population census of 2010 the number of children under five years of age reached 22,678,702 inhabitants. Currently the percentage of the population of Indonesia toddlers and school age reached 28.87 percent. According to the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2012, complaint symptoms of illness in a child two weeks before the survey says that of the 13,680 children surveyed, 5 percent reported symptoms of ARI. Respiratory symptoms such as coughing are also symptoms for symptomatic disease with a high mortality rate and risk of complications. In handling, ambroksol cough is one of the most widely used drugs. Descriptive study was conducted to try to dig the level of parental knowledge about the use of cough medicine ambroksol, and their relation in terms of the characteristics of age and education level of respondents who performed in Qieta Farma Pharmacy Rantau on November 1, 2013 to December 31, 2013. Research results can be inferred from the 221 respondents surveyed respondents found the interpretation of the level of knowledge of both numbered 111 (50.23%), respondents with the interpretation of the level of knowledge sufficient amounts to 64 people (28.96%), and respondents with less knowledge level interpretation amounts to 46 (20.81%). The analysis also states that there is a direct relationship (correlation coefficient > 0.00) and significant (Sig. (2tailed): 0.00 < 0.05) between age and level of education on the level of parental knowledge in the use of cough medicine ambroksol in children. Keyword : Knowledge Level, Ambroxol, Children
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah anak usia dibawah lima tahun mencapai 22.678.702 jiwa. Saat ini struktur penduduk Indonesia dibagi atas persentase usia sekolah dan balita sebesar 28,87 persen, angkatan kerja 63,54 persen, dan lansia mencapai 7,59 persen. Angka tersebut merupakan angka yang cukup besar dalam struktur penduduk Indonesia usia dini. Keadaan ini tentu memerlukan perhatian yang cukup besar dari seluruh sektor dan lapisan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan anak agar bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan meningkatnya kualitas generasi bangsa (BPS, 2012). Masalah kependudukan tersebut semakin diperparah dengan masih menigkatnya jumlah penduduk keseluruhan Indonesia dari tahun ketahun. Data BPS (Badan Pusat Statisti ) menunjukkan terjadi peningkatan 1,27 persen jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 diprediksi akan terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 1,48 persen (BPS, 2012). Anak merupakan awal mata rantai manusia yang menentukan kondisi bangsa di masa depan sehingga kesehatan anak sangat perlu diperhatikan agar tercipta generasi yang sehat secara fisik. Disamping itu terdapat perbedaan besar dalam penanganan kesehatan pada penyakit yang diderita anak, hal itu disebabkan sistem tubuh anak itu sendiri yang belum mencapai tahap sempurna secara biologis. Batuk merupakan suatu mekanisme fisiologi yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak, zat-zat perangsang asing dan unsur infeksi. Dengan demikian, batuk merupakan suatu mekanisme perlindungan. Penggolongan jenis batuk dibagi atas 2 (dua) berdasarkan fisiologinya, yaitu jenis batuk non-produktif (batuk tidak berdahak/kering) dan batuk produktif (batuk berdahak). Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat-
zat yang asing (kuman, debu dan sebagainya) dan dahak dari batang tenggorokan, maka pada dasarnya batuk jenis ini tidak boleh ditekan. Seringkali batuk yang hebat dapat mengganggu tidur dan melelahkan pasien atau berbahaya (misalnya setelah pembedahan) sehingga untuk mengurangi dan meringankan frekuensi batuk diberikan terapi simptomatis yaitu uap air, emolliensia, ekspektoran dan mukolitik (Tjay dan Rahardja, 2002). Ambroksol adalah obat batuk metabolit bromheksin yang bekerja melalui mekanisme mukolitik pada saluran pernapasan. Ambroksol umumnya mempunyai toleransi yang baik. efek samping ringan pada saluran pencernaan pernah dilaporkan walaupun jarang. Reaksi alergi jarang terjadi (Tjay dan Rahardja, 2002). Luasnya cakupan umur dan tersedianya berbagai sediaan menjadikan Ambroksol sebagai salah satu obat yang diminati oleh para praktisi kesehatan dalam memberikan terapi pada gejala batuk. Masuknya Ambroksol dalam daftar OGB (Obat Generik Berlogo) juga salah satu daya saing yang membuat obat ini semakin mudah didapat dan dikenal. Tercatat di Puskesmas dengan wilayah kerja Kabupaten Tapin, sediaan ambroksol secara umum sudah menjadi salah satu 10 obat paling banyak digunakan (Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin,2012). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, keluhan gejala penyakit yang diderita anak dalam dua minggu sebelum survei menyebutkan bahwa dari 16.380 anak yang disurvei, 5 persen dilaporkan menunukkan gejala ISPA, 31 persen mengalami demam, dan 14 persen diare. Prevalensi gejala-gejala penyakit tersebut di perkotaan dan pedesaan tidak jauh berbeda. Batuk juga merupakan gejala simptomatis untuk penyakit dengan tingkat kematian tinggi serta beresiko komplikasi, seperti pneumonia, bronkhitis, tubekolosis (TBC) dan infeksi daluran pernafasan atas (ISPA). Penanganan yang tepat oleh orang tua akan sangat membantu dalam proses pencegahan dan penyembuhan penyakit, oleh karena itu tingkat pengetahuan orang tua dalam menangani penyakit pada anak menjadi hal yang sangat penting dan harus diutamakan. Beberapa hal yang dasar yang mempengaruhi tingkat pengetahuan orang tua dalam melakukan pengobatan
pada anak antara lain adalah umur dan tingkat pendidikan. Semakin tua umur seseorang maka tingkat pengetahuan orang tersebut cenderung tinggi karena banyaknya pengalaman, begitu pula semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan orang tersebut cenderung tinggi karena memiliki dasar pengetahuan yang cukup tinggi dan ilmiah. Setiap anak dapat dipastikan pernah menderita penyakit umum seperti demam, batuk, pilek dan diare. Orang tua seharusnya sudah mempersiapkan diri untuk dapat mencegah dan membantu untuk penyembuhannya penyakit mengingat terdapat beberapa komplikasi yang mungkin timbul dengan cara memperdalam pengetahuan tentang penyakit yang umum terjadi pada anak-anak. Tingginya angka persentase penduduk Indonesia dengan umur balita dan sekolah dan semakin banyak banyaknya kasus gangguan pernafasan dilihat dari penggunaan obat batuk simptomatik jenis ambroksol, maka sangat diperlukan tingkat pengetahuan orang tua yang memadai dalam pengobatan pada anak, terutama pada penyakit-penyakit yang paling umum menyerang pada usia anak yaitu batuk. Melalui Karya Tulis ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Umur dan Tingkat Pendidikan
Terhadap
Tingkat
Pengetahuan Orang Tua Tentang Penggunaan Obat Batuk Ambroksol pada Anak di Apotek Qieta Farma Rantau.