INTISARI TINGKAT PENERIMAAN APLIKASI “PIL ANTI LUPA (PILLBOX VERSI INDONESIA)” PADA PASIEN KRONIS DI DEPO RAWAT JALAN 1 RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Reza Rahendra Perdana1; Yugo Susanto2; Marlia Fatwa3 Pillboxadalah suatu aplikasi yang didesain agar pasien bisa memasukan jenis pengobatan yang ditempuh, waktu atau jam tertentu pasien harus mengkonsumsi obat. Metode pengingatnya adalah alarm otomatis yang berbunyi sesuai pengaturan. Namun pillbox sampai sekarang masih belum tersedia Pdalam Bahasa Indonesia, oleh sebab itu peneliti ingin membuat sebuah aplikasi sejenis pillbox agar lebih mudah digunakan dan dipahami oleh masyarakat khususnya di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penerimaan aplikasi Pil Anti Lupa (Pillbox Versi Indonesia) pada pasien khususnya di depo rawat jalan 1 RSUD.Dr.H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, metode pengambilan sample yang dilakukan menggunakan teknik purposive sampling sampel dipilih sesuai kriteria yang diinginkan. Pengambilan data selama periode Mei-Juni 2016, sampel yang memenuhi kriteria inklusi eksklusi sebanyak 32 orang, pengumpulan data dilakukan dengan memberikan contoh menggunakan aplikasi dan pengisian kuesioner tingkat penerimaan aplikasi pil anti lupa diberikan setelah 2-3 hari pasien menggunakan aplikasi. Dari 10 pernyataan di kuesioner yang terdiridari 5 pernyataan negative dan 5 pernyataan positif.Setiap hasil penilaian dari kuesioner apabila respon den memberikan jawaban memiliki skor yang berbeda untuk pernyataan positif dan negatif. Pernyataan 1 memiliki nilai 86,88% pernyataan ke 2 89,38%, pernyataan 3 88,75%. Pernyataan 4, 85% pernyataan 5 88,75% pernyataan 6 85,38% pernyataan 7, 85% pernyataan 8, 85,63% pernyataan 83,75% pernyataan 10.86,13%. Setelah itu dilakukan penilaian selanjutnya dihitung tiap nilai dari pernyataan. Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa tingkat penerimaan aplikasi pil anti lupa pada pasien secara keseluruhan sangat baik dengan skor rata-rata 4,31 dengan persentase 86,13%. Kata Kunci : Pillbox, Pil Anti Lupa, Tingkat Penerimaan. 1,
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin , RSUD Dr.H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
2
i
ABSTRACT RECEIPT OF APPLICATIONS "FORGET THE ANTI PIL (PILLBOX VERSION INDONESIA)" DEPO 1 PATIENTS IN OUTPATIENT HOSPITALS. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN
Reza Rahendra Perdana1, Yugo Susanto2, Marlia Fatwa3 Pillbox is an application that is designed so that the patient can put any kind of treatment taken, the time or time patients should take the drug. Method is a reminder that reads the appropriate automatic alarm settings. However pillbox until now still not available in Indonesian, so the researchers wanted to make a pillbox similar applications to be more easily used and understood by the public, especially in Indonesia. The purpose of this study was to determine the level of acceptance of applications Pil Anti Lupa (Pillbox Version Indonesia) in patients, especially in outpatient RSUD.Dr.H.Moch depot. Ansari Saleh Banjarmasin. This research is a descriptive study, sampling methods were conducted using purposive sampling technique. Retrieval of data during the period May-June 2016 samples that met the inclusion criteria of exclusion as many as 32 people, data collection is done by giving how to use applications and questionnaires application acceptance rate pills forget giving after 2 till 3 days patient using this aplication. Of the 10 statements in the questionnaire consisting of 5 negative statement and every positive statement. 5 assessment results of the questionnaire if the respondent provides answers have different scores for positive and negative statements. Statement 1 has a value 86.88% 89.38% 2 to the statement, statement 3 88.75%. Statement 4, 85% statement statement 6 5 88.75% 85.38% 7 statement, statement 85% 8 85.63% 83.75% statement statement 10.86,13%. Once that is done the next assessment of the value dihitungtiap statement. Conclusion showed that the level of acceptance of applications pills forgot patients overall was very good with an average score of 4.31 with a percentage of 86.13%. Keywords: Pillbox, Pill Anti Lupa, Level Of Acceptance. 1
, Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin , RSUD.Dr.H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
2
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan teknologi masa kini berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan
dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah dibuat di dunia ini. Dari yang sederhana, hingga yang menghebohkan dunia.Proses perkembangan dunia teknologi digital telah mempengaruhi banyak bidang. Salah satu bidang yang tengah mengalami penetrasi digitalisasi teknologi adalah di bidang kesehatan. Salah satu pengaruh yang menambah medium bidang kesehatan adalah dengan banyaknya bermunculan aplikasi-aplikasi kesehatan yang dapat dengan mudah diakses melalui perangkat smartphone atau tablet. Sebagai contoh, di negara-negara maju saat ini proses pemeriksanaan kesehatan telinga atau pendengaran anak telah dapat dilakukan menggunakan perangkat smartphone. melalui perangkat tersebut sang dokter dapat mendiagnosa infeksi dan mempersiapkan pengobatan yang tepat untuk pasiennya. Semakin banyaknya aplikasi mobiledi bidang kesehatan tentunya akan mempermudah jalannya perawatan pasien (Kaur, 2012). Teknologi kesehatan mobile ini bukanlah pengganti perawatan kesehatan. Ia adalah bagian dari suplemen proses perawatan kesehatan itu sendiri. Hanya saja aplikasi mobile memiliki faktor komunikasi yang lebih baik antara ahli kesehatan dan pasien itu sendiri. Namun, bisa jadi di masa depan proses perawatan kesehatan dapat pasin lakukan melalui perantara smartphone atau tablet. Hal ini dikarenakan tujuan dari kesehatan digital ini adalah untuk mempraktikkan pengobatan serta mendukung kesehatan publik melalui perangkat mobile. Karena itu ada beberapa kategori aplikasi mobile yang berhubungan terkait hal tersebut (Smith dan Baker, 2007).
iii
Mengonsumsi obat secara rutin, teratur dan, tepat waktu bukanlah hal yang mudah tapi perlu dilakukan. Misalnya obat alergi. Meskipun pasien termasuk orang yang displin memasang alarm rutin di ponsel, tetap saja ada kemungkinan untuk melewatkan waktu minum obat. Aplikasi Digital Pillbox ini bisa menjadi solusi yang bagus. Lewat aplikasi ini, pasien bisa memasukkan jenis pengobatan yang ditempuh, waktu atau jam tertentu Pasien harus mengonsumsi obat. Aplikasi buatan Iconosys ini telah dioptimalkan bagi smartphone dan tablet berbasis Android. Tak hanya mereka yang sedang menjalani pengobatan, olahragawan yang secara rutin mengonsumsi berbagai suplemen dan vitamin juga bisa memanfaatkan Digital Pillbox. Ini dikarenakan Digital Pillbox menyediakan daftar riwayat konsumsi untuk pemantauan lebih dalam. Setelah waktunya tiba, pasien tinggal memberikan daftar tersebut ke instruktur maupun dokter via email (Agustianuri, 2014). Sebelum adanya Digital Pillbox sebenarnya sudah ada metode penunjang pengobatan lain seperti SMS reminder, Calling Reminder, dan yang paling baru Digital Pillbox Reminder. Namun sejauh ini aplikasi Digital Pillbox hanya tersedia dari Bahasa asing seperti Inggris, Spanyol, China, Yunani, Belanda, Jerman dan Prancis. Yang tentunya masih awam untuk dipahami kebanyakan masyarakat Indonesia, maka dari itu penulis berinisiatif untuk membuat aplikasi Digital Pillbox dengan Bahasa Indonesia, agar lebih mudah untuk digunakan dan dimengerti oleh masyarakat, juga agar penggunaan aplikasi ini lebih efektif dan memiliki dampak signifikan dalam kepatuhan pasien dalam meminum obat Penyakit kronis adalah penyakit yang terjadi secara menahun atau status riwayat penyakit yang telah berlangsung lama pengobatan yang dilakukan pun membutuhkan waktu yang panjang. Ada berminggu minggu berbulan bulan bahkan ada yang diderita seumur hidup. Menurut Permenkes Tahun 2015 ada beberapa penyakit kronis yang banyak terjadi di Indonesia seperti Diabetes Melitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsi, gangguan kesehatan
iv
jiwa kronik, stroke dan penyakit kronis lain yang memerlukan pengobatan rutin (Permenkes, 2015). Tingkat penerimaan adalah proses penerimaan konsumen terhadap suatu inovasi. Oleh karena itu perusahaan harus memahami proses penerimaan konsumen (consumer adaption process) untuk membangun strategi yang efektif untuk penetrasi awal. Proses penerimaan konsumen ini kemudian diikuti dengan proses kesetiaan konsumen (consumer loyalty process)yang menjadi perhatian bagi perusahaan yang mapan. Proses penerimaan konsumen berfokus pada proses mental yang dilalui seseorang mulai dari saat pertama mendengar informasi tersebut sampai memakainya. Sejak 7 April 2001 Rumah Sakit dr. H. Moch Ansari Saleh ditetapkan melaksanakan pelayanan tidak hanya melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa tetapi melaksanakan pelayanan kesehatan umum, dan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Rumah Sakit dr. H. Moch Ansari Saleh maka perkembangan dan tingkat pelayanan semakin meningkat. RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Dan sekarang rumah sakit Dr.H. Moch. Ansari Saleh mendapatkan akreditasi Paripurna bintang 5.RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh adalah salah satu rumah sakit di Banjarmasin yang masih banyak melayani pasienpasien dengan penyakit kronis. Oleh sebab itu peneliti tertarik melakukan penelitian di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
v