24
INTERAKSI KECERDASAN DALAM MENANGKAL PENGARUH NARKOBA Wanapri Pangaribuan Abstrak Bahaya penyalahgunaan narkoba adalah merusak otak dan komponen tubuh lainnya, serta mental dan kerohanian manusia. Kerusakan yang ditimbulkannya sangat besar, sehingga berakhir pada kematian massal. Sejalan dengan hal itu harus dirumuskan penangkal pengaruh narkoba dalam diri manusia tersebut. Penangkal yang dimaksudkan adalah interaksi tiga kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Kata Kunci: Narkoba, Menangkal, Kecerdasan, Intelektual, Emosional, Sipiritual. PENDAHULUAN Penyalahgunaan
narkoba
di
lebih
lanjut
menjelaskan
bahwa
di
Indonesia oleh masyarakat telah mencapai
Sumatera Utara, berdasarkan data dari
tingkat yang sangat mengkhawatirkan dari
Polada Sumut, pada tahun 2010 jumlah
segi kuantitas dan jangkauannya. Kepala
penyalahgunaan narkotika mencapai 2,2%
BNN
dari
Sumatera
mengungkap
Utara,
12
juta
penduduk.
Sedangkan
penyalahgunaan
berdasarkan data kejahatan narkoba yang
narkoba di Indonesia jumlahnya terus
diungkapkan Polda Sumut dan jajarannya,
meningkat setiap tahunnya. Bahkan pada
tahun 2010 ada 2.718 kasus dan 3.736
tahun
tersangka. Sedangkan 2011 terdapat 2.728
2015,
kasus
Aguswan
angka
penyalahgunaan
narkoba diprediksi mencapai 5,6 juta jiwa
kasus
atau sekira 2,8% dari penduduk Indonesia.
(http://www.waspada.co.id)
Lebih
lanjut
dijelaskannya
dan
3.514
Direktur Masyarakat
dengan
prevalensi
(Pimansu),
Indonesia
mengatakan sebanyak 22 persen pengguna
tahun 2008 mencapai 1,99% sekira 3,3 juta
penyalahgunaan narkoba adalah pelajar,
jiwa, dengan usia 10-59 tahun. Kemudian
trendnya juga cenderung meningkat. Lebih
2010, angka tersebut meningkat menjadi
lanjut dikatakan bahwa pelajar menempati
2,21% atau 3,8 juta orang. Dan pada tahun
urutan kedua terbanyak setelah pekerja
2015 mendatang, diproyeksikan ini juga
yang
akan terus mengalami peningkatan menjadi
setelah diteliti BNN
2,8% atau 5,1-5,6 juta orang. Aguswan
persen pengguna di kalangan pekerja
penyalahgunaan
UI,
narkoba
di
Narkoba
Informasi
berdasarkan hasil survei BNN bekerjasama Puslitkes
Anti
Pusat
tersangka
Zulkarnaen
menggunakan
narkoba.
Sumut Nasution
Namun
ternyata dari 70
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan
tersebut merupakan pemakai lanjutan,
melakukan
artinya sejak menjadi pelajar mereka sudah
penanggulangan
menggunakan
diterbitkannya Undang-undang Republik
narkoba
pencegahan
dan
narkoba,
dengan
(.http://harianandalas.com/kanal-
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang
sumatera-utara)
Narkotika
dan
Narkotika
Nasional
Berdasarkan data yang dipaparkan
dibentuknya (BNN)
Badan yang
sebelumnya, jelas penyalahgunaan narkoba
menangani pencegahan dan pemberantasan
adalah masalah nasional dan bahkan
penyalahgunaan Narkoba bersama dengan
internasional, karena peredarannya antar
Kepolisian Negara Republik Indonesia,
lintas negara. Sejalan dengan hal tersebut,
dan
Pemerintah
Indonesia
sangat
juga
seluruh
masyarakat.
serius
PEMBAHASAN Bahaya Narkoba Narkoba sangat berbahaya bagi
bisa menekan sistem syaraf pusat dan
manusia, berupa Halusinogen, stimulan,
mengurangi aktivitas fungsional tubuh,
depresan, adiktif, dan kematian. Kelima
sehingga pemakai merasa tenang bahkan
efek tersebut dapat dijelaskan sebagai
tertidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya
berikut. (1) Halusinogen, yaitu efek dari
putaw; (4) Adiktif, yaitu efek dari narkoba
narkoba bisa mengakibatkan seseorang
yang menimbulkan kecanduan. Seseorang
menjadi ber-halusinasi dengan melihat
yang
suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada
biasanya akan ingin dan ingin lagi karena
/ tidak nyata bila dikonsumsi dalam sekian
zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan
dosis tertentu. Contohnya kokain & LSD;
seseorang cenderung bersifat pasif, karena
(2) Stimulan, yaitu efek dari narkoba yang
secara
bisa mengakibatkan kerja organ tubuh
memutuskan syaraf-syaraf dalam otak.
seperti jantung dan otak lebih cepat dari
Contohnya: ganja, heroin, dan putaw; (5)
biasanya
Kematian, jika terlalu lama dan sudah
penggunanya
sehingga lebih
mengakibatkan bertenaga
serta
sudah
mengonsumsi
tidak
ketergantungan
langsung
narkoba
maka
narkoba
narkoba
lambat
cenderung membuatnya lebih senang dan
laun organ dalam tubuh akan rusak dan
gembira untuk sementara waktu;
jika
(3)
Depresan, yaitu efek dari narkoba yang 25
sudah
melebihi
takaran
maka
pengguna itu akan overdosis dan akhirnya
bandar menggunakan perantara remaja
mengakibatkan kematian.
atau
Efek
narkoba
bagi
siswa
yang
telah
menjadi,
pengguna
ketergantungan, meningkatnya kejahatan
secara sosial dapat diketahui di lingkungan
di masyarakat : perampokan, pencurian,
keluarga, di lingkungan sekolah, dan di
pembunuhan sehingga masyarkat menjadi
lingkungan
resah, meningkatnya kecelakaan. (4) Ciri
masyarakat.
Konsumen
narkoba akan memperlihatkan sikap dan
Klinis
perilaku
sekolah
sebagai
berikut.
(1)
di
pengguna
narkoba,
prestasi
sering
tidak
sekolah,
sering
menurun,
Lingkungan Keluarga : Suasana nyaman
mengerjakan
dan tentram dalam keluarga terganggu,
membolos, pemalas, kurang bertanggung
sering
mudah
jawab, pola tidur berubah, begadang, sulit
tersinggung, orang tua resah karena barang
dibangunkan pagi hari, mengantuk dikelas
berharga
atau
terjadi,
pertengkaran,
sering
hilang,
perilaku
tempat
tugas
kerja,
sering
berpergian
menyimpang / asosial anak (berbohong,
sampai larut malam, kadang tidak pulang
mencuri, tidak tertib, hidup bebas), dan
tanpa memberi tahu lebih dulu, sering
menjadi aib keluarga, putus sekolah atau
mengurung diri, berlama-lama dikamar
menganggur,
mandi,
karena
dikeluarkan
dari
menghindar
bertemu
dengan
sekolah atau pekerjaan, sehingga merusak
anggota keluarga lain dirumah, sering
kehidupan keluarga, kesulitan keuangan,
mendapat telepon dan didatangi orang
orang tua menjadi putus asa karena
tidak dikenal oleh keluarga, kemudian
pengeluaran uang meningkat untuk biaya,
menghilang, sering berbohong dan minta
pengobatan dan rehabilitasi;
(2) di
banyak uang dengan berbagai alasan tapi
Lingkungan Sekolah : merusak disiplin
tak jelas penggunaannya, mengambil dan
dan motivasi belajar, meningkatnya tindak
menjual barang berharga milik sendiri atau
kenakalan, membolos, tawuran pelajar,
milik
mempengaruhi
mengomengompas
peningkatan
keluarga,
mencuri,
terlibat
tindak
penyalahguanaan diantara sesama teman
kekerasan atau berurusan dengan polisi,
sebaya; (3) di Lingkungan Masyarakat :
sering
tercipta pasar gelap antara pengedar dan
tersinggung,
bandar
bermusuhan, pencuriga, tertutup dan penuh
yang
pengguna/mangsanya,
mencari pengedar
atau
rahasia.
26
bersikap
emosional,
marah,
kasar
mudah sikap
Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba Penyalahgunaan
narkoba
dianggap sebagai lambang keperkasaan
dipengaruhi sejumlah faktor yang saling
dan kehidupan modern, keinginan untuk
berkaitan, yaitu faktor indifidu, faktor
diterima dalam pergaulan, identitas diri
lingkungan (lingkungan keluarga, lingkungan
yang kabur sehingga merasa diri kurang
sekolah, lingkungan teman sebaya, lingkungan
“jantan”,
masyarakat), dan faktor narkoba itu sendiri.
menghadapi tekanan pergaulan sehingga
Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut.
sulit mengambil keputusan untuk menolak
Faktor individu : Kebanyakan
tawaran
penyalahgunaan narkoba dimulai atau
sosial
yang
pesat
untuk
Faktor Lingkungan : Faktor
menjadi
lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar rumah,
antara lain : cenderung memberontak dan
sekolah,
menolak otoritas, cenderung memiliki
sebaya
maupun
faktor orang tua yang ikut menjadi
depresi, cemas, psikotik, keperibadian
penyebab
sosial, perilaku menyimpang dari aturan
seorang
menjadi
atau norma yang berlaku, rasa kurang
anak
atau
penyalahguna
remaja narkoba.
Lingkungan Keluarga, kominikasi orang
percaya diri (low selw-confidence), rendah
tua-anak kurang baik/efektif, hubungan
diri dan memiliki citra diri negative (low mudah
teman
masyarakat. Faktor keluarga, terutama
gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti
sifat
kesepian,
kepercayaannya.
penyalahguna narkoba. Ciri-ciri tersebut
self-esteem),
tegas,
putus sekolah, kurang menghayati iman
remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai besar
untuk
dan kegetiran hidup,malu dan lain-lain),
menyalahgunakan narkoba. Anak atau
lebih
dengan
kekecewaan,ketidakmampuan,
merupakan individu yang rentan untuk
risiko
narkoba
mental
diri dari sesuatu (kebosanan, kegagalan,
yang sedang mengalami perubahan biologi, maupun
siap
kemampuan komunikasi rendah, melarikan
terdapat pada masa remaja, sebab remaja
psikologi
tidak
dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi
kecewa,
dalam
cenderung agresif dan destruktif, mudah
keluarga,
orang
tua
bercerai,
berselingkuh atau kawin lagi, orang tua
murung, pemalu, pendiam, mudah merasa
terlalu sibuk atau tidak acuh, orang tua
bosan dan jenuh, keingintahuan yang besar
otoriter atau serba melarang, orang tua
untuk mencoba atau penasaran, keinginan
yang
untuk bersenang-senang (just for fun),
serba
membolehkan
(permisif),
kurangnya orang yang dapat dijadikan
keinginan untuk mengikuti mode, karena 27
model atau teladan, orang tua kurang
dengan
peduli dan tidak tahu dengan masalah
ancaman teman kelompok atau pengedar.
narkoba, tata tertib atau disiplin keluarga
Lingkungan
yang selalu berubah (kurang konsisten),
lemahnya
kurangnya
politik, sosial dan ekonomi yang kurang
kehidupan
beragama
atau
menjalankan ibadah dalam keluarga, orang
narkoba.
tekanan
atau
masyarakat/sosial,
penegakan
hukum,
situasi
mendukung.
tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahduna
penyalahguna,
Faktor
Narkoba:
Mudahnya
Lingkungan
narkoba didapat dengan harga terjangkau,
Sekolah, sekolah yang kurang disiplin,
banyaknya iklan minuman beralkohol dan
sekolah yang terletak dekat tempat hiburan
rokok yang menarik untuk dicoba yang,
dan penjual narkoba, sekolah yang kurang
khasiat
memberi kesempatan pada siswa untuk
menenangkan,
mengembangkan diri secara kreatif dan
menidurkan, membuat euforia/fly/stone/
positif, adanya murid pengguna narkoba.
high/teler
Lingkungan Teman Sebaya, berteman
tersebut diatas.
farakologik
dan
narkoba
menghilangkan
lain-lain.
yang nyeri,
Faktor-faktor
Hakikat Kecerdasan Kecerdasan manusia adalah salah satu
hal
yang
sangat
penting
bagi
imajinasi,
wawasan
pertimbangan,
dan
daya
(irrsight), penyesuaian
kehidupannya, dan oleh karena itu manusia
sebagai proses mental yang tercakup dalam
berupaya membangun kecerdasan tersebut.
tingkah laku kecerdasan. Namun pada
Thontowi
penelitian
(2015)
mendefenisikan
yang,
lain,
pengukuran
kecerdasan tersebut Kecerdasan (dalam
kecerdasan ditekankan pada kemampuan
bahasa Inggris disebut intelligence dan
penyesuaian diri secara cepat dan efektif
hahasa Arab disebut al-dzaka`) menurut
terhadap situasi yang baru. Penelitian yang
arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan,
berbeda
dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti,
kemampuan
kemampuan (alqudrah) dalam memahami
masalah abstrak. Hal tersebut adalah
sesuatu secara cepat dan sempurna
menyangkut kecerdasan otak.
Tes menekankan
kecerdasan pada
masalah
memberikan
penekanan
memecahkan
pada
masalah-
individual
Kecerdasan otak terkait dengan
penalaran,
logika-logika berpikir yang dipergunakan. 28
Logika berpikir yang sangat penting adalah
Keterkaitan segala sesuatu dalam ruang
logika induktif, logika deduktif, logika
dan waktu, yang menimbulkan sifat dan
relasi, dan logika kausal (sebab-akibat).
karakteristik
Logika
mungkin
induktif
adalah
logika
yang
adanya
hubungan
linier,
atau
yang
mungkin
memiliki paradigma berpikir spesifik dan
eksponensial, atau mungkin sinusoidal atau
detail menuju umum (global). Logika
cosinusoidal, dan lain-lainnya. Logika
tersebut menarik kesimpulan global dari
relasi
fenomena-fenomena
mengelompokkan sesuatu (menciptakan
khusus.
Logika
ini,
menuntut
kepekaan
induktif dapat bersifat gambar, verbal,
himpunan)
numerik, dan karakter-karakter lainnya.
bentuknya, warnanya, dan sebagainya,
Orang yang memiliki logika induktif yang
kemudian pengelompokan tersebut ada
baik diperlihatkan dari kemampuannya
kaitannya
menggeneralisasi.
Mendefenisikan
lainnya. Misalkan sekelompok gambar dua
fenomena secara general populasi dari
dimensi berbentuk lingkaran, dalam mana
sampel
sifat-sifatnya berada di besar jari-jari akan
yang
diasumsikan
mewakili
populasi.
ditinjau
dengan
dari
untuk
sifatnya,
kelompok-kelompok
memiliki keterkaitan dengan sekelompok
Logika deduktif adalah logika
gambar dua dimensi berbentuk kubus
yang memiliki paradikma berpikir umum
dengan sifat-sifatnya berada pada besar
(global) menuju khusus (spesifik). Sesuatu
diagonalnya
yang utuh yang merupakan konsep umum
Keterkaitannya
dirubah menjadi bagian-bagian yang lebih
lingkaran dan kubus adalah himpunan
rinci. Berpikir deduktif akan menggiring
barisan titik-titik yang membentuk barisan
pola pikir ke filsafat ontologi, yang
dimana titik pertama persis berdampingan
menemukan
yang
dengan titik yang terakhir pada barisan
yang
tersebut.
dipikirkan.
hakikat Sesuatu
sesuatu yang
rinci
spesifik yang merupakan hasil uraian
memiliki
tidak bertentangan dari sifat umumnya.
sesuatu
berpikir
relasi
sisi-sisinya.
adalah
bahwa
gambar
Logika berpikir kausal adalah
konsep umum, memiliki sifat-sifat yang
Logika
atau
paradigma yang
berpikir
terjadi
ada
segala sebab
adalah
musababnya. Logika berpikir kausal adalah
logika yang memiliki paradikma berpikir
logika berpikir relasi yang dipertegas dan
bahwa segala sesuatu ada kaitannya, baik
diperjelas tentang apa menyebabkan apa,
secara langsung maupun tidak langsung.
mengapa harus menyebabkan apa. Logika 29
ini akan mencerdaskan seseorang tentang
waktu ada. Keberadaan waktu adalah
terjadinya fenomena tertentu disebabkan
ciptaannya, dan dimensi lainnya adalah
oleh fenomena lainnya. Dalam kata lain,
juga ciptaannya. Tak ada ukuran yang
sebuah fenomena yang terjadi di awalnya,
dapat
akan memunculkan fenomena lainnya
kebaikannya,
berikutnya.
fenomena adalah sepengatuannya, dan
Kecerdasan emosional disebut
kecerdasan
sering
mengikuti
kebesaranNya,
kekuasaanya.
aturan-aturan
yang
Segala
telah
yang
diciptakanNya. Tuhan maha penolong,
manajemen
pelindung, pengasih. Sejalan dengan hal
perasaan. Perasaan dapat dinetralisir dalam
itu, orang yang memiliki kecerdasan
bentuk
ekstrim
spiritual akan lebih meyakini Tuhan dari
meskipun rangsangan (stimulus) yang
pada segala bentuk kekuatan yang ada di
diterima sangat ekstrim. Kecerdasan emosi
alam semesta.
memunculkan
hati,
mengukur
kemampuan
respon
yang
tidak
akan menyebabkan munculnya kehati-
Tuhan
Maha
pencipta
telah
hatian terhadap segala sesuatu stimulus,
meletakkan aturan-aturan yang baik dalam
dan
mengutamakan
alam semesta, dan aturan-aturan tersebut
pertimbangan yang matang. Orang yang
menjadi pertimbangan dan panutan dalam
memiliki
akan
perjalanan hidup manusia. Tuhan sanggup
pembawaan
yang selalu
melakukan apa saja, dan akan melakukan
cenderung
berwibawa.
yang baik bagi orang yang dekat dan selalu
terlihat
akan
selalu
kecerdasan dari
tenang,
dan
Kecerdasan
emosi
emosional
membangun
rasa
berserah kepada-Nya. Tuhan tidak akan
empati, percaya diri, kemampuan menolak
membiarkan manusia yang mengimani-
yang tidak baik, komitmen yang tinggi,
Nya dihancurkan oleh iblis dan sijahat.
kesabaran,
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual
kelumrahan,
Atribut-atribut
lain-lain. akan
yang tinggi akan benar dalam setiap
memiliki
perkataan dan perbuatannya, jujur terhadap
kecerdasan emosional dengan orang yang
diri sendiri, jujur terhadap orang lain, dan
kurang memiliki kecerdasan emosional.
jujur
Kecerdasan spiritual adalah keyakinan
menyebarkan damai sejahtera.
yang tinggi terhadap sosok pencipta alam
Kecerdasan
membedakan
emosi
dan
orang
tersebut yang
terhadap
Tuhan,
Spritual yang
telah
selalu
dimana
semesta yang berkuasa atasnya. Sosok
kondisi
tersebut adalah Tuhan yang ada sebelum
mendengar suara hati karena pada dasarnya 30
seseorang
serta
dapat
suara
hati
manusia
masih
bersifat
kepada setiap jiwa manusia dalam bentuk
universal, tapi apa bila seseorang telah
yang
mampu memunculkan beberapa sifat-sifat
memunculkan sifat takwa.
dari
Allah
fitrah
dan
suci
maka
akan
yang telah diberikan-Nya
Interaksi Kecerdasan dalam Menangkal Pengaruh Narkoba Upaya
penanggulangan
Jika masyarakat mengetahui harus segera
penyalahgunaan
narkotika
dan
melaporkan kepada pihak berwajib dan
psikotropika
dilakukan
melalui
tidak boleh main hakim sendiri; (3) kuratif
beberapa cara, sebagai berikut ini : (1)
(pengobatan), bertujuan penyembuhan para
Preventif
korban baik secara medis maupun dengan
dapat
(pencegahan),
yaitu
untuk
membentuk masyarakat yang mempunyai ketahanan
dan
kekebalan
media lain.
terhadap
Di
Indonesia
sudah
banyak
narkoba. Pencegahan adalah lebih baik dari
didirikan tempat-tempat penyembuhan dan
pada
rehabilitas
pemberantasan.
Pencegahan
pecandu
Yayasan
dengan berbagai cara, seperti pembinaan
pesantren, yayasan Pondok Bina Kasih dll.;
dan
keluarga,
(4) Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan
penyuluhan oleh pihak yang kompeten
agar setelah pengobatan selesai para
baik di sekolah dan masyarakat, pengajian
korban tidak kambuh kembali “ketagihan”
oleh para ulama, pengawasan tempat-
Narkoba.
tempat
pihak
menyantuni dan memperlakukan secara
keamanan, pengawasan obat-obatan illegal
wajar para korban narkoba agar dapat
dan melakukan tindakantindakan lain yang
kembali ke masyarakat dalam keadaan
bertujuan
atau
sehat jasmani dan rohani. Masyarakat tidak
terjadinya
boleh mengasingkan para korban Narkoba
penyalahgunaan Narkoba; (2) represif
yang sudah sadar dan bertobat, supaya
(penindakan),
mereka tidak terjerumus kembali sebagai
hiburan
dalam
malam
untuk
meniadakan
memberantas
oleh
mengurangi
kesempatan
yaitu
menindak
penyalahgunaan
dan
narkoba
penegak
hukum
atau
Rehabilitasi
pesantren-
berupaya
pecandu narkoba.
melalui jalur hukum, yang dilakukan oleh para
Respati,
seperti
penyalahgunaan Narkoba dapat dilakukan
pengawasan
Titihan
narkoba
Interaksi ketiga kecerdasan akan
aparat
berinteraksi dan saling menguatkan dalam
kemananan yang dibantu oleh masyarakat.
diri manusia, dalam menghadapi segala 31
fenomena kecerdasan
alam.
Interaksi
terhadap
ketiga
lingkungan,
dan
penyangkalan
Kecerdasan
emosional
dan
akan
berbicara
untuk
akan menolak segala bentuk pengaruh,
mengakibatkan penderitaan kepada diri
ajakan, bujukan, agar mencoba nikmatnya
dan orang-orang yang dikasihi. Kecerdasan
kepalsuan yang dimiliki narkoba.
spiritual
juga
narkoba
negara.
pengaruh narkoba menjamin seseorang
Dengan kecerdasan otak akan
menolak
bangsa
akan
sebab
berbicara
akan
bahwa
penyalahgunaan narkoba adalah larangan
mampu menganalisis bahaya narkoba,
Tuhan
yang dapat menyebabkan korban terhadap
kecerdasan tesebut akan berbicara secara
diri sendiri dan mengimbas kepada orang-
simultan untuk menolak segala bentuk
orang yang dikasihi di dalam keluarga,
penyalahgunaan
PENUTUP Kecerdasan
intelektual,
dan komitmen untuk mengatakan narkoba
kecerdasan emosional, dan kecerdasan
tidak akan. Bagi orang yang cerdas ketiga
spiritual
kecerdasan
adalah
kecerdasan
yang
berinteraksi dan menghasilkan kesimpulan
terhadap
tersebut
manusia.
Ketiga
narkoba.
akan
mengalami
kehidupan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA http://harianandalas.com/kanal-sumaterautara, diundu tanggal 2 Desember 2014)
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional;
http://www.waspada.co.id, diundu tanggal 2 Desember 2014.
Peraturan Kepala BNN Nomor: PER/04/V/2010/BNN tentang Organisasi dan Tata kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi; Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota;
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2011 – 2015;
Thontowi H. Ahmad. 2015. Hakikat Kecerdasan Spiritual. Balai Diklat Keagamaan Palembang. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
32