PERANAN KECERDASAN MORAL DALAM MENUNJANG KECERDASAN INTELECTUAL PADA DUNIA PENDIDIKAN Kori Sundari, S.Pd *) ABSTRAK Kemapanan ekonomi yang dimiliki seseorang dipandang sangat penting ditengah masyarakat kita yang serba menilai dengan materi dan menjadikannya lebih penting pula dibandingkan dengan apapun juga yang harus dimiliki oleh seseorang. Selain kemampuan financial, tingkat kepandaian seseorang juga menentukan posisi dan kedudukannya dalam masyarakat. Namun realitanya manusia tidak hanya menganda lkan kemapanan financial dan kepandaian saja. Manusia juga harus memiliki keterampilan dalam mengolah semua kemampuan yang ada pada dirinya melalui kematangan emotionalnya sehingga dapat diterima oleh lingkungannya. Tidak semua manusia memiliki keseimbanga n dan kematangan yang baik antara Intelectual dan emotionalnya. Hanya yang mempunyai keinginan untuk mau beradaptasi, menanggalkan keinginan dan kepentingan pribadi serta menerima kenyataan hidup lebih bijaksana. Kata Kunci : Kematangan Emotional PENDAHULUAN anusia adalah mahluk social yang harus
bagi mereka. Sedangkan dari pendidikan
berintaraksi dengan lingkungannya. Dalam
formal
Mberinteraksi, manusia
misalnya;
Pendidik
dan
sekolah
harus memiliki
menghargai anak didik sebagai individu yang
berbagai kemampuan untuk menjalani hidup.
memiliki kelebihan dan kekurangan, dalam
Kemampuan tersebut dapat diperoleh dari
hal ini pihak pendidik tidak hanya melihat
dalam dirinya dengan dibantu dari luar
kepandaian mereka saja namun kematangan
dirinya, yaitu pendidikan yang diperoleh dari
emosi
keluarga
penghargaan tidak hanya diberikan kepada
agama
misalnya Penanaman nilai-nilai sejak
kecil,
keteladanan,
merekapun
dihargai,
contoh
mereka yang berprestasi bidang academic
penghargaan atas segala kemampuan yang
saja
namun
kepada
dimiliki anak, kehangatan, kasih sayang
mempunyai prestasi dibidang lainpun dapat
orang tua, komunikasi yang intens antara
diberikan penghargaan, sehingga mereka
orang tua dan anak, menjadi pendengar
merasa nyaman, aman dan menyenangkan
yang baik dan sahabat yang menyenangkan
berada
dilingkungan
mereka
sekolah.
yang
Sering menga
*) Kori Sundari, S.Pd. Dosen PS Geografi – UNISMA Bekasi
dakan discas masalah yang dihadapi oleh
bukan jati diri mereka sendiri, agar mereka
murid dirumah maupun di sekolah secara
dapat diterima oleh lingkungannya.
classical maupun individual juga adalah cara
Di Era globalisasi
ini banyak cara
yang cukup ampuh untuk lebih dekat dengan
yang dapat dilakukan orang tua, sekolah dan
murid dan mengetahui kebutuhan yang
masyarakat
diperlukan
merespon
oleh
mereka.
Selain
itu
dalam anak
menstimulus
didik
untuk
dan
kemajuan,
pendidikan yang diberikan oleh masyarakat
kematangan dan kecerdasan moral melalui
dapat berupa penghargaan atas potensi
kematangan
anak dalam segala hal dan kondisi, serta ikut
berbagai
mengawasi perkembangan diri dan moral
Orangtua dan pendidik dapat memilih cara
mereka.
yang Dalam membina hubungan dengan
lingkungan
socialnya,
manusia
dapat
emosional
cara
dan
anak
fasilitas
disesuaikan
melalui
yang
kebutuhan
ada.
masing-
masing.Tidak semua orang tua yang memiliki kemapanan ekonomi dan intellectual dapat
dipengaruhi oleh respon dan stimulus yang
memahami
diterimanya lewat lingkungan sekitarnya.
Mungkin
karena
Apabila lingkungannya memberikan respon
dikantor,
mereka
yang baik kepadanya dan menstimulusnya
kebutuhan
yang diperlukan oleh putra-putri
dengan baik pula maka dia akan terlahir
mereka
menjadi
dapat
didengarkan curhat mereka dan keinginan-
menyeimbangkan antara potensi yang ada
keinginan mereka, menjadi sahabat yang
pada
dan
baik untuk, bahkan dapat menjadi teman
sebaliknya
diskusi yang mengasikkan. Namun tidak
apabila keluarga, sekolah dan lingkungan
sedikit pula kalangan menengah keatas
masyarakat selalu menuntut sesuatu yang
sangat consent terhadap perkembangan
mereka tidak mampu bahkan tidak mereka
intellectual dan kematangan moral putra-putri
inginkan, mereka akan merasa tidak nyaman
mereka, misalnya pada kalangan ini mereka
dan aman. Apalagi pendidikan agama yang
melakukan
mereka milikin masih sangat minim, maka
melalui seminar-seminar, pelatihan-pelatihan
akan terjadilah gejolak dalam diri mereka,
memotivasi diri dan keagamaan, membaca
karena antara harapan dan kenyataan yang
buku-buku,
mereka hadapi sangat berbeda, atau mereka
berhubungan denga kemajuan intellectual
berpura-pura menjadi individu lain
dan kematangan moral dari internet, dengan
manusia
dirinya
kecerdasan
yang
dengan
moral.
kematangan
Demikian
yang
kebutuhan
dalam
putra-putrinya.
kesibukan kurang
membentuk
kegiatan
mencari
pengalian
orangtua memahami
perhatian,
informasi
informasi
yang
tujuan mendapat informasi dari para ahli
mengenai minat dan bakat dari putra-
disekolah Boy yaitu kegiatan belajar yang
putrinya dalam rangka menentukan sekolah
menganut
yang akan mereka pilih. Tetapi bagi mereka
menonjolkan keunggulan intellectual kepada
yang
murid-muridnya.
tidak
mampu,
kesempatan
untuk
system
day,
dan
Sedangkan
Mereka
dari
menjadikan Boy tumbuh menjadi anak yang
pengalaman hidup dan keinginan yang keras
pandai bidang akademisnya saja. Namun
untuk lebih maju dan lebih berhasil dari
dalam pergaulan dengan teman-temannya
orangtuanya. Namun dari pengalamn hidup
dan
itulah
kesulitan.
biasanya
belajar
mereka
lebih
memiliki
kestabilan Boy
ketat
peraturan
dirumah
dapat
begitu
lebih
memilih yang diinginkan sangatlah kecil. hanya
yang
full
emosi,
Boy
dan
keras
mengalami
mempunyai
watak
kematangan moral dan intellectual lebih
temperamental, suka memukul teman dan
cepat, dibandingkan mereka yang tidak
guru. Hal ini terjadi berulang-ulang dan
mendapatkannya dari pengalaman hidup.
cukup meresahkan sebagian orang tua murid
Selain itu, masih mahalnya bahan bacaan
yang anaknya pernah kena bogem mentah
untuk orang tua guna memperkaya wawasan
Boy dan guru yang mengajarnya pun tidak
mendidik
putra-putrinya,
menimbulkan
ketimpangan
dunia pendidikan
ini
dapat
luput dari ulahnya. Guru kelas dan Kepala
social
dalam
Sekolahnya cukup kerepotan oleh ulahnya.
serta kebijakan yang
Pada suatu hari terjadi peristiwa yang
dibuat oleh pemerintah yang sering berubah-
cukup menggegerkan sekolah, Boy memukul
ubah
juga
memberi
warna
terhadap
dan membenturkan kepala temannya ke
dan
emotional
tembok, dan secara kebetulan dilihat oleh
anak didik. Fenomena seperti inilah yang
beberapa ibu dan ibu temannya tadi. Dengan
tengah terjadi pada dunia pendidikan kita
spontan ibu anak itu memarahi Boy dan
sekarang ini.
meminta
perkembangan
akademis
Boy
menggulanginya STUDY KASUS
untuk lagi.
untuk Tanpa
tidak diduga
keesokan harinya orang tua Boy datang
Boy seorang anak
dari kelurga
kesekolah untuk mengadukan ke pihak
ekonomi yang mapan. Dari awal Boy masuk
sekolah bahwa anaknya di marahi dan
pra sekolah sampai
duduk di kelas 3
ditampar oleh seorang ibu kemarin. Tanpa
Sekolah Dasar, ia selalu menjadi nomor satu
meminta konfermasi dari pihak lain, orangtua
di kelasnya dalam pelajaran. Orang tuanya
Boy sangat marah kepada pihak sekolah
menyekolahkan di salah satu
yang memperlakukan anaknya demikian.
ia
sekolah
swasta favorit di kotanya. Cara belajar
Mereka
menginginkan
keadilan
untuk
anaknya. Keesokan harinya Kepala Sekolah
bukan?. Akhirnya dengan agak kesal si ibu
dan guru kelas Boy,
memanggil semua
meminta Boy untuk meminta maaf pada
pihak
dan
anaknya, tanpa diduga Boy menolaknya,
yang
terlibat
menyaksikan
kejadian tersebut. Setelah ditelusuri dan
malahan Boy memandang
diselidiki serta meminta keterangan dari
dengan wajah sinis dan marah. Sesampai
semua pihak diketahuilah bahwa kejadian
dirumah
yang sebenarnya adalah ketika jam istirahat
disekolahnya kepada kedua orangtuanya.
setelah sholat dhuhur dan makan siang
Boy mengadukan bahwa ia ditampar oleh ibu
teman-teman dikelas Boy bermain kejar-
temannya padahal ia tidak melakukan apa-
kejaran.
ikut
apa kepada temannya itu. Kontan saja
bermain, lama-kelamaan Boy tertarik juga
orangtua Boy sangat murka, mereka tidak
untuk
Boy
senang anaknya diperlakukan seperti itu.
menyetujuinya, akhirnya Boy ikut bermain
Kepala sekolah meminta waktu kepada
bersama-teman-temannya. Selang beberapa
semua
lama kemudian terjadi keributan Boy menarik
sebenarnya
baju
penyelidikan pihak sekolah setiap hari selalu
Pada
ikut
awalnya
bermain.
temannya
Boy
tidak
Teman-teman
dan
mendorong
dan
Boy
ibu tersebut
mengadukan
pihak,
untuk terjadi.
menyelidiki Selama
yang dalam
membenturkan kepala temannya, karena
mendapat
Boy dinyatakan kalah dalam permainan,
tentang kenakalan Boy.
Tidak hanya dari
melihat
teman-temannya,
yang
kejadian
itu
teman-teman
Boy
keluhan
pengalaman
dari orangtua
guru
murid
mengajar
memisahkan mereka dan berteriak-teriak
dikelas Boy pun mengeluh karena kenakalan
minta tolong. Kebetulan pada saat itu banyak
Boy.
orangtua murid yang sedang menggantarkan
mengatakan ia anak yang temperamental,
makan siang anaknya, salah satunya ibu
tidak mau diatur dan suka memukul siapa
teman Boy yang dibenturkan kepalanya.
saja yang dikehendakinya. Akhirnya pihak
Tanpa
ibu
sekolah mengundang kembali orangtua Boy,
dari
dan semua pihak yang terlibat. Kepala
serangan Boy. Ketika itu si ibu bertanya
sekolah bertanya kepada orangtua Boy
kepada
bagaimana prilaku Boy dirumah?. Menurut
berpikir
langsung
panjang
mengamankan
Boy
“kenapa
lagi
sang
putranya
dibenturkan
Guru-guru
Boy,
yang
ia
anak
mengajar
yang
Boy
kepalanya?”,Boy hanya menjawab “siapa
orangtua
penurut,
yang membenturkan kepalanya, saya tidak
pendiam, suka membantu orangtua dan
ngapa-ngapain dia”.Padahal jelas-jelas Boy
anggota keluarga lainnya, ia juga anak yang
telah melakukannya, tapi dia tidak merasa
lembut sayang pada kakak dan adiknya.
melakukannya, suatu kejadian yang aneh
Kemudian pihak sekolah bertanya kembali,
misalnya
bila
Boy
nakal
atau
tidak
c) Teman-temannya
yang
tidak
mudah
mendapatkan nilai yang bagus, apa yang
menerimannya sesuai dengan apa yang
dilakukan oleh orang tua Boy?. Mereka
diinginkan Boy, karena ia selalu ingin
mengatakan kalau Boy nakal, ayahnya akan
menguasai dalam segala hal.
memukul
menangis,
d) Sikap orang tua Boy yang otoriter dan
sedangkan kalau ia tidak mendapat nilai baik
selalu menggunakan kekerasan apabila
disekolah ayahnya akan memarahi habis-
Boy melakukan kesalahan.
habisan,
Boy
sampai
karena
itu
ia
mempermalukan
keluarganya yang berasal dari keluarga pandai dan terpandang. Pihak sekolah juga bertanya,
apakah
orangtua
orangtuanya. f) Sedangkan
dilingkungan
rumah,
sering
kenakalan Boy selalu dianggap biasa
mengajak Boy berbicara tentang teman-
oleh para tetangganya karena mereka
temannya,
merasa tidak enak dan sungkan pada
gurunya
Boy
e) Kurangnya komunikasi antara Boy dan
disekolah?,
mengaku untuk hal itu
mereka
mereka jarang
lakukan karena kesibukan mereka dikantor,
orang
tua
Boy
yang
berada
dan
terpandang.
apalagi ayah Boy adalah salah satu anggota dewan
yang
terhormat
dikotanya.
Dari factor penyebab diatas, maka terlahirlah
Sedangkan dari saksi lain kepala sekolah
karakter
sudah mendengarkannya terlebih dahulu
dipengaruhi
seperti yang telah ditulis diatas.Dari kejadian
anatara lain;
ini dapat diketahui dan ditarik kesimpulan
a) Boy adalah anak yang pandai
sementara oleh pihak sekolah, bahwa Boy
b) Boy anak yang menyenangkan dan
mengalami ketidak stabilan emosi, dan menyenangi tindakan kekerasan terhadap teman, guru atau orang-orang disekitarnya dengan factor penyebabnya adalah;
oleh
Boy
yang
lingkungan
sangat
sekitarnya
dapat dibanggakan orangtua c) Boy anak yang suka dengan kekerasan, temperamental d) Boy sangat agresif yang negatif apabila
a) Target pendidikan di sekolah Boy yang sangat tinggi dan
seorang
harus dicapai oleh
semua murid.
keinginannya tidak tercapai e) Boy dapat memutar balikkan fakta yang ada
b) Tekanan yang diterima oleh Boy dari
f) Boy
menjadi
kan
dirinya
bukanlah
kondisi belajar di sekolah yang cukup
sebagai seorang Boy yang dikenal oleh
berat
orangtuanya
dan
orang
tua
yang
selalu
menuntutnya mendapat nilai yang baik.
Akhirnya sekolah memutuskan agar
yaitu
memiliki kepandaian intellectual juga
orang tuanya mengawasinya lebih ketat lagi,
memiliki kematangan dalam moral dan emosi
pihak
diri. Dengan demikian kita berharap pada
sekolahpun
berjanji
akan
lebih
memperketat pula pengawasan terhadap
generasi
murid-murid disekolah tersebut, untuk para
membangun Negara Indonesia lebih maju
walikelas dan guru ditugaskan untuk selalu
dengan segala kemampuan yang mereka
memotivasi dan menghargai kemampuan
miliki, yaitu pandai secara intellectual juga
murid dalam kegiatan belajar mengajar
matang secara emotional dan moral. Untuk
sedang untuk orang tua yang lain bila terjadi
para pendidik, orangtua dan masyarakat
hal yang serupa, untuk cepat melaporkan
yang ada disekitar mereka, hargailah anak
kepihak sekolah. Selain itu ternyata orangtua
didik kita dengan apa saja kemampuan yang
lain yang anaknya pernah menjadi sasran
mereka miliki, mendengarkan keinginan-
Boy memintaUntuk tuntutan Boy dikeluarkan
keinginan mereka, cita-cita mereka, dan
dari sekolah. Pihak sekolah
tidak dapat
mengarahkan mereka melalui keteladanan.
bertindak tegas, semua diserahkan kepada
Hal buruk yang telah terjadi mungkin dapat
orang tua Boy, namun akhirnya dengan
kita minimalis. Dengan cara, antara lain
berjalannya waktu dan masih seringnya Boy
dapat kita lakukan;
bermasalah dengan teman-temannya, orang
1. Menjadikan anak sebagai teman untuk
tua Boy memindahkannya ke sekolah swasta
berdiskusi, mendengarkan segala keluh
lain, dengan harapan Boy dapat diterima dan
kesahnya, bahkan bersahabat dengan
lebih dihargai oleh teman dan gurunya
mereka.
(tanpa melihat perubahan yang terjadi pada
muda
2. Menanamkan
yang
akan,
nilai-nilai
mampu
kesopanan,
diri Boy dan orang tuanya kearah positif)
menghargai orang lain, belajar menerima
(Medio, Bekasi Agustus 2009, pengamatan
kekalahan dari orang lain, menerima
dan
pendapat
pengalaman
pendidikan
di
kelas,
untukku dan anakku) Kasus-kasus
orang
lain,
dan
dapat
mengakui kemenangan orang lain dan berhubungan
menerima kekalahan diri sebagai wujud
dengan kematangan moral dan intellectual
jiwa besar yang harus mereka miliki. M
tidak hanya terjadi pada Boy saja, masih
Natsir (1988) mengatakan; Manusia itu
banyak kasus-kasus lain yang ada disekitar
terlahir suci dengan dilengkapi potensi
kita, apabila kita sebagai orangtua, pendidik
dan kemanusiaan yang mulia. Potensi
dan
membantu
yang masih berupa bibit ini, memberikan
merekaanak membentuk jati diri yang utuh
kemungkinan kepada manusia untuk
masyarakat
yang
dapat
ikut
mencapai kemungkinan yang lebih tinggi
konsultan sekaligus sahabat yang baik
dalam batas-batas yang mungkin dapat
untuk muridnya).
dicapai oleh manusia itu, apabila bibit itu
6. Target dan situasi sekolah yang kondusif
dapat dijaga dan dikembangkan menurut
yaitu dapat menstimulus dan merespon
yang sewajarnya.
kemampuan dan kebutuhan anak didik
3. Di lingkungan keluarga lebih ditanamkan
juga menentukan arah pencapaian tujuan
nilai-nilai agama dalam kehidupan anak-
pendidikan yang lebih positif, selama ini
anak didik kita, sebagai benteng diri
banyak sekolah yang hanya mengejar
mereka untuk meghadapi
target
hidup
tantangan
mereka kedepan. A.M Saefudin
pencapai
maksimum
pada
kemampuan kecerdasan academis anak
(1987:126) dalam membina manusia
didiknya
seutuhnya, pendidikan harus diarahkan
memperhatikan kecerdasan emosi anak
pada
pendidikan
didiknya, hal ini juga akan menimbulkan
mengembangkan
ketimpangan pada perkembangan jiwa
dua
hal.
hendaknya
Pertama
dapat
pemahaman tentang kehidupan konkrit, yaini
kehidupan
namun
luput
mereka.
dalam
7. Perubahan kebijakan pendidikan yang
dan
dibuat pemerintah yang sering berubah-
lingkungan social, kedua pendidikan juga
ubah memberikan dampak pencapaian
harus dapat menjadi jembatan untuk
target pendidikan yang berubah-ubah
memahami
pula, dan hal inipula yang akhirnya
hubungannya
manusia
saja,
dengan
fenomena
alam
dan
misteri
kehidupan dalam mencapai hubungan
membebankan anak didik.
yang abadi dengan Yang Maha Pencipta,
8. Bagi para orang tua hendaklah dapat
dan pada dimensi ini harus disertai
belajar menghargai segala kemampuan
dengan pendidikan hati.
yang dimiliki oleh putra-putrinya. Jangan
4. Menambah jam pelajaran agama untuk
pernah
menjadikan
sekolah negeri, dari hanya 2 jam menjadi
sasaran
egoisme
3 atau 4 jam dalam seminggu.
mereka. Karena anakpun mempunyai
5. Memperbanyak aktifitas ilmiah, olahraga, seni
disekolah.
Membina
hubungan
perteman yang baik antara guru dan murid (dalam hal ini guru tidak hanya
hak untuk memilih
anak dan
sebagai
kepentingan
apa yang ingin
mereka inginkan, tentu saja dengan selalu dibimbing oleh orang tuanya. 9. Bagi pendidik, Dr. Kamal Muhammad
berperan sebagai tenaga pangajar, tetapi
Isa (1994) mengatakan
juga
disampaikan oleh seorang guru kepada
sebagai
tenaga
pendidik
dan
kalimat yang
muridnya, hendaklah bersemangat, hidup dan keluar dari hati yang penuh dengan keimanan. Datang
dari
jiwa yang Ar-
Rahman. Semangat jiwa yang bebas dari penjajahan materi. Suci dari hawa nafsu, dan jauh dari berbagai masalah sepele yang murahan.
Q.S Al an’aam (6);153 Ahmad Muflih saefudin (1987), Desekularisasi Pemikiran Landasan Islamisasi, Bandung, Mizan. Kamal
Muhammad Isa (1994), Management Pendidikan Islam, Fikahati Aneska, Jakarta.
10. Dan bagi masyarakat umum, hendaklah dapat membantu mereka dengan cara menyajikan
dan
memberikan
contoh
yang baik, dan memberikan tontonan
yang
mereka
mendidik
bukan
kekerasan seperti selama ini, yang sering ditayangkan di TV. PENUTUP. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
betapa
kecerdasan
pentingnya
moral
yang
peranan
matang
dan
berkwalitas dalam rangka menyeimbangkan kwalitas
Intelectual
seseorang
dalam
menjalani hidup didunia ini. Bila keduanya telah seimbang maka manusia tersebut dapat menjadi khalifah dimuka bumi ini yang sempurna. perintahkan)
“dan ini
bahwa adalah
(yang
Kami
jalanKu
yang
lurus.Maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena yang lain itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa” (Q.S Al An’aam (6);153). DAFT AR PUST AKA
Mohammad Natsir (1988), Harian Pelita Edisi Tahun XV, Nomor 4281, Jakarta. Kori Sundari (2009), Catatan, Pengamatan dan Pengalaman untukku dan anakku Tsaqufa di kelas 3, Bekasi.
REGION Volume I. No. 3. September 2009
9