THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
INSTAGRAM, WISATA FOTO DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH WISATAWAN DI YOGYAKARTA Listiono1) Mahasiswa Magister Sains-Ilmu Ekonomi FEB UGM. Email:
[email protected]
1
Abstrak Dalam beberapa tahun belakangan ini, terjadi pergeseran perilaku masyarakat dalam berwisata. Jika beberapa tahun yang lalu orang berwisata akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk benar-benar menikmati atraksi yang disajikan oleh obyek wisata (refreshing), kini orang berwisata akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk hunting foto. Dari hasil berfoto tersebut banyak yang kemudian di unggah ke media sosial, seperti misalnya di facebook, instagram, dan path. Postingan pada media sosial ternyata mampu memberikan kepuasan tersendiri bagi pengunggah, apalagi jika postingan tersebut ditanggapi positif dan di like oleh followers. Disisi lain, media sosial khususnya instagram menjadi salah satu rujukan utama seseorangan ketika akan berwisata, hal ini menunjukkan bahwa postingan pada media sosial juga mampu menarik minat seseorang untuk berkunjung ke obyek tersebut. Oleh karena itu tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana dampak dari postingan obyek wisata di instagram terhadap peningkatan jumlah wisatawan pada obyek tersebut. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi (pengamatan) dan wawancara informal, yang kemudian dijabarkan dalam analisis deskriptif. Dari hasil kajian ditemukan bahwa postingan pada akun instagram berdampak positif terhadap peningkatan jumlah pengunjung obyek wisata. Kata kunci: Instagram, Obyek Wisata, Jumlah pengunjung. 1. PENDAHULUAN Dalam lima tahun terakhir, instagram menjadi salah satu media sosial yang paling populer di tengah-tengah masyarakat indonesia, khususnya anak muda. Instagram menjadi salah satu media yang efektif untuk berbagi informasi, baik yang bersifat sosial maupun komersial. Banyak perusahaan profit oriented yang melakukan promosi dengan menggunakan media sosial (instagram), demikian halnya dengan lembaga sosial. Tentu saja dengan biaya yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan media promosi lainnya. Instagram merupakan aplikasi smartphone yang digunakan untuk memposting foto dan video, dimana postingan tersebut dapat dilihat oleh followers. Postingan foto dan video tersebut biasanya dilengkapi dengan caption dan hastag. Caption pada umumnya berisi informasi (keterangan) tentang gambar atau video yang diunggah, sedangkan hastag merupakan
THE 5TH URECOL
penggolongan tema atau topik dalam media sosial, semakin banyak yang memposting maka akan semakin banyak pula hastag. Hal yang umum terjadi adalah sebuah postingan akan dikomentari atau diberi like oleh followers yang melihatnya.Brand DevelopmentInstagram mengungkapkan bahwa konten yang paling banyak diposting pengguna instagram di Indonesia secara berurutan adalah foto selfie, tempat yang pernah dikunjungi, foto traveling, keluarga & teman, makanan, dan seterusnya.1 Perkembangan jejaring sosial khususnya instagram tentu saja berdampak positif bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat, meskipun tidak menutup kemungkinan menimbulkan dampak negatif –dalam hal ini dampak yang terakhir akan dikesampingkan-. 1
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/2016011 8150454-188-105071/fakta-menarik-penggunainstagram-di-indonesia/ diakses pada tanggal 24 September 2016, pukul. 18.07.
903
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017UAD, Yogyakarta
Dengan mayoritas pengguna anak muda dan mayoritas postingan adalah yang berkaitan dengan tempat yang pernah dikunjungi serta kegiatan traveling, maka penulis tertarik untuk mengeksplorasi lebih jauh bandwagon effect postingan obyek wisata terhadap peningkatan jumlah pengunjung yang pada akhirnya berpengaruh pada kondisi ekonomi masyarakat sekitar. Dalam hal ini pembahasan akan difokuskan pada dua obyek wisata, yaitu Kalibiru dan Ratu Boko, dimana kedua obyek ini cukup populer di instagram. 2. KAJIAN LITERATUR Beberapa studi terkait dengan media sosial dan pengaruhnya terhadap sektor pariwisata telah dilakukan oleh para ahli, diantaranya, Dina & Sabou (2012) meneliti tentang Pengaruh Media Sosial dalam Pemilihan Tujuan Wisata, hasilnya media sosial mampu merubah perilaku seseorang dalam menentukan pilihan obyek wisata, dimana wisatawan akan mencari lebih banyak informasi obyek wisata melalui media sosial.2 Selanjutnya Madondo (2015) meneliti tentang Pengaruh Media Sosial dalam Promosi Industri Pariwisata di Durban, Afrika Selatan. Hasilnya media sosial memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keputusan akhir wisatawan dalam menentukan destinasi.3 Lebih spesifik, Fotis (2015) meneliti tentang Penggunaan Media Sosial dan Dampaknya Terhadap Perilaku Konsumen: dalam Konteks Perjalanan Wisata. Penelitian ini menunjukkan bahwa bagi pengguna aktif, media sosial selama berwisata berfungsi pertama sebagai sumber inspirasi dan ide untuk liburan dimasa yang akan datang. kedua media sosial digunakan untuk bekerja sama antar anggota travelling, seperti misalnya, sharing informasi. Ketiga media sosial menyediakan berbagai informasi (seperti destinasi, akomodasi, & aktivitas liburan) sehingga turut berperan dalam pengambilan 2
Lihat, Razvan Dina & Gabriel Sabou, Influence of Social Media in Choice of Touristic Destination. Cactus Tourism Journal Vol. 3, Issue 2/2012. 3 Lihat, Elvis Madondo, The Influence of Social Media in Promoting The Tourism Industry in Durban, South Africa. Durban University of Technology, South Africa. 2015.
THE 5TH URECOL
keputusan. Ketiga media sosial digunakan untuk mengekspresikan diri baik sebelum, selama atau setelah liburan. Keempat, media sosial juga digunakan untuk menjaga komunikasi diantara wisatawan. Terakhir, media sosial digunakan sebagai media hiburan oleh para wisatawan.4 3. METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan wawancara informal. Observasi dilakukan terhadap data-data yang berkaitan dengan jumlah pengunjung wisatawan DIY, postingan serta hastag di instagram. Sedangkan wawancara informal dilakukan terhadap beberapa orang pengguna aktif instagram. Adapun teknik analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu tujuan wisata yang hingga saat ini masih banyak diminati oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Hal ini terlihat dalam gambar 1.1. dimana jumlah pengunjung pariwisata DIY selama empat tahun terakhir rata-rata tumbuh sebesar 19,8 persen, dengan 95 persen diantaranya adalah wisatawan domestik. Disisi lain jumlah obyek wisata di DIY juga bertambah dari 84 obyek pada tahun 2011 menjadi 132 obyek pada tahun 2015 5, dengan kata lain mengalami pertumbuhan sebesar 131 persen. Pertumbuhan diatas menunjukkan bahwa sektor pariwisata di DIY sedang menggeliat. Dengan semakin banyaknya obyek wisata baru, tentu akan semakin memberikan alternatif tujuan wisata bagi wisatawan. Dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan perkembangan berbagai media sosial nampaknya berpengaruh terhadap perilaku dan kepuasan seseorang dalam berwisata, 4
Lihat, John N. Fotis, The Use of Social Media and Its Impacts on Comsumer Behaviour: The Context of Holiday Travel. Bournemouth University. 2015. 5 Statistik Kepariwisataan DIY 2011, halaman xvii. Dan Statistik Kepariwisataan DIY 2015, halaman xxii.
ISBN 978-979-3812-42-7 904
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
khususnya bagi anak muda. Ketika beberapa tahun yang lalu, seseorang yang berwisata akan benar-benar menghabiskan waktunya untuk menikmati atraksi yang disajikan oleh obyek wisata tersebut. Kini, seseorang yang berwisata akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan berfoto, dan tidak sedikit yang mengunggahnya di media sosial, tidak terkecuali instagram. Demikian halnya dengan utility wisatawan, ketika mereka berfoto di spot yang ngehits kemudian memposting di instagram, maka tingkat kepuasan yang diperoleh akan semakin tinggi, apalagi jika postingan tersebut mendapat komentar positif dan jumlah like yang banyak.
Sumber:Statistik Kepariwisataan DIY 2015.
Gambar 1.1. Data Kunjungan Pariwisata di DIY Tahun 2011-2015 Bandwagon Effect Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada obyek wisata Kalibiru dan Ratu Boko. Jumlah hastag dan like pada postingan instagram kedua obyek wisata diatas bisa dikatakan cukup banyak, dibanding dengan obyek yang lain. Semakin banyak like dan hastag berarti semakin banyak pula pengguna instagram yang melihat foto atau video obyek, sehingga dapat dikatakan jika obyek wisata tersebut tergolong populer. Dalam teori mikro, konsumsi seseorang pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh variabel internal, namun juga dipengaruhi oleh variabel eksternal, yaitu dipengaruhi oleh perilaku konsumsi orang lain. Adapun variabel eksternal yang akan dibahas dalam pembahasan ini adalah Bandwagon effect dimana peningkatan jumlah konsumsi atas barang atau jasa disebabkan oleh banyaknya orang lain yang mengkonsumsi barang atau jasa tersebut. Dengan demikian, semakin banyak orang yangmengkonsumsi, maka akan
THE 5TH URECOL
UAD, Yogyakarta
semakin banyak pula orang yang tertarik untuk mengkonsumsi.6 Postingan obyek wisata di instagram ternyata memberi Bandwagon effect terhadap kunjungan pada obyek wisata terkait. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah pengunjung obyek wisata – Kalibiru dan Ratu Bokodalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan jumlah pengunjung ini berhubungan positif dengan peningkatan jumlah hastag obyek wisata di instagram. Dalam diskusi kecil dengan beberapa pengguna instagram, ada beberapa fakta menarik yang diperoleh, diantaranya adalah perilaku dimana sebelum seseorang akan berwisata, hal pertama yang akan dilakukan adalah mencari informasi tentang obyek wisata melalui akun instagram, dimana obyek yang paling ngehits –dengan jumlah hastag dan like yang banyak- akan menjadi pilihan utama. Artinya sebelum berwisata, wisatawan akan mencari referensi melalui instagram, baik yang diposting oleh teman ataupun oleh penyedia informasi (misal explorejogja, visitjogja, wonderfuljogja, dll). Kedua, tidak jarang postingan suatu obyek wisata yang dipublikasikan oleh teman mampu menarik minat seseorang untuk mengunjunginya. Ketiga, banyak obyek wisata yang pada awalnya tidak diketahui kemudian menjadi populer karena diposting pada akun instagram, seperti misalnya tebing breksi, dan hutan mangrove. Kalibiru Pada tahun 2015 jumlah pengunjung Desa Wisata Kalibiru sebanyak 309.541 wisatawan,7 atau meningkat sebesar 291,1 persen dari tahun sebelumnya. Data tersebut merupakan jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata di Kulon Progo terbanyak kedua setelah pantai Glagah dan merupakan jumlah kunjungan terbanyak untuk kategori Desa Wisata di Kulon Progo. Tentu saja pertumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan yang sangat impresif. Disisi lain, berdasarkan observasi yang penulis lakukan melalui instagram, jumlah 6
Robert S. Pindyck & Daniel L. Rubinfeld, Microeconomics, eight Edition, United States of America: Pearson, 2013. Hlm. 136. 7 Statistik Kepariwisataan DIY 2015, halaman. 61.
905
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017UAD, Yogyakarta
hastag obyek wisata Kalibiru dalam waktu kurang lebih 4 bulan (24 September 2016 s/d. 08 Februari 2017) mengalami peningkatan sebesar 25,1 persen. Peningkatan hastag dalam instagram berhubungan positif dengan jumlah kunjungan wisatawan ke Kalibiru, artinya semakin banyak hastag maka akan semakin banyak pula jumlah wisatawan yang berkunjung ke wisata Kalibiru. Hal ini didasarkan pada bukti bahwa mayoritas foto yang diposting dan dihastag kalibiru berada pada tiga spot foto yang sama. Spot tersebut adalah tempat dimana terbentang pemandangan perbukitan dan waduk sermo.
Tabel 1.2. Data Pengunjung Obyek Wisata Ratu Boko Tahun Pengunjung 2011 123.196 2012 113.509 2013 173.002 2014 176.986 2015 238.976 Sumber: Statistik Kepariwisataan DIY 2015
5. KESIMPULAN Tabel. 1.1. Data Hastag di Instagram Tidak dapat dipungkiri bahwa postingan obyek wisata di instagram mampu menarik Jumlah hastag Pertumbuhan minat wisatawan untuk mengunjunginya. Wisata 24-09-16 08-02-17 (%) Disisi lain, banyak obyek wisata yang pada Kalibiru 103.151 129.004 25,1 awalnya tidak diketahui masyarakat luas, Ratu Boko 33.691 41.452 23,0 menjadi populer karena diposting di instagram. Artinya bahwa postingan pada Sumber: Instagram, diolah. akun instagram memberi bandwagon effect Ratu Boko bagi perkembangan jumlah pengunjung suatu Pada obyek wisata Ratu Boko jumlah obyek wisata. Dalam hal ini, pengelola obyek pengunjung dari tahun 2011 hingga tahun wisata mendapatkan bantuan promosi secara 2015 mengalami peningkatan yang cukup gratis, dengan dampak yang begitu besar. fantastis, dimana pertumbuhannya mencapai Postingan obyek yang dilakukan oleh 93,98 persen. Jumlah pengunjung di Ratu pengunjung obyek wisata menjadi salah satu Boko sebenarnya sempat mengalami media promosi yang efektif. penurunan pada tahun 2012, yaitu menurun Pergerseran perilaku berwisata yang salah sekitar -7,86 persen. Namun pada tahun-tahun satu penyebabnya adalah karena berikutnya mengalami pertumbuhan positif, perkembangan teknologi, memunculkan dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 35,02 peluang dalam menarik minat wisatawan persen pada tahun 2015. untuk mengunjungi suatu obyek tertentu. Hastag Ratu Boko selama empat bulan Selain itu, pergeseran perilaku ini mampu mengalami perkembangan sekitar 23,0 persen, mendorong munculnya –pembuatan- obyek Mayoritas foto yang diposting obyek wisata wisata baru, hal ini sebagaimana yang telah Ratu Boko adalah spot sun set. Hal ini dilakukan oleh beberapa kelompok mengindikasikan bahwa postingan sun set di masyarakat, seperti misalnya di Tebing Ratu Boko mampu meningkatkan minat Breksi, Hutan Mangrove, Hutan Pinus, Kars wisatawan untuk berkunjung ke obyek Tubing, dan lainnya. tersebut. Peningkatan jumlah pengunjung pada obyek wisata tentu berdampak pada peningkatan kegiatan perekonomian di daerah tersebut. Artinya akan semakin banyak uang yang dibelanjakan di sekitar obyek wisata, sehingga mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Demikian halnya dengan kelompok masyarakat yang mampu menangkap peluang dari pergeseran
THE 5TH URECOL
ISBN 978-979-3812-42-7 906
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
perilaku berwisata –dengan membuat obyek wisata batu- tentu juga akan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dengan semakin banyak pengunjung tentu akan meningkatkan pendapatan baik dari segi retribusi, parkir, maupun aktifitas jual beli. Selain itu, perkembangan suatu obyek wisata juga berpotensi untuk menyerap tenaga kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa postingan obyek wisata pada akun instagram berdampak positif dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. 6. REFERENSI Dina, R. & Sabou, G. 2012. Influence of Social Media in Choice of Touristic Destination. Cactus Tourism Journal. Vol. 3, Issue 2/2012. Fotis, J. N., 2015. The Use of Social Media and Its Impacts on Comsumer Behaviour: The Context of Holiday Travel. Dissertation. Bournemouth University, Bournemouth. Madondo, E. 2015. The Influence of Social Media in Promoting The Tourism Industry in Durban, South Africa. Thesis. Durban University of Technology, South Africa. Statistik Kepariwisataan DIY 2011. Statistik Kepariwisataan DIY 2015. Pindyck, Robert S. & Rubinfeld, Daniel L. 2013. Microeconomics. Eight edition. Pearson. United States of America. http://www.cnnindonesia.com/teknologi/2016 0118150454-188-105071/faktamenarik-pengguna-instagram-diindonesia/
THE 5TH URECOL
907
ISBN 978-979-3812-42-7