1
RESPON WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI TENTENA KABUPATEN POSO
SRI KURNIASTUTI
JURNAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Penelitian
: Respon Wisatawan Terhadap Pengembangan Objek Wisata di Tentena Kabupaten Poso
Penulis
: Sri Kurniastuti
Nomor Stambuk
: A 351 09 009
Telah diperiksa dan disetujui untuk diterbitkan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Hasan, M.Hum Nip. 19671020 199303 1 002
Abdul Hamid, S.Ag., M.Pd.I Nip. 19760818 200912 1 004
Mengetahui An.Sekretaris Jurusam P.IPS FKIP
Koordinator Program Studi
Universitas Tadulako
Pendidikan Geografi
Abdul Hamid, S.Ag., M.Pd.I Nip. 19760818 200912 1 004
Widyastuti, S.Si.,M.Si Nip.19760505 200801 2 039
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
3
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana respon wisatawan terhadap pengembangan obyek wisata yang ada di Tentena dan bagaimana upaya pemerintah dalam mengembangkan obyek wisata yang ada di Tentena. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon wisatawan dan juga usaha pemerintah dalam mengembangkan objek wisata di Tentena Kabupaten Poso. Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut, bentuk penelitian yang digunakan berupa penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan data dengan kata-kata atau uraian dan penjelasan tentang suatu permasalahan. Penelitian ini mengambil lokasi di daerah Tentena Kabupaten Poso. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri atas observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengolahan dan teknik analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagai salah satu daerah tujuan wisata, Kabupaen Poso memiliki beraneka ragam objek wisata alam yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Salah satunya adalah Danau Poso, goa Pamona, air terjun Saluopa dan Taman Anggrek Bancea. Namun dalam kenyataannya masih banyak yang perlu dibenahi dalam pengembangan objek-objek wisata ini, Permasalahan yang masih menjadi permasalahan bersama adalah terkait aksesibilitas menuju kawasan ini yang dirasa masih kurang. Strategi yang harus dilakukan adalah melakukan perawatan terhadap sarana yang telah ada, menambah fasilitas pendukung yang masih kurang, melakukan promosi yang lebih baik lagi, perbaikan jalan utama menuju kawasan ini, dan meningkatkan koordinasi pemerintah daerah dan pengelola objek wisata. Sehingga diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat atau wisatawan, pemerintah dan pengelola objek wisata itu sendiri. Kata kunci: Respon wisatawan, Pengembangan, Objek wisata.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
4
ABSTRACT The problem statement of this research was how the tourists responses to the development of tour destination that existed in Tentena and how the government to develop it.The objective of this research also to find out how the the tourist responses and the efforts of the government in developing tour destinantion at Tentena in Poso. Besides the objective of the research, the researcher used a kind of decriptive and qualitative research which was the purpose to descripe the research by using explanation about the problem. The reseacrher took the location of research in Tentena,the disrict of Poso. Technique of data collection was consisted of observation, interview, and documentation. In analysis the data, the researrcher used data reducytion, data description, and taking the conclusion. Then, analyzed by using qualitative descriptive. The result of his research showed that as one of the tour destination, posp has variants tour destinationa that have potention to be developed. One of them was Poso lake,pamona caves, Salupa waterfalls, and orchid garden in Bancea.But in reality there are many things that need to be addressed in the development of tourist destination, the problem was related to the accessibility of the region that it is still lacking. The Strategies to be done was performing maintenance on existing facilities, adding support facilities are still lacking, performing better promotion, the improvement of the main road towards the region, and improving the coordination of local governments and managers of attraction. So, we need good cooperation between the public or tourists, the government and the managers of the attraction itself. Key Words: Tourists Responses, Development, Tour Destinantion BAB I PENDAHULUAN Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau peristiwa yang terjadi dimuka bumi yang timbul dari aktifitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu kebutuhan untuk memenuhi kesenangan hati, karena kegiatannya banyak mendatangkan keuntungan pada daerah atau negara yang berusaha mengembangkan kegiatan pariwisata ini. Pengembangan pariwisata dilaksanakan sejalan dengan upaya memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa, serta menanamkan jiwa, semangat dan nilai-nilai luhur bangsa dalam rangka lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, terutama dalam bentuk penggalakkan pariwisata dengan lebih meningkatkan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kepariwisataan. Daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan wisata perlu ditingkatkan melalui upaya pemeliharaan benda dan khasanah bersejarah yang menggambarkan ketinggian budaya dan kebesaran bangsa, serta didukung dengan promosi memikat. Dalam mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktorfaktor itu terkait dengan 5 unsur pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata seperti yang dikemukakan oleh Suwantoro (2004:19-24) yang meliputi objek dan daya tarik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
5
wisata, prasarana wisata, sarana wisata, tata laksana/infrastruktur serta kondisi dari masyarakat/lingkungan. Kabupaten Poso memiliki kekayaan wisata yang sangat berpotensi untuk dijaga dan dikembangkan, serta dilestarikan, sehingga ini bisa menjadi unggulan utama bagi daerah Kabupaten Poso. Oleh karena itu, pariwisata yang sebelumnya merupakan ikon ketiga pemerintah daerah kabupaten Poso akan diangkat menjadi ikon pertama. Olehnya, dengan dibangun sebuah kantor unit pelaksanaan teknis daerah (UPTD) Pariwisata yang terletak tepat di pusat kota Tentena atau berada di seputaran danau Poso ini, bisa memberikan manfaat bagi para wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Poso sebagai tujuan wisata. Unit pelaksanaan teknis daerah (UPTD) yang juga sebagai pusat informasi Kepariwisataan Kabupaten Poso dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti kendaraan air Speed Boat dan Internet gratis serta fasilitas penunjang kepariwisataan lainnya. Salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki berbagai macam obyek wisata yang cukup menarik adalah objek wisata yang tersebar di Kabupaten Poso yaitu di Tentena. Objek wisata yang tersebar di Tentena ini antara lain: air terjun Saluopa, Danau Poso, Taman Anggrek Bancea, Gua Pamona, Goa Latea, Air Terjun Sulewana dan sebagainya. Dengan melihat berbagai macam objek wisata yang memiliki pesona masingmasing baik pesona alam maupun pesona budaya tentunya dapat dijadikan modal untuk lebih mengembangkan wilayah ini sebagai daerah tujuan pariwisata. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih gencar mempromosikan daerah wisata ini agar lebih dikenal lagi. Sekarang ini Pemda (Pemerintah Daerah) maupun pihak swasta telah bekerjasama berkeinginan untuk lebih meningkatkan devisa dengan mengembangkan jumlah wisatawan baik nusantara maupun mancanegara dengan berpromosi dan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada. Selain perbaikan sarana dan prasarana dan promosi yang sedang dikerjakan oleh pihak pengelola saat ini kualitas produk lainnya juga seharusnya lebih dikembangkan. Produk yang dimaksud adalah meliputi daya tarik wisata, aksesibilitas maupun fasilitasnya. Tujuannya agar dapat memuaskan wisatawan.
BAB II METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif, yakni menyangkut tentang keadaan yang ada di lapangan yang diteliti, diamati dan berdasarkan atas pengamatan yang dilakukan. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif melalui pengungkapan kata-kata tertulis atau Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
6
lisan dari orang-orang, peristiwa tertentu secara rinci dan mendalam serta prilaku yang diamati. Sugiyono (2011:15). Secara administrasi Lokasi penelitian ini adalah di daerah Tentena Kabupaten Poso, tepatnya di Danau Poso, Festival Danau Poso (FDP), Goa Pamona, Air Terjun Saluopa dan Taman Anggrek Bancea. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu berlangsung dari bulan Maret 2014 sampai dengan Mei 2014. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yaitu reduksi data, penyajian data, kemudian disimpulkan. Kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif (descriptive analysis), yaitu peneliti memaparkan apa adanya dari data yang telah didapat dengan cara memparafrasekannya dengan bahasa peneliti. Selain itu peneliti juga berusaha menjelaskan tentang suatu gejala (fakta) untuk memberikan data seteliti mungkin (Syamsudin 1999:3).
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Danau Poso Danau Poso juga merupakan danau terbesar ketiga di Indonesia. Danau
Poso
memiliki luas kurang lebih 23.300 Ha, panjang 32 Km, lebar 16 Km, kedalaman rata-rata 450 M dengan dikelilingi oleh hutan dan pegunungan. Danau ini berada pada ketinggian 600 M diatas permukaan laut. 3.2 Goa Pamona Gua Pamona terletak di desa Sangele yaitu di sebelah barat tepian Danau Poso. Jarak dari kota Poso kurang lebih 63 km. Mulut Gua Pamona menghadap ke selatan dengan lebar dua meter. Sebagian jalan di goa tersebut memiliki ketinggian kurang dari satu meter, sehingga memaksa pengunjungnya untuk berjalan sambil merunduk. Goa Pamona merupakan peninggalan prasejarah yang berfungsi sebagai tempat penguburan. Mulut goa menghadap keselatan dengan lebar 2.4 meter, memiliki kedalaman 80 meter dan didalamnya terdapat 12 buah kamar. Yang digunakan sebagai benteng pada saat perang dan digunakan sebagai tempat penyimpanan kerangka manusia. 3.3 Air Terjun Saluopa Air terjun Saluopa memiliki 12 tingkatan dan airnya sangat jernih. Air terjun saluopa bersumber dari mata air yang mengalir dari puncak gunung dengan ketinggian kurang lebih 25 meter. Pengunjung dapat naik hingga tingkat ke 6 melalui tangga yang ada. 3.4 Taman Anggrek Bancea Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
7
Taman
Anggrek
Bancea
berada di desa Bancea, kecamatan pamona selatan,
tepatnya di sebelah barat Danau Poso. Luas taman ini 5.000 Ha. Terdapat beragam spesies anggrek khususya yang dikenal dengan Anggrek Hitam (Black Orchid). 3.5 Festival Danau Poso (FDP) Festival Danau Poso merupakan pagelaran budaya yang diadakan setiap tahun oleh masyarakat Sulawesi Tengah, secara turun-temurun,
sebagai
bentuk
pelestarian
kebudayaan yang berada di Propinsi Sulawesi Tengah dengan mengadakan berbagai macam perlombaan yang berhubungan dengan kebudayaan setempat. 3.6 Pembahasan Dari hasil penelitian, dapat dijabarkan bahwa pada dasarnya pengembngan objek wisata di tentena sudah berjalan dengan baik, namun belum maksimal, dikarenakan masih kurangnya sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bidang pariwisata serta fasilitas-fasilitas yang belum sepenuhnya terpenuhi serta aksesibilitas menuju objek wisata yang sebagian besar belum memadai seperti yang dilihat pada jalan menuju objek wisata air terjun Saluopa, Danau Poso (Siuri) dan Taman Anggre Bancea. Dari penelitian tersebut maka bentuk pengembangan objek wisata di Tentena yang harus di perbaiki atau di tambah adalah: a.
Aksesibilitas Aksesibilitas harus diperhatikan dalam suatu pengembngan objek wisata, dikrenakan
aspek tersebut bisa memberikan pengaruh yang besar bagi para wisatawan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi jalan, jarak tempuh dan waktu tempuh. 1. Kondisi Jalan Kondisi jalan menuju objek wisata Danau Poso (siuri), air terjun Saluopa dan Taman Anggrek Bancea dirasa masih perlu perbaikan. Karena kondisinya sangat rusak. Hal ini jika dibiarkan terus menerus akan berakibat fatal yaitu berkurangnya para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut. Sehingga pemerintah pun harus segera memperbaiki kondisi jalan yang ada didaerah tersebut. 2. Jarak tempuh dan waktu tempuh Jarak tempuh tentunya akan mempengaruhi waktu tempuh. Namun untuk menuju lokasi FDP, Danau Poso, Goa Pamona, dan air terjun Saluopa tidak dibutuhkan waktu yang samgat lama. Karena keempat objek wisata ini letaknya tidak begitu jauh dari kota tentena, namun untuk taman anggrek bancea yang jaraknya kurang lebih 50km, dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk sampai di lokasi tersebut.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
8
b. Fasilitas Wisata Fasilitas yang sebaiknya tersedia di kawasan objek wisata yaitu pengelolaan tempat wsata, tersedianya fasilitas yang dapat memudahkan para wisatawan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, jaringan telekomunikasi, dan jaringan listrik. 1. Pengelolaan tempat wisata Pengelolaan tempat wisata yang baik akan sangat menunjang tempat wisata tersebut dapat berkembang dengan cepat. Hal ini meliputi kebersihan objek wisata, keindahannya, serta fasilitas-fasilitas wisata seperti penginapan dan wahana bermain. Wisatawan sangat mengharapkan tersedianya fasilitas yang lengkap di suatu kawasan objek wisata. Seperti pada objek-objek wisata: a.
Goa Pamona Pengelola atau penjaga yang berada di lokasi Goa Pamona untuk dapat mengantarkan
setiap pengunjung atau wisatawan yang ingin masuk kedalam goa. b.
Air Terjun Saluopa Sebainya harus adanya perbaikan fasilitas seperti kolam renang anak yang saat ini
sudah tidak dapat digunakan lagi, perbaikan anak tangga yang menghubungkan air terjun pada tingkat satu sampai tingkat 6, dan disediakannya tempat sampah agar para pengunjung tidak sembarang membuang sampah yang mereka hasilkan dari aktifitas wisata. c.
Danau Poso Para wisatawan menginginan adanya penambahan sarana hiburan seperti cafe yang
dilengkapi dengan fasilitas karaoke dan penambahan aktifitas rekreasi seperti banana boat, sepeda air dan perahu yang dapat mereka gunakan untuk bekeliling danau. d.
Taman Anggrek Bancea Fasilitas-fasilitas yang harus diperbaiki dilokasi taman anggrek ini adalah pondok
kerja, Wc dan kamar ganti, kemudian juga harus ada penjaga yang mengurusi taman anggrek ini agar para pengunjung merasa nyaman dan penjaga dapat mengawasi agar pengunjung tidak mengambil anggrek-anggrek yang ada di taman ini sehingga spesies anggrek yang ada di taman ini tidak punah dan tetap terjaga kelestariannya. e.
Festival Danau Poso (FDP) Lokasi fesitival danau poso (FDP) ini terlihat rapi dan bersih hanya pada saat akan
diadakan festival danau poso (FDP), seharusnya kebersihan lokasi selalu dijaga, agar para pengunjung yang ingin melihat-lihat lokasi festival danau poso semakin tertarik
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
9
2.
Fasilitas Makan dan Minum Dalam memenuhi kebutuhan makan dan minum para wisatawan, sebaiknya pengelola
objek wisata menyediakan restoran dan juga menjual makanan-makanan ringan sehingga para wisatawan atau pengunjung tidak harus repot-repot membawa dari rumah sehingga akan lebih praktis. Seperti yang dikeluhkan para wisatawan, bahwa mereka harus membawa bekal makanan dari rumah. 3.
Jaringan Komunikasi Adanya jaringan komunikasi sangat diperlukan karena jika di objek wisata tersebut
ada jaringan komunikasi maka dapat memudahkan para wisatawan untuk mendapatkan informasi maupun mengirim informasi secara tepat dan cepat. Namun untuk kelima objek wisata Danau Poso, Goa Pamona, Festival Danau Poso (FDP), air terjun Saluopa dan Taman Anggrek Bancea, hanya air terjun Saluopa yang jaringan komunikasinya tidak ada. Hal ini dikarenakan posisinya berada di daerah pegunungan. 4.
Jaringan Listrik Sumber listrik dan energi serta jaringan distribusinya merupakan bagian vital bagi
terselenggaranya penyediaan sarana wisata yang memadai. Apalagi untuk objek wisata yang menydiakan Cottages, tentunya sangat membutuhkan listrik, yaitu digunakan sebagai penerangan maupun sebagai prasarana atau fasilitas-fasilitas yang ada di dalam Cottages seperti televisi dan sebagainya dan untuk objek wisata yang ada di Tentena jaringan listriknya sudah cukup baik. Dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Poso, Pemerintah melakukan berbagai kegiatan yang dikemas dalam bentuk program dan kegiatan pembangunan pariwisata yakni mengembangkan dan meningkatkan jenis produk pariwisata alam, budaya
dan sejarah yang memiliki keunggulan sesuai dengan kondisi daerah
Kabupaten Poso khususnya Tentena sehingga lebih menarik lagi bagi para wisatawan kemudian menjalin kerasama dengan para investor yang bergerak dibidang kepariwisataan. Memperbaiki dan meningkatkan aksesibilitas menuju objek wisata, karena aksesibilitas ini sangat penting untuk menunjang pengembangan pariwisata agar pengunjung atau wisatawan dapat menuju objek wisata dengan mudah. Kemudian harus
meningkatkan
promosi
pariwisata melalui kerja sama dengan pengelola objek wisata dan instansi terkait dan meningkatkan kuantitas dan kualitas materi promosi dalam bentuk brosur, booklet dan CD interaktif atau bisa juga dengan mengadakan kegiatan pameran wisata ke berbagai daerah dan Negara yang berpotensi dapat meningkatkan angka kunjungan wisata Kabupaten Poso Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
10
khususnya objek-objek wisata yang ada di Tentena. Selain dari itu dapat juga membentuk dan membina kelompok sadar wisata disetiap objek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan menyelenggarakan pembinaan sadar wisata kepada masyarakat dengan memberikan bekal pengetahuan mengenai kepariwisataan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan. Selain itu perlu membangun kedai-kedai kuliner dan cendar mata khas Kabupaten Poso. Mengingat bahwa Poso merupakan daerah pasca konflik, pemerintah juga harus meningkatkan keamanan. Sebaiknya dibangunkan pos-pos keamanan di objek-objek wisata tersebut. Sehingga para wisatawan baik loakal maupun internasional tidak merasa takut jika berkunjung ke daerah Poso atau berwisata di Kabupaten Poso khususnya di wilayah Tentena.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Yang perlu dilakukan guna pengembangan objek wisata di Tentena berdasarkan respon wisatawan Danau Poso, Goa Pamona, Air Terjun Saluopa, Taman Anggrek Bancea dan Festival Danau Poso (FDP) yaitu perbaikan atau penambahan sarana dan prasarana yang ada. Sarana-sarana yang harus di perbaiki yaitu fasilitas-fasilitas wisata seperti pengelolaan tempat wisata, fasilitas makan dan minum, sarana komunikasi (telepon) dan jaringan listrik sedangkan prasarannya berupa aksesibilitas seperti kondisi jalan jalan, waktu tempuh dan jarak tempuh. Upaya pemerintah dalam mengembangkan obyek wisata yang ada di Tentena yaitu dengan cara meningkatkan
jenis
produk
pariwisata alam, budaya
dan sejarah yang
memiliki keunggulan sesuai dengan kondisi daerah Kabupaten Poso khususnya Tentena. Serta melakukan kerjasama dengan investor, memperbaiki sarana dan prasarana, meningkatkan promosi dan meningkatkan keamanan. 4.2. Saran Bagi pemerintah Kabupaten Poso, dilakukan langkah yang nyata sebagai fasilitator pemerintah daerah dengan melakukan penyediaan fasilitas-fasilitas yang mendukung fungsi suatu objek wisata serta memberikan kesempatan bagi penelitian-penelitian lebih jauh mengenai pemanfaatan objek wisata yang berkaitan dengan hal-hal pengembangan suatu objek-objek wisata. Bagi masyarakat pengguna, diperlukan kesadaran untuk peduli menjaga fasilitasfasilitas yang tersedia guna kepentingan bersama. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD
11
BAB V DAFTAR PUSTAKA Suwantoro, G. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Syamsudin, S. (1999). Pengolahan Data dalam Penelitian. Yogjakarta: Pusat Penelitian Bahasa UIN Sunan Kalijaga.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD