Trikonomika
Volume 9, No. 2, Desember 2010, Hal. 124–130 ISSN 1411-514X
Pengaruh Atribut Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Agus Rahayu Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 E-Mail:
[email protected]
ABSTRACT Development of distro and clothing production is relevant to attributes of shopping tourism products and the number of tourist who visit Bandung. Negative effects such as traffic congestion, criminal acts, and the like may emerge and hamper efforts to improve the city image or visitors’satisfaction. If this unfavourable situation happened, the existence of distro and clothing shopping tourism or the city of Bandung as a Shopping Tourist Destination would be threatened. Research method in use was a descriptive and explanatory survey, and the samples were domestic tourist who visited Bandung. The targeted population was domestic tourist from Jakarta and the sample size was 100. The variables comprised attributes of shopping tourism (destination attraction, destination facilities and services, destination accessibility, destination image, and prices), and the satisfaction of tourist shoppers. Data were collected by a questionnaire and analyzed by a path analysis technique.Finding show that the visitors or tourists who visited Bandung provided different responses to the attributes of distro and clothing products. They geve more positive responses to destination attractions than any other attributes. Their visit and/or shopping satisfaction was generally mediocre, as indicated by 0.69 average satisfaction index. As a whole, distro and clothing product attributes led to 80.20 per cent of visitors’ satisfaction. Destination attractions had a more dominant effect on the visitors’ satisfaction that any other attributes. Keywords: tourist product attributes, tourist satisfaction, distro and clothing.
PENDAHULUAN
Sektor pariwisata perkotaan merupakan sektor yang diandalkan oleh Kota Bandung. Sektor urban tourism atau wisata perkotaan ini ditunjang oleh industri kreatif yang sedang dikembangkan oleh Kota Bandung. Dalam hal ini, Kota Bandung memposisikan diri sebagai kota kreatif pada tahun 2010 (Disbudpar, 2008). Kota yang dikenal sebagai salah satu kota fashion dan mempunyai anak muda yang kreatif dalam menciptakan disain fesyen yang
unik, kreatif dan berbeda dengan kota kreatif lainnya di Indonesia. Bandung Creative City Forum mengungkapkan bahwa Kota Bandung sendiri merupakan salah satu kota yang mengandalkan sektor industri kreatif. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Kota Bandung memiliki banyak industri yang bergerak di bidang arsitek, desain, animasi, pembuatan software, clothing, dan musik independen. Kota Bandung melalui Disbudpar berupaya untuk mengembangkan pasar wisata dan meningkatkan
124
mutu pelayanannya kepada para wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung sebagian besar melakukan aktivitas berbelanja pada saat melakukan perjalanan wisata. Daerah favorit wisatawan adalah daerah sekitar jalan Dago, jalan Cihampelas dan jalan Riau. Di daerah tersebut merupakan pusat Factory Outlet (FO) dan distro atau clothing. Jumlah wisatawan berkunjung ke Kota Bandung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah industri kreatif, khususnya distro dan clothing. Kemunculan distro dan clothing berawal dari tahun 1994 yang dipelopori oleh sekumpulan anak muda yang kecewa dengan penyelenggaraan FO. Industri ini kemudian berkembang pesat. Secara teoritis, perkembangan clothing atau distro dipengaruhi dan atau mempengaruhi aktivitas pariwisata. Berwisata belanja adalah kegiatan utama dalam aktivitas berwisata baik wisatawan lokal atau wisatawan mancanegara (Goeldner, Ritchie, and McIntosh, 2000; IA Travel Scope, 2003). Tahun 2000-2004 terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Kota Bandung secara signifikan. Puncaknya terjadi pada tahun 2003–2004, tercatat sebanyak 1.537.272 �������������������� wisatawan ���������� pada tahun 2003 dan menjadi 1.750.000 �������������������� wisatawan pada tahun 2004 atau terjadi kenaikan sebanyak 212.728 wisatawan. P������������������� ada tahun tersebut clothing atau distro juga mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Majalah Tempo (22 September 2008) mencatat pada mulanya 1997–1998, baru ada 5–7 distro. Awal tahun 2000, ada 20 perusahaan clothing dan menjadi 50 merek pada 2000–2004 hingga sekarang terdapat 250 merek distro. Berdasarkan data yang diperoleh dari bandungcreativecityblog.wordpress.com setiap distro dapat memproduksi 2.400 buah dengan ratarata penjualan 1.625/buah/merek. Pemerintah Kota Bandung berusaha meningkat kan kualitas atribut produk wisatanya. Sejumlah atribut produk wisata di Kota Bandung yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung antara lain kelengkapan fasilitas perbelanjaan seperti mall, factory outlet, distro dan clothing. Arsitektur kota dan peninggalan berupa gedung tua yang sangat kental dengan nuansa kolonialisme dan climate memungkinkan mendapatkan kenyamanan berwisata belanja. Kota ������������������������������������������ Bandung terkenal juga sebagai salah satu trend setter fesyen. Selain itu, terdapat 51 ��������� hotel dengan klasifikasi bintang dan 170 hotel kelas melati (Disbudpar, 2007).
Aksesibilitas merupakan hal penting untuk per kembangan sebuah destinasi. Hal ini disadari betul se hingga menyebarkan informasi melalui media internet seperti membuat website www.budpar.com yang dapat diakses oleh handphone dan menyebarkan brosur dan leaflet menjadi poin penting yang diperhatikan. Kemudahan kian dirasakan oleh wisat������������ awan dengan telah selesainya pembangunan jembatan atau jalan layang pasopati sebagai salah satu usaha untuk mempermudah akses dan memberikan kepuasan kepada wisatawan. Atribut produk wisata yang mencakup destination attractions, destination facilities and services, accessibilities of the destinations, image of the destinations, dan price to the customers relevan dengan pertumbuhan distro dan clothing, serta pertumbuhan jumlah wisatawan yang berkunjung. Meskipun demikian, sejumlah dampak negatif muncul seperti kemacetan, kriminalitas, dan lainnya. Dampak negatif ini potensial mengganggu upaya meningkatkan citra Kota Bandung dan/atau kepuasan wisatawan yang berkunjung. Apabila ini efektif atau terjadi, maka kelangsungan distro dan clothing dan/ atau Kota Bandung sebagai Kota Wisata Belanja akan terancam. Sehubungan dengan isu tersebut, maka masalah yang penting dan menarik dikaji, yaitu: Bagaimanakah kepuasan wisatawan yang berwisata belanja di distro dan clothing? Apakah atribut wisata belanja, distro dan clothing, mencakup destination attractions, destination facilities and services, accessibilities of the destinations, image of the destinations, dan price to the customers berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan berkunjung?
METODE Metode penelitian yang digunakan adalah descriptive survey dan explanatory survey. Unit samplingnya adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Bandung. Sedangkan populasi sasaran dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara asal Jakarta yang berkunjung ke Kota Bandung. Dengan menggunakan teknik iterasi untuk ρ = 0,35��; α = 0,05��; dan β = 0,05 di������������������������ tetapkan ukuran sampel (n) 100 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling yang didasarkan pada kawasan wisata belanja, distro dan clothing, tersebar di kawasan Dago, Trunojoyo, dan 18 Park, atau Sultan Agung sesuai dengan pola perjalanan wisatawan yang berkunjung Kota Bandung.
Pengaruh Atribut Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan
125
ε X1
X2 X3
Y
X4 X5
Gambar 1. Diagram Jalur Hipotesis
Keterangan: X1 = Destination Attractions X2 = Destination Facilities and Services X3 = Accessibilities of The Destinations X4 = Image of the Destinations X5 = Price to the Customers Y = Kepuasan������������������������������ Wisatawan Berkunjung Ke Kota Bandung� ε = epsilon Variabel yang diteliti yaitu atribut wisata belanja, distro dan clothing (terdiri dari destination attractions, destination facilities and services, accessibilities of the destinations, image of the destinations, dan price to the customers) dan kepuasan pengunjung berwisata belanja. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Adapun teknik analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis). Diagram jalur hipotesis yang diuji disajikan pada Gambar 1.
k��������������������������� emenarikan����������������� desain bangunan distro dan clothing, para wisatawan (75,90%) berpendapat bahwa desain interior dan eksterior distro dan clothing menunjukkan identitas sendiri dan berbeda dengan yang lain. Destination Facilities and Service Destination facilities and service� merupakan atribut penting lainnya dalam produk pariwisata, mencakup fasilitas umum yang ada di dalam sebuah destinasi wisata dan fasilitas khusus yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. ���������� Fasilitas umum terdiri dari toilet, tempat sampah, sarana ibadah, pos kemanan, pusat informasi, dan area parkir menurut penilaian wisatawan mencapai rata-rata 61%. Begitu juga penilaian tentang fasilitas khusus seperti restoran mencapai rata-rata 61.2%. Wisatawan menilai bahwa rambu-rambu masih belum optimal fungsinya dikarenakan lokasinya kurang strategis.
HASIL
Accesibilities of Destination Accesibilities of destination adalah sarana bagi wisatawan untuk mencapai sebuah destinasi pariwisata. Pada umumnya, wisatawan memberikan tanggapan bahwa mereka mendapatkan kemudahan mencapai distro dan clothing di Kota Bandung. Ini dimungkinkan karena penyebaran lokasi dan sarana jalan yang dapat memperpendek jarak tempuh. Meskipun sarana transportasi cukup lengkap tetapi aspek layananya masih harus mendapatkan prioritas peningkatan. Hal yang sama ditemukan pada aspek kemudahan mendapatkan informasi, wisatawan relatif kesulitan mendapatkan informasi yang lengkap dan atau akurat. Ini ada kaitannya dengan penyelenggaraan promosi. Idealnya seluruh stakeholders dilibatkan dalam aspek accesibilities of destination ini.
Destination Attractions Destination attractions wisata merupakan atribut penting dalam produk pariwisata, meliputi segala sesuatu yang dilihat, dirasakan, dan dinikmati oleh wisatawan. Para wisatawan berpendapat bahwa distro dan clothing di Kota Bandung memiliki kemenarikan sendiri (77,80%) yang menawarkan keragaman wisata belanja yang berbeda dengan kota lain. Keunikan, kekhasan, dan keragaman kreatifitas yang ditawarkan distro dan clothing merupakan hal yang menarik bagi wisatawan untuk berbelanja. Di samping itu, Kota Bandung memiliki iklim yang nyaman dalam menunjang aktifitas berwisata belanja. Mengenai
Image of Destination Tanggapan wisatawan terhadap image of destination ternyata cukup baik. Para wisatawan berpendapat bahwa daya tarik distro dan clothing dapat membentuk citra Kota Bandung sebagai kota kreatif (64.19%). Menurut wisatwan, kesesuaian distro atau clothing dengan citra Kota Bandung cukup tinggi. Kota Bandung sendri memiliki citra yang melekat kuat di mata wisatawan nusantara sebagai Paris Van Java. Citra ini telah didapatkan Kota Bandung dari jaman dahulu sehingga membuat industri fashion di Kota Bandung sendiri berkembang dengan sangat pesat.
126
Trikonomika
Vol. 9, No. 2, Desember 2010
Agus Rahayu
Price to the Customer Price to the customer ini merupakan salah satu atribut yang paling dipertimbangkan oleh wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata. Wisatawan melakukan penyesuaian pilihan-pilihan destinasi yang akan dituju sesuai dengan ketersedian biaya yang mereka keluarkan.tanggapan wisatawan mengenai price to the coustomer relatif tinggi. Tingkat kesesuaian waktu yang dihabiskan dengan kesenangan yang diperoleh mendapat tanggapan cukup baik (74%). Situasi yang sama terjadi juga pada energi yang dihabiskan. Dalam hal ini, energi yang dihabiskan ketika berwisata belanja di distro dan clothing sesuai dengan kebutuhan aktivitas belanja dan/atau manfaat yang diperoleh. Mengenai tingkat harga yang ditawarkan distro dan clothing, wisatawan yang berkunjung dan/atau berbelanja menilai relatif tinggi. Secara keseluruhan rata-rata tanggapan wisatawan, yang berkunjung dan atau berbelanja wisata di Kota Bandung, terhadap atribut distro dan clothing menunjukkan bahwa destination attractions cukup tinggi (72.3%), destination facilities and services tinggi (60.5%), accessibilities of the destinations cukup tinggi (72.2%), image of the destinations tinggi (64.19%), dan price to the customers tinggi (65.38%). Destination attractions menjadi dimensi dengan skor tertinggi dikarenakan destination attractions yang ditawarkan distro dan clothing Kota Bandung benarbenar original hasil dari kreatifitas anak muda Kota Bandung yang tidak bisa ditiru secara sempurna oleh yang lainnya. Price to the Customers; 65,38
berkunjung dan/atau berbelanja wisata di Kota Bandung belum seluruhnya terpenuhi. Setiap atribut distro dan clothing yang ada dan/atau ditawarkan belum memenuhi seluruh harapan wisatawan yang berkunjung dan/atau berbelanja. Indeks kepuasan wisatawan terhadap setiap atribut distro dan clothing bervariasi dan masing-masing di bawah 1. Tabel 1. Indeks Kepuasan Wisatawan Berkunjung Ke Kota Bandung No
Atribut distro dan clothing
Customer Satisfaction
1
Attraction Of Destination
0.70
2
Facilities Of Destination
0.64
3
Acessibilities Of Destination
0.71
4
Image Of Destination
0.69
5
Price to The Customer
0.72
Rata-rata
0.69
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh atribut produk wisata belanja, distro dan clothing, terdiri dari destination attractions (X1.1.), destination facilities and services (X1.2), accessibilities of the destinations (X1.3), image of the destinations (X1.4), dan price to the customers (X1.5) terhadap kepuasan wisatawan berwisata belanja (Y). Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik path analysis (analisis jalur). Berikut disajikan hasil perhitungan koefisien korelasi di antara atribut produk wisata belanja dan kepuasan pengunjung. ε
Destination Attraction, 72.3
Image of the Destination, 64.19
Destination Facilities and Service, 60.5 Accessibilities of the destination, 72.2
X1.1 0.273 0.813 0.455
0.489 0.592
Kepuasan Wisatawan Indeks kepuasan wisatawan berkunjung dan/ atau berbelanja wisata di Kota Bandung mencapai rata-rata 0.69. Dalam hal ini, harapan wisatawan
X1.3
0.472
0.403 0.156
0.411
0.513 0.482
Gambar 2. Tanggapan Wisatawan terhadap Atribut Produk Wisata Belanja distro dan clothing di Kota Bandung
X1.2
Y
0.225 0.198
X1.4 0.519
0.155
X1.5
Gambar 3. Diagram Jalur Pengujian Hipotesis
Hasil perhitungan koefisien jalur masing-masing atribut produk, distro dan clothing, terhadap kepuasan wisatawan dalam berbelanja wisata disajikan pada Gambar 3.
Pengaruh Atribut Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan
127
Tabel 2. Matriks Korelasi Antar Variabel Attractions (X1.1.)
Facilities (X1.2)
Accessibilities (X1.3)
Image (X1.4)
Price (X1.5)
Kepuasan (Y)
Attractions (X1.1.)
1.00
0.273
0.813
0.455
0.518
0.798
Facilities (X1.2)
0.273
1.00
0.411
0.472
0.482
0.527
Accessibilities (X1.3)
0.813
0.411
1.00
0.489
0.592
0.805
Image (X1.4)
0.455
0.472
0.489
1.00
0.519
0.645
Price (X1.5)
0.518
0.486
0.592
0.519
1.00
0.676
Kepuasan (Y)
0.798
0.527
0.805
0.645
0.676
1.00
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Keputusan penerimaan atau penolakan Ho dalam rangka pengujian pengaruh keseluruhan atribut distro dan clothing yang terdiri dari destination attractions, d���������������������������������� estination facilities and services, accessibilities of the destinations, image of the destinations dan price to the customers terhadap kepuasan wisatawan berbelanja wisata dilakukan dengan memperhatikan nilai F. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai Fhitung sebesar 84.026 atau lebih besar dari nilai Ftabel sebesar ������������������������������������������ 2.47. ������������������������������������ Dalam hal ini, ��������������������� keseluruhan atribut distro dan clothing yang terdiri dari destination attractions, destination facilities and services, accessibilities of the destinations, image of the destinations dan price to the customers berpengaruh terhadap ������������������� kepuasan wisatawan berbelanja ������������������ wisata. Keputusan penerimaan atau penolakan Ho dalam rangka pengujian pengaruh masing-masing atribut produk wisata, distro dan clothing, terdiri dari destination attractions (X1.��1.), destination facilities and services (X1.2), accessibilities of the destinations (�X1.3), i������������������������� mage of the destinations (X1.4), dan price to the customers (X1.5) ������������������ terhadap ��������� kepuasan wisatawan berwisata belanja (�Y) dilakukan ������� dengan memperhatikan nilai t. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai thitung setiap atribut produk wisata belanja lebih besar dari nilai ttabel 1�������������������� .66. ��������������� Dalam hal ini, masing-masing atribut ������������������������������� produk ����������������������� wisata belanja, distro dan clothing, terdiri ������������� dari destination attractions, destination facilities and services, accessibilities of the destinations, image of the destinations dan price to the customers berpengaruh ������������������ terhadap kepuasan wisatawan berbelanja ������������������� wisata.
128
Trikonomika
Vol. 9, No. 2, Desember 2010
Tabel 3. Hasil Pengujian Koefisien Jalur Koefisien Jalur
thitung
ttabel
sig.
Keputusan
PYX1
0.403
5.190
1.660
0.000
Ho ditolak
PYX2
0.156
2.886
1.660
0.005
Ho ditolak
PYX3
0.225
2.709
1.660
0.008
Ho ditolak
PYX4
0.198
3.534
1.660
0.001
Ho ditolak
PYX5
0.155
2.592
1.660
0.011
Ho ditolak
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010 0.092
X1.1. 0.81
0.27 X1.2
0.45 0.41
0.51
0.47
X1.3 0.48
0.48 0.59
0.32 0.08 0.17
Y
0.12 X1.4
0.51
0.10
X1.5
Gambar 4. ������������������������������������������ Diagram Pengaruh Atribut Produk Wisata Belanja distro dan clothing terhadap Kepuasan Wisatawan
Secara keseluruhan atribut produk wisata belanja, distro dan clothing, berpengaruh tehadap kepuasan wisatawan sebesar 80.20%. Apabila memperhatikan koefisien pengaruh masing-masing atribut produk wisata belanja, maka pengaruh destination attractions (32%) relatif lebih dominan dibandingkan dengan
Agus Rahayu
atribut lainnya. Ini diikuti masing-masing, secara berurutan, oleh accessibilities of the destinations (17.8%), image of the destinations (12.5%), price to the customers (10.3%), dan destination facilities and services (8.20%).
PEMBAHASAN Atribut produk wisata belanja distro dan clothing di Kota Bandung, menurut penilaian wisatawan, pada umumnya cukup baik. Keunikan wisata belanja yang ditawarkan dan desain bangunan (interior dan eksterior) distro dan clothing cukup menarik wisatawan untuk berkunjung dan/atau berwisata belanja di Kota Bandung. Penyebaran lokasi dan sarana jalan yang memperpendek waktu tempuh dapat memudahkan wisatawan mencapai lokasi distro dan clothing. Kota Bandung sendiri memiliki citra yang cukup baik sebagai kota fashion yang relevan dengan pertumbuhan wisata belanja distro dan clothing. Dalam kaitannya dengan harga, wisatawan memiliki banyak pilihan destinasi yang akan dituju sesuai dengan ketersediaan dana. Kemenarikan atas keunikan distro dan clothing, aksesibilitas menuju lokasi, citra Kota Bandung, dan kesesuaian harga tersebut ternyata belum sepenuhnya didukung oleh ketersediaan fasilitas umum (toilet, tempat sampah, pusat informasi, area parkir, restoran, dan lainnya) dan informasi. Dalam hal ini, sejumlah aspek yang berkaitan dengan destination facilities and services berupa ������������������������������� fasilitas umum yang harus ada dalam sebuah destinasi wisata dan fasilitas khusus yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan wisatawan perlu dilengkapi dan/atau dikelola dengan baik. Ini penting untuk �������������������������������������������� mengoptimalkan kinerja atribut produk wisata belanja distro dan clothing. Keragaman kinerja atribut produk wisata belanja distro dan clothing berpotensi mengakibatkan harapan wisatawan berkunjung dan/atau berbelanja wisata di Kota Bandung belum seluruhnya terpenuhi. Secara teoritis, ini dijelaskan oleh Gardial (Lonial dan Zaim, 2000) bahwa konsumen dalam evaluasi konsumsinya cenderung lebih banyak menggunakan atribut produk daripada keseluruhan produk. Setiap atribut produk wisata belanja distro dan clothing yang ada dan/atau ditawarkan belum memenuhi seluruh harapan wisatawan yang berkunjung dan/atau berbelanja. Dalam hal ini, indeks kepuasan wisatawan terhadap setiap atribut produk wisata belanja, distro dan clothing, baru mencapai rata-rata 0,69.
Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa atribut produk wisata belanja, distro dan clothing, berpengaruh tehadap kepuasan wisatawan sebesar 80.20%. ������������������������������������������ Ini sesuai dengan pandangan Oliver (Fandy Tjiptono, 2005) bahwa kepuasan adalah fenomena rangkuman atribut bersama-sama dengan emosi konsumsi lainya. Atribut produk memiliki keterkaitan dengan reaksi konsumen atas suatu produk. Hasil penelitian ini sesuai dan/atau memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Erna Ferrinadewi (2005) dan Ani Sumarni (2006). Apabila memperhatikan koefisien pengaruh masing-masing atribut produk wisata belanja, maka pengaruh destination attractions relatif lebih dominan dibandingkan dengan atribut lainnya. Ini menunjukan bahwa keputusan wisatawan berkunjung dan/atau berwisata belanja di Kota Bandung lebih banyak mempertimbangkan ketertarikannya atas keunikan wisata belanja yang ditawarkan dan desain bangunan (interior dan eksterior) distro dan clothing. Agar dapat bertahan dan/atau berkembang, manajemen distro dan clothing, perlu melakukan kreatifitas dan inovasi atas atribut produknya, serta memelihara keunikannya secara berkelanjutan. Ini penting dalam rangka memelihara dan mengembangkan atribut unik produk wisata belanja tersebut. Atribut unik ini merupakan kekuatan unik wisata belanja, distro dan clothing, sebagai sumber keunggulan industri pariwisata Kota Bandung. Dalam situasi di mana kreatifitas dan inovasi tidak berkembang, serta keunikan tidak dapat dipelihara maka eksistensi dan kelangsungan wisata belanja distro dan clothing di Kota Bandung terancam.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan, sejumlah kesimpulan penelitian dapat dikemukakan bahwa rata-rata tanggapan wisatawan, yang berkunjung ke Kota Bandung, terhadap masing-masing atribut produk wisata distro dan clothing cukup beragam. Destination attractions menjadi dimensi dengan skor tertinggi dikarenakan destination attractions yang ditawarkan distro dan clothing Kota Bandung benarbenar original hasil dari kreatifitas anak muda Kota Bandung yang tidak bisa ditiru secara ��������������������� sempurna oleh yang lainnya. Kepuasan wisatawan berkunjung dan atau berbelanja wisata di Kota Bandung pada umumnya relatif sedang. Ini ditunjukkan oleh indeks kepuasan wisatawan mencapai rata-rata 0.69. Dalam hal ini,
Pengaruh Atribut Produk Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan
129
harapan wisatawan berkunjung dan atau berbelanja wisata di Kota Bandung belum seluruhnya terpenuhi. Setiap atribut distro dan clothing yang ada dan atau ditawarkan belum memenuhi seluruh harapan wisatawan yang berkunjung dan atau berbelanja. Secara keseluruhan atribut produk wisata belanja, distro dan clothing, berpengaruh tehadap kepuasan wisatawan. Pengaruh destination attractions relatif lebih dominan dibandingkan dengan atribut produk wisata belanja lainnya.
DAFTAR PUSTAKA A. Celil, Çakici & Serhat, Harman. 2007.Importance of Destination Atributes Affecting Destination Choice of Turkish Birdwatchers. Journal of Commerce & Tourism Education Faculty, (1): 131-145. Alma, Buchari. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Buhalis, Dimitris. 2000. Marketing the Competitive Destination of Future. Tourism Management, (21): 97-116. Dabholkar, P. A. (1995). The Convergence of Customer Satisfaction and Service Quality Evaluations with Increasing Customer Patronage. Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction &Complaining Behaviour, 8: 31-43. Danaher, P. J., & Haddrell, V. 1996. A Comparison of Question Scales for Measuring Customer Satisfaction. International Journal of Service Industry Management, 7(4): 4-26. Goeldner, Charles R., et. al. 2000. Tourism Principles, Practices, Philosophies (8th edition). Canada: John Wiley & Sons.
130
Trikonomika
Vol. 9, No. 2, Desember 2010
Granito, Heru. 2008. Bisnis Distro: Panduan Mendirikan Dan Mengelola Distro Dan Clothing Company. Yogyakarta: Media Pressindo. Jarkko, Saarinen. 1989. Tourist destinations and attractions: interpretations of the spatiality of tourist motives. Journal of Leisure Research, 12: 45-54. Crick, M. 1989 Kotler, Philip and Amstrong, Gary. 2007. Marketing an Introduction (8th edition). New Jersey: Pearson Prentice Hall. Lew, A. A. 1987. A framework of tourist attraction research. Annals of Tourism Research, 14: 553 575. Middelton, T. T. C & Clarke, J. 2001. Marketing in Travel and Tourism (2nd edition). Oxford: Butterworth-Heinemaan. Oka. A Yoeti. 2002. Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: Pradnya Paramita. Paige, Rosalind C. and Mary A. Littrell. 2003. Tourism Activities and Shopping Preferences” 2003 Volume 10, Issue 2 Patricia Oom do Valle, et. al. 2006. Tourist Satisfaction and Destination Loyalty Intention: A Structural and Categorical Analysis. International Journal of Business Science and Applied Management, 1(1). Patterson, P., et. al. 1997. Modeling The Determinants of Customer Satisfaction for Business-to-Business ProfessionalSservices. Journal of the Academy of Marketing Science, 25(1): 4-17. Riandina Wahyu Oktaviani dan Rita Nurmalina Suryana, (2007), Analisis Kepuasan Pengunjung dan Pengembangan Fasilitas Wisata Agro. Wendy Spinks, (2003), Visitor Satisfaction With Themed Tourist Attractions. European Journal of Marketing, 38 (11).
Agus Rahayu