PROMOSI KEPARIWISATAAN DAN PENINGKATAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN ( Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir )
SKRIPSI
Diajukan guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Komunikasi
Diajukan Oleh
RANTO SITOHANG 040904050
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Promosi Kepariwisataan dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk melihat sejauhmana hubungan antara kampanye Visit Indonesia Year 2008 terhadap peningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan asing/mancanegara yang berkunjung di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, yang berjumlah 12.008 orang pada tahun 2007. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 99 orang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling (Sampel Takterduga). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Rank Order oleh Spearman dengan menggunakan rumus SPSS versi 15.0. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs sebesar 0,761. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hasilnya adalah terdapat hubungan yang tinggi antara kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan peningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir. Dalam hal ini, Ha diterima dan Ho ditolak. Ini berarti media promosi kepariwisataan telah efektif dan berhasil meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI Abstraksi Kata Pengantar …………………………………………………………... Daftar Isi ………………………………………………………………….. Daftar Tabel ………………………………………………………………
BAB
BAB
BAB
i v vii
I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ………………………….…… 1 I.2 Perumusan Masalah ………………………….…… I.3 Pembatasan Masalah ………………………….…… I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………. I.4.1 Tujuan Penelitian ………………………….…… I.4.2 Manfaat Penelitian ………………………….…… I.5 Kerangka Teori ………………………….…… I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif …………… I.5.2 Pariwisata, Promosi Pariwisata dan Wisatawan …… I.5.3 Program Visit Indonesia Year 2008 …………… I.5.4 Teori AIDDA ………………………….…… I.6 Kerangka Konsep ………………………….…… I.7 Model Teoritis ………………………….…… I.8 Variabel Operasional ………………………….…… I.9 Defenisi Operasional ………………………….…… I.10 Hipotesa ………………………….…… II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif ……………… II.1.1 Sifat Komunikasi ………………………….…… II.1.2 Tujuan Komunikasi ………………………….…… II.1.3 Fungsi Komunikasi ………………………….…… II.1.4 Teknik Komunikasi ………………………….…… II.2 Pariwisata, Promosi Pariwisata dan Wisatawan ……… II.2.1 Jenis Pariwisata ………………………….…… II.2.2 Promosi Pariwisata dan Wisatawan ……………… II.3 Prongram Visit Indonesia Year 2008 ……… II.3.1 Makna Logo Visit Indonesia Year 2008 ………… II.3.2 Promosi dan Media Kampanye VIY 2008 ………… II.3.3 100 Even Pariwisata Visit Indonesia Year 2008 …… II.3.4 Program VIY 2008 oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Samosir ………………………….…… II.4 Teori AIDDA ………………………….…… III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………….…… III.1.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam ………………… III.2 Metode Penelitian ………………………….…… III.3 Populasi dan Sampel ………………………….…… III.3.1 Populasi ………………………….…… III.3.2 Sampel ………………………….……
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
III.3.3 III.4 III. 5 III.5.1 III.5.3 III. 6 III.6.1 III.6.2 III.7
Teknik Penarikan Sampel …………………………. Teknik Pengumpulan Data ………………………….… Teknik Analisa Data ………………………….…… Analisis Tabel Tunggal …………………………. Uji Hipotesa ………………………….…… Pelaksanaan Pengumpulan Data …………………… Tahap Awal ………………………….…… Pengumpulan Data ………………………….…… Proses Pengolahan Data ………………………….……
BAB
IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Tabel Tunggal ………………………….…… IV.1.1 Karakteristik Responden ………………………….… IV.1.2 Kampanye Visit Indonesia Year 2008 ……………… IV.1.3 Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan ………… IV.2 Analisis Tabel Silang ………………………….…… IV.3 Uji Hipotesis ………………………….…… IV.4 Pembahasan ………………………….……
BAB
V PENUTUP V.1 Kesimpulan ………………………….…… V.2 Saran ………………………….……
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL No. Tabel Tabel 1.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10
Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 4.22
Halaman : Tabel 1.1 Oprasional Variabel ................................................ : Jumlah Hotel/Penginapan ....................................................... : Arus Kunjungan Wisatawan ke Samosir Tahun 2003 s/d 2007 .............................................................. : Arus Kunjungan Wisatawan ke Samosir Tahun 2007/Per Bulan ............................................................ : Usia Responden ...................................................................... : Jenis Kelamin Responden ....................................................... : Pekerjaan Responden .............................................................. : Asal Negara Responden ......................................................... : Lama Kunjungan Responden ................................................. : Jumlah Kunjungan Responden ............................................... : Tingkat Pengetahuan Responden tentang VIY 2008 ................................................................... : Media yang Digunakan Responden untuk Mengetahui Kampanye VIY 2008 ......................................... : Tingkat Ketertarikan Responden terhadap Kampanye VIY 2008 ............................................................. : Ketepatan Pemilihan Tema “Celebrating 100 Years of National Awakening” dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 ...................................................... : Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials Promotion Brochure ............................................................... : Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials Promotion Tourism map ......................................................... : Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials Promotion Guidebook ............................................................ : Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials Promotion Exhibition ............................................................. : Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials Promotion Internet .................................................................. : Kepercayaan Terhadap Isi Pesan dalam Materials Promotion ............................................................... : Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials Promotion Brochure ............................................... : Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials Promotion Tourism ................................................ : Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials Promotion Guidebook ............................................................ : Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials Promotion Exhibition ............................................................. : Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials Promotion Internet .................................................................. : Informasi Tentang Tuktuk Siadong dari Materials
24 68 69 71 77 78 79 80 81 82 83 84 85
86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.23
Tabel 4.24
Tabel 4.25
Tabel 4.26
Tabel 4.27
Tabel 4.28
Tabel 4.29
Tabel 4.30
Tabel 4.31
Tabel 4.32 Tabel 4.33
Tabel 4.34
Tabel 4.35
Tabel 4.36
Tabel 4.37 Tabel 4.38
Promotion VIY 2008 .............................................................. 98 : Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Objek Wisata Indonesia Setelah Membaca Materials Promotion ............................................................... 99 : Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Responden Terhadap Informasi Wisata Melalui Materials Promotion ..................................... 100 : Manfaat Informasi Wisata yang Disajikan dalam Materials promotion VIY 2008 .............................................. 102 : Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials Promotion Brochure ............................................... 103 : Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials Promotion Tourism map ......................................................... 104 : Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials Promotion Guidebook ............................................................ 105 : Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials Promotion Exhibition ............................................................. 106 : Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials Promotion Internet .................................................................. 107 : Pengertian Terhadap Maksud Pesan yang Disampaikan ........................................................ 108 : Nilai dari Pesan yang Disampaikan ........................................ 109 : Menarik Perhatian Responden untuk Berwisata ...................................................................... 110 : Memunculkan Kebutuhan Responden untuk Berwisata ...................................................................... 111 : Termotivasi untuk Mencari Informasi yang Dibutuhkan untuk Berwisata ................................................................................ 112 : Memunculkan Keinginan yang Kuat untuk Berwisata ...................................................................... 114 : Memutuskan untuk Berwisata ................................................ 115 : Melakukan Tindakan/Kunjungan Wisata ............................... 117
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.39
Tabel 4.40
Tabel 4.41
Tabel 4.42
Tabel 4.43
Tabel 4.44
Tabel 4.45
Tabel 4.46
: Berwisata ke Tuktuk Siadong Setelah Adanya Kampanye Visit Indonesia Year 2008 ............................................................... 118 : Hubungan antara Ketertarikan Terhadap Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan Motivasi Mencari Informasi Lain .......................................................... 120 : Hubungan antara Kepercayaan Terhadap Isi Pesan dengan Ketertarikan Akan Perhatian Terhadap Objek Wisata yang Ditawarkan ............................................................................. 122 : Hubungan antara Peningkatan Pengetahuan Terhadap Tuktuk Siadong Setelah Menggunakan Materials Promotion dengan Melakukan Kunjungan Wisata ............................................... 124 : Hubungan antara Pemenuhan Kebutuhan Informasi dengan Memunculkan Kebutuhan untuk Berwisata ........................... 126 : Hubungan antara Kegunaan Materials Promotion dengan Keputusan untuk Melakukan Kunjungan Wisata ..................................... 128 : Hubungan antara Pengertian Terhadap Maksud Pesan dalam Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan Memunculkan Keinginan yang Kuat untuk Berwisata ................................... 130 : Hasil Uji Korelasi Spearman dengan Menggunakan Piranti Lunak SPSS versi 15.0 ...................................................................... 132
Daftar Gambar Gambar II.1 : Logo Visit Indonesia Year 2008 .............................................
51
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan pertambahan populasi penduduk dunia yang cukup pesat, mengakibatkan kecenderungan pasar potensial yang akan melakukan perjalanan. Terlebih lagi perjalanan yang dilakukan bukan sekedar hiburan, akan tetapi mempunyai tujuan tertentu yang akan membawa pengaruh yang cukup besar terhadap pribadi, keluarga, maupun lingkungannya dalam dekade terakhir ini. Adapun setiap perjalanan yang dilakukan tersebut tidak lain adalah karena manusia ingin memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka yang beraneka ragam. Salah satunya adalah dengan mencari pengalaman wisata atau bersantai, yaitu melarikan diri dari lingkungan yang sifatnya rutin dan stress, kemudian mencari kesempatan megadakan rekreasi demi kepuasan batin yang diperoleh. Menurut Dann (dalam Ross, 1998 : 31) ada dua faktor atau tahap dalam keputusan untuk melakukan perjalanan, yaitu faktor pendorong (faktor yang membuat kita ingin bepergian) dan faktor penarik (faktor yang mempengaruhi ke mana kita akan pergi setelah ada keinginan awal untuk bepergian). Jadi, terlihat bahwa manusia menumbuhkan kebutuhan dalam dirinya untuk melakukan interaksi sosial yang tidak ditemui di tempat tinggalnya sehingga ada kebutuhan untuk pergi jauh dari lingkungan rumah. Sedangkan Krippendorf mengemukakan alasan atau motif lainnya adalah karena ulangan dari semua alasan yang ditampilkan dalam iklan dan yang diulang-ulang kembali dalam semua brosur pariwisata dan katalog (dalam Ross, 1998:34). Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Dengan penyampaian informasi yang diulang-ulang tersebut maka calon wisatawan secara lebih rinci mengetahui tentang daya tarik yang dimiliki oleh suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) tertentu. Dengan perkataan lain bahwa tidak mungkin suatu DTW dikenal dan dapat dikunjungi jika tidak dipromosikan kepada khalayak. Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Kekayaan yang bukan semata-mata karena potensi sumber daya alam berlimpah, melainkan juga aneka ragam adatistiadat, budaya, dan keindahan alamnya. Bahkan, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, baik di daratan maupun di udara atau perairan. Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang amat penting bagi pengembangan kepariwisataan. Bila potensi berupa keanekaragaman hayati, keunikan dan keaslian budaya tradisional, keindahan bentang alam, gejala alam yang spesifik, peninggalan sejarah dan budaya itu dimanfaatkan secara optimal, rakyat Indonesia tidak akan terpuruk seperti sekarang ini. Pemerintah seyogianya meletakkan sektor pariwisata bersama-sama potensi sumber daya alam lain yang menjadi andalan ekspor pada baris depan basis ekonomi. Tujuannya, menggenjot roda perekonomian yang sangat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Namun, harapan itu belum juga menjadi kenyataan. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia malah anjlok 13 persen selama Oktober 2006, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dan kemudian meningkat lagi pada
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
tahun 2007 dengan total wisatawan mancanegara sebanyak 5,5 juta orang. (http://www.my-indonesia.info/page.php?ic=53&id=129) Baru-baru ini, pemerintah Indonesia menggalakkan program pariwisata yang dinamakan Visit Indonesia Year 2008. Secara garis besar, program ini bertujuan untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara agar berkunjung ke tempat-tempat wisata di Indonesia. Melalui program ini, pemerintah berharap dapat memajukan Indonesia melalui sektor pariwisata dan promosi budaya. Bahkan pemerintah Indonesia sendiri menargetkan akan menarik sekitar 7 juta wisatawan tahun 2008 ini. Berbagai kegiatan dan promosi pun dilakukan. Filosofi yang mendasari kampanye ini adalah memikat orang luar sebanyak mungkin untuk datang ke Indonesia. Karena itu, Indonesia harus mendandani diri. Benefit-nya jelas, semakin banyak orang luar datang ke Indonesia, semakin banyak pula dolar (devisa) yang mengalir ke sini. Karena itu, kehidupan masyarakat akan semakin membaik. Hal ini terkait dengan kemajuan pariwisata suatu daerah, semakin maju industri kepariwisataan di daerah masing-masing, maka akan semakin sejahtera kehidupan masyarakatnya khususnya yang menggantungkan kehidupannya dari sektor pariwisata. Menyambut Visit Indonesia Year 2008 yang bertepatan dengan momen 100 Tahun Kebangkitan Nasional, pemerintah menyiapkan 100 kegiatan wisata di daerahdaerah yang menjadi Daerah Tujuan Wisata Utama (DTU) Indonesia, diantaranya Bali, Yogyakarta, Sumbar, Sulsel, NTB, Sumut, Sumsel, Kepri, Kaltim dan Papua (10 besar destinasi unggulan Indonesia).(Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara)
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Dengan ditetapkannya Sumatera Utara menjadi 10 destinasi unggulan, maka diharapkan kepada para stakeholder pariwisata di Sumut agar semakin serius membangun dunia pariwisata dengan menggelar berbagai kegiatan (tahun ini dengan menggelar Pesta Danau Toba). Sebab saat ini, sektor pariwisata sudah semakin membaik dengan indikator semakin meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) berkunjung ke Sumut dari tahun ke tahun. Hal ini mulai menunjukkan hasil dengan semakin meningkatnya angka kunjungan wisatawan asing yang berkunjung ke Sumatera Utara khususnya Samosir.(Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir) Target kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) Sumut pada tahun 2008 sebanyak 163.000 orang, sementara jumlah kunjungan Wisman dari berbagai negara ke Sumut pada semester pertama 2008 sebanyak 145.000 orang (artinya tinggal 18.000 wisman lagi untuk memenuhi target), sementara masih ada sekitar satu semester lagi untuk mengejar jumlah wisman yang lebih banyak. Sumut pernah mengalami kejayaan dimana jumlah wisatawan mencapai jutaan orang, tapi pada tahun 1997 terjadi krisis moneter, situasi tidak kondusif sehingga mengakibatkan sektor pariwisata terpuruk dan itu ditandai dengan jumlah Wisman yang hanya mencapai 40.000 orang. (http://www.hariansuarasumut.com/medan/1835.html) Pemerintah agaknya menyadari pula keterbatasan pariwisata yang memerlukan dukungan dana yang tak sedikit. Itu pula sebabnya hingga Kementerian Budaya dan Pariwisata Indonesia menggalakkan sebuah program dalam membangkitkan kepariwisataan di Indonesia.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Visit Indonesia Year diterjemahkan atau dikategorikan sebagai wilayah kerja pariwisata. Dan, kalau berbicara tentang pariwisata, suka atau tidak, kita sesungguhnya hanya berbicara tentang Bali. Padahal, Bali pada dasarnya tidak memerlukan lagi kampanye apa pun tentang dirinya dan oleh dirinya. Bali, pada namanya, telah termaktub sebagai pesona pikatan. Bali, dalam dirinya, telah terbentuk energi yang menggiurkan. Karena itu, Visit Indonesia Year, harus diorientasikan pada kampanye tentang Indonesia. Bukan kampanye tentang Bali. Harus juga diubah dari inward looking menjadi outward looking. Tidak sekadar mendandani Bali dan Lombok di dalam negeri, tetapi harus mendandani Indonesia di luar negeri. Salah satu kelemahan mendasar yang sampai sekarang terjadi adalah Indonesia tenggelam dari pusat kesadaran global di tengah kampanye gencar tentang Visit Indonesia. Karena kita hanya berteriak di dalam negeri tentang Indonesia. Teriakan Indonesia tidak cukup kuat terdengar di luar negeri. Indonesia tidak kalah cerdas soal menemukan slogan-slogan marketing. Kekalahan Indonesia justru pada kelemahan berteriak di dunia tentang Indonesia. Promosi Indonesia selama ini hanya menempuh jalur diplomatik. Tetapi duta-duta kita tidak semuanya pintar dan gemar promosi. Yang diperlukan justru promosi oleh segenap stakeholder Indonesia, baik swasta, maupun individu. Karena itu, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pernakah Anda melihat promosi Indonesia di CNN, National Geographic Channel, dan pusat-pusat perhatian dan mobilitas dunia, seperti di penerbangan-penerbangan internasional atau pusat-pusat keramaian global?.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Harus diakui, Indonesia agak terlambat dan terkesan kurang peduli dalam melakukan promosi serta pelestarian terhadap budaya dan pariwisata. Langkah kita ini sudah didahului oleh negara tetangga, Malaysia dengan Malaysia Truly Asia-nya, jauh sebelum program Visit Indonesia 2008 dicanangkan. Bahkan Indonesia terkesan ikut-ikutan karena tahun sebelumnya (2007), Malaysia muncul dengan program sejenis yaitu Visit Malaysia 2007. Malaysia waktu itu menganggarkan dana sebesar US$80 juta atau sekitar Rp 800 miliar dengan target wisman 17 juta orang (jauh dibandingkan Indonesia yang hanya US$15 juta dengan target wisman 7 juta orang). Selama ini, pemasukan devisa negara yang paling banyak dari sektor pariwisata berasal dari pulau Bali yang terkenal akan kebudayaannya yang menarik dan tempat-tempat eksotisnya. Jumlahnya juga jauh di atas devisa yang dihasilkan objek wisata lain, seakan-akan objek wisata potensial di Indonesia hanya Bali. Seharusnya Indonesia jangan cuma bergantung pada Bali saja untuk bidang pariwisata. Akibatnya orang-orang luar tidak begitu mengenal tempat-tempat menarik lain yang ada di Indonesia karena yang mereka tahu hanyalah Bali. Padahal banyak sekali objek wisata yang menarik di Indonesia, salah satunya adalah Samosir dengan Danau Toba yang mengelilinginya. Sebagai kabupaten baru (terbentuk sejak Januari 2003), Samosir dengan keunggulan objek wisatanya di seputaran Danau Toba, mulai berbenah. Unsur pemerintah bersama masyarakatnya, bertekad mewujudkan Samosir menjadi Kabupaten Pariwisata tahun 2010. Karenanya, pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat baik di bona pasogit (kampung halaman) maupun di parserahan (rantau) serta pihak swasta, tengah menggodok serangkaian persiapan Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
guna merealisasikan tekad Samosir menjadi kabupaten terdepan di Sumut, melalui pengembangan sektor pariwisata, yakni mewujudkan Samosir menjadi Kabupaten Pariwisata 2010, yang program kerjanya dijabarkan dalam 4 strategi, yakni Peningkatan Aksesibilitas, Pembenahan Objek Wisata, mewujudkan Keamanan dan Kenyamanan, serta mendorong masyarakat sebagai pelayan bagi wisatawan.(http://www.silaban.net/2007/05/27/samosir-berbenah-2007) Salah satu objek wisata unggulan Samosir adalah daerah Tuktuk Siadong, yang berada di Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir. Kawasan Tuktuk merupakan pusat pariwisata di Kabupaten Samosir. Tuktuk adalah semenanjung kecil di Pulau Samosir yang menjorok ke Danau Toba. Daerah ini sejak tahun 1960 berkembang menjadi lokasi wisata dan penuh dengan tempat penginapan, café, bar, warung, dan rumah makan. Dari sebanyak 79 buah penginapan dan hotel di Samosir, mayoritas atau sebanyak 72 buah penginapan/hotel berada di kawasan Tuktuk dan sekitarnya (Simanindo) dengan jumlah kamar lebih dari dua ribu (2.000 kamar), sisanya 5 penginapan/hotel di Pangururan (ibukota Kabupaten Samosir), 1 penginapan/hotel di Kecamatan Onan Ronggu dan 1 penginapan/hotel di Kecamatan Palipi.(Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir) Tuktuk merupakan kawasan yang sangat tenang, sejuk, dan cocok untuk bersantai.Pemandangan Danau Toba dari semenanjung ini cukup memukau. Pantainya relatif bersih dan menjadi persinggahan bagi turis yang ingin berkeliling Samosir. Penduduk Tuktuk sangat familiar terhadap wisatawan, apalagi turis asing. Mereka menjaga lingkungan sekitar tetap bersih, membangun rumah-rumah yang beberapa di antaranya berciri khas Batak. Di Tuktuk terdapat Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
beberapa toko yang menjual suvenir khas Batak, rental mobil, sepeda motor, sepeda, dan travel biro. Harga-harga yang ditawarkan relatif tidak mahal, yang terasa mahal hanyalah makanan dan minuman. (http://www.kampungwisata.tuktuksamosir/profil/tuktuk). Dua tahun lebih program tersebut berjalan, dengan target menjadi kabupaten pariwisata tahun 2010 mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Samosir. Tahun 2004, jumlah wisatawan mencapai 26.734 orang (wisatawan nusantara sebanyak 14.200 orang sementara wisatawan mancanegara sebanyak 12.334 orang), disusul 28.285 orang (16.217 wisnu/12.068 wisman) pada tahun 2005 dan 28.864 orang (17.242 wisnu/11.622 wisman) di tahun berikutnya (tahun 2006). Sementara, untuk tahun 2007 mencapai 29.688 orang (17.680 wisnu/12.008 wisman). (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir) Pengembangan kualitas dan kuantitas objek pariwisata, ketangguhan kinerja pemasaran, sikap mental masyarakat, dan kebijakan pemerintah yang kondusif akan menentukan kemajuan pariwisata Indonesia. Lewat kepariwisataan, selain kesejahteraan rakyat terangkat, martabat bangsa di antara pergaulan bangsabangsa akan semakin tinggi. Meskipun program Visit Indonesia Year 2008 ini masih memiliki kekurangan disana-sini, namun ini adalah sebuah langkah maju untuk melestarikan dan mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia ke mancanegara. Dan yang perlu kita ingat, keberhasilan dalam sektor budaya dan pariwisata Indonesia tidak dapat dicapai secara instan. Program-program budaya dan pariwisata seperti ini harus tetap konsisten dijalankan agar memberikan perubahan yang berarti. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti sejauhmana efektivitas kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo - Kabupaten Samosir. Yang menjadi objek penelitian ini adalah para wisatawan mancanegara yang berkunjung ke daerah Tuktuk Siadong. Hal ini disebabkan karena program Visit Indonesia Year lebih digalakkan untuk menggaet wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia, tanpa mengabaikan wisatawan lokal. Selain itu, berdasarkan pengamatan penulis dan data dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Samosir, kunjungan wisatawan mancanegara dengan nusantara di daerah Tuktuk Siadong tidak jauh berbeda.
I.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : “Sejauhmanakah efektivitas kampanye Visit Indonesia Year 2008 berpengaruh dalam meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo-Kabupaten Samosir ?”.
I.3
Pembatasan Masalah
Agar ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti menjadi lebih jelas, terarah dan tidak terlalu luas, maka dibuat suatu pembatasan masalah sebagai berikut :
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
a. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis. b. Penelitian ini hanya membahas mengenai efektivitas kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo - Kabupaten Samosir. c. Penelitian ini hanya terbatas pada wisatawan yang berkunjung di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir d. Wisatawan
yang
dimaksud
di
sini
adalah
wisatawan
asing/mancanegara e. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober - November 2008.
I.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
4.1 Tujuan Penelitian a. Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah khususnya Dinas Pariwisata Indonesia dan Kabupaten Samosir dalam menggalakkan Kampanye Visit Indonesia Year 2008. 2. Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo - Kabupaten Samosir.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
3. Untuk
mengetahui
sejauhmanakah
hubungan
antara
promosi
kepariwisataan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.
4.2 Manfaat Penelitian a. Secar akademik, penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan kepada FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan. b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian. c. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.
I.5.
Kerangka Teori Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu
kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Menurut Singarimbun (1995 : 47), teori merupakan serangkaian asumsi, defenisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Dengan adanya kerangka teori akan mempermudah peneliti dalam menganalisa masalah penelitian. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut pandang mana penelitian akan disoroti.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah komunikasi dan komunikasi efektif, pariwisata, promosi pariwisata, Visit Indonesia Year 2008 dan Teori AIDDA.
5.1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain baik secara langsung, yakni secara lisan, maupun secara tidak langsung melalui media. Ditinjau dari segi penyampaian pernyataan, komunikasi bertujuan bersifat informative dan persuasive. Komunikasi persuasive (persuasive communication) lebih sulit dari komunikasi informative (informative communicaation), karena memang tidak mudah untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang atau sejumlah orang. (Effendy, 2000 : 5) Menurut Carl I. Hovland (dalam Lubis, 2005: 9) dalam karyanya “Social Communication”, menjelaskan komunikasi adalah proses seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan lambang, kata/gambar) guna merubah sikap dan tingkah laku orang lain. Sifat komunikasi ada dua, yaitu: a. Komunikasi tatap muka (face to face communication) Komunikasi tatap muka dipakai apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku dari komunikan secara langsung. Dengan saling berpandangan, komunikator dapat melihat dan menilai proses komunikasi, apakah komunikan memperhatikan dan mengerti akan informasi yang disampaikan oleh komunikator atau malah sebaliknya. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
b. Komunikasi bermedia (mediated communication) Komunikasi bermedia pada umumnya banyak digunakan untuk komunikasi informative karena tidak begitu ampuh dalam merubah tingkah laku orang lain. Namun, tergantung pada situasi, kondisi dan efek yang diharapkan. Media mana yang dipakai, apakah surat kabar, majalah, tv, radio, film, siapa sasaran yang dituju, efek apa yang diharapkan, isi yang dikomunikasikan dan sebagainya (Carl I. Hovland (dalam Lubis, 2005: 9)). Sebagai model verbal awal dalam komunikasi dikemukakan oleh Harold D.Laswell. formula ini umumnya digunakan untuk mengkaji masalah atau menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi. Formula ini mengindikasikan bahwa lebih dari satu saluran bisa membawa sebuah pesan dan memfokuskan perhatian pada aspek-aspek penting komunikasi . Meskipun sangat sederhana, formula ini telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur kajian bidang komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa, Laswell menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Laswell menyatakan jalan terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “who says what in which channel to whom and with what effect?”. Jika dikaitkan dengan penelitian, maka hubungan dengan Formula Laswell : • Who (Komunikator)
:
Pemerintah
Indonesia
Pariwisata
dan
Dinas
(Kementerian Pariwisata
Kabupaten Samosir) Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
• Says What (pesan)
:
Kampanye Visit Indonesia Year 2008 berupa iklan paket wisata dan informasi mengenai objek wisata di Indonesia
•
In Which Channel (media) massa,
:
bahan-bahan
Media
promosi
dan
pameran ke Luar Negeri •
To Whom (Komunikan)
:
Masyarakat Pariwisata Internasional yang
menjadi
target
wisatawan
Indonesia •
With What Effect Wisatawan
: untuk
Merangsang berkunjung
ke
Indonesia 5.2 Pariwisata, Promosi Pariwisata dan Wisatawan Pariwisata secara singkat dapat dirumuskan sebagai segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan (Soekadijo, 2000 :2). Pengertian pariwisata secara etimologi terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar. Wisata berarti perjalanan, bepergian. Maka pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari satu tempat ke tempat lain (Yoeti, 1995 : 105). E. Guyer Freuler mengartikan pariwisata dalam artian modern. Menurutnya pariwisata merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
alam dan pada khususnya disebkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan (Yoeti, 1995 : 70).
Institute of Touism in Britain (sekarang Tourism Society in Britain) ditahun 1976 mendefenisikan pariwisata sebagai berikut : Kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat bekerja sehari-hari, serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempattempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan sehari atau darmawisata. Bergeraknya (bepergiannya)orang-orang tersebut dapat dilukiskan dengan banyak orang-orang meninggalkan tempat kediaman atau rumah mereka untuk sementara waktu ke tempat lain dengan tujuan benar-benar sebagai seorang konsumen dan sama sekali tanpa tujuan mencari nafkah (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000 : 5).
Menurut Lunberg (1997), pariwisata adalah konsep umum yang sejarahnya kembali kemasa lampau (tahun 1811), atau sebelumnya, dan defenisinya terus berubah. Istilah tourism atau kepariwisataan mencakup orang-orang yang melakukan perjalanan pergi dari rumahnya dan perusahaan-perusahaan yang melayani mereka dengan cara membuatnya lebih menyenangkan.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Pariwisata tidak akan berkembang apabila orang lain enggan berkunjung karena buta dengan informasi-informasi mengenai pariwisata tersebut, oleh sebab itu diperlukan berbagai promosi-promosi pariwisata. Pada hakekatnya promosi adalah salah satu kegiatan dalam pemasaran (Yoeti, 1995 : 51). Dengan demikian untuk melaksanakan kegiatan promosi perlu adaya komunikasi pemasaran. Maka komunikasi pemasaran merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan/lembaga baik secara tatap muka maupun bermedia dalam rangka upaya meningkatkan penjualan jasa atau hasil produksi (Effendi, 2002 : 216). Sedangkan promosi itu sendiri adalah usaha untuk memperbesar daya tarik objek wisata terhadap calon wisatawan. Wisatawan dan kebutuhannya tidak digarap akan tetapi produk wisatanya yang lebih disesuaikan dengan permintaan wisatawan (Soekadijo, 2000 : 4). Promosi ke luar negeri diperlukan untuk memberitahukan, menginformasikan objek-objek dan atraksi wisata yang ada. Sehingga untuk mengadakan promosi yang tepat harus disadari bahwa yang dipromosikan ke pangsa pasar wisata sering bukan produk yang sudah jadi, akan tetapi sering hanya komponen-komponennya seperti akomodasi, objek dan atraksi wisata. Dengan disebarluaskannya alat-alat promosi di luar negeri maka diharapkan orang-orang asing akan terangsang untuk melakukan kunjungan ke Indonesia, khususnya ke Tuktuk - Samosir.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Promosi di dalam negeri pun tidak kalah pentingnya, sasarannya adalah wisatawan mancanegara yang sudah berkunjung ke Indonesia termasuk Tuktuk Samosir, tetapi kedatangan mereka tidak diatur oleh suatu biro pejalanan. Menurut Soekadijo (2000 : 241) promosi objek wisata dapat dibedakan atas dua, yaitu: 1.
Promosi langsung adalah promosi yang ditujukan langsung kepada mereka yang dianggap wisatawan aktual dan potensial.
2.
Promosi tidak langsung adalah promosi yang ditujukan kepada orangorang yang dianggap berpengaruh atas pengambilan keputusan calon wisatawan dan juga pada biro perjalanan yang ada di luar negeri. Jadi dalam hal ini seperti joint promotion.
Semua klasifikasi pariwisata tersebut tidak akan ada tanpa adanya wisatawan, begitu pula semua kegiatan kepariwisataan dianggap gagal jika tidak dapat mendatangkan wisatawan. Sebaliknya begitu ada wisatawan yang mengunjungi objek-objek pariwisata dan memanfaatkan jasa-jasa yang ada pada pariwisata, maka semua kegiatan itu mendapat arti kepariwisataan dan lahirlah berbagai jenis dan macam pariwisata. Defenisi wisatawan menurut Norval (dalam Yoeti, 1995 : 112) adalah setiap orang yang datang dari suatu negara yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara dimana ia tinggal untuk sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat. Selanjutnya untuk kepentingan promosi objek wisata, G.A.Schmoll (dalam Yoeti, 1995 : 127) mendefenisikan wisatawan sebagai individu atau kelompok Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga
beli yang
dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur yang tertarik pada perjalanan umum dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang. Menurut World Tourism Organization (WTO) dan International Union of Office Travel Organization (IUOTO), (dalam Soekadijo, 2000 : 14) juga menyebutkan motif-motif apa yang menyebabkan orang itu harus disebut wisatawan. Mereka yang termasuk wisatawan adalah : 1. Orang
yang
mengadakan
perjalalan
untuk
bersenang-senang
(pleasure), karena alasan keluarga, kesehatan dan sebagainya. 2. Orang yang mengadakan perjalanan untuk mengunjungi pertemuanpertemuan atau sebagai utusan (ilmiah, administratif, diplomatik, keagamaan, atletik dan sebagainya). 3. Orang yang mengadakan perjalanan bisnis. 4. Orang yang datang dalam rangka pelayaran pesiar, juga kalau ia tinggal 1x24 jam.
5.3 Program Visit Indonesia Year 2008 Program Visit Indonesia Year 2008 merupakan sebuah program promosi pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan RI. Pemerintah Indonesia menetapkan tahun 2008 sebagai Tahun Kunjungan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Visit Indonesia Year 2008 dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Nasional. Melalui program ini, pemerintah berharap dapat memajukan Indonesia melalui sektor pariwisata dan promosi budaya. Secara garis besar, program Visit Indonesia Year 2008 bertujuan untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara agar berkunjung ke tempattempat wisata di Indonesia. Melalui program ini, pemerintah Indonesia menargetkan akan menarik sekitar 7 juta wisatawan mancanegara tahun 2008 ini, dengan pemasukan devisa negara berkisar antara US$ 6,4 miliar – US$ 7 miliar. Untuk mewujudkan target tersebut, pemerintah telah meyiapkan berbagai program mulai dari pembenahan infrastruktur wisata, promosi ke berbagai negara di dunia (dengan menganggarkan dana sebesar US$15 juta atau sekitar Rp 150 miliar dari total dana Rp 260 miliar untuk VIY 2008), serta mempersiapkan lebih dari 100 even pariwisata berskala internasional yang tersebar di berbagai daerah untuk menyambut kedatangan wisman (wisatawan mancanegara) di Indonesia. Memanfaatkan momen 100 Tahun Kebangkitan Nasional, pemerintah menyiapkan 100 kegiatan wisata di daerah-daerah yang menjadi Daerah Tujuan Wisata Utama (DTU) Indonesia, diantaranya Bali, Yogyakarta, Sumbar, Sulsel, NTB, Sumut, Sumsel, Kepri, Kaltim dan Papua (dalam 10 besar tujuan wisata Indonesia), termasuk di dalamnya Pesta Danau Toba di Parapat dan Festival Mejuah-juah di Brastagi yang keduanya berada di Sumatera Utara.
5.4 Teori AIDDA Adapun model komunikasi yang dianggap sesuai dengan penelitian ini adalah Teori AIDDA. Effendi (2005 : 304), menjelaskan bahwa pendekatan yang disebut sebagai A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure, sebenarnya Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA yang merupakan akronim dari A
Attention : Perhatian
I
Interest
: Minat
D
Desire
: Hasrat
D
Decision : Keputusan
A
Action
: Tindakan
Hal ini berarti bahwa komunikator dalam melakukan kegiatan harus dimulai dengan menumbuhkan perhatian. Berdasarkan formula AIDDA tersebut, komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian, dapat dilakukan dengan gaya bicara dan kata-kata yang merangsang khalayak. Apabila perhatian sudah berhasil terbangkitkan, kemudian menyusul upaya menumbuhkan minat, dalam hal ini komunikator harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya. Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk melakukan ajakan, bujukan atau rayuan komunikator. Disini imbauan emosional perlu ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan dapat mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan. Dalam penelitian ini, dapat digambarkan bahwa kampanye Visit Indonesia Year 2008 merupakan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikan (khalayak sasaran) yaitu masyarakat Internasional dengan tujuan untuk menarik perhatian yang diharapkan dapat memunculkan minat, hasrat atau keinginan, keputusan serta tindakan langsung untuk mengunjungi objek wisata yang ada di wilayah Indonesia. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Penerimaan pesan-pesan yang ditawarkan oleh kampanye Visit Indonesia Year 2008 kepada masyarakat Internasional adalah melalui beberapa tahapan yaitu : 1. Perhatian (attention) ; yaitu kampanye Visit Indonesia Year 2008 memberikan
suguhan
dalam
berbagai
media
(cetak
maupun
elektronik), yang menarik perhatian dengan menampilkan gambar serta visual berbagai objek wisata di Indonesia beserta kegiatan-kegiatan yang ada di dalammya. Dengan menampilkan objek wisata dalam kemasan audiovisual maka akan kelihatan lebih menarik. 2. Minat (interest) ; yaitu dengan adanya perhatian khalayak kepada kampanye Visit Indonesia Year 2008, maka diharapkan perhatian tersebut akan memunculkan minat atau ketertarikan terhadap objekobjek wisata di Indonesia. Hal ini akan terjadi apabila kemasan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 ini menggunakan kata-kata atau kalimat yang dapat merangsang serta menimbulkan rasa ingin tahu lebih jauh. 3. Keinginan (desire) ; keinginan untuk merasakan, menikmati, memakai dan menyaksikan langsung harus dapat dibangkitkan yaitu dengan menimbulkan ketertarikan terhadap objek wisata indonesia untuk menjadikannya menjadi kebutuhan khalayak. 4. Keputusan (decision) ; pada tahap ini, ketertarikan itu telah berhasil diciptakan menjadi sebuah kebutuhan. Khalayak
harus dapat
diyakinkan agar dapat mengambil keputusan untuk dapat langsung menikmati dengan mengunjungi berbagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) tersebut. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
5. Kegiatan (action) ; tahapan ini merupakan tahap akhir yang akan dilakukan oleh khalayak setelah melalui tahap perhatian, minat, keinginan, dan keputusan. Kampanye Visit Indonesia Year 2008 harus dibuat dengan kemasan yang menarik perhatian agar khalayak bergerak dan melakukan respon yang sesuai dengan yang diaharapkan yakni dengan tidakan atau kegiatan mengunjungi berbagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia.
6.
Kerangka Konsep
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun, 1995:49). Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan kerangka konsep akan menuntun penelitian dalam memutuskan hipotesis (Nawawi, 1995:40). Adapun variabel tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Variabel Bebas (X)
Adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor, atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah promosi pariwisata berupa kampanye Visit Indonesia Year 2008. 2.
Variabel Terikat (Y)
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan jumlah kunjugan wisatawan asing. 3.
Variabel Antara (Z)
Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 1995:58). Variabel antara berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan diantara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
7.
Model Teoritis
Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dala kerangka konsep, maka dibentuk menjadi suatu model teoritis, yaitu :
Variabel Bebas (X) Kampanye Visit Indonesia Year 2008
Variabel Terikat (Y) Peningkatan Jumlah Kunjugan Wisatawan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden
8.
Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut: Tabel 1 Oprasional Variabel No. Variabel Teoritis 1
Variabel Operasional
Variabel Bebas (X)
a. Bahasa dan Pemilihan Kata
Kampanye Visit Indonesia
b. Isi Pesan Kampanye VIY
Year (VIY) 2008
c. Pola dan Bentuk Kampanye VIY d. Media Kampanye VIY e. Frekuensi Kampanye VIY
2
Variabel Terikat (Y)
a. Perhatian
Peningkatan Jumlah
b. Minat
Kunjungan Wisatawan
c. Hasrat
Asing
d. Keputusan e. Tindakan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
3
Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden
a. Usia b. Jenis Kelamin c. Pekerjaan d. Asal Negara
9.
Definisi Variabel Operasional
Menurut Singarimbun (1995 : 46), defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefenisikan sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (Kampanye Visit Indonesia Year 2008) a. Bahasa dan Pemilihan Kata, yaitu sistem daripada lambang yang berupa bunyi yang dipakai untuk melahirkan pikiran dan perasaan yang berfungsi sebagai identitas suatu bangsa. Pemilihan kata-kata maksudnya adalah seleksi terhadap kata-kata yang akan digunakan dalam menyampaikan maksud dari kampanye Visit Indonesia Year 2008 tersebut. b. Isi Pesan Kampanye VIY, adalah stimulus/rangsangan yang diberikan oleh suatu sumber (kampanye Visit Indonesia Year 2008) yang akan direspon dengan cara tertentu oleh pihak yang menerimanya. Isi pesannya yaitu menggambarkan keindahan dan keramahtamahan bangsa Indonesia dalam mengundang dan menyambut masyarakat dunia untuk berkunjung ke Indonesia. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
c. Pola dan Bentuk Kegiatan Kampanye VIY, yaitu format dalam menampilkan suatu program. Dalam hal ini, kampanye Visit Indonesia Year 2008 menyuguhkan berbagai atraksi menarik kepada khalayak internasional dalam berbagai format baik visual maupun audiovisual, yang memuat tempat-tempat wisata menarik di Indonesia. Selain itu juga disuguhkan kekayaan dan keberagaman dalam alam dan budaya Indonesia. Kampanye ini juga dilakukan secara langsung dengan mengadakan pameran-pameran di berbagai negara di dunia. d. Media Kampanye VIY, yaitu saluran atau channel yang digunakan sebagai penghubung antara komunikator dan komunikan. Dalam hal ini, media yang digunakan dalam menyampaikan kampanye Visit Indonesia Year 2008 adalah dengan menggunakan media cetak dan elektronik (contohnya, iklan di surat kabar global, TV, internet, dan lain sebagainya) serta pameran langsung di berbagai negara. e. Frekuensi Kampanye VIY, yaitu intensitas atau seberapa sering kampanye Visit Indonesia Year 2008 dilakukan, misalnya seberapa sering kampanye tersebut dimuat di media-media.
2. Variabel Terikat (Peningkatan Jumlah Wisatawan Mancanegara) a. Perhatian, yaitu atensi yang diberikan oleh responden terhadap program Visit Indonesia Year 2008 yang dikampanyekan ke berbagai negara di dunia, sehingga mereka merasa tertarik untuk berkunjung. b. Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat atau ketertarikan terhadap program Visit Indonesia Year 2008 yang muncul dalam diri responden Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
setelah melihat dan menyaksikan program tersebut. Dalam diri responden akan terdapat suatu pengertian tersendiri akan makna program tersebut. c. Hasrat, yaitu suatu keinginan atau dorongan untuk lebih dapat menyaksikan, menikmati dan memakai secara langsung objek yang dilihat dan disaksikan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 tersebut. Keinginan yang kuat untuk bergabung dan terlibat secara emosional dalam program Visit Indonesia Year 2008 ini dinyatakan dalam hasrat untuk berkunjung langsung ke berbagai objek wisata di indonesia. d. Keputusan, yaitu suatu keinginan yang telah ditetapkan oleh responden untuk berkunjung atau tidak terhadap berbagai objek wisata yang ada di wilayah Indonesia, sesuai dengan yang disaksikan oleh responden. e. Tindakan, yaitu suatu perbuatan atau respon berupa tindakan langsung yaitu dengan berkunjung ke berbagai wilayah/objek wisata yang ada di Indonesia khususnya Tuktuk dan Danau Toba. 3. Variabel Antara (Karakteristik Responden) a. Usia, yaitu tingkatan umur dari responden. b. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin pria atau wanita yang dijadikan sampel atau responden. c. Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan yang menjadi sumber kehidupan responden.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
d. Asal Negara, yaitu identitas kebangsaan yang menjadi unsur pembeda dan pengenal di dunia pergaulan internasional.
10. Hipotesa Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrument kerja dari teori (Singarimbun, 1995:43). Hipotesa adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1995:44). Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut : Ho
: Tidak terdapat hubungan antara promosi pariwisata melalui kampanye Visit Indonesia Year 2008 terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.
Ha
: Terdapat hubungan antara promosi pariwisata melalui kampanye Visit Indonesia Year 2008 terhadap peningkatan jumlah wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
BAB II URAIAN TEORITIS
II. 1
Komunikasi dan Komunikasi Efektif
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio dan perkataan ini bersumber dari kata communis. Arti communis disini adalah sama, dalam arti, sama makna yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komuniaksi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan diantara kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan diantara mereka bersifat komunikatif (Effendy 2004 : 3 – 4). Sementara secara paradigmatik, komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film maupun media non massa, misalnya surat, telepon dll. Jadi komunikasi dalam pengertian ini mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang djadikan sasaran. Jadi, komunikasi itu diartikan sebagai proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah pendapat, sikap atau perilaku baik langsung secara lisan maupun secara tak langsun, melalui media. Dalam defenisi
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
itu tersimpul tujuan, komunikasi itu adlah memberitahu atau mengubah pendapat (opinion), sikap (attitude), atau perilaku (behaviour). Dari pegertian tersebut, tampak sejumlah komponen atau unsur yang dicakup yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi (effendy 2004 : 30) Komponen itu adalah : a. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan b. Pesan : pernyataan yang didukung lambang c. Komunikan : orang yang menerima pesan d. Media : sarana atau saluran yang mendukung penyampaian pesan e. Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan II. 1. 1. Sifat Komuniasi Ditinjau dari sifatnya, komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Komunikasi Verbal (verbal Communication) a. Komunikasi lisan (Oral Communication) b. Komunikasi Tulisan (Written Communication) 2. Komunikasi Nonverbal (Nonverbal Communication) a. Komunikasi Tubuh (Body Communication) b. Komunikasi Gambar (Picture Communication) c. Dll 3. Komunikasi Tatap muka (Face to face Communication) 4. Komunikasi Bermedia (Mediated Communication) II. 1. 2. Tujuan Komunikasi a) Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) b) Mengubah sikap (to change attitude) c) Mengubah perilaku (to change the behaviour) d) Mengubah masyarakat (to change the society) II. 1. 3. Fungsi Komunikasi a) Menginformasikan (to inform) b) Mendidik (to educate) c) Menghibur (to entertain) d) Mempengaruhi (to influence) Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
II. 1. 4. Teknik Komunikasi Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan oleh komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi : a) Komunikasi informasi (Informative communication) b) Komunikasi persuasif (Persuasive communication) c) Komunikasi pervasif (Pervasive communication) d) Komuniaksi koersif (Coersive communication) e) Komunikasi instruktif (Instructive communication) f) Komunikasi manusiawi (Human communication) Lalu apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan apa kriteria – kriterianya?. Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dengan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber sama dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila mencakup 5 kriteria yaitu pemahaman, kesenagan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss 1996 : 22 – 23). 1. Pemahaman Arti pokok pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini, komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya. Kegagalan utama dalam berkomunikasi adalah ketidakberhasilan menyampaikan isi pesan secara cermat. Semakin banyak jumlah orang yang terlibat dalam komunikasi, semakin sulit pula untuk menentukan seberapa cermat pesan diterima. Penggunaan sarana pendukung sangat membantu memperjelas materi yang dibicarakan. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Dalam konteks organisasional, salah satu hasil yang terpenting adalah pemahaman pesan secara cermat. Mustahil suatu perusahaan akan berfungsi dengan baik, bila para pegawainya tidak memahami tugas yang harus mereka kerjakan. Untuk mencapai hal ini, diperlukan pemahaman, baik atas petunjuk verbal dari atasan maupun atas informasi yang disebarkan melalui memo perusahaan, buku pedoman, media internal dan penjelasan lain yang merupakan kebijakan perusahaan. 2. Kesenagan Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan maksud tertentu. Komunikasi bisa juga dilakukan hanya sekedar berkomunikasi dengan orang lain untuk menimbulkan kesejahteraan bersama. Komunikasi ini disebut komunikasi fatik, misalnya menanyakan kabar atau sekedar menyapa. Komunikasi ramah tamah ini merupakan cara yang sengaja dirancang agar orang – orang dapat memperoleh kesenangan dari perjumpaan dan obrolan – obrolan tersebut. Tingkat kesenangn dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan kita terhadap oran yang berinteraksi dengan kita. 3. Mempengaruhi Sikap Menurut Acuff, sepanjang sejarah belum pernah ada yang demikian besar akan keahlian berunding secara internasioanal, yakni kemampuan para perunding untuk mempengaruhi pihak lain dengan cara positif dan konstruktif (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss 1996 : 25). Memahami dan menyetujui adalah dua hal yang sangat berbeda. Ketika anda memahami seseorang, itu dapat saja berarti anda dapat menyetujuinya, bahkan boleh jadi anda jauh lebih tidak setuju dari sebelumnya. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari – hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain, dan berusaha agar orang lain memhami ucapan kita. Dalam menentukan tingkat keberhasilan, kita bisa saja gagal mengubah sikap orang lain, namun orang tersebut tetap dapat memahami apa yang anda maksudkan. Dengan perkataan lain, kegagalan dalam mengubah pandangan seseorang jangan disamakan dengan kegagalan dalam meningkatkan pemahaman. 4. Memperbaharui Hubungan Keefektifan komunikasi secara keseluruhan tidak hanya sekedar menyampaikan pesan dan dimengerti tetapi masih memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Penyebab kegagalan komunikasi adalah salah satunya muncul karena gangguan dalam hubungan inisiasi yang berasal dari kesalahpahaman. Komunikasi juga dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan antar pesona. Kadang – kadang, komunikas dilakukan bukan untuk menyampaikan informasi atau mengubah sikap seseorang, tetapi hanya untuk dipahami dalam pengertian untuk memperbaiki hubungan antar persona. 1. Tindakan Banyak orang berpendapat, bahwa komunikasi apapun tidak ada gunanya bila tidak memberi hasil sesuai dengan yang diinginkan. Tindakan menjadi penetu utama bagi suatu proses komunikasi. Misalnya, ketika dosen memberikan tugas, dosen tidak hanya menginginkan mahasiswanya menyukai tugas tersebut tetapi juga ia ingin mahasiswanya mengerjakan tugas tersebut. Mendorong orang lain untuk melakukan tidakan yang sesuai dengan yang kita inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Terkadang, lebih mudah membuat orang menyukai olahraga daripada membuatnya melakukan olahraga. Untuk lebih mudah membangkitkan tindakan pada penerima pesan, hal – hal yang mungkin bisa dilakukan adalah : memudahkan pemahaman penerima tentang apa yang anda harapkan, meyakinkan penerima bahwa tujuan anda masuk akal dan mempertahankan hubungan yang harmonis dengan penerima. Tindakan yang kita harapkan, tidak terjadi secara otomatis, namun ada kemungkinan jika ketiga hal tersebut dilakukan. Sementara menurut Wilbur Schramm, (Effendy 2002 : 41 – 42) terdapat beberapa kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita hendaki atau disebut “the condition of success in comminication”, yaitu : 1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan 2. Pesan harus menggunakan lambang – lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti 3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut 4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Tidak mudah untuk melakukan komunikasi efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Berikut beberapa hambatannya : a) Gangguan Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Gangguan disini terdiri dari 2 bagian yaitu : 1. Gangguan Mekanik (mechanical, channel noise) Yang dimaksud dengan gangguan mekanik ialah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan bersifat fisik. Sebagai contoh adalah bunyi mengaung pada pengeras suara atau riuh hadirin bunyi kendaraan lewat ketika seseorang berpidato dalam suatu pertemuan. 2. Gangguan Semantik (semantic noise) Gangguan jenis ini berkaitan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Semakin banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan lebih banyak gangguan semantik pesan. Gangguan semantik terjadi dalam salah pengertian. Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang -orang yang berlainan. Ini disebabkan dua jenis penertian mengenai kata-kata : ada yang mempunyai pengertian denotatif dan ada yang konotatif. Pengertian denotatif adalah pengertian perkataan yang lazim terdapat dalam kamus yang secara umum diterima oleh orang-orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama. Pengertian konotatif adalah pengertian yang bersifat emosional latar belakang dan pengalaman seseorang. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
b) Kepentingan Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan (Effendy 2002 : 47). Orang hanya akan memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan merupakan sifat reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan. Motivasi Terpendam Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangan. Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang lainnya dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikian juga intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya. c) Prasangka Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran rasioanal. Emosi Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
seringkali membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata bagaimanapun, oleh karena seringkali prasangka itu sudah mencekam, maka seseorang tak akan dapat berpikir secara objektif da segala apa yang dilihatnya selalu akan dinilai secara negatif. Prasangka bukan saja terjadi terhadap suatu ras, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, kelompok dan lain-lain.
II. 2
Pariwisata, Promosi Pariwisata dan Wisatawan
Istilah “pariwisata” konon untuk pertama kali digunakan oleh mendiang Presiden Soekarno dalam suatu percakapan sebagai padanan dari istilah asing tourism. Pada dasarnya kegiatan yang tidak mendatangkan wisatawan maka semua kegiatan itu dianggap gagal. Tanpa adanya wisatawan, semua kegiatan pembangunan dan pemugaran objek-objek kebudayaan, pembangunan hotel, persediaan angkutan, itu tidak memiliki makna kepariwisataan. Menurut Institute of Tourism in Britain (sekarang Tourism Society in Britain) di tahun 1976 merumuskan : ”Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan bekerja sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempattempat tujuan tersebut: mencakup kegiatan untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata/ekskursi” (dalam Pendit, 1999 : 30). A. J. Burkart dan S. Malik dalam bukunya yangb berjudul Tourism, Past, Present, and Future, berbunyi “Pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan merekaselama tinggal di tempat tujua itu” (dalam Soekadijo, 2000 : 3). Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Sedangkan menurut Profesor Salah Wahab (dalam Yoeti, 1995 : 107), Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri (di luar negeri) meliputi pendiaman dari daerah lain (daerah tertentu, suatu negara atau suatu benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia bertempat tinggal. Dalam pengertian kepariwisataan terdapat beberapa faktor penting yang mau tidak mau harus ada dalam batasan suatu defenisi pariwisata. Faktor-faktor yang dimaksud menurut Yoeti, (1995 : 109) antara lain : 1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu 2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain 3. Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya, harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi 4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut. Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, beliau memberikan defenisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau bisnis atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
II.2.1 Jenis Pariwisata Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain (dalam Pendit, 1994 : 41) : a. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka. b. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani. c. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara. d. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya. e. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang=orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindsutrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian. f. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau pantai atau laut. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. h. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan
fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan
perjalanan.
II.2.2 Promosi Pariwisata dan Wisatawan Promosi merupakan kegiatan yang lebih banyak mencakup mendistribusikan promotion materials, seperti film, slides, advertisement, brochures, booklets, leaflets, folders, melalui bermacam-macam saluran (channel) seperti: TV, radio, majalah, bioskop, direct-mail baik pada “potential tourist”, yaitu sejumlah orang yanag memenuhi syarat minimal untuk melakukan perjalanan pariwisata, karena memiliki banyak uang, keadaan fisik masih kuat, hanya belum mempuanyai waktu senggang untuk bepergian sebagai wisatawan maupun “actual tourist”, yaitu orang yang sedang melakukan perjalanan pariwisata ke suatu daerah tujuan tertentu; dengan tujuan mentransfer informasi dan mempengaruhi calon-calon wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Promosi pariwisata yang dimaksud di sini adalah kampanye dan propaganda kepariwisataan yang didasarkan atas rencana atau program yang teratur dan secara kontinyu. Ke dalam, promosi ini ditujukan kepada masyarakat dalam negeri Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
sendiri dengan maksud dan tujuan menggugah pandangan masyarakat agar mempunyai kesadaran akan kegunaan pariwisata baginya, sehingga industri pariwisata di negeri ini memperoleh dukungan. Ke luar, promosi ini ditujukan kepada dunia luar dimana kampanye penerangan ini benar-benar mengandung berbagai fasilitas dan atraksi yang unik dan menarik yang dapat disajikan kepada sang wisatawan (dalam Pendit, 1999 : 23). Adapun komunikasi dalam kegiatan promosi dapat dibagi dalam tiga bagian penting, yaitu: a. Harus ada komunikator yang bertindak sebagai sender b. Harus ada reciever yang akan menerima berita dari komunikator c. Harus ada alat untuk menyampaikan message berupa channel yang bertindak sebagai media saluran berita. Komuniaktor atau sender tidak lain adalah produsen perusahaan-perusahaan industri pariwisata yang bekerjasama dengan tourist organization lainnya. Mereka inilah yang bertanggung jawab terhadap pemasaran produk yang dihasilkan industri pariwisata di daerahnya. Mereka harus tahu dan menyadari kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen yang menjadi pasarannya. Selain itu, mereka juga harus merumuskan berita (messages) yang akan disampaikan kepada calon konsumen (reciever). Untuk itu pula perlu direncanakan pembuatan “promotional materials” yang baik agar kesan terhadap produk yang dihasilkan memenuhi keinginan “potential concumers” yang diharapkan akan membelinya atau mengunjungi suatu daerah tujuan. Satu lagi yang peranannya adalah sangat menentukan juga yaitu penyalur (channel) yang diharapkan dapat menyampaikan message bagi potential Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
consumers. Dengan dapat dipengaruhinya potential tourist ini diharapkan mereka menjadi actual tourist yang segera akan melakukan perjalanan pariwisata. Sejalan dengan uraian tersebut diatas juga kita mengenal “promotion intruments” yang paling banyak digunakan, antara lain (Yoeti, 1996 : 188) : a. Advertising Advertising merupakan cara yang tepat untuk memberikan hasil produk kepada konsumen yang sama sekali belum mereka kenal. Keuntungan penggunaan advertising ini terutama karena dapat menjangkau banyak orang melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, tv, radio dan bioskop. Tugasnya adalah untuk melancarkan pekerjaan channel yang ditunjuk (travel agent/tour operator) dan dapat memudahkan kegiatan personal selling pada masing-masing perantara. Dalam kepariwisataan, selain advertising yang kita kenal melalui media massa, kita juga mengenal advertising lain yang peranannya besar untuk promosi kepariwisataan, yaitu : 1) Outdoor Travel Advertising Advertising ini sifatnya sangat statis, dia hanya ditempatkan pada tempat-tempat yang dianggap strategis di sepanjang jalan, mulai dari airport, stasiun, terminal, shopping center. Dalam advertising ini digunakan kalimat-kalimat yang merupakan slogan yang mudah diingat, karena dibaca sepintas lalu. Di sini Lambang/Brand atau merk perusahaan memegang peranan penting untuk ditempatkan pada poster-poster
atau
Billboard
Travel
Destination.
Adakalanya
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
advertising ini dibuat dengan cat yang mengandung phosphor sehingga dapat kelihatan dengan jelas pada malam hari. 2) Point of Sale Advertising Ini adalah suatu bentuk advertising yang pembuatannya disesuaikan dengan tempat di mana pesan advertising dimuat. Biasanya jenis advertising ini terbuat dari karton-karton yang dibentuk dengan bermacam cara, yang diletakkan di meja atau digantung dalam ruangan kantor, di jendela, atau berupa traveling bag, ball-point, map atau untuk menyimpan travel documents. b. Sales Support Sales Support dapat diartikan sebagai bantuan pada penjual dengan memberikan semua bentuk promotion materials yang direncanakan untuk diberikan pada umum atau travel trade yang khusus ditujukan sebagai perantara. Promotion materials dibuat secara lengkap dan mendetail semua informasi tentang transport, akomodasi, bar dan restoran, hiburan, atraksi dan souvenir shop. Macam “sales support” yang terpenting, misalnya brosur-brosur, leaflets, wall-poster, dan dapat pula dengan jalan memberikan “point of sale advertising”. Semua promotion material ini dikirim secara periodik kepada intermediateries (perantara) seperti hotel representative, travel agent dan tour operator lainnya. c. Public Relation Dalam pengertian sehari-hari “public realtion” dikenal dengan arti hubungan masyarakat, yaitu suatu bagian atau seksi dalam suatu perusahaan atau organisasi yang tujuannya sebagai juru bicara bagi perusahaan dengan pihak lain yang memerlukan keterangan tentang segala sesuatu mengenai perusahaan, tentunya Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
apa yang hendak diberitahukan tersebut haruslah atas sepengetahuan Dewan Direksi atau pimpinan yang ditunjuk sepanjang release yang diberikan dapat mengharumkan nama baik perusahaan tersebut. Public relation tugasnya adalah memelihara hubungan dengan dunia luar perusahaan, memberi informasi yang diperlukan, mengusahakan agar ada kesan baik terhadap perusahaan sehingga mempunyai goodwill dalam masyarakat. Fungsinya ialah memberikan release pada umumnya atau mereka yang memerlukan seperti wisatawan, petugas riset atau pihak kejaksaan maupun kepolisian. Kegiatan dari public relation adakalanya membagi-bagikan berita-berita yang dianggap perlu diketahui orang banyak, adakalanya dengan, mengundang wartawan dan pejabat-pejabat tertentu untuk menjelaskan dan men clear-kan suatu persoalan, atau mengadakan konferensi pers. Adapun promosi itu sendiri dapat diklasifikasikan kedalam dua bagian, yaitu : 1) Promosi langsung Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah orangorang yang akhirnya megeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan wisata: si calon wisatwan atau wisatawan potensial. Berhasil-tidaknya promosi kepariwisataan akan kelihatan dari banyaknya jumlah orang yang sungguh-sungguh membeli produk pariwisata yang dipromosikan. Untuk tujuan tersebut, makin besar daya tarik produk pariwisata makin baik. Untuk keperluan itu pada waktu-waktu tertentu yang tepat diadakan kegiatan promosi. Cara-cara yang lazim digunakan untuk keperluan itu yang terpenting adalah sebagai berikut : Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
a) Peragaan (display), misalnya ruma adat, pakaian tradisional, gambar-gambar. Dengan peragaan itu produk dan tempat penjualannya lebih mudah dapat dikenal oleh calon konsumen/wisatawan. b) Barang cetakan (prospectus, leaflet, folder, tourism map, guide book, booklet, atau brochure) yang disebarkan ke pasar. Berbagai informasi dan imbauan dapat dicantumkan didalamnya. c) Pameran khusus dan event, berupa benda-benda kebudayaan, pertunjukan kesenian dan sebagainya, yang dapat ditingkatkan menjadi pekan atau bulan pariwisata, yang dapat diadakan di daerah pasar maupun di daerah tujuan wisata sendiri. d) Pemberian rabat selama jangka waktu tertentu, biasanya diberikan selama waktu promosi e) Pemberian hadiah khusus selama waktu promosi kepada konsumen/wisatawan, misalnya tas perjalanan, karcis bebas untuk atraksi di daerah pariwisata, dan sebagainya. 2) Promosi tidak langsung (dealer promotion) Promosi tidak langsung pertama-tama ditujukan kepada penyalur produk pariwisata, seperti biro perjalanan umum dan cabang-cabangnya, agen perjalanan, organisasi-organisasi perjalanan, dan sebagainya. Tujuan promosi kepada penyalur ialah : 1. Menarik perhatian mereka pada komponen-komponen produk pariwisata yang ditawarkan dan membuat mereka bersedia untuk menjualkannya dalam produk pariwisata yang mereka susun; Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
2. Menciptakan kondisi dan menyediakan sarana bagi mereka untuk menyusun produk pariwisata yang tepat untuk dijual kepada konsumen/wisatawan. Cara-cara yang banyak digunakan untuk keperluan tersebut antara lain : a) Pemberian informasi dalam bentuk barang cetakan b) Publikasi dalam majalah-majalah profesi yang beredar di daerah perusahaan penyalur c) Kunjungan kepada perusahaan-perusahaan penyalur d) Pertemuan-pertemuan dengan perusahaan penyalur untuk memberi informasi e) Menyelenggarakan temu-karya (workshop) f) Mengundang wakil-wakil perusahaan penyalur untuk mengunjungi daerah tujuan wisata. Promosi dengan cara-cara semacam itu yang cocok juga dapat dilakukan terhadap orang-orang yang berpengaruh atas pengambilan keputusan oleh wisatawan potensial untuk mengadakan perjalanan, seperti politisi, artis dan bermacammacam tokoh umum nasioanal maupun internasional yang pernah mengunjungi suatu atraksi wisata. Seringnya juga terdapat tokoh-tokoh yang menarik, seperti artis-artis terkenal dalam suatu derah pariwisata akan membuat daerah pariwisata yang bersangkutan menjadi lebih menarik. Dari cara-cara promosi tersebut, jelaslah bahwa ada promosi yang diadakan di daerah pasar dan ada yang diadakan di daerah tujuan wisata. Berhasil tidaknya promosi dapat diukur dari banyakna informasi yang diminta dan besarnya volume kedatangan wisatawan (Soekadijo, 1996:241-244). Semua Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
klasifikasi pariwisata tersebut tidak akan ada tanpa adanya wisatawan, begitu pula semua kegiatan kepariwisataan dianggap gagal jika tidak dapat mendatangkan wisatawan. Sebaliknya begitu ada wisatawan yang mengunjungi objek-objek pariwisata dan memanfaatkan jasa-jasa yang ada pada pariwisata, maka semua kegiatan itu mendapat arti kepariwisataan dan lahirlah berbagai jenis dan macam pariwisata. Defenisi wisatawan menurut Norval (dalam Yoeti, 1995 : 112) adalah setiap orang yang datang dari suatu negara yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara dimana ia tinggal untuk sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat. Salah satu defenisi yang telah diterima oleh banyak negara ialah defenisi United Nations Convention Concerning Custom Facilities for Touring (dalam Soekadijo, 2000 : 16). Menurut defenisi itu yang disebut wisatawan adalah setiap orang yang datang di sebuah negara karena alasan yang sah, kecuali untuk berimigrasi, dan yang tinggal sedikit-dikitnya selama 24 jam dan selama-lamanya 6 bulan dalam tahun yang sama. Menurut Soekadijo (2000 : 16) wisatawan adalah pengunjung di negara yang dikunjunginya setidak-tidaknya tinggal 24 jam dan yang datang berdasarkan motivasi : 1. Mengisi waktu senggang atau untuk bersenang-senang, berlibur, untuk alasan kesehatan, studi, keluarga, dan sebagainya. 2. Melakukan perjalanan untuk keperluan bisnis.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
3. Melakukan perjalanan untuk mengunjungi pertemuan-pertemuan atau sebagai utusan (ilmiah, administratif, diplomatik, keagamaan, olahraga dan sebagainya) 4. Dalam rangka pelayaran pesiar (sea cruise), jika kalau ia tinggal kurang dari 24 jam. Sedangkan dalam Instruksi Presiden RI No. 9 Tahun 1969 Bab I Pasal I (dalam Soekadijo, 2000 : 17) tertulis bahwa wisatawan atau tourist adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu.
II. 3
Program Visit Indonesia Year 2008
Tahun 2008 ini ditetapkan Pemerintah sebagai tahun kunjungan pariwisata. Kebijakan tersebut bertujuan menggairahkan kembali wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Indonesia, yang pada akhir-akhir ini terasa sedikit menurun akibat beberapa peristiwa kurang menguntungkan yang terjadi di dalam negeri seperti musibah bencana alam (tsunami, gempa bumi, banjir, dan lain-lain) serta aktivitas terorisme dan kriminal di berbagai daerah yang kerap membuat orang takut. Pada 5 tahun terakhir, jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia, masih berkisar di angka lima juta. Angka ini jauh di bawah Malaysia, Thailand, Singapura dan Hong Kong yang rata-rata di atas 10 juta pertahunnya. Program Visit Indonesia Year 2008 merupakan sebuah program promosi pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Pariwisata dan Kebudayaan RI. Pemerintah Indonesia menetapkan tahun 2008 sebagai Tahun Kunjungan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Visit Indonesia Year 2008 dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional. Melalui program ini, pemerintah berharap dapat memajukan Indonesia melalui sektor pariwisata dan promosi budaya. Peresmian program Visit Indonesia Year (VIY) 2008 dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik pada Rabu tanggal 26 desember 2007 di JCC, Jakarta. Jero Wacik mengatakan VIY 2008 dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan sektor pariwisata dengan mengajak seluruh komponen masyarakat berpartisipasi mensukseskan tahun kunjungan wisata Indonesia 2008. Secara garis besar, program Visit Indonesia Year 2008 bertujuan untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara agar berkunjung ke tempat-tempat wisata di Indonesia. Melalui program ini, pemerintah Indonesia menargetkan akan menarik sekitar 7 juta wisatawan mancanegara tahun 2008 ini, dengan pemasukan devisa negara berkisar antara US$ 6,4 miliar – US$ 7 miliar (http://ariesaksono.wordpress.com/). Untuk mewujudkan target tersebut, pemerintah telah meyiapkan berbagai program mulai dari pembenahan infrastruktur wisata, promosi ke berbagai negara di dunia (dengan menganggarkan dana sebesar US$15 juta atau sekitar Rp 150 miliar dari total dana Rp 260 miliar untuk VIY 2008), serta mempersiapkan lebih dari 100 even pariwisata berskala internasional yang tersebar di berbagai daerah untuk menyambut kedatangan wisman (wisatawan mancanegara) di Indonesia.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Memanfaatkan momen 100 Tahun Kebangkitan Nasional, pemerintah menyiapkan 100 kegiatan wisata di daerah-daerah yang menjadi Daerah Tujuan Wisata Utama (DTU) Indonesia. Kesepuluh Daerah Tujuan Wusata Utama (DTW) di Indonesia diantaranya adalah : 1. Propinsi Bali 2. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3. Propinsi Sumbar (Sumatera Barat) 4. Propinsi Sulsel (Sulawesi Selatan) 5. Propinsi NTB (Nusa Tenggara Barat) 6. Propinsi Sumut (Sumatera Utara) 7. Propinsi Sumsel (Sumatera Selatan) 8. Propinsi Kepri (Kepulauan Riau) 9. Propinsi Kaltim (Kalimantan Timur) 10. Propinsi Papua.
II.4.1 Makna Logo Visit Indonesia Year 2008 Di tengah maraknya persaingan dalam menonjolkan keistimewaan tempat pariwisata oleh berbagai negara, Pemerintah Indonesia mencanangkan Tahun 2008 ini menjadi tahun kunjungan pariwisata atau Visit Indonesia Year 2008 sebagai langkah strategis dalam menghadapi persaingan tersebut. Logo khusus event ini dibuat secara khusus dengan mengambil lambang negara Burung Garuda
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
sebagai ”model” utamanya, yang secara keseluruhan bermakna:
Gambar II.1 Logo Visit Indonesia Year 2008
Konsep logo Visit Indonesia Year 2008 mempunyai makna : 1. Bentuk atau gambar logo berbentuk siluet burung garuda mengambil konsep Garuda Pancasila sebagai dasar negara 2. Lima sila dari Pancasila digambarkan berupa 5 garis warna yang berbeda dan merupakan simbol diversity Indonesia yang penuh dengan keanekaragaman. 3. Logo diolah menjadi bentuk dan warna yang dinamis sebagai perwujudan dari Dinamika Indonesia yang sedang berkembang. 4. Jenis huruf dari logo mengambil dari elemen otentik Indonesia yang disempurnakan dengan sentuhan modern.
II.4.2 Promosi dan Media Kampanye Visit Indonesia Year 2008 Banyak cara mempromosikan VIY 2008 yang dilakukan. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, sebagai menteri yang langsung menangani kepariwisataan, telah melakukan kunjungan ke kantor-kantor media massa. Lebih daripada itu, kedatangan Menteri Jero Wacik ke ruang-ruang media publikasi Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
dimaksud menjadi pertanda bahwa Bapak Menteri tahu betul apa yang mesti dilakukan dalam menggenjot perolehan target 7 juta wisatawan ke Tanah Air tahun 2008 ini. Menbudpar bersama jajaran pariwisata perlu membangun “Citra Indonesia” yang baik dan bersahabat di mata masyarakat internasional. Satu-satunya cara untuk menciptakan “wajah nusantara” yang indah bagi para turis mancanegara adalah mempublikasikan secara besar-besaran dan simultan tentang sisi lain dari Indonesia, yang selama ini amat buruk di mata dunia. Oleh karena itu, media diminta untuk memberitakan hal-hal yang positif dari bangsa dan negara ini. Dengan dana promosi sebesar US$15 juta atau sekitar Rp 150 miliar dari total dana Rp 260 miliar untuk VIY 2008, promosi akan lebih banyak dilakukan di luar negeri, hal ini karena program Visit Indonesia Year 2008 lebih difokuskan untuk wisatawan mancanegara (Explore Indonesia, 05 April 2008). Adapun bentuk promosi kampanye Visit Indonesia Year 2008 adalah (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Sumut) : a) Peragaan (display), misalnya rumah adat, pakaian tradisional, gambargambar tentang berbagai alam dan keunikan budaya Indonesia. b) Barang cetakan (prospectus, leaflet, folder, booklet, atau brochure) yang disebarkan ke pasar tentang berbagai informasi pariwisata Indonesia. c) Pameran khusus, berupa pertunjukan kesenian dan kebudayaan, yang ditingkatkan menjadi pekan atau bulan pariwisata Promosi Visit Indonesia Year 2008 telah dilakukan dalam berbagai kesempatan khususnya dalam pameran pariwisata langsung di berbagai tempat di negara-negara di dunia. Dalam pameran tersebut, pemerintah menampilkan Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
berbagai bentuk promosi dan pertunjukan kebudayaan langsung. Berbagai pameran atau festival pariwisata itu antara lain : (http://www.myindonesia.info/page.php?ic=53&id=129) 1. Moskow International Tourism Festival, Rusia 2. World Tourism Market (WTM), London, UK 3. China International Travel Market, Shanghai, China 4. Pameran Keris Indonesia, Mexico 5. Fantastic Indonesia Holiday Fair, Singapore 6. Japan International Travel Market, Japan Media promosi yang digunakan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 ini adalah : 1. Media cetak, berupa surat kabar (Times), majalah (Inside Sumatra), brosur, dll. 7. Media elektronik, berupa radio (BBC), televisi (CNN, National Geographic Channel), internet (www.my-indonesia.info), dll. 8. Media transportasi, seperti pesawat (Garuda Indonesia), bus (angkutan umum di Beijing), kapal (pesiar/dagang), dll.
II.4.3 100 Even Periwisata Visit Indonesia Year 2008 Sementara untuk program VIY 2008 ini, dengan memanfaatkan momen 100 Tahun Kebangkitan Nasional, pemerintah menjadwalkan 100 even pariwisata di daerah-daerah yang menjadi Daerah Tujuan Wisata Utama (DTU) Indonesia, diantaranya Bali, Yogyakarta, Sumbar, Sulsel, NTB, Sumut, Sumsel, Kepri, Kaltim dan Papua. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Keseratus kegiatan wisata dan budaya ini telah dipersiapkan dengan baik agar mampu menggaet dan mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara dengan keunikan dan kekhasan setiap daerah di Indonesia. Semua ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Indonesia. Adapun ke-100 even pariwisata tersebut adalah (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumatera Utara): KALENDER 100 FESTIVAL SEPANJANG TAHUN DI INDONESIA JANUARI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Wayang Golek (Bandung, Jawa Barat) Wayang Kulit (Yogyakarta) Festival Keraton Nusantara (Gowa, Sulawesi Selatan) Festival Budaya Tradisional Minangkabau (Padang, Sumatera Barat) Adu Kerbau Air (Sumatera Barat) Grand Launching VIY 2008 (Jakarta) Festival Tabot (Bengkulu) FEBRUARI
8. Putri Bau Nyale Mandalika (Lombok, Nusa Tenggara Barat) 9. Enjoy Jakarta Indonesia Open Golf (Jakarta) 10. Festival Arak Tabuik (Pariaman, Sumatera Barat) 11. Upacara labuhan Laut (Cilacap, Jawa Tengah) 12. Tourism Fun Day Anyer (Banten) 13. Upacara Persembahan Laut (Cilacap, Jawa Tengah) 14. Upacara Pasola (Sumba, Nusa Tenggara Timur) MARET
15. Hajat laut (Pangandaran, Jawa Barat) 16. International Furniture & Craft Fair (Jakarta) 17. Festival Budaya Bumi Khatulistiwa (Pontianak, Kalimantan Barat) 18. Jakarta International Java Jazz Festifal (Jakarta) 19. Parade Budaya dan Tari Tradisional (Batam, Kepulauan Riau) 20. Agrinex Expo (Jakarta) APRIL
21. Woodworking Indonesia 2008 (Jakarta) 22. Perayaan Sekaten (Yogyakarta) 23. Indonesia 2nd International Diving, Aventure Travel, Water Sport (Jakarta) 24. Pasar Malam Sekaten (Solo, Jawa Tengah) 25. Legu Gam (Ternate, Maluku Utara) 26. Festival Keraton (Ternate, Maluku Utara) 27. Mappanretasi/Upacara Labuhan Laut (Pagatan, Kalimantan Selatan) 28. Konferensi Internasional Tentang Budaya Lokal dan Pariwisata Kerakyatan (Padang, Sumatera Barat) MEI Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
29. Perlombaan Perahu Tradisional (Jambi) 30. SME’s Co Gift Show (Jakarta) 31. Festival Budaya Gorontalo (Gorontalo) 32. Festival Galesong (Takalar, Sulawesi Selatan) 33. Festival Mene’e (Talaut, Sulawesi Utara) 34. Festival Budaya Isen Mulang (19-24, Palangkaraya - Kalimantan Tengah) 35. Sendratari Ramayana (Saat Bulan Purnama dari Mei-Oktober, Prambanan – Yogyakarta) JUNI
36. World Batik Summit (Jakarta) 37. Indonesia Performing Art Marts (IPAM), (05-06 Juni 2008, Jakarta) 38. Jakarta Great Sale, (Juni-Juli, Jakarta) 39. Upacara Waisak (Magelang, Jawa Tengah) 40. Pekan Raya Jakarta Kemayoran (Jakarta) 41. Festival Sriwijaya, (16-23 Juni, Palembang-Sumatera Selatan) 42. Festival Kesenian Jogyakarta (Yogyakarta) 43. Balap Kuda Tradisional (Agam, Sumatera Barat) 44. Rafting Sungai Batang Asai (Jambi) 45. Stabas by Festival Surfing Exhebition (Lampung) 46. Festival Bakar Tongkang (Bagansiapiapi, Riau) 47. Balap Kuda (Juni-Desember, Sragen - Jawa Tengah) JULI
48. Festival Budaya Danau Kerinci (Jambi) 49. Festival Layang-layang Kertas Pantai Pandanggalak (Sanur, Bali) 50. Festival dan Kontes Layang-Layang Kertas Pantai Pangandaran (Pangandaran, Jawa Barat) 51. Festival Danau Toba (Parapat, Sumatera Utara) 52. Rambu Solo/Rambu Tuka (Tana Toraja, Sulawesi Selatan) 53. Festival Seni Tahunan Bali (Bali) 54. Balap Yacht Internasional Darwin-Ambon (Ambon, Maluku) 55. Bali Fashion Week (Bali) 56. International Surfing Competition (Hu’u, Dompu, Nusa Tenggara Barat) 57. Festival Pagaruyung (Batusangkar, Sumatera Barat) 58. Festival Bunga Tomohon (Tomohon, Sulawesi Utara) 59. Festival Senggigi (Senggigi Lombok Nusa Tenggara Barat) 60. Festival Apntai Manado (Manado, Sulawesi Utara) 61. Balap Perahu Elang Laut (Batam, Riau) 62. Konferensi Internasional Tentang Masyarakat Melayu dan Pariwisata Kebudayaan (Sumatera Barat) 63. Spectaculer of di Candi Cetho (Karanganyar, Jawa Tengah) 64. Perayaan Suran Jamas Langse (1 Muharam), (Makam P. Samodro, Sragen, Jawa Tengah) 65. Festival serumpun Sebalai (31 Juli-3 Agustus, Pangkal Pinang – Belitung) AGUSTUS
66. Pacu Jalur, Teluk Kuantan (Riau) 67. Jakarta Wedding Festival (Jakarta) 68. Festival Krakatau (Lampung) 69. Festival Perahu Naga (Sumatera Barat) Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
70. Semarang Pesona Asia (Semarang, Jawa Tengah) 71. Balap Sandeg (Majene, Sulawesi Barat) 72. Festival Sungai Musi (Palembang Sumatera Selatan) 73. Kompetisi Kano Tradisional (Banjarmasin, Kalimantan Selatan) 74. Parade Budaya Nasional (Jakarta) 75. Festival Budaya Papua (Papua) 76. Port Numbay Festival (Papua) 77. Festival dan Expo Flora dan Fauna (Jakarta) 78. Aceh Culture Week (Aceh) 79. Yadnya Kasarfa (Agustus-September, Probolinggo – Jawa Timur) SEPTEMBER
80. Karapan Sapi (Madura, Jawa Timur) 81. Festival Bunaken (Manado, Sulawesi Utara) 82. Festival Erau, Sungai Mahakam (Samarinda, Kalimantan Timur) 83. Indonesi International Travel Fair (Jakarta) 84. Festival Sam Po Kong/Cheng Ho (Semarang, Jawa Tengah) 85. International Surfing Exhebition Championship (Bali) 86. Sail Indonesia (September-Oktober, Jepara – Jawa Tengah) 87. Kuta Karnival (1-9 September, Pantai Kuta – Bali) 88. Festival Mejuah-juah (Brastagi, Karo, Sumatera Utara) 89. Festival Dungderan Warak Ngendong (23 September, Semarang – Jawa Tengah) OKTOBER
90. World Culture Forum Exhebition (Bali) 91. Festival Perahu Naga, Tanjung Pinang (Riau) 92. Sangiran Pre Historic Javaensis Exhebition 93. Balap Sapi dan Kerbau (Buleleng dan Jembaran, Bali) 94. Pertandingan Kora-Kora (Banda Neira, Maluku Tengah) 95. Upacara Grebeg Syawal (13-14 Oktober, Yogyakarta) 96. World Culture Forum & Exhebition (8-9 Oktober, Bali) NOVEMBER
97. International Ecotourism Business Forum (Sulawesi Utara) 98. Festival Danau Tondano (Sulawesi Utara) 99. Indonesia 10 K (11 November, Jakarta) DESEMBER
100. Festival Way Kambas (Lampung) II.4.4 Program VIY 2008 oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Samosir Untuk menyambut program Visit Indonesia Year 2008 ini, pemerintah Kabupaten Samosir menyiapkan diri dengan serius. Berbagai pembenahan dilakukan, mulai dari infrastruktur wisata, perbaikan pelayanan sampai dengan peningkatan promosi ke berbagai daerah di dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini sejalan Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
dengan visi Samosir menjadi Kabupaten Pariwisata 2010. Karena itu, program VIY 2008 ini juga dilakukukan pemerintah samosir sebagai tonggak kebangkitan pariwisata di Samosir. Karenanya, pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat dan pihak swasta, tengah menggodok serangkaian program guna menyukseskan program Visit Indonesia Year 2008 dan merealisasikan tekad Samosir menjadi kabupaten terdepan di Sumut, melalui pengembangan sektor pariwisata, yakni mewujudkan Samosir menjadi Kabupaten Pariwisata 2010. Adapun program-program tersebut diantaranya : 1. Peningkatan aksesibilitas 2. Pembenahan Objek Wisata dan pendukungnya (seperti perhotelan, restoran, dan rumah makan) 3. Peningkatan keamanan dan kenyamanan 4. Mendorong masyarakat sebagai pelayan bagi wisatawan. Sementara untuk menyukseskan program Visit Indonesia Year 2008 ini, pemerintah Samosir melalui Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir meyelenggarakan berbagai kegiatan diantaranya pameran/festival kebudayaan dan teknologi serta menyelenggarakan berbagai promosi pariwisata ke berbagai daerah di Indonesia dan di luar negeri. Adapun berbagai pameran dan promosi tersebut adalah (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Samosir): 1. Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), di Medan, Sumatera Utara (19 Maret s/d 15 April 2008) Pekan Raya Sumatera Utara adalah merupakan salah satu arena Promosi/Pameran Hiburan dan Rekreasi yang diikuti oleh Pemkab/Pemko se-Sumatera dengan Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
menampilkan produk-produk unggulan dan peluang investasi di bidang agribisnis, perdagangan, pariwisata dari setiap kabupaten/kota yang diselenggarakan setiap tahun. Disamping menampilkan produk-produk unggulan tersebut, juga sebagai arena untuk menampilkan berbagai pagelaran seni budaya yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Utara. Partisipasi Pemkab. Samosir pada PRSU ke-37 tahun 2008 tersebut, adalah sebagai upaya untuk lebih memperkenalkan Samosir ke tingkat Sumatera Utara, Nasional maupun Internasional yang memiliki berbagai potensi, kondisi serta peluang-peluang investasi di bidang pertanian (agribisnis), pariwisata, perdagangan, dengan tujuan untuk lebih memacu pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Lake Toba Eco Tourism Sports (LTETS) di Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo (5-9 Mei 2008, 19-25 Mei 2008) Lake Toba Eco Tourism Sports (LTETS) 2008 merupakan sebuah even internasional yang menggabungkan olahraga dan pariwisata di Samosir. Hal ini dilaksanakan guna menunjang kepariwisataan di Samosir, sekaligus sebagai sarana pembenahan infrastruktur yang ada dikawasan tersebut dengan kerja sama beberapa kabupaten di sekitar Danau Toba. Lake Toba Eco Tourism Sports (LTETS) dilaksanakan pada tanggal 5-9 Mei dan selanjutnya pada 19-25 Mei 2008 di Tuktuk Siadong – Pangururan, dengan mempertandingkan 11 cabang olahraga diantaranya: Paralayang (peserta negara ASEAN), Bina Raga, Tinju, Festival Gondang Tradisional anak sekolah dan Lomba Trio Batak, Lomba Lari 10 K (peserta Nasional), Lomba Renang di Alam Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Terbuka, Pertandingan Volley Pantai, Lomba Solu/Dragon Boat, Lomba Sepeda Sehat, Jambore Motor Mercy Club (Nasional), dan BMX-fun bike. 3. Gebyar Wisata Nusantara (GWN) 2008, di Jakarta (29 Mei - 1 Juni 2008) Gebyar Wisata Nusantara (GWN) merupakan forum pariwisata terbesar yang diselenggarakan untuk mempertemukan industri pariwisata dengan masyarakat konsumen yang ingin memperoleh informasi aktual, akurat dan komprehensif yang berguna dalam menetapkan rencana kunjungan wisata ke berbagai daerah di Indonesia. Gebyar Wisata Nusantara (GWN) berlangsung di Balai Kartini Expo Center pada 29 Mei – 1 Juni dan dibuka secara resmi oleh Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI. GWN sudah berlangsung selama 6 tahun sejak 2002, diikuti oleh lebih dari 140 institusi terdiri dari pemerintah daerah (termasuk Pemkab Samosir), pengelola objek wisata, biro perjalanan wisata, hotel dan perusahaan kerajinan dan cindera mata khas daerah. Pameran ini setiap tahunnya berhasil dikunjungi oleh lebih dari 20.000 pengunjung yang berpotensi mengadakan perjalanan wisata ke daerah. Hal ini membuktikan bahwa “Gebyar Wisata Nusantara (GWN)” dipercaya oleh masyarakat pariwisata Indonesia sebagai rujukan utama berpotensi dan memilih paket perjalanan wisata nusantara. Gebyar Wisata Nusantara (GWN) dimeriahkan dengan berbagai acara yang menarik dan bermanfaat bagi pengunjung dan peserta seperti: bursa paket wisata daerah, dialog nasional pariwisata, lomba mewarnai, pentas seni dan budaya daerah, festival pakaian adat, dll. 4. Jambore Tekhnologi Tepat Guna Sumatera Utara (Jambore TTG), di Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo (24-27 Juni 2008) Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Jambore TTG tingkat Sumatera Utara ini diselenggarakan di Tuktuk Siadong dengan maksud sebagai ajang pameran terhadap hasil tekhnologi tepat guna se-Sumatea Utara. Tekhnologi Tepat Guna adalah teknologi yang pemanfaatannya berwawasan lingkungan dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. 5. Sumatera International Travel Fair (SITF), di Padang Sumatera Barat (30 Juni 2008) Sebagai salah satu upaya mempromosikan kepariwisataan Samosir, dan menyukseskan Visit Indonesia Year 2008, Pemkab samosir melalui Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Samosir turut berpartisipasi dalam Sumatera International Travel Fair (SITF), yang berlangsung pada tanggal 30 Mei s.d 1 Juni 2008 bertempat di Hotel Bumi Minang, Padang, Sumatera Barat. Sumatera International Travel Fair (SITF) merupakan subregional event yang berkembang dari hasil kerjasama antara negara-negara IMT-GT (Indonesia, Malaysia, Thailand – Growth Triagle) untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dari kawasan regional dan internasional. SITF 2008 ini mengangkat tema “adventure” diikuti oleh 44 buyers dari 9 negara yaitu, Belgia, Czech Republik, Perancis, Netherlands, Slovakia, Jerman, India, China, dan Indonesia dan 19 sellers dari 4 negara yaitu, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia. 6. Pesta Danau Toba (PDT), di Parapat, Kabupaten Simalungun. (14-17 Juli 2008) Pesta Danau Toba merupakan sebuah festival budaya tradisional yang menampilkan kekayaan adat dan budaya suku bangsa Batak (Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Pakpak) yang berada di sekitar Danau Toba. Festival ini Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
diikuti oleh semua masyarakat dari 7 kabupaten yang ada di sekitar Danau Toba. Dalam festival ini, dilaksanakan berbagai atraksi budaya dan olahraga yang bertaraf internasional, seperti lomba perahu naga/dragon boat, dan pertunjukan kesenian daerah-daerah sekitar Danau Toba. Pemerintah Kabupaten Samosir turut ambil bagian sebagai tuan rumah kedua setelah Parapat dan turut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dalam festival ini. Kegiatan Pesta Danau Toba selain di Parapat, juga dipusatkan di Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo - Kabupaten Samosir. Festival ini, merupakan salah satu dari 100 even pariwisata yang dipersiapkan pemerintah untuk menyukseskan program Visit Indonesia Year 2008. Pesta Danau Toba ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumut Syamsul Arifin dan ditutup oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 17 Juli 2008 di Open Stage Parapat, Kabupaten Simalungun.
II. 4
Teori AIDDA
Apabila kita hendak mengadakan kegiatan persuasi dalam usaha memperkuat, mempengaruhi serta mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku, maka seyogianya kita memperhatikan dengan seksama faktor-faktor determinan internal, faktor-faktor hambatan persuasi, faktor-faktor evasi terhadap persuasi dan faktor-faktor norma kelompok. Banyak sarjana memberikan pikirannya tentang pendekatan dalam kegiatan persuasi, yang umumnya mempunyai tendensi yang sama, yaitu yang disebut A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure. A-A Procedure ini adalah proses pentahapan persuasi yang dimulai dengan usaha menumbuhkan perhatian Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
(attention) untuk kemudian akhirnya berusaha menggerakkan seseorang atau orang banyak agar berbuat (action) seperti yang kita harapkan (dalam Effendi, 2000 : 304). Adapun formula atau pendekatan yang disebut sebagai A-A Procedure dalam AIDDA ini, dapat dijadikan sebagai landasan pelaksanaan. Formula AIDDA merupakan singkatan dari tahap-tahap komunikasi persuasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut : A
Attention : Perhatian
I
Interest
: Minat
D
Desire
: Hasrat
D
Decision : Keputusan
A
Action
: Tindakan/Kegiatan
Dalam hal ini, komunikasi persuasi didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang, tetapi juga dalam penampilan (appearance) ketika menghadapi khalayak, senyum yang tersungging pada wajah yang cerah sudah bisa menimbulkan perhatian pada khalayak. Apabila perhatian sudah terbangkitkan, kini menyusul upaya menimbulkan minat. Upaya ini bisa berhasil dengan mengutarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan komunikan. Karena itu, komunikator harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya, “know your audience”, kenalilah khalayakmu, demikian nasihat ahli komunikasi. Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk melakukan ajakan, bujukan atau rayuan komunikator. Disini imbauan emosional perlu Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan dapat mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan. Dalam penelitian ini, dapat digambarkan bahwa kampanye Visit Indonesia Year 2008 merupakan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikan (khalayak sasaran) yaitu masyarakat Internasional dengan tujuan untuk menarik perhatian yang diharapkan dapat memunculkan minat, hasrat atau keinginan, keputusan serta tindakan langsung untuk mengunjungi objek wisata yang ada di wilayah Indonesia. Penerimaan pesan-pesan yang ditawarkan oleh kampanye Visit Indonesia Year 2008 kepada masyarakat Internasional adalah melalui beberapa tahapan yaitu : 11. Perhatian (attention) ; yaitu kampanye Visit Indonesia Year 2008 memberikan
suguhan
dalam
berbagai
media
(cetak
maupun
elektronik), yang menarik perhatian dengan menampilkan gambar serta visual berbagai objek wisata di Indonesia beserta kegiatan-kegiatan yang ada di dalammya. Dengan menampilkan objek wisata dalam kemasan audiovisual maka akan kelihatan lebih menarik. 12. Minat (interest) ; yaitu dengan adanya perhatian khalayak kepada kampanye Visit Indonesia Year 2008, maka diharapkan perhatian tersebut akan memunculkan minat atau ketertarikan terhadap objekobjek wisata di Indonesia. Hal ini akan terjadi apabila kemasan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 ini menggunakan kata-kata atau kalimat yang dapat merangsang serta menimbulkan rasa ingin tahu lebih jauh.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
13. Keinginan (desire) ; keinginan untuk merasakan, menikmati, memakai dan menyaksikan langsung harus dapat dibangkitkan yaitu dengan menimbulkan ketertarikan terhadap objek wisata indonesia untuk menjadikannya menjadi kebutuhan khalayak. 14. Keputusan (decision) ; pada tahap ini, ketertarikan itu telah berhasil diciptakan menjadi sebuah kebutuhan. Khalayak
harus dapat
diyakinkan agar dapat mengambil keputusan untuk dapat langsung menikmati dengan mengunjungi berbagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) tersebut. Kegiatan (action) ; tahapan ini merupakan tahap akhir yang akan dilakukan oleh khalayak setelah melalui tahap perhatian, minat, keinginan, dan keputusan. Kampanye Visit Indonesia Year 2008 harus dibuat dengan kemasan yang menarik perhatian agar khalayak bergerak dan melakukan respon yang sesuai dengan yang diaharapkan yakni dengan tidakan atau kegiatan mengunjungi berbagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukakan di daerah Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Tuktuk merupakan semenanjung kecil di Pulau Samosir yang menjorok ke Danau Toba. Daerah ini sejak tahun 1960 berkembang menjadi lokasi wisata dan penuh dengan tempat penginapan, café, bar, warung, dan rumah makan. Tuktuk merupakan kawasan yang sangat tenang, sejuk, dan cocok untuk bersantai. Pemandangan Danau Toba dari semenanjung ini cukup memukau. Pantainya relatif bersih dan menjadi persinggahan bagi turis yang ingin berkeliling Samosir.
III.1.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Secara geografis Kecamatan Simanindo terletak diatas permukaan laut 901-1.496 meter dengan luas wilayah 198,20 km2, dan berada diantara 2º 33' - 2º 48' Lintang Utara dan 98º 42' - 98º 56' Bujur Timur, dengan batas-batas sebagai berikut : 1. Sebelah Timur berbatasan dengan Danau Toba 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Onan Runggu, Kec. Palipi dan Danau Toba 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Danau Toba 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Pangururan dan Kec. Ronggur Nihuta Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Secara administratif, Kecamatan Simanindo dibagi atas 16 desa/kelurahan yang terdiri dari 15 desa dan 1 kelurahan, dengan klasifikasi 2 desa swadaya, 10 desa swakarya,dan 4 desa swasembada. Sesuai dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa, Kecamatan Simanindo tergolong ke dalam daerah beiklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 17ºC - 29ºC dan rata-rata kelembaban udara 85,04 persen. Rata-rata tinggi curah hujan yang terjadi pada bulan September dengan 1.358 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 13 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sekitar 19 mm, dengan jumlah hari hujan 2 hari. Penduduk Tuktuk Siadong yang terkenal dengan keramah-tamahan ini terdiri dari berbagai suku, seperti Batak Toba (sebagai suku mayoritas), Simalungun, Jawa dan Melayu. Walaupun Tuktuk merupakan kelurahan kecil dan dikelilingi perbukitan, sarana jalan dan angkutan cukup lancar. Terutama untuk menunjang aktivitas kepariwisataan. Tuktuk Siadong merupakan daerah lintasan ringroad Samosir dan ringroad Danau Toba (pengangkutan danau). Jarak antara kota kecamatan dengan kota kabupaten sekitar 48 Km ditunjang fasilitas jalan aspal yang baik. Selain itu, sebagai penunjang utama sebagai Daerah Tujuan Wisata, Tuktuk Siadong telah dilengkapi berbagai Hotel/Penginapan dan Restoran/Rumah Makan.
Tabel 3.1 Jumlah Hotel/Penginapan Kelas
Hotel/Penginapan
Kamar
Tempat Tidur
Melati 1/1Jasmine
2
224
443
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Melati 2/2Jasmine
2
171
339
Melati 3/3Jasmine
-
-
-
Melati 4/4Jasmine
-
-
-
Melati 5/5Jasmine
75
869
1.778
1.264
2.570
Jumlah
Dari keterangan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat sekitar 79 penginapan/hotel dan sebagian besar (sebanyak 75 buah) termasuk kategori Hotel Melati 5 (5 Jasmine), sisanya 2 buah kategori Melati 1 dan 2 buah kategori Melati 2, dengan jumlah kamar keseluruhan sebanyak 1.264 dan sebanyak 2.570 tempat tidur.
III. 2 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode korelasional, yaitu metode yang berusaha meneliti sejauhmana variasi pada suatu variable hubungan dengan variasi-variasi pada variable lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel tersebut dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu (Nawawi, 1995 : 141). Dalam konteks penelitian ini, kedua variabel tersebut adalah Kampanye Visit Indonesia Year 2008 (Variabel X) dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Variabel Y). III. 3 Populasi dan Sampel III. 3. 1 Populasi
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 1995 : 141). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Samosir selama tahun 2007 adalah sebanyak 29.688 orang, 12.008 orang diantaranya adalah wisatawan asing, sementara wisatawan lokal sebanyak 17.680 orang. (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir 2008)
Tabel 3.2 Arus Kunjungan Wisatawan ke Samosir Tahun 2003 s/d 2007 Wisatawan Tahun
Jumlah Nusantara
Mancanegara
2003
19.192
5.739
24.931
2004
17.200
15.334
32.534
2005
16.217
12.068
28.285
2006
17.242
11.622
28.864
2007
17.680
12.008
29.688
Jumlah
87.531
56.771
144.302
Sumber : Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Samosir 2008 Dengan melihat data dari tabel arus kunjungan wisatawan di atas, didapat bahwa kunjungan wisatawan asing yang mengunjungi Tuktuk Siadong dari tahun ke tahun terdapat kecenderungan jumlah yang tidak sama, sehingga peneliti mengambil rata-rata perbulan kunjungan wisatawan domestik dari 5 (lima) tahun, yaitu : Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Rata-rata per tahun : 56.771 = 11.354,2 5
Sedangkan rata-rata per bulan : 11.354, 2 = 946,183 12
Dan berikut ini merupakan data kunjungan wisatawan yang mengunjungi Samosir dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2007 : Tabe 3.3 Arus Kunjungan Wisatawan ke Samosir Tahun 2007/Per Bulan No. 1.
Bulan
Domestik
Mancanegara
Jumlah
Januari
1.816
1.168
2.984
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
2.
Februari
894
946
1.840
3.
Maret
912
891
1.803
4.
April
855
723
1.578
5.
Mei
1.098
817
1.915
6.
Juni
2.597
1.264
3.861
7.
Juli
2.167
960
3.127
8.
Agustus
1.583
904
2.487
9.
September
1.795
871
2.666
10.
Oktober
1.140
934
2.074
11.
November
921
857
1.778
12.
Desember
1.902
1.673
3.575
17.680
12.008
29.688
Jumlah
III.3. 2 Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1995 : 144). Berdasarkan data yang diperoleh dalam pra penelitian, maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%, yakni sebagai berikut : n =
N N (d 2 + 1)
N = Jumlah Populasi n = Sampel d2 = Presisi
Berdasarkan data yang ada maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak :
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
n
=
=
12.008 12.008(0,1) 2 + 1 12.008 120,08 + 1
= 12.008 121,08
= 99,17
= 99 orang
III.3. 3 Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah : Accidental Sampling (Sampel Takterduga) Sampel Takterduga merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan dijumpai, atau siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dipergunakan sebagai sampel yang sesuai dengan syarat sebagai sumber data (Rakhmad, (1999 : 81). Penelitian ini mengambil sampel siapa saja yang kebetulan ditemui di lapangan, yaitu wisatawan tersebut haruslah memenuhi syarat wisatawan yakni sedang tinggal di lokasi penelitian minimal selama 1x24 jam.
III.4
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data-data dari buku-buku serta bacaan yang relevan serta mendukung penelitian. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
2. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data dari lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, meliputi kegiatan : a. Kuesioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang dijawab dengan tertulis pula oleh responden (Nawawi, 1995 : 17). Adapun kuesioner ini diberikan pada saat para wisatawan menikmati dan bersantai disekitaran Tuktuk. b. Wawancara, yaitu alat pengumpul data yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data sebagai pencari informasi (Interviewer) yang dijawab secara lisan pula oleh responden (Nawawi, 1995 : 111). Adapun yang diwawancarai adalah para pelaku wisata (baik di hotel, guide dan pegawai di Dinas Pariwisata, Budaya dan Seni Samosir), serta para wisatawan asing/mancanegara yang melakukan kunjungan wisata di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir.
III.5. 1 Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa table tunggal yang merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variable penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995 : 226). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa taap analisis, yaitu :
III.5.1 Analisis Tabel Tunggal Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995 : 271)
III.5.2 Analisis Tabel Silang Merupakan suatu Teknik untuk menganalisa dan mengetahui variabell yang satu memiliki dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bersifat positif atau negatif (Singarimbun, 1995 : 271).
III.5.3 Uji Hipotesa Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasionalkan, maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (Kriyantono, 2006 : 174-175). Spearman Rho Koefisien menunjukkan hubungan antara variabel X dan variabel Y yang tidak diketahui sebaran datanya. Koefisien korelasi non Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
parametik ini digunakan untuk menghitung data dua variabel yang ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai yang terbesar (dirangkin) rumus untuk koefisien korelasinya adalah : (Kriyantono, 2006 : 174) Rs = 1 −
6 − ∑ d2
N ( N 2 − 1)
Keterangan : rs = koefisien korelasi 1
= bilangan konstan
6
= bilangan konstan
d
= perbedaan antara pasangan jenjang
∑ = sigma atau jumlah N = jumlah individu dalam sampel Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rs < O, maka hipotesa ditolak Jika rs > O, maka hipotesis diterima
Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, jika n > 10, digunakan rumus ttest pada tingkat signifikasi 0,05 sebagai berikut :
Keterangan :
n−2
t
=
t
= nilai thitung
1 − rs2
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
rs
= nilai koefisien korelasi
n
= Jumlah Sampel
Selanjutnya, untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guildford (Rakhmat, 2004 : 29) : Kurang dari 0,20
: Hubungan rendah sekali
0,20 – 0,40
: Hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70
: Hubungan yang cukup berarti
0,70 – 0,90
: Hubungan yang tinggi
Lebih dari 0,9
: Hubungan sangat tinggi atau kuat sekali, bisa diandalkan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1. Analisis Tabel Tunggal Analisa tabel tunggal dilakukan dengan membagi – bagikan variabel penelitian ke dalam kategori – kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori. Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal ini terdiri dari 3 bagian yaitu, karakteristik responden, kampanye Visit Indonesia Year 2008 dan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Tabel tunggal ini di analisis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15.0.
VI.1.1. Karakteristik Responden Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latarbelakang responden. Karakter yang dipakai adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, kebangsaan, lama kunjungan, dan jumlah kunjungan ke Indonesia. Tabel 4.1 Usia Usia Responden Valid 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41 keatas Total
Frequency 6 12 19 37 25 99
Percent 6.1 12.1 19.2 37.4 25.3 100.0
Valid Percent 6.1 12.1 19.2 37.4 25.3 100.0
Cumulative Percent 6.1 18.2 37.4 74.7 100.0
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.1 menunjukkan data usia responden wisatawan mancanegara yang berkunjung di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo - Kabupaten Samosir. Responden yang berusia 21 – 25 tahun sebanyak 6 orang (6,1%), usia 26 – 30 tahun sebanyak 12 orang (12,1%), usia 31 – 35 tahun sebanyak 19 orang (19,2%), usia 36 – 40 tahun sebanyak 37 orang (37,4%), dan usia 41 tahun ke atas sebanyak 25 orang (25,3%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa wisatawan mancanegara yang berkunjung di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo - Kabupaten Samosir lebih banyak berusia antara 36 – 40 tahun, disusul wisatawan mancanegara yang berusia 41 tahun ke atas. Hal ini disebabkan karena biasanya wisatawan melakukan perjalanan untuk menikmati masa tua dan masa pensiun setelah bekerja lebih dari puluhan tahun di instansi/perusahaan tempat mereka bekerja.
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Jenis Kelamin Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Pria
62
62.6
62.6
62.6
wanita
37
37.4
37.4
100.0
Total
99
100.0
100.0
Tabel 4.2 menunjukkan data jenis kelamin responden. Jumlah responden pria sebanyak 62 orang (62,6%) dan jumlah responden wanita sebanyak 37 orang (37,4%). Dengan demikian, jenis kelamin responden yang lebih banyak adalah pria dibandingkan wanita. Hal ini mungkin disebabkan karena umumnya pria lebih berani dalam melakukan perjalanan sendiri tanpa ditemani oleh orang lain, Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
berbeda dengan wanita yang umumnya harus mempunyai teman atau kelompok tertentu. Tabel 4.3 Pekerjaan Pekerjaan Responden Valid
Frequency
Pegawai Pemerintah Pegawai Swasta
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
21
21.2
21.2
21.2
21
21.2
21.2
42.4
Wiraswasta
30
30.3
30.3
72.7
Lain-lain
27
27.3
27.3
100.0
Total
99
100.0
100.0
Tabel 4.3 menunjukkan data pekerjaan responden. Jumlah responden yang bekerja sebagai pegawai pemerintah sebanyak 21 orang (21,2%), bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 21 orang (21,2%), bekerja sebagai wiraswasta/pedagang sebanyak 30 orang (30,3%), dan yang bekerja lain – lain (seperti pelajar/mahasiswa, pariwisata, konsultan, enginer, music director, olahragawan, dll) sebanyak 27 orang (27,3%). Dari data tersebut diketahui bahwa responden terbesar adalah wisatawan yang bekerja sebagai wiraswasta/pedagang, disusul kemudian pekerja (lain-lain) dan di urutan ketiga dan keempat ditempati pegawai pemerintah dan pegawai swasta yang memiliki jumlah yang sama. Hal ini dilatarbelakangi karena sebagian besar budaya masyarakat di Eropa dan Amerika (responden terbesar) lebih suka bekerja sebagai wiraswasta yang tidak mengikat terhadap suatu instansi dan lebih memilih untuk berdiri sendiri.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.4 Asal Negara Asal Negara Valid
Australia Belanda Inggris Amerika S Jepang Lain-lai Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
11
11.1
11.1
11.1
12 16 9
12.1 16.2 9.1
12.1 16.2 9.1
23.2 39.4 48.5
6 45
6.1 45.5
6.1 45.5
54.5 100.0
99
100.0
100.0
Tabel 4.4 menunjukkan data asal negara responden. Jumlah responden yang berasal dari negara Australia sebanyak 11 orang (11,1%), kemudian wisatawan yang berasal dari negara Belanda sebanyak 12 orang (12,1%), wisatawan yang berasal dari negara Inggris sebanyak 16 orang (16,2%), wisatawan yang berasal dari negara Amerika Serikat sebanyak 9 orang (9,1%), wisatawan Jepang sebanyak 6 orang (6,1%) dan wisatawan (lain-lain) sebanyak 45 orang (45,5%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hampir setengah (45,5%) dari responden berasal dari negara lain-lain (seperti Prancis, Jerman, Republik Ceko, Selandia Baru, Swiss, Kanada, Belgia, dll). Disusul wisatawan dari negara Inggris, Belanda, Australia, Amerika Serikat dan Jepang. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar wisatawan berasal dari Eropa (Australia), disusul Amerika dan Asia. Hal ini disebabkan karena masyarakat di benua Eropa dan Amerika lebih suka berwisata ke berbagai negara, selain itu tingkat kesejahteraan masyarakat Eropa dan Amerika sudah jauh lebih baik dibandingkan masyarakat Asia serta dengan adanya empat musim (Panas, Semi, Dingin, dan Gugur) membuat masyarakat di sana kerap bepergian ke berbagai negara. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.5 Lama Kunjungan Lama Kunjungan Valid
≤ 24 jam 48 jam (2h) 72 jam (3h) > 72 jam Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2 6
2.0 6.1
2.0 6.1
2.0 8.1
42 49 99
42.4 49.5 100.0
42.4 49.5 100.0
50.5 100.0
Tabel di atas menunjukkan data lama berkunjung wisatawan. Jumlah responden yang berkunjung dengan lama kunjungan 1 hari (24 jam) sebanyak 2 orang (2,0%), wisatawan yang lama kunjungannya 2 hari (48 jam) sebanyak 6 orang (6,1%), sementara wisatawan dengan lama kunjungan 3 hari (72 jam) sebanyak 42 orang (42,4%), dan wisatawan dengan lama kunjungan lebih dari 3 hari sebanyak 49 orang (49,5%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar adalah wisatawan yang lama kunjungannya lebih dari 3 hari (72 jam), disusul lama kunjungan 3 hari, 2 hari dan 1 hari. Hal ini disebabkan karena keinginan wisatawan untuk lebih lama menikmati setiap objek wisata yang ditawarkan, sehingga mereka bisa lebih menikmati keindahan objek wisata dengan tenang dan nyaman.
Tabel 4.6 Jumlah Kunjungan Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Jumlah Kunjungan Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Pertama kali
62
62.6
62.6
Kedua kali
28
28.3
28.3
90.9
9
9.1
9.1
100.0
99
100.0
100.0
Lain-lain Total
62.6
Tabel 4.6 menunjukkan data tentang jumlah kunjungan responden. Dari data tersebut, wisatawan yang mengaku baru pertama kali berkunjung sejumlah 62 orang (62,6%), yang menjawab berkunjung yang kedua kali sebanyak 28 orang (28,3%) dan wisatawan yang menjawab telah berkunjung tiga kali atau lebih sebanyak 9 orang (9,1%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah wisatawan mengaku baru pertama kali berkunjung ke Indonesia. Hal ini disebabkan karena mayoritas wisatawan mengatakan kurangnya promosi terhadap pariwisata Indonesia, berbeda dengan negara Malaysia yang gencar mengadakan promosi pariwisata ke berbagai negara di dunia, selain itu faktor keamanan serta infrastruktur penunjang juga menjadi masalah yang perlu dibenahi oleh pemerintah dan pengelola industri pariwisata.
IV.1.2 Kampanye Visit Indonesia Year 2008 Tabel 4.7 Tingkat Pengetahuan Responden tentang VIY 2008
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Tingkat Pengetahuan tentang VIY 2008 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Jarang
49
49.5
49.5
49.5
Pernah
38
38.4
38.4
87.9
Sangat sering
12
12.1
12.1
100.0
Total
99
100.0
100.0
Tabel 4.7 di atas, menunjukkan data tentang tingkat pengetahuan responden terhadap kampanye Visit Indonesia Year 2008. Berdasarkan data tersebut, sebanyak 49 orang (49,5%) responden mengaku jarang mendengar atau mengetahui tentang kampanye Visit Indonesia Year 2008, sebanyak 38 orang (38,4%) mengatakan pernah mendengar atau mengetahui, dan sebanyak 12 orang (12,1%) mengatakan sangat sering mendengar atau mengetahui, sementara tidak ada satupun responden (0%) yang mengatakan tidak pernah mengetahui atau mendengar tentang adanya kampanye Visit Indonesia Year 2008. Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa responden terbesar (hampir setengah jumlah responden) adalah responden yang jarang mengetahui atau mendengar, kemudian pernah mengetahui atau mendengar, disusul sangat sering mengetahui atau mendengar. Hal ini diakui para wisatawan disebabkan karena promosi tentang kampanye Visit Indonesia Year 2008 masih kurang maksimal dilakukan, sehingga masih banyak masyarakat dunia khususnya Eropa dan Amerika yang kurang atau bahkan tidak mengetahui tentang kampanye VIY tersebut. Hal ini juga terkait dengan terbatasnya dana yang dianggarkan oleh pemerintah (sebesar 150 miliar rupiah) untuk mempromosikan program tersebut. Sementara tidak seorangpun responden yang mengaku tidak tahu atau tidak pernah mendengar sama sekali tentang kampanye Visit Indonesia Year 2008. Hal ini disebabkan karena hampir di setiap objek wisata dan daerah/tempat yang Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
dilalui oleh wisatawan seperti bandara, pelabuhan, dan hotel terdapat sedikitnya poster atau baliho dan stiker yang memuat promosi tentang kampanye Visit Indonesia Year 2008, sehingga sedikit-banyak telah memberikan pengetahuan akan kampanye pariwisata tersebut kepada para calon wisatawan.
Tabel 4.8 Media yang Digunakan Responden untuk Mengetahui Kampanye VIY 2008 Media yang Digunakan Responden Valid Lain-lain
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20
20.2
20.2
20.2
Surat kabar
25
25.3
25.3
45.5
Internet
36
36.4
36.4
81.8
televisi
18
18.2
18.2
100.0
Total
99
100.0
100.0
Berdasarkan data di atas, sebanyak 20 orang (20,2%) responden mengatakan mendapat informasi tentang Visit Indonesia Year 2008 melalui media lain (seperti poster, baliho, brosur, dll), sebanyak 25 orang (25,3%) mengatakan melalui media surat kabar/majalah, sebanyak 36 orang (36,4%) responden mengatakan mendapat informasi melalui internet, dan sebanyak 18 orang (18,2%) mengatakan mendapat informasi melalui media televisi. Dari data tersebut diperoleh bahwa media internet menjadi media yang paling banyak digunakan oleh responden untuk mendapatkan informasi tentang kampanye Visit Indonesia Year 2008. Hal ini disebabkan karena media internet merupakan media yang paling efisien dan mudah digunakan, serta memberikan informasi yang lengkap. Selain itu masyarakat Eropa dan Amerika sebagai responden terbanyak merupakan masyarakat yang sudah paham teknologi internet dan menjadikan media internet sebagai media yang sering digunakan dalam kehidupan bermedia. Demikian halnya dengan media surat kabar dan televisi. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Namun kedua media tersebut sangat terbatas dalam menjelaskan dan memuat informasi tentang pariwisata yang ditawarkan, selain itu biaya untuk melakukan promosi di kedua media tersebut sangat mahal sehingga promosinya terbatas pada surat kabar dan televisi tertentu.
Tabel 4.9 Tingkat Ketertarikan Responden terhadap Kampanye VIY 2008 Tingkat Ketertarikan terhadap Kampanye VIY 2008 Valid
Tidak menyukai Kurang menyukai Menyukai Sangat menyukai Total
Frequency 14 24 38 23 99
Percent 14.1 24.2 38.4 23.2 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
14.1 24.2 38.4 23.2 100.0
14.1 38.4 76.8 100.0
Dari tabel tingkat ketertarikan responden terhadap adanya kampanye Visit Indonesia Year 2008 di atas, sebanyak 14 orang (14,1%) mengatakan tidak menyukai, sebanyak 24 orang (24,2%) mengatakan kurang menyukai, sebanyak 38 orang (38%) mengatakan menyukai, dan sebanyak 23 orang (23,2%) mengatakan sangat menyukai adanya kampanye pariwisata Visit Indonesia Year 2008 tersebut. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa responden terbesar sebanyak 61 orang (61,6%) mengatakan menyukai dan sangat menyukai program pariwisata tersebut, sementara hanya 14 orang (14,1%) yang mengatakan tidak menyukai program tersebut. Hal ini disebabkan karena dalam program pariwisata seperti Visit Indonesia Year 2008 ini terdapat banyak keuntungannya seperti adanya beragam atraksi pariwisata yang menarik dan telah terprogram.
Tabel 4.10 Ketepatan Pemilihan Tema “Celebrating 100 Years of National Awakening” dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Ketepatan Pemilihan Tema Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak tepat
19
19.2
19.2
19.2
Kurang tepat
12
12.1
12.1
31.3
Tepat
48
48.5
48.5
79.8
Sangat tepat
20
20.2
20.2
100.0
Total
99
100.0
100.0
Dari tabel ketepatan pemilihan tema “Celebrating 100 Years of National Awakening” di atas, diketahui sebanyak 19 orang responden (19,2%) mengatakan tidak tepat, sebanyak 12 orang (12,1%) mengatakan kurang tepat, sementara sebanyak 48 orang (48,5%) responden mengatakan tepat, dan sebanyak 20 orang (20,2%) responden mengatakan sangat tepat memilih Celebrating 100 Years of National Awakening sebagai tema kampanye pariwisata VIY 2008 tersebut. Diperoleh kesimpulan bahwa pemilihan momen Celebrating 100 Years of National Awakening sebagai tema kampanye disambut baik oleh mayoritas responden. Mereka mengatakan tepat dan bahkan sangat tepat memilih momen tersebut sebagai tema kampanye, karena momen tersebut sangat spesial dan tepat untuk bangsa Indonesia yang sedang bangkit menuju negara yang modern dan dinamis.
Tabel 4.11 Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials promotion Brochure Keseringan Menggunakan Brochure Valid
Tidak pernah
Frequency 8
Percent
Valid Percent 8.1
8.1
Cumulative Percent 8.1
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Jarang
49
49.5
49.5
Sering
33
33.3
33.3
90.9
9
9.1
9.1
100.0
99
100.0
100.0
Sangat sering Total
57.6
Tabel di atas menunjukkan data tentang keseringan responden menggunakan fasilitas brosur sebagai materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Diketahui sebanyak 8 orang (8,1%) mengatakan tidak pernah menggunakan brosur, sebanyak 49 orang (49,5%) mengatakan jarang, sementara yang mengatakan sering menggunakan brosur sebanyak 33 orang (33,3%) dan sebanyak 9 orang (9,1%) mengatakan sangat sering menggunakan brosur. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden meggunakan brosur sebagai media mencari informasi tentang Visit Indonesia Year 2008. Informasi tentang Visit Indonesia Year 2008 tersebut bisa berupa informasi objek wisata, sejarah, dan gambar objek wisata yang ditawarkan. Hal ini disebabkan karena mereka mengaku brosur memberikan informasi yang tepat dan dapat dibawa kemanapun. Sementara bagi wisatawan yang menjawab tidak pernah menggunakan brosur, dilatar belakangi karena mereka lebih memilih mencari informasi objek wisata dengan menggunakan media lain yang lebih efisien.
Tabel 4.12 Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials promotion Tourism map Keseringan Menggunakan Tourism map Valid
Tidak pernah Jarang
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7
7.1
7.1
7.1
43
43.4
43.4
50.5
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Sering Sangat sering Total
41
41.4
41.4
91.9 100.0
8
8.1
8.1
99
100.0
100.0
Tabel di atas menunjukkan data tentang keseringan responden menggunakan fasilitas Tourism map sebagai materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Dari tabel tersebut, diketahui sebanyak 7 orang (7,1%) responden mengatakan tidak pernah menggunakan, sebanyak 43 orang (43,4%) responden mengatakan jarang menggunakan, sebanyak 41 orang (41,1%) responden mengaku sering menggunakan dan sebanyak 8 orang (8,1%) responden mengatakan sangat sering menggunakan tourism map sebagai media untuk mendapatkan informasi tentang Visit Indonesia Year 2008. Dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang terbesar mengatakan jarang menggunakan torism map, kemudian hampir setengah (49,5%) mengatakan sering dan sangat sering menggunakan tourism map sebagai media informasi wisata. Hal ini disebabkan karena wisatawan biasanya langsung mendapat informasi dari agen-agen perjalanan wisata dengan disertai tourism map. Selain itu, pelaku industri pariwisata juga membatasi pembuatan media ini dan lebih mengoptimalkan pada media lain seperti brochure dan guidebook. Informasi dalam tourism map bisa berupa agenda-agenda pariwisata atau atraksi pariwisata dan peta/letak objek wisata berada. Sementara wisatawan yang tidak pernah menggunakan tourism map dilatar belakangi karena mereka lebih memilih berwisata melalui agen perjalanan yang semua rencana perjalanan telah diprogram oleh agen perjalanan tersebut.
Tabel 4.13 Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials promotion Guidebook Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Keseringan Menggunakan Guidebook Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak pernah
15
15.2
15.2
15.2
Jarang
37
37.4
37.4
52.5
Sering
35
35.4
35.4
87.9
Sangat sering
12
12.1
12.1
100.0
Total
99
100.0
100.0
Tabel di atas menunjukkan data tentang keseringan responden menggunakan fasilitas guidebook sebagai materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Diketahui sebanyak 15 orang (15,2%) mengatakan tidak pernah menggunakan guidebook, sebanyak 37 orang (37,4%) mengatakan jarang, sementara yang mengatakan sering menggunakan guidebook sebanyak 35 orang (35,4%) dan sebanyak 12 orang (12,1%) mengatakan sangat sering menggunakan guidebook. Dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang terbesar mengatakan jarang menggunakan guidebook, disusul kemudian mengatakan sering menggunakan, tidak pernah menggunakan dan sangat sering menggunakan guidebook sebagai media informasi wisata. Jumlah responden yang mengatakan jarang menggunakan dan sering menggunakan guidebook hampir sama. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa guidebook masih menjadi pilihan para wisatawan untuk memulai kunjungannya walaupun guidebook tidak menjadi pilihan utama dan sangat sering digunakan.
Tabel 4.14 Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials promotion Exhibition Keseringan Menggunakan Exhibition
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Valid
Tidak pernah
39
39.4
39.4
39.4
Jarang
37
37.4
37.4
76.8
Sering
19
19.2
19.2
96.0
4
4.0
4.0
100.0
99
100.0
100.0
Sangat sering Total
Tabel 4.14 di atas, menunjukkan data tentang tingkat keseringan responden menggunakan media exhibition atau pameran sebagai materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Berdasarkan data tersebut, sebanyak 39 orang (39,4%) responden mengatakan tidak pernah menggunakan, sebanyak 37 orang (37,4%) responden mengatakan jarang menggunakan media tersebut, sebanyak 19 orang (19,2%) responden mengatakan sering menggunakan dan sebanyak 4 orang (4,0%) responden mengatakan sangat sering menggunakan media exhibition. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbesar mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan media exhibition atau pameran, sebagai media mendapatkan informasi tentang pariwisata, disusul wisatawan yang jarang menggunakan, kemudian sering menggunakan, serta yang paling sedikit menjawab sangat sering menggunakan. Hal ini disebabkan karena exhibition sangat terbatas dan hanya dilakukan pada waktu dan tempat tertentu. Dalam hal ini tidak semua negara-negara di Eropa dan Amerika bahkan Asia menjadi tempat penyelenggaraan pameran tersebut, sehingga banyak wisatawan yang tidak dapat menyaksikan langsung pameran ini karena keterbatasan tersebut. Exhibition biasanya dilakukan berupa pameran khusus dan event, pertunjukan kesenian dan pertunjukan benda-benda kebudayaan, yang dapat diadakan di daerah pasar maupun di daerah tujuan wisata sendiri.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Sementara untuk wisatawan yang mengatakan jarang, sering dan sangat sering menggunakan media tersebut dilatar belakangi karena pameran (exhibition) tersebut diadakan di negara masing-masing sehingga mereka mempunyai kesempatan untuk menyaksikan langsung pameran tersebut. Selain itu, sebagian wisatawan juga mengaku menyaksikan pameran itu ketika pameran diadakan di suatu negara, dan dia sedang berkunjung di negara tersebut.
Tabel 4.15 Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials promotion Internet Keseringan Menggunakan Internet Valid
Tidak pernah Jarang Sering Sangat sering Total
Frequency
Percent
1 9 46 43 99
1.0 9.1 46.5 43.4 100.0
Valid Percent 1.0 9.1 46.5 43.4 100.0
Cumulative Percent 1.0 10.1 56.6 100.0
Dari tabel tingkat keseringan responden menggunakan materials promotion internet di atas, sebanyak 1 orang (1,0%) responden mengatakan tidak pernah menggunakan internet, sementara sebanyak 9 orang (9,1%) responden mengatakan jarang menggunakan, sebanyak 46 orang (46,5%) responden sering menggunakan dan sebanyak 43 orang (43,4%) responden mengatakan sangat sering menggunakan media internet untuk mendapatkan informasi tentang kampanye Visit Indonesia Year 2008. Dari data tersebut di atas, responden terbesar mengatakan bahwa mereka sering menggunakan media internet, disusul responden yang sangat sering, kemudian responden yang jarang menggunakan dan hanya satu responden yang tidak pernah menggunakan internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media internet menjadi media yang paling banyak digunakan wisatawan untuk Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
mendapatkan informasi tentang pariwisata dan kampanye Visit Indonesia Year 2008. Hal ini mungkin disebabkan karena media internet bersifat praktis dan kompleks, yang memuat informasi pariwisata yang lebih lengkap, mendalam, serta dilengkapi dengan gambar dan bahkan video (gambar bergerak). Selain itu, internet sekarang ini telah menjadi sebuah media yang sangat populer dan telah menjadi kebutuhan bagi banyak orang, terutama masyarakat di benua Eropa dan Amerika dan bahkan Asia.
Tabel 4.16 Kepercayaan Terhadap Isi Pesan dalam Materials promotion Kepercayaan Terhadap Isi Pesan Valid
Tidak percaya Kurang percaya Percaya Sangat percaya Total
Frequency 14 24 50 11 99
Percent 14.1 24.2 50.5 11.1 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
14.1 24.2 50.5 11.1 100.0
14.1 38.4 88.9 100.0
Dari tabel 4.16 di atas, menunjukkan tentang tingkat kepercayaan responden terhadap isi pesan yang disampaikan melalui materials promotion. Dari data tersebut, sebanyak 14 orang (14,1%) responden mengatakan tidak percaya, sebanyak 24 orang (24,2%) responden mengatakan kurang percaya, sebanyak 50 orang (50,5%) responden mengatakan percaya dan sebanyak 11 orang (11,1%) responden mengatakan sangat percaya terhadap isi pesan dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Berdasarkan data di atas, lebih dari setengah responden mengatakan percaya, disusul kurang percaya, tidak percaya dan sangat percaya terhadap isi pesan dalam materials promotion VIY 2008. Hal ini disebabkan karena responden mengaku sudah sering mendengar dari berbagai sumber lain tentang keindahan alam dan budaya Indonesia, sehingga mereka akan percaya saja terhadap apa yang Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
terkandung dalam isi pesan materials promotion tersebut. Sementara responden yang mengatakan kurang percaya dan tidak percaya dilatar belakangi karena mereka mengaku isi dan gambar dalam materials promotion tersebut bisa saja diedit dan dimanipulasi untuk mendapatkan hasil yang lebih menarik. Karena itu, sebelum mereka melihat dan menyaksikan langsung berbagai objek wisata yang ditawarkan dalam materials promotion tersebut, mereka akan kurang percaya dan bahkan tidak percaya.
Tabel 4.17 Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials promotion Brochure Ketertarikan Terhadap Desain Brochure Valid
Tidak menarik
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7
7.1
7.1
7.1
Kurang menarik
13
13.1
13.1
20.2
Menarik
70
70.7
70.7
90.9
9
9.1
9.1
100.0
99
100.0
100.0
Sangat menarik Total
Data diatas, menunjukkan tingkat ketertarikan responden terhadap desain materials promotion brosur. Diketahui sebanyak 7 orang (7,1%) responden mengatakan media brosur tidak menarik, sebanyak 13 orang (13,1%) responden mengatakan kurang menarik, sebanyak 70 orang (70,7%) responden mengatakan menarik dan sebanyak 9 orang (9,1%) responden mengatakan sangat menarik. Berdasarkan data di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wisatawan mengatakan bahwa desain atau tampilan materials promotion brosur ini menarik. Hal ini dipengaruhi karena media ini dikelola secara profesional oleh orang-orang dari tim yang memang berkecimpung di dalamnya. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Selain itu, dari segi pemilihan warna, gambar dan tata letak, tampilan media ini mampu menarik perhatian para calon wisatawan untuk membacanya.
Tabel 4.18 Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials promotion Tourism map Ketertarikan Terhadap Desain Tourism map Valid
Tidak menarik Kurang menarik Menarik Sangat menarik Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
10
10.1
10.1
10.1
37
37.4
37.4
47.5
45 7 99
45.5 7.1 100.0
45.5 7.1 100.0
92.9 100.0
Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat ketertarikan responden terhadap desain materials promotion tourism map. Sebanyak 10 orang (10,1%) responden mengatakan tidak menarik, 37 orang (37,4%) responden mengatakan kurang menarik, sebanyak 45 orang (45,5%) responden mengatakan menarik dan sebanyak 7 orang (7,1%) responden mengatakan sangat menarik. Dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa responden terbesar mengatakan bahwa desain dari media tourism map ini menarik. Hal ini dipengaruhi karena sebagian besar wisatawan mengaku media tersebut telah dibuat sesuai dengan keinginan para calon wisatawan dan dapat menjelaskan posisi dan tempat objek wisata dengan baik. Pewarnaan dan tata letak baik gambar dan teks serta petunjuk wisata telah dibuat dengan baik. Disusul kemudian responden yang mengatakan kurang menarik, hal ini karena media tersebut dibuat dengan sederhana.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.19 Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials promotion Guidebook Ketertarikan Terhadap Desain Guidebook Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak menarik
16
16.2
16.2
16.2
Kurang menarik
39
39.4
39.4
55.6
Menarik
36
36.4
36.4
91.9 100.0
Sangat menarik Total
8
8.1
8.1
99
100.0
100.0
Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat ketertarikan responden terhadap desain guidebook. Sebanyak 16 orang (16,2%) responden mengatakan tidak menarik, kemudian 39 orang (39,4%) responden mengatakan kurang menarik, dan 36 orang (36,4%) responden lainnya mengatakan menarik. Sementara hanya 8 orang (8,1%) responden mengatakan sangat menarik. Berdasarkan data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa media guidebook ini kurang menarik. Kemudian responden yang mengatakan media tersebut menarik, disusul tidak menarik serta sangat menarik. Hal ini disebabkan karena media tersebut memang terkesan sederhana. Penggunaan tata letak dan warna pada gambar dan teks kurang menarik, sehingga calon wisatawan kurang terpikat.
Tabel 4.20 Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials promotion Exhibition Ketertarikan Terhadap Desain
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Exhibition Valid
Tidak menarik
32
32.3
32.3
32.3
Kurang menarik
25
25.3
25.3
57.6
Menarik
39
39.4
39.4
97.0
3
3.0
3.0
100.0
99
100.0
100.0
Sangat menarik Total
Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat ketertarikan responden terhadap desain exhibition dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008. Sebanyak 32 orang (32,3%) responden mengatakan tidak menarik, sebanyak 25 orang (25,3%) responden mengatakan kurang menarik, sebanyak 39 orang (39,4%) responden mengatakan menarik dan hanya sebanyak 3 orang (3,0%) responden mengatakan sangat menarik. Dari data tersebut, secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden mengatakan media exhibition tersebut menarik, disusul tidak menarik, kurang menarik dan sangat menarik. Hal ini dilatar belakangi oleh tampilan exhibition yang unik dan mengusung tema tradisional yang menampilkan miniatur keberagaman budaya, bentang alam dan dalam kehisupan sosial masyarakat Indonesia. Sementara responden yang mengatakan tidak menarik juga cukup besar. Hal ini disebabkan karena mereka mengaku media exhibition ini dibuat hampir sama setiap kali diadakan dan kerap terlihat monoton. Selain itu, promosi terhadap pameran ini juga kurang dioptimalkan sehingga wisatawan kurang berminat untuk berkunjung ke pameran tersebut.
Tabel 4.21 Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials promotion Internet Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Ketertarikan Terhadap Desain Internet Valid
Kurang menarik Menarik Sangat menari Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
6
6.1
6.1
6.1
64 29 99
64.6 29.3 100.0
64.6 29.3 100.0
70.7 100.0
Tabel 4.21 di atas menunjukkan data tentang tingkat ketertarikan responden terhadap desain internet dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008. Diketahui sebanyak 6 orang (6,1%) responden mengatakan kurang menarik, sebanyak 64 orang (64,6%) responden mengatakan menarik dan sebanyak 29 orang (29,3%) responden mengatakan desain media internet tersebut sangat menarik, sementara tidak ada responden (0%) yang mengatakan tidak menarik. Dari data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden mengatakan bahwa tampilan atau desain dalam media internet Visit Indonesia Year 2008 tersebut adalah menarik. Kemudian disusul oleh responden yang mengatakan media tersebut sangat menarik serta hanya sebagian kecil responden yang mengatakan kurang menarik, sementara tidak ada responden yang mengatakan media tersebut tidak menarik. Hal ini disebabkan karena media internet tersebut dibuat secara terprogram dengan melibatkan orang-orang dari tim yang ahli dibidangnya. Dari segi pemilihan warna serta tata letak pada gambar, logo VIY 2008, teks, serta video tentang objek wisata Indonesia ini mampu menarik perhatian para calon wisatawan untuk membukanya.
Tabel 4.22 Informasi Tentang Tuktuk Siadong dari Materials promotion VIY 2008
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Informasi Tentang Tuktuk Siadong Valid
Frequency
Tidak benar Kurang benar Benar Sangat benar Total
19 32 44 4 99
Percent 19.2 32.3 44.4 4.0 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
19.2 32.3 44.4 4.0 100.0
19.2 51.5 96.0 100.0
Tabel 4.22 di atas menunjukkan data tentang apakah responden mengetahui informasi tentang Tuktuk Siadong setelah menggunakan materials promotion dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008. Diketahui sebanyak 19 orang (19,2%) responden mengatakan tidak benar, sebanyak 32 orang (32,3%) responden mengatakan kurang benar, sebanyak 44 orang (44,4%) responden mengatakan benar, dan sebanyak 4 orang (4,0%) responden mengatakan sangat benar mendapatkan informasi. Berdasarkan data di atas, secara umum responden terbesar mengatakan benar mengatakan bahwa mereka mengetahui dan mendapat informasi setelah membaca dan menggunakan materials promotion dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008. Sebelumnya, mereka mengaku tidak pernah mendengar nama Tuktuk Siadong baik dari teman maupun dari media lain. Hal ini disebabkan karena sebelumnya Tuktuk Siadong jarang melakukan promosi karena terbatasnya dana yang dimiliki. Sementara bagi mereka yang menjawab kurang benar mendapat informasi tentang Tuktuk Siadong setelah menggunakan materials promotion dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 dilatar belakangi karena mereka pada umumnya mengaku sudah pernah mendengar tentang Tuktuk Siadong namun masih sangat terbatas. Biasanya mereka mengetahuinya saat mencari informasi tentang Danau Toba dan sekitarnya. Selain itu, mereka juga pernah mendengar objek wisata tersebut dari teman atau kerabat, kemudian Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
mereka mendapatkan informasi lain dari materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Karena itu, mereka tidak sepenuhnya mendapat informasi tentang Tuktuk Siadong dari materials promotion tersebut.
Tabel 4.23 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Objek Wisata Indonesia Setelah Membaca Materials promotion Tingkat Pengetahuan Terhadap Objek Wisata Indonesia Valid Tidak bertambah
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20
20.2
20.2
20.2
Kurang bertambah
30
30.3
30.3
50.5
Bertambah
36
36.4
36.4
86.9
Sangat bertambah
13
13.1
13.1
100.0
Total
99
100.0
100.0
Data tabel 4.22 di atas merupakan data tingkat pengetahuan responden terhadap objek wisata Indonesia setelah membaca materials promotion. Dari data tersebut diketahui sebanyak 20 orang (20,2%) responden mengatakan tidak bertambah, sebanyak 30 orang (30,3%) responden mengatakan kurang bertambah, sebanyak 36 orang (36,4%) responden mengatakan bertambah dan sebanyak 13 orang (13,1%) responden mengatakan sangat bertambah. Dari data diatas, secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa responden terbesar mengatakan bahwa setelah membaca dan menggunakan materials promotion tersebut, pengetahuan mereka terhadap objek wisata Indonesia khususnya Tuktuk Siadong di Kabupaten Samosir bertambah, disusul yang mengatakan kurang brtambah, tidak bertambah dan sangat bertambah. Hal ini dipengaruhi oleh isi pesan materials promotion yang mampu menjelaskan secara rinci tentang berbagai objek wisata di Indonesia. Mereka mengaku informasi yang disampaikan cukup menarik dan dapat membantu mereka mengetahui berbagai Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
objek wisata Indonesia termasuk Tuktuk Siadong. Sementara itu, seperempat dari jumlah responden yang mengatakan tidak bertambah dilatar belakangi karena mereka sebelumnya sudah mendapatkan informasi dari berbagai sumber lain diluar materials promotion misalnya dari teman dan keluarga.
Tabel 4.24 Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Responden Terhadap Informasi Wisata Melalui Materials promotion Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Responden Terhadap Informasi Wisata Valid
Tidak memenuhi Kurang memenuhi Memenuhi Sangat memenuhi Total
Frequency 12 26 46 15 99
Percent 12.1 26.3 46.5 15.2 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
12.1 26.3 46.5 15.2 100.0
12.1 38.4 84.8 100.0
Data tabel 4.23 di atas merupakan data tingkat pemenuhan kebutuhan responden terhadap informasi wisata melalui materials promotion. Dari data di atas, sebanyak 12 orang (12,1%) responden mengatakan tidak memenuhi kebutuhan akan informasi wisata, sebanyak 26 orang (26,3%) responden mengatakan kurang memenuhi, sebanyak 46 orang (46,5%) responden mengatakan memenuhi, dan sebanyak 15 orang (15,2%) responden mengatakan sangat memenuhi kebutuhan mereka akan informasi wisata melalui materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa materials promotion VIY 2008 tersebut memenuhi kebutuhan mereka akan informasi wisata Indonesia. Disusul wisatawan yang mengatakan kurang memenuhi, sangat memenuhi dan tidak memenuhi. Hal ini disebabkan karena wisatawan mengaku mendapatkan informasi yang cukup dan tidak Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
membutuhkan lagi informasi dari sumber lain seperti misalnya dari agen perjalanan lain. Ketika para calon wisatawan membutuhkan informasi tentang pariwisata Indonesia, cukup dengan membaca atau membuka menu – menu yang dimaksud, maka internet dan materials promotion lainnya akan menyajikan informasi yang dibutuhkan. Pemenuhan kebutuhan akan informasi wisata ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke indonesia.
Tabel 4.25 Manfaat Informasi Wisata yang Disajikan dalam Materials promotion VIY 2008 Manfaat Informasi Wisata yang Disajikan Valid Tidak bermanfaat Kurang bermanfaat Bermanfaat Sangat bermanfaat Total
Frequency 6 24 42 27 99
Percent 6.1 24.2 42.4 27.3 100.0
Valid Percent 6.1 24.2 42.4 27.3 100.0
Cumulative Percent 6.1 30.3 72.7 100.0
Tabel di atas menunjukkan data tentang manfaat informasi wisata yang disajikan dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Sebanyak 6 orang (6,1%) responden mengatakan tidak bermanfaat, sebanyak 24 orang (24,2%) responden mengatakan kurang bermanfaat, sebanyak 42 orang (42,4%) responden mengatakan bermanfaat dan sebanyak 27 orang (27,3%) responden mengatakan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
informasi wisata yang disajikan dalam materials promotion tersebut sangat bermanfaat bagi mereka. Berdasarkan data di atas, diperoleh kesimpulan bahwa kehadiran materials promotion ini disambut baik (bermanfaat) oleh wisatawan untuk menunjang kelancaran perjalanan mereka. Selain untuk menambah referensi mereka tentang berbagai objek wisata, fasilitas internet dan materials promotion ini juga sangat membantu mereka untuk melakukan perjalanan wisata ke berbagai daerah di Indonesia. Materials promotion menyajikan berbagai informasi wisata yang aktual yang sangat bermanfaat bagi penggunanya. Misalnya, salah satu wisatawan akan berkunjung ke Danau Toba, maka dia akan mencari infomasi tentang objek wisata tersebut dalam materials promotion sehingga akan membantu kunjungannya dan mendapat perjalanan yang menyenangkan.
Tabel 4.26 Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials promotion Brochure Tingkat Kejelasan Pesan Brochure Valid
Tidak jelas Kurang jelas Jelas Sangat jelas Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7 23
7.1 23.2
7.1 23.2
7.1 30.3
61 8 99
61.6 8.1 100.0
61.6 8.1 100.0
91.9 100.0
Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat kejelasan pesan yang disajikan dalam materials promotion brochure. Dari data tersebut, sebanyak 7 orang (7,1%) responden mengatakan tidak jelas, sebanyak 23 orang (23,2%) responden mengatakan kurang jelas, sebanyak 61 orang (61,6%) responden mengatakan jelas dan sebanyak 8 orang (8,1%) responden mengatakan penjelasan pesan di dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008 ini sangat jelas. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Berdasarkan data di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa pemaparan informasi yang disajikan dalam brochure jelas. Hal ini dilatar belakangi karena penyajian informasi tersebut mudah dimengerti sehingga maksud dan tujuan informasi itu dapat sampai kepada responden sesuai dengan tujuan yang sesungguhnya. Sementara responden yang mengatakan kurang jelas mempunyai alasan karena mereka merasa bahwa informasi yang disajikan dalam materials promotion terkadang menggunakan kata-kata yang sulit dimengerti sehingga mengaburkan maksud dan tujuan dari informasi itu. Namun, secara keseluruhan, lebih dari setengah responden mengatakan bahwa informasi yang disajikan sudah jelas.
Tabel 4.27 Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials promotion Tourism map Tingkat Kejelasan Pesan Tourism map Valid
Tidak jelas
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
8
8.1
8.1
8.1
Kurang jelas
30
30.3
30.3
38.4
Jelas
53
53.5
53.5
91.9
8
8.1
8.1
100.0
Sangat jelas Total
99
100.0
100.0
Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat kejelasan pesan yang disajikan dalam materials promotion tourism map. Dari data tersebut, sebanyak 8 orang (8,1%) responden mengatakan tidak jelas, sebanyak 30 orang (30,3%) responden mengatakan kurang jelas, sebanyak 53 orang (53,5%) responden mengatakan jelas dan sebanyak 8 orang (8,1%) responden mengatakan penjelasan pesan di dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008 ini sangat jelas.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Rata – rata responden mengatakan bahwa pemaparan informasi yang disajikan dalam tourism map jelas, disusul responden yang mengatakan kurang jelas, dan responden yang mengatakan sangat jelas serta kurang jelas. Hal tersebut dilatar belakangi karena penyajian informasi tersebut mudah dimengerti dan mampu memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Selain itu, responden yang mengatakan kurang jelas mempunyai alasan karena mereka merasa bahwa informasi yang disajikan dalam materials promotion terkadang menggunakan kata-kata yang rumit untuk dicerna sehingga mengaburkan maksud dan tujuan dari informasi itu.
Tabel 4.28 Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials promotion Guidebook Tingkat Kejelasan Pesan Guidebook Valid
Tidak jelas Kurang jelas Jelas Sangat jelas Total
Frequency 14 35 43 7 99
Percent 14.1 35.4 43.4 7.1 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
14.1 35.4 43.4 7.1 100.0
14.1 49.5 92.9 100.0
Tabel 4.27 di atas merupakan data tentang tingkat kejelasan pesan yang disajikan dalam materials promotion guidebook. Dari data tersebut, sebanyak 14 orang (14,1%) responden mengatakan tidak jelas, sebanyak 35 orang (35,4%) responden mengatakan kurang jelas, sebanyak 43 orang (43,4%) responden mengatakan jelas dan sebanyak 7 orang (7,1%) responden mengatakan penjelasan pesan di dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008 ini sangat jelas. Dari data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden mengatakan bahwa pemaparan informasi yang disajikan dalam Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
guidebook jelas. Hal ini dimungkinkan karena penyajian informasi tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada. Informasi secara online sama dengan informasi yang mereka peroleh melalui media guidebook sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman (misunderstanding) dalam melakukan perjalanan wisata. Sementara responden yang mengatakan kurang jelas mempunyai alasan karena mereka merasa bahwa informasi yang tersedia terkadang menggunakan bahasa yang sulit dimengerti sehingga mengaburkan maksud dan tujuan dari informasi tersebut.
Tabel 4.29 Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials promotion Exhibition Tingkat Kejelasan Pesan Exhibition Valid
Tidak jelas Kurang jelas Jelas Sangat jelas Total
Frequency 35 21 40 3 99
Percent 35.4 21.2 40.4 3.0 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
35.4 21.2 40.4 3.0 100.0
35.4 56.6 97.0 100.0
Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat kejelasan pesan yang disajikan dalam materials promotion exhibition. Dari data tersebut, sebanyak 35 orang (35,4%) responden mengatakan tidak jelas, sebanyak 21 orang (21,2%) responden mengatakan kurang jelas, sebanyak 40 orang (40,4%) responden mengatakan jelas dan sebanyak 3 orang (3,0%) responden mengatakan penjelasan pesan di dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008 ini sangat jelas. Berdasarkan data di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengatakan pemaparan informasi yang disajikan dalam exhibition jelas, disusul responden yang mengatakan tidak jelas, kemudian Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
responden yang mengatakan kurang jelas dan sangat jelas. Hal tersebut dilatar belakangi karena penyajian informasi, baik berupa pertunjukan kebudayaan maupun seni tradisional tersebut, mudah dimengerti dan mampu memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Namun demikian, responden yang mengatakan tidak jelas juga tergolong banyak (hampir 36%). Hal ini disebabkan karena mereka merasa bahwa informasi yang disajikan dalam materials promotion exhibition tersebut menggunakan kata-kata yang sulit untuk dicerna sehingga menghilangkan maksud dan tujuan dari informasi itu.
Tabel 4.30 Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials promotion Internet Tingkat Kejelasan Pesan Internet Valid Kurang jelas Jelas Sangat jelas Total
Frequency 3 67 29 99
Percent 3.0 67.7 29.3 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
3.0 67.7 29.3 100.0
3.0 70.7 100.0
Tabel 4.29 di atas merupakan data tentang tingkat kejelasan pesan yang disajikan dalam materials promotion internet. Dari data tersebut, sebanyak 3 orang (3,0%) responden mengatakan kurang jelas, sebanyak 67 orang (67,7%) responden mengatakan jelas, dan sebanyak 29 orang (29,3%) responden mengatakan penjelasan pesan di dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008 ini sangat jelas, sementara tidak ada seorangpun (0%) yang mengatakan tidak jelas. Dari data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih dari setengah jumlah responden (hampir mencapai 68%) mengatakan bahwa pemaparan informasi yang disajikan dalam internet jelas, disusul responden yang mengatakan sangat jelas (29,3%), sementara hanya 3 orang (3,0%) yang mengatakan kurang Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
jelas dan tidak seorangpun yang mengatakan tidak jelas. Hal ini disebabkan karena penyajian informasi tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada dan mudah dimengerti sehingga maksud dan tujuan informasi itu dapat sampai kepada responden sesuai dengan tujuan yang sesungguhnya. Selain itu, internet menyajikan berbagai informasi yang lengkap dan mendalam dengan disertai gambar yang menarik, serta video berbagai objek wisata, sehingga informasi yang disajikan tersebut dapat langsung diterima dengan jelas oleh wisatawan.
Tabel 4.31 Pengertian Terhadap Maksud Pesan yang Disampaikan Pengertian Terhadap Maksud Pesan Valid
Tidak mengerti Kurang mengerti Mengerti Sangat mengerti Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
9 25
9.1 25.3
9.1 25.3
9.1 34.3
53 12 99
53.5 12.1 100.0
53.5 12.1 100.0
87.9 100.0
Tabel 4.30 di atas merupakan data tentang tingkat pengertian responden terhadap maksud dari pesan yang disampaikan dalam materials promotion tersebut. Diketahui sebanyak 9 orang (9,1%) responden mengatakan bahwa mereka tidak mengerti maksud dari pesan tersebut, sebanyak 25 orang (25,3%) responden mengatakan kurang mengerti, sebanyak 53 orang (53,5%) responden mengatakan mengerti dan sebanyak 12 orang (12,1%) responden mengatakan sangat mengerti. Berdasarkan data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa responden terbesar mengatakan mengerti terhadap maksud pesan yang disampaikan. Hal ini disebabkan karena penyampaian pesan tersebut menggunakan kata – kata yang
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
tepat dan mudah dipahami, sehingga mereka langsung mengerti arah berbagai penjelasan yang disajikan dalam materials promotion tersebut.
Tabel 4.32 Nilai dari Pesan yang Disampaikan Nilai dari Pesan Valid
Tidak bernilai Kurang bernilai Bernilai Sangat bernilai Total
Frequency 12 17 52 18 99
Percent 12.1 17.2 52.5 18.2 100.0
Valid Percent 12.1 17.2 52.5 18.2 100.0
Cumulative Percent 12.1 29.3 81.8 100.0
Tabel 4.31 di atas menunjukkan data tentang nilai pesan yang disajikan dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Sebanyak 12 orang (12,1%) responden mengatakan tidak bernilai, sebanyak 17 orang (17,2%) responden mengatakan kurang bernilai, sebanyak 52 orang (52,5%) responden mengatakan bernilai dan sebanyak 18 orang (18,2%) responden mengatakan informasi wisata yang disajikan dalam materials promotion tersebut sangat bernilai bagi mereka. Dari data di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden mengatakan bahwa pesan yang disampaikan mempunyai nilai yang berati bagi mereka, disusul responden yang mengatakan sangat bernilai, kemudian kurang bernilai dan tidak bernilai. Hal ini dipengaruhi karena responden mengaku dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai fasilitas yang tersedia di berbagai objek wisata tersebut, sehingga mereka tidak bingung Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
memilih tempat wisata yang sesuai dengan selera mereka. Selain itu, sebagian besar responden mengaku bahwa pesan dalam materials promotion tersebut tentu bernilai bagi mereka, karena dengan informasi tersebut akan dapat menuntun rencana perjalanan wisata mereka. Degan kata lain, semakin banyak pesan – pesan yang disajikan akan semakin bernilai pesan tersebut bagi mereka.
IV.1.3 Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan Tabel 4.33 Menarik Perhatian Responden untuk Berwisata Menarik Perhatian Responden untuk Berwisata Valid Tidak menarik
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
22
22.2
22.2
22.2
Kurang menarik
21
21.2
21.2
43.4
Menarik
39
39.4
39.4
82.8
Sangat menarik
17
17.2
17.2
100.0
Total
99
100.0
100.0
Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat kekuatan materials promotion dalam menarik perhatian responden untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan. Sebanyak 22 orang (22,2%) responden mengatakan tidak menarik, sebanyak 21 orang (21,2%) responden mengatakan kurang menarik, sebanyak 39 orang (39,4%) responden mengatakan menarik dan sebanyak 17 orang (17,2%) responden mengatakan informasi wisata yang disajikan dalam materials promotion tersebut sangat menarik perhatian mereka untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ditawarkan. Berdasarkan penjelasan di atas, secara garis besar responden mengatakan bahwa materials promotion tersebut mampu menarik perhatian mereka untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan. Hal ini mungkin disebabkan karena materials promotion yang disajikan menarik dengan penggunaan kata – kata yang Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
dapat menggugah perhatian para calon wisatawan untuk berkunjung. Misalnya, penyajian gambar – gambar objek wisata yang sagat baik dan menarik, sehingga dapat menggugah dan meningkatkan perhatian responden untuk dapat merasakan keindahan yang sebenarnya dengan mengunjungi salah satu objek wisata tersebut. Namun demikian, jumlah responden yang mengatakan tidak menarik perhatian juga tergolong besar. Hampir seperempat dari jumlah responden mengatakan tidak tertarik. Hal ini mungkin dilatar belakangi karena mereka mengaku sudah terbiasa melihat dan mendengar tawaran wisata yang demikian atau bahkan yang jauh lebih menarik baik dari segi objek wisata maupun dari segi pengemasannya. Hal ini mungkin juga ditunjang dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, sehingga gambar yang dianggap biasa saja bisa dirubah menjadi luar biasa. Karena itu, mereka mengaku tidak akan percaya kalau tidak melihat langsung dan merasakan keindahan – keindahan tersebut.
Tabel 4.34 Memunculkan Kebutuhan Responden untuk Berwisata Memunculkan Kebutuhan untuk Frequency Berwisata Valid
Tidak memunculkan Kurang memunculkan Memunculkan Sangat meunculkan Total
9 22 52 16 99
Percent 9.1 22.2 52.5 16.2 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
9.1 22.2 52.5 16.2 100.0
9.1 31.3 83.8 100.0
Tabel 4.33 di atas menunjukkan data tentang tingkat kekuatan materials promotion dalam memunculkan kebutuhan responden untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan. Sebanyak 9 orang (9,1%) responden mengatakan tidak memunculkan, sebanyak 22 orang (22,2%) responden mengatakan kurang memunculkan, sebanyak 52 orang (52,5%) responden mengatakan memunculkan Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
dan sebanyak 16 orang (16,2%) responden mengatakan informasi wisata yang disajikan dalam materials promotion tersebut sangat memunculkan keburuhan mereka untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ditawarkan. Berdasarkan data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa responden terbesar mengatakan mampu memunculkan kebutuhan mereka untuk berwisata. Disusul responden yang mengatakan kurang memunculkan kebutuhan, kemudian sangat memunculkan kebutuhan dan tidak memunculkan kebutuhan untuk berwisata. Hal ini dipengaruhi oleh informasi yang disajikan materials promotion sesuai dengan keinginan wisatawan, sehingga mampu menarik perhatian responden dan selanjutnya memunculkan kebutuhan untuk berwisata. Dengan kemasan materials promotion yang baik dan mampu menggugah selera seperti inilah responden terpikat sehingga ingin mengunjungi berbagai objek wisata tersebut.
Tabel 4.35 Termotivasi untuk Mencari Informasi yang Dibutuhkan untuk Berwisata Termotivasi untuk Mencari Informasi Valid Tidak termotivasi Kurang termotivasi Termotivasi Sangat termotivasi Total
Frequency 10 42 34 13 99
Percent 10.1 42.4 34.3 13.1 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
10.1 42.4 34.3 13.1 100.0
10.1 52.5 86.9 100.0
Tabel di atas menunjukkan data tentang apakah responden termotivasi untuk mencari informasi lain tentang objek wisata yang ditawarkan setelah melihat dan mendengar dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Dari tabel di atas, sebanyak 10 orang (10,1%) responden mengatakan tidak termotivasi, sebanyak 42 orang (42.4%) responden mengatakan kurang Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
termotivasi, sebanyak 34 orang (34.3%) responden mengatakan termotivasi dan sebanyak 13 orang (13,1%) responden mengatakan sangat termotivasi mencari informasi lain terhadap objek wisata yang ditawarkan setelah menggunakan media materials promotion tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa responden terbesar mengatakan mereka kurang termotivasi lagi untuk mencari informasi yang lebih terhadap objek wisata yang ditawarkan setelah menggunakan materials promotion. Hal ini disebabkan karena mereka merasa bahwa informasi yang disajikan dalam materials promotion tersebut sudah cukup jelas dan apabila mereka mencari informasi yang lebih melalui media lain, maka usaha mereka akan sia-sia saja karena mereka menganggap semua informasi yang disajikan tersebut hampir sama dengan media – media lain. Sementara bagi mereka yang mengatakan termotivasi dilatar belakangi oleh usaha mereka untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas, mendalam, akurat dan terbaru. Mereka mengaku setelah mendapatkan informasi melalui materials promotion dan tertarik terhadap suatu objek wisata, maka mereka akan mencari informasi – informasi lain tentang objek wisata tersebut dari berbagai media lain sehingga informasi yang mereka butuhkan cukup memadai untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum memutuskan untuk berwisata.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.36 Memunculkan Keinginan yang Kuat untuk Berwisata Memunculkan Keinginan yang Kuat untuk Berwisata Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak mempunyai
12
12.1
12.1
12.1
Kurang mempunyai
29
29.3
29.3
41.4
Mempunyai
41
41.4
41.4
82.8
Sangat mempunyai
17
17.2
17.2
100.0
Total
99
100.0
100.0
Tabel di atas menunjukkan data tentang apakah responden mempunyai keinginan yang kuat untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan setelah melihat dan menggunakan materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Dari tabel di atas, sebanyak 12 orang (12,1%) responden mengatakan tidak mempunyai keinginan, sebanyak 29 orang (29,3%) responden mengatakan kurang mempunyai keinginan, sebanyak 41 orang (41,4%) responden mengatakan mempunyai keinginan dan sebanyak 17 orang (17,2%) responden mengatakan sangat mempunyai keinginan setelah menggunakan media materials promotion tersebut. Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa setelah membaca materials promotion tersebut, responden megatakan mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk melakukan kunjungan ke tempat wisata yang ditawarkan. Kemudian responden yang mengatakan kurang mempunyai keinginan untuk berwisata, disusul responden yang sangat mempunyai keinginan yang kuat dan responden yang tidak mempunyai keinginan sama sekali. Hal ini dilatar belakangi karena para calon wisatawan yakin dan percaya terhadap isi pesan yang disampaikan, sehingga mereka mempunyai keinginan untuk melihat dan menyaksikan langsung keindahan objek wisata yang ditawarkan tersebut. Sementara bagi yang Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
mengatakan kurang mempunyai keinginan dilatar belakangi karena mereka sebelumnya tidak mempunyai rencana untuk berwisata, namun setelah membaca materials promotion muncul sedikit keinginan untuk berwisata tapi tidak menjadi sebuah kebutuhan yang kuat serta harus dilakukan.
Tabel 4.37 Memutuskan untuk Berwisata Memutuskan untuk Berwisata Valid Tidak benar Kurang benar Benar Sangat benar Total
Frequency 34 24 23 18 99
Percent 34.3 24.2 23.2 18.2 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
34.3 24.2 23.2 18.2 100.0
34.3 58.6 81.8 100.0
Tabel 4.36 di atas merupakan data tentang apakah responden langsung memutusan untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan setelah mereka mempunyai keinginan. Sebanyak 34 orang (34,3%) responden mengatakan tidak benar, sebanyak 24 orang (24,2%) responden mengatakan kurang benar, sebanyak 23 orang (23,2%) responden mengatakan benar serta sebanyak 18 orang (18,2%) responden mengatakan sangat benar. Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa responden terbesar mengatakan mereka tidak benar memutuskan apakah mereka berwisata atau tidak setelah mempunyai keinginan, kemudian wisatawan yang mengatakan kurang benar, disusul wisatawan yang mengatakan benar serta wisatawan yang mengatakan sangat benar. Sebagian besar responden merupakan calon wisatawan yang tidak tidak benar memutuskan secara langsung. Hal ini dipengaruhi oleh sikap mereka yang tidak ingin cepat mengambil suatu keputusan. Selain itu, mereka juga masih tidak percaya terhadap kebenaran informasi yang disajikan Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
dalam materials promotion tersebut. Mereka tidak ingin tertipu atau mungkin salah menanggapi sesuatu hal. Karena itu, mereka masih menjaga dan menunggu apakah akan bersikap atau tidak. Sementara bagi mereka yang mengatakan kurang benar dalam memutuskan berwisata, dilatar belakangi karena mereka tidak ingin terburu-buru dalam memutuskan sesuatu hal terlebih dalam hal berwisata walaupun sebenarnya mereka percaya namun masih tetap ragu-ragu (kurang yakin) terhadap informasi yang disajikan dalam materials promotion tersebut. Keputusan dalam berwisata harus benar-benar dimengerti dan direncanakan dahulu, sehingga dalam berwisata nantinya, mereka telah memiliki programprogram yang telah terencana untuk dilaksanakan. Karena mereka mengaku jika salah memutuskan, maka bukan kenikmatan dan kesenangan berwisata yang mereka peroleh melainkan sebaliknya kekecewaan dan penyesalan. Sementara bagi responden yang mengatakan benar memutuskan berwisata, dilatar belakangi karena mereka merasa sudah percaya dengan informasi-informasi yang disajikan dalam materials promotion tersebut, sehingga langsung memutuskan untuk berkunjung ke berbagai objek wisata yang ditawarkan. Informasi yang mereka anggap baik dan sangat menarik tersebut mampu membuat responden untuk tidak ragu-ragu lagi dalam mengambil keputusan untuk berwisata.
Tabel 4.38 Melakukan Tindakan/Kunjungan Wisata
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Melakukan Kunjungan Wisata Valid Tidak benar Kurang benar Benar Sangat benar Total
Frequency
Percent 17 38 30 14 99
Valid Percent
17.2 38.4 30.3 14.1 100.0
Cumulative Percent
17.2 38.4 30.3 14.1 100.0
17.2 55.6 85.9 100.0
Tabel 4.37 di atas merupakan data tentang tindakan langsung (action) responden untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan setelah membuat keputusan sebelumnya. Sebanyak 17 orang (17,2%) responden mengatakan tidak benar melakukan tindakan langsung, sebanyak 38 orang (38,4%) responden mengatakan kurang benar, sebanyak 30 orang (30,3%) responden mengatakan benar dan sebanyak 14 orang (14,1%) responden mengatakan sangat benar langsung melakukan kunjungan setelah membuat keputusan. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengatakan kurang benar melakukan kunjungan setelah mengambil keputusan untuk berwisata. Hal ini dilatar belakangi karena mereka mengaku masih bingung dan akan melakukan kunjungan setelah menunda terlebih dahulu. Karena itu mereka akan mencari kunjungan pada kesempatan lain yang lebih baik. Sementara bagi mereka yang menjawab benar melakukan kunjungan setelah mengambil keputusan dilatar belakangi karena mereka mengaku setelah mengambil keputusan dan mempelajarinya, maka nereka melakukan tindakan/kunjungan ke tempat wisata yang ditawarkan.
Tabel 4.39 Berwisata ke Tuktuk Siadong Setelah Adanya Kampanye Visit Indonesia Year 2008 Berwisata Setelah
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Kampanye VIY 2008 Valid
Tidak benar Kurang benar Benar Sangat benar Total
Percent 14 22 44 19 99
14.1 22.2 44.4 19.2 100.0
14.1 22.2 44.4 19.2 100.0
14.1 49.5 82.8 100.0
Tabel 4.39 di atas merupakan data tentang apakah benar atau tidak, responden berwisata/mengunjungi Tuktuk Siadong setelah adanya pengaruh dari kampanye Visit Indonesia Year 2008. Sebanyak 14 orang (14,1%) responden mengatakan tidak benar, sebanyak 22 orang (22,2%) responden mengatakan kurang benar, sebanyak 44 orang (44,4%) responden mengatakan benar serta sebanyak 19 orang (19,2%) responden mengatakan sangat benar. Dari data di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa responden terbesar mengatakan benar mereka mengunjungi Tuktuk Siadong setelah mendapatkan infomasi melalui kampanye Visit Indonesia Year 2008. Disusul yang mengatakan kurang benar, sangat benar dan tidak benar. Hal ini dipengaruhi karena penyajian informasi dalam materials promotion yang menarik, jelas, dan mampu meyakinkan para calon wisatawan untuk mendapatkan pengalaman berwisata yang menarik dan menyenangkan. Bagi responden yang mengatakan kurang benar mereka berkunjung ke Tuktuk Siadong karena pengaruh kampanye Visit Indonesia Year 2008 dilatar belakangi karena mereka megaku sudah mempunyai rencana sebelumnya ke Tuktuk Siadong dan Danau Toba, namun setelah mengetahui adanya kampanye Visit Indonesia Year2008, mereka semakin memastikan kunjungannya tersebut. Sementara responden yang mengatakan tidak benar mereka datang ke Tuktuk Siadong karena pengaruh kampanye Visit Indonesia Year 2008 ini, dilatar belakangi karena sebelumnya mereka mengaku sudah mempunyai rencana yang pasti untuk berkunjung ke Tuktuk Siadong. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Selain itu, sebagian dari mereka mengatakan berkunjung ke Tuktuk siadong karena kebetulan (tidak berencana sebelumnya) dan karena ajakan teman/kerabat.
IV.2. Analisis Tabel Silang Analisis tabel silang pada bagian ini, akan memuat tentang penilaian dan data dalam satu tabel. Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif. Namun, analisa tabel ini bukanlah dapat dijadikan sebagai penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, tetapi ditujukan untuk melihat bagaimana penelitian data yang satu dan hubungannya dengan data yang lain.
Tabel 4.40 Hubungan antara Ketertarikan Terhadap Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan Motivasi Mencari Informasi Lain Count
Menyukai kampanye visit Indonesia Year 2008 Total
Tidak menyukai Kurang menyukai Menyukai Sangat menyukai
Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total
Motivasi untuk mencari informasi wisata Tidak Kurang Sangat termotiva termotiva termotiva termotiva si si si si 9 1 3 1 9.1% 1.0% 3.0% 1.0% 1 4 16 1 1.0% 4.0% 16.2% 1.0% 0 20 18 2 .0% 20.2% 18.2% 2.0% 0 9 5 9 .0% 9.1% 5.1% 9.1% 10 34 42 13 10.1% 34,3% 42.4% 13.1%
Total 14 14.1% 24 22.2% 38 40.4% 23 23.2% 99 100.0%
Sumber : P.9/FC.11 – P.23/FC.37
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.40 menjelaskan tentang hubungan antara ketertarikan terhadap kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan motivasi dalam mencari informasi lain tentang objek wisata yang ditawarkan. Dari 99 responden, 13 orang mengatakan sangat termotivasi, 42 orang mengatakan termotivasi, 34 orang mengatakan kurang termotivasi, dan 10 orang mengatakan tidak termotivasi. Sebaran data tentang ketertarikan terhadap promosi pariwisata seperti kampanye Visit Indonesia Year 2008 adalah 23 orang mengatakan sangat suka, 38 orang mengatakan suka, 24 orang mengatakan kurang suka, dan sebanyak 14 orang mengatakan tidak suka dengan promosi pariwisata yang demikian. Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara ketertarikan terhadap kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan motivasi dalam mencari informasi lain tentang objek wisata yang ditawarkan. Dari 99 responden, sebanyak 42 orang mengatakan termotivasi mencari informasi lain tentang objek wisata yang ditawarkan. Karena rata – rata responden mengatakan termotivasi, maka inilah yang akan dibahas, seperti di bawah ini : Sangat suka
:
Suka
:
Kurang suka : Tidak suka
:
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat persentase responden yang mengatakan termotivasi dalam mencari informasi lain. Sebanyak 18,2% mengatakan termotivasi mencari informasi lain tentang objek wisata yang ditawarkan karena mereka mengatakan menyukai/tertarik
terhadap promosi
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
pariwisata seperti kampanye Visit Indonesia Year 2008 tersebut. Jadi, terdapat hubungan antara ketertarikan terhadap kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan motivasi dalam mencari informasi lain tentang objek wisata yang ditawarkan. Penyajian informasi melalui materials promotion dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008, seperti brochure, tourism map, guidebook, exhibition, dan internet ini mampu menarik perhatian para calon wisatawan sehingga merekapun termotivasi untuk mencari informasi lain tentang objek wisata yang ditawarkan sehingga mereka mendapat informasi yang lebih lengkap dan jelas.
Tabel 4.41 Hubungan antara Kepercayaan Terhadap Isi Pesan dengan Ketertarikan Akan Perhatian Terhadap Objek Wisata yang Ditawarkan Count Menarik perhatian untuk berwisata Tidak tertarik
Kepercaya an terhadap isi pesan
Tidak percaya
Count % of Total
Sangat percaya
Count % of Total
Total
Sangat tertarik
Total
9
5
0
0
14
9.1%
5.1%
.0%
.0%
14.1%
13
5
6
0
24
13.1%
5.1%
6.1%
.0%
24.2%
Count % of Total
Percaya
tertarik
Count % of Total
Kurang percaya
Kurang tertarik
Count % of Total
0
10
29
11
50
.0%
10.1%
29.3%
11.1%
50.5%
0
1
4
6
11
.0%
1.0%
4.0%
6.1%
11.1%
22
21
39
17
99
22.2%
21.2%
39.4%
17.2%
100.0%
Sumber : P.12/FC.18 – P.21/FC.35 Tabel 4.41 menjelaskan tentang hubungan antara kepercayaan terhadap isi pesan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan ketertarikan terhadap objek wisata yang ditawarkan. Dari 99 responden, 17 orang mengatakan sangat
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
menarik, 39 orang mengatakan menarik, 21 orang mengatakan kurang menarik, dan 22 orang mengatakan tidak menarik. Sebaran data tentang kepercayaan terhadap isi pesan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan ketertarikan terhadap objek wisata yang ditawarkan adalah 11 orang mengatakan sangat percaya, 50 orang mengatakan tertarik, 24 orang mengatakan kurang percaya, dan sebanyak 14 orang mengatakan tidak percaya dengan isi pesan. Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara kepercayaan terhadap isi pesan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan ketertarikan terhadap objek wisata yang ditawarkan. Dari 99 responden, sebanyak 39 orang mengatakan tertarik terhadap objek wisata yang ditawarkan. Karena rata – rata responden mengatakan tertarik, maka inilah yang akan dibahas, seperti di bawah ini : Sangat percaya
:
Percaya
:
Kurang percaya
:
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat persentase responden yang mengatakan tertarik terhadap objek wisata yang ditawarkan. Sebanyak 29,3% mengatakan percaya terhadap isi pesan dalam materials promotion kampanye Visit Indonesia Year 2008. Kepercayaan terhadap isi pesan ini memberikan dampak bagi responden yaitu menarik perhatian mereka untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan. Hal ini sangat dimungkinkan karena, jika mereka percaya dan yakin terhadap isi pesan tersebut, maka akan menarik perhatian para calon wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tadi. Seorang calon wisatawan tidak Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
akan mungkin tertarik perhatiannya untuk mengunjungi objek wisata apabila calon wisatawan tersebut tidak percaya dan tidak yakin terhadap isi pesan materials promotion. Suatu perhatian terhadap suatu objek wisata akan muncul apabila responden percaya dan memahami isi dalam materials promotion. Untuk itu diperlukan kepercayaan terhadap informasi, serta mudah dimengerti oleh responden. Tabel 4.42 Hubungan antara Peningkatan Pengetahuan Terhadap Tuktuk Siadong Setelah Menggunakan Materials Promotion dengan Melakukan Kunjungan Wisata Count Mengunjungi Tuktuk Siadong setelah mendapatkan informasi melalui kampanye VIY 2008 Kurang Tidak Sangat right benar benar benar Tingkat pengetah uan tentang Tuktuk Siadong
Tidak bertambah
Kurang bertambah bertambah
Sangat bertambah Total
Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total
0
11
9
0
Total
20
.0%
11.1%
9.1%
.0%
20.2%
1
16
13
0
30
1.0%
16.2%
13.1%
.0%
30.3%
13
2
10
11
36
13.1%
2.0%
10.1%
11.1%
36.4%
6
0
1
6
13
6.1%
.0%
1.0%
6.1%
13.1%
20
29
33
17
20.2%
29.3%
33.3%
17.2%
99 100.0 %
Sumber : P.15/FC25 – P.27/FC.41 Tabel 4.42 menjelaskan tentang hubungan antara peningkatan pengetahuan terhadap Tuktuk Siadong setelah menggunakan materials promotion dengan melakukan kunjungan wisata. Dari 99 responden, 17 orang mengatakan sangat benar, 33 orang mengatakan benar, 29 orang mengatakan kurang benar, dan 20 orang mengatakan tidak benar. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Sebaran data tentang peningkatan pengetahuan terhadap Tuktuk Siadong setelah menggunakan materials promotion dengan melakukan kunjungan wisata adalah 13 orang mengatakan sangat meningkat, 36 orang mengatakan meningkat, 30 orang mengatakan kurang meningkat, dan sebanyak 20 orang mengatakan tidak meningkat. Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara peningkatan pengetahuan terhadap objek wisata Tuktuk Siadong setelah menggunakan materials promotion dengan melakukan tindakan/kunjungan wisata. Rata – rata responden mengatakan benar mereka melakukan kunjungan wisata setelah pengetahuan mereka meningkat terhadap Tuktuk Siadong dengan membaca materials promotion tersebut. Oleh sebab itu, yang dibahas adalah responden yang mengatakan benar, yaitu : Sangat benar : Benar
:
Kurang benar : Tidak benar
:
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat persentase responden yang mengatakan benar melakukan kunjungan wisata setelah pengetahuan mereka meningkat tentang Tuktuk Siadong. Sebanyak 13,1% mengatakan mereka benar melakukan kunjungan setelah pengetahuan mereka meningkat terhadap objek wisata Tuktuk Siadong setelah membaca materials promotion tersebut. Jadi, terdapat hubungan antara peningkatan pengetahuan tentang Tuktuk Siadong Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
setelah membaca materials promotion dengan kebenaran melakukan kunjungan wisata ke Tuktuk Siadong. Penyajian informasi dalam materials promotion kampanye Visit Indonesia Year 2008 tentang Indonesia dan termasuk di dalamnya Tuktuk Siadong sudah dilakukan dengan cukup baik, jelas dan menarik sehingga dapat menarik perhatian responden, dan menjadikannya menjadi sebuah kebutuhan hingga mereka melakukan tindakan langsung atau melakukan kunjungan langsung ke Tuktuk Siadong.
Tabel 4.43 Hubungan antara Pemenuhan Kebutuhan Informasi dengan Memunculkan Kebutuhan untuk Berwisata Meet_your_need_of_tour_information * Encourage_your_need_for_tourism Crosstabulation Count Memunculkan kebutuhan untuk berwisata
Tidak Kurang Sangat memun memun memun memun culkan culkan culkan culkan Pemenuh an kebutuha n akan informasi wisata
Tidk memenuhi
Count % of Total
Kurang memenuhi
Count % of Total
Sangat memenuhi
4
3
0
12
5.1%
4.0%
3.0%
.0%
12.1%
3
17
6
0
26
3.0%
17.2%
6.1%
.0%
26.3%
1
1
40
4
46
1.0%
1.0%
40.4%
4.0%
46.5%
0
0
3
12
15
.0%
.0%
3.0%
12.1%
15.2%
9
22
52
16
99
9.1%
22.2%
52.5%
16.2%
100.0%
Count % of Total
Total
5
Count % of Total
Memenuhi
Total
Count % of Total
Sumber : P.16/FC.26 – P.22/FC.36
Tabel di atas, menunjukkan tentang hubungan antara pemenuhan kebutuhan informasi dengan memunculkan kebutuhan untuk berwisata. Dari 99 Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
responden, 16 orang mengatakan sangat memunculkan kebutuhan, 52 orang mengatakan memunculkan, 22 orang mengatakan kurang memunculkan, dan 9 orang mengatakan tidak memunculkan. Sebaran data mengenai pemenuhan kebutuhan terhadap informasi wisata adalah 15 orang mengatakan sangat memenuhi, 46 orang mengatakan memenuhi, 26 orang mengatakan kurang memenuhi, dan sebanyak 12 orang mengatakan tidak memenuhi kebutuhan mereka terhadap informasi wisata. Dari data di atas menjelaskan tentang hubungan antara pemenuhan kebutuhan informasi dengan memunculkan kebutuhan untuk berwisata. Dari 99 responden, sebanyak 52 orang mengatakan memunculkan kebutuhan mereka untuk berwisata. Karena rata – rata responden mengatakan memunculkan kebutuhan berwisata, maka inilah yang akan dibahas, seperti di bawah ini : Sangat memunculkan : Memunculkan
:
Kurang memunculkan : Tidak memunculkan :
Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara pemenuhan kebutuhan informasi dengan memunculkan kebutuhan untuk berwisata. Sebanyak 40,4% responden mengatakan akan memunculkan kebutuhan mereka untuk berwisata apabila informasi yang disajikan dalam materials promotion sudah memenuhi kebutuhan mereka terhadap informasi wisata. Artinya, jika pemenuhan kebutuhan mereka terhadap informasi pariwisata sudah tercukupi dan mampu menjawab Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
semua keraguan dan kekwatiran mereka, maka responden juga akan dengan senang hati menjadikannya sebuah kebutuhan untuk segera dilakukan. Sehingga, untuk dapat memunculkan kebutuhan berwisata itu, responden juga harus didukung dengan informasi wisata yang jelas, baik dan menarik sehingga tidak terjadi kesimpang siuran informasi yang pada akhirnya akan menimbulkan salah penegertian dalam berwisata.
Tabel 4.44 Hubungan antara Kegunaan Materials Promotion dengan Keputusan untuk Melakukan Kunjungan Wisata Count Keputusan untuk berwisata
Tidak benar Manfaat materials promotio n dalam kampany e VIY 2008
Tidak bermanfaat
Count % of Total
Sangat bermanfaat
Total
6
0
0
0
6
6.1%
.0%
.0%
.0%
6.1%
12
12
0
0
24
12.1%
12.1%
.0%
.0%
24.2%
15
9
14
4
42
15.2%
9.1%
14.1%
4.0%
42.4%
1
3
9
14
27
1.0%
3.0%
9.1%
14.1%
27.3%
34
24
23
18
99
34.3%
24.2%
23.2%
18.2%
100.0%
Count % of Total
Total
Sangat benar
Count % of Total
bermanfaat
benar
Count % of Total
Kurang bermanfaat
Kurang benar
Count % of Total
Sumber : P.17/FC.27 – P.25/FC.39
Tabel 4.44 di atas, menunjukkan data tentang hubungan antara kegunaan materials promotion dengan keputusan untuk melakukan kunjungan wisata. Dari 99 responden, 18 orang mengatakan sangat benar, 23 orang mengatakan benar, 24 orang mengatakan kurang benar, dan 34 orang mengatakan tidak benar. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Sebaran data mengenai kegunaan materials promotion dengan keputusan untuk melakukan kunjungan wisata adalah 27 orang mengatakan sangat berguna, 42 orang mengatakan berguna, 24 orang mengatakan kurang berguna, dan sebanyak 6 orang mengatakan tidak berguna. Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara kegunaan materials promotion dengan keputusan untuk melakukan kunjungan wisata. Dari 99 responden, sebanyak 34 orang mengatakan tidak benar memutuskan langsung. Karena rata – rata responden mengatakan tidak benar langsung memutuskan, maka inilah yang akan dibahas, seperti di bawah ini : Sangat berguna
:
Berguna
:
Kurang berguna
:
Tidak berguna
:
Berdasarkan persentase di atas, dapat diketahui hubungan antara kegunaan materials promotion dengan keputusan untuk melakukan kunjungan wisata. Apabila informasi dalam materials promotion dianggap berguna, maka responden pun tidak langsung memutuskan apakah mereka akan melakukan kunjungan wsiata. Informasi dalam materials promotion ini akan mereka baca dan pelajari terlebih dahulu. Dengan informasi itu, calon wisatawan akan mengetahui lebih mendalam mengenai tujuan objek wisata yang ditawarkan, mulai dari akomodasi/penginapan, sarana transportasi sampai dengan kemanan dan kenyamanan. Sehingga dengan demikian, wisatawan akan memutuskan langsung Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
berwisata setelah mereka memahami dan mempelajari mareials promotion yang mereka anggap berguna tersebut. Tabel 4.45 Hubungan antara Pengertian Terhadap Maksud Pesan dalam Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan Memunculkan Keinginan yang Kuat untuk Berwisata Count
Pengertian terhadap maksud pesan VIY 2008
Tidak tahu Kurang mengeta hui Mengeta hui Sangat mengeta hui
Total
Count % of Total
Mempunyai keinginan yang kuat untuk berwisata Tidak Kurang Mempun Sangat mempun mempun mempun yai yai yai yai 5 3 1 0
Total
9
5.1% 7
3.0% 6
1.0% 11
.0% 1
9.1% 25
7.1%
6.1%
11.1%
1.0%
25.3%
0 .0%
16 16.2%
27 27.3%
10 10.1%
53 53.5%
0
4
2
6
12
.0%
4.0%
2.0%
6.1%
12.1%
12 12.1%
29 29.3%
41 41.4%
17 17.2%
99 100.0%
Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total
Sumber : P.19/FC.33 – P.24/FC.38
Tabel 4.45 di atas, menunjukkan data tentang hubungan antara tingkat pengertian terhadap maksud pesan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan memunculkan keinginan yang kuat untuk berwisata. Dari 99 responden, 17 orang mengatakan sangat mempunyai, 41 orang mengatakan mempunyai, 29 orang mengatakan kurang mempunyai, dan sebanyak 12 orang mengatakan tidak mempunyai. Sebaran data tentang pemahaman/pengertian terhadap maksud pesan adalah 12 orang mengatakan sangat mengetahui, 53 orang mengatakan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
mengetahui, 25 orang mengatakan kurang mengetahui, dan sebanyak 9 orang mengatakan tidak mengetahui. Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden mengatakan mempunyai keinginan yang kuat untuk berwisata. Dari 99 responden, sebanyak 41 orang mengatakan mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk berwisata setelah mengerti maksud dari pesan yang disajikan. Oleh sebab itu, yang dibahas adalah responden yang mengatakan mempunyai, yaitu : Sangat mengerti
:
Mengerti
:
Kurang mengerti
:
Tidak mengerti
:
Persentase di atas menunjukkan hubungan antara tingkat pengertian terhadap maksud pesan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan memunculkan keinginan yang kuat untuk berwisata. Dari data di atas, sebanyak 27,3% responden mengatakan mempunyai keinginan yang kuat untuk berwisata apabila mereka mengerti akan maksud pesan yang disajikan. Ini artinya, penyampaian informasi yang jelas dan mudah untuk dipahami responden akan memunculkan keinginan yang kuat bagi responden untuk berwisata. Dengan kata lain, karena responden mengerti terhadap maksud pesan yang disajikan sehingga mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk berwisata.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
IV. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman. Uji korelasi Spearman ini menggunakan piranti lunak SPSS versi 15.0. Hasil uji korelasi bivariat Spearman diperoleh sebesar 0,761, seperti di bawah ini : Tabel 4.46 Hasil Uji Korelasi Spearman dengan Menggunakan Piranti Lunak SPSS versi 15.0 Correlations
Spearman's rho
Kampanye_visit_In donesia_Year_2008
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Peningkatan_Jumla h_Kunjungan_Wisat awan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kampanye_v isit_Indonesi a_Year
Peningkatan _Jumlah_Ku njungan_Wis atawan
1.000
.761(**)
.
.010
99
99
.761(**)
1.000
.010
.
99
99
** Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan skala Guilford, dengan hasil rs = 0,761 dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang tinggi. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa Kampanye Visit Indonesia Year 2008 memiliki hubungan yang tinggi terhadap Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
IV.4. Pembahasan Mengunjungi Indonesia agaknya bukan menjadi mode lagi bagi para pelancong mancanegara. Di hampir semua tempat pariwisata Indonesia yang terkenal seperti Bali atau Yogyakarta lebih banyak disesaki oleh pengunjungpengunjung domestik atau wisdom (wisatawan domestik). Memang umumnya kita selalu mengkambinghitamkan soal pemboman dan ancaman-ancaman teroris lainnya. Tetapi apakah itu masalah yang sebenarnya? Di sini, peneliti mencoba melihat pariwisata Indonesia dari sudut yang lain. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ancaman terorisme merupakan pemicu sehingga menurunnya pamor pariwisata Indonesia. Tetapi yang harus kita lihat lebih jauh bagaimana sebenarnya prospek pariwisata di Indonesia itu sendiri. Secara material, pariwisata Indonesia didukung oleh kondisi alam yang indah serta budaya yang luhur. Namun sayangnya, kondisi tersebut tidak didukung oleh sarana dan prasarana pariwisata yang kondusif. Hampir semua sarana dan prasarana pariwisata tidaklah memadai, terutama di tempat wisata. Memang untuk tempat menginap banyak dijumpai hotel-hotel berbintang lima dengan fasilitas yang mewah. Namun bila kita berkunjung ke tempat wisata, sungguh sangat mengecewakan. Salah satu contoh yang nyata adalah Danau Toba. Danau Toba merupakan salah satu danau terbesar di dunia yang saat ini dinominasikan dalam tujuh keajaiban alam dunia oleh Badan Warisan Alam Dunia . Yang mengecewakan adalah begitu banyaknya sampah (baik sampah industri maupun Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
rumah tangga) dan tanaman liar (seperti enceng gondok) yang berserakan di areal Danau Toba. Keadaan seperti itu mungkin sudah dianggap jamak dan wajar bagi orang Indonesia, tetapi adalah sangat mengganggu bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Danau Toba dengan tenang. Hal pokok lain yang menjadi masalah utama dalam pengembangan industri pariwisata Indonesia adalah minimnya promosi yang dilakukan para pelaku industri pariwisata tersebut. Sangat disadari memang bahwa promosi yang dilakukan baik pihak pemerintah sebagai pemegang kendali, maupun pihak swasta diyakini sangat terbatas. Gaung Indonesia dalam pariwisata dunia sungguh jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand maupun Singapura. Setiap tahunnya, masing-masing negara tersebut dikunjungi hampir 15 juta wisatawan asing yang datang dari berbagai belahan negara di dunia, termasuk Indoensia. Promosi pariwisata Indonesia memang sangat terbatas dilakukan di negara luar. Hal ini tentu saja disebabkan karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah dalam mempromosikan keindahan alam dan budaya Indonesia. Dengan menyadari keterbatasan inilah, pemerintah mengadakan sebuah program kombinasi antara komunikasi dan pariwisata dengan menggalakkan sebuah program promosi pariwisata yang dikenal dengan nama Visit Indonesia Year 2008. Program Visit Indonesia Year 2008 merupakan sebuah program promosi pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan RI. Pemerintah Indonesia menetapkan tahun 2008 sebagai Tahun Kunjungan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Visit Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Indonesia Year 2008 dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional. Melalui program ini, pemerintah berharap dapat memajukan Indonesia melalui sektor pariwisata dan promosi budaya. Di sini, pemerintah ingin memanfaatkan keefektifan komunikasi pariwisata (dalam hal ini kampanye Visit Indonesia Year 2008) untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing/mancanegara ke Indonesia. Sehingga pemerintah harus bekerja lebih keras agar komunikasi tersebut dapat efektif sesuai dengan yang diharapkan. Secara sederhana, komunikasi dapat dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dengan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber sama dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila mencakup 5 kriteria yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss 1996 : 22 – 23). Berdasarkan hasil penghitungan menggunakan rumus korelasi Spearman antara dua variabel yaitu Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, dengan memakai piranti lunak SPSS 15.0, maka diperoleh rs sebesar 0,76. Sesuai dengan kaidah Spearman, yaitu rs > 0, maka hipotesa diterima. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan, artinya hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (Hipotesis Alternatif) yaitu terdapat hubungan antara kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan di antara variabel yang diteliti, digunakan skala 0,70 – 0,90. Hal ini menunjukkan hubungan yang tinggi. Artinya terdapat hubungan yang tinggi antara kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. Materials promotion seperti brochure, tourism map, guidebook, exhibition dan internet merupakan alat material yang digunakan untuk mengampanyekan Visit Indonesia Year 2008. Masing – masing dari materials promotion tersebut menyajikan beragam informasi wisata Indonesia kepada masyarakat dunia sebagai calon wisatawan. Materials promotion inilah yang menjadi komponen media yang diharapkan dapat menciptakan komunikasi yang efektif antara program Visit Indonesia Year 2008 dengan para calon wisatawan dunia. Informasi – informasi tersebut disajikan dengan pengemasan yang menarik dan mudah dimengerti dengan harapan dapat menarik perhatian (attention) para calon wisatawan yang nantinya dapat mengubah perhatian tersebut menjadi minat (interest), kemudian setelah ada perhatian dan minat diharapkan akan memunculkan hasrat atau keinginan (desire) untuk menikmati atau melihat langsung objek wisata tersebut, dengan demikian diharapkan para calon wisatawan dapat mengambil keputusan (decision) dengan tepat dan selanjutnya mereka berwisata atau melakukan kunjungan wisata (action) ke berbagai objek wisata di Indonesia termasuk Tuktuk Siadong dan Danau Toba di Kabupaten Samosir, sehingga terjadi peningkatan dalam jumlah kunjungan wisatawan. Inilah yang dinamakan dengan bentuk komunikasi AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, dan Action). Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Pencapaian keefektifan tersebut tidak hanya dilihat dari peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan wisatawan selama berkunjung di Indonesia, peningkatan pendapatan dari belanja wisatawan serta meningkatnya waktu/lama kunjungan wisatawan di Indonesia. Setelah keberhasilan mencapai jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat, maka wisatawan tersebut perlu diyakinkan agar mereka mau dan ingin kembali datang berkunjung ke Indonesia. Sehingga dengan demikian, mereka tidak hanya datang untuk sekali saja melainkan datang untuk berkali-kali. Berdasarkan hal tersebutlah, kampanye Visit Indonesia Year 2008 ini sangat perlu dilakukan sebagai jembatan komunikasi pariwisata yang efektif antara pelaku pariwisata Indonesia (swasta dan pemerintah) dengan para wisatawan, baik domestik dan terutama wisatawan mancanegara.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
BAB V PENUTUP
V.1. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kampanye Visit Indonesia Year 2008 merupakan sebuah program promosi pariwisata Indonesia dengan menggunakan materials promotion seperti brochure, tourism map, guidebook, exhibition, dan internet sebagai media promosi. Promosi dilakukan di berbagai negara yang dianggap memiliki calon wisatawan potensial. Untuk mendukung kampanye ini, pemerintah menyiapkan 100 even pariwisata berskala intenasional di berbagai daerah di Indonesia. Dengan demikian, semua daerah dituntut untuk berbenah dan bekerja keras untuk menyukseskan program tersebut. Demikian halnya dengan
Sumatera
Utara,
khususnya
Kabupaten
Samosir.
Untuk
mendukung program pemerintah tersebut, Kabupaten Samosir melakukan pembenahan di berbagai sarana dan objek wisata serta turut berpartisipasi dalam berbagai even pariwisata, mulai dari Lake Toba Eco Tourism Sport, Jambore Teknologi Tepat Guna, Festival Layang-layang & Gantole Internasional sampai dengan Pesta Danau Toba yang merupakan salah satu dari 100 even pariwisata tesebut. Selain itu, Kabupaten Samosir juga turut serta dalam ajang promosi pariwisata, baik lokal, naional, maupun Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
internasional seperti Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), Medan Fair (lokal), Gebyar Wisata Nusantara, (Nasional), Funtastic Indonesia Holiday Singapore, Japan International Travel Market dan Sumatera Internationa Travel Fair, Padang (internasional). 2. Penyelenggaraan kampanye Visit Indonesia Year 2008 sebagai media promosi pariwisata Indonesia mampu memberikan informasi yang baik dan jelas sehingga mampu menarik perhatian para calon wisatawan, yang kemudian dapat mengubah perhatian tersebut menjadi minat (interest). Setelah ada perhatian dan minat kemudian dapat memunculkan hasrat (desire) untuk melihat langsung objek wisata tersebut, dengan demikian para calon wisatawan dapat mengambil keputusan (decision) dengan tepat dan selanjutnya mereka berwisata atau melakukan kunjungan wisata (action) ke berbagai objek wisata di Indonesia termasuk Tuktuk Siadong dan Danau Toba di Kabupaten Samosir. Dengan demikian, kampanye Visit Indonesia Year 2008 ini telah efektif sebagai media promosi pariwisata untuk mengundang dan mendatangkan jumlah kunjungan wisatawan yang lebih banyak. Hal ini dapat dibuktikan dari tingkat keberhasilan kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam mendatangkan wisatawan mancanegara dimana hasil penelitian ini mencatat terdapat hubungan yang tinggi antara promosi kepariwisataan tersebut dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. 3. Terdapat hubungan/korelasi antara kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Samosir. Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir. Hal ini berarti bahwa kampanye Visit Indonesia Year 2008 memiliki hubungan yang besar atau tinggi akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir. V.2. Saran Setelah melakukan penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran, sebagai berikut : 1. Melihat antusiasme masyarakat pariwisata terhadap kampanye Visit Indonesia Year 2008 ini cukup baik serta dapat memberikan manfaat yang cukup berarti bagi industri pariwisata Indonesia, maka akan sangat baik lagi jika program promosi pariwisata yang demikian dilakukan lagi pada waktu mendatang. Namun demikian, harus dilakukan perbaikan dan pembenahan terhadap kekurangan dalam pelaksanaan Visit Indonesia Year 2008 kali ini, seperti kurang gencarnya promosi, terbatasnya bahan – bahan materials promotion dan melakukan persiapan yang matang agar tidak terkesan terburu – buru. 2. Untuk memberikan pelayanan yang prima terhadap wisatawan, perlu juga ditingkatkan pendidikan pariwisata kepada masyarakat yang terlibat di dalamnya seperti etika pelayanan, kesopanan, kebersihan, kenyamanan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
serta meningkatkan pemahaman masyarakat di sekitar objek wisata terhadap penggunaan bahasa Inggris. 3. Perkembangan dunia industri pariwisata telah memberikan warna baru dalam hal strategi pemasaran khususnya dalam hal mempromosikan berbagai objek wisata yang diunggulkan. Di era sekarang ini, setiap negara harus mampu melakukan strategi promosi yang baik dan mampu meyakinkan para calon wisatawan akan keamanan dan kenyamanan. Istilah Visit Indonesia Year, Visit Malaysia Year, Visit America Year, dan lain-lain sudah tidak asing lagi dalam dunia pariwisata. Namun, penelitian tentang strategi promosi yang demikian masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, pengkajian bertajuk promosi kepariwisataan yang demikian sangat baik jika dijadikan sebagai penelitian bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi. Pengkajian tentang strategi promosi dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat baik dalam bidang ilmu komunikasi maupun dalam dunia pariwisata.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1996, Prosedure Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek , Jakarta : PT Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2005, Metodologi Penelitian Kantitatif, Jakarta : Kencana. . 2001, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya : Airlangga Press.
Effendy, Onong U. 2004, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya . 2002, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,Bandung: PT Citra Aditya Bakti. . 2000, Dinamika Komunikasi, Bandung: Rejama Rosda Karya. Kriyantono, Rachmat. 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : PT Kencana Prenada Media Group. Kusmayadi dan Sugianto Endar. 2000, Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kusman, Wawan. 1996. Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta. Lubis, Suwardi. 2005. Metode Penelitian Komunikasi, Medan: USU Press. Mooekijat. 1993, Teori Komunikasi, Bandung: Mandar Maju. Munawir. H. 1992, Komunikasi dan Fungsinya, Bandung: Mandar Maju. Nawawi, Hadari. 1995, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada Unversity Press. Pendit. S, Nyoman. 1999, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta: Pradnya Paramita. Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Rakhmad, Jalaludin. 2004, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya. . 1999, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Ross, Glenn F. 1998, Psikologi Pariwisata, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia. Singarimbun, Masri. 1995, Metode Penelitian Survei, Jakarta: PT Pustaka LP3ES. Soekadijo. R. G. 2000, Anatomi Pariwisata, Memahami Pariwisata Sebagai Sistematic Linkage, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Studi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Samosir. 2003, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Samosir. Tubs, L Stewart dan Sylvia Moss. 1996, Human Communication, Prinsip – Prinsip Dasar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Wasti Soemanto. 1994, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi, Jakarta : bumi Aksara. Widjaja, A. W. 1993, Komunikasi, Komunikasi dan Humas, Jakarta : Bumi Aksara. Yoeti, Oka. A. 1995, Pengantar Ilmu Pariwisata, Jakarta : Angkasa.
Bahan Kuliah : Inon Beydha, Komunikasi Pariwisata, 2008. Majalah : Inside Sumatera Volume 29. 2007, Medan : CV Primedia Multi Utama. Explore Indonesia, Edisi Sabtu, 05 April 2008 Website : http://www.my-indonesia.info/page.php?ic=53&id=129 http://www.hariansuarasumut.com/medan/1835.html http://www.samosir.go.id/dload/detail.php?id=2&kat=pariwisata&kliklayanan=2/t empatwisata_samosir.htm Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
http://www.silaban.net/2007/05/27/samosir-berbenah-menuju-kabupaten-wisata2010/ http://www.kampungwisata.tuktuksamosir/profil/tuktuk http://ariesaksono.wordpress.com/
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
QUESTIONNAIRE TOURISM PROMOTION AND IMPROVEMENT OF TOURIST VISIT (A Correlational Study About Campaign Effectiveness of Visit Indonesia Year 2008 in Improvement of Overseas Foreign Tourist Visit Number at Tour Destination of Tuktuk Siadong, Subdistrict of Simanindo – Samosir Regancy)
This questionnaire is employed for scientific importance, there will be no fault answer, it just requires the real answer. And thank for the participation.
Instruction 1. Read every question carefully. 2. Answer each question carefully without any missing. 3. Mark the cross (X) for the best answer in your opinion. 4. Please don’t fill the right-hand numbered-code box (
).
Name : ………………. Number of Respondent :
1
2 I.
Characteristic of respondents
1. Your age range now is : 1. 21 – 25 years 2. 26 – 30 years 3 3. 31 – 35 years 4. 36 – 40 years 5. 41 and more years. 2. Your Gender : 1. male 4 2. female 3. Your occuppation recently : 1. public clerk 5 2. a Private Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
3. trader/Entrepreneur 4. others, please state …. 4. Your national origination : 1. Australia 2. Dutch 6 3. England 4. United State (USA) 5. Japan 6. others, please state … 5. Length of visit : 1. less than 24 hours (a day) 2. 48 hours (2 days) 7 3. 72 hours (3 days) 4. more than 72 hours (more than 3 days) 6. This is your ….th visit : 1. first 2. second 8 3. others, please state … II.
Campaign of Visit Indonesia Year 2008
7. Do you ever know or hear about tour promotion of Visit Indonesia Year 2008 campaign? 1. very often 3. seldom 9 2. ever 4. never 8. How can you know about campaign of Visit Indonesia Year 2008 ? 1. via television 3. via news paper 10 2. via internet 4. others, please state … 9. Do you like a such tour promotion ? 1. prefer 3. less like 11 2. like 4. dislike 10. In your opinion, is it appropriate or not to select the “Celebrating 100 Years of National Awakening” as a theme in Visit Indonesia Year 2008 campaign ? 1. very appropriate 12 2. appropriate
3. inappropriate 4. very inappropriate
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
11. The following is some media or promotion materials used in campaigning the Visit Indonesia Year 2008. So far, which media do you use ?
Types of Media 1. 2. 3. 4. 5.
Very often (more than 2 times)
Frequency Often Rarely (2 times on (1 time on avarage) avarage)
Never (0 time)
Brochure* Tourism map Guidebook Exhibition** Internet 12. Do you believe the content of message in materials promotion ? 1. believe so much 3. less believe 18 2. believe 4. not believe 13. In your opinion, is the design of materials promotion in Visit Indonesia Year 2008 campaign attractive ?
Types of Media
Very Attractivene ss
Attractiveness Attractivene Less ss Attractivene ss
No Attractive ness
1. Brochure* 2. Tourism map 3. Guidebook 4. Exhibition** 5. Internet 14. Did you really get the information of Tuktuk Siadong after reading various kind of materials promotion in Visit Indonesia Year 2008? 1. absolutely get
3. not really get
24 2. get 4. no, absolutely not 15. After reading the materials promotion, is your knowledge on tourism object of Indonesia especially Tuktuk Siadong, improved ? 1. very improved 3. less improved 25 2. improved 4. not improved 16. Does materials promotion meet your need of tour information ? Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
1. meet so much 3. less 26 2. meet 4. not meet 17. Is information presented in materials promotion useful for you ? 1. very useful 3. less useful 27 2. useful 4. useless 18. In your opinion, how to explain the message in materials promotion of Visit Indonesia Year 2008 ? Types of Media
Very Clearness
Clearness Clearness Less Clearness
No Clearness
1. Brochure* 2. Tourism map 3. Guidebook 4. Exhibition** 5. Internet 19. Do you know the intention of the message ? 1. know so much 3. less 33 2. know 4. do not know 20. Does the message presented bring you some value ? 1. bring so much 34 2. it does bring III. Improvement of Tour Visit
3. less bring 4. not bring value
21. In your opinion, does the materials promotion attract your attention to visit the tour object offered ? 1. very attractive 3. less attractive 35 2. attractive 4. not attractive 22. Does the information encourage your need for tourism ? 1. it encourages so much 3. less encourage 36 2. it encourages 4. not encourage 23. Through presentation of materials promotion, are you motivated to look for more information of tourism ? 1. very motivated 37
3. less motivated
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
2. motivated 4. not motivated 24. After gaining the information of Indonesian tourism, did you have a strong interest to visit the tourism object ? 1. yes, absolutely I have 3. not really 3 2. yes, I have 4. not at all 25. After receiving the information of materials promotion Visit Indonesia Year 2008, did you decide immediately to visit tourism object ? 1. absolutely right 2. right
3. not really right 4. no, absolutely not
39 26. Is it right or not after making a decision, do you make a real visit ? 1. absolutely right 41 2. right
3. not really right 4. no, absolutely not
40 27. At last, do you visit Tuktuk Siadong after receiving the information by Visit Indoneisia Year 2008 campaign ? 1. absolutely right 3. not really right 41 2. right 4. no, absolutely not 28. Please present some suggestions or inputs for improvement of Indonesian Tourism Industry, especially Tuktuk Siadong !! Suggestion : a. About facilities : …………. b. About Materilas Promotion : ………….. c. Others : …………………...
--- Thank so much ----- for the best time and participation ---
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo – Kabupaten Samosir), 2008. USU Repository © 2009