INISIATIF PEMBANGUNAN RENDAH EMISI DI PROVINSI PAPUA
Disampaikan Oleh: Augustinus Rumansara dan John Mampioper SATGAS Pembangunan Rendah Karbon di Provinsi Papua
OUTLINE 1. 2. 3. 4.
Perobahan iklim dan Pembangunan rendah Emisi Komitmen Indonesia untuk penurunan emisi Komitmen Papua untuk menurunkan Emisi GRK dan 4 Strataegi Utama Upaya Pembangunan Rendah Karbon di Papua a.Pembentukan Satuan Tugas Pembangunan Rendah Karbon Papua b. RAD GRK Provinsi Papua c. SRAP REDD+ Papua - REL Papua - Identifikasi Penyebab Emisi - Rencana Aksi Mitigasi Provinsi Papua 5 . Kontribusi Aksi Mitigasi Provinsi Papua Terhadap Penurunan Net Emisi 6. Kondisi Pemungkin (Enabling Conditions) 7. Prakondisi yang diperlukan (penutup)
Perubahan Iklim dan Pembangunan Rendah Emisi
Pemanasan Bumi dan GRK Pemanasan bumi Sinar matahari yang mengadung radiasi infrared (panas) : • sebagian kecil terrefleksi kembali oleh atmosfir bumi. • sebagian besar yang menembus ke permukaan bumi, teperangkap oleh Gas Rumah Kaca (GRK) yang telah ada di atmosfir,
4
Gas rumamah kaca (GRK) utama dan asal aktivitas manusia GRK Utama
Asal industri
Asal Degradasi hutan/lahan
Carbon dioxide (CO2)
Bahan bakar fosil dan pembuatan semen
Penggundulan dan pembakaran hutan
Mathane (CH4)
Penimbunan lahan, penambangan batu bara, produksi gas alam
Konversi lahan basah, sawah, peternakan
Nitrous Oxide (NO3)
Bahan bakar fosil dan produksi nitrit
Penggunaan pupuk dan pembakaran biomasa
Hydrofluorocarbons (HFCs)
Proses industri dan pabrik
-
Perfluorocarbons (PFCs)
Proses indsutri dan pabrik
-
Sistem transmisi dan distribusi listrik
-
Sulphur hexafluoride (SF6)
5
Laju penimbunan CO2 dalam atmosfir
Dalam 50 thn terakhir, konsentrasi CO2 tumbuh lebih cepat dibandingkan sebelumnya bertambah dengan 1,5 – 2 ppm/thn.
6
Emisi karbon per Sektor
7
Hasil Emisi GRK berdasar Kemajuan Pembangunan
8
Perobahan Iklim • •
Tanda-tanda perobahan Iklim telah terjadi Kenaikan suhu bumi
•
Suhu rata-rata bumi telah naik 0,74 0C sejak 1850.
•
11 dari 12 tahun terakhir merupakan yang terpanas sejak 1850.
9
Mengapa Pembangunan Rendah Karbon ? 1. 2. 3. 4.
5.
6.
Emisi Karbon dan GRK lainnya menyebabkan pemanasan global Pemanasan global menyebabkan perobahan iklim Perobahan iklim menyebabkan bencana alam seperti banjir, longsor, gagal panen dsbnya. Terjadi apa yang disebut “positive feedback loop” yaitu percepatan sebab-akibat bencana terus menerus yang intesitasnya makin meningkat. Solusinya: a. upaya-upaya adaptasi (pengelolaan das, penanaman pohon, , b. upaya mitigasi (REDD, renewable energy dsbny). Secara global penggundulan dan degradasi hutan mempunyai kontribusi sekitar 20-30 % dalam peningkatan emisi karbon.
10
Pengertian LCD •
Ada banyak istilah yang dipakai: Low-Carbon Development (LCD), atau Low Carbon Economy(LCE) atau Low-Fossil-Fuel Economy (LFFE) yaitu suatu model pembangunan ekonomi yang menghasilkan GHG , khususnya CO2 yang minimal ke biosfir
•
Sebuah model ekonomi yang mengutamakan konsumsi energi yang rendah, polusi yang rendah dan emisi GRK (GHG) yang rendah, dengan mengutamakan GDP yang hijau .
•
Tujuan dari LCD adalah untuk mengintegrasikan semua aspek (produksi mau pun konsumsi) mulai dari pertanian, manufakturing, transportasi, energi, dengan tehnologi yang dapat menghasilkan energi dan produk dengan sedikit menghasilkan emisi GRK 11
Komitmen Indonesia untuk penurunan emisi
Komitmen Pemerintah untuk Penurunan Emisi Indoesia berkomitmen menurunkan 2641% emisi Gas Rumah kaca
Pidato Presiden pada G20 di Pittsburgh dan COP 15 Copenhagen
In association with Copenhagen Accord
Kami menargetkan menurunkan emisi sebesar 26% dengan usaha sendiri pada kondisi BAU dan jika didukung oleh negara luar /negara donor akan menjadi 41 percent pada tahun 2020.”
Indonesia Programs
President Republic of Indonesia : Susilo Bambang Yudhoyono
26%
41%
Unilateral
Unilateral & International Support
Carbon credit
> 41%
Carbon Credit
7% PERTUMBUH AN EKONOMI
National Action Plan
NASIONAL REDD+ STRATEGY
UNTUK MEWUJUDKAN KOMITMEN PRESIDEN
RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) GRK
STRANAS REDD+
R A D
S R A P
Komitmen Papua untuk menurunkan Emisi GRK dan 4 Strataegi Utama
Komitmen Papua pada COP 15 Copenhagen Untuk medukung komitmen Presiden RI pada COP 15 dan untuk membangun masa depan yang lestari bagi seluruh umat, Papua berkomit : 1. Mempertahankan paling sedikit 50 % dari hutan konversi Papua. 2.Tidak menggunakan hutan primer atau areal lain (gambut) yang mempunyai nilai konservasi dan budaya yang tinggi untuk penanaman kelapa sawit, atau penggunaan lahan dalam skala besar. 3.Memastikan agar penanaman kelapa sawit atau penggunaan lahan yang lain menggunakan standard ‘bestpractice=pengelolaan yang terbaik’. 4.Diversifikasi ekonomi pedesaan/masyarakat, termasuk bantuan untuk pengembangan energi bersih, mendukung pengembangan energi ramah lingkungan, usaha kecil dan menengah dalam bidang kehutanan masyarakat dan hutan tanaman industri.
Low Carbon Development (apa yang perlu segera dilakukan) Pertama, meninjau kembali model-model pembangunan ekonomi yang telah berlangsung di Papua selama ini. Peninjauan kembali ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa pertumbuhan dapat terus berlangsung namun tidak melewati batas-batas ekologi kita. Model pembangunan baru yang kita kembangkan itu harus memastikan bahwa pertumbuhan itu berlangsung secara merata, yaitu dengan cara meredistribusi kekayaan dan menciptakan tumbuhnya masyarakat kelas menengah Papua yang kuat. Kedua, meningkatkan mutu dan memperbaharui instrumen-instrumen perencanaan pembangunan, termasuk di dalamnya rencana pembangunan jangka panjang dan jangka menengah, dan Rencana Tata Ruang Provinsi Papua, dalam rangka mendukung pencapaian tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan. Ketiga, memperkuat kerangka-kerangka hukum dalam rangka melindungi dan memberdayakan orang-orang asli Papua dalam proses pembangunan berkelanjutan, dengan tetap menghormati hak-hak penduduk Papua lainnya. Termasuk di dalamnya adalah dengan menyusun peraturan daerah dan peraturan daerah khusus yang berisi pengakuan atas hak-hak tersebut, dan pengembangan mekanisme-mekanisme untuk menyelesaikan perbedaan pendapat. Yang terakhir, memperkuat mekanisme-mekanisme kelembagaan untuk mewujudkan hasilhasil pembangunan berkelanjutan, termasuk di dalamnya bagaimna struktur pengambilan keputusan di kampung-kampung. Sebagian terbesar orang-orang asli Papua tidak bermukim di daerah perkotaan, tetapi di kampung-kampung tradisional mereka.
Upaya Pembangunan Rendah Karbon di Papua a. Pembentukan Satuan Tugas Pembangunan Rendah Karbon Papua b. RAD GRK Provinsi Papua c. SRAP REDD+ Papua - REL Papua - Identifikasi Penyebab Emisi - Rencana Aksi Mitigasi Provinsi Papua
Untuk pengintegrasian dan katalisator berbagai stakeholder untuk pelaksanaan komitment diatas Gubernur Papua membentuk Satuan Tugas Pembangunan Rendah Karbon pada bulan Februari, 2010
Pembentukan PLCD
Diangkat dengan SK Gub no 105/2010, tgl 11 Oktober 2010 Ketua Satuan Tugas bertanggung jawab langsung ke Gubernur.
Secretary & Secretariat
Taskforce mempunyai 4 kelompok kerja 19
20
Peranan dan inovasi Task Force • •
•
Memperoleh mandat dari Gubernur Papua Sebagai katalisator dan fasiltator untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, rendah karbon di Provinsi Papua dan mendorong kerja sama dengansemua stakeholder, tetapi tidak mengambil alih tupoksi dari SKPD tekait. BerInovasi untuk mendorong pembangunan rendah karbon di Papua:
A. Membangun konstituen yang luas untuk Pembangunan Rendah Karbon (PRK). B. MRV C. R&D D. Mengupayakan pemberdayaan bagi investasi hijau di Papua.
SRAP REDD+ Papua: • • •
REL Papua dari hutan dan lahan Identifikasi Penyebab Emisi Rencana Aksi Mitigasi Provinsi Papua
STRATEGI KEBIJAKAN SRAP REDD+ REDD + Mengurangi Emisi dari DEFORESTATION
Mengurangi emisi dari DEGRADATION
Peranan SUSTAINABLE MANAGEMENT OF FOREST
CONSERVATION Mengkonservasi hutan/stok karbon
MENGURANGI EMISI DARI SUMBER PENYEBAB DD (CARBON SOURCE)
Peningkatan karbon stok / ENHANCING CARBON STOCK
PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN SERAPAN KARBON (CARBON SINK)
STRATEGI Reducing Emission from Deforestation and Degradation Plus
RENCANA AKSI
KERANGKA PIKIR PEDOMAN PENGUKURAN KARBON DALAM SISTEM MRV UNTUK PENERAPAN REDD+
Baseline dan Sumber Emisi GRK Sektor Hutan dan Lahan di Provinsi Papua
LUAS KAWASAN HUTAN PROVINSI PAPUA
13%
7%
21%
15% 25% 19%
KSA/KPA
HL
HPT
HP
HPK
APL
SEBARAN LUASAN HUTAN PER-KAB/KOTA Fungsi Hutan (Ha)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kab/Kota Asmat Biak Bovendigul Deiyai Dogiyai Intan Jaya Jayapura Jayawijaya Keerom Lani Jaya Mappi Mamberamo Tengah Mamberamo Raya Merauke Mimika Nabire Nduga Paniai Peg. Bintang Puncak Puncak Jaya Sarmi Supiori Tolikara Waropen Yahukimo Yalimo Yapen Kota Jayapura
Hutan Konservasi 318.839 186.087 3.804 96.515 20.764 91.107 69.150 8.293 201.762 69.480 916.482 1.462.667 791.309 872.770 554.722 243.297 541.329 260.237 58.011 275.553 41.127 221.446 415.161 76.555 114.537 8.337
Hutan Lindung 1.123.222 122.799 123.372 131.455 254.243 563.698 587.510 13.584 254.652 61.371 197.869 234.451 485.473 568.481 367.513 396.903 193 222.870 591.560 184.988 251.354 202.015 6.954 276.724 245.234 636.765 229.911 19.031 6.888
Hutan Produksi Tetap 68.548 25.726 1.343.391 27.811 193.136 80.060 71.212 569.613 339.410 1.025.402 62.092 186.172 82.099 272.789 259.590 381 176.742 101.600 2.439 25.201
Hutan Produksi Terbatas 903.810 36.080 461.051 1.287 43.650 137.475 375.950 3.304 154.211 18.003 928.412 889.892 235.311 407.757 351.605 21.664 1.986 145.667 60.595 123.384 439.970 51.714 24.878 213.638 9.676 76.437 16.926
Hutan Produksi Konversi 8.050 783 570.925 1.974 39.113 47.234 260.379 40.924 172.375 50.042 587.686 43.477 100.655 1.103.913 323.143 119.130 50.597 102.001 26.394 87.555 139.028 62.342 80.324 201.957 47.481 19.886 10.354
Areal Penggunaan Lain 6.374 33.884 50.932 265 4.481 10.253 124.124 93.965 120.206 22.472 23.495 4.942 20.797 365.381 107.431 92.383 1.303 11.352 6.529 14.838 2.926 100.534 17.462 10.482 33.035 18.375 9.345 14.638 20.517
Jumlah 2.428.843 405.359 2.549.671 138.785 465.813 972.560 1.519.130 220.927 780.949 353.650 2.307.075 352.350 2.752.709 4.761.155 2.059.245 2.018.963 659.981 530.102 1.659.875 547.052 523.230 1.416.690 65.924 622.708 560.213 1.587.496 372.968 246.968 88.223
Kondisi Eksisting Deforestasi dan Degradasi Hutan di Provinsi Papua periode 2006-2011 (ha/tahun) Sumber Emisi No.
1 2 3 4 5 6
Zona
Kawasan Suaka Alam/Pelestarian Alam Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Produksi Konversi Hutan Produksi Terbatas Areal Penggunaan Lain Total
Deforestasi Luas (ha) % 5,505.16 2.46 4,524.02 2.02 2,408.40 1.08 3,938.62 1.76 3,107.98 1.39 6,195.46 2.77 25,679.64 11.47
Degradasi OLCC Luas (ha) % Luas (ha) 19,008.34 8.49 9,315.28 14,179.36 6.33 2,141.72 79,445.90 35.49 24.86 29,244.66 13.06 1,403.72 34,525.28 15.42 1,422.10 5,367.38 2.40 2,122.08 181,770.92 81.19 16,429.76
Total % Luas (ha) 4.161 33,828.78 0.957 20,845.10 0.011 81,879.16 0.627 34,587.00 0.635 39,055.36 0.948 13,684.92 7.339 223,880.32
% 15.11 9.31 36.57 15.45 17.44 6.11 100.00
Reference Emission Level (REL) Provinsi Papua
?
10 Sumber Emisi Terbesar di Papua No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No
Zona HP HPK HPT KSA HPT HP HL Gambut HL KSA KSA Gambut
Sumber Emisi
1 Deforestasi 2 Degradasi 3 OLCC Jumlah
Tutupan Lahan Awal Perubahan HLKP HLKS HLKP HLKS HLKP HLKS HRP HRS HRP HRS HRP HRS HRP HRS HLKP HLKS HLKP HLKS HRP HRS
Luas (Ha) 25,679.64 181,770.92 16,429.76 223,880.32
Luas (Ha) 72,497.08 27,864.00 23,503.64 8,169.22 6,349.60 4,554.06 4,288.32 9,213.76 8,241.52 2,419.88
Net Emission Persentase (ton CO2-Eq/year) (%) 11,705,487.88 23.74 36,112,229.27 73.24 1,488,233.85 3.02 49,305,951.00 100.00
Net Emission (ton Persentase CO2-Eq/year) (%) 11,191,132.58 22.70 4,301,272.80 8.72 3,628,178.56 7.36 3,231,716.20 6.55 2,511,880.59 5.09 1,801,570.96 3.65 1,696,445.10 3.44 1,422,297.42 2.88 1,272,215.97 2.58 957,296.46 1.94
HLKP = Hutan Lahan Kering Primer HLKS = Hutan Lahan Kering Sekunder HRP = Hutan Rawa Primer HRS = Hutan Rawa Sekunder
10 Sumber Deforestasi Terbesar di Papua No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Zona HL HP APL HPT Gambut HL KSA KSA HPK HPK APL
Tutupan Lahan Awal Perubahan HLKP SB HLKP TT HLKS PLKC HRP BR HLKS PLKC HLKS PLKC HLKS SB HLKS SB HLKS PLKC HLKS SB
HLKP= Hutan Lahan Kering Primer HLKS= Hutan Lahan Kering Sekunder HRP = Hutan Rawa Primer SB= Semak Belukar TT = Tanah Terbuka PLKC = Pertanian Lahan Kering Campur BR = Belukar Rawa
Luas (Ha) 1,596.12 1,251.50 1,979.02 1,046.00 1,556.22 1,484.38 1,455.18 1,243.70 1,226.72 721.90
Net Emission (ton CO2-Eq/year) 889,570.88 823,695.58 797,479.09 652,888.79 627,104.79 598,155.66 586,389.03 501,169.64 494,327.27 290,901.64
Persentase (%) 1.80 1.67 1.62 1.32 1.27 1.21 1.19 1.02 1.00 0.59
Kontribusi Aksi Mitigasi Provinsi Papua Terhadap Penurunan Net Emisi
10 Rencana Aksi Mitigasi Provinsi Papua 1. Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) 2. Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) 3. Hutan Kemasyarakatan (HKm) 4. Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) 5. Pelaksanaan Restorasi Ekosistem Hutan (REH) 6. Pencegahan Perambahan Hutan 7. Pengurangan Konversi Hutan 8. Penurunan Luas Areal RKT IUPHHK 9. Implementasi Reduced Impact Logging (RIL) 10.Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM)
KONTRIBUSI AKSI MITIGASI PROVINSI PAPUA TERHADAP PENURUNAN EMISI 1: Peningkatan Serapan Karbon 1: 2: 3:
1: 2: 3:
1: 2: 3: Page 11
2: Stabilisasi Simpanan Karbon
3: Total
552303873
276151937
0 6:06 AM Sun, Apr 21, 2013
Kontribusi Aksi Mitigasi Provinsi Papua Terhadap Penurunan Net Emisi Kontribusi Penurunan Emisi No
Aksi Mitigasi
Skenario Pesimis ton CO2-Eq
Skenario Optimis
%
ton CO2-Eq
%
Stabilisasi Simpanan Karbon Hutan
I 1
Pencegahan Perambahan Hutan
36,502,447
4.341
182,512,237
21.706
2
Implementasi RIL
28,573,438
3.398
142,867,188
16.991
3
Pengurangan Konversi Hutan
20,889,432
2.484
104,447,161
12.422
4
Penurunan luas areal RKT IUPHHK
17,143,951
2.039
85,719,757
10.195
5
PHBMA
617,520
0.073
3,087,600
0.367
103,726,788
12.336
518,633,943
61.681
Sub Total I II
Peningkatan Serapan Karbon Hutan
1
Pembangunan HTI
2,581,568
0.307
12,907,840
1.535
2
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
1,290,432
0.153
6,452,160
0.767
3
Pelaksanaan HKm
1,137,503
0.135
5,687,517
0.676
4
Restorasi Ekosistem Hutan
863,960
0.103
4,319,800
0.514
5
Hutan Tanaman Rakyat
860,523
0.102
4,302,613
0.512
6,733,986
0.801
33,669,930
4.004
110,460,774.00
13.137
552,303,873.00
65.686
Sub Total II JUMLAH
Strategi dan Rencana Aksi Provinsi (SRAP) Papua dalam Implementasi REDD+
1: HISTORICAL 1: 2: 3: 4:
2: FORWARD LOOKING
3: Skenario Pesimis
4: Skenario Optimis
900000000
2 3 1 1: 2: 3: 4:
2 450000000 1
1
1: 2: 3: 4:
2
3
2
4
3
4
4
4
1 0 2006.00
Page 1
3
2009.50
2013.00 Y ears
2016.50
2020.00
6:50 PM Wed, Apr 24, 2013
Kondisi Pemungkin (Enabling Conditions)
Kondisi Pemungkin (Enabling Conditions) 1. Kepastian ruang kelola masyarakat adat (lokasi hak ulayat dan legalitas) - Pemetaan dan mediasi - Review kebijakan periizinan - Penguatan Panitia Tata Batas (PTB) 2. Akselerasi dan Implementasi Pembentukan Kesatuan Pengeloaan Hutan (KPH) 3. Pembentukan lembaga independent perubahan iklim Provinsi Papua.
Prakondisi yang diperlukan (penutup)
PRAKONDISI YANG DIPERLUKAN 1. Dukungan komitmen pemerintah daerah melalui penerbitan regulasi terkait dengan kepastian kawasan dan pengakuan hak-hak masyarakat adat atas sumberdaya alam serta perizinan investasi . 2. Perubahan pola pikir dan pola tindak dari pelaku pembangunan diperlukan serta pemahaman bersama akan paradigma pembangunan rendah karbon melalui strategi REDD+ untuk semua stakeholders baik pada tingkat pimpinan, pelaksana, masyarakat dan pihak ketiga . 3. Koordinasi, sinkronisasi dan integrasi program kegiatan SKPD baik di tingkat provinsi, Kabupaten/kota yang terbingkai dalam RTRWP dan RTRWK dan KPH serta kepastian wilayah kelola masyarakat adat merupakan kondisi pemungkin utama yang harus dibangun terlebih dahulu sebelum eksi-aksi mitigasi diimplementasikan disetiap lokus dan lawas aksi mitigasi. 4. Kelembagaan pengelola, sumber pendanaan dan intrumen-intrumennya terutama dalam MRV telah mantap dan telah terbangun baik ditingkat nasional maupun daerah.