Keynote Address
INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DALAM MENDUKUNG KOTA CERDAS BERKELANJUTAN GOESMART 2016 “Smart City for Advancing Society” e-Indonesia Initiative (eII) Forum ke-XII Dan Smart Indonesia Initiative (SII) Forum ke-2 Surabaya, 21 Juli 2019
Oleh: Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, M. Sc Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
1
A
TANTANGAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN
2
6
TANTANGAN
PENATAAN RUANG PERKOTAAN
PEMBANGUNAN PERKOTAAN Berdasarkan New Urban Agenda, UN-HABITAT
DEMOGRAFI & KOHESI SOSIAL
Populasi Penduduk Perkotaan:
Pengendalian urban sprawl
dalam 4 dekade (1970 – 2010),
meningkat 6 kali lipat 48,39% ~ 126,89 juta jiwa (2010) 70,02% ~ 183,66 juta jiwa (2035) Rata-rata pertumbuhan Penduduk per tahun 2,75%
Tingkat Urbanisasi: 52,1% ~ 136,63 juta jiwa (2015)
TATA KELOLA PERKOTAAN
83,6%
RTRW Kota telah ditetapkan dalam Perda
IMB belum dimanfaatkan secara optimal sebagai Instrumen kontrol land use
Desentralisasi peraturan berdasarkan prinsip otonomi daerah
EKONOMI PERKOTAAN Kontribusi perkotan terhadap PDRB Nasional
74%
Wilayah dan Kota yang lebih BERDAYA SAING, PRODUKTIF, MURAH, EFISIEN SISTEM PELAYANAN EKSTERNAL
Implementasi program dengan MoU Multipihak
(NETWORK CITIES)
KONSEP & PROGRAM PENGEMBANGAN
Mendukung Sistem Produksi Ekonomi Wilayah • Kws Industri • Kws Pariwisata • KEK
SISTEM PELAYANAN INTERNAL Mendukung Kualitas Perkotaan (Human Scale)
dengan dukungan IT (Penyusunan Master Plan & Development Plan Perdesaan (Eco Village)
Kota Baru (Township)
Metro & Mega Cities Kota Besar
KETERPADUAN PENERAPAN 8 ATRIBUT KOTA CERDAS BERKELANJUTAN Planning & Design Ruang Publik Transportasi Air Baku & Bersih Limbah & Sampah Bangunan Energi Komunitas
LEADERSHIP - TATA KELOLA - NETWORKING
4
KOTA CERDAS BERKELANJUTAN
Sasaran Pengembangan Perkotaan
Standar Pelayanan yang dituju
Aman Sehat, Berkeselamatan
Estetik, Bersih, Berkarakter, Nyaman
• RTH Publik > 20% • Luas Jalan > 20% • Ketersediaan Air dan Akses Sanitasi Layak • Sesuai Daya Dukung dan Tampung • Proteksi dan preventif terhadap bencana • KDB Rendah (<30%), dan KLB Tinggi (di atas 3)
• Lansekap kota yg berkualitas • Pengelolaan sampah terpadu (3R) • Ketersediaan Landmark Kota • Pelestarian kws bersejarah • Wajah kota yang tertata • Ketersediaan Ruang Publik yang memadai (± 50%)
Produktif dan Efisien • 40% lahan terbangun untuk aktivitas ekonomi • Pola penggunaan ruang campuran (mixed landuse, a.l kws. perumahan & industri) • Aksesibilitas Tinggi : Infrastruktur Harmoni dengan Guna Lahan • Penerapan state-of-theart teknologi (semua terkoneksi dengan TI agar hemat air, energi, & lahan) • Jejaring Kota (Network City)
Berkelanjutan • Pengurangan dampak perubahan iklim • Pemanfaatan sumber daya terbarukan • Tata kelola yang baik (semua terkoneksi dan terkontrol) • Peran serta masyarakat dalam pembangunan
Semua terhubung, Terkontrol, Real Time dengan Dukungan Teknologi
5
B
KONSEP & KEBIJAKAN
6
New Urban Agenda: Areas, Issues, and Policy Units 6 Areas Social Cohesion and Equity Livable Cities
Urban Frameworks
Spatial Development
Urban Economy
Urban Ecology and Environment
Urban Housing and Basic Services
22 Issues
10 Policy Units
1. Inclusive cities (incl. Pro Poor, Gender, Youth, Ageing) 2. Migration & refugees in urban areas 3. Safer Cities 4. Urban Culture & Heritage
1. Right to the City & Cities for All 2. Socio-Cultural Urban Framework
5. Urban Rules & Legislation 6. Urban Governance 7. Municipal Finance
3. National Urban Policies 4. Urban Governance, Capacity and Institutional Development 5. Municipal Finance and Local Fiscal System
8. 9. 10. 11.
6. Urban Spatial Strategies: Land Market & Segregation
Urban & Spatial Planning & Design Urban Land Urban-rural linkages Public Space
12. Local Economic Development 13. Jobs and Livelihoods 14. Informal Sector
7. Urban Economic Development Strategies
15. Urban Resilience 16. Urban Ecosystems & Resource Management 17. Cities and Climate Change & Disaster Risk Management
8. Urban Ecology Resilience
18. Urban Infrastructure & Basic Services, including energy 19. Transport and Mobility 20. Housing
9. Urban Services & Technology 10. Housing Policies
21. Smart Cities 22. Informal Settlements
7
ESENSI WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) : KOTA CERDAS BERKELANJUTAN SEBAGAI BAGIAN PENTING DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PERKOTAAN CERDAS (SMART CITIES)
KAWASAN PERDESAAN
KAWASAN INDUSTRI
DRY PORT
ARUS PERDAGANGAN EKSPOR & ANTARWILAYAH
KAWASAN INDUSTRI KAWASAN PERKOTAAN CERDAS (SMART CITIES) KAWASAN INDUSTRI ARUS PERDAGANGAN EKSPOR & ANTARWILAYAH
Pembangunan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS), merupakan suatu pendekatan pembangunan yang: 1. memadukan antara pengembangan wilayah dengan “market driven”. 2. mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan 3. memfokuskan pengembangan infrastruktur menuju wilayah strategis 4. mendukung percepatan pertumbuhan kawasankawasan pertumbuhan di WPS 5. mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS. 6. Kota Cerdas Berkelanjutan dimaksudkan untuk memberikan pelayanan skala regional (sistem eksternal) & pelayanan skala kota (sistem internal).
Untuk itu diperlukan: • •
Keterpaduan Perencanaan antara Infrastruktur dengan pengembangan kawasan strategis dalam WPS. Sinkronisasi Program antar infrastruktur (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana). 8 14
PETA SEBARAN WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS
9
K
OTA / K AWA SA N P E R KOTA A N SISTEM, FUNGSI, PERAN, DAN INFRASTRUKTUR UTAMA
KOTA/KAWASAN PERKOTAAN FUNGSI
SISTEM PELAYANAN EKSTERNAL (REGIONAL)
Pusat Pelayanan Wilayah Hinterland • Pusat KoleksiDistribusi Jasa • Hilirisasi Sumber Daya Alam
SISTEM PELAYANAN INTERNAL (URBAN)
Pusat Pelayanan Permukiman Perkotaan • Pusat Pemerintahan • Pusat Perdagangan & Jasa
PERAN Mesin Pertumbuhan Wilayah (Daya Saing) • Global Center & National Center (PKN) • Regional Center (PKW) • Local Center (PKL)
Ruang Aktivitas & Hunian Berkualitas • Liveable City • Compact City • Resilient City
INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR PUPR NON PUPR
Sistem Jaringan Primer • Jalan dan Jembatan • Sumber Daya Air
• Bandara • Pelabuhan • Terminal/ Stasiun • Jaringan Transmisi Energi
Sistem Jaringan Sekunder • Ke-Cipta Karyaan (Air Bersih, Sanitasi, RTH) • Penyediaan Perumahan
• Angkutan Perkotaan • Jaringan Distribusi Energi, Telekomunikasi
NETWORK CITIES: KOTA-KOTA DI DALAM WPS SEBAGAI GROWTH CENTERS SALING TERKONEKSI Mebidangro
• Infrastruktur fisik (jalan, pelabuhan) menghubungkan orang, barang, dan jasa. • Infrastruktur IT memberikan layanan informasi dan komunikasi antar kota
(Kota Metropolitan) Kota Baru Kuala Tanjung (Berbasis Industri)
Kota Pariwisata di KSPN Toba
Kota Baru Sei Mangkei (Berbasis Agroindustri)
Kota Bagansiapiapi
(Berbasis Maritim/Perikanan)
Kota RantauPrapat
(Berbasis Agroindustri)
Kota Dumai
(Berbasis Migas)
Kota Pekanbaru (Berbasis MICE)
STRUKTUR KAWASAN PERKOTAAN (SISTEM INTERNAL)
• • • • • •
ELEMEN STRUKTUR KOTA DI INDONESIA Zona pelabuhan Kawasan komersial Kawasan pusat pemerintahan Kawasan permukiman Kawasan industri Kampung (permukiman tersebar, tidak berpola)
RTH > 30% Jalan > 20% Permukiman & Kawasan Lain < 50% Jalan Tol Jalan Arteri Primer Jalan Arteri Sekunder Jalan Kolektor Primer Jalan Kolektor Sekunder
Pusat Pelayanan Kota Sub Pusat Pelayanan Kota Pusat Lingkungan
Rel Kereta Api
CBD Permukiman/Bisnis
Bandar Udara
Kawasan Industri Pelabuhan
Pelabuhan Laut
Wilayah Kota
Pelabuhan Perikanan
Green Belt/RTH
Terminal Bus Stasiun Kereta Api
Kawasan Pariwisata Kawasan Industri
12
ULTIMATE KAWASAN METROPOLITAN MEBIDANGRO 2025 Tanggul ROB, polder, dan pintu air di Belawan
Jalan Tol Medan Belawan
Ke Banda Aceh
D
Jalan Tol Medan - Binjai
E
Jalan Tol Medan Tebing Tinggi
C 2
Ke Tebing Tinggi
F
Jalan Lingkar Luar
B A Jalan Lingkar Dalam
G
H
Rusunami dan Rusunawa Mebidangro Revitalisasi Kawasan Perkotaan Belawan TPA Tadukan Raga
Waduk Lau Simeme KOTA INTI I
Waduk Lau Gunung utk PLTM (ESDM)
Jalan Tol Jalan Nasional Jalan Provinsi
KOTA SATELIT MANDIRI A. Tanjung Morowa B. Lubuk Pakam C. Percut Sei Tuan D. Hamparan Perak E. Binjai F. Sunggal G. Pancur Batu H. Galang I . Brastagi
ULTIMATE KAWASAN EKONOMI KHUSUS SEI MANGKEI 2025 ke Tebing Tinggi
KI Inalum / Pel. Kuala Tanjung
Indrapura
Perdagangan
Kota Baru Industri Hijau Sei Mangkei
Lima Puluh
Sei Mangkei
ke Kisaran/ Dumai
Jalan Tol Tebing TinggiKisaran ke Pematang Siantar
Jalan Simpang Mayang-Sei MangkeiLima Puluh-Simpang Inalum-Kuala Tanjung
KI
TPA/TPST 3R
Dryport
WWTP/IPLT
Rusun
IPA
C
8 ATRIBUT SMART CITIES
15
8 ATRIBUT KOTA
CERDAS BERKELANJUTAN Smart Development Planning
Smart Open Space
1
2 Smart Transportation
3
8
KOTA CERDAS BERKELANJUTAN
Smart Energy
7
Smart Building & Construction
Smart Waste Management
4
Smart Community
Smart Water Management
5
6 16
Atribut
1
SMART DEVELOPMENT PLANNING PERENCANAAN TERPADU UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR WPS MBBPT Strategic Area (Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Apiapi
1 1 Tanjung Api-api
KA. Palembang dsk
Untuk efisiensi sumber daya
2 PALEMBANG
SBOT
Prabumulih
Kayu Agung
4 National Activity Center
KA. Muara Enim dsk
Pematang Panggang
Regional Activity Center KA. Mesuji dsk
New Growth Center (Toll Road Interchange) MBBPT Affected Region Toll Road, Railway , and High Voltage Transmission Plan Special Economic Zone (KEK) Potential Zone(KP) Industrial Zone (KI) Priority Zone (KA) National Strategic Area (KSN)
Menggala KA. Kotabumi dsk
3
Keterpaduan di dalam dan antar kawasan (KEK, KI, KSN)
4
Keterpaduan transportasi intermoda (maritim and darat)
SOE Kota Bumi
KA. Bandar Lampung-Metro
1 5
2 Terbanggi Besar
Metro Tegineneng
6 3
BANDAR LAMPUNG Babatan
Kalianda
Tanggamus
Capacity Expansion Plan of Ferry Port 1.000 MW Power Plant Plan
2
Infrastruktur terpadu untuk jalan tol, kereta api, dan utilitas lainnya
Indralaya
3
LEGEND
1
Perencanaan terpadu antara infrastruktur dan pengembangan kawasan
KSN Selat Sunda Tanjung Lesung 8 1
Bakauheni
Pembiayaan Inovatif 5 Skema (BUMN, penugasan dengan
7 CILEGON 4
jaminan negara dan fasilitas)
SERANG
17 KA. Bojonegara-MerakCilegon
Atribut
1
SMART DEVELOPMENT PLANNING TULANG PUNGGUNG WILAYAH PERTUMBUHAN MENDORONG PENGEMBANGAN PULAU SUMATERA 2017: meneruskan pembangunan Jalan Tol Terpadu Bakauheni Terbanggi Besar
l
18
Atribut
1
SMART DEVELOPMENT PLANNING PENGEMBANGAN KOTA BARU PUBLIK MAJA
KOTA BARU
MAJA
Luas: +18.276 ha
Populasi: 1,5 juta jiwa (2035)
SMART-GREEN AND INCLUSIVE CITY Kota Baru Publik Maja: ramah lingkungan, cerdas, produktif dan mensejahterakan warganya; kesempatan penerapan TOD (Transit Oriented Development) secara konsisten, percepatan perwujudan kota dengan inflasi rendah (harga properti terkendali) & Penerapan TeknoPark KONEKTIVITAS Commuter line Jakarta – Parung Panjang bagian dari Jabodetabek Commuter line Parung Panjang – Maja bagian dari Kota Baru Publik Maja Sistem jaringan transportasi wilayah & perkotaan khusus Kota Baru Publik Maja Pembangunan akses regional ke pelabuhan dan bandara Pembangunan dan inovasi pengembangan sumber daya air 9
Atribut
SMART DEVELOPMENT PLANNING
Konsep Pengembangan Kota Baru Publik Maja
1
KONSEP PENGEMBANGAN Kawasan KOTAIndustri BARU PUBLIK MAJA Kemudahan inter-koneksi menuju moda transportasi udara relatif dekat (70 Km ke Bandara Soekarno-Hatta)
(Balaraja, Cikupa, Jayanti, dan Cikande)
Rencana Pelabuhan Internasional Bojonegara Kapasitas 4,5 – 6,5 Juta TEUs (pelabuhan curah kering dalam kapasitas dan skala internasional) Pelabuhan Merak
CILEGON
Pembangunan Waduk Sindangheula (Lanjutan)
Pelabuhan Tanjung Priok Bandara Soekarno Hatta
SERANG
Kawasan Pemerintah Kabupaten Tangerang di Tigaraksa
Rencana Jalan Tol Serpong – Balaraja : • Pembangunan seksi 1 (Serpong-Legok 11 Km) • Pembebasan Lahan seksi 2 (LegokTigaraksa 8 Km)
BALARAJA
TANGERANG
CIKANDE
DKI JAKARTA BEKASI
TIGARAKSA
PANDEGLANG KSPN & KEK TANJUNG LESUNG
RANGKASBITUNG
LABUAN
PANIMBANG CITEREUP
SUMUR
CIBALIUNG
PARUNGPANJANG
KOTA BARU PUBLIK MAJA
Pembangunan Jalan Tol SerangPanimbang seksi 1 (Panimbang-Bojong 25 Km)
CARINGIN
Rencana Pengembangan Bandara di Kec. Curug Bitung
• Daya Tampung : 1,5 Juta Jiwa • Luas: ±18.276 ha (Kab. Tangerang, Kab. Lebak, Kab. Bogor)
BSD City
CIAWI
Pembangunan DAM Karian meliputi Kec. Sajira, Maja, Rangkasbitungn, dan CIKEUSIK Cimarga
Pelabuhan Perikanan Nusantara
JABODETABEK BOGOR
CIPANAS
BAYAH
DEPOK
PUSPIPTEK PELABUHAN RATU
Kawasan Argo Industri (Kelapa Sawit) PTP Nusantara VIII Kebun Besar Negara (BUMN) Kec. Maja, Cimarga, Leuwidamar, Rangkasbitung 5417,66 Kelapa Sawit
SUKABUMI Rencana Jalan Strategis Pamulang-Serpong-Setu-Parung Panjang-Maja (+ 58 Km)
10
Atribut
1
SMART DEVELOPMENT PLANNING
KONSEP PENGEMBANGAN
SUPERBLOK PUBLIK DI KWS KEMAYORAN
BLOK C2 Luas Tower Rusun Penghuni
: 2,69 Ha : 3 unit : 3.168 unit : 12.672 jiwa
BLOK C3 Luas Tower Rusun Penghuni
: 5,78 Ha : 8 unit : 4.800 unit : 19.200 jiwa
BLOK D10 Luas Tower Rusun Penghuni
: 7,89 Ha : 7 unit : 5.494 unit : 13.735 jiwa
BLOK A Luas Tower Rusun Penghuni
: 24,5 Ha : 39 unit : 27.781 unit : 83.343 jiwa 21
Atribut
1
SMART DEVELOPMENT PLANNING
DESAIN KAWASAN KOTA BARU PUBLIK KEMAYORAN JIExpo Kemayoran
Media Village Block C2
Athletes Village Block D10
RS Mitra Kemayoran
22
Atribut
1
SMART DEVELOPMENT PLANNING IMPROVING KNOWLEDGE UNTUK MENDUKUNG SMART CITY
Menerjemahkan • •
Buku International Guidelines on Urban Territorial Planning Buku Urban Planning for City Leaders
Menyusun Pedoman • Kota Kompak Cerdas (Panduan Urban Redevelopment Kawasan Perkotaan) • Taman Cerdas • Green Infrstructure • Kota Berketahanan 23
Atribut
2
RASIO RUANG PUBLIK
SMART OPEN SPACE KONSEP RUANG PUBLIK
50%
35% Outdoor 15% Indoor
PUBLIC SPACE Brookfield Place, Manhattan
OUTDOOR (35%)
INDOOR (15%)
• • • •
• Pusat Perbelanjaan/ Mall/ Pasar • Rest Area/ Parkir • Perpustakaan • Museum • Cafe
• • •
Jalan Pedestrian Plaza Alunalun/Taman/RTH Kawasan Heritage Waterpark Boulevard
Peningkatan 1 % di ruang hijau dapat meningkatkan The IBM Plaza, Manhattan harga jual rata-rata rumah antara 0.3 – 0.5 %
Ursulinenplein, Brussels 24
kanRTH
Atribut
2
Publik
Ketersediaan ruang publik yang memadai
9m2 Champs Elysees, Paris
Cheonggyecheon, Seoul
adalah jumlah minimum RTH per kapita yang direkomendasikan WHO bagi semua warga kota dengan jarak waktu berjalan kaki 15 menit.
Tambahan
10% tutupan
pohon mengurangi penggunaan energi untuk pemanasan & pendingin Taman Nostalgia. Kota Kupang
10%
hingga 25
Atribut
2
SMART OPEN SPACE IMPLEMENTASI DI INDONESIA RTRW Kota Balikpapan 2012-2031 mengupayakan tercapainya
42,39% RTH (15.033 ha) di kawasan perkotaan
% Luas Jalan dengan Kawasan Budidaya
7,23 %
DI KAWASAN PERKANTORAN KEMENTERIAN PUPR
% RTH terhadap Kawasan terbangun
13,92% Luas Kota Balikpapan 50.330,57 ha
Sumber: RTRW Kota Balikpapan 2011
RUANG TERBUKA HIJAU
Kawasan Budidaya: 59.92%
PERSENTASE RUANG TERBUKA HIJAU
KOTA BALIKPAPAN 26
Atribut
2
SMART OPEN SPACE PRA-DESAIN ANJUNGAN CERDAS BENDUNGAN TUGU TRENGGALEK 1. Memanfaatkan Bendungan sebagai obyek wisata 2. Gardu pandang panorama bendungan, gunung dan hutan 3. Tempat beristirahat di jalan nasional 4. Pusat informasi infrastruktur dan wisata di wilayah sekitarnya 5. Promosi produk lokal
27 27
Atribut
3
SMART TRANSPORTATION KONSEP PENGEMBANGAN TRANSPORTASI TERPADU
Mendorong Penggunaan Public
Transport (Bus, MRT, Kereta Api)
Menerapkan teknologi
transportasi ramah lingkungan (rendah emisi karbon)
Meningkatkan Kapasitas Jalan dan Pedestrian
Menerapkan
rekayasa lalu lintas yang baik
Meningkatkan interaksi
multi moda (darat, laut, dan udara)
Integrasi sistem Transportasi dan Sistem Guna Lahan
28
Atribut
3
SMART TRANSPORTATION SISTEM PEMBAYARAN OTOMATIS 2013
Next Target
Next Level
E-Toll Pass 2 GTO Entrance Gol I GTO Entrance Multi Golongan
GTO E-Toll Touch and Go
Free Flow
Weight In Motion GTO Entrance Integrasi WIM Menambah 6 Gardu Exit
GTO Entrance +5 GTO Ramp +1 Optimalisasi WIM GTO Entrance Multi Golongan Fiber Optic Benchmarking Training
Blue Print Toll Collection (Gelombang Radio, RFID) 29
SMART TRANSPORTATION
Atribut
3
Intelligent Transportation System (ITS) Gardu Tol Otomatis Smart Card
Transport Demand Management (TDM) ERP
Atribut
Sensor Busway untuk pengendalian Headway antar Bus
Coordinated Area Traffic Control System (ATCS) 30
Atribut
3
SMART TRANSPORTATION Structural Health Monitoring System (SHMS)
Jembatan Suramadu
Struktur jembatan akan merespons pembebanan dari lingkungan, yang merupakan kombinasi dari beban lalu lintas, suhu, angin, dsb (diklasifikasikan sebagai efek lingkungan) yang membebani. Apabila terjadi displacement, deflection, dsb. yang melebihi ambang batas yang normal maka akan terjadi peringatan.
SMART WASTE MANAGEMENT KONSEP PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU Penerapan sistem pengolahan sampah perkotaan yang
Konsumsi Tungku
Sampah
mengedepankan 3R
Proses Biogas
Depo Sampah
Tempat Pembuangan Akhir Terpadu
Kompos Rumput Gajah
Sampah Organik
Sampah
Sampah Organik
Siklus Green waste
Konsumsi Pakan Ternak
(Reduce, Reuse, Recycle) dengan dukungan sistem
teknologi, tidak
Sampah Non Organik
Sampah B3
TPS B3
menerapkan sistem open dumping
Sampah Non B3
Daur Ulang 32
Atribut
4
SMART WASTE MANAGEMENT PENGOLAHAN & PENGANGKUTAN SAMPAH BANTARGEBANG : • Memproduksi listrik dengan kapasitas 10 MW melalui pemanfaatan gas “landfill”. • Sampah yang telah diambil gasnya, selanjutnya diolah menjadi kompos
Truk Sampah dengan GPS :JAKARTA, MAKASSAR, BEKASI, BANDUNG, BOGOR
3R (contoh: Bantar Gebang untuk waste to energy)
SISTEM: 1. Memonitor volume sampah yang diangkut ke TPA 2. Mengetahui jumlah truk yang mengangkut sampah ke TPA 3. Mencegah terjadinya penumpukan sampah 4. Memantau aktifitas truk agar tidak keluar jalur (out of track) 5. Meminimalisasi resiko penundaan pengangkutan sampah di TPS
Atribut
4
SMART WASTE MANAGEMENT Tempat Pembuangan Akhir (TPA) BENOWO, SURABAYA
Sesuai dengan Perpres 18 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Listrik Berbasis Sampah, terdapat 7 (tujuh) daerah yang dijadikan pilot project, meliputi Surabaya, Jakarta, Tangerang, Bandung, Surakarta, Makassar, dan Semarang Pengolahan sampah di TPA Benowo saat ini menghasilkan listrik
sebesar 2 Megawatt
SEJAK 2015 Potensi menghasilkan listrik
sebesar 10 Megawatt
Landfill Leachate Treatment Plant dengan Kapasitas 600-1200 m3 : 1. dapat mengolah bakteri non-biodegradable 2. Penghematan Luas Lahan 34
Atribut
5
SMART WATER MANAGEMENT AUTOMATIC MONITORING BENDUNGAN JATIGEDE
• Pergerakan terjadi terus menurus dari waktu ke waktu • Dengan automatis membantu PENGHITUNGAN REAL TIME PERGERAKAN, online analysis dan dapat memberikan Warning Messages. • Analysis lebih akurat bila dengan pengukuran Automatis Monitoring • Lokasi pengukuran yang diamati tidak selalu dapat diakses (bila melakukan dengan visual Monitoring) • Pengkuran Manual banyak membuang waktu (ketika akan melakukan Setup Awal Station) dan butuh tenaga kerja yang banyak • Automatis Monitoring systems mengurangi Human Erors ketika pengamatan • Efisien, cepat dan Handal
35
Atribut
5
SMART WATER MANAGEMENT • Pengendalian banjir Banjir, Pengendalian • Konservasiair Air, Konservasi •Koridor KoridorRTH RTH, • Permukiman Hijau, Transportasi air dan dermaga •Transportasi Air dan Dermaga, Pariwisata • Pariwisata, Kawasan • Kawasanperniagaan Perniagaan, • Pelabuhan. pelabuhan
Early warning system untuk peringatan banjir
Pembangunan Bendung Karet (2014) 36
36
6. SMART BUILDING & CONSTRUCTION PEMBANGUNAN BANGUNAN BERKONSEP HIJAU CONTOH FITUR BANGUNAN HIJAU
Pemanfaatan material Kaca yang dapat menyerap sinar dan memantulkan panas
Pemanfaatan kembali air hujan Untuk Toilet dan Taman
• Pemanfaatan energi terbarukan • Bangunan yang merespon iklim
Sensor gerak
Untuk Lampu Panel dan Sensor
Energi Matahari 37
Atribut
6
SMART BUILDING & CONSTRUCTION PENERAPAN ROAD RATING SYSTEM DI INDONESIA life cycle cost analysis environmental management system
warm mix asphalt
long-lasting pavement scenic views local material natural cut slope LID stormwater recycled materials *Adapted from greenroads
quality construction 38
Atribut
6
SMART BUILDING & CONSTRUCTION PENERAPAN DI INDONESIA PENGGUNAAN ROAD RATING SYSTEM DI UNDERPASS DEWA RUCI DENPASAR
Pass Safety Inspection
Drainage and Storm Management
Perpetual Pavement
Cultural Protection
Local Ornaments
Greening Public Spaces 39
Atribut
6
SMART BUILDING & CONSTRUCTION SUDETAN KALI CILIWUNG KE KANAL BANJIR TIMUR
INLET SUDETAN Luas Pembebasan = 1,35 Ha
OUTLET SUDETAN Luas Pembebasan = 0,60 Ha
DATA TEKNIS Panjang Sudetan: 1,27 Km Jumlah Pipa : 2 Buah Diameter Dalam Pipa : 3,5 m Diameter Luar Pipa : 4,05 m Tipe Alat Bor : EPB (2 unit) Kecepatan bor : 3 pipa per hari MANFAAT Mengalirkan sebagian debit banjir Kali Ciliwung sebesar 60 m3/det. LOKASI DKI Jakarta
40
SMART WATER MANAGEMENT SUDETAN KALI CILIWUNG KE KANAL BANJIR TIMUR PEKERJAAN YANG TELAH DISELESAIKAN
41
7. SMART ENERGY KONSEP HEMAT ENERGI DAN PRODUKSI ENERGI BERKELANJUTAN Ketersediaan sumber daya air Pemanfaatan sumber daya terbarukan
Smart Grid
Pengembangan perkebunan sawit untuk energi terbarukan di kawasan perkotaan
Infrastruktur Sumber Daya air yang mendukung Energi Berkelanjutan melalui hydropower Pemanfaatan PLTA, khususnya di sungai besar seperti Muara Juloi, Kalteng
Smart lighting di beberapa ruang publik
42
Atribut
7
SMART ENERGY IMPLEMENTASI INDONESIA PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN
Pembangkit Listrik tenaga Angin di Sumba
Penggunaan panel surya pada PJU
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Sumba 43
8. SMART COMMUNITY PEMBENTUKAN KOMUNITAS YANG CERDAS Meningkatkan kesadaran sosial Pengembangan kapasitas masyarakat Pembelajaran menerus dan merangsang inovasi Komunitas Online jejaring antar kota Jejaring kota-kota
44
8. SMART COMMUNITY APLIKASI s mPENGGUNAAN art comm u n i t y“QLUE” DI JAKARTA
• Instrumen dalam membantu penentuan kebijakan • Respon cepat terhadap keluhaan masyarakat. • Partisipasi masyarakat dalam memberikan aspirasi kepada pemerintah, dan swasta • Forum berdiskusi tentang lingkungan 45
8. SMART COMMUNITY KOTA DAN PELAKU PEMBANGUNAN
• Pemimpin Kota yang Cerdas (Visioner dan inovatif) • Smart Government, untuk peningkatan layanan permukiman kota cerdas dan berketahanan (mitigasi & adaptasi) • Smart Infrastruktur, networking (transportasi publik dan smart traffic manajemen)
• Smart Services, membangun Kota Baru dengan konsep Compact City, hunian berimbang serta RTH. • Pengelolaan Infrastruktur Pintar, energy ramah lingkungan
• Smart Community, masyarakat berperilaku cerdas, taat peraturan, education/Internet cerdas kreatif dan produktif (INCAKAP) dan menjadi agen pembaruan
SINERGITAS PERAN TIGA PELAKU PEMBANGUNAN UNTUK MEWUJUDKAN KOTA CERDAS 46
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
TERIMA KASIH
47
E
AFFIRMATIVE ACTIONS • •
Kawasan Metropolitan JABODETABEK WPS MEDAN-TEBING TINGGI-PEKANBARU
48
JABODETABEK NETWORK
ILUSTRASI PERENCANAAN PROGRAM TAHUN 2017 PADA WILAYAH PERTUMBUHAN DAN KAWASAN
JAKARTA SMART CHICAGO SMARTCITY CITY
NCICD National Capital Integrated Coastal Development
3 Phases: • Phase A Onshore dike for 120,2 km • Phase B Offshore Dike + enclose the West bay • Phase C Offshore Dike + Enclose East Bay
• • • • • • •
Flood safety Improving water quality in city Upgrading coastal communities New national road connections Port & industrial development New, iconic waterfront city 50 Recreational zones at Java Sea
JAKARTA SMART CHICAGO SMARTCITY CITY
Phase A Progress
NCICD National Capital Integrated Coastal Development
Dike on Public Beach Dike on Private Beach Dike on Public River Dike on Private River
2016
51
JAKARTA SMART CHICAGO SMARTCITY CITY SMART DEVELOPMENT PLANNING TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) Dukuh Atas Koridor Jalan Jend. Sudirman
• Kawasan Kompak dengan Pola Kegiatan Campuran (Mixed-Use) • Pembangunan Vertikal dengan KDB rendah, KLB tinggi • Penciptaan ruang publik yang lebih signifikan (RTH, plaza, terminal intermoda, dll)
Halte Tosari ICBC Stasiun Karet
Stasiun MRT Bawah Tanah Dukuh Atas
Stasiun Sudirman Jalan Jend. Sudirman Jalur Trans Jakarta Jalur KRL Rencana jalur MRT
Halte Dukuh Atas 1 Halte Dukuh Atas 2
Jalur/jembatan Penghubung Antar Moda Halte Trans Jakarta Rencana Stasiun MRT Stasiun KRL Kws. Permukiman Kws. Jasa dan Perdagangan 52