Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14, No.1 Januari 2010, hal. 36 – 51 Terakredit asi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007
INFORMATION GAP: DEMAND SUPPLY ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA Dj o k o Su h ar d j an t o Um i Ch o i r i y ah Fakult as Ekonomi Universit as Sebelas M aret Surakart a Jl. Ir. Sut ami 36A Surakart a A b st r act : The purposes of t his st udy w ere t o invest igat e inf ormat ion gap of environment al disclosure in Indonesian and t o examine relat ionship bet w een company charact erist ics and it s environment al disclosures. Company charact erist ics w ere ident if ied as size, prof it abilit y, leverage, prof ile, and company’s operat ion t errit ory. This st udy also examined proport ion of independent commissioner and t he educat ional background of commissioner president as cont rol variable. Primary and secondary dat a w ere used in t his research. Int erview and quest ionnaire t o 50 respondent s as broader st akeholders w ere used as primary dat a. On average, t here w as high demand f rom respondent s on environment al disclosure (score of 3.95 w it hin 5 Likert scale). Under purposive sampling, 100 annual report s of companies in BEI w ere select ed as secondary dat a. There w as 44% of t hose disclosed environment al inf ormat ion. Under w eight ed index, t he level of disclosure w as 4.84% . High demand f rom broader st akeholders t o disclose environment al inf ormat ion does not supply properly by Indonesian companies. Thus, t here w as inf ormat ion gap in environmet al disclosure. Result of logist ic regression show ed t hat t he det erminant s f or Indonesian companies t o disclosure environment al inf ormat ion w ere Prof it abilit y; Leverage and Proport ion of Independent Commissioner. In addit ion, t he signif icant predict ors f or t he level of disclosure w ere Leverage; Proport ion of Independent Commissioner and t he Educat ional Background of Commissioner President . Key w o r d s: inf ormat ion gap, environment al disclosure, company charact erist ics, broader stakeholders
Pada dekade t erakhir ini, Indonesia mengalami permasalahan pencemaran lingkungan hidup. Menteri Negara Lingkungan Hidup yang mendasarkan hasil st udi McKinsey mengatakan bahwa Indonesia merupakan penyumbang emisi karbon t erbesar ket iga di dunia set elah AS dan China (Kompas, 28 Agustus 2009). Menteri Energi dan
Korespondensi dengan Penulis: Dj o k o Su h ar d jan t o : Telp. +62 271 669 090 E-m ail: suhardjant
[email protected]
Sumber Daya M ineral pada w orkshop Carbon Capture Storage yang dilaksanakan pada 30-31 Oktober 2008 juga menyatakan bahwa Indonesia termasuk 10 besar penyumbang emisi GRK di dunia dengan kont ribut or t erbesarnya adalah sekt o r keh u t an an 85% , an t ara lain akib at kebakaran gambut atau ladang.
KEUANGAN Sebagai salah sat u upaya mengat asi permasalahan tersebut, mulai tanggal 7–18 Desember 2009, utusan lebih dari 190 negara mulai berunding dalam Konf erensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen, Denmark. Pada pertemuan tersebut para pihak ke–15 (COP – 15) Konferensi Perubahan Iklim PBB (UNCCC) ini bernegosiasi untuk mencapai kesepakat an b aru seb ag ai peng gant i skema Protokol Kyoto yang akan berakhir masa berlakunya pada tahun 2012 (Kompas, 7 Desember 2009).
dengan cara melakukan analisis pengungkapan lin gkungan hid up pad a ann ual repo rt perusahaan. Adapun analisis lanjutan dengan menguji pengaruh karakteristik perusahaan seperti size, profitabilit as, leverage, profile, cakupan operasional perusahaan (variabel independen) dan corporate governance yang meliputi komposisi komisaris independen dan latar belakang pendidikan komisaris ut ama (variabel kontrol) t erhadap environmental disclosure.
Beberapa penelit ian t erdahulu mengenai pengungkapan lingkungan hidup di Indonesia telah dilakukan oleh seperti Suhardjanto, Tow er & Brown (2008); Suhardjanto & Miranti (2009), sert a Dian (2009), di M alaysia dilakukan oleh Ahmad & Sulaiman (2004); Ahmad, Hassan & M ohammad (2003), di Jepang dilakukan oleh St anwick & St anw ick (2006), sedangkan di Eropa d i lak u kan o l eh Brammer & Paveli n (2006); Cormier, Magnan & Van Velthoven (2005); Karim, Lacina & Rutledge (2006).
Penelitian ini bert ujuan untuk mengetahui adanya information gap pengungkapan lingkungan hidup di Indonesia. Selain itu juga untuk men gu ji p en garu h karakt erist ik p erusah aan seperti size, profit abilit as, leverage, profile serta cakupan operasional perusahaan terhadap pengungkapan lingkungan hidup.
Penelitian environmental disclosure menjadi penting di negara seperti Indonesia dimana kerusakan lingkungan hidup menjadi problem utama dalam pembangunan bangsa. Perbedaan dengan penelit ian terdahulu adalah penelitian ini menggunakan broader stakeholder sebagai aspek permintaan environmental disclosure. Penelitan ini menggunakan met ode weight ed index (indeks tertimbang) yang dikembangkan dari permintaan broader stakeholder yang meliputi: Environment al Groups, Universities, Future Generation dan press (Suhardjanto, Tower & Brow n, 2008).
Environmental disclosure adalah pengungkapan inf ormasi yang berkait an dengan lingkungan hidup di dalam laporan tahunan perusahaan (Surat no, Darsono & Mutmainah, 2006). Informasi lingkungan merupakan voluntary disclosure maka perusahaan mempunyai alternat if untuk mengungkapkan tidaknya inf ormasi lingkungan hidupnya sepert i di laporan t ahunan, websit e, laporan terpisah maupun penggunaan media lain. Dalam penelitian ini, objek environmental discosure adalah informasi yang diungkapkan dalam annual report.
Penelitian dibagi menjadi dua tahap. Tahap pert ama unt uk mengukur t ingkat permint aan (demand) t erhadap it em pengungkapan lingkungan hidup yang t erdapat dalam Global Reporting Initiative 2007 (GRI 2007). Tahap ke dua unt uk mengukur t ingkat penaw aran (supply)
Global Report ing Init iat ives (GRI, 2007) merekomendasikan beberapa aspek lingkungan yang selayaknya diungkapkan dalam annual report. Ada 9 aspek dan 30 item yang direkomendasikan oleh GRI. Kesembilan aspek t ersebut adalah: mat erial, energi, air, keanekaragaman
ENVIRONMENTA L DISCLOSURE
INFORMATION GAP: DEMAND SUPPLY ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA Djoko Suhardjanto dan Umi Choiriyah
37
KEUANGAN hayat i, emisi dan limbah, produk dan jasa, ketaatan pada perat uran, transportasi, biaya yang dikeluarkan untuk menjaga lingkungan.
unt uk mengungkapkan pert anggungjaw aban sosial kepada pemegang saham (Sembiring, 2005). Lev er ag e
KARA KTERISTIK PERUSA HAA N M enurut Lang & Lundholm (1993) dalam Suhardjanto & Miranti (2009) karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan t ahunan, dan karakt erist ik perusahaan merupakan predikt or kualitas pengungkapan. Karakteristik perusahaan dapat berupa ukuran perusahaan (size), profit abilit as, leverage, profile, dan cakupan operasional perusahaan (Suhardjant o & Mirant i, 2009). Uk u r an Per u sah aan (Si ze) Hasil penelit ian Dian (2009) menunjukkan bahw a size berpengaruh posit if terhadap enviroment al disclosure. Hasil penelitian Dian (2009) tersebut sesuai dengan hasil penelitian Sembiring (2005) yang menyat akan bahw a ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan t anggungjaw ab sosial perusahaan. Beberapa penelit ian yang berhasil menunjukkan hubungan yang posit if ant ara ke dua variabel t ersebut ant ara lain Suhardjant o & Afni (2009), Hanif fa & Cooke (2005). Pr o f i t ab i l i t as Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap environmental disclosure (Suhardjanto & M irant i, 2009); ada p eng aru h yang signif ikan ant ara profitabilit as dengan Corporate Social Disclosure (Haniffa & Cooke, 2005). Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi fleksibel
38
JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, Januari 2010: 36 – 51
M anajemen perusahaan dengan t ingkat leverage yang t inggi akan mengurangi pengungkapan t anggung jaw ab sosial yang dibuat nya agar t idak menjadi sorotan dari para debtholders (Belkao u i & Karp i k, 1989). Hasi l p en elit ian Belkaoui & Karpik (1989) menunjukkan leverage berpengaruh negat if t erhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pr o f i l e Penelit ian t erdahulu sepert i Hackst on & Milne (1996), Ut omo (2000), Kokubu et . al., (2001), Henny & M urt anto (2001) serta Hasibuan (2001) d alam Semb iring (2005) mend u ku ng bahw a industri high-profile (seperti perusahaan tambang, manufaktur) mengungkapkan informasi t entang t an ggung jaw ab sosialnya lebih ban yak d ari industri low-profile (perbankan dan jasa). Cak u p an Op er asi o n al Per u sah aan St akeh o ld er m emi lik i kein g in an d an kekuat an dan t ekanan yang berbeda, misalnya pada negara berkembang, konsumen dan kelompo k berkep en t in gan memiliki keku at an d an t ekanan yang relat if kecil unt uk mendorong perusahaan mengungkapkan informasi lingkungannya (Suhardjanto & M iranti, 2009). Oleh karena itu, t unt ut an melaporkan inf ormasi lingkungan hidup lebih t inggi t erhadap perusahaan yang beroperasi di berbagai negara dibandingkan hanya beroperasi di domest ik. Hanif f a & Cooke (2005) menyatakan bahwa tekanan untuk melegit imasi perusahaan di negara maju lebih t inggi daripada di negara berkembang.
KEUANGAN Co r p o r at e Go v er n an ce Corporat e governance merupakan sist em yang mengatur dan mengendalikan perusahaan dengan menciptakan nilai tambah (value added) unt uk semua st akeholder (M onks, 2003 dalam Dian, 2009). Organizat ion for Economic Cooperat ion and Development (OCED) mendef inisikan Corporate Governance (Surya & Yustiavandana, 2006) sebagai sekump ulan hubungan ant ara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepent ingan dengan perusahaan. Corporat e Governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengaw asan at as kinerja. Corporate Governance yang baik dapat memb er ikan r an g san g an b ag i b o ard d an manajemen untuk mencapai t ujuan yang merupakan kepent ingan perusahaan, dan pemegang saham harus memf asilit asi pengaw asan yang ef ektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya yang lebih efisien. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep Corporate Governance. Pert ama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh inf ormasi dengan benar dan tepat pada w akt unya. Kedua, kew ajiban perusahaan unt uk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat wakt u, t ransparan t erhadap semua inf ormasi kinerja p eru sah aan , k ep emili kan d an st akeh o ld er (Kaihat u, 2006). Ada beberapa f akt or di dalam CG seperti komposisi komisaris independen dan latar belakang pendidikan komisaris utama.
HIPOTESIS H1 : Size perusahaan berpengaruh posit if t erhadap environmental disclosure.
H2 : Profit abilitas berpengaruh positif terhadap environmental disclosure. H3 : Leverage perusahaan berpengaruh negat if terhadap environmental disclosure. H4 : Profile perusahaan berpengaruh t erhadap environment al disclosure. H5 : Cakup an o p erasio nal p erusah aan b erpengaruh t erhadap environment al disclosure.
M ETODE Penelit ian ini dibagi menjadi dua t ahap. Tah ap p ert ama d ilaku kan u n t uk men g u ku r t ingkat permint aan (demand) broader based st akeholders terhadap pengungkapan lingkungan hidup di Indonesia. Tahap ini dilakukan dengan cara meminta pendapat at au opini dengan memb ag ikan ku esi o n er kep ad a kelo mp o k broader based st akeholders yang meliputi: Environmental Groups, Universities, Future Generation, Press (Suhardjant o, Tower & Brown, 2008a). Sampel responden terdiri dari 50 orang yang termasuk dalam kelompok broader based st akeholders. Tahap kedua dilakukan unt uk mengukur tingkat penaw aran (supply) dengan cara menerapkan indeks yang dihasilkan di tahap pertama dan melakukan analisis pengungkapan lingkungan hidup pada annual report perusahaan dengan size, prof it abilit as, leverage, prof ile, cakupan operasional perusahaan sebagai variabel independen. Sedangkan corporate governance yang meliputi komposisi komisaris independen dan latar belakang pendidikan presiden komisaris sebagai variabel kontrol. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan met ode purposive sampling. Perusahaan
INFORMATION GAP: DEMAND SUPPLY ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA Djoko Suhardjanto dan Umi Choiriyah
39
KEUANGAN yang menjadi sampel adalah perusahaan yang memenuhi beberapa kriteria tertentu yang telah ditet apkan, yaitu: (1) Perusahaan yang sahamnya t et ap akt if beroperasi sampai bulan Desember 2008; (2) Perusahaan t idak mengalami delist ing dari Bursa Efek Indonesia; (3) Perusahaan yang mempunyai laporan t ahunan yang berakhir 31 Desember 2008; dan (4) Seluruh data perusahaan yang dibutuhkan untuk penelitian ini tersedia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan dat a sekunder. Dat a primer diperoleh dari hasil survei kuesioner dan w aw ancara kepada sejumlah responden yang
tergolong dalam kelompok broader based stakeholders, yang meliput i: Environment al Groups, Akademisi, Fut ure Generat ion dan Press yang berada di wilayah Solo Raya. Data sekunder diambil dari laporan t ahunan perusahaan t ahun 2008. Sampel yang diambil berjumlah 100 annual report perusahaan. Dalam analisis regresi berganda ukuran sampel hendaknya minimal sepuluh kali variabel dalam penelitian (Sekaran, 2000). Dat a ini diperoleh dari sit us ww w.idx.co.id dan dari sit us setiap perusahaan. Kerangka pemikiran penelit ian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gam bar 1. Kerangka Pem ikiran Penelit ian
Var i ab el In d ep en d en
Si ze
Variabel independen yang t erdapat dalam penelit ian ini adalah ukuran perusahaan (size), prof it abilit as, leverage, prof ile dan cakupan operasional perusahaan.
Mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu Freedman & Jaggi (2005), Haniffa & Cooke (2005), dan Dian (2009) size diukur dengan log total akt iva perusahaan. Penelit ian ini menggunakan to-
40
JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, Januari 2010: 36 – 51
KEUANGAN tal akt iva sebagai dasar ukuran perusahaan karena total akt iva berisi keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan baik yang lancar maupun tidak lancar, sehingga lebih menunjukkan ukuran perusahaan yang sebenarnya (Suhardjant o & Afni, 2009).
t ransport asi, dan pariw isat a. Nilai 0 diberikan untuk perusahaan yang low-profile, yang meliputi bidang bangunan, keuangan dan perbankan, retailer, produk personal, dan produk rumah tangga. Pengukuran ini mengacu pada Sembiring (2005).
Pr o f i t ab i l i t as
Cak u p an Op er asi o n al Per u sah aan
Dalam penelitian ini, prof it abilitas diukur dengan menggunakan ROA, karena ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta mengukur t ingkat efisiensi operasional perusahaan secara keseluruhan dan ef isiensi perusahaan dalam menggunakan harta yang dimilikinya (Haniff a & Cook, 2005). ROA diukur deng an memb and in gkan an t ara laba bersih dengan t otal aktiva.
Cakupan operasional perusahaan diukur dengan menggunakan variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang berstatus mult inasional dan nilai 0 unt uk perusahaan dengan cakupan operasi nasional. Pengukuran ini mengacu pada Suhardjanto & Mirant i (2009).
laba bersih ROA total aktiva Lev er ag e Penelitian ini konsist en dengan pengukuran yang digunakan oleh Freedman & Jaggi (2005) yaitu membandingkan total utang dengan tot al ekuit as. Rumus yang digunakan unt uk menghitung leverage adalah:
Leverage
Total Utang Total Ekuitas
Pr o f i l e Dummy variabel akan digunakan unt uk mengklasif ikasikan high-prof ile dan lowprof ile. High -p ro f ile akan d ib eri nilai 1 yait u un t u k perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan dan pertambangan, kimia, hutan, kertas, ot omotif, agrobisnis, t embakau dan rokok, makanan dan minuman, media dan komunikasi, kesehatan,
Var i ab el Dep en d en Environment al disclosure diukur dengan menggunakan met ode w eight ed index yait u menggunakan it em pengungkapan lingkungan hidup yang t erdapat dalam Global Reporting Initiat ive 2007 (GRI 2007) dengan cara membobot set iap it em. Bobot untuk set iap it em diperoleh dari kuesioner. Sampel untuk kuesioner ini terdiri dari broader based stakeholders yang meliputi: Environmental Groups, Akademisi, Future Generation, Press (Suhardjanto, Tower & Brow n, 2008). Metode weight ed index ini dipilih agar hasilnya akan lebih akurat sesuai dengan kondisi lingkungan hidup di Indonesia. Sedangkan item pengu ng kap an ling kun g an hid up yan g t erd apat dalam Global Report ing Initiat ive 2007 (GRI 2007) dipilih karena GRI merupakan pedoman internasional yang diakui dan telah dit erapkan oleh banyak perusahaan int ernasional. Var i ab el Ko n t ro l Variabel kont rol yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsi komisaris independen dan latar belakang pendidikan komisarisutama.
INFORMATION GAP: DEMAND SUPPLY ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA Djoko Suhardjanto dan Umi Choiriyah
41
KEUANGAN Pr o p o r si Ko m i sar i s In d ep en d en Indikator yang digunakan adalah indikat or yang digunakan dalam penelit ian Eng & M ak (2003), yait u persentase anggota dew an komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggota dewan komisaris perusahaan.
Komposisi Komisaris Independen
Komisaris Independen Dewan Komisaris
La t a r Be l a k a n g Pe n d i d i k a n K o m i sa r i s Ut am a Indikat or yang digunakan adalah apabila komisaris ut ama mempunyai lat ar belakang pendidikan keuangan atau bisnis diberi kode 1, sedangkan yang lain diberi kode 0. Indikat or tersebut sesuai dengan penelit ian Hanif f a & Cooke (2005). Unt uk menganalisis dat a, penelit ian ini menggunakan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis. Analisis statistik seperti logist ic regression dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan SPSS release 16. Sebagai prasyarat regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik untuk memast ikan bahwa dat a penelitian valid, t idak bias, konsist en, dan penaksiran koef isien regresinya ef isien (Gujarat i, 2003). Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji mult iko lin i eri t as, u j i au t o ko relasi d an u ji heteroskedastisitas. Persamaan regresi berganda: ED = b 0 + b 1SIZE + b 2ROA + b 3LEV + b 4PROFIL + b 5CAKOP + b 6KOMIND + b 7PENDKOM + e
42
JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, Januari 2010: 36 – 51
Tabel 1. Ket eran gan Persam aan Regresi Berg anda
Si m b ol
Ket er angan
ED
Environmental Disclosure Score
SIZE
Ukuran Perusahaan
ROA
Profitabilit as
LEV
Leverage
PROFIL
Prof ile
CAKOP
Cakupan operasional perusahaan
KOMIND
Komposisi komisaris independen
PENDKOM
Lat ar b el akan g komisaris utama
b0
Konstan
b1 – b7
Koefisien regresi
e
Error
p en d id ik an
HASIL Berd asarkan k eran g ka p em ikir an d an desain p enelit ian, t erdapat dua t ahap (st ep) dalam melakukan penelit ian ini. Pembahasan d ilaku kan sejalan d en gan d esain p en elit ian tersebut. St ep 1 (Dem an d ) Data primer diperoleh dari hasil kuesioner dan w aw ancara kepada sejumlah responden dalam kelo mpok broad er b ased st akeh old er meliputi: environmental groups, akademisi, future generation, dan press. Stakeholder yang berhasil t erkumpul b erju mlah 50 resp on den. Ju mlah responden dapat dilihat pada Tabel 2.
KEUANGAN Tabel 2. Resp ond en No. Bro ad St akehold ers Jum lah 1. 2. 3. 4.
Persent ase
Environmental Groups Akademisi Press Future Generation
14 14 12 10
28% 28% 24% 20%
Total
50
100%
Sumber: Data primer, 2009.
Kuesioner yang terkumpul dari kelompok environmental groups dan universities berjumlah 14 buah at au 28% dari t ot al kuesioner yang terkumpul. Untuk kelompok press berjumlah 12 responden (24% ), sedangkan kelompok f ut ure generation berjumlah 10 responden (20% ). Berdasarkan hasil kuesioner dan w aw ancara yang t elah dilakukan t erhadap kelompok broader based st akeholders didapat score dan rat ing unt uk set iap it em pengungkapan lingkungan hidup. Tabel 3 mengenai rat ing set iap item pengungkapan lingkungan hidup.
Tab el 3. Rat ing It em Envi ronment al Discl osure Index It em Envir o nm en t al Di scl osur e
Sco r e
Rat i ngs
Weight ed In d ex
Energy saved due t o conversion and eff iciency improvement Habitat s protected and rest ored Strat egies, current act ions and future plans for managing impacts on biodiversit y Initiative to provide energy-ef f icient or renew able energy-based product s and services Initiative t o mit igate environment al impacts of products and services Initives t o reduce greenhouse gas emission Materials used Waste deemed harzadous under t he terms of t he Basel Convent ion Ident if y,size, st at us, and biodiversit y value of wat er bodies and related habit at s Significant f ines and sanctions Environment al protection expendit ure Emission of ozone – deplet ing substance Total wat er w it hdraw al by sources Direct and indirect greenhouse gas emission Signif icant spills chemicals Transportations impacts Recycled input materials Initiative to reduce indirect energy-consumpt ion Water sources significantly aff ected by wit hdraw al of w at er Direct energy consumpt ion by primary source Tot al w eight of wast e IUCN Red List species in areas aff ect ed by operations Signif icant biodiversity impacts Products and packaging mat erials reclaimed Wat er recycled and reused Land in or adjacent t o protected areas of high biodiversity value NOx, Sox, and ot her air emission Indirect energy consumpt ion by primary source Total water discharge Other relevant indirect greenhouse gas emission Total M ean Max Min
215 214 210 209 209 206 205 203 203 203 203 200 199 198 196 196 195 195 194 193 192 191 190 189 188 187 186 185 185 180 5919 197.30 215 180
3.63 3.62 3.55 3.53 3.53 3.48 3.46 3.43 3.43 3.43 3.43 3.38 3.36 3.35 3.31 3.31 3.29 3.29 3.28 3.26 3.24 3.23 3.21 3.19 3.18 3.16 3.14 3.13 3.13 3.04 100 3.33 3.63 3.04
1.09 1.09 1.07 1.06 1.06 1.05 1.04 1.03 1.03 1.03 1.03 1.01 1.01 1.00 0.99 0.99 0.99 0.99 0.98 0.98 0.97 0.97 0.96 0.96 0.95 0.95 0.94 0.94 0.94 0.91 30 1.00 1.09 0.91
Sumber : Data primer, diolah (2009).
INFORMATION GAP: DEMAND SUPPLY ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA Djoko Suhardjanto dan Umi Choiriyah
43
KEUANGAN Berdasarkan Tabel 3 rerat a permint aan p en gu n g kap an lin g ku n g an h id u p menu ru t broader stakeholders adalah tinggi, dit unjukkan dari nilai rerata setiap item sebesar 3,33 dalam skala likert 5. Hal t erseb u t ju g a d id u ku ng rerat a keselu ru h an p ermin t aan pen g u n g kap an lingkungan hidup menurut broader based stakeholders sebesar 3,95 (rerat a permint aan st akeh o ld er t erhad ap en viro n men t al d isclosu re diperoleh dengan cara total score dibagi jumlah responden dibagi lagi jumlah item 3,95 = 5919/ 50/30) dalam skala likert 5.
St ep 2 (Su p p l y ) Untuk menget ahui prakt ik pengungkapan lingkungan hidup dalam annual report perusahaan di Indonesia, penelit ian ini menggunakan metode weight ed index. Dari 100 sampel perusahaan, hanya 44 perusahaan (44% ) yang melakukan pengungkapan lingkungan hidup di dalam laporan t ahunannya. Tabel 4 menjelaskan mengenai frekuensi pengungkapan set iap item environmental disclosure berdasarkan weight ed index.
Tab el 4. Frekuensi Peng ungk apan It em Env iron ment al Disclosure It em of Env iron ment al Discl osure Habitats protected and restored Initiative to mitigate environmental impacts of products and services Initives to reduce greenhouse gas emission Energy saved due to conversion and efficiency improvement Environmental protection expenditure Products and packaging materials reclaimed Initiative to provide energy-efficient or renewable energy-based products and services Initiative to reduce indirect energy-consumption M aterials used Recycled input materials Direct energy consumption by primary source Indirect energy consumption by primary source Land in or adjacent to protected areas of high biodiversity value Strategies, current actions and future plans for managing impacts on biodiversity Direct and indirect greenhouse gas emission Identify,size, status, and biodiversity value of w ater bodies and related habitats Water recycled and reused Emission of ozone – depleting substance NOx, Sox, and other air emission Total weight of waste Significant fines and sanctions Total w ater w ithdraw al by sources Water sources significantly affected by withdraw al of water Significant biodiversity impacts IUCN Red List species in areas affected by operations Other relevant indirect greenhouse gas emission Total water discharge Significant spills chemicals Waste deemed harzadous under the terms of the Basel Convention Transportations impacts Sumber: Data primer, diolah (2009).
44
JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, Januari 2010: 36 – 51
Ju m l ah Perusah aan yang m eng ung kapk an 36 21 15 14 11 8 6 5 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KEUANGAN Berdasarkan Tabel 4 terlihat jelas ada it em yang digemari untuk diungkapkan dan ada yang tidak pernah diungkapkan oleh perusahaan. Terdapat 9 item yang t idak pernah dipedulikan oleh perusahaan misalnya transportation impact s dan significant spills chemicals. Kepedulian dampak lingkungan hidup dari penggunaan alat transportasi dapat dibilang nihil. Akibat nya polusi udara begitu parah dan berimbas pula terhadap tingkat kesehat an masyarakat yang menurun. Item yang paling banyak diungkapkan adalah habitats prot ect ed and restored. St at ist ik desktiptif perusahaan yang melaporkan environmental disclosure dalam weight ed index disajikan pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat diket ahui bahw a nilai rerata pengungkapan lingkungan hidup berdasarkan weight ed method adalah sebesar 11,00% (untuk 44 perusahaan yang melakukan pengungkapan lingkungan). Hal t ersebut menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan lingkungan hidup masih sangat rendah. Dengan kat a lain, kepedulian dunia bisnis t erhadap pelest arian lingkungan hidup masih memprihatinkan. Tingkat minimal pengungkapan lingkungan hidup sebesar 3,20% dimiliki sepert i oleh Arpeni Prat ama Ocean Line, Tbk; Bank Cent ral Asia, Tbk; Bank M andiri (Persero), Tbk; Hexindo
Adiperkasa, Tbk; Modern Internasional, Tbk; Adira Finance, Tbk; Intraco Pet ra; Multi Bint ang Indonesia; dan Bentoel Int ernational Invest ama, Tbk. Tingkat Environmental Disclosure maksimal sebesar 37,80% dimiliki oleh M edco Energi Internat ional, Tbk. Rerata profitabilitas perusahaan sebesar 4%. Tingkat prof it abilit as t erendah sebesar negat if 60% yang dimiliki oleh Bakrie & Brot hers Tbk sedangkan tingkat prof itabilitas tertinggi sebesar 28% dimiliki oleh Adira Finance. Dilihat dari sisi leverage, t ingkat rerat a leverage sebesar 2,89. Tingkat leverage terendah sebesar 0,17 dimiliki oleh M ult i Indo Cit ra, sementara tingkat leverage t ertinggi dimiliki oleh Bakt i Permata dan Bank Permata yait u sebesar 11,50. Karakt eristik perusahaan yang lain seperti size memiliki nilai rerat a Rp 34.678.890.859.272,31. Nilai minimal sebesar Rp. 268.629.094.439 dimiliki oleh Multi Indo Citra, serta nilai maksimal sebesar Rp. 358.438.678.000.000 dimiliki oleh Bank Mandiri (Persero), Tbk. Proporsi komisaris Independen memiliki rerata sebesar 41,50% . Proporsi komisaris Independen minimal dimiliki oleh Bakrie Sumatra Plantations, Tbk dan Rig Tenders, Tbk sebesar 20,00% dan proporsi maksimal dimiliki oleh Bank M andiri (Persero), Tbk sebesar 66,67%.
Tabel 5. St at ist ik Deskr ipt if Variabel ED weighted Profit 0.04 Leverage 2.89 Proporsi Komisaris Independen Size (juta Rupiah)
M ean
M in
M ax
St . Deviasi
11.00 -0.60 0.17 41.50 34678890
3.20 0.28 11.50 20.00 268629
37.80 0.12 3.27 66.67 358438678
7.58 10.29 74056655
Sumber: Data primer, diolah (2009).
INFORMATION GAP: DEMAND SUPPLY ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA Djoko Suhardjanto dan Umi Choiriyah
45
KEUANGAN In f o r m at i o n Gap Information gap t erjadi jika ada perbedaan signifikan ant ara tingkat permintaan (demand) akan pengungkapan dengan pemenuhan akan permintaan t ersebut (supply). Karena belum ada penelit ian t erdahuluan mengenai cut -off besarnya gap maka penelit ian ini mengasumsikan terjadi inf ormation gap apabila ada perbedaan 50% antara t ingkat demand dan tingkat supply. Berdasarkan analisis permint aan broader based st akeholder (demand) dengan prakt ik pengungkapan lingkungan hidup tersebut dapat disimpulkan bahw a t erjadi inf ormat ion gap di Indonesia. Hasil rerata demand responden sebesar 3,95 dalam skala likert 5 (at au 79%) menunjukkan bahwa rerata demand for environmental disclosure relat if tinggi. Sedangkan rerata supply hanya sebesar 4,84%, hal ini menunjukkan bahwa supply for environmental disclosure sangat rendah. Logistic regression dilakukan untuk menguji apakah probabilit as t erjadinya variabel t erikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Hasil pengujian logistic regression dapat dilihat dalam Tabel 6. Tabel 6. Hasil An alisis Logist ik Reg resi No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Ket erangan Nagelkerke R Square Hosmer and Lemeshow test Size Profitabilitas Leverage Profile Cakupan Operasional Proporsi Komisaris Independen Latar Belakang Pendidikan Komisaris ut ama
Signif ikansi 0.547 0.566 0.577 0.093* * 0.032* 0.381 0.278 0.062* * 0.234
* Signifikan pada tingkat 5% ; * * Signifikan pada tingkat 10%
46
JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, Januari 2010: 36 – 51
Tabel 6 menunjukkan bahw a Nagelkerke R Square sebesar 0,547 yang berart i variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 54,70%. Hasil uji Hosmer dan Lemeshow signif ikansi 0,566 yang nilainya jauh di atas 0,05. Dengan demikian, model dapat digunakan. Dari uji stat ist ik menunjukkan bahw a leverage (p-value sebesar 0,032) pada t ingkat signif ikansi 5% ; prof it abilit as (pvalu e sebesar 0.093) dan prop o rsi ko misaris independen (p-value sebesar 0,062) pada t ingkat signifikansi 10% merupakan determinant unt uk mengu ngkapan in f ormasi ling kung an hid up dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mirant i (2009), Anggraini (2006), Hanif fa & Cooke (2005). Jadi, dalam memut uskan apakah perusahaan men gung kapkan inf ormasi lin gkungan hidup dit ent ukan oleh f aktor leverage, profit abilitas dan proporsi komisaris independen. Hasil pengujian regresi berganda (dengan met ode stepwise) under w eighted index dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahw a nilai R Square (R ) sebesar 0,103 dan Adjust ed R Square (Adjusted R2) sebesar 0,081. Berdasarkan nilai Adjusted (R2) t ersebut , dapat disimpulkan bahwa sebanyak 8,10% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen dan sisanya sebanyak 91,90% dijelaskan oleh f akt or lain. Nilai F hitung sebesar 4,797 dengan ñ-value 0,034 (signifikansi <0,05), hal ini menunjukkan bahw a model regresi berganda dapat digunakan secara baik. 2
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa proporsi komisaris independen, leverage dan latar belakang pendidikan komisaris utama berpengaruh signif ikan t erhadap level pengungkapan lingkungan hidup. Proporsi komisaris independen (koef isien 0.236; p-value sebesar 0,034) ber-
KEUANGAN Tab el 7. Hasil Anal isis Reg resi Ber gand a Und er Weight ed In dex Variabel
Koef isien
t
Sig
(Constant) Size Profitabilitas Leverage Profil Cakupan Operasional Proporsi Komisaris Independen Lat ar Belakang Pendidikan Komisaris Ut ama R Square Adjusted R Square FSig
1.212 0.56 -0.185 -0.302 0.226 0.120 0.236 -0.251 0.103 0.081 4.7970.034
0.263 0.313 -1.256 -1.933 1.567 0.804 2.190 -1.729
0.794 0.756 0.216 0.060* * 0.125 0.426 0.034* 0.091* *
* Secara statistik signifikan pada tingkat 5% ; * * Secara statistik signifikan pada tingkat 10%
pengaruh posit if signif ikan t erhadap level environmental disclosure pada t ingkat 5%. Sedangkan, leverage (koef isien -0.302; pvalue sebesar 0,060) dan lat ar belakang pendidikan komisaris ut ama (koefisien -0.251; p-value sebesar 0,091) berpengaruh negatif terhadap level pengungkapan lingkungan hidup pada t ingkat signifikansi 10%. Variabel lat ar belakang pendidikan komisaris ut ama harus dilihat secara hati-hati di dalam mengint erpretasikan karena variabel ini adalah variabel dummy. Arah posit if atau negatif t ergantung dari cara pemberian kodenya (dalam penelit ian ini kode 1 diberikan bila komisaris ut ama mempunyai pendidikan ekonomi atau bisnis dan kode 0 bila sebaliknya). Dengan demikian, lat ar pendidikan pendidikan ekonomi atau bisnis dari komisaris ut ama kurang mendukung t erhadap tingkat environmental disclosure. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Suhardjanto (2008b). Variabel yang t idak signif ikan adalah size (p-value = 0,756), prof itabilitas (p-value = 0,216),
profil (p-value = 0,125) dan cakupan operasional (p-value = 0,426).
PEM BAHA SA N Konsist en d engan penelit ian t erdahulu (M iranti, 2009), diperoleh 44% perusahaan yang melakukan pengungkapan lingkungan hidup. Berdasarkan w eight ed index, level pengungkapan seb esar 4,84% . Harap an st akeh o ld er khususnya broader stakeholder terhadap akt ivit as pelestarian lingkungan yang begitu tinggi masih (level 3,95 dalam skala 5 atau 79% ) dit anggapi dengan sepele oleh pelaku bisnis (level 4,84% ) w alaupun kerusakan lingkungan di Indonesia sudah menunjukkan level yang memprihatinkan. Sehingga terjadi information gap pengungkapan lingkungan hidup. Tingkat permint aan paling t inggi adalah it em penghematan energi dengan score sebesar 3,63. Pendapat responden berkaitan dengan it em tersebut, antara lain: item penghematan energi
INFORMATION GAP: DEMAND SUPPLY ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA Djoko Suhardjanto dan Umi Choiriyah
47
KEUANGAN sangat pent ing diungkapkan karena dengan penghemat an itu dapat memberikan kont ribusi unt uk energi yang lain yang dapat digunakan secara bersama–sama, jadi tidak hanya mengandalkan pada satu sumber energi saja. Akan tetapi penggunaan semua energi t ersebut harus seimbang dan hemat (LSM Lingkungan hidup). Sedangkan di sisi supply, it em mengenai habitats protected and restored (perlindungan terhadap habit at at au konservasi) paling banyak diungkapkan sepert i yang dilakukan oleh PT Bumi Resources: Arut min secara aktif mengembalikan hut an sejalan dengan pengembangan operasinya. Pada t ahun 2008, ekspansi lahan mencakup 546.5 hekt ar, melakukan re-cont ouring terhadap 346,9 hekt ar dan rehabilit asi terhadap 259,4 hekt ar. Secara t ot al, 209.371 bib it dan pohon dari beragam jenis tanaman t elah ditanam, sert a 237.000 p ohon dit anam seb agai usaha unt uk memberikan kembali kehidupan hut an yang dinamis. Kepedulian KPC tentang konservasi alam, dengan program: KPC sepakat dan berkomit men untuk bermitra dengan Konservasi Taman Nasional Kutai dan akan terus terlibat dalam semua kegiat an Konservasi Taman Nasional Kut ai dan Penandat anganan M oU ant ara KPC dan Konservasi Taman Nasional Wehea yang menyatakan b ah w a KPC b er ko m it men t erh ad ap sem u a kegiat an Konservasi Taman Nasional (AR PT Bumi Resources, 2008). It em yang seperti tidak diungkapkan oleh perusahaan sepert i t ot al w at er w it hdraw al by sources, significant biodiversit y impacts, IUCN Red List species in areas af fect ed by operations, significant spills chemicals, waste deemed harzadous under the terms of the Basel Convent ion, transportat ions impact s.
48
JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, Januari 2010: 36 – 51
Dari analisis st atistik diperoleh hasil bahwa dalam memutuskan apakah perusahaan mengung kapkan at au t idak inf o rmasi lin gkun gan hidup dit entukan oleh f akt or Leverage, Prof it ab ilit as d an Pro p o rsi Ko misaris In d ep en d en . Sedangkan level of disclosure perusahaan dipengaruhi oleh leverag e, pro porsi komisaris ind epend en d an lat ar b elakan g p end id ikan komisaris utama. Sesuai dengan hasil penelitian Belkaoui & Karpik (1989) menunjukkan leverage berpengaruh negat if signif ikan t erhadap pengungkapan sosial perusahaan. Perusahaan dengan t ingkat leverage yang t inggi akan mengurangi pengungkapan lingkungan hidupnya agar t idak menjadi sorotan dari para debtholders (Belkaoui & Karpik, 1989). Selain it u proporsi komisaris independen berpengaruh posit if signif ikan t erhadap level environmental disclosure. Hal tersebut mengind i kasi kan b ah w a p eran an g g o t a ko m isar is independen menjadi pent ing dalam menentukan level pengungkapan lingkungan hidup. Komisaris independen mempunyai peran pent ing dalam pelestarian lingkungan hidup di Indonesia. Latar pendidikan ekonomi atau bisnis dari komisaris ut ama kurang mendukung t erhadap tingkat environmental disclosure. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Suhardjanto (2008b) pandangan dan perilaku bisnisman lebih mement ing kan f akt o r ekono mi. Aspek lin gkungan hidup dapat menjadi aspek yang kesekian kali set elah laba dan laba.
KEUANGAN
KESIM PULA N DA N SA RA N
Kesi m p u l an Penelitian ini bert ujuan untuk mengetahui adanya inf ormat ion gap pengungkapan lingkungan hidup di Indonesia. Selain it u juga unt uk men gu ji p en garu h karakt erist ik p erusah aan seperti size, profit abilit as, leverage, profile serta cakupan operasional perusahaan terhadap pengungkapan lingkungan hidup. Tingkat permintaan (demand) t erhadap environment al disclosure adalah tinggi. Hal ini dit unjukkan dengan rerata skore permint aan responden sebesar 3,95 (dalam skala Likert 5). Item dengan tingkat permintaan paling tinggi adalah it em penghemat an energi dengan skor sebesar 3,63 sedang item-item lain mendapat skor permintaan yang hampir homogen. Namun, ironisnya hanya t erdapat 44,00% perusahaan di Indonesia yang melakukan pengungkapan lingkungan hidup dengan level of disclosure 4,84% . Hal t ersebut menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan lingkungan hidup di Indonesia masih sangat rendah. Kepedulian pelaku bisnis t erhadap upaya pelest arian lingkungan hidup masih memprihat inkan. Dengan demikian, information gap of environmental disclosure t erlihat dari t ingginya permint aan (demand) dan rendahnya supply. Profitabilit as, leverage dan proporsi komisaris independen merupakan f akt or penent u dalam environmental disclosure di Indonesia (hasil regresi lo gist ik). Sed an gkan h asil p en gu jian regresi berganda menunjukkan bahw a level of disclosure dipengaruhi oleh leverage, proporsi komisaris independen dan latar belakang pendidikan komisaris utama.
Sar an Tingkat pengungkapan lingkungan hidup di Indonesia yang masih sangat rendah menunt ut adanya regulasi yang bersifat mandatory. Perusahaan yang t umbuh dengan pesat selayaknya didorong oleh pemerint ah unt uk men i n g kat kan ko n t r ib u sin ya t erh ad ap u p aya pelest arian lingkungan dengan mekanisme reward and punishment. Kredit ur perlu didorong perannya dalam mencipt akan kelest arian lingkungan. Klausul pelest arian lingkungan hidup perlu ditambahkan dalam perjanjian kredit . Peran komisaris independen dalam suat u perusahaan perlu lebih diopt imalkan agar t ingkat pengungkapan informasi ling kun gan h id up pada an nu al rep ort leb ih t inggi. Unt uk penelit ian selanjut nya sebaiknya responden t idak hanya melibat kan kelompok broader based stakeholders tapi ke kelompok yang lebih luas seperti narrow based dan elit e based stakeholder. Bisa membandingkan pengungkapan ling kungan hidup dengan negara seru mpun seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan lain-lain.
DA FTA R PUSTA KA
A h mad , N.N.N. & Su l aim an , M . 2004. Environment al Disclosures in M alaysian A n n u al Rep o rt s: A Leg i t imacy Th eo ry Perspective. IJCM. Vol.14, pp.44-58. Ahmad, Z. Hassan, S., & M ohammad, J. 2003. Determinants of Environment al Reporting in Malaysia. Internasional Journal of Business St udies. Vol.11, No.1, pp.69-90.
INFORMATION GAP: DEMAND SUPPLY ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA Djoko Suhardjanto dan Umi Choiriyah
49
KEUANGAN Almilia, L.S. dan Wijayant o, D. 2007. Pengaruh En viro n men t al Perf o r man ce d an En vir o n men t al Discl o su res t er h ad ap Economic Perf ormance. The Account ing Conference, pp.1-23. __________ & Retrinasari, I. 2007. Analisis Pengaruh Karakt eri st ik Per u sah aan t erh ad ap Kelen g kap an Pen g u n g kap an d al am Laporan Tahunan Perusahaan Manuf akt ur yang Terdaft ar di BEI. Proceeding. Seminar Nasional FE Universitas Trisakt i. Anggraini, R.R. 2006. Pengungkapan Inf ormasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris p ad a Peru sah aan -Per u sah aan yan g t erdaf tar Bursa Efek Jakart a). Simposium Nasional Akuntansi IX (Padang). Belkaoui, A. & Karpik, P. G. 1989. Det erminants of The Corporat e Decision To Disclose Social Inf ormat ion. Account ing, Audit ing and Accountability Journal, Vol.2, pp.36-51. Br ammer, S. & Pavel in , S. 2006. Vo lu n t ary Enviro nmen t al Disclo sure b y Large UK Companies. Journal of Business Finance and Accounting. Vol. 3.
Eip st ein , M .J. & Freed man , M . 1994. So sial Disclosu re an d t h e Ind ivid u al In vest or. Account ing, Audit ing and Account abilit y Journal, Vol.74, No.4, pp.94-108. En g , L. L., d an M ak , Y. T. 2003. Co r p o rat e Go vern ance and Vo lu n t ary Disclo sure. Journal of Account ing and Public Policy, Vol.22, pp.325-345. Freedman, M. & Jaggi, B. 2005. Global Warming, Commit ment t o The Kyot o Prot ocol, and Acco un t ing Disclosures b y Th e Larg est Global Public Firms from Polluting Industries. The Int ernational Journal of Accounting, Vol.40, pp.215– 232. Gao, S.S., Heravi, S., & Xiao, J.Z. 2005. Determinant of Corp orat e Social and Environ ment al Report ing in Hongkong: A Research Not e. Accounting Forum, Vol.29, pp.233 – 242. Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis M ult ivariat e Dengan Program SPSS Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Global Reporting Init iatives. 2007. Sustainabilit y Report ing Guidelines. GRI. Bost on. f rom ww w.global-reporting.org. Di-dow nload: 8 Agust us 2009.
Cormier, D. & M agnan, M . 2003. Environmental Rep o rt in g M anag emen t a Co n t in en t al Eu ro p ean Per sp ect i ve. Jo u rn al o f Accounting and Public Policy. Vol. 22.
Hackst o n , D, & M iln e, M .J. 1996. So me Determinant of Social And Environment al Disclosure in New Zealan d Compan ies. A cco u n t in g , A u d i t in g , A cco u n t ab ili t y Journal.Vol.9, pp.77-108.
Dian, N. 2009. Pengaruh Corporate Governance, Et n is, d an Lat ar Belakan g Pen d id i kan t erhadap Environment al Disclosure: St udi Empiris pada Perusahaan List ing di Bursa Ef ek Indonesia. Skripsi. Fakult as Ekonomi Universit as Sebelas Maret.
Hasseldine, J., Salama, A.I., & Toms, J.S. 2005. Quant it y Versus Qualit y: The Impact of En viro n men t al Di scl o su re o n Th e Rep u t at io n s o f UK Pics. Th e Br it i sh Accounting Review. Vol.37, pp.231 – 248.
50
JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN Vol. 14, No. 1, Januari 2010: 36 – 51
KEUANGAN Hasyir, D.A . 2009. Pen gu n g kap an In f o rmasi Pertanggungjaw aban Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan – Perusahaan Public d i BEJ. Dep art m en t o f A cco u n t i n g Padjajaran University: 1-9. Haniffa, R.M . & Cooke, T.E. 2005. The Impact of Cu lt ure an d Go vernance on Corpo rat e Social Report ing. Journal of Accounting and Public Policy. Vol.24, pp.391-430. Ja‘far, M . 2006. Pengaruh Dorongan Manajemen Li n g ku n g an , M an ajem en Lin g ku n g an Proaktif dan Kinerja Lingkungan terhadap Public Environmental Report ing. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Karim, K.E., Lacina, M.J., & Rutledge, R.W. 2006. The Association bet ween Firm Charact eristic and The Level of Environmental Disclosure in Financial Statements Footnotes. Advances in En viro n men t al A cco u n t in g an d Management, Vol.13. Ko mp as. 2009. Pern yat aan M en t eri Neg ara Li n g k u n g an Hid u p . Diamb il p ad a 28 Agust us 2009. Kompas. 2009. Kopenhagen. Diambil pada 7 Desember 2009. Sembiring, E. R. 2005. Karakt erist ik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jaw ab Sosial : St u dy Emp iris pada Peru sahaan yan g Tercatat Di Bursa Efek Jakart a. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Sekaran, U. 2000. Research Met hods f or Bussines. Third Edition. John Wiley and Sons Inc. St anw ick, P.S. & St anw ick, S. 2006. Corporat e Environment al Disclosure: A Longit udinal
St udy of Japanese Firms. The Journal of American Academy of Business, Vol.19, No.1. Su h ard jan t o , D. & A f n i, A .N. 2009. Prak t ik Corporat e Social Disclosure di Indonesia St udi Empiris di Bursa Ef ek Indonesia. Jurnal Akunt ansi, No.3, hal.252 – 264. _________, Tower, G., & Brown, A.M. 2008a. The Fallacy of Assuming Equalit y: Eviden ce Showing Vast ly Diff erent Weighting of t he Glob al Repo rt in g Int iat ive’s Key It ems. International Business & Economics Research Journal, Vol.7, No.8, pp.21-32. __________. 2008b . Ind o nesian St akeh old ers Perceptions on Environment al Inf ormation. Jo u rn al o f t h e A sia-Pacif ic Cen t re f o r Environmental Accountabilit y, Vol.14, No.4, pp.2-11. __________. & Miranti, L. 2009. Prakt ik Penerapan Indonesian Environment al Report ing Index d an Kait an n ya d en g an Karakt er ist ik Perusahaan. JAAI, Vol.13, No.1, pp.63-67. Surat no , I.B., Darson o, & M ut main ah . 2006. Pen g aru h En viro n men t al Perf o rman ce t erhadap Environment al Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaft ar di Bu rsa Ef ek Jakart a Period e 2001-2004). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.
w ww.idx.co.id ww w.kompas.com w w w.w alhi.or.id
INFORMATION GAP: DEMAND SUPPLY ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA Djoko Suhardjanto dan Umi Choiriyah
51