perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: CHRISDEA HARSKUSUMANINGRUM F1309018
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit2011 to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4: 13)
“Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” (Yesaya 41: 10)
“Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.” (1 Petrus 5: 5, 6)
Do the best and depend on God! (Chrisdea H.)
Never, never, never give up! (Donald Trump)
If you stop dream, you stop think, but don’t be a dreamer! (Anonymous)
The happiest people don’t have everything in her life; she just makes the best of everything that life brings her way. commit to user
v
(Anonymous)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus penebusku dan sumber kekuatanku. 2. Diriku sendiri sebagai penghargaan atas segala perjuanganku. 3. Papa dan mama tercinta. 4. Yang tersayang. 5. Pembimbing skripsi. 6. Pemimpin rohani. 7. Segenap keluarga besar Harsowihardjo dan Lee. 8. Almamater dan teman-teman seperjuangan di S1 Swadana Transfer 2009. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Haleluya, Puji Tuhan! Hanya oleh berkat, kasih karunia, dan kemurahan Bapa sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas environmental disclosure di Indonesia serta untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca selalu penulis nantikan. Ucapan terima kasih berikut penulis haturkan atas segala bimbingan, dukungan, doa, kesempatan, dan bantuan yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini kepada. 1. Drs. Wisnu Untoro, M. S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Santosa Tri Hananto, M. Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Terima kasih selalu commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meluangkan waktu untuk menerima mahasiswa dan memperlakukan mahasiswa dengan baik. 3. DR. Bandi, M. Si., Ak. selaku Pembimbing Skripsi, terima kasih atas segala didikan, nasehat, dukungan, kesempatan, kepercayaan, kritik, saran, pelajaran-pelajaran berharga dan perhatian yang diberikan selama ini, mohon dimaafkan atas segala kesalahan saya baik yang disengaja maupun tidak disengaja serta dimaafkan atas kegagalan saya dalam proses SNA dan keterlambatan dalam penyelesaian skripsi, berharap Bapak masih berkenan membimbing saya untuk penelitian-penelitian berikutnya. 4. Christiyaningsih Budiwati, S. E., M. Si., Ak., selaku Pembimbing Akademik, terima kasih atas segala saran, didikan, nasehat, dukungan yang diberikan. 5. Seluruh dosen, staf pengajar, staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Untuk Pak Timin, Pak Lardi, Pak Rudi terima kasih atas bantuan yang diberikan. 6. Papa dan mama tersayang, terima kasih atas segala kasih sayang, doa, dukungan moril maupun materil, bimbingan, nasehat, dorongan, semangat sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini, maafkan keterlambatan penyelesaian study saya, berharap papa dan mama tidak terlalu kecewa. 7. Yang tersayang, terima kasih atas segala hal yang baik selama kita bersama, terima kasih untuk kerjasama sebagai kekasih, saudara, sahabat, teman seperjuangan, dan kritikus yang membangun. 8. Pemimpin rohaniku Mas Cucuk, serta Mikha, Anggra, dan saudara-saudariku di dalam Kristus, terima kasih atas segala dukungan doa dan semangat yang commit to user diberikan sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan. viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Om, tante, pakde, budhe, mas, mbak, teteh, aa, cece, koko, adek, yang tidak henti-henti
bertanya
“kapan
lulusnya”
sehingga
saya
semangat
menyelesaikan skripsi ini, hehehe.. 10. Sahabat-sahabatku Ririt, Epin, Nana, Mita, Kridho, JHSmate, saudarasaudaraku yang selalu memberi semangat sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan. 11. Teman-teman satu bimbingan, Yudha, Dipsi, Asep, terima kasih untuk support dan kekompakan kita selama ini, senangnya bisa pusing bersama, deg-degan bersama dan berbagi banyak hal dengan kalian. Ayo wisuda bareng! 12. Teman-teman S1 Non-Reguler 2009 Yudha, Mega, Yulia, Andi, Dipsi, Icha, Budhe, dkk (maaf ga bisa sebutin satu-satu bs penuh ntar, hehehe..) terima kasih atas kebersamaan kita selama ini, maafkan atas segala kesalahan, menyenangkan bisa berjuang dan belajar bersama kalian. 13. Seluruh pihak yang telah mendukung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena keterbatasan penulis, terima kasih dan semoga Tuhan membalas segala kebaikan yang dinyatakan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap penelitian ini bermanfaat dan dapat dikembangkan di kemudian hari. Terima kasih. Surakarta, Desember 2011 commit to user Chrisdea Hars K. ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
ABSTRAK .....................................................................................................
ii
ABSTRACT...................................................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
v
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI..................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL..........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
8
D. Manfaat Penelitian .................................................................
9
LANDASAN TEORI ................................................................... commit to user
10
A. Telaah Literatur ......................................................................
10
x
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
BAB IV
digilib.uns.ac.id
B. Penelitian Terdahulu ..............................................................
20
C. Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis ............
23
METODE PENELITIAN.............................................................
30
A. Desain Penelitian ...................................................................
30
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............
31
C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data .......................
32
D. Metode Analisis Data .............................................................
32
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .....................
38
1. Variabel Dependen...........................................................
38
2. Variabel Independen ........................................................
39
F. Teknik Analisis Data..............................................................
41
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................
43
A. Deskripsi Data ........................................................................
43
1. Seleksi Sampel .................................................................
43
2. Analisis Deskriptif ...........................................................
44
B. Uji Asumsi Klasik ..................................................................
44
1. Uji Multikolonieritas .......................................................
44
2. Uji Autokorelasi ...............................................................
46
3. Uji Heteroskedastisitas.....................................................
47
4. Uji Normalitas ..................................................................
48
C. Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan .....................................
50
1. Uji Koefisien Determinasi ...............................................
50
2. Pengaruh Secara Simultan ............................................... commit to user
51
3. Pengaruh Secara Parsial dan Pembahasan Hipotesis .......
52
xi
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
digilib.uns.ac.id
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................
57
A. Kesimpulan ............................................................................
57
B. Keterbatasan dan Saran ..........................................................
58
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
59
LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ......................
34
4.1
Rincian Sampel ..................................................................................
43
4.2
Hasil Pengujian Analisis Deskriptif ...................................................
44
4.3
Hasil Pengujian Koefisien Korelasi ...................................................
45
4.4
Hasil Pengujian Multikolonieritas .....................................................
46
4.5
Hasil Pengujian Durbin-Watson ........................................................
47
4.6
Hasil Pengujian Glejser......................................................................
48
4.7
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ...........................................
49
4.8
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi .............................................
51
4.9
Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan .........................
51
4.10
Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial .............................
52
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1
Kerangka Konseptual ........................................................................
23
4.1
Scatterplot .........................................................................................
47
4.2
Histogram ..........................................................................................
49
4.3
P-P Plot .............................................................................................
50
commit to user DAFTAR LAMPIRAN xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1
Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 2
Data Perusahaan Sampel
Lampiran 3
Output SPSS
Lampiran 4
Indikator Pengukuran Kinerja Lingkungan Berdasarkan GRI
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA
ABSTRAKSI Chrisdea Harskusumaningrum F1309018 Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pengungkapan lingkungan di Indonesia. Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana setiap faktor mempengaruhi pengungkapan lingkungan melalui pengukuran yang digunakan, seperti: environmental performance yang diproksikan dengan peringkat perusahaan dalam mengikuti program PROPER; rasio NPM (Net Profit Margin), rasio DR (Debt Ratio), rasio ROA (Return On Assets) dan rasio TATO (Total Assets Turnover) yang menunjukkan kinerja perusahaan; karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan firm size dan length of listing di BEI; dan nilai perusahaan (firm value) yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian terdahulu mengenai environmental disclosure di Indonesia yang terbatas pada satu atau dua variabel independen. Beberapa penelitian terdahulu mengenai environmental disclosure di antaranya penelitian: Anggraini (2006), Suratno dkk. (2007), Hapsoro (2009), serta penelitian Suhardjanto dan Choiriyah (2010). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 70 annual report, 70 laporan keuangan (financial report), rasio-rasio keuangan, length of listing di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan informasi saham yang diperoleh dari website BEI, website masing-masing perusahaan sampel, ICMD (Indonesian Capital Market Directory) 2009 dan 2010, serta Press Briefing PROPER 2009 dan 2010 yang dikeluarkan oleh KLH (Kementrian Lingkungan Hidup) Republik Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa environmental performance dan karakteristik perusahaan mempengaruhi kualitas pengungkapan lingkungan (environmental disclosure). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Suratno dkk. (2006) dan penelitian Al-Tuwaijri dkk. (2004).
Kata Kunci
: pengungkapan lingkungan, kinerja lingkungan, kinerja perusahaan, karakteristik perusahaan. Ketersediaan Data : www.idx.co.id; Press Briefing PROPER 2009; Press Briefing PROPER 2010; ICMD (Indonesian Capital Market Directory) commit to user 2009; ICMD (Indonesian Capital Market Directory) 2010. i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA
ABSTRACT Chrisdea Harskusumaningrum F1309018
The main purpose of this study is to determine factors influencing the quality of environmental disclosure in Indonesia. It describes how each factor influences the environmental diclosure through the measurement used such as companies’ rank in participating PROPER; net profit margin ratio, debt ratio, return on assets ratio and also total assets turnover that show companies’ performance; companies’ characteristics proxied by firm size and length of listing in BEI; and firm value. The study extends the deficiency of variables in previous research about environmental disclosure in Indonesia, such as Anggraini (2006), Suratno et al. (2007), Hapsoro (2009), also Suhardjanto and Choiriyah (2010). The sample consists of 70 annual report, 70 financial report, financial ratios, length of listing BEI, and stock information taken from the Indonesian Stock Exchange website, each companies’ website, ICMD (Indonesian Capital Market Directory) 2009 and 2010 also press briefing PROPER 2009 and 2010 that issued by Ministry of Environment Republic of Indonesia. The results show that environmental performance and companies’ characteristics influence the quality of environmental disclosure. The result of this research consistent with Suratno et al. (2006) and Al-Tuwaijri et al. (2004) research.
Keywords
: environmental disclosure, environmental performance, companies’ performance, companies’ characteristics, firm value. Data Availability : www.idx.co.id; Press Briefing PROPER 2009; Press Briefing PROPER 2010; Indonesian Capital Market Directory 2009; Indonesian Capital Market Directory 2010.
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Aktivitas perusahaan berkaitan erat dengan permasalahan lingkungan hidup. Aktivitas perusahaan berbicara tentang penggunaan sumber daya, proses produksi sampai dengan pengeluaran residu berupa limbah. Di Indonesia, akhir-akhir ini mulai dicermati mengenai masalah dampak aktivitas perusahaan terhadap lingkungan karena kurangnya pengelolaan dan perlindungan terhadap lingkungan sekitar perusahaan yang merupakan bagian dari stakeholder (Suhardjanto dan Choiriyah, 2010). Penelitian mengenai environmental disclosure penting dilakukan di Indonesia mengingat fakta-fakta yang menyatakan permasalahan lingkungan hidup di Indonesia sangat tinggi. Menurut hasil studi McKinsey, Indonesia merupakan penyumbang emisi karbon terbesar ketiga di dunia setelah Amerika dan China. Workshop Carbon Capture Storage juga menyatakan bahwa Indonesia termasuk sepuluh besar penyumbang emisi GRK di dunia (Suhardjanto dan Choiriyah, 2010). Berdasarkan fakta-fakta tersebut, perusahaan memiliki tanggung jawab lingkungan dengan mengelola limbah perusahaan dengan baik agar tidak mengganggu stakeholder, termasuk di dalamnya lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan berusaha meyakinkan stakeholder bahwa aktivitas perusahaannya commit to user hidup dengan jalan mengungkapkan tidak mengganggu atau merusak lingkungan
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
informasi mengenai lingkungan hidup dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan (Suratno, Darsono, dan Mutmainah, 2007). Perusahaan berusaha menginformasikan kondisi dan aktivitas perusahaannya melalui pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Sembiring, 2005).
Pengungkapan
lingkungan
(environmental
disclosure)
merupakan
komponen pengungkapan sosial yang merupakan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan. Suratno dkk. (2007) menyatakan bahwa
pengungkapan
lingkungan
(environmental
disclosure)
adalah
pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan
(annual
perusahaan
report)
perusahaan.
menginformasikan
kegiatan
Dalam
pengungkapan
perusahaan
lingkungan,
sehubungan
dengan
pengelolaan lingkungan dan tanggung jawab perusahaan kepada lingkungan yang termasuk dalam stakeholder. Pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) berkaitan erat dengan kinerja lingkungan (environmental performance), kinerja perusahaan, karakteristik perusahaan, dan firm value. Al-Tuwaijri, Christensen, dan Hughes (2003) berpendapat bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan (environmental performance) yang baik perlu mengungkapkan informasi kualitas dan mutu lingkungan yang lebih dibandingkan dengan perusahaan dengan environmental performance lebih buruk. Dalam hal ini, kinerja lingkungan (environmental commit to user performance) yang baik digambarkan dengan peringkat emas atau hijau dalam 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang dilaksanakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Demikian halnya perusahaan yang memiliki kinerja perusahaan baik, ukuran perusahaan (firm size) besar, dan length of listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) lama, cenderung mengungkapkan informasi lingkungan lebih banyak sebab merupakan nilai plus bagi perusahaan jika mengungkapkan informasi lingkungan yang baik (Suratno dkk., 2007). Pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya: kinerja lingkungan (environmental performance); kinerja perusahaan termasuk di dalamnya profitabilitas, leverage, Return on Assets (ROA), dan Total Assets Turnover (TATO); karakteristik perusahaan termasuk di dalamnya firm size dan length of listing di BEI; serta nilai perusahaan (firm value). Kinerja lingkungan (environmental performance) menurut Suratno dkk. (2007) adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Kinerja lingkungan diukur berdasarkan kriteria PROPER sebagai berikut: emas, hijau, biru, merah, dan hitam. Kinerja perusahaan adalah tolok ukur keberhasilan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya (Sartono, 1990). Beberapa komponen kinerja perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya: profitabilitas, leverage, ROA dan TATO. Bowman dan Haire (1976) menyatakan perusahaan dengan profitabilitas tinggi cenderung mengungkapkan informasi sosialnya, konsisten dengan penelitian Ulmann (1985) dan Hanifa dan Cooke (2005) yang menyatakan semakin baik profitabilitas perusahaan maka semakin baik pula pengungkapannya. commit to user Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa menurut teori keagenan, 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan dengan rasio leverage tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi, namun pendapat ini bertentangan dengan pendapat Belkaoui dan Karpik (1989) bahwa manajemen perusahaan dengan tingkat leverage tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Karakteristik perusahaan merupakan predictor kualitas pengungkapan (Suhardjanto dan Choiriyah, 2010). Beberapa komponen karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: firm size dan length of listing di BEI. Freedman dan Jaggi (2005) menyatakan bahwa semakin besar perusahaan akan semakin banyak aktivitas dan semakin berpengaruh terhadap stakeholder. Perusahaan dengan length of listing muda tanpa adanya pemegang saham yang state diharapkan lebih percaya pada penggalian dana eksternal daripada perusahaan dengan length of listing lama (Barnes dan Walker, 2006) serta memiliki keinginan lebih besar untuk mengurangi skeptisme dan meningkatkan kepercayaan investor (Hanifa dan Cooke, 2002). Nilai perusahaan (firm value) merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi mengindikasikan semakin tinggi nilai perusahaan. Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar (Fakhruddin dan Hadianto, 2001). Nilai perusahaan diukur dengan alat ukur Tobin’s Q. Di Indonesia terdapat beberapa penelitian mengenai environmental disclosure commit to user di antaranya: penelitian Anggraini (2006) mengenai pengungkapan informasi 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan; penelitian Suratno dkk. (2007) mengenai pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance;
penelitian
Hapsoro
(2009)
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengungkapan sukarela dalam informasi keuangan di internet oleh perusahaan Indonesia; serta penelitian Suhardjanto dan Choiriyah (2010) mengenai information gap: demand supply environmental disclosure di Indonesia. Penulis
mengembangkan
environmental
disclosure
penelitian-penelitian dengan
sebelumnya
mengembangkan
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi environmental disclosure menjadi delapan variabel independen, yaitu: environmental performance, profitabilitas, leverage, ROA, TATO, firm size, length of listing di BEI, dan firm value. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu adanya penambahan variabel TATO, length of listing di BEI, dan nilai perusahaan (firm value) dengan menggunakan Tobin’s Q sebagai proksinya seperti dalam penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2009) mengenai pengaruh corporate governance pada hubungan corporate social responsibility dan nilai perusahaan; serta adanya perbedaan tahun pengamatan yaitu tahun 2008 dan tahun 2009. Penambahan variabel TATO dilakukan untuk mengetahui pengaruh kinerja perusahaan (dalam hal ini perputaran aktiva perusahaan) terhadap environmental disclosure. Penambahan variabel length of listing di BEI dilakukan untuk mengetahui pengaruh length of listing perusahaan di BEI terhadap environmental disclosure. Sedangkan penambahan variabel nilai perusahaan (firm value) dilakukan untuk mengetahui commit to user pengaruh nilai perusahaan terhadap environmental disclosure, karena sebagian 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
besar penelitian terdahulu membahas mengenai pengaruh environmental disclosure terhadap nilai perusahaan (firm value). Adanya perbedaan tahun penelitian yaitu tahun 2008 dan tahun 2009 untuk menguji konsistensi dengan penelitian terdahulu, sedangkan pemilihan tahun pengamatan selama dua tahun disebabkan karena keterbatasan data yang dapat diakses penulis dan keterbatasan waktu. Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kualitas pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) di Indonesia, di antaranya: environmental performance; kinerja perusahaan (termasuk di dalamnya profitabilitas, leverage, ROA, TATO); karakteristik perusahaan (termasuk di dalamnya size dan length of listing di BEI); dan nilai perusahaan (firm value) serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap
pengungkapan
lingkungan
(environmental
disclosure).
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka judul penelitian ini adalah “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA”.
B. PERUMUSAN MASALAH Di Indonesia terdapat beberapa penelitian mengenai environmental disclosure namun terbatas pada satu hingga dua variabel independen, di antaranya penelitian Suratno dkk. (2007) mengenai pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance yang menunjukkan bahwa kinerja lingkungan (environmental performace) berpengaruh positif terhadap commit to user pengungkapan lingkungan (environmental disclosure); Almilia dan Wijayanto 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2007) mengenai pengaruh environmental performance dan environmental disclosure
terhadap
economic
performance
yang
menemukan
bahwa
environmental performance tidak berpengaruh terhadap economic performance dan environmental disclosure berpengaruh terhadap economic performance; serta penelitian Suhardjanto dan Choiriyah (2010) mengenai information gap: demand supply environmental disclosure di Indonesia yang menemukan bahwa leverage berpengaruh terhadap environmental disclosure serta firm size dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Adanya hasil
yang kontradiktif dari beberapa penelitian terdahulu,
keterbatasan variabel pada penelitian terdahulu, dan untuk menguji konsistensi dengan penelitian terdahulu mendorong penulis untuk mengembangkan penelitianpenelitian
sebelumnya
mengenai
environmental
disclosure
dengan
mengembangkan faktor-faktor yang mempengaruhi environmental disclosure dengan delapan variabel independen, yaitu: kinerja lingkungan (environmental performance), profitabilitas, leverage, ROA, TATO, firm size, length of listing di BEI, dan nilai perusahaan (firm value). Oleh karena itu, pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah environmental performance berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia? 3. Apakah leverage berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia?
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Apakah ROA berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia? 5. Apakah TATO berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia? 6.
Apakah firm size berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia?
7. Apakah length of listing di BEI berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia? 8. Apakah firm value berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk. 1. Mengetahui pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure di Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh profitabiitas terhadap environmental disclosure di Indonesia. 3. Mengetahui pengaruh leverage terhadap environmental disclosure di Indonesia. 4. Mengetahui pengaruh ROA terhadap environmental disclosure di Indonesia. 5. Mengetahui pengaruh TATO terhadap environmental disclosure di Indonesia.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Mengetahui pengaruh firm size terhadap environmental disclosure di Indonesia. 7. Mengetahui pengaruh length of listing di BEI terhadap environmental disclosure di Indonesia. 8. Mengetahui pengaruh firm value terhadap environmental disclosure di Indonesia.
D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Dapat memberikan kontribusi berupa pengembangan ilmu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas environmental disclosure di Indonesia. 2. Dapat memberikan kontribusi berupa pemahaman mengenai pengaruh kinerja lingkungan (environmental performance), kinerja perusahaan, karakteristik perusahaan, serta nilai perusahaan (firm value) terhadap environmental disclosure. 3. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam literatur penelitian di Indonesia, khususnya di bidang Akuntansi. 4. Dapat bermanfaat sebagai sumber referensi penelitian selanjutnya.
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. TELAAH LITERATUR Pada telaah literatur dalam penelitian ini akan dijabarkan mengenai akuntansi pertanggungjawaban sosial; konsep akuntansi lingkungan; kinerja lingkungan (environmental
performance)
dan
Program
Penilaian
Peringkat
Kinerja
Perusahaan (PROPER); kinerja perusahaan (termasuk di dalamnya profitabilitas, leverage, rasio ROA, dan rasio TATO); karakteristik perusahaan (termasuk di dalamnya firm size dan length of listing di BEI); nilai perusahaan (firm value); serta pengungkapan lingkungan (environmental disclosure). 1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Pertanggungjawaban sosial perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasi dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan dalam sustainability reporting yaitu pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya dalam konteks pembangunan berkelanjutan (Anggraini, 2006). Secara umum, International Institute for Sustainable Development (IISD) membagi Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi tiga pilar utama, yaitu pertumbuhan ekonomi (economic growth), pengembangan commit to user sosial
(social
development),
dan
perlindungan
lingkungan
atau 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
environmental
protection
(Beardsell,
2008).
Aspek
perlindungan
lingkungan mendapat perhatian cukup besar beberapa waktu ini sebab tuntutan dan tekanan kepada perusahaan agar concern terhadap lingkungan semakin meningkat (Jalal, 2008). Darwin (2004) membagi Corporate Sustainability Reporting menjadi tiga kategori, yaitu: kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial. Zhegal dan Ahmed (1991) mengidentifikasi
hal-hal
yang berkaitan
dengan
pelaporan
sosial
perusahaan sebagai berikut. a. Lingkungan, meliputi pengendalian terhadap polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan lingkungan. b. Energi, meliputi konservasi energi, efisiensi energi, dan lain-lain. c. Praktik bisnis yang wajar, meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan, dukungan terhadap usaha minoritas, dan tanggung jawab sosial. d. Sumber daya manusia, meliputi aktivitas di dalam suatu komunitas dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan seni. e. Produk, meliputi keamanan, pengurangan polusi, dan lain-lain. Akuntansi pertanggungjawaban sosial (Social Responsibility Accounting) didefinisikan sebagai proses seleksi variabel-variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran, dan prosedur pengukuran yang secara sistematis mengembangkan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada commit to user kelompok sosial yang tertarik, baik di dalam maupun di luar perusahaan 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Belkaoui, 2000). Akuntansi pertanggungjawaban sosial memberikan informasi mengenai sejauh mana organisasi atau perusahaan memberikan kontribusi positif maupun negatif terhadap kualitas hidup manusia dan lingkungannya (Belkaoui, 2000). Pengungkapan tanggung jawab sosial seperti diungkapkan Sembiring (2005) merupakan data yang diungkapkan oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliputi tema lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. 2. Konsep Akuntansi Lingkungan Konsep akuntansi lingkungan berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa
akibat
tekanan
lembaga-lembaga
bukan
pemerintah
dan
meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak
agar
perusahaan-perusahaan
menerapkan
pengelolaan
lingkungan bukan hanya kegiatan industri untuk tujuan bisnis saja (Almilia dan Wijayanto, 2007). Pada pertengahan tahun 1990-an ketika istilah environmental accounting belum banyak dikenal, hanya beberapa perusahaan yang menerapkan environmental accounting mula-mula dengan mengungkapkan masalah lingkungan. Hal ini berkaitan dengan keterbukaan perusahaan untuk mengungkapkan informasi lingkungan sebagai dampak dari aktivitas industri atau aktivitas bisnis mereka. Namun jumlah perusahaan yang menerapkan environmental accounting meningkat dari 10.4% pada tahun commit to user 1998 menjadi 20.9% di tahun 1999, dan 27% di tahun 2000. Dari jumlah 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ini, 17.3% sudah menerapkan dan memperkenalkan environmental accounting dan 34% sedang mempertimbangkan dan akan segera menerapkannya. Environmental
Hal
ini
Accounting
berkaitan
dengan
Guideline
yang
dikeluarkannya diterbikan
oleh
The The
Environmental Agency yang kemudian berubah menjadi Ministry of Environment (MOE) pada Mei tahun 2000. Kemudian draft ini diperbaiki lagi pada Maret tahun 2002 sebagai Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Lingkungan Edisi 2002 atau yang biasa dikenal dengan Environmental Accounting Guidelines 2002 Edition (Almilia dan Wijayanto, 2007). Saat ini banyak perusahaan industri dan jasa di dunia yang telah menerapkan environmental accounting. Tujuan penerapan environmental accounting seperti dikemukakan Almilia dan Wijayanto (2007) adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental cost) dan dari sudut pandang manfaat atau efek (economic benefit). Environmental accounting diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian kuantitatif tentang biaya dan efek perlindungan lingkungan (environmental protection). Saat ini belum ada standar yang baku mengenai item-item pengungkapan lingkungan. Namun beberapa institusi telah mengeluarkan rekomendasi pengungkapan lingkungan, antara lain: Dewan Ekonomi dan Sosial—Perserikatan Bangsa-Bangsa (ECOSOC—PBB), Ernst and Ernst, Institute of Chartered Accountant in England and Wales (ICAEW), dan commit to user Global Reporting Initiative (Almilia dan Wijayanto, 2007). 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Environmental Performance dan PROPER Kinerja lingkungan (environmental performance) menurut Suratno dkk. (2007) adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Environmental performance diukur dari prestasi perusahaan mengikuti program Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang diadakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Penelitian Sarumpaet (2005) membuktikan rating PROPER cukup terpercaya sebagai ukuran kinerja lingkungan
perusahaan
karena
kesesuaiannya
dengan
sertifikasi
internasional di bidang lingkungan ISO 14001. Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) dilaksanakan sejak tahun 2002. Tujuan penerapan instrumen PROPER adalah untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Peningkatan kinerja pentaatan dapat terjadi melalui efek insentif dan disinsentif reputasi yang timbul akibat pengumuman peringkat kinerja PROPER kepada publik. Stakeholders akan memberikan apresiasi kepada perusahaan yang berperingkat baik dan memberikan tekanan atau dorongan kepada perusahaan yang belum berperingkat baik. Pelaksanaan PROPER difokuskan kepada perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai berikut: perusahaan yang berdampak besar terhadap lingkungan hidup; perusahaan yang berorientasi ekspor dan produknya bersinggungan langsung dengan commit to user masyarakat; dan perusahaan publik (Press Briefing PROPER, 2009). 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penilaian kinerja penataan perusahaan dalam PROPER dilakukan berdasarkan atas kinerja perusahaan dalam memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kinerja perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan kegiatan pengelolaan lingkungan yang belum menjadi persyaratan penataan (beyond compliance). Penilaian untuk aspek beyond compliance dilakukan terkait dengan penilaian terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan
oleh
perusahaan
dalam
penerapan
Sistem
Manajemen
Lingkungan (SML), konservasi dan pemanfaatan sumber daya, serta kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) termasuk kegiatan community development (Press Briefing PROPER, 2009). Penilaian PROPER difokuskan pada penilaian ketaatan perusahaan dalam aspek pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, dan penelolaan limbah B3 serta berbagai kewajiban lainnya yang terkait dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Peringkat kinerja penaatan perusahaan peserta PROPER dikelompokkan dalam 5 (lima) peringkat warna (emas, hijau, biru, merah, dan hitam) dengan 7 (tujuh) kategori (emas, hijau, biru, biru minus, merah, merah minus, dan hitam). Masing-masing peringkat warna mencerminkan kinerja perusahaan. Kinerja penaatan terbaik adalah peringkat emas, selanjutnya hijau, biru, biru minus, merah, merah minus, dan kinerja penaatan terburuk adalah peringkat hitam (Press Briefing PROPER, 2009). 4. Kinerja Perusahaan
commit to user
Kinerja perusahaan adalah tolok ukur keberhasilan perusahaan dalam 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjalankan aktivitasnya (Sartono, 1990). Komponen kinerja perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya: profitabilitas, leverage, Return on Assets (ROA) dan Total Assets Turnover (TATO). Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Hackston dan Milne, 1996). Belkaoui dan Karpik (1989) menyatakan bahwa kepedulian terhadap masyarakat (sosial) dilakukan oleh manajemen untuk membuat perusahaan menjadi profitable. Sartono
(1996)
mendefinisikan
profitabilitas
sebagai
kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Definisi Sembiring (2005) mengenai profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Leverage adalah komponen yang signifikan dalam menentukan level pengungkapan informasi suatu perusahaan, berdasarkan asumsi bahwa biaya operasional akan lebih tinggi untuk perusahaan dengan leverage tinggi dalam struktur permodalannya (Hapsoro, 2009). Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan (Sembiring, 2005). Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya (Sartono, 1990). Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur commit to user permodalan seperti itu lebih tinggi (Jensen dan Meckling, 1976). 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perusahaan dengan rasio leverage tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage yang lebih rendah (Anggraini, 2006). Penelitian lain menyatakan bahwa manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders (Belkaoui dan Karpik, 1989). Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Sartono, 1990). Pendapat ini konsisten dengan pendapat Hanifa dan Cooke (2005) bahwa ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta mengukur tingkat efisiensi operasional perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan harta yang dimilikinya Total Assets Turnover (TATO) menunjukkan keefektifan perusahaan dalam menggunakan total aktiva untuk menciptakan penjualan dan memperoleh laba (Sartono, 1990). 5. Karakteristik Perusahaan Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, dan karakteristik perusahaan merupakan predictor kualitas pengungkapan (Suhardjanto dan Choiriyah, 2010). Beberapa komponen karakteristik perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: firm size dan length of listing di BEI. Definisi size diungkapkan oleh Sembiring (2005) sebagai jumlah aktiva commit to user (aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva lain-lain), jumlah penjualan, 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atau jumlah tenaga kerja yang dimiliki perusahaan sampai akhir periode pelaporan keuangan. Firm size menggambarkan ukuran perusahaan. Firm size diukur dengan log total aktiva perusahaan. Total aktiva digunakan sebagai dasar ukuran perusahaan karena total aktiva berisi keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan baik aktiva lancar maupun aktiva tetap sehingga
mengambarkan
ukuran
perusahaan
yang
sesungguhnya
(Suhardjanto dan Choiriyah, 2010). Perusahaan yang umur listingnya masih muda tanpa adanya pemegang saham yang state lebih percaya pada penggalian dana eksternal daripada perusahaan yang lebih lama umur listingnya (Barnes dan Walker, 2006) dan memiliki keinginan lebih besar untuk mengurangi skeptisme serta meningkatkan kepercayaan investor (Hanifa dan Cooke, 2002). Length of listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dianggap merepresentasikan umur perusahaan, mengingat Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bursa efek terbesar di Indonesia. 6. Firm Value Perusahaan
mengungkapkan
informasi
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan nilai perusahaan (firm value), termasuk di dalamnya penggunaan informasi tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan firm value (Rustiarini, 2010). Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar. Harga saham yang tinggi mengindikasikan commit to user semakin tinggi nilai perusahaan (Fakhruddin dan Hadianto, 2001). 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham, sedangkan perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial buruk akan direspon negatif oleh investor melalui penurunan harga saham (Almilia dan Wijayanto, 2007). Nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q. 7. Environmental Disclosure Menurut Suratno, Darsono, dan Mutmainah (2006), environmental disclosure adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan. Definisi lain mengenai environmental disclosure diungkapkan oleh Al-Tuwaijri dkk. (2003) sebagai pengungkapan ukuran dan jenis polusi secara spesifik (emisi gas dan limbah beracun, pencemaran minyak, dan lain-lain) yang berguna bagi investor dalam mengestimasi arus kas di masa mendatang, sedangkan Hadi (2006) menyatakan bahwa environmental disclosure merupakan wujud pertanggungjawaban sosial perusahaan. Identifikasi pelaporan lingkungan meliputi pengendalian polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konservasi alam dan pengungkapan lain yang berhubungan dengan lingkungan (Zhegal dan Ahmed, 1991). Terdapat 9 (sembilan) aspek dan 30 (tiga puluh) karakteristik untuk menilai pengungkapan
lingkungan
(environmental
disclosure)
berdasarkan
Sustainabiliy Reporting Guidelines. Kesembilan aspek tersebut adalah aspek: material; energi; air; biodiversitas (keanekaragaman hayati); emisi, efluen,
dan
limbah; produk commit to user
dan
jasa;
kepatuhan;
pengangkutan/transportasi; dan menyeluruh (GRI, 2010). 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. PENELITIAN TERDAHULU Suratno dkk. (2006) sesuai dengan discretionary disclosure theory menyatakan pentingnya penetapan hubungan antara environmental performance dengan environmental disclosure. Environmental performance yang baik mengurangi pengungkapan biaya-biaya lingkungan masa depan perusahaan. Pengungkapan informasi biaya-biaya lingkungan menjadi berita baik bagi investor demikian pula dengan environmental performance yang baik. Oleh karena itu, perusahaan dengan environmental performance yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih dibandingkan perusahaan dengan environmental performance lebih buruk. Suratno dkk. (2007) juga menyatakan perusahaanperusahaan publik di Indonesia belum sepenuhnya menyadari pentingnya kesadaran
mengungkapkan
informasi-informasi
yang
bersifat
voluntary,
perusahaan-perusahaan publik di Indonesia saat ini baru sampai pada batas memenuhi kewajiban yang bersifat mandatory. Tingkat kesadaran ini pun masih dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan. Warga negara Indonesia memiliki karakteristik kesadaran perilaku yang sangat berbeda dengan di negara-negara barat sehingga perlu ditelaah dengan seksama hal mana yang perlu dinyatakan sebagai kewajiban dan hal mana yang dinyatakan sebagai pilihan. Al-Tuwaijri dkk. (2003) menyatakan environmental disclosure sebagai pengungkapan secara spesifik ukuran polusi dan berbagai jenis polusi (emisi beracun, pencemaran minyak, dan pencemaran lingkungan, dan sebagainya) yang ditemukan investor yang berguna untuk mengestimasi perputaran arus kas di masa commit to user mendatang.
Al-Tuwaijri dkk. (2003) menemukan hubungan positif antara 20
perpustakaan.uns.ac.id
environmental
digilib.uns.ac.id
performance
dengan
environmental
disclosure.
Good
environmental performance berpengaruh terhadap kuantitas environmental disclosure yang diungkapkan. Hasil ini konsisten dengan discretionary disclosure theory bahwa pelaku lingkungan yang baik percaya bahwa mengungkapkan performance mereka menggambarkan good news bagi para pelaku pasar. Anggraini (2006) menyatakan bahwa standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, akibatnya yang terjadi dalam praktik perusahaan hanya dengan sukarela mengungkapkannya. Perusahaan akan mempertimbangkan biaya dan manfaat yang akan diperoleh ketika mereka memutuskan untuk mengungkapkan informasi sosial, bila manfaat yang diperoleh dengan pengungkapan informasi tersebut lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk mengungkapkannya, maka perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan informasi tersebut. Berdasarkan penelitian Anggraini (2006), pengungkapan kinerja lingkungan sangat sedikit disebabkan oleh kurangnya kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan belum adanya peraturan mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan. Belkaoui dan Karpik (1989) menemukan bahwa (1) pengungkapan sosial mempunyai hubungan positif dengan kinerja sosial perusahaan yang berarti bahwa perusahaan yang melakukan aktivitas sosial akan mengungkapkannya dalam laporan sosial, dan (2) menemukan hubungan negatif antara tingkat leverage dengan pengungkapan sosial yang berarti semakin tinggi rasio utang semakin rendah pengungkapan sosialnya karena semakin tinggi tingkat leverage maka commit to user semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit. 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sehingga perusahaan harus menyajikan laba yang lebih tinggi pada saat sekarang dibandingkan laba di masa depan. Supaya perusahaan dapat menyajikan laba yang lebih tinggi, maka perusahaan harus mengurangi biaya-biaya termasuk biaya-biaya untuk mengungkapkan informasi sosial. Suhardjanto dan Choiriyah (2010) menemukan (1) permintaan yang tinggi terhadap pengungkapan lingkungan hidup (environmental disclosure) oleh broader stakeholders yang terdiri dari environmental groups, akademisi, press, future generation; (2) terdapat 9 item pengungkapan lingkungan hidup yang tidak diungkapkan perusahaan, dan tingkat pengungkapan lingkungan hidup masih sangat rendah; serta (3) leverage berpengaruh terhadap level pengungkapan lingkungan hidup perusahaan sedangkan size dan profitabilitas yang diukur dengan ROA tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure perusahaan. Penelitian Hapsoro (2009) menemukan (1) pengaruh negatif leverage terhadap voluntary disclosure; (2) kinerja perusahaan tidak berpengaruh terhadap voluntary disclosure; (3) size berpengaruh positif terhadap voluntary disclosure; dan (4) profitabilitas berpengaruh positif terhadap voluntary disclosure. Ingram dan Frazier (1980) tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara environmental disclosure dengan environmental performance, konsisten dengan Freedman dan Jaggi (1982); penelitian Wiseman (1982); dan penelitian Freedman dan Wasley (1990); namun Patten (2002) menemukan hubungan negatif antara environmental
disclosure
dalam
annual
report
dengan
environmental
performance. Li, Richardson, dan Thornton (2006) menemukan pengaruh negatif antara commit to user environmental disclosure dan environmental performance namun tidak konsisten 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan discretionary disclosure model yang mengasumsikan kinerja lingkungan yang baik mengurangi biaya lingkungan di masa yang akan datang dan pengungkapan informasi ini merupakan good news bagi investor. Perusahaan dengan environmental performance yang baik seharusnya mengungkapkan lebih banyak informasi lingkungan (baik kuantitas maupun kualitas) dibanding perusahaan dengan tingkat environmental disclosure rendah.
C. KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Sekaran, 2006). Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Independent Variable
Dependent Variable
Environmental Performance (Kinerja Lingkungan) Kinerja Perusahaan 1. Profitabilitas 2. Leverage 3. ROA 4. TATO
Environmental Disclosure
Karakteristik Perusahaan 1. Size
2. Length of listing di BEI Firm Value (Nilai Perusahaan)
Kerangka teoritis memberikan dasar konseptual bagi penelitian dan mengidentifikasi jaringan hubungan yang dianggap penting bagi commit toantarvariabel user studi terhadap masalah (Sekaran, 2006). 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kerangka konseptual yang menggambarkan pengaruh antara environmental performance, profitabilitas, leverage, ROA, TATO, firm size, length of listing di BEI, dan firm value terhadap environmental disclosure dapat dilihat dalam gambar 2.1 di atas. Pengembangan Hipotesis 1. Environmental performance Environmental performance menunjukkan tanggung jawab dan prestasi perusahaan dalam pengelolaan lingkungan, yang diukur berdasarkan peringkat perusahaan dalam mengikuti PROPER (perusahaan dengan kategori: emas, hijau, biru, merah, hitam). Semakin tinggi peringkat PROPER suatu perusahaan (predikat emas atau hijau), cenderung semakin mengungkapkan environmental disclosure dalam laporan tahunannya (Suratno dkk., 2006). Lebih lanjut Suratno dkk. (2006) menemukan pengaruh positif environmental performance terhadap environmental disclosure yaitu perusahaan dengan environmental performance yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih dibandingkan perusahaan dengan environmental performance lebih buruk. Hasil ini konsisten dengan penjelasan discretionary disclosure theory bahwa pelaku lingkungan yang baik percaya bahwa mengungkapkan environmental performance mereka menggambarkan good news bagi pelaku pasar (Suratno dkk., 2006). Penelitian Al-Tuwaijri dkk. (2003) juga menemukan hubungan positif signifikan antara environmental performance dengan environmental disclosure. Namun bertentangan dengan penelitian Ingram dan Frazier (1980), Wiseman (1982), Freedman dan Wasley commit to user (1990), Rockness (1985), serta penelitian Freedman dan Jaggi (1982) yang 24
perpustakaan.uns.ac.id
menemukan
digilib.uns.ac.id
hubungan
yang
tidak
signifikan
antara
environmental
performance dengan environmental disclosure. :
Environmental performance berpengaruh terhadap environmental disclosure.
2. Profitabilitas Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Sembiring, 2005). Perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi cenderung mengungkapkan informasi sosialnya (Bowman dan Haire, 1976), pendapat ini konsisten dengan penelitian Hapsoro (2009) yang menemukan pengaruh positif profitabilitas terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure); penelitian Ulmann (1985); dan penelitian Hanifa dan Cooke (2005) yang menyatakan bahwa semakin baik profitabilitas perusahaan maka semakin baik pula pengungkapan perusahaan; serta penelitian Suhardjanto dan Miranti (2009) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap environmental disclosure namun bertentangan dengan penelitian Hackston dan Milne (1996), penelitian Anggraini (2006), dan penelitian Suhardjanto dan Choiriyah (2010) yang menemukan tidak adanya pengaruh antara profitabilitas dengan jumlah pengungkapan lingkungan dan sosial. : 3.
Profitabilitas berpengaruh terhadap environmental disclosure.
Leverage Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya (Sartono, 1990). Menurut teori keagenan, perusahaan commit to user dengan rasio leverage tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi (Jensen dan Meckling, 1976), namun pendapat ini bertentangan dengan pendapat Belkaoui dan Karpik (1989) bahwa manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders, dengan demikian menunjukkan pengaruh negatif leverage terhadap environmental disclosure. Suhardjanto dan Choiriyah (2010) menemukan pengaruh negatif antara leverage dengan environmental disclosure. Penelitian Hapsoro (2009) menunjukkan hal yang berbeda, yaitu leverage tidak berpengaruh terhadap voluntary disclosure dan pendapat ini konsisten dengan penelitian Anggraini (2006) yang tidak menemukan pengaruh leverage terhadap pengungkapan informasi sosial oleh perusahaan. :
Leverage berpengaruh terhadap environmental disclosure.
4. Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Sartono, 1990). Hanifa dan Cooke (2005) menyatakan ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta mengukur tingkat efisiensi operasional perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan harta yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA mengindikasikan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan, dan perusahaan dengan laba yang tinggi cenderung mengungkapkan informasi mengenai perusahaannya termasuk di dalamnya environmental disclosure, commit to user namun pendapat ini bertentangan dengan penelitian Suhardjanto dan Choiriyah 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2010) serta penelitian Belkaoui dan Karpik (1989) yang menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. :
Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap environmental disclosure.
5. Total Assets Turnover (TATO) Total Assets Turnover (TATO) menunjukkan efektifitas perusahaan dalam menggunakan total aktiva untuk menciptakan penjualan dan memperoleh laba (Sartono, 1990). Semakin tinggi TATO mengindikasikan semakin efektif perusahaan dalam mengelola keseluruhan aktivanya. Perusahaan dengan TATO tinggi cenderung mengungkapkan environmental disclosure. Gray, Kouhy, dan Lavers (1995) menemukan turnover berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. :
Total Assets Turnover (TATO) berpengaruh terhadap environmental disclosure.
6. Firm Size Perusahaan dengan firm size besar cenderung mengungkapkan environmental disclosure. Freedman dan Jaggi (2005) menyatakan bahwa semakin besar perusahaan akan semakin banyak aktivitas dan semakin berpengaruh terhadap stakeholder, sedangkan Hasibuan (2001) menemukan bahwa perusahaan di Indonesia yang termasuk dalam kategori perusahaan besar dan high profile cenderung lebih banyak mengungkapkan kewajiban sosialnya daripada yang bukan perusahaan besar dan high profile. Hackston dan Milne (1996) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh commit to user terhadap jumlah pengungkapan lingkungan dan sosial, pendapat ini konsisten 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan penelitian Dian (2009) yang menemukan bahwa size berpengaruh positif terhadap environmental disclosure dan penelitian Sembiring (2005) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan serta penelitian Hapsoro (2009) yang menemukan pengaruh positif firm size terhadap voluntary disclosure. Namun pendapat ini bertentangan dengan penelitian Suhardjanto dan Choiriyah (2010) yang menemukan tidak adanya pengaruh size perusahaan terhadap tingkat environmental disclosure perusahaan serta penelitian Anggraini (2006) yang tidak menemukan pengaruh firm size terhadap pengungkapan informasi sosial oleh perusahaan. :
Firm size berpengaruh terhadap environmental disclosure.
7. Length of Listing di BEI Perusahaan dengan length of listing muda tanpa adanya pemegang saham yang state diharapkan lebih percaya pada penggalian dana eksternal daripada perusahaan dengan length of listing lama (Barnes dan Walker, 2006) dan memilki keinginan yang lebih besar untuk mengurangi skeptisme serta meningkatkan kepercayaan investor (Hanifa dan Cooke, 2002). Roberts (1992) menemukan pengaruh positif umur perusahaan dengan pengungkapan sosial perusahaan. :
Length of listing di BEI berpengaruh terhadap environmental disclosure.
8. Firm Value Perusahaan akan mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial commit to user perusahaan sebagai keunggulan kompetitif perusahaan (Rustiarini, 2010). 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham, sedangkan perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang buruk memunculkan keraguan pada pihak investor sehingga akan direspon negatif melalui penurunan harga saham (Almilia dan Wijayanto, 2007). Al-Tuwaijri dkk. (2003) menemukan pengaruh antara kualitas pengungkapan lingkungan dengan firm value. Konsisten dengan penelitian Harjoto dan Jo (2011), penelitian Rustiarini (2010) menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Nurlela dan Islahuddin (2008) yang menemukan tidak adanya pengaruh antara CSR dengan nilai perusahaan. Hubungan environmental disclosure dengan nilai perusahaan (firm value) diproksikan dengan Tobin’s Q yang digunakan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2009). :
Firm value berpengaruh terhadap environmental disclosure.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian ini merupakan exploratory research, dalam hal ini menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi environmental disclosure di antaranya: environmental
performance;
kinerja
perusahaan
(termasuk
di
dalamnya
profitabilitas, leverage, ROA, TATO); karakteristik perusahaan (termasuk di dalamnya firm size dan length of listing di BEI); dan firm value pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji environmental
performance;
kinerja
perusahaan
(termasuk
di
dalamnya
profitabilitas, leverage, ROA, TATO); karakteristik perusahaan (termasuk di dalamnya firm size dan length of listing di BEI); dan firm value sebagai variabel independen terhadap environmental disclosure. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu annual report perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2008-2009 dan berpartisipasi dalam PROPER tahun 2008-2009 dan tahun 2009-2010. Di dalam Hanifa dan Cooke (2005) dijelaskan bahwa laporan tahunan dipilih karena memiliki kredibilitas yang tinggi (Tilt, 1994); digunakan oleh stakeholder; sebagai sumber informasi utama (Deegan dan Rankin, 1997); potensial karena dapat disebarluaskan (Adams dan Harte, 1998); memberikan gambaran pola pikir manajemen pada suatu periode tertentu (Neimark, 1992); serta mudah diakses untuk tujuan penelitian (Woodward, 1998).
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah kumpulan atau kelompok orang, peristiwa, atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian (Sekaran, 2006). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI commit to user dan mengikuti PROPER. Pemilihan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan mengikuti program PROPER sebagai populasi didasarkan pada fakta bahwa BEI merupakan bursa efek terbesar di Indonesia dan PROPER merupakan program lingkungan yang diadakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, dengan demikian diharapkan sampel yang diambil dapat merepresentasikan perusahaanperusahaan yang ada di Indonesia dan telah teruji berdasarkan kriteria dan peringkat perusahaan dalam mengikuti PROPER. Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen-elemen yang diharapkan memiliki karakteristik yang sama dengan populasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini mengambil sampel 35 perusahaan peserta PROPER yang terdaftar di BEI tahun 2008 dan 2009. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode random sampling berdasarkan kategori perusahaan (agroindustri; jasa; manufaktur; serta pertambangan, energi, dan migas). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel yaitu sebagai berikut. 1. Perusahaan peserta PROPER yang terdaftar di BEI periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2009. 2. Perusahaan mengikuti PROPER dua tahun berturut-turut yaitu tahun 20082009 dan 2009-2010. 3. Perusahaan melaporkan secara berkala pengungkapan lingkungan dalam annual report minimal dua tahun berturut-turut yaitu tahun 2008 dan 2009. 4. Perusahaan memiliki informasi keuangan (net profit margin, debt ratio, ROA, TATO, total aset, length of listing di BEI, closing price, dan jumlah saham beredar pada periode 2008-2009). commit to user C. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang digunakan dari data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan lainnya, serta informasi yang tersedia dari sumber publikasi atau nonpublikasi baik di dalam atau di luar organisasi (Sekaran, 2006). Data sekunder yang digunakan adalah data laporan tahunan (annual report) perusahaan tahun 2008-2009 yang diambil dari website BEI (www.idx.co.id) maupun website masing-masing perusahaan, press briefing PROPER 2009 dan 2010, jurnal nasional dan internasional, Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009 dan 2010, serta situs www.menlh.go.id.
D. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan dengan beberapa pengujian. Pertama dengan statistik deskriptif, dilanjutkan dengan uji kualitas data untuk setiap variabel dependen dan independen, serta analisis regresi linear berganda. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis
dan
skewness
(Ghozali,
2006).
Statistik
deskriptif
menggambarkan fenomena yang menarik perhatian dan meliputi transformasi data mentah ke dalam bentuk yang akan memberi informasi untuk menjelaskan sekumpulan faktor dalam suatu situasi (Sekaran, 2006). 2. Uji Kualitas Data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik karena jenis data dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Agar model regresi commit to user signifikan dan representatif, maka harus memenuhi asumsi dasar klasik. 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik mengindikasikan tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2006). Berikut adalah cara mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi menurut Ghozali (2006). i.
Menganalisa matrik korelasi variabel-variabel independen, jika antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
ii.
Memperhatikan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau nilai VIF ≥ 10.
b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode (t-1) sebelumnya (Ghozali, 2006). Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (DW). Kriteria pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali (2006) digambarkan pada tabel 3.1.
commit to user
Hipotesis yang akan diuji adalah: 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
: tidak ada autokorelasi (r = 0) : ada auokorelasi (r ≠ 0) Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi Hipotesis nol
Keputusan
Syarat
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No Decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif
No Decision
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi,
Tidak Ditolak
du < d < 4 - du
positif atau negatif c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas menurut Ghozali (2006) sebagai berikut. i.
Melihat ada tidaknya pola tertentu (titik-titik yang membentuk pola teratur baik bergelombang maupun melebar kemudian menyempit) pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y commit to user prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika tidak 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. ii.
Uji glejser dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Beberapa cara untuk mendeteksi adanya normalitas dengan analisis grafik histogram dan P-P Plot serta analisis statistik dengan uji Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2006). Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan untuk mendeteksi normalitas menurut Ghozali (2006): i.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal,
maka
model
regresi
memenuhi
asumsi
normalitas. ii.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Uji statisik yang digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: : data residual berdistribusi normal : data residual tidak berdistribusi normal Signifikansi nilai K-S > 0.05 mengindikasikan data terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006). 3. Analisis Regresi a. Uji Koefisien Determinasi ( Koefisien determinasi (
)
) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit model regresi. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (
menunjukkan
kemampuan
variabel-variabel
) mendekati nol
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas, sedangkan nilai (
yang
mendekati
satu
menunjukkan
variabel-variabel
)
independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). b. Uji Pengaruh Simultan (Uji F) Uji pengaruh simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui apakah variabel commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
independen secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2006). Hipotesis nol (
) yang hendak diuji adalah
semua parameter dalam model sama dengan nol atau
: b1 = b2 = b3 = b4
= b5 = b6 = b7 = b8 = 0. Artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (
) adalah tidak semua parameter secara simultan sama
dengan nol atau
: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ b7 ≠ b8 ≠ 0. Artinya
semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan
yang digunakan bila nilai F > 4 maka
kepercayaan 5%, dengan kata lain menerima
dapat ditolak pada derajat
yang menyatakan bahwa
semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. c. Uji Pengaruh Parsial (Uji t) Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Hipotesis nol (
) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan
nol atau
: bi = 0. Artinya apakah suatu variabel independen bukan
commit to userterhadap variabel dependen. Hipotesis merupakan penjelas yang signifikan
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
alternatifnya (
) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol atau
:
bi ≠ 0. Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka
yang menyatakan bi = 0 dapat
ditolak bila nilat t > 2 (dalam nilai absolut); atau dengan membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel, apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel maka hipotesis alternatif diterima, yaitu suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Sekaran (2006) menyatakan variabel sebagai sesuatu yang mempunyai nilai yang dapat berbeda atau berubah. Nilai tersebut dapat berbeda dalam waktu yang lain untuk objek yang sama atau dapat juga berbeda pada waktu yang sama untuk objek yang berbeda. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Definisi dan pengukuran masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut. 1. Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan
lingkungan
(environmental
disclosure).
Environmental
disclosure diukur berdasarkan 30 item pengungkapan lingkungan dalam GRI commit to user (Global Reporting Initiatives) tahun 2010. Pemilihan item-item GRI sebagai 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
indikator pengukuran karena GRI merupakan pedoman internasional yang telah diakui dan diterapkan oleh perusahaan-perusahaan internasional. Pengukuran environmental disclosure menggunakan metode dikotomi dimana untuk setiap item yang disebutkan dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan diberi nilai 1 dan untuk item yang tidak disebutkan dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan diberi nilai 0, kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibagi dengan 30 yang merupakan total item pengungkapan lingkungan yang tercantum dalam GRI, angka yang didapat merupakan rasio pengungkapan lingkungan (environmental disclosure). (1)
2. Variabel Independen a. Environmental Performance Environmental performance diukur berdasarkan peringkat perusahaan dalam mengikuti program PROPER (Press Briefing PROPER, 2009). Terdapat tujuh tingkatan penilaian untuk mengukur environmental performance berdasarkan kriteria penilaian peringkat PROPER, yaitu: (7) peringkat emas, (6) peringkat hijau, (5) peringkat biru, (4) peringkat biru minus, (3) peringkat merah, (2) peringkat merah minus, dan (1) peringkat hitam (Press Briefing PROPER, 2009). b. Kinerja Perusahaan
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kinerja perusahaan diukur berdasarkan tingkat profitabilitas, tingkat leverage, rasio ROA, dan rasio TATO. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan rasio net profit margin (Sartono, 1990) dengan rumus. (2)
Pengukuran leverage dalam penelitian ini menggunakan debt ratio (Sartono, 1990) dengan rumus. (3)
Peneliitian ini konsisten dengan pengukuran yang digunakan oleh Suhardjanto dan Choiriyah (2010) yaitu membandingkan laba bersih dengan total aktiva. Sartono (1990) merumuskan ROA sebagai berikut. (4)
Perputaran total aktiva (TATO) adalah rasio antara penjualan dengan total aktiva (Sartono, 1990), yang dirumuskan sebagai berikut. (5)
c. Karakteristik Perusahaan Karakteristik perusahaan diukur berdasarkan firm size dan length of listing di BEI. Firm size dalam penelitian ini diukur dengan rasio total aktiva dimana total aktiva masing-masing perusahaan sampel dibandingkan commit to user dengan keseluruhan total aktiva perusahaan sampel, kemudian dikalikan 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100%. Total aktiva digunakan sebagai dasar ukuran perusahaan karena total aktiva berisi keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan baik aktiva lancar maupun aktiva tetap sehingga menggambarkan ukuran perusahaan yang sebenarnya (Suhardjanto dan Choiriyah, 2010). Length of listing BEI diambil dari data listing date pada ICMD (Indonesian Capital Market Directory) tahun 2010 dan 2009 dengan formula.
Notasi: t
: tahun data (tahun 2009 dan 2008), dan : tahun perusahaan tercatat.
d. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan (firm value) diproksikan dengan Tobin’s Q yang digunakan dalam penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2009), dengan rumus. Firm Value =
(7)
Notasi: CP
: Closing Price,
TL
: Total Liabilities,
I
: Inventory,
CA
: Current Assets,commit dan to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
TA
digilib.uns.ac.id
: Total Assets.
F. Teknik Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda yaitu metode statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Penelitian ini menggunakan persamaan regresi linear menurut Ghozali (2006) sebagai berikut. Y=
+
+
+
+
+
+e
(8)
Notasi: Y
: environmental disclosure, : intercept,
,
,
,…,
: koefisien slope,
: environmental performance,
: profitabilitas,
: leverage,
: ROA,
: TATO,
: firm size,
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
: length of listing di BEI,
: firm value, dan
e
: eror.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah annual report, financial report dan sustainability report perusahaan; harga saham pada saat penutupan (closing price); serta jumlah saham yang diperjualbelikan pada periode tertentu yang diakses dari ICMD serta peringkat perusahaan dalam mengkuti program PROPER. Berdasarkan data yang diperoleh dari BEI dan press briefing PROPER, terdapat 60 perusahaan peserta PROPER yang terdaftar di BEI, namun penulis hanya dapat mengakses 35 annual report perusahaan untuk tahun 2008 dan 2009, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 70 data. 1. Seleksi Sampel Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa annual report tahun 20082009. Tabel 4.1 menjelaskan rincian sampel yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.1 Rincian Sampel Keterangan Data Peserta PROPER 2010 Data Peserta PROPER 2009 Perusahaan Peserta PROPER yang listing di BEI (2 tahun berturut-turut) Annual Report yang Penulis temukan (2 tahun) Data Outlier (2 tahun) Data yang digunakan (2 tahun)
Jumlah Data 690 627 120 90 20 70
2. Analisis Deskriptif Tabel 4.2 Hasilcommit Pengujian Analisis Deskriptif to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
N
Min.
Max.
Mean
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
kinerja_lingk
70
2
7
4.80
1.05775
-0.342
-0.209
profitabilitas
70
-1.20
0.47
0.0716
0.19002
-4.289
29.231
leverage
70
0.18
0.91
0.5083
0.19872
0.077
-0.874
roa
70
-16.87
40.67
9.1146
10.46369
0.682
1.076
tato
70
0.12
11.65
1.2366
1.44201
5.656
40.049
environ_discl
70
5
16
9.2857
2.74069
0.378
-0.718
size
70
0.29
20.99
2.8576
4.18368
3.049
9.726
length_listing
70
1
33
15.30
6.97064
-0.353
0.482
firm_value
70
-0.27
0.78
0.2477
0.25715
0.088
-0.630
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Skewness dan kurtosis merupakan ukuran untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal. Skewness mengukur kemiringan data dan kurtosis mengukur puncak dari distribusi data. Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis mendekati nol (Ghozali, 2006).
B. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik mengindikasikan tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2006). Tabel 4.3 to user Hasilcommit Pengujian Koefisien Korelasi
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
firm_ value
length_ size
kinerja_
listing
tato
lingk
profitabilitas
roa
Leverage
firm_ value
1.000 -0.036
-0.281
0.122
0.018
0.098
0.253
size
-0.036 1.000
0.126
0.092
-0.401
-0.137
-0.073 -0.192
length_listing -0.281 0.126
1.000
-0.154
-0.230
-0.043
-0.200
tato
0.092
-0.154
1.000
0.130
0.175
-0.228 -0.072
kinerja_lingk 0.018 -0.401
-0.230
0.130
1.000
0.121
-0.060
0.258
profitabilitas
0.098 -0.137
-0.043
0.175
0.121
1.000
-0.481
0.072
roa
0.253 -0.073
-0.200
-0.228
-0.060
-0.481
1.000
0.026
leverage
-0.720 -0.192
0.052
-0.072
0.258
0.072
0.026
1.000
0.122
-0.720
0.052
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen pada tabel 4.3 di atas, tampak bahwa variabel firm_value mempunyai korelasi yang tinggi dengan variabel leverage dengan tingkat korelasi -0.720 atau 72%, variabel profitabitas mempunyai korelasi yang tinggi dengan variabel ROA dengan tingkat korelasi -0.481 atau 48.1%, serta variabel size mempunyai korelasi yang tinggi dengan variabel kinerja_lingkungan dengan tingkat korelasi -0.401 atau 40.1%, namun keseluruhan korelasi masih di bawah 95%, oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas. Seperti tampak pada tabel 4.4 di bawah ini, hasil perhitungan nilai tolerance diatas 0.10 menunjukkan tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10 menunjukkan tidak ada multikolonieritas antar variabel independen commit to user dalam model regresi ini. Tabel 4.4 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil Pengujian Multikolonieritas
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
Konstanta
3.701
1.948
kinerja_lingk
0.975
0.296
0.376
3.292 0.002
0.680
1.470
profitabilitas
1.669
1.832
0.116
0.911 0.366
0.551
1.814
-2.829
2.491
-0.205
-1.135 0.261
0.273
3.668
roa
0.026
0.037
0.099
0.697 0.489
0.442
2.260
Tato
-0.224
0.194
-0.118
-1.155 0.252
0.856
1.168
Size
0.121
0.070
0.184
1.720 0.090
0.778
1.286
length_listing
0.097
0.041
0.248
2.381 0.020
0.821
1.217
firm_value
1.725
2.019
0.162
0.854 0.396
0.248
4.035
leverage
1.900 0.062
Sumber: Hasil Pengolahan Data
b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode (t-1) sebelumnya (Ghozali, 2006). Pada tabel 4.5 di bawah ini tampak bahwa nilai DW sebesar 2.018. Dibandingkan dengan tabel Durbin-Watson (dengan signifikansi 5%), jumlah sampel 70 (n=70) dan jumlah variabel independen 8 (k=8), didapati du=1.873. Oleh karena nilai DW 2.018 lebih besar dari batas atas (du) 1.873 dan kurang dari 4-du (4-1.873), maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. commit to user Tabel 4.5 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil Pengujian Durbin-Watson
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
1
0.676
0.457
0.386
2.14715
2.018
Sumber: Hasil Pengolahan Data
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Gambar 4.1 Scatterplot
Dari grafik scatterplots pada gambar 4.1 di atas terlihat bahwa titiktitik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu dapat
disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi ini. Tabel 4.6 commit to user Hasil Pengujian Glejser 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model
B
Std. Error
Konstanta
0.166
1.034
kinerja_lingk
0.225
0.157
profitabilitas
1.007
leverage
Beta
t
Sig.
0.161
0.873
0.208
1.432
0.157
0.972
0.167
1.036
0.304
0.376
1.322
0.065
0.284
0.777
roa
-0.029
0.020
-0.263
-1.460
0.149
tato
-0.035
0.103
-0.044
-0.336
0.738
size
-0.032
0.037
-0.117
-0.859
0.394
length_listing
0.037
0.022
0.223
1.688
0.096
firm_value
-0.093
1.072
-0.021
-0.087
0.931
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Hasil uji glejser pada tabel 4.6 di atas menunjukkan probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Hasil uji glejser pada tabel 4.6 konsisten dengan hasil uji scatterplots pada gambar 4.1 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas. d. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006). Beberapa cara untuk mendeteksi adanya normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan analisis grafik baik histogram maupun P-P Plot (Ghozali, 2006). Tabel 4.7 One Sample Test commitKolmogorov-Smirnov to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Unstandardized Residual N
70
Normal Parameters
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
0.0000000 2.01884852
Absolute
0.064
Positive
0.064
Negative
-0.053
Kolmogorov-Smirnov Z
0.535
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.937
Nilai K-S dengan sig. > 0.05 menyatakan bahwa data terdistribusi secara normal. Besarnya nilai K-S pada tabel 4.7 adalah 0.535 dan signifikan pada 0.937, hal ini menunjukkan data residual terdistribusi normal. Gambar 4.2 Histogram
Gambar 4.3 P-P Plot
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil analisis grafik yang digambarkan melalui histogram pada gambar 4.2 dan PP plots pada gambar 4.3 konsisten dengan hasil uji K-S pada tabel 4.7. Histogram dan PP plots memberikan pola normal dan terlihat titik-titik tersebar di sekitar garis diagonal.
C. Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan 1. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (
) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai yang mendekati nol menyatakan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas, sedangkan nilai yang mendekati satu menyatakan bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen (Ghozali, 2006).
commit to user Tabel 4.8 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
0.676
0.457
0.386
Std. Error of the DurbinEstimate Watson 2.14715
2.018
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 4.8 di atas, dapat diketahui besarnya adjusted
sebesar
0.386 yang berarti 38.6% variasi environmental disclosure dijelaskan oleh variasi dari kedelapan variabel independen, sedangkan 61.4% dijelaskan oleh sebab lain diluar model. SEE (Standar Eror of the Estimate) sebesar 2.14715, semakin kecil SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2006). 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikansi simultan atau biasa disebut uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (bersama-sama berpengaruh) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Tabel 4.9 Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
237.059
8
29.632
Residual
281.227
61
4.610
Total
518.286
69
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Sig. 6.427
0.000
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari uji ANOVA atau F test pada tabel 4.9 di atas, diketahui nilai F sebesar 6.427 dengan probabilitas 0.000. Karena probabilitas kurang dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kedelapan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. 3. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Tabel 4.10 Hasil Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial Model
Koefisien
t-statistik
Sig.
konstanta
3.701
1.900
0.062
kinerja_lingk
0.975
3.292
0.002*
profitabilitas
1.669
0.911
0.366
leverage
-2.829
-1.135
0.261
roa
0.026
0.697
0.489
tato
-0.224
-1.155
0.252
size
0.121
1.720
0.090**
length_listing
0.097
2.381
0.020*
firm_value
1.725
0.854
0.396
* secara statistik signifikan pada tingkat 5% ** secara statistik signifikan pada tingkat 10% Sumber: Hasil Pengolahan Data
Uji signifikansi parsial (uji statistik t) menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Hasil analisis regresi pada tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa commit to user koefisien regresi kinerja lingkungan (environmental performance) sebesar 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
0.975 dengan t-statistik sebesar 3.292 dan signifikansinya 0.002. Hasil analisis regresi tersebut mendukung hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara environmental performance terhadap environmental disclosure. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Suratno dkk. (2006) dan penelitian Al-Tuwaijri dkk. (2003) yang menemukan pengaruh yang signifikan antara environmental performance terhadap environmental disclosure. Hasil analisis regresi pada variabel profitabilitas menunjukkan koefisien regresi sebesar 1.669 dengan t-statistik 0.911 dan signifikansinya 0.366. Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure, hal ini tidak konsisten dengan penelitian Bowman dan Haire (1976) dan penelitian Hanifa dan Cooke (2005) namun konsisten dengan penelitian Hackston dan Milne (1996) yang menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi sosial. Hasil analisis regresi pada variabel leverage menunjukkan koefisien regresi sebesar -2.829 dengan t-statistik -1.135 dan signifikansinya 0.261. Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure, hal ini tidak konsisten dengan penelitian Jensen dan Meckling (1976) namun konsisten dengan penelitian Belkaoui dan Karpik (1989). Hasil analisis regresi pada variabel ROA menunjukkan koefisien regresi sebesar 0.026 dengan committ-statistik to user 0.697 dan signifikansinya 0.489. Pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap environmental disclosure, hal ini konsisten dengan penelitian Suhardjanto dan Choiriyah (2010) yang menemukan tidak ada pengaruh signifikan antara ROA dengan environmental disclosure, namun tidak konsisten dengan penelitian Desiandwi (2006) yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan tehadap tingkat pengungkapan informasi lingkungan hidup. Hasil analisis regresi pada variabel TATO menunjukkan koefisien regresi sebesar -0.224 dengan t-statistik -1.155 dan signifikansinya 0.252. Pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa TATO tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Gray dkk. (1995) yang menemukan pengaruh turnover terhadap environmental disclosure. Hasil analisis regresi pada variabel firm size menunjukkan koefisien regresi sebesar 0.121 dengan t-statistik 1.720 dan signifikansinya 0.090. Hipotesis keenam menunjukkan bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure pada tingkat signifikansi 5% namun berpengaruh terhadap environmental disclosure pada tingkat signifikansi 10%, hal ini konsisten dengan penelitian Freedman dan Jaggi (2005) dan penelitian Hanifa dan Cooke (2005) yang menyatakan semakin besar size perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosialnya dan tidak konsisten dengan penelitian Suhardjanto dan Choiriyah (2010) yang menyatakan bahwa firm size tidak berpengaruh signifikan terhadap environmental disclosure. Hasil analisis regresi pada variabel length of listing menunjukkan commit to user koefisien regresi sebesar 0.097 dengan t-statistik 2.381 dan signifikansinya 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
0.020. Pengujian hipotesis ketujuh menunjukkan bahwa length of listing BEI berpengaruh terhadap environmental disclosure, hal ini konsisten dengan penelitian Hanifa dan Cooke (2005) dan penelitian Barnes dan Walker (2006). Hasil analisis regresi pada variabel firm value menunjukkan koefisien regresi sebesar 1.725 dengan t-statistik 0.854 dan signifikansinya 0.396. Pengujian hipotesis kedelapan menunjukkan bahwa firm value tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure. Terdapat beberapa penelitian yang menguji pengaruh antara environmental disclosure terhadap firm value dan CSR (Corporate Social Responsibility) terhadap firm value, di antaranya penelitian Rustiarini (2010), Harjoto dan Jo (2011), serta penelitian Nurlela dan Islahudin (2008), namun sepanjang pengetahuan penulis belum ada penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh firm value terhadap environmental disclosure, oleh karena itu penelitian ini menjadi penelitian pertama yang menguji pengaruh firm value terhadap environmental disclosure. Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dari kedelapan variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi, terdapat dua variabel yang berpengaruh signifikan pada tingkat signifikansi 5% dan satu variabel yang berpengaruh signifikan pada tingkat signifikansi 10% terhadap variabel dependen environ_dscl yaitu variabel kinerja_lingk, variabel length_listing, dan variabel size, dalam hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi kinerja.lingk 0.002 (kurang dari 0.05), probabilitas signifikansi length_listing 0.020 (kurang dari 0.05), dan probabilitas variabel size 0.090 (kurang dari 0.1). Variabel profitabilitas dengan probabilitas signifikansi 0.366, leverage dengan commit to user probabilitas signifikansi 0.261, ROA dengan probabilitas signifikansi 0.489, 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TATO dengan probabilitas signifikansi 0.252, dan firm value dengan probabilitas signifikansi 0.396 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen environ_dscl, dalam hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi kelima variabel tersebut di atas 0.05. Sebagai kesimpulan, environmental disclosure dipengaruhi oleh kinerja lingkungan (environmental performance), length of listing di BEI, dan firm size namun tidak dipengaruhi oleh profitabilitas, leverage, ROA, TATO, dan firm value.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian adalah. 1. Environmental performance secara statistik berpengaruh positif terhadap environmental
disclosure di
Indonesia,
semakin
tinggi
peringkat
perusahaan dalam mengikuti program PROPER berdampak pada semakin luas dan rinci pengungkapan lingkungan dalam annual report perusahaan. 2. Profitabilitas secara statistik tidak terbukti berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia. 3. Leverage
secara
statistik
tidak
terbukti
berpengaruh
terhadap
environmental disclosure di Indonesia. 4. ROA secara statistik tidak terbukti berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia. 5. TATO secara statistik tidak terbukti berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia. 6. Firm size berpengaruh positif terhadap environmental disclosure di Indonesia (dengan signifikansi 10%), dengan demikian semakin besar size perusahaan, maka perusahaan cenderung semakin mengungkapkan informasi lingkungan dalam annual report perusahaan 7. Length of listing di BEI berpengaruh positif terhadap environmental disclosure di Indonesia, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin lama perusahaan listing di BEI maka perusahaan cenderung semakin luas dan rinci dalam mengungkapkan informasi mengenai lingkungan dalam annual commit to user report perusahaan. 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Firm value secara statistik tidak terbukti berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia.
B. Keterbatasan dan Saran Keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ini adalah anggota sampel yang semula berjumlah 120 menjadi 70 dikarenakan keterbatasan dalam mengakses laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan, perusahaan tidak mengikuti program PROPER minimal 2 tahun berturut-turut yaitu periode tahun 2008-2009 dan 2009-2010, sehingga jumlah anggota sampel yang digunakan dalam penelitian ini di bawah jumlah yang ideal yaitu 100-200 anggota sampel. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah anggota sampel penelitian dengan memperpajang periode penelitian dan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk melengkapi laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan.
commit to user
59