FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN RISIKO PERUSAHAAN (CORPORATE RISK DISCLOSURE) PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA Oleh: Harri BaskoroAdiyanto
ABSTRACT This research wants to examine the effects of Bank Size (CSIZE), Profitability (PROFIT), Public Shares Ownership (ISSUE), Total Number of the Board of Commissioner (BSIZE), Total Meeting of the Board of Commissioner(RPTDEKOM), and Member of Commissioner with background from Banking Supervisory Institution (BIDEKOM) to Corporate Risk Disclosure. The sampling technique used in this research is purposive sampling, with certain criteria are: (1) Banking which already go public and listed on Bank of Indonesia and Indonesia Stock Exchange (IDX) (2) Bank that had published their annual report in 2012 and 2013 on their website and IDX website (www.idx.co.id), which data are complete and relevant with the research. The result of this research shows that the data has fulfilled the classical assumption, such as: there is no multicollinearity and distributed normally. From the regression analysis, found that partially Bank Size, Profitability and Member of Commissioner with Background from Banking Supervisory Institution variable, are significant to Corporate Risk Disclosure, while Public Share Ownership, Total Number of the Board of Commissioner and Total Meeting of the Board of Commissioner are not significant to Corporate Risk Disclosure. From the research also found that those six variables Bank Size, Profitability, Public Share Ownership, Total Number of the Board of Commissioner, Total Meeting of the Board of Commissioner and Member of Commissioner with Background from Banking Supervisory Institution variable simultaneously has influence to Corporate Risk Disclosure. Key Words: Risk Disclosure, Good Corporate Governance, Risk Management, Agency Theory, Stakeholder Theory, Annual Report, and Banking Supervision. Oleh sebab itu, pengungkapan informasi
PENDAHULUAN Pengungkapan
perusahaan
risiko oleh suatu perusahaan harus dilakukan
menjadi perhatian penting bagi masyarakat
secara berimbang, artinya informasi yang
khususnya bagi para investor.Hal ini dapat
disampaikan bukan hanya yang bersifat
dipahami
tersebut
positif saja namun termasuk informasi yang
dibutuhkan para investor sebagai salah satu
bersifat negatif terutama yang terkait dengan
alat untuk pengambilan keputusan yang
aspek risiko perusahaan.
mengingat
risiko
informasi
cermat dan tepat dalam melakukan investasi.
Praktek
pengungkapan
informasi
Hasil
dalam industri perbankan di Indonesia
mendorong
sesungguhnya belum cukup memuaskan.
terhadap praktek pengungkapan risiko pada
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian
perbankan di Indonesia, ditambah dengan
Bank Dunia pada tahun 2006 yang berjudul
alasan
“Bank Disclosure Index: Global Assessment
menjalankan
of Bank Disclosure Practices”. Penelitian ini
banyak berhubungan dengan risiko jika
dilakukan dengan menghitung komposit
dibandingkan
indeks dari pengungkapan perbankan di 180
perusahaan lainnya.
negara sejak tahun 1994. Dalam penelitian ini
pengukuran
pengungkapan
dilakukan
informasi
penelitian
dilakukannya
lainnya
bahwa
aktivitas
diatas
penelitian
bank
dalam
operasinya
dengan
lebih
perusahaan-
Berdasarkan latar belakang penelitian
atas
dan hasil beberapa penelitian terdahulu
perbankan
maka judul penelitian ini adalah: “Faktor-
dikaitkan dengan asset, liabilities, funding,
Faktor
incomes dan profil risiko.
Pengungkapan
Berdasarkan
tersebut
penelitian
tersebut
diketahui posisi Indonesia berada pada
yang
Mempengaruhi Risiko
Tingkat
Perusahaan
(Corporate Risk Disclosure) Pada Industri Perbankan Indonesia”.
ranking 55 dari 177 negara di dunia yang
Beberapa penelitian terkait dengan
diteliti oleh Bank Dunia. Posisi ini jelas jauh
pengungkapan risiko perusahaan (Corporate
tertinggal dibandingkan dengan negara Asia
Risk
lainnya seperti Hongkong yang berada di
disampaikan
ranking nomor 1, Bahrain di posisi 6, Qatar
dilakukan. Menurut hasil penelitian Hossain
di posisi 8, Jepang di posisi 12, UAE di
(2008) yang meneliti tentang “The Extent of
posisi 18 dan India posisi 32. Bahkan di
Disclosurein Annual Reports of Banking
tingkat negara Asia Tenggara Indonesia
Companies:
tertinggal
menunjukkan
oleh
Thailand
yang
berada
Disclosure)
sebagaimana
sebelumnya
The
telah
Case
bahwa
telah banyak
of
India”,
ukuran
bank,
diposisi 29, kemudian Malaysia di posisi 44
profitabilitas, komposisi dewan komisaris
diikuti Singapura di posisi 45 dan Filipina di
dan
posisi 48. Dibandingkan negara di Asia
pengaruh/hubungan yang signifikan dengan
Tenggara Indonesia hanya lebih baik dari
tingkat pengungkapan (disclosure). Hasil
Kamboja, Vietnam, Brunei Darussalam dan
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Laos.
Elzahar
disiplin
dan
pasar
Hussainey
memiliki
(2012),
yang
meneliti tentang “Determinants of Narrative
(Corporate Risk Disclosure) pada industri
Risk Disclosures in UK Interim Reports”.
Perbankan Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan
dan
tipe
industri
KAJIAN TEORI
memiliki hubungan dengan tingkat CRD.
Teori Tata Kelola Perusahaan (Good
Sesuai dengan hasil penelitian tersebut maka
Corporate Governance)
hasil penelitian Juhmani (2013), Abdallah
Tata Kelola Perusahaan atau Good
dan Hassan (2014), Al-Shammari (2014)
Corporate
dan Linsley dan Shrives (2006) menunjukan
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1992.
hal yang sama bahwa ukuran perusahaan
Saat itu Cadbury Committee di Inggris
memiliki pengaruh yang signifikan dengan
menerbitkan laporan yang berjudul “The
CRD.
Financial Merujuk kepada uraian latar belakang
Governance
Aspects
(GCG)
of
Corporate
Governance” atau lebih dikenal dengan
maka
dengan Cadbury Report. Sejak saat itu maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini
Cadbury Report tersebut menjadi dasar
adalah:
dalam
sebagaimana
tersebut
1. Mengevaluasi
diatas
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat pengungkapan risiko perusahaan pada industri perbankan di
penerapan
Tata
Kelola
Perusahaan/GCG di Inggris bahkan hingga ke berbagai negara. Tata Kelola Perusahaan didefinisikan oleh Sir Adrian Cadbury (Mallin 2004, 3)
Indonesia. 2. Mengukur tingkat pengungkapan risiko
sebagai: “the whole system of controls, both
perusahaan pada industri perbankan di
financial and otherwise, by which a
Indonesia.
company
3. Mengukur
pengaruh
ukuran
bank,
is
Sedangkan
directed the
and
OECD
controlled.” tahun
1999
profitabilitas, jumlah kepemilikan saham
mendefinisikan sebagai:
publik, jumlah anggota komisaris, jumlah
“a set of relationships between a company’s
rapat dewan komisaris dan adanya komisaris
board,
yang berlatar belakang pensiunan dari
stakeholders. It also provides the structure
otoritas
terhadap
through which the objectives of the company
tingkat pengungkapan risiko perusahaan
are set, and the means of attaining those
pengawas
perbankan
its
shareholders
and
other
objectives, and monitoring performance are
risiko dan bagaimana manajemen mengelola
determined.”
risiko.Pengungkapan risiko juga bermanfaat
Daniri (2014, GCG
sebagai
(struktur),
21)
suatu
sistem
mendefinisikan pola
dan
hubungan
proses
untuk memonitor risiko dan mendeteksi potensi masalah sehingga dapat melakukan
yang
tindakan lebih awal agar masalah tersebut
mengarahkan organ perusahaan (Direksi,
tidak terjadi (Linsley dan Shrives 2006,
Dewan Komisaris dan RUPS) memberikan
388).
nilai tambah kepada perusahaan secara berkesinambungan, memperhatikan stakeholder,
dengan kepentingan
berlandaskan
Berdasarkan hal tersebut diatas maka
tetap
penelitian ini mengukur pengaruh ukuran
para
bank, profitabilitas, jumlah kepemilikan
peraturan
perundangan dan norma yang berlaku.
saham
Pengungkapan
Risiko(Risk
Pengungkapan (disclosure) merupakan penyebaran informasi yang material kepada masyarakat evaluasi
komisaris
dewan
yang
berlatar
belakang
Hipotesis
yang
dikembangkan
adalah: H1:
Ukuran
Bank
memiliki
pengaruh
mana
isinya
berupa
signifikan dan positif terhadap tingkat
kegiatan
usaha
sebuah
risk disclosure (pengungkapan risiko)
yang
dari
anggota
pensiunan dari otoritas pengawas perbankan. Adapun
Disclosure)
jumlah
komisaris, jumlah rapat dewan komisaris dan
Teori
publik,
perusahaan dalam hal ini yaitu bank.
pada industri Perbankan Indonesia.
Menurut Idroes (2011, 234) Pilar 3 Basel II
H2: Profitabilitas perusahaan berpengaruh
menetapkan persyaratan pengungkapan yang
signifikan dan positif terhadap tingkat
memungkinkan pelaku pasar untuk menilai
risk disclosure (pengungkapan risiko)
informasi-informasi
pada industri Perbankan Indonesia.
utama
mengenai
cakupan risiko, modal, eksposur risiko,
H3: Kepemilikan saham publik memiliki
proses pengukuran risiko dan kecukupan
pengaruh signifikan dan positif terhadap
modal bank.
tingkat risk disclosure (pengungkapan
Pengungkapan risiko penting karena membantu
stakeholder
risiko)
yang diperlukan untuk memahami profil
industri
Perbankan
Indonesia.
(pemangku
kepentingan) dalam mendapatkan informasi
pada
H4:
Jumlah memiliki
anggota pengaruh
dewan
komisaris
signifikan
dan
positif terhadap tingkat risk disclosure
terdiri dari 109 bank umum konvensional
(pengungkapan risiko).
dan 11 Bank Syariah. Dari 109 bank umum
H5: Jumlah rapat dewan komisaris memiliki
konvensional tersebut tercatat 39 bank telah
pengaruh signifikan dan positif terhadap
go public dan tercatat di Bursa Efek
tingkat risk disclosure (pengungkapan
Indonesia.
risiko).
Model analisis yang digunakan dalam
H6: Komisaris
yang berlatar belakang
pensiunan
H7:
dari
otoritas
pengawas
penelitian ini adalah model analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier
perbankan memiliki pengaruh terhadap
berganda
tingkat risk disclosure (pengungkapan
sejauh mana dan bagaimana arah variabel-
risiko).
variabel independen berpengaruh terhadap
Ukuran
perusahaan,
kepemilikan
saham
profitabilitas,
publik,
jumlah
variabel
dimaksudkan
dependen.
untuk
menguji
Persamaan
regresi
berganda untuk pengujian hipotesis dalam
anggota komisaris,jumlah rapat dewan
penelitian ini adalah:
komisaris dan komisaris yang berlatar
RDS= α+β1CSIZE+β2PROFIT+β3ISSUE+
belakang
β4BSIZE+β5RPTDEKOM+β6BIDEKOM
pensiunan
pengawas secara
perbankan,
simultan
pengungkapan (CorporateRisk
dari
berpengaruh
terhadap risiko
otoritas
tingkat
perusahaan
Disclosure)
pada
industri Perbankan Indonesia.
Dimana: RDS
= Risk Disclosure Score
CSIZE
= Ukuran Bank
PROFIT
= Profitabilitas
ISSUE
= Jumlah Kepemilikan Saham Publik
METODOLOGI Populasi dalam penelitian ini adalah
BSIZE
RPTDEKOM = Jumlah Rapat Dewan Komisaris
seluruh bank umum konvensional telah go public (terbuka) di Indonesia yang tercatat di
= Jumlah anggota Komisaris
BIDEKOM
= Adanya komisaris yang
Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia,
berlatar belakang pensiunan
serta telah menerbitkan Annual Report pada
dari otoritas pengawas
tahun 2012 dan 2013. Jumlah bank umum di
perbankan = Konstanta
Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia
α
hingga Desember 2014 adalah 120 Bank,
β1,β2,β3,β4, β5,β6 =Koefisien Regresi
HASIL PENELITIAN
pensiunan dari otoritas pengawas perbankan
Tabel 1 Analisis Deskriptif
yaitu senilai 0,00 dan nilai maksimum 1 dan nilai rata-rata nya yaitu sebesar 0,23 dengan
Descriptive Statistics N ASSET ROA SAHAM KOMISARIS RAPAT BI RDS Valid N (listwise)
68 68 68 68 67 68 68 67
Minimum 1048.15 -.01 .00 2.00 4.00 .00 23.53
Maximum 733099.76 .05 .51 9.00 79.00 1.00 100.00
Mean 105400.2 .0219 .2261 4.9853 17.7761 .2353 80.7957
Std. Deviation 170083.31358 .01340 .16017 1.80788 16.96326 .42734 17.88342
standar
deviasi
sebesar
0,427.
Nilai
minimum untuk variabel RDS yaitu senilai 23,53 dan nilai maksimum 100 dan nilai rata-rata nya yaitu sebesar 80,79 dengan
Berdasarkan hasil perhitungan pada
standar deviasi sebesar 17,883.
tabel di atas, dapat kita lihat untuk nilai
Tabel 2 Hasil Penelitian
minimum variabel ukuran bank yaitu senilai
Coefficientsa
1048,15 dan nilai maksimum 733099,766 dan
nilai
rata-rata
nya
yaitu
sebesar
105400,2 dengan standar deviasi sebesar 170083,313. Nilai minimum untuk variabel profitabilitas yaitu senilai -0,01 dan nilai maksimum 0,05 dan nilai rata-rata nya yaitu sebesar 0,02 dengan standar deviasi sebesar 0,013. Nilai minimum untuk variabel jumlah kepemilikan saham publik yaitu senilai 0,00 dan nilai maksimum 0,51 dan nilai rata-rata nya yaitu sebesar 0,22 dengan standar deviasi sebesar 0,160. Nilai minimum untuk variabel jumlah anggota dewan komisaris yaitu senilai 2 dan nilai maksimum 9 dan nilai rata-rata nya yaitu sebesar 4,98 dengan standar
deviasi
sebesar
1,807.
Nilai
minimum untuk variabel jumlah rapat dewan komisaris yaitu senilai 4 dan nilai maksimum 79 dan nilai rata-rata nya yaitu sebesar 17,77 dengan standar deviasi sebesar 16,963. Nilai minimum untuk variabel adanya komisaris yang berlatar belakang
Model 1
Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) 72.799 7.002 ASSET 3.37E-005 .000 ROA -384.614 166.087 SAHAM 18.629 13.214 KOMISARIS 1.438 1.256 RAPAT .241 .135 BI -9.989 4.625
Standardized Coefficients Beta
t 10.397 2.164 -2.316 1.410 1.145 1.783 -2.160
.339 -.292 .176 .154 .241 -.253
Sig. .000 .034 .024 .164 .257 .080 .035
a. Dependent Variable: RDS
Berdasarkan table 2 di atas diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Untuk variabel Ukuran Bank (CSIZE) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,164. Karena t hitung (2,164) > t tabel (1,99) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa
Ukuran
Bank
(CSIZE)
secara
parsial
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
Tingkat
Pengungkapan
Risiko
Perusahaan. 2. Untuk variabel Profitabilitas (PROFIT) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,316. Karena t hitung (2,316) > t tabel (1,99) maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan (PROFIT)
bahwa secara
Profitabilitas
parsial
memiliki
pengaruh
yang
Tingkat
signifikan
terhadap
Pengungkapan
Risiko
Perusahaan. 3. Untuk
terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko Perusahaan. 6. Untuk variabel adanya komisaris berlatar
variabel
Jumlah
Kepemilikan
belakang
pensiunan
dari
otoritas
Saham (ISSUE) diperoleh nilai t hitung
pengawas
sebesar 1,410. Karena t hitung (1,410) < t
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,159.
tabel (1,99) maka Ho diterima. Oleh
Karena t hitung (2,159) > t tabel (1,99)
karena itu, dapat disimpulkan bahwa
maka Ho ditolak. Oleh karena itu, dapat
Jumlah Kepemilikan Saham (ISSUE)
disimpulkan
secara parsial memiliki pengaruh yang
Komisaris (BIDEKOM) secara parsial
tidak
memiliki
signifikan
terhadap
Tingkat
Pengungkapan Risiko Perusahaan. 4. Untuk
variabel
Jumlah
perbankan
bahwa
pengaruh
Anggota
(1,145) < t tabel (1,99) maka Ho karena
itu,
(BSIZE)
secara
signifikan
Tabel 3 Koefisien Determinasi
dapat
Model Summary Model 1
R .592a
R Square .350
Adjusted R Square .285
Std. Error of the Estimate 14.36461
a. Predictors: (Constant), BI, ROA, SAHAM, KOMISARIS, RAPAT, ASSET
disimpulkan bahwa Jumlah Anggota Komisaris
yang
belakang
Perusahaan.
hitung sebesar 1,145. Karena t hitung
Oleh
Latar
terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko
Komisaris (BSIZE) diperoleh nilai t
diterima.
(BIDEKOM)
parsial
Berdasarkan hasil output software
memiliki pengaruh yang tidak signifikan
SPSS di atas, diperoleh nilai koefisien
terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko
korelasi
Perusahaan.
determinasi yang telah disesuaikan sebesar
(R)
sebesar
0,592.
Koefisien
5. Untuk variabel Jumlah Rapat dewan
28,5%
komisaris (RPTDEKOM) diperoleh nilai
ukuran
t hitung sebesar 1, 783. Karena t hitung
kepemilikan saham publik, jumlah anggota
(1,783) < t tabel (1,99) maka Ho
dewan komisaris, jumlah rapat dewan
diterima.
komisaris dan
Oleh
karena
itu,
dapat
menunjukkan bank,
bahwa
kontribusi
profitabilitas,
adanya
jumlah
komisaris
yang
disimpulkan bahwa jumlah rapat dewan
berlatar
komisaris (RPTDEKOM) secara parsial
perbankan terhadap Tingkat Pengungkapan
memiliki pengaruh yang tidak signifikan
Risiko Perusahaan sebesar 28,5% sedangkan
belakang
pensiunan
pengawas
sisanya sebesar 71,5% merupakan kontribusi
menunjukkan
variabel lain.
mengelola risiko. b. Profitabilitas
kinerjanya
dalam
penelitian
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
menunjukkan
Kesimpulan
signifikan
terhadap
disclosure
(pengungkapan
Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini:
bank,
profitabilitas,
memiliki
ini
pengaruh
tingkat
risk risiko).
Berdasarkan data empiris yang ada dan
1. Dari 6 (enam) variabel independen yaitu ukuran
dalam
dari hasil penelitian yang diperoleh, ini
jumlah
menunjukkan bahwa naik dan turunnya
kepemilikan saham publik, ukuran dewan
profitabilitas perusahaan mempengaruhi
komisaris, jumlah rapat dewan komisaris
tingkat risk disclosure (pengungkapan
dan adanya komisaris yang berlatar
risiko). Namun demikian nilai koefiesien
belakang
pensiunan
dari
otoritas
regresi yang negatif, perlu kiranya diteliti
pengawas
perbankan,
yang
diduga
lebih lanjut dalam penelitian selanjutnya,
memiliki pengaruh signifikan terhadap
hal ini diduga terjadi karena penelitian ini
tingkat pengungkapan risiko perusahaan
dilakukan hanya 2 (dua) periode saja
(CorporateRisk Disclosure) pada industri
yaitu 2012 dan 2013.
Perbankan, ternyata terdapat 3 (tiga) variabel
yang
memiliki
pengaruh
c. Komisaris
yang
pensiunan
dari
berlatar otoritas
belakang pengawas
signifikan terhadap tingkat pengungkapan
perbankan adalah variabel independen
risiko
baru yang tidak ada dalam penelitian
perusahaan
(Corporate
Risk
Disclosure). Ketiga variabel tersebut
sebelumnya.
adalah:
pengendalian internal oleh bank adalah
a. Ukuran bank, dimana dalam penelitian
Pengawasan
atau
penting. Untuk dapat mewujudkan hal
ini disimpulkan bagi bank konvensional
tersebut
yang telah Tbk semakin besar total aset
personalia yang memiliki pengetahuan,
yang dimiliki maka akan semakin baik
pengalaman dan kemampuan dalam hal
skor tingkat pengungkapan risikonya
pengawasan,
kepada publik. Hal ini disebabkan karena
Komisaris atau Direksi. Hal tersebut
bank
menunjukkan
untuk membantu bank guna mewujudkan
kinerjanya kepada publik juga perlu
pengawasan dan pengendalian internal
selain
ingin
harus
ditunjang
utamanya
pada
dengan
level
yang efektif. Sejalan dengan hal tersebut
sebelumnya yaitu 0,05. Dengan demikian
maka personalia yang pernah bekerja di
maka seluruh variabel independen dalam
lembaga pengawasan seperti bank sentral
penelitian
memiliki pengetahuan, pengalaman dan
(simultan)
kemampuan
terhadap tingkat pengungkapan risiko
perbankan
dalam yang
diimplementasikan
pengawasan
kemudian
dapat
dalam
proses
pengendalian internal sebuah bank. Hasil
ini
secara
bersama-sama
berpengaruh
signifikan
perusahaan (Corporate Risk Disclosure) sebagai variabel dependen. Implikasi
penelitian ini mendukung teori tersebut
Dari hasil penelitian ini dapat
dimana komisaris yang berlatar belakang
diketahui bahwa variabel independen
pensiunan
yang berpengaruh signifikan terhadap
dari
otoritas
pengawas
perbankan memiliki pengaruh signifikan
tingkat
terhadap
ukuran bank, profitabilitas dan adanya
tingkat
risk
disclosure
(pengungkapan risiko) sebuah bank.
pengungkapan
risiko
adalah
komisaris
yang
berlatar
belakang
pensiunan
dari
otoritas
pengawas
2. Dari hasil uji t dengan melihat nilai
perbankan. Oleh sebab itu bagi otoritas
signifikansi maka dapat disimpulkan
pengawas perbankan dan pasar modal
bahwa
maka
yang
paling
berpengaruh
ketiga
faktor
tersebut
perlu
signifikan terhadap tingkat pengungkapan
diperhatikan dan dicermati, mengingat
risiko
hal
perusahaan
(CorporateRisk
tersebut
ternyata
berpengaruh
Disclosure) adalah variabel profitabilitas
signifikan terhadap tingkat pengungkap-
dengan nilai signifikansi t sebesar 0,024
an risiko. Sehingga kebijakan pengawas-
dan variabel independen yang paling
an
tidak berpengaruh signifikan terhadap
diselaraskan dengan hal tersebut.
tingkat pengungkapan risiko perusahaan (Corporate
Risk
Disclosure)
dan
pengendalian
bank
dapat
Sedangkan bagi manajemen per-
adalah
bankan ketiga faktor tersebut harus
jumlah anggota dewan komisaris dengan
dipertimbangkan mengingat bank-bank
nilai signifikansi t sebesar 0,257.
yang memiliki aset dan profitabilitas
Dari hasil uji F, terbukti bahwa nilai
besar serta adanya komisaris yang
signifikansi F yaitu 0.000 lebih kecil dari
berlatar belakang pensiunan dari otoritas
nilai signifikansi yang telah ditentukan
pengawas
perbankan
berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan risiko bank.
Nigerian Listed Companies Annual Reports. IOSR Journal of Economics and Finance (IOSR-JEF), Vol I Issue 6.
Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh
terhadap
pengungkapan
risiko
adalah
tingkat jumlah
kepemilikan saham, jumlah anggota
Adamu, Musa Uba. 2013. Risk Reporting: A Study of Risk Disclosures in the Annual Reports of Listed Companies in Nigeria. Research Journal of Finance and Accounting Vol. 4 No. 16.
dewan komisaris dan jumlah rapat dewan komisaris. Dengan demikian jumlah ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan risiko. Namun demikian, variabel tersebut tetap perlu menjadi perhatian
karena
secara
simultan
variabel independen tersebut satu sama lain
saling
mempengaruhi
terhadap
tingkat pengungkapan risiko.
DAFTAR PUSTAKA Abdallah, Abed Al-Nasser dan Mostafa Kamal Hassan. 2014. The Determinants of Corporate Risk Disclosure in the Gulf Cooperative Council (GCC) Countries. Paper dipresentasikan pada: the BAFA 2014 Annual Conference, London School of Economics and Political Science, UK, April 14-16, 2014. Inggris. Abeysekera, Indra. 2010. The Influence of Board Size on Intellectual Capital Disclosure by Kenyan Listed Firms. Journal of Intellectual Capital 11 (4) hlm.504-518. Adamu, Musa Uba. 2013. The Need for Corporate Risk Disclosure in the
Ahmed, Anwer S, Anne Beatty dan Bruce Bettinghaus. 1999. Evidence on the Efficacy of Market Risk Disclosures by Commercial Banks. Akhtaruddin, Mohamed, Monirul Alam Hossain, Mahmud Hossain dan Lee Yao. 2009. Corporate Governance and Voluntary Disclosure in Corporate Annual Reports of Malaysian Listed Firms. JAMAR Vol. 7 – Number 1 – 2009. Algifari. 2000. Analisis Regresi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Al-Janadi, Yaseen., Rashidah Abdul Rahman dan Normah Haj Omar.2013. Corporate Governance Mechanism and Voluntary Disclosure in Saudi Arabia. Research Journal of Finance and Accounting Vol. 4 No. 4, 2013. Ali, Mazurina Mohd dan Dennis Taylor. 2014. Corporate Risk Disclosure in Malaysia: The Influence of Predispositions of Chief Executive Officers and Chairs of Audit Committee. Research Journal of Finance and Accounting Vol. 5 No. 2, 2014. Ali, Mazurina Mohd dan Dennis Taylor. 2014. Content Analysis of Corporate Risk Disclosure in Malaysia. 4th Annual International Conference on Accounting and Finance (AF 2014).
Al-Moataz, Ehsan dan Khaled Hussainey. 2012. Determinant of Corporate Governance Disclosure in Saudi Companies. Journal of Economics and Management. Al-Shammari, Bader. 2014. An Investigation of the Impact of Corporate Governance Mechanisms on Level of Corporate Risk Disclosure: Evidence from Kuwait. International Journal of Business and Social Research (IJBSR). Al-Shammari, Bader. 2014. Kuwait Corporate Characteristics and Level of Risk Disclosure: A Content Analysis Approach. Journal of Contemporary Issues in Business Research Vol 3, Issue No. 3, 2014. Amran, Azlan, M.S. Ishak, A.H. Zulkafli dan M. Nejati. 2010. Board Structure and Extent of Corporate Governance Statement. International Journal Managerial and Financial Accounting Vol. 2 No. 4, 2010. Amran, Azlan, Abdul Manaf Rosli Bin dan Bin Che Haat Mohd Hassan. 2009. Risk reporting an exploratory study on risk management disclosure in Malaysian annual reports. Managerial Auditing Journal Vol. 24, No. 1, 2009. Andres, Pablo de dan Eleuterio Vallelado.2008. Corporate Governance in Banking: The Role of the Board of Directors. Journal of Banking & Finance 32 (2008). Arifin. (2005). Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan). Disampaikan Pada Sidang Senat Guru Besar Universitas
Diponegoro Dalam Rangka Pengusulan Jabatan Guru Besar, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Bank for International Settlements. 2012. 2012 Core Principles for Effective Banking Supervision. Basel, Switzerland, Bank for International Settlements. Barth, James R., Gerard Caprio Jr., dan Ross Levine. 2012. Bank Regulation and Supervision: what works best?. Journal of Financial Intermediation 13 (2004) hlm.205-248. Barth, James R., Jie Gan dan Daniel E. Nolle. 2004. Global Banking Regulation & Supervision: What Are the Issues and What Are the Practices? (with Barth and Nolle), in “Focus on Financial Institutions and Services,” Nova Science Publisher. http://www.bm.ust.hk/~jgan/papers/BA RTHnolle%20gan_bood.pdf. Botosan, Christine A. 1997. Disclosure Level and the Cost of Equity Capital American Accounting Association. The Accounting Review Vol. 72, No. 3 (Jul 1997). Cooper, Donal R dan Pamela S.Schindler. 2011. Business Research Methods. Singapore: McGrawHill. Damak-Ayadi, Salma dan Yvon Pesqueux. 2005. Stakeholder Theory in Perspective. Corporate Governance, Wiley-Blackwell, 2005, 5 (2), hlm.5-21. https://halshs.archivesouvertes.fr/halshs-00154129. Daniri, Mas Achmad. 2014. Lead By GCG.Jakarta: Gagas Bisnis Indonesia.
Davis, E. Philip dan Ugochi Obasi. 2009. The Effectiveness of Banking Supervision. London: Brunel University Department of Economics and Finance. Donaldson, Thomas dan Lee E. Preston. 1995. The Stakeholder Theory of the Corporation: Concepts, Evidence, and Implications. The Academy of Management Review, Vol. 20, No. 1 (Jan 1995), hlm. 65-91 http://www.jstor.org/stable/258887. Elzahar, Hany dan Khaled Hussainey.2012. Determinants of Narrative Risk Disclosures in UK Interim Reports. The Journal of Risk Finance 02/2012; 13(2):133-147. Fontaine, Charles, Antoine Haarman dan Stefan Schmid. 2006. The Stakeholder Theory. Freeman, R. Edward and John McVea. 2001. A Stakeholder Approach to Strategic Management. Darden Business School Working Paper No. 0102. Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=263511 or http://dx.doi.org/ 10.2139/ ssrn.263511. Ghozali, Imam. 2007. Manajemen Risiko Perbankan – Pendekatan Kuantitatif Value at Risk (VaR). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2014. Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan IBM SPSS 22. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance 13th ed. Boston: The Prentice Hall series in finance.
Gregory, Holly J. 2001. International Comparison of Corporate Governance Guidelines and Codes Of Best Practice Investor Viewpoints. New York: Weil, Gotshal & Manges LLP – Egon Zehnder. Group of Thirty. 2008. The structure of Financial Supervision: Approaches and Challenges in a Global Marketplace. Washington: The Group of Thirty. Gujarati, Damodar. 2008. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hassan, Mostafa Kamal. 2013. Corporate Governance Characteristics and Voluntary Disclosure: The Case of UAE Listed Corporations. Bangkok: The 2013 IBEA, International Conference on Business, Economics, and Accounting 20 – 23 March 2013. Helbok, Gunther dan Christian Wagner. 2006. Determinants of Operational Risk Reporting in the Banking Industry. Ho, Simon S.M. dan Kar Shun Wong.2001. A Study of the Relationship between Corporate Governance Structures and the Extent of Voluntary Disclosure. Journal of International Accounting, Auditing & Taxation 10 (2001) hlm.139-156. Horring, Dirk dan Helmut Grundl. 2011. Investigating Risk Disclosure Practices in the European Insurance Industry. Hossain, Mohammed. 2008. The Extent of Disclosure in Annual Reports of Banking Companies: The Case of India. European Journal of Scientific Research Vol. 23 no. 4 (2008), hlm.660-681.
Htay, Sheila Nu Nu, Ridzwana Mohd Said dan Syed Ahmed Salman. 2013. Impact of Corporate Governance on Disclosure Quality: empirical Evidence from Listed Banks in Malaysia. International Journal of Economics and Management 7 (2): hlm. 242-279. Huang, Rocco. 2006. Bank Disclosure Index: Global Assessment of Bank Disclosure Practices.Washington: World Bank.
Linsley, Philip M dan Philip J. Shrives. 2006. Risk reporting: A study of risk disclosures in the annual reports of UK companies. The British Accounting Review 38 (2006) hlm.387–404. MacDonald, S.Scott dan Timothy W. Koch. 2006. Management of Banking. Singapore: South-Western, Cengage Learning.
Idroes, Ferry. N. 2011. Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Mallin, Chris., Andy Mullineux dan Clas Wihlborg. 2004. The Financial Sector and Corporate Governance – Lessons from the UK. Center for Law, Economics, and Financial Institutions on Copenhagen Business School (CBS), LEFIC Working Paper 2004-6.
Idroes, Ferry. N dan Sugiarto. 2006. Manajemen Risiko Perbankan: Dalam Konteks Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Masciandaro, Donato., Maria J. Nieto, dan Henriette Prast. 2007. Financial Governance of Banking Supervision. Documentos de Trabajo No. 0725. Madrid: Banco De Espana.
Jensen, Michael C., dan William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure.Journal of Financial Economics, October, 1976, V. 3, No. 4, hlm.305-360.
Oorschot, Laura Van. 2009. Risk reporting: An Analysis of the German Banking Industry. Erasmus University Rotterdam, School of Economics, Master Accounting, Auditing and Control.
Juhmani, Omar. 2013. Ownership Structure and Corporate Voluntary Disclosure: Evidence from Bahrain. International Journal of Accounting and Financial Reporting Vol. 3, No. 2.
Pyle, David H. 1997. Bank Risk Management: Theory. Research Program in Finance – Working Paper RPF-272. Conference on Risk Management and Deregulation in Banking, Jerusalem, May 17-19, 1997.
Krivoy, Ruth de. 2000. Reforming Bank Supervision In Developing Countries. Conference Series 44 Building an Infrastructure for Financial Stability. Boston: the Federal Reserve Bank of Boston.
Saunder, Anthony dan Marcia Millon Cornett. 2011. Financial Institutions Management: A Risk Management Approach 7ed. Singapore: McGrawHill International.
Suhardjanto, Djoko., Aryane Dewi, Erna Rahmawati dan Firazonia M. 2012. Peran Corporate Governance dalam Praktik Risk Disclosure pada Perbankan Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No. 1/November 2012. Suhardjanto, Djoko dan Aryane Dewi. 2011. Pengungkapan Risiko Finansial dan Tata Kelola Perusahaan: Studi Empiris Perbankan Indonesia.Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 15, No. 1 Januari 2011, hlm 105-108. Umar, Husein. 2000. Metode Penelitian Untuk Skripsi & Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers. Umar, Husein. 2011. Research Methods in Finance and Banking. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Walsh, J.P. dan J.K. Seward. 1990. On the Efficiency of Internal and External of Corporate Control Mechanisms. Academy of Management Review 1990 Vol. 15 No. 3. Hlm: 421–458. Zadeh, Farahnaz Orojali dan Alireza Eskandari. 2012. Firm Size As Company’s Characteristic and Level of Risk Disclosure: Review on Theories and Literatures. International Journal of Business and Social Science Vol. 3 No. 1. Zadeh, Farahnaz Orojali dan Alireza Eskandari. 2012. Looking Forward to Financial Risk Disclosure Practices by Malaysian Firms. Australian Journal of Basic and Applied Sciences 6 (8).