103
6
ESTIMASI SUPPLY DAN DEMAND IKAN DI KOTA AMBON
6.1 Pendahuluan Penyediaan pangan masih merupakan masalah penting di Indonesia. Sumber daya manusia Indonesia perlu dibangun agar tangguh dan kuat, dari segi fisik hal tersebut dapat diupayakan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi misalnya protein hewani. Pangan dan gizi merupakan unsur yang penting dalam membentuk SDM yang berkualitas, karena itu pemerintah berupaya mewujudkan ketahanan pangan dan perbaikan gizi sampai pada tingkat rumah tangga. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani menjadi alternatif untuk penyediaan makanan bergizi. Pengembangan subsektor perikanan di wilayah Provinsi Maluku khususnya kota Ambon telah menghasilkan berbagai kemajuan. Indikator tersebut dapat dilihat pada produksi perikanan laut. Hal tersebut dapat dilihat dari dari data statistik perikanan PPN Ambon sebagai pemasok terbesar kebutuhan ikan di kota Ambon. Sebagaimana yang ditunjukkan dengan telah meningkat dari sekitar 716 ton pada tahun 2005 menjadi 62,689 ton pada tahun 2010. Dengan nilai produksi Rp. 2,718,949,353,- / thn menjadi Rp. 602,982,785,509,- / thn. Peningkatan produksi perikanan telah memungkinkan peningkatan konsumsi hasil perikanan dari sekitar Rp. 6,675,907,- perkapita pertahun (2005) menjadi sekitar Rp. 10,983,514,- perkapita pertahun di akhir Desember 2010.
6.1.1 Rumusan masalah Pemecahan masalah keputusan dalam suatu bidang bisnis, salah satu data yang diperlukan adalah data permintaan. Permintaan konsumen terhadap suatu produk/barang dapat dinyatakan dengan suatu fungsi yang merupakan hubungan antara variabel dependen dengan variable independen. Variabel-variabel inilah yang nantinya akan dicari nilai koefisiennya dan akhirnya dengan suatu teknik tertentu dapat diketahui hubungan antara kedua variabel tersebut. Beranjak dari apa yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian dalam layanan pemintaan dan suplai kebutuhan ikan di kota Ambon ini adalah sebagai berikut :
104
1) Bagaimana menentukan nilai koefisien dari fungsi permintaan. 2) Upaya (teknik) apa yang digunakan untuk menentukan hubungan statistik antara permintaan konsumen (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut (variabel independen)` 6.1.2 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi permintaan dan suplai ikan di PPN Ambon. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi PPN Ambon sebagai pemasok ikan terbesar di Kota Ambon sebagai bagian wilayah
pelayanannya,
sehingga
dapat
meningkatkan
kinerjanya
dan
pengembangan layanannya.
6.2 Metodologi Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu metode yang memusatkan pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pada masa yang aktual (Nazir 1995).
6.2.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon. Kegiatan penelitian dimulai dengan survei awal pada bulan Februari- Juni 2011 dan dilanjutkan pada bulan Agustus-Desember 2011.
6.2.2 Pengumpulan data Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dalam 2 cara yaitu menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu wawancara langsung responden. Sementara Data sekunder time series yang diambil dari statistik perikanan dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik Kota Ambon, Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, Dinas Perikanan Kota Ambon, Dinas Perikanan Provinsi Maluku, dan PPN Ambon.
6.2.3 Metode analisis Metode analisis yang digunakan dalam survei penelitian ini adalah analisis fungsi permintaan. Sebagaimana diketahui bahwa fungsi permintaan dinyatakan
105
sebagai fungsi dari variabel harga atas produk itu sendiri, harga yang berhubungan dengan barang lain, advertensi produk itu sendiri, advertensi barang lain, pendapatan konsumen, rasa, dan harapan, serta variabel-variabel lain yang dianggap penting dalam penetapan estimasi permintaan. Fungsi tersebut diformulasikan sebagai berikut : Q x = α + β1 Px + β2 Py + β 3 Ax + β4 Ay + β5 Ic + β6 Tc + β7 Ec + β8 N Alfa α intercept atau konstanta, sedangkan beta (β) adalah ukuran nilai atau koefisien penentu terhadap naik/turunnya permintaan sebagai variable tergantung, sehingga nilai perubahannya adalah sangat tergantung pada nilai yang ditentukan atas variabel explanatif. Besarnya nilai setiap variabel pada saat ini dapat diketahui atau ditemukan melalui suatu penelitian. Koefisien dari variabelvariabel inilah yang menjadi "rahasia" dan penting bagi kita dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, makalah ini ingin membahas penentuan koefisien itu dan hubungan antara variabel dependen variabel independen. Teknik statistik yang digunakan untuk menemukan ketergantungan dari suatu variabel terhadap satu atau lebih variabel lain. Jadi teknik ini dapat terapkan untuk mencari nilai dari koefisien-koefisien tersebut menunjukkan pengaruh dari variabel yang menentukan permintaan sebuah produk. Untuk analisis regresi, kita membutuhkan sejumlah observasi, masing-masing terdiri dari variabel dependen Y dan nilai variabel independen X yang berhubungan. Analisa regresi ini memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan dari pola hubungan yang ditunjukan oleh hasil observasi. Dalam analisis ini digunakan data runtut waktu (time series) maupun data seksi-silang (cross-section). Mengacu pada tujuan pengoptimuman layanan PPN Ambon berdasarkan supply dan demand, maka dapat dirumuskan sasaran-sasaran yang akan dicapai, yang lebih jauh lagi dapat dijabarkan ke dalam suatu fungsi, dalam hal ini fungsi supply dan fungsi demand.
6.3 Hasil dan Pembahasan Dari hasil penelitian, data yang dianalisis adalah time series selama 60 bulan yaitu dari tahun 2006 – 2010.
106
Tabel 22 Series tahunan demand dan supply ikan tahun 2006- 2010
No. 1 2 3 4 5 6
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Supply (ton)*) 716 71.945 46.492 8.215 23.826 62.689
Demand (ton) 160 165 172 178 201 214**)
Sumber: Dinas Perikanan Provinsi Maluku (2005-2009) Laporan Tahunan PPN Ambon (2005- 2010) Susenas (BPS, 2005-2009); *) total pendaratan ikan **) estimasi
Gambar 47 Fluktuasi pendaratan series bulanan ikan selama 2006-2010
Gambar 48 Fluktuasi time series tahunan pendaratan ikan tahun (2006- 2010)
Dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi fungsi permintaan dapat dilihat pada Tabel 23. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen permintaan dan suplai ikan adalah sebagai berikut:
107
Tabel 23 Hasil estimasi suplai ikan di Ambon menggunakan Fungsi Suplai Linier No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Variabel Frekuensi kapal Harga jual ikan Harga air Harga BBM Harga es Konstanta (α) R2 *** = Signifikansi α = 1% ** = Signifikansi α = 5% * = Signifikansi α = 10%
Koefisien a 0,170 0,111 -3,464 -0,123 4,208 38.072,084 86,1%
Nilai-t 1,964 1,565 -1,137 -2,154 1,606 1,653
Tingkat Nyata 0,10*** Tidak nyata Tidak nyata 0,05*** Tidak nyata Tidak nyata
Hasil estimasi fungsi supply ikan di Ambon menunjukkan bahwa hanya ada dua variable yang signifikan, yaitu frekuenasi kapal dan harga bahan bakar minyak (BBM). Frekuensi kapal memiliki koefisien positif (0,170) yang menunjukkan bahwa semakin banyak frekuensi kapal penangkap ikan yang mendarat di PPN Ambon maka akan semakin banyak supply ikan yang dihasilkan. Hal ini wajar karena semua kapal penangkap ikan yang mendarat di PPN Ambon selalu mebawa ikan hasil tangkapan. Koefisien harga BBM signifikan negatif (0,123) yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi harga BBM maka akan semakin sedikit supply ikan. Pembelian BBM merupakan biaya yang sangat penting dalam operasi penangkapan ikan. Jika harga ikan tidak berubah dan modal operasi kapal juga relatif tetap maka kapal-kapal penangkap ikan akan terbatas jangkauan operasinya karena jumlah bahan bakar yang bisa dibeli semakin sedikit. Dengan demikian jumlah ikan yang ditangkap akan semakin sedikit . Tabel 24 Hasil estimasi demand ikan di Ambon menggunakan Fungsi Linier
No.
Variabel
Koefisien
Nilai-t
1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah penduduk Pendapatan per kapita Harga beli ikan Harga beli daging Konstanta (α) R2
0,774 0,260 -0,150 0,114 107,290 99,7%
31,272 5,530 -5,145 4,126 -0,140
*** = Signifikansi α = 1% ** = Signifikansi α = 5% * = Signifikansi α = 10%
Tingkat Nyata 0,01*** 0,01*** 0,01*** 0,01*** Tidak nyata
108
Hasil estimasi fungsi demand menunjukkan bahwa semua variabel memiliki koefisien yang signifikan, kecuali konstanta.
Variabel penduduk
memiliki koefisien positif (0,774) artinya pertumbuhan penduduk akan meningkatkan permintaan ikan dengan asumsi faktor lain tetap. Demikian pula pendapatan per kapita juga memiliki koefisien positif (0,260) yang mempunyai implikasi konsumsi ikan per kapita semakin tinggi seiring peningkatan pendapatan penduduk. Harga beli ikan memiliki koefisien negatif (-0,150) menunjukkan bahwa peningkatan harga ikan akan menurunkan komoditas tersebut. Sebaliknya harga daging memiliki koefisien positif (0,114) yang menunjukkan bahwa semakin mahal harga daging maka akan semakin tinggi permintaan ikan karena penduduk setempat akan lebih memilih konsumsi ikan jika harga ikan tetap. Hal ini juga menunjukkan bahwa daging merupakan substitusi ikan bagi penduduk Ambon.
Tabel 25 Prediksi suplai dan permintaan ikan di Ambon, 2011-2015 (ton/tahun)
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Suplai 245.589 259.008 277.003 300.632 331.568
Permintaan 204.777 205.159 205.916 205.925 206.307
Sumber: PPN Ambon (2006-2010)
Menurut hasil estimasi supply dan demand maka dihasilkan prediksi volume demand dan supply ikan dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Dalam Tabel 25 ditunjukkan bahwa supply ikan meningkat dari 246 ton pada tahun 2011 menjadi 332 ton. Sedangkan demand ikan naik dari 205 ton pada tahun 2011 menjadi 206 ton pada tahun 2015. Supply ikan yang lebih besar dari demand ikan akan didistribusikan untuk perdagangan antar pulau maupun ekspor.
109
Gambar 49 Prediksi supply dan demand ikan di PPN Ambon tahun 2011 – 2015 sumber: Tabel 25
6.4
KESIMPULAN
1) Kebutuhan konsumsi ikan di kota Ambon tiap tahun mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai 2010, namun tahun 2008 terjadi penurunan, namun adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi protein hewani asal ikan sehingga permintaan ikan di tahun berikutnya meningkat. 2) Melihat data konsumsi yang diperoleh di BPS Ambon ternyata penduduk Ambon lebih menyukai ikan sebagai lauk pauk dibandingkan daging karena harga ikan yang relatip lebih murah. 3) Variabel daging mempunyai pengaruh yang nyata terhadap permintaan ikan di Ambon. 4) Pendapatan perkapita mempengaruhi permintaan ikan sehingga dapat disimpulkan masyarakat kota Ambon lebih menyukai ikan di bandingkan lauk lain.
Implikasi Oleh karena konsumsi ikan di kota Ambon tergolong tinggi seyogianya pihak PPN Ambon berusaha untuk meningkatkan performansinya dalam memenuhi permintaan ikan di wilayah pelayanannya.