64
dokumentasi dan tampilan visual keseluruhan halaman agar keutuhan suasana dan informasi bisa tersampaikan dengan lebih maksimal.
Buku berukuran 10,5 cm x 25 cm, dengan tebal sebanyak 120 halaman, dan akan didistribusikan keseluruh Indonesia (perkotaan) oleh Departemen Pemerintah Provinsi Riau, dibawah dukungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam kerjasamanya bersama Gramedia sebagai penerbit.
Sesuai dengan kebiasaan dan karakter target , promosi lewat forum komunitas yang ada dalam dunia maya (internet ) perlu dilakukan. Harga buku ± 75.000 rupiah dengan dukungan subsidi pemerintah (sekitar 40 – 50 %) sehubungan dengan karakter media yang juga berperan sebagai media promosi bagi wisata nusantara.
2.3.3
Fokus komunikasi Fokus komunikasi terletak pada karakter target utama media, yakni perjalanan ala backpacker. Apa yang akan dikomunikasikan merupakan pengalaman dari lokasi, kesulitan maupun kepuasan yang diperoleh, detail perjalanan, kesederhanaan Riau (kabupaten Inhil – Tembilahan). M eskipun media disusun dengan tujuan mempromosikan kabupaten Indragiri Hilir, namun cara yang akan digunakan bersifat informal, ringan, terbuka dan bukan bersifat mewah, eksklusif dengan bahasa yang hiperbolis.
65
Beberapa poin yang harus disampaikan pada pembaca: •
Cara mencapai lokasi (akomodasi)
•
Proses Perjalanan (Berapa lama, alat transportasi)
•
Keterangan waktu dan tempat
•
Kondisi dan suasana lokasi (Pemandangan, dokumentasi secara visual didukung dengan teks secara verbal)
•
Gaya hidup dan keseharian penduduk (Cerita sampingan tentang interaksi bersama penduduk setempat)
2.3.4
Survey Pasaran media Untuk mengetahui potensi yang dimiliki media di pasaran, dilakukan survey sederhana ke 6 toko buku yang masuk dalam range toko yang akan dikunjungi oleh komunitas target audience. (Gramedia, Kinokuniya, Aksara, Periplus, Kharisma, Toko Gunung Agung) . Dalam 6 toko buku yang dikunjungi, hanya 3 toko buku yang mempunyai persediaan buku visual tentang destinasi pariwisata, 1 diantaranya hanya mempunyai sebuah judul, dengan jumlah persediaan buku hanya 1 buah.
Secara umum, toko buku dengan kelas menengah keatas didominasi oleh travel guide menuju negara lain seperti Jepang - Tokyo, Thailand – Bangkok, Singapura, dan beberapa negara Eropa. Sementara pada toko buku berkelas menengah rak ‘pariwisata’ didominasi oleh Peta – peta dalam berbagai versi (dalam negeri, luar negeri, dengan kualitas yang variatif). Untuk Indonesia yang
66
paling banyak ditemukan adalah travel guide Jakarta - Bali berisi list toko dan restoran makanan, buku – buku wisata kuliner dalam negeri (khususnya Jakarta – Jogja) dan beberapa buku sejenis yang cukup menarik, namun persediaan travel journal, yang berisikan cerita perjalanan belum banyak ditemukan.
Pada salah satu toko buku yang disebutkan diatas, bisa ditemukan beberapa travel journal berisi teks dan gambar hitam putih seperti fotokopi yang bercerita tentang budaya suku – suku dalam negeri, diantaranya Riau, Sumatra Utara (batak), dan Papua namun setelah ditanyakan pada karyawan yang ada disana, buku tersebut hanya ada satu buah masing – masing, dan sudah tidak dalam kondisi yang baik, untuk dijual. Diakhir survey, bisa disimpulkan bahwa buku informasi berbentuk jurnal perjalanan masih terbatas persediaannya. Sehingga peluang publikasi travel journal yang menarik secara visual dan mengangkat topik tentang Riau, masih terbuka,dan sangat potensial untuk dikembangkan.
2.3.5
Garis besar isi buku Subbab ini akan merupakan acuan bagi isi media yang akan disusun. Terdiri dari list tempat yang akan dibuat serta alur jalan cerita. List tempat yang akan dimuat dalam media. Jakarta – Pekanbaru – Tembilahan •
Bandara, transit menuju mobil, kota yang dilewati dalam perjalanan menuju Tembilahan
67
Kabupaten Indragiri Hilir •
Sungai Indragiri Hilir : Kuala Enok, Sungai Piring, Concong Luar, dan lainya.
•
Pantai Solop (Pulau cawan) dan Danau Taga Raja (Guntung).
Kecamatan Tembilahan •
Kota Tembilahan (Pasar Apung, Pasar Tradisional, Pasar Pajak, Pelabuhan, Jembatan Tasik Gemilang/Jembatan Rumbai)
•
Kelurahan lainnya : Tembilahan hilir, Pekan Arba, Sungai Beringin, Sungai Perak
•
Seberang Tembilahan : Kampung Batuah / Amban Sari dan desa – desa tetangga lainnya
Tembilahan – Batam – Jakarta •
Pelabuhan Batam Tembilahan – Kapal Ferry tujuan Batam
•
Persinggahan ferry dalam perjalanan menuju Batam: Durai – Guntung – M oro – Batam
•
Bandara Hang Nadim Batam
•
Bandara soekarno hatta
Alur cerita. •
Intro - Sekilas tentang latar belakang penulis, mengapa perjalanan dilakukan, dan tentang daerah tujuan perjalanan.
•
Persiapan berangkat (Packing)
•
Jakarta (titik awal)
68
Hari 1: Siang Berangkat menuju bandara Soekarno Hatta, check in, menunggu di ruang tunggu pesawat •
Pekanbaru (first stop) Sore hingga malam Landing di bandara, mendatangi terminal mobil menuju tembilahan, melanjutkan perjalanan dengan mobil, sampai di Tembilahan, menuju tempat tinggal, tidur…
•
Indragiri Hilir – Tembilahan (second stop) Hari 2 : Pagi dan Siang Lari pagi disepanjang Jln. suarna bumi, dokumentasi suasana jalan,udara pagi, lingkungan, dan penduduk yang lalu lalang, kemudian mengunjungi pasar apung dan pasar tradisional untuk dokumentasi suasana dan apa yang ada didalamnya. Sore dan M alam Keliling kota Tembilahan, Jln. Jend Sudirman, M esjid Raya Al huda, berkunjung kerumah penduduk (kebun sayuran) Jembatan parit dan perumahan penduduk, Pasar buah, Jln.M .boya, Jln menuju Desa Sungai Luar, Jembatan Tasik, dokumentasi suasana jembatan, dan rumah serta pematangan sawah penduduk desa sungai luar. M elewati Jln. Sei Beringin, singgah disalah satu warung kelapa yang tersebar disepanjang jalan Sei beringin untuk
69
menikmati air kelapa muda kemudian kembali menuju pusat kota tembilahan, untuk mengelilingi pasar pajak yang baru buka setelah matahari terbenam, menikmati makan malam ikan bakar Jln. Suarna Bumi, kemudian kembali ke tempat tinggal dan tidur. Hari 3 : Dokumentasi suasana pelabuhan, sebelum mengelilingi Sungai Indragiri Hilir, menuju kuala enok, melewati tanjung batu dan beberapa daerah lainnya Hari 4 : M engunjungi Pantai Solop. Hari 5 : Pagi M engunjungi Pekan Arba Sore Ekspedisi keliling Tembilahan dengan becak dan dengan Pompong, mengunjungi desa seberang, dokumentasi suasana dan kegiatan penduduk setempat, kembali ke tempat tinggal, bersih – bersih… Siap – siap menuju guntung besok… Hari 6 : M engunjungi Danau Taga Raja – Guntung. Hari 7 : M enuju Pulau Batam, lewat pelabuhan Sekupang dan kembali ke jakarta...
70
2.3.6
Media Pembanding Informasi Pariwisata Nusantara.
Gambar 2.24 (cover depan dan belakang)
Judul Buku
: ‘Informasi Pariwisata nusantara’
Ukuran
: 20.5cm x 15.5cm x 3 cm
Jumlah halaman
: 313 lembar – 626 halaman.
Deskripsi Isi
:
Buku informasi ini pariwisata ini merupakan salah satu media publikasi oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, dibagikan secara gratis pada masyarakat, bukan untuk dijual. Digunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat wisatawan nusantara, untuk mendorong masyarakat melakukan perjalanan wisata ke pelosok negeri.
Buku ini berisi tentang objek dan daya tarik wisata yang ada di tanah air (meliputi 33 provinsi dari Aceh, hingga Papua). Informasi yang diberikan berupa peta,
71
review letak geografis, apa saja yang ada dilokasi dan potensi yang dimiliki daerah tersebut, serta list contact yang dapat dihubungi.
Gambar 2.25 (Isi buku didominasi oleh teks, layout sederhana dan terkesan formal)
Dilihat dari sisi informasi, buku ini bisa dikatakan cukup membantu, namun sebatas referensi. Dari segi visual dan kenyamanan saat dibaca, buku ini masih relatif kurang. Buku ini didominasi oleh teks dengan layout gambar yang sangat sederhana, kesan yang diberikan sangat resmi dan cenderung formal, seperti sebuah rekap atau laporan. Buku setebal 626 halaman ini terkesan sangat ‘berat’ dimata. Secara fisik, buku inipun sangat tebal dan cukup berat sehingga lebih efektif digunakan sebagai sebuah review sebelum melakukan perjalanan, bukan untuk dibawa serta sebagai panduan wisata dilokasi. Hal ini merupakan sebuah kekurangan yang harus diperhatikan bila target audience yang ingin dituju adalah kaum generasi muda yang mencintai kepraktisan.
72
Hafa Adai – Hello Guam.
Gambar 2.26 (cover depan dan belakang)
Judul Buku
: ‘Hafa Adai – Hello guam’
Ukuran
: 18.4cm x 13 cm x 0.3 cm
Jumlah halaman
: 18 lembar – 36 halaman.
Deskripsi Isi
:
Buku ini merupakan souvenir sebuah album. Tujuan utama pembuatan buku ini adalah untuk mempromosikan album dan penyanyinya, melalui sebuah jurnal perjalanan yang dlakuakn penyanyi dan krunya setelah peluncuran albumnya kali ini. Tempat tujuan perjalanannya adalah pulau Guam, pulau kecil yang terletak tak jauh dari Taipei, Taiwan (jarak tempuh 3.5 jam pesawat udara).
73
Perjalanan dilakukan selama 4 hari, 13 - 17 september 2006. Buku didominasi oleh foto – foto dokumentasi dengan angle yang cukup menarik. Setiap gambar yang diambil mempunyai kemampuan untuk mengkomunikasikan kesan dan perasaan penyanyi tersebut terhadap lokasi yang ia datangi.
Gambar 2.27 Gaya desain yang digunakan sangat sederhana dan informatif, layout yang ditampilkan terkesan rapi dan bersih, sementara elemen visual yang digunakan kebanyakan berupa ilustrasi bergaya coretan – coretan tangan, menambakan kesan informal dan personal yang ada pada buku.
74
Gambar 2.28 (Penyusunan isi dilakukan secara kronologis, dengan keterangan waktu dan tempat yang jelas, disertai dengan essay – essay singkat untuk menambah nilai ekspresif buku.)
Gambar 2.29 (halaman terakhir buku, berisi kesan dan pesan penyanyi serta kru kreatif penyusunan buku dan logo sponsor)
Sayangnya, meskipun dalam buku juga dicantumkan keadaan alam pulau Guam, letak geografis, dan peta ilustratifnya, penekanan komunikasi masih diutamakan pada perasaan dan kesan yang dimiliki penyanyi terhadap pulau Guam. Didalam
75
buku ini hanya terdapat tiga pembagian utama, sehingga belum mampu menjelaskan dengan detail bagaimana proses perjalanannya.
Namun buku ini mempunyai kemampuan komunikasi yang sangat menarik (mengingat media hanya merupakan souvenir yang diberikan sebagai bonus pembelian album) ia terkesan sangat personal, pembaca bisa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh penyanyi saat berada dilokasi tersebut, pembaca semakin didekatkan pada subjek (dalam hal ini penyanyi) dengan menceritakan pikiran dan perasaan penyanyi sepanjang pengalaman perjalanan ini.
M edia pertama pada bab ini merupakan salah satu acuan contoh media publikasi yang pernah diterbitkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, seperti halnya media yang kali ini akan digarap. Hanya saja, media kali ini merupakan media yang akan dipasarkan, bukan sebagai materi yang dibagikan secara gratis. Sedangkan media kedua, merupakan referensi atau acuan pembanding bagi pendekatan visual media.
76
2.4
Data Penyelenggara dan Penerbit Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Gambar 2.30 Visi Terwujudnya jati diri bangsa, Persatuan dan Kesatuan bangsa dalam kerangka multikultural, kesejahteraan rakyat dan persahabatan antarbangsa. Misi •
M elakukan pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang berlandaskan nilai luhur.
•
M endukung pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata yang berdaya saing global.
•
M elakukan pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata.
•
M enciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan akuntabel.
Nilai - Nilai •
Religius
•
Sejahtera
•
M anusiawi
•
M aju
•
Bersatu
•
M andiri
•
Demokratis
•
Baik dan Bersih dalam
•
Adil
Penyelenggaran Negara
77
Pemerintah Provinsi Riau.
Gambar 2.31 Visi Terwujudnya Pembangunan Ekonomi yang M engentaskan Kemiskinan, Pembangunan Pendidikan yang M enjamin Kehidupan M asyarakat Agamis dan Kemudahan Aksesibilitas, dan Pengembangan Kebudayaan yang M enempatkan Kebudayaan M elayu secara Proporsional dalam Kerangka Pemberdayaan. Misi 1. Terwujudnya kredibilitas Pemerintah Daerah dengan kemampuan profesional, moral dan keteladanan pemimpin dan aparat 2. Terwujudnya Supremasi Hukum dan penegakan Hak Azasi M anusia 3. Terwujudnya keseimbangan pembangunan antar wilayah 4. Terwujudnya perekonomian berbasis potensi sumberdaya daerah dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan 5. Terwujudnya sarana dan prasarana untuk menciptakan kehidupan masyarakat agamis 6. Terwujudnya kualitas sumber daya manusia dengan penekanan kemudahan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu dan manajemen pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan pendidikan tinggi, kemudahan memperoleh
78
pelayanan kesehatan yang berkualitas, serta pembangunan agama, seni budaya dan moral 7. Terwujudnya kemudahan untuk mengakses dalam bidang transportasi, produksi, komunikasi dan informasi serta pelayanan publik 8. Terwujudnya sebuah payung kebudayaan daerah, yakni kelangsungan budaya M elayu secara komunitas dalam kerangka pemberdayaannya.
Gramedia.
Gambar 2.32 Penerbit Gramedia mulai menerbitkan buku sejak tahun 1974. Buku pertama yang diterbitkan adalah novel Karmila, karya M arga T. Sedangkan untuk buku non-fiksi pertama adalah Hanya Satu Bumi, yang ditulis oleh Barbara Ward dan René Dubois (diterbitkan bekerjasama dengan Yayasan Obor). Yang kemudian disusul oleh buku seri anak-anak pertama Cerita dari Lima Benua, dan kemudian seri-seri yang lain. Dengan misi “Ikut mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa serta masyarakat Indonesia” , Gramedia Pustaka Utama berusaha keras untuk menjadi agen pembaruan bagi bangsa ini dengan memilih dan memproduksi buku-buku yang berkualitas, yang memperluas wawasan, memberikan pencerahan, dan merangsang kreativitas berpikir.
79
M elalui pengalaman jatuh-bangun dan melihat kebutuhan pasar, Gramedia Pustaka Utama akhirnya mengkonsentrasikan diri untuk menggarap dua bidang utama, yakni fiksi dan non-fiksi. Bidang fiksi dibagi menjadi fiksi anak-anak dan pra-remaja, remaja, dewasa. Bidang non-fiksi dibagi menjadi humaniora, pengembangan diri, bahasa dan sastra Indonesia, bahasa Inggris/ELT, kamus dan referensi, sains dan teknologi, kesehatan, kewanitaan (masakan, busana), dsb. Karena misi dan visi itu pula, Gramedia berusaha memilih penulis-penulis yang berkualitas.
Dalam kaitannya dengan penyelenggara dan penerbit, media kali ini merupakan materi promosi dalam rangka mendukung perencanaan pengembangan dan pemerataan destinasi pariwisata nusantara munju Riau, yang akan diterbitkan lewat kerjasama pemerintah provisi Riau didukung oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata bersama Gramedia sebagai salah satu perusahaan penerbit utama nasional.
2.5
Target Sasaran utama adalah para wisatawan nusantara (komunitas backpacker Indonesia) generasi muda, pria ataupun wanita berumur 19 tahun hingga 30 tahun, bermukim di daerah perkotaan, dengan profesi pelajar, mahasiswa/I hingga pekerja, pria dan wanita karir. Berkemampuan ekonomi cukup (B+), berwawasan dan berpendidikan.
80
Hidup dalam tekanan rutinitas, deadline dan waktu setiap harinya. Dikelilingi gedung – gedung, bangunan bertingkat khas perkotaan, dan suasana perkotaan, mall – mall, café, dan pub dan sejenisnya.
Positif, mandiri, sederhana, berpenampilan kasual, menyukai kebebasan, menikmati detail perjalanan, menyukai alam dan suasana yang jauh dari perkotaan, suka berbagi dan menuangkan pikiran.
Sedangkan sasaran umum yang diharapkan adalah bagi semua pencinta traveling, wisatawan dalam bahkan luar negri, yang suka berpetualang, dan tertarik untuk berwisata di Indonesia.
2.6
S WOT S trength •
Riau mempunyai potensi wisata kedaerahan yang bisa diarahkan menjadi sebuah karakter dan daya tarik wisata bagi wisatawan nusantara, khususnya kaum backpacker.
•
Travel Journal mempunyai karakter yang lebih dekat, lebih personal, memungkinkan pembaca untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dengan cara yang berbeda.
•
M edia lebih praktis untuk dibawa, memberikan alternatif informasi bagi wisatawan dalam mengakses informasi tentang destinasi wisata nusantara daerah Provinsi Riau.
81
Weakness •
Kurangnya informasi mengurangi tingkat awareness masyarakat terhadap destinasi wisata dalam negeri, begitu pula terhadap provinsi Riau.
•
Keterbatasan dalam pengelolaan potensi daerah dan pengemasannya, menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk berkunjung ke Riau.
•
Kesederhanaan Riau dalam kata lain bisa dianggap sebagai keterbatasan yang menghambat minat wisatawan untuk berkunjung.
•
Karakteristik travel jurnal yang sangat personal sehingga cenderung terkesan subjektif.
Opportunity •
M eningkatnya angka perjalanan wisata di dalam negeri (pariwisata nusantara) menunjukan bahwa minat wisatawan dalam negeri semakin bertambah. (diperkirakan jumlah wisatawan nusantara di akhir tahun 2009 akan menembus angka 218 juta orang dengan jumlah perjalanan wisata lebih dari 300 juta trips. )
•
Disusunnya Rencana Pembangunan Jangka M enengah (RPJM ) Tahun 2004 – 2009 oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang menetapkan sasaran pembangunan kepariwisataan nasional, salah satunya dengan pemerataan destinasi wisata.
•
M unculnya pandangan – pandangan baru dalam gaya hidup masyarakat modern serta trend dan paradigma baru dalam wisata, membuat keterbatasan
82
daerah – daerah kecil seperti Riau di Indonesia berubah menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan nusantara. •
Adanya komunitas backpacker Indonesia sebagai sasaran komunikasi utama dalam mempromosikan wisata nusantara menuju daerah –daerah seperti Riau.
•
Kebutuhan informasi tentang daerah – daerah destinasi wisata nusantara yang meningkat seiring dengan berkembangnya trend backpacking dan wisata nusantara Indonesia.
•
Sumber informasi utama bagi kaum backpacker saat ini masih berupa hasil browsing catatan perjalanan sesama backpacker di milis dan forum, yang tidak dapat selalu diakses terutama saat melakukan perjalanan kedaerah – daerah kecil.
•
Belum banyak buku dengan topik sejenis yang beredar dipasaran.
Threat •
Kondisi ekonomi dan politik yang saat ini tidak stabil, selain mempengaruhi kepercayaan diri penduduk Indonesia juga menurunkan minat pariwisata dalam negeri.
•
Paradigma lama tentang wisata rekreasi dengan kesadaran lingkungan yang rendah masih mendominasi masyarakat Indonesia.
•
Pengembangan pariwisata yang terburu - buru tanpa disertai oleh perencanaan, serta pertimbangan yang matang mulai dari potensi hingga ketepatan cara pengembangannya, bisa berakibat buruk bagi ekplorasi
83
lingkungan secara berlebihan, dan pengaruh buruk bagi budaya penduduk setempat. •
Resiko polusi yang dibawa oleh arus wisata juga perlu diperhatikan, tanpa kesadaran lingkungan, polusi sampah, udara, dan budaya bisa saja terjadi.
•
Kondisi alam Riau kini juga sedang terancam, illegal logging sudah semakin marak, polusipun mulai memberikan pengaruhnya. Bila tidak segera diperhatikan dan dijaga, bukan tidak mungkin Riau akan kehilangan potensinya sebelum sempat dikembangkan.
•
Belum banyak buku dengan topik sejenis khususnya tentang Indragiri Hilir yang beredar, merupakan tantangan bagi media untuk bisa memuat target aware dan tertarik untuk membelinya.