INFLUENCE THE VARIABLES OF BRAND EQUITY ON CUSTOMER LOYALTY IN THE AIRLINE LION WATER IN THE CITY OF PADANG Mela Yulmida1, Surya Dharma2, Ice Kamela2, 1 Department of Management, Faculty of Economics, University of Bung Hatta 2 Dosen Department of Management, Faculty of Economics, University of Bung Hatta E-mail :
[email protected] [email protected] [email protected] ABSTRACT This study aims to influence the variables of brand equity on customer loyalty in the airline lion water in the city of Padang. The sample in this research is the customer airline Lion Air in the city of Padang, amounting to 100 responden.Teknik sampling is purposive sampling. Types of data used are primary data through questionnaires. Data analysis method used is multiple linear regression analysis. Hypothesis testing using t-test statistics test to prove the effect of independent variables on the dependent variable is the partial or individual. Results of this study found that brand awareness and perceived quality is not proven positive effect on customer loyalty in the airline lion water in the city of Padang. While the brand association and brand loyalty has a positive effect on customer loyalty in the airline lion water in the city of Padang. Keywords: variables of brand equity, customer loyalty PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam sistem penerbangan nasional disebutkan bahwa fungsi airlines adalah menyelenggarakan jasa penerbangan transportasi bertujuan mengantarkan dari suatu tempat dengan tujuan tempat yang lain dengan aman dan tepat waktu dan diatur sedemikian rupa sehingga mampu memanfaatkan sumberdaya yang tersedia agar berdaya guna dan berhasil guna. Salah satu pendatang baru dalam industri penerbangan adalah Lion Air. Lion Air mulai beroperasi tepatnya pada tanggal 30 Juni 2000 (Pambudi dan Darandono, SWA, September 2004:26). Strategi bersaing yang ditekankan oleh Lion Air adalah pada biaya rendah (low cost). Selanjutnya Manurung (2010:55) juga mengatakan hentakan yang dihadirkan Lion Air sebagai perusahaan penerbangan baru dengan masuk ke pasar menggunakan konsep low cost carriers (LCC) juga diiringgi dengan sebuah slogan yang nyentrik “We Make People Fly”. Kartajaya (2004:12) mengatakan lion air mampu dengan cepat membangun merek dengan secara cerdas memanfaatkan deregulasi sektor penerbangan di Indonesia.
Ia dengan jeli memosisikan dirinya sebagai penerbangan yang menawarkan konsep value for money dengan menawarkan harga tiket yang murah tetapi tetap menjanjikan ketepatan waktu. Dengan image yang positif di benak konsumen inilah, Lion Air makin leluasa untuk terbang ke manapun sesuai dengan rutenya karena direspon positif oleh konsumen. Menurut Subekti (2003) seperti yang dikutip oleh Nathalya, dan Adi Chandra (2006:2) image adalah kesan atau gambaran tentang produk yang tertanam di benak konsumen, dan hal ini menyangkut baik atau buruk maupun tinggi atau rendah. Image yang positif bisa dijadikan modal dasar bagi maskapai penerbangan untuk bisa tetap eksis di tengah persaingan. Respon masyarakat atas tawaran Lion Air ini pun tercermin dengan jelas dari frekuensi penerbangan domestiknya setiap minggu. Selanjutnya Manurung (2010:60) mengatakan adapun jumlah flight share penerbangan domestik di Indonesia per minggu (data maret 2008) dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini :
cost carriers juga menghadirkan system transportasi yang mampu memobilisasi orang dari suatu tempat ke tempat lainnya secara lebih cepat dan efisien dengan biaya yang murah atau kompetitif dibanding dengan PerusahaanPenerbangan Flight Share moda lainnya. Garuda Indonesia 1502 20,09% Tak tangungg-tanggung, kehadiran Lion Air 1400 18,73% pendatang baru dengan konsep low cost Adam Air 1008 13,48% carrier telah meledakkan pertumbungan Merpati Nusantara 1006 13,46% penerbangan domestic rata-rata di atas 20% Metro Batavia 928 12,41% setiap tahun, airlines business, (2008). Selain Sriwijaya 630 8,43% factor kehadiran low cost carrier, tumbuhnya Mandala airlines * 600 8,03% industry penerbangan di Indonesia juga akibat Air Asia Indonesia * 364 4,87% infrastruktur di dua moda transportasi lain Lainnya 38 0,51% belum membaik, sehingga masyarakat Jumlah penerbangan per 7476 100% cenderung bersedia membayar lebih tinggi minggu sedikit secara nominal asal ada tingkat Sumber : Dirjen Hubud 2008, Airline Business, 2008 kepastian dan kenyamanan yang diberikan. dalam Manurung (2010) Namun disamping kelebihan yang Dari tabel dapat dijelaskan bahwa dimilikinya, Lion Air juga memiliki jumlah fligt share penerbangan domestik kelemahan, menurut Alvin pengamat untuk setiap minggu untuk beberapa penerbangan Lion air harus membenahi perusahaan penerbangan tidak terjadi selisih sejumlah persoalan yang sering dikeluhkan yang signifikan dengan dominan airlines konsumen terutama diharapkan mampu lainnya. Jumlah penerbangan Lion air per meningkatkan layanan mutu dan standar minggu berkisar 1400 penerbangan, keselamatan ini disebabkan catatan sedangkan penerbangan garuda tidak jauh keselamatan Lion Air dalam beberapa waktu berbeda yaitu 1502 penerbangan per minggu. terakhir kurang baik juga adanya kehilangan Manurung (2010:58) mengatakan barang di bagasi yang dialami pelanggannya kehadiran Lion Air telah menstimulir (sumber : tumbuhnya industri penerbangan di http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/35277 Indonesia. Banyak pemain pada industri 1-lion-air--citilink--airasia--siapa-palingpenerbangan mengakui bahwa hadirnya low unggul-, diakses Februari 2013). Adapun cost carriers di Indonesia sedikit banyak telah urutan maskapai penerbangan yang paling mengubah pola transportasi masyarakat dari diminati dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut moda angkutan laut, angkutan darat dan ini : kereta api menuju moda angkutan udara. low Tabel 1.2 Urutan Brand Value Maskapai Penerbangan Tahun 2011 dan 2012 Tabel 1.1 Jumlah Flight Share Penerbangan Domestik Di Indonesia Per Minggu (Data Maret 2008)
Jasa Penerbangan TOM Brand Brand Value 2012 Brand Value 2011 Garuda Indonesia 54,8 78,1 78,2 Lion Air 13,6 52,0 58,1 Batavia Airlines 1,3 51,0 53,7 Air Asia 3,3 39,1 Sriwijaya Air 1,2 38,0 54,0 Sumber : Majalah SWA20, Edisi XXVIII, 20 September – 3 Oktober 2012 Dari tabel dapat dilihat bahwa seluruh maskapai penerbangan mengalami penurunan brand value dari tahun 2011 ke tahun 2012, kecuali maskapai penerbangan Air Asia yang mengalami peningkatan pada tahun 2012.
Namun penurunan brand value yang paling besar terjadi pada maskapai penerbangan Lion Air dari 58,1% menjadi 52% atau turun sekitar 6,1% dari tahun 2011 pada tahun 2012. Sementara untuk TOM brand maskapai
penerbangan Lion Air berada pada posisi maskapai penerbangan garuda mengalami kedua setelah maskapai penerbangan Garuda penurunan dalam penilaian Indonesia Best Indonesia dan memiliki TOM brand yang Brand Index 2012, hal ini berbanding terbalik paling besar jika dibandingkan dengan 3 dengan data pelanggan yang membeli tiket maskapai penerbangan lainnya yaitu Batavia pesawat pada beberapa agency travel tempat Airlines, Sriwijaya Air dan Air Asia. penjualan tiket pesawat di kota Padang, Namun demikian Brand Value dengan perolehan data sebagai berikut : Tabel 1.3 Distribusi Rata-Rata Penjualan Tiket Pesawat Harian Pada Empat PT. Tour dan Travel dan Pada Tiga Maskapai Penerbangan di Kota Padang Maskapai Penerbangan Lion Air Garuda Sriwijaya Fitour Utama 12 5 3 Sarosa Veteran 30 11 5 Andre Tarandam 25 7 13 Dena Tour 30 5 Sumber: Tour dan Travel, Kota Padang, 2013 Travel Biro
Dari tabel 1.3 dapat dijelaskan bahwasanya data penjualan tiket pesawat berdasarkan maskapai penerbangan yang paling banyak terjual adalah tiket pesawat maskapai penerbangan Lion air terutama pada Travel dan Biro Sarosa Veteran dan Dena Tour masing-masing sebanyak 30 orang pelanggan yang membeli tiket tesebut, sementara untuk tiket pesawat maskapai penerbangan garuda Indonesia dan maskapai penerbangan Sriwijaya keduanya berada dibawah penjualan tiket maskapai penerbangan Lion Air. Kondisi di atas, menunjukkan bahwa meskipun maskapai penerbangan merek Lion air memiliki kelemahan dari layanan mutu dan standar keselamatan namun tetap diminati oleh pelanggannya. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Griffin (2005:23) bahwa pelanggan yang memiliki loyalitas yang lemah terhadap perusahaan, membeli karena kebiasaan. Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah/inertia loyalty. Pembeli ini membeli karena kebiasaan. Pembeli ini merasakan tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan atau minimal tiada ketidakpuasan yang nyata. Loyalitas jenis ini paling umum terjadi pada produk yang sering dibeli. Dari sekian banyak merek yang ada dipasaran, masing-masing merek akan dipersepsikan secara berbeda oleh konsumen
dalam bentuk citra merek yang akan mengantarkan konsumen pada kesimpulannya atas merek tersebut. Peranan merek bukan lagi sekedar nama ataupun pembeda dari merek pesaing, lebih dari itu, merek sudah menjadi faktor penentu keunggulan bersaing. Aaker (1997) seperti yang dikutip oleh Rofik, dkk (2009:2) menjelaskan bahwa sebuah merek bisa memiliki posisi yang sangat kuat dan menjadi modal/ekuitas. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat daya tariknya di mata konsumen untuk termotivasi memilih produk tersebut. Merek dapat menumbuhkan loyalitas. Menurut Rangkuti (2004) seperti yang dikutip oleh Rofik, dkk (2009:2) apabila para konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus-menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang. Untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, memakan waktu yang lama, dan melalui proses pembelian yang berulangulang. Loyalitas merupakan konsep multidimensional yang kompleks.
Menurut Hurriyati (2005:129-130) loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rofik, dkk (2009) dimana dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek serta loyalitas pelanggan. Objek dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan jasa penerbangan maskapai Lion Air. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang: “Pengaruh VariabelVariabel Ekuitas Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Maskapai Penerbangan Lion Air Di Kota Padang”. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kesadaran Merek terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan Lion Air Di Kota Padang ? 2. Bagaimana pengaruh asosiasi merek terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan Lion Air Di Kota Padang ? 3. Bagaimana pengaruh persepsi kualitas terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan Lion Air Di Kota Padang ? 4. Bagaimana pengaruh loyalitas merek terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan Lion Air Di Kota Padang? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk membuktikan pengaruh kesadaran Merek terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan Lion Air Di Kota Padang.
2.
3.
4.
Untuk membuktikan pengaruh asosiasi merek terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan Lion Air Di Kota Padang. Untuk membuktikan pengaruh persepsi kualitas terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan Lion Air Di Kota Padang. Untuk membuktikan pengaruh loyalitas merek terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan Lion Air Di Kota Padang.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi akademik, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia akademis dimana hasil yang ditemukan dalam penelitian ini dapat di jadikan bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis mengenai ekuitas merek yang mempengaruhi loyalitas pelanggan. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini bermanfaat sebagai masukan dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan penjualan dan sebagai masukan untuk menganalisa pengaruh ekuitas merek terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan Lion Air Di Kota Padang. LANDASAN TEORI Loyalitas Pelanggan Menurut Hurriyati (2005:129-130) loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. Selanjutnya Griffin (2002:4) juga mengatakan loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih dengan kondisi dari durasi waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali.
Pelanggan yang loyal merupaka asset penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, sebagaimana diungkapkan oleh Griffin (2005:31) pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut melakukan pembelian secara teratur atau pembelian ulang, membeli diluar lini produk atau jasa (pembelian antar lini produk), merekomendasikan produk atau jasa kepada orang lain dan menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk atau jasa sejenis.
awareness, perceived quality, brand association dan brand loyalty. Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaan atau kedekatan, asosiasi dengan berbagai karakteristik merek (Durianto, dkk, 2004:4). Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, maka semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut dan pada akhirnya akan mengarah pada keputusan pembelian produk. Konsep brand equity ini dapat ditampilkan pada gambar 2.1 yang memperlihatkan kemampuan brand equity dalam menciptakan nilai bagi perusahaan atau pelanggan atas dasar lima kategori aset yang telah disebutkan.
Ekuitas Merek Suatu Produk (Brand Equity Product) Rangkuti (2009:244) ekuitas merek merupakan sekumpulan asset (dan liabilities) yang terkait dengan nama merek dan symbol, sehingga dapat menambah nilai yang ada dalam produk atau jasa tersebut. Aset yang terdapat dalam merek tersebut meliputi brand Gambar 2.1 Konsep Brand Equity
Sumber : Aaker (1991) seperti yang dikutip oleh Durianto, Sugiharto, Sitinjak (2001:5) Hipotesis Hl : Kesadaran Merek Berpengaruh Positif Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Maskapai Penerbangan Lion Air Di Kota Padang
H2 : Asosiasi Merek Berpengaruh Positif Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Maskapai Penerbangan Lion Air Di Kota Padang H3 : Persepsi Kualitas Berpengaruh Positif Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada
Maskapai Penerbangan Lion Air Di Kota Padang H4 : Loyalitas Merek Berpengaruh Positif Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Maskapai Penerbangan Lion Air Di Kota Padang Kerangka Pemikiran Kesadaran Merek (X1)
Asosiasi merek (X2)
Loyalitas Pelanggan (Y)
Persepsi kualitas (X3) Loyalitas merek (X4)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis
variabel dalam studi. Dengan demikian sampel minimal untuk untuk penelitian ini yang memiliki 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat adalah 5 x 20 = 100 orang. Dalam penelitian ini akan digunakan jumlah sampel sebesar 100 responden. Untuk mendapatkan estimasi dan interpretasi yang baik dari penelitian ini maka yang diteliti minimal sebanyak 100 respoden. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling (Sugiyono, 2003). Dimana purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan terntentu. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel dari populasi diatas adalah pelanggan maskapai penerbangan Lion Air di Kota Padang dengan kriteria berumur > 17 tahun karena responden dipandang untuk dapat mengisi kuesioner dengan benar, pernah melakukan penerbangan dengan maskapai penerbangan Lion Air minimal 3 kali.
METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Menurut Sugiyono (2003) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang menjadi populasinya adalah seluruh pelanggan maskapai penerbangan Lion Air di Kota Padang. Sampel Menurut Istijanto (2005), sampel adalah suatu bagian yang ditarik dari populasi dan merupakan bagian yang lebih kecil dari populasi yang akan diuji dan dijadikan contoh serta sebagai objek bagi penelitian. Pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu pelanggan maskapai penerbangan Lion Air di Kota Padang. Penentuan jumlah sampel menurut Sekaran (2000), dalam penelitian multivariat (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah
Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional Variabel Dependen Loyalitas pelanggan mengacu pada rasa puas pelanggan untuk menggunakan produk atau jasa secara berkelanjutan terhadap barang atau jasa yang ditawarkan maskapai penerbangan Lion Air . Variabel ini di ukur dengan indikator yang didasarkan kepada pendapat Grifin (dalam Hurriyati 2005:130) yaitu : a. Membeli antar lini produk dan jasa b. Melakukan pembelian berulang secara teratur c. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk/jasa sejenis dari pesaing. Variabel independent Variabel independent dalam penelitian ini terdiri atas : 1. Kesadaran merek (X1), menunjukkan kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Adapun indikatornya menurut (Durianto, dkk (2001:55) adalah
2.
3.
4.
pengenalan merek, pengingatan kembali merek, puncak pikiran. Asosiasi merek (X2), yang mencerminkan pencitraan suatu gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga, pesaing, selebritis dan lainnya. Adapun indiaktornya menurut (Durinto, 2001:70) adalah atribut tak berwujud, harga relatif, gaya hidup pengguna produk serta kelas produk. Persepsi kualitas (X3), adalah kesan atau persepsi konsumen atas kualitas suatu merek, baik dari segi produk, pelayanan, maupun kinerja karyawan. Adapun indikatornya menurut (Durianto, dkk, 2001:100) ) adalah : tanggung jawab, bentuk fisik, kompetensi, empati dan keandalan. Loyalitas merek (X4), merupakan tingkat keterikatan konsumen terhadap sebuah merek. Mencakup perasaan suka atau setia atas suatu merek walaupun kompetitor lain menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul. Adapun indikatornya menurut (Tjiptono, 2005:58) adalah : frekuensi penggunaan, keunggulan maskapai, pilihan maskapai, perekomendasian dan kesetiaan pelanggan.
Metode Analisa Data Dalam melakukan pengujian statistik, maka penulis melakukan pengujian data yang di gunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan tahapan pengujian meliputi: Analisa Deskriptif Analisa ini bermaksud untuk menggambarkan karakteristik masing-masing variabel penelitian. Analisa ini tidak menghubung-hubungkan satu variabel dengan variabel lainnya dan tidak membandingkan satu variabel dengan variabel lain. Untuk mendapatkan rata-rata skor masing-masing indikator dan pertanyaan- pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dipakai rumus berikut : Rata rata skor
(5.FSS ) (4.FS ) (3.FN ) (2.FTS ) (1.FSTS ) SS S N TS STS
Sedangkan mencari tingkat pencapaian jawaban responden digunakan rumus berikut:
TCR
M ean 5
Pengkategorian nilai pencapaian responden digunakan klasifikasi Sudjana (2005) sebagai berikut : 90% - 100% = Sangat baik 80% - 89,99% = Baik = 65% - 79,99% = Cukup baik 55% - 64,99% = Kurang baik 0% 54,99% = Tidak baik = Analisa Inferensial Uji Validitas Penelitian ini menggunakan uji Validitas Konstruk, dengan analisis faktor. Menurut ( Ghozali,2011:52) jika factor loading per item pertanyaan kurang dari 0,4 berarti item pertanyaan tersebut tidak valid. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala-gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan yang telah valid. Rumus yang dipakai adalah untuk menguji reliabilitas dalam penelitian adalah Cronbach’ Alpha.jika nilai alpha Cronbach tersebut berada diatas 0,60, maka item-item atau variabel yang telah valid tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi (Santoso, 2001). Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. (Ghozali, 2005). Menurut Santoso (2001:142) untuk mengetahui pola distribusi dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka digunakan bantuan uji non parametrik one sample kolmogorov smirnov test. Normalnya sebuah item ditentukan dari nilai asymp sig yang dihasilkan dalam pengujian yang harus > alpha 0,05.
Regresi Linear Berganda Untuk menguji hipotesis digunakan alat uji statistik yaitu regresi linear berganda. yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Y= a+b1 X1+b2X2 +b 3X3+b4 X4+ e dimana : Y = loyalitas pelanggan a = Konstanta Xl = Kesadaran Merek X2 = Asosiasi Merek X3 = Persepsi Kualitas X4 = Loyalitas merek bl, b2, b3, b4 = Besaran koefisien dari masingmasing variabel e = variabel pengganggu
belum menikah yaitu sebanyak 61 orang atau 64,2%, serta pendidikan terakhir SMA sebanyak 39 orang atau 41,1%, dengan pengeluaran berkisar Rp 1.000.000 s/d Rp 1.500.000 yaitu sebanyak 29 orang atau 30,5%, kemudiaan kebanyakan responden memiliki status bekerja sebanyak 62 orang atau 65,3%, dengan jenis pekerjaan terbanyak sebagai pegawai swasta sebanyak 30 orang atau 31,6%. Selanjutnya responden terbanyak adalah yang bepergian sebanyak 2 kali yaitu sebanyak 42 orang atau 44,2%, dengan lama menggunakan jasa penerbangan lion air berkisar antara 1 sampai dengan 4 tahun yaitu sebanyak 66 orang atau 69,5%.
Pengujian Hipotesis Uji T-tes Statistik Untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial atau individu. Secara umum (Gujarati, 2001) merumuskan uji tstatistik ke dalam persamaan berikut: b t Sb Keterangan: t = Mengikuti fungsi dengan derajat kebebasan Sb = Standar Baku b = Koefisien Regresi Kriteria Pengujian: a. Jika nilai signifikansi < Alpha 0,05. Maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial. b. Jika nilai signifikansi > Alpha 0,05 Maka keputusannya adalah H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara parsial. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas a. Pengujian Validitas Variabel Kesadaran Merek (X1) Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh deskripsi data mengenai uji validitas variabel kesadaran merek seperti yang terlihat pada Tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Kesadaran Merek (X1)
Karakteristik Responden Berdasarkan hasil pentabulasian data dapat disimpulkan responden terbanyak adalah yang berumur 15 sampai 24 tahun yaitu sebanyak 42 orang atau 44,2%, dengan gender perempuan yaitu sebanyak 55 orang atau 57,9%, memiliki status perkawinan
No 1 2 3 4 5
Item Pertanyaan km1 km2 km3 km4 km5
KMO MSA
0,698
Faktor Loading 0,676 0,734 0,886 0,576 0,847
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.11, diperoleh nilai Kaiser Meyer Olkin Measure Of Sampling Adequency (KMO – MSA) dari variabel kesadaran merek sebesar 0,698 > 0,5 hal ini memberikan arti bahwa secara keseluruhan item-item dari variabel kesadaran merek tersebut valid untuk di uji, dimana dari 5 butir item pernyataan untuk variabel kesadaran merek seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki factor loading > 0,40. b. Pengujian Validitas Variabel Asosiasi Merek (X2) Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh deskripsi data mengenai uji validitas variabel asosiasi merek seperti yang terlihat pada Tabel 4.12 berikut ini: Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Asosiasi Merek (X2) No 1 2 3 4 5
Item Pertanyaan as1 as2 as3 as4 as5
KMO MSA
0,712
Faktor Loading 0,559 0,786 0,789 0,783 0,760
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.12, diperoleh nilai Kaiser Meyer Olkin Measure Of Sampling Adequency (KMO – MSA) dari variabel asosiasi merek sebesar 0,712 > 0,5 hal ini memberikan arti bahwa secara keseluruhan item-item dari variabel asosiasi merek tersebut valid untuk di uji, dimana dari 5 butir item pernyataan untuk variabel asosiasi merek seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki factor loading > 0,40. c.
Pengujian Validitas Variabel Persepsi Kualitas (X3) Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh deskripsi data mengenai uji validitas variabel persepsi kualitas seperti yang terlihat pada Tabel 4.13 berikut ini: Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Persepsi Kualitas (X3) No 1 2 3 4 5 6 7 8
Item Pertanyaan pk1 pk2 pk3 pk4 pk5 pk6 pk7 pk8
KMO MSA
0,757
Faktor Loading 0,618 0,705 0,391 0,894 0,891 0,148 0,640 0,672
Keterangan Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.13, diperoleh nilai Kaiser Meyer Olkin Measure Of Sampling Adequency (KMO – MSA) dari variabel persepsi kualitas sebesar 0,757 > 0,5 hal ini memberikan arti bahwa secara keseluruhan item-item dari variabel persepsi kualitas tersebut valid untuk di uji, dimana dari 8 butir item pernyataan untuk variabel persepsi kualitas 2 diantaranya tidak valid, yaitu item pernyataan 3, dan 6 disebabkan untuk item pernyataan 3, dan 6 memiliki factor loading < 0,40, untuk itu kedua item tersebut tidak diikutsertakan dalam pengujian selanjutnya. Sedangkan untuk 6 item pernyataan tersisa
dinyatakan valid karena memiliki factor loading > 0,40. d. Pengujian Validitas Variabel Loyalitas Merek (X4) Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh deskripsi data mengenai uji validitas variabel loyalitas merek seperti yang terlihat pada Tabel 4.14 berikut ini: Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas Loyalitas Merek (X4) No 1 2 3 4 5
Item Pertanyaan lm1 lm2 lm3 lm4 lm5
KMO MSA
0,538
Faktor Loading 0,625 0,744 0,530 0,753 0,683
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.14, diperoleh nilai Kaiser Meyer Olkin Measure Of Sampling Adequency (KMO – MSA) dari variabel loyalitas merek sebesar 0,538 > 0,5 hal ini memberikan arti bahwa secara keseluruhan item-item dari variabel loyalitas merek tersebut valid untuk di uji, dimana dari 5 butir item pernyataan untuk variabel loyalitas merek seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki factor loading > 0,40. e.
Pengujian Validitas Variabel Loyalitas Pelanggan (Y) Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh deskripsi data mengenai uji validitas variabel loyalitas pelanggan seperti yang terlihat pada Tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Loyalitas Pelanggan (Y) No 1 2 3 4 5
Item Pertanyaan lp1 lp2 lp3 lp4 lp5
KMO MSA
0,769
Faktor Loading 0,711 0,776 0,828 0,589 0,820
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.15, diperoleh nilai Kaiser Meyer Olkin Measure Of Sampling Adequency (KMO – MSA) dari variabel loyalitas pelanggan sebesar 0,769 > 0,5 hal ini memberikan arti bahwa secara keseluruhan item-item dari variabel loyalitas pelanggan tersebut valid untuk di uji, dimana dari 5 butir item pernyataan untuk variabel loyalitas pelanggan seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki factor loading > 0,40. Dimana Item kuesioner loyalitas pelanggan yang valid dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. Uji Reliabilitas Berikut ini disajikan ringkasan hasil uji reliabilitas untuk setiap variabel : Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas No
Variabel
1. 2. 3. 4. 5.
Kesadaran merek (X1) Asosiasi merek (X2) Persepsi kualitas (X3) Loyalitas merek (X4) Loyalitas pelanggan (Y)
Cronbach Alpha 0,799 0,794 0,837 0,695 0,800
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan tabel rangkuman hasil uji reliabilitas diatas, nilai cronbach alpha untuk seluruh variabel yang digunakan yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek dan loyalitas pelanggan adalah besar dari 0.60 dan ini menunjukkan seluruh variabel yang digunakan dinyatakan reliabel atau handal seperti yang dikemukakan (Santoso, 2001). Dengan kata lain, semua instrument pernyataan yang dipergunakan memiliki kestabilan dan konsistensi dalam mengukur masing-masing variabel penelitian.
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Setelah dilakukan pengujian terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini maka ditemukan hasil pengujian normalitas adalah sebagai berikut. Tabel 4.22 Uji Normalitas One Sample Kolmogorov – Smirnov Variabel Kesadaran merek (X1) Asosiasi merek (X2) Persepsi kualitas (X3) Loyalitas merek (X4) Loyalitas pelanggan (Y)
0,05 0,05 0,05 0,05
Asymp.Sig. (2-tailed) 0,348 0,334 0,113 0,207
Normal Normal Normal Normal
0,05
0,115
Normal
Ket
Sumber : data diolah dengan SPSS Versi 15 Dengan pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test dapat diketahui bahwa data kuesioner yang penulis kumpulkan berdistribusi normal. Hasil ini dapat dilihat dari Asymp.Sig. (2-tailed) seluruh variabel besar dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa secara umum data yang ditemukan sudah memenuhi asumsi kenormalan data sehingga pengujian statistik parametrik dapat dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini. Pengujian Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis menggunakan pendekatan analisis regresi linier berganda, merupakan pengujian untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas atau variabel independent yang meliputi kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek terhadap variabel terikat yaitu loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di kota padang. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS 15.0 dapat dilihat rangkuman hasil empiris penelitian seperti yang terlihat pada Tabel 4.23
Tabel 4.23 Hasil Analisa Regresi Linier Berganda Variabel Bebas Konstanta Kesadaran merek (X1) Asosiasi merek (X2) Persepsi kualitas (X3) Loyalitas merek (X4)
Koefisien regresi Signifikan 5.181 0,196 0,055 0,231 0,030 0,108 0,194 0,230 0,035
a. Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Dari Tabel 4.23 diperoleh koefisien regresi kesadaran merek bernilai positif sebesar 0,196 dimana hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif antara kesadaran merek terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di kota padang, dengan nilai signifikansi sebesar 0,055 artinya nilai signifikansi lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan analisis diatas disimpulkan bahwa kesadaran merek tidak terbukti berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di kota padang sehingga keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini mengindikasikan kemampuan konsumen untuk pengenalan merek, pengingatan kembali terhadap merek serta puncak pikiran yang ditawarkan perusahaan maskapai penerbangan lion air di kota Padang belum sesuai dengan yang diinginkan pelanggannya. Kesadaran merek merupakan elemen ekuitas yang sangat penting bagi perusahaan karena kesadaran merek dapat berpengaruh secara langsung terhadap ekuitas merek. Apabila kesadaran konsumen terhadap merek rendah, maka dapat dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga akan rendah. Kesadaran merek merupakan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu (Durianto, dkk 2001:54). Kesadaran merek dapat membantu mengkaitkan merek dengan asosiasi yang diharapkan oleh perusahaan, menciptakan familiarity konsumen pada merek, dan menunjukkan komitmen kepada konsumennya, sehingga akhirnya akan membuat konsumen loyal terhadap produk yang disadari mereknya. Hasil penelitian ini tidak konsisten
0,05 0,05 0,05 0,05
Keterangan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Signifikan
dengan hasil penelitian Rofiq, dkk (2009) meneliti tentang peranan ekuitas merek terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kesadaran merek, asosiasi merek daan loyalitas merek berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Sementara untuk persepsi kualitas tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Alghofari, dkk (2009) meneliti tentang analisis pengaruh brand equity terhadap pembentukan customer loyalty pada jenis merek pasta gigi dengan analisis SEM (Structural Equation Modelling) (Studi Kasus: Mahasiswa UMS). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Brand awareness dan perceived quality merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih satu merek pasta gigi tersebut sehingga membentuk konsumen yang loyal (customer loyalty). Sementara Brand loyalty dan brand association tidak berpengaruh mempengaruhi konsumen dalam memilih satu merek pasta gigi tersebut sehingga membentuk konsumen yang loyal (customer loyalty). b. Pengaruh Asosiasi Merek Terhadap loyalitas Pelanggan Dari Tabel 4.23 diperoleh koefisien regresi asosiasi merek bernilai positif sebesar 0,231 dimana hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif antara asosiasi merek terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di kota padang, dengan nilai signifikansi sebesar 0,030 artinya nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan analisis diatas disimpulkan bahwa asosiasi merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di kota padang sehingga
keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini mengindikasikan atribut tak berwujud, harga relatif, gaya hidup pengguna produk serta kelas produk yang ditawarkan perusahaan maskapai penerbangan lion air di kota Padang sesuai dengan yang diinginkan pelanggannya Aaker (1996) seperti yang dikutip oleh Rangkuti (2009:45) mengatakan asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Konsumen yang beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, maka citra merek akan melekat secara terusmenerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu. Kaitan pada merek akan lebih kuat jika dilandaskan pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya. Asosiasi merek menjadi pijakan dalam keputusan-keputusan pembelian dan loyalitas merek. Asosiasi merek menciptakan nilai bagi perusahaan dan para pelanggan yaitu membantu proses penyusunan informasi, membedakan merek tersebut dari merek lain, membangkitkan alasan untuk membeli, menciptakan sikap/perasaan positif, dan memberikan landasan bagi perluasan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Rofiq, dkk (2009) meneliti tentang peranan ekuitas merek terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kesadaran merek, asosiasi merek daan loyalitas merek berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Sementara untuk persepsi kualitas tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Alghofari, dkk (2009) meneliti tentang analisis pengaruh brand equity terhadap pembentukan customer loyalty pada jenis merek pasta gigi dengan analisis SEM (Structural Equation Modelling) (Studi Kasus: Mahasiswa UMS). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Brand awareness dan perceived quality merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih satu merek pasta gigi tersebut sehingga membentuk konsumen yang loyal (customer loyalty). Sementara Brand loyalty dan brand
association tidak berpengaruh mempengaruhi konsumen dalam memilih satu merek pasta gigi tersebut sehingga membentuk konsumen yang loyal (customer loyalty). c.
Pengaruh Persepsi Kualitas Terhadap Loyalitas Pelanggan Dari Tabel 4.23 diperoleh koefisien regresi persepsi kualitas bernilai positif sebesar 0,108 dimana hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif antara persepsi kualitas terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di kota padang, dengan nilai signifikansi sebesar 0,194 artinya nilai signifikansi lebih besar dari alpha 0,05. Berdasarkan analisis diatas disimpulkan bahwa persepsi kualitas tidak terbukti berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di kota padang sehingga keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini mengindikasikan tanggung jawab, bentuk fisik, empati dan keandalan yang ditawarkan maskapai penrbangan lion air di kota Padang belum sesuai dengan yang diinginkan pelanggannya. Persepsi kualitas dapat mempengaruhi pelanggan dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk. Kesan kualitas tidak bisa ditetapkan secara obyektif, karena kesan ini merupakan persepsi dari masingmasing individu yang sifatnya sangat subyektif. Kesan kualitas merupakan suatu perasaan yang tidak tampak dan menyeluruh mengenai suatu merek. Akan tetapi, biasanya kesan kualitas didasarkan pada dimensidimensi yang termasuk dalam karakteristik produk, di mana merek dikaitkan dengan halhal seperti keandalan dan kinerja. Kesan kualitas berbeda dengan kepuasan. Pelanggan bisa dipuaskan karena mereka mempunyai harapan yang lebih rendah terhadap tingkat kinerja suatu produk. Kesan kualitas yang tinggi tidak identik dengan harapan-harapan yang tinggi. Sama halnya dengan sikap, suatu sikap positif bisa timbul karena suatu produk dengan kualitas rendah yang sangat murah. Sebaliknya, seseorang mungkin mempunyai sikap negatif terhadap produk berkualitas tinggi yang terlalu mahal. Menurut Aaker (1996) dalam Rangkuti (2009:41) kesan kualitas adalah
persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Kesan kualitas tidak bisa ditetapkan secara obyektif, karena kesan ini merupakan persepsi dari masing-masing individu yang sifatnya sangat subyektif. Kesan kualitas merupakan suatu perasaan yang tidak tampak dan menyeluruh mengenai suatu merek. Akan tetapi, biasanya kesan kualitas didasarkan pada dimensi-dimensi yang termasuk dalam karakteristik produk, di mana merek dikaitkan dengan hal-hal seperti keandalan dan kinerja. Kesan kualitas berbeda dengan kepuasan. Pelanggan bisa dipuaskan karena mereka mempunyai harapan yang lebih rendah terhadap tingkat kinerja suatu produk. Kesan kualitas yang tinggi tidak identik dengan harapan-harapan yang tinggi. Sama halnya dengan sikap, suatu sikap positif bisa timbul karena suatu produk dengan kualitas rendah yang sangat murah. Sebaliknya, seseorang mungkin mempunyai sikap negatif terhadap produk berkualitas tinggi yang terlalu mahal. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Rofiq, dkk (2009) meneliti tentang peranan ekuitas merek terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kesadaran merek, asosiasi merek daan loyalitas merek berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Sementara untuk persepsi kualitas tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Alghofari, dkk (20090 meneliti tentang analisis pengaruh brand equity terhadap pembentukan customer loyalty pada jenis merek pasta gigi dengan analisis SEM (Structural Equation Modelling) (Studi Kasus: Mahasiswa UMS). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Brand awareness dan perceived quality merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih satu merek pasta gigi tersebut sehingga membentuk konsumen yang loyal (customer loyalty). Sementara Brand loyalty dan brand association tidak berpengaruh mempengaruhi konsumen dalam memilih satu merek pasta gigi tersebut sehingga membentuk konsumen
yang loyal (customer loyalty). d. Pengaruh Loyalitas Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Dari Tabel 4.23 diperoleh koefisien regresi loyalitas merek bernilai positif sebesar 0,230 dimana hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif antara loyalitas merek terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di kota padang, dengan nilai signifikansi sebesar 0,035 artinya nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan analisis diatas disimpulkan bahwa loyalitas merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di kota padang sehingga keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini mengindikasikan frekuensi penggunaan, keunggulan maskapai, pilihan maskapai, perekomendasian, serta kesetiaan pelanggan maskapai penrbangan lion air dapat memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan yang diinginkan pelanggannya Rangkuti (2009:60) mengatakan loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan suatu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek meningkat maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari brand equity yang berkaitan dengan perolehan laba dimasa akan datang karena loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Rofiq, dkk (2009) meneliti tentang peranan ekuitas merek terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kesadaran merek, asosiasi merek daan loyalitas merek berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Sementara untuk persepsi kualitas tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada industri telepon seluler. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Alghofari, dkk (20090 meneliti tentang analisis pengaruh brand
equity terhadap pembentukan customer loyalty pada jenis merek pasta gigi dengan analisis SEM (Structural Equation Modelling) (Studi Kasus: Mahasiswa UMS). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Brand awareness dan perceived quality merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih satu merek pasta gigi tersebut sehingga membentuk konsumen yang loyal (customer loyalty). Sementara Brand loyalty dan brand association tidak berpengaruh mempengaruhi konsumen dalam memilih satu merek pasta gigi tersebut sehingga membentuk konsumen yang loyal (customer loyalty). PENUTUP Kesimpulan Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kesadaran merek tidak terbukti berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di Kota Padang 2. Asosiasi merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di Kota Padang 3. Persepsi kualitas tidak terbukti berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di Kota Padang 4. Loyalitas merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan pada maskapai penerbangan lion air di Kota Padang Implikasi Penelitian Berdasarkan analisis dan hasil pengujian hipotesis, maka terdapat sejumlah implikasi kebijakan yang harus diambil oleh Maskapai Penerbangan Lion Air, sebagai upaya untuk meningkatkan loyalitas pelanggannya. Perusahaan maskapai penerbangan lion air walaupun mendapatkan brand value kedua pada urutan penerbangan tahun 2011 – 2012 namun dinilai belum mempunyai ekuitas merek yang kuat. Hal ini diketahui bahwa ada dua variabel dari ekuitas merek yang masih belum berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan maskapai penerbangan lion air. Itu sebabnya maskapai penerbangan lion air sebagai perusahaan yang mengelola salah satu penerbangan di Padang maupun diseluruh Indonesia untuk meningkatkan serta memperbaiki ekuitas mereknya melalui aspek kesadaran merek dari segi pengenalan merek, pengingatan kembali merek dan puncak pikiran yang sudah cukup baik menjadi baik. Begitu juga dengan aspek persepsi kualitas dari segi tanggung jawab, bentuk fisik, kompetensi, empati dan keandalan yang sudah cukup baik menjadi baik dengan tujuannya agar perusahaan mampu bersaing dalam memperebutkan loyalitas pelanggan pada pasar penerbangan melalui kekuatan ekuitas mereknya. Sementara untuk asosiasi merek dan loyalitas merek yang mempengaruhi loyalitas pelanggan maskapai penerbangan lion air, maka penulis menyarankan kepada maskapai penerbangan lion air sebagai salah satu perusahaan yang mengelola penerbangan di kota padang maupun diseluruh Indonesia, sebaiknya perusahaan mempertahankan dan meningkatkan aspek asosiasi merek dari segi atribut tak berwujud, harga relative, gaya hidup pengguna produk dan kelas prroduk yang sudah cukup baik menjadi baik. Begitu juga dengan loyalitas merek dari sei frekuesi penggunaan, keunggulan maskapai, pilihan maskapai, perekomendasian serta kesetiaan pelanggan yang sudah cukup baik menjadi baik, karena dari hasil penelitian diketahui bahwa loyalitas merek dan asosiasi merek merupakan variabel ekuitas yang memberikan kontribusi terbesar dalam terbentuknya loyalitas pelanggan maskapai penerbangan lion air di Padang, agar di masa mendatang asosiasi merek dan loyalitas merek mampu meningkatkan loyalitas pelangan menjadi lebih baik. Saran Adapun saran penelitian yang penulis sampaikan di akhir penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Maskapai penerbangan lion air diharapkan mampu untuk membuat pelanggan meningkatkan kesadarannya terhadap merek dari segi pengingatan kembali merek dengan cara membuat
2.
3.
4.
konsumen mampu mengingat logo atau simbol yang dimiliki maskapai penerbangan lion air sehingga kedepannya akan mempengaruhi loyalitas pelanggan Maskapai penerbangan lion air diharapkan mampu untuk membuat pelanggan meningkatkan asosiasi merek dari segi atribut tak berwujud dan harga relative berupa meningkatkan kesan maskapai penerbangan lion air sebagai penerbangan yang berkesan eksklusif dan mempertimbangkan penetapan harga sesuai dengan manfaat yang diterima konsumen sehingga kedepannya akan meningkatkan loyalitas pelanggan Maskapai penerbangan lion air diharapkan mampu untuk membuat pelanggan meningkatkan persepsi kualitas dari segi keandalan tentang merek maskapai penerbangan lion air merupakan merek maskapai penerbangan yang memiliki kualitas sehingga kedepannya akan mempengaruhi loyalitas pelanggan. Maskapai penerbangan lion air diharapkan mampu untuk membuat pelanggan meningkatkan loyalitas merek dari pilihan maskapai tentang menjadikan maskapai penerbangan lion air sebagai maskapai penerbangan pilihan pertama sehingga kedepannya akan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Keterbatasan Penelitian Adapun ketebatasan penelitian yang penulis sampaikan diakhir penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya menganalisis variabel-variabel ekuitas merek jadi disarankan untuk peneliti berikutnya untuk dapat menambah variabel lainnya yang dapat menjelaskan lebih mendalam tentang loyalitas pelanggan. 2. Objek penelitian ini hanyalah pelanggan maskapai penerbangan lion air di kota padang jadi disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengambil objek penelitian yang lain agar kajian tentang variabel-variabel ekuitas merek dan loyalitas pelanggan dapat dipahami secara mendalam.
3.
Masih sedikitnya jumlah responden yang dijadikan sampel sehingga hasil yang ditemukan dalam penelitian ini memiliki tingkat keakuratan yang lemah, sehingga diharapkan untuk kedepannya lebih menambah jumlah sampel.
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta. Astuti, Sri Wahjuni & I Gde Cahyadi 2007. Pengaruh Elemen Ekuitas Merek Terhadap Rasa Percaya Diri Pelanggan di Surabaya Atas Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda. Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak, 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Lie Joko Budiman 2004. Brand Equity Ten : Strategi Memimpin Pasar. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama. Ghozali, Imam 2005. Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty How To earn it, How To Keep It I” Mc. Graw Hill, Kentucky. Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty : Menumbuhkan & Mempertahankan Kesetiaan pelanggan. Jakarta : Erlangga. Gujarati, Damodar. 2001. Dasar. Jakarta : Erlangga.
Ekonometrik
Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung : Alfabeta.
Istijanto. 2005. Pemasaran.
Aplikasi
Jakarta Pustaka Utama.
Praktis
:
Riset
Gramedia
Edisi Kedua. Komputindo.
Jakarta:
Elex
Media
Kartajaya, Hermawan. 2004. Hermawan Kartajaya On Brand Seri 9 Elemen Marketing. Bandung : Mizan Pustaka.
Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS Tuntunan Praktis dalam Menyusun Skripsi. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1 & 2. Jakarta : Erlangga.
Sekaran, Uma. 2000.Reserch methods for Business. New York.
Lupiyoadi, Rambat dan A Hamdani. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Majalah SWA, Indonesia Best Brand 2012, SWA 20 / XXVIII/ 20 September – 3 Oktober 2012 Manurung, Laurensius. 2010. Strategi dan Inovasi Model Bisnis Meningkatkan Kinerja Usaha Studi Empiris Industri Penerbangan. Jakarta : Elex Media Komputindo. Nathalya, Dhiny dan Adi Chandra, Handoyo. 2006. Analisa Brand Image Penumpang Lion Air Paska Kecelakaan Tanggal 30 Nopember 2004. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Krsiten Petra, Surabaya. Pambudi, T.S., dan Darandono, 2004. Singa Belia Bernama Lion Air, SWA No 17/XX/09 Agustus – 01 September 2004 Rangkuti, Freddy. 2009. The Power of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek plus Analisis Kasus dengan SPSS. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Rofiq, Ainur, Nanang Suryadi, Nita Nur Faidah. 2009. Peranan Ekuitas Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Industri Telepon Seluler. The 3rd National Conference on Management Research, Bandung 5 November 2009. ISSN : 2086-0390 Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS.
Sudjana, 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. Bandung : Alfabeta. Tjiptono, Fandy. 2005. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta : Andi Offset. --------------------. 2008. Strategi Pemasaran, Edisi II. Jakarta: Penerbit Andi Yogyakarta