“PENGARUH TRUST IN BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PRODUK SHAMPO UNILEVER (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Gunadarma)”
ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai seberapa besar pengaruh variabel Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking dan Satisfaction with the Brand dalam membangun kepercayaan merek (Trust in Brand), serta mengetahui karakteristik yang paling dominan atau berpengaruh diantara variabel-variabel tersebut dalam membangun kepercayaan pada merek dan akhirnya dapat menciptakan loyalitas merek pada masing-masing jenis responden penelitian. Metode penelitian ini menggunakan alat analisis persamaan garis regresi, koefisien determinasi, uji F dan uji t dan uji asumsi klasik uji normalitas, uji heterokesdatisitas dan uji multikolinearitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan pembagian kuesioner kepada 153 responden Mahasiswa Universitas Gunadarma yang menggunakan produk (shampoo) Unilever. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel Brand Reputation, Trust in a Company, Company Reputation dan Brand Liking secara individu (parsial) tidak berpengaruh terhadap Brand Loyalty produk (shampoo) Unilever, sedangkan Brand Competence dan Satisfaction with the Brand berpengaruh dan signifikan terhadap Brand Loyalty produk (shampoo) Unilever. Dan variabel Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking dan Satisfaction with the Brand secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Brand Loyalty produk (shampoo) Unilever.
Kata kunci : Trust in Brand, Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking, Satisfaction with the Brand, Brand loyalty
“THE INFLUENCE OF TRUST IN BRAND TO BRAND LOYALTY OF UNILEVER PRODUCT SHAMPOO (Case Study: Collage student of Gunadarma University)”
ABSTRACT The purpose of this research is getting a description about how big the influences of variable Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking and Satisfaction with the Brand in making Trust in Brand are, and also for knowing the most dominant or influential characteristic among these variables in order to build the Trust in Brand and finally it can create the Brand Loyalty in every respondent of research. The method of this research used the analysis instrument linear regression, coefficient of determination, F-test, t-test and Test Assumptions Classic (Test of normality, Heteroscedasticity test, Multicollinearity Test). This research uses a primary data which is the result of a quisionair survey. The quisionair were spread to 153 respondents which are the students of Gunadarma University who use shampoo from Unilever products. The result of this research shows that variables Brand Reputation, Trust in a Company, Company Reputation and Brand Liking are not influential individually (partial) to Brand Loyalty of Unilever product (shampoo), at the other side Brand Competence and Satisfaction with the Brand are influential and significant to Brand Loyalty of Unilever product (shampoo). And the variables Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking and Satisfaction with the Brand are influential simultaneously to Brand Loyalty of Unilever product (shampoo).
Keywords : Trust in Brand, Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking, Satisfaction with the Brand, Brand loyalty
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis produk semakin ketat. Hal ini dapat diliat dengan banyaknya bisnis yang bergerak dalam menciptakan produk-produk yang berkualitas. Dalam kehidupan seharihari orang tidak dapat lepas dari hal untuk memperindah penampilan. Ada bermacam-macam jenis produk untuk memperindah penampilan seperti, produk (shampoo), produk (sabun), produk (hand body lotion), produk (parfum), produk (pasta gigi), dan produk lain sebagainya. Semua produk tersebut berlomba-lomba untuk memuaskan para pelanggannya sehingga menjadi pelanggan yang loyal bagi perusahaannya dengan memberikan kualitas yang terbaik. PT.Unilever Indonesia merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam menciptakan berbagai produk, dari produk (makanan), produk (shampoo), produk (sabun), produk (pasta gigi dan lain sebagainya. PT.Unilever ini selalu setia memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen agar konsumen menjadi loyal dan lebih percaya untuk memilih produk keluaran PT.Unilever sebagai produk yang terbaik. Loyalitas pelanggan terhadap merek merupakan konsep yang sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Disamping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru. Bagi perusahaan, merek adalah salah satu aset penting dalam pemasaran sebuah produk maupun jasa. Sehingga dalam pemasaran, perusahaan akan berusaha membangun dan mempertahankan merek agar dapat dikenal dan diakui keberadaannya oleh konsumen. Persaingan yang ketat mengakibatkan banyak merek yang mulai tidak dikenal atau diingat konsumen. Hal ini disebabkan konsumen mulai berpindah ke produk lain yang lebih baik dimata konsumen. Kepercayaan terhadap merek (trust in a brand) memegang peranan yang penting dalam terciptanya loyalitas konsumen terhadap suatu merek tertentu. Menurut Lau dan Lee (1999:44), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri (brand characteristic), perusahaan pembuat merek (company characteristic) dan konsumen (consumerbrand characteristic). Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH TRUST IN BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PRODUK SHAMPO UNILEVER (STUDI KASUS: MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA)”
Batasan Masalah Penelitian kali ini menggunakan konsumen yang loyal terhadap produk (shampo) Unilever sebagai sample penelitian. Penelitian ini akan dibatasi pada ukuran karakteristik merek yang meliputi reputasi merek (brand reputation) dan kompetensi merek (brand competence); karekteristik perusahaan dari sudut kepercayaan pada perusahaan (Trust in a Company) dan reputasi perusahaan (company reputation); karekteristik relasi konsumen-merek dari sudut kesukaan konsumen pada merek (brand liking) dan kepuasan konsumen pada merek (satisfaction with the brand) dalam membentuk kepercayaan merek (sebagai mediator) dan pengaruhnya pada loyalitas merek.
Rumusan Masalah Rumusan dalam masalah ini adalah : 1. Bagaimana Brand Reputation mempengaruhi Brand Loyalty? 2. Bagaimana Brand Competence mempengaruhi Brand Loyalty? 3. Bagaimana Trust in a Company mempengaruhi Brand Loyalty? 4. Bagaimana Company Reputation mempengaruhi Brand Loyalty? 5. Bagaimana Brand Liking mempengaruhi Brand Loyalty? 6. Bagaimana Satisfaction with the Brand mempengaruhi Brand Loyalty? 7. Bagaimana Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking dan Satisfaction with the Brand mempengaruhi Brand Loyalty.
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek dan dampaknya pada loyalitas merek.
Hipotesis Penelitian H1 = Brand Reputation mempengaruhi Brand Loyalty. H2 = Brand Competence mempengaruhi Brand Loyalty. H3 = Trust in a Company mempengaruhi Brand Loyalty. H4 = Company Reputation mempengaruhi Brand Loyalty. H5 = Brand Liking mempengaruhi Brand Loyalty. H6 = Satisfaction with the Brand mempengaruhi Brand Loyalty. H7 = Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking dan Satisfaction with the Brand mempengaruhi Brand Loyalty.
Kerangka Pemikiran
Brand Reputation
Brand
Competence
Trust in a Company
Brand Loyalty
Company
Reputation Brand Liking
Satisfaction with the Brand Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
TELAAH PUSTAKA Kepercayaan Terhadap Merek (Trust in Brand) Kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust) didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan risiko-risiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif (Lau dan Lee, 1999). Morgan dan Hunt (1994) mengkonseptualisasikan trust (kepercayaan) ketika satu kelompok memiliki keyakinan bahwa partner pertukaran memiliki reliabilitas dan integritas. Kepercayaan sebagai suatu keadaan yang melibatkan ekspektasi positif mengenai motif-motif dari pihak lain yang berhubungan dengan diri seseorang dalam situasi yang berisiko (Boon dan Holmes, 1991, dalam Lau dan Lee, 1999).
Anteseden Kepercayaan Pelanggan pada Merek Dalam hubungan kepercayaan dan merek, entitas yang dipercaya adalah bukan orang, tapi sebuah simbol. Karena itu, loyalitas pada merek melibatkan kepercayaan pada merek. Untuk
menciptakan loyalitas dalam pasar saat ini,.pemasar harus memfokuskan pada pembentukan dan pemeliharaan kepercayaan dalam consumer-brand relationship (Lau dan Lee, 1999). Dalam membangun dan mengembangkan brand trust, perusahaan harus memahami tiga karakteristik penting sebagai determinan kepercayaan pelanggan, yang pada akhirnya akan mengarah pada loyalitas pelanggan. Tiga karakteristik kunci bagi kesuksesan hubungan antara pelanggan dan perusahaan adalah karakteristik merek, karakteristik perusahaan, dan karakteristik hubungan pelanggan-merek.
Karakteristik Merek (Brand Characteristic) Karakteristik merek memainkan peran yang vital dalam menentukan apakah pelanggan memutuskan untuk percaya pada suatu merek. Berdasarkan pada penelitian kepercayaan interpersonal, individu-individu yang dipercaya didasarkan pada reputation, predictability dan competence dari individu tersebut (Lau dan Lee, 1999). Dalam konteks hubungan pelangganmerek, kepercayaan pelanggan dibangun berdasarkan pada reputasi merek, prediktabilitas merek, dan kompetensi merek. Penjelasan dari tiga karakteristik merek dapat ditunjukkan sebagai berikut:
1. Reputasi Merek (Brand Reputation) Brand reputation mengacu pada pendapat orang lain tentang bagus tidaknya dan dapat dipercaya tidaknya suatu merek. Brand reputation dapat dikembangkan melalui iklan dan hubungan dengan masyarakat (public relation), tetapi kemungkinan juga dapat dipengaruhi oleh kualitas dan kinerja produk.
2. Prediktabilitas Merek (Brand Predictability) Berkenaan dengan kemampuan suatu kelompok untuk memprediksi perilaku dari kelompok lain (Doney dan Cannon, 1997). Predictable brand adalah merek yang memungkinkan pelanggan untuk mengharapkan bagaimana sebuah merek akan memiliki performance pada setiap pemakaian.
3. Kompetensi Merek (Brand Competence) Brand competence merupakan merek yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh konsumen dan memenuhi segala keperluannya. Konsumen mungkin mengetahui Brand competence melalui penggunaan secara langsung atau komunikasi dari mulut ke mulut. Diyakini bahwa suatu merek mampu memecahkan permasalahannya, maka konsumen akan percaya terus pada merek tersebut.
Karakteristik Perusahaan (Company Characteristic) Karakteristik perusahaan juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan pelanggan pada sebuah merek. Pengetahuan konsumen terhadap perusahaan kemungkinan akan mempengaruhi penilaiannya terhadap merek perusahaan. Karakteristik perusahaan yang berpengaruh terhadap kepercayaan pelanggan pada sebuah merek adalah kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, reputasi perusahaan, motif-motif dari perusahaan yang dipersepsikan, dan integritas perusahaan yang dipersepsikan (Lau Lee,1999). Penjelasan dari empat karakteristik merek dapat ditunjukkan sebagai berikut:
1. Kepercayaan pada Perusahaan (Trust in a Company) Trust in a company adalah rasa percaya bahwa perusahaan itu bagus, bonafit, dan mempunyai kemampuan untuk menciptakan produk yang berkualitas. Dilihat dari segi perusahaan dan produk yang dikeluarkannya, perusahaan yang lebih besar merupakan kesatuan yang lebih besar, sementara itu merek merupakan kesatuan yang lebih kecil. Jadi konsumen yang menempatkan atau menaruh kepercayaan pada sebuah perusahaan, kemungkinan akan mempercayai merek yang dikeluarkannya.
2. Reputasi Perusahaan (Company Reputation) Ketika pelanggan mempersepsikan opini orang lain bahwa perusahaan dikenal adil dan jujur, maka pelanggan akan merasa lebih aman dalam memperoleh dan menggunakan merek perusahaan. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan yang lebih besar terhadap merek tersebut. Dalam konteks saluran pemasaran, ketika perusahaan dinilai memiliki reputasi yang baik, maka pelanggan kemungkinan besar akan percaya pada pengecer dan vendor (Anderson dan Weitz, 1992).
3.
Motif-motif dari perusahaan yang dipersepsikan (Company Perceived Motives) Remple, Holmer, dan Zanna (1985) menemukan bahwa motif-motif dari partner pertukaran yang dipersepsikan akan mempengaruhi kepercayaan terhadap partner tersebut. Menurut Doney dan Cannon (1997), intentionality merupakan cara yang mana kepercayaan dibangun dalam hubungan antara penjual dan pembeli.
4.
Integritas perusahaan yang dipersepsikan (Company Integrity) Integritas perusahaan merupakan persepsi pelanggan yang melekat pada sekumpulan dari prinsip-prinsip yang dapat diterima. Perusahaan yang memiliki integritas tinggi tergantung
pada konsistensi dari tindakannya di masa lalu, komunikasi yang akurat tentang perusahaan dari kelompok lain, keyakinan bahwa perusahaan memiliki sense of justice yang kuat, serta tindakannya sesuai dengan janji-janjinya. Jika perusahaan dipersepsikan memiliki integritas tersebut, maka kemungkinan merek perusahaan akan dipercaya oleh pelanggan (Lau dan Lee, 1999).
Karakteristik Hubungan Pelanggan-Merek (Consumer-Brand Characteristic) Suatu hubungan tidak satu arah, setiap kelompok saling mempengaruhi dalam hubungannya dengan kelompok lain. Sehingga, karakteristik pelanggan-merek dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap merek. Karakteristik dalam hubungan pelanggan dengan merek mencakup kesamaan (similarity) antara self-concept pelanggan dengan citra merek, kesukaan pelanggan terhadap merek, pengalaman pelanggan, kepuasaan pelanggan, serta dukungan dari rekan (peer support).
1. Kesamaan (similarity) antara self-concept pelanggan dengan citra merek (Similarity between Consumer Self-Concept dan Brand Personality) Penelitian dalam hubungan interpersonal menunjukkan bahwa similaritas dari karakteristik dua kelompok dapat memberikan kecenderungan tumbuhnya kepercayaan. Seorang pelanggan akan mengevaluasi dan menilai sebuah mereka jika sebuah merek memiliki kesamaan dengan dirinya sendiri. Jika atribut atau personality fisik merek dinilai sama dengan self-image pelanggan, maka pelanggan kemungkinan untuk mempercayai merek tersebut (Lau dan Lee,1999).
2. Kesukaan Merek (Brand Liking) Brand liking adalah rasa yang tumbuh di hati konsumen terhadap suatu produk. Kesukaan kepada merek dapat mendorong seorang konsumen semakin percaya terhadap suatu merek. Kesukaan yang dimiliki oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain karena kesamaan visi dan daya tariknya. Ketika seorang konsumen sudah menyukai suatu merek, maka konsumen tersebut terikat untuk mengetahui berbagai informasi tentang produk tersebut guna menuju tahap mempercayai merek tersebut.
3. Pengalaman Pelanggan (Experience with the Brand) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, konsumen belajar dari pengalaman masa lalunya, dan perilaku di masa akan datang dapat diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Ketika konsumen memperoleh pengalaman lebih dengan sebuah merek, maka mereka akan
memahami merek dengan lebih baik dan menumbuhkan kepercayaan lebih terhadap merek tersebut.
4. Kepuasaan Merek (Satisfaction with the Brand) Kepuasan terhadap sebuah merek dapat didefinisikan sebagai hasil dari evaluasi subjektif bahwa merek alternatif yang dipilih memenuhi atau melampaui ekspektasi konsumen (Bloemer dan Kasper, 1995, dalam Lau dan Lee, 1999). Butler (1991), dalam Lau dan Lee (1999) mengidentifikasi bahwa pemenuhan janji (promise) merupakan antecedent bagi kepercayaan dalam hubungan pemasaran industri.
5. Dukungan dari rekan (Peer Support) Braden et al. (1989), dalam Lau dan Lee (1999) mengusulkan bahwa faktor yang penting dalam menentukan perilaku individu adalah pengaruh individu lainnya, dan menyatakan bahwa pengaruh sosial merupakan faktor yang penting dalam menentukan perilaku konsumen. Karena itu, pelanggan kemungkinan akan percaya terhadap merek yang mana orang/pihak lain yang berarti bagi mereka memperlihatkan kepercayaannya pada suatu merek.
Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Secara bahasa loyal berarti setia, sehingga loyalitas diartikan sebagai kesetiaan yang timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri. Loyalitas terhadap produk/jasa perusahaan (merek) didefenisikan sebagai sikap menyenangi (favorable) terhadap sesuatu merek, yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanpanjang waktu. Aaker (1997:56) mendefinisikan loyalitas merek (brand loyalty) sebagai suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya. Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan dengan mudah memindahkan pembeliannya ke merek lain, apa pun yang terjadi dengan merek tersebut. Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek produk pesaing dapat dikurangi. Dengan demikian, brand loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan,
yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan di masa mendatang.
Menurut Assael (70) Bran Loyalty : "Brand Loyalty represents a favorable attitude toward and consistent purchase of a single brand over time." Bahwa kesetiaan merek menggambarkan sebuah sikap yang positif dan melakukan pembelian terhadap merek tersebut secara berulang-ulang. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya. Bila banyak pelanggan dari suatu merek masuk dalam kategori ini berarti merek tersebut memiliki brand equity yang kuat.
METODE PENELITIAN Penentuan Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan individu yang memiliki kualitas-kualitas dan ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau obyek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik (Cooper dan Emory, 1995). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Gunadarma. Sampel merupakan bagian yang berguna bagi tujuan penelitian populasi dan aspekaspeknya. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk diteliti. Dalam penelitian ini mengambil sampel sebanyak 153 responden. Menurut Hair (1995), besarnya atau ukuran sampel mempunyai pengaruh langsung terhadap ketepatan hitungan statistik dari regresi berganda. Hasil dalam regresi berganda ini menerangkan probabilitas dari perhitungan sebagai ketepatan statistik satu tingkat yang spesifik. R² atau koefisien regresi pada satu tingkat ketepatan tertentu atau satu ukuran sampel tertentu.
Data / Variabel Data atau variabel yang digunakan oleh penulis adalah data kuesioner yang diajukan kepada mahasiswa yang menggunakan produk (shampo) Unilever dengan jumlah sampel 153 responden dengan menggunakan variable bebas (X1 = Brand Reputation; X2 = Brand Competence; X3 = Trust in a Company ; X4 = Company Reputation; X5 = Brand Liking; X6 = Satisfaction with the Brand) dan variable terikat (Y= Brand Loyalty). Data yang telah didapat, akan diolah menggunakan alat statistik yaitu SPSS 17.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian disebut dengan asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan lolos dari penyimpangan asumsi klasik. Terdapat tiga uji asumsi klasik yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal. Uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Data yang normal ditandai dengan sebaran titik-titik data diseputar garis diagonal atau grafik histogram yang menunjukan pola distribusi normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar berikut: Uji Normalitas
Gambar Grafik Histogram Sumber: hasil olah data dengan menggunakan SPSS 17.0 (2012)
Hasil Uji Normalitas (P-P Plot)
Gambar Garis Diagonal Sumber: hasil olah data dengan menggunakan SPSS 17.0 (2012) Berdasarkan kedua gambar diatas dapat terlihat bahwa data yang digunakan menunjukkan indikasi normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukan pola distribusi yang mendekati normal, dan grafik normal probability plot yang menunjukan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Uji Heterokdastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, maka disebut heterokesdatisitas, dan sebaliknya jika tetap disebut homokesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar Grafik Scatterplot Sumber: hasil olah data dengan menggunakan SPSS 17.0 (2012) Dari Gambar diatas terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai pada penelitian ini tidak mengalami Heteroskedastisitas.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Oleh karena itu model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas dalam suatu model regresi dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang terdapat pada masing-masing variabel. Berikut adalah hasil Uji Multikolinieritas pada tabel berikut : Tabel Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
reputasimerek
.676
1.478
kompetensimerek
.696
1.437
kprcynpadaperush
.493
2.028
reputasiperusahaan
.545
1.836
kesukaanmerek
.700
1.429
Kepuasanmerek
.693
1.443
Model
1
(Constant)
a. Dependent Variable: Loyalitasmerek
Sumber: hasil olah data dengan menggunakan SPSS 17.0 (2012)
Dari hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas diperoleh hasil bahwa semua variabel independen dari model regresi tidak mengalami multikolinearitas hal ini ditunjukan oleh nilai VIF yang dibawah 10 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 pada setiap variabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolonieritas antar variabel independen pada model regresi di penelitian ini.
Pengujian Hipotesis Regresi Linier Berganda Hasil Uji Regresi Coefficientsa
Standardized Unstandardized Coefficients
1
Std. Error
B
Model
Coefficients
Beta
Sig.
T
.731
.466
.136
1.592
.113
.113
.167
1.981
.049
.061
.135
.045
.453
.651
-.136
.111
-.116
-1.219
.225
kesukaanmerek
.057
.109
.044
.523
.602
Kepuasanmerek
.398
.090
.374
4.425
.000
(Constant)
.442
.605
reputasimerek
.245
.154
kompetensimerek
.224
kprcynpadaperush
reputasiperusahaan
a. Dependent Variable: Loyalitasmerek
Sumber: hasil olah data dengan menggunakan SPSS 17.0 (2012)
Dari tabel diatas maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 Y = 0,422 + 0,245x1 + 0,224x2 + 0,061x3 + (-0,136x4) + 0,057x5 + 0,398x6 Dimana:
Y = Brand Loyalty X1 = Brand Reputation X2 = Brand Competence X3 = Trust in a Company X4 = Company Reputation X5 = Brand Liking X6 = Satisfaction with the Brand
Dari persamaan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa: a. Konstanta bernilai 0,422; ini berarti jika variabel Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking dan Satisfaction with the Brand bernilai 0, maka brand loyalty produk (shampoo) Unilever nilainya adalah 0,422. b. Koefisien regresi variabel Brand Reputation bernilai 0,245; ini berarti jika variabel Brand Reputation mengalami kenaikan sebesar 1 maka brand loyalty produk (shampoo) Unilever akan mengalami kenaikan sebesar 0,245 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
c. Koefisien variabel Brand Competence bernilai 0,224; ini berarti jika variabel Brand Competence mengalami kenaikan sebesar 1 maka brand loyalty produk (shampoo) Unilever akan mengalami kenaikan sebesar 0,224 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. d. Koefisien variabel Trust in a Company bernilai 0,061; ini berarti jika variabel Trust in a Company mengalami kenaikan sebesar 1 maka brand loyalty produk (shampoo) Unilever akan mengalami kenaikan sebesar 0,061 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap. e.
Koefisien variabel Company Reputation bernilai -0,136; ini berarti jika variabel Company Reputation mengalami kenaikan sebesar 1 maka brand loyalty produk (shampoo) Unilever akan mengalami penurunan sebesar 0.136 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
f.
Koefisien variabel Brand Liking bernilai 0,57; ini berarti jika variabel Brand Liking mengalami kenaikan sebesar 1 maka brand loyalty produk (shampoo) Unilever akan mengalami kenaikan sebesar 0,57 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
g.
Koefisien variabel Satisfaction with the Brand bernilai 0,398; ini berarti jika variabel Satisfaction with the Brand mengalami kenaikan sebesar 1 maka brand loyalty produk (shampoo) Unilever akan mengalami kenaikan sebesar 0,398 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
Uji F (secara simultan) Tabel Hasil Uji F ANOVAb
Sum of Squares
Model
1
Mean Square
df
9.994
6
1.666
Residual
26.215
146
.180
Total
36.209
152
Regression
Sig.
F
9.276
.000a
a. Predictors: (Constant), Kepuasanmerek, kompetensimerek, reputasiperusahaan, reputasimerek, kesukaanmerek,
kprcynpadaperush
b. Dependent Variable: Loyalitasmerek
Sumber: hasil olah data dengan menggunakan SPSS 17.0 (2012)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas diperoleh nilai Fhitung 9,276 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00 lebih besar dari Ftabel = 2,28 (9,276 > 2,28), dan dengan nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersamasama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Brand Reputation, Brand
Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking dan Satisfaction with the Brand terhadap Brand Loyalty.
Uji t (secara parsial) Tabel Hasil Uji t Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
1
Std. Error
B
Model
Standardized Coefficients
Beta
Sig.
t
.731
.466
.136
1.592
.113
.113
.167
1.981
.049
.061
.135
.045
.453
.651
-.136
.111
-.116
-1.219
.225
kesukaanmerek
.057
.109
.044
.523
.602
Kepuasanmerek
.398
.090
.374
4.425
.000
(Constant)
.442
.605
reputasimerek
.245
.154
kompetensimerek
.224
kprcynpadaperush
reputasiperusahaan
a. Dependent Variable: Loyalitasmerek
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh secara parsial antara variabel Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking dan Satisfaction with the Brand terhadap Brand Loyalty akan dibahas sebagai berikut : a. Variabel Brand Reputation Diketahui nilai t hitung ≤ t tabel (1,592 ≤ 1,97623) dan nilai sign > 0,05 maka H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel brand reputation secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap brand loyalty. b.
Variabel Brand Competence Diketahui nilai t hitung > tabel (1,981 > 1,97623) dan nilai sign < 0,05 maka H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel brand competence secara parsial (individu) berpengaruh dan signifikan terhadap brand loyalty.
c. Variabel Trust in a Company Diketahui nilai t hitung ≤ t tabel (0,453 ≤ 1,97623) dan nilai sign > 0,05 maka H3 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel trust in a company secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap brand loyalty. d. Variabel Company Reputation
Diketahui nilai t hitung ≤ t tabel (-1,219 ≤ 1,97623) dan nilai sign > 0,05 maka H4 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel company reputation secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap brand loyalty. e. Variabel Brand Liking Diketahui nilai t hitung ≤ t tabel (0,523 ≤ 1,97623) dan nilai sign > 0,05 maka H5 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel brand liking secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap brand loyalty. f.
Variabel Satisfaction with the Brand Diketahui nilai t hitung > t tabel (4,425 > 1,97623) dan nilai sign < 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel satisfaction with the brand secara parsial (individu) berpengaruh dan signifikan terhadap brand loyalty.
Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model
a.
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
R
.525a
1
Adjusted R
Predictors:
.246
.276
(Constant),
Kepuasanmerek,
.42374
kompetensimerek,
reputasiperusahaan, reputasimerek, kesukaanmerek, kprcynpadaperush
b. Dependent Variable: Loyalitasmerek
Tampak pada tabel bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,276 yang artinya persentase sumbangan pengaruh variabel Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking dan Satisfaction with the Brand terhadap Brand Loyalty sebesar 27,6% sedangkan sisanya sebesar 17,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Adjusted R Square adalah R Square yang telah disesuaikan. Nilai yang diperoleh sebesar 0,246. Hal ini menunjukkan sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan koefisien korelasi Berganda (R) sebesar 0,525 yang artinya nilai korelasi ganda berada diantara 0.40-0.599 bernilai positif dan sedang, yaitu 0,525, maka
dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang sedang dan searah antara variabel independen, yaitu Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking dan Satisfaction with the Brand terhadap variabel dependen, yaitu Brand Loyalty, artinya jika variabel independen meningkat, yaitu Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking dan Satisfaction with the Brand meningkat, maka variabel dependen pun akan meningkat, yaitu Brand Loyalty juga akan meningkat. Dari tabel diatas juga Standart Error of Estimate (SEE) adalah ukuran kesalahan prediksi. Dalam kasus ini nilainya sebesar 0,42374. Artinya, kesalahan yang dapat terjadi dalam memprediksi keputusan pembelian sebesar 0, 42374. Dimana semakin kecil SEE akan membuat model persamaan semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
KESIMPULAN & SARAN 5.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan, yaitu : 1. Brand Reputation tidak berpengaruh terhadap Brand Loyalty. 2. Brand Competence berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty. 3. Trust in a Company tidak berpengaruh terhadap Brand Loyalty. 4. Company Reputation tidak berpengaruh terhadap Brand Loyalty. 5. Brand Liking tidak berpengaruh terhadap Brand Loyalty. 6. Satisfaction with the Brand berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty. 7. Brand Reputation, Brand Competence, Trust in a Company, Company Reputation, Brand Liking dan Satisfaction with the Brand secara bersama-sama berpengaruh terhadap Brand Loyalty.
5.2.
Implikasi Berikut akan dijelaskan implikasi teoritis dari tiap-tiap variabel berikut: 1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Brand Reputation tidak berpengaruh terhadap Brand Loyalty, itu karena kurangnya rasa percaya konsumen terhadap reputasi merek yg dimiliki Unilever. Karena banyaknya penipuan dari isi produk Unilver atau dapat dipengaruhi oleh kualitas dan kinerja produk. 2. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Brand Competence berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty, itu karena merek Unilever mempunyai kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang ada pada konsumen. Seperti masalah rambut (ketombe, rambut bercabang atau patah, rontok) dapat diatasi oleh shampoo Unilever.
Sehingga jika sudah cocok dalam pemakaian akan berdampak pada loyalitas dalam penggunaan merek Unilever. 3. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Trust in a Company tidak berpengaruh terhadap Brand Loyalty, itu karena kurangnya rasa percaya bahwa perusahaan Unilever bagus dan bonafit dalam mempunyai kemampuan untuk menciptakan produk yang berkualitas. 4. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Company Reputation tidak berpengaruh terhadap Brand Loyalty, itu karena kurangnya anggapan bahwa perusahaan Unilever dikenal adil dan jujur atau memiliki reputasi yang baik. 5. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Brand Liking tidak berpengaruh terhadap Brand Loyalty, itu karena kurangnya rasa suka yang tumbuh dihati konsumen dalam pemakaian shampoo Unilever. 6. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Satisfaction with the Brand berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty, itu karena hasil dari evaluasi subjektif bahwa merek alternatif yang dipilih memenuhi atau melampaui ekspektasi konsumen dan berdampak pada loyalitas dalam penggunaan merek Unilever tersebut.
5.3.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas bahwa variabel Brand Reputation, Trust in a Company, Company Reputation dan Brand Liking tidak berpengaruh terhadap Brand Loyalty karena kurangnya rasa percaya konsumen atau responden terhadap merek atau perusahaan Unilver. Karena banyaknya penipuan yang meng-atasnamakan perusahaan Unilever atau penipuan berupa isi produk yang dipasarkan. Oleh karena itu perusahaan Unilever harus mengadakan pendekatan terhadap para konsumennya, dengan cara mengadakan event atau promosi yang berhadiah dan selalu memberikan peringatan terhadap konsumen agar tetap berhati-hati terhadap penipuan yang meng-atasnamakan perusahaan Unilever. Disamping itu Brand Competence dan Satisfaction with the Brand merupakan yang berpengaruh terhadap Brand Loyalty karena produk Unilever mampu mengatasi keluhan-keluhan masalah rambut dan dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap konsumen sehingga konsumen puas terhadap pemakaian produk Unilever. Perusahaan Unilever harus meningkatkan pelayanan dan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh konsumen dan harus memberikan hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA Aditya Shendi Kurniawan. 2011. “Pengaruh Trust In a Brand Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada Starbuck Coffee di Semarang)”. Skripsi, Universitas Diponegoro.
Dai Hudaya. 2010. “Pengaruh Trust In Brand Terhadap Brand Loyalti Dalam Mempertahankan Loyalitas Konsumen Air Minum Mineral Aqua (PT. Tirta Investama)”. Jurnal Ekonomi, Universitas Gunadarma.
Djarwanto. 1993. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Friday. 2010. “Pengaruh Consumer Involvement dan Trust In Brand Terhadap Brand Loyalty pada Pengguna Handhone Nokia”. Jurnal Ekonomi, Universitas Gunadarma.
Lau, Geok Then and Sook Han Lee. 2000. “Consumers Trust in a Brand and the Link to Brand Loyalty”. Journal of Market Focused Management.
Lisa Kuntari. 2006. “Kepercayaan konsumen pada merek dan pengaruhnya terhadap loyalitas merek: (sebuah tinjauan dari sudut karakteristik merek, kepercayaan pada perusahaan, dan kesukaan pada merek: studi pada pengguna kosmetik di DKI Jakarta)”. Tesis, Universitas Indonesia.
Mochamad Edris. “Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Merek (Studi Kasus: Pada Detergen Merek Rinso di Kabupaten Kudus)”. Jurnal Ekonomi, Universitas Muria Kudus.
Nur Indrianto dan Bambang Supomo. 2003. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Petra Surya Mega. 2008. “Pengaruh Trust In a Brand Terhadap Brand Loyalty Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia di Kota Yogyakarta”. Jurnal Ekonomi, STMIK AMIKOM Yogyakarta.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan Spss. Yogyakarta: Mediakom.
Riana, Gede. 2008. “Pengaruh Trust In Brand Terhadap Brand Loyalty pada Konsumen Air Minum Aqua di Kota Denpasar”. Buletin Studi Ekonomi, Volume 13 Nomor 2 Tahun 2008. Universitas Udayana, Denpasar. Rully Arlan Tjahyadi. 2006 “Brand Trust Dalam Konteks Loyalitas Merek: Peran Karakteristik Merek, Karakteristik Perusahaan dan Karakteristik Hubungan Pelanggan-Merek”. Jurnal Manajemen, Vol. 6, No. 1, Nov 2006.
Saidi. 2005. “Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Loyalitas Merk (Studi Kasus pada Detergen Merk Rinso di Surakarta)”. Majalah Ilmiah Kopertis Wilayah IV, Volume XV NOMOR 23 TAHUN 2005.
Santoso, Singgih. 2003. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Sumber internet : http://www.digilib.ittelkom.ac.id/index.php?view...trust-in-brand...
http://www.duniainvestasi.com/bei/prices/stock/LQ45
http://www. eprints.undip.ac.id/29503/1/Skripsi003.pdf
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/brand-loyalty-loyalitas-merek definisi.html