INFLUENCE ON EFFICIENCY OF BANKING STOCK RETURN IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX) Lasminiasih, Dr. Lana Sularto SE, MMSI
Abstraction In a banking company Financial Statements are a very important thing. Moreover, the company is a very big company and it did go public in the Capital Market Exchange, the Financial Report is very important. Due to the financial statements of a company can know the condition of the company in operation. In addition, Financial reports are also used as a means of making a firm decision on the future, so the company can anticipate events to come. To anticipate this, the banking company should be able to take an efficient action in analyzing something that will happen in the future. This research was aimed to determine the effect of the Efficiency of Bank of Operating Costs: Operating Income (BOPO), Cost Efficiency Ratio (CER), Overhead Efficiency, Opportunity of Capital with Systematic Risk, Price Earning Ratio (PER) with the return of banking companies. The number of sample companies in this research is diguanakan Shebaniah 30 banks listed on the Indonesia Stock Exchange, with the observation period in 2008. Based on the data analysis obtained a significant difference between the efficiency with which the Bank Return can be proved by the results of F <0.05 with a coefficient of determination R2 is adjusted for 0315. Keyword: Operating Income (BOPO), Cost Efficiency Ratio (CER), Overhead Efficiency, Opportunity of Capital with Systematic Risk, Price Earning Ratio (PER) with the return of banking companies.
PENGARUH EFISIENSI TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI ) Lasminiasih, Dr. Lana Sularto SE, MMSI
Abstraksi Dalam suatu perusahaan perbankan Laporan Keuangan adalah suatu hal yang sangat penting. Apalagi perusahaan tersebut perusahaan yang sangat besar dan sudah melakukan go public di Pasar Modal BEI, maka Laporan Keuangan sangat penting. Karena dengan adanya Laporan keuangan suatu perusahaan dapat mengetahui kondisi perusahaan dalam beroperasi. Selain itu laporan Keuangan juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan suatu perusahaan di masa yang akan datang, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi kejadian yang akan datang. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perusahaan perbankan harus dapat mengambil suatu tindakan yang efisien dalam menganalisis suatu yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Efisiensi Bank yaitu Biaya Operasional : Pendapatan Operasional (BOPO), Cost Efficiency Ratio (CER), Overhead Efficiency, Opportunity of Capital with Systematic Risk, Price Earning Ratio (PER) dengan Return perusahaan perbankan. Jumlah sampel Perusahaan yang diguanakan dalam penelitian ini adalah sebanya 30 perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia, dengan periode pengamatan tahun 2008. Berdasarkan analisis data yang didapat maka terdapat pengaruh yang signifikan antara Efisiensi dengan Return Bank dimana dapat di buktikan dengan hasil dari F < 0,05 dengan koefisien determinasi adjusted R2 adalah sebesar 0.315. Keyword : Pendapatan Operasional (BOPO), Cost Efficiency Ratio (CER), Overhead Efficiency, Opportunity of Capital with Systematic Risk, Price Earning Ratio (PER) dengan Return perusahaan perbankan.
BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut, Era sebelum juni 1983, keberadaan bank-bank komersial hanya sebagai penyalur kredit dari Bank Indonesia ditambah lagi dengan besarnya campur tangan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam berbagai hal. Sejak tahun 1983, bisnis perbankan berkembang dengan adanya berbagai deregulasi pemerintah, dimana berlakunya liberalisasi tingkat bunga dan kartu kredit. Perkembangan industri bisnis perbankan sangat pesat terjadi pada tahun 1988 dengan dikeluarkan paket 27 oktober 1988 (Pakto: 1988). Deregulasi ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap financial market yang dapat mendorong perbankan ke persaingan yang efisien dan sehat dengan adanya kemudahan dalam mendirikan suatu bank. Oleh karena itu jumlah bank (baik kantor pusat maupun kantor cabangnya) mengalami kenaikan pesat dan menumbuhkan berbagai inovasi dalam keragaman produk perbankan. Dalam perkembangannya, bank membutuhkan dana tersebut menjadikan go public sebagi pilihan terbaik, yang menghimpun dana masyarakat dari penjualan saham di Bursa Efek. Sehingga pasar modal dapat diidentifikasikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa dijual belikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh Pemerintah, publik authorities, maupun perusahaan swasta (Jogiyanto, 2000). Menurut Marjuki Usman (1990) dalam Marpaung (2003) bahwa peningkatan modal yang bersumber dari penjualan saham kepada masyarakat merupakan cara perolehan dana yang murah, mudah, dan cepat. Para calon investor yang akan membeli saham akan menganalisis kondisi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari investasinya dengan menggunakan laporan keuangan. Pada dasarnya laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan bisnis, di mana laporan itu dapat menyediakan informasi yang berguna bagi investor untuk memngambil suatu keputusan yang rasional mengenai investasi. Laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang membantu investor
untuk menentukan jumlah, waktu dan ketidakpastian mengenai penerimaan yang diharapkan seperti deviden dan capital gain. Dengan melalui laporan keuangan dapat menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, struktur modal, distribusi aktiva, struktur pendapatan dan biaya perusahaan. Dalam hal ini perusahaan tidak hanya bertanggungjawab atas pemeliharaan dan penjagaan sumberdaya perusahaan, tetapi juga atas penggunaan yang efisien serta dapat menghasilkan return. Laporan keuangan perusahaan go public yang dipublikasikan merupakan salah satu sumber informasi yang sering digunakan oleh investor untuk mengambil keputusan. Berdasarkan angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan selama periode laporan, membandingkan laporan keuangan periode sebelumnya maupun laporan yang diterbitkan oleh emiten lain. Publikasi laporan keuangan kepada publik merupakan salah satu bentuk konsekuensi bagi perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di bursa saham. Motivasi perusahaan mencatatkan sahamnya di bursa secara umum adalah untuk melakukan perluasan usaha, meningkatkan modal dasar perusahaan, memperbaiki struktur hutang dan sebagainya. Bank yang pertama kali mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia adalah bank Panin, yaitu pada tanggal 29 Desember 1982 jumlah bank yang pernah tercatat di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun 1996 sebanyak 32 bank, namun seiring dengan adanya krisis ekonomi maupun perbankan yang melanda Indonesia yang dimulai pada tahun 1997 menyebabkan beberapa bank di tutup atau dimerger. Saat ini krisis ekonomi industri perbankan terjadi kembali pada tahun 2008 karena akibat dampak dari krisis Global yang terjadi di Amerika Serikat, dimana banyak bank-bank besar yang tutup karena kekurangan dana, sehingga mengakibatkan segala operasional terganggu. Dan untuk memulihkan keadaan tersebut bank harus di beri dana yang cukup besar untuk bisa mengelola dan mengoperasikan kembali fungsi bank untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam melayani masyarakat. Dengan adanya dana yang cukup maka bank dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu mendapatkan keuntungan. Dana merupakan indikasi yang sangat penting dalam menjalankan suatu perusahan, karena dengan tersedianya dana yang sangat cukup maka perusahaan dapat dengan mudah mengoperasionalkan suatu kegiatan yang berhubungan
dengan perusahaan. Selain itu dengan adanya krisis tersebut juga sangat mempengaruhi dan memberikan dampak negatif terhadap pasar modal yang ada di Bursa Efek Indonesia karena di pasar modal para pemegang saham tidak melakukan perdagangan untuk mendapatkan keuntungan melainkan kerugian yang didapatkan. Sehingga pasar modal menjadi lesu dan tidak melakukan aktivitas sementara untuk melakukan perdagangan karena harga saham yang semakin turun. Disamping itu, dengan diterbitkannya Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Single Presence police (SPP) bank-bank untuk melakukan konsolidasi atau merger. Untuk menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi, serta adanya krisis ekonomi yang tidak menentu maka efisiensi suatu perusahaan khususnya pada perbankan sangat penting untuk mengantisipasi dan memprediksi sesuatu yang akan terjadi dimasa yang akan datang yaitu dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang normal dan menghindari suatu resiko yang terjadi di Pasar Modal yang ada di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu perusahaan harus mencari jalan dalam menghadapi krisis tersebut agar tidak mempengaruhi dampak pada perdagangan di Bursa khusunya pada perusahaan perbankan. Dengan dilakukan Efisiensi bank
merupakan langkah yang tepat dalam
mengantisipasi dan menghindari resiko yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan tujuan efisiensi terhadap return bank yaitu untuk mengukur bagaimana manajemen dalam mengelola Aktiva Produktif, Dana Pihak Ke III dan sumber daya yang ada sebagai input dimana outputnya berupa Pendapatan Bunga Bersih, Pendapatan lainnya, dan Pinjaman yang disalurkan. Begitu juga dengan tuntutan konsumen yang meningkat dan pesatnya kemajuan tehnologi informasi, maka pengelolaan bank secara efisien merupakan syarat mutlak untuk dapat terus bertahan. Secara umum perusahaan yang lebih efisien akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan yang kurang efisien. Efisiensi perusahaan bukan hanya merupakan ukuran perbandingan antara output yang dihasilkan dengan input, tetapi bagaimana manajemen mengelola sumberdaya yang ada dengan segala keterbatasan untuk menghasilkan output yang optimal. Perusahaan dapat dikatakan lebih efisien dibandingkan pesaingnya jika dengan input yang sama menghasilkan output yang lebih tinggi atau dapat menghasilkan output yang sama dengan input yang lebih rendah. Sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya yaitu mendapatkan return yang diharapkan
Perusahaan go public dengan kinerja yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Harapan investor selain memperoleh deviden adalah kenaikan harga saham, karena dengan kenaikan harga saham maka investor akam mendapatkan keuntungan dari capital gain. Kinerja perusahaan go public dapat di ukur dari kinerja harga sahamnya di bursa, kinerja saham yang baik adalah jika kenaikan harganya di atas atau paling tidak sama dengan tingkat kenaikan indek pasar. Dalam jangka panjang emiten yang dapat menunjukkan kinerja yang lebih efisien akan mendapatkan tanggapan positif dari investor. Dengan alasan-alasan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis akan membahas “PENGARUH EFISIENSI TERHADAP SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”.
I.2. Identifikasi dan rumusan masalah Dengan terjadinya krisis ekonomi dalam industri perbankan pada tahun 2008 yang dialami oleh pasar modal di Bursa Efek Indonesia karena akibat dari dampak krisis Global yang terjadi di Amerika Serikat. Dimana banyak bank-bank besar yang tutup karena kekurangan dana. Sehingga untuk memulihkan keadaan tersebut maka harus dibutuhkan dana yang cukup besar agar bank bisa beroperasional kembali dalam menjalankan fungsi dan tujuan yang diharapkan. Dana merupakan indikasi yang sangat penting dalam menjalankan suatu perusahaan. Dengan tersedianya dana maka semua kegiatan dalam mengorganisasi suatu perusahaan agar dapat mencapai tujuan yang di harapkan oleh perusahaan. Dengan merealisasikan dana dengan efisien dan optimal sesuai dengan kebutuhan maka hasil yang akan diperoleh juga menjadi lebih efisien. Selain itu dana juga dapat digunakan untuk mengukur efesiensi kinerja suatu perusahaan. Perusahaan yang efisien adalah perusahaan yang mengkonsumsi input lebih rendah untuk menghasilkan jumlah output yang sama Atau dapat memproduksi lebih banyak output dibandingkan dengan persaingnya dengan jumlah input yang sama. Manajemen bank melakukan tindakan efisiensi sehingga
cost of service menjadi elatif rendah. Hal ini ditempuh sebagai upaya
untuk
meningkatkan daya saing, kepuasan nasabah dan laba perusahaan. Perusahaan yang efisien akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika di bandingkan dengan perusahaan yang kurang efisien. Pada bank yang telah go public, hal tersebut dapat tercermin pada harga sahamnya (secara langsung perusahaan yang efisien akan dapat menekan biaya atau meningkatkan output, secara tidak langsung akan meningkatkan kepuasan nasabah dan laba perusahaan sehingga pada akhirnya meningkatkan harga saham perusahaan). Identifikasi terhadap upaya-upaya manajemen bank melakukan tindakan efisiensi sehingga dapat berpengaruh pada return saham bank, dapat dinilai melalui beberapa rasio efisiensi bank yaitu Biaya Operasional : Pendapatan Operasional (BOPO), Cost Effisiensy Ratio (CER), Overhead Efficiency dan Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk. Agar penelitian terhadap efisiensi bank menjadi lebih sempurna dari penelitian sebelumnya maka penulis menambahka variabel Price Earning Ratio (PER). Menurut Gipson (1992) dalam Sartono dan munir (1997) mengatakan bahwa PER digunakan untuk mengukur kemampuan dalam menghasilkan laba masa depan (future Earning) dari suatu perusahaan. Sehingga investor dapat mempertimbangkan rasio tersebut guna memilah dan memilih saham mana yang akan dapat memberikan keuntungan besar dimasa yang akan datang, dengan pertimbangan jika parusahaan dengan pertumbuhan tinggi (high growth) biasanya PER besar, perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah (low growth) biasanya PER yang rendah juga. Selain itu PER juga digunakan dalam peneliatian di dalam dan luar negeri. Pada penelitian ini masalah pokok yang akan di teliti adalah apakah terdapat pengaruh antara Efisiensi Bank yang telah go public dengan harga sahamnya. Variabel efisiensi yang didigunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Biaya Operasional : Pendapatan operasional (BOPO). b. Cost Efficiency Ratio (CER). c. Overhead Efficiency. d. Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk. e. Price Earning Ratio (PER)
I.3. Batasan Masalah Agar suatu penulisan itu dapat mencapai pembahasan yang baik dan mengarah pada pokok permasalahan, maka harus diadakan pembatasan masalah. Penulis membatasi penulisan ini pada Tiga puluh perusahaan perbankan yang listing di BEI pada periode tahun 2008.
1.4.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi tehadap return bank di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Untuk mengetahui return Bank yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel efisiensi bank (Biaya operasional: Pendapatan
Opersaional
(BOPO),
Cost
Efficiency
Ratio,
Overhead
Efficiency,Cost of Capital with Systematic Risk), Price Earning Ratio merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja saham yang tercermin pada return saham. 4. Memberi masukan kepada manajemen bank go public untuk lebih mengingkatkan kinerja perusahaan dengan menekan variabel-variabel efisiensi tersebut.
1.5.
Manfaat Penelitian Manfaat dilakukan penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan tentang mata kuliah
teori Akuntansi
Perbankan yang telah didapatkan di baku kuliah. 2. Bagi Perusahaan Untuk mengetahui kinerja perusahaan bank yang go public dan menghitung pengaruh tingkat efisiensi terhadap return, resiko harga saham di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagi Perguruan tinggi
Untuk mengetahui apakah mahasiswa telah memahami dan mengerti tentang mata kuliah tentang Akuntansi perbankan yang telah di berikan di bangku kuliah. 4. Bagi Peneliti Berikutnya Dapat di jadikan acuan untuk kepentingan penelitian dan penulisan skripsi selanjutnya.
I.6. Kerangka Konseptual Gambar di bawah ini menunjukkan Pengaruh efisiensi terhadap return saham dalam perusahaan pebankan. Biaya Opersional (BOPO)
Efficiency Overhead
Cost Efficiency Ratio (CER)
Return Saham
Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk
Price Earning Ratio (PER)
Gambar 1.1 variabel-variabel efisisiensi terhadap return Dari gambar 1.1 maka dapat di ketahui bahwa Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi yang dilakukannya. Return tersebut terdiri dari dua komponen yaitu deviden dan capital gain. Pengertian return saham dalam penelitian ini sama dengan capital gain karena belum ada pembagian deviden. Capital gain adalah keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual dan harga beli saham.
Besarnya capital gain suatu perusahaan akan positif, apabila harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya. Return saham dalam penelitian ini merupakan perubahan harga saham, dipengaruhi oleh berbagai macam faktor fundamental perusahaan (kinerja keuangan dan operasi perusahaan), makro ekonomi, politik, keamanan, sentimen pasar, pengaruh pasar saham secara keseluruhan, atau kejadian yang lain yang dianggap mempengaruhi kinerja emiten. Manajemen dalam menjalankan usaha senantiasa berupaya meningkatkan kinerja perusahaan dengan memanfaatkan faktor-faktor fundamental yang dimiliki perusahaan. Upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai macam cara. Bagi bank sebagai lembaga jasa, cara yang banyak ditempuh manajemen adalah dengan meningkatkan kepuasan nasabah sebagai tujuan akhir, melalui serangkaian tindakan antara lain dengan melakukan efisiensi. Identifikasi terhadap upaya-upaya manajemen bank didalam melakukan tindakan efisiensi sehingga dapat berpengaruh pada return sahamnya,
dapat dinilai melalui
beberapa rasio efisiensi bank yang akan diteliti adalah antara lain : 1. Biaya Operasional (BOPO) 2. Efficiency Overhead 3. Cost Efficiency Ratio (CER) 4. Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk 5. Price Earning Ratio (PER) Secara langsung perusahaan yang efisien akan dapat menekan biaya atau meningkatkan output, secara tidak langsung akan meningkatkan daya saing, kepuasan konsumen atau nasabah dan laba perusahaan. Jika terjadi perbaikan prestasi pada perusahaan go public, biasanya akan meningkatakan nilai perusahaan dan diikuti dengan kenaikan harga sahan di bursa.
Hal ini disebabkan karena investor mempunyai
ekspektasi yang lebih besar dalam jangka panjang. Informasi tentang perbaikan atau penurunan prestasi biasanya diketahui setelah laporan keuangan dipublikasikan. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan diatas, maka dalam penulisan skripsi ini hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-
variabel efisiensi bank dengan return saham bank go public yang tercatat di Bursa Efek Indonesia”.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Bank Ditinjau dari peran dan fungsinya, terdapat beberapa definisi tentang bank, antara
lain bahwa bank adalah Industri jasa yang mempunyai fungsi sebagai mediator dari pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang nomor : 2 Tahun 1992 tentang Perbankan, dinyatakan bahwa bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan pengertian Bank secara umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
2.2
Kategori Bank Kategori atau bentuk Bank sesuai dengan Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1992
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor : 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dapat digolongkan berdasarkan kategori.
2.2.1 Jenis Bank Bank dibagi menjadi Bank Umum dan Bank Pengkreditan Rakyat dengan catatan Bank Umum dapat mengkhususkan diri melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian lebih besar kepada kegiatan tertetu. Berbeda dengan jenis bank menurut Undang-undang Nomor : 14 Tahun 1967, Bank Indonesia tidak dikategorikan sebagai jenis bank. Hal ini dapat dipahami karena pada prinsipnya bank Indonesia merupakan organ atau lembaga negara yang mempunyai fungsi melakukan pengawasan atas pelaksanaan Undang-undang yang dimaksud, yaitu dalam kapasitasnya sebagai pembina dan pengawas bank, sehingga tidak termasuk dalam jenis bank yang diatur dalam Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. a. Bentuk Hukum
Bentuk hukum Bank Umum dapat berupa Perseroan Terbatas, Koperasi dan Perusahaan Daerah. Sedangkan Bentuk Hukum BPR dapat berupa Perusahaan Daerah, Koperasi, Perseroan Terbatas dan bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. b. Kegitan Usaha Bank Devisa dan Bank bukan Devisa c. Sistem Pembayaran Jasa Bank Konvensional atau berdasarkan prinsip pembayaran bunga dan bank yang berdasarkan pembayaran berupa pembagian hasil keuntungan (prinsip syariah).
2.2.2 Kegiatan Usaha Bank Ditinjau dari kegiatannya, usaha yang dapat dilakukan oleh suatu bank umum meliputi : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lainnya. b. Memberikan kredit. c. Menerbitkan surat pengakuan hutang. d. Membeli, menjual atau menjamin surat-surat berharga atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah. e. Memindahkan uang baik atas kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. f. Menempatkan dana atau meminjamkan dana kepada Bank lain. g. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain yang di bidang keuangan seperti sewa guna usaha, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. h. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi kegagalan kredit, dengan syarat harus menarik kembali pernyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. i. Menyediakan pembiayaan dan melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. j. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang yang berlaku.
Dari berbagai jenis kegiatan yang dapat dilakukan oleh Bank tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan suatu bank tidak hanya meliputi penghimpunan dana dan penyaluran kredit tetapi mempunyai lingkup kegiatan yang lebih luas.
2.2.3 Neraca dan Laporan Laba/Rugi Bank 2.2.3.1 Neraca Neraca adalah Daftar harga yang dimiliki dan hutang yang di tanggung bank pada saat tertentu. Selisih antara jumlah harta dan hutang merupakan harta bersih pemegang saham bank, yang juga disebut “ Shareholders equity” atau “networth”. Dalam pembukuan neraca, harta bank ditempatkan pada sisi pasiva (Sutojo, 1997). Secara ringkas, sisi aktiva bank menurut Lukman Dendawijaya, 2001 menggambarkan
pola
pengalokasian
dana
bank.
Sisi
pasiva
dalam
neraca
menggambarkan kewajiban bank yang berupa klaim pihak ketiga atau pihak lainnya atas kekayaan bank yang dinyatakan dalam bentuk rekening giro, deposito berjangka, tabungan dan instrumen-instrumen utang dan kewajiaban bank lainnya. Selain itu, modal bank menggambarkan nilai buku pemilik saham bank. Sedangkan pos-pos neraca sebuah bank secara rinci diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Sisi Aktiva a. Earning Asset (Aktiva Produktif), yang dapat berupa kredit, surat berharga dan penyertaannya. b. Non Earning Asset ( Aktiva tidak Produktif, yang berupa kas, giro pada Bank Indonesia, aktiva tetap dan aktiva lainnya. c. Penyisishan Penghapusan Aktiva Produktif (PPA) adalah Akun cadangan dalam valuta rupiah dan asing yang dibentuk untuk menanggung resiko kerugian yang mungkin timbul akibat bank tidak dapat menarik kembali kredit sebagian atau seluruh aktiva produktifnya. Akun ini merupakan pengurang aktiva pada sisi neraca. 2. Sisi Pasiva a. Dana Pihak ke 111, yang berupa giro, tabungan, deposito (berjangka, sertifikat dan deposito sejenis lainnya yang diterima bank), surat berharga yang diterbitkan.
b. Kewajiban lainnya, yaitu semua kewajiban bank yang setiap waktu dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar oleh bank yang bersangkutan. Pada pos ini dimasukkan pula kiriman uang, kupon yang sudah jatuh tempo dan semua dan semua kewajiban yang berjangka waktu kurang dari 15 hari. c. Ekuitas yang terdiri dari modal disetor (tambahan modal disetor), agio/disagio, cadangan dan laba ditahan, Agio/disagio merupakan selisih lebih (kurang) setoran modal yag diterima bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya. Laba yang dibentuk berasal dari penyisihan laba bersih sesuai dengan keputusan pemilik atau Rapat Umum Pemegang Saham. Sedangkan laba ditahan adalah sisa laba/rugi
tahun-tahun
buku
sebelumnya
yang
belum
dibagikan
dan
atau
dipindahbukukan ke rekening lain dan ditambah laba/rugi tahun berjalan.
2.2.3.2 Laba/ Rugi Pendapatan bank terdiri : a.
Pendapatan bunga, yang terdiri dari pendapatan bunga dan pendapatan lain yang berkaitan langsung dengan pemberian kredit seperti komisi.
b.
Pendapatan operasional lainnya, yaitu pendapatan yang berupa pendapatan bukan bunga yang terdiri dari komisi selain kredit, pendapatan valuta asing serta pendapatan lainnya. Pendapatan operasional lainnya tersebut sebagian besar berupa pendapatan dari fee based activity.
c.
Pendapatan non operasional, yaitu Pendapatan yang berasal dari kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank, misalnya pendapatan dari penjualan aktiva tetap.
Beban Bank, terdiri dari : a.
Beban bunga, yaitu Beban bunga dan beban lainnya yang dikeluarkan secara langsung dalam rangka penghimpunan dana termasuk pemberian hadiah.
b.
Beban operasional lainnya, yaitu beban yang berupa beban bukan bunga yang terdiri dari beban administrasi dan umum, beban personalia, penyisihan dan penurunan atas aktiva produktif serta sebagai overhead cost.
beban operasional lainnya disebut pula
c.
Beban non operasional, yaitu beban yang diakibatkan dari kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank, misalnya rugi penjualan aktiva.
2.2.4 Laporan Komitmen dan Kontijensi Selain neraca dan laporan laba/rugi, sebuah bank diwajibkan untuk menyajikan laporan komitmen dan kontijensi. Komitmen dan kontijensi merupakan transaksi yang belum mengubah posisi aktiva dan pasiva bank pada tanggal laporan, tetapi harus dilaksanakan oleh bank apabila persyaratan yang disepakati dengan nasabah terpenuhi. Contoh komitmen adalah komitmen penyaluran kredit, sedangkan contoh kontijensi adala pemberian bank garansi.
2.3
Pasar modal Efisien Pasar modal adalah Pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas)
jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah public authorities maupun perusahaaan swasta (Husnan, 1994). Dana-dana jangka panjang yang merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang yang merupakan dana modal sendiri biasanya berbentuk saham. Sedangkan menurut Jones (1994) mendefinisikan pasar yang efisien adalah pasar dimana harga-harga sekuritasnya secara cepat dan tepat merefleksikan seluruh informasi yang tersedia. Semakin cepat informasi tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar tersebut. Dengan demikian, para pemodal sulit untuk memperoleh tingkat keuntungan diatas keuntungan normal secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di bursa efek. Tingkat keuntungan diatas normal diperoleh apabila tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Bahkan sebaliknya pihak lain mungkin menggunakan pengertian yang berbeda. Sebagai misal, West (1975) membedakan internal dan external efficiency. External Efficiency menunjukkan bahwa pasar berada dalam keadaan keseimbangan sehingga keputusan perdagangan saham berdasarkan atas informasi yang tersedia di pasar tidak bisa memberikan tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan seimbang. Sedangkan internal efficiency, sebaliknya, menunjukkan bahwa pasar modal tersebut bukan hanya memberikan harga yang benar tetapi juga memberikan berbagai
jasa yang di perlukan oleh para pembeli dan penjual dengan biaya serendah mungkin. Dengan demikian secara formal pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, maka semakin efisien pasar modal tersebut. Pada dasarnya, konsep pasar modal yang efisien memberikan penjelasan bagaimana harga saham menyesuaikan dengan informasi baru. Hipotesis utama dari pasar yang efisien adalah bahwa harga saham secara akurat merefleksikan informasi yang tersedia. Dengan demikian, tidak ada sekuritas yang secara konsisten menghasilkan penghasilan diatas normal dan harga saham akan menyesuaikan dengan cepat dan tepat terhadap informasi yang baru. Pasar modal mempunyai peran dan manfaat penting dalam perekonomian suatu negara karena menciptakan fasilitas bagi keperluan industri atau investor dalam memenuhi permintaan dan penawaran. Kunci utama untuk mengukur pasar modal yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Ada tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar modal berdasarkan ketiga macam bentuk informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat, sebagai berikut (Jogiyanto, 2003) : 1.
Efisiensi pasar bentuk lemah (weak-form market efficiency) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas
tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Jika pasar efisien dalam bentuk lemah, maka investor atau pemodal tidak dapat menggunakan informasi itu untuk mendapatkan keuntungan diatas keuntungan normal. 2.
Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (The semi strong-form market efficiency) Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritasnya secara penuh
mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emiten. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal . 3.
Efisiensi pasar bentuk kuat (Strong-form market efficiency)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada induvidual investor atau pemodal yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
Pasar yang efisien dapat terjadi karena dengan adanya peristiwa-peristiwa sebagai berikut : 1. Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. 2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. Umumnya pelaku pasar mendapatan informasi lewat radio, koran atau media masa lainnya, sehingga informasi tersebut dapat diterima pada saat bersamaan. 3. Informasi yang dihasilakan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi dihasilkan secara random mempunyai arti bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru. 4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk
mencapai
keseimbangan
yang
baru
dan
mampu
memahami
dan
menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik.
2.4
Bursa Efek Bursa efek adalah Perusahaan yang jasa utamanya adalah menyelenggarakan
kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder (Husnan, 1994). Setelah sekuritas terjual di pasar perdana, sekuritas tersebut kemudian didaftarkan di bursa efek, agar dapat di perjual-belikan di bursa. Indonesia terdapat dua bursa yaitu PT. Bursa Efek Jakarta (PT BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (PT BES).
2.5
Harga Saham Menurut buku yang ada di Pasar Modal Indonesia (2003), Saham adalah
sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Harga saham dapat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran, harga saham akan cenderung naik bila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran. Harga saham tidak dapat diprediksi atau mempunyai pola tidak tentu, ia bergerak mengikuti random walk sehingga pemodal harus puas dengan normal return dengan tingkat keuntungan yang diberikan oleh mekanisme pasar (Husnan, 1994). Ada dua analisis yang digunakan untuk menentukan harga saham, yaitu (Jogiyanto, 2003) : 1. Analisis Teknikal (Technical Analysis), yaitu menentukan harga sahan dengan menggunakan data pasar dari saham misalnya harga saham, volume transaksi saham dan indeks pasar. 2. Analisis Fundamental (Fundamental Analisis), yaitu menentukan harga saham dengan menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan misalnya laba, deviden yang dibayar, penjualan, pertumbuhan dan prospek perusahaan dan kondisi perusahaan.
Jika terjadi kondisi fundamental perusahaan (kinerja keuangan dan operasional perusahaan), biasanya diikuti dengan kenaikan harga saham di Bursa. Informasi tentang perbaikan atau penurunan prestasi dapat diketahui setelah laporan keuangan dikeluarkan. Aksi korporasi seperti pembagian deviden, stock split , right issue akan mempengaruhi juga pergerakan harga saham. Disamping itu faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah faktor makro ekonomi, politik, keamanan, pengaruh pasar saham secara keseluruhan atau kejadian lain yang dianggap mempengaruhi kinerja emiten tersebut (Wahyudi, 2003).
2.6
Return Saham Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham
yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain (Wahyudi, 2003). Bentuk dari current income berupa keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik berupa deviden sebagai hasil kinerja fundamental perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan positif, Bila harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya. Menurut Adenso (1997) kinerja suatu saham dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk alat pengukur efisiensi perusahaan. Jika harga saham merefleksikan seluruh informasi mengenai perusahaan di masa lalu, sekarang, dan yang akan datang, maka kenaikan harga saham dapat dianggap sebagai indikasi perusahaan yang efisien. Pengertian return saham dalam penelitian ini sama dengan capital gain, karena belum ada pembagian deviden. Return yang merupakan perubahan harga sahan akan digunakan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini, dihitung dengan cara menjumlahkan perubahan harga suatu saham secara harian pada periode pengamatan. Perhitungan return saham dirumuskan sebagai berikut: Return Saham = ∑ (HS t – HS t-1) HS t
: Harga saham hari ke t
HS t-1 : Harga saham t-1 Menurut Husnan (1994), terdapat korelasi antara tingkat keuntungan suatu saham dengan perubahan pasar (indeks pasar). Kalau perubahan pasar bisa dinyatakan sebagai tingkat keuntungan indeks pasar, maka tinggkat keuntungan suatu saham (Ri) bisa dinyatakan sebagai : Ri = ai + Rm Ai
= Bagian dari tinggkat keuntungan saham I yang tidak di pengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar
Rm
= Tingkat keuntungan indeks pasar
Βi
= Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri kalau terjadi perubahan pada Rm
β merupakan parameter untuk mengukur perubahan pada Ri jiksa terjadi perubahan pada Rm. Jika nilai β =1 dapat dikatakan perubahan tingkat keuntungan saham i paralel dengan perubahan tingkat keuntungan pasar. Sedangkan jika nilai β >1, perubahan tingkat keuntungan atau disebut sebagai excess return saham i, sebaliknya jika nilai β < 1, perubahan tingkat keuntungan pasar diatas tingkat perubahan sekuritas i atau disebut excess return portofolio pasar.
2.7
Efisiensi Bank Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efisiensi didefinisikan sebagai
hubungan antara barang dan jasa yang dihasilkan dengan sumber daya yang dipakai untuk memproduksi. Perusahaan dapat dikategorikan efisien tergantung dari cara manajemen memproses input menjadi output. Perusahaan yang efisien adalah Perusahaan yang dapat memproduksi lebih banyak output dibandingkan dengan pesaingnya dengan sejumlah input yang sama atau mengkonsumsi input lebih rendah untuk menghasilkan sejumlah output yang sama. Untuk mengukur efisiensi suatu bank dapat dinilai melalui beberapa rasio efisiensi bank yaitu : 1.
(Biaya Operasional terhadap Pendapatan operasional (BOPO). Besarnya jumlah beban operasional dalam laporan keuangan bank diperoleh
melalui penjumlahan biaya bunga dan biaya operasional lainnya yang terdiri dari biaya umum administrasi. Sedangkan pendapatan operasional diperoleh dari pejumlahan pendapatan bunga dan pendapatan lainnya yang terdiri dari komisi, pendapatan dari transaksi valuta asing. 2.
Cost Efficiency Ratio (CER). Cost Efficiency Ratio adalah perbandingan antara biaya operasional lainnya
dengan net interest income ditambah dengan pendapatan operasional lainnya. Rasio ini untuk mengukur seberapa besar biaya opersional lainnya memberikan kontribusi terhadap pendapatan bunga bersih ditambah dengan pendapatan operasional lainnya. Semakin kecil rasio ini, maka sebuah banksemakin efisien terutama ditinjau dari pengeluaran baiaya operasional lainnya, yang terdiri dari biaya umum dam administrasi, biaya tenaga
kerja. Dalam biaya umum dan administrasi, antara lain termasuk biaya telepon, listrik, sewa gedung, kendaraan, pemeliharaan dan lain-lain. 3.
Overhead Efficiency Overhead Efficiency merupakan rasio antara Pendapatan operasional lainnya
dengan
baiya overhead (Grier, 2001). Rasio ini menunjukkan efisiensi bank dalam
menghasilkan pendapatan operasional lainnya dengan sumber daya yang ada. Pendapatan operasional lainnya adalah pendapatan diluar pendapatan bunga kredit bank atau yang lebih dikenal fee based income. Fee based income merupakan salah satu alternatif bagi bank untuk menghasilkan keuntungan mengingat semakin tipisnya margin antara bunga pinjaman dan bunga dana. Dengan semakin tinggi tuntutan konsumen akan produk perbankan, pesatnya teknologi informasi, maka peluang untuk memperoleh keuntungan. Data yang digunakan untuk menghitung overhead efficiency diperoleh dari laporan labarugi yang berasal dari biaya tenaga kerja atau tunjangan dan Biaya administrasi dan umum. 4.
Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk Merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan untuk pengukuran efisiensi
perusahaan, dimana sebagai input adalah Financial capital sedangkan outputnya adalah tingkat keuntungan dan resiko (Adenso, 1997). Semakin tinggi risiko portofolio maka semakin membutuhkan tingkat pengembalian (hasil) yang lebih tinggi juga. 5.
Price Earning Ratio (PER) Price earning rasio untuk mengevaluasi nilai saham yang beredar di bursa. Rasio
ini menggambarkan besarnya perbandingan antara harga pasar saham per lembar dengan laba per saham (earning per share). Jika PER tinggi berarti harga saham itu terlalu mahal, atau dengan saham akan memperoleh laba yang kecil. Dengan demikian calon pembeli yaitu investor akan memperoleh keuntungan lebih besar jika pembeliannya pada saat PER rendah karena akan cenderung mengalami kenaikan harga, dan jika nilai yang tinngi maka menunjukkan saat yang tepat untuk menjual saham. Dengan demikian PER berguna bagi investor untuk mengetahui kapan harus membeli dan menjual sahamnya sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari selisih harga (Capital gain).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian Peneliti hanya mengambil tiga puluh sampel perusahaan sebagai pembanding.
karena banyak perusahaan perbankan yang belum melakukan atau melaporkan Laporan Keuangan tahunan 2008 maka data yang diambil laporan keuangan laba rugi tahun 2007 yang dilaporkan tahun 2008. Laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting karena dengan adanya laporan keuangan maka perusahaan dapat melihat apakah kinerja perusahaan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Selain itu laporan keuangan juga dapat digunakan untuk memperkirakan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan dalam mengambilan suatu keputusan apabila perusahaaan mengalami kemunduran misalnya kebangkrutan dan lain-lainnya. Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah tiga puluh perusahaan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai kriteria sebagai berikut : a. Perusahaan Perbankan yang listed pada Bursa Efek Indonesia yang terdaftar sampai dengan tahun 2008. b. Mempunyai data yang dibutuhkan dalam penelitian.
3.2
Periode Penelitian Periode penelitian selama enam bulan yaitu mulai bulan Januari 2008-Juni 2008
mengenai data yang berhubungan dengan perusahaan Perbankan.
3.3
Data Data yang diteliti adalah variabel-variabel efisiensi bank yaitu : (Biaya Opersional
(BOPO), Cost of efficiency Ratio (CER), Overhead Efficiency dan Price Earning Ratio (PER), merupakan rasio-rasio keuangan yang diperoleh dari angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan (Neraca dan Laporan Laba/Rugi) yang dikeluarkan oleh masingmasing emiten bank pada tahun 2008. Sedangkan variabel efisiensi lainnya (Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk) dan return Saham Harian diperoleh dari data harian
Harga Saham setiap emiten bank dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 30 hari kerja yang disampaikan laporan keuangan kepada Bapepam dan Bursa Efek Indonesia.
3.4
Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari studi literatur mengenai Perbankan dan dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.5
Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data observasi dengan data
sekunder berupa Laporan Keuangan perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah pengaruh Variabel Efisiensi Bank terhadap Return Sahamnya, dimana sebagai: Variabel Dependen
: Return Saham Harian
Variabel Independen : 1. (Biaya Operasional : Pendapatan Operasional (BOPO). 2. Cost Efficiency Ratio (CER). 3. Overhead Efficiency 4. Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk 5. Preci Earning Ratio (PER).
3.6
Alat Analisis Data yang telah terkumpul dan diolah dengan menggunakan program Microsoft
Excel untuk menghasilkan efisiensi dan return bank. Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Multiple regression analysis (regresi berganda) dengan bantuan SPSS 10 for windows. Analisis regresi digunakan untuk karena selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel dependen dan variabel independen (Koncoro, 2001). Regresi berganda digunakan ketika beberapa variabel independen diregresikan dengan sebuah variabel dependen (Sekaran, 2001). Analisis regresi berganda juga
digunakan untuk mengukur hubungan kausal antara suatu variabel dengan variabel lainnya dimana variabel yang mempengaruhi (independen variabel) lebih dari satu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis berganda yang terdiri dari : Biaya Operasional (BOPO), Cost Efficiency Ratio (CER), Overhead Efficiency (OHE), Opportunity Cost of Capital with Sistematic Risk. Sehingga hubungan antara variabelvariabel Efisiensi dengan Return Saham Bank dirumuskan sebagai berikut (Wardoyo, 1999) : R = c + α1 BOPO + α2 CER + α3 OHE + α4 OCS + α5 PER Dimana : R
= Return
BOPO = Biaya Operasional : Beban Operasional CER
= Cost Efficiency Ratio
OHE = Overhead Efficiency OCS
= Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk
PER
= Price Earning Ratio
c
= Constanta
α 1, 2,..= Koefisien Regresi Dari persamaan regresi linier berganda yang didapat, dilakukan pengujianpengujian sebagai berikut :
3.7
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik terdiri dari 4 macam yaitu :
1.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah salah satu alat uji asumsi regresi yang bertujuan
untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (multiko). Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat pada Collinearity Statistics pada tabel Coefficien. Pada Collinearity Statistics tersebut terdapat nilai Varian Inflation Faktor (VIF) dan Tolerance. Jika nilai VIF ada disekitar angka 10 dan nilai Toleran mendekati angka 0,1 maka terjadi multiko.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kerelasi diantara variabel independen.
Terdapat
bermacam-macam
cara
untuk
menghilangkan
gejala
multikolinearitas dalam suatu model regresi antara lain dengan menambah data sampel atau menghilangkan salah satu atau beberapa variabel yang mempunyai nilai korelasi yang tinggi. 2.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari sutu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut
homoskedastisitas,
demikian
sebaliknya
jika
varian
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dilihat pada grafik skatterplot . Jika titik-titik dalam grafik menyebar tidak membentuk pola tertentu (bergelombang,melebar, menyempit) serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen berdasrkan masukan variabel independen. 3.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada
korelasi antara kesalahan penganggu pada t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada probem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah time series atau berdasarkan waktu berkala. Konsekuensi dengan adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah interval keyakinan menjadi lebar , dimana jika dipaksakan akan bias. Dalam mengambil keputusan terutama tentang signifkasi atau tidaknya secara statistik bagi setiap koefisien regresi yang diuji. Deteksi adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. 4.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data pada grafik normal P-P Plot of Regression Standardlized residual akan terletak disekitar garis diagonal. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal.
3.8
Pengujian Hipotesis
1.
Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen (variabel
efisiensi yaitu BOPO, CER, OHV, OPPCS, PER), secara bersama-sama mempengaruhi terhadap variabel dependenya (Return). Ho : α1 = α2 = α3 = α4 = α5, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabelvariabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hi : α1 = α2 = α3 = α4 = α5, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap dari variabelvariabel independen secara bersamama terhadap variabel dependen. Pada uji ini menggunakan uji satu sisi dengan tingkat signifikan sebesar 5% untuk mendapatkan nilai F tabel, sedangkan untuk menarik kesimpulan dari persamaan yang didapat digunakan pedoman sebagai berikut :
2.
•
Jika F hitung < F tabel, atau terletak didaerah penerimaan Ho maka Ho diterima.
•
Jika F hitung > F tabel, atau terletak didaerah penolakan Hi maka Hi di tolak. Uji Koefisien Regresi secara individual (Uji t) Uji t (uji individual) digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan. • Uji terhadap α1 Ho : α1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel BOPO (biaya operasional) terhadap return. Hi : α1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel BOPO (biaya operasional) terhadap Return.
Apabila t hitung menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat signifikan 5%, degree of freedom (N-1), maka koefisien regresi variabel BOPO (biaya operasional) adalah signifikan. • Uji terhadap α2 Ho : α2 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel CER (Cost Efficiency Ratio) terhadap Return. Hi : α2 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel CER (Cost Efficiency Ratio) terhadap Return. Apabila t hitung menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat signifikan 5%, degree of freedom (N-1), maka koefisien regresi variabel CER (Cost Efficiency Ratio) adalah signifikan. • Uji terhadap α3 Ho : α3 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel OHV(Overhead Efficiency) terhadap Return. Hi : α3 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel OHV(Overhead Efficiency) terhadap Return. Apabila t hitung menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat signifikan 5%, degree of freedom (N-1), maka koefisien regresi variabel OHV (Overhead Efficiency) adalah signifikan. • Uji terhadap α4 Ho : α4 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel OPPCS (Opportunity Cost of Capital with Sistematic Risk) terhadap Return. Hi : α4 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel OPPCS (Opportunity Cost of Capital with Sistematic Risk) terhadap Return. Apabila t hitung menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat signifikan 5%, degree of freedom (N-1), maka koefisien regresi variabel OPPCS (Opportunity Cost of Capital with Sistematic Risk) adalah signifikan. • Uji terhadap α5 Ho : α5 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel PER (Price Earning Ratio) terhadap Return.
Hi : α5 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel PER (Price Earning Ratio) terhadap Return. Apabila t hitung menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat signifikan 5%, degree of freedom (N-1), maka koefisien regresi variabel PER (Price Earning Ratio) adalah signifikan.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
4.1. Perbankan dan Pasar Modal Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa dalam lalulintas peredaran uang. Bank juga sangat berguna dalam lingkungan masyarakat karena dengan terbentuknya bank dapat di manfaatkan oleh masyarakat dalam perputaran uang dimana bank dapat memberikan jasa kepada masyarakat yang membutuhkan dana yaitu misalnya dengan meminjamkan dana. Seiring berjalannya waktu industri perbankkan saat ini mengalami kemajuan dan kemunduran, bank dikatakan mengaami kemaju karena sekarang ini banyak bank-bank yang bermunculan atau bank baru dimana setiap bank mempunyai tujuan sendiri dalam menarik masyarakat yaitu dengan memberikan suatu kelebihan tersendiri dimana kelebihan itu tidak dimiliki oleh bank yang lain. Tetapi secara umum fasilitas yang diberikan oleh bank semuanya hampir sama, yaitu dengan memberikan kemudahan dalam melakukan suatu transaksi yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya adanya ATM, kartu kredit dan sebagainya sehingga terjadi suatu persaingan. Selain itu bank juga sering mengalimi kemunduran, dinama banyak bank-bank yang mengalami likuidasi atau kebangkrutan sehingga bank tersebut melakukan merger dengan bank yang mempunyai dana yang lebih. Dengan terjadinya krisis yang sangat besar karena akibat dari dampak krisis global yang terjadi di Amerika Serikat, banyak bank yang tutup karena kekurangan dana. Dan untuk mengatasi itu maka bank harus menyediakan dana yaitu berupa uang yang sangat besar untuk menutup dan membiayai segala kegiatan operasional misalnya hutang, sehingga bank dapat beroperasi kembali sesuai dengan apa yang menjadi tujuan suatu perusahaan khususnya pada perbankan. Selain itu dampak yang sangat dirasakan oleh industri perbankan yaitu yang terjadi di Pasar Modal Bursa Efek Indonesia. Dengan terjadinya krisis tersebut maka perdagangan di tutup untuk sementara karena untuk melihat dan menstabilkan kondisi yang terjadi pada pasar modal. Pasar modal merupakan proses penjualan saham. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempunyai data-data yang dibutuhkan baik untuk perusahaan maupun
untuk penelitian, yaitu berupa laporan keuangan Bank yang harus di publikasikan atau di loporkan ke Bapepam.
4.2. Data Variabel Untuk menggukur masing-masing variabel maka dibutuhkan data yang diperoleh merupakan dari laporan keuangan yaitu laporan laba dan rugi, Harga saham, ICMD. Variabel-variabel tersebut antara lain : 1. Biaya Operasional (BOPO) Biaya operasional merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang digunakan untuk menjalankan segala kegiatan yang berhubungan dengan operasional suatu perusahaaan. Sehingga untuk mencari Biaya Operasional dapat dirumuskan sebagai berikut:
BOP =
Beban Operasiona l x100% Pendapa tan Operasiona l
Hasil perhitungan BOPO pada setiap perusahaan Bank selengkapnya terdapat di lampiran. Berikut hasil perhitungan BOPO secara ringkas : Tabel 4.2.1 Perhitungan BOPO No.
Nama Perusahaan
BOPO
1
PT Bank Agroniaga Tbk
-0.68420928
2
PT Bank Bukopin
0.600144295
3
PT Bank Int. Indonesia (BNII)
0.544611116
4
PT Bank Artha Graha
0.680015473
5
PT Bank Bumi Artha Tbk
0.488984991
6
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
-0.50443632
7
PT Bank Capital Indonesia Tbk
0.6342678
8
PT Bank Central Asia Tbk
-0.4132977
9
PT Bank Century Tbk
0.662814631
10
PT Bank Danamo Indonesia Tbk
0.420326103
11
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
0.589391667
12
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
0.558972583
13
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
-0.36448248
14
PT Bank Kesawan Tbk
0.639061009
15
PT Bank Lippo Tbk
-0.44062584
16
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
-0.4656625
17
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
0.55486148
18
PT Bank Mega Tbk
-0.58406387
19
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
-0.49807961
20
PT Bank Niaga Tbk
-0.51582192
21
PT Bank NISP Tbk
0.550823358
22
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
-0.65818994
23
PT Bank Pan Indonesia Tbk
0.481348356
24
PT Bank Permata Tbk
-0.4392209
25
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
-0.28157837
26
PT Bank Swadesi Tbk
0.659998995
27
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
-0.37509002
28
PT Bank UOB Buana Tbk
0.370798335
29
PT Bank Victoria International Tbk
0.772665488
30
PT Bank Multicolor Tbk
0.538839162
Sumber : Bursa Efek Indonesia 2. Cost Efficiency Ratio Dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Biaya Operasional lainnya CER = x100% Net interest Income + Pend. Operasional lainnya
Hasil dari perhitungan CER pada setiap perusahaan Perbankan selengkapnya terdapat pada lampiran. Berikut hasil perhitungan CER secara ringkas :
Tabel 4.2.2 Perhitungan CER No.
Nama Perusahaan
CER
1
PT Bank Agroniaga Tbk
-0.89223292
2
PT Bank Bukopin
0.643699466
3
PT Bank Int. Indonesia (BNII)
0.913657645
4
PT Bank Artha Graha
0.000920703
5
PT Bank Bumi Artha Tbk
0.687134377
6
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
-0.64214274
7
PT Bank Capital Indonesia Tbk
0.525878025
8
PT Bank Central Asia Tbk
-0.47355492
9
PT Bank Century Tbk
0.848746919
10
PT Bank Danamo Indonesia Tbk
0.611683637
11
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
0.54853806
12
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
0.860631213
13
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
-0.58634045
14
PT Bank Kesawan Tbk
0.879999172
15
PT Bank Lippo Tbk
0.559668164
16
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
-0.51473797
17
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
0.747859058
18
PT Bank Mega Tbk
-0.48259965
19
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
-0.65756923
20
PT Bank Niaga Tbk
-0.68295437
21
PT Bank NISP Tbk
0.769245555
22
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
-0.64883627
23
PT Bank Pan Indonesia Tbk
0.463498674
24
PT Bank Permata Tbk
-0.63960594
25
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
-0.48706545
26
PT Bank Swadesi Tbk
0.7445423
27
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
-0.49746866
28
PT Bank UOB Buana Tbk
-0.5642757
29
PT Bank Victoria International Tbk
0.44997986
30
PT Bank Multicolor Tbk
0.42675859
Sumber : Bursa Efek Indonesia 3. Overhead Efficiency Dapat di hutung dengan rumus sebagai berikut : Other Operating Income OHV = Overhead Cost Sehingga hasil dari perhitungan OHV pada setiap perusahaan Perbankan selengkapnya terdapat pada lampiran. Berikut hasil perhitungan OHV secara ringkas : Tabel 4.2.3 Perhitungan OHV No.
Nama Perusahaan
OE
1
PT Bank Agroniaga Tbk
-0.04876653
2
PT Bank Bukopin
0.324646389
3
PT Bank Int. Indonesia (BNII)
0.513679801
4
PT Bank Artha Graha
0.370002201
5
PT Bank Bumi Artha Tbk
0.132177885
6
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
-0.1882829
7
PT Bank Capital Indonesia Tbk
0.382460662
8
PT Bank Central Asia Tbk
-0.49673155
9
PT Bank Century Tbk
0.662604817
10
PT Bank Danamo Indonesia Tbk
0.249559618
11
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
0.232833283
12
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
0.082982563
13
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
-0.05451647
14
PT Bank Kesawan Tbk
0.267329815
15
PT Bank Lippo Tbk
0.592337539
16
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
-0.42183984
17
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
0.085667348
18
PT Bank Mega Tbk
-0.310411
19
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
-0.67910071
20
PT Bank Niaga Tbk
-0.57525631
21
PT Bank NISP Tbk
0.326427098
22
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
-0.23252851
23
PT Bank Pan Indonesia Tbk
0.550550566
24
PT Bank Permata Tbk
-0.55114685
25
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
-0.23722752
26
PT Bank Swadesi Tbk
0.138833273
27
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
-0.57038578
28
PT Bank UOB Buana Tbk
-0.43137766
29
PT Bank Victoria International Tbk
1.307924341
30
PT Bank Multicolor Tbk
0.662258224
Sumber : Bursa Efek Indonesia 4. Opportunity Cost of Capital with Sistematic Risk Dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Total Resiko = Resiko sistemats + Resiko tidak sistematis
Untuk menghitung total resiko didapat dari variance (σ²) harga saham. Sehingga hasil perhitungan Opportunity Cost setiap perusahaan Perbankan sebagai berikut : Tabel 4.2.4 Perhitungan OPCS No.
Nama Perusahaan
OPCS
1
PT Bank Agroniaga Tbk
0
2
PT Bank Bukopin
183.591954
3
PT Bank Int. Indonesia (BNII)
2712.672414
4
PT Bank Artha Graha
43.63793103
5
PT Bank Bumi Artha Tbk
297.4126437
6
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
688.0505747
7
PT Bank Capital Indonesia Tbk
3.075862069
8
PT Bank Central Asia Tbk
21324.71264
9
PT Bank Century Tbk
51.16781609
10
PT Bank Danamo Indonesia Tbk
131850.5747
11
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
108.5057471
12
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
48.41954023
13
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
15.91264368
14
PT Bank Kesawan Tbk
0
15
PT Bank Lippo Tbk
17935.74713
16
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
325583.3333
17
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
270
18
PT Bank Mega Tbk
428.1609195
19
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
2257.586207
20
PT Bank Niaga Tbk
1921.954023
21
PT Bank NISP Tbk
21.72413793
22
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
0
23
PT Bank Pan Indonesia Tbk
259.8850575
24
PT Bank Permata Tbk
149..8850575
25
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
89198.27586
26
PT Bank Swadesi Tbk
0
27
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
43732.75862
28
PT Bank UOB Buana Tbk
1060.344828
29
PT Bank Victoria International Tbk
94.63793103
30
PT Bank Multicolor Tbk
106.8517241
Sumber : Bursa Efek Indonesia 5. Price Earning Ratio Dapat di hutung dengan rumus sebagai berikut : Harga Per lembar saham PER = Earning Per Share
Hasil perhitungan yang didapat adalah sebagai berikut : Tabel 4.2.5 Perhitungan PER No.
Nama Perusahaan
PER
1
PT Bank Agroniaga Tbk
120.29
2
PT Bank Bukopin
8.53
3
PT Bank Int. Indonesia (BNII)
34.01
4
PT Bank Artha Graha
91.65
5
PT Bank Bumi Artha Tbk
29.98
6
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
31.72
7
PT Bank Capital Indonesia Tbk
13.1
8
PT Bank Central Asia Tbk
20.05
9
PT Bank Century Tbk
29.84
10
PT Bank Danamo Indonesia Tbk
18.87
11
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
0
12
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
19.84
13
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
7.02
14
PT Bank Kesawan Tbk
39.52
15
PT Bank Lippo Tbk
11.56
16
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
11.67
17
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
44.23
18
PT Bank Mega Tbk
9.83
19
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
32.08
20
PT Bank Niaga Tbk
14.19
21
PT Bank NISP Tbk
20.93
22
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
15.01
23
PT Bank Pan Indonesia Tbk
14.39
24
PT Bank Permata Tbk
13.83
25
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
18.84
26
PT Bank Swadesi Tbk
32.88
27
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
0
28
PT Bank UOB Buana Tbk
16.3
29
PT Bank Victoria International Tbk
7.16
30
PT Bank Multicolor Tbk
34.62
Sumber : IMCD (Indonesian Market Capital Directory)
6. Return Harian Dapat di hutung dengan rumus sebagai berikut :
Return saham = ∑ (Harga Saham hari ke t – Harga Saham Hari t-1) Hasil perhitungan return harian perusahaan Perbankan adalah sebagai berikut : Tabel 4.2.6 Perhitungan Return No.
Nama Perusahaan
RETURN
1
PT Bank Agroniaga Tbk
0
2
PT Bank Bukopin
0.02667
3
PT Bank Int. Indonesia (BNII)
-0.01087
4
PT Bank Artha Graha
-0.03125
5
PT Bank Bumi Artha Tbk
0
6
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
0
7
PT Bank Capital Indonesia Tbk
0
8
PT Bank Central Asia Tbk
0.02632
9
PT Bank Century Tbk
0.06723
10
PT Bank Danamo Indonesia Tbk
-0.07812
11
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
0
12
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
-0.01471
13
PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
-0.02419
14
PT Bank Kesawan Tbk
0
15
PT Bank Lippo Tbk
-0.07692
16
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
0.0087
17
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
0
18
PT Bank Mega Tbk
0
19
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
0
20
PT Bank Niaga Tbk
-0.01493
21
PT Bank NISP Tbk
0
22
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
0
23
PT Bank Pan Indonesia Tbk
0.05
24
PT Bank Permata Tbk
-0.01087
25
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
0.06723
26
PT Bank Swadesi Tbk
0
27
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional
0
28
PT Bank UOB Buana Tbk
0
29
PT Bank Victoria International Tbk
0
30
PT Bank Multicolor Tbk
0
Sumber : Bursa Efek Indonesia
4.3. Hasil Penelitian Setelah melalui pengamatan dan pengambilan sampel data, data yang diteliti adalah variable-variabel yang merupakan rasio-rasio keuangan dari angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan yang dikeluarkan oleh masing-masing emiten bank pada tahun buku 2008. Dari persamaan regresi linier berganda yang didapat dilakukan pengujian-pengujian sebagai berikut:
4.3.1 Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independent. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat tingkat variance inflation factor (VIF) dan nilai tolerance.
Nilai Tolerance yang dipakai adalah 0,10 atau sama dengan VIF 10. Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10 maka variable bebas tersebut tidak multikolinearitas antar antar variable bebas model regresi : Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Multikolinearitas Coefficientsa Standardize Unstandardized d
Collinearity
Coefficients
Statistics
Coefficients
Std. Model
Toleran
B
Error
.220
.502
BOPO
.332
.096
.275
CER
.257
.071
OE
.344
PER OPPCS
1 (Constant)
Beta
t
Sig.
.439
.662
ce
VIF
3.451 .001
.928
1.077
.291
3.600 .000
.905
1.105
.109
.258
3.154 .002
.885
1.130
.448
.088
.266
2.198 .004
.903
1.107
.201
.155
.322
1.601 .003
.857
1.005
a. Dependent Variable: RETURN
Dari Tabel 4.2.1 dapat dilihat bahwa hasil pengujian menunjukkan tidak terdapat data dengan nilai tolerance value dibawah 0,1 dan nilai VIF diatas 10, dengan demikian tidak terjadi multikolinearitas.
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variable terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara zpred dan sresid, apabila penyebaran tidak ada pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.2.2 Uji Heteroskedastisitas Aktivitas 30 Bank Per 2008 Scatter Plot 0.10000
RETPBN
0.00000 -0.10000 -0.20000
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
-0.30000
30
-0.40000
30
30 30
-0.50000 2200.00000
2400.00000
2600.00000
2800.00000
IHSGBN
Berdasarkan Gambar 4.2.2 (grafik scatterplot) dapat dilihat bahwa seluruh model regresi memiliki grafik scatterplot dengan titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu dengan jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, atau tidak membentuk pola U maupun U terbalik, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
4.3.3
Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji yang digunakan adalah uji Durbin-Watson. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dapat ditunjukkan pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model 1
R .577 a
R Square .333
Adjusted R Square .315
Std. Error of the Estimate .48121
DurbinWatson 2.243
. Data 2009 Olah
Tabel 4.9 Tabel Statistik Durbin-Watson Durbin Watson (DW)
Kesimpulan
< 1,10
Ada Autokorelasi
1,10 – 1,54
Tanpa Kesimpulan
1,55 – 2,46
Tidak ada Autokorelasi
2,47 – 2,90
Tanpa Kesimpulan
> 2,91
Ada Autokorelasi
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada Tabel 4.8 diperoleh 2,243 dimana hasil terletak antara 1,55-2,46 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada autokorelasi pada model regresi.
4.3.4
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
dependen, variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui adanya distri normal yaitu dengan melihat bahwa nilai-nilai sebaran data pada grafik normal P-Plot of Regression Standardlizet Residual akan terletak disekitar garis diagonal atau tidak terpencar jauh pada garis diagonal. Uji normalitas dapat dilihat dengan gambar 4.2.3 sebagai berikut :
Gambar 4.2.3 Uji Normalitas
Dari gambar diatas maka terlihat bahwa sebaran data-data terletak sekitar pada garis diagoanal dan tidak terletak jauh dari garis diagonal. Maka dengan demikian data tersebut merupakan distribusi normal. Dan dapat disimpulkan bahwa data terdsebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang terbentuk tersebut bebas dari bias karena telah memenuhi uji normalitas
dan
tidak
mengandung
multikolinearitas,
heteroskedastisistas
dan
autokorelasi. Oleh karena itu model regresi tersebut dapat digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis.
4.3.4 Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat baik yang secara simultan maupun parsial. a. Uji simultan ( Uji F ) Uji F dilakukan untuk menganalisa variabel BOPO, CER, OHV, OPPCS, dan PER, secara simultan terhadap variabel Y dengan taraf signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan analisis data diketahui F-hitung adalah 27953,941 dengan tingkat signifikansi 0,000. nilai signifikansi F-hitung sebesar 0,000 ≤ 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan terhadap return. Tabel 4.10 ANOVAa
Between People Within People
Sum of Squares 1569369 3.69E+08 1568739 3.70E+08 3.72E+08
Between Items Residual Total
Total
df 119 1 119 120 239
Mean Square 13187.974 368507864.3 13182.680 3083971.694 1555004.068
F 27953.941
Sig .000
Grand Mean = 1239.1129352 a. The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas (independent) secara simultan terhadap variabel dependen, dapat dilihat dari besarnya koefisien adjusted R2 karena dalam penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel bebas. Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1
R .577 a
R Square .333
Adjusted R Square .315
Std. Error of the Estimate .48121
DurbinWatson 2.243
. Sumber Data 2009 .
b. Uji Parsial (Uji-t) Untuk menganalisis model regresi yang diajukan, maka diikhtisarkan pada tabel 4.12 sebagai berikut :
Tabel 4.12 Koefisien Regresi dan Hasil Uji t One-Sample Test Test Value = 95 95% Confidence Interval of the Sig. t BOPO
OE
CER
PER OPPC S
df
tailed)
(2- Mean Difference -
Difference Lower
Upper
-1.0343999E2
-6.3072231E1
-1.0555815E2
-7.0543823E1
-1.0935966E2
-6.1219954E1
-78.9160
-60.2887
8.436 29
.000
10.286 29
.000
7.247 29
.000
15.284 29
.000
-69.60233
2.203 29
.036
7.52779391E3 5.3997489E2
8.32561120E1 8.80509877E1 8.52898090E1
1.4515613E4
Olah Data 2009 a) Uji t pada variabel Biaya operasional : Pendapatan Operasional (BOPO) Dengan pengujian yang menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%. Hasil hitungan pada regresi berganda diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi t < 0.05, maka Hi : α1 ≠ 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya Operasional : Pendapatan Operasional secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dilihat dari t hitung = 8.436 menunjukan nilai lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5%, degree of freedom = 29, maka koefisien regresi variable Biaya Operasional : Pendapatan Operasional adalah signifikan. b) Uji t pada variabel Overhead Efficiency (OHV) Dengan pengujian yang menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%. Hasil hitungan pada regresi berganda diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan nilai t > 0.05, maka Hi : α2 ≠ 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variable overhead
efficieny (OHV) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dilihat dari t hitung =10.286 menunjukan nilai lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5%, degree of freedom = 29, maka koefisien regresi variable Overhead Efficiency adalah signifikan. c) Uji t pada variabel Cost Efficiency Ratio (CER) Dengan pengujian yang menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%. Hasil hitungan pada regresi berganda diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. nilai signifikansi t > 0.05, maka Hi : α3 ≠ 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Cost Efficiency Ratio secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dilihat dati t hitung = 7.247 menunjukan nilai lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5%, degree of freedom 29 ,maka koefisien regresi variable Cost Efficiency Ratio adalah signifikan. d) Uji t pada variabel Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk (OPPCS) Dengan pengujian yang menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%. Hasil hitungan pada regresi berganda diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. nilai signifikansi t > 0.05, maka Hi : α4 ≠ 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dilihat dari t hitung = 15.284 menunjukan nilai lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5%, degree of freedom 29, maka koefisien regresi variable Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk adalah signifikan. e) Uji t pada variabel Price Earning Ratio (PER) Dengan pengujian yang menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%. Hasil hitungan pada regresi berganda diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,036. nilai signifikansi t > 0.05, maka Hi : α4 ≠ 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Price Earning Ratio secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dilihat dari t hitung = 2.203 menunjukan nilai lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi 5%, degree of freedom 29, maka koefisien regresi variable Price Earning Ratio adalah signifikan.
4.2
Pembahasan Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa secara simultan variabel-variabel
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi F < 0,05. nilai koefisien determinasi adjusted R2 yang diperoleh adalah sebesar 0.315 adalah sebesar 31,5%. Rendahnya nilai adjusted R2 ini menunjukkan bahwa masih banyak kontribusi variabel- variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini yang mempengaruhi tingkat signifikasi, yaitu sebesar 68,5%. Namun demikian, dari hasil uji t dapat diperoleh hasil bahwa keseluruhan variabel independen (Biaya Operasioanl : Pendapatan Operasioanl, Overhead Efficiency, Cost Efficiency Ratio, Opportunity Cost of Capital with Systematic Risk, dan Price Earning Ratio) mempunyai pengaruh secara parsial yang positif dan signifikan terhadap return Bank di Bursa Efek Indonesia. Variabel terhadap pajak, secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap biaya operasional dan pendapatan operasional. Hal ini mengidentifikasikan bahwa semakin baik pendapatan operasional, maka akan tercipta pendapatan operasional dan biaya operasional sesuai dengan rencana. Variabel biaya operasional dan pendapatan operasional, secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari variabel-variabel efisiensi bank
yang telah diamati dan diteliti maka setelah dilakukan analisis data dan uji hipotesis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Dari hasil penelitian bahwa efisiensi bank yaitu Biaya Operasional, Overhead Efficiency, Cost Efficiency Ratio, Opportunity Cost of Capital with Sistematic Risk, Price Eraning Ratio berpengaruh secara positif terhadap return bank di Bursa Efek Indonesia.
2.
Dengan dilakukan efisiensi bank maka perusahaan dapat memprediksi kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang akan datang, misalnya terjadinya suatu krisis sehingga tidak mendapatkan return yang diharapakan tetapi sebaliknya yaitu kerugian yang sangat besar. Sehingga perusahaan dapat mengambil suatu keputusan yang sangat tepat apabila perusahaan dalam mengalami suatu masalah atau kendala.
3. Efisiensi merupakan suatu faktor dimana suatu perusahaan dapat mengetahui fakorfaktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan, sehingga perusahaan dapat menekan atau mengurangi tingkat pengeluaran untuk biaya operasional dengan lebih meningkatkan keuntungan yang diharapkan. Dan faktorfaktor yang mempengaruhi return bank yaitu BOPO, CER, OHV, OPPCS, dan PER, dimana ini dapat di buktikan dengan menggunakan uji t. Dan hasilnya adalah bahwa antara variabel independen dengan variabel dependen secara bersama-sama berpengaruh dengan tingkat signifikasi 0.000 < 0.05. 4. Efisiensi bank merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahan baik perusahan perbankan atau perusahan yang lain dimana perusahaan tersebut harus dapat mengoptimalkan dan menekan biaya operasional semaksimal mungkin yang berhubungan langsung dengan segala kegiatan suatu perusahaan. Karena apabila perusahaan dapat menjalankan atau beroperasional dengan baik maka kinerja perusahaan tersebut dapat meningkat dan dapat membantu untuk mencapai apa yang
diharapkan yaitu mengasilkan suatu keuntungan yang merupakan salah satu tujuan dari perusahaan.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Bagi Investor : Dalam pengambilan suatu keputusan untuk melakukan investasi dalam saham perbankan dengan pedoman kepada return (keuntungan), sebaiknya para investor juga harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain Biaya operasional, Cost Efficiecy Ratio, Overhead Efficiency, Opportunity Cost of Sistematic Risk
dan Price Earning Ratio. Karena dengan demikian maka perusahaan dapat
mengetahui kinerja perusahaan tersebut dalam beroperasi untuk mencapai tujuan yang di harapakan. Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham memiliki klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Harga saham sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran harga suatu saham akan cenderung naik bila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung turun ketika kelebihan penawaran maka bagi para pemilik perusahaan agar jeli terhadap kemampuan perusahaan baik dari segi apapun demi untuk mendapatan return (keuntungan) yang maksimal dan mendatangkan investor atau pemodal serta kelangsungan sebuah perusahaan. Bagi investor maupun bagi perusahaan juga harus memperhatikan atau mempredikasi berbagai hal yang dapat mengakibatkan kemungkinan kondisi suatu pasar khususnya pada Pasar modal. Dengan melakukan tingkat efisiensi bank maka perusahaan akan mempunyai suatu gambaran atau mengantisipasi dalam menghadapi berbagai masalah dimasa yang akan datang dan yang dapat merugikan perusahaan maupun bagi para investor. 2. Bagi penelitian selanjutnya Dalam penelitian ini masih perlu dilakukan perbaikan untuk dimasa yang akan datang. Penulis juga menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak kerterbatasannya, dimana keterbatasan tersebut adalah waktu penelitian yang sangat singkat dan data yang diteliti hanya satu tahun yaitu tahun 2008. Maka agar penelitian selanjutnya menghasilkan analisis yang lebih baik dibutuhkan periode yang lebih panjang misalanya
selama lima tahun atau bahkan lebih. Dan juga menambah variabel seperti SBI sehingga hasil penelitian lebih baik.