No.36/06/19/Th.III, 1 Juni 2016
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG) BULAN MEI 2016 INFLASI 1,30 PERSEN Pada Mei 2016 Kota Tanjungpandan mengalami Inflasi sebesar 1,30 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,44 setelah sebelumnya pada April 2016 mengalami deflasi yakni sebesar 0,66 persen dengan IHK 126,79. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada empat kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 2,23 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,21 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,05 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 3,89 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah : kelompok sandang sebesar 0,27 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,04 persen. Adapun kelompok kesehatan tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil. Tingkat inflasi tahun kalender Mei 2016 sebesar 0,39 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) sebesar 2,71 persen. Komponen inti pada Mei 2016 memberikan andil inflasi sebesar 0,43. Demikian juga komponen bergejolak memberikan andil inflasi sebesar 0,33 pesen; dan komponen yang harganya diatur oleh pemerintah inflasi sebesar 0,54 persen.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya didaerah perkotaan.Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100.Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan wilayah, paket komoditas, dan diagram timbang.Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK.Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Tanjungpandan pada Mei 2016 terjadi inflasi 1,30 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 126,79 pada April 2016 menjadi 128,44 pada Mei 2016. Tingkat inflasi tahun kalender 0,39 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) sebesar 2,71 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada empat kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 2,23 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,21 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,05 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 3,89 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah : kelompok sandang sebesar 0,27 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,04 persen. Adapun kelompok kesehatan tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil. Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain: daging ayam ras, angkutan udara, ikan kerisi, sayur kangkung, ikan bulat, kopi manis, rokok kretek filter, kentang, bawang putih dan buah semangka. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga pada Mei 2016 antara lain: ikan tongkol/ambu-ambu, cabai merah, ketimun, cabai rawit, udang basah, cumi-cumi, kepiting/rajungan, telur ayam ras, wortel dan emas perhiasan. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Mei 2016, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,63 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,25 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,43 persen.. Sedangkan yang memberikan andil/sumbangan deflasi kelompok sandang sebesar 0,02 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,002 persen. Sementara kelompok kesehatan tidak mengalami peubahan indeks atau relatif stabil.
2 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi Kota Tanjungpandan Mei 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
1) 2) 3)
Inflasi Tahun ke Tahun 3)
IHK Mei 2016
Inflasi Mei 20161)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
U m u m (Headline)
126.79
128.44
1.30
0.39
2.71
Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
128.72
131.59
2.23
-0.66
1.40
129.60 125.28 122.11 126.99 134.08 119.93
131.17 125.34 121.78 126.99 134.03 124.60
1.21 0.05 -0.27 0.00 -0.04 3.89
5.86 0.20 0.16 0.77 0.64 -5.83
7.54 1.14 0.39 3.01 8.25 -0.36
Kelompok Pengeluaran
1 2 3 4 5 6 7
Laju Inflasi Tahun Kalender 20162)
IHK April 2016
Persentase perubahan IHK Mei 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK Mei 2016 terhadap IHK Desember 2015 Persentase perubahan IHK Mei 2016 terhadap IHK Mei 2015
Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan (2012=100) Mei 2016
UMUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KelompokPengeluaran
SumbanganInflasi (%)
(1)
(2)
Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi,danOlahraga Transpor, Komunikasi,danJasaKeuangan
1.30 0.63 0.25 0.01 -0.02 0.00 -0.002 0.43
3 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
Gambar 1 Perkembangan IHK Kota Tanjungpandan(2012=100), Mei 2015 – Mei 2016
150.00 145.00 140.00 135.00 130.00
120.00 115.00 110.00 105.00 100.00 95.00 90.00 May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
Jan-16
Feb-16
Umum
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor
Mar-16
Apr-16
May-16
Gambar 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Mei 2016
0.95
0.85
Umum
0.75
1. Bhn.makanan
0.65 Andil (%)
IHK
125.00
2. Makanan jadi
0.55
3. Perumahan
0.45 0.35
4. Sandang
0.25
5. Kesehatan
0.15
6. Pendidikan
0.05 -0.05
7. Transpor Kelompok Pengeluaran
4 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
Tabel 3 Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Mei 2016
Komoditi
Persentase Perubahan Harga
Sumbangan Inflasi/Deflasi (%)
(1)
(2)
(3)
1.
DAGING AYAM RAS
37.5017
0.5033
2.
ANGKUTAN UDARA
27.5280
0.4300
3.
KERISI
9.1700
0.1553
4.
KANGKUNG
57.3513
0.1534
5.
IKAN BULAT
12.1200
0.1241
6.
KOPI MANIS
33.3333
0.1038
7.
ROKOK KRETEK FILTER
3.3710
0.0969
8.
KENTANG
26.6681
0.0632
9.
BAWANG PUTIH
9.0295
0.0501
10.
SEMANGKA
17.2384
0.0490
11.
EMAS PERHIASAN
-2.3601
-0.0183
12.
WORTEL
-11.5347
-0.0304
13.
TELUR AYAM RAS
-5.6262
-0.0456
14.
KEPITING/RAJUNGAN
-8.8405
-0.0474
15.
CUMI-CUMI
-6.3500
-0.0719
16.
UDANG BASAH
-9.5000
-0.0793
17.
CABAI RAWIT
-22.0184
-0.0835
18.
KETIMUN
-55.0000
-0.1128
19.
CABAI MERAH
-19.9876
-0.1160
20.
TONGKOL/AMBU-AMBU
-25.9300
-0.1518
5 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada Mei 2016 mengalami inflasi 2,23 persen atau terjadi penurunan indeks dari 128,72 pada April 2016 menjadi 131,59 pada Mei 2016. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 8 subkelompok diantaranya mengalami inflasi dan 3 subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok daging dan hasil-hasilnya 26,23 persen dan terendah terjadi pada subkelompok kacang-kacangan 0,04 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 4,57 persen dan terendah terjadi pada subkelompok ikan segar sebesar 0,37 persen. Kelompok ini pada Mei 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,63 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain daging ayam ras, ikan kerisi, kangkung, ikan bulat, kentang, bawang putih, semangka, bayam, sawi hijau dan buah jeruk. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Kelompok ini pada Mei 2016 mengalami inflasi 1,21 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 129,60 pada April 2016 menjadi 131,17 pada Mei 2016. Dua subkelompok yang mengalami inflasi yakni subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 4,68 persen; dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 2,44 persen. Sedangkan subkelompok makanan jadi tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil. Kelompok ini pada Mei 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,25 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: komoditas kopi manis, rokok kretek filter, gula pasir, rokok kretek, rokok putih dan kopi bubuk. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok ini pada Mei 2016 mengalami inflasi sebesar 0,05 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 125,28 pada April 2016 menjadi 125,34 pada Mei 2016. Subkelompok yang mengalami inflasi yakni subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,02 persen; dan subkelompok perlengkapan rumahtangga sebesar 0,58 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi yakni subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,05 persen. Sedangkan Sementara subkelompok penyelenggaraan rumahtangga tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil. Pada Mei 2016 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah komoditas sapu, mesin cuci, pasir dan bahan bakar rumah tangga. 4. S a n d a n g Kelompok sandang pada Mei 2016 mengalami deflasi 0,27 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 122,11 pada April 2016 menjadi 121,78 pada Mei 2016. Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain 1,52 persen. Sementara itu subkelompok sandang laki-laki; subkelompok sandang wanita; dan subkelompok sandang anak-anak tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil.
6 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
Kelompok ini pada Mei 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah komodias emas perhiasan. 5. K e s e h a t a n Kelompok kesehatan pada Mei 2016 tidak mengalami perubahan indeks dari 126,99 pada April 2016. 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada Mei 2016 mengalami deflasi 0,04 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 134,08 pada April 2016 menjadi 134,03 pada Mei 2016. Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 0,19 persen. Sementara itu, subkelompok pendidikan; subkelompok kursus-kursus/pelatihan; subkelompok rekreasi; dan subkelompok olahraga tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil. Kelompok ini pada Mei 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,002 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah komoditas laptop/notebook. 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Mei 2016 mengalami inflasi 3,89 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 119,93 pada April 2016 menjadi 124,60 pada Mei 2016. Subkelompok yang mengalami inflasi yakni subkelompok transpor 6,20 persen. Sementara itu, subkelompok komunikasi dan pengiriman; subkelomok sarana dan penunjang transpor; dan subkelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil. Secara keseluruhan kelompok ini pada Mei 2016 memberikan sumbangan inflasi 0,43 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu komoditas angkutan udara.
7 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Tingkat inflasi tahun kalender Mei 2016 maupun tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) pada empat kota pantauan IHK menunjukkan arah yang sejalan. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang adalah sebesar 0,52 persen; Tanjung Pandan sebesar 0,39 persen; serta Palembang dan DKI Jakarta masing-masing sebesar 0,90 persen dan 0,24 persen. Sementara untuk inflasi tahun ke tahun Kota Pangkalpinang tertinggi sebesar 5,38 persen; diikuti Palembang dengan 4,30 persen; DKI Jakarta 2,90 persen; sementara Tanjung Pandan sebesar 2,71 persen. (Lihat Tabel 4).
Tabel 4 Inflasi Mei 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta Inflasi (1)
1. Mei 2016 2. Tahun Kalender 2016 3.
Mei 2016 terhadap Mei 2015 (year on year)
Pangkalpinang
Tanjung Pandan
Palembang
DKI Jakarta
(2)
(3)
(4)
(5)
-0,11 0,52
1,30 0,39
0,66 0,90
0,19 0,24
5,38
2,71
4,30
2,90
Gambar 2 Inflasi Mei 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta
8.00 7.00 6.00
5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 -1.00
INFLASI MEI 2016
INFLASI TAHUN KALENDER MEI 2016
INFLASI YEAR ON YEAR MEI 2016 TERHADAP MEI 2015
-2.00
-3.00 Pangkalpinang
Tanjung Pandan
Palembang
Jakarta
8 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
PERBANDINGAN ANTARKOTA Pada Mei 2016 di 82 kota pantauan IHK tercatat hanya 67 kota mengalami inflasi dan 15 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak 1,67 persen dengan IHK 132,06 dan terendah di Palangkaraya dengan inflasi 0,02 persen dan IHK 120,37. Deflasi tertinggi di Sorong sebesar 0,92 persen dengan IHK 122,83 dan terendah di Maumere sebesar 0,01 persen dengan IHK 117,15. Inflasi/Deflasi sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Tingkat permintaan dari konsumen yang dipengaruhi faktor musiman seperti hari raya keagamaan dan liburan sekolah memberikan dampak yang cukup signifikan pula.
Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Mei 2016 tercatat hanya 7 kota yang mengalami deflasi. Deflasi tertinggi di Bungo 0,91 persen dengan IHK 120,13 dan terendah di Metro 0,02 persen dengan IHK 130,75. Sedangkan inflasi tertinggi di Tanjung Pandan 1,30 persen dengan IHK 128,44 dan terendah di Bandar Lampung 0,06 persen dengan IHK 123,34. (Lihat Tabel 5). Tabel 5 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Mei 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Meulaboh Banda Aceh Lhokseumawe Sibolga Pematang Siantar Medan Padang Sidempuan Padang Bukit Tinggi Tembilahan Pekanbaru Dumai Bungo Jambi Palembang Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Tanjung Pandan Pangkalpinang Batam Tanjung Pinang BANGKA BELITUNG
IHK
Mei 2016 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
122,49 116,30 118,09 123,71 127,24 126,42 121,04 127,25 120,68 127,17 121,89 123,51 120,13 122,09 121,62 120,77 129,23 123,34 130,75 128,44 124,41 121,80 122,61 125,83
0,39 0,73 0,25 -0,47 0,82 0,44 0,31 -0,37 -0,34 0,12 0,23 0,06 -0,91 0,89 0,66 0,33 0,88 0,06 -0,02 1,30 -0,11 -0,07 0,11 0,39
9 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa Pada Mei 2016 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang sebesar 0,88 persen dengan IHK 130,36 diikuti Cilegon sebesar 0,45 persen dengan IHK 126,88. Inflasi terendah terjadi di Surakarta sebesar 0,04 persen dengan IHK 120,64 dan diikuti Madiun 0,06 persen dengan IHK 120,74. (Lihat Tabel 6). Tabel 6 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Mei 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100) Mei 2016
KOTA (1)
IHK
Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
1.
DKI Jakarta
123,65
0,19
2.
Bogor
123,03
0,37
3.
Sukabumi
122,36
0,29
4.
Bandung
122,50
0,24
5.
Cirebon
119,43
0,27
6.
Bekasi
120,05
0,09
7.
Depok
121,89
0,32
8.
Tasikmalaya
122,15
0,44
9.
Cilacap
125,03
0,15
10.
Purwokerto
120,90
0,12
11.
Kudus
128,56
0,16
12.
Surakarta
120,64
0,04
13.
Semarang
121,89
0,12
14.
Tegal
119,76
0,33
15.
Yogyakarta
120,91
0,08
16.
Jember
120,61
0,15
17.
Banyuwangi
120,59
0,12
18.
Sumenep
120,70
0,31
19.
Kediri
120,87
0,12
20.
Malang
123,39
0,15
21.
Probolinggo
121,52
0,15
22.
Madiun
120,74
0,06
23.
Surabaya
122,65
0,13
24.
Tangerang
130,39
0,15
25.
Cilegon
126,88
0,45
26.
Serang
130,36
0,88
BANGKA BELITUNG
125,83
0,39
10 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Pada Mei 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33, tercatat 25 kota mengalami inflasi dan 8 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 1,67 persen dengan IHK 132,06 dan terendah di Palangkaraya 0,02 persen dengan IHK 120,37. Deflasi tertinggi terjadi di Sorong 0,92 persen dengan IHK 122,83 dan terendah di Maumere 0,01 persen dengan IHK 117,15. (Lihat Tabel 7). Tabel 7 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Mei 2016 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
IHK
Mei 2016 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
Singaraja Denpasar Mataram Bima Maumere Kupang Pontianak Singkawang Sampit Palangkaraya Tanjung Banjarmasin Balikpapan Samarinda Tarakan Manado Palu Bulukumba Watampone Makassar Pare-Pare Palopo Kendari Bau-Bau Gorontalo Mamuju Ambon Tual Ternate Manokwari Sorong Merauke Jayapura
131,16 120,21 121,58 126,09 117,15 126,63 132,06 123,16 123,79 120,37 123,93 123,21 126,33 126,22 133,74 123,01 124,75 127,02 118,39 123,79 119,91 120,68 119,61 127,82 120,42 122,28 122,65 135,28 128,08 116,63 122,83 128,16 125,55
0,02 0,11 -0,18 -0,71 -0,01 0,70 1,67 0,41 0,42 0,02 -0,19 0,30 0,13 0,05 0,57 0,14 0,80 0,29 0,28 -0,10 0,65 -0,39 0,15 1,44 0,26 0,13 1,64 -0,60 0,29 0,64 -0,92 0,74 0,70
BANGKA BELITUNG
125,83
0,39
11 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
INFLASI KOMPONEN INTI, HARGA DIATUR PEMERINTAH, DAN BERGEJOLAK Pada Mei 2016 komponen yang harganya diatur pemerintah memberikan andil inflasi 0,54 persen yang berlawanan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi sebesar 0,19 persen. Begitupun komponen bergejolak memberikan andil inflasi 0,33 persen yang juga berlawanan arah dengan April 2016 dengan andil deflasi sebesar 0,52 persen. Sementara komponen inti memberikan andil inflasi sebesar 0,43 persen yang searah dengan April 2016 yang memberikan andil inflasi sebesar 0,05 persen. (Lihat Tabel 8). Tabel 8 DekomposisiLaju dan Andil Inflasi/Deflasi April 2016-Mei 2016 Menurut Kelompok Komponen, (2012=100) April 2016 Komponen
Mei 2016
IHK
Laju Inflasi/Deflasi
Andil Inflasi/Deflasi
IHK
Laju Inflasi/Deflasi
Andil Inflasi/Deflasi
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Umum
126.79
-0.66
-0.66
128.44
1.30
1.30
Harga Diatur Pemerintah
132.04
-1.21
-0.19
136.54
3.41
0.54
Bergejolak
126.68
-2.16
-0.52
128.49
1.43
0.33
Inti
125.55
0.09
0.05
126.42
0.69
0.43
(1)
Keterangan: 1) 2) 3)
Komponen Inti: Komponen yang terdiri dari komoditas spesifik yang hanya ada di kota penghitungan Inflasi tersebut. Komponen Harga Diatur Pemerintah: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya diatur dari pemerintah seperti tarif listrik, tarif air minum, rokok, angkutan laut, angkutan udara, kereta api, BBM, dll Komponen Bergejolak: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya bersifat tidak stabil/bergejolak seperti beras, sayursayuran, bumbu-bumbuan, minyak goreng, ikan, buah-buahan, dll.
12 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016
BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Darwis Sitorus, S.Si., M.Si Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 Http://babel. bps.go.id
BPS KABUPATEN BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Azhar, S.IP Kepala BPS Kabupaten Belitung Jalan Hasan Basri No. 16 Tanjungpandan - Belitung Telp.0719-21065 Fax. 0719-21551 Email:
[email protected]
13 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 36/06/19/Th.III, 1Juni 2016