No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG) BULAN FEBRUARI 2015 DEFLASI 1,94 PERSEN
Kota Tanjungpandan pada Februari 2015 mengalami deflasi sebesar 1,94 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,08. Deflasi Februari 2015 terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya IHK pada kelompok bahan makanan 4,93 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 6,78 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami kenaikan 1,43 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,32 persen; kelompok sandang naik 0,05 persen; dan kelompok kesehatan naik 0,67 persen. Sementara kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil atau tidak mengalami perubahan indeks. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari - Februari 2015) sebesar -0,58 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2015 terhadap Februari 2014) sebesar 8,10 persen. Kelompok yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada Februari 2015, yaitu kelompok bahan makanan 1,55 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,77 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberikan andil inflasi 0,27 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,07 persen; kelompok sandang 0,01 persen; dan kelompok kesehatan 0,03 persen. Sementara kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil/tidak memberikan andil. Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Februari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan wilayah, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Tanjungpandan pada Februari 2015 terjadi deflasi 1,94 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 128,58 pada Januari 2015 menjadi 126,08 pada Februari 2015. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari - Februari 2015) sebesar -0,58 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2015 terhadap Februari 2014) sebesar 8,10 persen. Deflasi Februari 2015 terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya IHK pada kelompok bahan makanan 4,93 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 6,78 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami kenaikan 1,43 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,32 persen; kelompok sandang naik 0,05 persen; dan kelompok kesehatan naik 0,67 persen. Sementara kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil. Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada Februari 2015 antara lain: nasi dengan lauk, beras, ikan asin belah, rokok kretek filter, anggur, ikan tenggiri, jeruk, bahan bakar rumah tangga, semen dan ikan tongkol. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: daging ayam ras, angkutan udara, bensin, cabai rawit, cabai merah, ikan kembung, sayur bayam, ikan selar/tude, cumi-cumi dan ikan kerisi. Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada Februari 2015, yaitu: kelompok bahan makanan 1,55 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,77 persen. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberikan andil inflasi 0,27 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,07 persen; kelompok sandang 0,01 persen; dan kelompok kesehatan 0,03 persen. Sementara kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga stabil/tidak memberikan andil.
2 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
Tabel1 IHK dan Tingkat Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Februari 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Kelompok Pengeluaran (1)
1 2 3 4 5 6 7 1) 2) 3)
IHK Januari 2015 (2)
U M U M (Headline) Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
128,58 147,11 118,95 121,94 120,39 121,79 123,76 124,82
(3)
(4)
Laju Inflasi/ Deflasi Tahun Kalender 20152) (5)
126,08 139,86 120,65 122,33 120,45 122,61 123,76 116,36
-1,94 -4,93 1,43 0,32 0,05 0,67 0,00 -6,78
-0,58 0,81 1,87 0,64 0,32 1,06 0,43 -11,69
IHK Februari 2015
Inflasi/Deflasi Februari 20151)
Inflasi/Deflasi Tahun ke Tahun 3) (6)
8,10 10,25 8,67 5,05 7,68 4,32 14,65 6,74
Persentase perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK Desember 2014 Persentase perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK Februari 2014
Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Februari 2015 (persen) Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi/Deflasi (%)
(1)
(2)
UMUM
-1,94
1.
Bahan Makanan
-1,55
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau
0,27
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar
0,07
4.
Sandang
0,01
5.
Kesehatan
0,03
6.
Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga
0,00
7.
Transpor, Komunikasi,dan Jasa Keuangan
-0,77
3 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
Gambar 1 Perkembangan IHK Kota Tanjungpandan (2012=100), Februari 2014 – Februari 2015
150.00 145.00 140.00 135.00 130.00
120.00 115.00 110.00 105.00 100.00 95.00 90.00 Feb-14
Mar-14
Apr-14
May-14
Jun-14
Jul-14
Aug-14
Sep-14
Oct-14
Nov-14
Umum
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor
Dec-14
Jan-15
Feb-15
Gambar 2 Sumbangan/Andil Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Februari 2015
0.20
0.00 -0.20 -0.40 Andil (%)
IHK
125.00
-0.60 -0.80
-1.00 -1.20 -1.40 -1.60 -1.80 -2.00
Umum
1. Bhn.makanan
2. Makanan jadi
3. Perumahan
4. Sandang
5. Kesehatan
6. Pendidikan
7. Transpor
4 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
Tabel 3 Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Februari 2015
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Komoditi
Persentase Perubahan Harga
Sumbangan Inflasi/Deflasi (%)
(1)
(2)
(3)
8.33 1.51 15.62 1.67 11.85 4.86 3.35 1.14 1.43 2.38 -19.64 -24.59 -8.11 -42.27 -34.07 -9.24 -36.21 -6.14 -4.68 -2.37
0.21 0.07 0.04 0.04 0.04 0.03 0.03 0.03 0.02 0.02 -0.45 -0.44 -0.32 -0.32 -0.28 -0.19 -0.14 -0.06 -0.05 -0.05
NASI DENGAN LAUK BERAS IKAN ASIN BELAH ROKOK KRETEK FILTER ANGGUR IKAN TENGGIRI JERUK BAHAN BAKAR RUTA SEMEN IKAN TONGKOL/AMBU-AMBU DAGING AYAM RAS ANGKUTAN UDARA BENSIN CABAI RAWIT CABAI MERAH IKAN KEMBUNG BAYAM IKAN SELAR/TUDE CUMI-CUMI IKAN KERISI
5 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada Februari 2015 mengalami deflasi 4,93 persen atau terjadi penurunan indeks dari 147,11 pada Januari 2015 menjadi 139,86 pada Februari 2015. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 6 subkelompok diantaranya mengalami inflasi dan 5 subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok ikan diawetkan 8,36 persen dan terendah terjadi pada subkelompok kacang-kacangan 0,03 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 22,65 persen dan terendah terjadi pada subkelompok bahan makanan lainnya 0,09 persen. Kelompok ini pada Februari 2015 memberikan sumbangan deflasi sebesar 1,55 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain daging ayam ras, cabai rawit, cabai merah dan ikan kembung. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Kelompok ini pada Februari 2015 mengalami inflasi 1,43 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 118,95 pada Januari 2015 menjadi 120,65 pada Februari 2015. Seluruh subkelompok pada kelompok ini mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi 1,77 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,15 persen; dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 1,33 persen. Kelompok ini pada Februari 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,27 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain nasi dengan lauk dan rokok kretek filter. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok ini pada Februari 2015 mengalami inflasi 0,32 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 121,94 pada Januari 2015 menjadi 122,33 pada Februari 2015. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,69 persen; subkelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,65 persen; dan subkelompok biaya tempat tinggal 0,17 persen. Sedangkan subkelompok perlengkapan rumah tangga stabil. Pada Februari 2015 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,07 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: tarip listrik, bahan bakar rumah tangga dan semen. 4. S a n d a n g Kelompok ini pada Februari 2015 mengalami inflasi 0,05 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 120,39 pada Januari 2015 menjadi 120,45 pada Februari 2015. Subkelompok yang mengalami inflasi pada Februari 2015, yaitu subkelompok barang pribadi dan sandang lain 0,60 persen. Sedangkan subkelompok sandang anak-anak deflasi 0,19 persen. Sementara subkelompok sandang laki-laki dan subkelompok sandang wanita stabil. Kelompok ini pada Februari 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain emas perhiasan dan tas tangan wanita.
6 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
5. K e s e h a t a n Kelompok kesehatan pada Februari 2015 mengalami peningkatan indeks dari 121,79 pada Januari 2015 menjadi 122,61 pada Februari 2015 atau naik 0,67 persen. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 1,16 persen dan subkelompok obat-obatan 0,98 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani stabil atau tidak mengalami perubahan indeks. Kelompok ini memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi diantaranya adalah shampo, sabun mandi, obat gosok dan vitamin. 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada Februari 2015 tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil, yaitu pada indeks 123,76. 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Februari 2015 mengalami deflasi 6,78 persen atau terjadi penurunan indeks dari 124,82 pada Januari 2015 menjadi 116,36 pada Februari 2015. Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok transpor sebesar 10,49 persen. Sedangkan subkelompok sarana dan penunjang transpor komunikasi dan pengiriman inflasi 0,16 persen. Sementara subkelompok komunikasi dan pengiriman dan subkelompok jasa keuangan stabil. Secara keseluruhan kelompok ini pada Februari 2015 memberikan sumbangan deflasi 0,77 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil deflasi, yaitu angkutan udara dan bensin.
7 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Tingkat inflasi tahun kalender Februari 2015 pada empat kota pantauan IHK menunjukkan adanya perbedaan arah. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang inflasi sebesar 0,05 persen dan tidak sejalan dengan tiga kota lainnya yakni kota Tanjungpandan deflasi 0,58 persen; Palembang deflasi 1,63 persen dan DKI Jakarta 0,18 persen. Pada inflasi tahun ke tahun (Februari 2015 terhadap Februari 2014) semuanya mengalami inflasi dimana tertinggi adalah di Tanjungpandan yang mencapai 8,10 persen, diikuti DKI Jakarta 7,10 persen; Palembang 5,73 persen; dan terakhir Pangkalpinang 5,17 persen. (Lihat Tabel 4).
Tabel 4 Inflasi Februari 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta Inflasi (1)
1. 2. 3.
Februari 2015 Tahun Kalender 2015 Februari 2015 terhadap Februari 2014 (year on year)
Pangkalpinang
Tanjungpandan
Palembang
DKI Jakarta
(2)
(3)
(4)
(5)
-0,89 0,05
-1,94 -0,58
-0,48 -1,63
0,24 -0,18
5,17
8,10
5,73
7,10
Gambar 2 Inflasi Februari 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 -1
INFLASI FEBRUARI 2015
INFLASI TAHUN KALENDER JANUARI-FEBRUARI 2015
-2 Pangkalpinang
Tanjung Pandan
Palembang
INFLASI YEAR ON YEAR FEBRUARI 2015 THD FEBRUARI 2014 Jakarta
8 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
PERBANDINGAN ANTARKOTA Pada Februari 2015 di 82 kota IHK, tercatat 12 kota mengalami inflasi dan 70 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual 3,20 persen dengan IHK 130,63 dan terendah terjadi di Manokwari 0,04 persen dengan IHK 112,50. Deflasi tertinggi terjadi di Bukittinggi 2,35 persen dengan IHK 114,99 dan terendah di Jayapura 0,04 persen dengan IHK 119,64. Inflasi maupun deflasi ini dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga,serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Untuk beberapa komoditas, faktor musim dan cuaca juga memberi dampak yang cukup signifikan pada tingkat harga.
Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Februari 2015 tercatat seluruh kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Bukit Tinggi 2,35 persen dengan IHK 114,99 dan terendah terjadi di Bandar Lampung sebesar 0,29 persen dengan IHK 117,31.(Lihat Tabel 5). Tabel 5 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Februari 2015 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
IHK
Februari 2015 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
Meulaboh Banda Aceh Lhokseumawe Sibolga Pematang Siantar Medan Padang Sidempuan Padang Bukit Tinggi Tembilahan Pekanbaru Dumai Bungo Jambi Palembang Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Tanjungpandan Pangkalpinang Batam Tanjung Pinang
119,24 113,91 113,60 117,68 119,56 118,64 116,25 120,98 114,99 122,65 118,02 118,35 116,86 117,19 115,05 113,88 121,73 117,31 125,45 126,08 118,32 115,94 119,04
-0,97 -0,90 -2,07 -2,04 -1,38 -1,36 -1,40 -2,07 -2,35 -0,95 -0,60 -0,68 -1,33 -1,50 -0,48 -1,12 -1,46 -0,29 -0,96 -1,94 -0,89 -0,51 -0,43
TANJUNGPANDAN
126,08
-1,94
9 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa Pada Februari 2015 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat 3 kota mengalami inflasi dan 23 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di DKI Jakarta 0,24 persen dengan IHK 119,20, diikuti Bogor 0,14 persen dengan IHK 117,21; dan Sukabumi 0,09 persen dengan IHK 118,96. Deflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi 1,02 persen dengan IHK 116,57 dan terendah di Bekasi 0,06 persen dengan IHK 117,22. (Lihat Tabel 6). Tabel 6 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Februari 2015 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100) Februari 2015
KOTA (1)
IHK
Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
1.
DKI Jakarta
119,20
0,24
2.
Bogor
117,21
0,14
3.
Sukabumi
118,96
0,09
4.
Bandung
116,62
-0,37
5.
Cirebon
116,45
-0,44
6.
Bekasi
117,22
-0,06
7.
Depok
117,49
-0,54
8.
Tasikmalaya
116,39
-0,20
9.
Cilacap
120,73
-0,12
10.
Purwokerto
116,42
-0,67
11.
Kudus
123,23
-0,39
12.
Surakarta
115,55
-0,91
13.
Semarang
117,37
-0,67
14.
Tegal
114,22
-0,35
15.
Yogyakarta
116,52
-0,40
16.
Jember
116,61
-0,54
17.
Banyuwangi
116,57
-1,02
18.
Sumenep
116,32
-0,56
19.
Kediri
117,75
-0,83
20.
Malang
118,53
-0,57
21.
Probolinggo
117,98
-0,42
22.
Madiun
116,18
-0,51
23.
Surabaya
117,79
-0,42
24.
Tangerang
123,72
-0,43
25.
Cilegon
119,93
-1,00
26.
Serang
121,63
-0,94
TANJUNGPANDAN
126,08
-1,94
10 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Pada Februari 2015 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33 kota tercatat 9 kota mengalami inflasi dan 24 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual 3,20 persen dengan IHK 130,62 dan terendah terjadi di Manokwari 0,04 persen dengan IHK 112,50. Deflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 1,84 persen dengan IHK 118,14 dan terendah di Jayapura 0,04 persen dengan IHK 119,64 (Lihat Tabel 7). Tabel 7 Perbandingan Indeks dan Inflasi/DeflasiFebruari 2015 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
IHK
Februari 2015 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
Singaraja Denpasar Mataram Bima Maumere Kupang Pontianak Singkawang Sampit Palangkaraya Tanjung Banjarmasin Balikpapan Samarinda Tarakan Manado Palu Bulukumba Watampone Makassar Pare-Pare Palopo Kendari Bau-Bau Gorontalo Mamuju Ambon Tual Ternate Manokwari Sorong Merauke Jayapura
125,24 116,19 117,36 120,01 112,91 119,17 124,20 118,96 117,11 116,26 116,49 116,22 121,80 120,70 126,44 117,54 118,14 124,24 115,07 116,21 116,54 115,98 114,00 121,87 113,11 115,69 118,98 130,63 120,62 112,50 116,54 124,87 119,64
0,42 -0,14 -0,54 -0,80 -0,76 -1,36 0,43 0,19 -0,70 -0,70 -0,83 0,06 0,72 -0,17 -0,50 -0,20 -1,84 -0,98 -0,68 -0,19 -0,61 -0,17 -0,91 -0,34 -0,61 -1,13 1,03 3,20 -0,83 0,04 0,26 -0,93 -0,04
TANJUNGPANDAN
126,08
-1,94
11 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
ANDIL INFLASI KOMPONEN INTI, KOMPONEN DIATUR PEMERINTAH, DAN KOMPONEN BERGEJOLAK FEBRUARI 2015 Pada Februari 2015 komponen yang memberikan andil deflasi yakni, komponen bergejolak sebesar 1,56 persen, hal ini berlawanan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 1,20 persen dan komponen harga diatur pemerintah memberikan andil deflasi sebesar 0,68 persen, searah dengan bulan sebelumnya yang juga mengalami deflasi sebesar 0,60 persen. Sedangkan komponen inti yang memberikan andil inflasi sebesar 0,30 persen, searah dengan bulan sebelumnya yang juga memberikan andil inflasi sebesar 0,79 persen (lihat Tabel 8).
Tabel 8 Dekomposisi Andil Inflasi/Deflasi (persen) Kota Tanjungpandan Komponen
Januari 2015
Februari 2015
(1)
(2)
(3)
Umum
1,39
-1,94
1
Inti
0,79
0,30
2
Harga Diatur Pemerintah
-0,60
-0,68
3
Bergejolak
1,20
-1,56
Keterangan: 1) 2) 3)
Komponen Inti: Komponen yang terdiri dari komoditas spesifik yang hanya ada di kota penghitungan Inflasi tersebut. Komponen Harga Diatur Pemerintah: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya diatur dari pemerintah seperti tariflistrik, tarif air minum, rokok, angkutan laut, angkutan udara, kereta api, BBM, dll Komponen Bergejolak: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya bersifat tidak stabil/bergejolak seperti beras, sayur-sayuran, bumbu-bumbuan, minyak goreng, ikan, buah-buahan, dll.
12 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015
BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Herum Fajarwati, MM Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 Http://babel. bps.go.id
BPS KABUPATEN BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Agus Puji Raharjo, S.Si, MMA (Kepala BPS Kabupaten Belitung) Jalan Hasan Basri No. 16 Tanjungpandan - Belitung Telp.0719-21065 Fax. 0719-21551 Email:
[email protected]
13 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 20/03/19/Th.II, 2 Maret 2015