No. 02/01/19/Th.II, 2 Januari 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG) BULAN DESEMBER 2014 INFLASI 3,21 PERSEN
Kota Tanjungpandan pada Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 3,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,82. Inflasi Desember 2014 terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada kelompok bahan makanan 5,24 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 2,78 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik sebesar 1,02 persen; kelompok kesehatan 0,36 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,42 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 7,48 persen. Sementara kelompok sandang mengalami penurunan indeks 0,17 persen. Tingkat inflasi tahun kalender Desember 2014 sebesar 13,14 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 13,14 persen. Kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Desember 2014, yaitu kelompok bahan makanan 1,55 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,53 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,24 persen; kelompok kesehatan 0,02 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,02 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,87 persen. Sementara kelompok sandang memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan wilayah, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama
1
dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Tanjungpandan pada Desember 2014 terjadi inflasi 3,21 persen, atau terjadi peningkatan IHK dari 122,87 pada November 2014 menjadi 126,82 pada Desember 2014. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Desember 2014) dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2014 terhadap Desember 2013) masing-masing sebesar 13,14 persen. Inflasi Desember 2014 terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada kelompok bahan makanan 5,24 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 2,78 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik sebesar 1,02 persen; kelompok kesehatan 0,36 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,42 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 7,48 persen. Sementara kelompok sandang mengalami penurunan indeks 0,17 persen. Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada Desember 2014 antara lain: bensin, ikan kembung, cabai merah, ikan kerisi, cabai rawit, sawi hijau, ikan selar, soto, angkutan udara dan tarip listrik. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: daging ayam ras, tauge/kecambah, wortel, ikan asin belah, emas perhiasan, telur ayam ras, kunyit, beras, terong panjang dan daging sapi. Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Desember 2014, yaitu: kelompok bahan makanan 1,55 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,53 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,24 persen; kelompok kesehatan 0,02 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,02 persen; serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,87 persen. Sedangkan kelompok sandang memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen. Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Desember 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Kelompok Pengeluaran
(1)
1 2 3 4 5 6 7 1) 2) 3)
(2)
U M U M (Headline) Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
(3)
(4)
Laju Inflasi/ Deflasi Tahun Kalender 20142) (5)
126,82 138,74 118,43 121,55 120,07 121,32 123,23 131,76
3,21 5,24 2,78 1,02 -0,17 0,36 0,42 7,48
13,14 21,36 6,91 6,87 12,03 4,11 15,35 20,47
IHK IHK Inflasi/Deflasi November Desember Desember 2014 2014 20141)
122,87 131,83 115,23 120,32 120,27 120,88 122,71 122,59
Inflasi/Deflasi Tahun ke Tahun 3) (6)
13,14 21,36 6,91 6,87 12,03 4,11 15,35 20,47
Persentase perubahan IHK Desember 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK Desember 2014 terhadap IHK Desember 2013 Persentase perubahan IHK Desember 2014 terhadap IHK Desember 2013
2 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/01/19/Th.II, 2 Januari 2015
Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Desember 2014 (persen) Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi (%)
(1)
(2)
UMUM
3,21
1.
Bahan Makanan
1,55
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
0,53
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
0,24
4.
Sandang
-0,01
5.
Kesehatan
0,02
6.
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0,02
7.
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
0,87
Gambar 1 Perkembangan IHK Kota Tanjungpandan (2012=100), Januari–Desember 2014
140.00 135.00 130.00 125.00
IHK
120.00 115.00 110.00 105.00 100.00 95.00 90.00 Aug-13 Sep-13 Oct-13 Nov-13 Dec-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14
Umum
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor
3 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/01/19/Th.II, 2 Januari 2015
Andil (%)
Gambar 2 Sumbangan/Andil Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Desember 2014
3.30 3.10 2.90 2.70 2.50 2.30 2.10 1.90 1.70 1.50 1.30 1.10 0.90 0.70 0.50 0.30 0.10 -0.10 Umum
1. Bhn.makanan
2. Makanan jadi
3. Perumahan
4. Sandang
5. Kesehatan
6. Pendidikan
7. Transpor
Tabel 3 Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Desember 2014
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Komoditi
Persentase Perubahan Harga
Sumbangan Inflasi/Deflasi (%)
(1)
(2)
(3)
15.27 18.78 29.01 10.35 39.20 34.68 16.91 20.00 6.82 3.61 -7,25 -17,21 -11,22 -5,74 -1,39 -1,05 -16,67 -0,15 -4,15 -0,68
0.64 0.32 0.19 0.17 0.17 0.15 0.15 0.13 0.11 0.10 -0,128 -0,034 -0.022 -0,014 -0,011 -0,008 -0,008 -0.007 -0,005 -0,004
Bensin Ikan Kembung Cabai Merah Ikan Kerisi Cabai Rawit Sawi Hijau Ikan Selar/Tude Soto Angkutan Udara Tarip Listrik Daging Ayam Ras Tauge/Kecambah Wortel Ikan Asin Belah Emas Perhiasan Telur Ayam Ras Kunyit Beras Terong Panjang Daging Sapi
4
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada Desember 2014 mengalami inflasi 5,24 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 131,83 pada November 2014 menjadi 138,74 pada Desember 2014. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 8 subkelompok diantaranya mengalami inflasi, dan 3 subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 16,54 persen dan terendah terjadi pada subkelompok lemak dan minyak 0,21 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok daging dan hasil-hasilnya 5,58 persen dan terendah terjadi pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,12 persen. Kelompok ini pada Desember 2014 memberikan sumbangan inflasi sebesar 1,55 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain ikan kembung, cabai merah, sawi hijau dan cabai rawit. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Kelompok ini pada Desember 2014 mengalami inflasi 2,78 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 115,23 pada November 2014 menjadi 118,43 pada Desember 2014. Seluruh subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi 4,04 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,69 persen; dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,60 persen. Kelompok ini pada Desember 2014 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,53 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain nasi dengan lauk, soto dan kue basah. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok ini pada Desember 2014 mengalami inflasi 1,02 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 120,32 pada November 2014 menjadi 121,55 pada Desember 2014. Seluruh subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok biaya tempat tinggal 0,42 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 3,17 persen; subkelompok perlengkapan rumah deflasi 0,48 persen; dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,14 persen. Pada Desember 2014 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,24 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, dan semen. 4. S a n d a n g Kelompok ini pada Desember 2014 mengalami deflasi 0,17 persen atau terjadi penurunan indeks dari 120,27 pada November 2014 menjadi 120,07 pada Desember 2014. Subkelompok yang mengalami deflasi pada Desember 2014, yaitu subkelompok barang pribadi dan sandang lain 0,97 persen. Subkelompok sandang laki-laki, sandang wanita dan subkelompok sandang anak-anak stabil. Kelompok ini pada Desember 2014 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain tas tangan wanita.
5 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/01/19/Th.II, 2 Januari 2015
5. K e s e h a t a n Kelompok kesehatan pada Desember 2014 mengalami peningkatan indeks dari 120,88 pada November 2014 menjadi 121,32 pada Desember 2014 atau naik 0,36 persen. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok jasa kesehatan 0,64 persen, subkelompok obat-obatan 0,36 persen, dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,28 persen. Subkelompok jasa perawatan jasmani stabil atau tidak mengalami perubahan indeks. Kelompok ini memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi diantaranya adalah jasa dokter umum.
6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada Desember 2014 mengalami peningkatan indeks dari 122,71 pada November 2014 menjadi 123,23 pada Desember 2014 atau naik 0,42 persen. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok kursus-kursus/pelatihan inflasi 0,29 persen, subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 1,05 persen serta subkelompok rekreasi sebesar 0,92 persen. Sedangkan subkelompok pendidikan serta subkelompok olahraga stabil. Kelompok ini memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi diantaranya adalah buku tulis bergaris. 7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Desember 2014 mengalami inflasi 7,48 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 122,59 pada November 2014 menjadi 131,76 pada Desember 2014. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok transpor sebesar 11,52 persen dan subkelompok sarana dan penunjang transpor 0,70 persen. Subkelompok komunikasi dan pengiriman deflasi 0,13 persen. Sedangkan subkelompok jasa keuangan stabil. Secara keseluruhan kelompok ini pada Desember 2014 memberikan sumbangan inflasi 0,87 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi, yaitu bensin, angkutan udara dan kendaaan carter/rental.
6 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/01/19/Th.II, 2 Januari 2015
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Tingkat inflasi tahun kalender 2014 (Januari-Desember) Tanjungpandan yang merupakan inflasi tertinggi yakni 13,14 persen; Pangkalpinang inflasi 6,81 persen; Palembang 8,38 persen; dan DKI Jakarta 8,95 persen. Sementara tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2014 terhadap Desember 2013) tertinggi di Tanjungpandan 13,14 persen; Pangkalpinang sebesar 6,81 persen; Palembang 8,38 persen; dan DKI Jakarta 8,95 persen. (Lihat Tabel 4)
Tabel 4 Inflasi Desember 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta
Inflasi (1)
1. 2. 3.
Desember 2014 Tahun Kalender 2014 Desember 2014 terhadap Desember 2013 (year on year)
Pangkalpinang
Tanjungpandan
Palembang
DKI Jakarta
(2)
(3)
(4)
(5)
2,58 6,81
3,21 13,14
2,75 8,38
2,74 8,95
6,81
13,14
8,38
8,95
Gambar 3 Inflasi Desember 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta
14 12 10 8 6 4 2 0 Inflasi Desember 2014
Pangkalpinang
Inflasi Tahun Kalender (Januari-Desember 2014 Tanjung Pandan
Inflasi Year on Year November 2014 thd November 2013
Palembang
Jakarta
7
PERBANDINGAN ANTARKOTA Pada Desember 2014 di 82 kota IHK, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke 4,53 persen dengan IHK 123,90 dan terendah terjadi di Meulaboh 1,17 persen dengan IHK 120,56. Fenomena baik inflasi maupun deflasi di kota pantauan IHK ini dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga. Serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bbm, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Khususnya inflasi bulan ini dipengaruhi secara dominan sebagai dampak kebijakan harga BBM sebagai komoditas yang dikonsumsi hampir oleh seluruh masyarakat yang naik per 18 November 2014 (bensin dan solar subsidi) serta Tarif Dasar Listrik yang beberapa kali mengalami kenaikan pada tahun ini.
Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera Kota-kota IHK diwilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota (sebelumnya 16 kota), pada Desember 2014 tercatat seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 3,21 persen dengan IHK 126,82 dan terendah terjadi di Meulaboh sebesar 1,17 persen dengan IHK 120,56. (Lihat Tabel 5). Tabel 5 Perbandingan Indeks dan Inflasi/DeflasiDesember 2014 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
IHK
Desember 2014 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
Meulaboh Banda Aceh Lhokseumawe Sibolga Pematang Siantar Medan Padang Sidempuan Padang Bukit Tinggi Tembilahan Pekanbaru Dumai Bungo Jambi Palembang Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Tanjungpandan Pangkalpinang Batam Tanjung Pinang
120,56 114,84 115,49 119,40 121,97 120,69 118,26 126,03 118,22 124,06 119,56 119,60 119,06 120,04 116,96 116,47 124,55 118,40 126,89 126,82 118,26 117,01 119,33
1,17 2,19 1,95 1,72 2,69 2,53 2,29 2,66 1,84 1,71 1,69 1,66 2,07 2,61 2,75 3,03 3,03 2,72 2,59 3,21 2,58 2,69 2,79
TANJUNGPANDAN
126,82
3,21
8 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/01/19/Th.II, 2 Januari 2015
Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa Pada Desember 2014 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota (sebelumnya 23 kota), tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang 3,07 persen dengan IHK 123,07 dan terendah terjadi di Tegal 1,66 persen dengan IHK 114,73. (Lihat Tabel 6). Tabel 6 Perbandingan Indeks dan Inflasi/DeflasiDesember 2014 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100) Desember 2014
KOTA (1)
IHK
Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
1.
DKI Jakarta
119,41
2,74
2.
Bogor
118,49
1,86
3.
Sukabumi
119,34
2,43
4.
Bandung
117,11
2,34
5.
Cirebon
117,11
1,78
6.
Bekasi
117,49
1,99
7.
Depok
118,97
2,13
8.
Tasikmalaya
116,97
2,44
9.
Cilacap
121,18
1,77
10.
Purwokerto
117,36
2,00
11.
Kudus
124,16
2,47
12.
Surakarta
116,84
2,28
13.
Semarang
118,73
2,40
14.
Tegal
114,73
1,66
15.
Yogyakarta
116,84
1,76
16.
Jember
117,52
2,64
17.
Banyuwangi
117,67
2,50
18.
Sumenep
117,30
2,60
19.
Kediri
118,96
2,52
20.
Malang
119,16
2,72
21.
Probolinggo
118,72
2,15
22.
Madiun
116,83
2,20
23.
Surabaya
117,81
2,23
24.
Tangerang
124,82
2,39
25.
Cilegon
120,92
2,54
26.
Serang
123,07
3,07
TANJUNGPANDAN
126,82
3,21
9 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/01/19/Th.II, 2 Januari 2015
Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Pada Desember 2014 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33 (sebelumnya 27 kota) tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke 4,53 persen dengan IHK 123,90 dan terendah terjadi di Tual 1,43 persen dengan IHK 125,34. (Lihat Tabel 7). Tabel 7 Perbandingan Indeks dan Inflasi/DeflasiDesember 2014 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
IHK
Desember 2014 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
Singaraja Denpasar Mataram Bima Maumere Kupang Pontianak Singkawang Sampit Palangkaraya Tanjung Banjarmasin Balikpapan Samarinda Tarakan Manado Palu Bulukumba Watampone Makassar Pare-Pare Palopo Kendari Bau-Bau Gorontalo Mamuju Ambon Tual Ternate Manokwari Sorong Merauke Jayapura
125,47 116,44 117,47 120,28 113,20 120,06 122,22 117,67 117,23 116,16 116,93 115,97 118,92 120,19 126,63 118,61 120,21 125,61 117,35 116,50 117,71 116,54 116,16 121,89 115,26 116,85 115,04 125,34 122,30 112,58 116,04 123,90 120,20
2,80 1,99 2,27 1,93 2,22 3,58 2,82 2,33 2,01 1,69 2,38 1,63 2,31 2,52 2,49 3,83 2,86 2,73 2,43 2,69 3,75 2,78 3,27 3,34 4,12 2,45 1,85 1,43 3,11 1,76 1,74 4,53 4,26
TANJUNGPANDAN
126,82
3,21
10 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/01/19/Th.II, 2 Januari 2015
ANDIL INFLASI KOMPONEN INTI, KOMPONEN DIATUR PEMERINTAH, DAN KOMPONEN BERGEJOLAK DESEMBER 2014
Pada Desember 2014 seluruh komponen memberikan andil inflasi yakni, komponen bergejolak sebesar 0,92 persen, hal ini sejalan dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,45 persen. Komponen inti memberikan andil inflasi sebesar 0,99 persen, dan searah dengan bulan sebelumnya yang juga memberikan andil inflasi sebesar 0,51 persen. Sedangkan komponen harga diatur pemerintah memberikan andil inflasi sebesar 1,31 persen, dan sejalan juga dengan bulan sebelumnya sebesar 0,63 persen. (lihat Tabel 8).
Tabel 8 Dekomposisi Andil Inflasi/Deflasi (persen) Kota Tanjungpandan Komponen
November 2014
Desember 2014
(1)
(2)
(3)
Umum
1,59
3,21
1
Inti
0,51
0,99
2
Harga Diatur Pemerintah
0,63
1,31
3
Bergejolak
0,45
0,92
Keterangan: 1) Komponen Inti: Komponen yang terdiri dari komoditas spesifik yang hanya ada di kota penghitungan Inflasi tersebut. 2) Komponen Harga Diatur Pemerintah: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya diatur dari pemerintah seperti tarif listrik, tarif air minum, rokok, angkutan laut, angkutan udara, kereta api, BBM, dll 3) Komponen Bergejolak: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya bersifat tidak stabil/bergejolak seperti beras, sayur-sayuran, bumbu-bumbuan, minyak goreng, ikan, buah-buahan, dll.
11 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/01/19/Th.II, 2 Januari 2015
BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Herum Fajarwati, MM Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 Http://babel. bps.go.id
BPS KABUPATEN BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Agus Puji Raharjo, S.Si, MMA (Kepala BPS Kabupaten Belitung) Jalan Hasan Basri No. 16 Tanjungpandan - Belitung Telp. 0719 - 21065 Fax. 0719 - 21551 Email:
[email protected]
12