No. 02/12/19/Th.III, 4 Januari 2016
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG) BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 1,23 PERSEN
Kota Tanjungpandan pada Desember 2015 mengalami inflasi sebesar 1,23 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,94. Inflasi Desember 2015 terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada kelompok bahan makanan 2,18 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,50 persen; kelompok sandang 0,22 persen; kelompok kesehatan 0,29 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,49 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 3,80 persen. Sedangkan kelompok kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari - Desember 2015) sebesar 0,88 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2015 terhadap Desember 2014) sebesar 0,88 persen. Kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Desember 2015, yaitu kelompok bahan makanan 0,61 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,12 persen; kelompok sandang 0,02 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,03 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,44 persen. Sedangkan kelompok kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau tidak memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi bulan ini.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan wilayah, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama
1
dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumah tangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumah tangga. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Tanjungpandan pada Desember 2015 terjadi inflasi 1,23 persen, atau terjadi peningkatan IHK dari 126,38 pada November 2015 menjadi 127,94 pada Desember 2015. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari – Desember 2015) sebesar 0,88 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2015 terhadap Desember 2014) sebesar 0,88 persen. Inflasi Desember 2015 terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya IHK pada kelompok bahan makanan 2,18 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,50 persen; kelompok sandang 0,22 persen; kelompok kesehatan 0,29 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,49 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 3,80 persen. Sedangkan kelompok kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau tidak mengalami perubahan atau relatif stabil. Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada Desember 2015 antara lain: angkutan udara, daging ayam ras, tarip listrik, sayur bayam, beras, kepiting/rajungan, kentang, cabai merah dan minyak goreng. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: ikan tongkol, pisang, cabai rawit, wortel, jeruk, ikan kembung, cumi-cumi, udang basah, ikan selar dan ikan bulat. Kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Desember 2015, yaitu kelompok bahan makanan 0,61 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,12 persen; kelompok sandang 0,02 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,03 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,44 persen. Sedangkan kelompok kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau tidak memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi bulan ini.
2 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/12/19/Th.III, 4 Januari 2016
Tabel 1 IHK dan Tingkat Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Desember 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)
Kelompok Pengeluaran
(1)
1 2 3 4 5 6 7 1) 2) 3)
(2)
U M U M(Headline) Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
(3)
(4)
Laju Inflasi/ Deflasi Tahun Kalender 20152) (5)
127,94 132,47 123,91 125,09 121,58 126,02 133,18 132,31
1,23 2,18 0,00 0,50 0,22 0,29 0,49 3,80
0,88 -4,52 4,63 2,91 1,26 3,87 8,07 0,42
IHK IHK Inflasi/Deflasi November Desember Desember 2015 2015 20151)
126,38 129,64 123,91 124,47 121,31 125,65 132,53 127,47
Inflasi/Deflasi Tahun ke Tahun 3) (6)
0,88 -4,52 4,63 2,91 1,26 3,87 8,07 0,42
Persentase perubahan IHK Desember 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya Persentase perubahan IHK Desember 2015 terhadap IHK Desember 2014 Persentase perubahan IHK Desember 2015 terhadap IHK Desember 2014
Tabel 2 Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Desember 2015 (persen) Kelompok Pengeluaran
Andil Inflasi/Deflasi (%)
(1)
(2)
UMUM
1,23
1.
Bahan Makanan
0,61
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau
0,00
3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar
0,12
4.
Sandang
0,02
5.
Kesehatan
0,01
6.
Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga
0,03
7.
Transpor, Komunikasi,dan Jasa Keuangan
0,44
3 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/12/19/Th.III, 4 Januari 2016
Gambar 1 Perkembangan IHK Kota Tanjungpandan (2012=100), Desember 2014 – Desember 2015
150,00 145,00 140,00 135,00 130,00
120,00 115,00 110,00 105,00 100,00 95,00 90,00 Des-14
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
Mei-15
Jun-15
Jul-15
Agust-15 Sep-15
Umum
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor
Okt-15
Nop-15
Des-15
Gambar 2 Sumbangan/Andil Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Desember 2015 1.20 Umum
1.00
1. Bhn.makanan 0.80 Andil (%)
IHK
125,00
2. Makanan jadi 3. Perumahan
0.60
4. Sandang
0.40
5. Kesehatan 0.20
6. Pendidikan 7. Transpor
0.00 Kelompok Pengeluaran
4
Tabel 3 Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Desember 2015
Komoditi
Persentase Perubahan Harga
Sumbangan Inflasi/Deflasi (%)
(1)
(2)
(3)
25.25
0.45
26.07
0.40
3.00
0.09
4.49
0.07
25.83
0.06
1.23
0.06
8.40
0.05
17.51
0.04
10.54
0.04
3.72
0.04
-0.74
0.00
-2.22
-0.01
-2.22
-0.01
-3.19
-0.01
-2.22
-0.02
-2.32
-0.02
-2.41
-0.04
-5.70
-0.06
-7.67
-0.07
-6.95
-0.08
1.
ANGKUTAN UDARA
2.
DAGING AYAM RAS
3.
TARIP LISTRIK
4.
KERISI
5.
BAYAM
6.
BERAS
7.
KEPITING/RAJUNGAN
8.
KENTANG
9.
CABAI MERAH
10.
MINYAK GORENG
11.
TONGKOL
12.
PISANG
13.
CABAI RAWIT
14.
WORTEL
15.
JERUK
16.
SELAR
17.
KEMBUNG
18.
CUMI-CUMI
19.
UDANG BASAH
20.
IKAN BULAT
5 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/12/19/Th.III, 4 Januari 2016
URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada Desember 2015 mengalami inflasi 2,18 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 129,64 pada November 2015 menjadi 132,47 pada Desember 2015. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 8 subkelompok diantaranya mengalami inflasi dan 3 subkelompok mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok daging dan hasil-hasilnya 18,97 persen dan terendah terjadi pada subkelompok bahan makanan lainnya 0,20 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok ikan segar 1,68 persen dan terendah terjadi pada subkelompok kacang-kacangan 0,02 persen. Kelompok ini pada Desember 2015 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,61 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain daging ayam ras, ikan kembung, ikan kerisi, sayur bayam, beras, kepiting/rajungan, kentang, cabai merah dan minyak goreng. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Kelompok ini pada Desember 2015 tidak mengalami perubahan indeks atau relatif stabil. 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok ini pada Desember 2015 mengalami inflasi 0,50 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 124,47 pada November 2015 menjadi 125,09 pada Desember 2015. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok bahan bakar 1,56 persen; subkelompok perlengkapan rumah tangga 0,19 persen; dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga 1,07 persen. Sedangkan subkelompok biaya tempat tinggal relatif stabil. Pada Desember 2015 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,12 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: tarip listrik, upah pembantu rumah tangga dan kulkas/lemari es. 4. S a n d a n g Kelompok ini pada Desember 2015 mengalami inflasi 0,22 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 121,31 pada November 2015 menjadi 121,58 pada Desember 2015. Subkelompok yang mengalami inflasi pada Desember 2015, yaitu subkelompok subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya 0,95 persen dan subkelompok sandang anak-anak 0,21 persen. Sedangkan subkelompok sandang laki-laki dan subkelompok sandang wanita relatif stabil. Kelompok ini pada Desember 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain emas perhiasan dan pampers.
6 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/12/19/Th.III, 4 Januari 2016
5. K e s e h a t a n Kelompok ini pada Desember 2015 mengalami inflasi 0,29 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 125,65 pada November 2015 menjadi 126,02 pada Desember 2015. Subkelompok yang mengalami inflasi pada Desember 2015 yaitu subkelompok obat-obatan 0,16 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,57 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani relatif stabil. Kelompok ini pada Desember 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain parfum, vitamin dan obat gosok. 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok ini pada Desember 2015 mengalami inflasi 0,49 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 132,53 pada November 2015 menjadi 133,18 pada Desember 2015. Subkelompok yang mengalami inflasi pada Desember 2015 yaitu subkelompok rekreasi 2,61 persen. Sedangkan subkelompok pendidikan, subkelompok kursus-kursus/pelatihan, subkelompok olahraga, dan subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan relatif stabil. Kelompok ini pada Desember 2015 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain mainan anak, biaya jaringan saluran TV, DVD player, dan TV berwarna.
7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Desember 2015 mengalami inflasi 3,80 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 127,47 pada November 2015 menjadi 132,31 pada Desember 2015. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok transpor sebesar 5,83 persen. Sedangkan subkelompok sarana dan penunjang transpor, subkelompok komunikasi dan pengiriman dan subkelompok jasa keuangan relatif stabil. Secara keseluruhan kelompok ini pada Desember 2015 memberikan sumbangan inflasi 0,44 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi, yaitu angkutan udara/tarip tiket pesawat.
7 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/12/19/Th.III, 4 Januari 2016
PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Baik tingkat inflasi tahun kalender Desember 2015 maupun tahun ke tahun (Desember 2015 terhadap Desember 2014) pada empat kota pantauan IHK menunjukkan arah yang sama. Pangkalpinang memiliki angka terbesar yakni sebesar 4,66 persen dan kota Tanjungpandan terkecil dengan 0,88 persen. Sementara Palembang dan DKI Jakarta masing-masing sebesar 3,30 persen dan 3,05 persen. (Lihat Tabel 4).
Tabel 4 Inflasi Desember 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta Inflasi (1)
Pangkalpinang
Tanjungpandan
Palembang
DKI Jakarta
(2)
(3)
(4)
(5)
1. 2.
Desember 2015 Tahun Kalender 2015
1,56 4,66
1,23 0,88
0,72 3,30
1,12 3,05
3.
Desember 2015 terhadap Desember 2014 year on year)
4,66
0,88
3,30
3,05
Gambar 2 Inflasi Desember 2015, Tahun Kalender 2015, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta
8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 -1,00
INFLASI DESEMBER 2015
INFLASI TAHUN KALENDER JANUARI-DESEMBER 2015
-2,00
INFLASI YEAR ON YEAR DESEMBER 2015 TERHADAP DESEMBER 2014
-3,00 Pangkalpinang
Tanjung Pandan
Palembang
Jakarta
8
PERBANDINGAN ANTARKOTA Pada Desember 2015 di 82 kota pantaun IHK, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke 2,87 persen dengan IHK 131,04 diikuti Kupang dengan inflasi 2,67 persen dan IHK 126,15. Sementara inflasi terendah terjadi di Cirebon 0,27 persen dengan IHK 118,94. Inflasi ini sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Selain itu tingkat permintaan dari konsumen yang dipengaruhi faktor musiman seperti hari raya keagamaan dan liburan sekolah memberikan dampak yang cukup signifikan pula.
Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Desember 2015 tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Sibolga 2,12 persen dengan IHK 123,39 dan terendah terjadi di Dumai sebesar 0,39 persen dengan IHK 122,75. (Lihat Tabel 5). Tabel 5 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Desember 2015 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Meulaboh Banda Aceh Lhokseumawe Sibolga Pematang Siantar Medan Padang Sidempuan Padang Bukit Tinggi Tembilahan Pekanbaru Dumai Bungo Jambi Palembang Lubuklinggau Bengkulu Bandar Lampung Metro Tanjungpandan Pangkalpinang Batam Tanjung Pinang TANJUNGPANDAN
IHK
Desember 2015 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
121,26 116,30 118,31 123,39 126,07 124,70 120,22 127,10 121,52 126,62 122,80 122,75 120,60 121,69 120,53 120,51 128,60 123,90 130,28 127,94 123,77 122,54 122,27 127,94
0,49 0,54 1,31 2,12 1,78 1,37 1,43 1,79 1,80 0,77 1,24 0,39 1,43 0,91 1,12 1,41 0,79 1,17 0,87 1,23 1,56 0,99 0,86 1,23
9 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/12/19/Th.III, 4 Januari 2016
Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa Pada Desember 2015 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang 1,13 persen dengan IHK 128,82 dan terrendah di Cirebon 0,27 persen dengan IHK 118,94. (Lihat Tabel 6). Tabel 6 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Desember 2015 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100) Desember 2015
KOTA (1)
IHK
Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
1.
DKI Jakarta
123,35
0,72
2.
Bogor
121,69
0,76
3.
Sukabumi
121,96
0,51
4.
Bandung
121,71
0,78
5.
Cirebon
118,94
0,27
6.
Bekasi
120,10
0,91
7.
Depok
121,20
0,84
8.
Tasikmalaya
121,10
0,65
9.
Cilacap
124,37
0,80
10.
Purwokerto
120,32
0,93
11.
Kudus
128,23
0,93
12.
Surakarta
119,83
0,99
13.
Semarang
121,77
1,04
14.
Tegal
119,26
0,94
15.
Yogyakarta
120,45
0,96
16.
Jember
120,24
0,39
17.
Banyuwangi
120,20
0,80
18.
Sumenep
120,37
0,77
19.
Kediri
120,99
0,79
20.
Malang
123,12
0,89
21.
Probolinggo
121,23
0,41
22.
Madiun
120,04
0,59
23.
Surabaya
121,85
0,94
24.
Tangerang
130,16
0,96
25.
Cilegon
125,69
0,99
26.
Serang
128,82
1,13
TANJUNGPANDAN
127,94
1,23
10 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/12/19/Th.III, 4 Januari 2016
Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Pada Desember 2015 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke 2,87 persen dengan IHK 131,04 dan terendah terjadi di Watampone 0,47 persen dengan IHK 118,49. (Lihat Tabel 7). Tabel 7 Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Desember 2015 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera (2012=100) KOTA (1)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
IHK
Desember 2015 Inflasi/Deflasi (%)
(2)
(3)
Singaraja Denpasar Mataram Bima Maumere Kupang Pontianak Singkawang Sampit Palangkaraya Tanjung Banjarmasin Balikpapan Samarinda Tarakan Manado Palu Bulukumba Watampone Makassar Pare-Pare Palopo Kendari Bau-Bau Gorontalo Mamuju Ambon Tual Ternate Manokwari Sorong Merauke Jayapura
129,20 119,58 121,29 125,22 117,60 126,15 129,76 122,38 123,94 121,04 124,75 121,80 126,36 125,29 130,96 125,20 125,22 128,34 118,49 122,54 119,57 120,48 118,06 126,70 120,22 122,78 121,85 136,09 127,83 115,70 123,20 131,04 123,55
1,54 0,95 0,94 0,87 1,03 2,67 0,96 1,32 1,34 0,88 0,89 1,27 0,76 1,30 0,97 1,74 1,96 1,30 0,47 0,70 0,74 0,55 0,51 1,22 1,89 1,70 0,62 2,37 1,53 2,02 0,88 2,87 1,45
TANJUNGPANDAN
127,94
1,23
11 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/12/19/Th.III, 4 Januari 2016
ANDIL INFLASI KOMPONEN INTI, KOMPONEN DIATUR PEMERINTAH, DAN KOMPONEN BERGEJOLAK DESEMBER 2015 Pada Desember 2015 komponen yang memberikan andil inflasi yakni komponen bergejolak sebesar 0,62 persen, hal ini berlawan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil deflasi 0,72 persen. Begitu pun komponen inti memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen, juga berlawan arah dengan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Sementara komponen harga diatur pemerintah memberikan andil inflasi sebesar 0,53 persen, yang searah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,11 persen (lihat Tabel 8).
Tabel 8 Dekomposisi Andil Inflasi/Deflasi (persen) Kota Tanjungpandan Komponen
November 2015
Desember 2015
(1)
(2)
(3)
Umum
-1,23
1,23
1
Inti
-0,02
0,08
2
Harga Diatur Pemerintah
0,11
0,53
3
Bergejolak
-0,72
0,62
Keterangan: 1) 2) 3)
Komponen Inti: Komponen yang terdiri dari komoditas spesifik yang hanya ada di kota penghitungan Inflasi tersebut. Komponen Harga Diatur Pemerintah: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya diatur dari pemerintah seperti tariflistrik, tarif air minum, rokok, angkutan laut, angkutan udara, kereta api, BBM, dll Komponen Bergejolak: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya bersifat tidak stabil/bergejolak seperti beras, sayur-sayuran, bumbu-bumbuan, minyak goreng, ikan, buah-buahan, dll.
12 Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 02/12/19/Th.III, 4 Januari 2016
BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Herum Fajarwati, MM Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telepon: 0717- 439422 Fax: 0717-439425 Http://babel. bps.go.id
BPS KABUPATEN BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Agus Puji Raharjo, S.Si, MMA Kepala BPS Kabupaten Belitung Jalan Hasan Basri No. 16 Tanjungpandan - Belitung Telp.0719-21065 Fax. 0719-21551 Email:
[email protected]
13