Infeksi Nosokomial Chairuddin P. Lubis Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Definisi Infeksi nosokomial disebut juga infeksi rumah sakit (hospital infection atau associated infection) adalah infeksi yang terjadi pada seseorang penderita yang sedang dirawat atau berobat jalan di rumah sakit dan waktu dirawat tidak sedang dalam masa tuna suatu penyakit menular. Penyebab 1. Bakteri baik gram positip maupun, gram negatip 2. Virus 3. Jamur 4. Parasit Cara penularannya Vehicle Sumber Infeksi
Vector
penderita
Intermediate host
Sumber penularannya 1. Community acquired infection Umumnya tiap-tiap rumah sakit telah mempmyai policy untuk menempatkan dan perawatan dari penderita dengan penyakit menular. Problema timbul bila diagnosa tidak segera dapat ditegakkan sesaat penderita masuk ke rumah sakit, sehingga penderita bisa menularkan penyakitnya pada penderita lain. Penyakit yang sering di masyarakat secara umum adalah tuberkulosis, demam tifoid, gastroenteritis yang infective, hepatitis, morbilli, infeksi streptococcus, diphtheria dan banyak lainnya lagi. 2. Cross Infection (Infeksi silang) Kebanyakan orang menganggap bahwa infeksi silang inilah yang dimaksud dengan infeksin osokomial. Infeksi ditularkan dari penderita atau anggota staf rumah sakit ke penderita lainnya.
1 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
3. Infection acquired from the environtment Keadaan lingkungan ini selalu dituduh sebagai penyebab infeksi nosokomial. Seperti lingkungan yang kotot dalam rumah sakit, alat-alat untuk pemeriksaan atau pengobatan. Infeksi atau keracunan dari makanan yang disediakan di rumah sakit. 4. Self infection (Infeksi diri sendiri) Ini adalah penyebab infeksi nosokomial yang tersering. Disini kuman-kuman jaringan tubuhnya dan menimbulkan penyakit. Misalnya pada pemberian antibiot flora usus. Flora usus yang tadinya tidak patogen, oleh karena terjadinya empat komponen yang terlihat di bawah ini merupakan gambaran dari hospital infection. Faktor-faktor yang menentukan terjadinya infeksi Mudah atau tidaknya seseorang terkena infeksi tergantung pada beberapa faktor seperti: 1. Virulensi kuman . 2. Jumlah kuman 3. Tempat yang rentan pada penderita 4. Lamanya kontak dengan penyebab infeksi 5. Daya tahan 6. Faktor-faktor lain Ad. 1. Virulensi Kuman Kuman-kuman pathogen biasanya mempunyai kemampuan untuk mengadakan infeksi dan berkembang biak dalam tubuh normal. Derajat kemampuan inilah yang diartikan sebagai virulensi. Kuman-kuman pathogen inilah yang biasanya menyebabkan infeksi nosokomial. Beberapa microorganisme yang biasanya tidak virulen pada seseorang normal tetapi suatu waktu bisa pathogen bila daya tahan seseorang terganggu. Ad.2. Jumlah kuman Makin banyak jumlah kuman yang masuk pada seseorang, makin banyak kuman yang berkembang biak. Kuman-kuman avirulen dapat menjadi pathogen bila jumlahnya cukup besar dalam pertumbuhannya (perkembang biakannya) tidak terhalang oleh kuman-kuman lain. Ad.3. Tempat yang rentan pada penderita Kuman untuk pertama-tama menyerang jaringan, harus berada dalam suasana dan tempat yang susceptible atau suasana yang "cocok" untuk kemudian didikat dan berkembang biak. Ad.4. Lamanya kontak dengan penyebab infeksi Lamanya kontak dengan penyebab infeksi, atau langsung tubuh memberikan perlawanan terhadap infeksi juga mempunyai peranan yang penting. Tubuh akan memberikan perlawanan yang kuat terhadap infeksi. Apabila organismenya yang masuk dalam jumlah yang sedikit, maka tubuh akan berhasil mengatasinya, tetapi bila kuman
2 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
yang jumlahnya kecil ini mengadakan infeksi terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama maka akan memberikan resiko yang cukup berarti terhadap tubuh. Ad.5. Daya Tahan Tubuh Kemampuan seseorang untuk melawan infeksi dipengaruhi oleh mekanisme daya tahan tubuh dan keadaan kesehatan umumnya. Kekebalan tubuh meliputi: - intak tidaknya tubuh: kulit, selaput lendir - normal tidaknya sistem kekebalan humorall dan cellular Sedangkan keadaan kesehatan pada umumnya meliputi: • Keadaan gizi • Adanya pengaruh obat-obatan • Usia muda/tua • Sebagaimana kita ketahui di dalam rumah sakit dirawat orang yang memang sedang menderita sesuatu penyakit, dan biasanya daya tahan orang tersebut akan menurun dan sangat rentan terhadap infeksi, sehingga dianya akan mudah terkena infeksi (compromised host). Oleh karena itu infeksi nosokomial lebih mudah terjadi. Hal-hal yang penting diperhatikan sebagai penyebab infeksi nosokomial pada rumah sakit: I. Faktor makanan Makanan yang disediakan untuk penderita yang dirawat, memegang peranan yang penting terhadap terjadinya out-break di rumah sakit. Hal ini terjadi bila makanan penderita ini sudah terkontaminasi. Makanan ini bisa sebagai penyebab keracunan (Food poisoning) ataupun infeksi melalui kuman-kuman yang mengkontaminasi makanan. Harus diingat dapur rumah sakit harus menyiapkan makanan untuk 3 sampai 4 kali perhari dan untuk penderita yang dirawat dengan berbagai penyakit dan dari berbagai bagian. Dapat dibayangkan kesibukan yang terjadi/dialami dapur sehingga kemungkinan keracunan/infeksi melalui makanan sangat memungkinkan. Untuk ini kebersihan dan disiplin staf sangat diperlukan dalam mencegah terjadinya out-break melalui makanan. Pencegahan dapat dilakukan dengan 1. Sediakan dapur yang memenuhi persyaratan 2. Hygiene perseorangan petugas dapur harus terjamin 3. Penyimpanan makanan yang sudah dimasak harus baik 4. Makanan yang sudah dimasak jangan terkontaminasi dengan makanan yang mentah 5. Cara memasak makanan sangat penting 6. Makanan sebaiknya segera diberikan pada pasien sesudah siap dimasak II. Faktor alat Alat bisa merupakan sumber infeksi nosokomial bila tidak tabu cara perawatan dan kebersihannya seperti:
3 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
• •
Untuk pengobatan pemberian suntikan, pemasangan infus, pemasangan kateter dan lain-lain. Untuk mendukung pembuatan diagnosa seperti: pemeriksaan laboratorium, arteriografi, biopsi, dan sebagainya.
III. Bahan yang dipakai dirumah sakit seperti: pakaian, selimut, tempat tidur dan sebagainya. IV. Faktor petugas baik sewaktu: • pemeriksaan • memandikan • fisioterapi dan sebagainya
PENCEGAHAN UMUM A. Pada community acquired infection, tindakan: 1. Edukasi, terutama untuk tenaga dokter sehingga dapat membuat diagnosa banding pada penderita yang masuk. 2. Ruang rawatan, harus mempunyai ruang rawatan tersendiri yaitu untuk isolasi temporer, hal ini diperlukan bila diagnosa belum dapat ditegakkan secara segera. 3. Diagnosa harus dapat ditegakkan sesegera mungkin untuk bantuan pemeriksaan laboratorium 4. Bila penderita dirawat diruang terbuka, harus dipunyai suatu skema untuk mentrace penderita yang sempat terkontak B. Pada Cross Infection Edukasi harus difokuskan pada hygiene dan house keeping yang baik dengan: • mencuci tangan • pembersihan debu • pemisahan dari penderita dan staf yang menularkan penyakit • alat yang bersih Dokter dan perawat harus cepat tanggap bila penderita yang berdekatan menderita penyakit yang sama C. Infection acquired ftom the environment: 1. Kebersihan ruangan yang baik 2. Kebersihan petugas/staf yang baik . 3. Petugas dapur harus telah mengalami pendidikan dan mengerti tentang hygiene . D. Self Infection: Ini penyebab terbanyak dari infeksi nosokomial termasuk diantaranya yang terbanyak adalah post operative infection, urinary infection dan septicaemia. Pendidikan yang dibutuhkan adalah terutama untuk staf dimana harus diketahui bahwa dalam keadaan normal kita menjumpai adanya mikroorganisme pada tubuh kita yang mengadakan simbiose dengan tubuh kita.
4 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Jadi setiap tindakan baik penggunaan antibiotik maupun sewaktu tindakan lainnya yang dapat merubah lingkungan kuman dan perpindahan kuman ke tempat lainnya menimbulkan infeksi. ILUSTRASI KASUS INFEKSI NOSOKOMIAL PADA BAYI BARU LAHIR DI RS DR. PRINGADI MEDAN 1 OKTOBER 1992 S/D 31 DESEMBER 1992
Tabel I. Distribusi Jenis Kelamin dan Berat Badan JENIS KELAMIN Laki – laki Perempuan Jumlah
> 2500 GM 356 314 670
< 2500 GM 43 44 87
TOTAL 399 358 757
Tabel II. Cara persalinan dengan Infeksi Nosokomial CARA INFEKSI NOSOKOMIAL TOTAL PERSALINAN Partus spontan 9 475 484 Sectio cesaria 10 144 154 Ekstraksi . V 3 116 119 Jumlah 22(2.9%) 735 757 2 X = 8.965 DF = 2 p = 0.0113 (<0.05) X2 = (p-s) = 7.153 DF = 1 p = 7.484E -03 (<0.05) X2 = (p-e)= 0.009 DF = 1 p = 0.9230 X2 = (s-e) = 1.542 DF = 1 p = 0.2143 P = Partus spontan s = Sectio cesaria e = ekstraksi vakum
Tabel III . Hubungan Infeksi Nososkomial dengan Berat Badan lahir INFEKSI NOSOKOMIAL (+) (-) JUMLAH
> 2500 GM
< 2500 GM
TOTAL
13 657 22(2.9%)
9 78 735
22 735 757
5 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Tabel IV . Jenis Infeksi Nososkomial dengan Berat Badan Lahir INFEKSI NOSOKOMIAL Infeksi tali pusat Konjungtivitis Gastroenteritis Stomatitis Pneumoni Sepsis Neonatorum JUMLAH
> 2500 GM
< 2500 GM
TOTAL
6 3 0 2 2 13
0 2 3 0 2 2 9
6(27,3%) 5(22,7%) 3(13,6%) 2(9,1%) 4(18,2%) 2(9,1%) 22
Tabel V. Hubungan Infeksi Nosokomial dengan Rawatan penderita TEMPAT RAWATAN PENDERITA Bangsal perinotologi Bangsal neonati JUMLAH X2 = 31.592
INFEKSI (+) 19 3 22 DF = 1
NOSOKOMIAL (-)
TOTAL
208 227 527 530 735 757 P = 1.909E – 08 ( p<0.001 )
Tabel VI. Keadaan Akhir Penderita Infeksi Nosokomial KEADAAN AKHIR PENDERITA Sembuh Pulang atas permintaan sendiri Meninggal Jumlah
TOTAL 11(50,0%) 8 (36,4%) 3 (13,6%) 22
KEPUSTAKAAN Ayliffe .G, 1981. Hospital infection, desinfection of the skin. Postgraduate doctor, 1981 vol. 1 No. 6 142-144 Mayon White RT, [s.a].: Hospital infection, education and organization. Postgraduate doctorvol. 1 No. 8 189-192. Chairuddin P. Lubis [et.al],[s.a]. Infeksi nosokomial pada bayi baru lahir di RSUD DR. Pirngadi Medan
6 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara