INDONESIA MENANGIS MELIHAT KORUPTOR TERTAWA
NAMA NIM KELOMPOK PROGRAM STUDI NAMA DOSEN
: Daoed W.Christ Titing : 11.12.5776 : H : S1-SI : Drs.Muhammad Idris
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
ABSTRAK
Makalah ini berisikan penjelasan singkat tentang ulah para koruptor nakal yang cerdik memakai uang Negara tanpa pengembalian untuk kepentingan pribadi atau dengan kata lain dapat dikatakan sebagai pencuri berdasi yang mempunyai struktur dalam mencuri uang rakyat. Berbagai upaya dilakukan para koruptor demi memuluskan uasaha haram tesebut,diantaranya dengan cara menyigok,memanipulasi dan mengumbar janji-janji palsu.kepada pihak yang terkait. Kasus korupsi yang meracuni Negara ini tidak hanya terjadi dikota-kota besar namun ke daerah-daerah pelosok ,mulai dari instansi besar sampe ke instansi-instansi kecil. Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk membongkar kasus korupsi yang terjadi,serta barbagai cara untuk mencegah tercadinya korupsi telah dilakukan berbagai pihak namun sayangnya para koruptor bagaikan belut yang licin mereka terlalu cerdik dalam menyembunyikan dan menjalankan aksi korupsi mereka. Untuk meminimalisis tindak korupsi yang sudah menjadi kebiasaan para pejabat tidaklah semudah membalikan telapak tangan namun membutukan usaha yang ekstra keras untuk mengajarkan kepada generasi mudah bahwa tindakan korupsi itu dilarang serta haram untuk dilakukan,karna dengan memberikan pemahaman sejak dini jiwa dan mental generasi muda akan terbiasa untuk tidak melakukan korupsi apa bila kelak mereka menjadi seorang pemimpin atu pejabat. Semoga kasus korupsi yang sangat merugikan masyrakat hilang dari Negara Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadiran Tuhan yang maha kuasa karna atas bimbingan dan penyertaannya penulis dapat dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas akhir dari mata kulia Pancasila yang wajib dikerjakan oleh setiap mahasiswa sebagai salah satu persyaratan penilaian tugas akhir pendidikan pancasila. Penulis menyadari bahwa penulis juga manusia yang tidak sempurna yang mempunyai kukurangan dan kelemahan sehingga dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan yang tidak diketahui penulis untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Tak lupa penulis ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta…oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Abstrak
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
BAB I Pendahuluan
1
A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Pendekatan BAB II Pembahasan A. Akar Permasalahan Korupsi di Indonesia B. Penyelesaian Kasus Korupsi di Indonesia C. Upaya Penanggulangan Korupsi BAB III Penutup
1 1 1 2 2 2 3 6
A. Kesimpulan
6
B. Saran
6
Daftar Pustaka
7
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Melihat kasus koropsi di Indonesia saat ini merajalela penulis merasa tertantang untuk menulis makalah dengan judul “Indonesia Menangis MelihatKoruptorTertawa” Mengapa “Indonesia menangis melihat koruptor tertawa” penulis paparkan sebagai judul makalah ini? Karna dewasa ini banyak kasus korupsi yang terjadi tanpa penyelesaian yang jelas dan pasti,hal ini menimbulkan suatu tanda tanya atau pertanyaan di masyrakat,seperti apa proses hukum yang terjadi di Indonesia. Oleh karna itu penulis coba memaparkan sedikit inti dari permasalahan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. B. Rumusan masalah 1. Apa akar permasalahan dari korupsi yang terjadi di Negara kita? 2. Bagaimana proses penyelesaian kasus-kasus korupsi di Negara kita? 3.
Bagaimana cara menanggulangi korupsi di Negara kita?
C. Pendekatan Pendekatan sosiologis adalah metode yang di pakai oleh penulis dalam menyelesaikan masalah yang terkait.Pendekatan sosiologis penulis gunakan dalam makalah ini karna pendekatan secara sosiologis lebih mengarah pada hubungan dan interaksi sosial antar masyrakat dan juga dampak dari permasalahan yang diangkat dari makalah ini lebih mengarah pada masyrakat dan dampaknya juga akan berimbas kepada masyrakat. Dalam hal ini yang dirugikan adalah masyrakat dan yang diuntungkan adalah oknum yang terkait atau koruptor
BAB II PEMBAHASAN
A. Akar Permasalahan Korupsi di Indonesia a. Maraknya korupsi di Indonesia bukan tanpa sebab. Satu sebab yang mendasar adalah rendahnya mutu Pendidikan kita. Pendidikan yang hanya berorientasi pada aspek kognitif ( pengetahuan) tanpa diikuti pembekalan afektif ( sikap) dan psikomotorik (perilaku) yang kuat. Walaupun pembekalan akhlak/moral dan mental telah diungkapkan dalam visi Pendidikan kita, namun belum tercermin dalam evaluasinya. Evaluasi Nasional hanya kognitif. Akibatnya berbagai upaya untuk mencapai nilai kognitif, tanpa memperhatikan mana halal dan mana haram. b. Ada kepentingan untuk memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan oring lain atau masyrakat c. John D Acton (1834-1902) berpendapat, power tends to corrupt and absolute power corrupt absolutely. Cukup memberikan jawaban bahwa orang cenderung korupsi karena ada kekuasaan dan kesempatan. Selain dorongan setan, dua hal itu menjadi internal driven bagi seseorang berbuat kejahatan. B. Penyelesaian kasus korupsi di Indonesia Kondisi Indonesia semangkin memprihatikan, pengembangan kasus, dan penyelesaian kasus korupsi tidak pernah ada akhirnya, satu kasus di tutupi oleh kasus lain, dan begitu seturusnya, akan jadi apa Indonesia ini
jika KORUPTOR –
KORUPTOR di Indonesia masih bebas untuk melakukan aksinya Penyelesaian kasus korupsi di Indonesia juga terkesan lambat,bayangkan saja untuk menyelesaikan 1 kasus korupsi saja membuhtukan waktu yang cukup lama padahal orang itu sudah terbukti melakukan tindak pidana korupsi,dalam hal ini penulis mengambil sebuah contoh penyelesaian kasus korupsi di daerah propinsi Nusa Tenggara Timur,kususnya di kabupateb Sikka yang merugikan Negara hingga 10,7 miliar. Kasus ini terkuak setelah Inspektorat Kabupaten Sikka melakukan evaluasi terhadap dana bantuan social pada akhir juni 2011. Mereka menemukan 29 kuitansi pengeluaran uang senilai Rp10,7 miliar yang mencurigakan. Setelah ditelusuri, dana sebesar itu ternyata tidak sampai ke kelompok masyarakat, Atas temuan tersebut,
DPRD Sikka membentuk panitia khusus (pansus) dana bantuan sosial dan telah meminta keterangan sejumlah pejabat dan mantan pejabat yang berhubungan dengan danas bansos. Pihak kejaksaan pun mulai mengumpulkan bukti permulaan dengan memeriksa tujuh orang saksi tetapi penyelesaian kasus tersebut sampai sekarang belum juga diselesaikan sehingga masyrakat mengangkap penyeleasian kasus tersebut tersebut terkesan sangat lambat dan memakan waktu. C. Upaya Penanggulangan Korupsi. Korupsi tidak dapat dibiarkan berjalan begitu saja kalau suatu negara ingin mencapai tujuannya, karena kalau dibiarkan secara terus menerus, maka akan terbiasa dan menjadi subur dan akan menimbulkan sikap mental pejabat yang selalu mencari jalan pintas yang mudah dan menghalalkan segala cara (the end justifies the means). Untuk itu, korupsi perlu ditanggulangi secara tuntas dan bertanggung jawab. Ada beberapa upaya penggulangan korupsi yang ditawarkan para ahli yang masing-masing memandang dari berbagai segi dan pandangan.
Caiden (dalam Soerjono, 1980) memberikan langkah-langkah untuk menangulangi korupsi sebagai berikut:
a. Membenarkan transakasi yang dulunya dilarang dengan menentukan sejumlah pembayaran tertentu b. Membuat struktur baru yang mendasarkan bagaimana keputusan dibuat. c. Melakukan perubahan organisasi yang akan mempermudah masalah pengawasan
danpencegahan
penugasan,wewenang sama,birokrasiyang
kekuasaan
yang saling
saling
yang
tindih
bersaing,dan
terpusat,rotasi
organisasi
penunjukan
yang instansi
pengawasadalah saran-saran yang secara jelas diketemukan untuk mengurangi kesempatan korupsi. d. Bagaimana dorongan untuk korupsi dapat dikurangi?dengan jalan meningkatkan ancaman e. Korupsi adalah pesoalan nilai.nampaknya tidak mungkin keseluruhan korupsi
dibatasi
tetapi
memang
harus
ditekan
seminimum
mungkin,agar beban korupsi organisasional maupun korups isistimik tidak terlalu baesar sekiranya. Cara yang diperkenalkan oleh Caiden di atas membenarkan (legalized) tindakan yang semula dikategorikan kedalam korupsi menjadi tindakan yang legal dengan adanya pungutan resmi. Di lain pihak, celah-celah yang membuka untuk kesempatan korupsi harus segera ditutup, begitu halnya dengan struktur organisasi haruslah membantu kearah pencegahan korupsi, misalnya tanggung jawab pimpinan dalam pelaksanaan pengawasan melekat, dengan tidak lupa meningkatkan ancaman hukuman kepada pelaku-pelakunya. Myrdal (dalam Lubis, 1987) memberi saran penaggulangan korupsi yaitu agar pengaturan dan prosedur untuk keputusan-keputusan administratif yang menyangkut orang perorangan dan perusahaan lebih disederhanakan dan dipertegas, pengadakan pengawasan yang lebih keras, kebijaksanaan pribadi dalam menjalankan kekuasaan hendaknya dikurangi sejauh mungkin, gaji pegawai yang rendah harus dinaikkan dan kedudukan social ekonominya diperbaiki, lebih terjamin, satuan-satuan pengamanan termasuk polisi harus diperkuat, hukum pidana dan hukum atas pejabat-pejabat yang korupsi dapat lebih cepat diambil. Orang-orang yang menyogok pejabat-pejabat harus ditindak pula. Selanjutnya Marmosudjono (Kompas, 1989) mengatakan bahwa dalam menanggulangi korupsi, perlu sanksi malu bagi koruptor yaitu dengan menayangkan wajah para koruptor di televisi karena menurutnya masuk penjara tidak dianggap sebagai hal yang memalukan lagi. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa upaya penanggulangan korupsi adalah sebagai berikut : a. Preventif. Membangun dan menyebarkan etos pejabat dan pegawai baik di instansi pemerintah maupun swasta tentang pemisahan yang jelas dan tajam antara milik pribadi dan milik perusahaan atau milik negara. mengusahakan perbaikan penghasilan (gaji) bagi pejabat dan pegawai negeri sesuai dengan kemajuan ekonomi dan kemajuan swasta, agar pejabat dan pegawai saling menegakan wibawa dan integritas jabatannya dan tidak terbawa oleh godaan dan kesempatan yang diberikan oleh wewenangnya. Menumbuhkan kebanggaan-kebanggaan dan atribut kehormatan diri setiap
jabatan dan pekerjaan. Kebijakan pejabat dan pegawai bukanlah bahwa mereka kaya dan melimpah, akan tetapi mereka terhormat karena jasa pelayanannya kepada masyarakat dan negara. Bahwa teladan dan pelaku pimpinan dan atasan lebih efektif dalam memasyarakatkan pandangan, penilaian dan kebijakan. menumbuhkan pemahaman dan kebudayaan politik yang terbuka untuk kontrol, koreksi dan peringatan, sebab wewenang dan kekuasaan itu cenderung disalahgunakan. hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menumbuhkan “sense of belongingness” dikalangan pejabat dan pegawai, sehingga mereka merasa peruasahaan tersebut adalah milik sendiri dan tidak perlu korupsi, dan selalu berusaha berbuat yang terbaik. b. Represif. 1. Perlu penayangan wajah koruptor di televisi. 2. Herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan pejabat
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Inti dari permasalahan yang diangkat dalam makalah ini adalah,maraknya kasus korupsi di Indonesia disebabkan oleh rendahnya mutu pendikan yang berdampak pada kepribadian seseorang dan adanya keinginan untuk memperkaya diri sendiri. Solusi yang dapat dilakukan dari masalah di atas adalah dengan memprbaiki mutu pendikan yang ada sehingga menciptakan manusia dengan kepribadian yang baik.
B. Saran Kiranya makalah ini dapat sedikit membuka wawasan kita tentang parmasalahan yang terjadi di Negara ini serta beberapa cara untuk mengatasinya dan juga makalah ini dapat menjadi pedoman bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://kabarnet.wordpress.com,Kasus korupsi tak pernah akan abisnya Saleh, Wantjik. 1978. Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia. http:
//suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/01/29/135639/Mendedah-Kultur-
Korups http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3800/1/fisip-erika1.pdf,tanggal 15 oktober 2011 http://m.inilah.com/read/detail/1785038/dua-tersangka-kasus-dana-bansos-sikka-diperiksa http://kupang.tribunnews.com/read/artikel/71415//kupangterkini/2011/10/10/saksi-bansossikka-siap-beri-keterangan