BAB III HADIS TENTANG MENANGIS
Setelah dilakukan pelacakan hadis, penulis menemukan hadis-hadis tentang air mata. Kemudian penulis mengambil hadis yang diriwayatkan oleh imam al-Bukha>ri sebagai obyek penelitian, karena hadis riwayat imam al-Bukha>ri menurut para ulama lebih akurat di banding dengan riwayat perawi hadis yang lain. Al-Bukha>ri merupakan mukharrij yang oleh para ulama dinilai paling sahih periwayatannya. Akan tetapi untuk membuktikan kesahihan hadis yang diriwayatkan oleh imam al-
Bukha>ri ini, akan tetap dilakukan penelitian terhadap hal-hal yang merupakan syarat kesahihan hadis. Hadis tentang menangis
yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri
terdapat dalam hadis no. 620.
A. Teks hadis
َّ َح َّدثَنَا ُم َس َّد ٌد َح َّدثَنَا يَحْ يَى ع َْن ُعبَ ْي ِد َاص ٍم َ ََّللاِ ق ِ ص ب ِْن ع ِ ال َح َّدثَنِي ُخبَيْبُ ب ُْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن َح ْف َّ ال َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ْم َّ صلَّى َّ ض َي َّللاُ تَ َعالَى فِي ِظلِّ ِه َ ََّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق َ َّللاُ َع ْنهُ ع َْن النَّبِ ِّي ِ ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر َّ يَوْ َم ََل ِظ َّل إِ ََّل ِظلُّهُ إِ َما ٌم َع ْد ٌل َو َشابٌّ نَ َشأ َ فِي ِعبَا َد ِة ٌ ََّّللاِ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل ق فِي ْال َم َسا ِج ِد َو َرج ََُل ِن َّ ُا َّ ت ََحاب َّا فِي ُ َّللاِ اجْ تَ َم َعا َعلَ ْي ِه َوتَفَ َّرقَا َعلَ ْي ِه َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ ا ْم َرأَةٌ َذ ُ َال إِنِّي أَخ ٍ ص َ َب َو َج َما ٍل فَق ِ ات َم ْن ََّللا
45
46
َّ ق يَ ِمينُهُ َو َر ُج ٌل َذ َك َر ْ ض ُ ِص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى ََل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف َ َص َّد َ َّللاَ خَالِيا فَفَا َ ِق ب َ َو َر ُج ٌل ت َُع ْينَاه
1
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yah}ya dari 'Ubaidillah berkata, telah menceritakan kepada saya Khubaib bin 'Abdurrahman dari Hafs} bin 'As}im dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi S}allallahu'alaihi wasallam bersabda: "Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah naunganNya (pada hari qiyamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali naunganNya. Yaitu; Pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, "aku takut kepada Allah", seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis.
B. Takhri>j al-H}adi>s Untuk memperoleh hadis-hadis yang semakna dengan hadis utama yang sedang diteliti diperlukan adanya kegiata takhri>j al-hadi>s\. Kegiatan ini berfungsi untuk mengetahui siapa saja mukharrij yang meriwayatkan, sehingga dengan demikian dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai hadis yang diteliti, jadi dengan takhri>j ini akan diketahui asal-usul riwayat hadis yang akan diteliti, berbagai periwayatan yang telah meriwayatkan hadis itu dan ada tidaknya (sya>hid
1
Abi ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim Ibn al-Mugirah bin Bardzibah al-Bukha>>ri al-Ja’fi, Shahih Al-Bukhari , Kitab : Adzan, Bab : Orang yang duduk di dalam masjid menunggu pelaksanaan shalat dan keutamaan berdiam di masjid No. Hadis : 620 (Semarang, Karya Toha Putra, tt), h. 161
47
dan muta>bi’).2 Oleh sebab itu, dalam penelitian sangat perlu dilaksanakan kegiatan
takhri>j tersebut. Untuk mentakhri>j hadis yang
membahas tentang keutamaan
keluarnya air mata digunakan metode bi al-lafz}i dengan kata kunci ُض ْ َع ْينَاه َ فَاdan Untuk mempermudah dalam menemukan hadis yang diteliti, takhri>j al-hadi>s| dalam penelitian ini tidak dilakukan secara manual, tetapi terlebih dahulu ditelusuri melalui software-software islami seperti al-Maktabah al-Sya>milah, Jawa>mi’ al-Kalim, dan hadis explorer dengan menggunakan lafaz}-lafaz} hadis yang sesuai. Setelah hadis yang diteliti ditemukan, kemudian dilakukan cross check dengan kitab aslinya. Adapun hasil dari kegiatan takhri>j al-hadi>s| ini ditemukan beberapa hadis, yaitu: a. S}ahi>h Bukha>ri, Bab Bersedekah dengan Tangan Kanan, no. 1334 dan S}ahi>h Bukha>ri, bab Keutamaan meninggalkan dosa, no. 6308 b. S}ahi>h Muslim, bab Keutamaan sedekah dengan diam-diam, no. 1712 c. Sunan al-Tirmiz\i, bab Mencintai Allah, no. 2313 d. Sunan al-Nasa’i, bab Imam (Penguasa, Pejabat) yang adil, no. 5285 e. Musnad Ah}mad, bab Musnad Abu Hurairah Rad}iyallahu 'anhu, no. 9288 f. Muwatho’ Imam Malik, bab Cinta-mencintai karena Allah, no. 1501
2
Suryadi dan M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadis (Yogyakarta: Teras dan TH Press, 2009), h. 32-34; Lihat juga di M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi \ (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 41-42.
48
C. I’tiba>r H}adis\ Kata al-i’tiba>r merupakan isim mas}dar dari kata i’tabara. Secara bahasa, al-
i’tiba>r artinya “peninjauan terhadap berbagai hal dengan maksud agar dapat diketahui sesuatunya yang sejenis”. Sedangkan menurut istilah ilmu hadis, al-i’tiba>r adalah meneliti dengan menyertakan mata rantai sanad yang lain pada suatu hadis tertentu, agar dapat diketahui ada atau tidaknya periwayat yang lain untuk sanad hadis yang dimaksud.3 Adapun tujuan dilakukannya al- i’tiba>r dalam sebuah penelitian hadis adalah agar terlihat secara jelas seluruh jalur sanad yang diteliti, nama-nama periwayatnya, dan metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing periwayat tersebut. Dengan demikian, kegunaan al-i’tiba>r adalah untuk mengetahui keadaan sanad hadis secara keseluruhan dilihat dari ada atau tidaknya pendukung (corroboration) berupa periwayat yang berstatus muta>bi atau sya>hid.4 Yang dimaksud dengan muta>bi (jama’: tawa>bi’) atau biasa hanya disebut dengan istilah ta>bi’ adalah periwayat yang memiliki status sebagai pendukung pada periwayat yang bukan sahabat Nabi, sedangkan sya>hid (jama’: syawa>hid) adalah periwayat yang berstatus pendukung untuk sahabat Nabi. Dengan melakukan al-
3
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 51 Suryadi & Muhammad Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadits, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 67 4
49
i’tiba>r ini akan dapat diketahui apakah sebuah hadis yang diteliti memiliki muta>bi’ dan sya>hid atau tidak.5 Setelah melakukan takhri>j al-h}adi>s\ atas hadis-hadis tentang keutamaan keluarnya air mata maka langkah selanjutnya dalam penelitian hadis adalah melakukan i’tiba>r al-sanad, penjelasanya ada di bawah ini:
Hadis riwayat imam al-Bukha>ri Kitab: Adzan, Bab: Orang yang duduk di dalam masjid menunggu pelaksanaan shalat dan keutamaan berdiam di masjid, No. Hadist : 620
َّ َح َّدثَنَا ُم َس َّد ٌد َح َّدثَنَا يَحْ يَى ع َْن ُعبَ ْي ِد ص ْب ِن َ ََّللاِ ق ِ ال َح َّدثَنِي ُخبَيْبُ ب ُْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن َح ْف َّ ال َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ْم َّ صلَّى َّ ض َي َُّللا َ ََّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َّ َم ق َ َّللاُ َع ْنهُ ع َْن النَّبِ ِّي ِ ص ٍم ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر ِ عَا َّ تَ َعالَى فِي ِظلِّ ِه يَوْ َم ََل ِظ َّل إِ ََّل ِظلُّهُ إِ َما ٌم َع ْد ٌل َو َشابٌّ نَ َشأ َ فِي ِعبَا َد ِة ٌ ََّّللاِ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل ق َّ اج ِد َو َرج ََُل ِن ت ََحابَّا فِي ُ َّللاِ اجْ تَ َم َعا َعلَ ْي ِه َوتَفَ َّرقَا َعلَ ْي ِه َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ ا ْم َرأَةٌ َذ ات ِ فِي ْال َم َس َّ ُخَا ُ َال إِنِّي أ ص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى ََل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما َ َص َّد ٍ ص َ ِق ب َ َّللاَ َو َر ُج ٌل ت َ َال فَق ِ َم ْن ٍ ب َو َج َم َّ ق يَ ِمينُهُ َو َر ُج ٌل َذ َك َر ُ ِتُ ْنف َ ََّللاَ خَ الِيا فَف ُاض ْ َع ْينَاه Kutipan hadis di atas diawali dengan h}addas\ana> yang berarti bahwa yang menyatakan kata itu adalah Imam Bukha>ri yang mengarang kitab al-jami’ al-s\ahi>h atau sering disebut dengan S}ah}i>h} Bukha>ri. Imam Bukha>ri dalam hal ini sebagai mukharrij al-h}adi>s\ oleh sebab itu dalam hal ini dia sebagai periwayat terakhir untuk hadis yang dikutip di atas. Dalam hal mengemukakan riwayat, Imam Bukha>ri 5
Ibid, h. 40
50
menyandarkan riwayatnya kepada satu perawi yaitu Musaddad. satu orang perawi yang disandari oleh Imam Bukha>ri tersebut dalam ilmu hadis disebut sebagai sanad pertama. Dengan demikian, maka sanad terakhir untuk riwayat hadis di atas adalah Abu Hurairah, yakni periwayat pertama karena dia sebagai shahabat Nabi yang berstatus sebagai pihak pertama yang menyampaikan riwayat tersebut.6 Berikut ini dikemukakan urutan periwayat dan sanad untuk hadis di atas: Tabel 3.1 Sanad hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri dari Musaddad Nama periwayat 1. Abu Hurairah
2. Hafs} bin ‘As}im 3.
Khaib bin ‘Abdu alRahma>n 4. ‘Ubaidillah
5. Yah}ya 6. Musaddad
7. Imam Bukha>ri
Urutan sebagai periwayat Periwayat I Periwayat II Periwayat III
Urutan sebagai sanad Sanad VI Sanad V Sanad IV
Periwayat IV Periwayat V Periwayat VI Periwayat VII
Sanad III Sanad II Sanad I
Mukharrij alh}adi>s\
Dari daftar nama di atas tampak jelas bahwa periwayatan pertama sampai ketujuh atau sanad pertama sampai keenam masing-masing satu orang. Adapun lambang-lambang metode periwayatan yang dapat dicatat dari hadis tersebut adalah
h}addasana>, ‘an, dan qa>la. Itu berarti terdapat perbedaan metode dalam meriwayatkan hadis yang digunakan oleh para periwayat dalam sanad hadis tersebut.7
6
Lihat Suryadi dan Muhammad Alfatih Suryadilaga, Metodologi penelitian hadis, (Yogyakarta: TH Press dan Teras, cet. 1 2009), h.76 7 Ibid, h. 89
51
Dari penjelasan di atas maka dapatlah dikemukakan skema sanad Imam Muslim sebagai berikut: Gambar 3.1 Skema sanad Imam Bukhari no. 620 محمد رسول َّللا
عن
أبو هريره
ع َْن َاص ٍم ص ب ِْن ع ِ َح ْف ِ ع َْن ُخبَيْبُ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َح َّدثَنِي ُعبَ ْي ِد َّ َّللاِ ع َْن يَحْ يَى َح َّدثَنَا ُم َس َّد ٌد َح َّدثَنَا امام بخاري
S}ahi>h Bukha>ri, Bab Bersedekah dengan Tangan Kanan, no. 1334
َّللاَ ،قا َلَ :ح َّد َثنِي ُخ َبيْبُ بْنُ َع ْب ِد ار ُب ْندَ ارٌَ ،قا َلَ :ح َّد َث َنا َيحْ َيىَ ،عنْ ُع َب ْي ِد َّ ِ َح َّد َث َنا م َُح َّم ُد بْنُ َب َّش ٍ ْن عَاصِ مَ ،عنْ أَ ِبي ه َُري َْر َةَ ،ع ِن ال َّن ِبيِّ َقا َلَ " :سب َْع ٌة يُظِ لُّ ُه ُم َّ َّللاُ فِي ظِ لِّ ِه الرَّ حْ َم ِنَ ،عنْ َح ْف ِ صب ِ ٍ اْل َما ُم ْال َعا ِدلَُ ،و َشابٌّ َن َشأ َ فِي عِ َبادَ ِة َر ِّبهَِ ،و َرجُ ٌل َق ْل ُب ُه ُم َعلَّ ٌق ِفي َي ْو َم ََل ظِ َّل إِ ََّل ظِ لُّهُِ ْ ، ْال َم َسا ِجدَِ ،و َر َ َّللا اجْ َت َم َعا َعلَ ْي ِه َو َت َفرَّ َقا َعلَ ْيهَِ ،و َرجُ ٌل َطلَ َب ْت ُه امْ َرأَةٌ َذ ُ ب ات َم ْنصِ ٍ جَُل ِن َت َحابَّا فِي َّ ِ
52
،ُص َّد َق أَ ْخ َفى َح َّتى ََل َتعْ لَ َم شِ َمالُ ُه َما ُت ْنف ُِق َيمِي ُنه َ َو َرجُ ٌل َت،َّللا ٍ َو َج َم َ َّ ُ إِ ِّني أَ َخاف: َف َقا َل،ال َّ َو َرجُ ٌل َذ َك َر ْ ض " ُت َع ْي َناه َ َّللاَ َخالِيًا َف َفا Dari redaksi hadis di atas dapat diuraikan bahwa al-Bukha>ri menyandarkan periwayatannya pada Muh}ammad bin Basya>r Bunda>r dengan menggunakan sigat
“h}addas\ana>”.
Sigat
tersebut
memberikan
pemahaman
bahwa
al-Bukha>ri
menggunakan metode al-sama’8 dalam menerima hadis. dalam hal ini Muh}ammad
bin Basya>r Bunda>r berkedudukan sebagai sanad pertama. Dengan demikian maka yang menjadi sanad terakhir pada hadis di atas adalah Abu Hurairah, yakni periwayat pertama karena beliau merupakan sahabat Nabi. Adapun urutan periwayat dan urutan sanad untuk hadis di atas adalah sebagai berikut: Tabel 3. 2 Sanad hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri dari Muh}ammad bin Basya>r Bunda>r Nama periwayat 1. Abu Hurairah
2. Hafs} bin ‘A<<>si} m 3. Khaib bin ‘Abdu al-Rahman 4. ‘Ubaidillah
5. Yah}ya 6. Muh}ammad bin Basya>r 8
Urutan sebagai periwayat Periwayat I Periwayat II Periwayat III Periwayat IV Periwayat V Periwayat VI
Urutan sebagai sanad Sanad VI Sanad V Sanad IV Sanad III Sanad II Sanad I
Ada beberapa lafadz atau lambang yang digunakan dalam kegiatan tahammul hadits (menerima hadis). Metode al-sima’ (mendengar) adalah sebuah metode menerima hadis dengan cara mendengar, yakni seorang guru membaca hadis baik dari hafalan maupun dari kitabnya, sedangkan murid mendengarkan kemudian menulisnya. Lambang periwayatan yang sering dipakai diantaranya: sami’nâ, haddatsanî, sami’tu, haddatsanâ, akhbaranâ, dan lain-lain. Menurut mayoritas ulama’, metode ini dinilai memiliki kedudukan paling tinggi. Lihat, Suryadi & Muhammad Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadits, h. 69.
53
Bunda>r 7. Imam Bukha>ri
Mukharrij al-h}adis\
Periwayat VII
Dari daftar nama di atas jelas terlihat bahwa dari periwayat pertama sampai dengan periwayat ketujuh atau sanad pertama sampai sanad ketujuh menggunakan lambang periwayatan yang berbeda, yakni menggunakan lafadz h}addas\ana> dan ‘an. Hal tersebut menandakan bahwa terdapat perbedaan metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing periwayat dalam hadis di atas. Dari uraian di atas, dapat dikemukakan transmisi jalur sanad sebagai berikut: Gambar 3. 2 Jalur sanad hadis riwayat al-Bukha>ri no. 1334 م.محمد رسول َّللا ص
َْعن أبو هريره َْعن
َاص ٍم ِ ص ب ِْن ع ِ َح ْف َْعن
ُخبَيْبُ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْحَ َّد َثنِي
َّ ُعبَ ْي ِد َِّللا حَ َّد َث َنا
يَحْ يَى حَ َّد َث َنا ار ُب ْندَا ٌر ٍ ُمحَ َّم ُد بْنُ َب َّش حَ َّد َث َنا امام بخاري
54
Untuk mempermudah pembacaan skema sanad pada kedua hadis di atas, berikut penulis sajikan skema sanad keduanya: Gambar 3. 3 Skema Sanad Hadis Riwayat al-Bukha>ri م.محمد رسول َّللا ص
عن أبو هريره
ع َْن َاص ٍم ِ ص ب ِْن ع ِ َح ْف ع َْن ُخبَيْبُ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َح َّدثَنِي َّ ُعبَ ْي ِد َِّللا ع َْن يَحْ يَى َح َّدثَنَا ار ُب ْندَا ٌر ٍ ُمحَ َّم ُد بْنُ َب َّش
ُم َس َّد ٌد
َح َّدثَنَا امام بخاري
Untuk memberikan gambaran perbandingan terhadap skema sanad Bukhari, berikut ini dikemukakan riwayat hadis yang semakna yang diriwayatkan dalam kutub al-sittah yang lain, yaitu:
55
1. Sahih Muslim, no.1718
َح َّدثَنَا:ال ُزهَ ْي ٌر ٍ َْح َّدثَنِي ُزهَ ْي ُر ب ُْن َحر َ َ ق،ان ِ َّ ع َْن يَحْ يَى ْالقَط، َو ُم َح َّم ُد ب ُْن ْال ُمثَنَّى جميعا،ب َّ ع َْن ُعبَ ْي ِد،يَحْ يَى ب ُْن َس ِعي ٍد ،َاص ٍم ِ ص ب ِْن ع ِ ع َْن َح ْف، أَ ْخبَ َرنِي ُخبَيْبُ ب ُْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن،َِّللا َّ " َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ُم:ال اْل َما ُم َ َ ع َِن النَّبِ ِّي ق،َع َْن أَبِي هُ َري َْرة ِ ْ :َُّللاُ فِي ِظلِّ ِه يَوْ َم ََل ِظ َّل إِ ََّل ِظلُّه َّ َو َرج ََُل ِن ت ََحابَّا فِي،اج ِد َّ َو َشابٌّ نَ َشأ َ بِ ِعبَا َد ِة،ُْال َعا ِدل ٌ َّ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل،َِّللا َِّللا ِ ق فِي ْال َم َس َّ ُا ُ َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ ا ْم َرأَةٌ َذ،اجْ تَ َم َعا َعلَ ْي ِه َوتَفَ َّرقَا َعلَ ْي ِه ُ َ إِنِّي أَخ: فَقَا َل،ال ،ََّللا ٍ ص ِ ات َم ْن ٍ ب َو َج َم َّ َو َر ُج ٌل َذ َك َر،ُق ِش َمالُه ُ ِص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى ََل تَ ْعلَ َم يَ ِمينُهُ َما تُ ْنف َّللاَ خَ الِيا َ َص َّد َ ِق ب َ َو َر ُج ٌل ت َ َفَف ُاض ْ َع ْينَاه Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin H}arb dan Muhammad bin Mus\anna> dari Yah}ya al-Qatan, Zuhair berkata, telah menceritakan kepada kami Yah}ya> bin Sa’id dari 'Ubaidillah telah mengabarkan kepadaku Khubaib bin 'Abdurrahman dari H}afs} bin 'As}im dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis”. 2. Sunan al-Tirmiz\i, no. 2313
ٌ ِاريُّ َح َّدثَنَا َمع ٌْن َح َّدثَنَا َمال ص ْب ِن َ َح َّدثَنَا ْاْلَ ْن ِ ك ع َْن ُخبَ ْي ِ ص ِ ب ب ِْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن َح ْف َّ صلَّى َّ ُول ٌال َس ْب َعة َ ََّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َّ َم ق َ َِّللا َ ص ٍم ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ أَوْ ع َْن أَبِي َس ِعيد أَ َّن َرس ِ عَا
56
َّ َّللاُ فِي ِظلِّ ِه يَوْ َم ََل ِظ َّل إِ ََّل ِظلُّهُ إِ َما ٌم عَا ِد ٌل َو َشابٌّ نَ َشأ َ بِ ِعبَا َد ِة َّ ي ُِظلُّهُ ْم َُّللاِ َو َر ُج ٌل َكانَ قَ ْلبُه َّ ْج ِد إِ َذا خَ َر َج ِم ْنهُ َحتَّى يَعُو َد إِلَ ْي ِه َو َرج ََُل ِن ت ََحابَّا فِي ََّللاِ فَاجْ تَ َم َعا َعلَى َذلِك ِ ُم َعلَّقا بِ ْال َمس َّ َوتَفَ َّرقَا َو َر ُج ٌل َذ َك َر ُ اض ْ َع ْينَاهُ َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ ا ْم َرأَةٌ َذ ال ٍ ات َح َس َ َال فَق َ ََّللاَ خَ الِيا فَف ٍ ب َو َج َم َّ ُا ُ ِص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى ََل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف ُ َإِنِّي أَخ ال أَبُو َ َص َّد َ َق يَ ِمينُه ق َ ِق ب َ َّللاَ َو َر ُج ٌل ت 9
ٌ ِعي َسى هَ َذا َح ِد ص ِحي ٌح َ يث َح َس ٌن
Telah menceritakan kepada kami Al-Ans}a>ri telah menceritakan kepada kami Ma'anun telah menceritakan kepada kami Malik dari Khubaib bin ‘Abdi alRahman dari Hafs} bin 'As}im dari Abu Hurairah atau dari Abu Sa'id, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Tujuh (golongan) yang akan dinaungi Allah pada hari di mana tidak ada naungan lain kecuali naunganNya; pemimpin adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, orang yang hatinya terkait dengan masjid bila ia keluar meninggalkannya hingga ia kembali lagi, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena itu dan berpisah karena itu, orang yang mengingat Allah saat menyendiri lalu kedua matanya berlinang, lelaki yang diajak oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu ia berkata: Aku takut Allah, seseorang bersedekah lalu menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya." Berkata Abu Isa: Hadis ini hasan shahih. 3. Sunan al-Nasa’i, no. 5285
َّ َّللاِ ع َْن ُعبَ ْي ِد َّ ال أَ ْنبَأَنَا َع ْب ُد ب ب ِْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن َ َأَ ْخبَ َرنَا ُس َو ْي ُد ب ُْن نَصْ ٍر ق ِ َّللاِ ع َْن خَ بِي َّ ال َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ْم َّ صلَّى َّ ُول َُّللا َ ََّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َّ َم ق َ َِّللا َ ص ٍم ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ أَ َّن َرس ِ ص ب ِْن عَا ِ َح ْف َّ َع َّز َو َج َّل يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة يَوْ َم ََل ِظ َّل إِ ََّل ِظلُّهُ إِ َما ٌم عَا ِد ٌل َو َشابٌّ نَ َشأ َ فِي ِعبَا َد ِة َّللاِ َع َّز َو َج َّل َّ َو َر ُج ٌل َذ َك َر َ َّللاَ فِي ْج ِد َو َرج ََُل ِن ت ََحاب َّا َ َخََل ٍء فَف ِ اض ْ َع ْينَاهُ َو َر ُج ٌل َكانَ قَ ْلبُهُ ُم َعلَّقا فِي ْال َمس
9
Imam al-tirmiz\i, sunan al-tirmiz\i, bab: zuhud bab ma ja’a fi hubbi fillah (Saudi Arabia, mauqi’u al-islam juz 8, hadis no 2313), h. 404
57
َّ ُا َّ فِي ُ َّللاِ َع َّز َو َج َّل َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ ا ْم َرأَةٌ َذ ُ َال إِنِّي أَخ ٍ ص َ َب َو َج َما ٍل إِلَى نَ ْف ِسهَا فَق ِ ات َم ْن ََّللا ُصنَ َع ْ يَ ِمينُه َ َص َّد َ ص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى ََل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما َ ِق ب َ َع َّز َو َج َّل َو َر ُج ٌل ت Telah mengabarkan kepada kami Suwaid bin Nas}r ia berkata; telah memberitakan kepada kami Abdullah dari Ubaidillah dari Khabib bin 'Abdurrahman dari Hafs} bin As}im dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah s}allallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ada tujuh golongan yang akan Allah lindungi pada hari kiamat, di hari yang tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya; imam yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam peribadatan kepada Allah 'azza wajalla, seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dalam keheningan kemudian meneteskan air mata, seorang lakilaki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang mencintai karena Allah 'azza wajalla, seorang laki-laki yang diajak oleh seorang wanita cantik dan berkedudukan untuk berzina, lalu ia berkata 'sesungguhnya aku takut kepada Allah 'azza wajalla', serta seorang laki-laki yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kanannya. 4. Musnad Ahmad, no. 9288
َّ َح َّدثَنَا يَحْ يَى ع َْن ُعبَ ْي ِد ص ٍم ع َْن َ ََّللاِ ق ِ ص ب ِْن عَا ِ ال َح َّدثَنِي ُخبَيْبُ ب ُْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن َح ْف َّ ال َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ْم َّ صلَّى َّللاُ فِي ِظلِّ ِه يَوْ َم ََل ِظ َّل إِ ََّل َ ََّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق َ أَبِي هُ َري َْرةَ ع َْن النَّبِ ِّي َّ اْل َما ُم ْال َعا ِد ُل َو َشابٌّ نَ َشأ َ بِ ِعبَا َد ِة ٌ َِّّللاِ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُمتَ َعل اج ِد َو َرج ََُل ِن تَ َحابَّا فِي ِ ق بِ ْال َم َس ِ ْ ُِظلُّه َّ ص َدقَ ٍة أَ ْخفَاهَا ََل تَ ْعلَ ُم ِش َمالُهُ َما َ َص َّد َ ِق ب َ َّللاِ َع َّز َو َج َّل اجْ تَ َم َعا َعلَ ْي ِه َوتَفَ َّرقَا َعلَ ْي ِه َو َر ُج ٌل ت َّ ق يَ ِمينُهُ َو َر ُج ٌل َذ َك َر ُ اض ْ َع ْينَاهُ َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ َذ ُ ِتُ ْنف ال إِلَى ٍ ص َ ََّللاَ خَ الِيا فَف ِ ات َم ْن ٍ ب َو َج َم َّ ُا ُ َال أَنَا أَخ َّللاَ َع َّز َو َج َّل َ َنَ ْف ِسهَا ق Telah menceritakan kepada kami Yah}ya dari Ubaidillah telah menceritakan kepadaku Khubaib bin Abdurrahman dari Hafs} bin 'A>>s}im dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tujuh golongan yang Allah akan naungi dengan naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya; imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang
58
tumbuh dalam peribadatan kepada Allah, seorang yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah 'azza wajalla mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, seorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, seorang yang berdzikir kepada Allah dikeheningan hingga kedua matanya meneteskan air mata, dan seorang lakilaki yang diajak berzina oleh seorang wanita cantik berkedudukan lalu ia berkata; aku takut kepada Allah 'azza wajalla”. 5. Muwat}t}a’ Malik, no. 1501
ص ٍم ع َْن أَبِي َ ب ب ِْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْاْلَ ْن ِ ص ب ِْن عَا ِ و َح َّدثَنِي ع َْن َمالِك ع َْن ُخبَ ْي ِ ص ِ اريِّ ع َْن َح ْف َّ صلَّى َّ ال َرسُو ُل َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َّ َم َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ْم َ َِّللا َ َال ق َ ََس ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِريِّ أَوْ ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ أَنَّهُ ق َّ َّللاُ فِي ِظلِّ ِه يَوْ َم ََل ِظ َّل إِ ََّل ِظلُّهُ إِ َما ٌم عَا ِد ٌل َو َشابٌّ نَ َشأ َ فِي ِعبَا َد ِة َّ ٌ ََّّللاِ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل ق َّ ْج ِد إِ َذا خَ َر َج ِم ْنهُ َحتَّى يَعُو َد إِلَ ْي ِه َو َرج ََُل ِن ت ََحاب َّا فِي َّللاِ اجْ تَ َم َعا َعلَى َذلِكَ َوتَفَ َّرقَا ِ بِ ْال َمس َّ َُا َّ َو َر ُج ٌل َذ َك َر ُ ض ْ َع ْينَاهُ َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ َذ ُ ال إِنِّي أَخ ٍ ات َح َس َ َب َو َج َما ٍل فَق َ َّللاَ خَ الِيا فَفَا ََّللا ُ ِص َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى ََل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف ُق يَ ِمينُه َ َص َّد َ ِق ب َ َو َر ُج ٌل ت Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Khubaib bin Abdurrahman AlAns}ari dari Hafs} bin 'A>s}im dari Abu Sa'id Al Khud}ri, atau dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tujuh golongan orang yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; Seorang imam yang adil. Seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah. Seorang pemuda yang hatinya terpaut dengan masjid. Dua orang pemuda yang saling mencintai karena Allah, mereka bertemu dan berpisah karena-Nya. Seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam kesendirian lalu mengucur air matanya. Seorang pemuda yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu dia berkata; “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”. Dan seorang laki-laki yang bersedekah, lalu dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan tangan kanannya.
59
Dalam rangka melakukan kegiatan al-i’tiba>r, maka seluruh skema sanad dari semua mukharrij tersebut akan digabung menjadi satu skema. Namun sebelum hal itu dilakukan, penulis menyajikan skema sanad dari masing-masing mukharrij sebagai berikut: Gambar 3. 4 Jalur sanad hadis riwayat Muslim no. 1718 محمد رسول َّللا
م.ص
ع َْن
أبو هريره ع َْن َاص ٍم ِ ص ب ِْن ع ِ َح ْف ع َْن ُخبَيْبُ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن أَ ْخبَ َرنِي َّ ُعبَ ْي ِد َِّللا ع َْن يَحْ يَى بْنُ َس ِعي ٍد َح َّدثَنَا يَ ْحيَى الْ َقطَّان
َح َّدثَنَا
ُم َح َّم ُد بْنُ ا ْل ُمثَنَّى
ب ٍ ُْزهَ ْي ُر بْنُ َحر َح َّدثَنَا مسلم
60
Gambar 3. 5 Jalur sanad hadis riwayat al-Tirmidzi no. 2313 محمد رسول َّللا ص.م ع َْن أَبِي َس ِعيد
أبو هريره عَن َاص ٍم ص ب ِْن ع ِ َح ْف ِ ع َْن ُخبَيْبُ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َح َّدثَنَا َمالِ ٌ ك عَن َمع ٌْن َح َّدثَنَا اريُّ ْاْلَ ْن َ ص ِ َح َّدثَنَا الترمذى
Gambar 3. 6 Jalur sanad hadis riwayat al-Nasa’i no. 5285 محمد رسول َّللا ع َْن ص.م أبو هريره ع َْن َاص ٍم ص ب ِْن ع ِ َح ْف ِ ع َْن ُخبَيْبُ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن
61
ع َْن ُعبَ ْي ِد َّ َّللاِ ع َْن ُع ْب ُد َّ َّللاِ أَ ْنبَأَنَا ُس َو ْي ُد بْنُ نَصْ ٍر أَ ْخبَ َرنَا النساءي
Gambar 3. 7 Jalur sanad hadis riwayat Ahmad no. 9288
محمد رسول َّللا ص.م ع َْن أبو هريره ع َْن َاص ٍم ص ب ِْن ع ِ َح ْف ِ ع َْن ُخبَيْبُ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َح َّدثَنِي ُعبَ ْي ِد َّ َّللاِ ع َْن يَحْ يَى َح َّدثَنَا أحمد
62
Gambar 3. 8 Jalur sanad hadis riwayat Malik no. 1501
محمد رسول َّللا م.ع َْنص أَبِي َس ِعيد
أبو هريره عَن َاص ٍم ِ ص ب ِْن ع ِ َح ْف ع َْن ُخبَيْبُ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َح َّدثَنَا ٌ َِمال ك
Selanjutnya dari beberapa skema sanad di atas, penulis uraikan skema dari seluruh sanad, dengan sebelumnya menjelaskan keterangannya sebagai berikut: 1) Dari Jalur sanad al-Bukha>ri: Nabi SAW → Abu Hurairah (‘an) → Hafs} bin ‘A>s}im (‘an) → Khaib
bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (haddatsanî) → ‘Ubaidillah (‘an) → Yah}ya (h}addas\ana>) → Musaddad (h}addas\ana> ) → al-Bukha>ri. Nabi SAW → Abu Hurairah (‘an) → Hafs} bin ‘A>s}im (‘an) → Khaib
bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → ‘Ubaidillah (h}addas\ani>) → Yah}ya (h}addas\ana>) → Muh}ammad bin Basya>r Bunda>r (h}addas\ana>) → al-
Bukha>ri.
63
2) Dari jalur sanad Muslim: Nabi SAW → Abu Hurairah (‘an) → Hafsh bin ‘Ashim (‘an) → Khaib
bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → ‘Ubaidillah (akhbarani>) → yah}ya bin sa’id (‘an) → yah}ya al-qat}an (h}addas}ana>) → muh}ammad bin mus\anna>
dan zuhair bin h}arb (h}addas}ana>) → imam Muslim. 3) Dari jalur sanad al-Tirmiz\i: Nabi SAW → Abu Hurairah atau Abi Sa’id (‘an) → H}afs} bin ‘A>si} m (‘an) → Khaib bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → Malik (‘an) → Ma’nun (‘an) → al Ans}a>ri (h}addas\ana>) → al-Tirmiz\i> (h}addas\ana>). 4) Dari jalur sanad al-Nasa’i: Nabi SAW → Abu Hurairah atau Abi Sa’id (‘an) → Hafsh bin ‘Ashim (‘an) → Khaib bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → ‘Ubaidillah (‘an) → Yahya (‘an) → Suwaid bin Nashr (Anba’anâ) → al-Nasa’I (Akhbaranâ). 5) Dari jalur sanad Ahmad bin Hambal: Nabi SAW → Abu Hurairah atau Abi Sa’id (‘an) → Hafsh bin ‘Ashim (‘an) → Khaib bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → ‘Ubaidillah (h}addas\ana> ) → ‘Abdullah (‘an) → Ahmad (h}addas\ana> ). 6) Dari jalur sanad Malik: Nabi SAW → Abu Hurairah atau Abi Sa’id (‘an) → Hafs} bin ‘As}im (‘an) → Khaib bin ‘Abdu al-Rah}ma>n (‘an) → Malik (‘an)
64
Gambar 3.9 Skema Sanad Keseluruhan محمد رسول َّللا م.ص
ْ
أبو هريره
أَبِي َس ِعيد َاص ٍم ِ ص ب ِْن ع ِ َح ْف ُخبَيْبُ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َّ ُعبَ ْي ِد َِّللا
ٌ َِمال ك َمع ٌْن
َع ْب ُد َّللا ُس َو ْي ُد بْنُ نَصْ ٍر
أحمد
النساء ي
يَحْ َي بن َس ِعيْد
ب ٍ ُْزهَ ْي ٌر بن َحر النساءي
الرتمذى
يَ ْحيَى الْ َقطَّان
ار ُب ْندَا ٌر ٍ ُمحَ َّم ُد بْنُ َب َّش
ُم َس َّد ٌد
امام بخاري
ُم َح َّم ُد بْ ُن ال ُْمثَ نَّى مسلم
Dari skema seluruh sanad hadis di atas, maka dapat diketahui bahwa hadis tersebut memiliki satu perawi yang berstatus sebagai sya>hid, yaitu Abu Sa’id. Dari sanad al-Bukha>ri, dapat kita ketahui Muhammad bin Basya>r bunda>r, yah}ya al-qat}an, al-Nasa’i, Ahmad, suwaid bi Nas}r menjadi muttabi’ bagi Musaddad (dalam jalur sanad pertama). Demikian juga, Musaddad, yah}ya al-qat}an, al-Nasa’i, Ahmad,
65
suwaid bi Nas}r menjadi muta>bi’ terhadap perawi dari jalur Muh}ammad bin Basya>r bunda>r. Selanjutnya, ma’nun dan Abdullah menjadi muta>bi’ bagi Yah}ya bin sa’i>d (pada jalur sanad kedua). Adapun Ubaidillah memiliki satu muta>bi’, yakni Malik (pada jalur sanad ketiga).
D. Kritik Sanad Langkah selanjutnya untuk meneliti hadis tentang air mata ini yaitu melakukan kritik sanad. Sanad hadis merupakan rangkaian para periwayat yang memindahkan matan sampai kepada kita. Para ulama hadis menilai sanad memiliki kedudukan yang sangat penting dalam riwayat hadis. Maka dari itu, sebuah berita yang dinyatakan sebagai hadis Nabi jika tidak memiliki sanad sama sekali, maka berita tersebut disebut sebagai hadis palsu atau hadis maud}u>’.10 Hal yang perlu dilakukan dalam penelitian sanad adalah: 1. Meneliti Kualitas Periwayat dan Persambungan Sanad Seperti yang terlihat pada transmisi jalur sanad di atas, bahwasanya hadis yang terdapat dalam S}ah}i>h al-Bukha>ri dengan nomor hadis 620 ini diriwayatkan oleh sebanyak tujuh orang perawi, yakni Abu Hurairah, Hafs} bin ‘A>si} m, Khaib
bin ‘Abdu al-Rah}man, ‘Ubaidillah, Yah}ya, Musaddad, dan al-Bukha>ri. Selanjutnya, kualitas masing-masing periwayat akan penulis jelaskan sebagai berikut: 10
Suhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi,… h. 21
66
Tari>kh al-Ruwa>t Nama Perawi
Lahir-
Guru
Murid
Al-Jarh} wa
Al-Tah}}a>mul
al-ta’di>l
Wa al-ada>’
Al-Mizzi:
Haddas\ana>
Wafat Al-Bukhari
L: 191 H
Di antaranya:
Di
Nama
W: 256 H
Ali> bin al-
antaranya:
al-Hafiz}}
Thabaqat
Madini
Muslim
S}ahi>h} al-
lengkap: Muhammad bin
11
Isma’il
bin Ibrahim bin Mugi>rah
Ahmad bin
s}ah}i>h}
H}anbal
Tirmiz\i
Yah}ya bin
Nasa’i
Z\\|ahabi:
Ibnu
al-Imam
Ma’i>n
al-Ju’fi
al-H}ajjaj
Muh}ammad bin Yu>suf al-
Al-
Khuzaima
S}ahi>h} al-
h
s}ah}i>h} Ibnu
Firyabi
Ibnu Abu>
Maki bin
Da>wud
Hajar:
H}ammad
Kokoh
Ibra>hi>m alBalkhi Muhammad bin Yu>suf al-
bin Syakir
hafalanny
al-Nasawi
a dan
Mansu>r
Imam
bin
dalam
Musaddad
Muh}amma
pemaham
Muhammad
d al-
an hadis
Baikandi
bin Basysyar
Bazdawi
bin 'Us\man
.
dan lain-lain
Nama Lengkap : Muh}amma d bin Basysa>r bin 'Us\man Kuniyah : Abu Bakar
Negeri
semasa hidup : Bashrah L: 167 H W: 252 H Tabi'ul Atba' kalangan
Yah}ya bin
Muhamma
Abu
Sa’>id al-
d bin
Hatim:
Ans}a>ri
Isma>’il al-
S}aduuq
Yazid bin Ibra>hi>m alTastari
Bukhari
An Nasa'i
Ali bin al-
S}alih An
Madini
Nasa'i: la
Haddatsanâ
67
Muh}ammad
tua
Ahmad bin
bin Ja’far al-
Hammad
Bazzar
al-Qurasy
Abdullah bin
Yusuf bin
ba’sa bih Ibnu Hibban: disebutka
Ja’far al-
Musa al-
n dalam
Sa’di
Razi
'ats s\iqa>t Ibnu
Jumlah guru
Jumlah
seluruhnya
murid
H}ajar al
kurang lebih
seluruhnya
'Asqalani:
188
kurang
Tsiqah
lebih 154
AlDzahabi: Hafizh
Nama
Lengkap : Yah}ya bin Sa'id bin Farru>kh Kuniyah : Abu Sa'id
Negeri
semasa hidup : Bashrah L: 120 H W:
198
H Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa
Ubaidillah
Muhamma
An
bin Umar al-
d bin
Nasa'i:
‘Adawi
Basya>r bin
s\iqah
'Us\man
tsabat
Salam bin Sulaiman alMuzani Sufyan bin ‘Uyainah
Malik bin
Abu
Anas
Zur'ah:
Mujahid
S|iqah
bin Musa
Suhail bin
‘Amr bin
Abi Shalih
al-‘Abbas
hafidz Abu Hatim:
Jumlah guru
Jumlah
S|\iqah
seluruhnya
murid
hafiz}
kurang lebih
seluruhnya
272
kurang lebih 261
Al 'Ajli: S|\iqah Ibnu Sa'd: S|\iqah
‘An
68
ma`mun Nama
Negeri
Lengkap : Ubaidullah bin 'Umar bin Hafsh bin 'Ashim bin 'Umar bin Al Khaththab Kuniyah : Abu 'Utsman
semasa hidup : Madinah Wafat : 147 H Tabi'in kalangan biasa
Khubaib bin
Yahya bin
Ibnu
‘Abdirrahma
Sa’id al-
Hajar :
n al-Anshari
Qathan
S|\iqah
Yazid bin
s\abat
Hamzah bin Mughirah
Adz
Qais
Ja’far Shadiq Musa bin
Dzahabi:
Bakar bin
S|\iqah
Salim
Yahya
Na>fi’ bin
‘Abdillah S|abit bin
bin
Yazi>d
Ma'in :
Musa bin
Aslam Jumlah guru
Hilal
seluruhnya
Jumlah
Haddatsani
S|\iqah Abu
kurang lebih
murid
Hatim :
140
seluruhnya
S|\iqah Abu
kurang
Zur'ah:
lebih 348
S|\iqah An Nasa'i: S|\iqah,
s\abat
Nama Lengk ap : Khuba ib bin 'Abdu r Rahm an Kuniy ah : Abu
Negeri
semasa hidup : Madinah L: W : 132 H Kalangan : Tabi'in kalangan biasa
Hafsh ‘Ashim
bin ‘Ubaidillah al-
‘Adawi ‘Abdurrahm an bin Khaib Unaisah binti Khubaib
Yahya
bin ‘Umar
bin
al-‘Adawi
Ma'in:
Syu’bah bin
S|\iqah al- Al-
Hajjaj ‘Abdullah bin
Nasa'i Tsiqah Abu
‘An
69
‘Abdullah
Al Harits
Maslamah Malik bin
binti Muhammad Jumlah guru seluruhnya
s}alih}u alh}adi>s\
Anas Mubarak
al-Ghifari
Hatim:
Ibnu
bin
Hibban:
Fudhalah
disebutk
kurang lebih Jumlah
an dalam
11
al-s\iqa>t
murid seluruhnya
Ibnu
kurang
Hajar al
lebih 22
'Asqalani s\iqah
Nama Lengk ap : Hafsh bin 'Ashi m bin 'Umar bin Al Khath thab
Negeri
semasa hidup : Madinah L: W: Kalangan : Tabi'in kalangan pertengah an
Abu
Khubabib
An
Hurairah al-
bin
Nasa'i:
Dausi
‘Abdirrah
s\iqah
Abu
bakar
al-Shiddiq Abu sa’id al-
Ibnu
man Sa’d
bin
Sa’id
Hibban: disebutk
Khudri
‘Ashim bin
an dalam
‘Abdullah
Muhamma
al- s\iqa>t
bin ‘Umar Sahal
bin
Sa’ad Jumlah guru seluruhnya kurang lebih 12
Ibnu
d ‘Ubaidillah
Hajar al-
bin ‘Umar
'Asqalani : s\iqah
Syu’bah bin Hajjaj Sa’d
bin bin
Muhamma d
Dzahabi: s\iqah
Ibrahim ‘Isa
Adz
al-
70
‘Umari> Jumlah murid seluruhnya kurang lebih 12 Nama
Negeri
Lengkap : Abdur Rahman bin Shakhr Kuniyah : Abu Hurairah
semasa hidup : Madinah Wafat : 57 H Kalangan : Shahabat
Ubay
bin H}afs}
Ka’ab Anas
bin
Malik
bin Ibnu
'Ashim bin
H}ajar al
'Umar bin
'Asqalani
Al
Shahabat
Abu Hasyim
Khaththab
bin ‘Uqbah
Hatim bin
Ummu
Haris
Aiman
Hubaib bin
Al-Aswad
Marzuqi
bin Yazi>d
Abu Amin
Jumlah guru
al-Sya>mi
AlMizzi: Sahabat Rasul Abu Hatim bin
Jumlah
Hibban:
kurang lebih
murid
disebutk
60
seluruhnya
an dalam
kurang
al-s\iqa>t
seluruhnya
lebih 1099
Setelah adanya penelitian sanad pada uraian di atas, yang meliputi ketersambungan sanad dan kualitas periwayat diperoleh data bahwa hadis Imam
Bukha>ri tersebut:
71
a. Memiliki sanad yang muttasil dari mukharrij hingga Rasulullah, hal ini karena pada setiap persambungan antar perawi telah memenuhi persyaratan ke-muttas}il-an sanad. b. Diriwayatkan oleh para perawi yang s\iqah (’adil dan dabit) sebagaimana disebutkan dalam data para periwayat. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hadis yang diriwayatkan oleh imam al-Bukha>ri nomor 620 tersebut dapat diterima dan berkualitas sahih dari segi muttas}il, d}abit dan ‘adilnya perawi. 2.
Meneliti Kemungkinan Adanya Syuz\uz\ dan ‘Illat Ada beberapa perbedaan pendapat mengenai pengertian syuz\uz\ dari suatu hadis.
11
Di antara pendapat tersebut yang paling menonjol atau paling banyak
diikuti adalah pendapat Imam al-Syafi’i (w. 204 H/820 M), yang menyatakan bahwasanya hadis yang mengandung syuz\uz\
yaitu “suatu hadis yang
diriwayatkan oleh seorang perawi yang s\iqah, tetapi bertentangan dengan hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi lain yang sama-sama s\iqah (bahkan lebih kuat).”12
11
Menurut bahasa, kata syuz\uz\ berarti yang jarang, yang asing, yang menyendiri, yang menyalahi aturan, dan yang menyalahi banyak orang. Lihat Salamah Noorhidayati, Diktat Ulumul Hadits Edisi Revisi, (Tulungagung: STAIN, 2002), h. 74 12 Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian…, h. 81-82
72
Sedangkan yang dimaksud dengan ‘illat, secara bahasa adalah cacat, penyakit, kesalahan baca, dan keburukan. Sedangkan menurut istilah ulama hadis sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu al-Shalah dan al-Nawawi, ‘illat adalah sebab yang tersembunyi yang dapat merusak kualitas hadis. Jadi, sebuah hadis yang secara lahir tampak berkualitas s}ah}i>h, bisa saja karena ada ‘illat, kualitasnya menjadi d}a’i>f.13 Hadis yang mengandung syuz\u>z\ tersebut dinamakan sebagai hadis sya>z\, sedangkan lawannya disebut hadis mah}fu>z}.14 Banyak ulama hadis yang menyatakan bahwa meneliti adanya syuz}uz> } dan ‘illat itu tidaklah mudah dan hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli dan terbiasa dalam melakukan penelitian hadis. Karena itu, maka Ibn alMadinî (w. 234 H/849 M) dan al-Khatib al-Baghdadi (w. 463 H/1072 M) memberikan petunjuk untuk meneliti ‘illat hadis perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (a) meneliti seluruh sanad hadis untuk matan yang semakna, bila hadis tersebut memiliki muta>bi’ ataupun sya>hid (b) meneliti seluruh periwayat dalam berbagai sanad berdasarkan kritik yang telah dikemukakan oleh para kritikus hadis.15 Sesuai dengan skema seluruh sanad yang telah dibuat, ada tujuh periwayat sekaligus mukharrij-nya di dalam hadis tentang rahasia di balik keluarnya air mata yang diambil dari sanad al-Bukha>ri melalui jalur Abu> Hurairah. Seluruh 13
Noorhidayati, Diktat Ulumul Hadits…, h. 76 Syuhudi Ismail, Kaidah Kesahihan…, h. 139 15 Suryadi & Muhammad Alfatih Suryadilaga, Metodologi Penelitian Hadits…, h. 116. 14
73
periwayat yang terdapat dalam sanad tersebut semuanya bersifat s\iqah, terbukti bahwa tidak ada satupun ulama hadis yang mencela tentang pribadi perawi-perawi tersebut. Semua mengakui ke-s\iqah-an mereka. Mereka juga memiliki hubungan guru murid, dalam artian bahwa mereka memiliki persambungan sanad dari mukharrij sampai kepada Nabi SAW. Kekuatan sanad al-Bukha>ri yang diteliti juga semakin meningkat ketika diketahui terdapat pendukung (corroboration) berupa seorang sya>hid
dan
muta>bi’, terdapatnya muta>bi’ pada sanad pertama, kedua, dan ketiga semakin meningkatkan kekuatan hadis tersebut. Dengan demikian, maka hadis rahasia di balik keluarnya air mata diatas dapat dikatakan terhindar dari adanya syuz\u>z\ dan
‘illat. 3. Kesimpulan a) Hadis tentang rahasia di balik keluarnya air mata tersebut termasuk ke dalam hadis yang diriwayatkan oleh banyak sanad, akan tetapi belum bisa dikategorikan ke dalam hadis mutawatir16, jadi hadis tersebut masih tergolong ke dalam hadis ah}ad.17
16
Hadis mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang mustahil menurut adat mereka bersatu untuk meriwayatkan hadis itu dengan jalan berdusta. Perawi yang tersebut ada mulai awal sanad sampai akhir sanadnya, yaitu terdapat dalam setiap thabaqat (tingkatan). Lihat: Noorhidayati, Diktat Ulumul Hadits, h. 53 17 Hadis ahad adalah hadis yang jumlah perawinya tidak sampai kepada jumlah perawi yang terdapat dalam hadis mutawatir. Perbandingan antara hadis mutawatir dan hadis ahad adalah dilihat dari segi banyaknya perawi. Jika dalam hadis mutawatir banyaknya perawi tersebut harus ada di setiap thabaqat, akan tetapi tidak demikian dalam hadis ahad. Ibid., h. 58
74
b) Dilihat dari skema keseluruhan sanad, pada periwayat tingkat pertama sampai keempat hadis tersebut berstatus gari>b,18 dan kemudian pada periwayat tingkat kelima sampai seterusnya berstatus sebagai hadis
masyhu>r.19 c) Seluruh sanad yang terdapat dalam hadis rahasia di balik keluarnya air mata di atas setelah diteliti, ternyata semuanya bersifat s\iqah (adil dan d}abit}), tak ada seorangpun yang mencela kepribadian mereka. d) Jika dilihat dari transmisi sanad di atas, periwayat banyak menggunakan sigat ‘an dalam menerima hadis, hanya ada tiga yang menggunakan sighat h}addas}ana>. e)
tersebut menunjukkan bahwa hadis di atas merupakan hadis mu’an’an.20 Namun demikian, melihat adanya hubungan guru murid di antara mereka, serta masa hidup mereka yang memungkinkan adanya pertemuan secara langsung, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa hadis tentang rahasia di balik keluarnya air mata di atas telah memenuhi salah satu syarat kesahihan hadis, yaitu bersambungnya sanad (ittis}al alsanad) sampai kepada Nabi SAW.
f)
Periwayatan hadis ini merupakan bentuk periwayatan secara lafal (arriwayah bi al-lafz}), karena dalam semua periwayat dari berbagai jalur
18
Hadis gharib adalah hadis yang diriwayatkan oleh satu orang perawi saja Sedangkan yang dimaksud hadis masyhur adalah hadis yang memiliki lebih dari dua jalur sanad, namun belum sampai kepada derajat mutawatir 20 Hadis yang diriwayatkan oleh perawi dengan menggunakan lafadz ‘an, atau hadis yang di dalam sanadnya terdapat sighat ‘an 19
75
sanad, baik al-Bukha>ri, Muslim, Ahmad, Tirmidzî, maupun al-Nasai, semuanya menggunakan lafadz yang sama, tanpa ada penambahan maupun pengurangan. g) Hadis rahasia di balik keluarnya air mata diatas dapat dikatakan terhindar dari adanya syuz\u>z\ dan ‘illat. Karena sanad al-Bukha>ri yang diteliti terdapat pendukung (corroboration) berupa seorang sya>hid dan
muta>bi’, terdapatnya muta>bi’ pada sanad pertama, kedua, dan ketiga semakin meningkatkan kekuatan hadis tersebut. Dengan demikian, maka Dari beberapa poin argumen di atas, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa sanad hadis tentang air mata yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri melalui jalur Abu Hurairah di atas berkualitas s}ah}i>h}21, karena memenuhi semua syarat keshahihan hadis. Adapun tingkat keshahihannya adalah s}ah}i>h} liz\a>tih}i, karena hadis tersebut telah memenuhi lima syarat hadis s}ah}i>h}.
E. Kritik Matan Langkah selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian hadis setelah diketahui hasil dari penelitian sanad adalah melakukan penelitian matan. Matan adalah “katakata hadis yang dengan hal itu menjadi terbentuk sebuah makna”. 22 Berbeda dengan
21
Pengertian hadis shahih menurut mayoritas ulama hadis adalah, hadis yang memenuhi lima criteria, yakni sanadnya bersambung, seluruh periwayat bersifat adil dan dhabith (memiliki sifat tsiqah), tidak mengandung syudzudz dan tidak mengandung ‘illat 22 Pengertian ini adalah menurut al-T}iibi> yang dinukil dari Musfir al-Damini. Lihat: Hasjim Abbas, Kritik Matan Hadis Versi Muhaddisin dan Fuqaha, (Yogyakarta: Teras, 2004), h. 13
76
proses dalam penelitian sanad, yang memiliki langkah-langkah sistematis dengan berpijak pada unsur-unsur kaidah keshahihan sanad, dalam penelitian matan ulama hadis tidak menekankan kepada peneliti agar terikat dalam langkah-langkah yang sistematis. Ulama hadis hanya menerangkan mengenai beberapa hal/tanda-tanda yang bisa dijadikan sebagai tolok ukur dalam meneliti matan (bagi matan yang shahih). Itupun tidak semua ulama hadis menggunakan tolok ukur yang sama, karena perbedaan persoalan yang terdapat dalam matan yang bersangkutan.23 Terkait dengan hal tersebut, dalam penelitian matan kali ini, penulis menggunakan tolok ukur yang digunakan oleh Shalahuddin al-Adlabi, karena penulis menilai bahwa tolok ukur yang digunakan telah meliputi semua hal yang berkaitan dengan matan hadis. Tolok ukur tersebut ada empat macam, yaitu: 1) Tidak bertentangan dengan petunjuk yang terdapat dalam al-Qur’an 2) Tidak bertentangan dengan hadis yang lebih kuat tingkat kualitasnya 3) Tidak bertentangan dengan akal sehat dan sejarah 4) Susunan pernyataannya menunjukkan ciri-ciri bahwa itu sabda dari Nabi.24 Keempat pokok di atas akan diterapkan dalam penelitian matan hadis tentang larangan waris beda agama secara rinci sebagai berikut:
23
Suhudi Ismail, Metodologi Penelitian, h. 117 Ibid., h. 120-121
24
77
1. Tidak bertentangan dengan petunjuk al-Qur’an Hadis di atas secara tekstual memberikan pemahaman bahwa Islam menganjurkan untuk mengeluarkan air mata dengan menangis dan hal tersebut tidak bertentangan dengan al-Qur’an seperti disebutkan dalam Alquran surat al-Taubah Ayat: 82
Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (At Taubah : 82)
2. Tidak bertentangan dengan hadis yang lebih kuat Selanjutnya, hadis-hadis Nabi juga banyak yang membicarakan tentang keutamaan mengeluarkan air mata. Salah satu hadis yang menjelaskan tentang keutamaan mengeluarkan air mata adalah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmiz\i dari Abu Hurairah, yang bunyinya:
َّ َح َّدثَنَا هَنَّا ٌد َح َّدثَنَا اب ُْن ْال ُمبَا َر ِك ع َْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ب ِْن َع ْب ِد َّللاِ ْال َم ْسعُو ِديِّ ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن َع ْب ِد َّ صلَّى َّ ال َرسُو ُل َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َّ َم ََل َ َِّللا َ َالرَّحْ َم ِن ع َْن ِعي َسى ب ِْن طَ ْل َحةَ ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ قَا َل ق َّ ار َر ُج ٌل بَ َكى ِم ْن خَ ْشيَ ِة ع َو ََل يَجْ تَ ِم ُع ُغبَا ٌر فِي َسبِي ِل َ َّيَلِ ُج الن ِ َّْللاِ َحتَّى يَعُو َد اللَّبَ ُن فِي الضَّر َّ ٌ ال أَبُو ِعي َسى هَ َذا َح ِد ُ ََّللاِ َودُخ ص ِحي ٌح َو ُم َح َّم ُد ب ُْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن هُ َو َ يث َح َس ٌن َ َان َجهَن َّ َم ق َموْ لَى أَبِي طَ ْل َحةَ َم َدنِ ٌّي Telah menceritakan kepada kami Hannad berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak dari 'Abdurrahman bin Abdullah Al Mas'udi dari Muhammad bin 'Abdurrahman dari Isa bin Thalhah dari Abu Hurairah ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan masuk ke dalam neraka seorang laki-laki yang menangis karena takut kepada Allah hingga susu kembali ke dalam kantungnya. Dan tidak akan berkumpul
78
menjadi satu debu di jalan Allah dengan asap api neraka." Abu Isa berkata, "Hadis ini derajatnya h}}asan s}ah}ih, dan Muhammad bin 'Abdurrahman adalah mantan budak (yang telah dimerdekakan oleh) Abu Thalhah, yang berasal dari madinah."25 Pada hadis di atas dijelaskan bahwa Tidak akan masuk ke dalam neraka seorang laki-laki yang menangis karena takut kepada Allah hingga susu kembali ke dalam kantungnya. Dan tidak akan berkumpul menjadi satu debu di jalan Allah dengan asap api neraka. 3. Tidak bertentangan dengan akal sehat Hadis tentang keutamaan menangis tersebut bisa diterima oleh akal sehat, karena mungkin saja pada masa itu Nabi bermaksud untuk memotivasi semangat kaum Muslimin, supaya lebih semangat dalam selalu ingat kepada Allah SWT dalam keadaan apapun dan jihad fi sabilillah, walaupun banyak sekali rintangan yang di hadapi dan mereka mau mengeluarkan air matanya ketika ingat kepada Allah SWT 4. Susunan pernyataannya menunjukkan ciri-ciri sabda kenabian.
.
Persoalan tentang keutamaan air mata merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Semuanya tersusun rapi dalam kedua sumber hukum Islam, yakni al-Qur’an dan hadis. Hadis Nabi tentang keutamaan menangis tersebut di atas benar-benar merupakan sabda kenabian, karena hal yang dijelaskan di dalamnya merupakan salah satu ajaran 25
Imam al-tirmidzi, Sunan…, keutamaan debu fi sabilillah no 1553, ahmad, musnad penduduk Kufah, no 10156 dan 17673, Al-Nasai, bab keutamaan beramal fi sabilillah dengan berjalan kaki, No 3056 dan 3057 h. 190
79
menjalankan syari’at Islam yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan umatnya. Semua yang berhubungan dengan kehidupan umat manusia sebenarnya telah diatur oleh Allah melewati perantara utusan-Nya, jadi tidak sepantasnya kita menafikan hal tersebut. Dari beberapa hal yang menjadi tolok ukur kes}ah}ih}an matan di atas, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa hadis tentang keutamaan mengeluarkan air mata yang diriwayatkan oleh al-Bukha>ri dari jalur sanad Abu ‘As}im tersebut memiliki matan yang berkualitas shahih.
80