Indikator dan Teknik Perhitungan Penduduk dan ketenagakerjaan termasuk TPAK, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Tersembunyi
Oleh :
Afwandi
Perbedaan antara Sensus Penduduk dan Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk meliputi kegiatan pencatatan dan pelaporan data kependudukan yang terdiri dari kelahiran, perkawinan, perpindahan, dan kematian penduduk serta statistik kependudukan lainnya yang dilakukan mulai dari tingkat desa/kelurahan hingga tingkat provinsi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjembatani tersedianya data kependudukan tahunan, karena data kependudukan yang ada hanya dapat diperoleh dari Sensus Penduduk (SP) setiap 10 tahun dan Survei Penduduk Antar Sensus (supas) setiap 5 tahun di antara dua Sensus Penduduk. Pelaksanaan registrasi penduduk dilakukan oleh aparat pemerintah daerah di setiap propinsi, sedangkan Sensus Penduduk dikoordinir oleh BPS yang dilakukan serempak di seluruh Indonesia. Perbedaan lainnya, konsep yang dipakai di negara kita untuk Sensus Penduduk adalah kombinasi dari konsep de jure dan de facto, sedangkan Registrasi Penduduk menggunakan konsep de jure.
Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya Menurut Payman J. Simanjuntak Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Menurut istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja : Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja. Menurut Menakertrans Pengangguran adalah ornag yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
Definisi Pengangguran
1. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau malas bekerja 2. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
Jenis Pengangguran (1)
Contoh: Pada sebuah kantor terdapat 10 tenaga administrasi yang menangani pekerjaan yang ada. Padahal dengan jumlah tenaga 6 orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor tentu merupakan suatu pemborosan.
3. Setengah Menganggur (Under Unemployment) Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh bangunan yang telah menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu proyek berikutnya.
Jenis Pengangguran (2)
Konsep setengah menganggur dibagi dalam : a. Setengah menganggur yang kentara Setengah menganggur yang kentara (visible underemployment) adalah jika seseorang bekerja tidak tetap (part time) di luar keinginannya sendiri, atau bekerja dalam waktu yang lebih pendek dari biasanya. b. Setengah menganggur yang tidak kentara Setengah menganggur yang tidak kentara (invisible underemployment) adalah jika seseorang bekerja secara penuh (full time) tetapi pekerjannya itu dianggap tidak mencukupi karena pendapatannya terlalu rendah atau pekerjaan tersebut tidak memungkinkan ia untuk mengembangkan seluruh keahliannya
Jenis Pengangguran (3)
1.
Pengangguran Friksional (Transisional) Pengangguran ini timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda.
2.
Pengangguran Struktural Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di keahlian lain. Contoh: Suatu daerah yang tadinya (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga pertanian akan menganggur.
3.
dalam bidang agraris bidang
Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural Pengangguran ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya resesi atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi. Contoh: Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan.
Jenis Pengangguran Menurut Sebab (1)
Jenis Pengangguran Menurut Sebab (2) 4.
Pengangguran Musiman (Seasonal) Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim. Contoh: pada musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur. 5. Pengangguran Teknologi Pengangguran ini terjadi karena adanya penggunaan alat–alat teknologi yang semakin modern. Contoh: sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi. 6. Pengangguran Politis Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK 7. Pengangguran Deflatoir Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya
Menurut Edgar O. Edward (tahun 1974 ) Pengangguran dibagi kedalam 5 bentuk 1. Pengangguran terbuka : baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan). 2. Setengah menganggur (underemployment): yaitu mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan 3. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh: yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah pengangguran, termasuk di sini adalah: 1.
2. 3.
4. 5.
Pengangguran tak kentara (disguised unemployment) Misalnya para petani yang bekerja di ladang selama sehari penuh, padahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari penuh. Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) Misalnya orang yang bekerja tidak sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya. Pensiun lebih awal Fenomena ini merupakan kenyataan yang terus berkembang di kalngan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia pensiun dipermuda sebagai alat menciptakan peluang bagi yang muda untuk menduduki jabatan di atasnya.
Tenaga kerja yang lemah (impaired): yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan. Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif tetapi karena sumber daya-sumber daya penolong kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik
Bentuk Pengangguran
Penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Angkatan kerja meliputi: 1. Bekerja 2. Punya Pekerjaan tapi sementara tidak bekerja 3. Mencari Pekerjaan (pengangguran terbuka)
Angkatan Kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) biasa dipakai untuk mengukur persentase jumlah orang yang menganggur dalam angkatan kerja. Tidak termasuk didalamnya penduduk usia kerja tetapi bukan angkatan kerja seperti siswa yang sedang sekolah/kuliah, sedang mengurus rumah tangga dan sedang melakukan kegiatan lainnya selain bekerja. Nilai TPT inilah yang sering kali disebut-sebut berkaitan dengan tolok ukur keberhasilan pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran. Semakin rendah angka TPT maka jumlah penganggur dalam angkatan kerja semakin sedikit, yang berarti daya serap lapangan pekerjaan terhadap pencari kerja semakin baik TPT (Tingkat Pengangguran terbuka) = penganggur/angkatan kerja *100%
Tingkat Pengangguran Terbuka
Merupakan rasio antara angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja Pengukuran TPAK dilakukan dengan cara menghitung jumlah absolut seluruh angkatan kerja dibagi dengan seluruh tenaga kerja atau penduduk usia kerja kemudian dikalikan 100. Jika TPAK 75 persen, artinya terdapat 75 orang angkatan kerja (yaitu mereka yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan) pada setiap 100 orang tenaga kerja. TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) = (angkatan kerja/penduduk usia kerja) x 100%
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Penduduk Menurut Jenis Kegiatan 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010
Jenis Kegiatan
2.004
2005 (Feb)
2005 (Nov)
2006 (Feb)
2007 (Feb)
2008 (Feb)
2009 (Feb)
2010 (Feb)
2010 (Agst)
1
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas
153 923 648
155 549 724
158 491 396
159 257 680
162 352 048
165 565 992 168 264 448 171 017 416 172.070.339
2
Angkatan Kerja
103 973 387
105 802 372
105 857 653
106 281 795
108 131 058
111 477 447 113 744 408 115 998 062 116.527.546
67,55
68,02
66,79
66,74
66,60
Bekerja
93 722 036
94 948 118
93 958 387
95 177 102
97 583 141
Pengangguran Terbuka*)
10 251 351
10 854 254
11 899 266
11 104 693
10 547 917
9 427 590
9 258 964
8 592 490
8.319.779
9,86
10,26
11,24
10,45
9,75
8,46
8,14
7,41
7,14
49 950 261
49 747 352
52 633 743
52 975 885
54 220 990
54 088 545
54 520 040
55 019 354
55.542.793
Sekolah
11 577 230
12 919 459
13 581 943
13 978 325
14 320 491
13 281 107
13 665 903
14 199 461
14.011.778
Mengurus Rumah Tangga
30 877 274
29 245 027
30 619 529
30 806 003
31 133 071
32 122 769
32 578 420
32 419 795
32.971.456
7 495 757
7 582 866
8 432 271
8 191 557
8 767 428
8 684 669
8 275 717
8 400 098
8.559.559
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 3 Bukan
Angkatan Kerja
Lainnya
67,33
67,60
67,83
102 049 857 104 485 444 107 405 572 108.207.767
*) Pengangguran Terbuka : Mencari Pekerjaan, Mempersiapkan Usaha, Merasa Tidak Mungkin Mendapat Pekerjaan, Sudah Punya Pekerjaan tetapi belum dimulai Sumber :Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009 and 2010
67,72
Terima Kasih