BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014
KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2014 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,16 PERSEN Jumlah penduduk yang bekerja di D.I. Yogyakarta pada Februari 2014 mencapai 1,989 juta orang, mengalami peningkatan sebanyak 5,51 persen dibanding keadaan pada Februari 2013 sebanyak 1,885 juta orang atau bertambah 103,87 ribu orang. Jumlah angkatan kerja di D.I Yogyakarta pada Februari 2014 mencapai 2,033 juta orang, mengalami pertumbuhan sebanyak 3,82 persen dibanding angkatan kerja Februari 2013 sebanyak 1,958 juta orang atau bertambah sebanyak 75 ribu orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di D.I Yogyakarta pada Februari 2014 sebesar 71,84 persen, mengalami peningkatan 1,83 poin jika dibandingkan keadaan Februari 2013 sebesar 70,01 persen. Sektor-sektor yang mengalami peningkatan jumlah penduduk yang bekerja selama Februari 2013Februari 2014 adalah Sektor Pertanian (1,04 persen), Sektor Industri (1,09 persen), Sektor Perdagangan (0,26 persen) dan Sektor Keuangan (0,03 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Konstruksi (1,55 persen), Sektor Lainnya/Pertambangan, Listrik, Gas dan Air Minum (0,93 persen), Sektor Jasa-jasa (0,71 persen) dan Sektor Transportasi (0,09 persen). Sekitar 54,09 persen penduduk yang bekerja pada Februari 2014 berada pada kegiatan informal. Persentase pekerja informal turun 2,05 poin jika dibandingkan pada Februari 2013 sebesar 56,14 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di D.I Yogyakarta dari Februari 2012-Februari 2014 berada dalam kisaran 2,0 - 4,0 persen dan ada kecenderungan penurunan. Pada Februari 2014 TPT D.I. Yogyakarta mencapai 2,16 persen, mengalami penurunan 1,57 poin dibanding TPT Februari 2013 sebesar 3,73 persen. Angka ini lebih rendah dibanding TPT Nasional sebesar 5,70 persen pada Februari 2014.
1.
SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL
Tujuan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) untuk memperoleh informasi dasar dalam monitoring dan evaluasi pembangunan nasional maupun daerah dalam hal penciptaan kesempatan kerja. Sakernas menghasilkan indikator secara makro situasi ketenagakerjaan. Sakernas dilaksanakan setiap triwulanan, Sakernas bulan Agustus/triwulan III dilaksanakan untuk mendapatkan indikator pokok yang menggambarkan keadaan ketenagakerjaan sampai level kabupaten di seluruh Indonesia.
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 29/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014
1
2.
ANGKATAN KERJA DI D.I. YOGYAKARTA
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan perbandingan antara penduduk angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. TPAK sebagai indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei. Hasil Sakernas Februari 2014 di D.I Yogyakarta menunjukan TPAK sebesar 71,84 persen, mengalami peningkatan jika dibandingkan keadaan Februari 2013 sebesar 70,01 persen atau selama kurun waktu satu tahun naik 1,83 poin. Pola perbandingan TPAK periode Februari 2012- Februari 2014 ditampilkan pada tabel 1. Sementara bila TPAK dibedakan menurut jenis kelamin kecenderungan TPAK laki-laki lebih tinggi dari TPAK perempuan. TPAK lakilaki hasil Sakernas Februari 2014 di D.I Yogyakarta sebesar 77,70 persen dan TPAK perempuan sebesar 66,24 persen. TPAK perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki karena hal ini kemungkinan faktor budaya di D.I Yogyakarta tanggung jawab mencari nafkah pada umumnya lakilaki, sehingga perempuan lebih sedikit masuk ke dalam angkatan kerja. Bila TPAK dibedakan menurut wilayah kecenderungan TPAK pedesaan lebih tinggi dari TPAK perkotaan. TPAK pedesaan Februari 2014 di D.I Yogyakarta sebesar 77,39 persen dan TPAK perkotaan sebesar 66,06 persen karena wilayah perkotaan sebagai pusat ekonomi tentunya lebih banyak angkatan kerja yang bekerja. Tabel 1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2012–2014 JenisKegiatanUtama
Satuan
(1)
(2)
2012*)
2013*)
2014**)
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. AngkatanKerja
Ribu orang
1.970,20
1.988,54
1.958,08
1.949,24
2.032,89
Bekerja
Ribu orang
1.892,30
1.911,72
1.885,04
1.886,07
1.988,91
Penganggur
Ribu orang
77,90
76,82
73,04
63,17
43,98
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
%
71,29
71,52
70,01
69,29
71,84
3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
%
3,95
3,86
3,73
3,24
2,16
4. Pekerja tidak penuh
Ribu orang
158,03
143,38
85,23
151,17
102,40
Setengah penganggur
Ribu orang
346,21
398,34
372,26
599,83
472,43
Paruh waktu
Ribu orang
504,24
541,73
457,49
750,99
574,83
Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2012- Februari 2014 *) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
3.
PENDUDUK YANG BEKERJA D.I. YOGYAKARTA
Di D.I. Yogyakarta sektor unggulan yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor Pertanian, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Jasa-jasa . Data Sakernas pada Februari 2014 dari tiga sektor unggulan tersebut menunjukan angka yang signifikan dibanding dengan sektor lain yaitu sebesar 26,64 persen, 25,42 persen, dan 20,75 persen. Sektor lain yang cukup banyak berperan dalam penyerapan tenaga kerja adalah sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 14,91 persen, hal ini menunjukan bahwa D.I. Yogyaka sebagai kota pelajar dan kota budaya yang sebagian besar masyarakatnya masih dominan bekerja pada sektor pertanian. Bila ditinjau dari Lapangan Pekerjaan Utama selama Februari 2012 - Februari 2014, rata-rata tertinggi yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor Pertanian yaitu 26,25 persen berikutnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 25,96 persen, sektor Jasa-jasa 20,19 persen dan sektor Industri Pengolahan 14,37 persen. Dari empat sektor utama tersebut yang menjadi alternatif pilihan angkatan kerja adalah 2
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 29/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014
sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran karena relatif lebih mudah menjadikan status bekerja sektoral dan sektor Pertanian yang secara musiman selalu meningkat dalam menyerap tenaga kerja, sedangkan sektor Jasa-jasa dan sektor Industri Pengolahan memerlukan ketrampilan khusus yang harus dimiliki. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja disajikan pada tabel 2 berikut. Tabel 2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2012 – Februari 2014 Lapangan Pekerjaan Utama (1)
2012*)
2013*)
2014**)
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pertanian
25,43
27,82
24,38
28,18
25,42
Industri Pengolahan
15,65
14,97
12,96
13,36
14,91
5,68
6,92
6,39
5,54
4,84
26,37
24,52
26,38
25,87
26,64
Pengangkutan dan Komunikasi
3,72
3,27
3,87
3,48
3,78
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
2,68
3,06
3,34
2,87
3,37
20,25
18,58
21,46
19,93
20,75
0,22
0,86
1,22
0,77
0,29
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran
Jasa-jasa Lainnya (Pertambangan, Penggalian, Listrik, Gas dan Air Minum) Total
Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2012- Februari 2014 *) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta yang bekerja sebagai Buruh/Karyawan/Pegawai persentasinya terus meningkat. Dari data hasil Sakernas Februari 2014 (tabel 3) tercover sebanyak 41,81 persen, jika dibandingkan Februari 2013 yang mencapai 39,75 persen, berarti ada peningkatan 2,05 poin, begitu pula jika dibandingkan Agustus 2013 yang mencapai 39,46 persen mengalami peningkatan 2,34 poin, sedangkan status pekerjaan utama yaitu Berusaha Dibantu Art/buruh tak tetap pada Februari 2014 ini sebesar 19,97 persen, Pekerja Keluarga/tak dibayar sebesar 16,85 persen, Berusaha Sendiri sebesar 12,14 persen, Pekerja bebas sebesar 5,13 persen dan Berusaha dibantu buruh tetap sebesar 4,10 persen. Status Pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Status Pekerjaan dapat digunakan sebagai indikator untuk menggambarkan kegiatan formal dan informal. Dari status pekerjaan utama, kegiatan formal hanya diasumsikan untuk kategori Berusaha dibantu buruh tetap dan kategori Buruh/Karyawan/Pegawai, sedangkan kategori yang lain dianggap sebagai kegiatan informal. Pada Februari 2014 tenaga kerja yang bekerja pada kegiatan formal sebesar 45,91 persen dan yang bekerja pada kegiatan informal sebesar 54,09 persen. Jika kegiatan formal Februari 2014 dibandingkan dengan keadaan Februari 2013 sebesar 43,86 persen mengalami peningkatan 2,05 poin.
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 29/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014
3
Tabel 3 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Februari 2012 – Februari 2014 2012*)
2013*)
2014**)
Status Pekerjaan Utama
(1)
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Berusaha Sendiri
13,61
12,52
13,52
12,92
12,14
Berusaha dibantu art/buruh tak tetap
21,32
19,51
20,15
19,83
19,97
3,90
4,35
4,10
4,57
4,10
38,18
38,79
39,75
39,46
41,81
7,14
8,47
8,74
7,12
5,13
15,85
16,36
13,73
16,10
16,85
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Berusaha dibantu buruh tetap Buruh/Karyawan/Pegawai Pekerja bebas Pekerja Keluarga/tak dibayar Total
Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2012- Februari 2014 *) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
4.
PERKEMBANGAN ANGKA PENGANGGURAN D.I. YOGYAKARTA
Pekerja setengah pengangguran atau pengangguran terselubung adalah penduduk yang bekerja dengan waktu kerjanya kurang dari 35 jam seminggu. Pekerja setengah pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2014 mencapai 28,90 persen. Sebanyak 5,15 persen dari pengangguran terselubung tergolong setengah pengangguran “terpaksa”, karena masih mau bekerja apabila ada tawaran pekerjaan lain dan selebihnya 23,75 persen tergolong setengah pengangguran “sukarela”, karena tidak berusaha mencari pekerjaan lain. Pengangguran terselubung ditinjau dari status wilayah yang terbanyak ada diwilayah pedesaan sebesar 33,65 persen sedangkan wilayah perkotaan sebesar 26,20 persen karena diwilayah pedesaan pada umumnya waktu penduduk untuk bekerja dari pagi sampai siang rata-rata sekitar 4 jam sehari. Pengangguran terselubung menurut jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan sebesar 34,60 persen, sedangkan laki-laki sebesar 23,77 persen, karena waktu terbanyak yang digunakan perempuan umumnya untuk mengurus rumah tangga. Secara rinci Persentase Jumlah Jam Kerja Seminggu Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja tersebut pada tabel 4.
4
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 29/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014
Tabel 4 Persentase Jumlah Jam Kerja Seminggu Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Februari 2014
Jam Kerja seminggu (1)
Perkotaan (2)
Pedesaan (3)
Laki-laki (4)
Perempuan (5)
Total (6)
1–7
1,89
2,94
1,43
3,21
2,27
8 – 14
3,80
7,35
3,67
6,66
5,09
15 – 24
9,15
12,14
8,64
12,01
10,24
25 – 34
11,35
11,21
10,03
12,71
11,30
35 +
73,80
66,35
76,23
65,40
71,10
Total
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
setengah pengangguran
26,20
33,65
23,77
34,60
28,90
Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2012- Februari 2014 *) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja. TPT dapat digunakan untuk memonitoring dan evaluasi perkembangan angka pengangguran. Fluktuasi TPT D.I. Yogyakarta dari Februari 2012 – Februari 2014 kisaran 2,1 – 4,0 persen dan keadaannya terus mengalami penurunan dan selalu berada dibawah TPT nasional yang berada pada kisaran 5,7 – 6,4 persen (gambar 1) Penurunan angka TPT adalah gambaran keberhasilan penurunan angka pengangguran, Penurunan TPT D.I. Yogyakarta dari Februari 2012 – Februari 2014 dalam jangka waktu tersebut rata-rata sebesar 0,36 persen lebih cepat dari rata-rata penurunan angka pengangguran nasional sebesar 0,12 persen. Keadaan Februari 2013 - Agustus 2013 bila dicermati TPT D.I. Yogyakarta dan nasional keadaannya berbeda, angka TPT D.I. Yogyakarta menurun dari 3,73 persen menjadi 3,24 persen sedangkan TPT nasional mengalami peningkatan dari 5,92 persen menjadi 6,25 persen, karena proposional perbandingan jumlah penganggur dengan jumlah angkatan kerja tingkat nasional lebih kecil dari D.I. Yogyakarta.
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 29/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014
5
Gambar 1 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Wilayah dan Jenis Kelamin D.I. Yogyakarta Februari 2012 – Februari 2014
1,60
Feb 2014
Agust 2013
2,81
Feb 2013
4,37 3,74
Agust 2012
2,76
Feb 2012
Laki-laki
Perempuan
3,93
5,70
2,16
1,24
2,68
6,25
3,24
2,04
4,45
2,47
3,73
5,92
4,73
2,37
3,86
6,14
4,84
2,36
3,95
6,32
Perkotaan
Pedesaan
DIY
Nasional
Sumber : Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2012- Februari 2014 *) Februari 2012-Agustus 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Februari 2014 **) Estimasi ketenagakerjaan Februari 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk
Hasil Sakernas D.I. Yogyakarta Februari 2012 - Februari 2014 menunjukan TPT daerah perkotaan lebih besar dari daerah pedesaan. TPT perkotaan D.I. Yogyakarta Februari 2014 sebesar 2,68 persen , jika dibandingkan pada Februari 2013 sebesar 4,45 persen mengalami penurunan 1,77 poin hal ini dipengaruhi oleh beragamnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya pusat perekonomian sehingga angkatan kerja baru cenderung mencari pekerjaan, pindah atau mondok di perkotaan sehingga pengangguran lebih nampak kuantitatifnya. TPT D.I. Yogyakarta Februari 2014 di pedesaan sebesar 1,24 persen, jika dibandingkan pada Agustus 2013 sebesar 2,04 persen mengalami penurunan 0,80 poin atau 1,23 poin jika dibandingkan pada Februari 2013 sebesar 2,47 persen. Hal ini kemungkinan disebabkan penduduk pedesaan biasanya tidak terlalu selektif memilih lapangan pekerjaan, sehingga akan melakukan kegiatan apa saja walau hanya sebagai pekerja keluarga, pekerja bebas pertanian dan sebagian masih bertahan di pedesaan dengan berusaha mencari pekerjaan dengan cara melaju (nglajo/commute/pulang-pergi/ulang-alik) ke perkotaan, apalagi dengan kemudahan kepemilikan kendaraan bermotor dan semakin baiknya kondisi infrastruktur fasilitas jalan raya. TPT D.I. Yogyakarta Februari 2014 menurut jenis kelamin laki-laki sebesar 2,67 persen masih lebih tinggi dibanding perempuan sebesar 1,60 persen, karena laki-laki sebagai kepala keluarga khususnya di usia angkatan kerja lebih reaktif dalam upaya untuk bisa mendapat status bekerja.
6
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 29/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :
Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, 55183 Telp. 0274-4342234 (Hunting) Fax. 0274-4342230 Email :
[email protected] Website : yogyakarta.bps.go.id
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 29/05/34/Th.XVI, 5 Mei 2014
7