Rancang Bangun Wireless Local Area Network dengan Mode Ad-Hoc / Independent Basic Service Set Berbasis Standar 802.11 Hery Oktafiandi 1) Winarnie 2) Dwi Anto Pungguh Widodo 3) Program Studi Teknik Informatika Politeknik Sawunggalih Aji, Jawa Tengah1) Jl. Wismo Aji No.08 Kutoarjo, Purworejo Telepon (0275) 642466 Get-Link Research and Development, Jawa Tengah2) Jl. Dr.Setiabudi no 38, Purworejo Telepon 081326283957 SMAN 10 Purworejo, Jawa Tengah3) Kalikotes Pituruh, Purworejo E-mail :
[email protected])
Abstrak Perkembangan teknologi informasi dengan memanfaatkan internet semakin memperbesar peluang pengembangan teknologi wireless untuk menjangkau semua area yang dicakupnya. Teknologi point-to-point atau yang biasa disebut dengan Wireless ad-hoc dapat menjembatani kebutuhan akan semakin besarnya user yang berbanding lurus dengan semakin luasnya area. Sebuah konfigurasi ad-hoc merupakan analogi dari jaringan dimana tidak ada node didalamnya yang berfungsi sebagai server sehingga user dapat berkomunikasi secara langsung karena berbasis peer-to-peer. Dengan menambahkan routing protocol reaktif OLSR (Optimized Link State Routing) dan membentuk topologi mesh penuh atau hanya sebagian saja, maka mode ad-hoc dapat diimplementasikan. Kata Kunci : Wireless LAN, ad-hoc, OLSR Pendahuluan Pesatnya perkembangan teknologi wireless seiring dengan semakin tingginya tingkat pengguna layanan internet yang dapat diakses baik itu melalui personal computer maupun laptop. Gadget pada saat ini juga tidak ketinggalan untuk terus meningkatkan fitur akses internet wireless. Dengan kelebihan pada mobilitas dan tingkat realibilitas yang tinggi, menjadikan teknologi wireless semakin menjadi pilihan dan solusi dalam memenuhi kebutuhan pengguna terhadap informasi layanan internet. Jaringan wireless dapat dibagi menjadi dua yaitu point-to-multipoint atau yang lebih sering disebut dengan mode infrastructure dan point-to-point. Mode infrastructure merupakan mode yang menggunakan sebuah access point (AP) yang dapat memungkinkan banyak client yang dapat mengakses AP. Untuk memperluas area cakupan maka dapat ditambahkan dua atau lebih AP secara wireless maupun dengan kabel. Mode point-to-pont atau ad-hoc pada awalnya hanya dapat menghubungkan antar dua point saja. Dengan menggunakan routing protocol ,teknologi ini mampu dimanfaatkan untuk melakukan distribusi antar node. Dibandingkan dengan mode infrastructure yang membutuhkan dana untuk pengembangan infrastruktur yang lebih besar karena setiap koneksi node dibutuhkan sebuah penghubung yang berfungsi sebagai layaknya base station, maka dengan mode ad-hoc setiap koneksi node bisa dikembangkan dengan menggunakan routing protocol yang biasa dipakai pada Wireless Mesh Network topologi ad-hoc. Routing protocol yang diimlementasikan pada mode Ad-hoc (1) dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe, yaitu: a. Proaktif : Better Approach To Mobile Approach To Mobile Ad-Hoc Networking (B.A.T.M.A.N), Optimized Link State Routing Protocol (OLSR). b. Reaktif : Ad Hoc On-Demand (AODV)
45
c.
Hybrid : Hazy Sighted Link State. (HSLS)
Untuk pengembangan Wireless Local Area Network dengan mode ad-hoc pada penelitian ini digunakan routing protocol dengan tipe proaktif. Dimana tipe routing protocol proaktif yang dipilh adalah OLSR. OLSR menggunakan 2 jenis paket kontrol, yaitu; paket hello dan Topology Control (TC). Paket hello digunakan untuk menemukan informasi tentang kondisi link dan node tetangga serta untuk memilih MPR Selector Set. Tugas dari Multi Point Relays (MPR) selector set yaitu memilih node tetangga untuk bertindak sebagai node MPR. Melalui paket hello ini, node pengirim dapat menentukan node MPR. Paket hello hanya dikirim sejauh 1 hop, tetapi pesan TC dikirim secara broadcast ke seluruh jaringan yang untuk menyebarkan informasi tentang node tetangga yang telah ditetapkan sebagai MPR secara periodik. Cisco Linksys WRT54GL merupakan salah satu access point (AP) paling banyak dipakai pada implementasi jaringan. AP/router ini memiliki dua konektor antena RP-TNC eksternal, Ethernet switch dengan 4 port, mendukung 3 mode komunikasi (Access Point Mode, Managed Mode/Client Mode, Ad-Hoc Mode) dan radio 802.11b/g (3). AP ini dapat dikonfigurasi melalui web browser ataupun SSH. Walaupun tidak didesain sebagai solusi di luar ruangan, AP dapat dimasukan dalam kotak plastik dengan harga yang relatif murah dan mudah didapatkan dipasaran. Cisco Linksys WRT54GL dengan spesifikasi standar 802.11b/g memiliki jarak daya transmitter berkisar antara 35 m sampai dengan 100 m, seperti yang ditampilkan pada tabel 1(2). Tabel 1. Jenis-jenis standar 802.11 Tahun
Kecepatan
Kecepatan
Frekuensi
Release
Maksimum
Aktual
Aktual
802.11a
1999
54 Mbps
23 Mbps
5 GHz
a
30 m / 100 m
802.11b
1999
11 Mbps
4 Mbps
2,4 GHz
b
35 m / 100 m
802.11g
2003
54 Mbps
19 Mbps
2,4 GHz
g
35 m / 100 m
802.11n
2009
248 Mbps
74 Mbps
b, g, n
30 m / 160 m
Spesifikasi
5 GHz & 2,4 GHz
Kompatabilitas
Jarak (indoor/outdoor
Pada penelitian sebelumnya yang pernah dikembangkan dan diimplementasikan oleh Horteleano, Cano, Calafate dan Manzoni dengan Judul A Wireless Network-based System for Hotspot Deployment dan Management. Pada penelitian ini diimplemetasikan Wireless Local Area Network dengan routing protocol AODV yang dilengkapi dengan manajemen traffic control yang pengujiannya melalui evaluasi jaringan distribusi dan fungsi system yang diterapkan.
Metodologi Penelitian Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi data sekunder untuk data yang diperoleh dari studi literature sebagai pendukung dalam proses penelitian dan menggunakan alat penelitian sebagai berikut : 1. Hardware a. Tiga Buah Linksys WRT54GL b. Tiga Buah laptop dengan peralatan LAN Card dan Wireless Card c. Kabel LAN 2. Software a. OpenWRT, firmware yang digunakan pada Cisco Linksys WRT54GL b. WirelessMon, software yang digunakan untuk memantau status sinyal Wifi yang sedang aktif. Dalam tahapan perancangan diadakan proses observasi lapangan untuk mengetahui channel sedang aktif disekitar node yang akan dipasang, kemudian dilanjutukan dengan upgrade firmware pada device WRT54GL dengan menggunakan Freifunk firmware.
Hasil dan Perancangan Perancangan dan pelaksanaan penelitian dilakukan di kampus Politeknik Sawunggalih Aji, Kutoarjo, Jawa Tengah. Lokasi yang digunakan meliputi area lantai dasar dan area rileks dan berkumpulnya mahasiswa pada jam-jam istirahat. Untuk meminimalisir interferensi dengan jaringan lain, maka dilakukan pengecekan channel WiFi yang aktif disekitar node yang akan dipasang dengan menggunakan WirelessMon, salah satu yang terdekteksi adalah sinyal WiFi eksisting dari
46
Wireless Distribution System yang selama ini digunakan di Politeknik Sawunggalih Aji.
Gambar 1. Denah Lokasi Dan Penempatan AP Sebagai langkah awal dari perancangan jaringan yang akan dilakukan adalah dengan membuat pengalamatan IP Address dari rencana 3 node yang akan dipakai. Dengan 3 node yang akan dipakai, diharapkan Wireless Local Area Network dengan mode ad-hoc yang dibuat dapat di implementasikan, mengingat luas area tempat pelaksaan penelitian tidak begitu besar. Pengalamatan IP Address dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Node 1 IP WLAN : 10.1.1.1 Network WLAN : 10.1.1.0 IP broadcast WLAN : 10.1.1.255 Subnetmask WLAN : 255.255.255.0 IP LAN gateway : 10.2.1.1 Network LAN : 10.2.1.0 IP broadcast LAN : 10.2.1.255 Subnet Mask LAN : 255.255.255.0 b. Node 2 IP WLAN : 10.1.1.2 Network WLAN : 10.1.1.0 IP broadcast WLAN : 10.1.1.255 Subnetmask WLAN : 255.255.255.0 IP LAN gateway : 10.2.2.1 Network LAN : 10.2.2.0 IP broadcast LAN : 10.2.2.255 Subnet Mask LAN : 255.255.255.0 c. Node 3 IP WLAN : 10.1.1.3 Network WLAN : 10.1.1.0 IP broadcast WLAN : 10.1.1.255 Subnetmask WLAN : 255.255.255.0 IP LAN gateway : 10.2.3.1 Network LAN : 10.2.3.0
47
IP broadcast LAN : 10.2.3.255 Subnet Mask LAN : 255.255.255.0 Upgrade firmware dilakukan dengan menggunakan fasilitas upgrade firmware yang telah di 168.1.1.1 dan subnet mask 255.255.255.0, melalui web interface firmware bawaan dari Linksys WRT54GL. Proses upgrade firmware ini membutuhkan koneksi langsung menggunakan kabel UTP antara laptop/PC dengan device Linksys WRT54GL. Apabila firmware telah terinstal, maka openWRT dapat diakses melalui web browser maupun SSH. Konfigurasi OLSR yang akan diterapkan pada rancang bangun ini secara berturut dimulai dari info admin, system yang akan digunakan dan konfigurasi wireless dan LAN.
Gambar 2. Konfigurasi OLSR Pengujian dilakukan dengan menguji koneksi jaringan yang telah dibangun. Dengan melakukan ping dari node 3 ke node 1 dan node 2 dengan lokasi penempatan AP seperti pada gambar 1. Faktor lokasi pengujian yang tidak terlalu luas akan mempengaruhi saat pengujian, sehingga Tx power diturunkan menjadi 25 qdBm. Pengujian pertama dilakukan dengan ping dari node 3 ke node 1, dengan hasil yang diperoleh sesuai dengan gambar 3.
Gambar 3. Ping Node 3 ke Node 1 OLSR
48
Pada pengujian node 3 ke node 1 dengan OLSR diperoleh data 23 paket yang terkirim dengan 23 paket yang diterima, sehingga 0% paket loss. Pada pengujian yang kedua dengan melakukan ping dari node 3 ke node 2, dengan hasil yang diperoleh sebagaimana pada gambar 4. Hasil yang diperoleh pada saat ping node 3 ke node 2 dengan OLSR diperoleh data paket yang dikirimkan sebanyak 26, dan yang diterima adalah 23. Dengan total paket lossnya sebanyak 11 %. Pengujian antar node 3 ke node 1 dan 2 dengan ping ini sudah dapat menggambarkan bahwa koneksi antar node sudah berjalan sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk menjadikan jaringan ini sebagai jaringan mesh yang penuh dengan pengujian mode self configure dan self healing, maka dibutuhkan sedikitnya 2 node tambahan sehingga pengujiannya menjadi lengkap dengan single hop dan multi hop.
Gambar 4. Ping Node 3 ke Node 2 OLSR
Kesimpulan 1. Wireless Local Area Network dapat diimplemetasikan dengan menggunakan routing protocol ad-hoc OLSR 2. Implementasi pada area cakupan yang tidak terlalu luas maka perlu penyesuaian konfigurasi transmitter dengan nilai 25 qdBm 3. Wireless Local Area Network yang telah dimplentasikan dapat menjadi jaringan mesh penuh dan sebagian dengan menambahkan sedikitnya 2 node tambahan
Daftar Pustaka [1] Hortelano, J., Cano, J.-C., Calafate, C. T., & Manzoni, P. (2007 ). A Wireless Mesh Network-based
System for Hotspots Deployment and Management. IEEE Xplore , 16-16. [2] Purbo, O. W., & Tanuhandaru, P. (2007). Jaringan Wireless di Dunia Berkembang. yogyakarta: CV. Andi Offset. [3] Wheat, J., Hiser, R., Tucker, J., & Neely, A. (2001). Design A Wireless Network . United States of America: Syngress Publishing 49