SIMULASI PEMBELAJARAN SHORT MESSAGE SERVICE BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 Rosdian Dwi Andriani (NIM: 9113120011) Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Kota Malang e-mail:
[email protected] ABSTRAK Layanan di bidang telekomunikasi memiliki berbagai jenis antara lain suara, data, dan Short Message Service (SMS). Salah satu media yang banyak digunakan oleh pengguna seluler dalam proses pengiriman pesan ialah melalui layanan SMS. Pada simulasi pembelajaran SMS menggunakan Software Macromedia Flash Professional 8 dan software Visual Basic 6.0. Didalamnya berisi tentang materi yang menjelaskan tentang pengertian dan penjelasan SMS secara terperinci mulai dari bagaimana cara mengirim sampai ke penerima, Panduan disini berisi tentang bagaimana cara menggunakan software simulasi SMS, Send and receive yaitu proses SMS menggunakan mode teks dan mode PDU yang dibagi menjadi encode dan deocode, Simulasi SMS disini berisi tentang bagaimana mengirim SMS antar operator, sama operator dan beda negara. Dari hasil kuisioner simulasi pembelajaran yang menggunakan Mean Opinion Score (MOS) diperoleh bahwa untuk tampilan dan fitur-fitur yang ada termasuk dalam kategori baik dapat dilihat dari rata-rata yang meningkat dari sebelum dengan rata-rata 2,548 dan sesudah 3,128 dengan rata-rata baik. Kata Kunci: SMS, VB 6.0, Flash, PDU, teks, proses SMS. ABSTRACT Services in the field of telecommunications has various types such as voice, data , and Short Message Service ( SMS ) . One of the media that is widely used by mobile users in the process of sending messages is via SMS . On learning simulations SMS using Macromedia Flash Professional 8 and Visual Basic 6.0 software . In it contains material that describes the definition and detailed explanations SMS ranging from how to send to the recipient , here 's Guide describes how to use simulation software SMS , Send and receive SMS which is a process using text mode and PDU mode are divided into encode and deocode , Simulation SMS here about how to send an SMS containing between operators , as operators and different countries. From the results of simulation learning questionnaire using Mean Opinion Score ( MOS ) shows that, for the look and features of existing included in both categories can be seen from the average increased from before to an average of 2.548 and 3.128 after averaging good. Keywords: SMS , VB 6.0 , Flash , PDU , text , SMS process .
1.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi membawa perubahan yang sangat mendasar bagi dunia telekomunikasi. Layanan di bidang telekomunikasi memiliki berbagai jenis antara lain suara, data, dan Short Message Service (SMS). Salah satu media yang banyak digunakan oleh pengguna seluler dalam proses pengiriman pesan ialah melalui layanan SMS. Kebutuhan ini ternyata menuntut adanya perkembangan teknologi dalam bidang seluler, karena pada layanan tersebut banyak digunakan oleh pengguna sehingga mereka perlu mengetahui bangaimana proses jalannya SMS. Pada saat kita mengirim pesan SMS dari handphone, maka pesan SMS tersebut tidak
langsung dikirim ke handphone tujuan, melainkan SMS tersebut diproses terlebih dahulu menggunakan dua mode, yaitu mode teks dan mode Protocol Data Unit (PDU). Dalam proses pengiriman SMS pengguna pada umumnya hanya mengetahui bagaimana SMS tersebut sampai pada handphone penerima tanpa mengetahui secara rinci pada proses pengiriman SMS. Pada dasarnya dalam proses pengiriman SMS terdapat 3 jenis proses pengiriman antara lain, Inter-operator, Intraoperator dan Antar negara. Proses tersebut sangat jarang diketahui oleh pengguna, mereka hanya mengetahui bagaimana SMS telah terkirim dan diterima. Namun tidak mengetahui bagaimana proses yang ada didalamnya. Didalam tugas akhir ini akan dibuat simulasi pembelajaran SMS berbasis Visual Basic 6.0, yang
Rosdian Dwi Andriani dapat memudahkan serta memahami proses pengiriman SMS secara rinci, mulai dari SMS dikirim melalui handphone pengirim sampai pada handphone penerima menggunakan mode teks dan Protocol Data Unit (PDU). 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Short message Service (SMS) Short Message Sevice (SMS) adalah salah satu fasilitas dari teknologi GSM yang memungkinkan mengirim dan menerima pesan-pesan singkat 0 berupa teks dengan kapasitas maksimal 160 karakter dari Mobile Station (MS). Kapasitas maksimal ini tergantung dari karakter yang digunakan, untuk karakter latin maksimal 160 karakter dan jika bukan karakter misalnya karakter Arab atau China maksimal 70 karakter sesuai dengan pendapat Triyono (2008). Menurut Suciastuti (2003), SMS terdiri dari dua bagian penting yaitu : a. Header : berisi informasi yang berhubungan dengan alamat pengirim, tipe pengkodean dan laporan pengiriman pesan. b. Data : semua informasi yang akan dikirimkan dan Kapasitas data maksimum SMS adalah 140 byte atau 1120 bit. Terdapat 3 macam penyandian (encoding) untuk menerjemahkan pesan yaitu: Kode 7-bit untuk abjad latin : teks SMS dapat menampung hingga 160 karakter (7x160=1120 bit) Kode 8-bit untuk data : binary SMS (digunakan untuk mengirim gambar atau suara) dapat menampung 140 oktet (8x140=1120 bit). c. Kode 16-bit, disebut Unicode (UCS2), untuk abjad yunani dan arab, karakternya terbatas hingga 70 (16x70=1120 bit). Bagian SMS berupa header dan Data dapat dilihat pada Gambar 2.1 HEADER
DATA MAKSIMUM 1120 BIT
Kodifikasi 7 bit : 101 1001 160 Karakter (SMS dengan Text Latin) Kodifikasi 8 bit : 101 1001 o 140 oktet (sms dengan data) Kodifikasi unicode 16bit : 101 1001001000101 70 karekter (Sms dengan abjad Yunani arab)
Gambar 2.1. Struktur dan Susunan SMS 2.2 Protocol Data Unit (PDU) Dalam pengiriman dan penerimaan pesan SMS terdapat dua mode yaitu mode text dan mode PDU (Protocol Data Unit). Mode text adalah format pesan dalam bentuk text asli yang dituliskan pada saat akan mengirim pesan. Sesungguhnya mode Text ini adalah hasil encode dari mode PDU. Sedangkan mode PDU adalah Teknik Telekomunikasi Politeknik Kota Malang 2015
format pesan dalam bentuk heksadesimal octet dan semi-decimal octet dengan panjang mencapai 160 (7 bit) atau 140 (8 bit) karakter. Di Indonesia, tidak semua operator GSM maupun terminal mendukung mode text, sehingga mode yang digunakan adalah mode PDU. Pada pengiriman pesan terdapat dua jenis , yaitu Terminated (Handphone Penerima) dan Originated (Handphone Pengirim) sesuai pendapat Octavia (2012). 2.1 SMS PDU Pengirim ( Originated) SMS PDU Pengirim adalah pesan yang dikirim dari handphone ke terminal yang kemudian dikirimkan ke SMSC. Pada prinsipnya apabila kita mengirim pesan ke nomor tujuan, pesan itu akan melalui SMSC. Pengiriman pesan dari masih dalam bentuk teks, hal ini sesuai dengan pendapat SCA
PDU Type
OA
PID
DCS
SCTS
UDL
UD
Purnomo (2007), pesan yang akan dikirimkan oleh terminal masih dalam bentuk Text, sedangkan dalam pengiriman ke SMSC harus dalam bentuk PDU. Untuk itu sebelum dikirim, terminal atau handphone akan melakukan perubahan dari format Text menjadi format PDU, proses ini sering disebut proses encodec. Adapun skema dari format PDU dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1. Format PDU Pengirim SCA
PDU Type
MR
DA
PID
DCS
VP
UDL
UD
Penjelasannya : SCA (Service Center Address) adalah informasi dari alamat (nomor) SMSC. PDU Type Nilai default dari PDU Type untuk SMS Pengirim MR (Message Reference ) adalah acuan dari pengaturan pesan SMS. Untuk membiarkan pengaturan pesan SMS dilakukan sendiri oleh handphone tujuan, maka nilai yang diberikan adalah “00”. Jadi pada Message Reference hasilnya adalah 00. DA (Destination Address) adalah alamat (nomor) tujuan, yang terdiri dari panjangnya nomor tujuan (Len), format dari nomor tujuan (Type Number) dan nomor tujuan (Destination Number). PID (Protocol ntifier) adalah tipe atau format dari cara pengiriman pesan, yang biasanya diatur dari handphone pengirim. DCS (Data Coding Scheme) adalah rencana dari pengkodean data untuk menentukan class dari pesan tersebut apakah berupa SMS teks standart.
Rosdian Dwi Andriani VP (Validity Period) lama waktu pesan SMS disimpan di SMSC apabila pesan tersebut gagal diterima oleh Handphone penerima. UDL (Pengguna Data Length) adalah panjangnya pesan SMS yang akan dikirim dalam bentuk teks standart. UD (Pengguna Data) adalah pesan yang akan dikirim dalam format Heksadesimal 2.2 SMS PDU Penerima ( Terminated) SMS PDU Penerima adalah terminal menerima pesan yang datang atau masuk dari SMSC ke handphone dalam format PDU. Pada prinsipnya apabila kita menerima pesan dari SMSC masih dalam format PDU setelah itu terminal handphone yang menerima pesan akan melakukan pengkodekan menjadi text, proses ini sering disebut proses decodec. Cara pengkodean format PDU sudah diatur dan distandarkan oleh ETSI. Format PDU dari SMS Penerima dapat dilihat pada Tabel 2.2 Tabel 2.2. Skema format SMS PDU Penerima
Penjelasannya : SCA (Service Center Address) adalah alamat (nomor) dari SMSC. PDU Type Nilai default dari PDU Type untuk laporan SMS OA (Originator Address) adalah alamat (nomor) dari pengirim, yang terdiri dari panjangnya nomor pengirim (Len), format dari nomor pengirim (Type Number) dan nomor pengirim (Originator Number). PID (Protocol ntifier) adalah tipe atau format dari cara pengiriman pesan, yang biasanya diatur dari handphone pengirim. Misalnya tipe Standard Text, Fax, E-mail, Telex, X400 dan lain-lainnya. Nilai default dari PID adalah 00 =”Standard Text”. DCS (Data Coding Scheme) adalah rencana dari pengkodean data untuk menentukan bagian dari pesan tersebut apakah berupa SMS teks standart. SCTS (Service Center Time Stamp) adalah waktu dari penerimaan pesan oleh SMSC penerima. SCTS terdiri dari tahun, bulan, tanggal, jam, menit dan detik, serta waktu. UDL (Pengguna Data Length) adalah panjang dari pesan yang diterima dalam bentuk teks standart. UD (Pengguna Data) adalah pesan yang diterima dalam format Heksadesimal. 2.3 Mekanisme Kerja SMS
Teknik Telekomunikasi Politeknik Kota Malang 2015
Ketika SMS dikirim ke suatu nomor tertentu, SMS yang dikirimkan tidak akan langsung dikirimkan ke nomor tersebut, namun akan masuk terlebih dahulu ke SMS Center (SMSC) operator telepon yang Anda gunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Minartininingtyas (2008). SMS Center sendiri dapat diartikan sebagai sebuah server yang bertanggung jawab pada proses pengiriman SMS dalam suatu operator. SMS yang dikirimkan dari suatu ponsel akan masuk ke SMSC ini, kemudian baru diteruskan ke nomor tujuan SMS tersebut. Bila nomor yang dituju ternyata sedang mati, SMSC ini akan menyimpan SMS tersebut untuk sementara waktu, hingga nomor tujuan hidup kembali. Lamanya waktu penyimpanan SMS, sangat tergantung dari lamanya waktu yang telah ditetapkan oleh operator untuk menyimpan SMS tersebut. Nomor yang telah menerima SMS akan mengirimkan laporan ke SMSC bahwa SMS telah diterima. Laporan tersebut kemudian akan diteruskan kembali ke nomor pengirim SMS. Secara garis besar, mekanisme kerja pengiriman SMS dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 3.1 Proses Pengiriman SMS Satu Operator (Inter-Operator SMS) SMS yang dikirimkan oleh nomor pengirim akan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam SMSC operator nomor pengirim, kemudian SMSC tersebut akan mengirimkan ke nomor yang dituju secara langsung. Nomor penerima kemudian akan mengirimkan sebuah delivery report yang menyatakan bahwa SMS telah diterima ke SMSC. SMSC kemudian meneruskan report tersebut ke nomor pengirim SMS, disertai status report dari proses pengiriman SMS. Untuk mekanisme pengiriman SMS antar operator dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Proses SMS sama operator Pada Gambar 2.2 menjelaskan dimana SMS dari pengirim akan di terima oleh BTS (Base Transceiver Station) terlebih dahulu dimana BTS berfungsi sebagai interkoneksi antara struktur sistem selular dengan keluaran. BTS harus selalu memonitor data yang keluar atau masuk dari BTS tersebut. Luas jangkauan dari BTS sangat dipengaruhi oleh lingkungan, antara lain topografi dan gedung tinggi. BTS sangat berperan penting dalam menjaga kualitas GSM. Setelah dari BTS maka akan di proses oleh BSC (Base Station Controller). Dimana Pada umumnya BSC sangat
Rosdian Dwi Andriani diperlukan untuk mengatur perpindahan dari satu BTS ke BTS lainnya. Perpindahan area ditentukan dari beda kekuatan sinyal antara 2 BTS. Dari BSC akan di hubungkan dengan MSC (Mobile Switching Center) yang merupakan inti dari jaringan selular, dimana MSC berperan untuk inter koneksi hubungan pembicaraan, baik antar pelanggan selular maupun antar selular dengan jaringan telepon, ataupun dengan jaringan data. MSC memberikan pelayanan kepada pelanggan meliputi Telephony, Emergency calls, Telefax, Short message services dan masih banyak lainnya. Setelah itu disambungkan ke BSdanditerima oleh BTS maka SMS akan sampai pada handphone penerima.
BTS. Dari BSC akan di hubungkan dengan MSC (Mobile Switching Center) yang merupakan inti dari jaringan selular, dimana MSC berperan untuk inter koneksi hubungan pembicaraan, baik antar pelanggan selular maupun antar selular dengan jaringan telepon kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data. MSC memberikan pelayanan kepada pelanggan meliputi Telephony, Emergency calls, Telefax, Short message services dan masih banyak lainnya. MSC juga akan membagi operator-operator yang memiliki jaringan yang sama, setelah mendapatkan jaringan yang sama dengan disambungkan ke BSC dan diterima oleh BTS maka SMS akan sampai pada handphone penerima.
3.2 Proses Pengiriman SMS Antar Operator (Intra-Operator SMS) Selain masuk ke SMSC operator pengirim, SMS yang dikirimkan akan diteruskan oleh SMSC operator pengirim, ke SMSC operator penerima SMS, kemudian baru diteruskan ke nomor tujuan. Delivery report yang dihasilkan pun akan melalui jalur tersebut, agar dapat sampai ke nomor pengirim SMS. Dalam mekanisme ini, terlihat ada sebuah komunikasi tidak langsung antara dua operator berbeda tersebut dapat berjalan, setelah terjadi sebuah kesepakatan kerja sama antar operator tersebut. Tidak adanya sebuah kesepakatan kerja sama antar operator, dapat menyebabkan SMS yang dikirimkan ke nomor tujuan dengan operator berbeda, tidak sampai pada nomor tujuan tersebut. Mekanisme pengiriman SMS antar operator yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 2.3.
3.3 Proses Pengiriman SMS Antar Negara Proses pengiriman SMS pada mekanisme ini sering disebut dengan istilah SMS Internasional. Mekanisme yang terjadi tidak jauh beda dengan mekanisme pada inter operator SMS. Perbedaannya hanya ada pada SMSC nomor penerima, yang tentu saja adalah SMSC operator luar negeri, dan penambahan kode negara pada nomor tujuan tentunya, jika dari indonesia menghubungi ke singapura maka kode yang harus diganti dari +62 maka diganti dengan +65 dan hal ini sesuai dengan pendapat Minartiningtyas (2012).
Gambar2.3 Proses SMS Pengiriman Antar Operator Pada Gambar 2.3 menjelaskan dimana SMS dari pengirim akan di terima oleh BTS (Base Transceiver Station) terlebih dahulu dimana BTS berfungsi sebagai interkoneksi antara struktur sistem selular dengan keluaran. BTS harus selalu memonitor data yang keluar atau masuk dari BTS tersebut. Luas jangkauan dari BTS sangat dipengaruhi oleh lingkungan, antara lain topografi dan gedung tinggi. BTS sangat berperan penting dalam menjaga kualitas GSM. Setelah dari BTS maka akan di proses oleh BSC (Base Station Controller). Dimana Pada umumnya BSC sangat diperlukan untuk mengatur perpindahan dari satu BTS ke BTS lainnya. Perpindahan area ditentukan dari beda kekuatan sinyal antara 2 Teknik Telekomunikasi Politeknik Kota Malang 2015
2.4 Microsoft Visual Basic 6.0 Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman VB, yang dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan dari pendahulunya yaitu bahasa pemrograman BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. VB adalah salah suatu developement tools untuk membangun aplikasi dalam lingkungan Windows. Dalam pengembangan aplikasi VB menggunakan pendekatan Visual untuk merancang pengguna interface dalam form, sedangkan untuk codingnya menggunakan bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari hal ini sesuai dengan pendapat Ependi (2009). 2.5 Hyperterminal Hyperterminal adalah sebuah program yang dirancang untuk melaksanakan fungsi komunikasi yang dikenal sebagai HyperTerm, program ini telah ditawarkan sebagai bagian dari sistem operasi Microsoft sejak peluncuran Windows 98. Pada dasarnya, Hyperterminal memungkinkan pengguna komputer memanfaatkan komputer lainnya untuk berhubungan antara dua system. HyperTerminal dapat menggunakan jalur telepon membuat koneksi dialup antara dua komputer. Program ini
Rosdian Dwi Andriani akan memanfaatkan modem internal dari host atau komputer utama dan menggunakan layanan seperti Telnet untuk membuat sambungan ke komputer sekunder. Sambungan ini dapat dimanfaatkan untuk mengirim data dan file dari satu sistem ke yang lainnya, tanpa perlu menyimpan data untuk beberapa jenis perangkat luar dan kemudian memuat data secara manual ke sistem lainnya. Untuk membuat transfer data antara dua komputer proses yang relatif mudah, HyperTerminal juga memungkinkan sistem utama untuk mengakses dan memanfaatkan layanan halaman pemberitahuan yang terletak di sistem kedua. Program ini juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah masalah dengan modem, atau membantu untuk memastikan modem yang baru dipasang berfungsi dengan benar. HyperTerminal memanfaatkan port serial dan kontrol yang terkait dengan perangkat eksternal. Koneksi yang disediakan oleh HyperTerminal memudahkan untuk mengambil data. Serta dapat menjalankan perintah ke perangkat dari sistem komputer utama. Ketika memeriksa status dari perangkat seperti modem. HyperTerminal dapat digunakan untuk melihat bahwa koneksi dengan benar dan bahwa perintah untuk mengaktifkan pada modem berfungsi dengan baik. Biasanya HyperTerminal seolah-olah mengirim perintah ke modem dan perangkat yang bekerja melalui semua langkah untuk menghubungkan dengan jaringan. Menjalankan HyperTerminal dapat dilakukan dengan mudah dengan cara menggunakan menu Start dari setiap sistem berbasis Windows hal ini sesuai dengan pendapat Sinurat (1966). AT Command dalam SMS Di balik tampilan menu message pada sebuah ponsel sebenarnya adalah AT Command yang berfungmengirim atau menerima data ke atau dari SMS Center. AT Command tiap – tiap SMS Device bisa berbeda – beda, tetapi pada dasarnya sama. Untuk proyek ini digunakan ponsel Simens C55 sebagai SMS device-nya dan sim yang digunakan adalah 3.
AT+CMGF : Mengeset Modem sebagai Mode text atau PDU. Tabel 2.3. format SMS di hypeterminal CMGF AT COMMENT RESPON HP AT+CMGF=<mode> OK
Parameter 0 = Mode PDU 1 = Mode text Untuk mengetahui Mode apa yang sedang aktif gunakan perintah: AT+CMGF? AT+CMGL: Melihat SMS yang ada Tabel 2.4. format SMS di hypeterminal melihat SMS AT COMMENT RESPON HP
Teknik Telekomunikasi Politeknik Kota Malang 2015
AT+CMGL=<stat>
+CMGL:
,<status>… OK
Parameter <stat>: Status , antara lain: Tabel 2.4. format SMS di hypeterminal status SMS STATUS SMS MODE TEKS MODE PDU SMS belum “REC 0 dibaca UNREAD” Sudah dibaca “ REC READ” 1 SMS tak “STO UNSENT” 2 terkirim SMS Terkirim “STO SENT” 3 Semua SMS “ALL” 4
AT+CMGD : Menghapus SMS Tabel 2.4. format SMS menghapus di hypeterminal
AT COMMENT
RESPON HP
AT+CMGD=<stat>
OK
AT+CMGS : Mengirim SMS Tabel 2.5. format mengirim SMS di hypeterminal
AT COMMENT AT+CMGS=”+6281332000980”
RESPON HP +CMGS>... OK
2.6 Macromedia Flash Professional 8 Macromedia Flash merupakan sebuah program yang di desain khusus oleh Macromedia, saat itu sebagai pengembangnya yang saat ini sudah dibeli oleh Adobe Incorporated sehingga berubah nama menjadi Adobe Flash, Flash didesain dengan kemampuan untuk membuat animasi 2 dimensi yang handal dan ringan sehingga flash banyak digunakan untuk membangun dan memberikan efek animasi pada website, CD Interaktif dan yang lainnya, contoh tampilan awal pada flash dapat dilihat pada Gambar 2.4. Keunggulan yang dimiliki oleh Flash adalah mampu diberikan sedikit code pemograman baik yang berjalan sendiri untuk mengatur animasi yang ada didalamnya
Rosdian Dwi Andriani
Gambar 2.4 Tampilan utama Macromedia Flash Professional 8 2.7 Mean Opinion Score (MOS) MOS merupakan suatu penilaian kualitatif terhadap simulasi Global System for Mobile Communication (GSM). Penilaian ini berdasarkan pada penampilan maupun buttonbutton pada simulasi untuk hasil survei, dan hasil penilaian merupakan penilaian subjektif dari masing-masing koresponden. Tabel 2.2 Skala Penilaian Untuk MOS Skala Penilaian 4 3 2 1
Keterangan Sangat Baik Baik Kurang Baik Cukup Baik
Perhitungan Mean Opinion Score (MOS): MOS = Σ x(i) * k Dimana : X(i) = Nilai Sample ke i K = jumlah bobot n = jumlah Pengamatan 3. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN Pada bab ini akan membahas mengenai perencanaan dan pembuatan simulasi pembelajaran SMS. Dimana konsep dasar dari perencanaan proyek akhir ini adalah memudahkan serta memahami proses pengiriman SMS secara rinci, mulai dari SMS dikirim melalui handphone pengirim sampai pada handphone penerima menggunakan mode teks dan protocol data unit . 3.1 Peralatan yang Dibutuhkan Perangkat Keras a. Laptop/PC b. 1 buah Headphone Perangkat Software a. Visual Basic 6.0 b. Macromedia Flash Professional 8 3.2 Cara Kerja Perencanaan sistem ini terdiri atas PC atau Laptop yang telah terinstal software Visual Basic 6.0. Dimana Blok diagram dari simulasi dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini : Teknik Telekomunikasi Politeknik Kota Malang 2015
Gambar 3.2 Diagram pengerjaan Tugas Akhir Untuk menjalankan simulasi ini, pengguna tidak diharuskan menginstal terlebih dahulu software Visual Basic 6.0. Simulasi ini disimpan dengan tipe penyimpanan .exe dimana dengan tipe penyimpanan ini simulasi dapat dijalankan pada laptop atau PC yang sudah maupun belum terinstal software Visual Basic 6.0. Dalam simulasi Global Short Message Service ini terdapat 3 menu utama, yaitu: a. Materi Materi disini berisi tentang pengertian dan penjelasan SMS secara terperinci mulai dari bagaimana cara mengirim sampai ke penerima b. Proses SMS Menjelaskan tentang bagaimana jalannya proses SMS berlangsung, yang terdiri dari 3 macam, yaitu : Sama Operator Beda Operator Beda Negara c. Send and Receive Menjelaskan tentang proses SMS dengan menggunakan 2 mode yaitu: Mode Teks Mode PDU Berikut ini flowchart simulasi pembelajaran SMS pada Gambar3.3. START
USER & PASSWORD
N
LOGIN Y
1. TEORI 2. SIMULASI SMS 3. SEND & RECEIVE SMS 4. PANDUAN Y
1
INTER OPERATOR
Y TEORI
1
N
N Y
2 N
SIMULASI SMS 1. INTER OPERATOR 2. INTRA OPERATOR 3. ANTAR NEGARA 4.BACK
Y
2
INTRA OPERATOR
N Y
3
ANTAR OPERATOR
N Y
4
Y
3
SEND & RECEIVE SMS 1. FORMAT PDU 2. MODE TEKS 3. BACK
Y
4
Y
1
FORMAT PDU 1. ENCODE 2. DECODE
ENCODE N Y
Y PANDUAN
Y
1
N
N 2
MODE TEKS
2
DECODE
N
N 3
Y
END
Gambar 3.3 Flowchart media pembelajaran SMS 4. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN SIMULASI
Rosdian Dwi Andriani Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian dan pembahasan terhadap Simulasi SMS. Tujuan dari simulasi ini adalah agar pengguna mengerti proses berjalannya SMS mulai dari pengirim ke penerima. Pada simulasi yang berfungsi sebagai penjelasan secara visual dari teori yang dijelaskan. 4.1 Simulasi Short Message Service (SMS) Dalam simulasi SMS terdapat tombol menu yang tentunya user masih belum mengetahui fungsi dari tombol tersebut. Berikut adalah tampilan serta penjelasan tentang simulasi SMS. a. Mode Teks Send Mode Teks Dengan 10X pengujian dapat disimpulkan tingkat keberhasilan pada send mode teks 100%. Dapat dilihat pada pengujian ke 1 - 10 simulasi dapat berjalan dengan baik dengan terkirimnya
Receive Mode Teks Dapat dilihat pada tabel 4.2 dapat disimpulkan tingkat keberhasilan pada receive mode teks 100% dengan ditunjukkan hasil pengujian ke 1 - 10 simulasi dapat berjalan dengan baik dengan menerimanya pesan dari penerima ke serrver sesuai dengan pesan yang telah dikirimkan.
Decode Mode PDU Dapat dilihat 10X hasil pengujian pada Tabel 4.4 proses decode berjalan 100% ditunjukkan dengan hasil keberhasilan ketika ada SMS masuk pada form decode maka SMS masuk dengan format PDU, sedangkan dari hasil detail PDU tingkat keberhasilan dapat dilihat ketika di detail PDU yang dilihat dari kode-kode sesuai teori decode.
4.2 Pengujian dan Analisa Tampilan dari Simulasi dengan Metode MOS Sebelum Pada Tugas Akhir ini, digunakan metode Absolute Category Rating (ACR) dalam menentukan tampilan dari simulasi dan ketepatan fitur yang terdapat dalam simulasi. Pada Metode ACR, responden menilai tampilan dari simulasi dan ketepatan fitur. Hasil dari metode ACR ini berupa Mean Opinion Score (MOS). a.
b.
Mode PDU Encode Mode PDU Dapat dilihat 10X hasil pengujian pada Tabel 4.3 proses encode berjalan 100% ditunjukkan dengan hasil keberhasilan ketika di detail PDU yang dilihat dari kode-kode sesuai teori encode. Sedangkan keberhasilan pada gabungan PDU dapat dilihat dari hasil detail PDU ketika tergabung dan terkirimnya pesan ke penerima.
Teknik Telekomunikasi Politeknik Kota Malang 2015
Perhitungan Mean Opinion Score (MOS) Sebelum Perhitungan Mean Opinion Score (MOS) untuk pengujian dengan menggunakan kuesioner dengan mencari nilai rata–rata dari setiap pernyataan, yaitu:
Rosdian Dwi Andriani
Dari perhitungan Mean Opinion Score (MOS) didapatkan grafik
Dari perhitungan Mean Opinion Score (MOS) didapatkan grafik Analisa Hasil Mean Opinion Score (MOS) Untuk mengetahui hasil dari simulasi pembelajaran SMS dibuat analisis berdasarkan tanggapan atas pernyataan–pernyataan dalam kuesioner. Setiap pernyataan, koresponden akan memilih skor dari 1 sampai dengan 4, dimana setiap skor memiliki nilai tersendiri. Tanggapan dari koresponden diGambarkan dalam bentuk Tabel 4.1. Tabel 4.1 Tanggapan Koresponden Terhadap Motivasi Kerja
4.3.3 Analisa Hasil Mean Opinion Score (MOS) Untuk mengetahui hasil dari simulasi pembelajaran SMS dibuat analisis berdasarkan tanggapan atas pernyataan–pernyataan dalam kuesioner. Setiap pernyataan, koresponden akan memilih skor dari 1 sampai dengan 4, dimana setiap skor memiliki nilai tersendiri. Tanggapan dari koresponden diGambarkan dalam bentuk.
Rekapitulasi hasil jawaban koresponden dicari rata-ratanya dengan perhitungan sebagai berikut: Rekapitulasi hasil jawaban koresponden dicari rata-ratanya dengan perhitungan sebagai berikut: b. Perhitungan Mean Opinion Score (MOS)
Sesudah Perhitungan Mean Opinion Score (MOS) untuk pengujian dengan menggunakan kuesioner dengan mencari nilai rata–rata dari setiap pernyataan, yaitu:
5.PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengujian dan analisa pada aplikasi simulasi pembelajaran SMS menggunakan VB 6.0 maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Teknik Telekomunikasi Politeknik Kota Malang 2015
Rosdian Dwi Andriani 1. Dari Simulasi Pembelajaran SMS yang berisi tentang : a. Materi Materi disini berisi tentang pengertian dan penjelasan SMS secara terperinci mulai dari bagaimana cara mengirim sampai ke penerima. b. Simulasi SMS Simulasi SMS disini berisi tentang bagaimana mengirim SMS antar operator, sama operator dan beda negara dengan menggunakan flash. c.
Send and Receive Simulasi SMS disini berisi tentang bagaimana mengirim dan menerima SMS menggunakan mode teks dan mode PDU. d. Panduan Panduan disini berisi tentang bagaimana cara menggunakan software simulasi SMS. 2. Dari hasil Mean Opinion Score (MOS) simulasi pembelajaran diperoleh bahwa untuk tampilan dan fitur-fitur yang ada termasuk dalam kategori baik dapat dilihat dari ratarata yang meningkat dari sebelum menggunakan media pembelajaran ini dengan nilai rata-rata 2,548 dan sesudah menggunakan simulasi pembelajaran SMS 3,128 dengan rata-rata baik. 3. Dari hasil percobaan selama 10X pada mode teks dapat disimpulkan tingkat keberhasilan pada send and receive 100% dengan ditunjukkan hasil pengujian ke 1 - 10 simulasi dapat berjalan dengan baik dengan diterimanya dan terkirimnya pesan dari penerima ke server sesuai dengan pesan yang telah dikirimkan. 4. Proses Encode dan Decode Proses Encode Dari hasil percobaan selama 10X pada mode PDU proses encode berjalan 100% ditunjukkan dengan hasil keberhasilan ketika di detail PDU yang dilihat dari kode-kode sesuai teori encode. Sedangkan keberhasilan pada gabungan PDU dapat dilihat dari hasil detail PDU ketika tergabung dan terkirimnya pesan ke penerima. Proses Decode Dari hasil percobaan selama 10X pada mode PDU proses decode berjalan 100% ditunjukkan dengan hasil keberhasilan ketika ada SMS masuk pada form decode maka SMS masuk dengan format PDU, sedangkan dari hasil detail PDU tingkat keberhasilan dapat
Teknik Telekomunikasi Politeknik Kota Malang 2015
dilihat ketika di detail PDU yang dilihat dari kode-kode sesuai teori decode. 5.2
Saran Beberapa saran untuk pengembangan Proyek Akhir untuk mencapai hasil yang diharapkan di masa mendatang. 1. Dapat menambahkan fitur-fitur yang berkaitan dengan SMS seperti SMS Gateway. 2. Dapat menambahkan proses Broadcast jadi penerima bisa lebih dari satu. 3. Dapat mengirimkan bagaimana cara mengirim gambar dan suara. DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
[3]
[4] [5] [6]
[7]
[8]
Ardinsyah, N. 2013. Tutorial Flash Profesional 8. Kanisius. Yogjakarta Lestari, T.P. 2014. Simulasi Global SystemFor Mobile Communication (GSM) Menggunakan Software Macromedia Flash Professional 8 sebagai Modul Pembelajaran Sistem Komunikasi Bergerak. Program Studi Teknik Telekkomunikasi. Politeknik Kota Malang. Oktaviasari, D.E. 2009. Aplikasi SMS Gateway pada Sistem Informasi Perpustakaan Politeknik Kota Malang menggunakan Barcode. Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik Kota Malang. Purnomo, A. 2007. Sistem Kerja SMS. Alfabeta. Bandung. Sinurat, D.S.R. 2000. Hypeterminal. Universitas Darma Agung Medan. Suciastuti, D.P. 2003. Studi Komparatif Short Message Service (SMS) dan Multimedia Messaging Service (MMS). Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Bandung. Tim Penyusun Modul Visual Basic. 2006. Modul Praktik Laboraturium Visual Basic 6.0. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer. Bina Sarana Informatika. Jakarta Triyono, H. 2005. Short Message Service (SMS). Kanisius. Yogjakarta.