+
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 28/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017
INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2017 SEBESAR 104,13 A.
Penjelasan Umum
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi komsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. Jumlah sampel STK pada triwulan I-2017 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 400 rumah tangga dengan respon rate 96 persen. Responden STK mulai triwulan I-2017 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan subsampel blok sensus dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bulan Maret 2017, khususnya di daerah perkotaan. Pemilihan sampel rumah tangga dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu. B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan I-2017 Nilai ITK DIY pada Triwulan I-2017 tercatat sebesar 104,13. Angka ini menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama triwulan berjalan yang berada pada taraf optimis (ITK>100) dengan level optimisme yang sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan II-2017 Nilai ITK DIY pada Triwulan II-2017 diperkirakan mencapai 122,99. Artinya, kondisi ekonomi konsumen selama tiga bulan ke depan diperkirakan berada dalam tarafi optimis dengan tingkat optimisme yang jauh lebih tinggi dari Triwulan I-2017.
1. Indeks Tendensi Konsumen Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I-2017 Nilai Indeks Tendensi Konsumen Daerah Istimewa Yogyakarta (ITK DIY) selama triwulan I2017 tercatat sebesar 104,13. Angka ini menggambarkan persepsi konsumen atau rumah tangga terkait dengan kondisi ekonomi selama triwulan berjalan yang berada pada taraf optimis (ITK>100). Secara umum, level optimisme konsumen selama triwulan I-2017 mengalami peningkatan atau lebih baik kondisinya dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (ITK sebesar 103,15). Membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong ketiga indeks penyusunnya, yakni indeks pendapatan kini, indeks pengaruh perubahan harga, dan indeks volume konsumsi barang dan jasa yang berada pada taraf optimis. Indeks pendapatan kini merepresentasikan perkembangan jumlah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga selama triwulan berjalan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Indeks ini Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 28/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017
1
tercatat sebesar 103,77 dan berada dalam taraf optimis. Artinya, mayoritas konsumen (rumah tangga) memiliki persepsi yang positif terkait dengan pendapatan nominal yang diterima selama triwulan berjalan. Fenomena peningkatan pendapatan rumah tangga ini berkaitan dengan mulai direalisasikannya kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK) bagi para pekerja/karyawan/ buruh dan bersamaan waktunya dengan momentum panen raya komoditas pertanian tanaman pangan, khususnya tanaman padi selama bulan Januari-Maret 2017. Persepsi konsumen terkait dengan pengaruh perubahan harga komoditas terhadap total konsumsi rumah tangga selama Triwulan I-2017 tercatat sebesar 100,76. Angka ini masih berada dalam taraf optimis, meskipun level optimismenya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (102,66). Dibandingkan dengan kedua indeks penyusun ITK yang lain (indeks pendapatan kini dan indeks volume konsumsi), kontribusi indeks pengaruh perubahan harga selama triwulan I-2017 tercatat paling rendah. Secara umum, angka sebesar 100,76 ini merepresentasikan persepsi mayoritas konsumen rumah tangga yang menyatakan bahwa tingkat harga secara agregat relatif stabil atau tidak mengalami perubahan atau meningkat dengan level yang rendah. Hal ini diperjelas oleh fenomena inflasi umum Kota Yogyakarta selama triwulan I-2017 yang tercatat sebesar 1,54 persen, bahkan terjadi deflasi sebesar 0,06 di bulan Maret 2017. Indeks volume konsumsi barang dan jasa selama triwulan I-2017 tercatat optimis pada level 109,28 dan memberikan kontribusi terbesar terhadap ITK DIY triwulan I-2017. Level optimisme indeks selama triwulan ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan indeks triwulan sebelumnya yang mencapai 114,70. Persepsi optimis konsumen terkait dengan volume konsumsi barang dan jasa kebutuhan rumah tangga didorong oleh peningkatan kuantitas/volume maupun frekuensi konsumsi dari kelompok komoditas makanan maupun non makanan. Volume konsumsi kelompok makanan meningkat optimis dengan indeks sebesar 122,12. Sementara, nilai indeks volume konsumsi kelompok non makanan juga tercatat optimis pada level sebesar 105,61. Selama triwulan I-2017, hampir semua kelompok komoditas tercatat memiliki nilai indeks volume konsumsi pada taraf optimis, kecuali kelompok hiburan/rekreasi dan kelompok akomodasi. Nilai indeks konsumsi kedua kelompok berada pada taraf pesimis (indeks<100), masing-masing sebesar 99,21 dan 95,90. Artinya, sebagian besar konsumen rumah tangga mengalami penurunan volume/frekuensi dalam mengkonsumsi barang dan jasa pada kelompok hiburan/rekreasi dan akomodasi selama triwulan berjalan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada umumnya konsumen telah melakukan kegiatan konsumsi jasa hiburan/rekreasi dan akomodasi dalam kuantitas yang lebih banyak selama masa liburan akhir tahun. Kelompok komoditas barang dan jasa kebutuhan rumah tangga yang mengalami kenaikan indeks volume konsumsi tertinggi adalah kelompok bahan makanan dan minuman (123,63); kelompok makanan/minuman jadi, rokok, tembakau dan makan di restoran/rumah makan (120,61); kelompok pendidikan (115,30); dan kelompok pulsa HP (110,47). Sementara, indeks volume konsumsi kelompok komoditas lainnya tercatat optimis di bawah level 110. Peningkatan indeks volume konsumsi beberapa kelompok komoditas tersebut secara umum dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan dan tingkat harga umum selama triwulan I-2016 yang mengalami inflasi rendah. Selain itu, ada pandangan yang berlaku umum dalam masyarakat Jawa bahwa selama triwulan berjalan bersamaan waktunya dengan momentum yang pas dalam penanggalan Jawa untuk melangsungkan kegiatan pesta upacara/hajatan perkawinan, sunatan, dan lainnya. Hal ini juga turut mendorong tingginya indeks volume konsumsi, terutama kelompok makanan. Nilai ITK nasional selama Triwulan I-2017 tercatat optimis pada level 102,27. Secara umum, level optimisme konsumen di DIY selama triwulan berjalan berada di peringkat keenam tertinggi 2
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 28/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017
secara nasional. Level ITK yang tertinggi tercatat di Provinsi Banten (108,42), Jambi (105,37), Gorontalo (104,71), Jawa Barat (104,50), dan Jawa Timur (104,30). Dibandingkan dengan provinsiprovinsi lainnya di Pulau Jawa, level ITK DIY berada di peringkat keempat (Tabel 1). Tabel 1 Indeks Tendensi Konsumen DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional Variabel Pembentuk (1)
*)
Tw II2015
Tw III2015
Tw IV2015
Tw I2016
Tw II2016
Tw III2016
Tw IV2016
Tw I2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pendapatan rumah tangga kini
112,48
106,97
104,18
106,19
101,99
118,45
98,56
103,77
Pengaruh inflasi terhadap total konsumsi Volume/frekuensi konsumsi makanan dan bukan makanan*) Indeks Tendensi Konsumen DIY
110,12
110,29
99,50
111,00
114,83
103,98
102,66
100,76
111,99
118,39
104,74
108,31
118,23
120,84
114,70
109,28
111,73
110,33
103,02
107,96
108,98
115,02
103,15
104,13
Jateng
103,60
109,81
99,87
100,28
106,66
109,16
99,93
102,05
Jabar
105,67
109,69
102,38
104,03
107,28
108,27
101,59
104,50
DKI
109,71
111,88
106,64
105,20
110,71
108,79
104,28
100,84
Jatim
103,88
115,98
102,12
105,38
108,42
108,23
103,34
104,30
Banten
108,19
111,21
103,29
105,25
109,97
110,01
104,65
108,42
Nasional
105,22
109,00
102,77
102,89
107,93
108,22
102,46
102,27
Bukan makanan: pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, komunikasi, kesehatan, dan rekreasi.
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) DIY Triwulan II-2017 Nilai ITK DIY pada Triwulan II-2017 mendatang diperkirakan sebesar 122,98. Angka ini menggambarkan perkiraan kondisi ekonomi konsumen selama satu triwulan mendatang akan meningkat lebih baik dengan level optimisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan Triwulan I2017. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai perkiraan ITK Triwulan DIY II-2017 dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga mendatang yang diperkirakan optimis pada level 125,70. Peningkatan pendapatan satu triwulan ke depan diperkirakan bersumber dari panen tanaman padi yang masih terjadi di bulan April, pendapatan gaji ketiga belas bagi PNS, aktivitas usaha yang meningkat bersamaan dengan momentum liburan sekolah dan bulan puasa, serta penerimaan tunjangan hari raya. Peningkatan perkiraan pendapatan konsumen selama satu triwulan mendatang akan mendorong meningkatnya rencana konsumsi atau pembelian barang tahan lama seperti: elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumah tangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah; maupun kegiatan rekreasi dan pesta/hajatan dengan nilai indeks sebesar 118,22. Tabel 2 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional Triwulan II-2017 Variabel Pembentuk
Tw II-2017
(1)
(2)
Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang Rencana pembelian barang-barang tahan lama (elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumah tangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan Indeks Tendensi Konsumen DIY Jateng Jabar DKI Jatim Banten Nasional
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 28/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017
125,70 118,22 122,98 112,50 116,05 112,89 120,94 113,94 112,73
3
Secara nasional, nilai perkiraan ITK DIY selama Triwulan II-2017 mendatang berada pada peringkat tertinggi di atas Provinsi Jambi (121,96). Nilai perkiraan ITK Triwulan II-2017 pada level nasional diperkirakan sebesar 112,73. Sementara, perkiraan nilai ITK provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa berkisar antara 112,50 sampai 120,94. Gambar 1 Indeks Tendensi Konsumen Riil dan Indeks Tendensi Konsumen Perkiraan DI Yogyakarta, Triwulan II-2011 sampai Triwulan II-2017 130 ITK Terkini
125
Perkiraan ITK
123,6 120,6
119,3
120
116,9
115 110,5
110
123,0
112,6
111,6
106,6 111,9 110,0
114,1
108,5
109,5
110,2 109,5 110,7
105
118,2
116,2 111,5
112,9
109,7 109,9
114,6 114,6
110,5
115,9
114,8
117,3 115,0
111,7
112,6
107,8
112,1 109,2
113,9
109,0
108,0
110,3
105,7
109,0
106,2
108,0 106,1
105,6
103,0
100
103,2
104,1
97,2
95 90
Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II III IV III IV III IV III IV III IV III IV 2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Pola perbandingan antara ITK pada triwulan berjalan (ITK riil) dengan nilai perkiraan ITK triwulan yang dilakukan pada triwulan sebelumnya menunjukkan perbedaan yang bervariasi. Sampai dengan triwulan I-2014 perbedaan atau selisih antara ITK riil dengan perkiraannya relatif kecil. Terkadang nilai ITK riil lebih besar dari perkiraan dan ada kalanya nilainya lebih kecil dari perkiraan. Sejak Triwulan II-2014, selisih antara ITK riil dengan ITK perkiraan terlihat lebih bervariasi dan perkiraan ITK selalu sebih tinggi dari ITK riilnya. Hal ini menunjukkan nilai harapan atau ekspektasi konsumen yang lebih tinggi dari kenyataan terkait dengan kondisi ekonomi mereka. Selama Triwulan I-2017 selisihnya mencapai 2 poin dengan posisi ITK perkiraan lebih tinggi dari ITK aktual.
4
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 28/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017
Tabel 3 Indeks Tendensi Konsumen1) Triwulan I-2017 dan Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan II-2017 Tingkat Nasional dan Provinsi Triwulan I-2017 No.
Provinsi
Pendapatan Ruta Kini
Pengaruh Inflasi thd Tingkat Konsumsi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
98,69 99,03 95,04 100,60 100,52 100,34 98,44 98,93 98,70 89,18 99,94 104,30 98,33 103,77 103,66 110,53 92,65 92,06 95,05 101,24 101,60 97,27 102,27 88,63 95,44 98,82 92,69 102,21 97,30 92,78 93,67 96,66 95,08 100,33
106,00 102,97 102,08 100,54 108,44 100,15 109,94 99,82 94,58 100,06 98,91 100,18 104,10 100,76 101,90 104,38 119,57 101,57 97,84 90,68 98,87 103,36 96,73 88,99 98,59 105,14 104,66 103,76 103,24 100,16 108,51 95,34 84,38 101,60
103,36 104,33 108,87 107,15 113,02 106,54 109,40 111,23 102,26 111,19 105,45 110,45 108,29 109,28 108,87 108,51 110,88 107,28 100,70 108,02 115,33 109,01 100,39 94,05 103,18 101,02 104,85 111,87 105,00 108,92 112,26 107,26 98,25 107,75
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep, Babel Kep, R i a u DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta JawaTimur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
Perkiraan Triwulan II-2017
Volume Konsumsi Barang dan Jasa
ITK Kini
(6)
101,68 101,24 99,93 101,99 105,37 101,62 103,93 101,81 98,34 96,88 100,84 104,50 102,05 104,13 104,30 108,42 103,91 97,93 97,03 99,82 103,81 101,45 100,35 89,89 97,96 101,02 98,57 104,71 100,58 98,26 101,71 98,57 92,84 102,27
Pendapatan Ruta Mendatang
Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Rekreasi dan Pesta/Hajatan
ITK Mendatang2)
(7)
(8)
(9)
105,33 110,72 115,18 111,56 130,03 124,30 116,50 121,56 117,58 109,43 127,24 123,01 118,36 125,70 127,96 115,88 114,86 141,53 113,67 103,68 121,61 104,34 106,92 114,41 105,76 114,38 122,21 120,00 116,26 110,23 115,18 109,75 113,03 119,40
108,19 86,48 95,75 100,24 107,81 96,49 101,41 69,30 92,64 94,44 87,73 103,84 102,23 118,22 108,63 110,54 92,74 90,16 99,77 96,93 121,68 99,13 91,96 104,13 107,59 97,43 92,06 111,97 112,26 108,31 107,58 102,43 97,77 101,03
106,37 101,91 108,12 107,45 121,96 114,19 111,02 102,57 108,52 103,98 112,89 116,05 112,50 122,98 120,94 113,94 106,82 122,87 108,62 101,23 121,64 102,45 101,49 110,68 106,43 108,22 111,26 117,08 114,81 109,53 112,42 107,09 107,49 112,73
Keterangan: 1)
ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut: a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya. b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya. c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.
2)
Angka Perkiraan ITK Triwulan II-2015
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 28/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017
5