+
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.12/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017
INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2016 SEBESAR 103,15 A.
Penjelasan Umum
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi komsumen terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. Jumlah sampel STK pada triwulan IV-2016 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 400 rumah tangga, sementara secara nasional jumlah sampel sebanyak 14.640 rumah tangga. Responden STK mulai triwulan II-2016 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan “wealth index“ dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2016 khususnya di daerah perkotaan. Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu. Pada saat yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya.
B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan IV-2016 Nilai ITK DIY pada Triwulan IV-2016 tercatat sebesar 103,15. Angka ini menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama triwulan berjalan masih berada pada taraf optimis (ITK>100), meskipun level optimismenya sedikit berkurang dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (115,02). C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan I-2017 Nilai ITK DIY pada Triwulan I-2017 diperkirakan mencapai 106,17. Artinya, kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan I mendatang diperkirakan akan membaik dengan level optimisme yang sedikit lebih tinggi dibandingkan Triwulan IV-2016.
1. Indeks Tendensi Konsumen Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan IV-2016 Nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama triwulan IV-2016 tercatat sebesar 103,15. Angka ini menggambarkan persepsi konsumen atau rumah tangga terkait dengan kondisi ekonomi mereka selama triwulan berjalan yang berada pada taraf optimis (ITK>100). Secara level, optimisme konsumen selama triwulan IV-2016 sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (ITK sebesar 115,02). Membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong dua indeks penyusunnya yang berada pada taraf optimis, yakni indeks pengaruh perubahan harga atau inflasi terhadap pengeluaran rumah tangga dan indeks volume konsumsi barang dan jasa. Sementara, indeks pendapatan terkini memberi andil negatif terhadap optimisme konsumen selama triwulan berjalan.
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.12/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017
1
Indeks pendapatan kini yang merepresentasikan perkembangan jumlah pendapatan yang diterima oleh konsumen rumah tangga selama triwulan berjalan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya tercatat sebesar 98,56. Nilai indeks ini berada dalam taraf pesimis (indeks<100), artinya persepsi konsumen (rumah tangga) terkait dengan nilai nominal pendapatan yang diterima selama triwulan berjalan cenderung menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Mayoritas rumah tangga konsumen menyatakan bahwa mereka memperoleh penghasilan/gaji atau upah/bonus dalam jumlah nominal yang lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Fenomena penurunan pendapatan ini terjadi karena pada umumnya mereka telah memperoleh tambahan pendapatan berupa bonus atau tunjangan hari raya berkaitan momentum perayaan hari raya Idul Fitri dan masa liburan pergantian tahun ajaran baru sekolah, serta pencairan gaji ketigabelas bagi Pegawai Negeri Sipil yang terjadi selama triwulan III 2016. Sementara, peningkatan aktivitas perekonomian dari sisi permintaan yang berimbas pada peningkatan pendapatan beberapa rumah tangga dari kegiatan usaha belum mampu mengkompensasi penurunan indeks pendapatan secara umum. Persepsi konsumen terkait dengan pengaruh perubahan harga (inflasi) terhadap total konsumsi rumah tangga selama Triwulan IV-2016 tercatat sebesar 102,66. Indeks ini masih berada pada taraf optimis, meskipun level optimismenya sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (indeks sebesar 103,98). Persepsi optimis terkait dengan pengaruh perubahan harga dipengaruhi oleh kondisi harga barang dan jasa kebutuhan rumah tangga yang secara agregat relatif stabil atau mengalami kenaikan dengan level yang rendah. Dalam periode yang sama, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Yogyakarta selama triwulan IV-2016 meningkat sebesar 0,72 persen dibandingkan dengan triwulan III-2016. Konsumsi barang dan jasa kebutuhan rumah tangga juga memberikan kontribusi positif terhadap level optimisme konsumen selama Triwulan IV-2016 dengan nilai indeks sebesar 114,70. Dibandingkan dengan dua indeks penyusun ITK yang lain (indeks pendapatan kini dan indeks pengaruh perubahan harga), level optimisme indeks volume konsumsi selama triwulan IV-2016 tercatat paling optimis atau paling tinggi. Namun demikian, level optimisme indeks volume konsumsi juga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (indeks sebesar 120,84). Persepsi optimis konsumen terkait dengan volume konsumsi berbagai komoditas barang dan jasa kebutuhan rumah tangga didorong oleh peningkatan kuantitas/volume maupun frekuensi konsumsi dari kelompok komoditas makanan dan non makanan berkaitan dengan perayaan hari Natal dan momentum pergantian tahun. Indeks konsumsi kelompok makanan tercatat sebesar 122,40 dan kelompok non makanan sebesar 112,50. Selama Triwulan IV-2016, semua kelompok komoditas tercatat memiliki nilai indeks volume konsumsi pada taraf optimis (indeks>100), kecuali kelompok akomodasi. Kelompok akomodasi tercatat memiliki nilai indeks sebesar 99,48 dan berada pada taraf pesimis. Artinya, sebagian besar konsumen rumah tangga mengalami penurunan volume/frekuensi konsumsi barang dan jasa pada kelompok akomodasi selama triwulan berjalan. Kelompok komoditas yang mengalami kenaikan indeks volume konsumsi tertinggi adalah kelompok bahan makanan sebesar 124,26 dan kelompok pulsa HP sebesar 124,19. Berikutnya adalah kelompok transportasi dan makanan jadi dengan nilai indeks masing-masing sebesar 121,01 dan 120,53. Kelompok komoditas yang lainnya memiliki nilai indeks optimis yang bervariasi di bawah 118. Secara nasional, level nilai ITK DIY pada Triwulan IV-2016 berada di peringkat keempat belas tertinggi, dengan posisi di atas Provinsi Sulawesi Tengah (103,06) dan di bawan Provinsi Nusa Tenggara Barat (103,16). Nilai ITK pada level nasional dalam waktu yang sama tercatat sebesar 102,46. ITK tertinggi tercatat di Provinsi Papua sebesar 112,47, diikuti oleh Provinsi Maluku sebesar 111,57. Penghitungan ITK Triwulan IV-2016 juga mencatat sebanyak empat provinsi memiliki nilai ITK dengan kriteria pesimis, yakni Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Barat. Sementara, nilai ITK provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa, berkisar antara 99,93 sampai 104,65 (Tabel 1).
2
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 12/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017
Tabel 1 Indeks Tendensi Konsumen DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional Variabel Pembentuk
Tw I2015
Tw II2015
Tw III2015
Tw IV2015
Tw I2016
Tw II2016
Tw III2016
Tw IV2016
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pendapatan rumah tangga kini Pengaruh inflasi terhadap total konsumsi Volume/frekuensi konsumsi makanan dan bukan makanan*) Indeks Tendensi Konsumen DIY
*)
87,57
112,48
106,97
104,18
106,19
101,99
118,45
98,56
111,66
110,12
110,29
99,50
111,00
114,83
103,98
102,66
101,72
111,99
118,39
104,74
108,31
118,23
120,84
114,70
97,18
111,73
110,33
103,02
107,96
108,98
115,02
103,15
Jateng
103,97
103,60
109,81
99,87
100,28
106,66
109,16
99,93
Jabar
104,43
105,67
109,69
102,38
104,03
107,28
108,27
101,59
DKI
99,71
109,71
111,88
106,64
105,20
110,71
108,79
104,28
Jatim
100,75
103,88
115,98
102,12
105,38
108,42
108,23
103,34
Banten
104,07
108,19
111,21
103,29
105,25
109,97
110,01
104,65
Nasional
100,87
105,22
109,00
102,77
102,89
107,93
108,22
102,46
Bukan makanan: pakaian, pulsa HP, pendidikan, hiburan, akomodasi, transportasi, dan kesehatan.
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) DIY Triwulan I-2017 Nilai ITK DIY pada Triwulan I-2017 mendatang diperkirakan sebesar 106,17. Angka ini menggambarkan kondisi ekonomi konsumen selama satu triwulan mendatang yang diperkirakan akan meningkat lebih baik dengan level optimismenya yang sedikit lebih rendah dari Triwulan IV2016. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai perkiraan ITK Triwulan I-2017 dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga selama Triwulan I-2017 yang diperkirakan meningkat dengan indeks 107,23. Peningkatan pendapatan selama satu triwulan ke depan diperkirakan bersumber dari peningkatan gaji/upah dan bonus di awal tahun. Peningkatan perkiraan pendapatan konsumen rumah tangga selama satu triwulan mendatang akan mendorong meningkatnya rencana konsumsi atau pembelian barang tahan lama dengan nilai indeks sebesar 104,30. Rencana pembelian barang tahan lama dengan nilai indeks tertinggi adalah perangkat komunikasi (110,57) dan kegiatan rekreasi (109,09). Sementara, rencana pembelian barang tahan lama yang memiliki nilai indeks di bawah 100 adalah barang perhiasan. Tabel 2 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi DIY menurut Variabel Pembentuknya dan Indeks Tendensi Konsumen Provinsi-provinsi di Pulau Jawa serta Nasional Triwulan I-2017 Variabel Pembentuk
Tw III-2016
(1)
(2)
Perkiraan pendapatan rumah tangga mendatang Rencana pembelian barang-barang tahan lama (elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumah tangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan Indeks Tendensi Konsumen DIY Jateng Jabar DKI Jatim Banten
107,23
Nasional
106,30
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.12/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017
104,30 106,17 107,31 104,62 110,31 110,03 107,78
3
Secara nasional, perkiraan level ITK DIY selama Triwulan I-2017 mendatang berada di peringkat kelima belas, dengan posisi di atas Provinsi Papua Barat (105,92) dan di bawah Provinsi Nusa Tenggara Timur (106,52). Nilai ITK Triwulan I-2017 pada level nasional diperkirakan sebesar 106,3. Sementara, perkiraan nilai ITK Triwulan I-2017 provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa berkisar antara 104,62 sampai 110,31. Gambar 1 Indeks Tendensi Konsumen Riil dan Indeks Tendensi Konsumen Perkiraan DI Yogyakarta, Triwulan II-2011 sampai Triwulan I-2017 130 ITK Terkini
123,6
Perkiraan ITK
120,6
119,3
120 110,5
110 106,6
100
117,3
116,9
111,9
112,6
111,6 108,5 109,5
110,2 109,5 110,7 116,2
112,9 110,0 109,7 109,9
114,6
114,1
110,5
109,2
111,5 118,2 109,0
114,6
115,9
112,6 115,0
107,8
112,1
111,7
110,3
106,3
105,7 108,0 109,0
108,0
106,1
105,6
114,8
113,9
103,2
103,0 97,2
90
80 Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I Tw II Tw Tw Tw I III IV III IV III IV III IV III IV III IV 2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Pola perbandingan antara ITK pada triwulan berjalan (ITK riil) dengan nilai perkiraan ITK triwulan yang dilakukan pada triwulan sebelumnya menunjukkan perbedaan yang bervariasi. Sampai dengan triwulan I-2014 perbedaan atau selisih antara ITK riil dengan perkiraannya relatif kecil. Terkadang nilai ITK riil lebih besar dari perkiraan dan ada kalanya nilainya lebih kecil dari perkiraan. Mulai triwulan II-2014, selisih antara ITK riil dengan ITK perkiraan terlihat cukup nyata dan perkiraan ITK selalu sebih tinggi dibandingkan dengan ITK riilnya. Hal ini menggambarkan nilai harapan atau ekspektasi konsumen di DIY yang lebih tinggi dari realisasi terkait dengan kondisi ekonomi mereka. Pada Triwulan IV-2016 selisihnya mencapai 9,4 poin dengan posisi ITK perkiraan lebih tinggi dari ITK riil.
4
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 12/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017
Tabel 3 Indeks Tendensi Konsumen1) Triwulan IV-2016 dan Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2017 Tingkat Nasional dan Provinsi Triwulan IV-2016 No.
(1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Pengaruh Inflasi thd Tingkat Konsumsi
Volume Konsumsi Barang dan Jasa
Provinsi
Pendapatan Ruta Kini
(2)
(3)
(4)
(5)
104,74 103,95 101,37 101,27 102,71 101,14 99,85 109,56 112,92 99,74 105,54 103,30 100,26 98,56 105,83 104,52 103,46 104,89 111,09 99,44 100,18 101,45 100,27 106,93 104,97 107,94 106,16 101,87 102,54 118,77 105,14 103,78 116,22 103,89
104,41 100,79 109,74 106,29 100,41 97,92 99,04 87,96 91,58 101,04 102,96 95,69 99,67 102,66 100,16 104,87 90,75 100,66 105,62 90,46 98,12 95,68 95.37 100,40 97,09 90,24 82,52 92,57 105,99 98,50 98,44 104,07 99,74 98,72
100,07 102,73 101,71 101,13 96,89 101,78 102,99 103,18 101,26 103,32 102,96 105,01 99,45 114,70 101,41 104,66 106,15 102,22 111,20 90,54 110,88 97,81 110,92 111,60 106,06 104,77 100,72 107,78 107,01 111,00 103,90 117,82 119,69 103,81
NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep, Babel Kep, R i a u DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta JawaTimur Banten Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Indonesia
Perkiraan TriwulanI I-2017
ITK Kini
Pendapatan Ruta Mendatang
Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Rekreasi dan Pesta/Hajatan
(6)
(7)
(8)
103,65 102,83 103,73 102,61 100,83 100,40 100,30 102,29 104,59 100,86 104,28 101,59 99,93 103,15 103,34 104,65 100,57 103,16 109,62 95,07 101,92 99,09 101,23 106,15 103,06 102,43 98,54 100,60 104,44 111,57 103,05 106,88 112,47 102,46
105,48 101,28 104,99 108,56 93,15 102,19 101,01 108,17 108,10 102,78 110,46 105,88 106,94 107,23 107,44 109,08 107,90 108,55 111,11 102,43 98,28 101,87 102,58 99,73 107,29 108,64 107,69 107,19 104,89 111,11 102,70 107,20 108,48 106,16
ITK Mendatang2)
(9)
95,22 100,77 95,05 111,34 108,63 100,60 103,03 94,45 112,77 109,53 110,05 102,40 107,97 104,30 114,55 105,49 114,20 100,48 98,48 100,06 114,31 109,89 97,07 104,85 115,13 113,59 105,22 109,40 100,18 118,53 108,21 103,69 119,11 106,56
101,75 101,09 101,38 109,57 98,78 101,62 101,75 103,19 109,79 105,24 110,31 104,62 107,31 106,17 110,03 107,78 110,19 105,62 106,52 101,57 104,10 104,78 100,58 101,59 110,14 110,44 106,79 107,99 103,18 113,80 104,70 105,92 112,34 106,30
Keterangan: 1)
ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut: a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya. b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya. c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat dibanding triwulan sebelumnya.
2)
Angka Perkiraan ITK Triwulan I-2017
Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No.12/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017
5