MITIGASI BENCANA M B ERUPSI G GUNUNG MERAPI M DI MASYARA AKAT DES SA SIDOR REJO KEC CAMATAN KEMALAN NG KABUP PATEN KL LATEN
AH PUBLIKASI NASKA Unntuk Memennuhi Sebagian n Persyarataan Guna M Mencapai Derajat S Sarjana S-1
Diisusun Oleh : SEPTI A AJI PRIHAN NDOKO A A610090026
F FAKULTA AS KEGURU UAN DAN ILUM I PENDIDIKAN UNIVERS SITAS MUH HAMMADIYAH SURA AKARTA TA AHUN 20144
TTNIVDRSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FA(ULTAS KEcURUAN DAN ILMU PENDIDTXAN P,berz4 Kotuum rerp (0:)7 0 n 7117
Sudt Pcrscluius Arli kel
t'nddd
rds
djbau€n'oi Dmbmb:ne
Ptrb
likisi
Inn."'usa,kqi'
DR. Kuwaji Dwi Priyono, M. Si 544
:-
dnbM da moemati nas*ah artikel ,ublik4i
=--
tug6
a&nir
\\l
ddi nahasisM
ilnia,h yang
Ilmpa&h
:
A610090026
MITIGASI Bf,NCANA CUNUNG Mf,RAPI DI M,dSYARAKAT DESA SIDOREJO KECAMATAN
KEMALANG KABUPATTN KLATEN
,Gia
:..in
4ikel
re6ebut, layak
FRtujum
d
dapar
disetljui utuk dipu6li(sikm.
di6ual, *mosa dapai dilcreunakm *p.nuhnya.
su.akanL 29
Desber
2014
nsksan
MITIGASI BENCANA GUNUNG MERAPI DI MASYARAKAT DESA SIDOREJO, KECAMATAN KEMALANG, KABUPATEN KLATEN, JAWA TENGAH Septi Aji Prihandoko, A 610 090 026, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014 Gunung Merapi adalah salah satu gunung yang aktif di dunia. Penduduk Desa Sidorejo yang ada di daerah Gunung Merapi akan selalu dihantui dengan bahaya yang sewaktu-waktu mengancam keselamatan mereka. Kewaspadaan masyarakat dan perangkat desa perlu diketahui sejauh mana dan bagaimana pelaksanaan untuk meminimalisir korban. Letusan Gunung Merapi tahun 2010 silam, menjadikan bencana erupsi Gunung Merapi di Desa Sidorejo yang paling besar sendiri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sikap masyarakat terhadap tingkat aktivitas gunung Merapi serta melakukan tinjauan mengenai mitigasi bencana Gunung Merapi di masyarakat Desa Sidorejo. Mitigasi bencana ditunjukan terdapatnya Tim Siaga Desa (TSD), pelatihan atau simulasi bencana yang dilakukan warga Sidorejo dan adanya silabus serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai informasi Gunung Merapi di Satuan Pendidikan. Jalur evakuasi, perbaikan sarana dan prasarana menjadikan salah satu langkah awal untuk menyelamatkan diri dan keluarga. Metode yang dilakukan dengan menggunakan survey lapangan melalui observasi, wawancara masyarakat, satuan pendidikan, dan organisasi siaga bencana yang ada di desa. Hasil yang diperoleh dari data (Organisasi, Masyarakat dan Satuan Pendidikan) diwujudkan dengan dibentuknya TSD (Tim Siaga Desa) sebagai koordinasi organisasi siaga bencana di desa, TAGANA mengkhususkan pada Dapur Umum, PASAG MERAPI bertugas di Mtigasi Bencana dan Kesiapsiagaan, FORUM KLASTER MERAPI di sektor Ekonomi dan ORA MERAPI di bidang koperasi dan pengobatan. Masyarakat sendiri diambil sempel data sebanyak 15 informan dalam wawancara, dengan kesimpulan bahwa masyarakat Sidorejo siap apabila sewaktu-waktu terjadi erupasi Merapi. Satuan Pendidikan (SDN 1 dan 2 Sidorejo), terdapatnya silabus “Sistem Penilaian Merapi” dan RPP “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran” dimana standar kompetensi yang dibuat mengarahkan pada bagimana mengartikan Gunung Merapi sebagai manfaat bagi penduduk sekitar dan bagaimana upaya menyelamatkan dan juga mengurangi bahaya sekunder Gunung Merapi serta dapat menjelaskan bagaiman status bahaya Gunung Merapi.
Kata kunci : mitigasi bencana, bencana, erupsi gunung berapi
Tenggara hingga bagian timur
PENDAHULUAN Indonesia dengan
adalah
kekayaan
alam
Negara
Maluku dan berbelok ke utara
yang
pulau Sulawesi atau melingkari
melimpah. Kekayaan dari flora
kepulauan
dan faunanya, serta kekayaan dari
dikenal dengan sebutan lingkaran
hasil
api (The Ring of Fire) Indonesia,
tambangnya.
Hamparan
Indonesia
bumi Indonesia ini juga memiliki
atau
jalur
tektonik
kerawanan bencana alam yang
(BNPB, 2011).
sehingga
Indonesia
Potensi bencana alam yang
tinggi. Secara historis, Indonesia dengan
tinggi pada dasarnya tidak lebih
tingkat kerawanan bencana alam
dari sekedar refleksi fenomena
yang tinggi, baik
gempa
alam yang secara geografis sangat
gunungapi, banjir, tanah
khas untuk wilayah tanah air kita.
longsor maupun juga tsunami.
Peningkatan kerentanan bencana
Negara
merupakan
alam ini akan lebih parah bila
negara kepulauan dimana tempat
masyarakat dan pemerintah sama
tiga lempeng besar dunia bertemu,
sekali
yaitu
tanggap terhadap adanya potensi
merupakan
bumi,
Negara
itu
Indonesia
Lempeng
Indo-Australia,
tidak
alam
menyadari
di
dan
Lempeng Eurasia, dan Lempeng
bencana
daerahnya.
Pasifik. Interaksi antar lempeng-
Pengalaman
lempeng tersebut lebih lanjut
bahwa kejadian-kejadian bencana
menempatkan Indonesia sebagai
alam selama ini telah banyak
wilayah yang memiliki aktifitas
menimbulkan
kegunungapian dan kegempaan
penderitaan yang cukup berat
yang sangat tinggi.
sebagai akibat dari perpaduan
memperlihatkan
kerugian
dan
Dari sebanyak 129 gunungapi
bahaya alam dan kompleksitas
di Indonesia atau 14 persen dari
permasalahan lainnya. Bencana
seluruh
dunia,
diartikan sebagai suatu rangkaian
terbantang dari pulau Sumatera
peristiwa yang diakibatkan oleh
menyusuri pulau Jawa kemudian
fenomena alam, ulah manusia atau
menyeberang
oleh
gunungapi
ke
di
Bali,
Nusa
keduanya
yang 1
mengakibatkan
korban
jiwa,
memiliki
akal
pikiran
untuk
penderitaan dan atau kesengsaraan
mempertahankan
manusia kerugian harta benda
Manusia
kerusakan lingkungan hidup dan
lingkungan agar dapat memenuhi
kerusakan sarana dan prasarana
kebutuhan
umum.
mempertahankan
Kabupaten
Klaten
kehidupannya.
belajar
mengenali
serta
dapat hidupnya,
adalah
sehingga lahir suatu pengetahuan
salah satu kabupaten yang terkena
yang dimiliki manusia. Manusia
bencana alam Gunung Merapi.
harus
Kesuburan
lereng
tentang
keadaan
lingkungan
Gunung Merapi mengakibatkan
sekitar
agar
dapat
banyak sekali masyarakat yang
mempertahankan hidupnya dari
tingal
segala ancaman yang ditimbulkan
tanah
untuk
kekayaan
di
memfaatkan
alam
yang
ada
di
memiliki
pengetahuan
oleh lingkungan mereka, termasuk
Gunung Merapi. Penelitian ini
pengetahuan
akan membahas salah satu desa
Merapi yang sewaktu-waktu dapat
yang terkena dampak dari letusan
mengancam mereka.
Gunung Merapi yaitu tepatnya di Desa
Sidorejo
Kemalang
Kecamatan
Kabupaten
bencana
Gunung
Perlu disadari penuh oleh masyarakat
di
Desa
Sidorejo
Klaten.
Kecamatan Kemalang Kabupaten
Peristiwa erupsi Merapi yang
Klaten bahwa kita hidup di daerah
dialami
Sidorejo
yang rawan bencana, sehingga
kehilangan
bencana dapat datang secara tiba-
tempat tinggal, kerugian harta
tiba. Masyarakat Desa Sidorejo
yang tidak sedikit, dan juga
Kecamatan Kemalang Kabupaten
mereka dapat kehilangan nyawa.
Klaten harus pandai menyiasati
Masyarakat Sidorejo sangat takut
cara-cara
akan
Gunung
dengan kondisi alam yang rawan
Merapi yang sewaktu-waktu dapat
bencana tersebut. Penelitian ini
mengancam keselamatan mereka.
sasaran utama yang akan diteliti
Hakekatnya setiap manusia itu
adalah
masyarakat
membuat
mereka
adanya
erupsi
hidup
berdampingan
masyarakat,
sehingga 2
ketika terjadi erupsi gunungapi,
dirinya
masyarakat
ancaman
menyelamatkan
harus
dapat
diri
bersama
untuk
erupsi
KAJIAN TEORI
Penelitian ini bermaksud untuk
1. Mitigasi Bencana
mengetahui
tingkat
Gunung
Merapi.
anak-anaknya atau keluarganya.
ingin
menghadapi
Mitigasi bencana adalah istilah
pengetahuan masyarakat terhadap
yang
mitigasi bencana gunungapi.
menujukan pada semua tindakan
Langkah
untuk
upaya
untuk mengurangi dampak dari
pengetahuan
suatu bencana yang dapat di
awal
meningkatkan
digunakan
mitigasi
lakukan sebelun bencana itu
bencana gunung merapi, maka
terjadi, termasuk kesiapan dan
penulis meneliti lebih dalam lagi
tindakan- tindakan pengurangan
mengenai kehidupan masyarakat
resiko
di Kecamatan Kemalang dengan
(Paripurno,
judul “Mitigasi Bencana Gunung
bencana
Merapi
memiliki 3 (tiga) unsur utama,
masyarakat
di
terhadap
Masyarakat
Desa
jangka
panjang
2005).
yang
Mitigasi
efektif
Sidorejo Kecamatan Kemalang
yaitu
Kabupaten Klaten”.
peringatan, dan persiapan.
yang
ingin
dicapai
penelitian ini yaitu: 1.
tingkat
pengetahuan
masyarakat
tentang
mitigasi
Gunung
Merapi
(hazad
bahaya assestment):
diperlukan
Mengetahui
Sidorejo
2.
bahaya,
1. Penilaian
TUJUAN Tujuan
penilaian
harus
bencana di
Desa
Kecamatan
untuk
mengidentifikasi populasi
dan
asset
yang terancam, serta tingkat terhadap
ancaman bahaya
Kemalang Kabupaten Klaten,
bencana. Penilaian ini
dan
memerlukan
Mengetahui
upaya
pengetahuan
tentang
masyarakat
mempersiapkan
karakteristik
sumber 3
bencana dimasa lalu.
masyarakat.
Tahapan
Peringatan
ini
menghasilkan
peta
terhadap
bencana yang akan
potensi bencana yang
mengancam
sangat penting untuk
dapat
merancang
secara cepat, tepat dan
kedua
unsur
mitigasi
lainnya.
harus dilakukan
terpercaya. 3. Persiapan
2. Peringatan (warning): diperlukan
untuk
peringatan
kepada
(preparedness): kegiatan kategori ini tergantung
pada
seluruh warga atau
unsur
masyarakat
sebelumnya
tentang
mitigasi
bencana yang akan
(penilaian bahaya dan
mengancam
peringatan),
(seperti
yang
bahaya tsunami yang
membutuhkan
diakibatkan
oleh
pengetahuan tentang
gempabumi,
aliran
daerah
yang
lahar akibat letusan
kemungkinan terkena
gunung berapi, dan
bencana
sebagainya.)
pengetahuan
Sistem
dan tentang
peringatan didasarkan
sistem
peringatan
pada data yang terjadi
untuk
mengetahui
sebagai
kapan
harus
peringatan
dini
serta
menggunakan
melakukan dan
berbagai
kapan
evakuasi saatnya
saluran
kembali ketika situasi
komunikasi
untuk
telah aman. Tingkat
memberikan
pesan
kepedulian
yang
masyarakat
dan
maupun
pemerintah
daerah
kepada
pihak
berwenang
4
serta pemahamannya
1. PRA
MERAPI
(+
sangat penting pada
400.000 tahun lalu)
tahap ini untuk dapat
Disebut sebagai Gunung
menentukan langkah-
Bibi
langkah
yang
andesit-basaltik berumur
untuk
±700.000 tahun terletak
dampak
di lereng timur Merapi
diperlukan mengurangi
dengan
akibat bencana. Jenis
termasuk
persiapan
Boyolali.
adalah tata
lainnya perencanaan
ruang
yang
magma
Kabupaten
2. MERAPI TUA (60.000 – 8000 tahun lalu)
menempatkan lokasi,
Pada masa ini mulai lahir
fasilitas umum dan
yang
fasilitas social di luar
Gunung
zona bahaya bencana
merupakan fase awal dari
(mitigasi nonstruktur),
pembentukannya dengan
serta
kerucut belum sempurna.
usaha-usaha
keteknikan
untuk
dikenal Merapi
sebagai yang
3. MERAPI
membangun struktur
PERTENGAHAN (8000
akan
– 2000 tahun lalu)
bencana
(mitigasi struktur). 2. Gunung Merapi
Terjadi beberapa lelehan lava
andesitik
yang
Gunung Merapi adalah gunung
menyusun
berapi di tengah Pulau Jawa dan
lawang
merupakan salah satu gunungapi
mungkur, yang saat ini
teraktif di Indonesia. Menurut
nampak di lereng utara
Berthomier (1989) menemukan
Merapi.
bukit dan
Batu Gajah
unit-unit stratigrafi di Merapi
4. MERAPI BARU (2000
yang semakin detil. Berdasarkan
tahun lalu – sekarang)
studi stratigrafi, sejarah Merapi
Dalam kawah Pasar bubar
dapat dibagi atas 4 bagian :
terbentuk kerucut puncak 5
Merapi
yang
saat
ini
Jenis
penelitian
ini
disebut sebagai Gunung
ialah
Anyar
metode deskriptif kualitatif.
menjadi
pusat
aktivitas Merapi.
penelitian
Penekanan
kualitatif
latar
belakang
struktur dan individu secara
3. Masyarakat Masyarakat adalah kesatuan yang
utuh
selalu berubah yang hidup karena
menggambarkan
proses
subjek dan objek penelitian
masyarakat
menyebabkan
yang
perubahan
itu.
secara
berdasarkan
deskriptif keadaan
fakta
yang
Dalam zaman biasa masyarakat
terlihat
mengenal kehidupan yang teratur
keadaan untuk menemukan
dan
keadaan tertentu secara teliti,
aman,
karena
disebabkan
pengorbanan
kemerdekaan
dari
oleh
sebagian anggota
-
atau
sebagaimana
menggunakan deskriptif
metode
yang
berusaha
anggotanya baik dengan paksa
memahami
maupun sukarela pengorbanan di
berdasarkan
fakta
tentang
sini
kenyataan
yang
berada
menahan
kehendak
atau
sewenang-wenang
untuk kepentingan
nafsu
mengutamakan dan
keamanan
bersama (Hasan Shadily, 1983)
masalah
dilingkungan
penelitian.
Arikunto (2006) menyatakan bahwa “penelitian deskriptif merupakan
penelitian
METODE PENELITIAN
hipotesis
yakni
1. Tempat dan Waktu Penelitian
langkah penelitian ini tidak
Lokasi penelitian ini berada di kawasan Gunung Merapi di
non dalam
perlu merumuskan hipotesis”. Penelitian
ini
juga
sebelah Sungai Woro yaitu desa
merupakan jenis penelitian
Sidorejo, kecamatan Kemalang,
kualitatif.
kabupaten Klaten.
menggunakan jenis penelitian
2. Jenis dan Strategi Penelitian a. Jenis Penelitian
Penulis
kualitatif karena penelitian ini dilakukan dalam rangka mencari data yang ada di 6
lokasi
atau
lapangan
penelitian
yang
bukan
merupakan
data
statistik
terarah
pada
satu
karakteristik” Sutopo (2006). Menutut
Sugiyono
(2007)
melainkan pencarian data-
studi kasus tunggal adalah
data
dari
studi kasus yang memusatkan
masyarakat aktifitas maupun
perhatian pada suatu kasus
ilustrasi yang terkait terhadap
secara mendetail dan subjek
masalah yang diajukan, untuk
yang diteliti terdiri dari satu
mendapatkan data-data yang
unit dan dibatasi pada aspek-
akurat dan nyata.
aspek yang sudah dipilih
yang
didapat
b. Strategi Penelitian
yang terarah pada tujuan
Stategi dalam sebuah penelitian
sebagai
mana
penelitian. Penelitian studi kasus
tunggal
terpancang
dikemukakan oleh Hamidi
adalah
penelitian
yang
(2008)
mengungkapakan
datanya
terpancang
sesuai
bahwa strategi pengumpulan
dengan
masalah,
serta
data
pengumpulannya
ini
perhatian
perlu
mendapat
peneliti
terarah
karena
pada tujuan yang hendak
melalui langkah ini peneliti
dicapai. Studi kasus pada
mengawali masuk lapangan,
penelitian ini adalah “tingkat
sekaligus melakukan upaya
pengetahuan
agar peneliti dikenal, dapat
dalam
mitigasi
diterima dan disambut secara
gunung
merapi
baik oleh masyarakat atau
Sidorejo
Kecamatan
komunitas subjek penelitian.
Kemalang
Kabupaten
yang
akan
diajukan, strategi penelitian ini
adalah
studi
bencana di
Desa
Klaten”.
Berdasarkan permasalahan
masyarakat
3. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian Subjek
kasus
tunggal. Studi kasus tunggal
merupakan
“bilamana penelitian tersebut
sangat
penelitian bagian
penting
yang dan 7
merupakan hal yang harus
penelitian. Penelitian ini yang
ada dalam sebuah penelitian.
menjadi
Menurut dalam essensial
objek
Hamidi
(2008)
adalah “tingkat pengetahuan
pelajaran
bahasa
masyarakat dalam mitigasi
dimaksud
bencana gunung merapi di
yang
subjek dalam suatu kalimat
Desa
adalah orang yang melakukan
Kemalang
sesuatu beberapa karya tulis.
Klaten”.
Informan
penelitian
sebagai
subjek
Sidorejo
Kecamatan Kabupaten
4. Sumber Data
penelitian yang menjelaskan
Data yang diperlukan dalam
karena
penelitian
menjadi
pemberi
ini
diperoleh
informasi atau data dalam
beberapa sumber yaitu:
suatu
Dalam
a. Informan
penelitian ini yang menjadi
Menurut
subjek
“informan
penelitian.
penelitian
atau
dari
Hamidi
(2008),
dinilai
sebagai
informasi adalah warga dan
individu yang mampu atau
tokoh
Desa
diminta oleh peneliti untuk
Kecamatan
memberi uraian, cerita detail
Kemalang Kabupaten Klaten.
selain tentang dirinya dan
masyarakat
Sidorejo
terutama
b. Objek Penelitian
tentang
individu
Objek penelitian merupakan
lain, situasi dan kondisi atau
fokus
terhadap
peristiwa
ditelti
dalam
hal
yang sebuah
di
lokasi
penelitian”.
Menurut
penelitian. Menurut Hamidi
Margono (2000) menyatakan
(2008), yang disebut objek
bahwa
penelitian adalah fokus, kata-
adalah”seorang
kata
dianggap paling mengetahui
kunci
atau
topik
informan yang
masalah
yang
penelitian ini adalah aspek-
Rumusan
tersebut
aspek dari subjek penelitian
disimpulkan bahwa informan
yang
adalah seorang individu yang
penelitiannya.
menjadi
Subjek
sasaran
dikaji”. dapat
8
mampu
memberikan
c. Dokumen
informasi secara detail dan
Dokumen
mengetahui masalah dengan
peristiwa yang sudah berlaku.
baik.
harus
Dokumen
yang
tulisan, gambar, atau karya-
Peneliti
menemukan memiliki
orang
kriteria
sebagai
karya
adalah
bisa
catatan
berbentuk
monumental
dari
seorang informan. Penelitian
seseorang (Sugiyono, 2007).
ini yang ditunjuk sebagai
Dokumen
didapat
informan yang memberikan
berbagai
kegiatan
keterangan dan data yang
terkait dengan kegiatan atau
ialah
hal
warga
masyarakat
dan
Desa
tokoh Sidorejo
yang
tokoh
dengan yang
dilakukan
masyarakat
para yang
Kemalang
berhubungan dengan mitigasi
Kabupaten Klaten. Penelitian
bencana, misalnya dengan
ini
adanya
Kecamatan
untuk
mendapat
mengenai pengetahuan dalam
mitigasi
gunung
merapi
data
tanggap
tingkat
bencana, pendidikan mitigasi
masyarakat
dimasyarakat, serta dokumen
bencana
yang berbentuk karya-karya
Sidorejo
di
Desa
Kecamatan
Kemalang Kabupaten Klaten. b. Tempat dan peristiwa Tempat
pelatihan
atau
berlangsungnya
monumental mencerminkan
yang hasil
dari
mitigasi bencana. 5. Teknik Analisis Data
lokasi
Beberapa langkah dalam analisis
pencarian
data sampai pada hasil penelitian.
data yaitu di Desa Sidorejo,
Adapun
Kecamatan
menurut Miles dan Huberman
Kemalang,
Kabupaten Klaten dan tempat tinggal
para
ini
digunakan
mendapat datanya.
(1992) sebagai berikut:
tokoh
masyarakat Desa setempat, hal
langkah-langkahnya
untuk
a. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan
data
dilokasi penelitian dengan
9
melakukan
wawancara
d. Penarikan
kesimpulan,
dan dokumentasi dengan
yaitu dalam pengumpulan
menentukan
data
strategi
peneliti
harus
pengumpulan data yang
mengerti
dan
dipandang
terhadap
sesuatu
untuk menentukan fokus
diteliti
langsung
serta
lapangan
tepat
pendalaman
dan
data
tanggap yang di
dengan
pada proses pengumpulan
menyusun
data berikutnya.
pengarahan dan sebab-
b. Reduksi
data,
pola-pola
akibat.
yaitu
sebagai proses seleksi,
HASIL PENELITIAN
pemfokusan,
Hasil
pengabstrakan,
melalui wawancara tersebut, bahwa
transformasi data kasar
masyarakat
yang ada di lapangan
menghadapi
langsung, dan diteruskan
Merapi di antaranya :
pada waktu pengumpulan
keterangan
a)
dari
siap
informan
siaga
dalam
bencana
Gunung
Terdapat dukungan dari
data. Dengan demikian
perangkat
reduksi data dimulai sejak
organisasi kebencanaan,
peneliti
BPBD
mulai
memfokuskan
wilayah
penelitian. c. Penyajian rakitan
desa,
(Badan
Penanggulangan Bencana
data,
yaitu
organisasi
informasi
yang
memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai jenis jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.
Daerah),
pemerintah, dari
partai
dan
juga
–
partai
politik serta dari relawan yang membantu warga Desa Sidorejo. Warga mendapatkan
bantuan
seperti
dibuatkannya
tenda
pengungsian,
diberikan
fasilitas 10
transportasi,
serta
mendapatkan
alat
komunikasi seperti HT. b)
pelatihan
tersebut. d)
Kesadaran kepada setiap
Dibentuknya siaga desa
warga
Desa
Sidorejo
untuk kejelasan tentang
untuk
selalu
Tanggap
pentingya
terhadap
mitigasi
bencana
dan
kesiapsiagaan
c)
mengikuti
untuk
aktivitas
Gunung Merapi. e)
Pengetahuan dan sikap
mengantisipasi bencana
terhadap resiko bencana
Gunung Merapi.
mereka mengungkapkan
Adanya
bahwa mengalami erupsi
pelatihan
simulasi bencana yang
(letusan)
diadakan di balai Desa
Merapi. Erupsi (letusan)
Sidorejo oleh lembaga –
Gunung Merapi tahun
lembaga seperti : PMI ,
2010
BPBD, serta kerja sama
sendiri
dengan perangkat desa
meresahkan warga Desa
dan
organisasi
Sidorejo.
(Tim
Siaga
TSD Desa),
f)
Gunung
sangat
besar
dan
sangat
Dampak erupsi (letusan)
Tagana (Tanggap Siaga
Gunung Merapi tahun
Bencana), Pasag Merapi,
2010
FKLM (Forum Klaster
banyaknya pertanian di
Lereng
Desa
Merapi),
dan
mengakibatkan
Sidorejo
ORA Merapi (Organisasi
mengalami
Rakyat).
Pelatihan
dan
simulasi
bencana
dilakukan
setiap
pertemuan
rutin
kerusakan
para
petani
mendapatkan
kerugian
yang
sangat
Susahnya
besar.
membawa
bertempat di balai desa
hewan ternak ke tempat
Sidorejo. Banyak sekali
pengungsian
warga
mengakibatkan
yang
antusias
11
banyaknya hewan ternak
dalam
warga
Gunung Merapi.
Desa
Sidorejo
tidak terurus dan mati. g)
c. Dengan
bencana
adanya
pelatihan
Kebutuhan utama saat
simulasi bencana rutin warga
berada
tempat
Sidorejo
adalah
bagaimana
di
pengungsian
h)
menghadapi
dapat
caranya
pakaian, kendaraan, dan
menyelamatkan
juga obat – obatan.
membantu
Sistem
erupsi Merapi.
peringatan
bencana
di
Desa
mengerti
diri
dan
–
korban
masyarakat
dalam
korban
d. Kesadaran
Sidorejo melalui akses
tanggap
siaran dari masjid, serta
petugas dan para relawan sangat
adanya kentongan di pos
mudah
kampling atau pos ronda
terjadinya
yang
memberikan
Merapi.
adanya
e. Dengan
peringatan bencana datang.
membuat
mengevakuasi
saat
erupsi
Gunung
adanya
sistem
peringantan yang berada di Desa Sidorejo membuat warga mudah
KESIMPULAN a. Pengetahuan
bencana
dan
sikap
mengetahui bila terjadi bencana
masyarakat Desa Sidorejo dalam
erupsi Gunung Merapi dan dapat
menanggapi
memperkecil korban.
bencana
Gunung
Merapi sudah sangat cukup serta paham
bagaimana
caranya
f. Pengetahuan
tentang
bencana
dan
menanggulangi bencana erupsi
membuat
warga
Merapi.
menghadapi
b. Partisipasi pemerintah, organisasi
mitigasi
kesiapsiagaan siap
bencana
untuk erupsi
Gunung Merapi.
kebencanaan, lembaga – lembaga sangat membantu warga Sidorejo
12
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Bethommier, P. (1989). Etude volcanologique du Merapi Te’phro stratigraphic et Chronologie produits eruptifs. Unplublished thesis, Universite Blaise Pascal, Clermont-Ferrand. 115 PP, annexess. BNPB. (2011). Panduan Perencanaan Kontinjensi Menghadapi Bencana. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Hamidi. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Malang : UMM Press. Margono, (2000). Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Miles, B. Mathew., & Michael, Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UIP. Paripurno. (2005). Penanggulangan Bencana oleh Komunitas. Yogyakarta : Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta. Shadily, Hasan. (1983). Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Penerbit PT Bina Aksara. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta .
13