BAB IV PENERAPAN METODE IQUIRY DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS\|\\\\\\\ PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SUMURREJO TAHUN AJARAN 2010/2011
A. Gambaran Umum MIN Sumurrejo 1. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al-Islam Kelurahan Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang berdiri pada tahun 1966, dinegerikan oleh Departemen Agama RI dengan SK Menteri Agama No: 107 Tahun 1997. MIN Sumurrejo memiliki luas tanah kurang lebih 2.600 m2 terletak di jalan Moedal Nomor 3 Sumurrejo Gunung Pati, Semarang ini mempunyai struktur organisasi sebagai berikut: Tabel 1 Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo, Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011 No Nama Jabatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Imron Rosyadi, S.Ag Drs. Syamsuddin Moh Turhamun, S.Pd.I Drs. Arif Sumari Yunia Iriani Sugiharti Sunarto
Kepala Madrasah Komite Sekolah Waka Sarana Prasarana Kepala TU Koordinator BP/BK Bendahara Penjaga Sekolah
2. Keadaan Guru Tenaga pendidik atau guru di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo, Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011 berjumlah 9 orang yang dapat diuraikan sebagai berikut:
42
Tabel 2 Guru-Guru Bidang Studi Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo, Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011 No Nama Bidang studi NIP 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Siti Daimah, S.Pd.I Muyasaroh A. Hadi Sulkhan, A.Ma Eni Susiati, A.Ma Fitriyah W, S.Pd.I Yayuk Sri Lestari H, A.Ma Sri Marginingsih, S.Pd.I M. Dony Arifin, S.H.I Muliyanto, S.Si
Guru Kelas I Guru Kelas II Guru Kelas III Guru Kelas IV Guru Kelas V Guru Kelas VI Bahasa Inggris Bahasa Arab Olahraga
196810082005012001 19780122200901004 19740428200511002 196605102006042001 198107242002122001 197111292007102001
3. Keadaan Siswa Jumlah siswa MIN Sumurrejo Tahun Ajaran 2010-2011, yang terbagi menjadi 6 rombongan belajar adalah sebagai berikut: Tabel 3 Jumlah Siswa MIN Sumurrejo Tahun Ajaran 2010-2011 No.
Kelas
Jumlah
1.
I
21 Siswa
2.
II
39 Siswa
3.
III
22 Siswa
4.
IV
32 Siswa
5.
V
37 Siswa
6.
VI
27 Siswa
Jumlah
168 Siswa
4. Fasilitas Sarana dan prasarana merupakan faktor terpenting dalam menunjang kesuksesan dan kelancaran dalam proses belajar mengajar. Keadaan sarana dan prasarana yang ada adalah: Ruang belajar 6 lokal Ruang kepala sekolah 1 lokal Ruang guru 1 lokal
43
Ruang TU 1 lokal Perpustakaan 1 lokal 4 kamar mandi siswa 1 kamar mandi Kepala Sekolah 1 kamar mandi guru Laboratorium komputer 5. Gambaran Umum GBPP Alquran Hadis\ Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo Sebagaimana Madrasah Ibtidaiyyah yang lain, MIN Sumurrejo Semarang juga berusaha menciptakan budaya agamis dalam pelaksanaan kurikulum sekolah. Banyak kegiatan-kegiatan yang bersifat KeIslaman, dimeriahkan dan didukung oleh dewan guru dan kepala sekolah. Seperti halnya Tilawatil Quran, walaupun sifatnya ekstra kurikuler akan tetapi kegiatan ini adalah termasuk muatan khusus yang diwajibkan bagi siswa. Melihat moral remaja (terutama siswa MIN Sumurrejo Semarang) yang semakin sulit untuk diatur. Dengan jalan diselenggarakan Ekstra Tilawatil Quran ini, supaya siswa mau mempelajari pedomannya Alquran. Dengan belajar maka dengan sendirinya, sedikit demi sedikit mereka akan mengetahui kandungan Alquran, yang di dalamnya banyak sekali ilmuilmu pengetahuan, karena Alquran adalah sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan. Mata pelajaran Alquran Hadis\\\\\ di Madrasah Ibtidaiyah adalah mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Alquran dan Hadis\\ dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Alquran, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat tersebut dan Hadis\\-Hadis\\ tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam pendidikan dasar adalah untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.
44
Hal ini sejalan dengan pendidikan dasar adalah untuk: 1 1) Pengembangan potensi dan kapasitas peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; 2) Pengembangan kemampuan baca, hitung dan bernalar, ketrampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME; 3) Pondasi
bagi
pendidikan
mempertimbangkan
berikutnya.
perkembangan
Di
samping
psikologis
anak,
itu,
juga bahwa
perkembangan intelektual anak ada pada usia 6–11 tahun. Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6-9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru dan teman-teman sepermainan), usia 9-12 tahun sebagai masa second star of individualization atau masa individualisasi, dan usia 12-15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial. Secara substansial mata pelajaran Alquran Hadis\\\\\ memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran Hadis\\\\\ sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan seharihari. Mata pelajaran Alquran Hadis\\\\\ di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk: a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Alquran dan Hadis\\; b. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayatayat Alquran Hadis\\\\\ melalui keteladanan dan pembiasaan;
1
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah.
45
c. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Alquran dan Hadis\\. Ruang lingkup mata pelajaran Alquran Hadis\\\\\\ di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: 2 a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis Alquran yang benar dengan kaidah ilmu tajwid. b. Hafalan surat-surat pendek dalam Alquran dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya mengambil keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembacaan mengenai Hadis\\-Hadis\\ yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi anak yatim, berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih. Tabel 4 Standar Kompetensi Kelas IV Semester 1 Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo STANDAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI 1. Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih
1.1 Membaca surat al-‘Adiyat dan surat alInsyiraah secara benar dan fasih 1.2 Menghafalkan surat al-‘Adiyat secara benar dan fasih
2. Memahami arti suratsurat pendek
2.1 Mengartikan surat an-Nashr dan surat alKausar 2.2 Memahami isi kandungan surat an-Nashr dan al-Kausar secara sederhana
3. Memahami kaidah ilmu 3.1 Memahami hukum bacaan idhar dan ikhfa’ tajwid
2
3.2 Menerapkan hukum bacaan idhar dan ikhfa’
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah.
46
Tabel 5 Standar Kompetensi Kelas IV Semester 2 Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo STANDAR KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI 4. Memahami arti surat pendek dan Hadis\\
4.1 Mengartikan surat al-Lahab 4.2 Menjelaskan isi kandungan surat al-Lahab
tentang niat dan
secara sederhana
silaturahmi
4.3 Menerjemahkan isi kandungan Hadis\\ tentang niat dan silaturahmi 4.4 Menjelaskan isi kandungan Hadis\\ tentang niat dan silaturahmi secara sederhana
5. Menerapkan kaidah-
5.1 Memahami hukum bacaan idqham
kaidah ilmu tajwid
bighunnah, idgham bilaghunnah, dan iqlab 5.2 Menerapkan hukum bacaan idqham bighunnah, idgham bilaghunnah, dan iqlab
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)3 Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu
: Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumurrejo : Alquran Hadis\ : IV (Empat) / 2 (Genap) : 6 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Memahami arti surat pendek. B. Kompetensi Dasar Menjelaskan isi kandungan surat Al-Lahab secara sederhana C. Indikator Menceritakan kisah Abu Lahab dan istrinya. Menjelaskan isi kandungan surat Al-Lahab secara sederhana.
3
Hasil observasi terhadap guru mata pelajaran Alquran Hadis kelas IV MIN Sumurrejo (Ibu Eni Susiati).
47
Menunjukkan contoh perilaku yang sama dengan perilaku Abu Lahab dan istrinya. Menyebutkan akibat orang yang berperilaku seperti perilaku Abu Lahab dan istrinya. D. Materi Pelajaran Terjemahan surat Al-Lahab E. Metode Pembelajaran - Permodelan - Penugasan F. Langkah-Langkah Pembelajaran NO 1.
2.
3.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PENDAHULUAN - Salam pembuka dengan cara menyapa siswa tentang keadaan kesehatan dan kesiapan dalam menerima pelajaran hari ini. - Memeberikan motivasi dan penjelasan awal tentang target yang harus dikuasai siswa setelah belajar. - Mengadakan appersepsi melafalkan surat-surat pendek (drill) - Membentuk kelompok kecil maksimal 2 orang anak. - Mendesain kelas dalam bentuk melingkar besar (lesehan di musola) KEGIATAN INTI - Siswa menyimak penjelasan guru tentang surat AlLahab mulai dari identitas surat, pengertian surat, nama surat, serta tempat diturunkannya surat. - Guru memberi contoh pelafalan surat Al-lahab dengan benar dan fasih. - Siswa menirukan pelafalan surat Al-Lahab dengan benar dan fasih. - Siswa mengulang pelafalan yang dicontohkan oleh guru tentang surat Al-Lahab - Secara berkelompok siswa membaca arti kata surat Al-Lahab. - Bermain game mencocokkan arti kata dengan penggalan kata. - Secara berkelompok siswa mengartikan surat AlLahab dari arti kata (lafdhiyah) di kertas yang disediakan. - Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. - Bermain adu cepat menyusun ayat dan artinya. - Hafalan surat Al-Lahab dan artinya dengan benar dan fasih. PENUTUP - Secara klasikal guru mengulang kembali pelafalan
MEDIA/ SUMBER
WAKTU 10 menit
Teknik pembagian kelompok
45 menit Guru, Slide, Tape recorder, Instrumen kuis
5 menit Inetrumen
48
surat An-Nashr dan Surat Al-Kaustar dan diikuti oleh siswa. - Menyampaikan tugas untuk mengulang pelafalan dan menghafalkan surat Al-lahab dengan benar dan fasih dalam salat fardu. - Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mendapat penilaian maksimal
tugas individu
G. MEDIA /SUMBER Kartu ayat dan tafsir Al-Qur’an H. PENILAIAN -
Tes tertulis
-
Tes lisan
B. Analisis Penerapan Metode Inquiry Pada Mata Pelajaran Alquran Hadis\\\\\ di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan rasa penasaran siswa adalah inquiry teaching. Dalam metode ini, siswa lebih banyak ditanya daripada diberikan jawaban. Dengan mengajukan pertanyaan, bukan hanya pernyataanpernyataan, rasa penasaran siswa akan meningkat karena siswa mengalami ketidakpastian terhadap jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut.4 Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources.5 5 komponen ini dibagi dalam dua siklus. Berdasarkan observasi selama 4 kali pertemuan yaitu, hari Senin, 14 dan 21 Maret 2011; Rabu, 16 dan 23 Maret 2011, menghasilkan beberapa data sebagai berikut: 1. Siklus I a. Perencanaan Sebelum pelaksanaan Pembelajaran, guru mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan proses belajar mengajar. Sudah barang 4
Gagne, Ellen, D., 1985. The Cognitive Psychology of School Learning. Boston, Little, Brown and Company 5 Garton, Janetta., 2005. Inquiry-Based Learning. Willard R-II School District, Technology Integration Academy, hal. 54.
49
tentu tujuannya adalah agar proses pelaksanaannya dapat mencapai tujuan yang optimal. Persiapan mengajar ini tentunya dibuat sebelum pengajaran.
Setiap
guru
merencanakan
pengajarannya
satu
kali
pertemuan. Persiapan-persiapan tersebut di tuangkan dalam satuan pelajaran (satpel). Standar kompetensi dalam siklus I ini adalah ”Memahami arti surat pendek dan Hadis\\ tentang niat dan silaturahmi”, dengan Kompetensi Dasar ”Mengartikan surat al-Lahab, Menjelaskan isi kandungan surat alLahab secara sederhana, yang dituangkan dalam Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP). Sebagai Peneliti Tindakan Kelas, maka peneliti mengikuti kurikulum yang dipakai oleh MIN Sumurrejo. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses belajar mengajar Alquran Hadis\\\\\ kelas IV MIN Sumurrejo tengah membahas surat al Lahab dan Hadis\\ tentang niat. Oleh sebab itu tindakan inquiry langsung diterapkan pada kompetensi dasar tersebut. Bahan-bahan diambil dari buku-buku yang berkaitan dengan pembelajaran Alquran Hadis\\\\\. Selain itu guru juga menyiapkan kitab Alquran serta Hadis\\\. b. Pelaksanaan Dalam siklus I guru dan peneliti merencanakan 2 pertemuan. Masing-masing
pertemuan
2
x
35
menit.
Pertemuan
pertama
diselenggarakan hari Senin 14 Maret 2011, jam ketiga yaitu pukul 08.10 WIB. Pertemuan kedua diselenggarakan hari Rabu 16 Maret 2011 jam keempat pukul 08.45 WIB. Pada siklus pertama ini metode inquiry yang diterapkan adalah Question, Student Engagement dan Performace Evaluation. a. Question. Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman
50
siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini, siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari metode inquiry adalah munculnya sikap keilmiahan siswa, misalnya sikap objektif, rasa ingin tahu yang tinggi, dan berpikir kritis, Jika metode inquiry dapat mempengaruhi sikap keilmiahan siswa, maka muncul pertanyaan apakah metode ini juga dapat mempengaruhi motivasi belajar dalam diri siswa? Rasa ingin tahu siswa akan memberikan motivasi bagi siswa tersebut untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihadapinya; yang tidak lain adalah motivasi untuk belajar. Dengan sikap keilmiahan, konsep-konsep lebih mudah dipahami oleh siswa. Begitu juga, dengan motivasi belajar yang tinggi, kegiatan pembelajaran juga menjadi lebih mudah mencapai tujuannya. Jadi, tampaknya ada hubungan yang kuat antara motivasi belajar dengan sikap keilmiahan yang terbentuk sebagai akibat dari penerapan metode inquiry. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat diartikan sebagai rangsangan atau dorongan. Adanya rangsangan dan dorongan ini menyebabkan siswa termotivasi untuk meresponnya melalui kegiatan ilmiah, yaitu mencari jawaban dari pertanyaan. Kegiatan ilmiah yang dilakukan, tidak lain adalah upaya untuk mengurangi dorongan rasa ingin tahu.
51
Dalam memberikan pertanyaan kepada siswa ada rangsangan optimal untuk suatu aktivitas tertentu. Sebab, jika rangsangan yang diberikan terlalu tinggi, maka motivasi siswa justru dapat turun kembali. Harus juga dipertimbangkan “jarak” antara pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dengan jawaban yang diharapkan tidak terlalu jauh, supaya motivasi untuk menjawab pertanyaan tersebut besar karena jarak psikologis tersebut berbanding terbalik dengan motivasi. Pertanyaan-pertanyaan
yang
disyaratkan
dalam
metode
pembelajaran Inquiry, yang oleh Garton disebut sebagai pertanyaan essential, antara lain harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: 6 1) Dapat ditanyakan berulang-ulang 2) Menunjukkan kepada siswa hubungan antara beberapa konsep dalam sebuah subjek 3) Muncul dari usaha untuk belajar lebih jauh mengenai kehidupan, berupa pertanyaan umum dan membuka pertanyaan-pertanyaan lebih jauh 4) Menuntun pada konsep utama subjek tertentu, untuk menjawab pertanyaan bagaimana kita mengetahuinya atau mengapa 5) Memberikan
stimulus
dan
menumbuhkan
minat
untuk
menyelidiki; melibatkan siswa dan menimbulkan curiosity 6) Melibatkan level berpikir yang lebih tinggi 7) Tidak dapat langsung dijawab 8) Tidak dapat dijawab hanya dengan satu kalimat Untuk menjawab pertanyaan essential tersebut. diperlukan pertanyaan unit. Ciri pertanyaan unit antara lain: menanyakan konsepkonsep apa saja yang terdapat dalam subjek pertanyaan essential membantu siswa menjawab pertanyaan essential secara lebih spesifik. Pertanyaan Essential dalam penelitian ini adalah: 6
Garton, Janetta., 2005. Inquiry-Based Learning. Willard R-II School District, Technology Integration Academy, hal. 60.
52
“Enak dong nampang di Alquran seperti Abu Lahab?” Sedangkan pertanyaan unitnya adalah: 1) Siapakah Abu Lahab? 2) Apa kesalahannya? 3) Apa siksa yang bakal diterimanya? 4) Bagaimana sikap Rasulullah terhadap Abu Lahab? 5) Bolehkah kita meniru Abu Lahab? 6) Bagaimana seharusnya berlaku kepada orang lain? 7) Hikmah apa yang dapat kita ambil dari surat al Lahab? 8) Hafalkah kalian surat al Lahab beserta artinya? Pada pertemuan pertama ini pertanyaan yang akan dilemparkan adalah pertanyaan 1, 2 dan 3. b. Student Engangement Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi. c. Performance Evaluation Dalam menjawab permasalahan, siswa diminta untuk membuat sebuah
produk
yang
dapat
menggambarkan
pengetahuannya
mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi. c. Pengamatan 1. Pertemuan I Setelah semua perangkat persiapan dibuat, maka langkah selanjutnya
adalah
melaksanakan
yang
telah
direncanakan
sebelumnya. Dalam hal ini adalah tahap pelaksanaan kegiatan
53
pembelajaran Alquran Hadis\\\\\. Dalam proses ini kemampuan yang dituntut
adalah
kemampuan
guru
dalam
menciptakan
dan
menumbuhkan proses pembelajaran sesuai metode yang telah disusun sebelumnya. Peneliti memasuki kelas, tepatnya hari Senin14 Maret 2011 pukul 08.10 WIB, setelah pergantian jam pelajaran. Setelah mengucap salam guru mulai menyapa siswa. Pada tahap perdana ini, peneliti membagikan lembar pre test, untuk dijawab satu persatu. Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran mengena terhadap siswa. Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Petanyaan essential pun dilontarkan: “Enak ya jadi Abu Lahab, bisa nampang di Alquran?” Setelah pertanyaan essential dilemparkan, siswa pun berebutan untuk menjawab. Sehingga guru harus mengkondisikan kelas agar siswa menjawab, melalui selembar kertas, yang akan dibaca dan ditulis di papan tulis. Dari 32 siswa, 16 siswa menjawab enak, 10 siswa menjawab tidak enak, 3 siswa menjawab Abu Lahab sakti, 2 siswa menjawab lebih enak jadi artis, 1 siswa menjawab kok tidak masuk you tube ya?. Sebagaimana rumus inquiry, guru adalah fasilitator, maka peneliti mencoba mengarahkan siswa dengan pertanyaan unit. Sebagai langkah kedua, siswa dibagi menjadi 4 kelompok, dan tiap kelompok diminta memecahkan pertanyaan 1-3. 1. Siapakah Abu Lahab? 2. Apa kesalahannya? 3. Apa siksa yang bakal diterimanya? Hasil diskusi kelompok masih belum sesuai dengan fakta sejarah. 75 % siswa belum mengetahui siapa Abu Lahab, apa salah
54
dan dosanya, serta siksa apa yang bakal diterimanya. Akhirnya pertemuan selesai dengan persoalan “Abu Lahab” yang belum terungkap. Kemudian peneliti mencoba memberi bahan dengan pertanyaan. “Kalo tidak salah Ibu dulu pernah lihat kisah Abu Lahab di perpustakaan. Kayaknya di buku Asbabun Nuzul, atau dalam sejarah Rasul ya? Ibu lupa coba nanti ibu ke perpustakaan lagi? “Kira-kira orang tua kita tahu tidak ya siapa Abu Lahab? Kemudian pelajaran pun ditutup dengan salam dan peneliti berpamitan kepada siswa. 2. Pertemuan II Pada pertemuan kedua, sebelum ditanya, para siswa langsung menunjukkan jari ingin menjawab persoalan Abu Lahab yang masih berkecamuk dalam benak mereka. Mereka
pun
diberi
kesempatan
untuk
mengemukakan
pendapatnya. Kesempatan pertama diberikan kepada siswa yang bernama, Bintang Anif. Meski sedikit gugup, Bintang mampu menjelaskan bahwa Abu Lahab adalah tokoh jahat yang menjerat leher Rasulullah dengan seutas tali. Dan kelak di neraka lehernya bakal dijerat oleh Allah dengan tali dari api neraka. Kemudian peneliti memunculkan konflik pertanyaan “benarkah Abu Lahab adalah paman Nabi?” Kesempatan kedua siswa untuk mencermati kisah Abu Lahab, diberikan kepada Ilham Wahyu. Ilham menjawab singkat: “Abu Lahab adalah paman Nabi, Abu Lahab adalah adik dari Abu Thalib”. Peneliti
mencoba membangkitkan
diskusi
kelas
dengan
memutari kelas dan mendekati bangku belakang, kemudian mencoba
55
mengetes pengetahuan Ulul Absor. “Ulul kayaknya pengen bercerita nih mengenai surat al Lahab? Ulul pun menyambut dengan mengatakan, “Setahu saya Abu Lahab itu orang kafir koncone (temannya) Raja Firaun, yang kejam dan dilaknat Allah”. Mahdum siswa mungil dan lucu ini menambahkan: “Kemarin saya ke perpustakaan, mencari buku tentang Abu Lahab, kata penjaga perpustakaan saya disuruh baca kitab Asbabun Nuzul. Dan bukunya tidak boleh dipinjam. Yo wis tak catet wae (ya udah saya catat saja)”. Setelah diizinkan membaca catatannya, mahdum pun membaca catatannya. “Ketika rasulullah pertama kali dakwah secara terbuka di bukit Shafa, dengan mengumpulkan pemuka Quraisy, dan mulai mengajak untuk menyembah Allah, semua kaum kafir terdiam, kecuali Abu Lahab yang mengucap “Celakalah Kau hai Muhammad, hanya untuk ngomong begitu saja kami kau kumpulkan?” “Nabi Muhammad tak dapat bicara. Tetapi kemudian turunlah surat Al Lahab menjawab ucapan Abu Lahab tersebut”. Satu siswa lagi ditugaskan untuk menyampaikan pendapat tentang bagaimana sepak terjang Abu Lahab. Sofia Nur Maula Siswa perempuan ini menyampaikan: “Abu Lahab menyatakan tantangan keras, sehingga melebihi kafir yang lain”. "Jangan kalian dengarkan Muhammad. Dia telah khianat kepada agama nenek-moyangnya, dia adalah seorang pendusta!", ucap sofia menirukan sosok Abu Lahab. “Ke mana Nabi Muhammad pergi, dia selalu mengikuti. Gangguan-gangguan, hinaan dan kata-kata kotor harus diterima ke mana saja Nabi pergi”. Peneliti kembali melemparkan pertanyaan, “Sekejam itukah Abu Lahab kepada keponakannya sendiri?”
56
Titis Norma mengangkat tangannya, siswa perempuan ini pun diberi kesempatan. Dia menyampaikan: “Menurut cerita Ibu saya, pada waktu kelahiran Nabi, Abu Lahab sangat gembira, hingga dia menyembelih sepuluh ekor unta untuk syukuran”. Tapi ketika nabi Muhammad mulai berdakwah, Abu Lahab marah banget. Bahkan ada wanita yang disiksa sampai mati karena ia tidak mau meninggalkan Islam kembali”. “Kaum Muslimin, dijotosi (dipukuli) dan dinyek (dihina). Tetapi kaum Muslimin tak peduli, ikhlas mereka menerima siksaan itu, demi mempertahankan akidah dan iman mereka”. “Intine (intinya), kejahatan Abu Lahab tidak dapat merintangi tersebarnya Islam”. Pada akhir pertemuan kedua peneliti menyatakan bahwa pendapat dari siswa tentang Abu Lahab semuanya benar. Kemudian pelajaran ditutup dengan salam. d. Refleksi Sebagai refleksi awal dalam siklus pertama ini, dilakukan pre test untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa. Tabel 6 Daftar Nilai Pre Test Siswa Kelas IV MIN Sumurrejo, Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011 No.
Nama
Pre test
No.
Nama
Pre test
1. A. Falasifa al Haq
40
17. M. Mawahib
67
2. Anis Mardiyani
52
18. M. Miftahul Huda
61
3. A. Ulul Absor
54
19. M. Inu Vemby
49
4. Arsad al-Marzuki
71
20. Panca Mulyani
57
5. Bintang Anif P
22
21. R. Fendi Prianto
55
6. C. Laely S
63
22. Safiq A. Hakim
58
7. Dewi Zulfin
56
23. Sofia Nur Maula
63
8. Desty Amris K.H.
55
24. Sinta Maisaroh
61
57
9. Fina Khoiriyah
63
25. S. Mahdum
55
10. Hamed K. Bayu
65
26. Sahilatul Masiroh
44
11. Hibatul Afifah
45
27. Titis Norma H.
39
12. Ilham Wahyu S
35
28. Widyan Arkan
29
13. Lu’luatu N. Zulfa
66
29. W. P. Septiani
47
14. M. Saeful M
65
30. W. P. Septiana
58
15. Misbahul Munir
51
31. Muhammad Arif
55
16. M. Zaky Irsyada
60
32. M. Gilang Ramadhan
45
Tabel 7 Nilai (X)
Frekuensi (f)
fX
71 67 66 65 63 61 60 58 57 56 55 54 52 51 49 47 45 44 40 39 35 29 22 Total
1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 32=N
71 67 66 130 189 122 60 116 57 56 220 54 52 51 49 47 90 44 40 39 35 29 22 1706
Dari tabel 7 telah berhasil kita peroleh: E fX= 1706, sedangkan N telah kita ketahui = 32. Dengan demikian Mean dapat kita peroleh dengan menggunakan rumus:
58
Maka Mx =
∑ fx N
1706 32 = 53,31
Mx =
Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tentang Surat Al Lahab masih rendah atau di bawah rata-rata.7 Hasil pengamatan peneliti dengan kolaborator, pada pertemuan pertama di mana pengetahuan siswa memang belum mengetahui tentang surat Al Lahab, menunjukkan bahwa motivasi siswa muncul. Terbukti, sebagian besar dari mereka bersemangat dalam menjawab pertanyaan essential yang diajukan. Selanjutnya pada pertemuan kedua pengetahuan mereka mengenai Abu Lahab sudah lebih baik, tanpa harus diceramahi oleh guru. Pancingan pertanyaan yang dipakai mampu menimbulkan gairah mereka untuk bertanya pada orang tuanya, maupun membaca buku. Hasil diskusi antara peneliti dan kolaborator, merekomendasikan bahwa siklus II layak untuk dilanjutkan, yakni Cooperative Interaction, Variety of resources dan Performace Evaluation. 2. Siklus II a. Perencanaan Sebelum pelaksanaan Pembelajaran, guru mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan proses belajar mengajar. Sudah barang tentu tujuannya adalah agar proses pelaksanaannya dapat mencapai tujuan yang optimal. Persiapan mengajar ini tentunya dibuat sebelum pengajaran.
Setiap
guru
merencanakan
pengajarannya
satu
kali
pertemuan. Persiapan-persiapan tersebut di tuangkan dalam satuan pelajaran (satpel).
7
Hasil Rapat Dinas MIN Sumurrejo pada 5 Juli 2010, memutuskan bahwa nilai rata-rata kelulusan siswa pada mata pelajaran Alquran Hadis| adalah 65.00.
59
Standar kompetensi dalam siklus II ini adalah ”Memahami arti surat pendek dan Hadis\\ tentang niat dan silaturahmi”, dengan Kompetensi Dasar ”Mengartikan surat al-Lahab, Menarik benang merah antara surat al Lahab dengan silaturrahmi, yang dituangkan dalam Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP). Sebagai Peneliti Tindakan Kelas, maka peneliti mengikuti kurikulum yang dipakai oleh MIN Sumurrejo. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses belajar mengajar Alquran Hadis\\\\\ kelas IV MIN Sumurrejo tengah membahas surat al Lahab dan Hadis\\ tentang silaturahmi. Oleh sebab itu tindakan inquiry langsung diterapkan pada kompetensi dasar tersebut. Bahan-bahan diambil dari buku-buku yang berkaitan dengan pembelajaran Alquran Hadis\\\\\. Selain itu guru juga menyiapkan kitab Alquran serta Hadis\\\. b. Pelaksanaan Dalam siklus II guru dan peneliti merencanakan 2 pertemuan. Masing-masing
pertemuan
2
x
35
menit.
Pertemuan
pertama
diselenggarakan hari Senin 21 Maret 2011, jam ketiga yaitu pukul 08.10 WIB. Pertemuan kedua diselenggarakan hari Rabu 23 Maret 2011 jam keempat pukul 08.45 WIB. Pada siklus kedua ini. metode inquiry yang diterapkan adalah Cooperative
Interaction,
Variety
of
resources
dan
Performace
Evaluation. 1. Cooperative Interaction. Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar. Sebagai bahan diskusi akan dilemparkan pertanyaan 4- 8
60
2. Variety of Resources Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, sumber belajar berupa orang tua, buku, dan alam sekitar. 3. Performance Evaluation Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi. Pada akhirnya siswa diminta menggambarkan pengetahuan mereka dalam bentuk gambar. Sebagai aktualisasi diri secara bebas. c. Pengamatan 1. Pertemuan I Setelah semua perangkat persiapan dibuat, maka langkah selanjutnya
adalah
melaksanakan
yang
telah
direncanakan
sebelumnya. Dalam hal ini adalah tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran Alquran Hadis\\\\\. Dalam proses ini kemampuan yang dituntut
adalah
kemampuan
guru
dalam
menciptakan
dan
menumbuhkan proses pembelajaran sesuai metode yang telah disusun sebelumnya. Peneliti memasuki kelas, tepatnya hari Senin 21Maret 2011 pukul 08.10 WIB, setelah pergantian jam pelajaran. Setelah mengucap salam guru mulai menyapa siswa. Pada tahap ini, peneliti membuat kelompok diskusi dan mengajak siswa berdiskusi luar kelas, yakni di halaman belakang sekolah. Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran mengena terhadap siswa.
61
Setelah semua siswa berada di halaman belakang sekolah dan semua sudah mendapat kelompok diskusi, pertanyaan 4 dan 5 dilontarkan. 1. Bagaimana sikap Rasulullah terhadap Abu Lahab? 2. Bolehkah kita meniru Abu Lahab? Di halaman belakang siswa diminta untuk mendiskusikan pertanyaan tersebut secara kelompok. Dalam waktu 20 menit, dan sisa waktu digunakan untuk presentasi, dan menunjuk ketua kelas untuk memimpin diskusi. Hasil diskusi tidak disimpulkan, dibiarkan diskusi yang memanas itu berakhir tanpa konklusi, dengan alasan jam pelajaran habis. Kemudian siswa kembali ke kelas untuk mengikuti mata pelajaran lainnya. 2. Pertemuan II Dalam pertemuan ini, setelah salam siswa nampak antusias ingin mengemukakan hasil diskusi kemarin. Sebelum membahas hasil diskusi kemarin, peneliti kembali mencecar siswa dengan pertanyaan nomor 6 dan 7. 1. Bagaimana seharusnya berlaku kepada orang lain? 2. Hikmah apa yang dapat kita ambil dari surat al Lahab? Kali ini apa peneliti meminta apa yang ada di benak mereka, dirumuskan dalam gambar. Bagaimana gambar yang tepat untuk menjawab bagaimana seharusnya kita berlaku pada orang lain? Hasil gambar yang dikumpulkan tanpa diberi nama ini sangat beragam. Di antaranya ada yang mengekspresikan dirinya dengan pohon kelapa, pohon ketela timbangan, obor, lilin, harimau serta sungai. Pada pertemuan terakhir ini, barulah dimunculkan pertanyaan hafalkah kalian surat al Lahab beserta artinya? Ternyata mereka sudah
62
hafal, meskipun tanpa pernah diminta menghafal. Terakhir mereka diminta untuk menjawab pos test. d. Refleksi Evaluasi
dari
salah
satu
komponen
dari
metode
inquiry
Performance Evaluation dilakukan dengan menilai pengetahuan siswa melalui produk gambar mereka. Hasilnya adalah: Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Penggambaran Diri siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo, Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011 No
Gambar
1. Pohon kelapa
Jumlah
Makna
12
Bermanfaat semua bagiannya, mulai dari akar hingga daunnya.
2. Pohon ketela
9
Bermanfaat bagi manusia Buahnya
bisa
menjadi
beraneka
makanan Murah Mudah ditanam 3. Timbangan
5
Adil dan jujur
4. Obor
2
Menjadi penerang umat
5. Lilin
2
Rela berkorban
6. Harimau
1
Pemberani dan jantan
7. Sungai
1
Diam-diam menghanyutkan
Sebagai refleksi akhir, dilakukan post test. Dan hasilnya sebagai berikut:
63
Tabel 9 Daftar nilai post test siswa kelas IV MIN Sumurrejo, Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011 No.
Nama
Post test
No.
Nama
Post test
1. A. Falasifa al Haq
75
17. M. Mawahib
80
2. Anis Mardiyani
80
18. M. Miftahul Huda
75
3. A. Ulul Absor
75
19. M. Inu Vemby
80
4. Arsad al-Marzuki
95
20. Panca Mulyani
75
5. Bintang Anif P
60
21. R. Fendi Prianto
75
6. C. Laely S
80
22. Safiq A. Hakim
75
7. Dewi Zulfin
75
23. Sofia Nur Maula
70
8. Desty Amris K.H.
65
24. Sinta Maisaroh
65
9. Fina Khoiriyah
75
25. S. Mahdum
60
10. Hamed K. Bayu
75
26. Sahilatul Masiroh
75
11. Hibatul Afifah
75
27. Titis Norma H.
70
12. Ilham Wahyu S
75
28. Widyan Arkan
80
13. Lu’luatu N. Zulfa
90
29. W. P. Septiani
75
14. M. Saeful M
95
30. W. P. Septiana
80
15. Misbahul Munir
80
31. Muhammad Arif
75
16. M. Zaky Irsyada
70
32. M. Gilang Ramadhan
80
Tabel 10 Perhitungan Untuk Mencari Mean nilai hasil post test Mata Pelajaran Alquran Hadis\ yang diikuti oleh 32 siswa kelas IV MIN Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011 Nilai (X) Frekuensi (f) fX 95 90 80 75 70 65 60
2 1 8 14 3 2 2
190 90 640 1050 210 130 120
Total
32=N
2430
64
Dari tabel 10 telah berhasil kita peroleh: E fX= 2430, sedangkan N telah kita ketahui = 32. Dengan demikian Mean dapat kita peroleh dengan menggunakan rumus: Mx =
Mx =
∑ fx N
2430 32
= 75,94 Refleksi yang penulis lakukan dengan kolaborator mengatakan bahwa siswa sudah mampu memahami bagaimana berlaku kepada makhluk lain. Selanjutnya adalah pengembangan dari pengetahuan mereka agar tidak tercemar oleh berbagai macam persoalan kehidupan. C. Pembahasan Sistem pembelajaran yang ada di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo yaitu sistem pembelajaran terpadu atau terintegrasi dengan mata pelajaran yang lain. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya sebagai obyek observasi saja, tetapi juga digunakan sebagai sarana dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat membuat proses belajar lebih berkesan dan berarti bagi siswa, karena mereka akan merasa akrab dengan lingkungan sekitarnya. Dengan menggunakan sarana kejadian sehari-hari dapat menunjukkan pula adanya Allah yang Maha Esa. Oleh sebab itu, hendaklah guru mengambil kesempatan dari kejadian sehari-hari yang dapat menimbulkan perasaan keimanan dalam hati anak-anak. Misalnya orang dapat mati tiba-tiba tanpa sakit sedikitpun, orang kaya yang melanggar perintah Allah seperti berjudi, maka ia menjadi miskin dan lain-lain. Menggunakan berbagai media yang tepat yang dapat memudahkan pemahaman siswa. Dengan metode belajar yang integral memungkinkan siswa memahami proses belajar yang lebih efektif, sistematis, integral dalam menyerap materi pelajaran yang disampaikan. Namun dalam metode belajar yang integral dibutuhkan alokasi waktu yang cukup dalam proses belajar mengajar. Hal ini
65
sangat bagus diterapkan karena siswa dapat mengaitkan pelajaran yang satu dengan yang lain dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu ingatan mereka akan semakin kuat karena segala sesuatu saling terkait. Mengacu pada tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo yaitu mensinergikan kecerdasan intelektual, emosi, spiritual secara optimal menuju generasi khoiru ummah. seluruh potensi yang ada pada peserta didik harus dikembangkan secara komprehensif agar dalam perkembangannya diharapkan mereka akan menjadi manusia dalam pengertian manusia seutuhnya. Berdasarkan hal tersebut, Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo telah mengembangkan berbagai potensi atau kecerdasan yang ada dalam diri anak didik. Hal ini merupakan terobosan yang bagus untuk dikembangkan, karena menilai seseorang cerdas tidak hanya dari IQ tetapi meliputi pengendalian emosi, spiritual, dan sebagainya. Tantangannya sekarang tinggal bagaimana Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo mengembangkan bermacam-macam kecerdasan tersebut dengan tidak hanya menjadikannya sebagai sebuah program atau teori, melainkan lebih diarahkan kepada praktek atau penerapannya. Berbagai aktifitas yang dilakukan guru dan siswa merupakan sarana untuk mengaktifkan siswa dan meningkatkan kualitas guru. Dengan menggunakan metode belajar aktif di mana guru betul-betul berfungsi sebagai fasilitator sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang akan menumbuhkan kreativitas dan kapabilitas dengan lebih optimal (student centris). Dengan demikian para guru dapat menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dalam diri anak sesuai dengan taraf pemikirannya. Dalam kegiatan inquiry, siswa diarahkan untuk menemukan sendiri pengetahuan yang mereka pelajari. Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada
66
kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi. 8 Selain itu dapat merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya fikir, termasuk daya ingatan dan lain-lain. Guru di sini betul-betul berfungsi sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan barunya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan lebih berkesan bagi siswa, karena mereka yang menemukan sendiri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, bahwa apa yang dialami siswa akan mudah diingat.9 Dalam pembelajaran dengan metode inquiry, ketika siswa merasa dilibatkan oleh guru (lingkungan) dalam proses menjawab pertanyaan-pertanyaan dan melakukan interaksi dengan sesama siswa melalui kerja kelompok, maka perilaku dan kepribadiannya berubah ke arah yang lebih baik, yaitu ikut aktif terlibat dalam kegiatan dan mau bekerjasama. Supaya keterlibatan dan kerjasamanya dapat diterima oleh lingkungan, maka ia harus menyiapkan diri sebaik mungkin, misalnya dengan membaca banyak buku teks. Artinya, motivasi belajar siswa meningkat. Manusia memiliki kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri. Kesempatan siswa untuk terlibat dan bekerjasama dalam sebuah pembelajaran dengan metode inquiry dapat dikatakan sebagai kesempatan untuk memenuhi dua kebutuhan – penghargaan dan aktualisasi diri – tersebut. Dengan demikian, metode inquiry memberikan ruang bagi siswa untuk pemenuhan kebutuhannya, sehingga siswa pun akan memiliki motivasi yang tinggi, tentu saja motivasi dalam belajar.
8
Sagala, Syaiful., 2004. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung, Penerbit Alfabeta, hal
9
Abu Ahmadi dan Widodo Suproyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet I,
71. hlm. 27.
67
Keterlibatan dan interaksi kerjasama dalam pembelajaran dengan metode inquiry juga dapat ditinjau berdasarkan teori Social Cognition, yang menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat terjadi antara lain melalui attention dan motivation. Attention,
artinya
siswa
memperhatikan
lingkungan
melalui
keterlibatannya. Motivation, artinya lingkungan memberikan konsekuensi yang mengubah kemungkinan perilaku. Contoh konsekuensi adalah dianggap tidak aktif terlibat dan tidak dapat bekerjasama. Untuk menghindari konsekuensi ini, siswa termotivasi untuk belajar sehingga konsekuensi yang diperoleh adalah konsekuensi yang positif. Dalam pengajuan hipotesis akan dilihat nilai rata-rata (mean) pre test dan post test, sehingga efektif atau tidaknya pembelajaran Alquran Hadis\\\\\ dengan metode inquiry pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumurrejo Tahun Ajaran 2010/2011 bisa terlihat. Dari tabel 7 terlihat bahwa Mean Nilai Hasil pre test Mata Pelajaran Alquran Hadis\ yang diikuti oleh 32 siswa kelas IV MIN Sumurrejo adalah 53,31. Dan dari tabel 10 diperoleh Mean Nilai Hasil post test Mata Pelajaran Alquran Hadis\ yang diikuti oleh 32 siswa kelas IV MIN Sumurrejo adalah 75,94. Dari nilai rata-rata yang diperoleh antara pre test dan post test, terlihat jelas bahwa mean post test 75,94 > pre test 53,31. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang peneliti ajukan penerapan metode inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar Alquran Hadis\\\\\\\ pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo tahun ajaran 2010/2011, “diterima”. Artinya melalui metode inquiry siswa terpacu rasa keingintahuannya. Kondisi tersebut menyebabkan siswa terpacu semangat untuk menggali lebih dalam pengetahuannya. Pada akhirnya prestasi belajar pun ikut terangkat naik. D. Keterbatasan Penelitian Hasil apapun yang telah dilakukan secara optimal oleh peneliti, perlu disadari bahwa ada beberapa keterbatasan. Walaupun demikian hasil penelitian
68
yang diperoleh tersebut tetap dapat dijadikan awal acuan bagi penelitian selanjutnya. Dalam hal ini perlu menjelaskan beberapa keterbatasan penelitian yang dimaksudkan, antara lain: Pertama, sebagai manusia biasa tentunya penulis mempunyai kekurangan-kekurangan yakni keterbatasan kemampuan intelektual. Penelitian tidak bisa lepas dari teori. Oleh karena itu peneliti menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan peneliti dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing. Kedua, keterbatasan waktu. Waktu yang digunakan peneliti sangat terbatas maka peneliti hanya memiliki sesuai keperluan yang berhubungan dengan peneliti saja. Walaupun waktu yang penulis gunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah. Ketiga, hal terpenting yang menjadi faktor penunjang suatu kegiatan adalah biaya. Peneliti menyadari bahwa dengan biaya yang dikeluarkan yang dapat disajikan walaupun penelitian ini dikatakan layak akan tetapi masih banyak kekurangan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan biaya penelitian. Terakhir, berhubungan dengan proses penggeneralisasian. Hal ini dikarenakan populasi yang dipilih tidak bisa secara persis mencerminkan penerapan metode inquiry sebagai upaya peningkat prestasi belajar Alquran Hadis\\\\\ \\pada siswa Madrasah Ibtidaiyyah secara menyeluruh. Oleh karena itu, hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan untuk semua siswa di Indonesia, hanya bisa digeneralisasikan untuk penelitian saja. Ketiga, penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan bahwa setiap hasil belajar Alquran Hadis\\\\\ dipengaruhi oleh metode inquiry, karena walaupun hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan status keilmuannya, semua yang dihasilkan tetaplah bersifat kasuistik. Kasuistik tersebut muncul karena keberhasilan Alquran Hadis\\\\\ tidak hanya dipengaruhi oleh metode semata, melainkan ada pengaruh oleh faktor lain misalnya bimbingan belajar orang tua, seperti perhatian, pola asuh, kasih sayang.