Penerapan Strategi Pengelolaan Diri untuk Mengurangi Untuk Membantu Siswa Mengurangi Perilaku Merkok
PENERAPAN STRATEGI PENGELOLAAN DIRI UNTUK MEMBANTU SISWA MENGURANGI PERILAKU MEROKOK
Arif Ramandhani, Drs. Eko Darminto, M.Si Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya
[email protected]
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru BK dan siswa yang dilakukan di SMKN Temayang, Bojonegoro, ditemukan fenomena perilaku merokok. Mereka bahkan berani merokok di sekolah. Hal ini tentu saja mengganggu kegiatan belajar siswa dan kehidupan siswa itu sendiri kelak. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji keefektifan penerapan strategi Pengelolaan Diri untuk mengurangi perilaku merokok siswa pada kelas XI-TKR 1 SMK Negeri Temayang, Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan Pre-test post-test one group design. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket perilaku merokok. Subjek penelitian ini 7 orang siswa yang memiliki skor perilaku merokok yang tinggi.yang di pilih dengan teknik purposive sampling. Analisis yang di gunakan dalam penelitian ini analisis non parametrik dengan uji Wilcoxon, dengan taraf signifikan 5% dan N = 7, menunjukkan terdapat perbedaan skor perilaku merokok sebelum dan sesudah penerapan strategi pengelolaan diri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi pengelolaan diri efektif untuk mengurangi perilaku merokok pada siswa kelas XITKR 1 SMK Negeri Temayang, Bojonegoro.
Kata kunci : pengelolaan diri, perilaku merokok
tentang kawasan tanpa rokok (KTR) dan
PENDAHULUAN
Adanya kecenderungan untuk mencoba
kawasan terbatas merokok (KTM) akan tetapi
suatu hal yang baru membuat remaja dalam usia
perilaku merokok tersebut hampir setiap saat
sekolah rentan terhadap hal-hal yang negatif
dapat kita saksikan mulai dari orang tua, orang
antara
dewasa bahkan remaja putra maupun putri.
lain
penyalahgunaan
obat-obatan
Merokok
terlarang dan perilaku merokok. Merokok adalah perilaku yang tidak
sudah
menjadi
trend
di
kalangan remaja. Ada anggapan jika remaja
baik untuk kesehatan, meski semua orang tahu
terutama
akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok.
dianggap tidak gaul, tidak jantan hingga
Kebiasaan merokok ini tidak pernah surut dan
dikatakan “banci”. Hal ini didukung dengan
tampaknya merupakan perilaku yang masih
data yang diperoleh dari Global Youth Tobacco
dapat ditolerir oleh masyarakat Indonesia. Hal
Survey (GYTS) Indonesia yang menyebutkan
ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari,
24,5 persen remaja putra Indonesia adalah
baik itu di lingkungan rumah, kantor, angkutan
perokok (Kompas.com). Lebih ironis lagi,
umum
Walaupun
ternyata merokok tidak hanya dilakukan oleh
pemerintah kota Surabaya telah memberlakukan
remaja putra tetapi remaja putri juga pernah
peraturan daerah (perda) Nomor 5 tahun 2008
merokok meski hanya satu isapan. Belum lama
maupun
di
jalan-jalan.
laki-laki
tidak
merokok
maka
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,
ini, koalisi untuk Indonesia sehat (Kuis),
dapat diketahui bahwa mayoritas remaja mulai
mengumumkan hasil studi terkini tentang
merokok karena pengaruh buruk yang didapat
perilaku merokok di kalangan remaja putri dan
dari teman-temannya. Hal ini diperkuat dengan
wanita
survey yang pernah dilakukan oleh Yayasan
Indonesia
sekitar
20,33
persen
(Http//Okezone.com/remaja//rokok/).
Jantung Indonesia pada anak-anak usia 10-16
Merokok di kalangan remaja diibaratkan
tahun menunjukkan 70 persen diantaranya
sebagai pemberontakan kaum muda terhadap
menjadi perokok karena dipengaruhi teman
orang tua mereka. Dan kebiasaan merokok ini
(Okezone.com).
dari tahun ke tahun semakin meningkat, bahkan mampu
menempatkan
sebagai
BK dan siswa di SMK Negeri Temayang
Negara perokok No.3 setelah China dan India
Kabupaten Bojonegoro, Ditemukan adanya
(Okezone.com). Para siswa baik yang duduk di
permasalahan mengenai siswa yang merokok.
bangku SMA, SMP maupun yang masih duduk
Umumnya
di bangku Sekolah Dasar tidak segan-segan
merokok di dalam lingkungan sekolah tetapi
merokok di depan umum, walau di lingkungan
mereka merokok di terminal, halte, dan warung.
sekolah sekalipun. Meski ada larangan dan
Akan tetapi siswa yang tergolong perokok berat
sanksi yang tegas dari sekolah, tetapi mereka
akan mencari tempat yang sepi di sudut sekolah
tetap saja merokok dengan sembunyi-sembunyi
(seperti gudang, toilet, hingga sudut pojok
seperti di toilet, halaman belakang sekolah,
kantin ) hanya untuk menghisap rokok, hal ini
kantin
dilakukan
dan
sebagainya.
Indonesia
Berdasarkan wawancara dengan Guru
Hampir
sebagian
memahami akibat-akibat yang berbahaya dari
Ada
tidak
bisa
Para siswa yang ketahuan merokok di dalam
lingkungan
sekolah
pastinya
akan
mendapatkan sanksi. Dari pihak sekolah sudah
melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja
mengeluarkan tata tertib mengenai rokok.
putra dan putri. Menurut Nadaek (1999 : 35)
Pelanggaran ini masuk dalam pelanggaran berat
mengungkapkan alasan remaja merokok adalah
yaitu digabungkan dengan penyalahgunaan
mencoba-coba, menghilangkan rasa bosan, agar
obat-obatan terlarang, minum-minuman keras
dapat
kelompok,
dan tindak asusila. Bagi siswa yang melanggar
kebiasaan dalam kelompok pertemanan, bentuk
maka guru BK akan melakukan pendekatan
dari aktualisasi diri (agar dianggap sudah
atau konseling untuk dapat merubah perilaku
dewasa), gejolak amarah yang tidak terkendali,
tersebut, apabila tidak ada perubahan perilaku
orang tua perokok, keluarga tidak harmonis,
maka sekolah akan bertindak tegas. Namun
pengaruh iklan. Dari beberapa faktor diatas,
pada kenyataannya, perilaku merokok masih
dalam
alasan
mereka
yang
diterima
banyak
karena
berkonsentrasi apabila tidak merokok.
asap rokok tetapi mengapa mereka tidak mencoba atau menghindari perilaku tersebut?
perokok pemula ini tidak berani
sebuah
tetap terjadi di kalangan siswa SMK, khususnya
melalui progam bimbingan yang sistematis
siswa SMK Negeri Temayang.
sehingga hal – hal yang dapat menghambat
Permasalahan yang timbul dari perilaku merokok ini antara lain : masalah dengan pihak sekolah
(ketahuan
merokok
b. Fungsi pengentasan.
sekolah),
yaitu fungsi bimbingan yang bersifat
juga masalah
kuratif. Fungsi ini berkaitan dengan upaya
lain yang berkaitan dengan dampak negatif
pemberian bantuan kepada siswa yang telah
perilaku merokok.
mengalami masalah menyangkut aspek pribadi,
permasalahan pergaulan, dan
Sebagaimana
di
seperti perilaku merokok ini dapat di hindari.
diketahui,
merokok
merupakan kegiatan yang sangat merugikan bagi kesehatan manusia, baik perokok maupun
sosial, belajar, maupun karir. Dalam hal ini tentang kaitannya dengan perilaku merokok. Dalam fungsi
pencegahan, terdapat
orang-orang yang ada disekitar perokok itu
berbagai cara dalam memberikan layanan untuk
sendiri.
bagi
siswa agar dapat menghindari perilaku merokok
kesehatan, merokok juga dapat berdampak
ini salah satunya adalah dengan pemberian
buruk bagi kehidupan sosial perokok itu sendiri.
layanan informasi menganai dampak negatif
Dampak negatif bagi kesehatan perokok
dari perilaku merokok. Sehingga pemahaman
antara lain dapat mengakibatkan berbagai
siswa akan dampak negatif dari perilaku
macam penyakit, seperti: Kanker, Serangan
merokok semakin meningkat.
Selain
berdampak
buruk
jantung, Impotensi, gangguan kehamilan, dan
Sedangkan dalam fungsi pengentasan
sebagainya. Sedangkan dampak negative bagi
terdapat berbagai teknik yang digunakan untuk
kehidupan sosial perokok antara lain: dijauhi
menyelamatkan
orang lain, tindak kriminal ( pemalakan untuk
rokok, salah satunya yaitu dengan
membeli rokok ), masalah dengan orang tua,
Pengelolaan Diri.
dan lain sebagainya. Dalam tinjauan BK terdapat fungsi
siswa
dari
ketergantungan Strategi
Keseluruhan dari kasus siswa perokok yang ditemukan di SMK N Temayang ini
Pencegahan dan fungsi Pengentasan,
menimpa siswa berjenis kelamin laki-laki.
a. Fungsi pencegahan
Sebagian besar dari mereka adalah para siswa
Pelayanan bimbingan dan penyuluhan
dari kelas XI. Kemungkinan besar Hal ini
dapat berfungsi pencegahan, artinya merupakan
disebabkan karena siswa kelas XI, telah
usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
memiliki cukup waktu dan keberanian untuk
Dalam fungsi
ini layanan yang diberikan
melakukan hal-hal yang berkaitan dengan
berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar
kenakalan remaja khususnya perilaku merokok
dari berbagai masalah yang dapat menghambat
ini. Sedangkan bagi sebagian besar kelas X,
perkembangannya. Hal tersebut dapat ditempuh
mereka belum mempunyai keberanian yang
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,
cukup untuk melanggar tata tertib sekolah dan
deduktif.
kelas XII sudah sibuk mempersiapkan diri
Sesuai dengan pendapat di atas
mereka untuk menghadapi ujian nasional
rancangan penelitian yang digunakan adalah
sehingga siswa yang melakukan pelanggaran
Pretest eksperiment, dengan desain penelitian
tata tertib sekolah, termasuk perilaku merokok
menggunakan penelitian One Group Pretest-
ini relatif kecil.
Postest Design. Dalam menggunakan desain
Kelas XI SMK N Temayang terdiri atas
penelitian One Group Pretest-Postest Design
7 kelas, yaitu : empat (4) Kelas XI TKJ (Teknik
pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu
Komunikasi Jaringan), meliputi XI-TKJ 1; XI-
sebelum dan sesudah eksperimen. Pertama
TKJ 2; XI-TKJ 3; dan XI-TKJ 4, dua (2) Kelas
dilakukan pengukuran (Pre test) dengan
XI TKR (Teknik Kendaraan Ringan), meliputi
menggunakan angket perilaku merokok siswa,
XI- TKR 1 dan XI-TKR 2, dan (satu) Kelas XI-
kemudian diberikan perlakuan dalam jangka
TEI (Teknik Elektronik Industri). Menurut guru
waktu tertentu dengan menggunakan stategi
BK SMK N Temayang , dari ke 7 kelas diatas
pengelolaan diri. Kemudian dilakukan
jumlah siswa diketahui bahwa delapan orang
pengukuran kembali (Post Test) dengan
bermasalah dengan perilaku merokok adalah
menggunakan angket yang sama yaitu angket
kelas XI-TKR 1.
perilaku merokok siswa, guna melihat ada atau
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, untuk memecahkan masalah tersebut,
tidaknya pengaruh perlakuan yang telah diberikan terhadap subyek yang telah diteliti.
maka dilakukan penelitian tentang “Penerapan Strategi Pengelolaan Diri Untuk Membantu
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Siswa Mengurangi Perilaku Merokok .” METODE
Pre Test
Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya penurunan perilaku
Treatment Post Test
T1
X
merokok antara sebelum dan sesudah diberi
T2
strategi pengelolaan diri. Melihat permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini termasuk
(Arikunto,2006)
jenis penelitian kuantitatif. Menurut Ali (2008),
Keterangan :
deskriptif kuantitatif mempunyai ciri-ciri yaitu
T1
: Tes awal (Pre Test) sebelum
mendasarkan diri pada angka, berorientasi universal, bersifat linier, desain tegas dan
pemberian perlakuan X
: Perlakuan atau treatment yakni
ditentukan dari awal, menekankan keajengan,
pemberian startegi Pengelolaan
statis dan mekanistik, serta cara berfikir
Diri
T2
: Test akhir (Post Test) setelah
pemberian perlakuan
Temayang
dengan rancangan ini adalah sebagai
yang
merokok tinggi. Selanjutnya, 7 siswa tersebut diberikan Strategi Pengelolaan diri.
berikut:
Setelah diberikan perlakuan dengan Memilih 1 kelompok yang akan
digunakan sebagai subjek penelitian. 2.
Bojonegoro
termasuk dalam kategori memiliki kebiasaan
Prosedur pelaksanaan penelitian
1.
Kabupaten
Pemberian Pre Test yaitu dengan
Strategi Pengelolaan diri sebanyak 6 kali pertemuan, selanjutnya siswa diberikan lagi angket
tentang
perilaku
merokok
siswa.
menggunakan angket untuk mengukur
Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya
tingkat ketergantungan rokok siswa
perbedaan tingkat kebiasaan merokok oleh 7
sebelum perlakuan.
siswa dari kelas
3.
Memberikan subjek
penelitian
perlakuan dengan
pada strategi
Pengelolaan Diri. 4.
Temayang
XI-TKR 1 SMK Negeri
Kabupaten
Bojonegoro
setelah
memperoleh perlakuan Strategi Pengelolaan diri. Penurunan skor kebiasaan pada 7 siswa
Memberikan Post Test yaitu
tersebut
merupakan
hasil
dari
penerapan
dengan menggunakan angket untuk
Strategi Pengelolaan diri. Peningkatan tersebut
mengukur tingkat ketergantungan rokok
disebabkan oleh kesungguhan 7 siswa dalam
siswa sesudah perlakuan.
mengikuti
5.
Membandingkan Pre Test dan
proses
pemberian
Strategi
Pengelolaan diri yang diberikan oleh peneliti.
Pos Test untuk mengetahui seberapa
Perubahan skor perilaku merokok siswa
besar pengaruh yang timbul akibat dari
terlihat pula dalam proses analisis data yang
perlakuan.
dilakukan dengan menggunakan uji jenjang
6.
Menerapkan analisis statistik,
Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai T hitung
yaitu menggunakan uji tanda dalam
yang diperoleh adalah 0 kemudian T hitung
rangka penentuan perbedaan tingkat
dibandingkan dengan T tabel dengan taraf
ketergantungan rokok siswa sebelum
signifikan 5% dan N = 7, dari tabel nilai T
dan
untuk uji jenjang bertanda Wilcoxon bahwa
sesudah
perlakuan
strategi
pengelolaan diri dan juga menentukan efektif
atau
tidaknya
strategi
pengelolaan diri yang diberikan.
nilai
adalah 2. Jika T hitung ≤ T tabel berarti Ho
ditolak dan Ha diterima. Maka, diketahui bahwa T hitung ≤ T tabel (0 ≤ 2) maka hipotesis
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pre-test, diperoleh 7 siswa dari kelas XI-TKR 1 SMK Negeri
penelitian diterima yaitu “Penerapan Strategi Pengelolaan Diri untuk mengurangi perilaku merokok siswa.”
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,
Penelitian ini menggunakan Teknik
hasil
penelitian adalah meskipun ketujuh
yang berakar pada teori pengkondisian operan
subyek sama-sama diberi perlakuan dengan
dari B.F. Skiner, yaitu pengelolaan diri.
Strategi Pengelolaan diri akan tetapi ada subyek
“Teknik yang berakar pada teori pengkondisian
yang belum maksimal untuk mengurangi
operan salah satunya adalah pengelolaan diri,
perilaku merokok. Hal
teknik ini digunakan untuk membantu siswa
berdasarkan selisih antara pre test dan post test.
membuat
cara
Hal ini disebabkan masing-masing subyek
untuk
dalam mengikuti proses penerapan Strategi
perubahan
menumbuhkan memodifikasi
kemampuan
mereka
aspek-aspek lingkungan dan
memanipulasikan sendiri
dengan
atau
mengadministrasikan
konsekuensi-konsekuensi
Pengelolaan
diri
ini
di
mempunyai
tunjukkan
minat
dan
motivasi yang berbeda-beda.
yang
Pada skor awal (pre-test), ketujuh siswa
diinginkan. Terdapat tiga varian dalam teknik
kelas XI-TKR 1 SMKN Temayang Kabupaten
ini yakni: pantauan diri (self-monitoring),
Bojonegoro
pengendalian stimuli (stimulus control), dan
perilaku merokok tinggi. Sedangkan pada skor
mengajarkan diri (self-reward)”(Cormier &
akhir (post-test), skor perilaku merokok
Cormier, 1985).
siswa mengalami penurunan. Dari ketujuh
Adanya
perbedaan
tingkat
perilaku
siswa
yang
termasuk
memiliki
mengalami
kategori
penurunan
7
skor
merokok siswa juga diperkuat oleh hasil
terbanyak adalah subyek AW yaitu 48. Hal ini
analisis non parametric dengan uji jenjang
disebabkan AW sangat bersungguh-sungguh
Wilcoxon ada perubahan dari siswa yang
dalam mengikuti proses penerapan Strategi
memiliki perilaku merokok tinggi menjadi
Pengelolaan diri
perilaku merokok sedang. Terbukti pada salah
Sedangkan subyek AE mengalami penurunan
seorang
skor
subyek
yang
sebelum
mendapat
yang
yang telah dilaksanakan.
terendah
yaitu
18.
Hal
ini
Penggunaan Strategi Pengelolaan Diri untuk
dikarenakan AE kurang bersungguh-sungguh
mengurangi perilaku merokok siswa biasa
dalam proses penerapan Strategi Pengelolaan
menghabiskan lebih dari 5 batang rokok dalam
diri dan pada saat kegiatan berlangsung AE
satu hari, setelah mengikuti penerapan Strategi
cenderung kurang aktif namun AE sudah
Pengelolaan diri, siswa dapat mengurangi
mengalami
kebiasaan merokoknya menjadi 3 batang dalam
merokok tinggi menjadi sedang.
satu hari.
perubahan
kategori
perilaku
Dalam pelaksanaan Strategi Pengelolaan
Dari hasil post-test tersebut, diketahui
diri, Pembimbing tidak mengalami kendala
ada perbedaan dari 7 siswa tersebut setelah
yang
memperoleh
Strategi
pembimbing sendiri. Petunjuk atau instruksi
Pengelolaan diri. Adapun temuan-temuan dari
yang diberikan oleh pembimbing cukup dapat
perlakuan
dengan
berarti
baik
pada
siswa
maupun
dipahami oleh siswa dan alokasi waktu yang
sebelum dan sesudah Penerapan strategi
digunakan juga sudah cukup untuk pelaksanaan
Pengelolaan Diri. Dengan demikian dapat
Strategi Pengelolaan diri. Sehingga ketujuh
disimpulkan bahwa strategi Pengelolaan Diri dapat
siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini bisa
berhasil
dalam
mengurangi
perilaku
digunakan untuk mengurangi perilaku merokok. Hal ini dibuktikan adanya perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir pada subjek
merokok.
yang mengalami perilaku merokok. Subjek dengan
Penelitian ini memiliki keterbatasan
skor perilaku merokok tinggi dapat berkurang
yaitu pemberian Strategi Pengelolaan diri yang
secara signifikan setelah diberikan strategi
dilakukan hanya sebanyak 6 kali pertemuan.
pengelolaan diri.
Sebaiknya diberikan waktu yang lebih banyak dalam
melaksanakan
memungkinkan
perlakuan
tercapainya
sehingga
tujuan
secara
maksimal. Selain itu hendaknya peneliti juga memperhatikan tentang layanan-layanan khusus yang wajib diberikan kepada siswa misalnya teknik strategi yang lainnya, faktor
yang
merokok
dapat
tidak
karena faktor-
mengurangi
hanya
perilaku
diimplementasikan
melalui Strategi Pengelolaan diri. Dalam hal-hal tersebut tidak diamati karena keterbatasanketerbatasan peneliti, sehingga untuk penelitian lebih
lanjut
hendaknya
variabel-variabel
tersebut dipertimbangkan untuk diamati supaya hasil penelitian lebih akurat.
Berdasarkan hasil simpulan yang telah diuraikan dan simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian, yaitu : 1. Bagi Konselor Sekolah Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah
wawasan
atau
informasi,
pengalaman serta masukan bagi Konselor Sekolah pada khususnya dalam memahami dan menerapkan strategi pengelolaan diri sebagai salah satu alternatif bantuan yang dapat diberikan kepada siswa. 2. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari 7 siswa kelas XI-TKR 1 sebagai subyek penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Strategi Pengelolaan Diri dapat mengurangi perilaku merokok siswa kelas XI-TKR
dikembangkan oleh peneliti lain yang ingin meneliti pengunaan strategi pengelolaan diri untuk mengurangi perilaku merokok siswa. Keterbatasan peneliti dalam penggunaan waktu, tempat dan kesempatan, membuat penelitian ini mempunyai potensi besar untuk dikembangkan
1 SMK Negeri Temayang Kabupaten Bojonegoro.
dan disempurnakan peneliti lain dalam
Hasil tersebut dapat diketahui dengan adanya
penelitian selanjutnya.
penurunan perilaku merokok pada siswa antara
Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013,
Nursalim,
DAFTAR ACUAN Arikunto,
Suharsimi.
2009.
Manajemen
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Cormier, W.H and Coermier, LS. 1985. Strategis
Fundamental
Skill
Behavioural edition.
for
and
Strategi
Konseling. Surabaya: Unesa University
Nursalim dan Suradi, S.A. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: UNESA Univercity Press
Helpers
Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-Dasar
Kognitive
Bimbingan dan Konseling . Jakarta: PT.
Intervariations. California
2005.
Press.
Azwar, Saifudin. 2008. Penyusunan Skala
Interviewing
Mochamad.
Second
books:
Cole
publishing.
Rineka Cipta. Prijosaksono, Ariwibowo, sembel, Roy. 2003. Self Management series. Control your
Djarwanto. 2009. Statistik non Parametrik Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE
live.
Jakarta:
PT
Elek
Media
compotindo.
Farida, Nunik A. 2009. Penggunaan strategi
Purwoko, Budi dan Titin Indah Pratiwi . 2006.
Self Management untuk meningkatkan
Pemahaman Individu Teknik Non Tes.
disiplin belajar di rumah pada siswa
Surabaya : PPB FIP UNESA.
kelas VIII D Negeri 5 Lamongan tahun ajaran
2007/2008.
Skripsi
tidak
diterbitkan. Surabaya: JPPB FIP Unesa Komalasari,
Dian.
Penyebab
2000.
Perilaku
Remaja. Jurnal
Faktor-Faktor Merokok
Psikologi
pada
(Online),
avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perilaku merokok_avin.pdf_,
Jakarta:
Universitas
Indonesia Press.
yang mempengaruhi perilaku merokok hubungannya
Belajar
Psikologi
Perkembangan.
Psikologi.com
(Online),
http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/sear ch/psikologi-perkembangan-tugasperkembangan-remaja.html, Sarwono, Edy. 2010. Tinjauan Fungsi BK.
http://belajarpsikologi.com/tag/tinjauan -fungsi-bk/ .html, Soekadji, Soetarlina. 1983. Modifikasi perilaku
Maya Sari Alamsyah, Rika. 2007. faktor-faktor
dan
Dalam
Belajar Psikologi.com (Online),
Lesmana, Jeanette Murad. 2005. Dasar-Dasar Konseling.
Rizky. 2010. Tugas Perkembangan Remaja
dengan
sehari-hari. Yogyakarta: Liberty Sugiyono. 2008. Metode penelitian kuantitatif
penyakit
kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
periodontal remaja di Kota Medan.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan
avin.staff.ugm.ac.id/data/penelitian/peril
Penilaian Skripsi Universitas Negeri
aku merokok_avin pdf
Surabaya. Surabaya.
Winkel, W.S dan Hastutik, S. 2004. Bimbingan dan
Konseling
dan
Konseling
di
Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Zulkifli. 2005. Tugas Perkembangan Remaja. Belajar
Psikologi.com
(Online),
http://belajarpsikologi.com/search/zulkif li+2005+tugas+perkembangan+remaja .html,