Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh Mengucapkan
Selamat dan sukses
Atas Pelantikan Pejabat Eselon III di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Aceh oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt., Pada Hari Senin, 5 April 2011:
Drs. H. M. Daud Pakeh (Kabid Peny. Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Aceh) Drs. H. Ridwan Qary (Kabid Urais Kanwil Kemenag Aceh) Drs. H. Asy`ari (Ka.Kankemenag Kabupaten Aceh Selatan) Salman, S.Ag, M.Pd (Kepala Kantor Kemenag Kota Sabang) Drs. H. Ibnu Sa`dan, M.Pd (Kepala Kantor Kemenag Kota Subulussalam) Drs. H. Ramlan (Kepala Kantor Kemenag Kota Banda Aceh) Drs. H. Herman (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Singkil) Drs. H. Amiruddin, MA (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Jaya) Drs. M. Jakfar M. Nur (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pidie) Tertanda : 1. Drs. H. Salahuddin (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Besar) 2. Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bireuen) 3. Drs. H. Zulkifli Idris (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Utara) 4. Drs. H. Faisal Hasan (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Timur) 5. Drs. H. Hamdan (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Tengah) 6. Drs. H. M. Arief Idris, MA (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Barat) 7. Drs. H. Jauharuddin (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Tenggara) 8. Dra. Mirati AM (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Simeulue) 9. H. T. Helmi, SmHk, S.Ag (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Tamiang) 10. Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag (Kepala Kantor Kemenag Kota Lhokseumawe) 11. Drs. H. M. Yunus Ibrahim, M.Pd (Kepala Kantor Kemenag Kota Langsa) 12. H. Syarbaini, SH (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Barat Daya) 13. Drs. H. Djulaidi (Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Nagan Raya) 14. H. Awaluddin M (Kepala Kantor Kemenag Gayo Lues) 15. Drs. Amrun Saleh (Kepala Kantor Kemenag Bener Meriah)
DAFTAR ISI
Laporan Utama :
Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji
Gemmar Mengaji Hal. 6
Prof. Dr. Al Yasa‘ Abubakar, MA:
Terbawa Arus karena Retorika Hal. 12
Tgk. H. Bulqaini Tanjungan:
Ini Bukti Kegagalan Pendidikan Kita
Tafsir:
Sesat
Hal. 8
Hal. 32
Dunia Islam:
Hardi Abdul Muhtaddin
Sang Pahlawan Revolusi Mesir Siap ‘Angkat Kaki’ dari Google Hal. 29
Di Sidney, Saya Mendapat Hidayah Hal. 49
Konsultasi BP4:
Kenapa Suscatin
Hal. 45
Lifestyle
Senyuman
Hal. 51
Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Penanggungjawab: Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Dewan Pengarah: Drs. H. Taufiq Abdullah; Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd; H. Abrar Zym, S.Ag; Drs. H. Asy’ari Basyah; Drs. Saifuddin AR; H. Aska Yunan, S.Ag. Pemimpin Umum: Drs. H. Zuardi Zain Pemimpin Redaksi: Juniazi Wakil Pemimpin Redaksi: Muzakkir Sekretaris Redaksi : Khairuddin Aba Wakil Sekretaris Redaksi: Jabbar Sabil Redaktur: Mulyadi Nurdin; Ridwan Qari; Juhaimi; Taharuddin, Wiswadas; Azhar; Khairul Saleh; Abdullah AR; Muhammad Yakub Yahya; Suri Arniansyah; Alfirdaus Putra. Pemimpin Usaha: Imran Wakil Pemimpin Usaha: Zulfahmi Keuangan: Munawar; Elia Fajri Sirkulasi: Darwin; Jatu Rahmi Rahayu Iklan: Hartati; Yenni Yusnita Layout: Tim Santunan Staf Redaksi Fadhlan; Saiful Mahdi; Amwar Citra H Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh E-mail:
[email protected] HotlineSMS: 0852-7775-9339. Untuk distribusi, harap menghubungi No. HP. 085277529295 (Darwin). Iklan; HP. 08126935043 (Hartati).
Salam Redaksi
Hidupkan Kembali Tradisi Mengaji Bakda Maghrib
M
encuatnya dekadensi moral generasi muda, penggunaan narkoba, maraknya kriminalitas, merebaknya pornografi dan pornoaksi, dan tumbuhnya aliran sesat akhir-akhir ini, bukan tidak mungkin karena longgarnya pegangan agama yang berfungsi sebagai alat kontrol pada diri generasi muda. Pada sisi lain, pembinaan akhlak yang dilakukan orang tua, sekolah dan masyarakat selama ini, ternyata kurang berjalan efektif. Lembaga pendidikan lebih senang mengejar target-target materi ketimbang membina budi pekerti peserta didiknya. Anak-anak tidak lagi hormat pada orang tua dan guru. Di lembaga pendidikan tinggi pun, lebih kurang juga sama. Mahasiswa tidak lagi hormat pada dosen. Di dalam masyarakat, kebiasan orang tua shalat berjamaah dalam keluarga, membaca Alquran selesai maghrib dan memberikan keteladanan yang baik kepada putra-putrinya, sudah tidak banyak lagi dilakukan. Padahal, pembiasaan penanaman pendidikan agama dan akhlak sejak dini dalam keluarga ini amat penting dilakukan. Nah, apa yang terjadi hari-hari ini pada anak dan generasi muda kita yang terjerumus aliran sesat, boleh jadi, karena anak dan generasi muda kita telah kehilangan sumber rujukan, hilangnya teladan, dan nilainilai apa sebetulnya yang masih dapat memberi makna bagi kehidupannya, serta landasan apa yang relevan untuk dapat mengangkat harga dirinya. Menyerahkan pendidikan agama kepada sekolah, madrasah, kepada lembaga pendidikan dan guru agama, fakta membuktikan, ternyata tidak menjamin aqidah dan akhlak anak jadi benar dan baik. Harus diakui, kita sebetulnya telah kecolongan. Benteng pertahanan agama, berupa iman dan akidah telah roboh. Agama dinodai, tradisi, dan peradaban luhur dilecehkan. Kondisi yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, ditanggapi serius Kementerian Agama. Menteri Agama RI, Drs. H. Suryadharma Ali, saat pencanangan Program Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Gemmar Mengaji), di Jakarta, Rabu (30/3), mengakui bahwa pendidikan agama perlu direvitalisasi, baik pendidikan yang berbasis keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Salah satu upaya revitalisasi itu adalah dengan memaksimalkan potensi dalam gerakan ini. 4
Gemmar Mengaji ini mempunyai banyak manfaat, salah satunya sebagai terobosan untuk memperbaiki akhlak. Kehadiran gerakan ini menurut Menteri, menjadi kian penting seiring munculnya beragam aliran sesat dan sempalan di Indonesia sebagai akibat dari kekosongan dakwah di tengah masyarakat. Menag berharap, lewat program ini generasi muda betul-betul dapat memahami kembali ajaran agamanya. ”Ini untuk menghidupkan kembali tradisi mengaji bakda maghrib yang kian ditinggalkan. Gemmar Mengaji ini perlu didukung semua pihak,” ujar Menag. Menag meminta kepada seluruh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama dan seluruh Kakankemenag Kabupaten/ Kota seluruh Indonesia untuk menjadi pelopor Gemmar Mengaji di wilayahnya masing-masing. Disadari atau tidak, seiring perubahan waktu, dan munculnya televisi, tradisi mengaji sehabis maghrib, pelanpelan mulai ditinggalkan masyarakat. Seperti dalam masyarakat Aceh tempo dulu, sehabis maghrib hampir setiap rumah kita mendengar orang mengaji Alquran. Kebiasan itu sudah menjadi tradisi turun-temurun. Dulu, pantang anak-anak yang berkeliaran saat maghrib. Sekarang jarang kita mendengar teriakan anak-anak mengaji di rumah-rumah, di masjid, meunasah sehabis maghrib. Jika ditanya orang, anak-anak sekarang sudah tidak paham dengan sifeut dua ploh, rukun iman, dan seterusnya. Masyarakat kita saat ini, lebih senang menikmati sinetron kejar tayang yang diputar bakda maghrib. Syukur Alhamdulillah, masih sempat shalat maghrib. Kalau tidak, yah, langsung di depan tv atau nongkrong di cafe sambil menikmati segelas kopi dan internetan gratis. Jika tradisi mengaji habis maghrib tidak dihidupkan lagi, anak-anak dan orang tua lebih membudayakan nonton tv, bukan mustahil tradisi ini akan hilang dari masyarakat kita. Akhirnya, apa yang terjadi hari ini, krisis akhlak, dekadensi moral, pendangkalan akidah, aliran sesat -jangan dipandang hanya sebatas nasib buruk yang sedang menimpa masyarakat, tanah tumpah darah kita- tanpa berusaha menghentikannya. Yakinlah, ini semua tidak akan pernah berakhir. njuniazi
Santunan MEi 2011
Keberatan LDII Provinsi Aceh Sehubungan dengan penerbitan Majalah Santunan Edisi 04 April 2011 M/ Rabiulakhir 1432 H, dengan ini perlu kami sampaikan bahwa: 1. Kami keberatan atas Daftar Organi-sasi Aliran Sempalan Provinsi Aceh Tahun 2009 yang Saudara terbitkan dengan menetapkan LDII Kota Sabang sebagai salah satu aliran sempalan. 2. Perlu untuk Saudara ketahui LDII baik yang berada di tingkat Pusat, tingkat Provinsi dan seluruh Kab/Kota merupakan salah satu Ormas Islam yang telah terdaftar secara resmi pada Kantor Kesbangpol dan Linmas dan sesuai ketentuan yang berlaku, mempunyai AD/ART, Kepengurusan dan Program Kerja sehingga organisasi ini secara sah berdiri dan beroperasional. 3. Dugaan dan tuduhan dalam bentuk apapun yang selama ini terhadap LDII semuanya tidak benar, diskriminasi serta tidak dapat dipertanggungjawabkan. 4. Sehubungan dengan hal-hal yang telah kami kemukakan tersebut di atas, dengan ini kami minta Saudara untuk mencabut kembali data dimaksud dalam suatu surat tertulis dan pada edisi berikutnya.
Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Aceh. Ketua Tgk. H. Burhan Sekretaris Tgk. Marzuki, S.Ag, MH. Redaksi Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Saudara Kami pengurus LDII Provinsi Aceh atas pemuatan Daftar Organisasi Aliran Sempalan Provinsi Aceh Tahun 2009, pada Majalah Santunan Edisi 04, April 2011. Surat yang dikeluarkan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Aceh yang ditujukan Kepada Gubernur Aceh Nomor 436/817, tanggal 18 Juni 2009, perihal Data Aliran-Aliran dan Kepercayaan Masyarakat, yang tembusannya antara lain disampaikan kepada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh menyebutkan bahwa Organiasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Sabang, dengan tokoh/ pemimpin Alm. M. Kasem Ibrahim, Turmuji, estimasi/jumlah pengikut lebih kurang 40 orang, yang berlokasi di Lingkungan Blang Tunong, Kelurahan Balohan Kec. Sukajaya Sabang, belum terdaftar pada Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Sabang dan dianggap sesat atau menyimpang dari ajaran Islam.
Pada tahun 2007, MPU Kota Sabang mengeluarkan surat Nomor 451.7/096, tanggal 25 Rabiul Awal 1428 H/13 April 2007, perihal Larangan Melaksanakan Kegiatan Organisasi LDII di Kota Sabang. Sesuai data dan informasi yang kami peroleh, LDII Kota Sabang saat ini sudah dinonaktifkan kegiatannya oleh Pemerintah Kota Sabang dengan dikeluarkannya SKB Walikota Sabang, Kejaksaan Tinggi Sabang dan Kementerian Agama Kota Sabang Nomor: 121 Tahun 2011, Nomor: KEP-02/N.1.11/ Dsp.5/04/2011, Nomor: 42 Tahun 2011, tanggal 20 April 2011. Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Aceh, Drs. H. Bustami Usman, SH, M.Si, yang dihubungi Santunan, Selasa (26/4), menjelaskan bahwa LDII saat ini telah mengubah paradigma dan untuk itu kepada pengurus LDII Aceh diharapkan untuk mensosialisasikan ini kepada masyarakat luas sehingga tidak menimbulkan kesalahan persepsi dan miskomunikasi serta dugaan macam-macam di tengah masyarakat. Demikian penjelasan ini disampaikan, dan permasalahan ini dianggap selesai. Semoga Allah swt. memberikan maghfirah, taufik dan hidayah-Nya kepada kita sekalian. Billahi fisabilil haq Wassalam Redaksi
BIRO DAERAH MAJALAH SANTUNAN: Kota Banda Aceh Yusri, Said Mahfud, Aceh Barat Narjun Ikhsan, Merahwan, Simeulu Drs. H. Yusman, Iskandar, Aceh Barat Daya Zubaili, Fajrina, Nagan Raya Muhammad Juned, Taufiq, Aceh Tengah M. Ramli, SH, Hasanah, Gayo Lues Ibrahim, S.Ag, Munirullah, S.Sos.I, Pidie Drs. Ilyas Muhammad, Syuib, S.Ag, Kota Lhokseumawe T. Helmi, S.Sos, Umar Dani, Aceh Besar Nasrullah, Amirullah, Kota Sabang H. Khairuddin, S.Ag, Eriadi, ST, Aceh Jaya Taisir, S.TH, Rahmat, Aceh Selatan Drs. Bukhari Harun, Zulhelmi, S.Pd.I, Aceh Tenggara Syaiful, S.HI, Razali, Aceh Timur Jakfar, S.Sos.I, Hermansyah, Aceh Tamiang Muhammad Sofyan, Jumini, Kota Langsa M. Dahlan Ary, Apmilina Sari, Aceh Utara Drs. Kasmidi, A. Hadi, Aceh Singkil Ghazali, S.Ag, Widiastuti, Bener Meriah Azhari Ramadhan, M.Ag, Irmayati, SE, Bireuen Ismuar, S.Ag, Mursyidah.
Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi. Santunan MEI 2011
5
LAPORAN UTAMA
Dirangkum oleh Mulyadi Nurdin
Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji:
Gemmar Mengaji Suburnya aliran sesat menggugah banyak pihak, termasuk Menteri Agama Republik Indonesia, program “maghrib mengaji” pun dicanangkan.
S
uasana syahdu menyelimuti Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, ketika 135 orang berdiri rapi di shaf depan, sambil melafalkan syahadat di bawah panduan Tgk. Muslim Ibrahim, ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh. Hari itu Jumat (22/4/2011), pengikut ajaran Millata Abraham diangkut ke Masjid Raya Baiturrahman dengan menggunakan truk reo milik kepolisian, setelah melalui proses identifikasi di Polresta Banda Aceh. Dari 344 orang yang tergabung dalam Komunitas Millata Abraham (Komar), baru 135 orang yang berhasil diidentifikasi, 38 di antaranya adalah perempuan, akhirnya pensyahadatan ulang berhasil dilakukan dengan aman di bawah pengawalan ketat pihak kepolisian. 6
Wajah-wajah yang masuk ke dalam masjid itu, 90 persen muda-mudi yang wajahnya lumayan tampan, dan cantik, rata-rata berpendidikan. Perempuannya mengenakan jilbab. Kedatangan mereka ke masjid tak luput dari hujatan warga yang ikut menyaksikan prosesi itu. Tapi secara keseluruhan prosesi berlangsung aman. Pengikut Millata yang pria tampak mengenakan baju koko. Ada yang berwarna biru, merah, dan hijau, serta mengenakan peci khas Aceh yang berpita merah-putih. Sedangkan pengikut yang perempuan, mengenakan baju muslimah dan menyematkan pita merah-putih di bagian depan bajunya. Sebagian lainnya memegang mukena yang masih berplastik. Perlengkapan ini mereka dapatkan saat di Polresta Santunan MEI 2011
Banda Aceh, tempat mereka berkumpul sebelum dibawa ke Masjid Raya Baiturrahman. Tampak pula dalam kelompok itu anak-anak berusia balita di pangkuan ibunya. Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf yang hadir dalam acara tersebut menegaskan, Pemerintah Aceh tidak mentolerir jika ada aliran-aliran sesat atau agama ciptaan baru di Aceh. Tidak ada tempat di Aceh bagi aliran sesat dan agama baru itu. “Tugas kita, ulama, umara, dan masyarakat untuk tetap menjaga kesucian agama Allah dari segala bentuk kebatilan. Di Aceh tidak boleh ada Syiah, Khawarij, Mu’tazilah, Bahaiyyah, Ahmadiyah, Karimiyah, Nasiriah, Druz, dan Qaramitah, dan sebagainya. Di Aceh hanya ada Ahlussunnah wal Jamaah,” tegas Irwandi.
Laporan Utama
Sedangkan Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Iskandar Hasan SH MH, secara tegas mengatakan, meski 135 orang pengikut Millata sudah disyahadatkan, penyebar Millata Abraham tetap akan menjalani proses hukum hingga ke pengadilan. Pensyahadatan yang dilakukan kemarin itu akan menjadi salah satu pertimbangan bagi hakim nanti untuk meringankan hukum mereka. “Ingat, pensyahadatan hari ini jangan pura-pura. Jika mengingkarinya, maka kita akan menyeretnya ke proses hukum. Kepada masyarakat agar menerima saudara-saudara kita yang sudah kembali ke jalan yang benar ini. Tidak boleh seorang pun melakukan kekerasan dan anarkis kepada mereka,” imbuh Kapolda. Setelah itu, Zainuddin, menandatangani sepuluh pernyataan yang mereka ikrarkan. Kemudian, Kapolda menandatangani sebagai saksi. Gerakan Maghrib Mengaji Menyikapi aliran sesat di Indonesia, Menteri Agama Suryadharma Ali meluncurkan Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (Gemmar Mengaji). “Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji dalam upaya menutup celah masuknya pikiran-
pikiran atau ajaran sesat ke masyarakat, melalui gerakan ini diharapkan kekosongan dakwah bisa terisi,” kata Menteri Agama Suryadharma Ali dalam pertemuan dengan pimpinan Pondok Pesantren tingkat Jawa Barat di Jatinangor, Sumedang, Kamis (17/3/2011). Gerakan yang dulunya sangat merakyat di kalangan muslim Indonesia itu, menurut Menag merupakan upaya untuk menutup peluang masuknya pikiran yang menyesatkan dalam masyarakat. Kekosongan dakwah selama ini dimanfaatkan oleh sebagian golongan untuk memasukan pikiran-pikiran yang menyesatkan dan membuat kondisi kemasyarakatan tidak kondusif. “Tindakan preventif harus dilakukan, tingkatkan kemampuan dakwah dengan demikian tak ada celah masuknya ajaran sesat. Selama ini memang ada celah yang harus segera dibenahi.” Di lain pihak, Menag juga menghimbau kepada masyarakat untuk ikut menyelesaikan permasalahan yang ada secara bijak supaya tidak muncul masalah baru. “Para guru hendaknya membuat mekanisme bahwa anak kita pada saat maghrib melakukan aktifitas maghrib mengaji, bukan hanya mengaji Alquran tapi bisa mengaji ilmu-ilmu yang lain,” pesannya. Sementara itu, Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama RI, Nasaruddin Umar mengatakan, kegiatan ini akan dicatat dalam sejarah Indonesia sebagai upaya menumbuhkan kembali budaya masyarakat untuk mengaji. “Kita sekarang jarang mendengar teriakan mengaji anak-anak di masjid. Akan hilang tradisi positif ini. Maka kita gaungkan kembali tradisi positif ini,” kata Nasaruddin. Menurut Nasaruddin, gerakan ini akan dilakukan di seluruh Indonesia. Namun untuk tahap awal, Kementerian Agama melakukan “Gemmar Mengaji” ini di enam provinsi sebagai daerah percontohan, yakni DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Banten, dan DIY. Nasaruddin menambahkan, ada 800 ribu masjid/musholla yang akan menyemarakkan pengajian ba’da Maghrib hingga Isya ini dengan melibatkan 95 ribu penyuluh di seluruh pelosok tanah air. Para penyuluh itu membentuk minimal tiga majelis taklim. Sehingga, minimal saat ini ada 496.000 majelis taklim di Indonesia. Sebanyak 300 Santunan MEI 2011
ribu guru agama dan 50.000 pondok pesantren pun akan dilibatkan dan mendukung gerakan ini. Senada dengan itu berbagai kalangan di Aceh mengakui perlunya peningkatan pendidikan agama di tengah masyarakat, hal itu sebagaimana dikemukakan Tgk. H. Bulqaini Tanjungan, Pimpinan Dayah Markaz al-Ishlah alAziziyah Banda Aceh. “Semestinya pemerintah Aceh memanfaatkan kesempatan penyelenggaraan keistimewaan Aceh, jangan cuma tahu berpikir merubah kurikulum dayah, tapi kurikulum sekolah yang harus dibenahi agar anak-anak kita tidak dangkal agamanya,” ujarnya kepada Santunan. Menurutnya pendidikan yang ada sekarang belum memberikan bekal agama yang cukup bagi anak didik sehingga kekosongan akidah dimanfaatkan oleh pihak lain untuk merekrut mereka. “Sekarang harus dipikirkan agar pendidikan agama di sekolah tidak cuma cara bersuci, cara salat, dan bisa baca Alquran. Baca Alquran saja tidak membuat anak paham kandungan isi Alquran, apalagi ajaran akidahnya,” tambahnya. Sementara itu Direktur Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Prof. Dr. Al Yasa‘ Abubakar, MA, membenarkan kekosongan ilmu agama sering membuat generasi muda terpengaruh oleh ajaran sesat yang mengandalkan retorika dalam penyebarannya. “Karena anak muda tidak punya basis tentang agama, tidak ada pengetahuannya tentang sejarah Nabi, dan sejarah yang lain, tidak ada pengetahuannya tentang kesalahan-kesalahan dalam logika. Mereka terbawa arus, karena kemampuan retorika dari mentor dan juru dakwah Millata Abraham relatif bagus,” jelasnya kepada Santunan. Guru Besar Ushul Fiqih pada Fakultas Syari’ah IAIN Ar-Raniry tersebut meng-anjurkan supaya dilakukan pendekatan dengan anak-anak yang sudah terlanjur sesat, supaya dapat kembali ke jalan yang benar. “Dekati saja mereka, karena anak-anak yang ke situ anak yang kritis. Ada anak yang ketika bertemu dengan saya, saya kasih buku, dia tidak mau baca. Waktu saya tanya, dijawab dia tidak suka baca buku, dia hanya mau membaca buku sekolahnya saja. Tetapi penjelasan dari guru-guru itu dia senangi, karena dia tidak suka baca buku,” tambahnya. n 7
Laporan Utama
Tgk. H. Bulqaini Tanjungan, Pimpinan Dayah Markaz al-Ishlah al-Aziziyah, Banda Aceh
Ini Bukti Kegagalan Pendidikan Kita Bagaimana Anda melihat fenomena aliran sesat di Aceh? Kalau tidak segera disikapi, dalam waktu dekat sepuluh persen rakyat Aceh akan terpengaruh. Kenapa demikian? Karena dangkalnya pemahaman ilmu agama di kalangan masyarakat kita, khususnya dalam bidang akidah. Alasan lain? Tidak seriusnya orang tua, di masamasa konflik dulu, konflik juga berefek. Tapi yang paling dominan adalah faktor lemahnya pemahaman agama dari orang tua sendiri, akibatnya tidak ada pantauan terhadap pemahaman agama anak. Sementara sistem pendidikan kita tidak memberi porsi yang cukup untuk ilmu agama. Semestinya pemerintah Aceh memanfaatkan kesempatan penyelenggaraan keistimewaan Aceh, j a n g a n cuma tahu berpikir mer ubah
8
Santunan MEI 2011
Laporan Utama
kurikulum dayah, tapi kurikulum sekolah yang harus dibenahi agar anak-anak kita tidak dangkal agamanya. Ada tawaran solusi? Ya, sekarang pendidikan kita telah melahirkan banyak teknokrat, bahkan banyak yang sudah S3, tapi sayang akidahnya dangkal. Ini bukti kegagalan pendidikan kita. Sekarang harus dipikirkan agar pendidikan agama di sekolah tidak cuma cara bersuci, cara salat, dan bisa baca Alquran. Baca Alquran saja tidak membuat anak paham kandungan isi Alquran, apalagi ajaran akidahnya. Solusi konkritnya? Harus ada buku pedoman yang memadai, misalnya untuk anak SD setingkat kitab Masa’ilal, SMP Kitab Lapan (Jam’ al-Jawami’ Musannafat). Kalau tidak mampu menyusun yang lebih baik, ya pakai saja yang sudah ada, bahkan lebih baik karena juga mengajarkan bahasa Jawi kepada anak, jadi sejarah kita tidak terputus, anakanak kita pun tetap mengenal ulamaulama besar kita di masa lalu. Waktu pembelajaran? Tidak ada salahnya kita mencontoh yang dilakukan Sanusi Juned di Malaysia. Sediakan makan siang untuk anak di sekolah, jadi mereka tidak pulang lagi setelah jam sekolah usai. Waktu setelah siang digunakan untuk belajar agama sampai sore. Kalau ini terlalu berat, bisa dibuat satu hari khusus, misalnya hari Jumat, satu hari itu penuh digunakan untuk belajar agama. Tapi satu hari ini tidak cukup, perlu disiasati dengan cara lain. Maksudnya? Kalau diambil satu hari saja, berarti harus ditambah dengan pengajian lain, misalnya dengan menghidupkan pengajian di Meunasah, tapi harus mengerahkan tenaga keamanan gampong, semacam Keamanan Rakyat (KAMRA). Ini bagus juga, selama ini mereka cuma bertugas sewaktu pemilu saja. njabbar sabil
Pengakuan Pengikut Pengajian Millata Abraham
Dari Menafsirkan Alquran Sesuka Hati Hingga Mengharamkan Shalat Bermula karena diajak kawan kuliah, akhirnya Wati, (19 tahun, bukan nama sebenarnya) terpengaruh ikut pengajian Millah Abraham, instingnya cepat menduga kalau ajaran tersebut lama-lama menyeret umat Islam ke arah kesesatan. Menurut dara Aceh yang kuliah di salah satu kampus ternama ini, awal mulanya pengajian yang diadakan Millata Abraham tidak mencurigakan, karena menggunakan logika dalam menafsirkan ayat Alquran. Tapi secara bertahap mereka memutar balikkan ayat itu sesuai kehendaknya. Selanjutnya dikonfrontir dengan beberapa hadis, hingga akhirnya jika ada yang agak bertentangan, maka hadis tidak bisa diterima lagi. “Pada level tertentu mereka mengharamkan shalat, pada level di bawah itu mereka menganggap shalat tidak harus mengikuti Nabi, cukup mengikuti Alquran saja,” paparnya kepada Santunan (26/4/2011). Penafsiran Alquran dengan menggunakan logika dilakukan pengikut Millata Abraham untuk memutarbalikkan kebenaran. Seperti Bismillah diartikan dengan Isme Allah, Khataman Nabiyyin (penutup segala Nabi) diartikan dengan cincin nabi, sehingga mereka meyakini akan ada nabi setelah Nabi Muhammad. Dalam menjalankan misinya mereka sangat hati-hati supaya tidak tercium oleh orang luar. “Mereka menggunakan doktrin, tutup aurat dari kaum musyrik, artinya mereka harus menjaga kerahasiaan gerakan dari orang selain mereka yang semua diklaim sebagai musyrik,” tambahnya. Bagi anggota pemula tidak bisa mencium kesesatan yang ada, karena dalam pengajian mereka selalu menggunakan Alquran. “Mereka selalu perintahkan bawa Alquran, selanjutnya mengkaji Santunan MEI 2011
Alquran secara langsung menurut logika,” tambah Wati. Dalam merekrut anggota baru biasanya mengutamakan anak-anak yang suka ibadah dan dekat dengan agama karena lebih mudah diajak diskusi tentang agama dan ayat-ayat Alquran, sedangkan anak yang agak nakal mereka tidak dekati. “Kalau anak yang agak religius biasanya mudah nyambung kalau diajak diskusi dan berpikir tentang ayat Alquran sehingga lebih menarik untuk direkrut, sedangkan yang berpikir bebas susah direkrut karena lebih bersikap cuek,” urai Wati. Dari sisi kelembagaan juga sudah terstruktur rapi dari pimpinan pusat hingga kecamatan (DPC), sehingga semua instruksi akan berjalan sesuai rencana. “Di Banda Aceh sudah banyak terbentuk DPC, tetapi alamatnya dirahasiakan,” tambahnya. Terkait adanya pensyahadatan kembali seratusan pengikut Millata Abraham beberapa waktu lalu, Wati masih pesimis mereka akan benar-benar kembali ke jalan yang benar tanpa adanya pembinaan. “Mereka yang sudah senior dalam Millata Abraham sangat fanatik dengan ajaran tersebut, sehingga tidak mudah untuk berubah, mereka ada ikrar dan janji yang dipegang teguh oleh setiap anggota, mungkin di depan kita akan mengaku, tapi di belakang kita siapa tahu,” ujar Wati dengan nada bertanya. Kesesatan Millata Abraham memang sudah jelas apalagi dengan ajaran mereka yang menggabungkan tiga agama sekaligus yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. “Mereka menganggap ketiga agama tersebut berasal dari nabi Ibrahim sehingga diyakini semuanya benar, mereka ingin menyatukan ketiga agama tersebut,” pungkas wati. n 9
Laporan Utama GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN ALIRAN MILLATA ABRAHAM DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH Menimbang: a. bahwa hak beragama adalah hak asasi manusia yang paling hakiki dan negara menjamin kemerdekaan setiap warga negara untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya; b. bahwa setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum untuk melakukan penafsiran suatu agama atau kepercayaan, melakukan kegiatan yang menyerupai aktifitas keagamaan atau kepercayaan dan penafsiran yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama; c. bahwa Pemerintah Aceh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 16 ayat (1) huruf c, wajib menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; d. bahwa Pemerintah Aceh telah melakukan upaya persuasif melalui serangkaian kegiatan dan dialog untuk menyelesaikan permasalahan aliran Millata Abraham agar tidak menimbulkan keresahan dalam kehidupan beragama dan mengganggu ketenteraman serta ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat dan menetapkan Keputusan Bersama Gubernur Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kapolda Aceh, Kajati Aceh, Kakanwil Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor 450.1/165/2011, KEP/216/IV/2011, Kep/65/IV/2011,Kep073/N.1/ dsp.5/04/2011, dan Kw.01. 1/4/ HM.00. 11766/2011; e. bahwa Aliran Millata Abraham bertentangan dengan ajaran Islam berdasarkan fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pedoman Identifikasi Aliran Sesat, serta telah meresahkan kehidupan masyarakat beragama dan mengganggu ketertiban umum di Aceh; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e perlu menetapkan Peraturan Gubernur Aceh tentang Larangan Kegiatan Aliran Millata Abraham di Aceh; Mengingat: 1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembetukan Daerah Otonom Provinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republiklndonesia Nomor 1103); 3. Undang-Undang Nomor 1/PnPs/ 1965 tentang Pencegahan Penya-
10
lahgunaan dan/atau Penodaan Agama j.o. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969 tentang Pernyataan Berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai Undangundang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republiklndonesia Nomor 2900); 4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi I Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3298); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1986 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3331); 6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4558); 10. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 11. Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1979· tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyiaran Agama dan Bantuan Luar Negeri kepada Lembaga Keagamaan di Indonesia; 12. Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor Kep-004/J. NOl/1994 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM); 13. Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Pendirian Rumah Ibadah. Santunan MEI 2011
MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN GUBERNUR ACEH TENTANG LARANGAN KEGIATAN ALIRAN MILLATA ABRAHAM DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan: 1. Aceh adalah daerah Provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan orang setempat sesuai dengan Peraturan Perundangundangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang Gubernur. 2. Pemerintah Aceh adalah unsur penyelenggara pemerintahan Aceh yang terdiri dari Gubernur dan Perangkat Daerah Aceh. 3. Gubernur adalah Kepala Pemerintah Aceh yang dipilih melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. 4. Kabupaten/Kota adalah bagian dari daerah provinsi sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peraturan perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang dipimpin oleh seorang bupati/walikota. 5. Bupati/Walikota adalah Kepala Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang dipilih melalui suatu proses demokratis yang dilakukan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. 6. Aliran Millata Abraham adalah Organisasi atau aliran yang menganut/mempunyai/ mengajarkan keyakinan/ideologi/faham tertentu yang bertentangan dengan aqidah dan syariat agama Islam dan/atau agama lainnya. 7. Komunitas Millata Abraham yang selanjutnya disingkat Komar adalah kelompok penganut aliran Millata Abraham. 8. Forum Koordinasi Pimpinan Daerah adalah Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Aceh. 9. Pengawasan Aliran Kepercayan Masyarakat yang selanjutnya disebut PAKEM adalah tim koordinasi pengawasan aliran kepercayaan masyarakat. 10. Komunitas Intelijen Daerah yang selanjutnya disebut Kominda adalah forum komunikasi dan koordinasi unsur intelijen dan unsur pimpinan daerah. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dan Tujuan pelarangan dan penanganan Aliran Millata Abraham dan/atau Komar yaitu: a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dari adanya pertentangan akibat penyebaran paham keagamaan yang menyimpang; b. mengawasi aktifitas Aliran Millata Abraham dan/ atau Komar dari kegiatan penyebaran penafsiran dan aktifitas yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama Islam; c. mencegah perbuatan melawan hukum dilakukan oleh warga masyarakat sebagai akibat penyebaran paham, keagamaan yang menyimpang; d. melakukan pembinaan kepada Aliran Millata Abraham dan/atau Komar untuk kembali kepada aqidah dan syariat agama Islam dan/atau agama lainnya; e. meningkatkan koordinasi antara Kodam Iskandar Muda, Polda Aceh, Kejaksaan Tinggi Aceh, Pengadilan
Laporan Utama Tinggi Banda Aceh, Badan Intelijen Negara Daerah Aceh, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten/ Kota dalam Penanganan masalah Aliran Millata Abraham dan/atau Komar; dari f. meningkatkan sosialisasi Fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pedoman Identifikasi Aliran Sesat. BAB III LARANGAN Bagian Kesatu Aktifitas Aliran Millata Abraham dan/atau Komar Pasal 3 (1) Aliran Millata Abraham dan/atau Komar dilarang melakukan aktifitas di Aceh. (2) Penganut, anggota dan/atau pengurus Aliran Millata Abraham dan/atau Komar dilarang melakukan aktifitas dan/atau kegiatan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan kegiatan penyebaran, penafsiran, dan aktifitas yang menyimpang dari aqidah dan syariat agama Islam dan/atau agama lainnya. (3) Aktifitaslkegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. penyebaran Aliran Millata Abaraham dan/ atau Komar secara lisan, tulisan melalui media cetak atau media elektronik dan/atau bentuk lainnya; b. pemasangan papan nama organisasi Aliran Millata Abraham dan/atau Komar di tempat umum; c. pemasangan papan nama pada rumah peribadatan, lembaga pendidikan dan/atau sejenisnya dengan Identitas Aliran Millata Abraham dan/atau Komar; dan d. penggunaan atribut Aliran Millata Abraham dan/atau Komar dalam segala bentuk. (4) Pemerintah Aceh menghentikan aktifitaslkegiatan penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Aliran Millata Abraham dan/atau Komar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Bagian Kedua Masyarakat Pasal 4 (1) Masyarakat dilarang melakukan tindakan anarkis dan/atau perbuatan melawan hukum berkaitan dengan aktifitas penganut, anggota, dan/atau pengurus Aliran Millata Abraham dan/atau Komar yang menyimpang dari aqidah dan syariat agama Islam dan/atau agama lainnya. (2) Penanganan terhadap aktifitas penganut, anggota, dan/atau pengurus Aliran Millata Abraham dan/ atau Komar yang menyimpang dari aqidah dan syariat agama Islam dan/atau agama lainnya, dilakukan oleh aparat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV SOSIALISASI Pasal 5 (1) Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupatenlkota berkewajiban melaksanakan langkah-langkah percepatan sosialisasi peraturan gubernur ini dengan mengikut sertakan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, tokoh agama dan tokoh masyarakat. (2) Sasaran sosialisasi peraturan gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. warga masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, forum kerukunan umat beragama dan organisasi kemasyarakatan Islam; dan b. penganut, anggota dan/atau pengurus Aliran Millata Abraham dan/atau Komar. (3) Narasumber sosialisasi peraturan gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi; a. Pemerintah Aceh;
b. Majelis Permusyawerargn Ulama (MPU) Aceh; c. Kepolisian Daerah Aceh; d. Komando Daerah Militer Iskandar Muda; e. Kejaksaan Tinggi Aceh; dan f. Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh. BAB V KELEMBAGAAN Pasal 6 (1) Kelembagaan yang terkait dengan penanganan Aliran Millata Abraham dan/atau Komar, meliputi: a. forum koordinasi pimpinan daerah; dan b. Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM). (2) Forum koordinasi pimpinan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, mempunyai tugas, menetapkan kebijakan dalam penanganan Aliran Millata Abraham dan/atau Komar. (3) Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, mempunyai tugas merumuskan bahan kebijakan dalarn penanganan Aliran Millata Abrahamdan/atau Komar di Aceh. (4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) mempunyai tanggungjawab: a. merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengkaji informasi mengenai permasalahan yang ditimbulkan oleh Aliran Millata Abraham dan/atau Komar; b. melaksanakan deteksi dini, peringatan dini dan pencegahan dini atas permasalahan yang ditimbulkan oleh Aliran Millata Abrahamdan/ atau Komar; c. memberikan rekomendasi kepada gubernur sebagai bahan kebijakan dalam mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh Aliran Millata Abraham dan/atau “ Komar; d. melakukan pembinaan ·’.dan pengawasan terhadap bekas penganut, anggota dan/atau pengurus Aliran Millata Abraham dan/atau Komar; dan e. melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah. BAB VI PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 7 (1) Masyarakat yang mengetahui aktifitas Aliran Millata Abraham dan/atau Komar berupa kegiatan penyebaran penafsiran dan aktifitas yang menyimpang dari aqidah dan syariat agama Islam dan/atau agama lainnya, yang bertentangan dengan peraturan gubernur ini, wajib melaporkan kepada aparat kepolisian, dan/atau instansi yang berwenang lainnya. (2) Tindak lanjut laporan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan. BAB VII PEMANTAUAN Pasal 8 (1) Kominda melaksanakan pemantauan aktifitas/ kegiatan Aliran Millata Abraham dan/atau Komar. (2) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada gubernur sebagai bahan kebijakan penanganan Aliran Millata Abraham dan/atau Komar. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 9 (1) Pemerintah Aceh melaksanakan penanganan yang meliputi, pembinaan dan pengawasan terhadap Santunan MEI 2011
bekas penganut, anggota dan/atau pengurus Aliran Millata Abraham dan/atau Komar, dengan mengikutsertakan Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, Kanwil Kementerian Agama Aceh, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memberi kesempatan kepada penganut, anggota dan/atau Pengurus Aliran Millata Abraham dan/atau Komar untuk memperbaiki perbuatan yang menyimpang dari aqidah dan syariat agama Islam dan/atau agama lainnya. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk mengambil langkahlangkah tindaklanjut dalam penanganan kegiatan penyebaran penafsiran dan aktifitas yang menyimpang dari aqidah dan syariat agama Islam dan/atau agama lainnya yang berdampak pada timbulnya konflik komunal dan tindakan melawan hukum oleh masyarakat, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IX SANKSI Pasal 10 Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ketentuan peraturan gubernur ini, Pemerintah Aceh berwenang menghentikan aktifitas dan/atau kegiatan penganut, anggota, dan/atau Pengurus Aliran Millata Abraham dan/atau Komar. Pasal 11 Penganut, anggota dan/atau Pengurus Aliran Millata Abraham dan/atau Komar yang tidak mengindahkan peraturan gubernur ini, dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB X PENANGANAN DI KABUPATEN/KOTA Pasal 12 (1) Bupati Walikota menetapkan langkah-langkah operasional dalam penanganan Aliran Millata Abraham dan/atau Komar di Kabupaten/Kota dalam Provinsi Aceh. (2) Bupati/Walikota melaporkan penanganan Aliran Millata Abrahamdan/atau Komar di kabupaten/ kota kepada Gubernur Aceh. BAB XI PEMBIAYAAN Pasal 13 Pembiayaan yang ditimbulkan :akibat dikeluarkannya peraturan gubernur ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten/Kota (APBK) dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Hal-hal yang belum diatur dalarn peraturan gubernur ini, diatur lebih lanjut oleh keputusan gubernur. Pasal 15 Peraturan gubernur ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Aceh. Ditetapkan di Banda Aceh Pada Tanggal 6 April 2011 Gubernur Aceh Dto. Irwandi Yusuf
11
Laporan Utama Prof. Dr. Al Yasa‘ Abubakar, MA, Guru Besar Ushul Fiqih pada Fakultas Syari’ah, dan Direktur Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry.
Terbawa Arus karena Retorika
K
enapa aliran sesat bisa cepat merebak di Aceh? Ini tidak muncul secara tiba-tiba, setidaknya sudah sejak beberapa tahun yang lalu, jadi mem a n g sudah
12
Santunan MEI 2011
berkembang secara perlahan-lahan. Kenapa bisa menarik perhatian generasi muda? Karena meggunakan logika yang relatif bagus dalam arti memukau. Bagus itu kuncinya bukan logika, dia menggunakan retorika yang sekilas nampak kuat dan logis. Tapi sebetulnya bagi orang yang kritis dan punya bahan, penjelasan itu tidak bermanfaat. Tapi bagi orang yang tidak paham, penjelasan ini seolah-olah sudah betul. Saya menamsilkan seperti penjual obat, ketika mendengar dia bicara seolah-olah semua penjelasannya sudah betul. Tapi kalau kita tanya dokter atau mantri, mereka akan menertawakannya, bahkan sebagian penjela-
Laporan Utama san me-reka dengan logika sederhana pun sudah bisa kita patahkan. Saya pernah mendengar penjual obat; “makan obat ini supaya kita jangan sakit,” tapi begitu kita sakit, obat ini tidak boleh dimakan lagi. Dia katakan “sedia payung sebelum hujan,” saya berpikir, kalau sedia payung sebelum hujan, lalu waktu hujan datang tidak boleh pakai payung? Ini contoh yang sederhana, banyak logika dalam Millata Abraham yang seperti ini. Tapi karena anak muda tidak punya basis tentang agama, tidak ada pengetahuannya tentang sejarah Nabi, dan sejarah yang lain, tidak ada pengetahuannya tentang kesalahankesalahan dalam logika. Mereka terbawa arus. Itu satu, kemampuan retorika dari mentor dan juru dakwah Millata Abraham relatif bagus. Kedua, daya tariknya, anak muda ini dibawa langsung ke Alquran, jadi siapa yang tidak senang dengan Alquran, siapa yang berani menolak kalau dibawa ke Alquran. Jadi hampir
semua orang tua pada awal-awalnya sangat senang karena anak-anaknya minta dibelikan tafsir atau terjemah Alquran. Bahkan ada orang tua yang menyatakan sesudah diskusi dengan anaknya justru dia yang terpengaruh. Bukan anaknya yang bisa dia luruskan, dia yang terpengaruh dengan anaknya, ya karena retorika itu tadi. Solusi untuk masalah seperti ini? Kalau saya, kita berikan pendidikan agama yang serius, dan itu jelas tidak cukup dengan sekolah, dua jam pelajaran di sekolah, atau 2 sks selama satu atau dua semester, tidak cukup. Apa mungkin ada juga pengaruh, karena guru-guru kita hanya menjelaskan norma agama, tapi tidak kritis mengajarkan pemikiran-pemikiran tentang agama? Kalaupun dia kritis, dua jam tidak cukup, anak-anak yang terikat Millata Abraham itu hampir setiap minggu berdiskusi, dan rata-rata antara 60 sampai 120 menit, setiap minggu. Mungkin ada alternatif lain Pak?
Kalau saya hanya pendekatan saja, dekati saja mereka, karena anak-anak yang kesitu anak yang kritis. Ada anak yang ketika bertemu dengan saya, saya kasih buku, dia tidak mau baca. Waktu saya tanya, dijawab dia tidak suka baca buku, dia hanya mau membaca buku sekolahnya saja. Tetapi penjelasan dari guru-guru itu dia senangi, karena dia tidak suka baca buku. Jadi terkesan mereka mau istant saja? Ada anak yang suka baca, saya hanya memberi novel kepada dia, lalu dia tanya: “Ustazd, apakah kami juga ujungnya nanti akan seperti dalam novel itu?” Saya katakan: “Kemungkinan iya, karena kan belum jelas kamu mau dibawa ke mana, jadi kenapa harus ngaji yang tidak boleh didengar orang lain, inikan ada sesuatu yang terselubung,” saat ditanya bagaimana jalan keluarnya, saya jawab: “cari saja guru lain yang lebih terbuka, yang tidak mengikat kamu dengan janji atau sumpah yang bermacam-macam.” n jabbar sabil
PERMOHONAN MAAF Bismillahirrahmanirrahim Sehubungan dengan surat keberatan Pimpinan Dayah Budi Malikussaleh Buket Kawat Gampong Buket Kulam Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur Nomor 02/BDM/IV/2011, tanggal 7 April 2011, atas laporan utama Majalah Santunan Edisi Nomor 04, April 2011 tentang, “Stop Aliran Sesat di Aceh”, pada halaman 13 tabel data aliran sempalan Provinsi Aceh tahun 2009, kolom 6, tertulis Tarekat Naqsyabandiyah, beralamat Pondok Pesantren Malikussaleh, Buket Kawat, Kecamatan Idi Cut, Kabupaten Aceh Timur, maka sesuai dengan penjelasan Pimpinan Dayah Budi Malikussaleh Buket Kawat, Gampong Buket Kulam Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur dan dipertegas dengan surat Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur, Nomor Kd.01.04/PP.00.7/639/2010, tanggal 7 April 2011, perihal aliran sesat, bahwa di Aceh Timur tidak ada yang namanya Pesantren Malikussaleh sebagaimana yang dimuat dalam laporan utama majalah ini edisi 04, April 2011. Dari penjelasan Pimpinan Dayah Budi Malikussaleh Buket Kawat, Gampong Buket Kulam Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur, Tgk. Burhanuddin, HS, bahwa pada tahun 1999, di Dayah Budi Malikussaleh yang beliau pimpin pernah dilakukan musyawarah akbar untuk memfatwakan/meluruskan permasalahan aliran Tarekat Naqsyabandiah pimpinan Prof. Dr. Qadirun Yahya yang kemudian keluar fatwa MPU Kabupaten Aceh Timur yang menyatakan ajaran ini menyimpang dari ajaran Islam. Dan dari informasi yang kami peroleh dari Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur, Tgk. Burhanuddin adalah salah seorang ulama Aceh Timur yang selama ini menentang keras setiap bentuk penodaan agama dan aliran sesat di Kabupaten Aceh Timur. Kami memohon maaf kepada Pimpinan Dayah, Majelis Guru, Santri, dan Wali Santri Dayah Budi Malikussaleh, serta kepada pihak-pihak yang merasa tidak nyaman atas pemuatan data tersebut dalam laporan utama Majalah Santunan Edisi 04, April 2011. Semoga Allah swt. memberikan maghfirah, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita sekalian dalam mengemban amanah menjaga Agama Allah (Islam) sampai akhir zaman. Dengan demikian permasalahan ini dianggap selesai. Terima kasih. Billahi fi sabilil haq Wassalam Pimpinan Redaksi Santunan MEI 2011
13
Laporan Khusus KEPUTUSAN BERSAMA GUBERNUR ACEH, PANGLIMA KOMANDO DAERAH MILITER ISKANDAR MUDA, KEPALA KEPOLISIAN DAERAH ACEH, KEPALA KEJAKSAAN TINGGI ACEH, KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA ACEH NOMOR : 450.1/165/2011 NOMOR : KEP/216/IV/2011 NOMOR : KEP/65/IV/2011 NOMOR : KEP-0731N.1/Dsp:5/04/201l NOMOR : KW.01.1/4/HM.00.1/766/2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN ALIRAN MILLATA ABRAHAM DI ACEH GUBERNUR ACEH, PANGLIMA KOMANDO DAERAH MILITER ISKANDAR MUDA, KEPALA KEPOLISIAN DAERAH ACEH, KEPALA KEJAKSAAN TINGGI ACEH, KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA ACEH, Menimbang : a. bahwa hak beragama adalah hak asasi manusia yang paling hakiki dan negara menjamin kemerdekaan setiap warga negara untuk memeluk dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya; b. bahwa setiap orang dilarang dengan sengaja menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan untuk melakukan penafsiran suatu agama atau kepercayaan, atau melakukan kegiatan yang menyerupai aktifitas keagamaan atau kepercayaan dan penafsiran yang menyimpang dari aqidah dan syariat agama Islam dan/atau agama lainnya; c. bahwa Pemerintah Aceh sebagaimana dimaksud daiam Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan pasal 16 ayat (1) huruf c, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, wajib memelihara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d. bahwa Aliran Millata Abraham dinilai bertentangan dengan ajaran Islam sesuai dengan fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Nomor 04; Tahun 2007 tentang Pedoman Identifikasi Aliran Sesat, serta telah meresahkan kehidupan masyarakat beragama dan mengganggu ketertiban umum di Aceh; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d perlu menetapkan dalam suatu keputusan bersama; Mengingat:
Menetapkan
KESATU
14
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembetukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara; 3. Undang-Undang Nomor 1/PnPs/1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama jo UndangUndang Nomor 5 Tahun 1969 tentang Pernyataan Berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden sebagai Undang-Undang: 4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 fentang Organisasi Kemasyarakatan; 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun1999 tentang Hak Asasi manusia; 6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh; 7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 8. Undang-Undang Nomor l6 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia; 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perusahaan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah: 10. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia; 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik; 12. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1986 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan; 14. Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1979 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyiaran Agama dan Bantuan Luar Negeri kepada Lembaga Keagamaan di Indonesia; 15. Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor Kep-004/J.A/01/1994 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM); 16. Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Pendirian Rumah Ibadah; MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN BERSAMA GUBERNUR ACEH, PANGLIMA KOMANDO DAERAH MILITER ISKANDAR MUDA, KEPALA KEPOLISIAN DAERAH ACEH, KEPALA KEJAKSAAN TINGGI ACEH, KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA ACEH TENTANG LARANGAN KEGIATAN ALIRAN MILLATA ABRAHAM DI ACEH. : Memberi peringatan dan melarang warga masyarakat untuk menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan kepada Aliran Millata Abraham dan melakukan penafsirian tentang agama Islam dan/atau agama lainnya yang dianut di Aceh atau melakukan kegiatan keagamaan, yang menyimpang dari aqidah dan syariat Agama Islam dan/atau agama lainnya. Santunan MEI 2011
Laporan Khusus KEDUA
: Memberi peringatan dari memerintahkan kepada penganut, anggota, dan/atau pengurus Aliran Millata Abraham untuk menghentikan penyebaran penafsiran dari kegiatan yang menyimpang dari aqidah dan syariat Agama Islam dan/atau agama lainnya. : Penganut, anggota, dan/atau pengurus Aliran Millata Abraham yang tidak mengindahkan peringatan, larangan dan perintah sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dan diktum KEDUA dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. : Menghimbau dan memperingatkan masyarakat untuk menjaga dan memelihara kerukunan umat beragama serta ketenteraman dan ketertiban kehidupan bermasyarakat dengan tidak meIakukan perbuatan dan/atau tindakan melawan hukum terhadap penganut, anggota, dan/atau pengurus Aliran Millata Abraham. : Warga masyarakat yang tidak mengindahkan peringatan, larangan dan himbauan sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dan diktum KEEMPAT dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. : Memerintahkan kepada Tim Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) dan Komunitas Intelijen Daerah (Korninda) untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan bersama ini. : Memerintahkan Kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh bersama Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh untuk melakukan pembinaan dan bimbingan kepada seluruh penganut, anggota, dan/atau pengurus Aliran Millata Abraham. : Keputusan Bersama ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM KETUJUH KEDELAPAN
Ditetapkan di Banda Aceh pada tanggal 6 April 2011
PANGLIMA KOMANDO DAERAH MILITER ISKANDAR MUDA
GUBERNUR ACEH
DTO
DTO
ADI MULYONI MAYOR JENDERAL TNI
IRWANDI YUSUF
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH ACEH
KEPALA KEJAKSAAN TINGGI ACEH
DTO
DTO
DRS. ISKANDAR HASAN, S.H., M.H INSPEKTUR JENDERAL POLISI
MUHAMMAD YUSNI, S.H., M.H JAKSA UTAMA MUDA
KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA ACEH
DTO
DRS. H. A. RAHMAN TB, Lt.
Salinan Keputusan Bersama ini disampaikan kepada: 1. Presiden Republik Indonesia; 2. Menko Polhukam Republik Indonesia: 3. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia; 4. Menteri Pertahanan Republik lndonesia; 5. Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia; 6. Menteri Agama Republik Indonesia; 7. Panglima Tentara Nasional Indonesia; 8. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 9. Jaksa Agung Republik Indonesia; 10. Ketua DPR Aceh; I1. Bupai/Walikota se-Aceh; dan 12. Ketua MPU Aceh.
Santunan MEI 2011
15
Ruang Hazawa
Ibadah Haji Bulan Oktober 2011 M/ 1432 H Jumlah Kuota Haji Aceh Tahun 2010 M/ 1431 H lalu, seluruhnya berjumlah 4.163 orang yang terbagi dalam 13 Kelompok Terbang (Kloter). Dengan Biaya Perjalanan Haji (BPIH) Tahun 2010 sebesar 3.147 US Dolar atau lebih kurang Rp. 28 juta. Sebelumnya Kemenag menetapkan kouta Haji Aceh tahun 2010 sebanyak 3.599, namun kemudian terjadi penambahan sebanyak 488 orang. Sesuai Keputusan Menteri Agama RI No. 29 Tahun 2011, tanggal 9 Maret 2011, Tentang Penetapan Kuota Haji Tahun 1432 H/2011, Provinsi Aceh mendapat kuota sebanyak 3.924 orang dengan perincian 3.888 orang Jamaah Haji, dan 36 orang Petugas Daerah. Total Kuota Haji Nasional untuk Tahun 2011 adalah 211.000 orang Jamaah, dengan perincian 194.000 jamaah untuk haji regular dan 17.000 jamaah untuk haji plus. Terkait pernyataan Menteri Agama RI. H. Suryadharma Ali, (5/2) di Takengon, Aceh Tengah, saat membuka MUSWIL PPP Aceh, yang menyetujui usul Wagub Aceh untuk menambah kuota Haji Aceh menjadi 5000 orang, hal ini akan dapat terealisir jika terjadi penambahan kuota Jamaah Haji Indonesia yang telah diajukan Menteri Agama kepada Pemerintah Arab Saudi. Kita berdoa dan berharap janji Menag ini bisa terwujud. Sehingga sedikit mengurangi jumlah waiting list Aceh. Berdasarkan Peraturan Derektur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D/1 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pendaftaran Jamaah Haji Khusus, maka mulai 1 April 2011 pendaftaran haji khusus dilakukan melalui Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kementerian 16
Agama masing-masing provinsi. Syarat-syarat pendaftaran Haji Khusus: a. Surat Keterangan Sehat Jasmani dan Rohani dari dokter b. Fotokopi KTP yang masih berlaku c. Fotokopi KK yang masih berlaku d. Fotokopi akte kelahiran atau buku nikah atau ijazah e. Surat Keterangan Pilihan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dari PIHK yang memiliki izin dari Menteri Agama dan memiliki PIN dari Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah f. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 3x4 cm sebanyak 10 lembar dengan latar belakang putih dan tampak wajah 70%-80%. g. Bagi yang telah memiliki paspor, maka syarat huruf (c) dan (d) dapat diganti dengan fotokopi paspor yang masih berlaku. Tahapan Pendaftaran Haji Khusus a. Calon Jamaah Haji Khusus harus datang sendiri dan menyerahkan semua persyaratan ke bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh dan mengisi blanko yang disediakan. b. Calon Jamaah Haji Khusus melakukan pembayaran setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Khusus ke rekening Menteri Agama pada Bank Penerima Setoran yang ditunjuk oleh Menteri Agama. c. Menyerahkan bukti setoran awal BPIH Khusus kepada Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah d. Dalam hal berhalangan, Calon Jamaah Haji Khusus dapat menguasakan kepada PIHK pilihannya. Untuk Penyelenggaraan Haji Tahun 1432 H/ 2011 M, dijadwalkan Jamaah Santunan MEI 2011
Calon Haji Kloter 1 akan mulai masuk Asrama Haji pada Tanggal 1 Oktober 2011, dan diberangkatkan ke Arab Saudi pada tanggal 2 Oktober 2011. Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D/43 Tahun 2011 tanggal 11 Februari 2011 tentang Penetapan Seragam Batik Jemaah Haji Indonesia, dan Nomor D/68 Tahun 2011 tanggal 14 Februari 2011 Tentang Pedoman Seragama Batik Jamaah Haji Indonesia, maka untuk musim haji Tahun 1432 H / 2011 M, Jamaah Haji Indonesia akan menggunakan seragam batik warna hijau toska dengan motif berwarna ungu. Produksi dan distribusi seragam batik haji dilaksanakan oleh perusahaan UKM yang telah mendapat izin hak cipta dari Menteri Agama, sampai saat ini tercatat sudah 14 UKM yang mendapat izin hak cipta tersebut. Terkait dengan besaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 2011, sampai saat ini masih dilakukan pembahasan antara pemerintah diwakili Kementerian Agama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Kakanwil Kementerian Agama, Drs. H. A Rahman TB, Lt, berharap semoga besaran BPIH Tahun 2011 tidak jauh berbeda dengan BPIH Tahun 2010, sehingga tidak terlalu membebani Jamaah Calon Haji. Pun demikian, Penetapan besaran BPIH akan ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI, untuk selanjutnya jamaah haji yang masuk dalam porsi keberangkatan tahun 2011 dapat melakukan pelunasan sisa BPIH sesuai jadwal dan ketentuan yang diatur dalam Keputusan Presiden tersebut. Kepres tentang penetapan BPIH ini, insyaallah dalam waktu dekat akan turun. njun
Ruang Pekapontren
Laporan Zarkasyi
Ampun, demikian kata yang terucap saat seseorang menyadari kesalahan. Namun, kata “ampun” takkan terucap dari orang yang dibutakan oleh kesesatan, ditambah egoisme. Meski ia tahu bahwa kebenaran akan datang dan kebathilan akan kalah. “Ampun” pula yang akan terucap jika melihat kondisi negeri bersyariat (Aceh) sekarang. Kok bisa ada orang yang mengatakan tidak perlu salat, bahkan syirik mendengar panggilan adzan, Subhanallah! Kita bermohon kepada rabb, agar saudara kita yang telah terlanjur menganut pahampaham ‘nyeleneh’ menyesatkan, segera diberi hidayah, bertaubat dan mengamalkan kembali syariat sesuai dengan ketentuan. Salah satu penyebab sesatnya muslim adalah dangkalnya pemahaman tentang Islam. Akibatnya, jika ada yang menyodorkan kajiankajian keislaman yang dibungkus dengan retorika menarik, maka orang yang malem pateun (dangkal pemahaman) akan mudah ‘terbuai’ sehingga menerimanya sebagai kebenaran. Di samping itu, intensitas kajian keislaman pun terbilang kurang, bahkan masyarakat kita pun menganggap enteng pendidikan agama. Bahkan timbul asumsi pada sebagian orang, bahwa belajar pendidikan agama di pondok pesantren tidak memiliki masa depan. Menyikapi hal ini, pesantren sebagai institusi pendidikan pun dituntut untuk menjadi lembaga pendidikan yang layak jual (marketable), menarik dan digemari. Pesantren sebagai institusi pendidikan tidak hanya menjadi lembaga pengisi keilmuan kognisi para santri, tapi juga mewarnai sisi afektifnya, sehingga kasus Senior
Jak Beut Lom versus junior seperti di IPDN tidak terjadi di pondok pesantren. Hal lain yang menjadi tuntutan adalah tengku rangkang yang menjadi pengajar pada dayah tidak hanya berperan sebagai pengajar, tapi pendidik yang kesehariaanya itu menjadi tauladan. Dalam sejarah, meunasah di Aceh berperan sebagai institusi pendidikan, memberikan pendidikan dasar Islam bagi anak-anak gampong. Bakda salat maghrib, meunasah bak sekolah jaman
sekarang, suara lantunan kalam ilahi dan syarahan kitab Masa’ilal, Bidayah, dan Kitab Lapan terdengar di setiap lorong gampong. Namun, kondisi ini hanya menjadi kenangan manis, tidak ada lagi pengajian bakda maghrib. meunasah sunyi senyap. Perlu diingat, pengajian bakda maghrib tidak hanya untuk anak-anak, tapi orang dewasa pun membutuhkan siraman rohani untuk dapat memberikan pencerahan bagi anakanaknya. Ini sesuai dengan amaran orang-orang tua tempo dulu. Dalam hadih maja dikatakan “menyoe tatu‘oh Santunan MEI 2011
peulaku, boh labu jeut keu asoe kaya, menyoe hana tatu‘oh peulaku aneuk tengku jeut keu beulaga” (Jika pandai mengolahnya, buah labu pun bisa dibuat srikaya, jika tidak, anak ulama pun akan menjadi penjahat). Di sisi lain, aliran sesat yang kini mencuat di Aceh juga disebabkan oleh faktor ekonomi. Bahkan seperti dilansir Harian Serambi Indonesia, pengikut aliran sesat digaji belasan juta rupiah. Angka nominal yang mengalahkan gaji anggota Dewan. Jika ini masalahnya, maka benar apa yang telah dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib bahwa Kemisikinan dekat sekali dengan kekufuran. Jika ini latarnya, maka perbaikan pun mutlak diperlukan. Terutama agar institusi pendidikan semisal dayah -di samping memberi pendidikan Agama- juga memberikan skill yang akan menghasilkan uang, sehingga dapat membantah asumsi hadih maja berikut: “menyoe tapateh haba kitab, u tupee kab han meuteume rasa“ (jika beramal sesuai aturan hukum, maka apapun tidak akan kita dapatkan). Upaya menciptakan pesantren dengan metode pengajaran yang menarik dan juga tidak semudah membalik telapak tangan. Dibutuhkan waktu dan dukungan yang cukup untuk menciptakan pesantren perfect. Sepertinya, pranata pendidikan kita sekarang telah hancur, keluarga, masyarakat, dan institusi pendidikan tidak jalan seiring. Seharusnya kita sama-sama melakukan aksi penertiban pendidikan. Jika kita ingin aliran sesat tidak menyebar di Serambi Mekkah, maka jak beut merupakan kewajiban yang harus didukung semua pihak, baik jak beut di meunasah, maupun jak meudagang di dayah. n 17
Ruang Urais
Laporan Alfirdaus Putra
Urais “Berbenah” *Nilai Akuntabilitas KUA 4,3
Senin, 25 April 2011 Bidang Urusan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh mengalami pergantian para “Komandan” di setiap seksi yang ada di dalamnya, pelantikan sekaligus pengukuhan ini langsung dilakukan oleh Ka. Kanwil kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. dalam amanatnya Ka. Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh menyebutkan bahwa pergantian ini untuk mengisi kekosongan, penyegaran dan peningkatan kinerja di lingkungan Kementerian Agama. Beliau mengharapkan “good service” kepada masyarakat dengan peningkatan kinerja yang lebih baik dalam rangka reformasi birokrasi harus berbentuk grafik meningkat. Hal ini ditekankan supaya penilaian dari masyarakat maupun pihak atasan di Kementeian Agama Republik Indonesia semakin baik. Pergantian para “pemain” ini diharapkan mampu melanjutkan kinerja baik yang sebelumnya telah di lakukan oleh para kasi pendahulu, dalam penilaian Bapak Ka.Kanwil, keadaan KUA Kecamatan yang sebelumnya suram, dalam dua tahun ini menunjukan peningkatan yang signifikan, penyelesaian administrasi nikah dan pembagian buku nikah kepada pasangan pengantin semakin cepat, selain dari pada itu, Biaya pencatatan nikah tidak lagi mengendap di KUA maupun Kemenag Kabupaten/Kota, tetapi disetor langsung ke kas Negara untuk dicairkan kembali sebanyak 80% sebagai PNBP. “Keberhasilan ini harus dipertahankan dan terus ditingkatkan dengan terobosan-terobosan baru, tentunya selama sesuai dengan peraturan.” harap Ka.Kanwil dalam amanatnya. Diantara mereka yang dilantik adalah T. Ahmad, S.Ag sebagai Kasi Kepenghuluan, Muzakkir, S.Ag, sebagai Kasi Pengembangan kemitraan Umat, Sayyed Khuwailid, S.Ag. sebagai Kasi Produk halal, Drs. H. Cut Ali, MM. sebagai Kasi Bina Ibadah Sosial, dan Dra. Hj. Zuryani dikukuhkan kembali menjadi Kasi Pengambangan keluarga sakinah, sedangkan Drs. H. Bukhari, MA, yang sebelumnya menjadi Kasi Produk halal menjadi kasi Pengembangan Kemasjidan 18
pada Bidang Penamas kanwil kementerian Agama Provinsi Aceh. • Nilai Akuntabilitas KUA 4,3 Kepala Bidang Urusan Agama Islam, Drs. H. Ridwan Qari, yang dihubungi melalui jaringan selular mengucapkan selamat atas pelantikan para Kepala Seksi di Bidang urusan Agama Islam dan mengharapkan para panglima yang baru ini mampu meningkatkan kualitas umat Islam secara menyeluruh di wilayah kerja Kementerian Agama Provinsi Aceh. Peningkatan ini meliputi seluruh aspek keislaman, seperti pembinaan syariah, ibadah sosial kemasyarakatan, halal haram, serta keluarga sebagai awal mula pendidikan yang benar bagi generasi muda penerus estafet kepemimpinan. “Kitalah yang harus memikirkan umat Islam, kalau bukan kita, siapa lagi?, karena kita sekarang di Bidang Urusan Agama Islam,” tuturnya sembari tertawa kecil. Ridwan juga menyebutkan bahwa hasil audit Tim irjen Kementerian Agama Republik Indonesia pada bulan Maret dan April yang lalu menempatkan KUA kecamatan sebagai salah satu instansi yang memperoleh nilai akuntabilitas rendah, yaitu 4,3 dari nilai minimal 7, angka ini menurut TIM Audit Irjen Kemenag RI diperoleh karena akuntabilitas KUA Kecamatan masih rendah meliputi proses pelayanan kapada masyarakat yang belum memiliki prosedur yang tetap dan transparansi dalam rangka reformasi birokrasi belum maksimal dilakukan. Beliau juga menyampaikan bahwa untuk peningkatan nilai akuntabilitas ini, Kementerian Agama Provinsi Aceh akan merealisasikan program transparansi pelayanan dengan menempelkan spanduk ajakan pencatatan nikah dan biayanya di depan Kantor Urusan Agama Kecamatan. “Hasil koordinasi dengan Ka. Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, insyaallah spanduk tersebut akan mulai dipajang pada tanggal 1 Mei ini.” ujarnya yang ketika dihubungi sedang transit di Medan untuk mengikuti Acara Sosialisasi PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri di Provinsi kelahiran Buya Hamka, Sumatera Barat. n
Santunan MEI 2011
Ruang Penamas
Laporan Azhar
Maret sampai April Penamas Selenggarakan Tiga Kegiatan
Bidang Penamas Kanwil Kemenag Aceh menyelenggarakan Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Lembaga Dakwah (FKLD) dan Lembaga Pendidikan Pengamalan Agama (LP2A) pada hari Minggu sampai Rabu, tanggal 3-6 April lalu. Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel OASIS ini diikuti oleh 30 orang peserta dari seluruh Aceh. Hadir sebagai pemateri, antara lain Prof. Dr. Al Yasa’ Abubakar yang membahas tentang Pengembangan Kesolehan Umat melalui FKLD dan LP2A. Prof. Al Yasa’ menyampaikan keprihatinannya atas fenomena terkini di Aceh. Kemunculan aliran sesat merupakan
fakta kurang berhasilnya dakwah belakangan ini. Dari itu diharapkan FKLD dan LP2A dapat melaksanakan perannya secara maksimal. Hal lain yang juga disorot adalah tentang persatuan umat. Drs. Zuardi Zain yang menyampaikan materi Peran Pemuka Agama dalam Mempersatukan Umat menyampaikan kiat-kiat dalam melaksanakan amanah di bidang persatuan umat. Ketua panitia pelaksana, H. Azhar, MA menyatakan, kegiatan ini diselenggarakan sebagai wadah bagi evaluasi perkembangan dakwah di tengah umat. Kegiatan ini telah menghasilkan tiga poin penting, Santunan MEI 2011
pertama persiapan untuk segera membentuk FKLD dan LP2A di setiap kabupaten/kota. Kedua, segera mengusulkan kepengurusan untuk di-SK-kan oleh pejabat berwenang, dan ketiga, perlunya peningkatan pemahaman dan kesamaan visi dan misi FKLD dan LP2A seluruh kabupaten/kota di seluruh Aceh. Setelah itu pada tanggal 10-13 April 2011, Bid. Penamas Kanwil Kemenag Aceh melaksanakan Orientasi Da’i Perbatasan. Di antaranya, Prof. Dr. Rusjdi Ali Muhammad hadir sebagai pemateri. Selaku Kepala Dinas Syariat Islam beliau sangat mengharapkan peran maksimal dari para Da’i Perbatasan, mengingat beratnya tantangan dakwah bagi Aceh akhir-akhir ini. Sebelumnya pada tanggal 24-26 Maret 2011, Bid. Penamas telah menyelenggarakan pelatihan tajhiz mayat. Drs. Bentara Ilham, MA, hadir sebagai pemateri, sekaligus instruktur dalam praktik tajhiz yang secara langsung melibatkan peran peserta. n
19
Ruang Penamas
Laporan Mulyadi Catatan dari Diklat Penyuluh Tingkat Mahir di Jakarta
Penyuluh Ujung Tombak Kementerian Agama
Penyuluh merupakan ujung tombak Kementerian agama, demikian ditegaskan Direktur Penamas Kementerian Agama RI, Dr. Ahmad Jauhari, pada acara Diklat Fasilitator Penyuluh Agama Islam Tingkat mahir yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 11 sampai 20 April 2011 lalu. Menurutnya, penyuluh menghadapi berbagai karakter masyarakat dalam menjalankan tugasnya, sehingga diperlukan skill yang memadai. “Penyuluh berhadapan langsung dengan masyarakat lapisan paling bawah, berbeda dengan guru dan KUA yang berada di satu komunitas, untuk itu kita akan berusaha meningkatkan taraf hidup penyuluh di masa yang akan datang,” tegasnya. Acara pelatihan tersebut diadakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan 20
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama RI. Kegiatan yang berlangsung di gedung LPMP DKI Jakarta, di Pasar Minggu, Jakarta selatan tersebut diikuti oleh 70 penyuluh agama Islam dari 33 Provinsi di Indonesia. Dari Aceh hadir H. Khalid Wardana, S.Ag dari Aceh Besar, dan Zulkarnaini, MA dari Banda Aceh. Diklat yang berlangsung selama 10 hari tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh agama Islam dengan pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan tugasnya masing-masing. Acara tersebut dibuka oleh Kepala Balitbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Drs. H. Praptono Zamzam, M.Si, dengan kandungan materi hingga 106 jam pelajaran, yaitu kelompok dasar yang terdiri dari materi UUD 1945, gender dan UU perlindungan anak, kebijakan kediklatan di lingkungan Kementerian Agama, kebijakan Kementerian Agama tentang pembinaan jabatan fungsional, dan pembinaan kehidupan beragama. Selanjutnya kelompok inti terdiri dari, analisis teks dan konteks regulasi jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan angka kreditnya, analisis dakwah antar bangsa, teknik penulisan karya tulis ilmiah, tafsir maudhu’i, takhrij hadits, metode, dan media penyuluhan agama, perubahan sosial keagamaan, Santunan MEI 2011
psikologi penyuluhan agama, wirausaha dan ekonomi kreatif, pendidikan karakter dan budaya bangsa, andragogi dan microteaching. Sedangkan kelompok penunjang terdiri dari, Building learning commitment, perencanaan tindak lanjut dan diskusi, serta orientasi, dan studi lapangan. Turut memberikan materi pada acara tersebut Direktur Penamas Kementerian agama RI, Dr. Ahmad Jauhari, dan Kasi Majelis Taklim dan lembaga dakwah, Drs. H. Musta’in, MM. Dr. Ahmad Jauhari mengaku terkejut ketika mendengar keluhan penyuluh di lapangan, karena berbagai perkembangan penyuluh di seluruh Indonesia selama ini tidak semuanya sampai kepadanya. Seperti kasus penyuluh yang hingga lima tahun tidak naik pangkat. Di hari terakhir kegiatan, penyuluh dari 33 Provinsi berdelegasi ke kantor Kementerian Agama RI untuk menyampaikan rekomendasi yang dihasilkan selama acara, yaitu, usulan supaya dibentuk Pokjaluh tingkat Provinsi dan tingkat Nasional, mengupayakan transportasi untuk penyuluh agama, mempercepat sertifikasi penyuluh agama, pengangkatan Kasi Penamas harus dari unsur Penyuluh, menganggarkan dana untuk operasional Pokjaluh. n mulyadi nurdin/khalid wardana
Ruang KUB
Laporan Khairuddin
Pembekalan Pemuda dan Remaja dari Pengaruh Aliran Sesaat
K
antor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh memfasilitasi dialog intern umat beragama Islam Tahun 2011 dengan Tema Membekali Pemuda dan Remaja dari Pengaruh Aliran Sesat. Dialog ini diikuti 60 orang peserta dari seluruh Aceh yang mewakili siswasiswi Madrasah Aliyah sejumlah 25 orang, 24 orang siswa-siswi Sekolah Menengah Atas dan sederajat, serta 11 orang perwakilan mahasiswa. Maksud dari pelaksanaan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman, pembekalan dan upaya mengantisipasi persoalan aliran sesat dan pendangkalan aqidah kepada generasi muda Islam yang akhir-akhir ini menjadi masalah penting di Provinsi Aceh. Disamping itu, pemerintah melalui Kementerian Agama sebagai fasilitor, juga berkepentingan untuk menyerap informasi dan pandangan generasi muda Islam di Provinsi Aceh tentang kondisi kehidupan umat beragama selama ini, yang nantinya dapat dijadikan bahan acuan perumusan kebijakan dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas pelayanan kehidupan beragama dan dalam rangka menjaga keharmonisan hidup umat beragama. Narasumber pada kegiatan ini terdiri dari para ahli dan tokoh agama, dan praktisi di bidangnya, yaitu: Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh dengan materi Kebijakan Kementerian Agama di Bidang Pembangunan Agama dan Kerukunan Umat Beragama. Prof. Dr. H. Muslim Ibrahim, MA, Ketua MPU Aceh dengan materi Mengenal dan Memahami Aliran Sesat. Drs. H. Hasanuddin Yusuf Adan, MA, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Aceh, dengan materi Mengantisipasi
Pendangkalan Akidah dan Aliran Sesat. Drs. H. Ridwan Qary, Kepala Bidang Urusan Agama Islam pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, dengan materi Ghazwul Fikri dan Pengaruh Globalisasi bagi Generasi Muda Islam. Dan Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal, SE, Wakil Walikota Banda Aceh dengan materi Peran Aktif Pemerintah dalam Penanganan Aliran Sesat. Dialog berlangsung dengan hangat dan dinamis mulai tanggal 28 – 30 Mei 2011, bertempat di Hotel Kuala Radja Banda Aceh. Di akhir kegiatan, para peserta merumuskan pernyataan sikap yang antara lain 1) Membantah bahwa para siswa dan mahasiswa terlibat dalam penyebaran aliran sesat, padahal yang ikut terpengaruh tersebut hanyalah segelintir siswa dan mahasiswa saja; 2) Beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada Agama Islam, mencintai rasulullah Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul Penutup, mengamalkan Santunan MEI 2011
Al-Quran dan Hadis, mencintai dan berbakti kepada orang tua, guru dan dosen; 3) mendukung dan mendorong pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten / kota untuk secara aktif memberantas aliran sesat di Aceh. Ketua Panitia Dialog, Juniazi, S.Ag menjelaskan, kegiatan ini difokuskan kepada para pelajar dan mahasiswa, karena mereka dinilai sebagai objek yang paling rentan dipengaruhi oleh para penyebar aliran sesat seumpama Millata Abraham. ”Remaja dan pemuda hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang. Jadi bila mereka sudah sesat, dapat dibayangkan wajah Aceh di masa mendatang. Untuk itu kita membekali mereka supaya tahan godaan dan pengaruh aliran sesat, sekaligus dapat men-sharing ilmu dan pengalaman barunya sekembali ke sekolah, madrasah dan kampus masingmasing.” Pungkas Juniazi. n aba 21
Ruang Mapenda
Laporan Taharuddin
Madrasah dalam Taman
S
ekolah dalam Taman belum menjadi istilah dalam penataan lingkungan sekolah atau madrasah di Indonesia atau Aceh khususnya. Berhubungan dengan tata lingkungan sekolah ini, di Indonesia muncul beberapa istilah seperti adiwiyata, green school, dan usaha kesehatan sekolah serta beberapa nama lain yang dimunculkan oleh organisasi asing. Sementara Sekolah dalam Taman praktisnya belum menjadi istilah dalam sosialisasinya, apalagi kalau untuk diperlombakan. Selain sekolah dalam taman, ada juga istilah lain yang belum begitu dipopulerkan, yaitu sekolah dalam hutan. Karena sekolah dalam hutan berkonotasi semraut dan tidak rapi, tentu akan ngeri kedengarannya jika dimaknai secara hakekatnya. Tetapi Hutan Taman Kota menjadi primadona dalam memberikan daya tarik sebuah kota bagi masyarakat untuk menikmati hawa dan kesegaran udara di tengah kota yang bising dan berpolusi... Istilah Sekolah dalam Taman dapat ditemui dalam bacaan-bacaan pelestarian lingkungan sekolah di Malaysia. Sekolah dalam Taman berbeda dengan Taman dalam Sekolah. Artinya kalau Sekolah dalam Taman bermakna gedung sekolah atau proses belajar didekorasikan sedemikian dan dilaksanakan dalam taman. Bayangannya gedung sekolah, kelas, kantor, kantin semua berada dalam taman. Sementara Taman dalam Sekolah bermakna ada beberapa sisi atau space ruangan atau halaman yang ditumbuhi atau 22
ditanami dengan tanaman-tanaman. Walau juga tanpa kita sadari kemudian akan memunculkan sekolah dalam taman. Mana yang lebih bagus cara pandangnya? Sekolah dalam Taman, akan memberikan cara pandang bagaimana upaya sekolah untuk menceriakan, memberikan kesegaran dan memperindah tata ruang sekolah. Misalnya tanaman pot bugenvile melingkari kelas, atau kantin atau ruang pengamanan (Satpam). Kantin sekolah jarang-jarang terlihat berada dalam taman. Barangkali yang sering dilihat adalah kantin dalam sampah, dalam plastik dan hawa bau menyengat. Sekolah dalam Taman memberikan daya tarik dan memberlajarkan kita tentang alam. Saat siswa duduk di antara pohon-pohonan atau tanaman bunga, dapat menumbuhkan imajinasi Santunan MEI 2011
dan inspirasi. Pandangannya tidak dengan satu warna tetapi bebagai berwarna yang dapat menyejukkan mata. Kapan madrasah-madrasah kita berada dalam taman. Syukur kalau warga madrasah telah berupaya untuk menciptakan sekolah taman dan kemudian terus melestarikannya. Tetapi yang masih madrasahnya berada dalam lapangan? Dalam rerumputan yang tidak terurus? Mudah-mudahan tulisan ini menumbuhkan semangat untuk membelajarkan siswa melalui taman. Ketika penduduk syurga, ternyata dalam banyangan kitab suci Alquran tidak terlepas dari keindahan lingkungan. Mata air, sungai-sungai, taman-taman cukup memberikan warga syurga untuk betah di dalamnya. Terkesan merancang sekolah/madrasah dengan berbagai tanaman akan terkesan mewah, megah dan elegan yang dapat mengeruk jutaan rupiah. Tanaman tumbuh karena kehendak Tuhan. Banyak sekolah atau madrasah, tanaman atau bunga-bunganya tumbuh oleh sebab kemauan Kepala Sekolah dan seluruh warga madrasahnya. Dalam perencanaan strategi mungkin belum banyak terpikirkan taman sekolah. Akibatnya banyak tidak terpedulikan keberadaan lingkungan sekolah ini. Change the invironment to change the people inside. Change the invironment, you change the people. Lingkungan sekolah dapat menjadi shahabat kepala sekolah untuk menyatukan persepsi dan menyamakan visi warga madrasahnya. n
Peristiwa
Sosialisasi BOS 2011 di Aceh Timur Santunan – Langsa. Bertempat di Hotel Harmoni Langsa, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur, Sabtu (29/03) melalui Seksi Mapendais mengadakan sosialisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi kepala madrasah, bendahara dan waspendais. Kali ini, kegiatan sosialisasi BOS yang diikuti oleh ratusan peserta tersebut agak sedikit berbeda, karena dipusatkan di Aula Hotel Harmoni (salah satu Hotel Berbintang di Langsa). Acaranya yang berlangsung selama satu hari penuh itu, mengusung tema ”Melalui Sosialisasi BOS pada Madrasah Kita Wujudkan Pengelolaan Keuangan Yang Efektif, Transparan dan Akuntabel.” Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur Drs. H. Faisal Hasan, dalam sambutannya menyampaikan, ”Pelaksanaan sosialisasi BOS ini sangat bermanfaat sekali bagi peserta untuk memadukan pemahaman yang diketahui dengan ilmu atau informasi baru yang didapatkan dalam mengelola dana BOS sebagai manifestasi peningkatan kualitas proses pembelajaran
sehingga mutu pendidikan meningkat. Di samping itu, dengan adanya sosialisasi ini diharapkan kepada Kepala Madrasah dan Bendahara dapat mengelola dana BOS dengan baik dan betul-betul dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.” Menurut Kasi Mapenda, Fadli, S.Ag, mulai dari tahun 2010 dan tahun 2011, dana BOS untuk Madrasah Negeri (MIN/MTsN) disalurkan langsung melalui DIPA Satker masing-masing, sedangkan untuk madrasah swasta (MIS/ MTsS) masih seperti biasa yaitu melalui Kanwi Kemenag Provinsi. Dengan berbedanya penyaluran tersebut tentu
terjadi perubahan pula dalam prosedur pencairan dan pengamprahannya. Dalam sosialisasi BOS itu dijelaskan prosedur yang harus dilakukan pihak madrasah penerima dana tersebut serta penyalurannya. Dalam sosialisasi ini menghadirkan sejumlah pemateri. Lebih lanjut dijelaskan Fadli, dana BOS menurut buku panduan bisa digunakan untuk keperluan daya dan jasa, perbaikan, dan pemeliharaan serta pembinaan siswa, pantauan, pengawasan, dan pelaporan. Dana itu di antaranya bisa dipergunakan untuk membeli buku pelajaran pokok dan buku penunjang perpustakaan, membayar biaya ujian sekolah, biaya ulangan umum bersama atau biaya ulangan harian. Dana BOS juga bisa digunakan untuk membeli bahan-bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur, pensil, bahan praktikum, membayar biaya perawatan ringan, membayar jasa dan daya, honorarium guru dan tenaga pendidik honorer, serta kegiatan kesiswaan. nmuslim/biro aceh timur
UN Mendatang, Rencana 20 Paket Soal Santunan – Bireuen. Berbagai cara terus diusahakan untuk memini-malisir kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) ditingkat MA dan MTs. Di antaranya memperbanyak paket soal ujian nasional sebanyak 20 paket dalam satu ruang yang direncanakan untuk pelaksanaan UN tahun mendatang. Demikian disampaikan oleh Kasi Pengawasan dan Kurikulum Kanwil Kementrian Agama Propinsi Aceh Drs. H. Abdurrahman Hanafiah pada acara silaturrahmi dengan Kepala dan Dewan guru MIN Cot Meurak Bireuen, Rabu (20/4) di ruang MIN Cot Meurak Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Dikatakannya dulu dalam satu ruang ujian yang diikuti oleh 20 peserta dibagikan dua paket soal yang berbeda antara satu paket dengan yang lainnya
sekarang diubah menjadi lima paket soal yang berbeda, untuk tahun mendatang direncanakan menjadi 20 paket soal ujian, artinya tiap peserta ujian mendapat soal yang berbeda beda dengan peserta lainya sehingga diharapkan bisa mengurangi kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Berbagai kecurangan yang dimaksud diantaranya adalah berupa aksi bagi bagi jawaban yang sering dilakukan peserta ujian secara sembunyi sembunyi atau melihat jawaban peserta lainnya manakala pengawas lengah. Dalam acara silaturrahmi tersebut Abdurrahman mengajak kepala sekolah dan seluruh dewan guru untuk memajukan MIN Cot Meurak Bireuen. “Sangat memungkinkan madrasah ini menjadi MI favorit baru di Bireuen, jika Kepala Santunan MEI 2011
Madrasah, Dewan Guru serta Komite mempunyai keinginan yang sama apalagi letak madrasah yang sangat strategis,” katanya memberi semangat. Sebelum acara mulai Abdurrahman menyempatkan diri masuk ke salah satu kelas untuk melihat proses kegiatan belajar mengajar, bahkan Abdurrahman juga berdialog dengan murid menanyakan kesiapan mengikuti UN, serta memotivasi murid untuk lebih giat belajar dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin guna mengulang ulang pelajaran dan membaca soal soal ujian tahun lalu demi sukses ketika mengikuti ujian akhir yang waktunya sudah dekat. “Walaupun hari libur tapi murid tidak boleh libur belajar,” demikian nasehat Abdurrahman. nnajib/biro bireuen 23
Peristiwa
Lewat Maulid Nabi Bentengi Umat dari Aliran Sesat Santunan – Kuala Simpang. Kepala Bidang Pekapontren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, H. Abrar Zym, S.Ag mengatakan bahwa dalam peringatan maulid Nabi Muhammad saw. tahun ini, ummat Islam masih dipengaruhi, diganggu, dirusak, bahkan dicemari oleh beberapa kelompok komunitas yang menghina Islam. Lebih khusus, bahkan ada juga aliran-aliran yang tidak menyenangi keagungan Rasulullah saw. Hal ini disampaikan Abrar dalam ceramah maulid 1432 H yang diadakan oleh Kankemenag Kab. Aceh Tamiang, Kamis (31/3) di Karang Baru. Abrar mencontohkan, di antara yang sangat besar kesesatannya adalah Ahmadiyah Qadian, yang mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. Ada juga komunitas yang akhir-akhir ini sudah sampai ke Banda Aceh, misalnya Millata Abraham. Kelompok ini mengaku dirinya pengikut Nabi Ibrahim (yang dialihbahasakan ke bahasa lain: Abraham). Mereka mengakui bahwa nabi yang paling baik adalah Nabi Ibrahim, bukan Nabi Muhammad saw. Kelompok ini antara lain bercirikan sebagaimana
temuan Ketua MPU Kab. Bireuen, yang memaparkan bahwa di antara mereka itu boleh kawin antara ayah dengan anak kandung, abang dengan adik kandung, dan tak mengakui syahadat sebagaimana lazimnya Muslimin lain. Namun mereka telah disyahadatkan ulang oleh MPU Bireuen, pada 2006. Contoh lain, sambung Abrar, ada majalah yang terbit di Denmark yang membuat karikatur Nabi Muhammad, sekaligus menggambarkan Islam adalah teroris. Padahal Islam agama pembawa rahmat. Di atas tahun 80-an, di Inggris, Salman Rusdi menulis buku The Satanic Verses (Ayat-ayat Setan), isinya antara lain menghina Nabi
Muhammad, istri-istrimya, melecehkan Alquran, dan menghina Islam. Lantas Ayatullah Ruhullah Khomeini dari Iran mengeluarkan perintah, “Tangkap Salman Rusdi hidup atau mati, dan akan diberi hadiah dalam bentuk dinar.” Lebih lanjut Abrar Zym, mantan Kakandepag Kemenag Kab. Aceh Selatan itu menjelaskan sambil mengutip pendapat Prof. Dr. Quraish Shihab, bahwa Nabi Muhammad tidak bisa dilukiskan, atau diperankan layaknya aktor, namun hanya bisa digambarkan dalam bentuk tulisan. Selanjutnya Abrar juga memaparkan karakter dan sifat Nabi Muhammad saw. pun demikian, kararter tersebut tidak boleh digambarkan dalam bentuk lukisan ataupun diperankan oleh aktor, baik di layar lebar maupun di sinetronsinetron. Oleh karena itu beliau meminta kepada seluruh jajaran keluarga besar Kankemenag Kab. Aceh Tamiang untuk membentengi diri dan keluarga dengan akidah yang kuat dan mapan, agar tidak terpengaruh oleh aliran-aliran yang sesat lagi menyesatkan. nbiro tamiang
Kasubbag Hukmas dan KUB Kemenag Aceh Monitoring UN 2011 di Aceh Barat Santunan – Meulaboh. Kepala subbagian Humas dan KUB Kantor Kemenag Aceh Juniazi, S,Ag bersama Kakakemenag Aceh Barat Drs. H. M. Arif Idris, dan Tim Pengawas Barat melakukan monitoring Ujian Nasional tingkat MAN di Madrasah Terpadu Suak Timah Kecamatan Samatiga Aceh Barat (18/04/2011). Dalam pertemuan bersama dengan pihak madrasah, pemantau dan Keamanan Kepala MAN Drs, Hasan Basri, Kep MIN Suandi, S.Ag, dan Kep 24
MTSN Mukhsinuddin MS, S.Ag serta lainnya menjelaskan kita melihat pelaksanaan Ujian Nasional untuk tahun ini berbeda dengan tahun yang lalu ,untuk tingkat MAN mulai Tanggal 18 s/d 22 April 20011 dan tingkat MTSN mulai Tanggal 25 s/d 28 April 2011 dan juga pada tanggal 18 April dilaksanakan Ujian Sekolah bagi tingkat MIN seluruh Aceh, beliu mengharapkan berjalan dengan baik dan sukses jelas Kabag Humas. Kakakemenag Aceh Barat mengharapkan pelaksanaan UN tahun Santunan MEI 2011
2011 berjalan dengan baik dan lancar. “Semoga siswa mampu menjawab soalsoal ujian, dan siswa di Kab. Aceh Barat telah mempersiapkan langkah-langkah, belajar tambahan di sore hari, serta tryaout untuk mematangkan persiapan UN tahun ini,” jelas Kakankemenag Aceh Barat. Kabag Hukmas dan KUB melakukan monitoring UN di Aceh Barat selama 3 hari, di Meulaboh. Selamat dan sukses bagi siswa-siswi madrasah, semoga. Amin. nbiro aceh barat
Peristiwa
Sosialisasi Haji 2011 di Aceh Tamiang Santunan – Kuala Simpang. “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah,” (Q.S. Ali Imran 97). Demikian kutipan firman Allah yang disarikan kembali oleh H. T. Helmi, Sm.Hk, S.Ag, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang, ketika menyampaikan tema Kebijakan Pemerintah dalam Penyelenggaraan Haji pada kegiatan “Sosialisasi Penyelenggaraan Haji Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2011, Ahad (3/4) di Kualasimpang. Ke.Kankemenag Kab. Aceh Tamiang melanjutkan bahwa, “Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut Kemenag melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan departemen/lembaga atau instansi terkait, dan dengan Pemerintah Arab Saudi. Pemerintah berkewajiban melaku-
kan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan fasilitas, kemudahan, keamanan, dan kenyamanan yang diperlukan oleh setiap WNI yang menunaikan ibadah haji. Penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan asas keadilan memperoleh kesempatan, perlindungan, dan kepastian hukum. Pendaftaran haji dilakukan pada Kantor Kemenag Kabupaten/Kota tempat domisili calon jamaah haji, setiap hari kerja, sepanjang tahun dengan menerapkan prinsip first come first served (yang pertama datang yang pertama dilayani). Sedangkan penyetoran
awal BPIH sebesar 25 juta melalui bank yang telah ditunjuk. Sedangkan bimbingan manasik haji dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan dan di Kabupaten/Kota masingmasing. H. Abdullatif, S.Sos.I, Kepala Seksi Urais dan Haji Kankemenag Kab. Aceh Tamiang dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah jamaah yang telah mendaftar di Kankemenag Kab. Aceh Tamiang sampai saat ini adalah 1.045 orang. Jumlah itu diprediksikan untuk pemberangkatan 11 tahunan. Sedangkan yang akan diberangkatkan tahun 2011 sebanyak 123 orang dengan rincian 48 laki-laki 75 perempuan, dan sejumlah 10 batal karena meninggal dunia dan tiga ditunda. Abdullatif juga menyampaikan bahwa wanita hamil tidak diizinkan pergi haji karena lebih banyak mudharatnya, antara lain disebabkan suntikan miningitis yang harus dilakukan pada semua jamaah haji dapat mempengaruhi janin di kandungannya. nbiro tamiang
Guru Madrasah di Bireuen Disertifikasi Santunan – Bireuen. Sejumlah 383 guru yang bertugas di sejumlah madrasah dalam Kabupaten Bireuen telah terdaftar sebagai calon guru sertifikasi tahun 2011. Sesuai dengan long list (daftar) yang dikeluarkan panitia sertifikasi yang salinannya ditempelkan pada papan pengumuman kantor Kemenag Bireuen, Senin (11/4). Dalam daftar tersebut tercantum sederetan nama nama guru calon sertifikasi tahun 2001 yang dibagi dua kategori, yaitu guru yang telah memiliki ijazah S1, dan guru yang berpendidikan akhir Diploma Dua/D-II atau sederajat (PGA atau SPG). Dengan perincian 325
guru yang telah memiliki ijazah S1 dan 58 guru berijazah D-II atau sederajat. Salah seorang staf pada Mapenda Kemenag Bireuen Hasanuddin, SE, menjelaskan para guru tersebut dinilai telah memenuhi syarat untuk menjadi calon guru setifikasi dikarenakan telah memiliki masa kerja minimal lima tahun. Bagi yang memiliki ijazah S1 dan telah mempunyai masa kerja di atas 20 tahun atau berpangkat IV/a bagi guru yang berijazah D-II atau sederajatnya. Nantinya sejumlah calon guru sertifikasi yang namanya tercantum pada daftar long list akan mengikuti pelatihan untuk ditempa kembali yang jumlah peserta per kabupaten belum Santunan MEI 2011
diketahui, karena jumlah pengiriman calon guru sertifikasi untuk mengikuti pelatihan pertahunnya berdasarkan kuota yang telah ditetapkan. Terhitung beberapa hari sejak diumumkan daftar calon guru sertifikasi sejumlah guru yang bertugas di berbagai madrasah dalam wilayah Kabupaten Bireuen berdatangan ke kantor Kemenag Bireuen memastikan dirinya terdaftar sebagai calon guru sertifikasi, mereka terlihat mengerumuni serta membaca dengan teliti urutan nama-nama yang tertera pada papan pengumuman yang terletak di samping ruang Mapenda Kemenag Bireuen. nbiro bireuen/najib 25
Peristiwa
Pelantikan Pejabat Eselon IV di Lingkungan Kanwil Kemenag Aceh Santunan - Banda Aceh. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt., bertempat di Aula Kanwil Kemenag Aceh, melantik 10 orang pejabat eselon IV di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh. Kesepuluh pejabat tersebut dilantik berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor Kw.01.1/2/ Kp.07.6/277/2011 tertanggal 21 April 2011. Dua di antaranya adalah pengukuhan pada jabatan yang sama, yaitu 3. Dra. Hj. Zuryani, sebelumnya Kepala Seksi Pengembangan Keluarga Sakinah pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh, dikukuhkan kembali pada jabatan yang sama, dan Drs. H. Amin Chuzaini, sebelumnya Kepala Seksi Pendidikan Al-Quran pada Bidang Penamas Kanwil Kemenag Aceh, juga dikukuhkan kembali pada jabatan yang sama. Empat orang di antaranya dipromosikan sebagai pejabat eselon IV, yaitu
Drs. Cut Ali Manyak, sebelumnya staf Subbag Umum pada Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh, menjadi Kepala Seksi Bina Ibadah Sosial pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh; Sayed Khawaled, S.Ag, sebelumnya staf Seksi Publikasi Dakwah pada Bidang Penamas Kanwil Kemenag Aceh, menjadi Kepala Seksi Produk Halal pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh; dan Khalid, SH, sebelumnya staf Seksi Pelayanan Pondok Pesantren pada Bidang Pekapontren Kanwil Kemenag Aceh, menjadi Kepala Seksi Kerjasama Kelembagaan dan Pengembangan pada Bidang Pekapontren Kanwil Kemenag Aceh dan Drs. H. Hanafiah, sebelumnya staf Seksi Sarana pada Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Aceh, menjadi Kepala Subbagian Keuangan dan IKN pada Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh. Sedangkan empat pejabat lainnya menalami rotasi jabatan sebagai berikut: T. Ahmad, S.Ag, sebelumnya Kepala Seksi Pengembangan Kemitraan
Umat Islam pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh, menjadi Kepala Seksi Kepenghuluan pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh; Muzakkir, S.Ag, sebelumnya Kepala Seksi Bina Ibadah Sosial pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh, menjadi Kepala Seksi Pengembangan Kemitraan Umat Islam pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh; Drs. H. Bukhari, MA, sebelumnya Kepala Seksi Produk Halal pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh, menjadi Kepala Seksi Pemberdayaan Masjid pada Bidang Penamas Kanwil Kemenag Aceh; Drs. M. Yusuf Abdullah, sebelumnya Kepala Seksi Peny. Haji & Umrah pada Kankemenag Kota Banda Aceh, menjadi Kepala Seksi Bina Lembaga Zakat dan Wakaf pada Bidang Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Aceh. Pada kesempatan yang sama, Ka. kanwil juga melantik pejabat di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya. naba
MIN Mesjid Raya Banda Aceh Peduli Tangse Santunan-Banda Aceh. Sebagai salah satu wujud kebersamaan dan persaudaraan, MIN Mesjid Raya Kota Banda Aceh menggelar Posko Peduli Tangse yang bertempat di MIN setempat. Kegiatan tersebut terselenggara karena kepedulian siswa dan guru MIN Mesjid Raya terhadap bencana banjir bandang yang melanda sebagian daerah di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie. Untuk itu seluruh siswa MIN Mesjid Raya dengan suka rela memberikan bantuan berupa uang dan baju layak 26
pakai, untuk selanjutnya di serahkan langsung kepada korban banjir bandang Santunan MEI 2011
yang berada di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie. Pada Ahad (16/4/2011), Kepala MIN Mesjid Raya Drs. H. Muktar dan Perwakilan Guru MIN Mesjid Raya bertolak ke daerah bencana guna memberikan bantuan langsung kepada korban bencana Tangse. Kehadiran rombongan MIN Mesjid Raya disambut hangat oleh masyarakat setempat. Bantuan tersebut diterima secara simbolis oleh Geuchik Krueng Meriam Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie. nira maisyura
Peristiwa
Sosialisasi Kewajiban Perpajakan di Kota Langsa Santunan – Langsa. Selasa (5/4), pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Kewajiban Perpajakan bagi Bendaharawan di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Langsa, sukses dilaksanakan oleh Pelaksana Keuangan Kantor Kementerian Agama Kota Langsa. Kegiatan sehari itu digelar dengan tujuan antara lain agar para bendaharawan di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Langsa dapat memahami bagaimana proses
perpajakan. Kegiatan ini dilaksanakan agar setara proses perpajakan di antara madrasah-madrasah yang berada dijajaran Kantor Kementerian Agama Kota Langsa. Kegiatan ini diikuti 56 orang peserta, di antaranya pera Kepala Madrasah, Bendaharawan dan PPK. Kegiatan keuangan itu juga melibatkan beberapa orang pemateri yang direkrut dari Kantor Pelayanan Pajak Kota Langsa. n hendra/biro langsa
DDTK Guru IPA dan Keuangan Di Tamiang Santunan – Kuala Simpang. Dalam rangka upaya peningkatan Mutu Guru Mata Pelajara (IPA) dan akuntabilitas Pelaporan Keuangan Satker, Balai Diklat Keagamaan Medan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang bekerja sama mengadakan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) selama 4 hari (12-15/4) di MIN Kampung Durian Kab Aceh Tamiang, yang diikuti oleh 50 orang peserta, masing-masing 25 orang untuk Implementasi KTSP Guru IPA dan 25 Orang Administrasi Keuangan Satker. Dra. Yusra, Ketua Panitia Pelaksana Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) tersebut ketika menyampaikan kata sambutan dalam acara pembukaan menjelaskan bahwa tujuan diadakan DDTK tersebut adalah untuk meningkat pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap un-
tuk dapat melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika kerja pegawai negeri sipil sesuai kebutuhan Instansi. DDTK ini juga bertujuan untuk menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa, memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi kepada pelayanan, pengayoman dan pemSantunan MEI 2011
berdayaan masyarakat, meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran dalam menyusun, menganalisis dan mengimplementasikan silabus dan RPP sesuai dengan mata pelajarannya masing-masing, Meningkatkan kopetensi paedagogig dan profesional guru mata pelajaran IPA serta mendorong terbentuknya dan terlaksananya lesson study yang berbasis MGMP maupun berbasis sekolah dan terciptanya laporan keuangan secara teratur dan seragam dalam pelaksanaan dan pengelolaan keuangan di lingkungan kementerian agama. DDTK tersebut ditutup pada tanggal 15 April 2011 oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Medan, Thoha Daulay dan didampingi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang. nbiro tamiang 27
Peristiwa
Siswa MAN Model Juara LMUS se-Aceh Santunan – Banda Aceh. Didit Prasetya (15), siswa kelas X-2 MAN Model Banda Aceh, berhasil menjuarai Lomba Menulis untuk Siswa (LMUS) yang diselenggrakan oleh Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh. Lomba LMUS ini diikuti oleh 200 pelajar SMA/MA
Pengumuman pemenang baru dilaksanakan pada hari Ahad, 13 Maret 2011 di aula MIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Atas keberhasilannya, Didit Prasetya mendapatkan hadiah dan penghargaan serta beasiswa dari pihak panitia dan pihak sekolah. Kepala MAN Model Banda Aceh, Drs. Ridwan Ali, M.Pd, turut berbangga dan memberikan apresiasi atas keberhasilan siswa MAN Model dalam setiap even lomba dan sekaligus mengharumkan nama baik MAN Model yang merupakan madrasah favorit di Aceh ini. nyakub
se Aceh yang berlangsung 13 Februari 2011. Didit keluar sebagai juara dengan judul tulisan, “Wisata Banda Aceh di Mataku.” Ia berhasil menyisihkan sejumlah tulisan lainnya yang memilki kemempuan cukup baik dalam berbagai even pendidikan di Aceh.
Pelantikan Pejabat Eselon IV Kantor Kemenag Pidie Jaya Santunan - Banda Aceh. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. seiring dengang pelantikan pejabat eselon IV di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh, juga melantik enam orang pejabat eselon IV dan dua kepala madrasah di jajaran Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya, menyusul mengundurkandirinya pejabat Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya, Drs. H. Aiyub Ahmad, MA, beberapa waktu yang lalu. Pelantikan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor : Kw.01.1/2/Kp.07.6/276/2011 tertanggal 21 April 2011. Keenam pejabat eselon IV tersebut adalah: Drs. Ilyas Muhammad, sebelumnya Kepala Seksi Penamas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie, menjadi Kasubbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya; Drs. Yusmadi, sebelumnya Kepala Seksi Pekapontren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie, menjadi Kepala Seksi Urais dan Penamas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya; 28
Ahmad Yani, S.Pd.I, sebelumnya Kepala MTsN Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya, menjadi Kepala Seksi Pendidikan Islam pada Kantor Kementerian Agama Pidie Jaya; Zakaria, S.HI, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Trineggadeng Kapupaten Pidie Jaya, menjadi Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya; H. Yasih, S.Ag, Kepala Seksi Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie, menjadi Kepala Seksi Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya; dan Sulaiman, S.Ag, Staf KUA Kecamatan Bandar Baru Pidie Jaya, menjadi Kepala KUA Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya. Sedangkan dua Kepala Madrasah yang dilantik masing-masing adalah: Muzakkir, T. S.Pd, Kepala MTsS Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya, menjadi Kepala MTsN Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya; dan Drs. Shalahuddin, Guru pada MAN Bandar Dua Kapupaten Pidie Jaya, menjadi Kepala MTsS Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya. Kakanwil Kemenag Aceh berharap Santunan MEI 2011
dengan telah terlengkapinya perangkat struktural pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya yang baru, maka pelayan dan pembinaan keagamaan di wilayah Pidie Jaya, baik secara administrasi maupun lapangan dapat terselenggara dengan baik. Pada kesempatan yang sama, Kakanwil juga menyerahkan DIPA Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya yang diterima oleh Kasubbag Tata Usaha, Drs. Ilyas Muhammad. Menindaklanjuti kekosongan pejabat Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya, Kakanwil menerbitkan SK PYMT Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya. Dengan telah adanya struktur organisasi Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya, maka pegawaia formasi Pidie Jaya yang sebelumnya tunduk ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie, akan segera bertugas di tempat yang baru, demikian pula terkait administrasi KUA, Penyuluh dan Madrasah di lingkungan Pidie Jaya supaya segera dilakukan penyesuaian sepatutnya. naba
Dunia Islam
Abaikan Israel, Mesir Buka Perbatasan Rafah Santunan – Kairo. Mesir akan secara permanen membuka perbatasan Rafah untuk meringankan blokade di Gaza, kata Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil al-Arabi. Arabi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita AlJazeera bahwa negaranya akan mengambil “langkah-langkah penting untuk membantu meringankan blokade di Gaza dalam beberapa hari mendatang,” menurut saluran satelit berbahasa Arab tesebut. Seorang pejabat senior Israel mengatakan, rezim zionis “sangat prihatin” mengenai implikasi dari perbatasan Rafah yang dibiarkan terbuka. “Kami sangat prihatin mengenai situasi di Sinai utara di mana Hamas telah berhasil membangun mesin militer yang berbahaya, meskipun ada upaya Mesir untuk mencegah itu,” katanya, tanpa memberikan bukti jelas mengenai tuduhan tersebut. Fakta bahwa rezim yang baru di Kairo berusaha meningkatkan hubungan dengan penguasa Gaza, Hamas, adalah sebuah isu yang dapat memiliki implikasi strategis bagi keamanan nasional Israel, katanya. “Kami terganggu dengan perkembangan di Mesir, oleh seruan-seruan untuk membatalkan perjanjian damai, dengan pemulihan hubungan antara Mesir dan Iran, dan oleh peningkatan hubungan antara Mesir dan Hamas. Perkembangan potensial ini memiliki implikasi strategis bagi keamanan nasional Israel.” Langkah itu diumumkan sehari setelah Hamas mencapai kesepakatan rekonsiliasi kejutan dengan saingannya, Fatah yang yang mengendalikan Otoritas Palestina, dalam sebuah perkembangan yang menyebabkan kemarahan dan kekhawatiran di Israel. Perbatasan Rafah adalah satu-satu-
nya cara masuk dan keluar dari Gaza yang tidak melewati Israel. Mesir telah secara aktif mendukung blokade Israel, sering mendapatkan kritik regional yang keras karena menjaga perbatasan tetap tertutup dan untuk membangun dinding bawah tanah dalam upaya untuk mengekang penyelundupan, yang dilihat sebagai bahaya keamanan. Tapi awal tahun ini, protes jalanan massal di Mesir menyebabkan tergulingnya presiden Hosni Mubarak dan rezim militer baru yang tertarik untuk meninjau ulang kebijakan di Gaza.n suaramedia.com
AS - Israel Berupaya Halangi Persatuan Palestina Santunan – Tel Aviv. Perdanan Menteri Israel, Netanyahu mengatakan kepada tujuh anggota Kongres AS, yang datang ke Israel pada delegasi bipartisan, bahwa Amerika Serikat harus memblokir bantuan kepada pemerintah Palestina yang tidak mengakui rezim Israel atau meninggalkan teror, mengutip pernyataan-pernyataan oleh Hillary Clinton pada bulan April 2009, mengatakan bahwa ini adalah prasyarat untuk pembicaraan atau dukungan ekonomi. Militer Israel dan pejabat intelijen bergabung dengan pertemuan anggota Kongres yang datang mengunjungi, dan mengatakan delegasi Hamas telah menandatangani kesepakatan persatuan karena kekhawatiran ketidakstabilan pada rezim yang serumpun, Syiria, menurut pemberitaan Haaretz. Setelah 18 bulan pembicaraan rekonsiliasi sangat sia-sia, delegasi dari Hamas dan Fatah bertemu di Kairo pada Rabu mengumumkan kesepakatan untuk membentuk pemerintah persatuan interim teknokrat dengan maksud untuk menyelenggarakan pemilihan presiden dan legislatif dalam Santunan MEI 2011
setahun. Kesepakatan tersebut meningkatkan prospek mengakhiri perpecahan politik dahsyat yang telah dialami oleh Otoritas Palestina yang dipimpin Fatah yang mengatur Tepi Barat sementara Hamas mengontrol Jalur Gaza. Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak berjanji pada hari Kamis (28 April 2011) untuk tidak mengakui pemerintah Palestina yang mencakup Hamas, dengan Netanyahu memberi peringatan bahwa Presiden Mahmoud Abbas harus memilih antara perdamaian dengan Israel dan Hamas. Anggota kongres senior AS mengecam gerakan persatuan tersebut dan segera mengancam akan memangkas jutaan dolar dalam pendanaan untuk Otorita Palestina. n suaramedia.com
Sang Pahlawan Revolusi Mesir Siap ‘Angkat Kaki’ dari Google
Santunan – Washington. Eksekutif Google Wael Ghonim, yang turut membantu revolusi Mesir beberapa waktu lalu, berencana cuti panjang dari raksasa internet itu untuk mendirikan LSM di Mesir. Seperti diketahui, Ghonim yang menjadi kepala marketing Google untuk Timur Tengah dan Afrika Utara sempat ditahan saat terjadi demonstrasi besar-besaran anti rezim Husni Mubarak. Pasalnya, Ghonim merupakan admin pembuat halaman Facebook yang menjadi cikal bakal revolusi Mesir, akhir Januari lalu. Namun Ghonim dibebaskan oleh pemerintah Mesir pada awal Februri silam setelah ditahan selama hampir dua minggu. Peristiwa penangkapan itu segera mencuatkan pamor Ghonim di kalangan demonstran Mesir. Revolusi Mesir itu pula yang akhirnya mendorong pria 30 29
Dunia Islam
tahun memutuskan istirahat panjang dari Google guna membantu negaranya dalam masa transisi ini. “Memutuskan cuti panjang dari @ Google dan mendirikan LSM berbasis teknologi untuk membantu mengatasi kemiskinan serta mengawasi pendidikan di #Mesir,” demikian tulis Ghonim melalui akun Twitter miliknya seperti diberitakan Yahoo News, Senin (25/4/2011). Belum lama ini, majalah ternama TIME menempatkan Ghonim sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh sepanjang 2011. Pada situs majalah itu, nama Ghonim adalah yang paling pertama muncul. Namun TIME berkeras sebenarnya tidak ada urutan preferensi. “Wael Ghonim merengkuh kaum muda yang menjadi mayoritas masyarakat Mesir. Dengan menekankan fakta bahwa rezim (Mubarak) hanya akan mendengar suara rakyat melalui aksi demonstrasi damai serta ketidakpatuhan penduduk, Wael membantu Mesir melaksanakan revolusi damai,” itulah yang tertulis pada profil Ghonim di majalah TIME. Halaman Facebook yang diciptakan Ghonim bertajuk “We Are Khaled Said”. Said sendiri merupakan seorang pebisnis berusia 28 tahun yang mati di tangan seorang polisi yang menyamar. Ia dicurigai merencanakan protes besarbesaran untuk melawan kekejaman polisi.n suaramedia.com
Kemenag Bakal Periksa Al Zaytun Terkait NII KW9 Santunan – Jakarta. Pemerintah mengaku tidak tinggal diam dengan kecurigaan publik terhadap keterkaitan Pondok Pesantren Al Zaytun dengan NII KW9. Lembaga pendidikan yang dipimpin oleh Panji Gumilang itu bakal 30
diperiksa. “Memang harus ada survey yang mendalam terhadap lembaga-lembaga pendidikan yang dicurigai dan lembaga itu tidak boleh tertutup dengan pemerintah termasuk Al Zaytun,” kata Menteri Agama Suryadharma Ali. Hal itu disampaikan Menag Suryadharma usai menghadiri 100 Tahun KH Wahid Hasyim di Auditorium Kementerian Agama (Kemenag), Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (30/4). Suryadharma mengatakan, soal pemeriksaan Al Zaytun ini, pihaknya telah membicarakan sejak beberapa waktu yang lalu. Persoalan ini akan dikoordinasikan dengan Kejaksaan, Intelijen, dan Kepolisian. “Karena Kementerian Agama tidak punya kewenangan untuk membubarkan organisasi,” katanya Menag. Namun kapan pemeriksaan itu bakal dilakukan, Suryadharma belum mengetahui secara pasti. “Sampai saat ini masih belum ada waktu yang ditentukan,” kata Suryadharma. Sebelumnya Panji Gumilang, pimpinan Al Zaytun dikait-kaitnya dengan NII KW9. Kelompok ini disebut-sebut sebagai NII palsu yang kerjanya merekrut orang untuk mengumpulkan dana. Panji Gumilang disebut-sebut sebagai Abu Toto, pemimpin NII KW9. Namun dengan tegas, Panji Gumilang membantahnya. Dia juga membantah terkait dengan NII KW9.ndetik.com
Menteri Agama Tak Setuju UN Dihapus Santunan – Tanggerang. Menteri Agama Surya Dharma Ali, mengaku tidak setuju bila kegiatan Ujian Nasional dihapus karena merupakan alat ukur bagi siswa dalam memahami Santunan MEI 2011
pelajaran. “UN merupakan alat ukur bagi siswa dalam memahami pelajaran. Jadi, bila dihapus maka tidak akan ada alat ukurnya,” kata Menteri Agama, Surya Dharma Ali, ditemui saat memantau pelaksanaan ujian nasional di MTS Negeri Pamulang Tangerang, Senin (25/4). Menteri mengatakan ujian nasional juga dijadikan alat ukur bagi keberhasilan guru dalam mendidik muridnya. Karena, sering kali murid tidak memahami sistem belajar yang diberikan guru, sehingga, saat pelaksanaan ujian, murid mengalami kendala tentang pelajaran tersebut. “UN bukan hanya untuk murid, karena guru pun akan mendapat penilaian. Jumlah siswa yang lulus menjadi tolak ujur keberhasilan dalam sistem pengajaran mereka,” katanya. Selain itu, menteri juga mengapresiasi tentang aturan agar murid tidak membawa alat komunikasi dan sebagainya ke dalam kelas. Pasalnya itu dapat menganggu konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal. Apalagi, setiap pelaksanaan ujian nasional, sering kali siswa mendapat kiriman jawaban melalui pesan singkat handphone. Padahal, jawaban yang diberikan belum tentu benar. “Semua guru sudah memberikan himbauan kepada siswa agar tidak percaya kepada kiriman jawaban yang belum tentu kebenarannya. Apalagi, sering kali jawaban tersebut salah semua,” katanya. Pantauan menteri dan laporan dilapangan, pelaksanaan UN tingkat SMP atau sederejat, berjalan lancar. Bahkan, siswa mengaku sudah siap mengikuti UN dan tidak terbebani. “Siswa saya tanya langsung dan mengaku tidak stress bahkan siap dalam pelaksanaan UN,” katanya. Sementara itu, jumlah peserta UN SMP atau sederejat di Kota Tangerang Selatan rehabilitasi maupun bantuan alat-alat ibadah,” terangnya.n kemenag.go.id
Sains
I
Warisan Islam dalam Ilmu Anatomi
lmuwan ternama al-Ghazali pernah berujar, pelajari anatomi secara mendalam, manusia akan mengetahui fungsi seluruh organ tubuh dan struktur tubuh. Ujaran al-Ghazali ini seakan menjadi langkah awal ilmuwan Muslim mendalami anatomi tubuh, atau banyak kalangan menyebutnya pula sebagai ilmu urai tubuh. Minat akan bidang ini tumbuh pesat hingga menjelma sebagai sebuah spesialisasi dalam kedokteran muslim. Lewat The Revival of the Religious Science (Ihya’ Ulum al-Din), al-Ghazali tak hanya mengurai seluk-beluk aspek pengobatan. Ia memaparkan pula bahwa telah berabadabad lamanya para dokter muslim menguasai pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi. Termasuk kaitan kedua ilmu tersebut dengan ilmu bedah. Al-Ghazali menjelaskan, tanpa mengetahui struktur anatomi, sulit melakukan operasi pembedahan. Selama ini, ia dikenal sebagai sosok yang menguasai berbagai disiplin ilmu. Di bidang bedah dan anatomi, keahliannya sangat disegani. Ia merumuskan filosofinya sendiri mengenai hal itu. Bagi dia, operasi bedah harus mampu mengembalikan fungsi anatomi atau organ tubuh yang rusak. Pemikirannya ini selanjutnya menginsipirasi para praktisi medis setelah masanya. Anatomi memikat hati para dokter muslim. Terbukti banyak yang ikut bergabung untuk mendalami anatomi. Mereka menuliskan literatur ilmiah yang begitu berharga, serta menandai era itu dengan torehan emas pada lintasan sejarah kedokteran di dunia Islam. Setelah itu, muncul ke permukaan nama al-Zahrawi. Kemampuannya boleh disejajarkan dengan al-Ghazali. Sebab, al-Zahrawi juga diakui banyak orang sebagai seorang pakar. Dokter dari Andalusia pada abad kesepuluh yang bernama lengkap Abu Qasim al-Zahrawi ini mempunyai banyak pemikiran brilian. Misalnya, ia merupakan penggagas ilmu diagnosa sampai penyembuhan penyakit telinga. Ia merintis operasi pembedahan telinga guna mengembalikan pendengaran pasiennya. Pengetahuan anatomi ia andalkan dalam operasi tersebut. Al-Zahrawi memerhatikan anatomi syaraf halus, pembuluh darah, dan otot. Segala pengetahuan yang ia kuasai itu kemudian ia rangkum dalam bukunya, Al-Tashrif li Man Arjaza al-Ta’lif (Buku Pedoman Kedokteran). Anatomi tubuh merupakan salah satu bahasan yang termuat dalam bukunya itu. Juga pada bidang yang membuat namanya terkenal di dunia kedokteran, yaitu pembedahan, serta alat-alat bedah. Bahkan, banyak model alat bedah yang ia buat masih digunakan dalam kedokteran modern. Buku al-Kafi fi al-Kuhl fi at-Thibb yang ditulis Abi Mahasin juga berpengaruh pada kajian anatomi, khususnya pada anatomi mata. Buku dari abad ke-13 itu menyajikan deskripsi tentang operasi mata, termasuk beberapa bagian dari organ mata yang perlu mendapat perhatian. Ilmuwan penting yang turut mencurahkan perhatiannya pada anatomi adalah Ibnu Nafis (1210-1288). Pada bab pendahuluan dari bukunya yang terkenal, Syarh Tasyrih Ibnu Sina (Komentar atas Anatomi Ibnu Sina), ia menjelas-
kan bahwa buku ini adalah panduan agar para dokter bisa menguasai pengetahuan dasar anatomi. Ia pun berkomentar terhadap Canon of Medicine (AlQanun fi al-Tibb) karya Ibnu Sina, terutama mengenai kerja jantung. Ia mengatakan, jantung memiliki dua kamar. Darah dari kamar jantung kanan harus mengalir ke bagian kiri, namun tidak ada yang menghubungkan kedua bagian ini. Menurut dia, tak ada pori-pori tersembunyi dalam jantung, seperti kata Galen. Secara keseluruhan, ia menilai fungsi organ ini sangat penting dalam mengatur sirkulasi darah ke seluruh bagian tubuh. Sejarah mencatatnya sebagai orang pertama yang mendeskripsikan peredaran darah, khususnya pembuluh darah kapiler. Pada bagian lain, Ibnu Nafis menyingkap anatomi dan sirkulasi paru-paru. Menurut Edward Coppola dalam William Osler Medal Essay, Ibnu Nafis berpandangan bahwa terdapat sejumlah bagian di dalam paru-paru, antara lain bronkus, arteria venosa, dan vena arteriosa. Ketiga bagian tersebut terhubung dengan jaringan daging berongga. Ibnu Nafis berhasil memperjelas perbedaan masing-masing dari organ tubuh. Pengetahuan semacam ini diperlukan sebelum melakukan operasi pembedahan. Berabad-abad kemudian, warisan intelektual Ibnu Nafis dalam investigasi anatomi banyak memberikan pengaruh pada ilmuwan Barat, yakni Valverde dan Realdo Colombo. Abd al-Latif al-Baghdadi pun tercatat memberi sumbangan penting. Ia mengoreksi susunan anatomi tulang rahang yang dibuat seorang dokter dari Yunani, Galen. Tulisannya terkait hal itu membuka jalan bagi studi tentang tulang di Mesir. Harus diakui, prestasi paling mengagumkan terjadi setelah hadirnya karya Mansyur bin Muhammad bin Ahmad bin Yusuf bin Ilyas. Tokoh asal Persia ini adalah dokter Muslim pertama yang membuat gambar anatomi tubuh manusia dengan akurat. Warisan luar biasanya itu pada masa berikutnya dinamakan “Anatomi Mansyur”. Karyanya itu ia persembahkan untuk penguasa dari Mongol, Timur Lenk, yang menguasai Fars selama kurun waktu 797-811. Bahasan lengkap tentang lima organ tubuh, yakni tulang, syaraf, otot, pembuluh darah, dan arteri, ada dalam karya yang ia tulis. Tiap-tiap bagian diilustrasikan melalui diagram bergambar. Termasuk bagaimana terhubung dengan dua organ utama: jantung dan otak. Ada pula bab tentang formasi fetus yang dideskripsikan lewat ilustrasi gambar perempuan hamil. Risalahnya yang berjudul Tashrih i badan i Insan itu ditulis dalam bahasa Persia dan telah diterjemahkan ke beberapa bahasa sejak abad ke-15. Keseluruhan ilustrasi anatomi dari al-Mansyur mencakup sekitar 70 bagian. Sementara itu, Ibnu Zuhr atau Avenzoar, setelah menguasai bidang anatomi, merintis pekerjaan bedah mayat postmortem di dunia Islam. Secara berurutan, dalam buku Taysier fi al-Mudawat wa atTabdis (Practical Manual of Treatment and Diets), ia menguraikan anatomi kepala hingga kaki. ndiadaptasi dari republika online
Santunan MEI 2011
31
Ta f s i r
Sesat
(Penafsiran Ayat 159 Surat al-An‘am) Oleh Jabbar Sabil, MA Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tangung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” (Q.S. al-An‘am [6]: 159). Menurut Mujâhid, Qatâdah, alDahhâk, dan al-Sâdî, ayat ini diturunkan dalam konteks perpecahan yang terjadi dalam agama Yahudi dan Nasrani. Sebagaimana dikatakan Ibn ‘Abbâs, sebelum Nabi Muhammad diutus, umat Yahudi dan Nasrani telah terpecah berkelompok-kelompok, maka ayat ini mengingatkan kepada Nabi Muhammad, bahwa dalam hal ini, beliau tidak bertanggungjawab. Namun ada juga ulama yang menafsirkan ayat ini sebagai perpecahan yang terjadi dalam tubuh umat Islam, mereka mengangkat beberapa hadis sebagai hujah. Penafsiran yang moderat (mutawasitah/pertengahan) terhadap ayat ini, salah satunya dapat kita baca dari karya Ibn Katsîr. Ia menolak menafsirkan ayat itu sebagai perpecahan dalam tu32
buh umat Islam saja, sebab hadis-hadis yang mendasarinya tidak cukup kuat. Bagi Ibn Kathîr, maksud ayat ini berlaku dalam semua agama (Ibn Kathir, t.th.: jld. III, hlm. 272), senada dengan hadis yang disahihkan al-Bukhârî dalam kitab Ahâdits al-anbiyâ’ berikut ini:
sebuah hadis yang dinyatakan sahih oleh al-Bukhârî (dalam kitab Ahâdits al-anbiyâ’, bab mâ dhukira ‘an banî Isrâ’îl), Rasulullah saw. bersabda:
Kami para nabi adalah anak-anak dari ibu yang berbeda, tapi agama kami adalah satu. Kata ‘allah secara kebahasaan berarti anak-anak yang satu ayah, tapi dari ibu yang berbeda, (Ibn Manzûr, 2003, jld. VI, hlm. 411). Dalam konteks hadis di atas, kata ‘allât (bentuk jamak) berarti syariat yang berbeda-beda, tapi iman (usuluddin) mereka tetap satu. Jadi hadis di atas sangat tegas menyatakan kesatuan akidah (usûl) agama samawi, tetapi dalam hal syariat (furû‘), agamaagama itu tidak sama sebagaimana pernyataan dalam firman Allah: “Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang...” (Q.S. al-Ma’idah [5]: 48). Lalu seiring perjalanan waktu, umat masing-masing agama itu melakukan penyimpangan, baik dalam bidang usuluddin, maupun ajaran syariatnya. Satu hal yang patut diperhatikan, penyimpangan dalam agama terdahulu bisa diketahui dengan diutusnya seorang nabi untuk mengabarkan kembali ajaran yang benar. Dalam Santunan MEI 2011
Diriwayatkan dari Abu Hurayrah ra.: bahwa Nabi saw. bersabda, “Orangorang Israel dipimpin dan dibimbing oleh banyak nabi. Setiap kali seorang nabi di antara mereka meninggal, yang lain menggantikan tempatnya. Setelah aku, tidak akan datang seorang nabi lain, tetapi akan muncul banyak khalifah.” Orang-orang bertanya, “Ya Rasulullah! Apa yang engkau perintahkan kepada kami untuk dikerjakan?” Nabi saw. bersabda, “Taatilah khalifah yang pertama mendapat baiat. Penuhi hak-hak mereka, karena pertanggungjawaban kepemimpinan mereka akan diadili Allah.” (H.R. al-Bukhârî).
Tafsir Hadis di atas senada dengan penjelasan dalam ayat 40 surat alAhzab, bahwa Nabi Muhammad saw. merupakan rasul terakhir:
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. al-Ahzab [33]: 40). Keberadaan Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir, menjadikan ajarannya sebagai standar kebenaran semua agama sebagaimana firman Allah:
usaha melakukan penyimpangan dari dalam tubuh umat Islam sendiri, sebagaimana yang telah terjadi dalam agama Yahudi dan Nasrani. Menurut al-Qurtubi (jld. VII, hlm. 122), bagi sebagian mufasir, pemecah-belah itu adalah orang-orang sesat, dan pelaku bid‘ah dalam tubuh umat Islam. Hal ini sebagaimana Hadis yang sahih menurut Muslim, dalam kitab al-îmân:
Dari Abu Hurayrah, bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa menghunus
Pada hari ini Aku sempunakan bagimu agamamu, dan aku sempurnakan atas kamu nikmat-Ku, dan Aku ridhai bagi kamu Islam sebagai agamamu.(Q.S. alMa’idah [5]: 3). Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an, dan Kami-lah yang akan memeliharanya.(Q.S. al-Hijr [15]: 9).
Dari itu sangatlah bijaksana ketika lanjutan ayat dalam surat al-An‘am (ayat 161) merupakan ajakan kepada orang berakal untuk berpikir jernih tentang kasih sayang dan keadilan Allah di akhirat.
Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Q.S. al-An‘am [6]: 161).
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. al-Baqarah [2]: 137). Di sisi lain, dengan tidak ada lagi nabi yang akan membawa ajaran setelah Nabi Muhammad, maka diyakini Islam memiliki standar kelurusan yang dapat dikenal oleh akal sehat. Kalau tidak, tidak mungkin Allah menyatakan agama ini telah sempurna dan terpelihara:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. al-Rum [30]: 30).
senjata terhadap kami, maka bukan bagian dari kami, dan barang siapa mengkhianati kami, maka bukan bagian dari kami. (H.R. Muslim). Terlihat hadis ini menjadikan tindakan represif dan pengkhianatan sebagai indikator. Tentu dapat dipahami bahwa tindakan ini dipicu oleh kedengkian, bukan pertimbangan rasional yang berpijak pada akal sehat. Sebab kesesuaian ajaran Islam dengan fitrah akal justru membuat akal sehat bisa menerima kebenaran ajaran yang dibawa Muhammad sebagaimana firman Allah:
Menarik diperhatikan, ayat sebelumnya berbicara tentang orang yang melakukan perpecahan dalam agama, lalu diberitakan pahala berlipat ganda untuk kebajikan, dan balasan yang impas untuk kejahatan. Ini merupakan stimulus, agar akal kembali kepada pola berpikir sehatnya, tunduk pada aturan Allah. Adapun Nabi Muhammad saw. yang dalam ayat 159 dinyatakan tidak bertanggungjawab atas orang yang memecah belah dalam agama, lalu diperintah membuat pernyataan berikut:
Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.” (Q.S. al-An‘am [6]: 161). Selanjutnya dalam ayat 162 dan 163 surat al-An’am, Allah memerintah Nabi Muhammad saw. untuk mengatakan:
Namun begitu tidak tertutup kemungkinan adanya pihak yang berSantunan MEI 2011
33
Tafsir ibadah yang tidak bisa dinalar sebab dan tujuan pensyariatannya. Dari itu, Rasulullah berkata:
Katakanlah: “Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). (Q.S. al-An‘am [6]: 162163) Perintah membuat pernyataan ini berkaitan erat dengan rangkaian ayat sebelumnya, di mana Rasulullah dituntun dalam cara menanggapi pihak yang melakukan perpecahan dalam agama. Jawaban Rasul dalam ayat 161 memiliki dimensi ganda, di satu sisi menunjukkan kelurusan akidah agama Nabi Ibrahim dan pertautannya dengan Islam dalam usuluddin. Di sisi lain, jawaban ini secara implisit membongkar akidah syirik para pemecah belah agama itu. Oleh karena itu, ayat ini tidak bisa ditafsirkan sebagai dalil keberlakuan agama Nabi Ibrahim atas umat Nabi Muhammad. Tidak ada logika yang bisa membenarkan penafsiran seperti itu pada redaksi seperti teks ayat di atas, sebab pemahaman atas ungkapan dialogis tidak bisa dilepas dari konteks lawan bicaranya. Lanjutan pada ayat 162 semakin membatasi konteks ayat sebelumnya, sebab memperjelas perbedaan, di mana pemecah belah agama menyembah selain Allah, dan menyembelih bukan atas nama Allah. Ketika kata shalâtî wa nusûkî diucap oleh Nabi Muhammad, tentunya yang dimaksud adalah shalât dan nusûk (qurban) yang dipahami Nabi Muhammad, bukan di luar itu. Sebab, tidak mungkin Allah memerintahkan Muhammad menanggapi lawan dialognya dengan sesuatu yang tidak dipahaminya. Diketahui, bahwa salat yang disyariatkan kepada Nabi Muhammad, jelas berbeda dengan yang disyariatkan kepada Nabi Ibrahim as. meski sama-sama bertujuan menyembah Allah. Di sisi lain, salat dan nusûk (qurban) menunjukkan kepatuhan penuh atas perintah Allah, sebab ini merupakan 34
Salatlah kalian sebagaimana kalian melihatku salat. (H.R. al-Bukhârî). Jelas sabda ini memberitahukan bahwa salat memang dimaksud dalam bentuk perbuatan yang telah ditentukan, tidak bisa dimodifikasi, dilebihkan, atau dikurangi. Seperti dikatakan Imam alGhazzâlî, manusia tidak bisa menemukan munâsabah (kesesuaian) dalam ketentuan rakaat salat, waktu salat, atau waktu puasa misalnya, sebab ini wilayah ta‘abbudi. Kalau pun alasan logis dicari, manusia hanya bisa menemukan tujuan umum saja yang tidak cukup untuk menganulir keberlakuan perintah atas suatu ibadah. Berbeda dengan aturan muamalah yang bisa ditemukan alasan
Hanya otak-otak yang mengingkari rasionalitas akal saja yang akan terus terkurung dalam kesesatan. logisnya sehingga hal yang tidak diatur dapat di-qiyâs. Dari itu manusia dapat memahami maslahat yang dimaksud syarak dalam aturan hukum di bidang muamalah, lalu dapat menentukan mana yang merupakan sarana (wasâ’il) untuk mewujudkan maslahat itu. Tapi dalam bidang ibadat, manusia tidak punya akses dan kemampuan untuk bisa menyatakan salat sebagai sarana mencapai tujuan (maslahat). Lalu bagaimana bisa dikatakan, bahwa salat merupakan sarana sehingga boleh ditinggalkan asal tujuan tercapai? Masya Allah! Sebagai manusia, wilayah pengetahuan seseorang hanya terbatas dalam lingkup kebenaran empirik, dan kebenaran rasional. Selebihnya merupakan wilayah intuitif di mana manusia hanya menduga-duga, bahkan Santunan MEI 2011
membual. Satu-satunya kebenaran di wilayah intuitif hanyalah mengikuti informasi dari wahyu, tidak boleh lebih, dan tidak boleh kurang. Dari itu, pertanyaan tentang ibadah takkan pernah mampu dijawab oleh akal, misalnya kenapa salat diperintah dengan rukuk dan sujud, kenapa puasa tidak dua minggu saja. Semua pertanyaan seperti ini berada di luar jangkauan akal, maka seperti dikatakan Yusuf al-Qaradhawi, yang logis hanya mengikuti saja ketentuan ini. Sebab argumen pendukung yang dikemukakan tidak akan bisa lebih kuat dari argumen penolakan. Ironisnya, kecenderungan sebagian orang untuk mengikuti hawa nafsu membuatnya kehilangan akal sehat, inilah sebenarnya sumber kesesatan.
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun dan Maha Penyayang. (Q.S. Yusuf [12] :53). Ketika akal telah tunduk kepada hawa nafsu, maka segala kecerdasan akal akan dicurahkan untuk mentakwil ayat-ayat Allah sehingga sesuai dengan kehendak hawa nafsunya. Namun janji Allah memelihara Alquran dan kesempurnaan agama Islam, membuat kebohongan dari takwil-takwil itu tak bisa ditutupi. Hanya otak-otak yang mengingkari rasionalitas akal saja yang akan terus terkurung dalam kesesatan. Sampai di sini dapat disimpulkan, bahwa kuncinya adalah kembali kepada akal sehat. Ayat-ayat dalam surat alAn‘am ini mengajarkan pola pendekatan akal sehat menghadapi orang-orang yang terseret arus pola pikir sesat. Selebihnya biarlah Allah sendiri yang memberitahukan kebenaran untuknya di hari akhirat. Pendekatan represif hanya akan membuatnya semakin jauh terpuruk dalam kesesatan. Wa Allah a‘lam. n Penulis adalah kandidat doktor PPs IAIN Ar-Raniry
Hadis
Menelusuri Jejak Kesesatan Oleh Teuku Azhar Ibrahim
P
rogram penyesatan ummat te-lah dimulai sejak penciptaan Adam as. Iblis merasa tersaingi dengan keberadaan makluk lain ciptaan Allah dan diberi beberapa keutamaan; ilmu dan wewenang untuk mengelola bumi. Pongah dan hasad mendorong iblis pada kesesatan dan bersumpah menyesatkan hamba sebanyak mungkin, dan Allah abadikan sumpah Iblis beserta ciriciri orang yang cenderung kepada kesesatan beserta ujung perjalanan kesesatan mereka. Dalam Alquran ayat 39-43 Surah Al Hijr.
Iblis berkata: ”Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya; kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka; Allah berfirman: ”Ini adalah jalan yang lurus
pendukung sebanyak mungkin untuk melancarkan programnya. Bentuk dan model bermacam-macam, tiap zaman caranya berbeda-beda. Karena kegiatan tidak terfokus dalam satu bentuk makan Rasulullah saw. pun menyiapkan antisipasi terhadap program penyesatan tersebut dalam pernyataan umum dengan format sangat jelas, umatnya yang datang di kemudian hari dapat mendeteksi dan mengklasifikasi dalam format yang telah Rasulullah buat. Baginda Rasulullah Muhammad saw. bersabda;
kewajiban Aku-lah (menjaganya); Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat; Dan sesungguhnya Jahannam itu benarbenar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. (Q.S. al-Hijr [15]: 39-43). Bedasarkan ayat tersebut dapat dimaklumi bahwa program penyesatan sebuah skenario besar yang telah disiapkan oleh Iblis. Iblis mencari Santunan MEI 2011
Dari Jabir bin Abdillah berkata: Jika Rasulullah berkhutbah maka merahlah kedua mata beliau dan suara beliau 35
Hadis tinggi serta keras kemarahan (emosi) beliau, seakan-akan beliau sedang memperingatkan pasukan perang seraya berkata ”Waspadalah terhadap musuh yang akan menyerang kalian di pagi hari, waspadalah kalian terhadap musuh yang akan menyerang kalian di sore hari!” Beliau berkata, ”Aku telah diutus, dan antara aku dan hari kiamat seperti dua jemari ini -Nabi menggandengkan antara dua jari beliau yaitu jari telunjuk dan jari tengah-, dan beliau berkata: ”Kemudian daripada itu, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Alquran dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang baru, dan semua bid’ah adalah kesesatan.” (H.R. Muslim no. 2042). Perkataan Rasulullah dengan menekankan “waspadalah terhadap musuh yang menyerang pagi dan sore.” Artinya dalam konteks saat ini, tibatiba saja Millah Abraham telah masuk dan menyerang ummat Islam Aceh dengan serangan sangat dahsyat dan kita pun tersentak. Mereka bawa kesesatan yang dapat menghancurkan kemurnian Islam dan mengacau balau kehidupan masyarakat, para pengikut dibina untuk siap jati ekstrem, artinya bila jumlah sudah besar maka akan menempuh jalur-jalur keras. Menurut Syekh Bakar bin Abdillah Abu Zaid. Dalam bukunya Konter Pemikiran Pencampuran Islam dengan Agama-agama lain. Millah Abraham sebuah wujud tindakan dari perencanaan besar Zionis (konspirasi Yahudi) di bawah visi “new world order” atau Tatanan Dunia Baru. Misi-misi yang mereka dengungkan ke seluruh penjuru dunia antara lain; Pendekatan Antar Agama, Melunturkan Fanatisme Agama, Persaudaraan Agama,Penyatuan Agama. Dan beberapa misi lain yang menyebut secara tegas tiga agama samawi untuk disatukan menjadi satu agama. Adapun Millah Abraham bentuk nyata dari misi-misi tersebut. Untuk melancarkan kegiatan Millah Abraham diadakan Koferensi Abraham pada tanggal 12 – 15 February 1987 di Cordova. Peserta konferensi melibatkan tiga penganut agama samawi dan dari Islam pengikutnya dari sekte Qadaniah dan Ismailiah, mereka 36
dikatagori mewakili Islam walau pada dasarnya kedua sekte tersebut diluar Islam. Konferensi dengan topik “ Dialog International Untuk Penyatuan Pengikut Abraham.” Menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan; Institut Cordova Untuk Penyatuan Agama di Eropa. Millah Abraham hanya satu sebutan dari sekian nama untuk hal yang sama, antara lain ia dikenal juga dengan sebutan; Penyatuan Agama, penyatuan Tiga Agama, Ibrahmiah, Kesatuan Ibrahimiah, Kesatuan Agama Tuhan, Mukminun, Mukmin Bersatu, Manusia Bersatu, Agama Universal dan beberapa nama lain. Jadi hal wajar jika Millah Abraham di Aceh dan Indonesia secara umum menyebut diri dengan nama-nama berbeda seperti Mukmin
Muballiq dan nama-nama lain. Karena sudah dipersiapkan dengan kelenturan dalam hal nama. Juga dimasih dibawah visi Tatanan Dunia Baru untuk memastikan semua perencanaan dan program berjalan lancar dilengkapi dengan semboyansemboyan global untuk membentengi sepak terjang Zionist. Beberapa istilah sudah sangat terkenal dan mendunia; kemanusiaan, Persaudaraan, kebebasan, persamaan. Jadi dengan semboyan Santunan MEI 2011
tersebut program bisa berjalan lancar. Jika penganut Millah Abraham ditekan oleh penganut Agama Islam maka mereka akan menggunakan tameng kebebasan beragama, persamaan hak dalam beragama, termasuk perlindungan terhadap kelompok minoritas. Dan dana besar disiapkan siapa saja yang bersedia bekerja untuk mengwujudkan kemanusiaan, Persaudaraan, kebebasan, dan persamaan dalam versi yang mereka bawa dan inginkan. Sebagai Muslim tetap berpegang kepada Quran dan Sunnah dengan versi pemahaman jumhur ulama mengenai kemanusiaan, Persaudaraan, kebebasan, dan persamaan. Karena para perwaris nabi tidak akan bersatu untuk kesesatan. Rasulullah saw. Meninggalkan pesan kepada para pendai kesesatan
Dari Abi Hurairah, Rasulullah saw. bersabda: barangsiapa mengajak kepada petunjuk, baginya pahala seperti pahala orang yang mengikuti, dan tidak dikurangi sedikitpun. Barangsiapa mengajak kepada kesesatan, untuknya dosa seperti orang dosa orang yang mengikuti, dan tidak dikurangi sedikit pun dari dosa mereka. Oleh Karena itu, hendaknya setiap pribadi mengintrospkesi diri di mana sekarang berada. Apakah sedang berada dalam jaringan konspirasi iblis untuk mendukung kesesatan global, atau masih berada dalam jalur tuntunan Nabiullah Muhammad saw. Allahu A’lam. n Penulis; Alumnus Filsafat Univ. Al Azhar Cairo, Pengarang Novel Sejarah“Burung Rantau Pulang Ke Sarang.” Performance Consultant Inspirare.
Opini
Islam Mundur karena Umatnya Oleh Marwan, S.Ag
T
ak dapat dibantah lagi, Alquran dan Hadis merupakan dua sumber ajaran yang harus dipedomani, karena mengatur banyak hal dalam kehidupan seorang Muslim. Allah berfirman: “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri” (Q.S:al-Nahl [16]: 44). Alquran tidak hanya berisikan akidah dan ibadah, tetapi mencakup ber-bagai persoalan etika, moral, hukum dan sistem kehidupan lainnya. Kesadaran inilah sehingga dalam periode awal sampai abad kesembilan Hijriyah, dunia Islam diwarnai kejayaan peradaban. Sedangkan Barat, kala itu masih dalam ‘era kegelapan’. Lalu mengapa umat Islam saat ini mengalami ketertinggalan? Menurut Muhammad Quraish Shihab dan pakar lainnya, salah satu penyebab ketertinggalan umat Islam karena meninggalkan ajaran Alquran dan hadis. Meninggalkan dalam arti ketidaktahuan yang berakibat pada kurangnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam kedua sumber ajaran Islam itu. Sikap seperti ini pernah terjadi pada umat Nabi Musa as. yang kemudian membuahkan kecaman keras dari Allah swt. sebagaimana diungkapkan dalam
Alquran:
“Dan di antara mereka ada yang ummiyun, tidak mengetahui al-Kitab, kecuali amani belaka, dan mereka hanya meenduga-duga.” (Q.S. al-Baqarah [2] :78). Ayat ini menyebut meraka yang bersikap demikian, sebagai “ummiyyun” (buta huruf) yang tidak mengerti kitab suci dan sumber ajaran agama dengan baik. Kalaupun mengerti tidak didukung oleh bukti-bukti yang kuat, tetapi hanya sekadar dugaan, sehingga timbul keengganan. Kata amaniy adalah bentuk jamak dari kata umniyyah yang dapat berarti angan-angan, harapanharapan kosong, dongeng-dongeng atau kebohongan. Contohnya ajaran bahwa yang masuk surga hanya orang Yahudi, atau mereka tidak disiksa di neraka kecuali beberapa hari saja (40 hari selama jangka waktu nenek moyang mereka menyembah patung emas anak lembu produk Musa Samiri). Mereka hanya percaya dongeng, takhyul dan khurafat yang diajarkan oleh pemuka agama mereka. Ibnu ‘Abbas menafsirkan kata amani dengan “sekadar membaca” tidak memahami Santunan MEI 2011
pesan kitab suci, walaupun boleh jadi mereka menghafalnya. Keadaan yang demikian itulah yang disebutkan oleh Alquran, seperti keledai yang memikul buku-buku. (Q.S. al-Jumu’ah [62]: 5). Sebenarnya, ketiga sifat tersebut (angan-angan, dongeng, dan bacaan yang tidak dihayati, merupakan sifat orang Yahudi yang dianut oleh sebagian besar umat Islam dewasa ini. Sikap umat seperti ini sangat tercela, apalagi menduga-duga tentang hal yang berkaitan dengan agama. Celakanya, ada pemuka agama, yang menulis al-Kitab dengan tangan mereka lalu mengatakan “Ini dari Allah,” hanya untuk sekedar memperoleh keuntungan yang sangat sedikit. Inilah yang menjadi penyebab kemunduran dan ketertinggalan umat Islam hari ini. Meski Alquran menyatakan dirinya telah “menjelaskan segala sesuatu,” namun tidak berarti Alquran tidak membutuhkan penjelasan. Jumlah ayatnya yang terbatas, yaitu 6236 ayat, karakteristiknya padat, dan kandungannya bersifat umum, menuntut adanya penjelasan dan penafsiran. Rasulullah saw. adalah sosok yang memiliki otoritas untuk itu, baik yang diwujudkan dengan kata-kata, perbuatan atau pengakuan beliau. Himpunan ketiga hal tersebut dikatakan dengan Hadis atau Sunah. Dengan demikian 37
Opini sebagai sumber ajaran Islam, Alquran dan Hadis tidak dapat dipisahkan. Kewenangan itu disampaikan sendiri oleh Alquran, Surah.
“(Mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Kami turunkan al-Zikr (Alquran) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereke memikirkan.” (Q.S. al-Nahl [16]: 44). Penafsiran Rasulullah tidak pernah keliru, karena di bawah bimbingan wahyu, sebagaimana ayat berikut: “Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut keinginannya.” (Q.S. al-Najm [53]: 3). Titik Krusial Persoalan Agama Satu hal yang harus dan patut disadari, persoalan agama bukan hanya pada otentisitas teks-teks keagamaan semata, tetapi pada pemahaman yang baik dan benar. Keaslian dan kemurnian teks Alquran dan Hadis sebagai sumber ajaran tidak diragukan lagi. Sejarah telah membuktikannya. Tetapi, khazanah intelektual Islam menyodorkan fakta sekian banyak perbedaan menyangkut pemahaman teks-teks tersebut. Sifat Alquran yang dinyatakan banyak pakar sebagai hammalatu awjuh mengandung kemungkinan ragam interpretasi. Ia bak permata berlian, dari sisi mana pun dipandang akan memantulkan cahaya. Semuanya dapat dibenarkan, selama berpegang pada kaidah-kaidah kebahasaan yang telah disepakati dan syariat Islam. Lebih dilematis lagi, bila berhadapan dengan teks hadis, sebab dalam memahaminya diperlukan pengetahuan tentang latar belakang historinya (asbab alwurud) dan maksud (maqasid) di balik pesan hadis tersebut. Satu hal yang harus diyakini, kebanyakan Sunnah Rasul, mempunyai implikasi hukum yang harus diikuti, sebab dengan mengikutinya, akan terpetunjuk (QS:Al‘Araf [7] :158). Tetapi mayoritas ulama Islam, 38
-seperti dikutip Yusuf al-Qaradhawijuga sepakat adanya sekian banyak Hadis Nabi yang tidak berimplikasi hukum. Terutama yang berkaitan dengan beberapa persoalan kuduniaan. Ulama lain yang berpendapat seperti al-Qardhawi, adalah Qarafi (w. 684 H.), Syah Waliyyullah al-Dahlawi (w. 1176 H), Rasyid Ridha, Mahmud Syaltut, Pimpinan Tertinggi Al-Azhar, Thahir Ibnu Asyur, seorang mufti Tunis, pengarang Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir. Contoh yang sering dikemukakan adalah ketika Nabi datang ke Madinah dan menemukan masyarakat di situ mengawinkan kurma agar produksi meningkat. Saat itu Nabi menganjurkan agar hal itu tidak dilakukan. Saat panen tiba, penghasilan berkurang, dan dengan segera mereka melaporkan hal itu kepada Rasulullah. Menanggapi kejadian tersebut, Beliau bersabda: “Aku hanyalah manusia biasa, jika aku memerintahkan sesuatu ajaran agama maka ambillah, dan jika yang aku sampaikan hanya sekedar pendapat, maka ketahuilah, aku hanya seorang manusia biasa” (H.R. Muslim). Dalam hadis lain, Beliau menanggapinya dengan ungkapan: “Kalian lebih tahu dalam soal keduniaan (yang kalian geluti). (H.R. Muslim). Beliau adalah penduduk Mekah, yang tidak berprofesi sebagai petani korma (tetapi peternak), dan Mekah gersang, tidak cocok untuk pertanian dan perkebunan (Nabi kurang ahli dalam perkebunan kurma). Tetapi sahabat memahaminya sebagai perintah agama, yang akhirnya menuai panen, tidak seperti yang diharapkan. Dari sini dapat dipahami, Nabi menjelaskan, dalam soal teknis yang tidak terkait dengan persoalan agama, para ahli di bidangnya lebih tahu dari beliau (Rasulullah). Karenanya, pakar hadis terkemuka, penyusun kitab Penjelas (Syarh) Muslim, Imam Nawawi, meletakkan hadis tersebut di bawah judul, Bab: Wujub imtitsali ma qalahu syar’an, duna ma zakarahu shallallahu ‘alaihi wa sallam mim ma ‘asyiyi al-dunya ‘ala sabili al-ra’yi (Bab: Kewajiban mengukuti sabda Rasul, yang berupa syariat agama, bukan persoalan keduniaan yang disampaikan Rasul berdasarkan pendapat). Contohnya, perkembangan ilmu kedokteran modern, dan lain sebagainya. Santunan MEI 2011
Dari contoh hadis di atas dapat dipahami, titik krusial, dalam teks-teks keagamaan adalah pada penafsiran, terutama yang terkait dengan pola hubungan antara lafaz (teks) dan makna (batin). Tidak jarang ditemui pemahaman keagamaan yang begitu literal, bahkan terkadang terasa menyulitkan, namun tidak sedikit juga ditemukan pemahaman yang begitu longgar, bahkan liberal. Islam adalah agama universal dan global. Dia berlaku untuk belahan dunia manapun dan zaman apapun sebelum dunia ini kiamat. Perjalanan Islam yang timbul tenggelam ini, disebabkan oleh perilaku umat, bukan karena ajaran agamanya. Hal ini dapat dicermati pada periode awal Islam. Belum kita dengar Islam tidak cocok dengan Eropa, karena jauh sebelum Eropa maju dan modern Islam telah terlebih dahulu menoreh dan membuat peradaban di sana. Ingatlah kejayaan Islam di Spanyol (Andalusia) Sampai beberapa abad di sana. Berbagai ilmu pengetahuan diajarkan oleh kaum muslimin kepda bangsa Eropa dengan tanpa melihat latar belakang budaya dan agama, sehingga mereka menjadi orang yang tercerahkan dengan datangnya Islam. Hal inilah yang menjadi cikalbakal renaisance Eropa. Itu adalah masa lalu Islam. Bagaiman Islam saat ini? Menurut John L. Esposito, dalam bukunya “Masa Depan Islam”, bahwa tantangan Islam saat ini pada masalah besar, yaitu: 1. Benturan internal Islam, seperti persoalan aliran-aliran sesat yang begitu merewsahkan; 2. Benturan dengan budaya globlal Menurut Quraish Shihab, terpuruknya umat Islam dewasa ini, dikarenakan umat Islam jauh dari Alquran dalam arti yang utuh. Generasi periode awal sudah melakukan penafsiran terhadap Alquran dengan tepat untuk masanya. Namun sangat disayangkan setelah Dinasti Abbasiah, terjadi kejumudan dalam pemahaman Alquran dan berbagai produk hukum berhenti secara total. Sejak saat itu, penafsiran terhadap Alquran pun stagnan dan hal itu berlangsung cukup lama, sampai awal abad ke-20. n Penulis adalah Kasi Haji dan Umrah Kankemenag Kab. Aceh Utara, Pimpinan Dayah Syamsudhdhuha, Cot Murong, Aceh Utara.
Opini
Sejarah Aliran Sesat di Indonesia Oleh Abidin Nurdin
A
liran sesat yang muncul di Indonesia bukanlah fenomena baru. Sejak puluhan tahun yang lalu, beberapa aliran sesat telah muncul dan berkembang, yaitu; Ahmadiyah, Baha’i, Ingkar Sunnah, Gerakan Darul Arqam, Isa Bugis, Gerakan Lembaga Kerasulan, Negara Islam Indonesia (NII)Ma’had al-Zaytun, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Lia Eden dan Qiyadah Islamiyah. Dari beberapa aliran tersebut sebagian sudah tidak aktif lagi, dan ada yang masih eksis sampai sekarang. Tulisan ini akan memaparkan beberapa yang masih eksis sampai sekarang. Aliran yang divonis sesat oleh pe-merintah dan tidak berkembang lagi yaitu, Ingkar Sunnah, berdiri di Kuningan, Jakarta 1980, pertama kali diajarkan oleh Haji Abdurrahman Pedurenan, kemudian dilarang oleh MUI 1983. Gerakan Darul Arqam, didirikan pertama kali oleh Syaikh Ahmad Suhaimi di Malaysia dan kemudian dilarang 15 Agustus 1994. Isa Bugis muncul sekitar 1990-an. Ajarannya misalnya golongan diluar mereka adalah kafir, shalat dan puasa tidak wajib. Ia adalah salah seorang dosen IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta). KemudianGerakanLembagaKerasulan tokohnya adalah Aceng Syaifuddin. Baha’i didirikan oleh Mirza Ali Muhammad AsySyairazi di Iran 1820, sedangkan pertama kali berkembang di Indonesia yaitu di Bandung. Baha’i dilarang berkembang pada 1962 (H. Ahmad Jaiz, 2004; 29-72). Selanjutnya Lia Eden, yang dikembangkan oleh Lia Aminuddin yang mengaku bertemu dengan Malaikat Jibril 1974 juga 1997 selanjutnya mengajarkan “Kerajaan Tuhan”. Ia dijebloskan ke penjara dengan dakwaan penistaan agama dan ditahan
selama 2,5 tahun, dan dibebaskan 15 April 2011 (Tempo Interaktif, 15 April 2011). Sedangkan aliran sesat yang masih berkembang sampai sekarang yaitu; Ahmadiyah, didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India (1835-1906) dan masuk ke Indonesia tahun 1935. Ahmadiyah ini juga disebut sebagai Qadianiyah untuk membedakan dengan Ahmadiyah Lahore. Qadianiyah mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, sedangkan Ahmadiyah Lahore hanya menganggapnya sebagai ulama pembaru. Di Indonesia cabang Ahmadiyah sudah ada 200 cabang, yang tersebar di Jawa, NTB, Sulawesi, Palembang, Sumatera Barat, Bengkulu dan Bali (H. Ahmad Jaiz, 56). Kemudian Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), awal muncul aliran ini memakai nama Darul Hadis (1951) di Jawa Timur, namun dilarang oleh Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) Jawa Timur karena dianggap meresahkan masyarakat. Kemudian selanjutnya meng-ubah nama menjadi Islam Jama’ah, Santunan MEI 2011
tetapi Surat Keputusan Jaksa Agung RI. No. Kep.08/D.A/10.1971, tanggal 29 Oktober 1971 Islam Jama’ah dilarang. Melalui pimpinannya Nurhasan Ubaidah Lubis merapat ke GOLKAR kemudian berganti nama kembali menjadi Lembaga Karyawan Dakwah Islam (Lemkari), Lemkari dianggap meresahkan masyarakat akhirnya dilarang oleh Gubernur Jawa Timur, Soelarso dengan SK. No. 618 Tahun 1988, tanggal 24 Desember 1988. Selanjutnya melalui Musyawarah Besar Lemkari IV di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Nopember 1990 kembali berganti nama atas anjuran Mendagri Rudini menjadi LDII sampai sekarang (H. Ahmad Jaiz, 2004: 74). Negara Islam Indonesia Komandan Wilayah IX (NII KW IX) dipimpin pertama kali oleh Haji Abdul Karim dan Haji Muhammad Rais tahun 1984-1992, kemudian Abu Toto Asy-Syaikh AS Panji Gumilang 1992-2001 di Indramayu, Jawa Barat. Menurut Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam Jakarta yang telah mengadakan penelitian tentang NII dan Pesatren al-Zaytun bahwa praktek ajaran adalah menyimpang dari Islam (H. Ahmad Jaiz, 2004; 55). Selain itu, itu saat ini ratusan orang tua dan keluarga melaporkan kehilangan anak dan anggota keluarganya, sebagian mereka yang kembali mengaku telah diindoktrinasi oleh kelompok NII termasuk 7 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Kemudian pada tahun 2000 Ahmad Musaddeq (H. Salam) mengajarkan aliran baru yang disebut Qiyadah Islamiyah dikembangkan di Kampung Gunung Sari, Desa Gunung Bunder, Bogor ini sudah mulai merambah ke Provinsi lain di Indonesia. Kelompok 39
ini kemudian difatwakan sebagai sesat dan menyesatkan oleh MUI Pusat. Jika dilihat ajarannya antara Qiyadah Islamiyah dan Millat Abraham ada kesamaan. Terkait dengan aliran yang sesat, yang berkembang di Aceh. Beberapa bulan lalu di Bireun ditemukan pengikut ajaran sesat yang disebut Millata Abraham. Kemudian tidak lama kemudian berkembang ke Unsyiah dan IAIN dan beberapa perguruan Tinggi lainnya di Aceh. Sejalan dengan kondisi tersebut Pemerintah Aceh telah mengeluarkan nama-nama yang dianggap sesat yaitu; 1). Ajaran Milata Abraham (Lokasi di Bireuen); 2). Darul Arqam (Banda Aceh); 3) Ajaran Kebatinan Abidin (Sabang); 4) Aliran Syiah (Aceh); 5). Ajaran Muhammad Ilyas bin M Yusuf (Aceh); 6). Tarikat Haji Ibrahim Bonjol (Aceh Tengah); 7) Kelompok Jamaah Qur’an Hadist (Aceh Utara); 8). Ajaran Ahmadiyah Qadiyan (Aceh); 9). Pengajian Abdul Majid Abdullah (Aceh Timur); 10). Ajaran Ilman Lubis (Suak Lamatan, Kecamatan Teupah Sel, Simeulue; 11). Tarikat Mufarridiyah (Aceh); 12). Ajaran Ahmad Arifin (Aceh Tenggara); 13). Ajaran Makrifatullah (Banda Aceh); 14). Pengajian Al-Quran dan Hadist (Kecamatan
Simpang Ulim dan Madat, Aceh Timur). Aliran yang diduga sesat/sempalan: 1) Ajaran Salik Budha (Kecamatan TanganTangan dan Kuala Bataee, Abdya; 2). Ajaran Sukardi (Gampong Teungoh, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar); 3) Mukmin Mubalik (Banda Aceh dan Aceh Besar); 4) Dugaan Pendangkalan Aqidah (Kecamatan Simeulue Timur, Simeulue) (Serambi Indonesia, 7 April 2011). Dari beberapa aliran sesat yang berkembang di Aceh, nampaknya yang paling massif berkembang adalah Millata Abraham menurut beberapa sumber diduga telah berkembang beberapa tahun. Kemudian baru nampak ke permukaan akhir tahun 2010 di Peusangan Bireun, dengan target masyarakat biasa yang sarat dengan motif ekonomi. Kemudian masuk ke Banda Aceh awal tahun 2011 targetnya adalah mahasiswa dengan namanya berbeda, Mukmin Muballigh padahal substansi ajarannya sama dengan Millata Abraham. Diduga ajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Zainuddin dan keluarganya di Banda Aceh, ia kemudian ditangkap oleh pihak berwajib. Meskipun kemudian kelompok ini bersyahadat bersama 100
orang pengikutnya didepan Gubernur, Ketua MPU Provinis dan Kapolda Aceh (Republika, 22 April 2011). Selain itu, LDII di Aceh yang sebelumnya dikategorikan sebagai aliran yang tidak sesat, pada Ahad 17 April 2011 masyarakat Sabang menggelar aksi damai di depan pintu masuk Markas LDII di Desa Balohan, Kecamatan Suka Jaya. Mereka menuntut pemerintah dan MPU membubarkan lembaga dakwah yang mereka nilai sesat tersebut. masyarakat juga menilai, jemaah LDII cenderung tertutup dan kurang bersosialisasi dengan masyarakat. Namun tuduhan tersebut dibantah oleh seorang tokoh muda LDII, Agus Halim Aziz SE SK MH. Aliran tersebut dihentikan aktivitasnya oleh pemerintah Kota Sabang agar tidak terjadi gerakan massa selanjutnya. Ketua MPU Sabang, Tgk. Amin Kadmi membantah bahwa LDII telah dinyatakan sesat oleh Fatwa MPU Provinsi Aceh No. 4 Tahun 2004 (Serambi Indonesia, 18, 21 dan 23 April 2011). n Penulis adalah Dosen Agama pada Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe dan Peneliti pada Pusat Kajian Pendidikan dan Masyarakat (PKPM).
KARYAWAN-KARYAWATI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN ACEH UTARA
Mengucapkan Selamat dan Sukses
Kepada Drs. H. Zulkifli Idris, M. Pd Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara dan Drs. Jamaluddin, M. Pd Peny. Zawa Telah meraih Gelar Magister Pendidikan dengan Prestasi Kelulusan sangat memuskan Pada Universitas Setia Budi Mandiri Sumatera Utara Diwisuda pada Hari Jum’at, 01 April 2011, oleh Direktur Pasca sarjana Setia Budi Mandiri Medan Prof. Dr. Jon Piter Sinaga Semoga Ilmu yang telah diperoleh dapat bermanfaat bagi Agama, bangsa dan Negara. H. Asnawi, S. Ag Ka. Subbag TU 40
Santunan MEI 2011
Opini
Ujian Nasional Online Oleh Armanawi
S
etelah perjuangan panjang dari berbagai kalangan stakeholder pendidikan tentang sistem evaluasi Ujian Nasional (UN) dan sistem kelulusan para siswa pada tahap akhir di setiap satuan pendidikan telah menuai pro-kontra sistem pelaksnaannya. Namun, pada akhirnya memberi pilihan terealisasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang sistem evaluasi dan ketentuan lulus pada satuan pendidikan berkaitan kepada tiga standar penilaian, yaitu; pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Selanjutnya, keluar Permendiknas No.45 Tahun 2010 tentang Kriteria Ke-lulusan peserta didik pada SMP/ MTS, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK 2011. Kelulusan siswa dari satuan pendidikan ditentukan oleh satuan pendidikan berdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, dan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Kemudian lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dan lulus ujian nasional. Pelaksanaan UN untuk 2011 jenjang SMA/MA/SMALB dan SMK, UN utama berlangsung 18-21 April 2011, UN susulan berlangsung 25-28 April 2011, jenjang SMP/MTs/SMPLB, UN utama 25-28 April 2011, UN susulan 3-6 Mei 2011. UN 2011 berbeda dengan UN tahun sebelumnya, dilaksanakan satu kali dan tidak ada UN ulangan. Kriteria kelulusan para siswa dari UN
ditentukan berdasarkan nilai akhir (NA) yang diperoleh dari dari gabungan Nilai US/M dari mata pelajaran yang di UN, dengan ketentuan 40% untuk nilai S/M dari mata pelajaran yang di UN yang diperoleh dari gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor semester 1, 2, 3, 4, dan 5 untuk SMP/MTs dan SMPLB. Sedangkan untuk tingkat SMA/MA, SMALB dan SMK diperoleh dari gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan 5, dan 60% untuk Nilai UN. Peserta didik dinyatakan lulus UN apabila NA tiap mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat koma nol) dengan ketentuan rata-rata NA paling rendah 5,5 (lima koma lima). Khusus SMK Nilai kompetensi kejuruan adalah gabungan 70% nilai ujian praktek kejuruan +30% nilai teori kejuruan, Santunan MEI 2011
dimana kriteria kelulusan kompetensi kejuruan minimum nilai 7,00. Bila ujian sekolah/madrasah sudah lulus, maka ketentuan lulus akhir adalah pada hasil UN. Secara tekhnis pelaksanaan UN sesuai dengan peraturan BSNP nomor 0149/2010 tentang POS pencetakan naskah soal UN terdiri atas 5 Paket naskah soal per mata pelajaran per ruang ujian, untuk ruang yang jumlah siswanya kurang dari 20 orang jumlah naskah disesuaikan. Namun, yang perlu menjadi perhatian adalah cara penggandaan dan pendistribusian naskah soal UN yang dilakukan oleh percetakan yang ditetapkan melalui pelelangan yang dilaksanakan oleh pemerintah (POS BSNP.No.0003/2011). Pengawasan pencetakan dan pendistribusian naskah soal UN menjadi tanggung jawab perguruan tinggi yang ditunjuk, tapi apakah bisa dipercaya keamanannanya? Kerancuan UN Kerancuan dari pelaksanaan UN adalah beredar kunci jawaban via sms terjadi sebelum mata pelajaran UN berlangsung yang dilakukan oleh para pemain yang ‘kelihatan’ sudah terpelihara dari tahun ke tahun dan bukan rahasia lagi, sehingga tidak perlu diusut? Maka UN kita hanya sandiwara. Bahwa sebelum mata pelajaran UN terlaksana, para uknum mengadakan transaksi distribusi lebih awal dari hari ‘H’. Maka, tak heran naskah soal sudah beredar di pasar gelap, dari tangan pertama akan menjual dengan harga yang bervariasi mulai harga Rp 13 juta sampai Rp 1 juta, untuk satu mata pelajaran. Sehingga, PTN Tolak Nilai UN jadi Parameter, 41
Opini (serambi, 7/4). dan sampai kepada user (penguna) satu mata pelajaran Rp.200.000-Rp.50.000. Dalam kondisi ini, kita prihatin pelaksanaan UN tidak bermakna dari tujuan utama untuk menjadi evaluasi setiap mata pelajaran yang di-UN-kan dan sebagai pemetaan kualitas penguasaan materi yang benar bagi pemerintah. Mengantisipasi keprihatinan sistem pelaksanaan UN sekarang perlu mencari alternatif lain bagi kelangsungan pendidikan kita. Tujuannya adalah untuk mencari bibit unggul (siswa) dari berbagai jenjang satuan pendidikan agar mereka belajar arti “ujian” dan proses belajar yang terintegrasi kepada nilai-nilai jujur, bermoral, mandiri, kreatif dan berprestasi. Jangan ada kesan asalkan mereka lulus dan dapat selembar ijazah ya nanti mereka cari jalan sendiri. Pola pikir pasif semacam ini perlu dihindari bagi stakeholder pengambil kebijakan untuk kemajuan bangsa. Budaya akademik yang dibangun oleh rayon, sekolah, dan pemerintah daerah seharusnya berdaya pikir nilai moral dan prestasi—baik atau jelek, tergantung proses—Melalui UN kita
ciptakan generasi yang jujur, mandiri dan mampu menciptakan berbagai keterampilan dan prestasi daripada hanya melihat hasil UN ’semu’. Kepada siswa yang rajin belajar yang bisa menjadi pintar dan berhak lulus UN, juga sukses dalam UMB atau SNPTN. UN Online Meciptakan kemandirian siswa dan mempersempit perlakuan kecurangan oleh uknum dari sistem pelaksanaan UN di berbagai daerah, maka perlu dicari solusi sistem UN online. Dengan asumsi bahwa setiap siswa SMP/MTs/ dan SLB, SMA/MA dan SMK telah belajar mata pelajaran Tekhnologi Informatika dan komunikasi (TIK), sehingga layak dan dapat dilakukan sebagai aktualisasi TIK. Sebelum sistem ini dilaksanakan, menjelang UN terlebih dahulu diadakan try out online secara nasional minimal dua kali pelaksanaan. Sehingga peserta didik tidak gugup ketika UN online. Hasil try out onlline harus dianalisis dan dirangking secara propinsi, kabupaten/ kota, sehingga tiap daerah mengetahui tingkat penguasaan materi yang di-UNkan dan keperluan pengayaan. Sistem
pelaksanaan, dijadwalkan minimal sebulan sebelum UN berlangsung. Tekhnis pelaksanaan UN Online dikontrol oleh operator (Tim IT) masingmasing panitia propinsi, sebagai tahap awal dan tahap jangka panjang secara terpusat dari web Mendiknas (tentu butuh kesiapan semua perangkat). Menyangkut kelemahan sinyal dan terlambatnya (durasi) waktu yang dibutuhkan, pihak operator harus membantu mefasilitasi dan mengatasi durasi error (jika ada). Misalnya waktu pelaksanaan yang dibutuhkan 120 menit, namum tidak dapat diakses sesuai dengan jadwal, maka operator harus menambah sebanyak waktu error pada lokasi tersebut. Selanjutnya, pelaksanaan pada satuan pendidikan dapat dilakukan di laboratorium komputer. Mengenai jumlah peserta ujian dapat digulir, disesuaikan dengan fasilitas lab’ sekolah, 20 atau 40 siswa sekali pelaksanaan, dan dibolehkan membawa notebook (siapa saja yang ada). Maka, UN online akan menjadi pilihan masa depan. Siapa takut? n Penulis adalah pemerhati pendidikan tinggal di Lhokseumawe.
Kepala dan seluruh Keluarga Besar Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Turut berduka cita atas meninggalnya
H. Anwar Thaib, B.Sc.
(Kepala Seksi Bina Lembaga Zakat dan Wakaf pada Bidang Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh) Pada tanggal 20 April 2011 di Lueng Danuen, Kabupaten Bireuen Semoga Almarhum diterima di sisi Allah swt. dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini. Ttd. Drs. H. A. Rahman TB, Lt. 42
Santunan MEI 2011
Opini
Haba Jameun; Maghrib Mengaji Oleh Muhibuddin Hanafiah
P
esatnya perkembang bermacam aliran sesat dan gerakan pendangkalan akidah di Aceh pada masa-masa terakhir ini, ada yang berpandangan bahwa begitu mudahnya masyarakat Aceh menerima ajaran sesat tersebut disebabkan masyarakat Aceh telah begitu jauh dari pemahaman ajaran Islam yang sebenarnya. Kalau ditelusuri lebih dalam, pandangan tersebut ada benarnya. Di mana penyebab semua itu adalah semakin melemahnya intensitas pendidikan agama di tengah masyarakat. Pendidikan agama mulai termarginalkan oleh riuh riang pendidikan umum yang menawarkan kehidupan duniawi yang menjanjikan. Sementara pendidikan agama dianggap hanya mampu menjanjikan kehidupan akhirat, setelah keglamoran kehidupan duniawi berakhir. Asumsi yang masih mentah semacam ini kian mendapat tempat di masyarakat Aceh selama ini. Berangkan dari asumsi di atas, dapat dikatakan bahwa telah terjadi perubahan prioritas pendidikan di kalangan masyarakat Aceh, di mana pendidikan umum lebih diutamakan. Mereka bersedia menfasilitasi apa saja, segala kebutuhan yang diperlukan asalkan anak-anak mau menekuni ilmu pengetahuan dan serius belajar. Terkadang untuk mencapai hasratnya itu, tidak sedikit orang tua menggunakan otoritasnya dengan cara memaksa sang anak agar mau mengikuti kegiatan belajar ekstra. Karena itu, tidak saja sekolah favorit yang diburu, tempat kursus atau lembaga bimbingan belajar yang lumayan bergengsipun dicarinya. Namun sangat disayangkan, antusiasme yang sama kelihatannya tidak nampak terhadap pendidikan agama. Pendidikan
agama tidak lagi berada pada posisi sentral dan mendapatkan tempat yang menentukan. Pendidikan agama telah dinomorsekiankan dan berada pada posisi peripheral belaka. Amat jarang orang tua sekarang yang mau memperdulikan masa depan kebenaran aqidah dan kelurusan syari`ah anakanaknya kelak. Paham materialis telah mengikat dan membelenggu pikiran dan dunia sebagian masyarakat Aceh dewasa ini. Sekitar dua puluh tahun yang lalu, saat sebelum teknologi informasi dan komunikasi masuk ke ruang yang paling privasi dalam keluarga masyarakat Aceh, konsentrasi masyarakat kala itu tertumpu pada pendidikan agama anak-anak di rumah. Umumnya, waktu yang dipilih dan dianggap tepat untuk belajar agama oleh semua anggota keluarga adalah ba’da shalat maghrib. Usai melaksanakan shalat maghrib orang tua mulai memainkan perannya sebagai teungku (baca: guru) bagi putra-putrinya sendiri untuk mempelajari agama. Membaca alQur’an merupakan materi ajar yang paling utama dan mendasar yang diberikan orang tua kepada anak-anak Santunan MEI 2011
mereka. Setelah pembelajaran alQur’an dianggap memadai (leumpeut), baru kemudian dilanjutkan dengan pengenalan praktek ibadah (ibadah praktis) atau hukum fiqih melalui penela’ah kitab-kitab Arab-Jawi. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bila suasana rumah sejak senja hari menjelang shalat Insya, riuh dengan suara anak-anak membaca al-Qur’an dengan berbagai tingkatan. Ada anakanak yang baru belajar mengenal huruf hijaiyah melalui metode Baghdadiyah (aleh, ba dan seterusya), ada juga yang sudah ke tingkat Juz ‘Amma, dan sebagian lagi sudah ke level al-Qur’an (quruan rayeuk). Suasana rumah benar-benar hidup dan dinamis dengan lantunan suara anak-anak melafazhkan ayat-ayat al-Qur’an. Lebih semarak lagi, suasana yang sama bukan di satu rumah saja, melainkan nyaris semua rumah melaksanakan aktivitas serupa. Realitas sebagaimana diilustrasikan di atas nampaknya tidak terjadi lagi pada masa sekarang. kehidupan keagamaan masyarakat Aceh kini telah berubah drastis. Pengajian setelah maghrib nyaris tinggal kenangan masa kecil (haba jameun). Bukan tidak mungkin pada suatu masa nanti, pengajian agama di rumah masyarakat Aceh hanya sebagai dongeng belaka. anggota keluarga, tidak terkecuali anak-anak, lebih menghabiskan waktu di depan layar monitor televisi, piranti teknologi hiburan yang cukup melalaikan. Pola hidup yang berorientasi pada hiburan telah menyita banyak waktu yang sejatinya digunakan untuk belajar, terlebih belajar agama. Ingat, jangan lalai dengan teknologi! n Penulis adalah dosen IAIN Ar-Raniry. 43
Ensiklopedi Bahasa di Aceh
Bahasa di Aceh Mei 2011 NO.
BAHASA INDONESIA
BAHASA ACEH
BAHASA GAYO
BAHASA ANEUK JAMEE
BAHASA ALAS
BAHASA SIGULAI/ LAMAMEK
BAHASA DEVAYAN
BAHASA SINGKIL
BAHASA PAKPAK BOANG
BAHASA TAMIANG HULU
BAHASA KLUAT
BAHASA HALOBAN
1
Cara
Lagee
Cara
Caro
Cakhe
Caro
Caro
Cakha
Cakha
Caro
Upayo
Caro
2
Lurus
Teupat
Betul
Luruih
Pentekh
Atule
Matolok
Lukhus
Pentekh
Lempang
Tepat
Matolok
3
Serong
Siroeng
Sirung
Serong
Mekheng
Akheok
Mesa
Senjang
Sehong
Mereng
Pekok
Makheddong
4
Cerdik
Carong
Pane
Cadiak
Bacakh
Embu
Sedek
Akal
Cekhdik
Pande
Urok
Ceddek
5
Licik
Cureng
Ilet
Licik
culas
Khelotkhelot
Ulet
Licik
Linci
Licik
Medalit
Lecek
6
Lembut
Leumiek
Lemut
Lambuik
Moh/ lembek
Alemboe
Malebu
Lembut
Moh
Lembut
Melencik
Malebbo
7
Pura-pura
Pura-pura
Ecek-ecek
Purak-purak
Kekulah
Golok-golog
Purak-purak
Elok-elok
Pekekulah
Puro-puro
Culas
Wuraka
8
Jujur
Jujoer
Jujur
Jujur
Jujukh
Jujur
Jujur
Jujukh
Selukhus
Jujur
Jujur
Matolok
9
Kasar
Gasa
Sergak
Kase
Gekhabal
Khasar
Hasal
Kasakh
Kasakh
Kasor
Keras
Kasar
10
Menang
Meunang
Menang
Manang
Menang
Menang
Menang
Menang
Menang
Menang
Menang
Menang
11
Kalah
Taloe
Rayo
Kalah
Talu
Taluh
Kalah
Talu
Talu
Kalah
Talu
Kala
12
Seri/Imbang
Sadum
Imang
Seri
Sekhi
Samo
Samo
Podo
Dos
Seri
Sabena
Samo
13
Tipu
Tipei/ peungeut
Cogah
Kicuah
Nipu
Khatipu
Manga’kali
Akali
Tipu
Nokoh
Tipu
Khelot
14
Bijak
Bijak
Bijak
Bijak
Bacakh/ bijak
Bijak
bijak
Wijag
Bijak
Bijak
Bijak
Bijak
15
Nasehat
Peuingat
Ejermarah
Nasehat
Nasehat
Inakha
Tinaham
Amanahi
Nasehat
nasehat
Ajaran
Manere
16
Teladan
Teladan
Conto/ Teleden
teladan
Teladan
teladan
contoh
Ikuthen
Ikuten
Teladan
Ikutan
Niconto
17
Usaha
Ilah daya
Buet
Usaho
Usahe
Usaho
Usaho
Krajo
Usaha
Usoho
Usaho
Usaho
18
Mengajak
pakat
Pakati
Mamakat
mababai
Miita
Mampadan
Mengajak
Mebabai
Ajak
Ngenokon
Mamadan
19
Meniru
Tiree
Unungunung
Maniru
Undhing
Meniru
Maniru
Mengusih
Usih
Niru
Ngusihi
Manyonto
20
Menolak
tulak
Munulak
Manulak
Malet pet
mediak
Manulak
menulak
odasekel
Tulak
Nulak
malakhaik
Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085277759339 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang anda kuasai. Padanan kata untuk edisi berikutnya : Marah; Curang; Mengundang; Berkumpul; Bertemu; Berpisah; Datang; Pergi; Menunggu, Sampai, Memberi, Menerima, Meminta, Setuju, Duduk, Berdiri, Bangun, Jatuh, Tolak, Tarik. 44
Santunan MEI 2011
Konsultasi BP4 Diasuh oleh Drs. H. Abdul Gani Isa, SH., M.Ag. (Ketua BP4 Provinsi Aceh)
Kenapa Suscatin? Assalamu’alaikum ww. Pengasuh Rubrik Konsultasi BP4 Yth. Ada tiga penanya yang menanyakan kepada redaksi lewat pesan singkat (sms), tiga hal yang hampir sama tentang keharusan mengikuti kursus pendidikan bagi calon pengantin (suscatin). Dari ketiga pertanyaan tersebut dapat redaksi rangkumkan menjadi dua pertanyaan: Pertama, mengapa program suscatin sepertinya dipaksakan dan diberlakukan secara tiba-tiba? Kedua, apa manfaat yang bisa diperoleh dari pendidikan tersebut, baik bagi peserta maupun bagi pemerintah? Wassalam Nama dan alamat ada pada redaksi. Jawaban: Wa’alaikumussalam ww. Pengasuh perlu memberikan apresiasi kepada ketiga penanya yang menaruh perhatian terhadap program suscatin ini. Kursus calon pengantin dilaksanakan didasari pada tiga hal: l) Hasil Munas BP4 ke IV tahun 2009 di Jakarta yang salah satu rekomendasinya, “Mewajibkan setiap pasangan calon pengantin untuk mengikuti kursus calon pengantin”; 2) Peraturan Dirjen Bimas Islam No.: DJ.II/491 Tahun 2009 tanggal 10 Desember 2009 tentang Kursus Calon Pengantin; 3) Surat Kakanwil Kemenag Provin-si Aceh Nomor: Kw.01.2/PW.0l/36/ 201O tanggal 13 Januari 2010, pada poin 3 surat tersebut dinyatakan, “Suscatin sesuai Peraturan Direktorat Jenderal dan Bimbingan Masyarakat Islam ini sudah berjalan secara efektif di Provinsi Aceh mulai 1 Maret 2010, sedangkan Januari sampai Februari 2010 merupakan masa sosialisasi. Berpijak pada ketentuan tersebut, maka BP4 Provinsi Aceh telah melakukan langkah-langkah untuk mengimplementasikannya. Untuk itu BP4
melakukan kegiatan: 1) Menyusun modul dan silabus sesuai materi sebagaimana disebutkan dalam surat Dirjen tersebut; 2) Bekerjasama dengan Kanwil Kemenag dan BKKBN Provinsi Aceh melaksanakan suscatin/calinda (calon lintobaro dan darabaro), baik tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota seperti yang sudah dilaksanakan selama ini di beberapa kabupaten/ kota. Pelaksanaan suscatin/calinda men-
dapat respon positif dari masyarakat seperti tulis Ahmad Yacob, Warga Dusun Pelajar Tingkeum Manyang Kuta Blang pada kolom droe keu droe (Hr. Serambi Indonesia, 10/3/2011), “Kursus calinda/catin sangat baik dilakukan dan dinilai sangat bermanfaat dan bekal bagi calon pengantin dalam membina rumah tangga bahagia dan untuk hidup selama-lamanya, karena itu program ini harus dilakukan untuk seluruh Aceh.” Melalui program suscatin ini, BP4 bersama mitranya ingin mewujudkan; Pertama, kemaslahatan bagi pasangan catin yang didasarkan pada kaidah, “Dar al-mafasid muqaddam ‘ala jalb al-masalih” (menolak kerusakan lebih diutamakan daripada meraih kemaslahatan). Dengan bekal ilmu yang didapatkan selama dua hari (24 jam). Lewat tujuh materi yang disuguhkan Santunan MEI 2011
pasangan catin diharapkan kelak bisa langgeng, bahagia, diliputi rasa dan kasih sayang untuk seumur hidup. Kedua, meminimalisir angka perceraian yang di Indonesia dalam tahun 2010 tidak kurang dari 200 ribu kasus perceraian dari jumlah nikah dua juta pasangan. Sedangkan di Aceh kasus perceraian dalam tahun 2010 sebanyak 2.000 lebih dari peristiwa nikah 40 ribu. Dari berbagai kasus tersebut, istri menggugat suami lebih dominan, dibanding suami menalak isteri. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada tingkat nasional tetapi juga terjadi di daerah. Karena itu kursus calon pengantin ini salah satu program BP4 dalam upaya menekan angka perceraian di Indonesia. Ketiga, peserta catin diberikan sertifikat setelah usai mengikuti suscatin. Sertifikat tersebut dijadikan salah satu syarat yang harus dilampirkan pada saat melangsungkan akad nikah. Tanpa memperlihatkan dan melampirkan sertifikat suscatin, maka akad nikah yang bersangkutan belum dapat dilangsungkan. Untuk diketahui oleh pasangan catin (calon pengantin) yang akan nikah atau ibu bapak yang sudah ada anak cucu, bahwa program semacam ini di negeri jiran Malaysia, sudah lama diterapkan, sedangkan di negeri kita baru dimulai sejak tahun 2010. Menurut pengasuh, ilmu yang diberikan bermanfaat, bagi peserta catin, sehingga memahami seluk beluk berumahtangga, sabar, qana‘ah, tidak mudah menceraikan istri, atau sebaliknya isteri meminta cerai. Bila rumah-tangga bahagia, dan harmonis, Insya Allah negara juga tentram. Bila perkawinan itu “wajib” maka menjaga dan mempertahankan keabadian rumahtangga juga menjadi wajib sesuai kaidah; ma la yatimm al-wajib illa bihi fahuwa bi al-wajib (sesuatu yang menyempurnakan kewajiban, juga wajib hukumnya). Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish-shawab.n 45
Konsultasi Hukum Islam Diasuh oleh Drs. H. Ridwan Qari, M.Ag.
Apa itu sesat? Assalamualaikum Wr. Wb. Bapak pengasuh yang terhormat. Saya ingin mendapat penjelasan tentang kata sesat. Dalam perhatian saya umat Islam banyak yang melakukan hal-hal yang berbeda dengan apa yang dikehendaki oleh ajaran Islam. Umpamanya pada waktu salat orang banyak sekali nongkrong dan ngobrol di cafe. Jam kerja sesuai perjanjian diabaikan. Kriteria pakaian sudah ditentukan tetapi tidak diikuti. Bagaimana masalah seperti ini? Apa dapat disebut sesat? Terima kasih atas jawaban bapak. Mas, di Banda Aceh. Jawab: Wa ‘alaikumussalam Wr. Wb. Untuk memenuhi maksud pertanyaan saudara, dengan merujuk Mu‘jam Ma‘aniy al-Qur’an al-‘Aziz yang disusun oleh Wahbah al-Zuhaily, memang ada empat makna kata sesat (dhalal) dalam Alquran. Pertama, sesat dalam arti jauh dari kebenaran. Ini makna yang sebenarnya. Lihat, umpamanya, al-Baqarah: 198: ”Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu bertolak dari ’arafah, berzikirlah kepada Allah di may’arilharam. Berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu.” Ayat ini menerangkan bahwa zikir yang benar itu adalah talbiyah, tahlil, doa dan pujian kepada Allah pada saat di Muzdalifah, bukan yang bertentangan dengan hal yang demikian. Ukuran Kebenaran itu dalam pengamalan ajaran Islam adalah Alquran dan Sunah. Pemahaman terhadap Alquran dan Sunah dimungkinkan berbeda sepanjang sesuai dengan kaidah-kaidah pemahaman (tafsir) yang sudah digali dan disepakati oleh ulama di bidang tafsir. 46
Contoh-contoh yang saudara kemukakan, menurut hemat kami, termasuk juga ke dalam makna sesat ini karena tidak sesuai dengan ketentuan Alquran mengenai waktu-waktu shalat, tentang menunaikan perjanjian dan tentang ketentuan berpakaian islami. Apa yang terjadi dengan Millah Abraham, menurut hemat kami, bukan sesat. Tetapi ini adalah agama lain selain Islam. Karena itu orang Islam yang masuk ke dalam Millah Abraham ini bukan sesat, melainkan murtad karena telah menukar agamanya dari sebelumnya Islam menjadi Millah Abraham. Kedua, sesat dalam arti bingung. Lihat surah al-Dhuha: 7: ”Dan Dia mendapatimu sebagai orang yang bingung, lalu Dia memberimu petunjuk.” Bingung yang dimaksud disini adalah kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad saw. Supranatural tidak dapat dicerna sepenuhnya oleh akal dan karenanya dibutuhkan wahyu agar manusia tidak berada dalam kesesatan (kebingungan). Santunan MEI 2011
Bukan justru sebaliknya meninggalkan wahyu untuk menghindari kebingungan. Ketiga, sesat dalam arti sia-sia. Lihat, umpamanya, surah Muhammad: 1-2; ”Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menghapus segala amal mereka. Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan kebajikan serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad, dan itulah kebenaran dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.” Menghapus segala amal (kebajikan) artinya tidak ada manfaat kebajikan itu dan menjadi sia-sia belaka. Orang yang melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat (lagha) termasuk dalam kategori telah sesat dalam arti telah melakukan perbuatan yang sia-sia. Apa yang dilakukan oleh orang Islam harus yang berfaedah. Keempat, sesat dalam arti lupa. Lihat surah al-Baqarah: 282: ”Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) satu orang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa maka yang seorang lagi mengingatkannya...” Sesat dalam ayat ini (lupa) adalah karena tidak profesional (bukan profesi). Perempuan pada zaman ayat ini turun sangat jarang berprofesi sebagai pengusaha (pedagang) sehingga kalau dijadikan sebagai saksi dalam transaksi perdagangan (hutang-piutang) dikhawatirkan sesat (lupa) karena tidak biasa sebagai profesi. Orang yang bekerja tidak sesuai profesi (keahlian) yang dimiliki cenderung sesat (alpa). Mudah-mudahan kita terhindar dari 4 makna sesat ini, apalagi murtad. nWallahu A’lam.
Bahasa Arab Diasuh oleh Muzakkir, S.Ag
Dihalalkan/dibolehkan =
Mengungkapkan
=
Dikuburkan
=
Murtad
=
Yang sudah kawin
=
Sia-sia
=
Memisah diri
=
Memenuhi
=
Santunan MEI 2011
47
Bahasa Inggris
Mulla Nasruddin and Three Wise Men One day some wise men, who were going about the country trying to find answers to some of the great questions of their time, came to Mulla Nasruddin’s district and asked to see the wisest man in the place. Mulla Nasruddin was brought forward, and a big crowd gathered to listen. The first wise man began by asking, “Where is the exact center of the world?” “It is under my right heel,” answered Mulla Nasruddin. “How can you prove that?” asked the first wise man. “If you don’t believe me,” answered Mulla Nasruddin, “measure and see.” The first wise man had nothing to answer to that, so the second wise man asked his question. “How many stars are there in the sky?” he said. “As many as there are hairs on my donkey,” answered Mulla Nasruddin. “What proof have you got of that?” asked the second wise man. “If you don’t believe me,” answered Mulla Nasruddin, “count the hairs on my donkey and you will see.” 48
“That’s foolish talk,” said the other. “How can one count the hairs on a donkey?” “Well,” answered Mulla Nasruddin, “How can one count the stars in the sky? If one is foolish talk, so is the other.” The second wise man was silent. The third wise man was becoming annoyed with Mulla Nasruddin and his answers, so he said, “You seem to know a lot about your donkey, so can you tell me how many hairs there are in its tail?” “Yes,” answered Mulla Nasruddin. “There are exactly as many hairs in its tail as there are in your beard.” “How can you prove that?” said the other. “I can prove it very easily,” answered Mulla Nasruddin. “You can pull one hair out of my donkey’s tail for every one I pull out of your beard. If the hairs on my donkey’s tail do not come to an end at exactly the same time as the hairs in your beard, I will admit that I was wrong.” n
Santunan MEI 2011
Tokoh Hardi Abdul Muhtaddin
Di Sidney, Saya Mendapat Hidayah Kamis pagi, 31 Maret 2011, Santunan kedatangan tamu jauh yang tak diduga-duga. Hardi Abdul Muhtaddin, seorang muslim mantan pendeta di gereja Kristen Jawa, Pangkalan Jati, Bekasi. Berikut petikan wawancara tentang pengalaman dan perjalanan spiritualnya.
S
aya kelahiran Jakarta, mama asal Solo, dan papa asli Bali. Awal mula saya mengenal Islam ketika saya tinggal di Sidney. Saya sempat lama di luar mengambil S2 di Sidney. Kemudian saya sempat tinggal di Perancis. Juga dan teman-teman yang di Kairo mereka mengambil kuliah di Sidney, satu apartemen dengan saya. Pada awalnya saya mempelajari cara mereka beribadah, mengambil wudhuk terus mereka shalat berjamaah. Itu saya pelajari sampai satu bulan setengah, lalu saya beranikan tanya sama mereka “boleh gak kita sharing? saya buka Kitab saya dan kamu buka Alquran”, mereka menjawab “Oya, kami malah terbuka.” Tapi pertama saya bilang, bahwa keyakinan ini bukan untuk diperdebatkan. “Oya” kata mereka. Saya hanya ingin tahu persamaan hakikat seperti apa, akhirnya banyak hal yang saya temukan. Akhir proses saya kembali lagi ke Indonesia tahun 2008, karena saya dipesan sama keluarga besar saya untuk menjadi pendeta di gereja kristen Jawa, Pangkalan Jati, Bekasi. Tahun 2009 saya menikah dengan anak pendeta dari Sulawesi Utara, dan
saya menjadi pendeta. Tetapi semakin saya dalami hakikat, semakin saya tidak temukan ke-Esa-an Isa sebagai Tuhan, dan tidak ada satu ayat pun yang menyatakan kalau Isa adalah Tuhan. Banyak ayat yang menyatakan bahwa Isa adalah utusan menyembah. Barangsiapa melawanku akan sampai kepadanya bapa dan Isa pun melarang para muridnya, jangan kalian sebarkan pada seluruh ummat bahwa aku adalah Messies “duares 14”. Dan memang Isa sudah mengakui bahwa ia bukan Mesies. Di kitab tawarikh dijelaskan, ketika proses penangkapan Isa di taman Getsmani, ketika ia sedang berdoa, lalu para parajurit datang menangkap dia, kemudian turunlah sinar yang begitu terang dari langit. Akhirnya para prajurit membawa laki-laki itu. Ini saya garis bawahi “mem-bawa laki-laki itu” bukan membawa Isa. Membawa ke hadapan Monjekilatus, lalu Monjekilatus tidak menemukan satu titik kesalahan pun pada laki-laki itu, tapi Kaisar berkata “dia harus mati.” Jadi kalau orang Kristen berpikir Yesus mati, kenapa? “O... untuk menebus dosa ummat manusia.” Alangkah
Santunan MEI 2011
bodoh dan naifnya, karena dijelaskan juga dalam kitab Galatia, bahwa Isa berkata “Aku akan menyelamatkan umat Nasrani yang berkebangsaan Ibrani.” Nah, pada saat ini umat Nasrani yang tidak berkebangsaan Ibrani tertanya “Apakah disamakan oleh Isa juga?” Ketika saya mempelajari itu saya masih seorang pendeta, dua hari saya mimpi didatangi orangtua pakai jubah panjang putih, ia pakai surban dia memberikan tasbih kepada saya. Anehnya mimpi ini dalam satu minggu itu tujuh kali (mimpi yang sama). Satu ming gu yang baru satu bulan istri saya pindah ke rumah mama saya, tidak mau tinggal bersama s a y a karena tangan saya bau minyak. J a d i
49
Tokoh mimpi yang terakhir itu ketika ia datang saya ambil tasbih itu saya terima, saya bangun tasbih itu tidak ada, tapi yang aneh tangan saya ini yang harum bau minyak kasturi. Saya kasi parfum saya cuci pake sabun saya rendam di molto tapi dia tidak hilang. Istri saya benci sama saya, akhirnya saya coba kasih penjelasan sama dia kita pulang kita coba buka kita kitab, coba jelaskan. Saya mau supaya kalau dia ikut sama saya masuk Islam, bukan karena ia mau ikut suami, tetapi supaya dia dengan pengertian dia dengan pe-mahaman dia. Akhirnya saya berdoa “Tuhan, kalau memang ini yang terbaik buat saya, nyatakan sebagai kasat mata manusia, tetapi kalau buruk jauhkan dari kami dan keluarga besar hamba. Lalu saya tidur, malam saya bangun itu tembok kamar saya itu tulisan Arab semua, itu saya bangun sekitar jam 2. Sebagai manusia saya takut, saya berdoa dengan doa yang sama “Tuhan, kalau memang ini yang terbaik sekali lagi secara kasat mata manusia, tetapi kalau ini setan atau jin yang ingin mengganggu hamba, jaukan dari keluarga hamba.” Begitu angin gerak pelan… pelan… pelan..., lama-lama cepat ia bergerak di atas kepala saya, padahal itu hari Jumat yang notabenenya besok Minggu saya harus khotbah ke gereja. Hari Sabtu saya buka ayat dan ketemulah ayat Imamad ayat 21, ayat 4, sampai ayat 11. Itulah yang saya khutbahkan dan saya izin oleh para tua majelis gereja bahwa pada besok Minggu tolong yang berdoa adalah para tua, dan yang bernyanyi adalah jemaat. Saya tidak bisa bernyanyi, berdoa dulu saya hanya membawakan khutbah. Karena membawa khutbah, saya hanya menyampaikan, lalu saya membawakan jemaat saya untuk mempertanyakan diri sendiri apakah benar Tuhan yang selama ini kita percaya sebagai tuhan. Selesai khutbah saya dipanggil, langsung sidang “Kenapa Pak Pendeta membuat iman para jemaat goyang?” Apa yang saya sampaikan adalah menurut ayat, saya buka ayatnya, saya tidak bisa terima. Akhirnya, Minggu, saya cerita sama istri, “Kita harus masuk Islam, bagaimanapun kita harus masuk Islam.” Dan dia berfikir, “Senin pagi kami berangkat kekantor Kanwil Depag Jawa Barat, kami bersyahadat.“ Ketika saya kerja, mama saya datang 50
ke rumah, ketahuan sajadah dan mukenah dia di kamar, dia di panggil ke rumah dan saya ditelpon dari kantor pulang ke rumah. Saya pulang melihat dia dalam kondisi menangis kakinya sudah bengkak semua, dan saya gak bisa bilang apa-apa. Banyak hal-hal secara manusia saya bisa tuntut keluarga saya, tetapi tidak saya lakukan karena ketika saya tanya kepada ustadz saya, dia bilang “Apapun kalau disidangkan papamu tetap bakal masuk penjara,” bagaimana pun juga ia adalah ayah kandung saya. Kenapa ia lakukan semua itu, karena ia tidak mendapatkan hidayah. Dari proses mimpi itu sampai keputusan berapa lama? Delapan bulan Dalam delapan bulan itu mencari atau bagaimana? Iya, saya belajar, saya cari seorang ustadz yang dia juga paham tentang kristologi, dan kami ketemu di Bandung disitulah saya bercerita sama dia, saya tanyakan semuanya. Luar biasanya Islam, dari hal yang paling sepele pun bisa dipertanyakan. Kalau kuliah dulu pilih apa? Saya ambil S2 hukum internasional, S1 hukum di Janabadra, dan S1 teologi di dutawacana Jogjakarta, selesai di situ saya minta izin sama orang tua ambil S2 di Sidney. Semenjak muslim di mana kegiatannya sekarang? Semenjak saya di usir sampai sekarang saya belum bekerja, karena saya nunggu ijazah saya keluar pertengahan Mei tahun ini. Karena kemaren ijazah saya dari SD sampai S2, buku nikah, KTP, akte kelahiran habis semua dibakar papa. Papa berfikir bahwa saya tidak bisa bertahan di luar dan kembali pulang menyerah dan jadi pendeta lagi. Saya selalu tekankan sama istri saya, kita harus yakin dan percaya, ini masalah kepercayaan, kalau kita yakin semua akan dicukupi dan akan dipenuhi sama Allah. Sekarang ke Aceh ini dalam rangka apa? Di Aceh ini saya punya kakak kandung yang enam tahun lalu lebih dulu masuk Islam. Dia kerja di kantor Pertamina Meulaboh, saya cari ke sana memang benar kakak pernah kerja di Pertamina Meulaboh, tetapi karena kakak naik jabatan dan dipindah ke Sulawesi Selatan (Makasar). Lalu humas Pertamina Meulaboh menghubungi Santunan MEI 2011
ke sana benar sudah pindah ke sana. Alhamdulillah, pihak Pertamina Meulaboh menawarkan “Bapak datang dulu ke sini, nanti di sini biar kami tanggung dulu di asrama Pertamina sampai kakaknya turun ke darat. Komunikasi sudah hampir enam tahun putus kontak. Rencananya sekarang gimana? Bisa ketemu sama kakak, saya minta tolong sama kakak, minimal tempat tinggal sementara, kedua ingin mengurus ijazah S2 saya. Saya berfikir dengan ijazah S2 saya bisa mendapatkan pekerjaan sedikit lebih layak dari pada kami saat ini dan saya ingin berjihad, saya ingin membuat buku. Saya ingin mempelajari Islam lebih banyak, dan menyiarkan Islam itu sudah janji saya, ketika saya ditusuk sama papa saya. Itu dari rumah sampai rumah sakit saya pegang usus besar saya, dalam hati saya bilang “Ya Allah, kalau memang saya harus mati, saya sudah siap, karena saya sudah Islam. Tetapi kalau saya diberikan satu kali kesempatan, saya akan menyiarkan kebenaran Islam.” Tadinya menetap di Banda Aceh? Tadinya kami di Bandung, tetapi karena mau mencari kakak saya di Meulaboh, dan sekarang dalam proses perjalanan ke Makasar. Kalau di Bandung kegiatan dengan ustadz-ustadz itu dari lembaga mana biasanya, untuk koordinasi/ komunikasi? Kalau dari ustadz saya, sudah saya tanyakan. Dan ustadz saya bilang saya tidak Muhammadiyah, tetapi saya percaya Alquran dan Hadis, dan saya tidak mau berkecimpung dengan politik atau lembaga-lembaga. Yang saya salut ia juga lulusan luar, tetapi ia paham tentang kristologi. Jadi saya itu diprioritaskan belajar dulu tentang tauhid, fikihnya nanti ngikutin. “Kalau kamu belajar di tauhid dulu,” tapi ketika kita sebagai manusia coba mendekatkan diri kita kepada sang pencipta, Insyaallah. Secara umum di Indonesia tokoh atau pendeta Kristen memandang Islam itu bagaimana? Kalau memandang Islam, sebenarnya banyak para pendeta sudah tahu kebenaran dari Alquran dan Islam, tetapi mereka tidak mau mengakui karena zona aman. Mereka tidak mau kehilangan zona kenyamanan mereka.n
Life Style
A
Senyuman
nda ingin selalu sehat, bahagia dan positif? Ada resep sederhana yang tidak perlu anda tebus di apotek. Cukup dengan tersenyum anda akan menciptakan citra positif bagi diri anda dan bagi orang lain di sekitar anda. Semakin murah hati anda membagikan senyuman semakin besar khasiat kebaikan yang akan anda tuai. Dalam fisiologi, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk menampilkan kebahagian dan rasa senang. Senyum itu datang dari rasa kebahagian atau kesengajaan karena adanya sesuatu yang membuat dia senyum. Seseorang sendiri kalau senyum umumnya bertambah baik raut wajahnya atau menjadi lebih cantik ketimbang ke-tika dia biasa saja atau ketika dia marah. Senyum dalam agama Islam itu adalah ibadah, karena senyum itu membuat orang menjadi indah dan enak dilihat. Salah satu alasan sederhana mengapa banyak di antara kita tidak tersenyum lebih sering atau lebih tulus adalah kebiasaan yang kita miliki untuk selalu menahan perasaan kita yang sesungguhnya. Sayang sekali! Abraham Lincoln pernah mengatakan: “Sebagian besar orang hampir sebahagian yang mereka pikirkan.” Kebahagian tidak ditentukan oleh apa yang terjadi pada hidup kita, tetapi oleh cara kita bereaksi terhadap apa yang terjadi. “Ia tak dapat dibeli, diminta, dipinjam, atau dicuri. Karena ia adalah sesuatu yang tidak berguna sebelum diberikan kepada orang lain. Itulah senyuman, memperkaya orang yang menerima tanpa membuat melarat orang yang memberi”. (Dikutip dari Buku How to Win Friends and Influence People). Percayakah Anda bahwa seulas senyum dapat mengubah dunia? Senyum menyimpan kekuatan dahsyat. Sesuatu yang sulit menjadi mudah karenanya, dan yang tak mungkin menjadi bisa. Tentu yang dimaksud disini adalah senyum tulus dari hati, bukan senyum sinis atau terpaksa yang tak sedap dipandang mata. Dale Carnegie dalam buku How to Win Friends and Influence People menempatkan senyum tulus sebagai salah satu prinsip yang harus dijalani untuk meraih sukses. Orang-orang Cina kuno bahkan mematri anjuran
senyum dalam pepatah, “Tanpa wajah yang tersenyum, Anda tidak boleh membuka toko”. Bisa jadi, ini kunci sukses berdagang orang-orang Cina. Siapapun, termasuk Anda, tentu lebih senang berbelanja di toko yang pelayannya ramah, penuh senyuman. Walau tempatnya jauh, Anda takkan segan untuk kembali. Pepatah dalam Islam mengatakan “Tersenyumlah, karena senyum itu sedekah”. Ini benar adanya. Andaikan Anda bertemu dengan seseorang yang sedang dirundung malang, lalu tersenyum tulus padanya, ketahuilah saat itu Anda tengah mengobati hatinya. Walau tak diucapkan, sejenak orang itu melupakan masalahnya dan merasakan sebaris kebahagiaan lain yang tidak diduga. Senyuman tulus Anda ibarat setetes embun di padang gersang atau cahaya lilin di kegelapanan, selalu menyenangkan bagi yang memandangnya. Yang jelas, jika berhasil menjadikan senyum sebagai suatu kebiasaan, Anda berkesempatan memiliki fisik dan psikis yang sehat, disukai banyak orang, bahkan bisa menghentikan waktu. Usia boleh bertambah, namun raut wajah tetap kelihatan muda. Itu disebabkan untuk tersenyum hanya diperlukan 17 otot wajah yang bekerja. Sedangkan ekpresi cemberut atau sedih membutuhkan 32 otot wajah. Makanya orang-orang yang banyak ditimpa masalah dan selalu bersedih hati akan kelihatan lebih tua dari temanteman sebayanya. Mulai hari ini, tekatkan hati untuk selalu tersenyum pada siapa saja. Sulit ? Itu karena Anda belum mencoba. Berdirilah didepan kaca, yakinkan diri kalau Anda tampak lebih cantik bila tersenyum. Di pagi hari sebelum melangkah keluar rumah, ambil posisi berdiri, tarik dagu. Tegakkan kepala sampai menengah sambil menarik napas dalam-dalam, lalu lepaskan napas perlahan sambil membentangkan kedua tangan. Kemudian tersenyumlah. Ucapkan kata, “Mulai hari ini aku akan selalu berusaha tersenyum.” Suatu saat ketika kita tidak tahu harus memberikan apa kepada seseorang, atau ketika kita tidak memiliki apapun yang dapat kita bagikan, kita tahu kita masih punya sebuah SENYUMAN. n Disarikan dari berbagai sumber oleh Elia Fajri
Santunan MEI 2011
51
TTS
TTS 015 Santunan Edisi Mei 2011
Pertanyaan TTS Edisi Mei 2011 Mendatar 3. wacana yg disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak 6. keadaan hidup bersama secara erat antara dua organisme yg berbeda 8. pemain sepakbola yang melegenda 11. Wanita Islam di periode awal yang tewas karena memperthankan aqidahnya 13. Alat yang digunakan untuk menjawab ujian 14. pertemuan antara para ahli (pakar) untuk membahas masalah praktis atau yg bersangkutan dng pelaksanaan dl bidang keahliannya; sanggar kerja 15. Tasamuh 17. pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dng saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing 18. Optimis (Arabic) 19. khas Menurun 1. pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masala 2. Alat untuk memeriksa hasil ujian 4. Anak Abu jahal yang menjadi sahabat nabi 5. pembetulan 7. Latihan (English) 9. penilaian 52
10. Ilmu tentang tumbuh-tumbuhan 12. bahan yg dapat menarik logam besi 13. yang menjaga, memantau suasana dalam ruang ujian 16. apa yg menuntut jawaban Jawaban TTS Edisi 012 Februari 2011
Santunan MEI 2011
Korpri & DW
Kiat-kiat Rumahtangga Harmonis
R
Oleh Dra. Hj. Hafnizar
umahtangga yang harmonis adalah rumahtangga yang dilandasi dengan iman, niat baik, dan ikhlas. Niat baik dan ikhlas akan mewujudkan kehidupan berumahtangga yang bahagia, sakinah, mawaddah, dan rahmah. Memasuki kehidupan berumahtangga, ibarat mengarungi sebuah lautan, harapan dan tujuan adalah pulau kebahagian lahir dan bathin. Namun mengarungi kehidupan berumahtangga tak semanis dan seindah yang kita bayangkan. Adakalanya dihempas ombak, angin, dan topan, atau kerikil-kerikil tajam yang menggores hati. Tanpa cinta dan kasih sayang yang selalu dijaga, dipupuk dan disiram, akan berakhir dengan kehancuran dari harapan di saat awal berkenalan. Bukankah sepasang calon pegantin yang memasuki hidup dalam pernikahan, yang berstatus status lajang dan gadis, telah menjadi suami atau isteri, yang satu telah menjadi bagian dari yang lain, melengkapi dan menyempurnakan. Umpama tubuh sangat dibutuhkan bagian yang satu dengan bagian lainnya untuk kesempurnaan. Kehidupan dalam perkawinan, tidak hanya dengan melaksanakan pernikahan, yaitu menerima hak dan kewajiban, tetapi juga harus dilandasi iman dan diiringi dengan perilaku santun, sabar, memaafkan, dan ikhlas dalam menerima. Merasakan sesuatu dalam menjalani kehidupan berumahtangga, harus ada penyusuaian antara suami dengan isteri. Sebagaimana kita ketahui bahwa antara suami dengan isteri, adalah dua jenis yang berbeda yang mempunyai hak dan kewajiban yang jelas secara timbal balik. Kunci kebahagian dan keharmonisan dalam rumahtangga, suami atau isteri harus menanamkan beberapa hal dalam kepribadiannya, yaitu: 1. Menghormati keluarga kedua belah pihak. Suami isteri yang baik adalah selalu menghormati orang tua, mertua dan keluarga sebagai sanak saudara kandung, karena dengan pernikahan, saudara kita bertambah, orang tua kita bertambah, adik dan abang kita juga bertambah, sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah mengatakan: “Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat...” (alBaqarah: 83). Dalam ayat tersebut menunjukkan betapa penting terhadap keluarga suami atau isteri. Salah satu hal yang sangat urgen dalam menjaga keharmonisan rumah tangga, adalah menghargai mertua atau keluarga. Meskipun ada sesuatu yang tidak menyenangkan, tapi terimalah dengan kesabaran, balaslah dengan kebaikan dan sifat maaf. 2. Memberikan cinta dan kasih sayang. Dalam kehiduan rumah tangga tidak selamanya bibit cinta pada awal perkenalan tumbuh mekar, ibarat cendawan yang tumbuh tanpa ditanam, dipupuk dan disiram. Cinta dan kasih sayang dalam rumah tangga akan layu gugur bila tak dipupuk, dan dijaga. Mengingatkan kekeliruan yang sering terjadi dalam perkawinan, yaitu
mendapat sebagaimana saat-saat belum menikah atau pada saat perkenalan awal. Tetapi setelah menjalani kehiudupan bersama tidak menemukan sesuatu yang indah dan baru. Dan bila kegersangan terjadi dalam cinta dan kasih sayang, kenanglah masa-masa yang indah saat awal bertemu. Pada saat kita memilih menjadi pasangan, dialah segala-galanya, mengakui kelebihan, kebaikan dan kecantikan. Isteri atau suami di situ menunjukkan kesucian atau cerminan hati, dan dapat menanamkan kasih sayang selama seni bercinta dalam rumah tangga harus disesuaikan dengan kondisi, psikologi suami yang telah menjadi bahagian kita. Dengan ini akan selalu mendekatkan diri dengan pasangan kita menambah kemesraan cinta kasih sayang, walaupun kita telah lama menjalankan hidup bersama. 3. Menghargai dan mempercayai isteri atau suami. Suami atau isteri bukan merupakan saingan kita. Menjelek-jelekkan dan menyalahkan isteri atau suami di depan anak atau orang tua, dapat menjatuhkan wibawa dan tersinggung hatinya. Hal ini juga dapat merugikan perkembangan si anak yang berkaitan dengan perilakunya. Suami atau isteri bagian dari hidup kita. Kasih sayang dan penghargaan untuk pasangan, akan menjamin kebahagiaan dan tidak menciptakan hal yang rumit, semua dapat diselesaikan dengan bijaksana. Juga keterbukaan dalam rumah tangga menumbuhkan kepercayaan dan ketulusan hati. 4. Mempersiapkan dan mengenali diri. Ketika kita akan memasuki pada perkawinan terlebih dahulu menghitung diri kita, Apakah kehidupan kita sudah mandiri, tidak ada ketergantungan dengan orang tua atau dengan keluarga, ataukah belum. Pasti sudah mandiri. Ini bukan dalam arti setelah berumah tangga meningggalkan orang tua atau keluarga, tetapi orang tua tetap diharmati dan kita berbakti. Di dalam rumah tangga kita tidak boleh diatur oleh orang tua atau pihak keluarga, hanya nasehatnasehat yang kita butuhkan. Dalam berumah tangga juga menentukan masalah persiapan diri, tidak hanya masalah sexual tapi juga kepribadian, akhlak, dan tubuh jasadiyah (biologi). 5. Menjaga sikap cemburu. Cemburu itu tanda cinta, benarkah demikian? Ada benarnya. Karena sesuatu yang tak dicintai, tidak akan di sukai, dan akan hilang rasa cinta dan kasih sayangnya terhadap satu sama lainnya. Dan hal ini akan membuahkan kehancuran rumah tangga yang telah dibina. Cemburu itu ada baiknya dan ada juga yang keterlaluan. Kalau tidak ada sebab atau alasan yang jelas, hal itu akan menimbulkan ketegangan dalam rumah tangga. Oleh karena itu perlu dijauhi dan dipelihara. Cemburu dalam hati suami/isteri yang imanya kokoh, ikhlas, setia, dan sabar, sangat berharga. Karena sifat kecemburuan menumbuhkan kesetiaan dan cinta di hatinya. Yang perlu di jaga dan dipelihara, menghindari dari hal-hal yang dapat menimbulkan rasa cemburu buta di hatinya. Semoga bermanfaat kepada kita semua. Amiin.n
Santunan MEI 2011
53
Komputer
Glary Utilities
B
ila anda membutuhkan sebuah software gratis dengan kemampuan yang handal dan beragam dalam mengelola komputer, tentu Glary Utilities bisa menjadi pilihan yang menarik. Tidak hanya gratis, software kecil ini juga memiliki kemampuan untuk membersihkan ‘sampah’ dari hardisk komputer, meningkatkan kinerja komputer, menghapus file, menemukan file yang terhapus, memprotek file dan folder, serta berbagai kemampuan lainnya. Penasaran? Segera saja unduh program kecil ini dari www.glaryutilities.com Glary utilities memiliki tampilan yang sederhana, rapi dan mudah dipergunakan. Anda akan langsung mudah mengenali fungsi-fungsi yabg disedikan melalui tomboltombol besar di sisi kiri tampilan, yaitu: Clear Up & Repair; Optimize & Improve; Privacy & Security; File & Folder; serta System Tool. Menu Clear Up & Repair terbagi menjadi fungsi Disk Cleaner (membersihkan sampah), Registry Cleaner (membersihkan got), Shortcut Fixer (memperbaiki link shorcut), dan Uninstal Manager (untuk menghapus program dari komputer). Menu Optimize & Improve memiliki fungsi-fungsi Startup Manager (guna mengatur program yang dieksekusi
pada awal komputer dihidupkan), Memory Optimizer (mengakali kinerja memori komputer), Context Menu Manager (belum paham???), dan Registry Defrag (ini mirip memperbaiki saluran air atau got). Menu Privacy & Security terbagi lagi menjadi fungsi Track Eraser (menghapus jejak browsing misalnya), File Shedder (menghancurkan file sehingga tidak bisa diperbaiki lagi), File Undelete (guna menemukan file yang terlanjur tehapus dari flashdisk atau komputer), dan File Encrypter & Decrypter (mempassword atau membuka password suatu file). Menu File & Folder memiliki fungsi untuk Disk Analysis (laporan penggunaan kapasitas harddisk), Duplicate File Finder (menemukan file yang sama di tempat berbeda), Empty Folder Finder (menumakn folder yang kosong), dan File Slitter and Joiner (yaitu guna memecah file yang besar menjadi file kecil-kecil dan dapat disatukan kembali). Menu System Tool memiliki kemampuan manajerial sistem operasi komputer seperti Procces Manager, Internet Explorer Assistant, System Information, Windows Stnadard Tool. Nah, ini masih yang versi gratisannya, bagaimana lagi kalo yang versi premium? Silahkan mencoba dan semoga bermanfaat. nkhairuddin dari berbagai sumber
Anda dapat membaca Majalah Santunan lebih awal dengan mengunduhnya melalui website www.aceh.kemenag.go.id. Koleksi pula e-book Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh dan berbagai konten menarik lainnya, hanya di www.aceh.kemenag.go.id
54
Santunan MEI 2011
Sastra
Bukan Jalan Pilihan
“I
ndra, tunggu !” Terdengar suara Arif yang memanggil sahabatnya dari kejauhan. Mereka pulang sekolah bersama sambil membicarakan rencana setelah lulus SMA. Kini mereka tercatat sebagai siswa kelas 3 SMA, dan sebentar lagi akan menjejaki bangku perguruan tinggi. Dua sahabat sejati itu memang selalu terlihat bersama, mereka selalu mengutamakan kebersamaan walau ada keperluankeperluan pribadi yang penting. Bagaikan karang yang takkan pupus walau ombak tiada pernah berhenti menghempas, begitulah cerminan persahabatan mereka. “Rif, entar siang pigi ngaji?” Tanya Indra dengan ekspresi malas. “Pigilah, emangnya
kamu nggak ?” “Iya nih, aku entar siang ada les Bahasa Inggris dengan guru pribadiku”. “Ya udah, tar aku sampaikan kepada Ustadz. Tapi besok pigi kan ?” “Iya, kalau aku enggak sibuk”. Mereka terus berjalan sambil ngobrol hingga sampai ke rumah Arif yang juga satu komplek dengan Indra. Arif mulai merasakan adanya perubahan pada diri Indra. Akhirnya ia putuskan untuk mengunjungi rumah Indra untuk mencari tahu penyebabnya. Arif mendapati Indra sedang tidur pulas di kamarnya, dengan buku berserakan di sekeliling ranjang. Tidak berapa lama Indra terjaga dari tidurnya, dan dengan mata agak remang ia melihat Arif sedang memperhatikan buku-buku yang berserakan. “Rif, ada rencana apa?” Tanya Indra dengan muka yang masih kusut. “Cuma ingin tahu kabar kamu sob! Sepertinya kamu sibuk banget!?” “Iya nih, UAN kan udah dekat, jadi aku fokus
harus lebih dengan pelajaran.” “Tapi bukan berarti kamu harus mengurung diri, termasuk bolos ngaji kan? Aku khawatir dengan kondisi kamu sekarang ini”.
Santunan MEI 2011
“Tenang aja, aku nggak apa-apa”. Matahari mulai merangkak, menampakkan keperkasaannya. Posisinya kini berada tepat di puncak tertinggi. Indra menjumpai Arif yang sedang duduk di toko Ayahnya. “Dra, apaan tuh?” Tanya Arif penasaran. “Aku punya kado kecil untukmu.” “Buat aku? Yang benar aja.” Arif tambah heran. “Benar. Nih, coba kamu buka.” Arif menyambar bingkisan tersebut sambil membukanya. “Makasih Dra ya”. “Gimana Rif, kamu suka?” “Ya tentu, makasih ya.” Sahut Arif dengan riang. “Al-Quran itu sengaja aku berikan untuk kamu, agar kamu selalu ingat Kalam Allah dan selalu berada dalam petunjuknya.” “Amin. Aku juga ingin kita tetap jadi sahabat walau kita tidak kuliah pada jurusan yang sama.” “Aku juga. Lagian kan kita masih satu kampus, cuma beda jurusan aja”. Indra dan Arif terus larut dalam obrolan mereka. Tentang hubungan persahabatan mereka. Tentang bangku kuliah yang minggu depan akan mereka jalani. Juga tentang tempat kos mereka masing-masing. Begitu hangat dan akrab, hingga tak terasa waktu juga yang memaksa mereka harus berpisah. Itulah pertemuan terakhir mereka sebelum berangkat ke kota untuk menuntut ilmu ke jenjang lebih tinggi, perguruaan tinggi. 55
Sastra Sepulang dari kampus Arif memutuskan untuk menemui Indra di rumah kosnya. Sudah lama juga rasanya tidak jumpa dengan sahabatnya itu. Sudah begitu banyak yang ingin segera diceritakan dan juga ingin mendengar kesan Indra selama menjadi mahasiswa ekonomi. Dari jauh Arif merasa heran, di rumah samping tempat kos Indra terlihat begitu banyak orang. Penasaran, dia coba menghampiri. Sepertinya ada pengajian khusus, namun ada kejanggalan dalam pembahasannya. Arif semakin yakin dengan kecurigaannya ketika mendengar pernyataan “Shalat lima waktu itu tidak wajib dikerjakan.” Tidak ingin terlibat terlalu jauh, Arif memutuskan untuk terus melangkah memasuki kos kawannya yang terlihat sepi. Setelah mengetuk pintu ternyata tidak ada jawaban, akhirnya Arif coba hubungi dengan hape. Nomor hape Indra sedang tidak aktif, akhirnya Arif memutuskan untuk kembali besok. Seperti yang telah direncanakan, Arif kembali mengunjungi Indra. Sebelum berangkat sebenarnya Arif sudah mencoba menghubungi hape Indra, tetapi sepertinya nomor yang ditujunya sudah tidak aktif lagi. Rasa penasarannya semakin mengisi pikiran Arif, terlebih ketika menuju rumah kos Indra juga tidak ditemukan di sana. Perasaan khawatir menyelimuti hati Arif. “Jangan-jangan...” Arif menggantungkan pikirannya. “Nggak, gak mungkin Indra mengikuti itu”. “Tapi..., ah coba aja ke sana. Setidaknya bisa sedikit tahu tentang aktifitas mereka.” Arif melangkah ke rumah di samping, seperti kemarin hari ini juga ramai oleh orang-orang. Degup jantung Arif semakin, kencang. Kakinya susah untuk digerakkan, hanya dua bola matanya yang melotot bagai ingin terbang. Antara percaya dan tidak, dia melihat sosok yang sangat dikenal sedang duduk tepat menghadap arah jendela di mana dirinya sedang mengintip. “Indra, kamu...” Hanya lirih itu yang keluar dari mulutnya. 56
Dikumpulkan seluruh tenaga yang sepertinya sesaat menghilang. Dia tidak ingin kawannya melihatnya disitu, secepat kilat dia berbalik dan pulang dengan hati gundah dan kecewa. “Mungkin inilah kenapa hape Indra tidak aktif, mungkin dia telah ganti nomor.” Arif terus berfikir tentang kawannya. Akhirnya dia memutuskan akan menjumpai Indra besok di kampus. “Sob, apa khabar?” Sapa Arif sambil memukul punggung Indra. Arif berusaha setenang mungkin. “Eee, kamu Rif. Aku baik-baik aja kok. Ada rencana apa ya?” Indra sedikit gugup. “Aku Cuma mau tahu kondisi kamu aja. Udah dua hari kemarin aku ke kos kamu, tapi kamu tiak ada di sana. Sepertinya kamu menghindar dari aku” “Aku sibuk. Ada sedikit kegiatan, jadi aku tidak ingin ada yang mengganggu.” “Apa? Mengganggu? Sebenarnya kamu tidak ingin aku tahu kalau kamu ikut aliran gak jelas gitu kan?” “Kok kamu tahu?” “Itu gak penting, yang penting kamu segera tinggalkan pengajian itu. Karena itu tidak benar dan melenceng dari agama kita.” Arif mencoba menasehati Indra. “Enggak Rif. Kamu gak akan mengerti karena tidak pernah tahu tentang ajaran kami.” Indra coba membela diri. “Kenapa kamu secepat itu berubah. Kamu ingat al-Quran ini kan?” Arif mengeluarkan mushaf kecil hadiah Indra yang sering dibawanya dalam tas. “Kamu sendiri yang bilang, kalau aku harus selalu ingat akan Kalam Allah, dan selalu berada dalam petunjuknya. Kenapa sekarang kamu yang melupakan itu?” Arif berapi-api. “Ya, aku lupa. Anggap saja aku tidak pernah ngomong demikian. Lebih bagus lagi anggap aja kita nggak pernah kenal.” Jawab Indra ketus. “Astaghfirullahal ‘azhim! Dra, kamu bukan Indra yang aku kenal. Kamu sesat.” Geram Arif. Santunan MEI 2011
“Ini jalan yang aku pilih. Kamu pulang aja, nggak perlu urus aku. Urus aja diri kamu sendiri.” Bentak Indra. “Tepat, aku akan pulang. Pulang ke kampung dan akan memberitahukan semuanya ke orang tua kamu. Mereka harus menyadarkan kamu. Kamu telah terlalu jauh dipengaruhi kesesatan.” Arif berlalu tanpa peduli dengan Indra yang marah dan mencoba menghentikannya. Isu pemurtadan merebak begitu cepat, secapat itu pula pihak kepolisian bergerak menyergap markas mereka. Orang tua Indra dan Arif yang baru sampai ke tempat Indra hanya mendapati polisi yang baru selesai melakukan pengepungan tempat itu. Dari polisi juga mereka mengetahui kalau Indra telah melarikan diri dengan beberapa jamaah yang tidak berhasil ditangkap. Pencarian terus berlanjut. Orang tua Indra dan Arif terus mengikuti tim polisi yang terus mencari informasi keberadaan Indra dan komplotannya. Pencarian pun berlangsung ke sebuah pebukitan yang disinyalir dijadikan basecamp aliran tersebut. Seperti yang telah diduga, di sebuah gubuk tua, di sana mereka bersembunyi. Meski telah dihimbau untuk menyerahkan diri, tetapi mereka tetap mempertahankan diri dengan senjata ala kadarnya. Saat genting demikian, Indra melarikan diri dengan mengacungkan senapan ke arah polisi yang siaga penuh. Tanpa bisa dielakkan, sebuah peluru polisi mendarat tepat di dada Indra. “Indra...“ Sebuah raungan panjang keluar dari mulut orang tua Indra. Arif hanya bisa mengatupkan mulutnya. Tidak pernah terfikir sahabatnya akan menemui ajal dengan jalan yang begitu tragis. Sebuah akhir yang bukan pilihan, tetapi telah menjerumuskannya dalam kesesatan tanpa akhir. Arif hanya bisa menitik air mata sambil terus tafakur kepada Allah, semoga Allah menunjukkan jalan yang lurus untuk dirinya. Amin. Semoga. n Refandra Suci, kelas XI IPA 1 MAS Jeumala Amal, Lueng Putu, Kab. Pidie Jaya
Ensiklopedi
MASJID TUO AL-KHAIRIAH, TAPAKTUAN
Sejarah Ringkas Masjid Tuo al-Khairiah Masjid al-Khairiah dibangun pada tahun 1276 H/1855 M dengan ukuran 10x10 m/100 M2. Penambahan kata Tuo pada nama masjid ini karena merupakan bangunan tertua di Kota Tapaktuan, Kabupaten Aceh Selatan. Berdasar informasi berbagai sumber, diyakini masjid ini didirikan oleh Syekh Muhammad Qisthi, seorang saudagar berkebangsaan Arab yang berdomisili di Batavia. Sambil berdagang beliau juga menjalankan misi dakwah Islam. Jauh sebelum Syekh Muhammad Qisthi datang, masyarakat Tapaktuan telah memeluk agama Islam, namun pada saat itu masjid masih sangat terbatas. Kegiatan-kegiatan pembinaan keagamaan dilakukan pada balai-balai yang sangat sederhana. Masjid al-Khairiah dibangun dengan mendatangkan arsitek dari Negeri Cina. Untuk gaya arsitekturnya, Syekh Muhammad Qisthi merujuk bentuk bangunan masjid di Batavia, dan Banten, daerah di mana beliau berdomisili sebelumnya. Gaya arsitektur itu sendiri tidak asing bagi masyarakat Aceh. Jika
dibandingkan dengan masjid Indrapuri yang didirikan oleh Sultan Iskandar Muda dalam abad 17 (sekitar tahun 1618 M), jelas sekali tampak kesamaan arsitekturnya. Memang terdapat beberapa perbedaan, misalnya jumlah tingkatan pada atapnya, dan konstruksi dinding. Umumnya masjid di Aceh kala itu dibangun dengan atap bertingkat tiga atau lebih, dan dikelilingi dinding tembok. Sedangkan atap masjid Tuo al-Khairiah hanya bertingkat satu, dan dindingnya menggunakan papan kayu. Perbedaan ini tidak terlalu mencolok mengingat bangunan utama yang identik dengan arsitektur masjidmasjid di Nusantara kala itu. Perlu dicatat, bahwa gaya masjid seperti ini memang telah menjadi ciri khas masjid di seluruh kepulauan nusantara. Kuat dugaan bahwa gaya arsitektur ini meluas seiring penyebaran Islam, gaya itu pula yang dibawa kembali Syekh Muhammad Qisthi ke Tapaktuan. Masjid Tuo al-Khairiah dijadikan pusat pengembangan serta pembinaan ajaran Islam pada masyarakat. Menurut sebuah informasi, di masjid ini dulu pernah diselenggarakan pendidikan ala ‘rangkang’ seperti di pesantren.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan sistem halakah, di mana pelajar duduk bersila di hadapan guru. Di Tapaktuan, kelompok belajar ini dikenal sebagai jamaah pendidikan alKhairiah. Kelompok belajar ini telah meletakkan pondasi bagi lahirnya kader-kader ulama dan tokoh-tokoh intelektual muslim di Tapaktuan. Di antara kadernya dapat disebutkan antara lain; Abuya Muhammad Waly al-Khalidi (Abuya Muda Waly), Abu Zamzami Syam, Prof. Dr. Ismail Sunny, dan Ustazd Manaf. Satu sumber mengatakan bahwa Teungku Muhammad Daud Beureu’eh juga pernah menjadi guru di kelompok pendidikan al-Khairiah ini. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, pada tahun 1938 M dibangunlah madrasah di sekitar masjid. Usaha ini dipelopori oleh A. Bustamam, seorang pengusaha dermawan. Pengelolaan madrasah dipercayakan kepada Zamzami Yahya, salah seorang tokoh pendidikan di Tapaktuan. Setelah kemerdekaan madrasah ini diserahkan kepada pemerintah di bawah pengelolaan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Selatan. Kemudian gedung madrasah ini dijadikan PGA (Pendidikan Guru Agama) 6 Tahun. Ketika PGA 6 Tahun ditutup, bangunan madrasah ini dijadikan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tapaktuan, dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Tapaktuan. Sekarang bangunan madrasah dipergunakan untuk sarana belajar MIN Tapaktuan, dan Raudhatul Athfal. Selain kegiatan ibadah rutin, masjid ini juga digunakan untuk sarana kegiatan belajar Majelis Taklim, Taman Pendidikan Alquran (TPQ), serta kegiatan Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI) dan sebagainya.
Rubrik ini diangkat berdasarkan buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, jilid II, diterbitkan oleh Bidang Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, 2010. Santunan MEI 2011
57
Pimpinan Majalah Santunan
Mengucapkan Selamat dan Sukses
atas pelantikan pejabat eselon IV di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya, oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt., Senin, 25 April 2011 Dra. Hj. Zuryani (Kepala Seksi Pengembangan Keluarga Sakinah pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh) Drs. H. Amin Chuzaini (Kepala Seksi Pendidikan Al-Quran pada Bidang Penamas Kanwil Kemenag Aceh) T. Ahmad, S.Ag (Kepala Seksi Kepenghuluan pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh) Muzakkir, S.Ag (Kepala Seksi Pengembangan Kemitraan Umat Islam pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh) Drs. H. Bukhari, MA (Kepala Seksi Pemberdayaan Masjid pada Bidang Penamas Kanwil Kemenag Aceh) Drs. M. Yusuf Abdullah (Kepala Seksi Bina Lembaga Zakat dan Wakaf pada Bidang Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Aceh) Drs. Cut Ali Manyak (Kepala Seksi Bina Ibadah Sosial pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh) 58
Santunan MEI 2011
Sayed Khawaled, S.Ag (Kepala Seksi Produk Halal pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh) Khalid, SH (Kepala Seksi Kerjasama Kelembagaan & Pengembangan pada Bidang Pekapontren Kanwil Kemenag Aceh) Drs. H. Hanafiah (Kepala Subbagian Keuangan dan IKN pada Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Aceh) Drs. Ilyas Muhammad (Kasubbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya) Drs. Yusmadi (Kepala Seksi Urais dan Penamas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya) Ahmad Yani, S.Pd.I (Kepala Seksi Pendidikan Islam pada Kantor Kementerian Agama Pidie Jaya) Zakaria, S.HI (Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya) H. Yasih, S.Ag (Kepala Seksi Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya) Sulaiman, S.Ag (Kepala KUA Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya) Semoga dapat menjalankan tugas, dan mengemban amanah dengan sebaik-baiknya Tertanda Drs. H. Zuardi Zain Pemimpin Umum
Juniazi, S.Ag Pemimpin Redaksi
Muhammad Imran, S.HI Pemimpin Usaha
Santunan MEI 2011
59