PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA (BNNK) SINGKAWANG Oleh: RIFQY FADZRIN NIM. E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2015. email:
[email protected]
ABSTRAK Masalah penyalahgunaan narkoba yang terjadi di Kota Singkawang saat ini masih terjadi peningkatan dalam setiap tahunnya. Melihat meningkatnya kasus narkoba di kota Singkawang tentunya masalah ini menjadi ancaman bagi masyarakat khususnya generasi muda terhadap penyalahgunaan narkoba. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden No 12 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2011-2015. Adapun tujuan dari program P4GN adalah untuk mewujudkan “Indonesia Negeri Bebas Narkoba Tahun 2015”. Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Singkawang merupakan implementor dari program P4GN untuk wilayah kota Singkawang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam proses implementasi program P4GN di BNN Kota Singkawang. Penelitian ini mengkaji tiga hal yang diambil dari enam variabel dalam teori Van Meter dan Van Horn, ke tiga hal tersebut terkait dengan permasalahan yang ada dilapangan yaitu: (1) standar dan sasaran kebijakan, (2) sumber daya, dan (3) komunikasi antar organisasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil yang didapat dari penelitian ini, bahwa proses Implementasi Program P4GN belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, komunikasi BNN Kota Singkawang dalam bentuk sosialisasi dengan masyarakat kota Singkawang masih belum merata keseluruh kelompok masyarakat, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan sosialisasi Program P4GN. Kemudian sumber daya manusia dalam hal personil pegawai BNN Kota Singkawang masih belum mencukupi sehingga kondisi seperti ini akan mempengaruhi efektifitas implementasi Program P4GN. Selain itu sumber daya mengenai fasilitas pendukung implementasi Program P4GN juga masih belum memadai. Sumberdaya anggaran juga masih sangat kurang sehingga menjadi kendala terhadap BNN Kota Singkawang untuk memasang iklan di koran, tes urin, menambah jumlah pengiriman pecandu yang akan di rehabilitasi, dan membuat spanduk mengenai informasi bahaya narkoba. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu BNN Kota Singkawang perlu meningkatkan komunikasi sehingga sosialisasi program P4GN kepada masyarakat semakin meluas, sumber daya manusia perlu mendapat perhatian, dan sangat diharapkan agar BNN Kota Singkawang secara terus menerus melakukan sosialisasi dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba dengan langkahlangkah sebagaimana yang telah diatur dalam Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Kata-kata Kunci: Implementasi, P4GN, Sumber daya, Komunikasi
1 RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ABSTRACT The problem of drug abuse is happening in Singkawang is currently still going on the increase in every year. See the rising cases of drug abuse in Singkawang surely this problem became a threat to the public especially the young generation against drug abuse. To overcome these problems the Government issued Presidential Instruction No. 12 of 2011 on the implementation of the National Strategy and the prevention and eradication of Drug abuse and illicit traffic (P4GN) in 2011-2015. As for the goal of the program is P4GN to realize "Indonesia the country Drug-free by 2015". The National Narcotics Agency (BNN) Singkawang is the implementor of the program P4GN to Singkawang area. This research aims to know the factors that hampered in the process of implementation of the programme P4GN on BNN Singkawang. This study examines three things that were taken from six variable in the theory of Van Meter and Van Horn, to the three things associated with existing problems in field: (1) the standards and objectives of policy, (2) resources, and (3) communication between organizations. This research uses descriptive research methods with qualitative approaches. The technique of data collection is done with the interview, observation, and study the documents. The results obtained from this research, that the process of implementation of the Program has not been fully implemented with the P4GN good, BNN Singkawang communication in the form of socializing with the public are still not Singkawang evenly throughout all the community groups, there are many communities that haven't gotten socialization Program P4GN. Then human resources in terms of personnel officers of the BNN Singkawang is still not sufficient so that conditions such as these will affect the effectiveness of the implementation of the Program P4GN. In addition resources about facilities supporting Program implementation P4GN also is still not adequate. Budgetary resources are also still very less so that it becomes an obstacle against BNN Singkawang to put an ad in the paper, urine tests, increase the number of addicts who will be shipping in rehabilitation, and make banners about the dangers of drug information. As for the suggestions in this study i.e. BNN Singkawang need to improve communications so that socialization program P4GN to the community is increasingly widespread, human resources need to get attention, and it is expected that the BNN Singkawang continuously perform socialization and eradication of drug abuse with the steps as set in the programme for the eradication and prevention of the abuse of and Illicit Drugs (P4GN). Keywords: Implementation, P4GN, Resources, Communication
2 RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
perkembangannya
PENDAHULUAN
narkoba
seringkali
disalah gunakan diperjual belikan secara ilegal oleh oknum-oknum yang tidak
1. Latar Belakang Masalah Aktifitas masyarakat memang sulit untuk diperhatikan dan dipantau secara
bertanggung jawab kepada masyarakat umum.
Zat
adiktif
berbahaya
ini
menyeluruh, berbagai macam kalangan
kebanyakan diperjual belikan secara ilegal
mulai dari remaja hingga orang tua bahkan
dikalangan pelajar, mahasiswa, masyarakat
anak-anak usia dini. Pengaruh budaya luar
umum
seringkali membawa dampak negatif di
sekalipun. Masalah ini merupakan masalah
lingkungan masyarakat seperti gaya hidup,
yang sangat serius untuk kita hadapi
perilaku, sopan santun, keimanan dan
bersama.
sebagainya, tetapi ada pula dampak positif.
termasuk salah satu tindak kejahatan dan
Dampak negatif tentunya menjadi masalah
wajib
yang harus diwaspadai oleh orang tua
generasi muda yang sehat baik secara fisik,
terhadap anaknya. Oleh sebab itu orang tua
mental maupun moral. Apa jadinya bangsa
harus selalu mengawasi pergaulan anak
ini
agar mereka tidak terjerumus ke hal-hal
ditanggulangi secara tegas masa depan
negatif dalam pergaulan. Peran orang tua
bangsa dan negara akan terancam.
sangat berpengaruh dalam memberikan
bahkan
pejabat
pemerintah
Penyalahgunaan
diberantas
jika
demi
masalah
Indonesia
narkoba
menciptakan
narkoba
tidak
luput
tidak
dari
nasehat terhadap anaknya dan seorang
permasalahan tersebut, bahkan saat ini
anakpun akan lebih merespon nasehat
dijadikan
pasar
orang tuanya jika pendekatan antara orang
sehingga
seluruh
tua dan anak terjalin dengan baik.
menjadi semakin rawan dijadikan surga
Berangkat dari masalah pergaulan di
narkoba
yang
wilayah
besar
Indonesia
bagi para sindikat narkoba. Indonesia juga
masyarakat tentunya tidak terlepas dari
menjadi
tantangan-tantangan yang dihadapi bahkan
pengedar, sebab harga jual narkoba di
menjadi masalah yang sangat serius bagi
Indonesia
setiap individu, masalah serius tersebut
mengungkapkan bahwa setiap tahun, kasus
adalah “NARKOBA”. Bahaya narkoba
penyalahgunaan narkotika terus mengalami
bagi
sangatlah
peningkatan. Sudah banyak kasus yang
menimbulkan
menunjukkan betapa akibat dari masalah
kesehatan
berdampak
buruk
manusia serta
banyak keluhan sampai merenggut nyawa para
penggunanya.
Seiring
sasaran
empuk
cukup
bagi
tinggi.
para
Fakta
tersebut diatas telah menyebabkan banyak kerugian, baik materi maupun non materi. Kemudian
penyebab
lainnya
seperti 1
RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
perceraian atau kesulitan lain bahkan
menunjukkan bahwa pada tahun 2008
kematian
tercatat
yang
disebabkan
oleh
19
kasus
kemudian
terjadi
ketergantungan terhadap narkotika dan
kenaikan pada tahun 2009 sebanyak 39
obat-obat terlarang.
kasus dan naik lagi tahun 2010 sebanyak
Menurut
hasil
Badan
46 kasus. Namun pada tahun 2011
Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama
menurun menjadi 32 kasus, kemudian pada
dengan
Kesehatan
tahun 2012 juga menurun menjadi 22
Universitas Indonesia (Puslitkes UI) pada
kasus, 2013 tercatat 20 kasus, dan tahun
tahun 2009 angka penyalahgunaan narkoba
2014 meningkat kembali menjadi 27 kasus.
secara nasional adalah 1,99 % yaitu sekitar
Dengan jumlah kasus tersebut dirasakan
3,6 juta orang dari jumlah penduduk
masih berada pada titik rawan, dan masih
Indonesia dan pada tahun 2015 akan
banyak penyalahgunaan dan peredaran
mengalami
gelap narkoba di kota Singkawang. Oleh
Pusat
penelitian
Penelitian
kenaikan
sebesar
2,8
%
menjadi 5,1 juta orang.
sebab
itu
kita
sebagai
masyarakat
Dari kasus penyalahgunaan narkoba di
diharapkan selalu waspada dan selalu
wilayah Kalimantan Barat menunjukkan
memantau kondisi lingkungan sekitar kita
bahwa pada 2008 tercatat 233 kasus
serta lebih peduli jika melihat pemakai
narkoba di Kalbar. Angka ini mengalami
atau pengedar narkoba.
penurunan di tahun 2009 menjadi 230
Melihat
perkembangan
penyalah-
kasus dan 2010 menjadi 200 kasus. Namun
gunaan narkoba yang kian hari semakin
pada 2011, meningkat menjadi 273 kasus.
meningkat,
Dan
mengeluarkan Instruksi Presiden nomor 12
memiliki
meningkat,
potensi
mengingat
untuk pada
terus
triwulan
tahun
maka
2011
tentang
pertama 2012 ini saja sudah terdapat 85
Kebijakan
kasus.
Pencegahan
dan
Penyalahgunaan
dan
Masuk ke daerah Kota Singkawang
Pemerintah
dan
Pelaksanaan
Strategi
Nasional
Pemberantasan Peredaran
Gelap
yang dikenal sebagai kota pariwisata di
Narkoba (P4GN) Tahun 2011 – 2015.
Kalimantan Barat menjadikan kota ini
Program
banyak dikunjungi turis domestik maupun
mewujudkan upaya “Indonesia Negeri
mancanegara. Hal tersebut berdampak
Bebas Narkoba” yang akan ditargetkan
terbukanya jalur peredaran gelap dan
tahun 2015 mendatang.
jaringan transaksi narkoba. Jumlah data kasus
narkoba
Narkoba
Polres
dari
Satuan
Kota
Reserse
Singkawang
P4GN
Penelitian
ini
bertujuan
memfokuskan
untuk
pada
Implementasi Program Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan
dan 2
RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di
memandang masalah sebagai kegiatan dari
Badan
Kota
keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan
Singkawang. Adapun rumusan masalah
atau diukur secara terpisah dari faktor
dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
lainnya. Untuk itu, diperlukan kebijakan
“Bagaimana
publik
Narkotika
Nasional
Implementasi
Pencegahan
dan
Penyalahgunaan
dan
Program
Pemberantasan Peredaran
sebagai
instrumen
pencapaian
tujuan pemerintah.
Gelap
Kebijakan merupakan suatu rangkaian
Narkoba (P4GN) di Badan Narkotika
alternatif yang siap dipilih berdasarkan
Nasional Kota Singkawang?”
prinsip-prinsip tertentu. Secara konseptual, kebijakan
publik
dilihat
dari
Kamus
Administrasi Publik Chandler dan Plano (dalam
KAJIAN PUSTAKA
Pasolong,
mengatakan adalah
1. Kebijakan Publik
bahwa
2008:38-39), kebijakan
pemanfaatan
yang
publik strategis
Masalah yang harus diatasi oleh
terhadap sumber-sumber daya yang ada
pemerintah adalah masalah publik yaitu
untuk memecahkan masalah publik atau
masalah-masalah
pemerintah. Lebih lanjut Chandler dan
dampak
yang
yang
luas
mempunyai
dan
mencakup
Plano
beranggapan
bahwa
kebijakan
konsekuensi-konsekuensi bagi orang-orang
publik merupakan suatu bentuk investasi
yang
yang
secara
tidak
langsung
terlibat
kontinu
oleh
pemerintah
orang-orang
(Winarno, 2007:71). Masalah publik juga
kepentingan
diartikan sebagai nilai, kebutuhan atau
berdaya dalam masyarakat agar mereka
peluang yang tak terwujudkan. Meskipun
dapat hidup dan ikut berpartisipasi dalam
masalah tersebut dapat diidentifikasi tapi
pemerintahan.
hanya mungkin dicapai lewat tindakan
Dunn
(dalam
yang
demi
Pasolong,
2008:39)
publik yaitu melalui kebijakan publik
mengatakan
(Dunn
2008:58).
adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan
Karakteristik masalah publik yang harus
yang saling berhubungan yang dibuat oleh
diatasi
interdependensi
lembaga atau pejabat pemerintah pada
(berketergantungan) juga bersifat dinamis,
bidang-bidang yang menyangkut tugas
sehingga
pemerintahan,
dalam
selain
Tachjan,
bersifat
pemecahan
masalahnya
memerlukan pendekatan holistik (holistic approach)
yaitu
pendekatan
yang
bahwa
tidak
kebijakan
seperti
publik
pertahanan
keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan
masyarakat,
kriminalitas,
perkotaan dan lain-lain. 3 RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Thomas R. Dye (1981), mengatakan
Menurut Van Meter dan Van Horn
bahwa kebijakan publik adalah apapun
(dalam Nawawi, 2009:131) mendefinisikan
yang dipilih pemerintah untuk dilakukan
implementasi kebijakan sebagai tindakan
atau tidak dilakukan. Dye bahwa bila
yang dilakukan baik oleh individu atau
pemerintah memilih untuk melakukan
pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok
sesuatu
pemerintah atau swasta yang diarahkan
maka
harus
ada
tujuannya
(objektifnya) dan kebijakan publik itu
untuk
meliputi semua tindakan pemerintah, jadi
digariskan dalam keputusan kebijakan.
bukan semata-mata pernyataan keinginan
Kemudian Van Meter dan Van Horn dalam
pemerintah atau pejabat pemerintah saja
Nawawi (2009) juga menjelaskan bahwa
(Pasolong, 2008:39).
ada 6 variabel yang mempengaruhi kinerja
Chaini Nasucha (dalam Pasolong, 2008:39), mengatakan bahwa kebijakan
tercapainya
tujuan
yang
telah
implementasi, yaitu: a. Standar dan sasaran kebijakan
publik adalah kewenangan pemerintah
Setiap
dalam pembuatan suatu kebijakan yang
mempunyai standar dan suatu kebijakan
digunakan ke dalam perangkat peraturan
jelas dan terukur. Dengan ketentuan
hukum. Kebijakan tersebut bertujuan untuk
tersebut tujuannya dapat terwujudkan.
menyerap
dalam
Dalam standar dan sasaran kebijakan
masyarakat, yang akan dijadikan acuan
tidak jelas, sehingga tidak bisa terjadi
perumusan
multi
dinamika
sosial
kebijakan
agar
tercipta
hubungan sosial harmonis.
dikatakan bahwa: (1) kebijakan publik oleh pemerintah
tindakan-tindakan
publik
interprestasi
dan
harus
mudah
menimbulkan kesalah pahaman dan
Definisi kebijakan publik diatas dapat
dibuat
kebijakan
yang berupa
pemerintah,
konflik
di
antara
para
agen
implementasi. b. Sumber daya
(2)
Dalam suatu implementasi kebijakan
kebijakan publik harus berorientasi kepada
perlu dukungan sumber daya baik
kepentingan publik, dan (3) kebijakan
sumber
publik adalah tindakan pemilihan alternatif
resources),
untuk dilaksanakan atau tidak dilaksanakan
matrial (matrial resources), dan sumber
oleh pemerintah demi kepentingan publik.
daya metoda (method resources). Dari
daya
manusia
maupun
sumber
(human daya
ketiga sumber daya tersebut, yang 2. Implementasi Kebijakan Publik
paling penting adalah sumber daya manusia, karena disamping sebagai 4
RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
subjek implementasi kebijakan juga
yang
termasuk objek kebijakan publik.
implementor
c. Komunikasi antar organisasi dan
terkait
dengan untuk
kemauan
melaksanakan
kebijakan piblik; (b) kondisi, yakni
penguatan aktivitas
pemahaman terhadap kebijakan yang
Dalam banyak program implementasi
telah ditetapkan; dan (c) intensitas
kebijakan, sebagai realitas dari program
disposisi implementor, yakni preferensi
kebijakan perlu hubungan yang baik
nilai yang dimiliki tersebut.
antar
instansi
yang
terkait,
yaitu
f. Kondisi lingkungan sosial, politik dan
dukungan komunikasi dan koordinasi.
ekonomi
Untuk itu diperlukan koordinasi dan
Variabel ini mencakup sumberdaya
kerjasama
ekonomi
antar
instansi
bagi
lingkungan
yang
dapat
keberhasilan suatu program tesebut.
mendukung keberhasilan implementasi
Komunikasi dan koordinasi merupakan
kebijakan,
sejauh
salah satu urat
kelompok
kepentingan
nadi
dari
sebuah
mana
kelompokmemberikan
organisasi agar program-programnya
dukungan bagi implementasi kebijakan;
dapat direalisasikan dengan tujuan serta
karakteristik
sasarannya.
mendukung atau menolak; bagaimana sifat
d. Karateristik agen pelaksana
opini
para
partisipan,
publik
yang
yakni
ada
di
Dalam suatu implementasi kebijakan
lingkungan dan apakah elite politik
agar mencapai keberhasilan maksimal
mendukung implementasi kebijakan.
harus diidentifikasikan dan diketahui
Dengan demikian dalam penelitian ini
karakteristik dan agen pelaksana yang
penulis memilih tiga variabel dari teori
mencakup struktur birokrasi, norma-
Van Meter dan Van
norma, dan pola-pola hubungan yang
diantaranya: standar dan sasaran kebijakan,
terjadi dalam birokrasi, semua itu akan
sumber
mempengaruhi
suatu
organisasi dan penguatan aktivitas. Ketiga
telah
variabel
program
implementasi
kebijakan
yang
ditentukan.
daya,
dan
tersebut
berdasarkan
Horn tersebut
komunikasi
digunakan
masalah
yang
antar
peneliti terjadi
dilapangan, mengenai standar dan sasaran kebijakan masih belum sepenuhnya bejalan
e. Disposisi implementor Dalam implementasi kebijakan sikap
dengan baik, masih banyak masyarakat
atau
kota
disposisi
implementor
ini
Singkawang
yang
belum
dibedakan menjadi tiga hal, yaitu: (a)
mendapatkan sosialisasi program P4GN,
respon implementor terhadap kebijakan,
jumlah
pegawai/staf
BNN
Kota 5
RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Singkawang yang melakukan penyuluhan
bagaimana proses Implementasi Program
masih belum mencukupi, hal ini terkait
Pencegagahan
dan
dengan masalah kurangnya sumber daya,
Penyalahgunaan
dan
kemudian komunikasi yang dilakukan
Narkoba (P4GN) Di Badan Narkotika
BNN Kota Singkawang dalam bentuk
Nasional Kota Singkawang dari segi aspek
sosialisasi masih belum meluas baru
standar dan sasaran kebijakan, sumber
sebatas siswa dan belum sepenuhnya
daya, dan komunikasi antar organisasi dan
menyentuh kelompok masyarakat.
penguatan aktivitas. Tipe yang digunakan dalam teknik sampling
Pemberantasan Peredaran
Gelap
ini adalah tipe purposive
yaitu
pengambilan
sampel
disesuaikan dengan tujuan penelitian, unit
KERANGKA PIKIR
sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
berdasarkan tujuan penelitian. Adapun objek dalam penelitian ini adalah langkah-
BNN/BNNK
langkah Instruksi Presiden Republik Indonesia No 12 Tahun 2011
yang
Implementasi Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkba di BNN Kota Singkawang
kepada
di
Seksi
Pemberdayaan
Masyarakat BNN Kota Singkawang 2. Perwakilan
1. Standar dan Sasaran Kebijakan 2. Sumber daya 3. Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas
pegawai
Singkawang
BNN
yang
Kota
melakukan
penegakkan
Implementasi
dari
program
pencegahan
dan
pemberantasan penyalahgunaan dan
Kota Singkawang bebas narkoba tahun 2015
peredaran gelap narkoba.
METODE PENELITIAN adalah
remaja/masyarakat
penelitian ini adalah:
Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn:
ini
Kota
Singkawang dan subjek penelitian dari
1. Kepala
penelitian
BNN
Singkawang dalam pelaksanaan program P4GN
Jenis
dilakukan
jenis
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Melalui penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan serta menganalisis berbagai fakta dan fenomena yang terjadi,
3. Remaja/Masyarakat kota Singkawang. Oleh karena
itu peneliti
sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Validasi
terhadap
peneliti 6
RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
sebagai
instrumen
validasi
Implementasi terdiri dari tujuan atau
terhadap pemahaman metode kualitatif,
sasaran kebijakan, aktifitas, atau kegiatan
penguasaan wawasan terhadap bidang
pencapaian tujuan, dari hasil kegiatan.
yang diteliti, kesiapan peneliti untuk
Oleh karena itu implementasi merupakan
memasuki obyek penelitian, baik secara
suatu
akademik
pelaksana
maupun
meliputi
logistiknya.
Untuk
proses
yang
kebijakan
dinamis,
dimana
melakukan
suatu
mendapatkan data dan fakta penelitian,
aktifitas atau kegiatan, sehingga pada
maka peneliti menggunakan alat bantu
akhirnya akan mendapatkan suatu hasil
berupa: pedoman
pedoman
yang sesuai dengan tujuan atau sasaran
wawancara dan alat dokumentasi. Teknik
kebijakan itu sendiri. Keberhasilan suatu
pengumpulan data yang digunakan adalah:
implementasi dapat diukur atau dilihat dari
observasi, wawancara dan dokumentasi.
proses dan pencapaian tujuan hasil akhir
Aktivitas dalam analisis data yaitu, data
(output), yaitu: tercapai atau tidaknya
reduction, display data, dan veryfication.
tujuan-tujuan yang ingin diraih.
observasi,
Selanjutnya uji keabsahan data yang digunakan peneliti adalah trianggulasi.
Pembuatan langkah-langkah
kebijakan
merupakan
pemerintah
untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat, salah satu masalah tersebut yaitu
HASIL PENELITIAN
masalah
penyalahgunaan
dan
Terkait dengan proses pelaksanaan
peredaran gelap narkoba yang mengancam
yang dilakukan oleh Badan Narkotika
negara Indonesia. Sebagaimana yang telah
Nasional (BNN) Kota Singkawang, maka
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 12
dari proses tersebut ditelaah dari faktor-
Tahun 2011 Badan Narkotika Nasional
faktor yang mempengaruhi implementasi
diberikan
kebijakan, yaitu Standar dan sasaran
mengimplementasikan
kebijakan, sumber daya, dan komunikasi
Pencegahan
dan
antar organisasi dan penguatan aktivitas
Penyalahgunaan
dan
sebagai berikut:
Narkoba (P4GN).
wewenang
untuk program
Pemberantasan Peredaran
Gelap
Kebijakan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Implementasi Program Pencegahan dan
Kasi Pemberdayaan Masyarakat Badan
Pemberantasan
Narkotika
1. Standar
dan
Sasaran
Penyalahgunaan
dan
Peredaran Gelap Narkoba di BNN Kota Singkawang
Nasional Kota
Singkawang
bahwa: “Tujuan program P4GN itu untuk menjadikan
Indonesia
negara
bebas
Narkoba tahun 2015 mendatang, kegiatan 7 RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang kita lakukan untuk pencegahan dengan
memberikan
bimbingan
dan
Dari hasil wawancara dengan Kasi Pemberdayaan Masyarakat BNN Kota
pembinaan kepada pelajar tingkat SLTA
Singkawang
dengan membentuk kader anti narkoba,
penyalahgunaan
bahaya penyalahgunaan narkoba selalu
narkoba
menjadi ancaman untuk mereka, untuk saat
membahayakan bagi masyarakat terutama
ini
untuk
generasi muda dan dapat menyebabkan
melakukan pencegahan kepada pelajar,
negara kehilangan generasi penerus. Faktor
karena mencegah lebih baik dibanding
ketahanan negara menjadi salah satu faktor
mengobati”.
Kasi
penting dalam menjaga negara dari tindak
Pemberdayaan Masyarakat BNN Kota
peredaran narkoba yang datang dari negara
Singkawang menjelaskan bahwa masalah
luar. Ketahanan negara yang lemah dan
peredaran narkoba di Kota Singkawang
terbatasnya pengawasan yang dilakukan
bukan hanya disebabkan oleh kinerja BNN
menyebabkan kemudahan bagi peredaran
Kota Singkawang tetapi ada faktor lainya
narkoba dari negara lain.
kami
menurutnya
lebih
memfokuskan
Lebih
bahwa:
lanjut
“Memang
untuk
diatas
dapat
dipahami
dan
peredaran
gelap
merupakan
perbuatan
yang
Berdasarkan
observasi
yang
masalah narkoba di negara kita ini yang
dilakukan, BNN Kota Singkawang sudah
diberikan
bertindak
tanggung
jawab
untuk
nyata
dalam
melaksanakan
menanganinya adalah BNN, narkoba ini
Program Pencegahan dan Pemberantasan
masalah terbesar loh bahkan sampai
Penyalahgunaan
tingkat nasional, bayangkan saja jika
Narkoba.
negara kita sampai lost generasi kehilangan
Singkawang yakni dengan memberikan
massa, untuk kita yang tua sih memang
sosialisasi bagi Pelajar SLTA, Mahasiswa
sekarang belum merasakannya tetapi untuk
dan Pekerja tentang bahaya penggunaan
dimasa kedepan nanti kita akan kehilangan
narkoba, kegiatan ini merupakan tindakan
generasi
misalnya
pencegahan. Mereka yang diikut sertakan
penyalahgunaan narkoba sudah sampai
dalam kegiatan ini adalah yang belum
masuk ke tingkat SMP, sangat bahaya
terkontaminasi
sekali bila masalah itu terjadi akan banyak
karenanya sosialisasi mengenai bahaya dan
yang putus sekolah gara-gara narkoba,
dampak buruk akibat memakai narkoba
masalah ini berkaitan dengan lemahnya
penting
ketahanan
masyarakat.
penerus
negara
mengakibatkan
jika
kita,
terjadinya
sehingga kecolongan
masuknya narkoba dari negara tetangga”.
dan
Peran
untuk
Peredaran
nyata
dengan
BNN
narkoba,
disebarluaskan
Gelap Kota
oleh
kepada
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pelajar yang pernah mengikuti 8
RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kegiatan penyuluhan oleh BNN Kota
dan pemberantasan. Dan menurut hasil
Singkawang di sekolahnya, mengatakan
wawancara dengan Kasi Pemberdayaan
mendapatkan
Masyarakat Badan Narkotika Nasional
sosialisasi dari BNN disekolah, kebetulan
Kota Singkawang bahwa tujuan program
saya pernah mengikuti sosialisasi tersebut,
ini adalah untuk menjadikan Indonesia
ada sekitar 30 orang yang diikut sertakan
bebas narkoba tahun 2015 mendatang
untuk mengikuti kegiatan sosialisasi dari
khususnya kota Singkawang.
BNN, itupun sudah dipilih oleh guru siapa-
2. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
siapa yang diikut sertakan, sepertinya
yang dapat mendukung BNN Kota
sosialisasi ini agenda tahunan BNN karena
Singkawang
dalam
selama saya sekolah disini sudah 2 kali
Program
Pencegahan
BNN melakukan sosialisasi di sekolah
Pemberantasan
kami”.
Peredaran Gelap Narkoba
bahwa:
“Kami
pernah
Implementasi dan
Penyalahgunaan
dan
Dari hasil wawancara dengan pelajar
Tersedianya sumber daya pada suatu
SLTA di atas menjelaskan bahwa sosialiasi
kebijakan merupakan faktor penting dalam
yang diberikan Badan Narkotika Nasioanal
mendukung
Kota Singkawang di Sekolah mereka sudah
kebijakan,
berlangsung sebanyak 2 kali dengan jangka
kekurang
waktu 1 tahun sekali. Sosialisasi tersebut
melaksanakan, maka implementasi itu
diikuti sebanyak 30 siswa dan sekaligus
tidak
menjadi kader anti narkoba disekolah
sehingga
mereka. Kader-kader anti narkoba tersebut
implementasi. Minimnya sumber daya
ditugaskan untuk menyebarluaskan kepada
hanya akan membuat kebijakan menjadi
teman, keluarga, dan masyarakat sekitar
kata-kata
mengenai
direalisasikan. Ada tiga faktor penting
bahaya
penyalahgunaan
narkoba. Tujuan
dalam program
Pemberantasan
Pencegahan
Penyalahgunaan
proses tetapi
apabila
sumber
dapat
berjalan
akan
saja
sumber
dan
menentukan
dan
suatu
keberlangsungan
daya
untuk
secara
efektif,
menghambat
proses
dan
daya
keberhasilan
kebijakan
implementor
yaitu
tidak
yang
dapat
dapat
pelaksanaan sumber
daya
Peredaran Gelap Narkoba jika mengacu
manusia, sumber daya keuangan, dan
pada tujuan dari Inpres Nomor 12 Tahun
sumber daya sarana dan prasarana.
2011 adalah untuk menangani masalah
Kualitas kebijakan dengan dukungan
narkoba agar tidak semakin berkembang
sumber daya yang memadai tentunya akan
dengan melakukan tindakan pencegahan,
memberikan hasil mencapai keberhasilan,
pemberdayaan
tetapi apabila dukungan sumber daya
masyarakat,
rehabilitasi,
9 RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
kurang memadai maka akan memberikan
sesuai
hasil
tersebut.
sebaliknya.
Secara
birokrasi
ketersedian sumber daya pada Badan Narkotika
Nasional Kota
Singkawang
untuk
menjalankan
program
Secara umum sumber daya manusia pada Badan Narkotika Nasional Kota
sudah tersedia namun ketersedian anggaran
Singkawang
dana sehubungan dengan Implementasi
mencukupi,
Program Pencegahan dan Pemberantasan
disampaikan oleh salah satu pegawai
Penyalahgunaan
Badan
dan
Peredaran
Gelap
dirasakan
masih
kurang
sebagaimana
Narkotika
yang
Nasional
Kota
Narkoba masih dirasakan kurang. Hal ini
Singkawang sebagai berikut: “Mengenai
didapat
sumber
berdasarkan
hasil
wawancara
daya
manusia
kami
rasakan
dengan Kasi Pemberdayaan Masyarakat
kurang, setiap kasi masing-masing dari
BNN Kota Singkawang. Sebagaimana
kami hanya melimiliki satu orang staf saja
kutipan hasil wawancara berikut: “Untuk
kecuali dipencegahan ada dua staf, kami
anggaran dana program P4GN di BNN
juga yang mengolah data begitupun saat
Kota
setiap
mengadakan kegiatan kami juga yang
tahunnya, tetapi belum mencukupi secara
turun kelapangan, sebenarnya setiap kasi
keseluruhan, bagaimana kita memberi
memiliki lima staf, walaupun demikian
penyuluhan, memasang iklan di koran,
dengan SDM yang ada saat ini kami tetap
membuat sepanduk jika anggaran masih
melaksanakan apa yang sudah menjadi
belum mencukupi, bila perlu anggaran
tugas dan tanggung jawab kami”.
Singkawang
selalu
ada
lebih ditingkatkan lagi dari tahun-tahun
Dari hasil wawancara di atas mengenai
sebelumnya, tahun ini saja (2014) kami
sumber daya manusia di Badan Narkotika
tidak ada melakukan tes urin dan juga
Nasional Kota Singkawang dapat diketahui
memasang iklan dikoran”.
bahwa jumlah pegawai atau staf masih
Sumber daya yang utama dalam
sangat kurang, masing-masing kasi hanya
implementasi program adalah sumber daya
memiliki
manusianya (staf). Kegagalan yang sering
seharusnya setiap kasi memiliki 5 staf.
terjadi dalam implementasi kebijakan salah
Jumlah staf yang kurang memadai akan
satunya disebabkan oleh manusianya yang
menyebabkan implementor menjadi tidak
tidak mencukupi, memadai, ataupun tidak
fokus
kompeten
Penambahan
sebagaimana yang telah diungkapkan oleh
jumlah staf dan implementor saja tidak
salah satu staf BNN Kota Singkawang
mencukupi, tetapi diperlukan staf yang
diatas bahwa dengan jumlah staf yang
cukup serta memiliki kemampuan yang
tidak
dibidangnya.
satu
dengan
staf
sedangkan
pelaksanaan
mencukupi
yang
kebijakan,
menyebabkan
staf 10
RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tersebut
merangkup
pengolah
data
dilapangan.
tugasnya maupun
Kondisi
mempengaruhi
ini
efektifitas
sebagai
lakukan dengan mengajukan permohonan
penyuluh
ke pusat, dengan demikian nantinya akan
tentu
akan
lebih melengkapi jumlah pegawai di setiap
implementasi
bidang yang ada di Badan Narkotika
program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan
dan
Peredaran
Gelap
Narkoba.
Nasional Kota Singkawang.” Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu staf di
Sumber daya manusia dalam suatu
Nasional
Kota
Badan
Natkotika
Singkawang
mengatakan
oleh Van Horn dan Van Metter bahwa
masalah kekurangan staf mereka sudah
keberhasilan
mengajukan
kebijakan
sangat
implementasi tergantung
dari
dalam
atas
kebijakan sebagai mana yang dikemukakan
proses
bahwa
di
permohonan
Sehingga
nantinya
menangani
ke
pusat.
akan
lebih
kemampuan memanfaatkan sumber daya
meningkatkan kinerja Badan Narkotika
yang tersedia. Manusia merupakan sumber
Nasional
daya yang terpenting dalam menentukan
menjalankan tugas pokok dan fungsingya
suatu keberhasilan proses implementasi.
khususnya
Tahap tahap tertentu dari keseluruhan
Pemberantasan
proses
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang
implementasi
menurut
adanya
sumber daya manusia yang berkualitas sesuai
dengan
pekerjaan
yang
Kota
Singkawang
program
dalam
Pencegahan
Penyalahgunaan
dan dan
diimplementasikan. Dengan
demikian
sumber
daya
didisyaratkan oleh kebijakan yang telah
manusia yang ada pada Badan Narkotika
ditetapkan secara apolitik. Tetapi ketika
Nasional Kota Singkawang dalam upaya
kompetensi dan kapabilitas dari sumber-
mengimplementasikan
sumberdaya itu nihil, maka sangat sulit
Pencegahan
dan
untuk diharapkan.
Penyalahgunaan
dan
Untuk mengatasi masalah kurangnya
program Pemberantasan Peredaran
Gelap
Narkoba mengalami kendala kekurangan
pegawai pada Badan Narkotika Nasional
personil
Kota Singkawang tersebut dari hasil
tersebut masih dirasakan minim jika
wawancara yang penulis lakukan dengan
dibandingkan
salah satu staf Badan Narkotika Nasional
mahasiswa, dan pegawai negeri maupun
Kota Singkawang diperoleh keterangan
swasta yang ada di Kota Singkawang
sebagai
berikut:
“Mengatasi
masalah
disetiap
sehingga
bidangnya.
dengan
jumlah
implementasi
kekurangan staf di Badan Narkotika
Pencegahan
dan
Nasional Kota Singkawang ini sudah kami
Penyalahgunaan
dan
Jumlah
pelajar,
program
Pemberantasan Peredaran
Gelap 11
RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Narkoba tidak berjalan secara efektif.
Penyalahgunaan
Kemudian untuk sumber daya anggaran
Narkoba
Badan
Narkotika
Singkawang
masih
sebagaimana
yang
dalam
dan
adalah
Peredaran
dengan
Gelap
melakukan
Nasional
Kota
sosialisasi kepada pelajar, lingkungan kerja
dirasakan
kurang
negeri maupun swasta, dan pecandu yang
disampaikan
ada dikota Singkawang. Sebagaimana yang
telah
wawancara
Kasi
diungkapkan oleh Kasi Pemberdayaan
Badan
Masyarakat Badan Narkotika Nasional
Narkotika Nasional Kota Singkawang di
Kota Singkawang sebagai berikut: “Untuk
atas.
komunikasi dalam hal pencegahan pertama
3. Komunikasi BNN Kota Singkawang
kami menetapkan lokasi
Pemberdayaan
dengan
dengan
Masyarakat
Pihak
Terkait
dalam
target
yang menjadi
dalam melaksanakan sosialisasi
Implementasi Program Pencegahan dan
tentang bahaya narkoba, yaitu memilih
Pemberantasan
sekolah-sekolah
Penyalahgunaan
dan
Peredaran Gelap Narkoba Komunikasi
selanjutnya
di
kota
memberikan
konfirmasi kepada sekolah-sekolah yang
pada
telah kami tentukan, kemudian membentuk
mekanisme prosedur yang dicanangkan
kader-kader anti narkoba yang mana kader-
untuk
kader
pelaksana
mencapai
organisasi
ada
atau
badan
antar
singkawang,
yang
menunjuk
sasaran
dan
tujuan
inilah
yang
nantinya
menjadi
program. Selain itu suatu program akan
kepanjangan tangan dari kami, sampai saat
dapat
ini
dipahami
secara
positif
oleh
hampir
semua
sekolah
diberi
masyarakat apabila penyampaian informasi
pemberitahuan bahwa kami dari BNN Kota
tentang program tersebut berjalan dengan
Singkawang akan melakukan sosialisasi
baik. Proses komunikasi antara pelaksana
kepada siswa-siswi mereka. Dan respon
program dengan penerima program dalam
dari pihak sekolah cukup baik dan sangat
hal ini antara Badan Narkotika Nasional
mendukung kegiatan ini”.
Kota Singkawang dengan masyarakat kota
Selanjutnya
salah
satu
target
Singkawang sangat diperlukan. Dengan
sosialisasi dari BNN Kota Singkawang
komunikasi maka maksud, tujuan serta isi
tersebut adalah pelajar SLTA yang sudah
program dapat diketahui dan dipahami
ditunjuk dari sekolah sebagai kader-kader
secara benar oleh masyarakat.
yang akan mengikuti sosialisasi dari BNN
Komunikasi
oleh
Kota
Kota
kerjasama antara BNN Kota Singkawang
Singkawang dalam melaksanakan Program
dengan sekolah-sekolah SLTA yang ada di
Pencegahan
kota Singkawang memberikan dampak
Badan
yang
Narkotika
dan
dilakukan Nasional
Pemberantasan
Singkawang.
Terbentuknya
12 RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
positif. Dukungan seperti ini menunjukkan
masing-masing
kesadaran serta kepedulian pihak sekolah
sosialisasikan kepada teman-teman”.
terhadap masa depan siswa-siswi mereka. Melihat
pergaulan
remaja
tidak
kami
Selanjutnya hasil wawancara dengan
era
siswa lainnya yang pernah mengikuti
moderenisasi sekarang ini menimbulkan
sosialisasi dari BNN Kota Singkawang
kekhawatiran dari pihak Sekolah maupun
juga mengatakan hal serupa: “Selama
orang tua murid terkait masalah peredaran
kegiatan sosialiasasi berlangsung BNN
narkoba. Dalam hal ini BNN
Kota
Kota Singkawang menjelaskan kepada
sikap dengan
kami tentang dampak buruk pemakaian
memberikan sosialisasi kepada siswa-siswi
narkoba terhadap kesehatan dan fungsi
pelajar SLTA agar tidak ikut terpengaruh
syaraf
melakukan
narkoba.
diperlihatkan gambar macam-macam jenis
Sosialisasi yang dilakukan BNN Kota
narkoba, yang diberikan dari BNN Kota
Singkawang merupakan upaya pencegahan
Singkawang
terhadap pelajar SLTA terkait program
konsumsi berupa nasi kotak, untuk brosur
Pencegahan
dan
dan buku tentang narkoba tidak ada. Tidak
Penyalahgunan
dan
Singkawang mengambil
di
dan
penyalahgunaan
Pemberantasan Peredaran
Gelap
Narkoba (P4GN). Disisi
ada
manusia,
kemudian
selain
pamflet
kami
sosialisasi
tentang
yaitu
narkoba
yang
terpasang dimading sekolah kami, yang
lain
terdapat
kurangnya
komunikasi yang dilakukan oleh BNN
ada hanya plang bebas narkoba di halaman sekolah kami”.
Kota Singkawang kepada pelajar, seperti
Berdasarkan hasil wawancara dengan
yang ungkapkan oleh salah satu pelajar
pelajar SLTA di atas menunjukkan bahwa
yang menjadi kader mengatakan bahwa:
komunikasi yang dilakukan BNN Kota
“Ketika kami mengikuti sosialisasi yang
Singkawang terhadap siswa yang dibentuk
diadakan BNN
sebagai kader untuk menyebarluaskan
Kota
Singkawang
di
sekolah, kami diberikan berbagai informasi
informasi
mengenai bahaya narkoba dan zat adiktif
dirasakan masih belum optimal. Masalah
lainnya
telah
ini terkait dengan pemahaman siswa
disosialisasikan BNN Kota Singkawang
tentang narkoba masih belum maksimal,
kami
menyampaikan
kemudian kader-kader anti narkoba yang
kembali kepada teman-teman lain tentang
dibentuk perlu mendapatkan pelatihan,
sosialisasi yang diberikan, tetapi setelah
artinya BNN Kota Singkawang tidak hanya
kegiatan ya langsung bubar ke kelas
memberikan sosialisasi semata.
lalu
diminta
dari
apa
untuk
yang
tentang
bahaya
narkoba
13 RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kurangnya
sarana
publikasi
yang
tujuan utama dari program P4GN yaitu
diberikan BNN Kota Singkawang seperti
menuju “Indonesia
pamflet, sepanduk, baliho atau buku-buku
2015”.
Bebas Narkoba
tentang bahaya narkoba juga menjadi
2. Sumber daya manusia yang ada di BNN
faktor lemahnya komunikasi. BNN Kota
Kota Singkawang masih sangat minim,
Singkawang juga belum memiliki website
dalam hal kualitas sumber daya manusia
atau situs. Komunikasi dalam bentuk
secara akademis dan secara jenjang
informasi melalui media cetak maupun
pendidikan sudah baik. Namun dalam
elektronik merupakan cara yang dapat
hal kuantitas, sumber daya petugas
membantu BNN Kota Singkawang dalam
penyuluh
memberikan sosialisasi secara meluas.
kurang. Bila dibandingkan dengan luas
Perlunya informasi melalui media cetak
wilayah maka sangat tidak proporsional.
dan media elektronik dapat membantu
Sumberdaya
masyarakat untuk mendapatkan informasi
sangat kurang sehingga menjadi kendala
tentang
program
Pemberantasan
lapangan
anggaran
masih
juga
sangat
masih
Pencegahan
dan
terhadap BNN Kota Singkawang untuk
Penyalahgunaan
dan
memasang iklan di koran, tes urin,
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
menambah jumlah pengiriman pecandu yang akan di rehab, dan membuat sepanduk mengenai informasi bahaya narkoba.
KESIMPULAN DAN SARAN
3. Komunikasi yang dilakukan Badan a. Kesimpulan
Narkotika Nasional Kota Singkawang
1. Standar dan sasaran kebijakan terkait
dalam
mengkoordinasikan
dengan tujuan kebijakan Implementasi
Pencegahan
Program
dan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
dan
Narkoba (P4GN) kepada pihak sekolah
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di
sudah cukup baik, pihak sekolah sangat
Badan
Kota
mendukung kegiatan sosialisasi yang
Singkawang adalah untuk menjadikan
akan diberikan BNN Kota Singkawang
kota Singkawang bebas dari narkoba
kepada
dengan
tindakan
sosialisasi yang dilakukan kepada siswa
pencegahan, pemberdayaan masyarakat,
belum optimal, karena sosialisasi belum
rehabilitasi, dan pemberantasan. Upaya
terlaksana secara intensif dan merata di
tersebut
setiap
Pencegahan
Pemberantasan
Penyalahgunaan
Narkotika
Nasional
melakukan
dilakukan untuk mencapai
dan
Program
siswa
sekolah.
Pemberantasan
mereka.
Kurangnya
Namun
sarana 14
RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
publikasi dari BNN Kota Singkawang
dilakukan lebih komperhensif kepada
seperti pamflet, sepanduk, atau buku-
masyarakat.
buku tentang bahaya narkoba juga menjadi
penghambat
meluasnya
informasi.
3. Perlu
adanya
peningkatan
kualitas
komunikasi yang dilakukan khususnya komunikasi
kepada
masyarakat
terutama dalam bentuk sosialisasi. Hal b. Saran
ini agar masyarakat khususnya pelajar
1. Dalam proses implementasi Program
dapat memahami dengan baik tujuan
Pencegahan
dan
Pemberantasan
dari
Program
Pencegahan
dan
Penyalahgunaan
dan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Pemberantasan
Narkoba (P4GN) di Badan Narkotika
Peredaran Gelap Narkoba
Nasional
Kemudiaan
Kota
Singkawang
terkait
(P4GN).
meningkatkan
sarana
dengan standar dan sasaran kebijakan
publikasi P4GN melalui berbagai media
sudah berjalan sesuai prosedur yang
seperti
berlaku,
sepanduk/baliho dan brosur, sehingga
dapat
namun
belum
berjalan
dengan
sepenuhnya baik
dan
sosialisasi program P4GN yang belum
internet,
iklan
di
koran,
informasi program P4GN akan lebih mudah didapat oleh masyarakat.
merata. Oleh sebab itu perlu adanya peningkatan secara terus menerus yang dilakukan
BNN
Kota
Singkawang
DAFTAR PUSTAKA
dalam memberikan sosialisasi program P4GN. 2. Faktor sumber daya merupakan salah satu
hal
yang
penting
dalam
implementasi program pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan
dan
peredaran gelap narkoba (P4GN), oleh karena itu perlunya peningkatan kualitas personil atau staff di Badan Narkotika Nasional Kota Singkawang. Disamping itu penambahan tenaga personil staff di BNN Kota Singkawang juga perlu ditingkatkan
agar
sosialisasi
yang
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2011. Model Advokasi Program P4GN Bidang Pencegahan. Jakarta: BNN. Faisal, Sanafiah. 1992. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Rajawali Press. Fajri, Riyan. 2011. Kewenangan Badan Narkotika Kota (BNK) Kota Padang Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Di Wilayah Hukum Polresta Padang). Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas. Hakim, Alim Rahman. 2013. Kinerja Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Pontianak Dalam Upaya Mencegah Penyebaran Narkoba Pada 15
RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 4 Nomor 2 Edisi Juni 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Kalangan Remaja di Pontianak. Pontianak: Fisip Universitas Tanjungpura. Mansyur. 2007. Komitmen Pemerintah Daerah Terhadap Pembangunan Dibidang Pendidikan Dalam Era Otonomi Daerah : Studi Kasus Kebijakan Publik Di Kabupaten Ketapang. Pontianak : Magister Ilmu Sosial Universitas Tanjungpura. Moleong, J Lexy. 2007. Meteologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nawawi, Ismail. 2009. Public Policy : Analisis, Strategi Advokasi Teori dan Praktek. Surabaya: CV. Putra Media Nusantara. Pasolong, Harbani. 2008. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori, Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta. ------------. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tachjan, H. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI Bandung. Wahab, Solichin Abdul. 2000. Pengantar Kebijakan Negara. Jakarta: Rhimena cipta. Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik, Teori Dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo.
Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2011-2015. Internet: B4djul, Kaskus. 2011. Polres Singkawang Masih Endus Pabrik Narkoba. http://archive.kaskus.co.id/thread/105 22117/0. Diakses 21 Desember 2013 BNN, Bnn.go.id. 2010. Sejarah Badan Narkotika Nssional. http:www.bnn.go.id/portal/index.php/k onten/detail/bnnpusat/profil/8005/ sejarah-bnn. Diakses 08 Agustus 2013
Peraturan Perundang Undangan: Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2009. Undang Undang No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Instruksi Presiden Republik Indonesia. 2010. Inpres No 23 Tahun 2010 Tentang Badan Narkotika Nasional. Instruksi Presiden Republik Indonesia. 2011. Inpres No 12 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan 16 RIFQY FADZRIN, NIM E01108097 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTAN