Jurnal BidiK Vol 1 No 1 Desember 2012 hal. 16-21
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PMIPA UNIVERSITAS JAMBI Taufik* ABSTRAK. Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) lebih memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menggunakan semua potensi yang dimiliki dan mengembangkan kemampuannya dalam proses belajar. Problem Based Learning adalah proses pembelajaran yang dimulai dari masalah dalam kehidupan nyata, dan dari masalah ini mahasiswa dirangsang untuk mempelajarinya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru, pemecahan masalah dilakukan dengan metode diskusi dalam kelompok kecil. Langkah-langkah pemecahan masalah tersebut adalah merumuskan masalah; membuat hipotesis; mengumpulkan data; menguji hipotesis; menarik kesimpulan; dan penerapan. ABSTRACT. Study of pursuant to problem (Problem Based Learning) more give opportunity to student to use all potency owned by and develop its ability in course of learning. Problem Based Learning is study process started from internal issue of real life, and from this problem is student stimulated to learn it pursuant to knowledge and experience which they have had previously (prior knowledge) so that will be formed knowledge and new experience, trouble-shooting conducted by discussion method in small group. stages;steps of The trouble-shooting is formulating problem; making hypothesis; collecting data; testing hypothesis; concluding; and applying. Kata kunci : pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) *) Staf Pengajar Pendidikan biologi FKIP Uiversitas Jambi
Taufik. 2008. Implementasi Pembelajaran PBL....
peserta didik, pembelajaran harusnya berubah dari teacher-centered menjadi student-centered. Permasalahan tersebut membutuhkan solusi konkrit yang harus diambil dosen sebagai mediator, fasilitator dalam proses belajar mengajar.
PENDAHULUAN Upaya pengembangan pendidikan dalam pembangunan merupakan suatu keharusan dan kewajaran. Suatu keharusan karena pendidikan perlu mengembangkan dirinya untuk lebih berperan dalam pengembangan sumber daya manusia dan tatanan kehidupan global. Suatu kewajaran karena pendidikan merupakan produk budaya masyarakat dan bangsa, terus berkembang untuk mencari bentuk yang sesuai dengan perubahan dinamis yang terjadi dalam masyarakat. Perubahan dinamis itu terjadi akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan nilai budaya yang semakin cepat. Salah satu perubahan dalam pendidikan adalah perubahan dalam kurikulum yang menekankan pada kecakapan hidup. Pembentukan kecakapan hidup menuntut adanya perubahan dalam paradigma pembelajaran, dari paradigma konvensional yang menekankan pada penanaman konsep yang berorientasi pada produk, ke paradigma pembelajaran baru yang menekankan pada penggalian konsep yang berorientasi pada proses dan kinerja. Penggalian konsep awal mahasiswa tidak terlepas dari keterampilan dosen dalam membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh mahasiswa, sehingga mereka dapat mengaitkan konsep dengan kehidupan nyata. Hal ini menuntut dosen memiliki wawasan yang luas, kreatif, dan inovatif dalam pengelolaan proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi efektif, menarik dan menyenangkan bagi mahasiswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu solusi konkrit yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan mutu proses belajar mengajar, antara lain dengan menerapkan metode-metode belajar yang lebih memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menggunakan semua potensi yang dimiliki dan mengembangkan kemampuannya sesuai dengan paradigma pembelajaran baru. Pembelajaran yang menggunakan paradigma tersebut adalah pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning). Tinjauan Umum Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Menurut John Dewey (1916,1938) proses belajar hanya akan terjadi kalau peserta didik dihadapkan pada masalah dari kehidupan nyata untuk dipecahkan. Dalam membahas dan menjawab masalah, peserta didik harus terlibat dalam kegiatan nyata misalnya mengobservasi, mengumpulkan data dan menganalisisnya bersama teman-teman lain dalam kelompok atau kelasnya. Teori yang melandasi PBL ditunjang oleh beberapa teori psikologi pendidikan yang terkenal. Misalnya, Albanese mengungkapkan teori yang melatarbelakangi PBL yaitu information processing theory, cooperative learning theories, self determination theory and control theory (Albanese, 2000). Contoh untuk teori information processing terdiri dari tiga komponen yaitu aktivasi prior knowledge, encoding specificity dan elaboration of knowledge. (Albanese 2000, Schmidt, 1983). Dalam PBL tiga komponen ini dapat dilihat dari kasus
Pembelajaran yang dituntut dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik (Depdiknas. 2002:5). Untuk menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar
17
Jurnal BidiK Vol 1 No 1 Desember 2012 hal. 16-21
yang dapat mengaktifkan prior knowled pelajar, kasus juga berdasarkan situasi nyata yang membuat belajar menjadi kontektual, elaboration yang dapat dilihat dari proses diskusi. Problem Based Learning adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini mahasiswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL. Dalam Problem Based Learning masalah dibahas dalam kelompokkelompok kecil. Dalam pembahasan mereka mencatat apa saja yang sudah mereka ketahui dan yang belum diketahui untuk menjawab masalah. Mereka mengumpulkan data dan pengetahuan yang belum mereka ketahui dengan berbagai sumber belajar. Mereka menganalisis seluruh data dan pengetahuan yang diperoleh untuk menjawab masalah. Tugas dosen adalah mengamati seluruh proses dan menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut. PBL menggunakan trigger berupa masalah (skenario kasus) sebagai titik awal pembelajaran. Trigger ini disusun berdasarkan masalah nyata yang dihadapi (real case) sehingga akan memancing keingintahuan (curiosity) dan mengaktifkan prior knowledge (pengetahuan awal). PBL berbeda dengan case based lecture. Wood 1994 mengatakan bahwa, kunci utama PBL terletak pada penerapan masalah/problem untuk mendorong dan mengarahkan proses belajar. D.J. Boud menyatakan bahwa prinsip utama yang mendasari PBL adalah problem sebagai starting point dalam pembelajaran.
PBL dilakukan dalam kelompok kecil (7-10 orang) yang dipandu oleh seorang tutor yang bertindak sebagai fasilitator. PBL berlandaskan kepada teori belajar konstruktivis, dimana belajar adalah sebuah proses membentuk pengetahuan atau pengalaman baru berdasarkan pengetahuan dan pengalaman lama/awal/prior knowledge. Belajar merupakan proses pemberian arti (meaningful learning). Hal ini menyebabkan mahasiswa sebagai pusat dalam mencari pengetahuan. Banyak literatur yang menyatakan bahwa PBL dapat meningkatkan self directed learning, reflection, critical thingking, problem solving, teamwork, ketrampilan komunikasi. Hal ini masih perlu diteliti karena ada juga yang menyangsikan. PBL dapat sebagai learning method/strategies/ approach bahkan sebuah kurikulum. Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Dalam proses belajar mengajar, disamping perlunya penalaran yang baik, peserta didik juga harus menguasai langkahlangkah pemecahan masalah secara tepat. Adapun langkah-langkah pemecahan masalah tersebut menerut Ibrahim adalah merumuskan masalah; membuat hipotesis; mengumpulkan data; menguji hipotesis; menarik kesimpulan; dan penerapan.
Taufik. 2008. Implementasi Pembelajaran PBL....
Tabel 1.Sintaks model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) Tahap Tingkah Laku Guru Tahap I. Orientasi siswa kepada masalah
Tahap II. Mengorganisasi siswa untuk belajar Tahap III. Membimbing penyelidikan individual maupun kelampok Tahap IV. Mengembangkan menyajikan hasil karya
dan
Tahap V. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran , menjelaskan logistic yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih Guru membantu siswa mendefinisikan siswa dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Diskusi kelompok kecil dalam PBL dapat menggunakan metode seven jumps yang terdiri dari : 1. Identifikasi dan klarifikasi kata-kata sulit yang ada di dalam skenario.(sekretaris mencatat katakata yang masih belum dimengerti setelah didiskusikan)
6. Belajar mandiri. Mahasiswa belajar mandiri untuk mencari informasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran. 7. Setiap anggota kelompok menjelaskan hasil belajar mandiri mereka dan saling berdiskusi. (Tutor menilai jalannya proses ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan).
2. Penentuan masalah. Setiap anggota memiliki bermacam perspektif masalah, akan tetapi harus dicari masalah yang disepakati bersama. (sekretaris mencatat daftar masalah yang telah disetujui). 3. Brainstorming. Anggota kelompok mendiskusikan dan menjelaskan masalah tersebut berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki (prior knowledge). Identifikasi area pengetahuan yang kurang. (sekretaris menulis yang didiskusikan). 4. Berdasarkan langkah 2 dan 3 maka disusun penjelasan masalah dalam bentuk penjelasan sementara (tentative solution). (sekretaris mencatat penjelasan masalah sementara yang telah didiskusikan). 5. Penentuan tujuan pembelajaran yang akan diraih. (Tutor mengarahkan agar tujuan pembelajaran fokus, dapat dicapai, komprehensip dan sesuai dengan yang diharapkan.)
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Problem solving Belajar mandiri/Self directed learning Belajar sepanjang hayat Identifikasi dan evaluasi sumber belajar Critical thingking Creative thinking Belajar dari masalah nyata Cooperative dan collaborative learning Peer learning reflection Sebagai model yang relative baru, banyak masalah yang harus dihadapi dalam pelaksanaannya. Masalah utama adalah kesulitan dosen dalam merumuskan problem-problem sehingga
19
Jurnal BidiK Vol 1 No 1 Desember 2012 hal. 16-21
mencakup tujuan belajar satu semester untuk suatu matakuliah. Dosen sering tidak memahami komponen-komponen penting apa saja yang ada dalam suatu problem, dan waktu yang diperlukan untuk membahas dan menjawabnya secara tuntas. Factor keterbatasan perpustakaan, keterbatasan jumlah ruang belajar yang sesuai untuk diskusi kelompok-kelompok kecil, dan kurangnya dukungan dari kolega sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan Problem Based Learning.
4. Mahasiswa tidak menilai lagi kebenaran perhitungan/jawaban Menurut Soekamto dan Winataputra (1996:35), agar belajar dapat bermakna secara signifikan diperlukan adanya inisiatif yang datang dari pihak mahasiswa itu sendiri, dan ia harus sepenuhnya terlibat. Hal ini akan dapat terjadi dengan apa yang disebut belajar eksperiental (experiental learning). Untuk mengatasi hambatan atau kendala dalam pembelajaran tersebut diusulkan proses penyelesaian soal secara sistematis yang diambil dari Miles dan Picot (1980), yang terdiri atas empat tahap: analisis, penyelesaian dan penilaian. Setiap tahap ada tujuan dan langkahnya yang dapat disusun sendiri. Menurut Kresnohadi Ariyoto (1997) tahapan belajar berdasarkan masalah meliputi 12 tahapan sebagai berikut: Tahap 1 : Mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah Tahap 2 : Melakukan analisis masalah atas masalah yang disepakati kelompok belajar mahasiswa. Tahap 3 : Mengembangkan hipotesa (jawaban sementara) atas masalah yang dikaji. Tahap 4 : Mengidentifikasikan dan menjelaskan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk bisa memecahkan masalah itu. Tahap 5 : Mengidentifikasi pengetahuan yang sudah diketahui oleh kelompok. Tahap 6 : Mengidentifikasikan berbagai sumber pengetahuan yang sesuai. Tahap 7 : Mengumpulkan berbagai tambahan informasi baru/pengetahuan. Tahap 8 : Melakukan sintesa atas pengetahuan sebelumnya dengan perolehan pengetahuan yang baru dan dicoba mengacukannya pada masalah yang dikaji. Tahap 9 : Jika diperlukan harus dilakukan lagi langkah 1-8 untuk melihat lebih banyak aspek lagi dari masalah yang dicermati. Tahap 10 : Mengidentifikasikan mengenai apa saja yang tidak dipelajari.
Problem Based Learning memerlukan persiapan secara terencana dalam waktu yang cukup. Lebih-lebih Problem Based Learning yang melibatkan lebih dari satu matakuliah, karena memerlukan penyatuan pemikiran dengan pengampu yang terlibat. Namun secara umum dalam persiapan Problem Based Learning akan membiasakan siswa melakukan kegiatan secara mandiri atau kelompok, membiasakan mahasiswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan hasil belajar setiap hari, membiasakan siswa melakukan self assessment, berpikir kritis, membuat berbagai keputusan, berpikir menyeluruh dan mempraktikkan konsep-konsep yang dipelajari dalam kegiatan kelompok. Hakikat Pembelajaran Berdasarkan Masalah ( Problem Based Learning ) Oleh Tjipto dan Ruijter (1994:84-86) dinamakan penyelesaian soal secara sistematis. Menurut pengamatan mereka, ada empat hal yang merupakan kendala bagi mahasiswa dalam menyelesaikan soal, yaitu: 1. Mahasiswa kurang menganalisis soal yang dihadapinya 2. Mahasiswa tidak merencanakan jalan penyelesaian 3. Mahasiswa tidak menyelesaikan soal secara terperinci
20
Taufik. 2008. Implementasi Pembelajaran PBL....
Tahap 11 : Menyimpulkan apa saja yang sudah dipelajari dan jika memungkinkan melakukan tahap 12. Tahap 12 : Melakukan pembuktian perasional dalam mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan pendapat di atas maka metode problem based learning ini dapat dinyatakan bahwa mahasiswa akan aktif berpartisipasi dan juga akan aktif berpikir dan mengembangkan penalarannya. KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai implikasi pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) di program studi pendidikan biologi PMIPA Universitas Jambi dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Problem Based Learning adalah proses pembelajaran yang dimulai dari masalah dalam kehidupan nyata, dan dari masalah ini mahasiswa dirangsang untuk mempelajarinya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. 2. Dalam Problem Based Learning masalah dibahas dalam kelompokkelompok kecil. 3. Langkah-langkah pemecahan masalah dalam (Problem Based Learning) adalah merumuskan masalah; membuat hipotesis; mengumpulkan data; menguji hipotesis; menarik kesimpulan; dan penerapan. 4. Penerapan Problem Based Learning di Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA Universitas Jambi dapat dilaksanakan terutama pada matakuliah yang memerlukan pemecahan masalah yang berhubungan dengan dunia nyata diantaranya adalah Keanekaragaman Hayati, Toksikologi, AMDAL, Ekologi dll.
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z. 2007. Membangun Profesio nalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Yrama Widya. Bandung. Departemen Pendidikan Nasional.2002. Konsep Pendidikan Berorientasi Kecakapan hidup (Life Skilll Education) Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis luas (BroadBased Education). Bahan workshop Sosialisasi Program Pendidikan menengah Umum. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Ibrahim, M. 2000. Pengajaran Berda sarkan Masalah. University Press. Mudjiman, H. 2006. Belajar Mandiri (Self-Motivated Learning). UNS Press. Surakarta Sunardiyanto. 2004. Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontektual Melalui Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Berko munikasi pada mata Pelajaran Biologi II SLTP Negeri 4 Palu. Jurnal Penelitian Kependidikan : 51-67 Sudjana, S.H.D. 2004. Pendidkan Nonformal: Wawasan sejarah Perkem bangan Filsafat dan Teori Pendukung serta Azas.Falah Production. Bandung. Sumampouw, M 2007. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Penelitian Pengajaran Bahasa Perancis Dengan Pendekatan Konstruktivistik Melalui Metode Problem Based Learning. http://www.apfi-pppsi.com/cadence18/ pedagog 18-4.html. diakses 15 april 2008
Zulharman. 2008. www.Google.co.id. Problem Based Learning.Diakses tnggal 11 April 200