IMPLEMENTASI KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan Oleh : AMALIA ZULFA NURBAITI A2D009068
PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Amalia Zulfa Nurbaiti
NIM
: A2D009068
Jurusan
: S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Undip
Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Implementasi Knowledge Sharing Terhadap Kinerja Pustakawan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo ” adalah benar-benar karya ilmiah saya sendiri, bukanlah hasil plagiat karya ilmiah orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, dan semua kutipan yang ada di skripsi ini telah saya sebutkan sumber aslinya berdasarkan tata cara penulisan kutipan yang lazim pada karya ilmiah.
Semarang, 1 Agustus 2013 Yang menyatakan,
Amalia Zulfa Nurbaiti NIM. A2D009068
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO -
inna ma'al'usri yusraa – sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ( QS. Al Insyirah : 6 )
-
Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan. Dan bahwa usahanya akan kelihatan nantinya. ( QS. An Najm : 39 – 40 )
-
an investment in knowledge always pays the best interest ( Albert Einstein )
PERSEMBAHAN 1. Ayahku Suparmin, S.Pd dan Bundaku Indiyah Purwaningsih, S.Pd tercinta. Ayah dan
Bunda
yang
kasih
sayangnya
sepanjang masa takkan pernah dapat aku balas. 2. Mas Wildan Itsna Aulia. Adinda tersayang yang selalu memberikan semangat dan candanya. 3. Teman
–
teman
Program
Ilmu
Perpustakaan angkatan 2009 yang saya sayangi.
iii
HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi pada : Hari Tanggal
: Kamis : 25 Juli 2013
Disetujui oleh, Dosen Pembimbing
Endang Fatmawati, M.Si., M.A NIP. 132314562
iv
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah diuji oleh Panitia Ujian Skripsi pada : Tanggal 1 Agustus 2013
Ketua Penguji,
Dra. Rukiyah, M.Hum. NIP. 196405281991032011
Anggota I,
Haryani, S.Sos,. M.IP. NIP. 196602201989022001
Anggota II
Endang Fatmawati, M.Si,. M.A. NIP. 132314562
v
PRAKATA
Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, puji syukur hanya kepada Allah SWT Rabb Yang Maha Menguasai, atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sampai saat ini penulis masih diberikan nikmat Iman dan Islam. Sungguh besar pertolongan dan kasih sayang-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Baginda Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umat beliau yang senantiasa istiqomah. Dalam menyusun skripsi ini penulis telah mendapatkan banyak bantuan, pengarahan, dorongan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan banyak terimakasih kepada : 1. Prof. Sudharto P Hadi, M.E.S., Ph.D. selaku Rektor Universitas Diponegoro. 2. Dr. Agus Maladi Irianto, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. 3. Dra. Sri Ati, M.Si. selaku Ketua Jurusan S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. 4. Bapak Slamet Subekti. selaku dosen wali penulis yang telah memberikan doa dan restunya. 5. Ibu Endang Fatmawati, M.Si., M.A. selaku dosen pembimbing yang telah sabar dan meluangkan waktu memberikan bimbingan, masukan, arahan dan motivasi demi terselesaikannya skripsi ini. 6. Dra. Rukiyah, M.Hum. dan Ibu Haryani, S.Sos,. M.IP. selaku dosen penguji yang dengan bijaksana memberikan pengarahan. vi
7. Ibu F. Ninik Ristiani,S.E., M.M selaku Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan kesempatan dan bantuannya selama penelitian. 8. Segenap Bapak dan Ibu petugas Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan bantuan dalam penelitian. 9. Segenap dosen dan karyawan di Jurusan S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya yang telah banyak memberi pelajaran dan pengetahuan kepada penulis. 10. Kedua orang tua tercinta, Ibunda Indiyah Purwaningsih, S.Pd dan Ayahanda Suparmin, S.Pd terimakasih atas kasih sayang, doa, dan dorongan serta bimbingan yang tak pernah terputus. 11. Adinda tersayang, Mas Wildan Itsna Aulia yang selalu memberikan semangat, keceriaan dan doa bagi penulis. 12. Keluarga besar Eyang Sunaryo Budi Suwarjono dan Eyang Reso Dikromo yang senantiasa memberikan doa, harapan dan dukungan kepada penulis. 13. Teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2009 kelas B serta sahabat-sahabat terbaik yang selalu memberikan kehangatan dan keceriaan, Setyo Nugroho, Ayu Indah Puspita, Tika Cahya Setyaningrum, Ayu Venny Primadani Prasetya, Riski Kikok Tri Wismanawati, Mba El Riski Eliani, Aulia Herowati, Fadiila Muliani, Raffi Yustomo, Abrian S Hutama, Bang Heru Prananto, Aan Prabowo, Ahmad Wijayanto, dan Ari S Wibowo.
vii
14. Seluruh sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu MIN, KKN, dan magang. Mari percaya bahwa setiap doa kita ada nama kita yang selalu di dengar oleh Yang Maha Bijaksana. 15. Dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini. Penulis sadar dalam penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna dan tidak lepas dari kesalahan. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif dari semua pembaca sangat diharapkan. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamualaikum Wr. Wb. Semarang, 25 Juli 2013
Penulis
viii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja pustakawan selama adanya penerapan KS di KPAD. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus. Menggunakan subjek penelitian 1 Kasi Perpustakaan, 5 Pustawakan dan 3 Pemustaka. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Telah terjadi dan terlaksana kegiatan Knowledge Sharing di KPAD Kabupaten Sukoharjo sejak lama, dapat dikatakan semenjak perpustakaan ini beroperasi. 2) Kegiatan Knowledge Sharing telah memberikan banyak manfaat terhadap perpustakaan dan pegawai, dalam hal ini kinerja pustakawan dan tenaga teknis meninggkat, dikarenakan semakin banyak pengunjung dan pengguna yang memanfaatkan jasa perpustakaan dan pustakawan. Sehingga membuat mereka lebih termotivasi dan bersemangat untuk selalu memberikan program dan layanan baru serta memuaskan. Sedangkan saran yang dapat penulis sampaikan adalah 1) Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo dapat menambah jumlah pegawai dari jalur pegawai kontrak yang digunakan untuk memegang bagian yang kosong seperti layanan internet, dan storry telling. 2) Memerlukan fasilitas pendukung yang lebih banyak seperti komputer, dan LCD proyektor untuk dapat menambah jam kunjung pemustaka TK dan SD. Kata kunci : Knowledge Sharing, Kinerja, Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i PERNYATAAN ............................................................................................ i MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv PRAKATA .................................................................................................. v ABSTRAK ................................................................................................. ix DAFTAR ISI
.............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv DAFTAR TEBEL / GAMBAR / BAGAN .................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah ................................................................ 4 1.3 Tujuan
.................................................................................................. 4
1.4 Manfaat
................................................................................................ 5
1.5 Waktu dan Tempat .................................................................................. 5 1.6 Kerangka Pikir
.................................................................................... 6
1.7 Batasan Istilah
.................................................................................. 8 x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
2.1 Implementasi
....................................................................................... 9
2.2 Tinjauan Teoritis Knowledge ................................................................. 10 2.3 Knowledge Management ........................................................................ 13 2.4 Knowledge Sharing ................................................................................ 14 2.5 Kinerja
................................................................................................ 17
2.6 Kinerja Pustakawan................................................................................ 18 2.7 Pemustaka
......................................................................................... 19
2.8 Perpustakaan Umum .............................................................................. 21 2.9 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
3.1 Desain dan Jenis Penelitian .................................................................... 25 3.2 Sumber Data
....................................................................................... 27
3.3 Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 29 3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 30 3.5 Metode Pengolahan Data ....................................................................... 34 3.6 Analisis Data
..................................................................................... 35
xi
BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SUKOHARJO ..........................................
4.1 Kegiatan KS di Perpustakaan ................................................................. 36 4.2 Sejarah Singkat 4.3 Visi dan Misi
.................................................................................. 37 ..................................................................................... 39
4.4 Struktur Organisasi ................................................................................ 40 4.5 Layanan Perpustakaan............................................................................ 43
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................ 5.1 Karakteristik Informan ........................................................................... 49 5.2 Pengertian Knowledge Sharing .............................................................. 51 5.3 Metode Knowledge Sharing ................................................................... 56 5.4 Bentuk Sajian Knowledge Sharing ........................................................ 61 5.5 Kinerja
.............................................................................................. 65
5.6 Hambatan
......................................................................................... 68
BAB VI PENUTUP ................................................................................. 6.1 Kesimpulan 6.2 Saran
....................................................................................... 73
................................................................................................... 74
xii
Daftar Pustaka
......................................................................................... 75
Lampiran A Hasil Wawancara .................................................................... 79 Lampiran B Identitas Informan ................................................................... 96 Lampiran C Daftar Pertanyaan.................................................................... 97 Lampiran D Dokumentasi Penelitian ........................................................ 100 Lampiran E Form Rencana Kerja KPAD.................................................. 105 Lampiran F Surat Keterangan Penelitian ................................................. 110 Lampiran G Biodata Penulis .................................................................... 111 Lampiran H Lembar Konsultasi Skripsi ................................................... 113
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A HASIL WAWANCARA .................................................. 79 LAMPIRAN B IDENTITAS INFORMAN .............................................. 96 LAMPIRAN C DAFTAR PERTANYAAN ............................................. 97 LAMPIRAN D DOKUMENTASI PENELITIAN .................................. 100 LAMPIRAN E
FORM RENCANA KERJA KPAD .............................. 105
LAMPIRAN F
SURAT KETERANGAN PENELITIAN...................... 110
LAMPIRAN G BIODATA PENULIS .................................................... 111 LAMPIRAN H LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI ............................. 113
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL 1: Daftar Pegawai Perpustakaan ..................................................... 42 TABEL 2: Data Koleksi tahun 2012 ............................................................ 44 TABEL 3: Jadwal Layanan Sirkulasi KPAD ............................................... 46 TABEL 4: Identitas Informan ..................................................................... 50 TABEL 5: Pengertian KS ............................................................................ 52 TABEL 6: Metode KS ............................................................................... 58 TABEL 7: Bentuk Sajian KS ....................................................................... 62 TABEL 8: Kinerja ....................................................................................... 67 TABEL 9: Hambatan KS ............................................................................. 70
DAFTAR BAGAN BAGAN 1 : Kerangka Berfikir ...................................................................... 7 BAGAN 2 : Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo ....................................... 40
DAFTAR GRAFIK GRAFIK 1 : Data SDM KPAD.................................................................... 41
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perpustakaan merupakan sebuah bangunan yang digunakan untuk mencari informasi dan pengetahuan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di dalamnya. Berupa bahan koleksi, fasilitas teknologi dan informasi. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo adalah salah satu fasilitas publik yang dapat digunakan dan dapat dimanfaatkan oleh siapapun. Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan di perpustakaan, antara lain seperti belajar, mengerjakan tugas, sekedar refreshing dengan membaca bacaan ringan serta proses berbagi pengetahuan dengan siapapun yang ada di perpustakaan tersebut. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo ini salah satunya yang melakukan transfer informasi dan pengetahuan, di sana telah terjadi fenomena tersebut, baik untuk internal maupun eksternal perpustakaan. Transfer informasi yang berjalan dapat berupa sharing, rapat rutin, rapat kerja, pembuatan brosur, pelaksanaan pameran dan bazaar, pengadaan lomba bercerita dan bersinopsis, dan masih banyak kegiatan lainnya.
1
2
Penulis mengamati dan melihat begitu banyaknya proses transformasi informasi dan pengetauan yang terjadi, hal ini membuat penulis berkeinginan untuk mengetahui lebih dalam dan lebih jauh lagi tentang penyebaran informasi dan pengetahuan yang terjadi di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Dalam bahasa ilmiahnya dapat kita sebut transfer pengetahuan (Knowledge Sharing) yang sering di sebut dengan KS, selanjutnya penulis akan menuliskan KS untuk pembahasan berikutnya. Zaman globalisasi yang ditunjang oleh banyaknya inovasi yang ditandai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang pesat, akan muncul sebuah persaingan. Perubahan paradigma yang tadinya dari sumber daya
menjadi sumber pengetahuan yang bertumpu pada pengembangan
teknologi informasi, jaringan internet, dan meta data. Upaya yang dapat dilakukan pustakawan masa kini yang sedang bertransisi mengubah perpustakaannya menjadi perpustakaan berbasis web dan digital yang tadinya konvensional adalah dengan pengembangan SDM yang ada di dalamnya. Serta berbagi informasi / transfer pengetahuan (Knowledge Sharing). Pengembangan tersebut dilakukan guna menambah kualitas pelayanan dan meningkatkan kinerja pustakwan di perpustakaan. Selain itu, masyarakat sebagai pengguna informasi membutuhkan akses yang serba cepat, efektif, efiseien dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sebuah pengetahuan layaknya didistribusikan dan dikembangan sesuai dengan kebutuhan dan
kegunaan yang sedang berlaku. Untuk dapat
dijalankannya roda perputaran dan pelestarian informasi, diperlukan sebuah
3
elemen yang dapat bergerak menjalankan
informasi dan pengetahuan
tersebut. Penggerak dan pelestari pengetahuan adalah manusia mereka saling terkait untuk selalu dapat bertukar informasi dan pengetahuan. Salah satu media yang akan diteliti dalam penulisan ini adalah Knowledge Sharing (KS). KS yang telah dimiliki oleh pustakawan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Dengan media KS ini akan dilihat apakah para pustakawan telah memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan KS terhadap para pemustakanya di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Latar belakang penulis mengangkat tema ini karena dengan adanya pembahasan KS yang diangkat, pengguna dapat mengetahui dampak Implementasi
KS
terhadap
kinerja
pustakawan
yang
ada.
Dengan
implementasi KS yang para pustakawan lakukan akan menjadikan nilai perpustakaan berada ditangan pustakwan. Baik ataupun buruk, menarik maupun tidak, memuaskan ataukah membosankan hal tersebut dapat pustakawan ciptakan dengan sebuah penerapan KS. Dengan demikian penerapan KS menurut penulis akan membantu penciptaan citra positif bagi perpustakaan. Dengan adanya KS yang berjalan di dalamnya maka tiap-tiap kekurangan dan kritik dari pengguna akan segera teratasi. Penulis mengangkat tema “ Implementasi Knowledge Terhadap
Kinerja
Pustakawan
di
Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo ”.
Kantor
Perpustakaan,
Sharing
Arsip
dan
4
1.2 Rumusan dan Batasan Masalah Rumusan Masalah : Berdasarkan latar belakang yang penulis angkat di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : -
Bagaimana implementasi Knowledge Sharing terhadap kinerja pustakawan di Perpustakaan Kabupaten Sukoharjo.
Batasan Masalah : Agar penulisan ini lebih terfokus, maka diperlukan batasan masalah. Adapun batasan masalah yang penulis gunakan dalam penulisan ini, adalah sebagai berikut : -
Implementasi KS : pelaksanaan, penerapan dan pengaplikasian proses transfer informasi oleh para pustakawan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
1.3
Tujuan
Tujuan dalam penulisan ini untuk dapat mengetahui dampak implementasi Knowledge
Sharing terhadap kinerja
pustakawan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
5
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini adalah : a. Bagi
Kantor
Perpustakaan,
Arsip
dan
Dokumentasi
Kabupaten Sukoharjo sebagai bahan masukan tentang perbaikan
pelayanan
menggunakan
proses
Knowledge
Sharing (KS). b. Bagi praktisi ilmu perpustakaan penulisan ini sebagai bahan tambahan wacana dan sebuah pengetahuan. c. Sebagai sebuah bahan rujukan dan bacaan untuk penulisan mengenai KS selanjutnya. d. Bagi penulis agar penulis dapat lebih memahami dan megerti tentang KS serta dampak yang dihasilkan dalam dunia pekerjaan di perpustakaan.
1.5 Waktu dan Tempat Penulisan ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei tahun 2013, di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo yang terletak di Jalan Slamet Riyadi No. 17 Sukoharjo. Adapun alasan memilih Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo sebagai tempat dilaksanakannya penulisan karena guna memudahkan dalam mencari data, menghemat biaya dan waktu.
6
1.6
Kerangka Pikir Knowledge Sharing merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
kegiatan sehari-hari, apalagi dalam
lingkup perpustakaan. Tersampainya
informasi dan pesan dari kedua belah pihak dalam hal ini pemustaka dengan pustakawan merupakan ujung tombak kesuksesan kehidupan perpustakaan. Setelah dilakukan observasi di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo, dapat ditarik untuk dijadikan sebuah permasalahan,
yakni
bagaimana
kinerja
pustakawan
setelah
adanya
Knowledge Sharing yang dilakukan oleh para pustakawan yang berada di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
7
Bagaimana Implementasi KS terhadap Kinerja Pustakawan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
Pembahasan kinerja pustakawan melalui Implementasi KS yang telah dilaksanakan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
Observasi
Wawancara
Studi Pustaka
Dokumentasi
Pustakawan
Analisis deskriptif Implementasi KS terhadap kinerja pustakawan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
Bagan 1 : Kerangka berfikir Sumber : olahan penulis, 2013
8
1.7 Batasan Istilah Agar tidak terjadi salah pengertian dan untuk membatasi ruang lingkup dalam penulisan ini, maka perlu adanya batasan istilah yang digunakan dalam penulisan ini. Beberapa istilah yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah: a. Petugas Perpustakaaan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo : staf yang tersedia, bekerja dan mempunyai jabatan pustakawan maupun berjabatan sebagai tenaga teknis dan bidang pengambil kebijakan
di
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. b. Pemustaka Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo : setiap orang yang melakukan aktivitas di Perpustakaan Kabupaten Sukoharjo, baik siswa, mahasiswa dan masyarakat umum yang berkunjung dan memanfaatkan fasilitas di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. c. KS (Knowledge Sharing) di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo : proses transfer informasi dan pengetahuan yang dilakukan oleh petugas perpustakan yang ada di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo kepada para pengguna perpustakaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Implementasi Pengertian dari implementasi sebagai berikut. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Impelentasi berarti pelaksanaan dan penerapan. “ Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, 2002: 70) ” dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.
Kesimpulan dari pendapat di atas bahwa pengertian implementasi dapat diartikan sebuah kegiatan yang terencana atau dilakukan dengan sungguh-sungguh berdasar dengan norma untuk mencapai suatu tujuan kegiatan, bukan hanya sekedar diartikan sebagai sebuah aktivitas. Hal serupa juga tertera dalam kalimat berikut :
“ Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif (Setiawan, 2004: 39). ”
Pengertian
implementasi
di
atas
dapat
diartikan
bahwa
implementasi merupakan proses untuk melaksanakan ide, proses atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan
9
10
melakukan penyesuaian dalam sebuah birokrasi untuk terciptanya semua tujuan.
2.2
Tinjauan Teorotis Knowledge
Definisi Knowledge sebagai berikut : “ Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai, informasi konstektual, pandangan pakar dan intuisi mendasar yang memberikan suatu lingkungan dan kerangka untuk mengevaluasi dan menyatukan pengalaman baru dengan informasi.” (Davenport, Laurence, 1996). Knowledge
sebagai informasi yang mengubah sesuatu atau
seseorang, hal itu terjadi ketika informasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak, atau ketika informasi tersebut memampukan seseorang atau institusi untuk mengambil tindakan yang berbeda atau tindakan yang lebih efektif dari tindakan sebelumnya (Drucker : 1988). Sehingga ada juga pendapat yang mengartikan knowledge sebagai informasi yang dapat ditindak lanjuti atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk bertindak, untuk mengambil keputusan dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu (actionable information ). Proses transformasi menjadi knowledge menurut Davenport dan Prusak (1996) juga melalui empat tahapan yang dimulai dengan huruf C, yaitu :
11
a. Comparison : membandingkan informasi pada situasi tertentu dengan situasi-situasi yang lain yang telah diketahui. b. Consequences
:
menemukan
implikasi-implikasi
dari
informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan tindakan. c. Connections : menemukan hubungan-hubungan bagianbagian kecil dari informasi dengan hal-hal lainnya. d. Conversations : membicarakan pandangan, pendapat serta tindakan orang lain terkait informasi tersebut. Knowledge dibagi menjadi dua jenis yaitu Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge, yang dijabarkan seperti berikut : a. Tacit Knowledge Tacit Knowledge adalah Knowledge yang terletak di mind / otak atau melekat di dalam diri seseorang yang diperolehnya melalui pengalaman dan pekerjaannya. Knowledge dari para pakar, baik individu maupun masyarakat, serta pengalaman mereka. Tacit Knowledge bersifat sangat personal dan sulit dirumuskan
sehingga
membuatnya
sangat
sulit
untuk
dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain. Perasaan pribadi, intuisi, bahasa tubuh, pengalaman fisik serta petunjuk praktis (rule of thumb) termasuk dalam jenis tacit knowledge .
12
b. Explicit Knowledge Adalah suatu yang dapat diekspresikan dengan kata-kata dan angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk ilmiah, spesifikasi, manual dan sebagainya. Dapat pula berarti segala bentuk knowledge yang sudah direkam dan didokumentasikan, sehingga lebih mudah didistribusikan dan dikelola. Knowledge jenis ini dapat segera diteruskan dari satu individu ke pihak lain.
Bahwa ada beberapa alasan mengapa orang tidak ingin melakukan Sharing Knowledge yang ia miliki (Vass, 1999 dalam Setiarso), yaitu : a. Mau
untuk
berbagi,
tetapi
tidak
ada
waktu
untuk
mengerjakannya b. Tidak ada keterampilan dalam teknik KM c. Tidak memahami apakah itu KM dan keuntungannya d. Kurangnya teknologi yang sesuai e. Tidak ada tanggung jawab dan tindak lanjut dan manager senior f. Tidak ada biaya untuk KM g. Kegagalan Budaya untuk mendorong setiap anggota agar mensharing knowledge nya
13
2.3
Knowledge Management Ada beberapa pengertian dari knowledge management yang
diambil dari shanghani (2009) antara lain: Knowledge Management is processes of capturing, distributing, and effectively using knowledge (Davenport, 1994). KM is the capability of a company to create new knowledge, disseminate it throughout the Organisation and embody it in products, services and systems
(Nonaka & Takeuchi, 1994) .
Knowledge Management is systematic approach to find, understand and use knowledge to create value (O’Dell, 1996). Knowledge management is the process of increasing the efficiency of knowledge markets
by generating, codifying, coordinating, and transferring
knowledge (Davenport & Prusak, 1998).
Dari pandangan yang berbeda tersebut dapat dikatakan bahwa knowledge management adalah pengetahuan yang sistematis, eksplisit dan disengaja bangunan, pembaruan, dan aplikasi pengetahuan untuk memaksimalkan pengetahuan suatu organisasi untuk meningkatkan efektivitas. Dari semua definisi yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pengetahuan adalah suatu manajemen organisasi yang sistematis tentang pengetahuan organisasi yang melibatkan proses membuat, mengumpulkan, mengorganisir, menyebarkan penggunaan dan pemanfaatan
pengetahuan
untuk
menghasilkan keunggulan kompetitif.
menciptakan
nilai
bisnis
dan
14
Knowledge Management (KM) adalah pendekatan-pendekatan sistematik yang membantu muncul dan mengalirnya informasi dan knowledge kepada orang yang tepat pada saat yang tepat untuk menciptakan nilai. Inti dari KM adalah sharing. Knowledge transfer / sharing sebagai salah satu proses utama dalam KM, pada hakekatnya adalah penciptaan kesempatan yang luas untuk belajar (learning) kepada seluruh anggota organisasi sehingga dapat meningkatkan kompetensinya secara mandiri.
2.4
Knowledge Sharing Knowledge Sharing adalah tahapan disseminasi dan penyediaan
knowledge
pada saat tepat untuk karyawan yang membutuhkan.
Knowledge
Sharing didefinisikan sebagai aktivitas mentransfer atau
menyebarkan pengetahuan dari seseorang, grup atau organisasi ke orang, grup atau organisasi yang lain ( Lee : 2001 ). Dengan knowledge sharing memungkinkan terciptanya ide-ide / inovasi yang akan mendukung keberlangsungan organisasi, meningkatkan nilai jual sehingga bisa berkompetisi dengan organisasi lain, knowledge sharing juga memungkinkan terbentuknya regenerasi dalam artian jika organisasi kehilangan senior staf (expertise) maka organisasi tetap berkembang karena ilmu yang digunakan tidak ikut terbawa pergi (Gurten dalam anna 2009).
15
Ide-ide baru bagi organisasi bukan berarti ide yang benar-benar baru yang belum pernah ditemukan, bisa jadi ide baru tersebut adalah ide yang telah lama ada namun baru diadapsi oleh organisasi dan bisa digunakan bagi kemajuan organisasi. Selain itu knowledge sharing juga meningkatkan efisiensi kerja, seperti dicontohkan oleh para staf di software company yang mengakui bahwa pekerjaan mereka cepat terselesaikan jika dikerjakan oleh beberapa orang, dan ketika ada masalah para staf saling membantu, menurut mereka hal itu sangat menghemat waktu (Jasimmudin, et al, dalam Anna 2009). Indikator dapat terlaksananya Knowledge Sharing : a. Terjadinya dan terbentuknya team work dalam sebuah permasalahan dan diskusi serta tercipta budaya kerja yang tepat. b. Melakoni proses learning by doing, sharing akan terbentuk dengan keadaan yang ada yang menuntut untuk saling berbagi pengetahuan. c. Adanya rasa bersaing dan berkompetisi antar instansi untuk dapat mewujudkan instansi yang menyediakan berbagai informasi dengan penerapan Knowledge Sharing. d. Kecepatan dan kelambatan penerimaan dan penyampaian knowledge dapat menjadi penghambat dan pendorong proses Knowledge Sharing di perpustakaan.
16
e. Rasa motivasi dari pustakawan sendiri untuk melayani pemustaka yang ada danpemustaka yang membutuhkan informasi. Untuk dapat menumpuhkan budaya KS, dan terlepas dari keuntungan terhadap KS, sering karyawan dari organisasi tidak ingin berbagi pengetahuan dengan kolega mereka karena takut kehilangan yang keuntungan yang melekat dalam organisasi. Meskipun, untuk sharing knowledge sudah ada teknologi untuk itu namun perilaku manusia dapat mengakibatkan sebuah kegagalan dalam sharing knowledge. Dalam Shin et al. (Hincu dan Luban 2009), terlihat bahwa aspek ini dapat diatasi dengan pendekatan strategis tingkat tinggi yang bertujuan untuk mengubah budaya organisasi yang individual menjadi budaya yang mau berbagi pengetahuan. Sebuah budaya sangat memberikan kontribusi untuk memotivasi individu untuk berbagi pengetahuan dan menyerap pengetahuan yang diterima dan untuk memfasilitasi aliran pengetahuan antara sumber dan penerima.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan budaya
berbagi
pengetahuan diantaranya (Putri dan pengaribuan
2009):
a. Menciptakan know-how dimana setiap pegawai berkesempatan dan bebas menentukan cara baru untuk menyelesaikan tugas
17
dan
berinovasi
serta
peluang
untuk
mensinergikan
pengetahuan eksternal kedalam institusi. b. Menangkap dan mengidentifikasi pengetahuan yang dianggap bernilai dan direpresentasikan dengan cara yang logis. c. Penempatan
pengetahuan
yang
baru
dalam format yang
mudah diakses oleh seluruh pegawai dan pejabat. d. Pengelolaan
pengetahuan
untuk
menjamin
kekinian
informasi agar dapat direview untuk relevansi dan akurasinya. e. Format pengetahuan yang disediakan di portal adalah format yang user friendly agar semua pegawai dapat mengakses dan mengembangkan setiap saat.
2.5
Kinerja
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi,
kepuasan konsumen, dan
memberikan kontribusi pada ekonomi (Amstrong, Baron. Dikutip dalam Wibowo 1988 : 15). Dengan demikian kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Srimindarti, 2006).
18
Menurut Mangkunegara (2001), kinerja adalah : hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kerja kelompok personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi (Ilyas, 2001).
2.6 Kinerja Pustakawan
Kinerja pustakawan merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan untuk dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan dengan derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu dalam memahami
hal
yang
dikerjakan
dengan
jelas
serta
tahu
cara
mengerjakannya yang dihitung dalam kurun waktu / periode kerja tertentu. Produktivitas
tenaga
kerja
(kinerja
pustakawan)
adalah
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peranserta tenaga kerja persatuan waktu, sedangkan peran serta tenaga kerja ialah penggunaan
19
sumber daya secara efisiensi dan efektif. Menurut Mangkunegara (2005), kinerja pustakawan dipengaruhi oleh 3 faktor, yakni : 1.
Faktor individu yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang dan demografi.
2.
Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran dan motivasi.
3.
Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job desain. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan kinerja pustakawan
merupakan sebuah keberhasilan seseorang secara menyeluruh untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan kualitas, kuantitas, sebuah kerjasama, berdisiplin dalam mengerjakan tugas dengan dipengaruhi juga motivasi dan semangat dalam bekerja.
2.7
Pemustaka
Pemustaka
sering
disebut
sebagai
pengguna,
pengunjung,
peminjam, atau pemakai perpustakaan. Pemustaka adalah setiap orang yang berkunjung ke perpustakaan untuk mendapatkan informasi yang dapat diperoleh melalui koleksi perpustakaan maupun fasilitas lain yang ada di dalam perpustakaan.
20
Pemustaka
menurut
para
ahli.
Menurut
Sulistyo-Basuki
(1992:199), pemakai adalah orang yang membutuhkan dokumen primer atau berkeinginan menelusur bibliografis. IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) menyatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Penggolongan Pustakawan menurut Rachman dan Zen (2006; 1920) dibagi menjadi 3, yaitu : 1.
Pustakawan ahli adalah mereka yang memiliki kualifikasi ahli dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan minimal sarjana atau berpengalaman mengelola perpustakaan secara profesional.
2.
Pustakawan
terampil
adalah
yang
menguasai
teori-teori
perpustakaan dan terampil memanfaatkannya dalam melaksanakan tugas rutin perpustakaan seperti pengadaan, pengolahan dan pelayanan. 3.
Pustakawan penunjang adalah pustakawan yang banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan administratif atau pekerjaan yang sifatnya umum dan tidak terkait dengan ilmu perpustakaan dan informasi.
21
Menurut undang-undang nomor 43 tahun 2007 pada pasal 1 ayat 9 tentang perpustakaan, istilah pemakai atau pengguna dirubah menjadi pemustaka. Perubahan ini didasarkan pada asumsi kata pemakai atau pengguna yang memiliki konotasi negatif yang beredar di masyarakat, seperti pemakai atau pengguna narkoba. Dimana pengertian pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu “perseorangan, kelompok orang, masyarakat,
atau
lembaga
yang
memanfaatkan
fasilitas
layanan
perpustakaan” (Wiranto, 2008: 142). Ada berbagai jenis pemustaka seperti mahasiswa, siswa, pegawai, dan masyarakat. Pendapat lain mengenai pemustaka yaitu menurut Wiji Suwarno (2009: 80). “Pemustaka adalah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya)”. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemustaka merupakan seorang atau sekelompok orang yang menggunakan fasilitas dan memanfaatkan ketersediaan informasi yang terdapat di Perpustakaan.
2.8
Perpustakaan Umum
Pengertian Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang menyimpan buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Menurut Sulistyo-Basuki (1993-46), mengatakan
22
bahwa “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. ” Dalam
bukunya
Pedoman
Penyelenggaraan
Perpustakaan
(Syahrial 2003: 3). “ Perpustakaan Umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda keanggotaan dari perpustakaan tersebut.” Kesimpulan dari dua pendapat di atas adalah, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi berupa buku, bahan rekaman, bahan tercetak untuk kepentingan masyarakat umum, tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya.
2.9
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang kinerja telah dilakukan oleh Khozin Abror dengan judul skripsi “ Persepsi Pemustaka tentang Kinerja Pustakawan pada Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen”.
23
Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui persepsi pemustaka tentang kinerja pustakawan yang bertugas di bagian sirkulasi dengan menguraikan kinerja pustakawan melalui aspek kehandalan, daya tanggap, kompetensi, kesopanan, komunikasi serta keamanan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pemustaa mengenai aspek-aspek tersebut di atas, pustakawan bekerja secara teliti dalam proses kepengurusan layanan sirkulasi, kemudian respon dan kesiapsediaan pustakawan memperoleh apresiasi positif dari pemustaka. Pustakawan sudah bersikap ramah, sabar, bersahabat, disiplin serta ditinjau dari aspek kompetensi pustakawan pengetahuan tentang tata letak koleksi masih dianggap kurang. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa persepsi pemustaka tentang kinerja pustakawan pada layanan sirkulasi sudah cukup baik. Penelitian berikutnya sebuah skripsi dari Erni Dyah Susilowati dengan judul “ Pengaruh Kinerja Pustakawan terhadap Kepuasan Pengguna pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Disebutkan dalam penelitian tersebut, tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Pengaruh Kinerja Pustakawan terhadap Kepuasan Pengguna pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan
24
adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner. Uji validitas menggunakan rumus product moment, uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara kinerja pustakawan dengan kepuasan pengguna yang ditunjukkan koefisien 0.790. semakin tinggi kinerja pustakawan semakin tinggi kepuasan pengguna. Terdapat pengaruh yang berarti antara kinerja pustakawan dengan kepuasan pengguna hal ini ditunjukkan dengan t hitung sebesar 15.881 dan t sig sebesar 0.000. Saran dalam penelitian ini hendaknya pustakawan diberikan pelatihan yang berkaitan dengan cara-cara berkomunikasi dan etika pelayanan yang lebih baik dan efektif, selain itu alangkah lebih baik jika pustakawan selalu aktif, cepat tanggap, dan memberi kenyamanan dalam melakukan pelayanan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain dan Jenis Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Bogdan dan Biklen dalam Sugiyono (2008) mengatakan beberapa karakteristik penelitian kualitatif adalah sebagai berikut : 1) Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and the researcher is the key instrument. 2) Qualitative research is descriptive. The data collected is in form of words of pictures rather than number. 3) Qualitative research is concerned with process rather than simply with outcomes or product. 4) Qualitative research tends to analyze its data inductively. 5) “Meaning” of essential to the qualitative appoach. Dengan kata lain, karakteristik penelitian kualitatif antara lain adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi ilmiah, langsung sumber data dan instrument kunci penelitian adalah peneliti. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif merupakan data-data yang terkumpul berupa kata dan gambar, bukan berupa angka-angka. Penulisan kualitatif merupakan
penulisan yang bermaksud untuk memahami
fenomena yang dialami oleh subjek penulisan, secara holistik, dan dengan
25
26
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Di dalam studi ini digunakan metode penulisan kualitatif. Penulisan kualitatif menekankan data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Kalaupun ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang. Tujuan penulisan kualitatif tidak selalu mencari sebabakibat sesuatu, tetapi lebih berupaya memahami situasi tertentu, mencoba menerobos dan mendalami gejalanya dengan menginterpretasikan masalahnya
atau
menyimpulkan
kombinasi
dari
berbagai
arti
permasalahan sebagaimana disajikan oleh situasinya (Moleong: 2007, 11). Selain berorientasi pada proses juga bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen kinerja organisasi pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo, penulisan ini juga menganalisis berbagai
permasalahan
pada
Kantor
Perpustakaan,
Arsip
dan
Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Desain
dalam
penulisan
ini
bersifat
deskriptif
bertujuan
menggambarkan sasaran yang tepat, sifat-sifat individu, keadaan gejalagejala dari kelompok tertentu atau untuk menentukan frekwensi atau penyebaran suatu gejala frekwensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala-gejala yang lain dalam masyarakat (objek penulisan). Data kualitatif adalah data
yang
berbentuk kata-kata, bukan
dalam bentuk angka, yakni data yang diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, studi dokumen, diskusi
27
terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Penulisan kualitatif menggunakan data berupa teks, kata-kata tertulis, frasa-frasa atau simbol-simbol yang menggambarkan atau merepresentasikan orang-orang, tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan sosial dalam Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
3.2 Sumber Data
Oleh karena lingkup penulisan ini adalah penulisan kualitatif, maka teknik pengumpulan sampelnya menggunakan cara purposive sampling, dimana penulis memakai berbagai pertimbangan, yaitu berdasarkan konsep teori yang digunakan, serta keingintahuan dari pada penulisan tentang karakteristik pribadi dari obyek yang diteliti. Sumber data yang di gunakan dalam penulisan ini adalah : 1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung oleh penulis melalui wawancara maupun observasi kepada objek yang akan diteliti. Disebutkan juga Data Primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari sumber pertama (Andi Prastowo, 2011: 204).
28
Informan yang penulis gunakan pada penulisan ini ada 3 yaitu, informan dari pustakawan, pemustaka dan Kasi Perpustakaan. Berikut kriteria yang penulis ambil : a. Informan Pustakawan Penulis menggunakan Pustakawan karena Pustakawan merupakan kunci dalam penulisan ini, Pustakawan yang melayani dan membantu para pencari informasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. b. Informan Pemustaka Dalam hal ini penulis menggunakan pemustaka dengan kriteria a. Yang tercatat sebagai anggota perpustakaan. b. Yang aktif berkunjung ke perpustakaan. c. Yang berstatus siswa di Kabupaten Sukoharjo. d. Yang secara aktif berkomunikasi dengan pustakawan baik untuk bertanya maupun meminjam bahan koleksi. c. Informan Kepala / Kasi Perpustakaan Penulis meminta Kepala / Kasi Perpustakaan menjadi Informan dalam penulisan ini dikarenakan beliau yang bertanggungjawab penuh terhadap segala yang ada di perpustakaan tersebut baik sumber daya nya dan sumber daya manusia. Kepala Perpustakaan yang mengetahui dan mempunyai wewenang dalam pengambilan kebijakan-
29
kebijakan
guna
peningkatan
mutu
dan
kinerja
perpustakaan. 2. Data Sekunder, yaitu informasi yang telah dikumpulkan pihak lain. Dapat berarti informasi tersebut diperoleh dalam bentuk dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Data sekunder dalam penulisan ini berupa bukubuku maupun dokumen yang lain mengenai pembahasan tentang kinerja, dan knowledge sharing yang berkaitan dengan penulisan tentang implementasi KS terhadap kinerja pustakawan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Dalam hal ini penulis tidak bertindak
langsung
memperoleh data dari sumbernya, tetapi penulis bertindak sebagai pemakai data. Data sekunder ini dapat diperoleh dari dokumen, buku, data statistik, laporan dan lain-lain yang berhubungan yang berhubungan dengan penulisan ini dan data-data yang telah diolah.
3.3 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek
dari
penulisan
ini
adalah
pustakawan
di
Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Informan yang
penulis gunakan dalam penulisan ini adalah para petugas
30
perputskaan, kepala perpustakaan atau sub bidang yang berwenang mengambil kebijakan sebagai pengganti kepala perpustakaan dan staf yang bekerja.
Dapat
ditambahkan
informan
adalah
pemustaka
yang
mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan. Pengambilan data dari sumbernya
Kemudian hasil wawancara dalam penulisan kualitatif
diharapkan mampu menjelaskan secara lebih mendalam dan fenomena yang bervariasi dari persepsi informan. Objek dalam penulisan ini adalah Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi No. 17 Sukoharjo.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan sebuah cara yang penulis gunakan untuk mendapatkan data. Penelitian ini menggunakan penulisan kualitatif oleh sebab itu data yang diperoleh haruslah mendalam, akurat dan tidak berbelit-belit atau jelas dan lugas. Sehingga penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, majalah ilmiah, guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan
konsep-
31
konsep yang berkaitan dengan masalah penulisan sehingga dapat dijadikan landasan bagi penganalisa data primer serta untuk menunjang dan memperkuat dugaan dalam pembahasan masalah.
b.
Wawancara Wawancara merupakan proses pengumpulan data yang langsung memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu pawancara, informan, topik penulisan yang tertuang dalam daftar pertanyaan dan situasi wawancara (Singarimbun, 2008: 192). Wawancara merupakan percakapan antar dua orang dengan maksud tertentu, dua orang tersebut adalah pewawancara dan terwawancara yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2010: 186). Wawancara
dilakukan
untuk
mendapatkan
informasi dari responden. Penulis menggunakan wawancara mendalam. Wawancara seperti ini mirip denan diskusi sebuah subjek. Tujuannya mengumpulkan informasi yang beragam, sebagian besar berisi pendapat, sikap dan pengalaman yang dirasakan.
32
Wawancara pertanyaan-pertanyaan
dilakukan terbuka,
dengan yang
mengajukan memungkinkan
responden memberikan jawaban secara luas. Data yang diperoleh dari wawancara mendalam berupa pengalaman, pendapat, perasaan, dan pengetahuan key informan dan informan
mengenai
Perpustakaan,
Arsip
kinerja
organisasi
dan
Dokumentasi
di
Kantor
Kabupaten
Sukoharjo.
c.
Observasi
Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk menjaring data yang diperlukan guna melengkapi data dari wawancara. Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang objek penelitian dengan cara mengamatamati dan merekam peristiwa atai situasi (Sulistyo-Basuki, 2006: 148). Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, dimana penulis berperan aktif dalam lokasi studi sehingga benar-benar terlihat dalam kegiatan yang ditelitinya. Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penulisan.
33
Penulis hadir sebagai penulis murni bukan sebagai guru atau siswa. Teknik observasi ini dilakukan untuk mendapat data tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran tematik. Observasi dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan secara aktif untuk memperoleh gambaran dan keterangan riil mengenai sikap dan perilaku informan.
d.
Dokumentasi
Dokumentasi
adalah
pengambilan
data
yang
diproses melalui dokumen-dokumen. Metode dokumentasi dipakai untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber dokumen
yang
mungkin
mendukung
atau
bahkan
berlawanan dengan hasil wawancara. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data yang berupa dokumen atau arsip. Metode
dokumentasi
dilaksanakan
untuk
melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi. Data yang diperoleh berupa tulisan, rekaman seperti buku-buku pedoman, laporan resmi, catatan harian, notulen rapat. Dalam penulisan ini, teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen resmi yang berhubungan dengan kinerja organisasi di
34
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
3.5
Metode Pengolahan Data
Tahap pengolahan data kualitatif dilakukan dengan tiga tahap, (Idrus, 2009: 150-152 ) yaitu : 1.
Reduksi Data Dari lokasi penulisan, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya ( melalui proses penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan ). Reduksi data dilakukan terus menerus selama proses penulisan berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.
2. Penyajian Data Penyajian data ( display data ) dimasudkan agar lebih mempermudah bagi penulis untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian bagian tertentu dari data penulisan. Penyajian
35
data yang digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk menarasikan teks hasil penelitian, menginformasikan mengenai penerapan KS terhadap kinerja pustakawan. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Peneliti
berusaha
menarik
kesimpulan
dan
melakukan
verifikasi dengan mencari makna padagejala-gejala yang ada di lapangan. Mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena dan proposoisi. Pada tahap ini ditarik kesimpilan yang telah didapat dan disimpulkan sebelumnya. Kemudian penulis melakukan cek ulang dan mencocokkan kembali dengan hasil dan catatan yang penulis punya pada saat melakukan penelitian di Kantor Perpustaan, Arsip dan Dokumentasi kabupaten Sukoharjo.
3.6
Analisis Data
Analisis data pada penelitian kualitatif menggunakan metode analisis Grounded Research adalah berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh informan. Hal yang dilakukan penulis adalah membaca ulang hasil transkrip wawancara yang dilakukan pada seluruh informan, lalu jawaban dipilah-pilah sesuai dengan pertanyaan. Dari kegiatan tersebut dapat penulis ketahui garis besar jawaban dari para informan. Dan dapat diketahui makna dan maksud dari pernyataan atas topik atau objek.
BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SUKOHARJO
4.1.
Kegiatan KS di Perpustakaan
Kegiatan KS yang telah berjalan dan terorganisir di dalam perpustakaan ini telah menjadi bagian dari sebuah rencana kerja dan program kerja yang akan dijalankan. Kegiatan yang berjalan sebagai sistem KS di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut : a.
Mencarikan koleksi pemustaka
b.
Pelaksanaan Perling
c.
Pelaksanaan pembinaan dan monitoring perous desa
d.
Layanan storytelling
e.
Pelatihan IT dan ICT bidang software perpustakaan
f.
Pelatihan marketing (UKM)
g.
Pengadaaan lomba-lomba insidental tematik peringatan hari bersar.
h.
Pengadaan pameran besertaan HUT kab
i.
Melakukan acara pameran
36
37
4.2.
Sejarah Singkat dan Dasar Pembentukan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo
Sejarah berkembangnya KS di perpustakaan ini berawal dari terbentuknya sebuah organisasi yang ada di perpustakaan Sukoharjo. Para petugas perpustakaan telah melakukan kegiatan transfer informasi, berupa bentuk apapun yang mereka butuhkan. Kegiatan tersebut dapat berupa interaksi antar individu maupun antar lembaga baik sesama perpustakaan maupun dengan lembaga pemerintah. Kegiatan ini berlangsung semenjak kegiatan perpustakaan dimulai seperti bidang pelayanan peminjaman maupun sosialisasi. Periodisasi perkembangan KS di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Kabupaten
Sukoharjo,
pada
dasawarsa
pertama
pertumbuhannya masih menggunakan cara manual dalam melakukan layanan pada pengguna, selanjutnya setelah memasuki dasawarsa kedua Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo mampu sedikit demi sedikit mengotomasikan layanan yang disediakan. Berikut sejarah lengkap profil dari Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Kantor
Perpustakaan,
Arsip
dan
Dokumentasi
Kabupaten
Sukoharjo berdiri melalui sejarah yang penuh dengan dinamika dikarenakan menyesuaikan dengan peraturan yang ada.
38
Diawali dengan pembentukan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo dengan dasar surat keputusan Bupati Sukoharjo Nomor: 43/541/1987 tanggal 29 Juni 1987. Selanjutnya ditinjau kembali
berdasarkan
keputusan
Bupati
Sukoharjo
Nomor
:
0611/1324/1990 Tanggal 19 September 1990 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Setelah berjalan lima tahun akhirnya Perpustakaan Umum dikelola oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 161.256 Tahun 1995 pada tanggal 17 Oktober 1995. Pada tahun berikutnya fungsi dan susunan organisasi dan tata kerja Perpustakaan Umum diatur dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 56 Tahun 1996 tanggal 6 Juni 1996. Pada tahun 1998 Terbit Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor : 11 Tahun 1998 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Arsip Daerah Kabupaten Sukoharjo. Penggabungan antara Kantor Arsip Daerah dan Perpustakaan Umum terjadi pada tahun 2001. Berdasarkan Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor : 10 Tahun 2001 dan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor : 6 Tahun 2001. Penggabungan kedua lembaga tersebut menjadi Kantor Arsip Daerah dan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
39
Pada tahun 2008 terjadi perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja, dengan keluarnya Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor : 4 Tahun 2008 dengan perubahan nomenklatur menjadi Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
4.3.
Visi dan Misi Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumenstasi Kabupaten Sukoharjo.
Visi : Menjadi Pusat Pembelajaran dan Rekreasi Yang Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Untuk Mewujudkan Masyarakat Sukoharjo Yang Cerdas dan Berbudaya. Misi : a.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana serta Sumber Daya Manusia Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
b.
Meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan, arsip dan dokumentasi yang berbasis TIK secara terpadu dan bersinergi.
c.
Mengembangkan kualitas pelayanan secara edukatif, rekreatif dan inovatif sesuai kebutuhan masyarakat di bidang perpustakaan, arsip dan dokumentasi.
40
4.4.
Struktur Organisasi
Adapun
struktur organisasi Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo
berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Sukoharjo Nomor : 4 Tahun 2008 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo
KEPALA
KELOMPOK
SUB BAGIAN TATA
JAB.FUNGSIONAL
SEKSI PERPUSTAKAAN
USAHA
SEKSI
SEKSI DOKUMENTASI
KEARSIPAN
Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor : 4 Tahun 2008 Bagan 2: Struktur Organisasi Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
41
Sumber Daya Manusia ( SDM ) Sumber Daya Manusia berdasarkan pendidikan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo sampai pada Desember 2011 mempunyai komposisi pegawai dengan rincian sebagai berikut: a. Magister / S2
: 4 orang
b. Sarjana / S1
: 9 orang
c. Sarjana Muda/ DIII
: 7 orang
d. SMU
: 7 orang
e. SMP
:-
f.
: 1 orang
SD
Statistik Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo 9 8 S2
7 S1
6 5
DIII
4 SMU
3 2
SMP
1 SD
0
Grafik 1 : data SDM KPAD Sumber : data KPAD Sukoharjo
42
Data SDM berdasarkan Kedudukan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan kedudukan dalam organisasi di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo dapat digambarkan sebagai berikut: a. Kepala Kantor (eselon III)
: 1 orang
b. Kepala Seksi (eselon IV)
: 3 orang
c. Kepala Sub Bagian (eselon IV)
: 1 orang
d. Jabatan Fungsional
: 6 orang
e. Staf
: 17 orang
Adapun data sumber daya manusia yang mengelola perpustakaan tahun 2012 sebagai berikut : Tabel 1 : Daftar Pegawai Perpustakaan NO
NAMA
JENJANG
JABATAN
JML
1
Dra. Siti Fatmah, M.Hum.
S2
Kasi Perpustakaan
1
2
Tunardi, SE.
S1
Pustakawan Pertama
1
3
Wiharjani, SE.
S1
Pustakawan Penyelia
1
4
Suyati
SMA
Pustakawan Penyelia
1
5
Hartini
SMA
Staf Teknis
1
6
Giyanto
SMA
Staf Teknis
1
7
Sumiyanti
SMA
Staf Teknis
1
8
Dandung Suseno, S.Sos.
S1
Staf Teknis
1
9
Anita Kristiana, A.Md.
D III
Staf Teknis
1
10
Drs. Yanus Purnawan
S1
Staf Teknis
1
11
Lilik Wahyono
SMA
Staf Teknis
1
JUMLAH
11
43
4.5
Layanan Perpustakaan
a.
Koleksi Perpustakaan Seluruh koleksi perpustakaan dapat berupa koleksi cetak dan non
cetak dengan bermacam-macam jenis baik fiksi maupun non fiksi, terbitan berkala,
bahan-bahan
microfilm
maupun
alat
pandang-dengar
(Audiovisual). Keanekaragaman koleksi bahan pustaka sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat menuntut perpustakaan agar terus berkembang dengan menambah koleksi bahan pustaka. Bila koleksi perpustakaan tidak berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan maka akan ditinggalkan oleh pembaca. Jumlah seluruh koleksi buku baik yang dipinjamkan di kantor, mobil perling dan motor pintar berjumlah 24.178 judul dan
33.840
eksemplar, majalah & buletin 9 judul, surat kabar & tabloid 7 Judul, CD/DVD (film, edutainment, bawaan majalah dan buku) berjumlah 335 judul, 456 keping dan koleksi berupa buku Braille sebanyak 12 judul, 12 eksemplar. Adapun data lebih detail dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
44
Tabel 2: Data Koleksi Tahun 2012 No
Jenis Koleksi
Tahun 2011
Tahun 2012
Judul
Eksemplar
Judul
Eksemplar
1
Buku teks di Dalam Kantor
16.62 0
26.672*
19.91 7
28.064*
2
Buku Referensi & Perundangundangan dalam kantor
1.011
1.213*
1.011
1.213*
3
Buku di Mobil Perling
3.154
4.323
3.504
5.019
4
Buku di Motor Pintar
757
757
757
757
5
Skripsi, tugas akhir, Tesis
282
282*
284
284*
6
Surat Kabar, tabloid
7
7
7
Majalah, Buletin
9
9
8
Buku Braille
2
2
12
12
9
CD/DVD
326
445
436
595
10
Alat permainan anak
112
336
112
336
Keterangan: Nomor 2 & 5 sudah termasuk di nomor 1
b.
Pemustaka
Kantor
Perpustakaan,
Arsip
dan
Dokumentasi
Kabupaten
Sukoharjo terletak di Kabupaten Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo yang terletak di jalan besar (Jl. Slamet Riyadi No.17 Telp./fax 0271. 593021 Sukoharjo Kode Pos. 57513 Kabupaten Sukoharjo). Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo sampai tahun 2011 berjumlah 851.157 orang,
45
dengan komposisi laki-laki 421.776 orang (49,55%) dan perempuan 429,381 orang atau (50,45 %). Sedangkan jumlah penduduk potensial yang harus mendapat layanan (5 – 64) berjumlah 780.509 orang.
c.
Jam Layanan
Untuk meningkatkan minat baca masyarakat, Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo menambah jam layanan perpustakaan
sesuai
dengan
Surat
Keputusan
Bupati
Nomor
:
041.1/84/2011 tentang Penambahan Jam Layanan Umum Perpustakaan di Luar Jam Kerja Kedinasan. a. Jam Kerja Hari Senin – Kamis
: 07.00 – 14.00 WIB
Hari Jumat
: 07.00 – 11.00 WIB
Hari Sabtu
: 07.00 – 12.30 WIB
b. Jam Tambahan di Luar Jam Kedinasan Hari Senin – Kamis
: 14.00 – 17.00 WIB
Hari Sabtu
: 12.30 – 15.30 WIB
Pelayanan
Kantor
Perpustakaan,
Arsip
dan
Dokumentasi
Kabupaten Sukoharjo di buka setiap hari kerja dengan jam layanan pada tabel berikut :
46
Tabel 3: Jadwal Layanan Sirkulasi KPAD NO
HARI
WAKTU
1
Senin – Kamis
07.30 – 17.00 WIB
2
Jumat
07.30 – 11.00 WIB
3
Sabtu
07.30 – 15.30 WIB
Jadwal layanan sirkulasi dilaksanakan setiap hari jam kerja ditambah 3 jam setiap harinya, Senin s/d Kamis Jam 07.00 s.d 17.00 WIB dan Jumat 07.00 s/d 11.00 WIB dan hari Sabtu 07.00 s/d 15.30 WIB. Layanan pemutaran film edukatif dilaksanakan hari Senin s/d Rabu, dengan dua kali pemutaran. Untuk Sesi I jam 08.00 s/d 09.30 dan Sesi II jam 09.30 s/d 11.00 WIB, layanan bercerita atau story telling setiap hari sabtu jam 09.00 WIB. Sedangkan layanan perpustakaan keliling dilaksanakan setiap hari dengan dua lokasi yang berbeda sesuai dengan jadwal.
d.
Jenis Layanan
a) Layanan Sirkulasi Melayani pinjam kembali dan perpanjang koleksi Melayani pembuatan kartu anggota b) Layanan Referensi Melayani koleksi khusus untuk rujukan Melayani peminjaman koleksi untuk di fotocopy Melayani jasa penelusuran informasi
47
c) Layanan Perpustakaan Keliling Melayani kunjungan perpustakaan keliling ke sekolah dan kelurahan Melayani kunjungan perpustakaan keliling pada event-event khusus d) Layanan Audio Visual Melayani pemutaran film-film sejarah (dokumenter), hiburan Melayani pemutaran CD edutainment untuk anak e) Layanan Story Telling Melayani story telling Melayani peminjaman alat-alat peraga story telling f) Layanan Khusus Anak Melayani penggunaan alat peraga untuk anak di tempat Melayani penggunaan alat-alat permainan anak Melayani peminjaman koleksi khusus anak g) Layanan Pendidikan Pemakai Melayani bimbingan penggunaan katalog Melayani bimbingan penelusuaran informasi Melayani kebutuhan data untuk penulisan makalah, skripsi, tesis h) Layanan Pembinaan dan Bimbingan Perpustakaan Melayani pembinaan dan bimbingan pembuatan perpustakaan untuk perorangan Melayani pembinaan dan bimbingan pengelolaan perpustakaan untuk instansi ( Sekolah, kelurahan/desa, masjid, dan lain-lain) i)
Layanan Hotspot dan Internet Penyediaan sarana penelusuran informasi gratis untuk masyarakat
di wilayah Sukoharjo.
BAB V HASIL PENELITIAN
Pada pembahasan ini penulis akan memaparkan hasil penelitian berdasarkan teknik wawancara terhadap pustakawan, maupun observasi yang telah dilakukan. Kemudian dilakukan teknik analisis deskriptif tentang kinerja pustakawan terhadap proses terjadinya KS di perpustakaan tersebut. Subjek dalam penelitian ini adalah pustakawan maupun tenaga teknis (staff) yang bertugas dan bekerja di perpustakaan. Kemudian objek dalam penelitian ini adalah KS dalam perpustakaan. Aspek yang akan penulis uraikan mengenai bentuk dan metode KS yang dijalankan oleh para pustakawan dan tenaga teknis (staff) yang bekerja di Kantor
Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten
Sukoharjo. Hal ini dikarenakan pembahasan yang digunakan dirasa telah sesuai dengan perkembangan kinerja pustakawan yang bekerja pada saat ini di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Hasil wawancara mendalam dengan beberapa informan :
satu
orang pengambil kebijakan, lima orang pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan, serta tiga orang pemustaka di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Informan tersebut dipilih sesuai dengan kriteria yang penulis sampaikan dalam Bab III, pembahasan ini. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
48
49
Kabupaten Sukoharjo untuk menentukan beberapa faktor yang diperlukan sebagai fokus dalam penelitian. Sebelum pengambilan keputusan untuk melakukan wawancara telah ditemukan bahwa sistem KS telah berjalan cukup lama di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo, dengan demikian penulis merasa perlu mempelajari dan ingin tahu lebih dalam tentang proses dan perkembangan KS di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Analisis hasil wawancara akan penulis paparkan dalam subbab dibawah ini, sesuai dengan daftar pertanyaan yang penulis ajukan guna wawancara yang dilakukan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
5.1 Karakteristik Informan
Berdasarkan sumber daya yang ada dan yang dibutuhkan guna melengkapi validitas
penelitian. Informan yang dipilih dan digunakan
dengan kriteria sebagai berikut : 1. Pustakawan Pustakawan digunakan sebagai satu informan yang penting dikarenakan sebuah perpustakaan menggunakan pustakawan sebagai ujung tombak perjalanan perpustakaan. Pustakawan merupakan orang yang berada dibalik segala kegiatan yang dilaksanakan di perpustakaan sebagai
50
subyek yang mengolah sumber informasi. Pustakawan yang digunakan dalam wawancara ini adalah para pegawai yang berjabatan dan bekerja di bagian perpustakaan, meliputi dua orang pustakawan ahli yakni Bp. Tunardi, S.E dan Ibu Wiharjani, S.E dan tiga orang tenaga teknis perpustakaan yakni Ibu Anita Kristiana, Bp Giyanto dan Bp Dandung Suseno. 2. Pengambil Kebijakan (Kasi Perpustakaan) Dipilih seorang pengambil kebijakan karena segala keputusan yang dilakukan oleh kepala perpustakaan didahului melalui pengambil kebijakan. Segala hal-hal dan anggaran yang akan diputuskan oleh kepala perpustakaan sebelumnya sudah diketahui oleh pengambil kebijakan yang kemudian mengajukan proposal tersebut kepada kepala perpustakaan. Yang menjabat sebagai kasi perpustakaan adalah Ibu Siti Fatmah. 3. Pemustaka Pemustaka adalah pihak-pihak yang memanfaatkan segala bentuk layanan yang ada di perpustakaan. Pemustaka yang peneliti ambil sebanyak tiga orang dengan kriteria yang sering berkunjung di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
Tabel 4: No
Identitas Informan Nama
Status Informan
Jabatan
1.
Bp. Tunardi, S.E
Pustakawan
Pustakawan Ahli
2.
Ibu. Wiharjani
Pustakawan
Pustakawan Terampil
51
3.
Ibu. Anita Kristiana
Pustakawan
Tenaga Teknis
4.
Bp. Giyanto
Pustakawan
Tenaga Teknis
5.
Bp. Dandung Suseno
Pustakawan
Tenaga Teknis
6.
Ibu. Siti Fatmah
Kasi
Kepala
Perpustakaan
perpustakaan
7.
Nanda Putu Kasrani Pemustaka (sering SMA (Perempuan)
8.
Estu
Maina
(Perempuan) 9.
berkunjung)
berkunjung)
1
N
1
Sukoharjo (IPS)
Mufta Dwi Prasetyo Pemustaka (sering SMA (Laki-laki)
N
Sukoharjo (IPS)
Santi Pemustaka (sering SMA berkunjung)
bidang
N
1
Sukoharjo (IPS)
5.2 Pengertian Knowledge Sharing
Knowledge Sharing merupakan salah satu konsep yang mendukung kegiatan Knowledge Management. Proses berbagi informasi atau transfer informasi ini melihat bahwa organisasi (perpustakaan) mempunyai kecenderungan untuk melakukan akses serta berbagai akses pengetahuan dan informasi dengan organisasi lain. KS pada dasarnya telah dikerjakan dan dilaksanakan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Para pustakawan dan staff telah mengelola dan menjalankan sistem KS dengan baik, segala kegiatan dan pekerjaan dikoordinasikan melalui sistem KS. Jadi, impelementasi KS di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo ini sudah berjalan dan dalam waktu yang telah
52
cukup lama, sekurang-kurangnya semenjak perpustakaan ini berdiri, dari masa pertama perpustakaan
beroperasi
hingga tahun 2013 ini telah
banyak KS yang dijalankan oleh para pustakwan dan staff, baik secara formal maupun non-formal, baik dalam lingkup internal maupun eksternal perpustakaan. KS
yang
dimengerti
oleh
pustakawan
yang
ada
adalah
sebagaimana istilah KS yang ada di dalam bidang ilmu perpustakaan, hanya saja peneliti menemukan kebutaan istilah dari para pustakawan dikarenakan tidak terlalu familiar mendengar istilah KS dalam penerapan kerja sehari-hari. Para informan lebih mengartikan KS sebagai alat dan proses pengoptimalan dan pemaksimalan segala layanan yang ada di perpustakaan, segala fasilitas dan koleksi dapat diberdayakan oleh para pemustaka (pengguna perpustakaan).
Tabel 5 : Pengertian KS No 1.
Nama Tunardi, (Pustakawan Ahli)
Jawaban S.E Kalau saya mengartikan KS disini itu mengoptimalkan segala layanan untuk dapat dinikmati oleh semua pengguna
Informan Pustakawan
: perpustakaan, KS menurut saya semua koleksi di coba dan di berdayakan di perpustakaan koleksi
anak
Sukoharjo :
Mulai
PAUD
dari
bersama
pemerintah TK, ini TK secara berkala datang dgn sendirinya tanpa undangan dengan tema wisata Pustaka (pemutaran
53
film, story telling alat peraga atau dengan pustakawan) 2.
Wiharjani
Istilah KS saya tidak tahu mba, tapi sudah menjalankan KS di perpustakaan : ini, salah satu contohnya mungkin story
Informan
3.
Pustakawan
telling.
Anita Kristiana, Amd
Saya
belum
tahu
tentang
istilah
Knowledge Sharing, tapi saya tahu kalau Informan
:
Tenaga saya dan pegawai di perpustakaan ini
Teknis
telah menjalankan KS tersebut sudah sejak lama.
4.
Giyanto
Istilahnya baru dengar, tapi menurut saya KS itu bisa diartikan sebagai penyebaran
Informan
:
Tenaga informasi.
Teknis 5.
Dandung Suseno
KS itu penyebaran informasi, dalam hal ini penyebaran informasi yang terjadi di
Informan Teknis
:
Tenaga perpustakaan. Di dalam perpustakaan banyak sekali penyebaran informasi yang terjadi, KS yang ada menurut saya sangat vital Karena
dalam
proses
setiap
melaksanakan menjalankan
berkomunikasi.
pegawai
disini
pekerjaan
dan
program
pasti
dengan
melakukan proses KS secara tanpa disadari, dengan sendirinya. Kami saling berbagi pengetahuan
dalam lingkup
perpustakaan. 6.
Siti Fatmah
Sudah lama, sejak perpustakaan ini ada, sejak saya disini juga suah berjalan
54
Informan
: karena saya baru masuk sini akhir 2010
pustakawan pengambil
mbak.
Kegiatannya
dapat
berupa
kebijakan perpustakaan keliling, kegiatan insidental
(kasi perpustakaan)
seperti peringatan hari ibu, hari batik, selain itu siaran di radio juga.
Dikutip dari wawancara dengan pustakawan ahli Bp. Turnadi, S.E yang menjabarkan KS menurut pengertian beliau adalah sebagai berikut:
“ kalau saya KS itu mengoptimalkan segala layanan untuk dapat dinikmati oleh semua pengguna perpustakaan, KS menurut saya semua koleksi bisa digunakan, dicoba dan diberdayakan di Perpustakaan Kabupaten Sukoharjo ini mbak ”. Senada dengan kutipan di atas seorang tenaga teknis lulusan D3 UNS ini juga menyebutkan hal yang sama Ibu Anita Kristiana, A.Md.
“ KS itu sudah lama berjalan kira-kira semenjak beroperasinya perpustakaan, karena semenjak saya masuk bekerja disini sudah dilaksanakan proses KS tersebut, lalu KS yang ada disini banyak, dari layanan peminjaman, perpustakaan keliling, kami juga melakukan sistem KS melalui media sosial untuk promosi ”. Hal yang sama pula dikatakan oleh Bapak Dandung Suseno lulusan Universitas Padjajaran . Beliau menjelaskan bahwa tiap-tiap pegawai yang ada dan yang berkerja di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo telah melaksanakan KS, baik dalam berkomunikasi dengan sesama pegawai maupun saat pemustaka memerlukan informasi, hal tersebut (KS) tidak dapat di pisahkan dalam kehidupan sehari-hari.
55
Perpustakaan melakukan banyak sekali KS yang mungkin tidak disadari sebagai kegiatan KS, termasuk Bapak Dandung yang menjelaskan bahwa memang lebih besar / kebanyakan petugas perpustakaan belum mengerti istilah tentang KS. Dijelaskan bahwa KS membutuhkan tools yakni alat bantu yang dipergunakan untuk knowledge sharing seperti : email, forum diskusi, milis, kegiatan meeting, kampium, dll (Tobing : 11 ). Hal ini disejajarkan dengan berbagai jawaban dari wawancara yang dilakukan kepada beberapa petugas perpustakaan yang sebagian besar berpendapat sama, bahwa para petugas perpustakaan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo telah melakukan KS dan menggunakan tools yang ada semenjak perpustakaan tersebut beroperasi. Sebagai contoh, subjek dan objek penelitian menggunakan media Facebook sebagai sarana berkomunikasi dengan pemusaka / penguna perpustakaan. Kalimat ini dikuatkan oleh pendapat Ibu Siti Fatmah yang berkedudukan sebagai Kepala Seksi Bidang Perpustakaan, sebagai tangan kanan pengambil kebijakan untuk keberlangsungan dan berjalannya kegiatan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
“ Sudah lama KS berjalan diperpustakaan ini, sejak perpustakaan ini ada, sejak saya disini juga sudah berjalan karena saya baru masuk sini akhir 2010 mbak. Kegiatannya dapat berupa perpustakaan keliling, kegiatan insidental seperti peringatan hari ibu, hari batik, selain itu siaran di radio juga ”
56
Dari beberapa kutipan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan KS telah berjalan lama bahkan semenjak perpustakaan itu beroperasi, telah banyak kegiatan dan proses KS yang berjalan dan dilakukan oleh para petugas perpustakaan meskipun tanpa disadari oleh petugas perpustakaannya.
5.3 Metode Knowledge Sharing
Terdapat
lima dimensi
utama
yang
dapat
mempengaruhi
keberhasilan implementasi KS. Pertama adalah hubungan antara sumber dan penerima informasi; kedua bentuk dan lokasi dari pengetahuan tersebut dalam organisasi; ketiga paradigma pembelajaran dari penerima pengetahuan; keempat kapabilitas dari orang yang menjadi sumber KS; kelima adalah lingkungan yang lebih luas tempat terjadi proses berbagi pengetahuan. (Cummings, 2003: 1) Melalui penjabaran di atas metode KS dapat diartikan dalam hal ini sebagai alat yang sering dan biasa digunakan oleh pustakawan maupun staff perpustakaan yang bekerja di perpustakaan untuk mereka gunakan sebagai alat dan cara berkomunikasi. Dijelaskan beberapa pengertian oleh Nonaka dan Takeuchi dalam Skyrme (1998) berikut : -
Sosialisasi merupakan proses sharing dan penciptaan tacit knowledge melalui interaksi dan pengalaman langsung. Dapat juga diartikan
57
sebagai konversi pengetahuan tacit-tacit terjadi pada tingkat individu dan kelompok. Sosialisasi merupakan proses penyebaran pengalaman, dan penciptaan pengetahuan. -
Eksternalisasi merupakan pengartikulasian tacit knowledge menjadi explicit knowledge melalui proses dialog dan refleksi. Pengertian lain adalah konversi tacit-eksplisit antar organisasi dengan kelompok. Hal ini merupakan inti dari proses penciptaan pengetahuan yang berbentuk konsep hipotesa atau model. Menulis meupakan contoh tindakan pemintahan sebuah pikiran menjadi bentuk tulisan, mengubah tacit menjadi sebuah pengetahuan yang dapat diartikulasikan atau dilafalkan.
-
Kombinasi merupakan proses konversi explicit knowledge menjadi explicit knowledge yang terjadi pada tingkat kelompok ke individu atau antar individu yang baru melalui sistemisasi dan pengaplikasian explicit knowledge seperti dalam bentuk dokumen, pertemuan, komunikasi telepon, website, e-mail.
-
Internalisasi merupakan proses perubahan pengetahuan explicit knowledge yang disebarkan ke seluruh organisasi melalui pengalaman sendiri sehingga menjadi tacit knowledge orang banyak atau anggota organisasi. Ketika sebuah pengalaman melalui sosialisai, eksternalisasi dan kombinasi kemudian diinternalisasi dalam pengetahuan hal ini menjadi aset yang bernilai.
58
Uraian di atas menyebutkan bahwa ide / gagasan merupakan sumber yang penting dalam proses KS, ide yang bersumber dari pengetahuan individu digunakan sebagai modal utama dalam berbagi informasi, untuk selanjutnya digunakan sebagai pengembang fasilitas, sarana dan prasarana serta SDM yang ada di dalam perpustakaan.
Tabel 6 : Metode KS Nama
Jawaban
Informan Tunardi, S.E Informan
Metode dalam KS saya kira masuk semua mba, sosialisasi : yangs ering digunakan karena tiap-tiap pengumuman dan
Pustakawan
informasi yang baru disosialisasikan.
Ahli Wiharjani Informan
Kombinasi banyak pihak yang ikut serta dan di perlukan :
Pustakawan Ahli Anita
Sosialisasi menggunakan undangan dan brosur, lewat
Kristiana,
facebook dan webblog.
AMd Informan
:
Pustakawan (tenaga teknis) Giyanto Informan
Sosialisasi yang pertama kami mengunjungi sekolah: sekolah dengan pemberitahuan melalui surat dan telepon,
Pustakawan
sekarang sudah tidak perlu karena jadwal kami yang buat 1
(tenaga teknis)
hari 2 SD dan itu belum bisa terpenuhi semua maka, sekarang secara spontan mereka meminta kami datang
59
pada saat acara tertentu atau kami datang langsung. Dandung
Menurut saya dapat dengan komunikasi bertemu secara
Suseno
langsung, pelatihan, diskusi, studi banding. Dll.
Informan
:
Pustakawan (tenaga teknis)
Pustakawan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo secara umum telah melaksanakan segala metode yang tertulis di atas. Dengan terbuktinya beberapa kegiatan yang berjalan secara rutin maupun insidental, lalu dengan berbagai produk yang tersedia dan dikeluarkan. Pemustaka pun senang dan tertarik dengan layanan baru yang tersedia. Bukti adanya kegiatan sosialisasi adalah terciptanya sebuah kegiatan yang diwakilkan dari lisan seorang pegawai untuk mengadakan atau membuka layanan internet, dengan adanya sosialisai tersebut terciptalah layanan internet/wifi di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo, yang sebelumnya melalui beberapa proses yakni eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi,. Bentuk nyata lain dari model SECI adalah dengan diadakannya pertemuan atau rapat oleh para pegawai perpustakaan beserta jajaran baik lingkup internal perpustakaan maupun eksternal perpustakaan yang melibatkan orang lain. Acara-acara yang dapat disebutkan dalam penelitian ini diantaranya kegiatan menghadiri rapat, pelaksanaan
60
kegiatan, pembahasan dan pengajuan anggaran tahunan perpustakaan kepada pemerintah, dll. Berikut cuplikan wawancara dengan Bp. Tunardi, S.E : “ kalau di sini, diadakan rapat yang rutin bisa satu bulan satu kali.” Ibu Anita juga menerangkan bahwa rapat guna pembahasan masalah maupun fenomena yang terjadi di perpustakaan yang rutin diadakan setiap bulan, jika ada acara insidental seperti peringatan-peringatan khusus atau hari besar diadakan satu pekan sebelum kegiatan terlaksana. Sebagai contoh layanan Internet / Wifi yang baru-baru ini fasilitasnya diluncurkan oleh perpustakaan, membuat semakin banyak pengunjung terutama pelajar dan anak muda. Seperti yang di katakan Ibu Anita : “ Banyak yang memanfaatkan fasilitas internet, jika tidak mempunyai laptop ataupun tidak membawa dapat meminjam komputer yang disediakan di perpustakaan ini, jatah pinjamnya maksimal dapat digunakan 1 jam untuk 1 orang/1nama, karena komputer masih terbatas dan banyak yang menggunakan maka diharap bisa bergantian. Tidak jarang pula pengguna merasa kecewa dan resah saat menuggu gilirannya untuk menggunakan komputer, hal ini yang sering kali menjadi bahan protes untuk kami para pegawai di sini. ”
Selain itu bentuk yang dipasarkan pada saat waktu khusus adalah pameran maupun lomba yang disediakan oleh perpustakaan. Banyaknya peserta dan yang hadir menunjukkan perpustakaan berhasil menggunakan
61
metode KS untuk membuat dan menginformasikan serta menyebarkan pengetahuan yang ada di dalam perpustakaan.
5.4 Bentuk Sajian Knowledge Sharing
Bentuk sajian dari KS yang ada dalam layanan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo dapat di bagi menjadi tiga bagian. Yakni, bagi anak TK dan SD (siswa-siswi) layanan KS berupa story telling dan perpustakaan keliling, story telling dapat berupa wisata perpustakaan maupun pembacaan dan pemutaran film edukatif bagi anak-anak. Bentuk lain dalam pelaksanaan KS selain untuk siswa adalah dengan pembuatan booklet, pamflet, maupun brosur dan MMT yang digunakan untuk media promosi perpustakaan. Selain itu peneliti juga menemukan bentuk-bentuk kegiatan bersama yang dilakukan oleh perpustakaan dengan pihak lain diantaranya UKM desa, kelompok ibu-ibu PKK, dan kelompok remaja. Dalam kegiatan KS untuk UKM desa, di sana dilakukan berbagai pelatihan yang dapat digunakan untuk pengembangan mutu dan produk dari
UKM
tersebut.
Pelatihan
yang
diadakan
adalah
pelatihan
ketenagakerjaan serta pelatihan bimbingan teknologi yang digunakan untuk media promosi dan alat penelusur informasi, selain itu teknologi juga digunakan sebagai bentuk pengemasan produk.
62
Dalam kegiatan bagi remaja yang tergabung dalam wadah sahabat baca banyak di lakukan kegiatan seperti bazaar buku, lomba menggambar dan mewarnai serta bercerita bagi anak-anak dan siswa-siswi. Untuk kegiatan dalam lingkup yang lebih besar dapat berupa pameran, gelarannya bisa seputar perpustakaan maupun kabupaten. Kegiatan seperti pemeran biasanya mengikuti event-event tertentu, seperti HUT Kabupaten Sukoharjo, HUT Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo, peringatan hari buku sedunia, peringatan hari ibu dan momentum lainnya.
Tabel 7 : Bentuk Sajian KS No 1.
Nama Bp.
Jawaban
Tunardi,
S.E Formal, rapat dilaksanakan tiap bulan
(Pustakawan Ahli)
dan waktu insidental jika akan ada kegiatan baru dan bertema. Bentuk KS
Informan : Pustakawan
lainnya,
tidak
hanya
peminjaman
buku, tetapi dapat juga melalui update facebook dan web, rapat, pengelolaan dan
pembinaan
perpustakaan,
pendampingan pelatihan TI untuk tenaga perpustakaan sekolah.
2.
Anita Kristiana, Amd
Intern
formal
:
rapat
kegiatan,
musyawarah, Informan Teknis
:
Tenaga Eksternal : kerjasama dengan perpus seru, (komunitas wanita, ukm, remaja) Sudah melakukan KS kepada mereka
63
contoh waktu PKK, memiliki layanan diantaranya
hotspot,
peminjaman
buku. Yang ukm, pelatihan ke ukm lurik untuk pelatihan pemasaran Yang remaja namanya sahabat baca untuk
pelatihan
TI,
pelatihan
pemasaran. Output : pelaksanaan pameran dalam rangka hari ibu.
3.
Wiharjani
Formal : banyak kegiatan lomba, rapat, pelatihan ke perpustakaan desa
Informan : Pustakawan
Pemutaran film, lomba-lomba untuk anak.
4.
Giyanto
Formal banyak yang meminta hadir dalam
Informan
:
Teknis
kegiatan
kemah,
showbis
Tenaga perling ke kota lain (dalam memenuhi undangan)
HUT
kota.
Layanan
langsung peminjaman di tempat, dan baca
di
permintaan
tempat. bisa
Peminjaman dicarikan
di
perpustakaan lalu di bawakan.
5.
Dandung Suseno
Formal : rapat-rapat dan kegiatan yang membutuhkan saran berbagai pihak,
Informan Teknis
:
Tenaga pasti
dilakukan
membahas terlaksana.
pertemuan
kegiatan
yang
guna akan
64
6.
Siti Fatmah
Kegiatannya
dapat
perpustakaan
keliling,
berupa kegiatan
Informan : Ka Sub Bag insidental seperti peringatan hari ibu, Perpustakaan
hari batik, selain itu siaran di radio juga
Dalam buku Knowldge Management karya Paul L. Tobing (11). Menerangkan tentang Knowledge Sharing Skill yang berarti keterampilan seseorang dalam identifikasi orang atau unit yang membutuhkan pengetahuannya dan memahami cara mentransfernya pengetahuan yang dimilikinya kepada orang atau unit yang membutuhkannya. Hal ini memang terlihat dalam kegiatan keseharian di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo bahwa tidak setiap dan semua orang memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan segala sesuatu terlebih lagi mengenai informasi dan hal yang baru dengan begitu baik dan luwes, dengan menggunakan kalimat yang mudah difahami dan menarik. Tiap-tiap individu mempunyai keterbatasan dalam menyampaikan sesuatu. Kegiatan yang ada dan akan terlaksana di Kantor Perpustakaan, Arsip
dan
Dokumentasi
Kabupaten
Sukoharjo
terlebih
dulu
dikomunikasikan kepada seluruh pihak dan seluruh petugas perpustakaan dengan bahasa seadanya yang dapat mereka semua fahami bersama. Pada saat kegiatan tersebut berlangsung.
65
5.5 Kinerja
Kinerja pustakawan dan tenaga teknis di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan hasil penelitian sudah baik dan sesuai dengan indikator hasil pekerjaan. Dari wawancara yang penulis lakukan dapat dijabarkan bahwa tiap-tiap petugas perpustakaan memiliki kriteria sendiri yang dapat meningkatkan kinerja mereka dalam melakukan pekerjaan. Dikutip dari beberapa wawancara kepada pegawai perpustakaan sebagai berikut : Bp. Tunardi, S.E mengatakan “Pustakawan secara tidak sadar memenuhi tututan masyarakat dan perkembangan informasi.” Dapat diartikan kembali bahwa pegawai, baik pustakawan maupun tenaga teknis secara sendirinya dan secara tidak langsung menaikkan target dan keberadaan mereka untuk pelayanan lebik banyak. Mereka lebih membuka ruang dan waktu dalam melayani kebutuhan pengguna dalam mencari informasi. Pustakawan ahli yang bernama Ibu Wiharjani juga berpendapat senada dengan pendapat sebelumnya “Pengaruh, karena program terus berjalan pegawai semakin semangat untuk terus menambahi apa-apa yang menjadi kekurangan” menurut Ibu Wiharjani kegiatan KS sangat berpengaruh terhadap kinerja para pegawai, karena dengan banyak permintaan yang datang dari pemustaka membuat semangat pegawai untuk
66
bekerja bertambah, mereka mencari kekurangan dari layanan yang diberikan dan selalu memperbaikinya, apalagi jika ada keluhan dari pemustaka, para pegawai dengan sigap melihat dan mengoreksi diri untuk lebih baik dalam pelayanan selanjutnya. Dalam layanan perpustakaan keliling, Bp. Giyanto sebagai penanggungjawab dan pelaksana kegiatan berpendapat “Sebagai tenaga teknis perpustakaan keliling membuat motivasi lebih tinggi, dan bisa tahu minat baca anak semakin tinggi.” Menurut beliau kegiatan perpustakaan keliling dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan minat baca anak-anak semakin meningkat, dengan hal ini petugas perpustakaan keliling semakin bersemangat untuk selalu melayankan koleksi yang ada. Anak-anak sangat berminat untuk terus membaca buku baru yang belum pernah meraka baca, bahkan ada anak yang setiap hari meminta untuk dibelikan buku baru untuk dia baca terus menerus. Semangat anakanak inilah yang memupuk semangat petugas untuk selalu berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan anak untuk selalu mambaca. Pada pelayanan internet dan webblog Ibu Anita Kristiana yang bertugas juga berpendapat serupa, bahwa setiap tanggapan dan komentar yang pemustaka berikan menjadikan pacuan untuk diri sendiri dalam pelayanan. Berikut tabel wawancara mengenai pembahasan kinerja.
67
Tabel 8 : Kinerja Nama
Jawaban
Informan Bp.
Tunardi, Pustakawan secara tidak sadar memenuhi tututan
S.E
masyarakat dan perkembangan informasi,
Informan
:
Pustakawan Ahli Ibu. Wiharjani Informan
Pengaruh, karena program terus berjalan pegawai : semakin semangat untuk terus menambahi apa-apa
Pustakawan
yang menjadi kekurangan.
Ahli Ibu
Anita Lebih terpacu, semangat untuk terus aktif, lebih
Kristiana,
senang dalam melayani.
AMd Informan
:
Pustakawan (tenaga teknis) Bp. Giyanto Informan
Sebagai tenaga teknis perpustakaan keliling membuat : motivasi lebih tinggi, dan bisa tahu minat baca anak
Pustakawan
semakin tinggi
(tenaga teknis) Bp.
Dandung Minat
Suseno Informan
kerja
bersemangat. :
Pustakawan (tenaga teknis)
lebih
banyak
dan
besar,
lebih
68
Tabel di atas menunjukkan hasil dari wawancara selama penelitian, kinerja petugas perpustakaan cukup baik dan cukup meningkat ketika pemustaka atau pengguna merespon positif dan memberika timbal balik kepada petugas perpustakaan. Petugas perpustakaan merasa sangat senang dan berguna saat mereka lebih banyak dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Petugas perpustakaan tidak merasakan letih dan lelah saat bertugas memenuhi kebutuhan, karena di sana mereka mendapatkan kepuasan dalam bekerja, yakni kepuasan dan kelegaan pengguna serta kenyamanan pengguna saat pelayanan berlangsung. Program pekerjaan petugas perpustakaan dapat dinilai berhasil dan sukses dan dapat dilihat hasilnya mamuaskan.
5.6 Hambatan
Hambatan yang penulis temukan atas hasil wawancara kepada 6 informan pustakawan dan tenaga teksis dalam waktu penelitian adalah kurangnya tenaga teknis maupun staff yang dapat memahami tiap-tiap bentuk layanan. Misalnya dalam layanan
internet dan media sosial.
Karena Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo belum memiliki staff khusus yang menangani hal tersebut, maka layanan tersebut akan berjalan ketika salah seorang pegawai perpustakaan memiliki beban pekerjaan sedikit/ringan. Jika seluruh
69
pegawai perpustakaan mendapatkan beban pekerjaan yang cukup berat maka layanan tersebut terhenti untuk sementara waktu. Kebanyakan pegawai di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo masih bekerja secara administrasional seperti pongerjaan laporan-laporan, dsb. Hambatan lain yang ada adalah beberapa staff dan pegawai sudah cukup berumur dan
hampir memasuki masa pensiun. Hal ini
mempengaruhi semangat kerja, sehingga kinerja yang ada sedikit semakin menurun karena batas watku untuk bekerja akan semakin habis, dan digunakan untuk keperluan administrasi pensiun yang lain. Hambatan yang penulis temukan dari faktor eksternal lingkungan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo adalah tentang keuangan yakni, kucuran dana dari pemerintah setempat masih sangat terbatas.
Jika semisal Kantor Perpustakaan, Arsip dan
Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo akan melaksanakan kegiatan yang memakan cukup banyak watku dan biaya, pemerintah masih sering menganak tirikan Kantor Perpustakaan, dan mengalokasikan dana kepada departemen atau kantor lain yang dianggap lebih berkompeten dan terkemuka. Selain itu dengan faktor kurangnya perhatian pemerintah membuat kegiatan sedikit tersendat, karena pemerintah setempat belum begitu merespon setiap keluhan yang disampaikan kepada oleh perpustakaan dan masih sering memandang sebelah mata keberadaan kantor perpustakaan
70
ini. Pemerintah setempat menurut penulis tidak memberikan dana / anggaran khusus untuk kegiatan di kantor perpustakaan, bahkan menurut Kasi Perpustakaan anggaran yang hanya beberapa persen dibanding dengan anggaran yang ditujukan untuk kantor lain tidak lebih berbobot, bahkan sangat ringan. Tidak ada dana khusus yang bisa di alokasikan tersendiri untuk tiap-tiap kegiatan tambahan di kantor perpustakaan.
Tabel 9 : Hambatan KS No 1.
Nama Bp.
Tunardi,
Jawaban S.E Sulitnya dalam meyakinkan keberhasilan
(Pustakawan Ahli)
kegiatan kepada pengambil kebijakan, sulit dalam SDM kekurangan tenaga.
Informan
:
Pustakawan 2.
Anita
Kristiana, Kesulitannya dalam pengelolaan media
Amd
elektronik itu pada waktu karena hanya terhalang banyak pekerjaan (kurang bisa
Informan : Tenaga update). Teknis
Kesulitan
dalam
penggalangan
dana
lapangan karena
tdk
dalam ada
anggaran khusus untuk tiap-tiap kegiatan.
3.
Wiharjani
Karena minat baca banyak, pengunjung banyak, mengakibatkan peminatan story
Informan
4.
: telling mengantri. Dan sering dibatalkan
Pustakawan
karena sarana belum terlalu banyak.
Giyanto
Hampir tidak ada kesulitan dan hambatan dalam pelaksanaan KS dengan media
71
Informan : Tenaga Perpustakaan Keliling, karena tiap-tiap Teknis
lembaga yang di datangi menerima dengan baik dan mengikuti dengan semangat dan antusias kegiatan perling.
5.
Dandung Suseno
Hambatannya sering kali antar pribadi kurang
dapat
berkomunikasi
untuk
Informan : Tenaga menyampaikan keluhan, selain itu para Teknis
pegawai menurut saya mempunyai rasa malu saat harus meminta bantuan kepada orang lain, hal yang lain adalah karena tiap-tiap manusia meiliki kemampuan, kelebihan masing-masing, maka untuk meminta bantuan merasa sedikit sungkan. Lebih spesifiknya menurut saya ada 2 yakni : Hambatan dari antar pribadi, karena tiap orang mempunyai pikiran masing-masing, sering ada dan terjadi konflik, susah menerima pendapat orang lain, itu dari sisi psikologis. Hambatan kedua pengetahuan, karena tiaptiap orang memiliki pengetahuan lain-lain.
6.
Siti Fatmah
Informan
-
:
pustakawan pengambil kebijakan (kasi perpustakaan)
72
Dari tabel dan uraian di atas, hambatan yang terjadi paling banyak terjadi dari satu pihak ke pihak yang lain dalam arti sesama individu, bukan dalam satu kelompok. Bp. Dandung menjelaskan : “ yah dalam bekerja kan seharusnya saling bantu membantu mbak, setiap ada kesulitan pasti di komunikasikan, tapi untuk pengkomunikasian itu sendiri beberapa waktu akan terhalang dengan waktu yang lain. Semisal saya sedang bekerja mengerjakan laporan lalu datangnseorang rekan untuk minta bantuan ngeprintkan pekerjaanya, secara tidak langsung waktu pekerjaan untuk kita sedikit terkurangi. Tapi tidak apa-apa demi kemajuan dan lestarinya perpustakaan ini, hambatan-hambatan tersebut dibikin enak saja mbak ”.
BAB VI PENUTUP
6.1 KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
analisis
penelitian
terhadap
jawaban
dari
keseluruhan pertanyaan yang diajukan dalam wawancara mendalam yang telah dilakukan kepada sembilan informan kunci di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Maka, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari keseluruhan jawaban yang diajukan dalam wawancara mendalam dapat diketahui bahwa kegiatan KS telah berjalan lama (dapat dikatakan semenjak berdirinya perpustakaan ) selama itulah kegiatan KS berlangsung. 2. Kinerja pustakawan meningkat dan lebih terpacu dengan adanya minat kunjung yang banyak dari pemustaka. Dikarenakan pemustaka nyaman dan merasa puas mendapat layanan dari pustakawan yang ada di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.
73
74
6.2 SARAN Berdasarkan hasil analisis data terhadap jawaban dari keseluruhan pertanyaan dalam wawancara mendalam di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo.Penulis memberi saran sebagai berikut : 1. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo dapat menambah jumlah pegawai dari jalur pegawai kontrak yang digunakan untuk memegang bagian yang kosong seperti layanan internet, dan story telling. 2. Memerlukan fasilitas pendukung yang lebih banyak seperti komputer, dan LCD proyektor untuk dapat menambah jam kunjung pemustaka TK dan SD.
75
DAFTAR PUSTAKA Abror, Khozin (2012). “ Persepsi Pemustaka tentang Kinerja Pustakawan pada Layanan Sirkulasi di Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen ” Skripsi, Universitas Diponegoro. Anna, Nove E., 2009. “Peran Pemimpin dalam Menciptakan KnowledgeSharing di organisasi”. Seminar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair. Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penulisan: Pendekatan Praktis Edisi Revisi, Jakarta. PT. Rineka Cipta. Ati, Sri et al. 2010. Dasar-dasar Informasi. Jakarta : Universitas Terbuka. Davenport, T.H and Prusak, L. 1998. Working Knowledge: How Organization Manage What They Know. Boston, MA: Harvard Bussiness School Press. Davenport, Thomas H. 1996. Inovasi Proses, Rekayasa-Ulang Pekerjaan melalui Teknologi Informasi. Jakarta : Binarupa Aksara. Dokumen KPAD Kab.Sukoharjo. 2013. Profil Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo: KPAD. Drucker, P.J. 1988. Innovation and Entrepreneurship. New York : Happer and Row. Faktor
penentu kesuksesan Knowledge management www.isjd.pdii.lipi.go.id [diakses pada 5 oktober 2012].
dalam
Febrianti. (2012). “ Penerapan Transfer Pengetahuan (Sharing Knowledge) pada Divisi Pelayanan PT. PLN (Persero) Makassar Timur ”. Skripsi, Universitas Hasanuddin. Hendrawan, Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto. Hincu, Daniela; Luban Florica; 2009. “ ON SOME ISSUES ABOUT KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM IMPLEMENTATION ” dalam http://gandalf.fcee.urv.es/sigef/ english/congressos/congres15/036_Hincu%20-%20Luban.pdf (diunduh tanggal 15 Desember 2012)
76
Ilyas.Y, 2001. Kinerja Teori penilaian dan Penelitian. Depok : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI. Knowledge Management dalam www.fportfolio.petra.ac.id [diakses pada 5 Oktober 2012]. Kurniawati, Susanti. 2011. Materi Kuliah Knowledge Management. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Lily Tsui, 2006. Communications and Knowledge Sharing Coordinator. Admonton: University of Albera. Lin, F.S and Lee, G.G. 2004. Perception of Senior Manager Towards Knowledge Sharing Behavior, Journal of Management Decision, Vol 42. No.1, pp.108-125. Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nonaka, I dan Takeuchi. 1995. The Knowledge-Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. New York : Oxford University Press. Nurdin, Usman. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Rowley, Jennifer and John Farrow. 2001. Organizing Knowledge. Washington: Gower. Sangadji, Etha Mamang. 2010. Metodologi penulisan: Pendekatan Praktis Dalam Penulisan. Yogyakarta: Andi Offset. Sanghani, Parag. 2009. “ KNOWLEDGE MANAGEMENT IMPLEMENTATION: HOLISTIC FRAMEWORK BASED ON INDIAN STUDY ” dalam http://www.pacisnet.org/file/2009/%5B83%5DKNOWLEDGE%20MANAGEMEN T%20IMPLEMENTATION_%20HOLISTIC%20FRAMEWORK %20BASED%20ON%20INDIAN%20STUDY.pdf (diunduh tanggal 17 Desember 2012)
77
Setiarso et.al. 2009. Penerapan Knowledge Management pada Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset. Singarimbun M dan Efendi S. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Sjahrial, Rusiana dan Pamuntjak. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta : Djambatan. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulistyo-Basuki. 1992. Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ___________. 2000. Knowledge Management Toolkit, practical techniques for building a knowledge management system. New Jersey : Prentice Hall PTR. _____________. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. _____________. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Susilowati, Erni Dyah. (2009). “ Pengaruh Kinerja Pustakawan Terhadap Kepuasan Pengguna Pada Badan Perpustakaan Arsip Daerah Provinsi Daerah Instimewa Yogyakarta ”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Suwarno, Wiji. 2009. Psikologi Perpustakan. Jakarta: Sagung Seto. Suwarno, Wiji. 2010. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan : Sebuah Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Ar Ruz Media. Suyono. 2008. Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Tharanou, Phillys 2007. Management research methods. New York: Cambridge University Press (e-book). Tiwana, A. 2001. The Essential Guide to Knowledge Management. New Jersey : Prentice Hall PTR.
78
Tobing, Paul L. 2007. Knowledge Management : Konsep, Arsitektur dan Implementasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. Jakarta : Rajawali Pers. Wiranto, FA. 2008. Perpustakaan Dalam Dinamika Pendidikan dan Kemasyarakatan. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata. Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
79
LAMPIRAN LAMPIRAN A : Hasil Wawancara Informan : Pustakawan dan Tenaga Teknis 1. Apa yang saudara ketahui tentang KS ? Nama
Jawaban
Informan Bp.
Tunardi, Kalau saya mengartikan KS disini itu mengoptimalkan
S.E
segala layanan untuk dapat dinikmati oleh semua
Informan
: pengguna perpustakaan, KS menurut saya semua
Pustakawan
koleksi di coba dan di berdayakan di perpustakaan
Ahli
Sukoharjo Mulai dari koleksi anak : PAUD bersama pemerintah TK, ini TK secara berkala datang dgn sendirinya tanpa undangan dengan tema wisata Pustaka (pemutaran film, story telling alat peraga atau dengan pustakawan)
Ibu. Wiharjani Informan
Istilahnya tidak tahu, tapi sudah mengerti dan : menjalankan.
Pustakawan Ahli Ibu
Anita Belum tahu istilahnya, tp sudah menjalankan
Kristiana, AMd Informan
:
Pustakawan (tenaga teknis)
80
Bp. Giyanto Informan
Penyebaran informasi :
Pustakawan (tenaga teknis) Bp.
Dandung Knowledge Sharing itu artinya berbagi, dalam artian
Suseno
ilmu pengetahuan, di sini dalam lingkup perpustakaan
Informan
:
Pustakawan (tenaga teknis)
2. Sudah berapa lama proses KS
di Perpustakaan Kabupaten
Sukoharjo berjalan ? Nama
Jawaban
Informan Bp.
Tunardi, Sudah berjalan lama, pertama pengiriman undangan
S.E
dan surat ke sekolah, sekarang bisa dengan layanan
Informan
: telepon ke perpustakaan untuk pemesanan hari,
Pustakawan
dibatasi 1 TK perhari.
Ahli Ibu. Wiharjani Informan
Sudah lama, sejak ;perpustakaan ini ada : Story teling disini sejak 2009
Pustakawan Ahli Ibu
Anita Selama saya berada disini sudah berjalan.
Kristiana, AMd Informan
:
Pustakawan (tenaga teknis)
81
Bp. Giyanto Informan
KS dalam Perpustakaan keliling sejak 1997 :
Pustakawan (tenaga teknis) Bp.
Dandung Otomatis dari awal perpustakaan itu sudah ada KS
Suseno
Orang bertemu dengan orang lain itu otomatis sudah
Informan
: melakukan knowledge sharing.
Pustakawan (tenaga teknis)
3. Apa saja jenis KS yang sudah berjalan di Perustakaan Kabupaten Sukoharjo ? a. Kegiatan baik formal maupun informal yang mendukung seperti: rapat internal, koordinasi setiap minggu, breefing, sharing; rapat kerja outing, syukuran kenaikan pangkat, dll. Lebih banyak yang mana ? b. Bentuk kemasan KS yang disajikan pada pemustaka (leaflet, booklet, hasil seminar, hasil penelitian, web base). Nama
Jawaban
Informan Bp.
Tunardi,
S.E Informan
a. Formal, rapat dilaksanakan tiap bulan dan waktu insidental.
:
b. Jumlah lebih dari 35.000 koleksi diluar
Pustakawan
perling. Pembuatan leaflet dan buku profil
Ahli
tahunan perpustakaan. Bentuk KS lainnya, tidak hanya peminjaman buku, tetapi dapat juga melalui update facebook dan web, rapat, pengelolaan dan
82
pembinaan pelatihan
perpustakaan, TI
untuk
pendampingan
tenaga
perpustakaan
sekolah. Ibu. Wiharjani Informan
a. Formal : banyak kegiatan lomba, rapat, :
Pustakawan
pelatihan ke perpus desa b. Pemutaran film, lomba-lomba untuk anak.
Ahli Ibu
Anita
a. Intern formal : rapat kegiatan, musyawarah,
Kristiana,
Eksternal : kerjasama dengan perpus seru,
AMd
(komunitas wanita, ukm, remaja).
Informan
:
Sudah melakukan KS kepada mereka contoh
Pustakawan
waktu PKK, memiliki layanan diantaranya
(tenaga teknis)
hotspot, peminjaman buku. Yg ukm, pelatihan ke ukm lurik untuk pelatihan pemasaran. Yg remaja namanya sahabat baca untuk pelatihan TI, pelatihan pemasaran b. Output : pelaksanaan pameran dalam rangka hari ibu.
Bp. Giyanto Informan
a. Formal banyak yang meminta hadir dalam :
Pustakawan
kegiatan kemah, showbis perling ke kota lain (dalam memenuhi undangan) HUT kota
(tenaga teknis)
b. Layanan langsung peminjaman di tempat, dan baca di tempat. Peminjaman permintaan bisa dicarikan di perpustakaan lalu di bawakan
Bp.
Dandung
Suseno Informan
a. Formal : berbagi dalam hal perpustakaan, formal
:
dapat
dilihat
dari
visi
misi
perpustakaan, manfaat, dan cara-cara dalam
Pustakawan
praktek menjalankan perpustakaan.
(tenaga teknis)
Mengenai rapat, pertemuan, otomatis sering
83
terjadi. Karena setiap hari saling berinteraksi. Dari layanan, sirkulasi, internet, story telling dll. b. Semua itu di bentuk dan dikasihkan. Pelatihan, work shop, pelatihan komputer, itu sudah sering dilakukan di perpustakaan ini. Layanan sirkulasi tambahan sampai jam 4 sore. Mobil perpustakaan keliling 2 armada. Tambah lagi kegiatan storytelling, pemutaran film, lagi internet, dan layanan sekarang menggunakan media komputerisasi/otomasi. Kemudian baru-baru ini ada dan diadakan kegiatan pameran, lomba-lomba perpustakaan baik desa maupun sekolah.
4. Metode yang digunakan apakah sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, internalisasi. Nama
Jawaban
Informan Bp.
Tunardi, Metode dalam KS saya kira masuk semua mba,
S.E
sosialisasi yangs ering digunakan karena tiap-tiap
Informan
: pengumuman
Pustakawan
dan
informasi
yang
baru
disosialisasikan.
Ahli Ibu Wiharjani Informan
Kombinasi
banyak pihak yang ikut serta dan di
: perlukan
Pustakawan Ahli Ibu
Anita Sosialisasi menggunakan undangan dan brosur, lewat
84
Kristiana,
facebook dan webblog.
AMd Informan
:
Pustakawan (tenaga teknis) Bp. Giyanto Informan
Sosialisasi yang pertama kami mengunjungi sekolah: sekolah dengan pemberitahuan melalui surat dan
Pustakawan
telepon, sekarang sudah tidak perlu karena jadwal
(tenaga teknis)
kami yang buat 1 hari 2 SD dan itu belum bisa terpenuhi semua maka, sekarang secara spontan mereka meminta kami datang pada saat acara tertentu atau kami datang langsung.
Bp.
Dandung Menurut saya dapat dengan komunikasi bertemu
Suseno Informan
secara langsung, pelatihan, diskusi, studi banding. Dll. :
Pustakawan (tenaga teknis)
5. Bagaimana proses perjalanan Knowledge Sharing yang terlaksana di Perpustakaan Kabupaten Sukoharjo ? Nama Informan
Jawaban
Bp.
Tunardi, Dari awal sudah ada KS, berjalan lama, lalu
S.E
mengirimkan undangan dan surat untuk promosi
Informan
: layanan di perpustakaan.
Pustakawan Ahli Ibu. Wiharjani
Proses pertama kali dengan penjaringan pemustaka
85
Informan
: melalui pemberitahuan dengan surat
Pustakawan Ahli Ibu
Anita Seiring dengan perkembangan TI proses KS lebih ke
Kristiana,
media sosial dan promosi langsung, fb web siaran
AMd
radio juga pemuatan dalam surat kabar
Informan
:
Pustakawan (tenaga teknis) Bp. Giyanto Informan
Proses KS dalam perpustakaan keliling dilakukan : pembentukan program kerja dan program layanan
Pustakawan
baru berupa perpustakaan keliling, karena kita
(tenaga teknis)
mendapatkan 2 buah mobil/armada 1 bis dan 1 mobil dari perpustakaan nasional, mengikuti perintah untuk membantu mencerdaskan anak-anak yang jauh dalam jangkauan perpustakaan maka di gunakan perling ini. Lalu banyak kedatangan
yang minat dan senang dengan kita
kegiatanpun
berlanjut
samapi
sekarang. Bp.
Dandung Prosesnya disini sesuai dengan perkembangan, dari
Suseno Informan
pertama awal perpustakaan ada lalu menjalankan KS, : lalu dengan teknologi yang ada banyak proses yang
Pustakawan (tenaga teknis)
terjadi seperti dulu manual, sekarang komputer.
86
6. Kesulitan atau hambatan apakah yang ada dalam menjalankan Knowledge Sharing di Perpustakaan Kabupaten Sukoharjo ? Nama
Jawaban
Informan Bp.
Tunardi, Sulitnya
S.E
dalam
meyakinkan
kepada
pengambil
kebijakan, sulit dalam SDM kekurangan tenaga.
Informan
:
Pustakawan Ahli Ibu. Wiharjani Informan
Minat baca banyak, pengunjung banyak, peminatan : story telling mengantri.
Pustakawan Ahli Ibu
Anita Kesulitannya secara elektronik itu hanya terhalang
Kristiana,
banyak pekerjaan (kurang bisa update)
AMd
Kesulitan dalam lapangan dalam penggalangan dana
Informan
: karena tdk ada anggaran khusus untuk tiap2 kegiatan.
Pustakawan (tenaga teknis) Bp. Giyanto Informan
Hampir tidak ada kesulitan karena tiap2 lembaga yang : di datangi menerima dengan baik dan semangat.
Pustakawan (tenaga teknis) Bp.
Dandung Hambatannya sering kali antar pribadi kurang dapat
Suseno Informan
berkomunikasi untuk menyampaikan keluhan, selain : itu para pegawai menurut saya mempunyai rasa malu
Pustakawan
saat harus meminta bantuan kepada orang lain, hal
(tenaga teknis)
yang lain adalah karena tiap-tiap manusia meiliki kemampuan, kelebihan masing-masing, maka untuk meminta bantuan merasa sedikit sungkan. Lebih
87
spesifiknya menurut saya ada 2 yakni : Hambatan dari antar pribadi, karena tiap orang mempunyai pikiran masing-masing, sering ada dan terjadi konflik, susah menerima pendapat orang lain, itu dari sisi psikologis. Hambatan kedua pengetahuan, karena tiap-tiap orang memiliki pengetahuan lain-lain.
7. Apakah dampak dari Knowledge Sharing yang telah dijalankan di Perpustakaan Kabupaten Sukoharjo ? a. Dampak yang menguntungkan. b. Dampak yang merugikan. Nama
Jawaban
Informan Bp.
Tunardi,
S.E
a. Menjadikan
perpustakaan
sebagai
perpustakaan sepanjang hayat, perpustakaan
Informan
:
pengunjungnya
sekarang
lebih
banyak,
Pustakawan
pengetahuan itu tidak dapat di ukur. Para
Ahli
pengguna
telah
perpustakaan
dapat
menjadi
mengubah tempat
citra
transfer
informasi. b. Tidak ada mbak. Ibu. Wiharjani Informan
a. Perpustakaan lebih di kenal dan di ketahui oleh :
Pustakawan
masyarakat b. Hampir tidak ada sepertinya mbak
Ahli Ibu Kristiana,
Anita
a. Ada, banyak. Membuat kita lebih semangat. Dampak ke perpustakaannya lebih banyak
88
AMd
peminatan yang berkunjung. KS melalui
Informan
:
Pustakawan
internet lebih banyak yang merespon dan membuat semangat untuk ke perpustakaan.
(tenaga teknis)
b. Tidak ada
Bp. Giyanto
a. Tanggapan dari sekolah baik dan tinggi
Informan
:
Pustakawan
penghargaan b. Tidak ada
(tenaga teknis) Bp.
Dandung
Suseno
a. Awalnya tdk tau jadi tahu, jadi mau belajar teknolologi baru, pengetahuan baru, bahasa
Informan
:
Pustakawan
asing,
berusaha
belajar
tidak
gaptek.
Pustakawan harus banyak tahu, tentang umum.
(tenaga teknis)
b. Hampir tidak ada
8. Dengan adanya Knowledge Sharing apakah pengaruhnya terhadap kinerja pustakawan selama ini ? Nama
Jawaban
Informan Bp.
Tunardi, Pustakawan secara tidak sadar memenuhi tututan
S.E
masyarakat dan perkembangan informasi,
Informan
:
Pustakawan Ahli Ibu. Wiharjani Informan
Pengaruh, karena program terus berjalan pegawai : semakin semangat untuk terus menambahi apa-apa
Pustakawan
yang menjadi kekurangan.
Ahli Ibu
Anita Lebih terpacu, semangat untuk terus aktif, lebih
89
Kristiana,
senang dalam melayani.
AMd Informan
:
Pustakawan (tenaga teknis) Bp. Giyanto Informan
Sebagai tenaga teknis perpustakaan keliling membuat : motivasi lebih tinggi, dan bisa tahu minat baca anak
Pustakawan
semakin tinggi
(tenaga teknis) Bp.
Dandung Minat
Suseno Informan
kerja
bersemangat. :
Pustakawan (tenaga teknis)
lebih
banyak
dan
besar,
lebih
90
Informan : Kasi Perpustakaan (Pihak Pengambil Kebijakan) Ibu. Siti Fatmah Pertanyaan 1. Sejak
Jawaban KS Sudah lama, sejak perpustakaan ini ada,
kapan
di sejak saya disini juga suah berjalan karena
diterapkan
Perpustakaan ini ?
saya baru masuk sini akhir 2010 mbak. Kegiatannya dapat berupa perpustakaan keliling,
kegiatan
insidental
seperti
peringatan hari ibu, hari batik, selain itu siaran di radio juga. Banyak sekali manfaatnya, dengan KS itu
2. Apa manfaatnya ?
kita dapat menggaet pengunjung, dr warga pedalaman dan desa, mereka lebih bisa mengenalperpustakaan,
selain
itu
juga
layanan yang menarik sebelum Sudah lama sejak perpustakaan ini berdiri,
3. Apakah
jabatan di pegang Ibu,
KS
telah
berjalan
di
perpustakaan ini? 4. Kebijakan pernah untuk
yang diambil
melakukan
proses KS apa saja ? a. Mengenai
a. Pustakawan
wajib
melaksanakan
kewajiban
KS, karena mereka ujung tombak.
pustakawan
Perlu melaksanakan pembinanaan
91
melaksanakan
berkelanjutan ke desa, sekolah dan
KS.
perpustakaan keliling.
b. Untuk pembinanaan ada jadwal
b. Mengenai alokasi
waktu
tersendiri, jadi tidak mengganggu
yang disediakan,
jam
kerja.
Repotnya
apakah
tenaganya kurang
karena
mengganggu jam kerja atau tidak.
c. Tidak ada anggaran khusus, dulu
c. Mengenai anggaran / dana.
ada namanya ekstra puding, tapi
Jika
sekarang tidak ada, sekarang adanya
ada
kegiatan apakah
uang
ada
anggaran khusus dan hanya tiap
dana
trasnportasi.
Tidak
ada
melaksanakan tugas atau kegiatan.
menunjang untuk penyediaan fasilitas, seperti snak,
makan
bersama, rapat outdoor,
ada
anggaran tersendiri ? 5. Menurut penilaian Pustakawan itu aktif sekali kalo disini, Ibu,
bagaimana pustakwan kita aktif, kreatif, inovatif dan
peran
aktif mau kerja, dan mereka punya inisiatif unutk
pustakawan dalam apa pekerjaan yang harus dikerjakan. kegiatan KS ?
92
6. Menurut
Ibu, Bagus, baik mbak.
bagaimana pengaruh penerapan terhadap pustakawan
KS kinerja di
perpustakaan ini ?
93
Informan : Pemustaka 1. Seberapa
sering
Saudara
berkunjung
ke
perpustakaan
dan
beraktifitas dengan pustakawan ? dalam hal apa saja ? Nama
Jawaban
Nanda Putu Kasrani
Sebelum UN sering, seminggu bisa 3-4 kali, selama UN agak jarang ke perpus, paling sabtu. Untuk tugas, baca buku-buku puisi, sama internetan.
Estu Maina Santi
Lumayan sering mbak, waktu sekolah sering mampir, nyari buku cerita ngerjain tugas, 1 minggu bisa sampai 3-4 kali.
Mufta Dwi Prasetyo
1 minggu bisa 3-4 kali, untuk cari-cari informasi, baca-baca sama internetan.
2. Menurut Saudara bagaimana proses transfer pengetahuan yang dilakukan oleh pustakawan pada saat Saudara membutuhkan informasi ? Nama
Jawaban
Nanda Putu Kasrani
Proses kalau saya nanya, saya nanya ke ibunya lalu ibunya menunjukkan buku di rak mana. Kalau bukunya ada langsung dicariin.
Estu Maina Santi
Lumayan baik, kalau butuh informasi kita nanya ke ibunya, jawabnya juga ramah, jelas, cepat.
Mufta Dwi Prasetyo
Jelas dan cepet, tapi ada yang lambat juga kalo ditanya ada yang ga tau.
94
3. Bagaimana tanggapan dari pustakawan jika terjadi keluhan dari pemustaka ? Nama
Jawaban
Nanda Putu Kasrani
Lebih menasehati, dengan jelas, dan ditanggapi dengan baik.
Estu Maina Santi
Ditanggapi dengan ramah,
Mufta Dwi Prasetyo
Saya nanyanya Cuma pasword wifi mbak, jawabnya baik, sopan,
4. Menurut Saudara bagaimana kinerja pustakawan dalam membantu Saudara menemukan informasi ? Nama
Jawaban
Nanda Putu Kasrani
Cukup baik, karena dilayani dengan ramah, kalau mau tutup juga pemberitahuannya baik.
Estu Maina Santi
Cekatan
apa
diantarkan.
Mufta Dwi Prasetyo
Bagus, cepat.
yang
dibutuhkan
dilayani,
95
5. Efektif atau tidak KS yang dijalankan oleh pustakawan dalam melayani Saudara ? Nama
Jawaban
Nanda Putu Kasrani
Sangat efektif, dapat langsung tanya-tanya.
Estu Maina Santi
Sangat
efektif,
karena
sangat
pustakawan dalam mencari informasi. Mufta Dwi Prasetyo
Efektif, cepat tanggap.
membantu
96
LAMPIRAN B : IDENTITAS INFORMAN No
Nama
Pendidikan
Jabatan
1.
Dra. Siti Fatmah, M.Hum
S2
Kasi Perpustakaan
2.
Turnadi, S.E
S1
Pustakawan Ahli
3.
Wiharjani, S.E
S1
Pustakawan Ahli
4.
Giyanto
SMA
Tenaga Teknis
5.
Anita Kristiana, A.Md
D III
Tenaga Teknis
6.
Dandung suseno, S.Sos
S1
Tenaga Teknis
7.
Nanda Putu Kasrani
SMA
Kelas XII IPS SMA N 1 Sukoharjo
8.
Estu Maina Santi
SMA
Kelas XII IPS SMA N 1 Sukoharjo
9.
Mufta Dwi Prasetyo
SMA
Kelas XII IPS SMA N 1 Sukoharjo
97
Lampiran C: Daftar Pertanyaan Informan : Pustakawan 1. Apa yang saudara ketahui tentang KS ? 2. Sudah berapa lama proses KS
di Perpustakaan Kabupaten Sukoharjo
berjalan ? 3. Apa saja jenis KS yang sudah berjalan di Perustakaan Kabupaten Sukoharjo ? a. Kegiatan baik formal maupun informal yang mendukung seperti: rapat internal, koordinasi setiap minggu, breefing, sharing; rapat kerja outing, syukuran kenaikan pangkat, dll. Lebih banyak yang mana ? b. Bentuk kemasan KS yang disajikan pada pemustaka (leaflet, booklet, hasil seminar, hasil penelitian, web base) 4. Metode yang digunakan apakah sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, internalisasi. 5. Bagaimana proses perjalanan Knowledge Sharing yang terlaksana di Perpustakaan Kabupaten Sukoharjo ? 6. Kesulitan atau hambatan apakah yang ada dalam menjalankan Knowledge Sharing di Perpustakaan Kabupaten Sukoharjo ? 7. Apakah dampak dari Knowledge Sharing yang telah dijalankan di Perpustakaan Kabupaten Sukoharjo ? a. Dampak yang menguntungkan. b. Dampak yang merugikan. 8. Dengan adanya Knowledge Sharing apakah pengaruhnya terhadap kinerja pustakawan selama ini ?
98
Informan : Kepala Perpustakaan (Kasi Perpustakaan) 1. Sejak kapan KS diterapkan di Perpustakaan ini ? 2. Apa manfaatnya ? 3. Apakah sebelum jabatan di pegang Ibu, KS telah berjalan di perpustakaan ini? 4. Kebijakan yang pernah diambil untuk melakukan proses KS apa saja ? d. Mengenai kewajiban pustakawan melaksanakan KS. e. Mengenai alokasi waktu yang disediakan, apakah mengganggu jam kerja atau tidak. f. Mengenai anggaran / dana. Jika ada kegiatan apakah ada dana menunjang untuk penyediaan fasilitas, seperti snak, makan bersama, rapat outdoor, ada anggaran tersendiri ? 5. Menurut penilaian Ibu, bagaimana peran aktif pustakawan dalam kegiatan KS ? 6. Menurut Ibu, bagaimana pengaruh penerapan KS terhadap kinerja pustakawan di perpustakaan ini ?
99
Informan : Pemustaka 1. Seberapa sering Saudara bekunjung ke perpustakaan dan beraktifitas dengan pustakawan ? dalam hal apa saja ? 2. Menurut Saudara bagaimana proses transfer pengetahuan yang dilakukan oleh pustakawan pada saat Saudara membutuhkan informasi ? 3. Bagaimana tanggapan dari pustakawan jika terjadi keluhan dari pemustaka ? 4. Menurut Saudara bagaimana kinerja pustakawan dalam membantu Saudara menemukan informasi ? 5. Efektif atau tidak KS yang dijalankan oleh pustakawan dalam melayani Saudara ?
100
Lampiran D : Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 : persiapan lomba perpus desa
Gambar 2 : persiapan lomba perpus desa
101
Gambar 3 : Kunjungan Bupati Sukoharjo
Gambar 4 : Ruang mainan anak
102
Gambar 5 : Ruang Audio Visual
Gambar 6 : kegiatan perpustakaan keliling
103
Gambar 7 : kegiatan pameran
Gambar 8 : layanan hotspot
104
Gambar 9 : kegiatan diskusi pengembangan perpustakaan
Gambar 10 : pelatihan story telling
105
Lampiran E : Form Rencana Kerja KPAD
106
107
108
109
110
Lampiran F : Surat Keterangan Penelitian
111
Lampiran G : Biodata Penulis Nama
: Amalia Zulfa Nurbaiti
Tempat/tanggal lahir
: Sukoharjo, 27 November 1990
Alamat
: Jagan RT 1 RW 1 Kec Bendosari, Kab Sukoharjo, Kode Pos 57572.
Pendidikan Formal JENJANG TK SD SMP SMA
NAMA SEKOLAH RA Kalimosodo MIN Jetis SMP N 1 SMA N 3
NAMA KOTA Mulur, Sukoharjo Sukoharjo Sukoharjo Sukoharjo
TAHUN MASUK 1995 1997 2003 2006
TAHUN LULUS 1997 2003 2006 2009
Pelatihan / Kursus JENJANG SD SMP Mahasiswa
NAMA PELATIHAN VICTORIA English Course VICTORIA English Course LIA
NAMA KOTA Sukoharjo
TAHUN MASUK 2000
TAHUN LULUS 2002
Sukoharjo
2004
2005
Semarang
2012
2012
NAMA KOTA
TAHUN
Semarang
2011
Pengalaman Berorganisasi NAMA ORGANISASI
Ikatan Keluarga Mahasiswa Sukoharjo – Undip
KEDUDUKAN DALAM ORGANISASI Ketua Koordinator FIB
112
Pengalaman Kerja LEMBAGA / INSTANSI SD N Manisharjo 02 MTS Negeri Bekonang Universitas Veteran Bangun Nusantara
STATUS
NAMA KOTA
TAHUN
Volunteer Library Care
Manisharjo, Sukoharjo Bekonang, Sukoharjo Sukoharjo
2011
Magang Magang Perpustakaan
2011 2012
113
Lampiran H : Lembar Konsultasi Skripsi
Matrik Pembimbingan dan Konsultasi Penulisan Skripsi NO
TANGGAL
URAIAN KONSULTASI & CATATAN / SARAN PEMBIMBING
1
8
April Pengajuan Poposal Skripsi
2013 2
12
April Pengajuan Bab I – III
2013 3
16 2013
4
29
April Pengajuan Daftar Pertanyaan Pedoman Wawancara April Pengajuan Bab IV
2013 5
16
Mei Pengajuan Bab V
2013 6
12
Juni Revisi Bab V
2013 7
11
Juli Pengajuan Bab VI dan Abstrak
2013 8
25 2013
Juli ACC
TANDA TANGAN PEMB.I
PEMB.II