HUBUNGAN KODE ETIK PUSTAKAWAN DENGAN KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA
ANTHONIUS MOSES GOLUNG ABSTRACT : The purpose of librarian’s ethic of conduct is to keep the prestige and moral well, and the librarian’s moral increases the service to society and profession quality. Therefore the librarian’s in doing their professional duty must pay attention and apply it as it must be based on aptitude and behaviour’s norm and politeness as a librarian’s ethic of condutct. This study is to know the relation betwewn ethic of conduct and librarian’s ethic of product, documentation and archives of North Sulawesi. This study covers the 32 respondents. Those are all the librarians.The result of the study shows that the relation between ethic of conduct of the librarians with their performance in library board, archives and documentation of North Sulawesi province have strong relation or significant. This case is shown by “t test” which the mark of “T test” is 73 bigger then the mark of “T table” that is 2,042 and it is seen more cleary with the mark “r test” which is the same as 0,7 that is consultated on the guillford table, it shows strong relation (significant). Furthermore, based on the result of co-efficient determination or determiner power librarian’s ethic of conduct and their performance in library’s board, archives and documentation of North Sulawesi is 0,49, so it can be concluded. The influence of librarian’s ethic of conduct toward librarian’s performance in library’s board, archives and documentation of North Sulawesi province is 49%. And the rest is 51% is influenced of variable which is not observed in this study. Keyword : librarian’s ethic of conduct Pustakawan. PENDAHULUAN
melakukan
Perkembangan
informasi
Tanpa
ada
orang
kegiatan
yang
pengadaan,
yang pengelolaan, penyimpanan dan pelayanan,
sedemikian pesat
mengakibatkan tugas tidak
mungkin
perpustakaan
akan
lembaga yang bergerak dalam bidang beroperasi dengan baik. informasi
dan
perpustakaan
semakin
berat.
tantangan
tersebut,
menjadi E.
Untuk
Martono
(1991:6)
dalam
menghadapi bukunya Pengetahuan Dokumentasi dan
perpustakaan harus Perpustakaan
lebih
efektif
dan
efisien
sebagai
Pusat
Informasi
dalam mengakatan Perpustakaan adalah suatu unit
memanfaatkan sumber dana dan sumber kerja yang berupa tempat mengumpulkan, daya manusia. menyimpan, memelihara koleksi bahan Perpustakaann
yang
berfungsi pustaka yang dikelola dan diatur secara
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan sistematis dengan cara koleksi, agar dapat informasi,
dituntut
untuk
selalu digunakan ileh pengguna untuk menambah
memberikan pelayanan yang terbaik. Tugas dan fungsi perpustakaan dilaksanakan oleh
63
pengetahuan, penelitian, dan juga untuk
unit perpustakaan instansi pemerintah dan
memanfaatkan koleksi bila memerlukan.
atau unit tertentu lainnya.
Menurut perpustakaan
Basuki
adalah
sebuah
(1991:3)
Dalam manajemen sumber daya
ruangan,
manusia ada keterkaitan antara faktor
bagian sebuah gedung , ataupun gedung itu
psikologis
sendiri yang digunakan untuk menyimpan
organisasi. Berbagai faktor tersebut antara
buku atau terbitan lainnya yang biasanya
lain berhubungan dengan kepuasan kerja
disimpan menurut tata susunan tertentu
(user satifaction), motivasi kerja (work
untuk digunakan pembaca, bukan untuk
motivation) dan sikap (attitude) terhadap
dijual.
pekerjaan atau profesinya. Salah satu faktor Profesi
pustakawan
merupakan
pegawai
dengan
efektivitas
yang berhubungan dengan sikap (attitude)
pekerjaan profesional berbasis teknis yang
adalah pedoman-pedoman
memiliki otoritas keahlian standar yang
melaksanakan
sudah
Pedoman ini dalam organisasi profesi
ditetapkan.
Profesi
pustakawan
membutuhkan seorang yang menyenangi
tugas
sikap dalam
dan
kewajiban.
dikenal dengan istilah kode etik.
tugas dan tanggung jawabnya, bermotivasi
Kode etik adalah sistem norma,
tinggi, percaya diri, mampu menyelesaikan
nilai dan aturan profesional tertulis yang
masalah, serta menyenangi kesempurnaan
secara tegas menyatakan apa yang benar
dalam bekerja. Kondisi ini sebenarnya
dan baik dan apa yang tidak benar dan
merupakan aset unggulan yang dimiliki
tidak baik bagi profesional. Kode etik
organisasi perpustakaan sehingga dapat
menyatakan perbuatan apa yang benar atau
tampil
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan
sebagai
penyedia
informasi
(information provider) atau bahkan sebagai
dan apa yang harus dihindari.
ahli informasi (information specialist) yang
Kode etik pustakawan di Indonesia
dibutuhkan oleh masyarakat pengguna. Menurut
lahir
setelah
melalui
berbagai
Soeatminah (1991:161)
perkembangan selama dua puluh tahun
pustakawan adalah pegawai negeri sipil
melalui kongres yang diadakan di berbagai
yang berijazah dibidang perpustakaan ,
kota. Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI)
dokumentasi dan informasi, yang diberi
menyadari perlu adanya kode etik yang
tugas secara penuh oleh pejabat yang
dapat dijadikan sebagai pedoman perilaku
berwewenang untuk melakukan kegiatan
bagi para anggotanya dalam melaksanakan
perpustakaan dan dokumentasi pada unit-
tugas melayani masyarakat.
64
Anggaran Tangga
Dasar
(AD/ART)
dan
Ikatan
Rumah
penulis
mendapati
banyak
sikap
dan
Pustakawan
perilaku kerja dari para pustakawan yang
Indonesia (IPI) menegaskan bahwa kode
tidak sesuai dengan kode etik pustakawan
etik pustakawan adalah panduan perilaku
Indonesia.
dan kinerja semua anggota pustakawan
Anggaran
Dasar
Tangga
bidang kepustakawanan (IPI, 2006:43).
Indonesia (IPI) menegaskan bahwa kode
Dengan kata lain kode etik ini penting bagi
etik pustakawan adalah panduan perilaku
pustakawan agar dapat bekerja secara
dan kinerja semua anggota pustakawan
teratur dan professional
Indonesia dalam melaksanakan tugasnya di (2010:108)
mengemukakan
bahwa
kode
Ikatan
Rumah
Indonesia dalam melaksanakan tugasnya di
Suwarno
(AD/ART)
dan
Pustakawan
bidang kepustakawanan (IPI, 2006:43).
etik
Dengan kata lain kode etik ini penting bagi
pustakawan adalah seperangkat aturan atau
pustakawan agar dapat bekerja secara
norma yang menjadi standar tingka laku
teratur dan professional
yang berlaku bagi profesi pustakawan
Suwarno
(2010:108)
dalam rangka melaksanakan kewajiban
mengemukakan
profesionalnya
pustakawan adalah seperangkat aturan atau
di
dalam
kehidupan
masyarakat.
bahwa
kode
etik
norma yang menjadi standar tingka laku
Pustakawan
adalah
aparatur
yang berlaku bagi profesi pustakawan
pemerintah atau abdi negara dan pelayanan
dalam rangka melaksanakan kewajiban
masyarakat
profesionalnya
serta
sebagai
garda
pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu pustakawan dituntut
di
dalam
kehidupan
masyarakat.
untuk
Berdasarkan hal itu, penulis tertarik
memiliki kinerja yang baik. Pustakawan
untuk meneliti tentang : “Hubungan Kode
akan memiliki kinerja yang baik apabila
Etik
pustakawan dalam melaksanakan tugasnya
Pustakawan di Badan Perpustakaan, Arsip
senantiasa
dan
memperhatikan
dan
Pustakawan
Dokumentasi
dengan
Provinsi
Kinerja
Sulawesi
Utara”.
melaksanakan pedoman-pedoman sikap dan tingkah laku diantaranya adalah kode etik
METODE PENELITIAN
pustakawan.
A. Metode Yang Digunakan
Berdasarkan hasil pengamatan di Badan
Perpustakaan,
Dokumentasi
Provinsi
Arsip
dan
Sulawesi
Utara,
Menurut
Mardalis
(1994:24)
metode diartikan sebagai “suatu cara atau
65
teknis
yang
dilakukan
dalam
proses
Kualitas yang dihasilkan; Kuantitas
penelitian”. Sedangkan penelitian menurut
yang dihasilkan; Kerja sama.
beliau diartikan sebagai “upaya dalam
C. Populasi dan Sampel
bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan
1. Populasi
untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsipprinsip
dengan
sabar,
hati-hati
Populasi
dan
Penelitian
dan
subyek yang mempunyai kualitas dan
Definisi
karakteristik
ditetapkan
Operasional Variabel Dalam penelitian ini menggunakan
oleh
tertentu peneliti
kesimpulannya
1. Variabel Bebas (X) yaitu Kode Etik secara
yang untuk
dipelajari dan kemudian ditarik
dua variabel yaitu :
Pustakawan,
wilayah
generalisasi yang terdiri dari obyek/
sistematis untuk menunjukkan kebenaran”. B. Variabel
adalah
(Sugiyono,
2010:90).
operasional
Dalam penelitian ini yang
didefinisikan sebagai aturan-aturan
menjadi populasi adalah pejabat
yang
fungsional pustakawan sebanyak 32
berlaku
bagi
profesi
pustakawan dan menjadi standar
orang
sikap
dalam
Perpustakaan,
atau
Dokumentasi
dan
perilaku
melaksanakan
kewajiban
tugas-tugas Variabel
profesionalnya.
bebas
diukur
yang
bekerja
di
Badan
Arsip Provinsi
dan Sulawesi
Utara.
dengan
2. Sampel
indikator-indikator sebagai berikut :
Sampel adalah bagian dari
Sikap dasar pustakawan; Hubungan
jumlah
dengan pengguna; Hubungan antar
dimiliki oleh populasi tersebut.
pustakawan;
Suharsimi
Hubungan
dengan
atasan; Penampilan pribadi.
mengatakan
2. Variabel Terikat (Y) yaitu kinerja pustakawan,
secara
dan
karakteristik
Arikanto apabila
yang
(1993:7) subyeknya
besar dan tidak dapat dijangkau
operasional
semuanya
maka
dapat
ditarik
didefinisikan bagaimana seseorang
sampel antara 10-15% atau lebih,
pustakawan berfunsi dan berperilaku
sedangkan jika subyeknya kurang
sesuai dengan tugas dan tanggung
dari 100, lebih diambil semuanya.
jawab yang dibebankan kepadanya. Variabel
terikat
diukur
Teknik penentuan sampel
dengan
dalam penelitian ini adalah teknik
indikator-indikator sebagai berikut :
sampling jenuh. Sampling jenuh
66
adalah teknik penentuan sampel bila
semua
anggota
3. Menghitung koefisien korelasi dengan
populasi
menggunakan rumus korelasi Product
digunakan sebagai sampel. Dengan
Moment menurut Jalaluddin Rachmat,
demikian
sebagai berikut :
sampel
keseluruhan orang
diambil
populasi pejabat
dari
yaitu
32
r=
𝑛 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌) √{𝑛(∑ 𝑋 2 )−(∑ 𝑋)2 }{𝑛 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
fungsional Keterangan :
pustakawan yang bekerja di Badan r = Korelasi X dan Y Perpustakaan,
Arsip
Dokumentasi
dan
Provinsi
n = Besar sampel
Sulawesi
X = Kode Etik Pustakawan
Utara.
Y = Kinerja Pustakawan
D. Teknik Pengumpulan Data
4. Membandingkan nilai r hitung dengan r
Teknik pengumpulan data yang
tabel untuk mengetahui seberapa jauh
digunakan dalam penelitian ini adalah :
hubungan yang ditimbulkan;
1. Data primer yaitu teknik pengumpulan data
dengan
melakukan
5. Memberikan
penelitian
kuatnya
lapangan (field research) dengan jalan menyebarkan
kuesionar
sistematis
yang dan
disusun
secara
terencana
untuk
hubungan
menggunakan
kepada
Interpretasi
responden. Kuesioner yaitu suatu daftar pertanyaan
interpretasi itu
dengan
pedoman
tabel
Nilai
signifikan atau tidak maka perlu diuji signifikansinya dengan rumus t untuk mencari
2. Data sekunder (library research) yaitu
nilai
dibandingkan
teknik pengumpulan data dari berbagai
“t Uji” dengan
yang nilai
akan “t Tabel”.
Rumus t adalah :
bahan pustaka di perpustakaan yang Uji t =
berhubungan dengan penelitian. 7. Menghitung
E. Teknik Analisis Data
𝑟 √𝑛−2 √1−𝑟 2
koefisien
determinasi,
dengan cara mengkuadratkan koefisien
Langkah-langkah analisis data yang
yang ditemukan.
penulis lakukan adalah : distribusi
dari
6. Untuk melihat apakah harga tersebut
responden.
tabel
Korelasi
Guillford;
mendapatkan data yang aktual dari
1. Membuat
terhadap
jawaban
responden; 2. Membuat tabel korelasi pernyataan skor X dan skor Y;
67
HASIL
PENELITIAN
DAN
=
PEMBAHASAN
=
A. Analisis Korelasi Sederhana Hubungan Kode Etik Pustakawan dengan Kinerja
=
Pustakawan di Badan Perpustakaan,
=
Arsip
dan
Dokumentasi
12.084 √(15.920)(18.830) 6.042 √(7.960)(9.415) 6.042 √74.943.400 6.042 8.657
= 0,7
Provinsi
Sulawesi Utara
Harga koefisien korelasi tersebut mempersoalkan
selanjutnya diuji dengan membandingkan
apakah ada hubungan antara kode etik
dengan harga “r tabel”. Bila menggunakan
pustakawan dengan kinerja pustakawan di
“rtabel” untuk n = 32 dan kesalahan 5%
Badan
dan
maka “r tabel” = 0,349 sedangkan untuk
Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara. Dari
“rhitung” adalah 0,7. Ketentuan bila “r hitung”
permasalahan
lebih kecil dari “r tabel” (rh < r t), maka Ho
Penelitian
ini
Perpustakaan,
tersebut
Arsip
maka
ditarik
hipotesis sebagai berikut :
diterima dan Ha ditolak, tetapi sebaliknya
Ha :
Ada hubungan antara kode etik
“rhitung” lebih besar dari “r tabel” (rh > rt),
pustakawan
kinerja
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dari
pustakawan di Badan Perpustakaan,
hasil perhitungan ternyata “r hitung” lebih
Arsip dan Dokumentasi Provinsi
besar dari “r tabel”, maka Ha diterima dan Ho
Sulawesi Utara.
ditolak.
Ho :
dengan
Tidak ada hubungan antara kode
Selanjutnya untuk dapat memberi
etik pustakawan dengan kinerja
interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu
pustakawan di Badan Perpustakaan,
maka dapat digunakan pedoman seperti
Arsip dan Dokumentasi Provinsi
yang tertera pada tabel Interpretasi Nilai
Sulawesi Utara.
Korelasi
Setelah dilakukan perhitungan X
Rakhmat, 2002).
Guillford
(dalam
Jalaluddin
Berdasarkan tabel interpretasi nilai
dan Y dalam tabel kerja, maka kemudian dilanjutkan ke rumus analisa Korelasi
korelasi
Product
koefisien korelasi yang ditemukan sebesar
Moment
dengan
langkah
= =
Guillford tersebut
maka
0,7 termasuk pada kategori 0,701-0,900
perhitungan sebagai berikut : r=
dari
yang
𝑛 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
artinya
hubungan
tinggi,
kuat
√{𝑛(∑ 𝑋 2 )−(∑ 𝑋)2 }{𝑛 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }
(berarti). Jadi terdapat hubungan yang kuat
(32)(149.742)−(2.220)−(2.153) √{32(154.510)−(2.220)2 }{32(145.445)−(2.153)2 }
(berarti) antara kode etik pustakawan
4.791.744−4.779.660
dengan
√{4.944.320−4.928.400}{4.654.240−4.635.400}
68
kinerja
pustakawan
di
Badan
Perpustakaan,
Arsip
dan
Dokumentasi
penolakan Ho, sehingga dapat dinyatakan
Provinsi Sulawesi Utara.
hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak
Kemudian untuk melihat apakah
ada hubungan antara kode etik pustakawan
harga tersebut signifikan atau tidak maka
dengan
perlu diuji signifikansinya dengan rumus t
Perpustakaan,
untuk mencari nilai “t uji” yang akan
Provinsi
dibandingkan dengan nilai “ttabel” sebagai
hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan
berikut :
ada hubungan antara kode etik pustakawan
Uji t =
kinerja
dengan
𝑟 √𝑛−2
pustakawan
Arsip
Sulawesi
kinerja
dan
di
Badan
Dokumentasi
Utara
ditolak,
pustakawan
di
dan
Badan
√1−𝑟 2
= = =
Perpustakaan,
0,7√32−2
Arsip
dan
Dokumentasi
√1−(0,7)2
Provinsi Sulawesi Utara diterima. Dengan
0,7√30
demikian dapat dinyatakan bahwa korelasi
√1−(0,7)2
antara kode etik pustakawan dengan kinerja
(0,7)(5,48)
pustakawan sebesar 0,7 adalah signifikan
√1−0,64
=
4,384 √0,36
=
4,384 0,16
sehingga dapat digeneralisasikan untuk populasi.
= 7,3
Analisis
korelasi
kemudian
dilanjutkan dengan menghitung koefisien Dan untuk mencari nilai “t tabel”
determinasi,
menggunakan rumus :
Jadi
= 32 – 2
cara
koefisien
determinasi
kode
etik
pustakawan dengan kinerja pustakawan di
= 30
Badan “t uji”
selanjutnya
Provinsi
Arsip
dan
Sulawesi
Utara
adalah (r2) = 0,72 = 0,49. Hal ini berarti
kesalahan 5% (0,05) uji dua pihak dan dk =
varian yang terjadi pada variabel kinerja
n-2 = 30, maka diperoleh “t tabel” = 2,042.
pustakawan 49% ditentukan oleh varian
Karena “t uji” lebih besar dari harga “t tabel”,
yang terjadi pada variabel kode etik
(7,3 > 2,042) atau jatuh pada daerah
pustakawan. Pengertian ini sering diartikan
penolakan Ho, maka Ha diterima dan Ho
pengaruh Kode Etik Pustakawan terhadap
ditolak.
Kinerja perhitungan,
Perpustakaan,
Dokumentasi
dibandingkan dengan harga “t tabel”. Untuk
Berdasarkan
dengan
mengkuadratkan koefisien yang ditemukan.
dk = n – 2
Harga
yaitu
maka
Pustakawan
Perpustakaan,
dinyatakan bahwa “t uji” jatuh pada daerah
Arsip
dan
di
Badan
Dokumentasi
Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar
69
49%, sedangkan sisanya 51% dipengaruhi
dengan nilai “t uji” = 7,3 dan nilai “t tabel” =
oleh variabel lainnya yang tidak diteliti
2,042, hal ini mengisyaratkan bahwa nilai
dalam penelitian ini.
“tuji” lebih besar dari nilai “t tabel” yaitu 7,3 > 2,042 pada taraf signifikansi 0,05 (5%).
B. Pembahasan Hasil Penelitian etik
dan
asas
perhitungan
tersebut, maka “t uji” jatuh pada daerah
yang
penolakan Ho sehingga dapat dinyatakan
dirumuskan secara tertulis dan sebagai
menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima
pedoman, aturan dan tata krama untuk
hipotesis
dalam bekerja secara profesional oleh para
hubungan antara kode etik pustakawan
pustakawan. Tujuan penyusunan kode etik
dengan
pustakawan adalah untuk menjaga martabat
Perpustakaan,
dan
Provinsi Sulawesi Utara.
moral
pelayanan
pustakawan
hasil
adalah
norma
Kode
Berdasarkan
tingkah
pustakawan kepada
meningkatkan
laku
meningkatkan
masyarakat,
mutu
profesi.
dan
alternatif
kinerja
Hasil
(Ha)
yaitu
pustakawan
Arsip
dan
penelitian
di
ada
Badan
Dokumentasi
ini
kemudian
Untuk
dikaitkan dengan teori yang digunakan
mewujudkan tujuan tersebut kode etik
sebagai landasan dalam penelitian yaitu teori
pustakawan telah menetapkan kewajiban-
kinerja oleh Simamora. Hasil penelitian ini
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
menunjukkan bahwa kode etik pustakawan
pustakawan dalam melaksanakan tugas
berhubungan dengan kinerja pustakawan di
profesionalnya.
Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
Permasalahan dalam peneliti ini
Provinsi Sulawesi Utara. Sementara itu
adalah “Apakah ada hubungan antara Kode
dalam teori kinerja Simamora menyatakan
Etik
Kinerja
bahwa kinerja sangat berhubungan dengan
Pustakawan di Badan Perpustakaan, Arsip
beberapa faktor, salah satunya adalah sikap
dan
Sulawesi
(attitude). Kode etik pustakawan adalah
Utara?”. Untuk menjawab permasalahan
landasan sikap/perilaku pustakawan dalam
tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut :
melaksanakan
“Ada
Etik
kepustakawanan. Dengan demikian dapat
Pustakawan dengan Kinerja Pustakawan di
disimpulkan dari hasil penelitian dan teori
Badan
menunjukkan bahwa ternyata ada hubungan
Pustakawan
Dokumentasi
hubungan
dengan
Provinsi
antara
Perpustakaan,
Kode
Arsip
dan
Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara”.
tugasnya
dibidang
antara kode etik pustakawan berhubungan
Dari hasil perhitungan dan analisis
dengan
diperoleh “r uji” = 0,7 kemudian dilanjutkan
70
kinerja
pustakawan
di
Badan
Perpustakaan,
Arsip
dan
Dokumentasi
dengan kinerja pustakawan yang terbukti memiliki hubungan kuat (berarti), maka
Provinsi Sulawesi Utara.
disarankan KESIMPULAN DAN SARAN
kepada
khususnya
A. Kesimpulan
pustakawan
Perpustakaan,
Berdasarkan
hasil
analisis
data
Provinsi
para
Arsip
Sulawesi
pustakawan di
dan Utara
Badan
Dokumentasi agar
dalam
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
melaksanakan tugas dan tanggung jawab
bahwa ada hubungan signifikan antara kode
profesionalnya selalu mengacu pada kode
etik
etik pustakawan Indonesia sehingga dapat
pustakawan
berhubungan
dengan
terus
kinerja pustakawan di Badan Perpustakaan,
meningkatkan
kinerja
demi
kepentingan pengguna, perpustakaan dan
Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi
masyarakat. Utara. Hal ini ditunjukkan melalui uji t dimana nilai “t uji” = 7,3 jauh lebih besar
DAFTAR PUSTAKA
dari nilai “t tabel” = 2,042, kemudian lebih Arikanto, Suharsimi, 1993. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Bandung : Rineka Cipta.
diperjelas lagi dengan nilai “r uji” = 0,7 yang dikonsultasikan
pada
tabel
Guillford
menunjukkan hubungan yang kuat (berarti). Selanjutnya
berdasarkan
Basuki, Sulistyo, 1995. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia.
hasil
koefisien determinasi atau daya penentu kode etik pustakawan dengan
Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen, 2010. Etika Kepustakawanan : Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto.
kinerja
pustakawan di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara yaitu
0,49,
maka
dapat
disimpulkan
Ikatan
Pustakawan Indonesia, 2006. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pustakawan Indonesia. Jakarta : Pengurus Besar Ikatan Pustakawan Indonesia.
Kasim,
Azhar, 1993. Pengukuran Efektivitas Dalam Organisasi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
pengaruh kode etik pustakawan terhadap kinerja pustakawan di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar 49%, sedangkan sisanya
yaitu
51%
dipengaruhi
oleh
variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Padalarang : Remaja Rosdakarya.
B. Saran Sesuai
dengan
hasil
penelitian
hubungan antara kode etik pustakawan
71
Mardalis, 1994. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara.
Rivai, Veizal, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Pustaka.
Martono, E., 1991. Pengetahuan Dokumentasi dan Perpustakaan Sebagai Pusat Informasi.
Soetminah, 1991. Perpustakaan, Kepustakawan, dan Pustakawan. Yogyakarta : Kanisius.
Mulyana, Deddy, 1998. Komunikasi Organisasi : Strategi Untuk Meningkatkan Kinerja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Pamuntjak, Rusina Pedoman Perpustakaan. Djambatan.
Sudjana, 1983. Teknik Analisa Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Sjahrial, 2000. Penyelenggaraan Jakarta :
Sutrisno, Edy, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana.
Rakhmat, Jalaluddin, 2007. Metode Penelitia Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Suwarno, Wiji, 2010. Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan. Jogjakarta : Ar-Ruzz.
72