PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN PEMINDAHAN HAK JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KOTA PONTIANAK OLEH: MEILYANTI PUTRI ANZANI NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Email :
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi BPHTB pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan Kota Pontianak, yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak. Permasalahan yang terjadi mengenai proses pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan yang merupakan salah satu perolehan dari BPHTB, dikeranakan masih banyaknya masyarakat yang melakukan jual beli tanah dan bangunan belum melakukan proses BPHTB pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan, serta kurangnya sosialisasi atau penyampaian khusus mengenai wajibnya melakukan proses BPHTB pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan. Teori yang digunakan dalam menganalisis proses implementasi kebijakan BPHTB pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan Kota Pontianak yaitu teori Charles. O. Jones yang memiliki indikator yaitu organisasi, interprestasi dan aplikasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini peneliti menunjukkan bahwa hingga sampai saat ini pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan masih memiliki kendala, hal ini dikarenakan kurangnya koordinasi antara DISPENDA Kota Pontianak dengan aktor terkait, serta DISPENDA Kota Pontianak hanya melakukan sosialisasi atau penyampaian mengenai wajib pajak, namun tidak adanya sosialisasi mengenai wajibnya melakukan pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pontianak, dan masih kurangnya kesadaran masyarakat (wajib pajak) untuk melakukan pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan. Saran dari peneliti adalah pihak implementor supaya meningkatkan kerjasama dengan aktor terkait, selain itu perlunya sosialisasi atau penyampaian terhadap masyarakat mengenai wajibnya melakukan pemindahan hak jual beli, serta adanya teguran bagi wajib pajak yang menunda melunasi BPHTB pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan. Kata-kata Kunci :
Implementasi, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan Bangunan, Kota Pontianak
IMPLEMENTATION OF THE POLICIES ON LAND AND BUILDING TITLE TRANSFER FEE (BPHTB) IN THE TRANSFER OF THE RIGHTS TO PURCHASE AND SALES OF LAND AND BUILDINGS IN PONTIANAK CITY Abstract The purpose of this study is to find out about the implementation of the Policies on Land and Building the Title Transfer Fee (BPHTB)in the transfer of the rights to purchase and sales of land and buildings in Pontianak City, which has been implemented by the Regional Tax and Revenue Office (DISPENDA) of Pontianak. the problems that occured regarding the transfer of the right to purchase and sales of land and buildings which generates income of the BPHTB, are that there are still many people buying and selling land and buildings who have not go through the process of the BPHTB in the transfer of the rights to purchase and sales of land and buildings, as well as the lack of socialization regarding the necessity of the process of BPHTB when purchasing and selling land and buildings. The theory used in analyzing the policy implementation the process of BPHTB in Pontianak City is by Charles O. Jones whith the following indicators: organization, interpretation, and
1 MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
application. This study was descriptive research with a qualitative approach. The ressult of the study showed that to date the purchase and sales of land and buildings still have problems, due to lack of coordination between the DISPENDA of Pontianak City and relevant actors. In addition, the DISPENDA of Pontianak City only disseminates information about taxpayers, but lack the socialization regarding requirement for the transfer of the rights to purchase and sales of land and buildings to increase locally generated revenue (PAD) of Pontianak, and also there is a lack of public awareness (taxpayers) to perform the transfer of the rights to purchase and sales of land and buildings. Suggestions from this research: The implementor should improve cooperation whith relevant actors. In addition, there is a need to disseminate information the public about the necessity of the transfer of the rights to purchase and sales of land and buildings are well as warning the taxpayers who delated the payment for the BPHTB in the transfer of the rights to purchase and sales of land and buildings. Keywords: Implementation, Land and Building Title Transfer Fee (BPHTB), Transfer of the Rights to Purchase and Sales of Land and Buildings, Pontianak City
tanah, maka semakin besar pula kinerja
A. PENDAHULUAN
implementor Kota Pontianak merupakan ibukota
dalam
mengimplementasikan
kebijakan
Provinsi Kalimantan Barat menjadikan
pemungutan pajak atas jual beli tanah
Kota Pontianak menjadi salah satu wilayah
melalui Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
yang
pertumbuhan
Bangunan (BPHTB) Pemindahan Hak
diantaranya
milik atas Jual Beli Tanah dan Bangunan.
cepat
penduduknya,
dalam hal
ini
dikarenakan Kota Pontianak sebagai pusat
Di
pemerintahan,
pemungutan
ekonomi,
maupun
kota
Pontianak
yang
pajak
melakukan
adalah
Dinas
pembangunan infrastruktur yang lebih
Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota
pesat dibandingkan dangan kota lain yang
Pontianak.
berada di Kalimantan Barat. Seiring dengan
perkembangan
zaman
Dasar pengelolaan pendapatan daerah
maka
adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun
pertumbuhan penduduk di Kota Pontianak
2009 tentang pajak daerah dan retribusi
semakin meningkat, hal ini didukung pula
daerah,
dengan bertambahnya kebutuhan akan
kewenangan
tanah diantaranya sebagai pemukiman
pemungutan pajak. Dalam Undang-undang
masyarakat. Tanah memberikan manfaat
Nomor 28 Tahun 2009 ini terdapat empat
kegunaan dalam berbagai aspek kehidupan
jenis pajak yang dialihkan ke Pemerintah
pemiliknya, baik dalam aspek ekonomi,
Daerah
sosial, dan termasuk dalam hubungannya
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
dengan pembangunan (sutedi 2014:9).
(BPHTB)
Semakin meningkatnya kebutuhan akan
diperoleh karena adanya pemindahan hak
pemerintah
daerah
yang
salah
satunya
diberikan
besar
adalah
dalam
Bea
pada ayat (1) yaitu BPHTB
2 MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
karena jual beli, pewarisan, hibah dan lain
Pontianak, pada pasal 53 tentang Bea
sebagainya. Yang sebelumnya menjadi
Perolehan Hak Atas Tanah dan bangunan
wewenang
khususnya pada ayat (3) bagian (a) yaitu
pemerintah
pusat
kepada
pemerintah daerah, merupakan kebijakan
BPHTB
yang diambil oleh pemerintah dalam
pemindahan hak jual beli, pewarisan,
sistem perpajakan. Kebijakan BPHTB buat
hibah, lelang dan lain sebaginya. Sejalan
untuk
dengan
diberlakukannya
Daerah (PAD) Kota Pontianak, BPHTB
tersebut,
setiap
diperoleh
melakukan
meningkatkan
Pendapatan
diantaranya
karena
Asli
adanya
diperoleh
karena
adanya
peraturan
masyarakat
pemindahan
hak,
yang wajib
pungutan pajak pemindahan hak jual beli,
membayar pajak pemindahan hak sebesar
yaitu setiap masyarakat yang melakukan
5% dari nilai perolehan objek pajak,
pembelian tanah dan bangunan harus
pemungutan perolehan pajak ini dibuat
melunasi BPHTB pemindahan hak jual
untuk meningkatkan pendapatan daerah
beli. Kebijakan pemindahan hak dari
Kota
pemerintah pusat ke pemerintah daerah
masyarakat yang mengurus balik nama
sudah tepat dilakukan, namun yang tidak
kepemilikan
kalah pentingnya adalah bagaimana proses
dapat meningkatkan penerimaan daerah.
kebijakan tersebut berhasil atau tidaknya
Balik nama sertifikat tanah sendiri baru
diimplementasikan,
akan dilakukan oleh Badan Pertanahan
sehingga
daerah
Pontianak
dengan
sertifikat
tanah-nya
Nasional
BPHTB pemindahan hak jual beli tanah
tersebut
dan bangunan.
dibuktikan dengan tanda bukti setor pajak
mendapatkan
sudah
pajak
akan
benar-benar dapat melakukan pemungutan
Untuk
apabila
banyaknya
dibayar
pemindahan lunas,
yang
pengelolaan
pemindahan hak (BPHTB) Pemindahan
pajak yang maksimal dalam peningkatan
Hak Jual Beli Tanah dan bangunan.
pendapatan
Adanya
daerah,
diperlukan
suatu
syarat
pelunasan
pajak
kebijakan atau program yang diambil oleh
pemindahan hak sebelum proses balik
pemerintah daerah Kota Pontianak, karena
nama pada sertifikat tanah bertujuan untuk
pentingnya pemindahan hak jual beli
meningkatkan PAD dan pentingnya balik
sebagai sumber penerimaan Pendapatan
nama pada sertifikat tanah itu sendiri
Asli
ini
sebagai kepemilikan tanah yang sah
pemerintah Kota Pontianak mengeluarkan
dimata hukum, untuk menghindari apabila
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 6
suatu
Tahun 2010 Tentang Pajak Daerah Kota
kepemilikan tanah.
Daerah
(PAD),
dalam
hal
saat
terjadi
sengketa
atas
3 MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Berdasarkan data yang penulis peroleh
Dalam hal ini yaitu sebesar 30%
dari Budi Prasetiyono, SH Notaris/PPAT
sertifikat jual beli yang belum melunasi
Kota Pontianak, jumlah pemindahan hak
BPHTB Pemindahan Hak Jual Beli,
jual beli tanah dan bangunan Kota
sehingga bisa di proses untuk pemindahan
Pontianak lebih tinggi dari pada jumlah
hak balik nama jual beli tanah dan
pemindahan hak karena pewarisan, hibah,
bangunan
lelang dan lain sebaginya. Namun pada
Berdasarkan
pemindahan hak jual beli masih ada
menunjukan bahwa implementor masih
kendala, yaitu pada tahun 2015 jumlah jual
memiliki
beli tanah dan bangunan di Kota Pontianak
implementasi
sebanyak 70% sertifikat dan jumlah jual
pemindahan hak
beli yang sudah melakukan pemindahan
bangunan yang tidak mencapai 100%
hak, sedangkan 30% sisanya belum bisa di
pemindahan hak. Walaupun realisasi PAD
proses untuk melakukan pemindahan hak,
dan BPHTB di Kota Pontianak pada tahun
dikarenakan masyarakat telah memiliki
2015 sudah mencapai target, namun
kuitansi
memiliki
permasalahan yang terjadi pada pajak
sertifikat tanah yang belum balik nama,
BPHTB pemindahan hak jual beli yang
menganggap bahwa pemindahan hak telah
hanya mencapai 70% dan sisanya 30%
sah dan belum bisa di proses dikarenakan
belum tercapai.
belum
pembayaran
melunasi
dan
pajak
di
BPN
Kota
Pontianak.
data
yang
diperoleh
kendala
pada
kebijakan
proses BPHTB
jual beli tanah dan
BPHTB
Implementasi kebijakan pemindahan
Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan
hak perlu adanya pemahaman isi dan
Bangunan, maupun kurangnya kesadaran
tujuan
masyarakat untuk melunasi pajak BPHTB
kebingungan terhadap apa yang akan
pemindahan hak sebesar 5% dari objek
dilakukan oleh para pelaksana kebijakan,
pajak. Adapun proses pembayaran pajak
baik yang diperlukan oleh pelaksana
BPHTB pemindahan hak jual beli tanah
kebijakan maupun penyampaian informasi
dan bangunan ini, sesuai SOP yang telah
yang diberikan kepada masyarakat yang
ditetapkan DISPENDA adalah selama 7
dilakukan secara terbuka dan berkala.
hari kerja, namun pada kenyataanya waktu
Namun pada proses kebijakan BPHTB
yang ditentukan untuk melakukan proses
pemindahan hak jual beli tanah dan
pemindahan hak memakan waktu lebih
bangunan Kota Pontianak, berdasarkan
dari 7 hari kerja.
informasi
kebijakan
yang
agar
penulis
tidak
peroleh
terjadi
dari
pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota 4 MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Pontianak, belum ada sosialisasi khusus
Akta
yang
mengeluarkan akta jual beli tanah, Dinas
diberikan
DISPENDA
Kota
Tanah
sebagai
Pendapatan
kepada
wajibnya
sebagai instansi yang mengelola perolehan
melakukan pembayaran pajak BPHTB
pajak BPHTB pemindahan hak jual beli
pemindahan hak jual beli tanah dan
tanah dan bangunan di Kota Pontianak
bangunan, sebagai syarat untuk melakukan
sampai dengan Badan Pertanahan Kota
proses pemindahan hak dan balik nama
Pontianak
selaku
pada sertifikat kepemilikan tanah yang sah
memiliki
wewenang
dimata hukum dan hasil prolehan wajib
kepemilikan tanah pada pengalihan hak
pajak
balik nama jual beli tanah dan bangunan,
tentang
pemindahan
tersebut
untuk
menambah PAD Kota Pontianak.
pemerintah
kota
Pontianak
implementor
yang
pendataan
ulang
untuk memberikan perlindungan hukum
Keberhasilan implementasi dari suatu kebijakan
Kota
yang
Pontianak, maupun Badan Pertanahan masyarakat
Daerah
pihak
Pontianak
atas pemindahan hak kepemilikan tanah yang sah.
tergantung pada proses tingkat kerja
Berdasarkan dari latar belakang masalah
implementor kebijakan, yang mana dalam
yang dikemukanan, maka penulis tertarik
hal ini dijalankan oleh Dinas Pendapatan
untuk melakukan penelitian mengenai
Daerah Kota Pontianak. Apabila kebijakan
“Implementasi Kebijakan Bea Perolehan
pemerintah
Hak
yang
telah
diusul
tidak
atas
Tanah
dan
Bangunan
diimplementasikan dengan baik maka
Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan
tidak menutup kemungkinan kebijakan
Bangunan Kota Pontianak.
tersebut tidak akan sampai dengan tujuan yang diinginkan oleh pembuat kebijakan.
Penelitian memfokuskan
ini
akan
lebih
implementasi
proses
Proses BPHTB pemindahan hak jual
kebijakan bea perolehan hak atas tanah dan
beli tanah dan bangunan bukan hanya
bangunan pemindahan hak jual beli tanah
dilaksanakan
dan bangunan Kota Pontianak.
oleh
satu
lembaga
pemerintah saja melainkan antar lembagalembaga,
tahapan
yang
Tujuan dari penelitian ini adalah
panjang
Untuk mengetahui Proses Implementasi
pemindahan hak jual beli tidak terlepas
Kebijakan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dari implementor kebijakan. Yaitu oleh
dan Bangunan Pemindahan Hak Jual Beli
Notaris sebagai yang mengesahkan adanya
Tanah Dan Bangunan Kota Pontianak.
tanda tangan sebagai proses perjanjian jual beli di bawah tangan, Pejabat Pembuat 5 MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Menurut
B. TINJAUAN PUSTAKA
Winarno
(2002:147)
Implementasi kebijakan dipandang dalam Kajian kebijakan publik ada beberapa fokus
penelitian
implementasi kebijakan E.Anderson
yaitu
formulasi,
pengertian yang luas, merupakan “tahap dari
proses kebijakan
segera
setelah
dan
evaluasi.
Kajian
penetapan undang-undang, implementasi
publik
menurut
James
dipandang secara luas mempunyai makna
(dalam
subarsono,2011:2)
pelaksanaan
undang-undang
di
mana
mendefenisikan “kebijakan publik sebagai
berbagai aktor, organisasi, prosedur dan
kebijakan yang di tetapkan oleh badan-
teknik
badan dan aparat pemerintah”. Sedangkan
menjalankan kebijakan atau program-
menurut
program”.
Thomas
R.
Dye
(dalam
bekerja
bersama-sama
untuk
subarsono,2011:2) adalah “Apapun pilihan
Model yang digunakan sebagai
pemerintah untuk melakukan atau tidak
penelitian ini adalah model Charles O.
melakukan (public policy is whatever
Jones
goverments choose to do or not to do)".
mengatakan bahwa imlementasi kebijakan
Implementasi
kebijakan
(dalam
Widodo,
2012:89)
(dalam
adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan
Winarno, 2002:147) merupakan “tahap
untuk mengoperasikan sebuah program
yang krusial dalam proses kebijakan
dengan
publik”. Suatu program kebijakan harus
utama kegiatan, yaitu:
diimplementasikan
1.organisasi,
agar
mempunyai
memperhatikan
yaitu
tiga
siapa
aktivitas
saja
yang
dampak atau tujuan yang diinginkan.
melaksanakan kebijakan pemindahan hak
Implementasi suatu program melibatkan
jual beli tanah dan bangunan, dan siapa
upaya-upaya
pelakunya serta bagaimana kerjasama
policy
maker
untuk
mempengaruhi prilaku birokrat pelaksana
antar
agar bersedia memberikan pelayanan dan
pelaksana kebijakan tersebut. Kemudian,
mengatur prilaku birokrat pelaksana agar
bagaimana DISPENDA Kota Pontianak
bersedia memberikan
yang
menetapkan tata kerja (juklak dan juknis)
sasaran.
serta koordinasi antara instansi lainnya
mengatur
prilaku
Implementasi
pada
pelayanan
kelompok sisi
yang
lain
yang
unit-unit
akan
yang
menjadi
melaksanakan
pelaku
kebijakan
merupakan fenomena yang kompleks yang
pemindahan hak jual beli tanah dan
mungkin dapat dipahami sebagai suatu
bangunan.
proses, suatu keluaran (output) maupun
2. interpretasi, adalah penjelasan dari suatu
sebagai dampak (outcome).
kebijakan
dalam
bahasa
yang
lebih 6
MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
operasional dan mudah dipahami sehingga
C. METODE PENELITIAN
dapat dilaksanakan dan diterima oleh para pelaku dan sasaran kebijakan. Dalam hal
Dalam
penelitian
ini
penulis
ini, peneliti melihat bagaimana Dinas
menggunakan
Pendapatan
dengan jenis penelitian deskriptif, yaitu
Daerah
Kota
Pontianak
pendekatan
kualitatif
mampu menjelaskan kebijakan BPHTB
mendeskipsikan
Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan
Implementasi
Bangunan ini kepada target group atau
Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan
kelompok-kelompok yang menjadi sasaran
Bangunan
dari kebijakan tersebut.
menyarankan
3.aplikasi, adalah aktivitas penyediaan
dilakukan oleh peneliti berdasarkan fakta.
pelayanan secara rutin, sesuai dengan
bagaimana
Proses
Kebijakan
Kota
BPHTB
Pontianak
agar
yang
penelitian
Langkah-langkah
yang
penelitian
yang
tujuan dan sasaran kebijakan yang ada.
dilakukan oleh peneliti dalam penelitian
Atau ketentuan rutin dari pelayanan,
ini adalah sebagai berikut :
pembayaran atau lainnya yang disesuaikan
1. Mengkaji Pustaka
dengan tujuan atau perlengkapan program.
Peneliti mencari teori-teori kebijakan
Bagan 1 Bagan kerangka pikir
dan menemukan dan memahami teori
Peraturan Daerah Kota Pontianak No.6 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah Kota Pontianak Peraturan Walikota Pontianak No. 76 tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Kota Pontianak
implementasi mempelajari
Peraturan
Undang-Undang dengan
Fenomena : Masih banyaknya masyarakat yang belum melunasi BPHTB pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan, selain itu adanya proses administrasi yang panjang dalam pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan, dan kurangnya sosialisasi dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak dan koordinasi dengan aktor-aktor yang terlibat dalam kebijakan ini, kepada masyarakat mengenai wajibnya membayar pajak BPHTB Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan Bangunan.
kebijakan.
Kemudian Daerah dan
yang
berkenaan
permasalahan
Implementasi
Kebijakan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Pemindahan Hak Jual
beli
Tanah
dan
Bangunan.
Kemudian mencari dokumen-dokumen untuk mengkaji permasalahan yang
Teori : Proses Implementasi kebijakan Menurut Charles O. Jones (dalam Widodo, 2012:89) : 1. Organisasi (organization) 2. Interpretasi (interpretation) 3. Aplikasi (application)
diambil
yaitu
dapat
mencari
dari
instansi pemerintah yang berkenaan dengan permasalahan. 2. Penelitian Lapangan
Output : Proses Implementasi Kebijakan Pemindahan Hak Dapat Terlaksana, dan Jumlah BPHTB Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan Bangunan Kota Pontianak Sesuai dengan jumlah Jual Beli Tanah dan Bangunan di Kota Pontianak.
Peneliti terjun langsung ke lapanagan untuk mencari informasi dan data sedalam-dalamnya
dengan 7
MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
menggunakan metode penelitian yaitu instrumen
pengumpul
dengan
data, berarti merangkum, memilih hal-hal
pedoman
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
wawa, dan alat pencatat dokumen.
yang penting dan mencari benang merah
teknik pengumpulan data yaitu dengan
dari data-data yang terkumpu, sehingga
melakukan
pengamatan
memudahkan peneliti untuk mengambil
secara langsung untuk memperoleh data
kesimpulan. dan terakhir yaitu penarikan
yang
kesimpulan.
mengunakan
check
wawancara
list,
observasi
sebenarnya dengan
data
Teknik analisis data meliputi reduksi
sesuai
fakta,
para
subjek
penelitian serta dokumentasi . Adapun
subyek
Teknik
keabsahan
data
menggunakan triagulasi sumber dalam penelitian ini, dalam penelitian ini sebagai
penelitian
yang
informan triagulasi sumber yaitu informan
menjadi informan dalam penelitian dan
Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak,
selanjutnya akan diwawancaria adalah :
Badan
a. Notaris/PPAT Budi Prasetiyono, SH
Notaris/PPAT Budi Prasetiyono, SH serta
b. Kabid Pendaftaran, Penetapan dan
masyarakat Kota Pontianak.
Pertanahan
Kota
Pontianak,
Piutang di Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak. c. Kasi Pengembangan dan Pengawasan di Dinas
Pendapatan
Daerah
D. HASIL
Kota
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Pontianak. d. Sub Seksi Peralihan Hak dan PPAT di Badan Pertanahan Kota Pontianak e. Masyarakat
wajib
pajak
BPHTB
1.
Organisasi organisasi dalam hal ini memiliki
dampak
dalam
proses
implementasi
Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan
kebijakan, yang dilihat dari tujuan awal
Bangunan berjumlah 5(lima) orang,
dari organisasi yaitu untuk menjalankan
yang penulis temui saat melunasi pajak
kebijakan yang telah dirancang (Jones,
pemindahan hak jual beli di Dinas
1996:311).
Pendapatan daearah Kota Pontianak dan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
saat mengurus pemindahan hak jual beli
Kabid Pendaftaran, Penetapan dan Piutang
tanah dan bangunan untuk melakukan
DISPENDA Kota Pontianak, organisasi
balik nama sertifikat tanah di kantor
yang
Badan Pertanahan Kota Pontianak.
Pendapatan
terlibat
diantaranya
Daerah
Kota
Dinas Pontianak
khususnya bidang pendaftaran, penetapan 8 MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dan piutang serta bidang pengawasan dan
menjadi rencana dan pengarahan yang
pengembangan yang terlibat dalam proses
tepat
BPHTB pemindahan hak jual beli. Aktor
dilaksanakan. Interprestasi dimaksudkan
terkait yaitu Badan Pertanahan Nasional
agar
Kota Pontianak khususnya Sub Seksi
kebingungan dalam melaksanakan suatu
Peralihan pembebanan hak dan PPAT. Dan
kebijakan. Sebagaimana yang diungkapkan
Notaris/PPAT Kota Pontianak sebagai
oleh George C. Edwards (dalam Jones,
pelaksana terkait yang dianggap sebagai
1996:320) bahwa kebutuhan utama bagi
pelaksana wajib pajak yang masuk dalam
keefektivan pelaksana kebijakan bahwa
rangkaian
mereka
untuk
menjelaskan
kepada
dan
dapat
implementor
yang
diterima
tidak
serta
mengalami
menerapkan
keputusan
masyarakat yang berkaitan dengan wajib
haruslah tahu apa yang seharusnya mereka
untuk melakukan proses pemindahan hak
lakukan.
jual beli dengan melunasi BPHTB.
Adapun
Kebijakan ini telah diatur dalam Perda
dasar
hukum
atau
arahan
kebijakan pemindahan hak jual beli tanah
Kota Pontianak Nomor 6 Tahun 2010
dan bangunan sebagai berikut:
Tentang Pajak Daerah Kota Pontianak,
a. Peraturan
Daerah
Kota
Pontianak
pada pasal 53 tentang Bea Perolehan Hak
Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Pajak
Atas Tanah dan bangunan (BPHTB)
Daerah Kota Pontianak, pada pasal 53
khususnya pada ayat (3) bagian (a) yaitu
tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah
BPHTB
diperoleh diantaranya karena
dan bangunan khususnya pada ayat (3)
adanya pemindahan hak karena jual beli.
bagian (a) yaitu BPHTB diperoleh
Dan Perwa Kota Pontianak Nomor 76
karena adanya pemindahan hak karena
Tahun 2013 tantang Sistem dan Prosedur
jual beli.
pemungutan Bea Perolehan Hak Atas
b. Peraturan
Daerah
Kota
Pontianak
Tanah dan Bangunan (BPHTB) di Kota
Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Pajak
Pontianak.
Daerah Kota Pontianak, pada pasal 59 Pejabat Pembuat Akta Tanah/Notaris
2. Interpretasi
hanya
dapat
menandatangani
akta
Menurut Charles O’Jones tahap kedua
Pemindahan Hak Hak Jual beli Tanah
dalam proses implementasi kebijakan yaitu
dan Bangunan setelah Wajib Pajak
interpretasi. Menurut Jones (1996:296)
menyerahkan bukti pembayaran pajak
Interprestasi merupakan tahap menafsirkan
pemindahan
hak
jual
beli
setelah
agar program (seringkali dalam hal status) 9 MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dikeluarkan oleh Dinas Pendapatan
sesuai
Daerah Kota Pontianak.
kebijakan yang ada.
c. Peraturan Walikota Pontianak Nomor
dengan
tujuan
dan
sasaran
Namun berdasarkan hasil wawancara
76 tahun 2013 tentang Sistem dan
peneliti
Prosedur Pemungutan Bea Perolehan
Pontianak bahwa sekitar 30% masyarakat
Hak
Kota Pontianak yang melakukan jual beli
atas
Tanah
dan
Bangunan
(BPHTB) di Kota Pontianak
dengan
Notaris/PPAT
Kota
tanah dan bangunan di Kota Pontianak
d. PP 24 mengenai Peralihan Hak tahun
belum melunasi BPHTB pemindahan hak
1997 Nomor 97 ayat (1) adanya
jual beli, hal ini juga didukung dengan data
peralihan hak jual beli
yang peneliti dapatkan dari DISPENDA
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kota Pontianak yaitu pada tahun 2015
Analisis Perencanaan DISPENDA Kota
jumlah pemohon pemindahan hak jual beli
Pontianak,
sebanyak
bahwa
DISPENDA
Kota
8.202
pemohon,
sedangkan
Pontianak sebagai implementor dalam
jumlah pemohon pemindahan hak jual beli
kebijakan ini telah melakukan sosialisasi
yang sudah melakukan pembayaran 5.795
atau penyampaian kepada masyarakat
pemindahan hak jual beli, dan sisanya
wajibnya membayar pajak, namun tidak
yaitu 2.407 belum melakukan pembayaran
ada
pemindahan hak jual beli.
sosialisasi
khusus
mengenai
pentingnya melakukan proses BPHTB pemindahan
hak
jual
beli
dengan
Dalam hal ini walaupun realisasi BPHTB
yang
merupakan
salah
satu
membayar pajak BPHTB pemindahan hak
perolehan dari pemindahan hak jual beli
jual beli tanah dan bangunan, bagi
tanah dan bangunan sudah mencapai
masyarakat yang melakukan jual beli tanah
110,86% (sudah mencapai target), namun
di Kota Pontianak
pada pemindahan hak jual beli tanah dan bangunan, masih banyak masyarakat Kota Pontianak yang melakukan jual beli tanah
3. Aplikasi Menurut Widodo (2012:94) tahap aplikasi
merupakan
tahap
penerapan
dan bangunan, belum melakukan proses atau
pelunasan
wajib
pajak
BPHTB
rencana pelaksanaan proses implementasi
Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan
ke dalam realitas nyata. Dalam hal ini
Bagunan.
DISPENDA
Kota
Pontianak
menyediakan
pelayanan
secara
telah rutin,
10 MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pada proses BPHTB Pemindahan hak Jual
E. KESIMPULAN
Beli yang seharusnya selesai 7 hari kerja Berdasarkan paparan yang penulis
hingga validasi pembayaran, namun lebih
peroleh tentang Implementasi Kebijakan
dari
7
hari,
hal
ini
menyebabkan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
banyaknya masyarakat yang mengurus
Bangunan Pemindahan Hak Jual Beli
Pemindahan Hak Jual Beli menggunakan
Tanah dan Bangunan Kota Pontianak,
jasa
maka ada beberapa hal yang dapat ditarik
menyebabkan ada beberapa Notaris/PPAT
kesimpulan dari pembahasan tersebut:
yang melakukan kecurangan mengenai
Notaris/PPAT,
sehingga
nilai objek pajak. Dan masih banyak wajib 1.
pajak BPHTB pemindahan hak jual beli
organisasi
Organisasi
dalam
menjalankan
tanah dan bangunan Kota Pontianak yang
Implementasi Kebijakan Bea Perolehan
tidak menginformasikan letak objek pajak
Hak
Bangunan
secara jelas dan tidak menyampaikan
Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan
besarnya NJOP Pemindahan Hak Jual Beli
Bangunan Kota Pontianak menunjukan
Tanah dan Bangunan secara benar. Serta
bahwa,
tidak adanya sangsi/hukuman bagi Wajib
atas
Tanah
Pegawai
dan
DISPENDA
sebagai
koordinator pelaksana kebijakan tidak ada
Pajak
pelatihan
dalam
melakukan kecurangan mengenai besarnya
menetapkan NJOP dari proses adanya
NJOP. Dan adanya kenaikan NJOP pada
BPHTB Pemindahan Hak Jual Beli Tanah
tahun 2013 hingga tahun 2014 sebesar
dan Bangunan. Sedangkan pada proses
58,46%, dan kenaikan NJOP pada tahun
pelunasan BPHTB Pemindahan Hak Juala
2014
Beli sebagaian masyarakat Kota Pontianak
sehingga
mengurus BPHTB Pemindahan Hak Jual
permohonan
Beli menggunakan jasa Notaris/PPAT
Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan
dikarenakan proses BPHTB Pemindahan
Bagunan. Dan masih kurangnya peralatan
Hak
di
pengawasan untuk melakukan pengecekan
DISPENDA memakan waktu yang cukup
lapangan, yang mengakibatkan lamanya
lama
walaupun
DISPENDA menentukan tafsiran objek
BPHTB
pajak BPHTB Pemindahan Hak Jual Beli
Pemindahan Hak Jual Beli telah memiliki
Tanah dan Bangunan yang harus dibayar.
SOP kenyataan di lapangan masih ditemui
Pada koordinasi DISPENDA dengan BPN
pelayanan
Jual
tidak
pelayanan
Beli
maupun
yang
sesuai pelunasan
dilakukan
SOP, pajak
maupun
hingga
Notaris/PPAT
2015
sebesar
yang
23,94%,
mempengaruhi
jumlah
pembayaran
BPHTB
11 MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
hanya menyampaikan jumlah Permohonan
pemindahan
Pendaftaran yang sudah validasi melunasi
melakukan proses pemindahan hak jual
pembayaran BPHTB Pemindahan Hak
beli tanah dan bangunan. Namun tidak
Jual Beli di Dinas Pendapatan Daearah
adanya sosialisasi yang dilakukan BPN
Kota
selaku
Pontianak,
namun
tidak
ada
hak
jual
beli
implementor
sebelum
pendukung
koordinasi mengenai naiknya NJOP (Nilai
dikarenakan tidak adanya biaya sosialisasi
Jual
kepada
Objek
Pajak)
Kota
kurangnya koordinasi
Pontianak,
masyarakat.
Masyarakat
Kota
yang dilakukan
Pontianak mendukung adanya kebijakan
antara implementor/aktor terkait dengan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
pelaksanaan pemungutan dan pengelolaan
Bangunan Pemindahan Hak Jual Beli
BPHTB pemindahan hak jual beli tanah
Tanah dan Bangunan Kota Pontianak,
dan
DISPENDA,
namun DISPEDA lama dalam menentukan
Notaris/PPAT, dan BPN. Terbukti bahwa
besarnya tafsiran harga NJOP Pemindahan
DISPENDA kurang koordinasi kepada
Hak Jual Beli Tanah dan Bangunan yang
PPAT mengenai tafsiran harga NJOP yang
harus
harus di bayar.
penyampaian mengenai besarnya tafsiran
bangunan.
Seperti
di
bayar.
Serta
tidak
adanya
harga NJOP yang di tentukan DISPENDA. 2.
Interpretasi Interpretasi
pada
proses
BPHTB
Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan
3.
Aplikasi Aplikasi
proses
Implementasi
Bangunan Kota Pontianak, DISPENDA
Kebijakan Bea Perolehan Hak atas Tanah
Kota
melakukan
dan Bangunan Pemindahan Hak Jual Beli
sosialisasi mengenai wajibnya pajak akan
Tanah dan Bangunan Kota Pontianak,
tetapi sosialisasi yang dilakukan tidak
berdasarkan data dari Notaris/PPAT yang
rutin, dan tidak ada sosialisasi khusus
sebelumnya peneliti peroleh bahwa 30%
mengenai wajibnya pelunasan BPHTB
sertifikat tanah di Kota Pontianak belum
pemindahan hak jual beli tanah dan
melakukan Pemindahan Hak Jual Beli
bangunan untuk mrlakukan pemindahan
Tanah dan Bangunan dikarenakan belum
hak
aktor
melunasi BPHTB Pemindahan hak jual
penyampaian
beli, hal ini juga dibuktikan dengan adanya
Pontianak
dan
pendukung
telah
Notaris/PPAT melakukan
selaku
kepada masyarakat yang melakukan jual
jumlah
beli
Pemindahan Hak Jual Beli DISPENDA
tanah
dan
bangunan
mengenai
wajibnya melakukan pelunasan BPHTB
yang
permohonan
belum
seluruhnya
pelayanan
melakukan 12
MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
pembayaran BPHTB Pemindahan Hak
kecurangan mengenai NJOP. Serta
Jual Beli dengan menunda pembayaran
adanya
BPHTB Pemindahan Hak Jual Beli.
pelayanan BPHTB Pemindahan Hak
Walaupun penetapan target Bea Perolehan
Jual Beli dengan SOP yaitu 7 hari
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
kerja, dan adanya pemberitahuan dari
realisasinya telah mencapai target, yaitu
DISPENDA
lebih
Notaris/PPAT
dari
100%,
namun
pada
kesesuaian
penyelesaian
kepada
BPN
maupun
dan
masyarakat
kenyataannya jumlah Pemindahan Hak
mengenai tafsiran NJOP yang di
Jual Beli Tanah dan Bangunan yang
tentukan DISPENDA. Dan Walikota
merupakan salah satu perolehan yang
Pontianak hendaknya memantau serta
diperoleh dari (BPHTB) belum seluruhnya
mengevaluasi pelaksanaan Perda no 6
melakukan pemindahan, dalam hal ini
tahun 2010 tentang Pajak Daerah,
pada aplikasinya dapat diketahui bahwa
untuk melihat kelemahan ataupun
masih rendahnya target yang ditentukan
kekurangan dalam sistem koordinasi
DISPENDA.
yang belum jelas yang seharusnya dilakukan DISPENDA. 2.
Pada
interprestasi
perlu
adanya
sosialisasi khusus mengenai wajibnya
F. SARAN
membayar BPHTB Pemindahan Hak 1.
Pada bagian Organisasi seharusnya
jual
DISPENDA
Pontianak
Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan
pelayanan
Bangunan, soaialisasi yang rutin serta
mengenai proses kebijakan BPHTB
terjadwal dengan baik, dan perlunya
Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan
penyampaian lewat Kelurahan, Ketua
Bangunan dikarenakan Dispenda tidak
RT maupun media masa. Untuk
hanya melakukan tugas di kantor
mendukung hasil yang lebih baik lagi
tetapi juga melakukan peninjauan
sosialisasi
lapangan terhadap NJOP lapangan di
adanya Baliho untuk tidak menunda
Kota
dapat
wajib pajak BPHTB Pemindahan Hak
menerapkan
Jual Beli, karena hasil perolehan
kebijakan. Seharusnya adanya sangsi
Pemindahan Hak Jual Beli tersebut
bagi
maupun
untuk pembangunan Kota Pontianak.
melakukan
seharusnya adanya dana sosialisasi
melaksanakan
Kota pelatihan
Pontianak
ditingkatkan
Wajb
Notaris/PPAT
mungkin
dalam
Pajak yang
beli
untuk
bisa
melakukan
dilakukan
dengan
13 MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
yang dilakukan oleh BPN, karena
pemikiran-pemikiran
sosialisasi yang dilakukan oleh BPN
tulisasn. Selain itu, kurangnya pengalaman
dirasa
melakukan penelitian ilmiah. Kelemahan
perlu
untuk
kesadaran
meningkatkan
masyarakat
bentuk
untuk
tersebut khususnya keterbatasan dalam
melakukan proses pemindahan hak ual
melakukan wawancara, teknik pengmpulan
beli
Kota
data dan analisis data. Keterbatasan yang
Pontianak. dan perlunya penyampaian
peneliti rasakan juga adanya keterbatasan
mengenai tafsiran NJOP yang di
waktu yang dimiliki invorman sehingga
tentukan
dalam wawancara ada beberapa informan
tanah
dan
oleh
banguna
DISPENDA,
baik
penyampaian atau sosialisasi kepada
yang
masyarakat,
yang sanggat sederhana (singkat) dan tidak
maupun
BPN
dan
Notaris/PPAT. 3.
kedalam
memberikan
pendapat/pernyataan
mendalam.
Perlunya kesesuaian antara target dan realisasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang
G. REFERENSI
di tentukan oleh DISPENDA, sesuai dengan yang terjadi di lapangan dikarenakan Pemindahan Hak Jual Beli Tanah dan Bangunan yang merupakan salah satu perolehan dari BPHTB, dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum melakukan proses
BPHTB
Pemindahan
Hak
Balik Nama Jual Beli Tanah dan
Buku : Agustino, Leo.2012.Dasar-Dasar Kebijakkan Publik. Bandung : Alfabeta Gulo, W. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo Islamy, M. Irfan. 20017. Primsip-Prinsip perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta : Bumi Aksara Masyhuri. Zainuddin. 2009. Metodologi Penelitian “Pendidikan Praktis & Aflikatif”. Bandung : PT.Refika Aditama.
Bangunan.
3. KETERBATASAN PENELITIAN Di dalam proses penelitian yang dilakukan, peneliti memiliki beberapa kekurangan,
diantaranya
kurangnya
keterampilan peneliti dalam merangkai kalimat
yang
menyebabkan
peneliti
mengalami kesulitan untuk menuangkan
Moleong, J. Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya Subarsono, 2011. Analisis Kebijakan Publik.Yogyakarta : Pustaka Belajar Sugiyono. 2012 Memahami Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta 14
MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
..............., 2012. Memahami penelitian Kualitatif.Bandung : Alfabeta ..............., 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatf dan R&D.Bandung : Alfabeta
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Pontianak. FISIP UNTAN. 2015.
Suharto, Edi. 2012. Analisis Kebijakan Publik.Bandung : Alfabeta
Tesis : Alkadri. TESIS : Implementasi Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan di Kabupaten Sintang.Tesis.Pontianak:FISIP UNTAN. 2012
Sutedi, adrian. 2014. Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya. Jakarta : Sinar Grafika
Peraturan Perundang-undang : Undang Undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
..............., 2014. Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta : Sinar Grafika
Peraturan Daerah Kota Pontianak No6 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah Kota Pontianak
Syafri, Wirman dan Setyoko, Ismawan. 2010. Kebiajakan Publik yang Membumi Dan Etika Profesi Pamong Praja. Jatinangor:Alqa Prisma Incerdelta Tachjan, 2008. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung : AIPI Wahab, Solichin Abdul. 2005. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta : Bumi Aksara
PP Peralihan Hak tahun 1997 Nomor 97 ayat (1) adanya perelihan hak jual beli
Rujukan Elektronik: Bapeda.PontianakKota.go.id diakses 1 Juni 2016
Widodo, joko.2012. Analisis Kebijakan Publik :Konsep dan Aplikasi Proses Kebijakan Publik. Malang : Bayumedia. Winarno, Budi.2014. “Apakah kebijakan Publik ?” Konsep dan Aplikasi Analisis Proses kebijakan publik”. Yoyakarta : Media Pressindo ......................., 2014. Kebijakan Publik. Yogyakarta : PT.Buku Seru
Skripsi : Debbie Yuari Siallagan. SKRIPSI : Implementasi Pengalihan Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) ke Daerah Dalam 15 MEILYANTI PUTRI ANZANI, NIM. E01112074 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
i
i
\t4 tffi-..l
r
'-Jalen
PENGELOLA JT]RNAL MAHASISWA Prof. Dr. H. Ilsdart Nawewi, Pontienrk lfutrkPos 78124
LEMBAR PEqNYATAAN. PERSETUruAN UNGGAH / PUBLIKASI KARYA ILMIAH TJNTIJK JI.JRNAL ELEKTRONIK IV{AHASISWA Sebagai sivitas akadenrika Uuiversius Taqiungpura ymg bertandatangan di bawah
ini, saya:
NamaL,engkap
MM / Periodelulus Tanggal Lutus fakultas/ Jnrusan
Progran Studi E-mailad&€s/HP demi p6rrg€lribangm ilmu pengAahuan dan pemenuhan syarat adminisEgtif,kdulusm mahasiswa (Sl), Mahasiswa .......:($2{f.5d..,..'....'..-....--.-.-') pada -."yit,j"i nnOrk-mcmbcrikan kepada Pengclola Jurnal Fakultas lbnu sosil'dsr llmu Politik Universitas nogram-Stuai ..L.C.t1......... ......................... faain1gp1r4'Hak Bebas Royalti Non-ek*lusif (Non-exclusive Rolnlty-Free Nght) atas trya ilmish saya yang
berjudul*t)
:
\r..rp[cn^e,r{er. .:....}.;.............
Ft 5t!.F
o- B.o
Fi:iliii:;ii;:;::,:..t*:i.:.:j.-*i.:::l'-ii::
Pero tet^o.
n H.ts 4{'r fanah P.::.....-B.S:1..^.\^ "
$;h::il:i:::::!;il;]:.]Fiil.. Pii-d:iit
perar*a yang dip€dukan (bila ada). Dengm Hak Bebas Royalti Non-e&*lusif ini, Pengelola Jurnd d.** moif*ryq mcngatih{edid fo $d-km, mengelolanya dalm bentt* pugknlan dda bgs€(ta
(O6tasc) *r*g.uiUri*nrya, ddm€nryilkan/menpublilcasiknnryadi ttt€m€t darmedialain): '
fl
Secra/ullter
@content s&el
scsuai dengon dtmdarpenulis
jurnalymgffialr11
*ademis tmpa tmpa perlu meminta inn dtri saya selma teqr mcartrnlc8ilr nma taya sctagli paulis/ penciptadan nu pcncrtityang b€rsmghtall
11qtuk kcpeoaingB
Ssyib€r$cdia un1tlk mc|ruggung sesffa prbadi tmpa melit*kan pih* Pengelola Jumal, segglabentrk '-..-:lrutUm yq34imbtr! a*ldapgesr,an IIak Cipq dale krryi i16i"1t saya ini.
*tiomm
: Ponti^'.o t Dibuatdi . ' Padatanggsl' :
\^."id:l*4xs NIM. €outt-o?f
gof?ooztat oo3
Crah:
junat 'trlis rma
&zd/rir
sosuai prcdi
madng{asing toeiwe)
mendry* perseaujuan dari pengetola Jurnal, ber*as ini hrus di sco dalflm format PDF dan b€*gs (submissim sesuai proses unggah Uifaopi*m p"d" ;.p4 +i"a *diit
S€tel8h
a$s)
"renmy
.
=:=:: .':