PENGEMBANGAN MODUL KOMPETENSI DASAR MENGEMUKAKAN PERATURAN PERAWATAN, TUNJANGAN CACAT, DAN UANG DUKA BERBASIS KURIKULUM 2013 DI KELAS XI AP 1 SMK NEGERI 4 SURABAYA IKOMATUL HIMA MEYLIA ELIZABETH RANU Jurusan Pendidikan Ekonomi Program Studi Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, Kampus Ketintang Surabaya 60231 Email:
[email protected]
ABSTRAK Bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum menjadi penting ketika kurikulum 2013 diterapkan di sekolah. Salah satu bahan ajar tersebut adalah modul. Oleh karena itu, modul yang dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan modul, kelayakan modul, dan respons siswa. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan dengan model 4-D, yang meliputi empat tahap pengembangan. Subjek penelitian adalah 20 siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian, yaitu lembar validasi modul dan lembar angket respons siswa. Teknik analisis data secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian berupa; 1) pengembangan modul sudah berbasis kurikulum 2013, 2) kelayakan modul dari kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikan, diperoleh hasil rata-rata keseluruhan sebesar 81,25%, dengan kategori sangat layak, 3) respons siswa diperoleh hasil rata-rata keseluruhan sebesar 94,06%, dengan kategori sangat baik. Modul Kompetensi Dasar mengemukakan peraturan perawatan, tunjangan cacat, dan uang duka berbasis kurikulum 2013, secara keseluruhan dinyatakan sangat layak sebagai bahan ajar. Kata Kunci
: Pengembangan, Modul, Kurikulum 2013
ABSTRACT In accordance with curriculum 2013 expectation, teaching material is important to be applied in the learning process at school. One of teaching materials is a learning module and it should be developed according to the curriculum. The objectives of the study are to define the learning module development; to define the feasibility of the learning module, and to gain students’ responses. Moreover, the type of the study is development research which used 4-D model that consists of 4 phases. The subject of the study is 20 students of XI AP 1 class of SMK Negeri 4 Surabaya. Furthermore, the instruments used in the study are module validity paper and student’ response questionnaire. While quantitative descriptive was used as data analysis technique. The results of this study are able; 1) Module development has been curriculum 2013 based, 2) to determine module feasibility which consists of content feasibility, presentation feasibility, language feasibility, and graphic feasibility obtain 81.25% in average with high decent category, 3) to show students’ responses that obtain 94.06% in average with excellent category. Therefore, learning module of conveying treatment regulation, disability benefits, and money grief basic competence curriculum 2013 based is overall approved to be very decent as teaching material. Keywords
: Development, Learning Module, Curriculum 2013
pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
PENDAHULUAN Pendidikan berperan penting dalam
sumber daya manusia. Kualitas sumber daya
mencerdaskan kehidupan bangsa karena proses
manusia inilah yang akan menjadi penentu
1
kemajuan
bangsa.
Terlebih
seiring
kebutuhan,
perkembangan ilmu dan teknologi, manusia
dan
karakteristik
siswa
agar
mencapai hasil yang telah ditentukan.
dituntut memiliki keahlian dan kemampuan
Namun
kenyataannya,
masih
ada
sehingga mampu bersaing dan unggul. Oleh
beberapa bahan ajar yang disusun secara
karena itu, perlu adanya peningkatan terhadap
instan, dimana tidak ada upaya perencanaan
kualitas pendidikan.
sebelumnya sehingga pencapaian kompetensi
Salah satu upaya peningkatan kualitas
sesuai kurikulum yang diterapkan kurang
pendidikan oleh pemerintah ialah melalui
maksimal,
pengembangan sistem pendidikan. Dalam hal
dimungkinkan pula jika bahan ajar itu belum
ini penerapan kurikulum 2013 sebagai acuan
bisa menarik minat siswa. Hal ini juga akan
pelaksanaan
berdampak pada
pendidikan,
dimana
telah
serta
risikonya
mutu dan
sangat
keberhasilan
diimplementasikan di sekolah-sekolah negeri
pembelajaran. Mutu pembelajaran menjadi
maupun swasta. Penerapan kurikulum 2013
rendah manakala guru hanya terpaku pada
secara langsung memengaruhi kualitas guru, di
bahan-bahan ajar yang konvensional (instan)
samping
tanpa adanya upaya untuk mengembangkan
bahan
belajar
dan
metode
pembelajaran yang digunakan. Pada
intinya
bahan-bahan ajar tersebut (Prastowo, 2014). menyikapi
Sementara itu, keterbatasan waktu
pemberlakuan kurikulum 2013 ini seorang
ketika proses pembelajaran di dalam kelas,
guru
meningkatkan
dapat diganti dengan proses pembelajaran
kompetensi dan kemampuan yang dapat
yang dilakukan secara mandiri oleh siswa.
menunjang atau mengantarkan siswa agar
Pembelajaran
berhasil mencapai tujuan pendidikan serta
diharapkan dapat membantu siswa dalam
mampu membawa siswa menjadi sosok yang
penguasaan
bukan hanya menghafal, namun mampu
masing
memaparkan alasan tentang apa yang telah
membutuhkan intensitas proses belajar yang
dipelajari (Sariono, 2013). Sehingga penting
berbeda pula. Dengan demikian, diperlukan
bagi seorang guru memperkaya segala aspek
juga bahan ajar yang mampu membimbing
yang berdampak pada proses pembelajaran,
siswa untuk menjadi aktif belajar secara
khususnya bahan ajar.
mandiri. Adapun salah satu bahan ajar yang
dituntut
dalam
betul-betul
secara
materi.
siswa
itu
mandiri
tersebut
Kemampuan
masing-
berbeda
sehingga
Bahan ajar sudah menjadi suatu
efektif digunakan dalam pembelajaran di
kebutuhan atau komponen utama bagi guru
dalam kelas maupun secara mandiri oleh siswa
dan siswa dalam keberlangsungan proses
adalah modul.
pembelajaran. Materi yang ada pada bahan
Modul sebagai salah satu bahan ajar
ajar itu diharapkan mampu memberikan
yang dikemas secara sistematis dan utuh, yang
pemahaman
kompetensi
memuat seperangkat pengalaman belajar yang
secara utuh. Oleh karena itu, bahan ajar
terencana dan didesain untuk membantu siswa
sebaiknya disusun sesuai dengan kurikulum,
menguasai tujuan belajar yang spesifik, selain
dan
penguasaan
2
itu modul berfungsi sebagai sarana belajar
kurikulum sehingga pembelajaran menjadi
mandiri sesuai kemampuan masing-masing
terfokus.
siswa
(Daryanto,
2013).
Modul
Terkait penggunaan modul di Sekolah
memungkinkan terlaksananya pembelajaran
Menengah
tuntas, memuat aplikasi teori belajar, dan
mengembangkan modul yang ada di SMK
dilengkapi
Negeri 4 Surabaya karena memiliki program
berbagai
komponen
sehingga
Kejuruan,
penulis
memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan
keahlian
secara mandiri, serta dapat mengevaluasi
terakreditasi A, dan merupakan salah satu
kemampuan sendiri.
sekolah
Seperti
yang
telah
disinggung
Administrasi
memilih
kejuruan
pelaksana
yang
sekaligus
Perkantoran
ditunjuk sebagai
sekolah
percontohan
sebelumnya modul termasuk salah satu bahan
dalam menerapkan kurikulum 2013 oleh
ajar. Modul yang disusun sudah seharusnya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sesuai dengan kurikulum yang diterapkan agar
sejak tahun 2013.
pencapaian kompetensi yang terpadu dan utuh bisa
didapat
oleh
Adapun
mendapat sertifikasi Sistem Manajemen Mutu
pengembangan modul sesuai kurikulum 2013
ISO 9001:2008. Sekolah dengan Sistem
minimal
dari
Manajemen Mutu ISO memfokuskan pada
kurikulum tersebut, yaitu memuat tahapan
peningkatan mutu layanan pendidikan. Salah
pendekatan ilmiah (scientific approach), serta
satu peningkatan mutu layanan pendidikan
menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu siswa
bagi siswa adalah penyediaan sumber atau
dalam menemukan konsep.
bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan agar
harus
memenuhi
“Pendekatan approach) pengamatan,
siswa.
SMK Negeri 4 Surabaya juga sudah
bercirikan
esensi
ilmiah
(scientific
penonjolan
penalaran,
dapat
dimensi
menunjang
jalannya
proses
pembelajaran (Purwadi, 2012).
penemuan,
Berdasarkan hasil wawancara dengan
pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu
Ibu Nurhajati,
kebenaran” (Kemdikbud, 2013).
pelajaran
Administrasi
Kepegawaian
menyatakan
bahwa
Administrasi
pendekatan ilmiah
Melalui
ini siswa diharapkan
S.E., selaku guru mata
modul
mampu secara maksimal memahami dan
Kepegawaian yang sesuai kurikulum 2013
mengomunikasikan apa yang telah diperoleh
belum terpenuhi di SMK Negeri 4 Surabaya,
dan diketahui setelah menerima materi.
sehingga penyajian materi pada Kompetensi
Penggunaan modul sebagai sumber
Dasar mengemukakan peraturan perawatan,
di
Kejuruan
tunjangan cacat, dan uang duka hanya
sepertinya menjadi pilihan yang tepat karena
mengacu pada buku teks. Namun, materi
modul sebagai bahan ajar yang terencana.
masih kurang, tidak ada ilustrasi gambar, dan
Modul memuat desain pembelajaran yang
tidak terdapat contoh-contoh aplikatif yang
telah direncanakan dan secara sadar disusun
mampu menarik minat siswa. Materi juga
dengan
diambil dari beberapa artikel atau wacana dari
belajar
Sekolah
pendekatan
Menengah
tertentu
berdasarkan 3
internet sebagai tambahan untuk memperkaya
Penelitian ini mengacu pada penelitian
bahan belajar bagi siswa. Di
samping
mempunyai
buku
terdahulu yang relevan. Pertama, penelitian itu,
siswa
pegangan.
belum
Hal
oleh Dita Oktavia Yudhatami dengan judul
ini
Pengembangan Modul Memelihara Standar
mengakibatkan siswa kurang memperhatikan
Penampilan
dalam proses pembelajaran di kelas, serta
Menerapkan
kurang aktif dalam proses pembelajaran secara
dengan Kolega Dan Pelanggan Untuk Siswa
mandiri.
SMK
Siswa
sudah
disarankan
untuk
Pribadi
pada
Mata
Prinsip-Prinsip
Negeri
2
Kerjasama
Buduran
Sidoarjo,
mencari buku teks yang sejenis, namun buku
menunjukkan
teks
Ini
dikembangkan layak dijadikan bahan ajar.
dikarenakan tahun terbit buku yang sudah
Kedua, penelitian oleh Supardi dengan judul
lama.
Pengembangan Modul Pembelajaran Siklus
tersebut
cukup
sulit
didapat.
bahwa
Diklat
modul
yang
Inti Kompetensi Dasar mengemukakan
Akuntansi Perusahaan Jasa, dimana modul
peraturan perawatan, tunjangan cacat, dan
juga mendapat penilaian layak dari ahli
uang duka adalah pemahaman mengenai
validasi. Sehingga dapat dibuktikan penelitian
jaminan kesehatan bagi pegawai. Pengetahuan
pengembangan modul ini telah dibuktikan dari
terhadap jaminan kesehatan itu penting karena
penelitian terdahulu.
jaminan kesehatan merupakan salah satu
Berdasarkan latar belakang yang telah
kebutuhan bagi setiap pegawai di perusahaan.
diuraikan,
maka
Sehingga siswa dituntut untuk menguasai
melakukan
penelitian
materi pada Kompetensi Dasar ini. Nantinya
modul dengan judul ”Pengembangan Modul
di
bisa
Kompetensi Dasar Mengemukakan Peraturan
Administrasi
Perawatan, Tunjangan Cacat, dan Uang Duka
kesehatan,
Berbasis Kurikulum 2013 di kelas XI AP 1
dunia
kerja,
melaksanakan Kepegawaian
siswa
diharapkan
tugas terkait
jaminan
Pembelajaran pada Kompetensi Dasar peraturan
tunjangan
dan
cacat,
pengembangan
Tujuan yang ingin dicapai dalam
perawatan,
penelitian
ini
adalah
pertama,
untuk
mengetahui pengembangan modul Kompetensi
dikembangkan modul yang sistematis dan
Dasar mengemukakan peraturan perawatan,
menarik, serta sesuai dengan kurikulum 2013.
tunjangan cacat, dan uang duka berbasis
Modul diharapkan dapat menunjang proses
kurikulum 2013 di kelas XI AP 1 SMK Negeri
pembelajaran di kelas dan memudahkan siswa
4
dalam proses pembelajaran secara mandiri,
kelayakan
terlebih
mengemukakan
kelas
XI
duka
dan
untuk
perlu
siswa
uang
tertarik
SMK Negeri 4 Surabaya”.
seperti pengajuan klaim asuransi kesehatan.
mengemukakan
penulis
yang
tidak
Surabaya.
Kedua, modul
untuk
mengetahui
Kompetensi peraturan
Dasar
perawatan,
memungkinkan belajar di kelas karena harus
tunjangan cacat, dan uang duka berbasis
Praktik Kerja Industri (Prakerin).
kurikulum 2013 di kelas XI AP 1 SMK Negeri 4 Surabaya. Ketiga, untuk mengetahui respons 4
siswa kelas XI AP 1 di SMK Negeri 4
siswa dan guru yang menggunakan segala
Surabaya terhadap modul Kompetensi Dasar
sumber daya sesuai dengan perencanaan yang
mengemukakan
telah
peraturan
perawatan,
dipersiapkan
sebelumnya
untuk
dimana
dalam
tunjangan cacat, dan uang duka berbasis
mencapai
kurikulum 2013.
pelaksanaannya harus tetap memperhatikan
KAJIAN PUSTAKA
pada
Hakikat Pembelajaran
kompetensi inti dalam setiap kegiatan yang
Istilah
pembelajaran
hakikatnya
selalu
tujuan,
prinsip
yaitu
bersentral
cara
pada
mengalirkan
siswa
dan
guru
bertujuan untuk membuat siswa belajar atau
(Daryanto, 2011). Pembelajaran juga diartikan
merencanakan
belajar
sebagai upaya penataan lingkungan yang
sehingga membuat kemudahan bagi siswa
memberi nuansa agar program belajar tumbuh
tersebut
dan berkembang secara optimal (Husamah dan
untuk
lingkungan
mencapai
untuk
hasil
belajar.
Pembelajaran merupakan serangkaian upaya
Setyaningrum, 2013).
yang bertujuan untuk membelajarkan siswa, dimana
terdapat
kegiatan
Adapun tiga ciri khas yang terkandung
memilih,
dalam sistem pembelajaran sebagai berikut;
menetapkan, mengembangkan metode untuk
rencana
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan,
material, dan prosedur dalam suatu rencana
serta didasarkan pada kondisi pembelajaran
khusus;
(Degeng dalam Husamah dan Setyaningrum,
(interdependence) antara unsur-unsur sistem
2013).
pembelajaran Menurut
Hamalik
(2008:57),
meliputi
penataan
ketenagaan,
kesalingtergantungan
yang
serasi
dalam
suatu
keseluruhan. Setiap unsur bersifat esensial,
“pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
dan
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
sumbangannya kepada proses pembelajaran;
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
tujuan pembelajaran artinya memiliki tujuan
yang saling memengaruhi mencapai tujuan
tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi
pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem
dasar perbedaan antara sistem pembelajaran
pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga
dibuat oleh manusia dan sistem pembelajaran
lainnya,
alamiah (natural). Tujuan utama pembelajaran
misalnya
tenaga
laboratorium.
Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan
masing-masing
memberikan
adalah agar siswa belajar (Hamalik, 2008).
kapur, fotografer, slide dan film, audio dan
Di
samping
itu,
keberhasilan
video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri
pembelajaran ditunjang dengan penggunaan
dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual,
sumber belajar dan bahan belajar yang dipilih.
juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan
Jika sumber atau bahan pembelajaran dipilih
metode
dan disiapkan dengan baik dan sesuai, maka
penyampaian
informasi,
praktik,
belajar, ujian, dan sebagainya”. Pembelajaran
merupakan
tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Adapun proses
tujuan
interaksi yang utuh dan menyeluruh antara
pembelajaran
itu
antara
lain,
memotivasi siswa dengan cara menarik dan 5
menstimulasi
perhatian
materi
kompetensi atau subkompetensi dengan segala
pembelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan
kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi, 2008).
dan menggambarkan isi materi pelajaran dan
Sedangkan menurut Prastowo (2014:
keterampilan-keterampilan kinerja, membantu
17), “bahan ajar merupakan segala bahan (baik
pembentukan sikap dan pengembangan rasa
informasi, alat, maupun teks) yang disusun
menghargai
memberi
secara sistematis, yang menampilkan sosok
kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja
utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
(Trianto, 2011).
peserta didik dan digunakan dalam proses
(apresiasi),
pada
serta
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan
bahwa
adalah
penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan
upaya atau usaha sadar yang direncanakan dan
ajar ini misalnya, buku pelajaran, modul,
diarahkan sebelumnya antara guru dan siswa,
handout, LKS, model atau maket, bahan ajar
dimana
audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya”.
guru
pembelajaran
pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan
berperan
sebagai
pendidik
sementara siswa berperan sebagai peserta
Dari beberapa penjelasan yang telah
didik. Pembelajaran juga melibatkan beberapa
diuraikan dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
unsur lain di dalamnya sebagai penunjang
adalah seperangkat bahan baik tertulis maupun
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
tidak tertulis yang disusun secara sistematis dan menarik. Bahan ajar yang disusun juga harus
Bahan Ajar
sesuai
dengan
kurikulum
dan
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan
karakteristik siswa agar mencapai tujuan yang
yang digunakan untuk membantu guru atau
diharapkan, yaitu pencapaian kompetensi atau
instruktur
subkompetensi.
dalam
melaksanakan
kegiatan
belajar mengajar di kelas. Bahan tersebut bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
Modul
tertulis sehingga sangat penting bagi seorang
Modul adalah bahan belajar yang
guru memiliki atau menggunakan bahan ajar
dirancang secara sistematis dan terencana
yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik
berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas
sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah
dalam
belajar (Amri dan Ahmadi, 2010).
memungkinkan dipelajari secara mandiri oleh
bentuk
satuan
pembelajaran
dan
Bahan ajar adalah seperangkat alat
siswa dalam satuan waktu tertentu. Oleh
atau sarana pembelajaran yang berisikan
karena itu, modul harus menggambarkan
materi, metode, batasan-batasan, dan cara
Kompetensi Dasar yang akan dicapai, serta
mengevaluasi yang didesain secara sistematis
disajikan dengan bahasa yang baik, menarik,
dan menarik dalam rangka mencapai tujuan
dan dilengkapi dengan ilustrasi (Purwanto,
pembelajaran
dkk., 2007).
yang
diharapkan.
Tujuan
pembelajaran yang dimaksud yaitu mencapai
Menurut
Prastowo
(2014:
106),
“modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun 6
secara sistematis dengan bahasa yang mudah
Dari teori-teori yang telah dipaparkan,
dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat
dapat disimpulkan bahwa modul adalah bahan
pengetahuan dan usia mereka, agar mereka
ajar yang disusun berdasarkan kurikulum
dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan
tertentu dan dikemas secara sistematis dan
atau bimbingan yang minimal dari pendidik.
menarik. Modul juga harus disajikan dengan
Peserta didik juga dapat mengukur sendiri
bahasa yang baik dan mudah dimengerti sesuai
tingkat penguasaan mereka terhadap materi
tingkat
yang dibahas pada setiap satu satuan modul,
digunakan secara mandiri.
kemampuan
siswa
agar
dapat
sehingga apabila telah menguasainya, maka peserta didik dapat melanjutkan pada satu
Kurikulum 2013
satuan modul tingkat berikutnya”. Pendapat
mengenai
bersifat
dinamis
dan
modul
berkembang mengikuti perubahan-perubahan
merupakan seperangkat bahan ajar yang
lingkungan. Kurikulum juga dapat dijadikan
disajikan
sehingga
wahana yang efektif bagi dunia pendidikan
pembacanya dapat belajar dengan atau tanpa
untuk mewujudkan kondisi idealisasi dan
seorang guru. Dengan demikian, sebuah modul
kondisi kekinian.
secara
lain
Kurikulum
sistematis
harus dapat dijadikan sebagai sebuah bahan
Menurut Amri dan Ahmadi (2010:
ajar yang digunakan secara mandiri (Kurniasih
121), “kurikulum adalah seperangkat rencana
dan Sani, 2014).
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
Modul juga diartikan sebagai materi
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pelajaran yang disusun dan disajikan secara
pedoman
tertulis sehingga pembacanya dapat menyerap
pembelajaran
sendiri materi tersebut. Dengan kata lain,
pendidikan tertentu”. Kurikulum seharusnya
sebuah modul adalah sebagai bahan belajar
disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan
dimana pembacanya dapat belajar mandiri
teknologi agar tujuan pendidikan tercapai.
(Daryanto, 2013).
menyelenggarakan untuk
kegiatan
mencapai
tujuan
Kurikulum 2013 adalah kurikulum
Pembelajaran dengan modul adalah
yang dikembangkan dengan berbasis pada
suatu proses pembelajaran mengenai suatu
pencapaian kompetensi yang sangat diperlukan
satuan bahasan tertentu yang disusun secara
sebagai instrumen untuk mengarahkan siswa
sistematis, operasional, dan terarah untuk
menjadi
digunakan
menjawab tantangan
oleh
siswa,
disertai
dengan
manusia
berkualitas, zaman
proaktif
yang selalu
pedoman penggunaannya untuk para guru
berubah; beriman dan bertakwa kepada Tuhan
(Amri dan Ahmadi, 2010). Sementara itu,
Yang Maha Esa, cakap, kreatif, mandiri,
untuk menilai baik tidaknya atau bermakna
demokratis,
atau tidaknya suatu modul ditentukan oleh
Kurikulum
mudah tidaknya suatu modul digunakan oleh
mengembangkan sikap, keterampilan, dan
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
pengetahuan 7
dan 2013
bertanggung juga
siswa
dirancang
untuk
jawab. untuk
membangun
kemampuan
tersebut
(Husamah
dan
Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan,
Setyaningrum, 2013).
dan Penyebaran (Trianto, 2013).
Kurikulum kurikulum
yang
pendekatan
2013
merupakan
mengamanatkan
ilmiah
Prosedur Penelitian
pembelajaran.
Prosedur penelitian ini menggunakan
Pendekatan ilmiah ini diyakini sebagai titian
pendekatan model 4-D (Four- D), yang
emas perkembangan dan pengembangan sikap,
meliputi empat tahap pengembangan, yaitu
keterampilan, dan pengetahuan bagi siswa
Define, Design, Develop, dan Disseminate atau
sehingga hasil pembelajaran lebih efektif
dapat
(Kemdikbud, 2013).
pendefinisian, perancangan, pengembangan,
Dari
dalam
esensi
penjelasan
disimpulkan
bahwa
merupakan
kurikulum
pembelajaran
dengan
di
juga
disebut
Model
4-P,
yaitu
atas
dapat
dan penyebaran. Empat tahapan ini dapat
kurikulum
2013
dijelaskan sebagai berikut:
yang
bericirikan
pendekatan
Tahap Pendefinisian (Define)
ilmiah.
Tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan
Selain itu, kurikulum 2013 dirancang untuk
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran,
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
yang
keterampilan siswa.
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran ini
mana
dalam
menetapkan
dan
diawali dengan analisis tujuan dari batasan METODE PENELITIAN
materi yang dikembangkan perangkatnya.
Jenis Penelitian
Adapun tahapan ini meliputi lima langkah
Jenis
penelitian
(Research
and
pengembangan
Development)
pokok yaitu; (a) Analisis kurikulum bertujuan
dengan
untuk
menetapkan
masalah
dasar
yang
menggunakan pendekatan model 4-D (Four-
dihadapi dalam pembelajaran, khususnya pada
D). Penelitian Pengembangan (Research and
Kompetensi Dasar Mengemukakan Peraturan
Development)
Perawatan, Tunjangan Cacat, dan Uang Duka
digunakan
adalah
untuk
penelitian
menghasilkan
yang produk
di
SMK
Negeri
4
Surabaya
sehingga
tertentu, dan menguji keefektifan produk
dibutuhkan pengembangan bahan ajar berupa
tersebut (Sugiyono, 2012). Penelitian ini
modul. Berdasarkan masalah ini, perlu disusun
diharapkan
berupa
alternatif perangkat yang relevan. Analisis
modul pembelajaran, selain itu bertujuan untuk
kurikulum juga dilakukan untuk mencapai
menguji kelayakan modul dan mengetahui
tujuan akhir yaitu tujuan yang tercantum
respons siswa.
dalam
menghasilkan
Pendekatan
model
produk
4-D
(Four-D)
kurikulum;
(b)
Analisis
siswa
merupakan telaah karakteristik siswa yang
terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu
meliputi
Define, Design, Develop, dan Disseminate atau
pengetahuan,
diadaptasi
kognitif siswa. Siswa memiliki karakteristik
menjadi
Model
4-P,
yaitu
kemampuan, dan
latar
tingkat
belakang
perkembangan
berbeda-beda dalam kemampuan akademik 8
maupun
non
akademik.
Beberapa
siswa
format
modul.
Pertama,
frekuensi
dan
mampu menguasai materi dengan cepat,
konsistensi harus benar-benar diperhatikan.
namun ada juga beberapa siswa yang kurang
Kedua,
tanggap menguasai materi pembelajaran. Dari
maksudnya modul hendaknya disusun dalam
hasil analisis ini, nantinya akan dijadikan
format yang mudah dipelajari dan sistematis
kerangka acuan dalam menyusun materi
sehingga
pembelajaran; (c) Analisis tugas dimaksudkan
mempelajarinya; (b) Desain modul mulai dari
untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk
bagian awal sampai bagian akhir modul
garis besar agar spesifik; (d) Analisis konsep
Tahap Pengembangan (Develop)
bertujuan mengidentifikasikan konsep-konsep
Pada
utama yang akan diajarkan dan menyusunnya
menghasilkan perangkat pembelajaran yang
secara sistematis serta mengaitkan satu konsep
sudah direvisi dan divalidasi oleh para ahli.
dengan konsep lain yang relevan sehingga
Adapun tahapan ini meliputi; (a) Revisi 1
membentuk suatu peta konsep, khususnya
merupakan perbaikan dari draf II sesuai
pada
dengan
Kompetensi
Dasar
Mengemukakan
kemudahan
kepada
memudahkan
tahapan
ini
pembaca,
siswa
dalam
bertujuan
masukan
validator
untuk
sehingga
Peraturan Perawatan, Tunjangan Cacat, dan
menghasilkan draf II untuk direvisi kembali;
Uang Duka. Materi bahan ajar yang diajarkan
(b) Revisi 2 dilakukan revisi kembali untuk
disesuaikan dengan perkembangan zaman,
draf II apakah masih terdapat kekurangan
namun tetap mengacu pada Kompetensi Inti
sehingga harus diperbaiki lagi; (c) Validasi
dan Kompetensi Dasar; (e) Analisis tujuan
merupakan
Pembelajaran didasarkan pada Kompetensi
kepada validator mengenai kesesuaian dan
Dasar dan indikator yang tercantum dalam
kelayakan modul. Validator dari penelitian ini
kurikulum tentang
suatu
materi.
ahli materi dan ahli bahasa; (d) Uji coba
Analisis
dimaksudkan
untuk
terbatas pada 10-20 orang dikarenakan jika
mengonversikan hasil dari analisis konsep dan
kurang dari sepuluh, data yang diperoleh
analisis
ini
tugas
meminta
persetujuan
menjadi
tujuan
kurang dapat menggambarkan populasi target.
perumusan
tujuan
Sebaliknya jika lebih dari dua puluh data atau
pembelajaran akan dijadikan dasar dalam
informasi yang diperoleh, akibatnya kurang
menyusun materi, soal latihan pada bahan ajar
bermanfaat untuk dianalisis dalam uji coba
berupa
terbatas (Sadiman, dkk., 2010).
pembelajaran.
modul
Mengemukakan
sehingga
konsep
proses
Hasil
pada
Kompetensi
Peraturan
Dasar
Perawatan,
Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tunjangan Cacat, dan Uang Duka.
Tahap penyebaran (disseminate) dilakukan
Tahap Perancangan (Design)
untuk mempromosikan
Adapun pada tahap ini terdiri dari dua tahap,
diterima, baik individu, suatu kelompok, atau
yaitu; (a) Penentuan format modul harus
sistem. Modul akan diberikan kepada 20 siswa
benar-benar diperhatikan. Ada dua hal penting
kelas XI AP 1. Selain itu, modul juga akan
yang harus kita perhatikan dalam penentuan
diberikan 9
kepada
modul
guru
agar
bisa
Administrasi
Perkantoran yang berjumlah 9 orang di SMK Negeri
4
Surabaya.
Tahap
Subjek Uji Coba
penyebaran
Subjek
uji
coba
ini
melibatkan
diharapkan bisa memperkenalkan modul ke
sejumlah individu yang turut serta dalam uji
khalayak umum.
coba yang dilakukan oleh peneliti. Adapun individu-individu
yang
dijadikan
sebagai
subjek uji coba yaitu; (1) Validator; (2) Siswa
Jenis Data Jenis
data
yang
didapat
dalam
kelas XI AP 1 berjumlah 20 siswa sebagai uji
penelitian ini adalah data kualitatif dan
coba terbatas, yang dipilih secara acak.
kuantitatif. Data kualitatif biasanya didapat dari
wawancara,
kategorisasi,
berhubungan
karakteristik
dengan
Instrumen Penelitian
berwujud
Instrumen
yang digunakan
dalam
pertanyaan atau kata-kata (Riduwan, 2013).
penelitian ini adalah lembar validasi modul
Data kualitatif penelitian ini diperoleh dari
dan lembar angket respons siswa. Lembar
hasil wawancara dalam studi pendahuluan.
validasi modul digunakan untuk menilai
Sementara data kuantitatif diperoleh
kelayakan modul yang akan diberikan kepada
dari pengukuran langsung maupun dari angka-
ahli validasi terdiri dari dua ahli materi dan
angka yang diperoleh dengan mengubah data
dua ahli bahasa. Lembar angket respons siswa
kualitatif
menjadi
hasilnya
bisa
data
kuantitatif
serta
bertujuan untuk mengetahui respons siswa
semua
orang
terhadap modul, yang mana diberikan kepada
(Riduwan, 2013). Data kuantitatif penelitian
20 siswa kelas XI AP 1 di SMK Negeri 4
ini diperolah dari hasil validasi serta pendapat
Surabaya. Kisi-kisi lembar validasi modul dan
siswa, kemudian dianalisis dengan teknik
lembar
persentase.
kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan
ditafsirkan
angket
respons
siswa
meliputi;
bahasa, dan kelayakan kegrafikan. Desain Uji Coba Desain uji coba dalam penelitian
Teknik Analisis Data
pengembangan modul ini terdiri dari dua
Analisis data yang digunakan dalam
tahapan yaitu; (1) Validasi oleh ahli materi
penelitian ini adalah analisis validasi modul
dan
ahli
bahasa
bertujuan
untuk
dan analisis angket respons siswa. Data akan
modul
yang
dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil
dikembangkan; (2) Uji coba terbatas pada
penilaian validator modul akan dianalisis
siswa yang bertujuan untuk mengetahui
menggunakan rumus sebagai berikut :
mengetahui
yang
kelayakan
pendapat atau tanggapan terhadap modul yang
Jumlah skor pengumpulan data Persentase =
dikembangkan.
Skor tertinggi Hasil persentase dari analisis validasi modul akan dikategorikan ke dalam kriteria 10
x 100
penilaian Skala Likert (Riduwan, 2013:15)
HASIL
yang terdiri dari lima kategori yang terdiri dari
PEMBAHASAN
persentase “81%-100%” mendapatkan kriteria
Pengembangan Modul Kompetensi Dasar
interpretasi
Mengemukakan
“sangat
layak”,
“61%-80%”
PENELITIAN
Peraturan
DAN
Perawatan,
mendapatkan kriteria interpretasi “layak”,
Tunjangan Cacat, dan Uang Duka Berbasis
“41%-60%” mendapatkan kriteria interpretasi
Kurikulum 2013 di Kelas XI AP 1 SMK
“cukup layak”, “21%-40%” mendapatkan
Negeri 4 Surabaya
kriteria interpretasi “kurang layak” dan “0%-
Hasil studi pendahuluan menyatakan
20%” mendapatkan kriteria interpretasi “tidak
bahwa bahan ajar berupa modul Administrasi
layak”.
Kepegawaian yang sesuai kurikulum 2013 Sehingga,
layak
belum terpenuhi di SMK Negeri 4 Surabaya,
modul
sehingga penyajian materi pada Kompetensi
memperoleh hasil minimal sebanyak 61%
Dasar mengemukakan peraturan perawatan,
dengan kriteria layak.
tunjangan cacat, dan uang duka hanya
apabila
hasil
modul analisis
Hasil
data
dari
dikatakan validasi
respons
siswa
mengacu pada buku teks. Namun, materi
merupakan tanggapan terhadap modul yang
masih kurang, tidak ada ilustrasi gambar, dan
telah disusun. Hasil data tersebut akan
tidak terdapat contoh-contoh aplikatif yang
dianalisis dengan rumus sebagai berikut:
mampu menarik minat siswa. Materi juga diambil dari beberapa artikel atau wacana dari
Jumlah skor jawaban responden Persentase = Skor tertinggi
x 100
internet sebagai tambahan untuk memperkaya bahan belajar bagi siswa. Padahal bahan ajar adalah segala
Hasil persentase dari respons siswa
bentuk
bahan
yang
instruktur
dalam
membantu
Skala Likert (Riduwan, 2013:15) yang terdiri
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
dari lima kategori yang terdiri dari persentase
kelas. Bahan tersebut bisa berupa bahan
“81%-100%” mendapatkan kriteria interpretasi
tertulis maupun bahan tidak tertulis sehingga
“sangat
baik”,
mendapatkan
sangat penting bagi seorang guru memiliki
kriteria
interpretasi
“41%-60%”
atau menggunakan bahan ajar yang sesuai
mendapatkan
interpretasi
“cukup
dengan kurikulum, karakteristik sasaran, dan
mendapatkan
kriteria
tuntutan pemecahan masalah belajar (Amri
interpretasi “kurang baik” dan “0%-20%”
dan Ahmadi, 2010). Adapun bahan ajar dalam
mendapatkan kriteria interpretasi “tidak baik”.
hal ini adalah modul.
baik”,
kriteria
“baik”,
atau
untuk
akan dikategorikan ke dalam kriteria penilaian
“61%-80%”
guru
digunakan
“21%-40%”
Sehingga,
modul
dikatakan
baik
Pengembangan
modul
Kompetensi
sebagai bahan ajar apabila hasil analisis
Dasar mengemukakan peraturan perawatan,
respons siswa memperoleh hasil minimal
tunjangan cacat, dan uang duka di kelas XI AP
sebanyak 61% dengan kriteria baik.
1 SMK Negeri 4 Surabaya secara keseluruhan 11
telah berbasis kurikulum 2013. Selain itu,
masing-masing siswa. Berdasarkan hal ini,
modul juga sudah terdapat ilustrasi gambar,
modul sangat sesuai sebagai bahan ajar.
contoh-contoh aplikatif, dan latihan-latihan
Pembelajaran dengan modul memungkinkan
sehingga mampu menarik minat siswa.
siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam
Penelitian pengembangan modul ini
belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu
menggunakan pendekatan model 4-D yang
atau lebih Kompetensi Dasar sehingga lebih
terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu
semangat dalam belajar. Sebaliknya, siswa
Define, Design, Develop, dan Disseminate atau
yang belum mampu menguasai kompetensi
diadaptasi
yaitu
dan diharuskan mengulang atau mempelajari
Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan,
lagi, maka modul dapat membantu siswa
dan
dalam proses belajar secara mandiri (Prastowo,
menjadi
Penyebaran
Model
(Trianto,
4-P,
2013).
Empat
tahapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
2014). Di samping itu, karakteristik siswa
Tahap Pendefinisian (Define)
kelas XI AP 1 juga lebih menyukai modul
Tahap
pendefinisian
dilakukan
dengan
karena bahasa yang komunikatif; (3) Analisis
menempuh lima tahapan yaitu; (1) Analisis
konsep bertujuan untuk menemukan konsep-
kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 4
konsep yang relevan dengan Kompetensi
Surabaya adalah kurikulum 2013. Salah satu
Dasar yang dipilih. Analisis konsep dilakukan
mata pelajaran produktif dalam Kurikulum
dengan
2013 yaitu Administrasi Kepegawaian. Mata
indikator menjadi konsep-konsep yang sesuai
pelajaran ini memiliki delapan Kompetensi
dengan Kompetensi Dasar; (4) Analisis tugas
Dasar. Kompetensi Dasar mengemukakan
dilakukan dengan cara menentukan butir-butir
peraturan perawatan, tunjangan cacat, dan
soal atau latihan dari indikator dan tujuan
uang duka merupakan salah satu kompetensi
pembelajaran. Modul terdapat tugas kelompok
yang ada di semester dua. Analisis kurikulum
maupun individu latihan pada setiap kegiatan
dilakukan dengan
merinci Kompetensi Inti
belajar, dan tes formatif; (5) Analisis tujuan
dan Kompetensi Dasar menjadi indikator-
pembelajaran untuk mengonversikan hasil
indikator pembelajaran; (2) Analisis
analisis konsep dan analisis tugas sehingga
siswa
merinci
Kompetensi
kelas XI AP 1 SMK Negeri 4 Surabaya rata-
menjadi tujuan pembelajaran
rata
Tahap Perancangan (Design)
berusia
Kemampuan
16
tahun
siswa
atau
juga
17
tahun.
berbeda-beda.
Dasar
dan
Tahap perancangan terdiri dari dua tahap
Sebagian siswa mampu menguasai materi
yaitu;
dengan cepat, namun sebagian lainnya kurang
berdasarkan Dikmenjur 2004, yang perlu
tanggap dalam menguasai materi sehingga
dikembangkan. Adapun penambahan terhadap
intensitas belajar siswa kelas XI AP 1 juga
format
berbeda-beda. Sebagian siswa memerlukan
aktivitas individu atau kelompok, dan proyek;
waktu tambahan belajar yang bisa dilakukan
(2) Desain modul bertujuan untuk merancang
dengan
modul yang akan menghasilkan draf pertama.
cara
pembelajaran
mandiri
oleh 12
(1)
Penentuan
format
modul, yaitu lingkungan
modul
sekitar,
Desain modul terdiri dari, bagian awal, bagian
guru memberikan nilai kelayakan sebesar
isi, dan bagian akhir
≥61% (Riduwan, 2013). Hasil analisis validasi dari kelayakan
Tahap Pengembangan (Develop) Tahap pengembangan mencakup revisi 1,
isi atau materi modul diperoleh persentase
revisi 2, validasi, dan uji coba terbatas pada
82%, dengan kategori sangat layak. Kelayakan
siswa kelas XI AP 1 di SMK Negeri 4
penyajian diperoleh persentase 81%, dengan
Surabaya. Tahap pengembangan ini akan
kategori sangat layak. Kelayakan bahasa
menghasilkan draf ketiga yang dijadikan
diperoleh persentase 85%, dengan kategori
modul secara utuh dan telah dinyatakan layak
sangat layak. Kelayakan kegrafikan diperoleh
Tahap Penyebaran (Disseminate)
persentase 77%, dengan kategori layak.
Tahap penyebaran dilakukan promosi dengan
Keseluruhan analisis hasil validasi
cara modul akan diberikan kepada guru
modul berdasarkan empat kelayakan tersebut
Administrasi Perkantoran berjumlah 9 orang
diperoleh rata-rata persentase 81,25%, dengan
dan siswa kelas XI AP 1 berjumlah 20 orang.
kategori sangat layak. Dengan demikian, dapat
Tahap ini diharapkan bisa membuat modul
disimpulkan bahwa modul Kompetensi Dasar
diterima oleh individu maupun kelompok.
mengemukakan
peraturan
perawatan,
tunjangan cacat, dan uang duka berbasis Kelayakan
Modul
Mengemukakan
Kompetensi
Peraturan
kurikulum 2013
Dasar
dinyatakan sangat layak
sebagai bahan ajar.
Perawatan,
Tunjangan Cacat, dan Uang Duka Berbasis Kurikulum 2013 Kelas di XI AP 1 SMK
Respons Siswa kelas XI AP 1 terhadap
Negeri 4 Surabaya
modul Kompetensi Dasar Mengemukakan
Kelayakan modul diukur dari hasil
Peraturan Perawatan, Tunjangan Cacat,
validasi modul yang mencakup kelayakan isi,
dan Uang Duka berbasis kurikulum 2013 di
kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan
SMK Negeri 4 Surabaya
kelayakan
kegrafikan
berdasarkan
Badan
Produk perlu diujicobakan pada 10-20
Standar Nasional Pendidikan 2014. Validator
orang dikarenakan jika kurang dari sepuluh,
modul terdiri dari satu dosen Pendidikan
data
Administrasi
satu guru
menggambarkan populasi target. Sebaliknya
Administrasi Perkantoran sebagai ahli materi,
jika lebih dari dua puluh data atau informasi
satu dosen Bahasa Indonesia dan satu guru
yang diperoleh, akibatnya kurang bermanfaat
Bahasa Indonesia sebagai ahli bahasa.
untuk dianalisis dalam uji coba terbatas
Perkantoran dan
Setiap indikator pada lembar validasi
yang
diperoleh
kurang
dapat
(Sadiman, dkk., 2010).
yang diisi oleh ahli materi dan ahli bahasa
Uji coba terbatas dilakukan kepada 20
bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul
siswa kelas XI AP 1 di SMK Negeri 4
yang telah disusun. Setelah dianalisis modul
Surabaya. Uji coba ini bertujuan untuk
dikatakan layak jika dari penilaian dosen dan
mengetahui respons siswa terhadap modul 13
yang dikembangkan. Hasil analisis respons
PENUTUP
siswa dari komponen isi atau materi modul
Simpulan
diperoleh persentase 98,75%, dengan kategori
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
sangat baik. Hal ini didasarkan pada hasil
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
lembar respons siswa menyatakan bahwa
berikut; (1) Pengembangan modul Kompetensi
materi dalam modul mudah dipahami dan
Dasar mengemukakan peraturan perawatan,
terkait dengan kehidupan nyata.
tunjangan cacat, dan uang duka menggunakan
Komponen
penyajian
diperoleh
pendekatan
model
4-D
(Four-D)
sudah
persentase 95%, dengan kategori sangat baik.
berbasis kurikulum 2013;
Hal ini didasarkan pada lembar respons siswa
modul dapat dilihat dari hasil kelayakan isi,
yang menyatakan bahwa tampilan modul
kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan
sudah menarik, mampu memotivasi, terdapat
kelayakan kegrafikan, yang diperoleh rata-rata
rangkuman atau ringkasan yang memudahkan
secara keseluruhan validasi modul sebesar
siswa, dan disajikan sesuai kurikulum 2013.
81,25%, dengan kategori sangat layak. Jadi,
Komponen
diperoleh
dapat disimpulkan bahwa modul dinyatakan
persentase 92,5%, dengan kategori sangat
sangat layak sebagai bahan ajar; (3) Hasil
baik. Hal ini didasarkan pada lembar respons
respons siswa kelas XI AP 1 di SMK Negeri 4
siswa yang menyatakan bahwa bahasa dalam
Surabaya
modul mudah dipahami, kalimat ditulis dengan
sebesar 94,06%, dengan kategori sangat baik.
jelas, istilah-istilah mudah dipahami dengan
Dari hasil respons siswa tersebut dapat
adanya glosarium, dan bahasa komunikatif.
disimpulkan bahwa modul berbasis kurikulum
Komponen
bahasa
(2) Kelayakan
kegrafikan
diperoleh
2013
diperoleh
Kompetensi
rata-rata
Dasar
keseluruhan
mengemukakan
persentase 90%, dengan kategori sangat baik.
peraturan perawatan, tunjangan cacat, dan
Hal ini didasarkan pada lembar respons siswa
uang duka dinyatakan sangat baik sebagai
yang menyatakan bahwa warna sampul modul
bahan ajar siswa program studi Administrasi
menarik dan sudah terdapat ilustrasi gambar
Perkantoran.
memudahkan siswa memahami materi. Keseluruhan analisis hasil respons
Saran
siswa berdasarkan empat komponen tersebut
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
diperoleh rata-rata persentase 94,06%, dengan
pembahasan, maka penulis memberikan saran
kategori sangat baik. Dengan demikian, dapat
terkait
disimpulkan bahwa modul Kompetensi Dasar
modul sebagai berikut; (1) Bagi peneliti
mengemukakan
selanjutnya
peraturan
perawatan,
dengan
penelitian
yang
pengembangan
menggunakan
metode
tunjangan cacat, dan uang duka berbasis
penelitian pengembangan sejenis diharapkan
kurikulum 2013
tidak hanya mengembangkan modul atau
dinyatakan sangat baik
sebagai bahan ajar.
bahan ajar pada satu Kompetensi Dasar saja, tetapi bisa lebih dari itu misalnya untuk satu 14
semester; (2) Bagi peneliti selanjutnya yang
Pelanggan Untuk Siswa SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, (Online), Vol 1, No. 3, (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/j pap/article/view/3745, diakses 27 Januari 2015).
ingin melakukan penelitian pengembangan modul,
diharapkan
kurikulum sehingga kurikulum
yang modul
lebih
memperhatikan
diterapkan dapat
tersebut.
di
disusun Dengan
sekolah, sesuai begitu,
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
pencapaian kompetensi secara utuh bisa didapat.
DAFTAR PUSTAKA
Husamah dan Setyaningrum, Yanuar. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Amri, Sofan dan Ahmadi, Lif Khoiru. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
Kemdikbud. 2013. Pengembangan Kurikulum 2013: Paparan Mendikbud dalam Sosialisasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2014. Naskah Akademik Instrumen Penilaian Buku Teks Kelompok Peminatan Ekonomi. Jakarta: BSNP.
Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran Sesuai Dengan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2014. Naskah Akademik Instrumen Penilaian Buku Teks Kelayakan Kegrafikan. Jakarta: BSNP.
Purwadi. 2012. ISO 9001: 2000 Document Development Compliance Manual. Jakarta: Media Guru.
Dikmenjur. 2004. Kerangka Penulisan Modul. Jakarta: Dikmenjur, Depdiknas.
Purwanto, dkk. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta: PUSTEKKOM, Depdiknas.
Dikmenjur. 2004. Pedoman Penulisan Modul. Jakarta: Dikmenjur, Depdiknas.
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.
Daryanto. 2011. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV Publisher. Modul.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran VariabelVariabel Penelitian. Bandung: AlFABETA.
Oktavia Yudhatami. 2013. Pengembangan Modul Memelihara Standar Penampilan Pribadi pada Mata Diklat Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama Dengan Kolega Dan
Sadiman, Arief S, dkk. 2010. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
Daryanto, 2013. Menyusun Yogyakarta: Gava Media. Dita,
15
Sariono. 2013. Kuirikulum 2013: Kurikulum Generasi Emas. E-Jurnal Dinas Pendidian Kota Surabaya, (Online), Vol 3, (http://www.dispendik.surabaya.go.id, diakses tanggal 20 Januari 2015). Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: ALFABETA. Supardi, dkk. 2011. Pengembangan Modul Pembelajaran Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa. Jurnal Fakultas Ekonomi (online). ISSN 2088-205X. Vol 1. No 2. (http://onlinejournal.unja.ac.id/index.php/pedagogi/ article/view/673/600 , diakses tanggal 29 Januari 2015). Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trianto.
2013. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (contextual learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.
Widodo, Chomsin S. dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
16