IKHTlAR PEMUKA AGAMA OALAM MELAKSANAKAN PENOIDIKAN ISLAM DI SEKITAR LUKASI WTS 01 KECAMATAN ANDIR KOTAMAOYA OJ II BANOUNG
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Bandung
/~. (i~~~\
Oleh : %AINAB Nomor Pokok : 893001038
NIMKO
:
\;..'J
\l I \ -.-I1I-~ "tj~':"I..~.~I"/
89.1234A2.1I""'--""·· ,-~s
~~PUSTAI[AAN UNISBA ! No. Iaduk: 95 0884 ,-
Ko. KI... :
iLn.13C ~1
"Z/Il I
FAKULTAS UNIVERSITAS
TARBIYAH
ISLAM
BANDUNG
1415 H - 1885 M
IKlTlAR PEMUKA AGAMA DAlAM MELAKSANAKAN PENDIDIUI ISLAM 01 SEKITAR LUKASI WTS 01 KEeAMATAN ANUIR KOTAMADYA DT II BANUIING
Skripsi ini tolah disotujui untuk dimunaqGsahkan Gllh tim penguji dari Fakultas Tarbiyah UN ISBA
M Inyetujui
Plmbimbing I
Pembimbi ng II
(Drs. H. ODANG MUCHTARj
(Drs. H. AGUS HAlIMI) MIngltahui :
Ketua Jurusan
(Drs. H.
MLAN SASMITAI
I
/ PENGESAHAN
Skripsi ini telah dimunaqosahkan oleh tim panguji dari Fakultas Tarbiyeh Universitas Islam Bandung pada hllri Sabtu tanggal 28 Januari 1995, sarta telah diterima sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Bandung, 28 Januari 1995
Panitia IJjian Munaqosah
Ketua
prs. H. ODANG MUCHTAR)
Sekretaris
(Drs. H. RAMLAN SASMITA)
Anggota Team Plnguii Penguji I
Pe nguji
II
~
~~ (DR. HMI. SDELAEMAN)
(Drs. HASAN ALI)
Plnguji IV \).
~~~'(Drs. H.
SA~USI
U.. MPd.)
(Drs. H. SYAFRI H' i MPd.)
.
/
Motto:
Menuntut ilinu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki maupun perempuan (H.R Tabrani)
Kupersembahkan untuk : Suami dan anak-anakku tercinta
/
1. Rohayati (nung) Jl: Dabakan Tarogong no. 42 Bandung Telp: 636233 (D22) 2. Nurul Tega Kadar (ega) Jl: Babakan Pr1angan no. 113 Bandung 40255 Telp: 506287
,
"
3. Lisda Sa1dah (1ta) Jl: S1t1 Mun1gar 45/22 E Bandung 40242 Telp: 502707 (022) 4. Asep Sunard1 (tate) JL: Ot1sta no. 125 Rt 05/v Pasapen I Kun1ngan 45511 5. Agus Gunawan (agus) Jl: Abmad Yani no. 221/42 Cip1cung Kun1~an 45511 Telp: 82193 (0232) 6. Joharno (jojo)
!
ABSTRAKSI
N a m a
Zainab
N P M
893001038
N i m k
89.1234 A2. II
0
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Program Studi
SI
Judul Skripsi
lkhtiar Pemull.a Agama Pendidikan Islam di Kf~(:.
Arldi.r" D1'.
~lelaksanakan
da l.am Sekitar
Lokasi
WTS
Band,~ng.
II
Kegiatan pembinaan agama Islam adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh aparat pemerintah setempat de ng a n pembina yang di t.u g a s k a n d a r-I
Departcmen Ag ama pada
setiap hari Selasa dan Kamis, guna menunjang jJengetahuan pa r a Wanita Tuna Susila (WTS) tentang ajaran Islam, yang selama ini akhlak mereka diluar ajaran agama Islam. Melihat kenyataan yang demikian tentunya perlu mendapat perhatian khusus'untuk menanggulanginya, yang sekaligus menghantarkan WTS kepada taubatan nasuhah. 'fujuan penelitian i,ni adalah untuk mengetahui usahasumber usaha yang dilakukan pemuka agama khususnya belajar yang memberikan pembinaan agama Islam di lokasi WTS Saritem Uandung. Secara opcrasionaJ penelitian ini menggunakan met ode deskriptif kualitatif/Naturalistik, mengingat metode ini dapat mengadakan rangka kerja penelitian empirik yang didasarkan pada obscrvasi objektif pada saat ini. Seeara khusus alat pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi parti s i pa r dan waW/incara me rid a Lam de ng an para responden khususnya orang yang terlibat langsung dalam pembinaan agama Islam, baik pembina maupun warga
binaan.
Salah satu ciri penelitian kualitatif/naturalistik instrumen pcneliLi
tidak i
t . u
a
c n d i
d i ru mu a ke n ri
yang
1
La t t-ume n
k a r-e n a
r n c l . u
k k n u
a
p
e
no
Li Li
a
bahwa adalah
n
s
e
c
a
r a
beba~,
denean LerjuIl Jaugsilng
dal.am
kegiat.3.n
pembinau.n
agama Islam. pe no l j t. i an 1o b i h "len!!11 "f,h padn menar-t It implikasi penelitian nntuk mencari pola atau bent uk dari kegiatan pemblnaan agama Tslam. Adllpun hasil pcnelitian itu dapat diungkapkan sebagai berikut : II/lSi I
1. Bahwa kegilltan pcmbinDlln Ilgama Islam di lokasi WTS Saritem, merupakan kegiatan wajib yang diikuti oleh seluruh WTS. Sesuai dengan tujuannya, adalah : a. Untuk membina para wts agar dapat bertingkah laku baik sesuai dengan ajaran Islam. b. Meningkatkan pengetahuan WTS tentang agama Islam dan sehingga para WTS menyesali perbuatannya mc m i n Ln nmp u n
2. Ikhtiar
kepuda J\-Ilah scr-Lu, b c r-Le.u bu L,
pembina aRnmR Tslam dalam
po l u.l a r-un
agallll..l
lsl,f.\,m
kemampuan para WTS (Sekolah Dasar) . Al-qur"'nn,
Tarsir ,
memberika'.
d i a e a u a l k un
den""'.fl
materi kriLeria
yang mayor'. cas hanya tama t Ad ar- .n materinya meliputi 1~i.ldisL,
dan
a kb Ln k
ssc r t.u
SD
mcnulis
Arab. 3. Lkh t i r pembina a g ama (da'i) dalam menyampaikan materi pembinaan agama Islam dengan metode yang bervariasi antara metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok dan menulis baca Al-qur'an. i-
4. Kegiatan pembinaan agama Islam di lokasi WTS Saritem ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor pendukung yaitu keberadaan ruangan untuk pembinaan, pembina, warga binaan dan alat-alat untuk pembinaan. Adapun faktor penghambat yaitu kurang tegasnya para penJhasuh terhadap para WTS untuk mengikuti pembinaBn, warga binaan sering datang terlambat dan scka ribut, makan-makan serta tertawa-tawa saat p"mbinaan berlangsung. Walaupun ada faktor penghambat dalam pembinaan agama Islam, kegiaan berjalan terus. Selama lima tahun ini dengan pembina ynr\g
dit.tJguskan
dari
Dcpartemen
J\gama,
dengan pembinaan agama Islam yang diberikan membawa hasil yang baik. Dari 485 orang warga binaan tahun pertama menjadi 140 orang pllda tahun kelima. Kebanyakan dari mereka Lelah berhenLi menjadi WTS ada yang telah menikah dan ada juga kembu] L kekampung, halamanya dan menjadi orang baik-baik.
•
Bandung, 25 Desember 1994 Mengetahui Dekan Faku1tas Tarbiyah Universitas Islam Bandung
Penulis,
( Za i n ab
Pembimbing I
)
Pe mb i.mb Lng II
{
(Drs. H. Odang
~uchtar)
(Drs. R. Agus Halimi)
KATA PENGANTAR Alhamdulillah berkat rahmat dan
karunia
Allah
SWT
dan bantuan dari bo r bag a L pi.hak, akhirnya
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini untuk
sebagai
salah
diajukan
satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Bandung. Penulis menyadari ba h-...a tanpa
bantuan,
pengarahan,
bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak, penulis tidak akan menyelesaikan skripsi ini. Maka sudah
selayaknyalah
apabila penulis mengucapkan terirna kasih kepada 1. Bapak Drs. H.
Odang
Muchtar
selaku
Dekan
Fakultas
Tarbiyah UNISRA dan juga Bebagai pembimbing pertama. 2. Bapak Des. II. Agus Il a.l i mi, s e bug a L pemb i mb i ng ke dun , 3. Bapak dan 1 b u d o s e n Fakullas Tarbiyah UNlSBA 4.
Bapak
Lurah
beserta
staf
Kelurahan
Keban
.Teruk
Kecamatan Andir. 5. Yang mulia bapak H.
Asy'ari
AI-Hakim
yang
membantu
moril maupun materil. 6. Ibu Roekamy sekeluarga yang banyak membantu 7. Bapak Syaiful sekeluarga 8. Ibu dan adik-adik yang beradR di Sumatera Utara 9. Rekan-rekan Nung, Ega, Lisda, Tate, Agus lainnya telah banyak membantu penulis.
.Toharna
dan
I
Hanya Ucapan terima kasih yar.g dapat penulis ucapkan Semoga budi yang telal. diberikan kepada penulis
mendapat
imbalan yang seLimpal .juri Allah SWT Amin.
Penulis,
Di\FTi\R lSI Hal
..................................
i
DAFTAR lSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . •
ii
KATi\ PENGANTAR
Mil J
l'1':N 1li\11 ULU AN i\. LataI' Belakang Masalah ..............•.. D.
Perurnusal~
Masalah
C. "Tujtlun Pencl iti.an
...................... ......................
D. Kegunaan Penelitian
4
6
7
.....................
8
F. Metode Peneli tian . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . .
17
................
24
E. Kerangka
Pemiki~an
G. Kredibilitas Penelitian H. Or-g a nis a s i Skripsi BAll 11
1
25
'l'INJ.\UAN TECIU'!' i s PI':Li\KSANM.N KEGIA'l'AN PENDIDIKi\N .\Gi\MA ISLi\M DI SEKITi\R LO Ki\SI WTS A. Sejarah WTS dan Perkembangannya 1. Definih Prostitusi ... ...•.. .....•..
29
..............
31
3. Jenis Pelaeuran . ..... ......•.......
34
4. Sebab-sebab terjadi Pelaeuran
36
P~mbinaan
41
2. Karakteristik Pelaeur
n.
27
Pendidikan Agama Islam
i
/
1. Peranan Tlmu Dalarn Pembinaan Uffiat dan Pribadi Muslim
41
2. Tujllan Pcndidil
Pembinaan WTS . 3.
46
Fu ng s L Pendidikan Islam Da.Lam :
Pemb inaan WTS
48
1. Faktor yang perlu diperhatikan dalam Proses Pembelajaran pacta Pembinaan Agama Terhadap WTS . . • . . . . . . . . . . . . . BAB III
HASIL PENELITIAN A.
G~lmbarnr\
UotJrn Pcnelitian
70
a. Aspek daerah asal . . . . . . . . . . . • . . . . .
70
................
-71
c.
SLai-us
72
...........•...
d. Tinbkat Pendidikan
,.....
73
e. Ko g i a t.a n Schari-hari . . . . . . . . " . . . .
73
f.
Hubu ng a n De ng a n Pe n g a s u h
76
g.
Pe La ng g ari
•.......•.
•••••••••••••••
J3. Dampak t.c rh a d a.p L'i ng kung an
BAB IV
51
C,
Usaha-'u..; rl'ha da r
D.
U's a h a-r us a h a
i
ii
.
Pihak Pcmcrintc.h
dari Orang T'u a
KESIMPULAK DAN SARAN
77
••.••••••••
77 78 81
BA8 I PENLJAHULUAI·j
A. Latar 8elakang Masalah Masyarakat lalah sekumpulan manusis (hablu minannas) yang
hidup
dalam
suatu
lingkungan.
Setiap
lingkungan
mempunyai aturan masyarakat atau norma sasial
diikuti oleh
setiap
warga
yang
tingga]
yang
di
harus
lingkungan
tersebut. Untuk mo ng at.u r- suatu Li ng ku ng a n
RW (Rukun Warga) Ker.u a pemuka agama, orang yang
RT
(Ru kun disebut
b i asanya ada
'I'e t a ng g a terakhir
) ini
dan
ketua
juga
memegang
peranan penting dalam pcndidikan agama bagi ",arganya. Pemuka agama adalah pemimpin, penganjl.lr, ag ama hendaknya mempunya i ka r-akt.c r i s t t k s e ba g a i 1. Adanya kepercayaan 2. Adanya pemujaan ( ibadat 3. Ada ny a a Lu ra n a Lur-a n (hu,kum-hukum) v
4. Adanya Nal>i.
ylllig
menlbawarlya
5. Adanya kiLab suei yang menJadi sumber hukum ( Ag u s Hakim Perbandingan Ag ama hal. 15 )
1
sedangkan berikut :
Dialah yang rnengajak rnasyarakat perbuatan yang baik, yang
tidak
rneng~jarkan
untuk
rnenyimpang
dari
aturan
agama yang sesuai dengan hadiLs qudsi di bawah ini
•
;!J
., J \
I
Artinya : Wahui sekaLian
ALLah
berfir~an
ber'buat kebaikan
kepada dan
ce!5ahLah
!
Sesuneeuhnya
"AjakLah
manusia
berbuat tnunhcu:
Giadi. t e
sekaLian
qude i 11. ALi Usm.an- A.A Berdasarkan
manusia
Dahtan- I1D. Dahl.arc
,'tat 374)
hadits di atas terdapat
isyarat
agar
setiap kejahatan dalarn rnasyarakat haruslah dicegah di saat ke
j
ah a
t.ur,
Di sebuah
:i
t.u
b n r-u
t.umbu h
kelurahan
lokasi
yang
,
Kebon
Jeruk
Kecamatan
mengadakan
kegiatan
Andir
ada
prostitusi
(pelacuran), yang kemudian tempat ini terkenal dengan nama Saritem, karena terJetak di Jalan Saritem Bandung. DululII 11ngklJngan maHyurakuL yUllg uerudu di
sekitllr
lokasi prostitusi tersebut keadaanuya lingkungan
di
kurang
terlibat
La ng s u n g
baik,
apalagi
bagi
cl al um pf'nsl.i t.u n i
I
keluarganya
("';r·~;.(~blJL.
2
yang
sini
Bagaimanakah remaja yang tinggal di lingkungan yang buruk seperti lingkungan WTS, atau tidak
o
l
u
a
r-g
«
d
mercka
terpengaruh
?
Untuk mendapatkan k
apakah
i
r-u
nmh
h:\J~
i
pendidika~
Agama dalam lingkungan
n nn lc n n nk yang o:anA' r
t.u n y a
a
be ke
r j
a
di lokalisasi tersebul. I.idak mungkin. Menurut Ajarwl [slam, hahwa melaksanakan pendidikan Agamu uduluh meruvakan verinLah dari Tuhan ibudah kepadaNya, s e o u a L d e ng ari
s u r-at.
dun
An-Nahl
mCI'upllkan
ayat
125
yang berbllnyi I
/
~1 ~·l\/
"
/
/Y.J
Remaja merupakan generasi penerus pembangunan yang berguna bagi Agama, nusa dan bangsa. Di dunia Barat,
remaja
digambdrkan
sebagai
transisi antara mas a kanak - kanak dan masa dewasa, masa itu remaja memiliki keprj.badian yang
atau masa adolesen.
3
labil,
masa dalam
goncang
Bagaimana halnya di Indonesia
Dalam
?
keadaan
Indonesia yang religius diduga
masyarakat
yang
demikian
tidak terjadi, karena dari keeil sudah mendapat pangajaran ag ama
dari
yang
salah.
o r-aug
pendidikan
t.u a ,
membedakan mana yang benar dan yang
KeCllali,remaja dari
ordng
tua
apalagi
kurang remaja
mana
mendapat yang
mudah
terpengaruh oleh lir,ghungan sekitarnya yang kurang baik. Pemuka agama memegang peranan sangat penting menyunl[luikan
ujapuIl
dalam
terlibat
rslam
prostitusi
bag.i
anak-anak
tersebut
dalam tidal<
yang
terutama
bagi
remajanya. Di Kotamadya Bandung terdapat beberapa dikategorikan
lingkungan
1 i ng kurig a n WTS Sa" i t.c-rn .
Ol(~tl
yang knrerlU
buruk, itu
tempat yang antara
penelitian
lain ini
berusaha menelaah: IKHTIAR PEMUKA AGAHA DALAM MELAKSANAKAN PENDIDIKAN ISLAM Dr ANDIR DT.
SEi
KECAMATAN
II BANDUNG.
B. Perumus an Masalah Pendidikan Agama mcngajak manusia kepada jaJan yang benar
dan
lurus.
Dengan
pendidikan
agama
diketahui, mana yang benar dan mana yang salah.
dapatlah
Di
Keeamatan
Andir
Kelurahan
Keban
Jeruk
(pelaeuran) ,
sebuah lakasi WTS yang mengadakac prastitusi tempat ini terkenal
dengan
lakasi itu juga, terdapat
nama dua
Di
Saritem.
buah
ada
masjid
sekitar
yang
selalu
mengadakan pengajian Merlo ada juga sehuah kelampak rcmaja masjid dan LcrdapaL juga sebuah TK TPA. Pe s e r-t.a p crig a ] 'i an
yang
r-c.ma j a
lakasi tersebut ada sebagian yang
berada
berasal
di
dari
seki tar
keluarga
WTS yang mempunyai I Lng kung an yang t idak baik (hi tam) . Dikhawalirkan lingkungan yang kurang ini kemungkinan besar akam memberi bn i k
l<.cpllda
k o p r-i b . «Ll n u
kemungkinan besar akan
pengaruh
bcrpengaruh
Pengalaman
seperti
yang
kurang WTS,
L i ngk u ngn n
r-o lIIaj a.
terhadap
remaja Lerutama bagi remaja yang sejak daerah Lerscbul.
baik
kcpribadian
keeil
pengalaman
tinggal dnri
lingkungan itu dapat mempengaruhi
prilakunya.
terjadi karena kebiasaan individu
terhadap
di
sltuasi
Hal
situasi
ini yang
dihadapinya. Bertitik Lolak dari permasalahan diatas, dan untuk membatasi permasalahan yang ada maka masalah sebagai berikut :
5
penulis
merumuskan
1.
FakLor
ap a
yang
s a j u ku h
uic n j a d I
dan
h auibu t.an
dorongan remuka agama dalam melaksanakan pendidikan Islam dl lingkungan WTS Saritem Handung ? 2. Bagaimanakah Ikhtiar pemuka Agama dalam
pendidikan Agama Islam bugi remaja yang
memberiJr .. n berada
di
sekitar lokasi WTS Saritem Bandung ? 3•
Apa
saja
Upa~a
pemerintah
pcndidikan
Islam
bugl
sekitar lokflRi 4. Apa
upaya
:alam
memberikan
~'ang
r-ema j a
di
berada
rlTS Saril.em BandlJIlg ?
orang
Lua
tidak t.c r-po ng a r-u h
urlLllk
o l.e L
par&
1 ingkungan
ren:aJa
WTS
supaya
Sar item
Bandung.
C. Tujuan Pe ne l I t i.an Untuk
mengetahni
hambatan
dan
faktor-faktor
yang
pemuka
do r o ng an
menjadi
Agama
dalam
melaksanakan pendidikan Islam di lingkungan Saritem Dandung.
2.
i k h Li a r
memberikan berada 3.
Untuk
pen,lidikan
pcmuk a
Islam
bagi
Agl.llIIll
dH.l am
yang
remaja
di sekitar 10kasi WTS Saritern Handung. mengetahui
upaya-upaya
6
pemerintah
dalam
meruberlkun beraoa 4.
Untuk remaja
di
penJidlknn lingkung~n
mengetahui tidak
Islnfu
yang
rcmaja
bagl
WTS Saritem Bandung.
Upaya
orang
terpengaruh
pad a
tua
anak
agar
lingkungan
WTS
Saritern Bandllr,g.
D. Kegunaan Penelitian Dalum ponel iLian ini
l.o rd apu t.
be he r apa
kegunaan
yaitu sebagai berikuL :
1. Untuk menemukan faktor pendorong dan faktor penghambat bagi pemuka agama dalam melaksanakan pendidikan
Islam
di lingkungan WTS SariLem lJandung. 2. Untuk mennapatknn npnya-upaya
yang
bagi pemuka agama dalam pendidike.n
remaja yang
beroda
di
sekitar
lebih
bermanfaat
agama
lokasi
Islam
WTS
bagl
Saritem
Bandung. 3. UnLuk mendnpoLkun upaya-upayu yang leblh efokLif dilaksanakan pemerintah
dalam
memberikan
Islam bagi remaja yang berada di
sekitar
yang
pendidikan lokasi
WTS
Saritem Balldung. 4.
Untuk mendapatkan upaya-upaya
yang
lebih
orang tua kepada para remaja supaya ti.dak
7
baik
dari
terpengaruh
oleh lingkungan WTS Saritem BBndung. E. Ker anqk a Pemi k Lran
Jhon
scorang
Locke,
filosof
Inggris
dari
mengemukakan tabularasa yang berbunyi : .. Bahwa seseorang ak"'n menjadi baik atau jahat tergantung dari pengalaman. Jika ia mendapat pengalaman yang baik ia akan menjadi baik, tapi jika ia mendapat pengalaman kejahatan maka ia pun akan menjadi jahat (Sarlito Wirawan S, 1988 : 36) WTS ( Wanita Tuna Susila ) adalah kebiasaan huburig an kelamin diluar
yang
mempunyai
perrlikahan baik d e ng an
imbalan jasa at au tidak . (Soedjono, 1977 : ,14). Pelacuran
berlangsllng dalam sejarah umat
yang panjang yang k are n a be r-bag a i, faktor yang menyehabkan gejala .inI u du LcrU8
rue no ru s
manus in
berkai tan,
d a r-i
nallsa
ke
masa sebagai gejala so sial yang abadi Dalam bahasa
arab
pelacuran
itu
disebllt
Zina,
Al Jurzani :
A
I•
•
.t.
1~.J
..
" , ..' ,(.ie-,'LL':::'
bahasa
Ar-ab)
keda~(jJh
atau kE'kel i tuari )
Cih.l<;fur< zuhdi 1987 .'
33).
Gejala pelacuran merupakan salah satu penyimpangan terhadap norma hukuID lainnya yaitu
pArkawinan
per~inahan
Disamping
disamping
penyimpangan
.
melanggar
norma
hukum
pelacuran bertentangan pula dengan norma agama
dan
pidana,
berbagai
pengaruh
perkawinan, kaidah
hukum
yang
berhubungan
dengan aspek-aspek kehidupan manusia di dalam
masyarakat.
Allah berfirman dalam Surat An-nur ayat 2
.
11./_\/
I
o~
. \'~)I~
~J .J
'"
Y¥
"
~\j'
~/
\
Ar t i rt yo. dar-L
keduo.nyo. 1 DO kat i de io. C Depo.e Rl 19B9.' 5-43 )
Adapun tujuan hukuID
pidana
Islam
ialah sebagai berikut
.
J •
Untuk kuratif dan edukatif, artinya untuk menyembuhkan penyavit mental psikis dan memperbaiki akhlak pelaku pelanggaran kejahatan agar insaf dan tidak mengulangi perbuatannya yang buruk dan jahaL 2. Untuk melindungi keamanan masyarakat, negara dan me me Li h u r-n
!(cL<'c·l.iblLn
dala:1I
lII11HynC'J.d<.al..
(MlJ.Hfuk
l':uhdi, 1987 :37). Dalam hal inilah upaya dari
9
Pemerintah
mengadakan
pembinaan Bandung
agama
Islam
agar para
WTS
di
sekitar
dapat
lokasi
mengukur
WTS
kesalahan
mereka perbuat dan da~paknya terhadap mereka lingkungan sekitarnYfl. diikuti
dapat
membuka
Saritem yang
sendiri
dan
Dengan pembinaall agama yang sering mata
dan
menghentikan kegiatan sebagai WTS
hati dan
para
WTS
bertaubat.
untuk Firman
Allah d a l.am SUI'a t An-mu r- ayat 5:
be.r-taubat
Hemaja ruerupakan sebutan yang diberikan kepada
8eRcorang
yang sedang berada dalam mas a
anak-anak
menuju maSa dewasa,
peralihan
Menurut DR.
bukunya Penyesuaian Diri,
Zakiah
yang
dari
Daradjat
dalam
remaja
yaitu
dinamakan
"seseoI'ang yang berusia antara 12 a amp a j, 18 tahun". Seoru.ng
p enu Li s
yang
bernama
mengemukakan tahap-tahap perkembangan dalam usia remaja.
Ia . meng a t akan
bahwa
10
Petro kurun
pe r kembarig an
BIos, waktu pada
hakekatnya adalah
usah~
penyesuaian
diri
yaitu
secara aktif mengatasi "stress" dan mencari jalan baru dari berbagai masalah. diri dalam menuju kedewasaan
Dalam ada
3
proses tahap
untuk keluar
penyesuaian perke@bangan
remaja yait'-l :
a. Refnaja awa l Dalam
tahap
(early adolescence). ini
seorang
remaja
illasih
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dOlongan-dorongan yang menY2rtai perubahan-perubahan itu. Mereka ruengembangkan fikiran-fikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan dan bertambah dengan berkurangnya kendali terhadap "ego" menyeba1:>kan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. te~hc~an-heran
akan
b. Remaja rr~dya (rr~ddle adolescence) . Dalam tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan .. la. senang jika banyak ternan yang menyukai. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri optimis atau pcsimis, idealis atau materialis dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipoes complex dengan memperkuat hubungan dengan kawan-kawan dari lain jenis.
c. Remaja akrd r Clate adolescence) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju peri ode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu: a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang~orang lain dan dalam pengalaman-
11
pengalaman baru. c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. e. Tumbuh "dinding" yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public). (Sarlito Wirawan. 1989 : 24). Tahap-tahap perkembangan tersebut terjadi
pada
setiap
remaja.
diatas,
Cepat
selalu
atau
perkembangan tersebut sangat tergantung pada
lambat
pendidikan,
kebiasaan dan kebebasan yang diberikan kepadanya. Seperti yang dikemukakan oleh Allison Davis yaitu: "Remaja berkembang sesuai dengan yang diharapkan oleh ligkungan budayanya. Kepribadiannya dibentuk oleh gagasan-gagasan; kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai dan norma-norma yang diajarkan kepada si remaja oleh lingkungan budayanya."(Sarlito Wirawan, 1989 : 36). Dalam
usia
transisi
ini,
kepribadian yang labil yang sangat
remaja
dipengaruhi
memiliki terutama
oleh lingkungan sosialnya.
Remaja yang satu dengan
lainnya mempunyai
yang
prilaku
berbeda
kondisi dan situasi lingkungan dimana ia
yeng
sesuai
dengan
berada.
Remaja
memiliki bermacam-macam kebutuhan yang mendorongnya untuk berbuat kebutuhan
at au
bertingkah
manusia
secara
laku. umum
12
Maslow yang
mengemukakan
paling
mendesak
pemenuhannya.
Kebutuhan-kebutuhan
terse but
adalah
kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa memiliki, kebutuhan akan rasa einta kebutuhan
akan
rasa
harga
dan
diri,
rasa
memiliki,
kehutuhan
akan
aktualisasi diri. 2endapat lain ten tang kebutuhan remaja dikcmukakan oleh Karl C.
kebutuhan
Gar~ison
~has
7~ng
meenge]ornFok~an~ya
ke dalAm
7
remaJa yaitu
a. Kebutuhan akan kasih sayang, terlihat adanya sejak masa yang lebih muda dan menunjukkan berbagai eara perwujudannya selama masa remaja. b. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok merupakan hal yang sangat penting sejak remaja "melepaskaan diri" dari keterikatan keluarga dan berusaha memantapkan hubungan- hubungan dengan teman lawan jenis. c. Kebutuhan untuk berdiri sendiri yang dimulai sejak usia muda (remaja awal) , menjadi sangat penting selama masa remaJa, manakala remaja dituntut untuk membuat berbagai pilihan dan mengambil keputusan. d. Kebutuhan untuk berprestasi menjadi sangat penting dan pasti seirama dengan pertumbuhannya secara individual mengarah pada kematangan atau kedewasaan. e. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain sangat penting, sejak mereka bergantung dalam hubungan teman sebaya dan penerimaan teman sebaya. f. Kebutuhan untuk dihargai dirasakan 'berdasarkan pandangan atau ukurannya sendiri yang menurutnya pastas bagi dirinya (sesuai dengan kenyataan) dan menjadi bertambah penting seirama dengan pertambahan kematangan. g. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh terutama nampak dengan bertambahnya kematangan (kedewasaan). Untuk mendapatkan' ketetapan dan
13
kepastian, remaja memerlukan beberapa petunjuk yang ukan member Lk annya dasar dan uku.ran dalam membuat keputusan-keputusan. (Andi Mappiare, 1982 52). I'., IIl1lj a
SOO I'all/,!
k
o
b u
t . u
h u
n
y
n
aman serta
dpligall
u
b
u
11mIIIenu h1
ukun
kebu buhan-
ik al'Hbi 111 be,'u.du. dntalll BiUHU:ii
memungkinkan
dirinya
bagi
untuk
yung
mengadakan
hubungllll dengan orang-orang di lingkungannya secara
baik.
un t.uk
dl,plIL
Ilu l
i ni
bllgi
he nl. rl. i
hOf·lu.-mIHll1,.:
individu
IllongHl1
hambatan-hambatan atau masalah-masalah dalam kehidupannya. Kebutuhan-kcbutuhan Lersebut harus terpenuhi kehidupan
remaja,
dan
yang
harus
memenuhinya
keluarga, teman sebaya maupun masyarakat.
sendiri
untuk
memenuhi
adalah
Semua ini
selalu terpenuhi jika ada usaha dan kemampuan dari itu
dalam
kebutuhannya.
akan remaj,a
Jika
kebutuhannya tidak terpenuhi maka remaja akan merasa. tidak puasdan merasa frllstasi. Dengan
menghadapi
dClllikiarl
masalah
yang
pada
rcmaja sukar
untuk
usianya
scring
diselesaikan.
Beberapa mao am pe r-mas a l.ahar, yang dihadapai oleh remaja yllng dik~mukakan olch Soesilowindradini yaitu ; masalah berhubungan dengan keadaan jasmaninya, masalah yang berhubu?gan dengan kebebasannya, masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai, masalah yang herhubungan dengan peran pria dan
14
wanita. Masalah berhubungan dengan anggota dari lawan jenis, masalah berhubungan dengan hubungan dalam masyarakat, masalah yang berhubungan dengan jabatan, masalah berhubungan dengan kemampuan. Seorang remaj~ dalam memenuhi kebutuhan dan mcngntaai [)c,'maaalnhnn yang dlhndnpinyn tldnk ae l u Lu mudah dan ada kalanya baru tercapai bi La telah mengataal rintangan dan jika telah mampu menyesuaikan diri dengun baik. (Soesilowindradini, MA : 217)
-;
Remaja yang telah pada
masa
remaja
melewati
satu sama lain. cumpu r
t.a ng an
adalah
ini
bermaeam-maeam perasaan
masa
yang
mau
orang
p rLbu d i n y a •
dan
bergejolaknya
masa
kadang-kadang
Mereka tidak
da l nm u r-r.ne u n
kanak-kanak
bertentangan
tuanya Da ~ alii
terlalu
ha 1
mereka membawa apa yang diajarkan oleh orang tuanya
sejak
keeil, namun pada
dapat
IDasa
rcmaja
ini
memikirkan tentang yang abstrak
di
mereka dalam
sudah agaIDa
seperti
Tuhan, Surga, Neraka, Kiamat, dan scbagainya. Adapun faktor-faktor yang belajar a!lllmn yaiLIl
pndn
kanak-kanak
t.entang
kepadanya dan para
umumnya
yang
pengalaman-pengalamarl
agamll.
guru
menyebabkan
cli
karena
remaja
itu
keturunan
dan
dialaminya yang
diajarkan
setiap
sekolah
Scsuai dengan hadiLs nabi sebagai bcrikut :
15
pada
masa
orang
tua
sekolah.
matea hedua or' an!>; t'"ar
beiagcuta yahudi nasf"o.ni aLau najuei. , t983
i tu
tahidzan
Al' t i nya
t el ai,
t er seou:
anah:
(Zuhai.r-i.nL
et. at
24) .
Remaja
dalam
usianya
yang
labil
selalu
pengaruhi rasa emasi yang bergejalak yang tidak mcreka
Kadang-kadang
ko nda Li kan.
bertentangan dengan ilmu
pengetahuan,
dapat
di
agama
melihat padahal
di
pelajaran
agama yang didapat anak terse but kurang dipahami at au cara menyampaikannya yang s a lah . Pada masa seperti ini remaja penerimaan sosial dari Lng i.n mendupat
Untuk .l
n
L
r - c
m u
j
a
sangat
teman-~emannya
memperhatikan
yang sebaya.
t.emp a t. dan po t-h at.La.n dari
teman
s e gaLa
yang
.i.l.lg.i~1
IIIcngikuLi
aleh temannya. makanya jika lingkungan dimana
Mereka
sebayanya.'_
d i ke r- jakan remaja
berada selalu mengadakanmajlis-majlis taklim maka
itu
I'emaja
di sekitar itu akan mcngikutinya. Sebaliknya jika lingkungan remajn
IG
tersebut
buruk,
maka ternan sebaya lebih berpengaruh
terhadap
anak
dalarn
hal sikap minat dan nilai serta tingkah lakunya dari
pida
keluarganya.
F. Metode Pelleli tIan Metode
yang
dipergunakan
dalam
penelitian
Adapun
adalah rncLo(le arlulll.ik IlaaliLut.if I1ULurl\.lisLj.k
peneliti rnenggunakan metod" perrnasalahan yang ada Fada aktual.
ini
karena
saaL
ini
untuk
yang
ini
meneliti
be LuI
betul
Pencl i Lian i ni bcrupaya untuk mcurpe r-o Le h g amba r-a n
Ikt i a r- pcrnuka ag ama d a 1 am pel nk a aria an pendid i kan Islam di lokasi WTS Sacitem. Kodya Bandung, yang gambaran umum lokasi Pada umllulnya
disertai
perlel.itian. nlrl~o(ic
yang
menggunakan
kwalitatif / natural isLik lebih cenderung
pendekatan
bersifat
kasus, rnaka study ini pun bersifat khusus karena mendeskripsikan s"gala ikhtiar pemuka malaksanakan pendidikan secara ditinjau
terperinci
yang
dalarn
tentunya
adalah
dilakukan
secara
agama
demikian yang dijadiklln kasus dllillm penelitian ini yang
aspek
berupaya
Dengan
Usaha
berbagai
agama
study
mendalam.
"
dari
dengan
oleh
menyelenggarakan Pendidikan Islam di
17
pernuka lokasi
agama WTS
dalam Sari tern
DT. II Bandung. Study
kualitatif
menggenerali~a~:ik.an
naturalistik
tidak
bersifat
hasi.l penelltian, tet.api akan mcneoba
mencari bentuk atau pola baru dan menemukan
suatu
berdasarkan data cmpirik yang Lerkumpul, sehingga kualituti.f/
na.t.u r-u l i s Li k
menerima penemuan -
~;.
e a ng a.t.
teori metode
sekali
Lerbl!ka
untuk
1'lcnernUan baru
NaSIJI~iorl,
MA
mengemukakan
Per\elitian
II
k u a I iLa l. i r p arlu hu ke ka I.n yu I a Luh meng ama Li orang dalam 1 ingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka
bcruSJLha.
D1emahami
mereka
ten tang
dUllia
kualiLaLif'
bahllsa
sekitarnya
nu t.u raLl s t.Lk
/
dan
tafsiran
"
mempunyai
Metode p a rrd a rrg a n
pOHL-pnHil.ivi,'mp yllng Lldnk menerlmn adnnyn hnnyn satu kebenara" I melainkan becsifat induktif dan .j
u
a
Lr-u
m o
n c o
l », 1Il(~n(;nr'i dnn
m o
n o u i u
k
a
HUfLLu
n
berdasarkan elaLa yang lerkumpul , sehingga terbuka
filcrlcrJU'U
Sebagai
teknik
dilakukan dalam sLuely wawancara,
t.o o r'
p(~rlel"Uan-perlemuan buru.(1992
pengumpulan kuallLalif
khususnya observasi
data adalah
j
selalu :7
)
yang observasi
partislpan
dan
partisipan
observation) dan wawancara mendalam (Depth
Interview).
Teknik yang akan di pergunakaan dalam penelitian ini
pun
akan dilakukan dengan dua teknik tersebut. Teknik observasi partisipan dilakukan karen a untuk memperoleh data yang
sebaik-haiknya
18
dari
situasi
yang
wajar at-uu natural.
Inatural
yang
Pada dasarnya
d i j ad i kan
peneljtian
insLrumen
kualitatif
peneli Lian
adalah
peneliti sendiri, sehingga dalam penelitian ini, peneliti sendi ri
yang
t.er j un
] ang su ng
ke
wawaneara dan observasi. Untuk
Lapang an
melakukan
menghilangk&n
keeurigaan
atau menghilangkan keasingan sebagai orang luar, t.entunya peneliti tidak menonjolkan diri dalam melakukan observasi yang
seyogyanya
mengundang
d ap a t,
perhatian
atau
keeurigaan orang lain. Untuk mengetahui segala 'lspek yang berhubungan dengan penelit.ian, maka
peneliti
melibat.kan
diri (hadir) dalam kegiat.an - kegiatan y'lng diadakan oleh RW , s e h i ng g a
d.,ngan
demikinn
rueng amn tI
dapat
lebih dekaL lagi dari setiap perilaku
dan
d e ng an
ueapnn
serta
segnln dokurnen ynrlg ada knitannya clengnn penclitian Dalam
peneliti
me ng a daka n
tentunya
informasi,
yai tu
terhadap beberapa dibina,
yang
harus d e ng an OT
wawancara
eepat meLa.Lu i,
dengan
tanggap
responden,
dalam
berbagai
meneari
pendekatan
ar.g r-e s po nd e n baik pembina atau
terlibaL
langsung
orang-orang yang bo t.u l --heLlJl
dalam
t.e ran du I k an
agama • Wawaneara yang dilakukan
19
oleh
kegiatan seper1~i
peneliti
yang atau
p",mbina adalah
wawancara
tidak
pertanyaan
tidak
kadang-kadang responden
berstruktur, di
rtJmufJkan
wawancara
(perspektif
artinya
lebih emie)
pertanyaan
ter.l.ebJh
mementingkan dalam
dahulu. pandangan
memandang
dunia
sekitarnya yaitu pclaksanaan pendidikan agama Islam
yang
sedang
bagi
berlangsung
ini,
sehingga
lebih
mudah
peneliti untuk mengadakan wawaneara seCara mendalam. Sewaktu
mengadakan
wawancara
dengall
WTS
yang
paling lama tinggal di Saritem, yaitu sudah 5 tahun. Terjadilah tanya jawab antara peneliti dengan
WTS
tersebut: Tanya
Apakah sud"h pernah menikah ?
Jawab
Pernah tapi sudah berceral.
Tanya
Apakah sudl'lh mempunyai an.. k ?
Jawab
Sudah. 2 or.ang
Tanya
Apakah slidall pe r-na h hekerja ?
Jawab
Pernah di pabrik kebutuhan
tapi
keluarga
tlduk
yaitu
mcncukupi
mengurus
orang tua. Tanya
Pendidikan terakhir sampai dimana ?
Jawab
Hanya tamat SD (Sekolah Dasar).
20
anak
untuk dan
Tanya
Apa alas an untuk menjadi WTS
Jawub
Pc k o r-j nu n
~;~~bagn
i
WTS
L i.d nk
?
IIIPlIlbu
formal, dan bisa mendapatkan
jjazah
Lu h k a n
uang
yang
cukup
'Intuk Themenuhi kebutuhau anak dan orang tua. Tanya
Apakah ingin bekerja selamanya sebagai WTS ?
Jawab
Tidllk,
saya
akan
berhenti,
sebagai WTS ini tidak ada Apalagi anak-anak. dan orang tua ker jakal'.
karena
keluarga
Saya tidak
saya
sebagai
yang
ingin
mengetahui
Pekerjaan
pekerjaan
anak-anak
apa WTS
tahu.
yang tidak
saya baik,
tapi saya terpaksa. Terakhir
monj awab
pertanyaan
pcnel i ti
terlihat
mata WTS itu berkaca-kaca (Dlengeluarkan air mata). Observasi
partisipan
yang
dilakukan
peneliti
adalah terhadap WTS yang mengikuti pembinaan Agama dengan hal
sebagai
berikuL
ada
yang
makan-makan dan merokok, mengangkat jalan-jalall berlangsung.
sesukanya Pembina
saat
tertawa
seenaknya,
kaki
kursi
pembinaan
Agama
ke
Agama
kadang-kadang
langsung kepada siswa binaan tentang tingkah senonoh, siswa binaan
mengerti
apa
21
~ang
dan
sedang menegur
yang ditegor
tidak oleh
pembina
hanya
men it.
2-3
saj a ,
setelah
itu
mereka
bertingkah lagi seperti yang tertera diatas. Bahkan sewaktu pembinaan berlang2ung, si2wa binaan suka tidak
sabaran
menunggu
Agamn yang
hllnyu.
mereka suka
ngom~ng
dilukukun
sampai J,5
selesai
pembinaan
~ekali
jam
seminggu,
sudah1ah Pak, ada yang bilang
panas,
ngantuk. Dalam
berpakaian
sisw~
pembinaan Agama
kurang
tembus
(transparan),
pandang
binaan
sopan,
ada
saat
yang
pakaian
(ketat), rok belab sampai paha bahkan
menghadiri
memakai
baju
membentuk ada
yang
tubuh memakai
celana pendek. Pendekatan
yang
d i lakukan
wawancara peneliti mengkhususkan
pada
karena pendidikan yang diberikan tidak
dl11alll Cara ada
mcngadakan
non
formal
jenjang
dan
tingkatannya semua mcrata dan penelitian ini dilakukan di kantor RW 07 tempat mclaksanakan diadakan
oleh
menjaga
batas
RW
3etempat. agar
kegiatan-kegiatan
Demikian
tidak
peneliti
menguI'angi
yang tetap
nilai-nilai
kredibi I I tas pe no 1 i I. i an. Unt.uk
Ln fo r-ma sj
yang
pernah
22
ditemui
untuk
dl
WIlWllncal'ul Pe rt.amu ada l ah
yang
untuk mencari informasi ~ecara
umum
lok~lSi
daLam hu L l n l
k o LUll
berkaitan
dengan
pcnclil:iarl. KedllU adalah
gUI'U
l.eI'andalkafl
yallg
pendidikan Aguma Islam dan yang
d l makaudk an
Tni
RW.
pembina
gllru
dalam
Ketiga
gambaran
p~laksunuun
mewawancarai
WTS
yang paling lama tinggal di Saritem. Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini banyak
sehingga
sekali,
diperlukan
kesiapan baik material a t aupun moril. Kesulitan sebagai kendala uLama udalvtl
keterbatasan
wakt.u
akan
kejcnuhan
responden tidak siap unt.uk diwawancarai. ini perlu adanyB suatu perldekatan yang oleh peneliti. Salah
saL~
dimana
faktor waktu,
menjadikan
pcngalamun
dirasakan dengan apabila
Jelas, dalam hal efektif
tentang
dilakukan cara
yang
dilakukan oleh penel i ti u n t.u k memancing responden agar mau di
wawancarai,
harus
menjaga
anak
informasi
yang
diperlukan dapaL dljelaskan oleh responden. sehlngga
pada
sepeI'ti
perleliti
responden dan mengajak bcrmain-main
agar
akhirnya responden yang tadinya sibuk dengan urusan tangga, terjadi juga menjurus pad a hasil
obrclan
masalah
wawancara
yang
penelit.ian,
kcmudlan
lambat nata
di.t.uang kun
23
laun yallg dalam
rumah obrolan
terkumpul bentuk
kontek/laporan.
G. Kredf.b.i Li t.as Penelitian Setiap penelitian yang
sifatnya
harus memenuhi beberapa ketentuan reliabilitas kualitatif / tersebot
naturalistik.
maka
kredibilltas
yaitu
ada
sudah
sejauh
validitas, penelitian
"a1am
Apabj]a
penelitiar:
tentunya
diantaranya
objektifitas.
dan
ilmiah
ketlga
faktor tahap
tn e n c a.p a i,
mana
data
a t au
penelitian yang dilakukan lebih mendekati pad a
hasil
kebenaran
menurut pandangan responden sendiri. Untuk mencapai tahap kreadibilitas penelitian kua1itatif, maka
melakukan
sesuai
tahapan
dengan kegiatan
sebagai berikut : 1. Memfokuskan setiap permasalahan
sesempit-sempitnya
dan sedalam-dalamnya, sejauh yang
dapat
dilakukan
oleh peneliti. 2. Mengadakan hubungan dapat
memberikan
baik
dengan
informasi
data
responden, yang
agar
sebenar-
benarnya. 3.
Memperhatikan
segal a
pelaksanaan pendidikan
prilaku Agama
24
Islam,
orang
dalam
dan
jawaban
responden'segera dicatat. 4.
Menganalisis
hasil
lapangan
melihat apakah sudah
secepatnya,
diperoleh
sesuatu
untuk
yang
ada
hubungannya dengan masalah penelitian tersebut. 5. Mengecek kebenaran
catata~
kepada
respond en
untuk
mendapatkan pengesahan Melakukan
6.
observasi
berulaLg-ulang
sampai
-;.Jawancara
melihat
suatu
pola
secara
dalam
berbagai situasi
7. Melakukan triangulasi pada informan lainnya. 8.
Mengadakan
analisis
penelitian
untuk
pelaksanaan
pendidikan
keseluruhan
melihat Agama
suatu Isl~m
dari
awal
pala di
dari sekitar
lakasi WTS Saritem.
H. Organisasi Skri psi Secara keseluruhan skripsi ini terdiri dari empat bab, antara lain : Bab
I
berisikan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, Kreadibilitas penelitian dan organisasi skripsi.
,
Bab
II
Tinjauan tearitis ten tang teari-teari yang ada hubungannya dengan masalah penelitian.
Bab
III
Gambaran umum lakasi data
pelaksanaan
seki tar lakasi WTS Bab
IV
penelitian
pendidikan ~".ri
dan
Agama
anal isis Islam
di
tem DT. II Ba ndurig ,
Kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan.
"
26
BAB II
TINJAUAN TEORITIS PELAKSANAAN
~GIATAN
PENDIDIKAN
AGAMA
ISLAM DI SEKITAR LOKASI WTS
A. Sejar-ab WTS dan perk embanqa nnya Kata pelacur prostitusi yang
yang
berasp~
ki ~ ~-kira
t.e r-ang-v.e r-ang an
(Soedjono. D.
yang
dengan
j~4entik
dari
bahasa
diartikan menyerahkan
kata
Latin
t'prostituo",
perilaku
seb~gai
diri
asing,
pad a
yang
perzinahan.
1977 : 14).
Prostitusi itu telah dikenal manUSla sepanjang sejarah kemasyarakatan dan sepanjang kebudayaan. Sejak zaman kuno masalah prostitusi itu merupakan satu kenyataan atau satu gejala dari perkembangan masyarakat. Yang berbeda hanyalah pandangau manusia pada tiap-tiap dimensi atau fase tertentu dari sejarah itu, yang ditentukan oleh pandangan hidup, sikap orang terhadapnya dan macam kebudayaan yang didukungnya. (Med. S. J. Warrow, 1964 : 284). Masalah prostitusi bukan
me~upakan
masalah pribadi
(individual), kesukuan, nasional atau internasional tetapi merupakan terselesaikan.
problem
kemanusiaan
Pelacuran ini
merupakan gejala sosial
yang
ada
yang
sejak
tertua
dan
tak
lama tidak
akan pernah
dan
ini
pernah
habis sampai sekarang. Searang
penulis
yang
bernama
Drs.
Kasijan
mengemukakan bahwa
perbua~an
zina
termasuk
perwujudan
kelakuan manusia yang mewakili usaha atau karyanya memenuhi dorongan-dorongan primer ataupun ada pada diri pelakunya. Sejalan
dengan
sekunder
dunia
yang
47).
(Drs. Z. Kasijan, 1982 perkembangan
dalam
IPTEK
kebudayaan manusia yang semakin bertambah, demikian pen las pelacuran
dan
semakin
corak
berqgam
peran da~
tun<::.
war.itu
gayanya
juga
susila
dalam
dan
(WTS)
menjalankan
kegiatan prostitusi. Pada umumnya di Indonesia
mayoritas
pelacu1an terdiri dari wanita. Per.buatan menjual menimbulkan keluarga J
anggapan seperti
bahkan
diri
mesyarakat
pekerjaan
sering
iDerusak
yang
dijajakan ketentraman
dilakukan
seorang
pe Lacu r ,
Ada diantara pelacur (WTS) sebagai
pekerjaan
seperti yang
tapi
sampingan,
profesi menekuni pelacur dikemukakan
ini
yang
kebanyakan
sebagai
Commenger
mengerjakan
mata yang
ini
mereka
pencaharian dikutif
oleh
Soedjono/1977) sebagai berikut : "La prostitution (est) I'acte per I'acte iequel unefemme, faisant commerce deson corps, se livre au premier venu,
moyenmant
ranumeration
d'autre moyens de'exixtence que procurent les relations pasaage entretioent avec un plus ou
28
at
n'a
cuexque lui res qu'elle moins grand
d' individus". Artinya
(Soedjono; D.
Prostitusi
adalah
, 1977
suatu
18) •.
perbuatan
dimana
seorang wanita memperdagangkan atau menjual tubhnya, yang dilakukan untuk memperoleh pembayaran dari laki-laki yang datang membayarnya, dan wanita tersebut
ada
mata
pencaharian nafkah lajnnya dalam hidupanya, kecuali
yang
dip£rolehnya
perhubungan
sebentar
tidak
sebentar
dengan
b"nyak orang.
1. DefLni s L Pros i.Lt.us i
Cpe l ac uran)
Dalam menjalankan kegiatan sebagai drama prostitusi ada yang
secara
sendiri
pelacur tanpa
dalam diatur
oleh o z-ang lain, dan ada pula bahkan ya.ng terbanyak dalam diatur
~leh
orang-orang
yang
herperan
dalam
pentas
pelacuran sepertigermo, calc dan lain-lain. Pada
umumnya
yang
melatar
belakangi
kehidupan
sebagai wanita tuna susila (WTS) adalah faktor ekonomi. Prf.W.A
Bonger
Oorzaken
der
dalam
prostitutie
tulisannya "menulis
berikut : Prostitusi ialah gejala
"Maatschappelijke definisi
kemasyarakatan
sebagai dimana
wanita menjual diri melakukan perbuatan-perbuatan seksuil sebagai mat a pencaharian.
29
Sarjan
P.J.de
Bruin
Van
Amstel
sebagai
menya t.a.kan-
berikut Prostitusi adalah penyerahan diri laki-laki
dengan
pembayaran.
wanita
(Kartini
kepada
banyak
Kartono,
1992
:205).
Pendapat lain dari Iwan.Bloch : "Die prostitution ist eine bestimmte from desausserebelichen geslechts- verkohre, die dadurch ausgesiech net ~st, duss das sich prostuirende individumuum mehr oder winigier· wohllos sich unbe s t i mnt vielen personen fortgestzt, offentlich und n~terisch, selten ahne entgelt meistin der from der gewerbsmassigen kanflikhket zum beischlafe oder zu anderen geschlechtliche hundlungen fridigung vershaft und proveziert und in folge dieses unzuchtgewebes linen bestimuten konstanten typus bekomet. Pelacuran perhubungan
adalah
kelamin
suatu
diluar
bentuk
perkawinan,
tertentu
dari
dengan
pola
tertentu yaitu kepada siapapun secara terbuka, dan hampir selalu dengan pembayaran, baik untuk persebadanan, maupun kegiatan
sex
diinginkan· oleh
lainnya
yang
bersangkutan.
memberikan
kepuasan
Perbuatan
sebagai mata pencaharian. Dan akibat dari
ini
yang
dilakukan
pekerjaan
itu
si pelacur menunjukkan suatu type tertentu. Dalam menjalankan profesi sebagai .anita tuna susila kebanyakan dari mereka mengharapkan imbalan dengan pembayaran seperti kata Paul Moedikdo
30
Moelionn "Pelacuran adalah penyera,han badan warrita dengan menerima bayaran, kepada orang banyak , guna pemuasan nafsu sexuil orang-orang itu. (Soedjono D. , 1977 : 17). 2. Karak t erLs t i k at.au c i r i vc i r-L pelacur
Di
desa-desa,
hampir-hampir
pelacuran. Jika ada, maka mereka
tidak
itu
pendatang dari kota, yang singgah
adalah
untuk
terdapat pendatang-
beberapa
hari,
atau pulang ke desanya. Desa perbatasan yang dekat dengan kota-kota, dan
t~mpat-tempat
sepanjang jalan
dilalui truck-truck dan kendaraan umum lokasi oleh besar,
wanita
jumlah
penduduknya.
tuna
pelacur Dalam
susila.
bilangan
ini
sering
Sedang
diperkirakan
itu
beroperasi
secara
individual
sindikat-sindikat
secara
maupun amourette
kota-kota
yang
jumlah
termasuk menengah
para dan
(amateurisme).
sembunyi-sembunyi,
secara
yang
dijadikan
dari
klas
klas tinggi yang sifatnya non-profesional Mereka
di
1-2%
sudah
prostitue yang samar atau gelap dari
besar
kelompok berdagang
baik
dalam
satu
sex
serta
cinta asmara ..
Ciri-ciri
khas
dari
pelacur
itu
menurutDr.
Kartini Kartono ialah : 1. Wanita lawan lacur ialah gigolo (pelacur "lonte laki-laki).
31
pria,
2. Cantik, ayupi,;'manis, atraktif menarik, baik wajah maupun tubuhnya. Bisa merangsang sex kaum pria. 3. Masih muda-muda. 75% dari jumlah pelacur di kota- kota da di bawah usia 30 tahun. yang terbanyak ialah 17-25 tahun. Pelacur klas rendahan dan menengah kerapkali mempekerjakan gadis-gadis pra-puber berusia 11 15 tahun, yang di tawarkan sebagai "barang baru". 4. Pakaiannya sangat menyolok, beraneka warna, sering aneh-aneh/eksentrik untuk menarik perhatian kaum pria. Mereka itu sangat memperhatikan penampilan lahirianya, yaitu wajah, rambut, pakaian dana alat-alat kosmetik serta far fum yang merangsang. 5. Menggunakan teknik-teknik seksual yang mekanistis, cepat, tidak hadir secara psikis (afwezig, absentminded), tanpa emosi at au afeksi, tidak pernah bisa mencapai orgasme sangat provikatif dalam bercoitus, dan biasanya dilakukan secara kasar. 6. Bersifat sangat mobil, kerap berpindah dari tempat/ kota yang satu ke tempat/kota yang lainnya. Biasanya mereka itu memakai nama samaran dan sering berganti nama;
juga
berasal
dari tempat atau kata lain, bukan kotanya sendiri, agar supaya tidak dikenal oleh orang banyak. Khususnya banyak terdapat migran-migran dari daerah pedesaan yang gersang dan miskin yang pindah ke kota-kota, mengikuti arus urbanisasi.
7. Pelacur-pelacur profesional dari klas rendah dan menengah kebanyakan berasal dari strata ekonomi dan strata sosial rendah. Mereka itu umumnya tidak mempunyai keterampilan/skill khusus, dan kurang pendidikannya. Modalnya ialah: Kecantikan dan kemudaannya. Pelacur amateur, di samping bekerja sebagai buruh di pabrik, restauran,.bar, tako toko sebagai pelayan dan di perusahaan-perusahaan sebagai sekretaris, mereka menyempatkan diri beroperasi se bag a i. pelacur t.ungg a I atau s e ba.g a i. "wani ta panggilan".
32
Sedangkan pelacur:pelacur dari kl~s tinggi (high class protituees) pada umumnya berpendidikan sekolah lanjutan pertama dan atas ataui lepasan akademik dan perguruan tinggi, yang beroperasi secara amateur atau secara profesional. Mereka itu bertingkah laku immoril karena didorong oleh motivasi - motivasi sosial dan/atau ekonomis. 8. 60 80% dari jumlah pelacur ini memiliki intelek yang normal. Kurang dari 5% adalah mereka yang lemah ingatan (feeble minded). Selebihnya a~alah mere aka yang ada pada garis batas, ,'ang tidak menentu atau tidak jelas derajat intecigensinya. (Kartini Kartona, 1992 229) Pendapat lain mengenai
ciri-ciri
(karakteristik)
WTS yang Likemukakan oceh Sodjono D. SH : 1. Fenyera~an diri seorang wanita 2. Kepada banyak laki-laki siapapun tanpa pilih bulu, jadi 3~cara umhID. 3. Laki-Iaki yang berhubungan de ng a n wanita yang menyerahkan diri menbayar sejumlah uang atau barang (umumnya dengan ua.ng ) , (Soedjono D. 1977 :16).
Penyerahan diri wanita tertentu sejumlah uang, sehingga
merupakan
untuk
mata
memperoleh
pencahariannya,
apakah pencaharian sebagai pelacur sepenuhnya, ataupun di samping
pekerjaan
lain
yang
menghasilkan
kerapkali dikatakan pelacur adalah
wanita
uang. yang
Maka
menjual
diri. Perbuatan menjual menimbulkan prasangka yang
diri
bakhan
buruk
33
sering
karena
dapat
dijajakan merusak
ketentraman
tanpa
keluarga,
melihat
'Tatar
belakang
kehidupan seorang pelacur dan bagaimana seorang
tersebut
menjadi pelacur
keadaan;
yang
sebagian
terpaksa
oleh
orang akan melihat dengan penuh kebencian dan terhadap 3i pelacur
dengan
melontarkan
permusuhan
kata-kata
yang
menyakitkan. Di Indonesia
~anrak istjl~h
digunakan yang artinya
sama dengan pclacur. Istilah-istilah tersebut diantaranya cabo, telebuk, :onte, sundel, ublak. Dalam menjalankan kegiatan sebagai drama prostitusi ada yang oleh orang lain,
dan
ada
secara
pelacur
sendiri
pula
bahkan
adalah yang diatur oleh orang-a rang yang
tanpa yang
dalam diatur
terbanyak
berperan
dalam
pentas pelacuran seperti germo, calo.
3. Janis Palacuran Praktek pelacuran para
pelacur
dalam
dalam
arti
menghadapi
"cara-cara
langganannya,
pola-pola (cara) atau liku-likunya.
Secara
garis
kerja" banyak besar
dapat disebutkan beberapa jenis yaitu : a. Pelacuran bordil menurut Soedjono D. Yaitu praktek pelacuran, dimana para pelacur dapat dijumpai ditempat-tempat tertentu, berupa rumah-rumah yang dinamakan bordil yang mana pada umumnya di tiap bordil dimiliki oleh orang yang namanya germo.Pesanan
34
seorang "langganan" yang akan berhubungan dengan seorang pelacur diatur oleh si germo terse but • Pe ngb e.s-Ll ari si pelacur bermalam dan makan di bordil tersebut. Dalam pelacuran bordil ini biasanya terjadi perang diam-diam antara germo dan si pelacur antara si penghisap dan
yang
di
hisap,
tetapi
karena
germo
biasanya
menyiapkan segala sesuatunya, sehingga si pelacurlah yang kalah, dan dia akan diperlakukan sebagai barang dimana diri sebagai seorang g e r-mo
~rang
biasanya
'dagangan memiliki
tukang pukul. Pelacuran bordil biasanya
terdapatf
menyelip
di
tengah peruffiahan penduduk biasa, yang umumnya masuk ganggang,
sehingga
sekitarnya.
s e r-Lng
Bordil-bordil
lerjadi diawasi
reaksi oleh
masyarakat kepolisian,
jawatan sosial, dan jawatan kesehatan. b. Prostitusi yang terdaftar Pelakunya diawasi oleh bag ian vice co~trol dari kepolisian, yang dibantu oleh jawatan sosial dan jawatan kesehatan. Pada umumnya mereka d i Loka Li s Lrdalam satu daerah tertentu. Penghuninya secara periodik harus memeriksa diri pada dokter atau petugas kesehatan, dan mendapatkan suntikan serta pengohatan, sebagai tindakan kesehaan dan keamanan umum. (Kartini Kartono, 1992 :240). Bordil ini biasanya terdiri dari rumah-rumah kecil yang lampu merah. yang
dikelola
oleh
mucikari
germo. Di luar negeri germo mendapat sebutan madam
35
atau di
Indonesia mereka biasa d-iparrgg Ll. atau
"mamytt.
Di
perlengkapan,
tempat
sebutan
de ngan
tersebut
"mama"
disediakan
segala
tempat tidur, kursi tamu, pakaian dan
alat
berhias. Tersedia
juga
macarn-macam
de'1gan
gadis
type
karakter yang berbeda dan suku bangsa berlainan. Disiplin di
tempat-tempat
tersebut
misalnya tidak boleh
denge.n
diterap!can
mencuri
uang
ketat;
dialrang
Jangganan,
merebut langganan orang lain, tidak mengadakan
janji
di
lllar, dilarang memonopoli seorang langganan. Wanita-wani~a
rumah
dan
Fajak
"keamanan"
agar
pelacur
itu
harus
obat-oLatan, mereka
membayar
sekaligus
terlindung
pajak u a.ng
jug2.
terjamin
dan
Lnderrt i t.a s nya ,
Disamping
pekerjaan
membeli hiburan cinta dan
melayani
sek,
para
pengunjung WTS
itu
pelajaran menjahit, merangkai kembang, olah. dan pengetahuan umum
untuk
mempersiapkan
yang
mendapat
raga, diri
agama kembali
menjadi warga masyarakat biasa.
4. Sebab-sebab ter jadinya peLac ur-an Adanya
kemiskinan
kehidupan
di
berakibat pula terjadinya urbanisasi yang tidak
36
desa-desa, teratur,
perpindahan
penduduk
secara
liar
yang
mengalir
desa-desa ke kota-kvta. Mereka merasa telah bosan kampungnya yang serba
miskin.
Di
kota
dapat diperoleh dengan mudah dan hidup
itu
dengan
tampaknya
o~ang
ternyata
uang
penuh dengan
kesenangan. Tetapi bagaimana dengan pengalaman Impiannya semasa di kampung
dari
mereka
meleset
?
sarna
sekali. Di kota persaingan usaha lebih
hebat,
lebih sukar d i pe r o Le h . Akhirnya barryak
diantaranya
yang
putus asa uan menjadi
kembali
ke
desa
muda
yang
.i ku t.
terjun
ke
gelandan~an.
Mau
sudah ma Lu , Maka diantara wani ta-wani ta membanjiri kota-kota itu pe.lacuran,
bahkan
banyak
~emberi
yang
beban
pad a
pekerjaan
dunia
masyarakat
dan
penguasa saja. Mengenai sebab-sebab terjadinya
pelacuran
secara
umum para sarjana sosiologi maupun psikologi telah banyak mengadakan penelitian, dimana mereka mengambil kesimpulan yang dikemukakan oleh Drs. Z. Kasijan 1. Sebab-sebab utama yang berupa konflik mental, situasi hidup yang tidak menguntungkan semasa kanak-kanak dan tentang intelegensi. 2. Sebab-sebab karena faktor endogin yang berup,,kemauan seks yang besar sifat malas dan senang hidup mewah. 3. Sebab-sebab karena faktor eksogin yang be r-u p a kesulitan ekonomi perumahan yang kurang memenuhi persyaratan dan urbanisasi yang tidak teratur.
37
Konflik mental dapat'dialami oleha@seorang
dalam
berbagai hal. Akan tetapi yang paling banyak membawa diri ke dunia perzinahan atau prostitusi adalah kurang adil terhadap istri atau
akibat
karena
perc~raian
membawa rasa keputus asaan. Untuk melepaskan dendam pembalasan perlakuan yang
tidak
sewajarnya
atau bckas istri I!le"cac-i kesenangan dengan
suami yang atau
dari
suaml
seorang
atau
banyak lelaki lain, terjun ke dunia prostitusi. Pcndapat
lain
mengenai
sebab-sebab
terjadinya
pelacuran yang ditulis oleh Kartini Kartono mengatakan : a. Tidak adanya undang-undang yang lUelarang peIacuran. Juga tidak ada larangan terhadap urang-orang yang melakukan relasi seks sebelum pernikahan atau di luar pernikahan. Yang dilarang dan diancam dengan hukum ialah praktek germo (Pasal 296 KUHP) dan mucikari (~asal 506 KUHP). KUHP 506 : Barang siapa yang sebagai mucikari mengambil untung dari perbuatan cabul seorang perempuan, dihukum dengan hukuman kurungan selamanya satu tahun. Namun dalam prakteknya sehari-hari "pekerjaan" sebagai mucikari ini selalu ditolerir, secara inkonvensional d i arig g ap "syah" ataupun dijadikan sumber pendapatan dan pemerasan yang tidak resmi. b. Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menya- lurkan kebutuhan seks, khususnya di luar ikatan perkawinan. c. Komersialisasi dari seks, baik di pihak wanita maupun germo-germo dan oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan pelayanan seks. Jadi seks dijadikan alat yang jamak- g un a. (multipurpose) untuk tujuan-tujuan komersialisasi di luar
38
perkawinan. d. Dekadensi moral, merosotnya norma-normasusila dan keagamaan pada saat-saat orang mengenyam kesejahteraan hidup; dan ada pemutaran balikan nilai-nilai pernikahan sejati. e. Semakin besarnya penghinaan orang terhadap martabat kaum wanita dan harkat manusia. f. Kebudayaan ekspoitasi pada zaman modern ini, khususnya mengeksploitir kamu !emah/wanita untuk tujuan-tujuan ~omersil. g. Ekonomi laisez-faire menyebabkan timbulnya sistem harga berdasarkan hukum "jual dan permintaan", yang diterapkan pula dalam relasi sel.-s. h. Peperangan dan masa-masa ka'au (dikacau olph dalam gerombolan-gerombolan ~emberontak) di negeri meningkatv~n jumlah pelacuran. i. Adanya ~~oyek-proyek pembangunan dan pembukaan daerp:,- daerah pertambangan de ng an konsentrasi kaum pria, sehingga mengakibatkan adanya ketidak seimbangan ratio pria dan wanita di daerah-daerah tersebut. j. Perkembangan kota-kota, daerah-daerah pelabuhan dan industri yang sangat cepat, dan menyerap banyak tenaga buruh serta pegawai pria. Juga peristiwa urbanisasi t.arrpa adanya jalan ke I'ua r untuk mendapatkan kesempatan kerja terkecuali menjadi wanita P bagi anak-anak gadis. k. Bertemunya macam-macam kebudayaan asing dan kebudayaan kebudayaan setempat. Di daerah-claerah perkotaan dan ibu kota, mengakibatkan perubahan-perubahan sosial yang cepat dan radikal, sehingga masyarakatnya menjadi instabil. Terjadi banyak konflik dan kurang adanya konsensus/persetujuan mengenai norma-norma kesusilaan di antara para anggauta masyarakat. Kondisi sosial jadi terpecah-pecah sedemikian rupa, sehingga timbul satu masyarakat yang tidak bisa diintegritasikan. Terjadilah disorganisasi sosial, sehingga mengaki- batkan "breakdown"/ kepatahan pada kontrol sosial. Tradisi dan norma-norma susila banyak dilanggar. Maka tidak sedikit wanita-wanita muda yang mengalami disorganisasi
39
pribadi, ,. dan secara '"elementer" bertingkah laku semau sendiri memenuhi kebutuhan seks dan kebutuhan hidupnya dengan jalan melacurkan diri. (Kartini Kartono, 1992 : 232). Secara memungkinkan
umu~
dapat dikatakan bahwa faktor-faktro yang
timbulnya
pelacuran
sebagaimana
dikemukakan diatas, ada:!.ah ter1etak sebab
ut.amanya
telah beI"-
hubungan dengan sifat-sifat alami manusia terutama faktor biologis. M.A.W. Brower berkata bahwa "jabatan" pelacuran sudah sangat tua ; Sejak pernikahan menjadi suatu lembaga, sudah mulai terjadi pelacuran. Alasan utama, katanya adalah alasan biologis. Kalau pernikahan menjadi lembaga, sang laki-laki harus menguasai dirinya pada saat istrinya mengandung tua atau sakit. Karena tidak setiap orang s~nggup mengongkosi empat orang istri sekaligus terpaksa bapak mencari cutlet (jalan keluar), karena "Iilenguasai diri" tidak begitu gampang sebagaimana yang diajarkan oleh agama. Baik tidak baik sudah lama bahkan berabad-abad pard pameget memakai suatu lembaga yang resmi atau tidak resmi : pelacuran. Seandainya tertutup kemungkinan penyalur keinginan biologis dari suatu gejala yang bernama pelacuran ini, maka penyaluran akan menjadi bahaya sosial yang cukup mengelisahkan dimana gadis-gadis dan wanita akan takut berada sendirian di laur rumah; seperti yang dikemukakan oleh seorang Guru besar Itali.bahwa : "Ik will U weI verklaren, dat ik het niet wagen zou zels op klaarlichte dag met mlJnvrouw en dochter te wandelen in een stad, waar geen berdelen zijn tf
•
Bahwa apabla tidak ada penyalur kebutuhan biologis manusia laki-Iaki sedangkan dia toh harus tersalurkan, maka tidak rnengherankan apabila orang yang memahami hake kat sifat alami manusia pria dan
10
wanita, akan berkata : "saya ngeri berjalan dengan istri dan anak gadis saya" d i " suatu daerah ramai yang sarna sekali tidak ada bordil. (Soedjono D. 1977 : 90).
B. Perab i naau Pendidikan Agama Islam
1. Pe ra nari ilmu ·dalam pemhi naan umat, dan prLbad.i muslim Pendidikan dalam dilakukan kapan saja bukan di dalam kelas saja karena semua
mendapat
kesempatan
anak
didik)
tidak
pendidikan
lewat
(peserta
mengenyam
bangku sekolah. Tapi mereka ingin
hanya
mempunyai
pengetahuan
seperti yang dipunyai oleh orang-orang yang bersekolah. Islam sebagai Agama yang terakhir yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, melengkapi ajaran seluruh agama-agama yang oleh Allah SWT diwahyukan kepada para Nabi dan Rasul sebelumnya. Islam tidak saja
memuat
.ajaran-ajaran
sosial,
ekonomi,
politik, ilmu pengetahuan, kesenian, dan filsafat yang dalam agama-agama yang kurang mendapat perhatian. Karena kelengkapan ajaran inilah, sehingga Agama Islaru mampu menampung segala persoalan dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di sepanjang zaman. (Z. Kasijan, 1982:95) Seperti yang dikemukakan oleh Ki mengenai pendidikan: upa~a
pendidikan
Hajar
umumnya
Dewantara
berarti
daya
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intelect) an tubuh
anak-anak,
tuntunan di dalam tubuhnya anak-anak. (Drs. Z.Kasijan, 1982 : 94).
41
Demikian juga halnya de ngan pendidikan Islam ,. atau Agama Islam
itu
diturunkan
untuk
menyempurnakan
budi
pekerti sesuai dengan hadis Nasi Muhammad SAW :
Se£vng~ungnya
Artinya
-
"_
Z. Kasijan, 1982
,::o..t.;:(~:..
(malik) •
,::';',:'::1.-'
96) •
Berdasarkan pendidikan agama
hadist adalah
tersebut
untuk
diatas
memperbaiki
akhlaq, supaya dengan pembinaan agama dan dalam kehidupan
sehari-hari
dapat
peranan
moral
atau
ll'.enjalankannya
menjadi
orang-orang
yang berakhlaq karimah. Mereka yang menyimpang dari jalan Allah seperti apa yang dilakukan oleh para WTS, perbuatan menjauhkan diri
dari
Allah
Ta'ala,
ini ini
nyata-nyata menggambarkan
akhlaq yang tidak baik. Jadi ilmu agama memegang penting
dalam
pembinaan
para
WTS,
dengan
diajarkan oleh pembina mereka dapat mengetahui yang baik
dan
yang
buruk,
mana
perintah
peranan
ilmu
mana-mana yang
dilakukan dan mana larangan yang harus ditinggalkan.
42
yang
harus
Menurut Drs. Z Kasyan sebagai
beriku~~:
Pendidikan Islam adalah
penataan
individual
sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk taat Islam
dan
menerapkannya
secara
pada
di
sempurna
dan
dalam
kehidupan idividu dan masyarakat.
Pend:dikan Islam merupakan kebutuhan mutlak dapat
mela~sa~akan
Is]am
sebagaim~na
u~tuk
~estinya
(yang dikehendaki oleh Alla~). Berdasarka~ makna ini, lliaka ~endidikan Islam mempersiapkan diri manusia buna melaksanak3n amanat yang dipikulkan kepadanya. Ini berarti, sumber Islam dan pendidikan Islam itu sama, yakni yang terpenting, Al-qur'an dan sunnah Rasul.(Z Kasijan, 1982 96) . Al-~ur'an
sendiri djturunkan dimulai cengan
ayat pendidikan. Disini terdapat
isyarat,
bahwa
ayattujuan
terpenting Al-qur'an adalah mendidik manusi dengan metoda memantulkan, mengajak,
menelaah,
membaca,
be1ajar
dan
observasi ilmiyah tentang penciptaan manusia, sejak masih berbentuk segumpal darah beku dalam rahim ibunya. Ayat-ayat
di
bawah
ini
43
menerangkan
tentang
Artinya : Bacal cl; derl..3'un tvuua Rabb-nn.l
D tal. ab. a.enc i p t alear; <'iI.an'Us- i a dar i
5
e !SWllpa L
BOCCLLClh
1079). He mb ac a
ada.l ah klmc i
j".ri i 1 mu. Peng e t.a.hu a n , dengan
membaca merupakan cara yang sebaik-baikr.ya untuk bclajar. Belajar secara 1ufts berarti mendidik diri. Maka kenyataan di
dalam
Al-gur'an,
dimana
perintah
membaca, berarti Islam mendahulukan
pertama
pendidikan
adalah daripada
hal-hal lain. Di dalam Islam ilmu
pengetahuan
sangat
dan orang Yang menuntut ilmu pengetahuan yc'.ng
tinggi
(derajatnya
tinggi).
diberi
Allah
I
~0'~' kam.U
dan.
44
derajat
Sesuai
Al-gur'an di bawah ini, surat Al-mujadalah
dio.ntaTu
dihargai
11
firman
pen.ee t aiiuar. ke pada dera ja t yo.n.B t: i r'-'Ji5".~'i.
1959
(Depag,
910). Masalah
pendidikan
ayat-ayat Al-qur'an banyak
saja
menganjurkan
manusia
itu
bukan tapi
bahkan
saja
dalam
mewajibkan
berpendidikan,
belajar
terdapat hadis
nabi
supaya dan
dalam juga semua
berilrnu
Sabda Nabi Muhammad SAW :
Artinya : R.a.5uL'ULl.a.;-~
D:2~-
i
~L-rd.!..
=~Al-1-".
_-i.:::it;~s
tte: ..ru ut.
Sabda Nabi SAW tentbng pentingnya ilmu
Artinya ~Ldpa ya~e «~ntlneinkan duntu c'l>.ebahae.ian durii a», ",aka hendak'Lah ia beri LI7
Nabi SAW bersabda supaya belajar
45
-'''''''--"",.-,--,--,.
---. ,'" ',,-,'""<
.... _ - - ~
."
.,
,>",,--,,~,_._~.-p
S~<-,' -'. ~y
Artinya : Pe'LCt. j"'::"'1.-·L i ai: bQ.5'~
iLlfl).1~
be I cjai-
it'd
i'n.en:unt..tit.
t l."-hu.
harena
Al. Led: (1IErti_v(.d-<..o.n. S1.1Cl['u J~ebaikan.~
,
,
t,;~epc.CJ.a
r.r:»:
(Z. Ka s i j a.o ,
1982
99) •
Dari ketiga hadis tersebut diu taB betapa
pentingnya
mendapatkan
ilmu
kebahagian
terllha'L
jelas
supaya
kita
pengetahuan,
dunia
dan
akhirat,
untuk
itu
diwajibkan menuntut ilmu kepada setiap orang
Islam
baik
laki-Iaki maupun perempuan
apakah
dia
tidak
dipandang
anak-anak itu orang dewasa.
2.
Tuju~n
PendiJikan Islam dalam Peniliinaan WTS
Membicarakan suatu tujuan pendidikan. dengan berbicara tentang cita-cita umat.
Hal
berkaitan
sesuatu
sama bangsa
atau
ini
disebabkan
karena
tujuan
pendidikan
erat
dengan
filsafat
hidup
seseorang,
e e g o Lcmgan orang atau sesuatu
bangsa ,., Oleh
jika kita ingin membahas soal
tujuan 'pendidikan
dengan
halnya
sendirinya
kita
harus
bertitik
filsafat hidup muslim.
46
karena
tolak
i tu
Islam, pada
Allah swt di dalam
Al~qur'an
surut
Azariyah
ayat
56 berfirman
.- .
Artinya
ii';""';'; -:. ....I...=;. i.
(Depag,
'.J.
1989
862) •
Menurut Prof. H. Mahm~d Yunus tujuRn pendidikan Isl~m itu bukan saja untuk pemenuhun kepentingan-kepen- tingan akhirat saja, melainkan juga harus mencakup kepentingan duniawi sekarang ini. Memang tujuan akhir dari hidup seseorang muslim adalah beraillal untuk keselamatan akhirat taFi, tiQak kita melupakan nasib kita di dunia ini, karena bagaimana kita melakukan amalan-amalan akhirat dengan har.ya berpangku tangan saja. Beliau meng amb i I sebagai dalil di antaranya surat Al-qashas ayat 77 firman Allah swt :
Artinya Dau cariLah den8an (keyaa~n) yan§ dioerikan Tuhan kepada enekau kebahaeian kar~pune akhirat,' dan janeen enekau Lupa baiean enekau aL dunia ini, dan ouatLan ~ebaikan sebagaimana Tuhan teLah berouat kebaikan kepada en8kau. dan jan:'j'anLah enekau.m.embuat bencana m:uka bumi, Sestln.eeul"cn.ya Tuhanniu t i ada tner«: i rct ai. or arcg yah.e"
mEm..b-uat b eticaria:
(Z.
Kasi j'an, 1982 : 103).
Tujuan pembinaan agama Islam
47
dibe~ikan
untuk
para
WTS supaya mereka menyadari mereka perbuat 'selama ini
akan dan
kesalahan
mau
meminta
yang
telah
ampun
atas
kesalahannya dan bertaubat kepada Allah Ta'ala. Menurut
'Adawiyah
Rabi'ah
Permohonan ampun kita iLU
rahimahullah
rnemerlukan
berkata
pengulangan-pengu-
langan permohonan yang banyak sekali Fudlail rahimahullah
berkata
Pe~nlohonan
tidak disertai penghentian berbuat taubatanya orang yang
dosa
ampun
sebagai
ada1~h
(Alghazal i,
mendustakan.
yang
1983
211) .
Sedangkan makna pengertian
bahasa
taubat
ialah
yang
seber-arnya
~emba~i .
gyari'at maksudnya ialah
kembali
me~urut
.i s t.Ll a h
Henurut
mengikuti
jalan
berupa
benar dari jalan yang ditempuhnya yang tentunya jalan yang sesat. Dengan
yang
(Alghazali, 1983 : 861).
demikian
adalah merealisasikan
tujuan ubudiyah
akhir kepada
pendidikan Allah
Islam
di
dalam
kehidupan manusia, baik individu, maupun masyarakat.
3. Fungsi peridf d i k an aqama Islam da l am pemhi naan WTS Dapat disaksikan orang beriman
yang
betapa
hidup
besar
menja1ankan
orang yang tidak beragama atau tak aeuh
48
perbedaan
antara
agamnya,
de ng a n
kepada
agamnya.
Pada wajah orang yang beragama (menjalankan
agama
dalain
kehidupannya) terlihat ketentraman batin, sikapnya selalu tenang. Mereka tidak merasa gelisah at au cemas,
kelakuan
dan perbuatannya tidak ada yang akan menyengsarakan
atau
menyusahkan orang. Lai" halnya dengan orang
yang
hidupnya
dari ikatan agama. Mereka biasany~ mudah
terganggu
kegoncan:5an suasana. Perhatiannya tertuju pada
golonganLya ; tingkah laku dan sopan
terlepas oleh
diri
dan
santun dalam hidup,
biasanya diukur atau dikendalikan oleh keseriangan-kesenangan
lahiriyah.
sesuatu
Dalam
berjalan
dengan
keadaan
senang,
lancar
dan
dimana
segal a
menguiltungkaunya,
seorang yang tidak beragama akan terlihat gembira, sen&ng dan bahkan
mungkin
lupa
daratan.
Tetapi
apabila
bahaya yang mengancam : kehidupan susah, banyak yang harus dihadapinya, maka
kepanikan
dan
ada
problema
kebingungan
akan menguasai jiwanya, bahkan lebih jauh lagi mungkinia akan bunuh diri atau ,membunuh orang lain. Apa sebab maka begitu ampuh dan
bear
dalam kehidupan manusia ? Menurut Dr. Zakiah Daradjat fungsi agama itu a. Memberikan bimbingan dalam hidup ,
49
arti
agama
b. Menolong dalam menghadapi kesukaran c. Menentramkan batin. (Dr. Zakiah Daradjat, 1990 : 56).
a. Aganla nlember-ikan b i mbi nqan da l a.n hidup Kepribadian yb.ng mencaku:r:- unsur-unsur
pendidikan
dan
keyakinan
yang
didapat
pengalaman,
sejak
kecil
merupakan pengendalian utama dalam k,"hidupan manUS2-3. k~prib~dian
Apabila sescorang mempunyai
pengalaman
hidup
yang
menentramkan
menghadapi dorongan-dorongan
baik
(biologis) maupun yang bersifat aka~
selalu
kehidupan
wajar.
Dengan
sehari-hari
yang harmonis dan
batin
yang
rohani
dalam
bersifat
fisik
dan
menjalankan
seseorang
maka
sosial,
agama
ia
didalam.
akan
mempunyai
kepribadian yang harmonis. Sesuai dengan pendapat Dr. Zakiah Daradjat yaitu : Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak sehingga merupakan bag ian dari unsur-unsur kepribadiannya, akan cepat bertindak menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan-keingi- nan dan dorongan-dorongan yang timbul. Karena keyakinan terhadap a g ama . yang . menjadi bag i an dari kepribadian itu:~·:/akan mengatur sikap ·dan tingkah laku seseorang secara otomatis dari dalam. (Zakiyah Daradjat ,. 1990.. ~ 56). Aturan-aturan Agama di dalam kitab suci maupun
sunah
Rasul
banyak
manusia dalam"kehidupan dari
memberi hal
50
Al-qur'an
bimbingan
kepada
yangsekecil-kecilnya
hingga hal yang sebesar-besarnya;
baik
urusan
pribadi,
keluarga maupun musyarakat. Sabda Nabi Muhammada saw: .~
:5 e
vai.tu euraio), RcrSUL-Nyd".
l. aa.a
r~amrU.
IdtabuLLah
dan
(Depag RI, 1989 : 81).
Seluin itu Agama
juga
mengatur
hubungan
sesama
manusia dan hubungan manusia kepada Allah swt.
b. Agama adalah penolong dalam kesuk ar-an Orang a o La I u mo r-a s a ka.n
kekecewaan
j ika
mengalami kesukaran. Kesukaran (kekecewaan) panjangun akan m"mbuat seseorang menjadi hidupnya.
IIidup
scialu
tentram, orang sepcrti
i~i
gelisah
dun
h i dupnva
yang
berke-
frustasi
dalam
batinnya
dapat bertindak
tidak
semaunya
dan
merugikan orang luin. Lain halnya dengan orang yang berpegang teguh pada ujaran aguma dan mcnjulankanr.ya dalam
k8hidupan
sehari-
hari, batinnya tidak gelisah. Dr. Zakiah Daradjat menulis dalam peranan Agama dalan: kesehatan mental btrpendapat :
51
Orang. yang
benar-benar
menjalankan
dupannya, apapun kekecewaan yang
agaHla
dalam
menimpanya
memukul jiwanya. 1a tidak akan putus asa,
tidak
tapi
menghadapinya dengan tenang. Dengan cepat ia
itu
kepada Tuhan. dan menerima kekecewaan
kehiak~n
ia
akan
akan
ingat
dengan
sabar
akan
dapat
dan tenang.
Dengan
ketenangan
batin
mengallali~i:l. ~eba0-Sebb-b
oapat
itu
dari
ia
KekecewaanIlya,
dan
pula
menemukan faktor-faktur pensebab kekecewaan itu at au faktor pend0ronya, sehingga ia dap"t menghindari gangguan perasaan atau gangguan jiwa akibatnya kekecewaan itu. 1a tidak akan menjadi putus asa atau pesimis dalam hidupnya. (Zakiah Daradjat, 1990 56).
c , Agar(ta Jileru?H'Lr-amkan bat I n Di zaman globalisasi orang
tua
yang
sibuk
dalam
bekerja
er3.
pembangunan
kadang-kadang
ini
timbul
kecurigaan antara suami/istri, apa benar istri atau suami saya pulang dari pekerja sampai malam hari ?
belum
persoalan anak-anak yang akan menginjak remaja dan diatur karena sehariannya di rumah hanya dengan
lagi susah
pembantu
dan kurang mendapat perhatian .dari orang tua. Tidak ada tempat anak-anak mengadukan segala persoalanya, orang tua
lebih
orang pandai,
mementingkan
tapi
jarang
anaknya
mendidik
orang baik arit sesungguhnya.
52
dididik
menjadi
anak-anak
menjadi
Rumah tangga menjadi tidak tenteram or&ng tua hanya bisa marah-marah
dan
bukannya memberikan jalan keluar
kepada
kadang-kadang
mengusir
anaknya,
persoalan
dihadapi anaknya. Hal-hal seperti ini tidak akan padaq keluarga yang seha~i-hari.
menjalankan
agama
dalam
yang
terjadi kehidupan
Menurut Dr. Zakiah daradjat
"Ragi Jlwa yang sedang gelisah J agama akan memberi
jalan dan siraman penenag hati. Tidak sedikit kita mendengar
o~ang
yang
kebingungan
dalam
hicupnya
selama ia be Lum be r-a gama , tetapi setelah mulai me ngena l dan n.e n j a.Lan kan ag ania , ketenangan Jlwa akan datang. Agama bagi anak muda mempunyai fungsi penenttram dan penenang Jlwa, disamping itu menjadi mengendali moral. Agama sangat perlu dalam kehidupan manusia, baik bagi orang tua maupun anak- anak, agama mengkhususkan bagi anak-anak, agama merupakan bibit terbaik yang diperlukan dalam pembinaan kepribadiannya. Anak yang tidak pernah mendapat didikan agama diwaktu keeilnya, tidak akan merasakan kebutuhan terhadap agama dikala dewasa nanti. Kegelisahan-kegeliahan batin yaug dideritanya akan diatasinya dengan eara-eara dan praktek-praktek yang diajarkan orang yang tidak dihubungkan kepada agama; (Zakiah Daradjat, 1990 : 62). Demikian halnya
dengan
fungsi
agama
agama) yang diberikan pada pembinaan" WTS, dapat
menjalankan
agama
dengan
baik
(pembinaan
supaya dalam
mereka
kehidupan
sehari-hari dan dapatlah menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Iman yaitu : yang menggerakan hati
'athifah, untuk
fikriyah
mengerjakan'
53
dan
iraadah
kebaikan
yang
membcri!;url'
kemaslahatan
Diikrarkan
dengan
individu
bagi
lidah
ditasdigkan
dan
kolektiva.
dengan
hati
dan
d i "ama Ll.a n dengan perbuatan (anggota). Ada p u n yang dikatakan Laqwa ialah pericltha-perintah
sLgala Ute
Ii,j a uh L
~l]_ah
'Azza
larangan-larangan
segal a
melaksanakan
wa
:Talla
dan
baik
~yaJ
(narm~wi0
-,--
-
Cm~rYJ
---
ri'u:::,e~
jar-an P3da Pemb i riaarr Agarn,a Terhadap WTS
Para
WTS
pembelajarRn
~ada
yang
memiliki
Karakterisitik pengalaman, terhadap
sebagai pe~binaan
agama
belajar
dalam
proses
edalah
orang
dewasa
karakterisitik-karakteristik terseb~t
kesiapan
belajar.
pembelejarannya
warga
diantaranya adalah
untuk
Oleh
pun
belajar karena
harus
konsep d i r i ,
dan itu
menggunakan
tertentu.
orientasinya
dalam
proses
prinsip-prinsip
pembelajaran orang dewasa. Beberapa prinsip pembelajaran orang Dewasa menurut Suyatna
Basar
Atmaja
(1985
65-67)
adalah
sebagai
berlkut : a.
Peserta didik hendaknya mengerti dan terhadap tujuan suatu kegiatan pendidikan.
54
menyetujui
b. Peserta didik hendaknya mau untuk belajar. Setiap peserta didik diduga mau untuk belajar d~ngan hadirnya di dalam pertemuar,. Walaupun demikian, fasilisator perlu juga untuk mendorong peserta didik untuk mau belajar sejalan dengan tujuan kegiatan yang akan d i Laku kari . c. Menciptakan situasi belajar yang bersahabat dan tidak formal. Adanya suatu interaksi diantara peserta didik merupakan hal yang sangat penting yang harus diciplakan oleh fasilisator agar terciptanya Sllatu saling pengertian, saling meneriwa, sal~ng horrnat menghormati diantara pescrta di~ik. Fasilisator hendaknya mefubantu para pesert~ didik untuk sali.ng k~nal Dlengenal s~rLa ffierl~o~a ~cLggnli D~~~t. dan pengalaman dari setiap
peserta didik. d. Pe nu taan ruang he nd a kny a mc rrye n arrg k a.n para p e s e r t.a e. Peserta did5.k hendakLya berperan sert& mempunyai tanggung jawab terhadap jalannya proses belajar. Belajar itu hendaknya disesuaikan dengan tingkat f. pengalaman peserta didik, agar hal itu dapat dimengerti dan berguna. Seorang dewasa biasanya belajar dengan menghubungkan pengalaman yang telah lal[[ dihubungkan dengan hal yang beluJ[ diketaerui dan yang telah dketehuinya. g. Fasilitator hendaknya mengenal benar akan materi pelajarancya. Fasilitator hendaknya mengenal dan memiliki pengetahuan yang luas terhadap bidang yang diajarkannya. Perhatikanlah kesungguhan dan ketekunan dalam h. membelajarkan. gelora semangat dalam membelajarkan akan menularkan kesungguhan bagi peserta didik. Semangat atau antusiasme merupakan suatu motivasi yar6 paling baik untuk belajar. i. Peserta didik hendaknya dapat bela;_r sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya Setiap orang akan berbeda dalam hal pengala~~n, pendidikan, pembawaan minat dan kemampuannya. j. Peserta d~dik hendaknya sadar akan kemajuan dirinya dan memiliki rasa kepuasan. Setiap peserta didik yang memasuki suatu program kegiatan pendidikan tertentu mempunyai suatu tujuan tertentu. Apabila minat belajarnya itu untuk memelihara hal yang telah ia miliki, maka perlulah memiliki perasaan lebih maju dalam mencapai tujuan itu.
55
k. Gunakan metoda belajar yang bervariasi. Di dalam suatu situasi belajar tertentu, sebenarnya seorang fasilitator dapat mempergunakan suatu ,metoda belajar tertentu yang tepat untuk digunakan. Seorang fasilitator yang baik, tentu saja sccara terampil dapat menggunakan alat bantu belajar sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan yang dikehendaki oleh para peserta didik. 1. Fu s i Li.t.at.o r hendaknya merasa turut t.umbuh dalam .proses belajar membelajarkan. Hal ini sangat penting untuk dipertimbangkan oleh setiap pendidik karena sikap pendidik dengan pengalaman mengajarkan itu hendaknya memberikan suatu kescmpatan untuk adanya
perkembangan
dirinya dalam proses belajar. Pendidik yang mengikatkan dirinya bers~ma peserta didik akan Iebih banyak menstimulasi poserta didik jika dibandingkan dengan pendidik yang hanya sekedar menyampaikan apaapa yang ingin dia sampaikan kepada peserta didik, ini merupakan suatu kekuatan yang menentukan juga dalam mencipatakan situasi belajar pada kelompok dan sikap dari peserta didik. m, Pendidik hendaknya memiliki rencana. yang fleksibel d.s.lam proses
belajar
membe~ajarkan.
Hal
ini
dapat
membantu pendidik dan peserta didik terhadap hendak kemana dan apa yang hendak dikerjakan secara jelas. Dari kutipan diatas
ada
beberapa
komponen
yang
harus benar-henar diperhatikan dalam proses pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang masalah
dalam
penulis
akan
diharapkan.
penelitian lebih
yang
NaJIDun
penulis
menekankan
pada
sebagai berikut : peserta didik (warga
sesuai
lakukan,
56
dengan
maka
komponen-komponen belajar),
belajar, metoda dan alat belajar, materi pelajaran tempat belajar.
dapat
sumber
serta
a. Pes ert a didik Cwarqa bel a jar) Warga belajar dalam
hal
merupakan pihak penerima pesan dari
sumber
s~perti
belajar.
atau WTS
adalahj
para
WTS,
informasi-informasi
sebagai
orang
dewasa
telah dikemukakan di atas, memiliki karakteristik
karakteristik olch
Para
ini
su~ber
t~rtentu
yang
~arus
itu
bai~
terutama
diperhatikan,
belaJar.
Oleh
karena
materi
maupun
metoda
belajarnya harus benar-benar dapat membantu warga belajar dalam kegiatan belajarnya dan
dapat
memenuhi
kebutuhan
belajarnya. Adapun Zainudin Arif
karakteristik
orang
yaitu
empat,
ada
dewasa dan
itu
menu~ut
dapat
penulis
uraikan sebagai berikut 1) Konsep Diri Orang dewasa pada umumnya memiliki konsep diri artinya orang dewasa memandang dirinya sudah mampu sepenuhnya dalam mengatur dirinya sendiri, mempu n ya i harga diri, status, pandang~n hidup. Oleh karena itu orang dewasa memerlukan perlakukan yang sifatnya menghargai, pengakuan dan pelibatan dirinya terhadap sesuatu yang berkaitan dengan dirinya. Orang dewasa akan menolak situasi belajar, proses belajar atau tujuan belajar yang bertentangan dengan konsep dirinya, tetapi sebaliknya dia akan berperan serta sepenuhnya jika tidak bertentangan dengan konsep dirinya, tetapi sebaliknya dia akan berperan serta sepenuhnya jika tidak bertentangan dengan konsep dirinya.
57
Dari karakterisitik ini memberikan implikasi bahwa dalam proses pembelajaran pada p emb i na aagama terhadap WTS, perlu dici~takan situasi atau iklim belajar yang sesuai dengan keadaan para WTS, perlu diciptakan situasi atau iklim helajar yang sesuai dengan keadaan para WTS sebagai warga belajar. Mereka diikut sertakan dalam mendiagnosis kebutuhan belajarnya, sehingga mereka merasakan apa yang dipelajarinya merupakan ke bu t.uh enny a , Disamping i tu perlu diciptakan kerjasama yang saling mengharigai diaIltara warga belajar dengan sumber bel.ajar. 2) Pengalaman Orang dewasa sudah memiliki dalam hidupnya,
pengalamaJl-pengalarnan
dan pengalaman itu tiap crans berbeda.
Semakin lama ia hidup semakin ban yak d
i po r-o
L e
h
dan semakin herbeda pc
n g
pCl1galaman oI amr.nn y itu a
yarlg d
o
r . g
a r ,
orang lain. Oleh karena itu para suclah
kaya
akan
WTS
pengalarnan,
s e b a g ai maka
pembelajarannya harus
ditekankan
belajar yang sifatnya
menyadap
pacta
wa r-g a dalam
be l a j a r pr:)ses
meto~a-metoda
pengalaman-pengalaman
mereka, seperti curah pendapat, diskusi ke10mpok, simulasi dan lain-lain. Jadi jangan me1l',kankan pada penggunaan metoda belajar yang sifatnya satu arah, sehingga warga belajar merasa tidak diikut sertakan dalam proses belajar. Dan untuk pengenalan konsep-konsep baru kepada mereka harus dijel<::skan dan dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman dalam hidupnya. 3) Kesiapan Belajar
Orang dewasa memiliki kesiapan belajar. Hal ini disebabkan karena orang dewasa suah memiliki perasaan sosial, misalnya sebagai pekerja, orang tua, anggota organisasi dan ·sebagainya.
Implikasinya dalam proses pembelajaran pada pembinaan agama terhadap WTS, adalah karena mereka sudah memiliki kesiapan belajar, maka materi pelajaran disusun berdasarkan kebutuhan belajar warga belajar, bukan berdasarkan kebutuhan sumber belajar atau lembaga dimana sumber belajar itu bekerja. 4) Orientasi Terhadap Belajar Orang dewasa orientasi belajarnya cendcrung
58
untuk
secepatnya mes.g ap Li ka s i k.e.n apa yang rnereka pelajari. Oleh karena itu sumber belajar harus dapat membantu meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masaIahmasalah yang dihadapi warga belajar. (Zainudin Arif,
1986
2). Tmplikasinya
pada
proses
pembinaan agama terhadap
pembelajaran bahwa
WTS,
dalam
sumber
berperan sebagai pembantu atau pembimbing
bclajar
bagi
warga
belajar. Olch karena itu proses pembelajarannya
bukan sumber
berorientasi kepada mata pelajaran akan tctapi
belajar harus dapat
membantu
meningkatkan
warga belajar dalam memecahkan dihadapi
dalam
hidupnya,
masaiah-masalah
sehingga apa
belajar dapat menerapkan
kemampuan
yang
n&ntinya
yangg warga
disampaikan
oleh
sumber belajar. D.
Sumber Belajar Sumber
belajar
hendaknya
memiliki
kemampuan,
kejujuran, ketekunan dan kesungguhan yang cukup
ttinggi,
karena itu senua merupakan faktor yang ikut mendukung dan menentukan
keberhasilan
proses
pembelajaran
yang
dilakukan. Sumber belajar sebagai pe mbc La j a r-an
seperti yang
harus tercantum
komunikator
memiliki dalam
59
dalam
proses
kemampuan-kemampuan Vademecum
13imas
yang
dikutip oleh Rina Rahayunawati yaitu : 1) Pengertian dan penguasaan terhadap materi yang menjadi" isi pesan (massage). 2) Kemampuan untuk menguasai berbagai metoda/seni perumusan dan penyampaan pesan. 3) Kemampuannya untuk membina suana bersahabat dan kerja ~esan.
sarna dengan penerimaan
4)
Kepribadian dan suasana Rahayunawati, 1989 36). Dengan
demikian
sumber
seperti
berbagai kemampuan
alam
perasaannya.
belajar
harus
pertlffiUsan
dalam
(Rina
memiliki pesan
penguasaan pesan tersebut, pemilihan metoda belajar
dan
yang
tepat, kecakapao)
kepribadian yang balk serta kewibawaan.
Agar pesan
disampaikan
yang
belajar. Disamping itu sumber
dapat
diterimaoleh
belajar
harus
memberikan
kemudahan dalam membimbing dan mengarahkan warga dalam situasi
proses
pembelajaran,
belajar
yang
dengan
tepat
jalan
sehingga
warga
belajar
menciptakan belajar
warga
memperhatikan hasil belajar yang diharapkan. Dalam hal
pembinaan
Agama
bagi
para
berperan menjadi sumber belajar adalah dari yang menyampaikan da'wah berasal dari berarti
ajakan,
seruan,
definisi ilmu da'wah
secara
bahasa
panggilan, umum
WTS
yaitu
yang orang
Arab
yang
undangan.
Jadi
suatu
ilmu
ialah
pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntutan, bagaimana menarik perhatian
manusia
untuk
60
menganut,
menyetujui .,
meiaksanakan suatu
idealagi,
pE,adapa t
pekerjaan
J
yang
tertentu. Definisida'wah menurut Islam cara bijaksana kepada
jalan
Hengajak yang
benar
manusia
dengan
sesuai
dengan
perintab TUhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka d i, du n La dan di a kh i r-a t ,
,i
(Taba Yah y» Omar ,
M.A,
1983
\
, •
Dengan demikian sumber da' wa h )
haruslah
tahu
cara-cara
menyampaikan pesan (tuntuLan). surat An-Nahl ayat
belajar
(yang
yang
Sesuai
memberikan
terbaik dengan
dalam
Al-qur'an
125 sebagaai berikut
Artinya h './xr?u2h ·t b i jaks-a;1.a) dati. '::J..'en~·an. a ja~rCr.n" -ro jCr.l"'c:.n. ~\."Q?L.~.::': oent-<:-. Dan berdisR'<-.Ls·i LeI,- den~"a.n {n.er"eka merUJrut c ai-a YCi.'(~,~' seoa i k,-t,>Ct. t F:fi-ya. SE5 unee'uhnya Tuharanx: l ebi i: ({..ei\~·et(J.h:l.J.i. or"an.6'-Q['ane >an..~' eeeat: dari. jaLG."fi"-NYQ~ dar. fhen,getah-ui O".l.·'G..he-O:;:.::;:n.!· yan8 eeeo t: dari. jo.t.ar... Nya~ dan. letih rr~n[eta~ui siapa or~n.e-oran.e ya~6
Untuk bijaksana
menyampaikan
Da'i
haruslah
ttuntutan
dengan
mempunyai
cara
cjri-ciri
karakteristik, yang sesuai dengan ajaran Islam, agar yang disampaikan
tidak
menyimpang
61
dari
Al-qur'an
yang
atau apa dan
Sunnah Rasul. Adapun
karakterisitik
Da'i
(yang
Da'wah) menu rut Prof. Toha Yahya Oma, M.A.
menyampaikan :
a. Eerlaku 30pan
b. Jujur (Toha Yahya Omar. M.A, 1983
22)
a. Berlaku sopan Dalam menyampaikan tuntunan seorung da'i harus menggetahui adat kebiasaan dimana tempat la memberikan Da'wah. Karena ada kebiasaan satu kelompok orang-orangg yang tidaK sesuai dengan kelompok yang lainnya, atau ada kata di satu daerah yang tidak .boleh (tabu) di daerah yang laihnya. Maka Da'i haruslah menghargai kesopanan yang dipegang oleh kelompok itu, supaya dengan n:enghargai o r-ang-vo r ang dimana Da' i :;. tu nemberikan Da'wahnya dapat dengan mudah menerima tuntunan yang diberikan karena me r-e ka d i ha.r g a i . Demikian juga dengan pakaian yang dlkenakan harus tidak menjadi omong dalam kelompok itu, misalnya saja memakai pakaian yang tidak senonoh. Ushakan memakai pakaian yang rapi. Car a berbicara hendaknya dengan kata-kata yang sopan. b.
.Iu ju r
Sewaktu menyampaikan da'wah seorang Da'i haruslah benar-benar menguasai bahan yRng disampaikannya sehingga si penerima pesan (yang dituntun) tidak merasa bosan dan jika dalam pesan atau tuntunan tersebut, ada dalil-dalil maka itu harus sesuai dengan benar sertadapat dibuktikan kalau penerima pesan-melihat dalam Al-qur'an maupun hadis. Hendaklah menjauhi sifat-sifat orang perti dalam hadis Bukhari dan Muslim yaitu :
62
munafik
se-
Artinya :
S.:;:.LG..LU
}~l-i.i(JJ'-c:..:".
(Toha Yahya
Omar,
1983
M.A,
23) •
Sewaktu memberikan pelajaran (pembinaan), (Da' i)
hendaknya
menyinggung
tidak
perasaan
mengeluarkan
para
pembina
kata-kata
WTS,
mereka
yang mau
mengikuti pembinaan. Jika perlu Suasana dalam pembinaan para
WTS
tertawa atau dicampuri
dengan
kata-kata
humor
fakt~r
yang tidak
kalah
ag&r
t~dak
sedikit
itu
sambil
membosankan.
c. Metoda Metoda belajar merupakan petingnya
dari
faktor
faktor
lain,
karena
dapat
menentukan diterima tidaknya pesan yang disampaikan
oleh
w3rga belajar dalam proses pembelanjaan. Metoda yang tepat dalam suatu proses pembelanjaan orang
dewasa
memberikan
adalah
metoda
kesempatan
mengungkapkan
belajar
kepada
persoalan,
warga
pengalaman
yang dimi1ikinya. Seperti menurut metoda belajar orang dewasa
antara
63
yang
sanggup
belajar serta
BPKB lain
untuk
pengetahuan
Jayagiri, memiliki
bahwa ciri
sebagai berikut : 1) Banyak mengungkap pengalaman dari peserta. 2) Terdapat situasi saling membelajarkan antar para peserta. 3) Fasilitator I sumber belajar hanya sebagai pembimbing atau pengarah saja bukan sebagai guru yang serba mengetahui. 4) Banyak melibatkan peserta dalam proses belajar, dengan kat a lain peserta aktif, bukan fasilitator I sumber belajar. 5) Peserta bukan sebagai obyek belajar; melainkan 1988 sebagai subyek belajar. (BPKB Jayagiri) 22) . Dengan
demikian
metoda
bel~jar
merupakan
penting dalam proses belajar. Lebih lanjut BPKB 1988
23
)
Mengemukakan
hal
hal
un5ur
Jayagiri
yang
diperhatikan dan dipertimbangkan dalam penggunaan
perlu metoda
belajar, yaitu 1) Tujuan belajar, yang mencakup tiga ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Untuk memilih suatu metoda belajar yang akan digunakan dalam proses membelajarakan orang dewasa, kita harus memperhatikan tujuan belajar ini sehingga kalau tujuan belajarnya mencakup ketiga ranah seperti di atas, metoda .belajar apa yang terdapat untuk proses belajar tersebut. 2) Kelompok sasaran dalam proses belajar kita harus mengingat sipa yang menjadi sasaran dalam proses belajar tersebut. Pertimbangkan kelompok sasaran ini penting, karena tiap kelompok sasaran akan berbeda beda daya tangkapnya. Kelompok sasaran yang terdiri dari anak anak berbeda dengan kelompok sasaran yang terdiri dari orang dewasa. Orang dewasa tidak dapat diperlakaukan seperti anak anak. Hal ini disebabkan daya ingat.orang dewasa sudah tidak setajam masa kanak kanak. Belajar bagi orang dewasa bersifat 64
95 0884 3) 4)
5)
penghayatan dan pengungkapan pengalaman. lsi atau materi pelajaran, perlu dipertimbangkan pula dalam memilih metoda belajar. Waktu, Yang dimaksud dengan waktu di sini adalah alokasi jam belajar atau lama belajar yang tersedia dan dapat juga berkenaan dengan cuaca atau iklim pad a waktu pelaksanaannya. Misalnya, siang hari, malam hari dan sebagainya. Apabila wa~tu yang tersedia hanya satu jam pelajaran, kelompok sasaran orang dewasa, materi l:v,lajarnya keterampilan, maka metoda apa ,ang harus ~igunakan agar tujuan belaja> tercapai. Kemampuan fasilitatcr Juga perlu dipertimbangkan dalam memilih m~_oda belajar, karena keberhas1lan pruse belajar akan ditentukan oleh penguasaan fasl:itator terhdda~ metoda belajar yang akan digunakan. Fasilitas dalam proses belajar, antara lain ruangan untuk belajar, alat-alat belajar, bahan belajar dan sebagainya. (3PKB Jayagiri, 1988 r
6)
23) •
Begitu
~enting
metcda
b81ajar
karena
tersebut,
dan
dapat
mempengaruhi aspek-aspek lain yang terlibat dalam
proses
sangat
berkaitan
dengan
pembelaJaran. Adapun sumber
belajar
sebagaimana
~etoda
dalam
telah
aspek-aspek
lain
yang dapat dipergunakan
pembinaan
dilakukan
di
agama lokasi
terhadap WTS
oleh WTS,
Saritem,
d Larrt ar-anya
a. Ceramah yaitu
pembina
menerangkan
pelajaran
dan
warga binaan mendengarkan. b. Diskusi kelompok : pembina
memberikan
beberapa
tanyaan kepada warga binaan yang
65
per-
dibagi menjadi beberapa kelompok, salah seorang dari
kelompok
dan
menjawab
pertanyaan tersebut. c. tanya jawab
pembina bertanya
kepada
binaan,
warga
salah
seorang
ditanya
yang
harus
rnenjawabpya.
d. baca
t~lis
pE~biaa
menuliskan 1 -
2
ayat
dipapan tulis, warga binaan tersebut di buku memeriksa
Al-gur'an
mc~ulis
masing-masing.
tulisan
warga
Pembina
binaan
meminta seorang-seorang untuk
ayat
dan
membacakan
ayat yang ditulis masing-masing. Dengan keempat metoda diatas bagi WTS merupakan
hal
yang
sangat
pembinaan
membantu
dalam
para proses
belajar dan yang kelihatan nyata hasilnya, terutama dalam menulis dan membaca Al-qur'an. Yang
tidak
bisa
menjadi
bisa dan yang bisa menjadi lebih lancar lagi.
d. Pesan atau Materi Pelajaran Materi pelajaran oleh sumber belajar
adalah
kepada
pesan
warga
yang
belajar
disampaikan pada
proses
pembelajaran sedang berlangsung. Materi.pelajaran atau pesan yang disampaikan dalam
66
proses
belajar
orangg
dewasa
harus
sesuai
d""ngan
kebutuhan warga belajar, bukan hanya atas dasar kebutuhan sumber belajar atau lembaga
tempat
-sumbc r
bekerj". Karena walaupun sumber balajar puan yang baik,
namun
proses
belajar
memiliki
pembelajaran
kemam-
tidak
berhasil bila pesan yang disampaikan tidak sesuai kehutuh~n
yaitu
belajar mengajar, yang terjadi
Jenola~an
akan
atau
dengan
sebaiknya
pesan
yang disampaikan oleh sumher belajar sebagai meneapai
akan
dari warga belajar.
Oleh karena itu agar materi
dapat
i tu
hasil
atau
efek
sesuai
diharapkan, make. harus meI:lperhatikan hal
(massae)
komunikator deengan hal
yang
dibawah·
ini
1) Pesan harus diraneang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud. 2) Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan saran, sehingga sama-sama dapat djmengerti. 3) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak Sasaran dan menyarankan beberapa eara untuk memperoleh kebutuhannya itu. 4) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk bagi' memperoleh kebutuhan tadi, yang layak situasi kelompok dimana sasaran berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dihendaki. (Onong Uehjana : 1981 : 53). Berdasarkan supaya pemberi pesan
pendapat (Da'i)
diatas
dapat
menyampaikan
67
disimpulkan pesan
kepada
para WTS tidak memakai kata-kata yang
sulit
dimengerti,
baik dalam bahasanya maupun contoh-contoh yang diberikan. Karena mayoritas WTS berpendidikan
setaraf
SD
(Sekolah
De.s a r ) •
Jadi mungkin pesan
pembina
(Da'i)
yang
akan
harus
menyusun
disampaikan
seefekttif
kepada
para
WTS
sesuai dengan bata£ pendidikan para WTS tersebut.
Tempat
belajar
kegiatan belajar, dan belajar
tersebut.
merupakan dapat
faktor
penting
mempenggaruhi
Sebagaimana
dikemukakan
dalam
keberhasilan oleh
Nana
Syaodih Sukmadinata dan Moch. Surya adalah ; Situasi belajar seperti keadaan lingkungan tempat belajar, alat-alat yang diperggunakan, situasi sosial, waktu belajar dan sebagainya, merupakan kondisi-kondisi dalam masalah transfer dalam belajar. Proses belajar yang berlangsung dalam situasi lingkungan yang favourable, misalnya ruangan yang baik, ventilasi yang cukup, penerangan yang baik, vaktu yang tepatdan sebagainya. Lebih memungkinkan terjadinya transfer yang lebih besar, bila dibandingkan dengan proses belajar yang dilakukan dalam lingkungan yang sebaliknya. (Sukmadinata, et"al. 1975 ; 98). Lebih lanjut BPKB Jayagiri
(1981
8)
mengemu-
kakan "Jika ruangan terlalu sempit, tempat duduk terlalu keras, ruangan
terlalu
riuh,
maka
orang
68
itu
tidak
akan
memberikan tersebut".
perhatian
sepenuhnya
terhadap
(BPKB Jayagiri, 1981 : 8).
Dari dimar.a proses
kedua
pernyataan
pembe1ajaran
di
atas,
berlangsung
persyaratan-2~rsyaratan tertentu
je1as harus
?enCraLgan
yang
cukup,
tempat memenuhi
antara lain ruangan yang
cukup 1uasnya, tempat duduk yang menyenangkan, secta
kegiatan
di
samping
venti1asi itu
:ingkungan sosia1 yang mendukung. Dengan demikian belajar
yang
akan
meemadai
menunjang
juga tempat
terhadap
keberhasi1an proses belajar. Ruangan yang dipakai untuk pembinaan para WTS yang berada di RW. 07 dan RW.
09
adalah
ruanga
serba
guna
berada di RW. 07. WTS dari kedua RW ini bergabung menjadi satu untuk menampung 200 orang seka1igus
maka
pembinaan
dibagi menjadi ·dua. Dalam ruagna ad'll bangku untuk
duduk
dan meja untuk menulis dan papan tulis, dan juga meja dan kursi untuk pembina. Ruanggan serba guna ini dipakai juga untuk kegiatan-kegiatan RW. 07.
69